Dokumen tersebut membahas beberapa penyakit non-infeksius pada kelapa sawit seperti crown disease, palma steril, batang banyak, dan daun belang. Crown disease disebabkan faktor genetik dan lingkungan dan menyebabkan pertengahan pelepah membengkok. Palma steril tidak menghasilkan buah sama sekali karena bunga yang mengalami aborsi, sedangkan batang banyak memiliki lebih dari satu batang akibat tunas tumbuh dari ketiak
Daun majemuk adalah daun yang terbagi atas dua sampai banyak anak daun, misalnya daun turi, asam, kacang, kelapa, dan palem.
Macam – Macam Daun Majemuk :
1. Majemuk menyirip (pinnatus)
2. Daun Majemuk Menjari (Palmatus atau Digitatus)
3. Daun Majemuk Bangun Kaki (pedatus)
4. Daun Majemuk Campuran (Digitato pinnatus)
Laporan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijauanurputri
laporan ini merupakan laporan berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan mengenai pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau ...
by A.Nur Putri R.Y
Daun majemuk adalah daun yang terbagi atas dua sampai banyak anak daun, misalnya daun turi, asam, kacang, kelapa, dan palem.
Macam – Macam Daun Majemuk :
1. Majemuk menyirip (pinnatus)
2. Daun Majemuk Menjari (Palmatus atau Digitatus)
3. Daun Majemuk Bangun Kaki (pedatus)
4. Daun Majemuk Campuran (Digitato pinnatus)
Laporan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijauanurputri
laporan ini merupakan laporan berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan mengenai pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau ...
by A.Nur Putri R.Y
Ganoderma sulit dimatikan, karena serangannya di dalam tanah, tetapi jika lahan diganti dengan komoditi semusim selama beberapa tahun, akan sangat berkurang. Pilihan lainnya adalah hidup bersama Ganoderma, pohon kelapa sawit tetap hidup dan produktif, Ganoderma tetap hidup juga, jadi hidup berdampingan.
OPT yang sering ditemui pada komodias Durian. Beberapa hama penting seperti penggerek buah/bunga/batang, lalat buah, kutu. Penyakit penting lainnya adalah busuk buah, busuk akar serta jamur upas. Sedangkan penyimpangan fisiologis yaitu inti basah, matang tidak merata, ujung daun yang mengering serta tip burn. Pengendaliannya dapat dilakukan secara kultur teknis, mekanis maupun menggunakan kimia sintetis.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
1. 5. Penyakit Kelapa Sawit
Non Infeksius 3
Kelainan Genetik
Sat Rahayuwati SP. MSi.
2. Penyakit Tajuk Crown Disease
Gejala
1. Daun tombak tidak membuka sempurna
2. Adanya pembusukan jaringan pada daun tombak, warna
coklat, menyebabkan anak-anak daun rusak
3. Bagian yang busuk sering ditumbuhi cendawan saprofitik
dan patogen lemah yang memperberat kerusakan jaringan
4. Setelah daun tombak membuka pertengahan pelepah
membengkok dengan anak-anak daun rusak
Penyebab
• Faktor genetis
• Sawit Deli lebih rentan dari sawit Afrika
• Kasus crown disease berkisar 5-15% pada persilangan DP
3. Faktor Pendorong Crown Disease
Faktor bawaan (genetis) ditambah dengan faktor pendorong
menyebabkan gejala semakin parah yaitu
1. Tanaman yang di pupuk N berlebihan
2. Tanaman yang mengalami defisiensi Mg
3. Masuknya cendawan pada bagian yang busuk:
Aspergillus, Fusarium, Phytophthora, Colletotrichum,
Pestalotiopsis
6. Pengendalian
1. Pengendalian jangka panjang: melalui program pemuliaan
tanaman. Tidak menggunakan tetua yang menurunkan
penyakit crown disease
2. Cara pengendalian: memotong pupus dan pelepah rusak,
disemprot dengan Captan 0,2%, rotasi 14 hari,
menggunakan pompa punggung
3. Tindakan agronomis: pemupukan, penyiangan gulma dll
tetap dilakukan baik pada tanaman sakit maupun
tanaman sehat.
4. Tanaman sakit diberi tambahan Mg 25% sedangkan pupuk
N dikurangi 15%
7. Pendapat praktisi Eko Zulkifli MSc. PT Anugerah Sawit
Andalan Banjarmasin tentang Crown Disease
• Tanaman sawit TBM 1-3 terserang Crown Disease (CD)
tidak perlu dibongkar dan diganti tanaman baru
• Penyakit bisa sembuh dengan sendirinya hanya saja
pertumbuhannya terhambat
• Tanaman pasca sembuh dari CD mampu berproduksi
normal
• Penyakit CD dipicu oleh herbisida bahan aktif Glifosat
Sumber : linkedin.com/pulse/crown-disease
8. Palma Steril ( Sterile Palm)
Ada kelapa sawit tertentu tidak mengeluarkan bunga sama
sekali atau bunga mengalami aborsi setelah antesis.
Aborsi bunga berkelanjutan sehingga tidak menghasilkan
buah sama sekali
Palma steril terjadi pada: Pisifera, persilangan tertentu
antara Tenera X Pisifera, keturungan Dura Deli
Palma steril menunjukkan vigur vegetatif luar biasa, batang
lebih besar dan lebih tinggi, tajuk sangat besar dan
pelepah daun hijau gelap
Karena tidak ada buah yang dihasilkan maka tidak ada
pelepah yang dibuang oleh pemanen. Pelepah, bunga dan
tandan buah kecil kering tetap di tempatnya
10. Palma Steril
Cendawan Marasius kerap ditemukan
Tanaman menjadi sarang tikus
Karena tidak ada manfaatnya sebaiknya palma steril di
musnahkan saja
Pembongkaran palma steril mendorong tanaman terdekat
tumbuh dengan baik, tidak lagi berkompetisi
memperebutkan hara, air dan cahaya matahari
Palma steril
Sumber PPKS
11. Batang Banyak (Vivipary)
1. Tanaman abnormal mempunyai batang lebih dari 1
2. Dari setiap ketiak pelepah muncul satu tunas, mula-mula
tumbuh ke samping, selanjutnya berkembang menjadi
batang baru
3. Batang baru: berputar, daun rapat dan salah bentuk
4. Dengan bertambahnya umur, semua batang saling
berdesakan dan tampak gejala etiolasi
5. Pelepah yang sedemikian rapat meyebabkan pelepah
bagian dalam terlindung dari matahari sehingga menjadi
pucat lalu mati
6. Tanaman vivipary menghasilkan bunga sedikit, tandan
buah kecil dan busuk terserang cendawan Marasmius
12. Batang Banyak ( Vivipary)
Tanaman vivipary sebaiknya dimusnahkan, mendorong
pertumbuhan sawit disekitarnya, tidak berebut hara, air
dan cahaya matahari
Batang banyak
sumber PPKS
14. Daun Belang / Kimera (Chimaera)
Kimera disebabkan oleh mutasi genetik
Kimera pada kelapa sawit terjadi secara alami dan tingkat
kejadian sangat rendah
Kimera dengan gejala berat mampu menurunkan produksi
hingga 100%
Kimera pada bibit dicirikan: daun bergaris kuning, bintik
hijau kuning, tepi daun kering hingga mati
Kimera sudah terlihat sejak di pembibitan namun
terkadang terbawa ke lapangan
16. Daun Belang (Chimaera)
Tingkat keparahan kimera dibagi menjadi: ringan, sedang
dan berat
Bibit kimera tingkat keparahan berat dan sedang
disarankan untuk diafkir dan tidak ditanam di lapangan.
Jika ditemui kimera di lapangan, dilihat terlebih dahulu
tingkat keparahannya
Produksi TBS dari sawit bergejala kimera ringan tidak
berbeda dengan tanaman normal sehingga tanaman ini
tidak perlu dibongkar.
Jika kimera menunjukkan gejala semakin berat serta
mempengaruhi produksi tandan, sebaiknya tanaman
dibongkar dan disisip.
17. Daftar Pustaka
Purba RY, Susanto A, Akiyat. 2005. Buku 2 Penyakit-Penyakit
Non-Infeksi Pada Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa
Sawit: Medan
Purba RY. 2009. Penyakit-Penyakit Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit:
Medan.
Rahmadi H, Supena N, Faizah R, Yenni Y. 2013. Fenomena
abnormalitas Kimera Bibit Kelapa Sawit. Kumpulan Poster
Pertemuan Teknis Kelapa Sawit: Medan