Unsur Hara adalah zat-zat di alam yang diperlukan mahluk hidup dalam proses pertumbuhan dan perkembangbiakan.
Unsur hara terdapat dalam bentukyang cepat tersedia, lambat tersedia, sangat lambat tersedia, dan tidak tersedia
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya
Unsur Hara adalah zat-zat di alam yang diperlukan mahluk hidup dalam proses pertumbuhan dan perkembangbiakan.
Unsur hara terdapat dalam bentukyang cepat tersedia, lambat tersedia, sangat lambat tersedia, dan tidak tersedia
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya
Kekurangan unsur hara menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan terhambat. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala kekurangan hara sehingga dapat dilakukan antisipasi agar tanaman tidak mengalami kematian maupun gagal panen.
Kekurangan unsur hara menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan terhambat. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala kekurangan hara sehingga dapat dilakukan antisipasi agar tanaman tidak mengalami kematian maupun gagal panen.
Ganoderma sulit dimatikan, karena serangannya di dalam tanah, tetapi jika lahan diganti dengan komoditi semusim selama beberapa tahun, akan sangat berkurang. Pilihan lainnya adalah hidup bersama Ganoderma, pohon kelapa sawit tetap hidup dan produktif, Ganoderma tetap hidup juga, jadi hidup berdampingan.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
2. • Penyakit non infeksius adalah penyakit yang tidak
disebabkan oleh agen penyakit seperti cendawan,
bakteri, virus, protozoa, nematoda dll
• Penyakit non infeksius disebabkan oleh
1. Defisiensi hara (nutritional disorders)
2. Cekaman pindah tanam (transplanting shock)
3. Kelainan genetik
4. Kekeringan dan kebakaran
3. Unsur yang diperlukan tanaman untuk tumbuh normal
Sumber soils.wisc.edu
• Hara Makro: unsur
hara yang
diperlukan
tanaman dalam
jumlah banyak
• Hara Mikro: unsur
hara yang
diperlukan
tanaman dalam
jumlah sedikit
• Tidak berarti hara
makro lebih
penting dan
sebaliknya
4. 1. Defisiensi N (Yellow frond)
Gejala
1. Terjadi pada tanaman di pembibitan, TBM, TM1
2. Warna daun hijau pucat kemudian kekuningan dan
jaringan daun yang sangat kekurangan N menjadi nekrosis
3. Pelepah daun sangat kurang N menghasilkan anak daun
warna kuning
4. Tulang anak daun dan helaian anak daun mengecil serta
tergulung ke dalam
5. Gejala menguning terlihat mulai pada daun tua
6. Pembentukan daun terhambat sehingga memperlambat
indeks luas daun optimum
5. Gejala Defisiensi Hara N
Gejala defisiensi N ringan Gejala defisiensi N sedang
Gejala defisiensi N beratFoto PPKS 1997
7. Penyebab Defisiensi N
1. Tanaman mendapat kompetisi dengan gulma alang-alang
(Imperata cylindrica) dan gulma Mikania micrantha
2. Tanah dengan drainase jelek dan akar tergenang
3. Hara N tersedia dalam tanah sangat rendah
4. Lapisan tanah dangkal, berbukit dan tumbuh pada tanah
yang berbatu-batu
5. Pemupukan N tidak mencukupi
Pencegahan
1. Pemindahan hati-hati tanaman dari pembibitan ke
lapangan.
2. Dilakukan pemupukan N sehingga kadar N di daun 2,5-
2,8%
3. Perbaikan sistem drainase tanah jenuh air
8. Tindakan Agar Tanaman Tidak Defisiensi N
1. Tanaman baru pindah di lapangan menunjukkan sedikit
gejala defisiensi N tetapi tidak memerlukan perlakuan
khusus
2. Tanaman 2-3 tahun dipupuk dosis ½ -1 ½ kg urea/p/t
3. Tanaman 5-10 tahun dipupuk 2-3 kg urea/p/t
4. Dosis pupuk harus disesuaikan dengan hasil analisis daun
dan hasil inspeksi tajuk tanaman
5. Kelebihan N memungkinkan gejala white stripe dan
defisiensi B
6. Ledakan ulat pemakan daun diduga berkaitan dengan
pemupukan N berlebihan
7. Pemupukan urea cenderung hilang karena volatilisasi,
karena itu penaburan urea pada saat tanah kering tidak
dianjurkan
9. 2. Yellow Palm (Drainase jelek)
Gejala
Berbeda dengan gejala defisiensi N yg biasanya terjadi pada
pelepah daun tua, daun tanaman yang menguning karena
drinase jelek terjadi pada semua pelepah daun.
Lokasi Kejadian
1. Gejala ini dapat terjadi secara berkelompok di suatu
blok tanaman pada tanah mineral
2. Tanah gambut jika muka air tanah dibiarkan terlalu
dekat dengan permukaan tanah
3. Tanah sulfat masam yang muka air tanah dibiarkan
turun. Mineral jerosit mengalamai oksidasi sehingga pH
tanah menjadi sangat rendah
10. Yellow palm
• Gangguan sistem drainase dapat menyebabkan pelepasan
N dari pupuk dan bahan organik terhambat.
• Kondisi drainase jelek juga menyebabkan kehilangan N
oleh proses denitrifikasi.
• Kondisi anaerobik di sekitar tanaman dapat menurunkan
efisiensi penyerapan hara oleh akar
Foto PPKS 1997
11. Pencegahan
1. Sistem drainase yang memadai harus dibangun sebelum
penanaman
2. Selanjutnya dilakukan pengaturan sistem manajemen air
yang baik
3. Parit drinase secara rutin dipelihara terutama dalam
keadaan banjir
4. Air dalam parit drainase harus mengalir bebas mulai dari
parit kebun ke parit pengumpul, parit utama, kanal dan
sungai.
5. Alat berat yang digunakan dalam operasi di lapangan
harus dilengkapi dengan ban apung (floation tyres) untuk
mencegah pemadatann atanah
12. Usaha Menanggulangi Yellow Palm
1. Mineralisasi N cukup nyata akan terjadi setelah dilakukan
perbaikan sistem drainase tanah
2. Tidak perlu dilakukan perbaikan dengan pemupukan N
3. Tanah-tanah yang padat dapat direhabilitasi dengan cara
memecah lapisan padat dengan traktor pemecah tanah
bawah (a tractor drawn sub-soiler)
13. 3. Kekurangan Unsur P
Gejala defisiensi P pada kelapa sawit sebenarnya tidak mudah
terlihat. Acuan untuk mengenali kekurangan unsur P dengan
melihat kondisi kelapa sawit, kacangan dan gulma di
sekitarnya yaitu:
1. Jika di lapangan ditemukan batang tanaman berbentuk
piramid, kerdil, dan pelepah yang pendek.
2. Kacangan penutup tanah Pueraria phaseoloides
mempunyai daun kecil
3. Melastoma malabathricum dan imperata cylindrica
dengan daun warna keungu-unguan
14. Foto Thomas Fairhust
Batang bentuk piramida, tanaman kerdil
dan pelepah pendek
Alang-alang daun
warna keunguan
Daun
kacangan kecil-
kecil
15. Defisiensi P terjadi karena:
1. Kadar P tersedia di dalam tanah sangat rendah < (15 mg
P/kg)
2. Kelapa sawit ditanam di lahan yang sudah tererosi
terutama di puncak-puncak bukit
3. Dosis P yang diberikan tidak mencukupi untuk menunjang
produktivitas tanaman yang tinggi
Pencegahan
1. Analisa daun rutin di lab uk mengetahui kadar P (rendah <
0,15%) dan ketidak seimbangan N dan P (> 20:1)
2. Pembuatan tunggul-tunggul erosi akan mengurangi
kehilangan pupuk P yang ditabur di atas tanah
3. Jika P diberikan dengan jumlah cukup maka
perkembangan akar akan meningkat dan memperbaiki
serapan N, Mg, dan K
16. Perlakuan
1. Tanah-tanah yang bereaksi masam, pupuk fostat alam
dengan dosis umum dapat digunakan untuk keperluan
tanaman
2. Jka dijumpai gejala defisiensi pada tanaman penutup
tanah, gulma lain maka diperlukan pemupukan P pada
kelapa sawit dengan dosis lebih tinggi lagi yakni 1-2 kg
TSP/SP
17. 4. Defisiensi K (confluent orange spotting COS)
Gejala
1. Bercak-bercak warna oranye mengkilat dapat meneruskan
cahaya
2. Bercak berukuran kecil, dimulai dari bentuk segi. Mula-
mula bercak warna hijau pucat di helaian daun kemudian
berkembang menjadi warna oranye cerah.
3. Bercak kadang berkembang menjadi nekrosis akibat invasi
patogen
4. COS dapat dibedakan dari bercak warna oranye sifat
genetis tanaman dan bercak karena algae dengan
pemeriksaan daun menggunakan cahaya matahari kuat.
Bercak akibat COS dapat meneruskan cahaya
19. Defisiensi K terjadi karena
1. Kadar K tertukarkan (exchangeable) di dalam tanah sangat
rendah (<0,15 cmol/kg)
2. Kelapa sawit ditanam pada lahan gambut, tanah berpasir
dengan bahan induk granit dan pada tanah dengan nilai
KTK (nilai tukar kation) rendah
3. Pemupukan K tidak mencukupi untuk menunjang
produktivitas tanaman yang tinggi
Pencegahan
Respon tanaman sawit terhadap pemupukan K sangat
nyata.
Cara mendeteksi kurang hara K dengan analisis daun
COS dapat timbul jika K daun < 1,0% atau pada serangan
berat K daun hanya < 0,75%
20. Perlakuan
1. Kelapa sawit menderita berat COS memerlukan
pemupukan koreksi sebanyak 3-4 kg KCl/pohon/th
2. Enam bulan setelah pemupukan KCl harus dilakukan
analisa daun dan inspeksi tajuk tanaman untuk
mengetajui apakah gejala defisiensi K sudah hilang
3. Jika pupuk K cukup diberikan, maka gejala defisiensi
daun yang baru berkembang tidak akan dijumpai sejak
aplikasi pupuk K diberikan
4. Aplikasi dosis lebih tinggi diperlukan pada tanah gambut
dan areal tanam ulang yang sebelumnya dipupuk K
dengan dosis rendah
21. Defisiensi K parah berkembang menjadi Mid Crown
Yellowing (MCY)
Tanaman menderita MCY memerlukann koreksi 3-4 kg
KCl/pohon/tahun. Diikuti inspeksi tajuk dan analisa daun
enam bulan sesudah aplikasi pemupukan
MCY
COS
Foto PPKS 1997
22. Daftar Pustaka
Fairhurst TH. 1997. Gejala Defisiensi Hara dan Kelainan pada
Tanaman Kelapa Sawit, alih bahasa Taryo Adiwiganda. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit: Medan
Fairhurst TH. 2002. Nutrient Management. International
Plant Nutrition Institut (IPNI): Gerogia USA.
www.ipni.net/ppiweb/gseasia.nsf/
Purba RY. 2009. Penyakit-Penyakit Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit:
Medan.
Uexkuell HR. Fairhurst TH. 1999. Some Nutritional Disorders
in Oil Palm. Better Crops International Vol 13 No 1.