SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN
TANAMAN PERKEBUNAN
KELAS 12 ATP
SMKN 1 BAHUGA
PERSIAPAN LAHAN DAN
PENANAMAN SAWIT
Kegiatan terdiri atas :
1. Mengukur,
2. Pembukaan areal,
3. Pemberantasan alang-alang,
4. Penanaman penutup tanah,
5. Pengajiran,
6. Pembuatan petakan,
7. Pembuatan lubang tanam.
Bersamaan dengan kegiatan tersebut, biasanya
dilakukan pembuatan jalan dan sarana penunjang
lainnya.
A. Merintis dan mengukur
Kegiatan survei di lapangan untuk mengetahui :
• bentuk areal, batas-batas areal, topografi
tanah, jenis vegetasi dan keadaan lapangan
lainnya----------- sebagai pedoman perencanaan
kegiatan selanjutnya dalam bentuk peta yang
lebih terinci daripada peta dasarnya.
b. Pembukaan areal
• Kegiatan pertama pembukaan areal adalah
tebas-babat semak belukar dan pepohonan yang
berdiameter < 5 cm, bertujuan membersihkan areal
sehingga tahap kegiatan selanjutnya dapat dilakukan
dengan lebih mudah.
• Tahap-tahapnya antara lain:
– Penebangan pepohonan dilakukan dengan gergaji
mesin (chain-shaw), gergaji tangan dan kapak.
– Pemotongan batang dan perancahan dahan dan
ranting
– Perumpukan dahan dan ranting yang telah kering.
– Pembakaran, kalau perlu diulang sampai 2 atau 3 kali
(tidak lagi dilakukan setelah metode TANPA Bakar)
– Pembongkaran tunggul pohon jika perlu dan mungkin.
– Metode tanpa bakar : perumpukan dan bongkar
tunggul secara mekanisasi (alat-alat berat dozer dan
excavator).
c. Pemberantasan Alang-alang
• Areal yang terbuka merangsang
pertumbuhan alang-alang yang cepat---------
--- Perlu pengendalian alang-alang
sedini mungkin.
• secara kimiawi dengan menggunakan
herbisida
• secara mekanis dengan menggunakan bajak
dan garu.
• Dowpon-M dan Roundup merupakan contoh
herbisida yang sering digunakan. Selang
antar aplikasi masing-masing tiga minggu.
d. Penanaman Penutup Tanah
• Untuk mencegah erosi permukaan serta
pertumbuhan alang-alang. Pada keadaan
demikian perlu dilakukan penanaman
tanaman penutup tanah.
• Penanaman penutup tanah (benih dengan
dosis 14 kg/ha):
– 4 kg Pureria javanica (PJ),
– 6 kg Calopogonium mucunoides (CM)
– 4 kg Centrosema pubescent (CP)
• Penanaman dilakukan dengan menggunakan
sistem larikan
– dengan mencangkul dangkal sedalam mata garu (5 -
10cm)
– Benih ditabur dalam larikan tersebut, kemudian
ditimbun kembali.
• Pemeliharaan tanaman penutup tanah:
- Pemupukan dan
- Pemurnian tanaman penutup tanah dengan
cara membersihkan dari gulma yang dilakukan
secara manual. Pemurnian dilakukan secara
intensif terutama pada saat tanaman penutup
tanah belum menutup sempurna.
e. Pengajiran
• Untuk mendapatkan pertanaman yang
teratur, sebelum penanaman bibit di
lapangan dilakukan pengajiran. Hal ini
berguna dalam menentukan di mana bibit
akan ditanam serta di mana jalan dan
sarana lainnya akan dibuat
• Jarak tanam, jarak antar baris dan
kerapatan tanaman per ha pada Tabel 7.
Tabel 7. Kerapatan Tanaman pada Sistem
Tanam Segi Tiga Sama Sisi
sy
Jarak tanam (m) Jarak antar baris
(m)
Kerapatan
tanaman/ha
8.8 x 8.8 x 8.8 7.62 150
9.0 x 9.0 x 9.0 7.79 143
9.2 x 9.2 x9.2 7.97 136
9.5 x 9.5 x 9.5 8.23 128
10.0 x 10.0 x10.0 8.67 116
f. Pembuatan Petakan
Pada areal yang merupakan tebing-tebing
yang cukup terjal, untuk mengurangi erosi,
dibuat sistem teras : teras individu dan teras
bersambung.
Teras individu berbentuk tapal kuda dengan
panjang 4 m dan lebar 3 m dengan ujung
berbentuk setengah lingkaran (Gambar 3).
Teras bersambung umunya dibuat dengan
mengikuti garis kontur dengan jarak antar kontur
sekitar 2 m.
Teras individu merupakan petakan di mana bibit
akan ditanam. Petakan dibuat dengan jalan
mencangkul (menggali tanah sebelah atas ajir
dan ditimbunkan ke bagian bawahnya, sehingga
dapat terbentuk tanah yang datar (Gambar 4).
G. Pembuatan Lubang Tanam
• Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat pada ajir-ajir
Lubang tanam berukuran 60 cm x 60
cm x 60 cm pada segitiga atas 40 cm x
40 cm x 40 cm pada bagian dasarnya
kedalaman 60 cm.
Penanaman Bibit
• Seminggu sebelum tanam dilakukan pemutusan
akar-akar bibit yang keluar dari kantung plastik.
• Dasar kantung plastik dan salah satu pinggirnya
ditoreh dengan pisau atau silet.
• Dimasukkan bersama-sama ke dalam lubang
tanam. Setelah berada di lubang tanam, kantung
plastik dilepaskan secara hati-hati dan
dikeluarkan dari lubang tanam.
• Penimbunan secara bertahap, sub soil
kemudian top soil. Tanah di sekitar bibit
dipadatkan dengan cara menginjak-injak dengan
hati-hati. Leher akar diusahakan tepat berada
pada permukaan tanah.
• Pada saat penanaman dilakukan pemupukan
dengan pupuk Rock Phosphate (RP) sebanyak
500 gram/lubang tanam. Setengah bagian
dimasukkan ke dasar lubang dan sisanya
dicampur dengan top soil.
Pemeliharaan
• Pemeliharaan meliputi penyiraman, pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit, penjarangan
naungan.
# Penyiraman dilakukan dua kali satu hari jika
tidak ada hujan.
# Pemupukan dengan menggunakan urea atau
pupuk majemuk dengan dosis 2 g/liter air.
# Setelah bibit berumur 2,5 – 3 bulan naungan
perlu dihilangkan, agar bibit dapat beradaptasi.
# Demikian pula seleksi di persemaian
pendahuluan
dimulai saat tanaman berumur 2,5 – 3 bulan.
Pemeliharaan tanaman
Penyiraman, penyiangan, pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit serta seleksi
bibit.
• Penyiraman dilakukan dua kali sehari (pagi dan
sore) jika curah hujan kurang dari 10 mm.
• Penyiangan dilakukan terhadap gulma di dalam
kantong plastik dan di petakan pembibitan. Pada
saat penyiangan sekaligus dilakukan penggemburan
tanah. Rotasi penyiangan dilakukan dua minggu
sekali.
PEMUPUKAN
• Strategi pemupukan:
– Tepat jenis (memilih kombinasi jenis pupuk
berdasarkan komposisi unsur hara utama &
tambahan; memilh berdasarkan sifat kelarutan
dan sifat tanahnya).
– Tepat waktu & frekuensi (ditentukan oleh iklim/
CH, sifat fisik tanah, logistik pupuk, adanya sifat
sinergis & antagonis antar unsur hara
– Tepat cara (ditentukan berdasarkan jenis pupuk,
umur tanaman, jenis tanah)
– Tepat dosis (pd TBM vs TM; diagnosis visual dan
secara kimia, yakni analisis tanah, analisis daun )
– Pemanfaatan limbah sbg penyedia hara.
• Cara pemupukan :
1. Penyebaran secara merata pada lingkar luar dan
dalam batang (lihat gambar)
2. Penempatan pupuk pd jalur lingkaran
3. Penempatan pupuk pd larikan (lubang
memanjang) mengelilingi pokok dan pupuk
dibenamkan dalam larikan yg ditimbun lg dg
tanah
4. Pemupukan melalui daun
5. Pemupukan melalui ketiak pelepah (pupuk
Borate, pada daun ke-9 spi ke-17 )
6. Pemupukan melalui infus akar (unsur mikro).
• ● : pohon kelapa sawit ● : pohon kelapa sawit
• : daerah penyebaran pupuk N : daerah penyebaran N, P, K, Mg
Gambar : Penyebaran pupuk N, P, K, dan Mg pada piringan KS TM
Jari-jari
Piringan
0.50 m
1.00 m
2.75 m
Faktor Biotik : Hama, Penyakit dan Gulma
Jenis Hama, Tingkat Kepentingan dan Kemudahan Diatasi
Hama yang umumnya menyerang tanaman kelapa
sawit adalah serangga. Tabel 8 berikut ini
merupakan jenis hama yang umum menyerang
kelapa sawit dan cara menanggulanginya.
Berbagai jenis hama tersebut dapat dengan cepat
tersebar dari suatu areal kebun ke areal lainnya.
Keadaan yang demikian menghendaki adanya
upaya pengendalian hama secara berkelompok dari
petani-petani sehamparan.
Tabel 8. Jenis Hama dan Cara
Menanggulanginya
No. Jenis Hama Cara Menanggulanginya
1 Serangga (kumbang malam,
kutu daun, belalang
dan ulat api) pada tahap
pembibitan
Menggunakan
insektisida
dengan sangat hati-
hati karena bibit peka
terhadap bahan-bahan
kimia
2 Mammalia, seperti landak
(Porcupine), gajah, babi
dan tikus pada tanaman muda
dan pohon dewasa
Dengan pestisida,
mekanis, biologis
(burung hantu utk tikus)
Sumber : Vademekum Kelapa Sawit (1993)
Jenis Penyakit, Tingkat Kepentingan
• Penyakit, patogen penyebab, gejala dan cara
menanggulangi disajikan pada Tabel 9
Tabel 9. Jenis Penyakit dan Cara
Menanggulanginya
No. Jenis Penyakit Gejala Cara Menanggulangi-
nya
1 Anthracnose Daun membusuk, berwarna
kelabu dan sangat rapuh
Fungisida
2 Helminthosporium Bercak pada daun Fungisida
3 Phytopthora Daun berwarna kecoklatan Fungisida
4 Rhizotonia sp. Dan
Phytium
sp.
Warna daun berubah menjadi
coklat kemerahan seperti
terbakar dan akar busuk
Fungisida
5 Botiodiplodia sp.,
Glomaerella
singulata,
Melacoiem elaedis
(Anthracnose)
Menyerap daun (bercak daun
hijau)
Fungisida
6 Culvularia sp.,
Helminthosporium
sp.
Bercak daun/black spot Fungisida
Sumber : Vademekum Kelapa Sawit (1993)
Jenis Gulma Dominan dan
Pengendaliannya
Gulma yang biasa sukar diatasi pada tanaman
kelapa sawit umumnya adalah alang-alang
dan pakis-pakisan. Jenis-jenis gulma dan cara
menanggulanginya selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Jenis Gulma Dominan dan Cara
Menanggulanginya
No. Jenis Gulma Cara Menanggulanginya
1. Alang-alang, cynodon,
cyperus dan beberapa
jenis rumput-rumputan
(berdaun sempit)
Secara manual dengan babat
tangan dan kored dan
secara kimia dengan
herbisida.
Jenis herbisida yang
digunakan
disesuaikan dengan kelompok
disesuaikan dengan kelompok
spesies pada areal yang
sangat luas.
2. Mikania micrantha,
Eupathorium odoratum,
Boreraria alata (berdaun
lebar)
3. Paku-pakuan
Sumber : Vademekum Kelapa Sawit (1993)
Tabel 11. Perkembangan Bunga Betina
dan Tandan Kelapa Sawit
Umur Setelah
Seludang
Terbuka
Keadaan Bunga/Tandan Daging Buah
10 hari Bunga anthesis Belum ada
1 bulan Buah kecil terbentuk
pada tandan
Putih kehijauan
lunak berair
2 bulan Tandan muda Putih kehijauan
3 bulan Tandan muda Kuning kehijauan
4 bulan Tandan mentah Kuning kemerahan
5 bulan Hampir masak Kuning kemerahan
Sumber : PTPN VII (1993)
Kastrasi : Membuang bunga
Keuntungan kastrasi pada tanaman
kelapa sawit antara lain :
1. Merangsang pertumbuhan vegetatif dan
menghemat penggunaan unsur hara dan air.
2. Menyeragamkan pembungaan.
3. Menciptakan kondisi tanaman yang bersih
sehingga dapat mengurangi serangan
penyakit busuk buah.
4. Kastrasi masih dilakukan sampai sekitar 6
bln sebelum panen pertama
Tabel 12. Bobot Tandan Rata-rata
Menurut Umur Tanaman
Umur (tahun) Bobot Tandan (kg)
4 4 – 5
5 6 – 7
6 – 7 8 – 9
8 – 9 10 – 11
10 12 – 15
11 – 13 17
14 – 15 18
16 – 17 20
18 – 19 22
20 – 21 25
22 – 23 22
24 – 25 20
Sumber : PTPN. VII (1993)
Tabel 13. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Menurut
Umur Tanaman dalam Kondisi Kebun Percobaan
Balit Marihat
Umur Di
Lapangan
(Tahun)
Produksi
TBS
(ton/ha/
Thn)
Rendemen
Minyak
Sawit (%)
Produksi
Minyak
Sawit
(kg/ha/Thn)
Minyak Inti
Sawit
Rende
men
(%)
4 8 15 1.280 2,5 200
5 15 18 2.700 3,0 450
6 17 19 3.230 3,5 595
7 18 21 3.780 3,5 630
8 20 22 4.400 2,5 700
9 21 23 4.830 3,5 735
10 23 23 5.290 2,5 805
Umur Di
Lapangan
(Tahun)
Produksi
TBS
(ton/ha/
Thn)
Rendemen
Minyak
Sawit (%)
Produksi
Minyak
Sawit
(kg/ha/Thn)
Minyak Inti Sawit
Rende
men
(%)
11 25 23 5.750 3,5 875
12 26 23 5.980 3,5 910
13 30 23 6.900 3,5 1.050
14 30 23 6.900 3,5 1.050
15 30 23 6.900 3,5 1.050
16 30 23 6.900 3,5 1.050
17 29 23 6.670 3,5 1.015
Umur Di
Lapangan
(Tahun)
Produksi
TBS
(ton/ha/
Thn)
Rendemen
Minyak
Sawit (%)
Produksi
Minyak
Sawit
(kg/ha/Thn)
Minyak Inti Sawit
Rende
men
(%)
18 28 23 6.440 3,5 980
19 28 23 6.440 3,5 980
20 25 23 5.750 3,5 875
21 23 23 5.290 3,5 805
22 20 23 4.600 3,5 700
23 18 23 3.760 3,5 630
24 18 23 3.680 3,5 560
25 18 23 3.680 3,5 560
Sumber : PTPN. VII (1993)
Beberapa gejala visual tanaman yang tumbuh tidak normal di
lapangan antara lain
1. Pertumbuhan pelepah daun berputar (twisted frond).
2. Tanaman memperlihatkan gejala bercak oranye
(orange spotting).
3. Helaian daun melengkung berputar ke bawah, sebagian
daunnya membusuk.
4. Susunan anak daun pada pelepah sempit memanjang
(narrow leaves).
5. Susunan anak daun sangat rapat seperti sirip ikan.
6. Pohon kerdil atau kurus akibat terserang penyakit.
7. Tanaman bertunas atau bercabang (Viviparous).
8. Anak daun keriting-kusut (Wrinckled).
Tabel 15. Tingkat Kematangan Buah
pada Tanaman Kelapa Sawit
Fraksi Jumlah Berondolan Yang Lepas Derajat Kematangan
00 Buah yang masih berwarna hitam *) dan belum
ada yang memberondol
Sangat mentah
0 Buah sudah berwarna merah/orange dan buah
luar sudah memberondol 1 sampai 12,5 %
Mentah
1 Buah luar sudah memberondol 12,5 sampai 25
%
Hampir matang
2 Buah luar sudah memberondol 25 sampai 50 % Matang
3 Buah luar sudah memberondol 50 sampai 70 % Matang
4 Buah luar sudah memberondol 75 sampai 100
%
Lewat matang
5 Bagian dalam buah sudah ikut memberondol Lewat matang
Sumber : Pedoman Teknis No. 40 tahun 1984, PPM Medan

More Related Content

Similar to 1. Secara umum jaringan komputer terdiri dari di bawah ini kecuali.

Teknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangkaTeknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangkasujononasa
 
Teknis budidaya jagung
Teknis budidaya jagungTeknis budidaya jagung
Teknis budidaya jagungsujononasa
 
Teknis budidaya kedelai
Teknis budidaya kedelaiTeknis budidaya kedelai
Teknis budidaya kedelaisujononasa
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahafifauliya
 
Teknis budidaya jeruk
Teknis budidaya jerukTeknis budidaya jeruk
Teknis budidaya jeruksujononasa
 
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran SawiCara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran SawiFirdika Arini
 
Teknis budidaya pisang
Teknis budidaya pisangTeknis budidaya pisang
Teknis budidaya pisangsujononasa
 
Teknis budidaya lada
Teknis budidaya ladaTeknis budidaya lada
Teknis budidaya ladasujononasa
 
Tanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur DaunTanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur DaunNAUFARA
 
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktorBudidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktorTita16039
 
Budidaya tanaman jagung
Budidaya tanaman jagungBudidaya tanaman jagung
Budidaya tanaman jagungCaraKerja
 
Budidaya tanaman anggur
Budidaya tanaman anggurBudidaya tanaman anggur
Budidaya tanaman anggurCaraKerja
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatYosep Setiawan
 
Budidaya Jagung.pptx
Budidaya Jagung.pptxBudidaya Jagung.pptx
Budidaya Jagung.pptxBenyWahyudi2
 

Similar to 1. Secara umum jaringan komputer terdiri dari di bawah ini kecuali. (20)

Teknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangkaTeknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangka
 
Teknis budidaya jagung
Teknis budidaya jagungTeknis budidaya jagung
Teknis budidaya jagung
 
Tanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur DaunTanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur Daun
 
Teknis budidaya kedelai
Teknis budidaya kedelaiTeknis budidaya kedelai
Teknis budidaya kedelai
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanah
 
Teknis budidaya jeruk
Teknis budidaya jerukTeknis budidaya jeruk
Teknis budidaya jeruk
 
Makalah Sambiloto
Makalah Sambiloto Makalah Sambiloto
Makalah Sambiloto
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran SawiCara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
 
Teknis budidaya pisang
Teknis budidaya pisangTeknis budidaya pisang
Teknis budidaya pisang
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
Budi daya sawi
Budi daya sawiBudi daya sawi
Budi daya sawi
 
Teknis budidaya lada
Teknis budidaya ladaTeknis budidaya lada
Teknis budidaya lada
 
Asi
AsiAsi
Asi
 
Tanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur DaunTanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur Daun
 
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktorBudidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
 
Budidaya tanaman jagung
Budidaya tanaman jagungBudidaya tanaman jagung
Budidaya tanaman jagung
 
Budidaya tanaman anggur
Budidaya tanaman anggurBudidaya tanaman anggur
Budidaya tanaman anggur
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomat
 
Budidaya Jagung.pptx
Budidaya Jagung.pptxBudidaya Jagung.pptx
Budidaya Jagung.pptx
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

1. Secara umum jaringan komputer terdiri dari di bawah ini kecuali.

  • 1. PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN KELAS 12 ATP SMKN 1 BAHUGA
  • 2. PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN SAWIT Kegiatan terdiri atas : 1. Mengukur, 2. Pembukaan areal, 3. Pemberantasan alang-alang, 4. Penanaman penutup tanah, 5. Pengajiran, 6. Pembuatan petakan, 7. Pembuatan lubang tanam. Bersamaan dengan kegiatan tersebut, biasanya dilakukan pembuatan jalan dan sarana penunjang lainnya.
  • 3. A. Merintis dan mengukur Kegiatan survei di lapangan untuk mengetahui : • bentuk areal, batas-batas areal, topografi tanah, jenis vegetasi dan keadaan lapangan lainnya----------- sebagai pedoman perencanaan kegiatan selanjutnya dalam bentuk peta yang lebih terinci daripada peta dasarnya.
  • 4. b. Pembukaan areal • Kegiatan pertama pembukaan areal adalah tebas-babat semak belukar dan pepohonan yang berdiameter < 5 cm, bertujuan membersihkan areal sehingga tahap kegiatan selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih mudah. • Tahap-tahapnya antara lain: – Penebangan pepohonan dilakukan dengan gergaji mesin (chain-shaw), gergaji tangan dan kapak. – Pemotongan batang dan perancahan dahan dan ranting – Perumpukan dahan dan ranting yang telah kering. – Pembakaran, kalau perlu diulang sampai 2 atau 3 kali (tidak lagi dilakukan setelah metode TANPA Bakar) – Pembongkaran tunggul pohon jika perlu dan mungkin. – Metode tanpa bakar : perumpukan dan bongkar tunggul secara mekanisasi (alat-alat berat dozer dan excavator).
  • 5.
  • 6. c. Pemberantasan Alang-alang • Areal yang terbuka merangsang pertumbuhan alang-alang yang cepat--------- --- Perlu pengendalian alang-alang sedini mungkin. • secara kimiawi dengan menggunakan herbisida • secara mekanis dengan menggunakan bajak dan garu. • Dowpon-M dan Roundup merupakan contoh herbisida yang sering digunakan. Selang antar aplikasi masing-masing tiga minggu.
  • 7. d. Penanaman Penutup Tanah • Untuk mencegah erosi permukaan serta pertumbuhan alang-alang. Pada keadaan demikian perlu dilakukan penanaman tanaman penutup tanah. • Penanaman penutup tanah (benih dengan dosis 14 kg/ha): – 4 kg Pureria javanica (PJ), – 6 kg Calopogonium mucunoides (CM) – 4 kg Centrosema pubescent (CP)
  • 8.
  • 9. • Penanaman dilakukan dengan menggunakan sistem larikan – dengan mencangkul dangkal sedalam mata garu (5 - 10cm) – Benih ditabur dalam larikan tersebut, kemudian ditimbun kembali. • Pemeliharaan tanaman penutup tanah: - Pemupukan dan - Pemurnian tanaman penutup tanah dengan cara membersihkan dari gulma yang dilakukan secara manual. Pemurnian dilakukan secara intensif terutama pada saat tanaman penutup tanah belum menutup sempurna.
  • 10. e. Pengajiran • Untuk mendapatkan pertanaman yang teratur, sebelum penanaman bibit di lapangan dilakukan pengajiran. Hal ini berguna dalam menentukan di mana bibit akan ditanam serta di mana jalan dan sarana lainnya akan dibuat • Jarak tanam, jarak antar baris dan kerapatan tanaman per ha pada Tabel 7.
  • 11.
  • 12. Tabel 7. Kerapatan Tanaman pada Sistem Tanam Segi Tiga Sama Sisi sy Jarak tanam (m) Jarak antar baris (m) Kerapatan tanaman/ha 8.8 x 8.8 x 8.8 7.62 150 9.0 x 9.0 x 9.0 7.79 143 9.2 x 9.2 x9.2 7.97 136 9.5 x 9.5 x 9.5 8.23 128 10.0 x 10.0 x10.0 8.67 116
  • 13. f. Pembuatan Petakan Pada areal yang merupakan tebing-tebing yang cukup terjal, untuk mengurangi erosi, dibuat sistem teras : teras individu dan teras bersambung. Teras individu berbentuk tapal kuda dengan panjang 4 m dan lebar 3 m dengan ujung berbentuk setengah lingkaran (Gambar 3). Teras bersambung umunya dibuat dengan mengikuti garis kontur dengan jarak antar kontur sekitar 2 m. Teras individu merupakan petakan di mana bibit akan ditanam. Petakan dibuat dengan jalan mencangkul (menggali tanah sebelah atas ajir dan ditimbunkan ke bagian bawahnya, sehingga dapat terbentuk tanah yang datar (Gambar 4).
  • 14.
  • 15. G. Pembuatan Lubang Tanam • Pembuatan Lubang Tanam Lubang tanam dibuat pada ajir-ajir Lubang tanam berukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm pada segitiga atas 40 cm x 40 cm x 40 cm pada bagian dasarnya kedalaman 60 cm.
  • 16. Penanaman Bibit • Seminggu sebelum tanam dilakukan pemutusan akar-akar bibit yang keluar dari kantung plastik. • Dasar kantung plastik dan salah satu pinggirnya ditoreh dengan pisau atau silet. • Dimasukkan bersama-sama ke dalam lubang tanam. Setelah berada di lubang tanam, kantung plastik dilepaskan secara hati-hati dan dikeluarkan dari lubang tanam. • Penimbunan secara bertahap, sub soil kemudian top soil. Tanah di sekitar bibit dipadatkan dengan cara menginjak-injak dengan hati-hati. Leher akar diusahakan tepat berada pada permukaan tanah. • Pada saat penanaman dilakukan pemupukan dengan pupuk Rock Phosphate (RP) sebanyak 500 gram/lubang tanam. Setengah bagian dimasukkan ke dasar lubang dan sisanya dicampur dengan top soil.
  • 17. Pemeliharaan • Pemeliharaan meliputi penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, penjarangan naungan. # Penyiraman dilakukan dua kali satu hari jika tidak ada hujan. # Pemupukan dengan menggunakan urea atau pupuk majemuk dengan dosis 2 g/liter air. # Setelah bibit berumur 2,5 – 3 bulan naungan perlu dihilangkan, agar bibit dapat beradaptasi. # Demikian pula seleksi di persemaian pendahuluan dimulai saat tanaman berumur 2,5 – 3 bulan.
  • 18.
  • 19. Pemeliharaan tanaman Penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta seleksi bibit. • Penyiraman dilakukan dua kali sehari (pagi dan sore) jika curah hujan kurang dari 10 mm. • Penyiangan dilakukan terhadap gulma di dalam kantong plastik dan di petakan pembibitan. Pada saat penyiangan sekaligus dilakukan penggemburan tanah. Rotasi penyiangan dilakukan dua minggu sekali.
  • 20.
  • 21. PEMUPUKAN • Strategi pemupukan: – Tepat jenis (memilih kombinasi jenis pupuk berdasarkan komposisi unsur hara utama & tambahan; memilh berdasarkan sifat kelarutan dan sifat tanahnya). – Tepat waktu & frekuensi (ditentukan oleh iklim/ CH, sifat fisik tanah, logistik pupuk, adanya sifat sinergis & antagonis antar unsur hara – Tepat cara (ditentukan berdasarkan jenis pupuk, umur tanaman, jenis tanah) – Tepat dosis (pd TBM vs TM; diagnosis visual dan secara kimia, yakni analisis tanah, analisis daun ) – Pemanfaatan limbah sbg penyedia hara.
  • 22. • Cara pemupukan : 1. Penyebaran secara merata pada lingkar luar dan dalam batang (lihat gambar) 2. Penempatan pupuk pd jalur lingkaran 3. Penempatan pupuk pd larikan (lubang memanjang) mengelilingi pokok dan pupuk dibenamkan dalam larikan yg ditimbun lg dg tanah 4. Pemupukan melalui daun 5. Pemupukan melalui ketiak pelepah (pupuk Borate, pada daun ke-9 spi ke-17 ) 6. Pemupukan melalui infus akar (unsur mikro).
  • 23. • ● : pohon kelapa sawit ● : pohon kelapa sawit • : daerah penyebaran pupuk N : daerah penyebaran N, P, K, Mg Gambar : Penyebaran pupuk N, P, K, dan Mg pada piringan KS TM Jari-jari Piringan 0.50 m 1.00 m 2.75 m
  • 24.
  • 25. Faktor Biotik : Hama, Penyakit dan Gulma Jenis Hama, Tingkat Kepentingan dan Kemudahan Diatasi Hama yang umumnya menyerang tanaman kelapa sawit adalah serangga. Tabel 8 berikut ini merupakan jenis hama yang umum menyerang kelapa sawit dan cara menanggulanginya. Berbagai jenis hama tersebut dapat dengan cepat tersebar dari suatu areal kebun ke areal lainnya. Keadaan yang demikian menghendaki adanya upaya pengendalian hama secara berkelompok dari petani-petani sehamparan.
  • 26. Tabel 8. Jenis Hama dan Cara Menanggulanginya No. Jenis Hama Cara Menanggulanginya 1 Serangga (kumbang malam, kutu daun, belalang dan ulat api) pada tahap pembibitan Menggunakan insektisida dengan sangat hati- hati karena bibit peka terhadap bahan-bahan kimia 2 Mammalia, seperti landak (Porcupine), gajah, babi dan tikus pada tanaman muda dan pohon dewasa Dengan pestisida, mekanis, biologis (burung hantu utk tikus) Sumber : Vademekum Kelapa Sawit (1993)
  • 27. Jenis Penyakit, Tingkat Kepentingan • Penyakit, patogen penyebab, gejala dan cara menanggulangi disajikan pada Tabel 9
  • 28. Tabel 9. Jenis Penyakit dan Cara Menanggulanginya No. Jenis Penyakit Gejala Cara Menanggulangi- nya 1 Anthracnose Daun membusuk, berwarna kelabu dan sangat rapuh Fungisida 2 Helminthosporium Bercak pada daun Fungisida 3 Phytopthora Daun berwarna kecoklatan Fungisida 4 Rhizotonia sp. Dan Phytium sp. Warna daun berubah menjadi coklat kemerahan seperti terbakar dan akar busuk Fungisida 5 Botiodiplodia sp., Glomaerella singulata, Melacoiem elaedis (Anthracnose) Menyerap daun (bercak daun hijau) Fungisida 6 Culvularia sp., Helminthosporium sp. Bercak daun/black spot Fungisida Sumber : Vademekum Kelapa Sawit (1993)
  • 29. Jenis Gulma Dominan dan Pengendaliannya Gulma yang biasa sukar diatasi pada tanaman kelapa sawit umumnya adalah alang-alang dan pakis-pakisan. Jenis-jenis gulma dan cara menanggulanginya selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 10.
  • 30. Tabel 10. Jenis Gulma Dominan dan Cara Menanggulanginya No. Jenis Gulma Cara Menanggulanginya 1. Alang-alang, cynodon, cyperus dan beberapa jenis rumput-rumputan (berdaun sempit) Secara manual dengan babat tangan dan kored dan secara kimia dengan herbisida. Jenis herbisida yang digunakan disesuaikan dengan kelompok disesuaikan dengan kelompok spesies pada areal yang sangat luas. 2. Mikania micrantha, Eupathorium odoratum, Boreraria alata (berdaun lebar) 3. Paku-pakuan Sumber : Vademekum Kelapa Sawit (1993)
  • 31. Tabel 11. Perkembangan Bunga Betina dan Tandan Kelapa Sawit Umur Setelah Seludang Terbuka Keadaan Bunga/Tandan Daging Buah 10 hari Bunga anthesis Belum ada 1 bulan Buah kecil terbentuk pada tandan Putih kehijauan lunak berair 2 bulan Tandan muda Putih kehijauan 3 bulan Tandan muda Kuning kehijauan 4 bulan Tandan mentah Kuning kemerahan 5 bulan Hampir masak Kuning kemerahan Sumber : PTPN VII (1993)
  • 32. Kastrasi : Membuang bunga Keuntungan kastrasi pada tanaman kelapa sawit antara lain : 1. Merangsang pertumbuhan vegetatif dan menghemat penggunaan unsur hara dan air. 2. Menyeragamkan pembungaan. 3. Menciptakan kondisi tanaman yang bersih sehingga dapat mengurangi serangan penyakit busuk buah. 4. Kastrasi masih dilakukan sampai sekitar 6 bln sebelum panen pertama
  • 33. Tabel 12. Bobot Tandan Rata-rata Menurut Umur Tanaman Umur (tahun) Bobot Tandan (kg) 4 4 – 5 5 6 – 7 6 – 7 8 – 9 8 – 9 10 – 11 10 12 – 15 11 – 13 17 14 – 15 18 16 – 17 20 18 – 19 22 20 – 21 25 22 – 23 22 24 – 25 20 Sumber : PTPN. VII (1993)
  • 34. Tabel 13. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Menurut Umur Tanaman dalam Kondisi Kebun Percobaan Balit Marihat Umur Di Lapangan (Tahun) Produksi TBS (ton/ha/ Thn) Rendemen Minyak Sawit (%) Produksi Minyak Sawit (kg/ha/Thn) Minyak Inti Sawit Rende men (%) 4 8 15 1.280 2,5 200 5 15 18 2.700 3,0 450 6 17 19 3.230 3,5 595 7 18 21 3.780 3,5 630 8 20 22 4.400 2,5 700 9 21 23 4.830 3,5 735 10 23 23 5.290 2,5 805
  • 35. Umur Di Lapangan (Tahun) Produksi TBS (ton/ha/ Thn) Rendemen Minyak Sawit (%) Produksi Minyak Sawit (kg/ha/Thn) Minyak Inti Sawit Rende men (%) 11 25 23 5.750 3,5 875 12 26 23 5.980 3,5 910 13 30 23 6.900 3,5 1.050 14 30 23 6.900 3,5 1.050 15 30 23 6.900 3,5 1.050 16 30 23 6.900 3,5 1.050 17 29 23 6.670 3,5 1.015
  • 36. Umur Di Lapangan (Tahun) Produksi TBS (ton/ha/ Thn) Rendemen Minyak Sawit (%) Produksi Minyak Sawit (kg/ha/Thn) Minyak Inti Sawit Rende men (%) 18 28 23 6.440 3,5 980 19 28 23 6.440 3,5 980 20 25 23 5.750 3,5 875 21 23 23 5.290 3,5 805 22 20 23 4.600 3,5 700 23 18 23 3.760 3,5 630 24 18 23 3.680 3,5 560 25 18 23 3.680 3,5 560 Sumber : PTPN. VII (1993)
  • 37. Beberapa gejala visual tanaman yang tumbuh tidak normal di lapangan antara lain 1. Pertumbuhan pelepah daun berputar (twisted frond). 2. Tanaman memperlihatkan gejala bercak oranye (orange spotting). 3. Helaian daun melengkung berputar ke bawah, sebagian daunnya membusuk. 4. Susunan anak daun pada pelepah sempit memanjang (narrow leaves). 5. Susunan anak daun sangat rapat seperti sirip ikan. 6. Pohon kerdil atau kurus akibat terserang penyakit. 7. Tanaman bertunas atau bercabang (Viviparous). 8. Anak daun keriting-kusut (Wrinckled).
  • 38. Tabel 15. Tingkat Kematangan Buah pada Tanaman Kelapa Sawit Fraksi Jumlah Berondolan Yang Lepas Derajat Kematangan 00 Buah yang masih berwarna hitam *) dan belum ada yang memberondol Sangat mentah 0 Buah sudah berwarna merah/orange dan buah luar sudah memberondol 1 sampai 12,5 % Mentah 1 Buah luar sudah memberondol 12,5 sampai 25 % Hampir matang 2 Buah luar sudah memberondol 25 sampai 50 % Matang 3 Buah luar sudah memberondol 50 sampai 70 % Matang 4 Buah luar sudah memberondol 75 sampai 100 % Lewat matang 5 Bagian dalam buah sudah ikut memberondol Lewat matang Sumber : Pedoman Teknis No. 40 tahun 1984, PPM Medan