SlideShare a Scribd company logo
Penyakit Non Infeksius 1:
Defisiensi Hara
Sat Rahayuwati
• Penyakit non infeksius adalah penyakit yang tidak
disebabkan oleh agen penyakit seperti cendawan,
bakteri, virus, protozoa, nematoda dll
• Penyakit non infeksius disebabkan oleh
1. Defisiensi hara (nutritional disorders)
2. Cekaman pindah tanam (transplanting shock)
3. Kelainan genetik
4. Kekeringan dan kebakaran
Unsur yang diperlukan tanaman untuk tumbuh normal
Sumber soils.wisc.edu
• Hara Makro: unsur
hara yang
diperlukan
tanaman dalam
jumlah banyak
• Hara Mikro: unsur
hara yang
diperlukan
tanaman dalam
jumlah sedikit
• Tidak berarti hara
makro lebih
penting dan
sebaliknya
1. Defisiensi N (Yellow frond)
Gejala
1. Terjadi pada tanaman di pembibitan, TBM, TM1
2. Warna daun hijau pucat kemudian kekuningan dan
jaringan daun yang sangat kekurangan N menjadi nekrosis
3. Pelepah daun sangat kurang N menghasilkan anak daun
warna kuning
4. Tulang anak daun dan helaian anak daun mengecil serta
tergulung ke dalam
5. Gejala menguning terlihat mulai pada daun tua
6. Pembentukan daun terhambat sehingga memperlambat
indeks luas daun optimum
Gejala Defisiensi Hara N
Gejala defisiensi N ringan Gejala defisiensi N sedang
Gejala defisiensi N beratFoto PPKS 1997
Gejala kekurangan unsur NFoto PPKS 1997
Penyebab Defisiensi N
1. Tanaman mendapat kompetisi dengan gulma alang-alang
(Imperata cylindrica) dan gulma Mikania micrantha
2. Tanah dengan drainase jelek dan akar tergenang
3. Hara N tersedia dalam tanah sangat rendah
4. Lapisan tanah dangkal, berbukit dan tumbuh pada tanah
yang berbatu-batu
5. Pemupukan N tidak mencukupi
Pencegahan
1. Pemindahan hati-hati tanaman dari pembibitan ke
lapangan.
2. Dilakukan pemupukan N sehingga kadar N di daun 2,5-
2,8%
3. Perbaikan sistem drainase tanah jenuh air
Tindakan Agar Tanaman Tidak Defisiensi N
1. Tanaman baru pindah di lapangan menunjukkan sedikit
gejala defisiensi N tetapi tidak memerlukan perlakuan
khusus
2. Tanaman 2-3 tahun dipupuk dosis ½ -1 ½ kg urea/p/t
3. Tanaman 5-10 tahun dipupuk 2-3 kg urea/p/t
4. Dosis pupuk harus disesuaikan dengan hasil analisis daun
dan hasil inspeksi tajuk tanaman
5. Kelebihan N memungkinkan gejala white stripe dan
defisiensi B
6. Ledakan ulat pemakan daun diduga berkaitan dengan
pemupukan N berlebihan
7. Pemupukan urea cenderung hilang karena volatilisasi,
karena itu penaburan urea pada saat tanah kering tidak
dianjurkan
2. Yellow Palm (Drainase jelek)
Gejala
Berbeda dengan gejala defisiensi N yg biasanya terjadi pada
pelepah daun tua, daun tanaman yang menguning karena
drinase jelek terjadi pada semua pelepah daun.
Lokasi Kejadian
1. Gejala ini dapat terjadi secara berkelompok di suatu
blok tanaman pada tanah mineral
2. Tanah gambut jika muka air tanah dibiarkan terlalu
dekat dengan permukaan tanah
3. Tanah sulfat masam yang muka air tanah dibiarkan
turun. Mineral jerosit mengalamai oksidasi sehingga pH
tanah menjadi sangat rendah
Yellow palm
• Gangguan sistem drainase dapat menyebabkan pelepasan
N dari pupuk dan bahan organik terhambat.
• Kondisi drainase jelek juga menyebabkan kehilangan N
oleh proses denitrifikasi.
• Kondisi anaerobik di sekitar tanaman dapat menurunkan
efisiensi penyerapan hara oleh akar
Foto PPKS 1997
Pencegahan
1. Sistem drainase yang memadai harus dibangun sebelum
penanaman
2. Selanjutnya dilakukan pengaturan sistem manajemen air
yang baik
3. Parit drinase secara rutin dipelihara terutama dalam
keadaan banjir
4. Air dalam parit drainase harus mengalir bebas mulai dari
parit kebun ke parit pengumpul, parit utama, kanal dan
sungai.
5. Alat berat yang digunakan dalam operasi di lapangan
harus dilengkapi dengan ban apung (floation tyres) untuk
mencegah pemadatann atanah
Usaha Menanggulangi Yellow Palm
1. Mineralisasi N cukup nyata akan terjadi setelah dilakukan
perbaikan sistem drainase tanah
2. Tidak perlu dilakukan perbaikan dengan pemupukan N
3. Tanah-tanah yang padat dapat direhabilitasi dengan cara
memecah lapisan padat dengan traktor pemecah tanah
bawah (a tractor drawn sub-soiler)
3. Kekurangan Unsur P
Gejala defisiensi P pada kelapa sawit sebenarnya tidak mudah
terlihat. Acuan untuk mengenali kekurangan unsur P dengan
melihat kondisi kelapa sawit, kacangan dan gulma di
sekitarnya yaitu:
1. Jika di lapangan ditemukan batang tanaman berbentuk
piramid, kerdil, dan pelepah yang pendek.
2. Kacangan penutup tanah Pueraria phaseoloides
mempunyai daun kecil
3. Melastoma malabathricum dan imperata cylindrica
dengan daun warna keungu-unguan
Foto Thomas Fairhust
Batang bentuk piramida, tanaman kerdil
dan pelepah pendek
Alang-alang daun
warna keunguan
Daun
kacangan kecil-
kecil
Defisiensi P terjadi karena:
1. Kadar P tersedia di dalam tanah sangat rendah < (15 mg
P/kg)
2. Kelapa sawit ditanam di lahan yang sudah tererosi
terutama di puncak-puncak bukit
3. Dosis P yang diberikan tidak mencukupi untuk menunjang
produktivitas tanaman yang tinggi
Pencegahan
1. Analisa daun rutin di lab uk mengetahui kadar P (rendah <
0,15%) dan ketidak seimbangan N dan P (> 20:1)
2. Pembuatan tunggul-tunggul erosi akan mengurangi
kehilangan pupuk P yang ditabur di atas tanah
3. Jika P diberikan dengan jumlah cukup maka
perkembangan akar akan meningkat dan memperbaiki
serapan N, Mg, dan K
Perlakuan
1. Tanah-tanah yang bereaksi masam, pupuk fostat alam
dengan dosis umum dapat digunakan untuk keperluan
tanaman
2. Jka dijumpai gejala defisiensi pada tanaman penutup
tanah, gulma lain maka diperlukan pemupukan P pada
kelapa sawit dengan dosis lebih tinggi lagi yakni 1-2 kg
TSP/SP
4. Defisiensi K (confluent orange spotting COS)
Gejala
1. Bercak-bercak warna oranye mengkilat dapat meneruskan
cahaya
2. Bercak berukuran kecil, dimulai dari bentuk segi. Mula-
mula bercak warna hijau pucat di helaian daun kemudian
berkembang menjadi warna oranye cerah.
3. Bercak kadang berkembang menjadi nekrosis akibat invasi
patogen
4. COS dapat dibedakan dari bercak warna oranye sifat
genetis tanaman dan bercak karena algae dengan
pemeriksaan daun menggunakan cahaya matahari kuat.
Bercak akibat COS dapat meneruskan cahaya
Foto Thomas Fairhusrt
Defisiensi K, bercak daun oranye dapat meneruskan cahaya
Defisiensi K terjadi karena
1. Kadar K tertukarkan (exchangeable) di dalam tanah sangat
rendah (<0,15 cmol/kg)
2. Kelapa sawit ditanam pada lahan gambut, tanah berpasir
dengan bahan induk granit dan pada tanah dengan nilai
KTK (nilai tukar kation) rendah
3. Pemupukan K tidak mencukupi untuk menunjang
produktivitas tanaman yang tinggi
Pencegahan
 Respon tanaman sawit terhadap pemupukan K sangat
nyata.
 Cara mendeteksi kurang hara K dengan analisis daun
 COS dapat timbul jika K daun < 1,0% atau pada serangan
berat K daun hanya < 0,75%
Perlakuan
1. Kelapa sawit menderita berat COS memerlukan
pemupukan koreksi sebanyak 3-4 kg KCl/pohon/th
2. Enam bulan setelah pemupukan KCl harus dilakukan
analisa daun dan inspeksi tajuk tanaman untuk
mengetajui apakah gejala defisiensi K sudah hilang
3. Jika pupuk K cukup diberikan, maka gejala defisiensi
daun yang baru berkembang tidak akan dijumpai sejak
aplikasi pupuk K diberikan
4. Aplikasi dosis lebih tinggi diperlukan pada tanah gambut
dan areal tanam ulang yang sebelumnya dipupuk K
dengan dosis rendah
Defisiensi K parah berkembang menjadi Mid Crown
Yellowing (MCY)
 Tanaman menderita MCY memerlukann koreksi 3-4 kg
KCl/pohon/tahun. Diikuti inspeksi tajuk dan analisa daun
enam bulan sesudah aplikasi pemupukan
MCY
COS
Foto PPKS 1997
Daftar Pustaka
Fairhurst TH. 1997. Gejala Defisiensi Hara dan Kelainan pada
Tanaman Kelapa Sawit, alih bahasa Taryo Adiwiganda. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit: Medan
Fairhurst TH. 2002. Nutrient Management. International
Plant Nutrition Institut (IPNI): Gerogia USA.
www.ipni.net/ppiweb/gseasia.nsf/
Purba RY. 2009. Penyakit-Penyakit Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit:
Medan.
Uexkuell HR. Fairhurst TH. 1999. Some Nutritional Disorders
in Oil Palm. Better Crops International Vol 13 No 1.

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camfahmiganteng
 
05 hubungan air, tanah dan tanaman
05   hubungan air, tanah dan tanaman05   hubungan air, tanah dan tanaman
05 hubungan air, tanah dan tanaman
Kharistya Amaru
 
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Ankardiansyah Pandu Pradana
 
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiLaporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiPutrimian Hairani
 
Unsur hara mikro
Unsur hara mikroUnsur hara mikro
Unsur hara mikro
Sarthyna Lukman
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
dyahpuspita73
 
Kuliah 11 pengelolaan hara terpadu &amp; kesub tnah
Kuliah 11   pengelolaan hara terpadu &amp; kesub tnahKuliah 11   pengelolaan hara terpadu &amp; kesub tnah
Kuliah 11 pengelolaan hara terpadu &amp; kesub tnah
Nurul Sholehuddin
 
Unsur hara makro
Unsur hara makroUnsur hara makro
Unsur hara makroEva Nugraha
 
7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanamanselona
 
Laporan pengenalan penyakit
Laporan pengenalan penyakitLaporan pengenalan penyakit
Laporan pengenalan penyakit
Tidar University
 
Laporan kompos
Laporan komposLaporan kompos
Laporan kompos
Laode Syawal Fapet
 
Hama teh
Hama tehHama teh
Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomat
Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomatGejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomat
Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomat
University of Lampung
 
Hubungan Cahaya dan Tanaman
Hubungan Cahaya dan TanamanHubungan Cahaya dan Tanaman
Hubungan Cahaya dan Tanaman
Yusuf Ahmad
 
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Ankardiansyah Pandu Pradana
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Arif nor fauzi
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanfahmiganteng
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
Tidar University
 
Perbanyakan tanaman
Perbanyakan  tanamanPerbanyakan  tanaman
Perbanyakan tanaman
Ali Babang
 

What's hot (20)

Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
 
05 hubungan air, tanah dan tanaman
05   hubungan air, tanah dan tanaman05   hubungan air, tanah dan tanaman
05 hubungan air, tanah dan tanaman
 
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
 
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiLaporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
 
Unsur hara mikro
Unsur hara mikroUnsur hara mikro
Unsur hara mikro
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
Kuliah 11 pengelolaan hara terpadu &amp; kesub tnah
Kuliah 11   pengelolaan hara terpadu &amp; kesub tnahKuliah 11   pengelolaan hara terpadu &amp; kesub tnah
Kuliah 11 pengelolaan hara terpadu &amp; kesub tnah
 
Unsur hara makro
Unsur hara makroUnsur hara makro
Unsur hara makro
 
7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman
 
Laporan pengenalan penyakit
Laporan pengenalan penyakitLaporan pengenalan penyakit
Laporan pengenalan penyakit
 
Laporan kompos
Laporan komposLaporan kompos
Laporan kompos
 
Kultur teknis
Kultur teknisKultur teknis
Kultur teknis
 
Hama teh
Hama tehHama teh
Hama teh
 
Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomat
Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomatGejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomat
Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomat
 
Hubungan Cahaya dan Tanaman
Hubungan Cahaya dan TanamanHubungan Cahaya dan Tanaman
Hubungan Cahaya dan Tanaman
 
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
 
Perbanyakan tanaman
Perbanyakan  tanamanPerbanyakan  tanaman
Perbanyakan tanaman
 

Viewers also liked

Patah pangkal pelepah
Patah pangkal pelepahPatah pangkal pelepah
Patah pangkal pelepah
sat rahayuwati
 
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
sat rahayuwati
 
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
sat rahayuwati
 
Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan
Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor LingkunganPenyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan
Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan
sat rahayuwati
 
Seleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitan
Seleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitanSeleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitan
Seleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitan
Genting Plantation Nusantara
 
Hidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganodermaHidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganoderma
Memet Hakim
 
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
sat rahayuwati
 
Kelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal Batang
Kelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal BatangKelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal Batang
Kelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal Batang
RNI Holding
 
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipasPenyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
sat rahayuwati
 
6[1].8 importance of healthy ds
6[1].8 importance of healthy ds6[1].8 importance of healthy ds
6[1].8 importance of healthy dscikgushaik
 
form 4 biology chap 4 pt6
form 4 biology chap 4 pt6form 4 biology chap 4 pt6
form 4 biology chap 4 pt6cikgushaik
 
7[1].1 the respiratory process in energy production
7[1].1   the respiratory process in energy production7[1].1   the respiratory process in energy production
7[1].1 the respiratory process in energy productioncikgushaik
 
form 4 biology chap5 pt2
form 4 biology chap5 pt2form 4 biology chap5 pt2
form 4 biology chap5 pt2cikgushaik
 
form 4 Biology chap6 pt7
form 4 Biology chap6 pt7form 4 Biology chap6 pt7
form 4 Biology chap6 pt7cikgushaik
 
form 4 biology chap6 pt4
form 4 biology chap6 pt4form 4 biology chap6 pt4
form 4 biology chap6 pt4cikgushaik
 
form 4 biology chap6 pt1
form 4 biology chap6 pt1form 4 biology chap6 pt1
form 4 biology chap6 pt1cikgushaik
 
budidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawitbudidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawit
Guntur Raharjo
 
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
sat rahayuwati
 

Viewers also liked (20)

Patah pangkal pelepah
Patah pangkal pelepahPatah pangkal pelepah
Patah pangkal pelepah
 
Defisiensi pupuk
Defisiensi pupukDefisiensi pupuk
Defisiensi pupuk
 
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
 
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
 
Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan
Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor LingkunganPenyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan
Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan
 
Seleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitan
Seleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitanSeleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitan
Seleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitan
 
Hidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganodermaHidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganoderma
 
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
 
Kelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal Batang
Kelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal BatangKelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal Batang
Kelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal Batang
 
A) Variation
A) VariationA) Variation
A) Variation
 
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipasPenyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
 
6[1].8 importance of healthy ds
6[1].8 importance of healthy ds6[1].8 importance of healthy ds
6[1].8 importance of healthy ds
 
form 4 biology chap 4 pt6
form 4 biology chap 4 pt6form 4 biology chap 4 pt6
form 4 biology chap 4 pt6
 
7[1].1 the respiratory process in energy production
7[1].1   the respiratory process in energy production7[1].1   the respiratory process in energy production
7[1].1 the respiratory process in energy production
 
form 4 biology chap5 pt2
form 4 biology chap5 pt2form 4 biology chap5 pt2
form 4 biology chap5 pt2
 
form 4 Biology chap6 pt7
form 4 Biology chap6 pt7form 4 Biology chap6 pt7
form 4 Biology chap6 pt7
 
form 4 biology chap6 pt4
form 4 biology chap6 pt4form 4 biology chap6 pt4
form 4 biology chap6 pt4
 
form 4 biology chap6 pt1
form 4 biology chap6 pt1form 4 biology chap6 pt1
form 4 biology chap6 pt1
 
budidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawitbudidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawit
 
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
 

Similar to 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 KalukkuTugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
Meganekko Weaboo
 
Fungsi unsur hara
Fungsi unsur hara Fungsi unsur hara
Fungsi unsur hara
Annisa Rizqi Yasmine Full
 
penyakit abiotik.ppt
penyakit abiotik.pptpenyakit abiotik.ppt
penyakit abiotik.ppt
SiskaGiasi
 
CARA MENGATASI KEKURANGAN NUTRIEN TANAMAN
CARA MENGATASI KEKURANGAN NUTRIEN TANAMANCARA MENGATASI KEKURANGAN NUTRIEN TANAMAN
CARA MENGATASI KEKURANGAN NUTRIEN TANAMAN
Ayda.N Mazlan
 
PENGARUH MIKORIZA_Abyyu Candra Kusuma_201910901035.pptx
PENGARUH MIKORIZA_Abyyu Candra Kusuma_201910901035.pptxPENGARUH MIKORIZA_Abyyu Candra Kusuma_201910901035.pptx
PENGARUH MIKORIZA_Abyyu Candra Kusuma_201910901035.pptx
AbyyuKusuma
 
BAB 2.2 T5 NUTRIEN TUMBUHAN.pdf
BAB 2.2 T5 NUTRIEN TUMBUHAN.pdfBAB 2.2 T5 NUTRIEN TUMBUHAN.pdf
BAB 2.2 T5 NUTRIEN TUMBUHAN.pdf
sivasamySundaraMorth
 
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
MapriRudiansyah
 
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
MapriRudiansyah
 
Teknis budidaya lada
Teknis budidaya ladaTeknis budidaya lada
Teknis budidaya ladasujononasa
 
Teknis budidaya kedelai
Teknis budidaya kedelaiTeknis budidaya kedelai
Teknis budidaya kedelaisujononasa
 
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-TebuPentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-TebuIr. Zakaria, M.M
 
Biologi unsur hara
Biologi unsur hara Biologi unsur hara
Biologi unsur hara
Rokhmatun Zakiah
 
3. teknik pemanfaatan unsur hara
3. teknik pemanfaatan unsur hara3. teknik pemanfaatan unsur hara
3. teknik pemanfaatan unsur hara
pucukcemara
 
1. Secara umum jaringan komputer terdiri dari di bawah ini kecuali.
1.	Secara umum jaringan komputer terdiri dari di bawah ini kecuali.1.	Secara umum jaringan komputer terdiri dari di bawah ini kecuali.
1. Secara umum jaringan komputer terdiri dari di bawah ini kecuali.
lumuthitam
 
Pemupukan
PemupukanPemupukan
Pemupukan
Didin Orgcjr
 
Teknis budidaya mentimun
Teknis budidaya mentimunTeknis budidaya mentimun
Teknis budidaya mentimunsujononasa
 
5. KEGUNAAN DAN GEJALA KEKURANGAN HARA.pdf
5. KEGUNAAN DAN GEJALA KEKURANGAN HARA.pdf5. KEGUNAAN DAN GEJALA KEKURANGAN HARA.pdf
5. KEGUNAAN DAN GEJALA KEKURANGAN HARA.pdf
Wan Na
 
Tanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur DaunTanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur DaunNAUFARA
 

Similar to 4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara (20)

Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 KalukkuTugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
 
Fungsi unsur hara
Fungsi unsur hara Fungsi unsur hara
Fungsi unsur hara
 
penyakit abiotik.ppt
penyakit abiotik.pptpenyakit abiotik.ppt
penyakit abiotik.ppt
 
CARA MENGATASI KEKURANGAN NUTRIEN TANAMAN
CARA MENGATASI KEKURANGAN NUTRIEN TANAMANCARA MENGATASI KEKURANGAN NUTRIEN TANAMAN
CARA MENGATASI KEKURANGAN NUTRIEN TANAMAN
 
Budidaya tomat kuliah
Budidaya tomat kuliahBudidaya tomat kuliah
Budidaya tomat kuliah
 
PENGARUH MIKORIZA_Abyyu Candra Kusuma_201910901035.pptx
PENGARUH MIKORIZA_Abyyu Candra Kusuma_201910901035.pptxPENGARUH MIKORIZA_Abyyu Candra Kusuma_201910901035.pptx
PENGARUH MIKORIZA_Abyyu Candra Kusuma_201910901035.pptx
 
BAB 2.2 T5 NUTRIEN TUMBUHAN.pdf
BAB 2.2 T5 NUTRIEN TUMBUHAN.pdfBAB 2.2 T5 NUTRIEN TUMBUHAN.pdf
BAB 2.2 T5 NUTRIEN TUMBUHAN.pdf
 
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
 
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
 
Teknis budidaya lada
Teknis budidaya ladaTeknis budidaya lada
Teknis budidaya lada
 
Teknis budidaya kedelai
Teknis budidaya kedelaiTeknis budidaya kedelai
Teknis budidaya kedelai
 
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-TebuPentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
 
Biologi unsur hara
Biologi unsur hara Biologi unsur hara
Biologi unsur hara
 
3. teknik pemanfaatan unsur hara
3. teknik pemanfaatan unsur hara3. teknik pemanfaatan unsur hara
3. teknik pemanfaatan unsur hara
 
1. Secara umum jaringan komputer terdiri dari di bawah ini kecuali.
1.	Secara umum jaringan komputer terdiri dari di bawah ini kecuali.1.	Secara umum jaringan komputer terdiri dari di bawah ini kecuali.
1. Secara umum jaringan komputer terdiri dari di bawah ini kecuali.
 
Unsur hara dan mekanisme
Unsur hara dan mekanismeUnsur hara dan mekanisme
Unsur hara dan mekanisme
 
Pemupukan
PemupukanPemupukan
Pemupukan
 
Teknis budidaya mentimun
Teknis budidaya mentimunTeknis budidaya mentimun
Teknis budidaya mentimun
 
5. KEGUNAAN DAN GEJALA KEKURANGAN HARA.pdf
5. KEGUNAAN DAN GEJALA KEKURANGAN HARA.pdf5. KEGUNAAN DAN GEJALA KEKURANGAN HARA.pdf
5. KEGUNAAN DAN GEJALA KEKURANGAN HARA.pdf
 
Tanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur DaunTanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur Daun
 

Recently uploaded

001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
LukmanulHakim572233
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
AzisRois1
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
d1051231041
 
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan ErupsiSejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
ssuserb357a32
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
YUZANAPRATIWI
 
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdfModul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
MUhammadIlham484521
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
d1051231072
 
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
muhammadnoorhasby04
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
BrigittaBelva
 
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docxContoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
miftahzannah
 

Recently uploaded (11)

001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
 
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan ErupsiSejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
 
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdfModul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
 
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
 
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docxContoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
 

4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara

  • 1. Penyakit Non Infeksius 1: Defisiensi Hara Sat Rahayuwati
  • 2. • Penyakit non infeksius adalah penyakit yang tidak disebabkan oleh agen penyakit seperti cendawan, bakteri, virus, protozoa, nematoda dll • Penyakit non infeksius disebabkan oleh 1. Defisiensi hara (nutritional disorders) 2. Cekaman pindah tanam (transplanting shock) 3. Kelainan genetik 4. Kekeringan dan kebakaran
  • 3. Unsur yang diperlukan tanaman untuk tumbuh normal Sumber soils.wisc.edu • Hara Makro: unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah banyak • Hara Mikro: unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit • Tidak berarti hara makro lebih penting dan sebaliknya
  • 4. 1. Defisiensi N (Yellow frond) Gejala 1. Terjadi pada tanaman di pembibitan, TBM, TM1 2. Warna daun hijau pucat kemudian kekuningan dan jaringan daun yang sangat kekurangan N menjadi nekrosis 3. Pelepah daun sangat kurang N menghasilkan anak daun warna kuning 4. Tulang anak daun dan helaian anak daun mengecil serta tergulung ke dalam 5. Gejala menguning terlihat mulai pada daun tua 6. Pembentukan daun terhambat sehingga memperlambat indeks luas daun optimum
  • 5. Gejala Defisiensi Hara N Gejala defisiensi N ringan Gejala defisiensi N sedang Gejala defisiensi N beratFoto PPKS 1997
  • 6. Gejala kekurangan unsur NFoto PPKS 1997
  • 7. Penyebab Defisiensi N 1. Tanaman mendapat kompetisi dengan gulma alang-alang (Imperata cylindrica) dan gulma Mikania micrantha 2. Tanah dengan drainase jelek dan akar tergenang 3. Hara N tersedia dalam tanah sangat rendah 4. Lapisan tanah dangkal, berbukit dan tumbuh pada tanah yang berbatu-batu 5. Pemupukan N tidak mencukupi Pencegahan 1. Pemindahan hati-hati tanaman dari pembibitan ke lapangan. 2. Dilakukan pemupukan N sehingga kadar N di daun 2,5- 2,8% 3. Perbaikan sistem drainase tanah jenuh air
  • 8. Tindakan Agar Tanaman Tidak Defisiensi N 1. Tanaman baru pindah di lapangan menunjukkan sedikit gejala defisiensi N tetapi tidak memerlukan perlakuan khusus 2. Tanaman 2-3 tahun dipupuk dosis ½ -1 ½ kg urea/p/t 3. Tanaman 5-10 tahun dipupuk 2-3 kg urea/p/t 4. Dosis pupuk harus disesuaikan dengan hasil analisis daun dan hasil inspeksi tajuk tanaman 5. Kelebihan N memungkinkan gejala white stripe dan defisiensi B 6. Ledakan ulat pemakan daun diduga berkaitan dengan pemupukan N berlebihan 7. Pemupukan urea cenderung hilang karena volatilisasi, karena itu penaburan urea pada saat tanah kering tidak dianjurkan
  • 9. 2. Yellow Palm (Drainase jelek) Gejala Berbeda dengan gejala defisiensi N yg biasanya terjadi pada pelepah daun tua, daun tanaman yang menguning karena drinase jelek terjadi pada semua pelepah daun. Lokasi Kejadian 1. Gejala ini dapat terjadi secara berkelompok di suatu blok tanaman pada tanah mineral 2. Tanah gambut jika muka air tanah dibiarkan terlalu dekat dengan permukaan tanah 3. Tanah sulfat masam yang muka air tanah dibiarkan turun. Mineral jerosit mengalamai oksidasi sehingga pH tanah menjadi sangat rendah
  • 10. Yellow palm • Gangguan sistem drainase dapat menyebabkan pelepasan N dari pupuk dan bahan organik terhambat. • Kondisi drainase jelek juga menyebabkan kehilangan N oleh proses denitrifikasi. • Kondisi anaerobik di sekitar tanaman dapat menurunkan efisiensi penyerapan hara oleh akar Foto PPKS 1997
  • 11. Pencegahan 1. Sistem drainase yang memadai harus dibangun sebelum penanaman 2. Selanjutnya dilakukan pengaturan sistem manajemen air yang baik 3. Parit drinase secara rutin dipelihara terutama dalam keadaan banjir 4. Air dalam parit drainase harus mengalir bebas mulai dari parit kebun ke parit pengumpul, parit utama, kanal dan sungai. 5. Alat berat yang digunakan dalam operasi di lapangan harus dilengkapi dengan ban apung (floation tyres) untuk mencegah pemadatann atanah
  • 12. Usaha Menanggulangi Yellow Palm 1. Mineralisasi N cukup nyata akan terjadi setelah dilakukan perbaikan sistem drainase tanah 2. Tidak perlu dilakukan perbaikan dengan pemupukan N 3. Tanah-tanah yang padat dapat direhabilitasi dengan cara memecah lapisan padat dengan traktor pemecah tanah bawah (a tractor drawn sub-soiler)
  • 13. 3. Kekurangan Unsur P Gejala defisiensi P pada kelapa sawit sebenarnya tidak mudah terlihat. Acuan untuk mengenali kekurangan unsur P dengan melihat kondisi kelapa sawit, kacangan dan gulma di sekitarnya yaitu: 1. Jika di lapangan ditemukan batang tanaman berbentuk piramid, kerdil, dan pelepah yang pendek. 2. Kacangan penutup tanah Pueraria phaseoloides mempunyai daun kecil 3. Melastoma malabathricum dan imperata cylindrica dengan daun warna keungu-unguan
  • 14. Foto Thomas Fairhust Batang bentuk piramida, tanaman kerdil dan pelepah pendek Alang-alang daun warna keunguan Daun kacangan kecil- kecil
  • 15. Defisiensi P terjadi karena: 1. Kadar P tersedia di dalam tanah sangat rendah < (15 mg P/kg) 2. Kelapa sawit ditanam di lahan yang sudah tererosi terutama di puncak-puncak bukit 3. Dosis P yang diberikan tidak mencukupi untuk menunjang produktivitas tanaman yang tinggi Pencegahan 1. Analisa daun rutin di lab uk mengetahui kadar P (rendah < 0,15%) dan ketidak seimbangan N dan P (> 20:1) 2. Pembuatan tunggul-tunggul erosi akan mengurangi kehilangan pupuk P yang ditabur di atas tanah 3. Jika P diberikan dengan jumlah cukup maka perkembangan akar akan meningkat dan memperbaiki serapan N, Mg, dan K
  • 16. Perlakuan 1. Tanah-tanah yang bereaksi masam, pupuk fostat alam dengan dosis umum dapat digunakan untuk keperluan tanaman 2. Jka dijumpai gejala defisiensi pada tanaman penutup tanah, gulma lain maka diperlukan pemupukan P pada kelapa sawit dengan dosis lebih tinggi lagi yakni 1-2 kg TSP/SP
  • 17. 4. Defisiensi K (confluent orange spotting COS) Gejala 1. Bercak-bercak warna oranye mengkilat dapat meneruskan cahaya 2. Bercak berukuran kecil, dimulai dari bentuk segi. Mula- mula bercak warna hijau pucat di helaian daun kemudian berkembang menjadi warna oranye cerah. 3. Bercak kadang berkembang menjadi nekrosis akibat invasi patogen 4. COS dapat dibedakan dari bercak warna oranye sifat genetis tanaman dan bercak karena algae dengan pemeriksaan daun menggunakan cahaya matahari kuat. Bercak akibat COS dapat meneruskan cahaya
  • 18. Foto Thomas Fairhusrt Defisiensi K, bercak daun oranye dapat meneruskan cahaya
  • 19. Defisiensi K terjadi karena 1. Kadar K tertukarkan (exchangeable) di dalam tanah sangat rendah (<0,15 cmol/kg) 2. Kelapa sawit ditanam pada lahan gambut, tanah berpasir dengan bahan induk granit dan pada tanah dengan nilai KTK (nilai tukar kation) rendah 3. Pemupukan K tidak mencukupi untuk menunjang produktivitas tanaman yang tinggi Pencegahan  Respon tanaman sawit terhadap pemupukan K sangat nyata.  Cara mendeteksi kurang hara K dengan analisis daun  COS dapat timbul jika K daun < 1,0% atau pada serangan berat K daun hanya < 0,75%
  • 20. Perlakuan 1. Kelapa sawit menderita berat COS memerlukan pemupukan koreksi sebanyak 3-4 kg KCl/pohon/th 2. Enam bulan setelah pemupukan KCl harus dilakukan analisa daun dan inspeksi tajuk tanaman untuk mengetajui apakah gejala defisiensi K sudah hilang 3. Jika pupuk K cukup diberikan, maka gejala defisiensi daun yang baru berkembang tidak akan dijumpai sejak aplikasi pupuk K diberikan 4. Aplikasi dosis lebih tinggi diperlukan pada tanah gambut dan areal tanam ulang yang sebelumnya dipupuk K dengan dosis rendah
  • 21. Defisiensi K parah berkembang menjadi Mid Crown Yellowing (MCY)  Tanaman menderita MCY memerlukann koreksi 3-4 kg KCl/pohon/tahun. Diikuti inspeksi tajuk dan analisa daun enam bulan sesudah aplikasi pemupukan MCY COS Foto PPKS 1997
  • 22. Daftar Pustaka Fairhurst TH. 1997. Gejala Defisiensi Hara dan Kelainan pada Tanaman Kelapa Sawit, alih bahasa Taryo Adiwiganda. Pusat Penelitian Kelapa Sawit: Medan Fairhurst TH. 2002. Nutrient Management. International Plant Nutrition Institut (IPNI): Gerogia USA. www.ipni.net/ppiweb/gseasia.nsf/ Purba RY. 2009. Penyakit-Penyakit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit: Medan. Uexkuell HR. Fairhurst TH. 1999. Some Nutritional Disorders in Oil Palm. Better Crops International Vol 13 No 1.