SlideShare a Scribd company logo
14. Penyakit Non Infeksius 4
Faktor Lingkungan
Sat Rahayuwati
1. Cekaman Pindah Tanam (Transplanting Shock)
 Beratnya cekaman pindah tanam beragam: ringan –
sedang – berat atau tanaman mati
 Terlihat beberapa hari hingga 2 bulan setelah tanam
 Gejala ringan: daun termuda yang telah membuka penuh
layu.
 Gejala sedang: semua pelepah kecuali pupus tengah
menguning dan kering. Pupus tetap hijau, tanaman pulih
kembali walaupun pertumbuhan terhambat selama
beberapa bulan
 Gejala berat: semua pelepah kering termasuk pupus
kemudian tanaman mati. Bagian akar berwarna gelap dan
sering ditumbuhi cendawan
 Bila saat penanam akar benar-benar rusak, maka gejala
awal dari transplanting shock adalah terkulainya pupus
tengah
Penyebab Cekaman Pindah Tanam
Penyebab utama cekaman adalah buruknya teknik pindah-
tanam, ketika bibit dipindahkan dari pembibitan dan ketika
penaman di lapangan
Teknik pindah tanam yang buruk Bibit dibuang akibat buruknya pindah tanam
1. Faktor Pendorong Cekaman Pindah Tanam
1. Bibit di pembibitan utama terlalu lama (bibit lewat
umur)
2. Kerusakan berat pada sistem perakaran
3. Transportasi bibit yang kurang hati-hati
4. Pindah tanam selama cuaca kering
5. Penanaman tidak sempurna, sebagian besar akar
terkena panas matahari langsung
6. Tanah pengisi lubang tanam terlalu kering dan tidak
padat
Bibit dalam kondisi baik
setelah di lapangan
1. Pengendalian Cekaman Pindah Tanam
1. Pemutaran polibek ½ lingkaran (180o) hendaknya
dilakukan 3 minggu sebelum pindah tanam. Penyiraman
tetap dilakukan secara rutin
2. Bibit tidak lewat umur
3. Tanah dalam polibek tidak boleh terlalu kering, polibek
tidak rusak
4. Bila tinggi bibit > 160 cm perlu dipangkas. Pelepah bawah
dipangkas hingga dekat batang dan pelepah lebih muda
dipangkas lebih ringan
5. Sistem perakaran diusahakan rusak seminimal mungkin
selama pengangkutan dan penanaman di lapangan
6. Pembukaan polibek dan penanaman harus hati-hati,
hindari kerusakan massa akar-tanah
1. Pengendalian Cekaman Pindah Tanam
6. Hindari penanaman pada musim kemarau dan cuaca
kering
7. Tanah pengisi lubang tanam tidak terlalu kering dan harus
dipadatkan sewaktu penanaman
8. Lakukan pemeriksaan dan konsolidasi 1 minggu setelah
tanam
Kerusakan berat pada massa akar
Cekaman pindah tanam
setelah 7 hari di lapangan
2. Kerusakan Oleh Angin (Wind Damage)
 Sawit berbagai umur dapat rusak oleh terjangan angin
yang berhembus kencang
 Kerusakan pada tanaman muda dapat menyebabkan
kerugian ekonomi. Biaya rehabilitasi mahal dan
terganggunya kemapanan tanaman di lapangan
 Kerusakan oleh angin terjadi pada kelapa sawit muda yang
ditanam di kaki bukit yang berhadapan langsung dengan
arah laju angin
 Kerusakan oleh angin pada tanaman muda berupa
rusaknya anak-anak daun hingga tanaman tumbang
 Pada tanaman tua umur 10-16 tahun, terjangan angin
menyebabkan patah pucuk yang bisa berakibat kematian
 Kerusakan berat menyebabkan terbentuknya bunga-bunga
jantan sehingga produksi turun 1-2 tahun ke depan
2. Kerusakan Oleh Angin (Wind Damage)
 Kasus patah pucuk lebih banyak terjadi ke kebun-kebun di
dekat pantai, di mana kerap bertiup angin kencang disertai
dengan hujan lebat
Gejala
1. Gejala kerusakan oleh angin pada tanaman tua dapat
dengan jelas terlihat dengan ciri: pelepah terpuntir, patah
dengan posisi berlawanan arah dengan posisi normal
2. Tanaman rusak dengan kondisi sama berkelompok
3. Tanaman tumbang khususnya pada tanah bertekstur
ringan
4. Pangkal pupus hingga daun ke 5 dan 6 patah pada
pangkalnya, menggantung dengan berbagai besaran sudut
dengan arah sama,
2. Gejala kerusakan oleh angin (lanjutan)
5. Jika jaringan patah tidak luas, segera terbentuk kalus
sehingga mikroorganisme tidak masuk
6. Dalam keadaan lebih parah bakteri masuk menyebabkan
busuk pangkal pupus dan tanaman dapat mati
7. Kerusakan tanaman mendorong terbentuknya bunga
jantan
8. Tandan buah yang terbentuk akan berkembang hingga
matang fisiologis, namun hasil akan berkurang tergantung
beratnya gejala kerusakan hingga tanaman pulih kembali
2. Faktor Pendorong
1. Penggunaan bibit lewat umur dan berukuran besar di
pertanaman baru rawan serangan angin
2. Sawit yang tumbuh di tanah bertekstur ringan dan pada
tanah mineral di kaki bukit lebih rentan terhadap
serangan angin
3. Defisiensi B berpengaruh terhadap kekuatan dan
elastisitas jaringan sehingga lebih mudah patah
Gejala kerusakan akibat angin
2. Pengendalian Kerusakan Akibat Angin
1. Tanaman baru di daerah rawan angin diberi tonggak
penyangga
2. Pada tanaman tua, tumbangnya pohon dapat dicegah
dengan bantuan tiang penyangga yang kuat dan
menimbun tanah di sekeliling pangkal batang.
3. Pemangkasan selektif pelepah patah untuk mendorong
pertumbuhan pelepah muda
4. Tanaman mati harus dibongkar dan dihancurkan untuk
mencegah dijadikannya tempat berkembang biak hama
dan penyakit
5. Tanaman terserang angin yang masih selamat diberi
ekstra pupuk N, P, K, Mg 25% selama se-tahun
3. Tersambar Petir (Lightning Damage)
1. Sering terjadi di areal berbukit
2. Sambaran petir hanya sesekali terjadi dengan kerugian
tidak nyata, namun menyebabkan tanaman mati
3. Tingkat serangan petir beragam. Kerusakan biasanya
berkelompok 7 tanaman. Tanaman pusat mati setelah
beberapa waktu, sedangkan 6 tanaman terdekat pulih
4. Gejala ringan tersambar petir berupa mengeringnya
ujung-ujung pelepah yang bersinggungan langsung
dengan tanaman pusat
3. Gejala Tersambar Petir
1. Tanaman muda: pelepah bagian dalam nekrosis,
berwarna coklat, kering
2. Infeksi patogen menyebabkan jaringan terluka menjadi
busuk
3. Perakaran tanaman berkembang secara normal
4. Sambaran petir tanaman tua menyebabkan pelepah
jatuh terkulai dengan cepat. Pelepah menguning
kemudian menjadi coklat
5. Sambaran petir pada batang menyebabkan ujung
batang retak atau batang menjadi bengkok melengkung
hingga tajuk menyentuh tanah
6. Ada kalanya kacangan penutup tanah ikut mati akibat
sambaran petir
Akibat tersambar petir, jaringan di
bagian dalam pelepah nekrosis,
warna coklat dan kring
Gejala tersambar petir
pada tanaman muda
Sumber: PPKS 2009
3. Pengendalian Sambaran Petir
1. Tanaman tersambar petir dengan kerusakan ringan tidak
memerlukan tindakan pengendalian khusus
2. Tanaman mati harus dibongkar dan dimusnahkan agar
tidak menjadi sarang tikus, Oryctes rhinoceros,
Rhynchophorus.
Gejala sambaran petir pada
tanaman tua
Sumber PPKS 2009
4. Keracunan Herbisida dan Insektisida
(fitotoksisitas)
• Pengendalian gulma periode TBM dan TM diperlukan
untuk mengurangi persaingan dengan gulma dan
memelihara konsidi lahan agar berbagai kegiatan lapangan
dapat dijalankan lebih mudah
• Penggunaan pestisida secara sembrono dapat
menyebabkan keracunan (fitotoksisitas)
• Kandungan logam berat dalam pestisida mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan tanaman di lapangan
• Kerusakan akibat fitotoksisitas mulai dari gejala ringan
hingga berat. Produksi tanaman dapat menurun bahkan
dapat menimbulkan kematian tanaman secara perlahan
• Pada TBM kerusakan oleh herbisida terjadi karena drift,
semprotan yang mengenai daun, terserap secara kontak
dan sistemik
4. Fitotoksisitas
• Pada tanaman dewasa, kerusakan oleh herbisida tidak
begitu nyata
Gejala Herbisida Kontak Anorganik
1. Herbisida anorganik yang umum digunakan yaitu Sodium
Arsenit dan Sodium Klorat
2. Merusak jaringan yang langsung terkena semprotan
3. Jaringan warna coklat terang kemudian mati
4. Pada tanaman muda, pelepah bawah mengalami
kerusakan terberat jika tidak diangkat selama
penyemprotan piringan
5. Daun bawah seperti terbakar menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan
6. Dropet yang mengenai buah menyebabkan lekukan-
lekukan kecil pada buah, mengering dan menyebabkan
warna gelap ketika buah matang
Herbisida Kontak Organik
1. Misalnya garam Metanarsonat (MSMA), Parakuat
2. Kerusakan yang terlihat seperti akibat herbisida anorganik
3. Aplikasi Parakuat kurang cahaya (pagi hari, mendung)
bersifat sistemik. Translokasi Parakuat dapat mencapai
pucuk. Nekrotik terlihat sepanjang lidi
4. Aplikasi Parakuat cahaya penuh bersifat kontak,
menyebabkan bercak-bercak dan kering pada daun
Fitotoksis
herbisida kontak
anorganik
Fitotoksis
herbisida kontak
organik
Gejala fitotoksi herbisida kontak organik dan
anorganik hampir sama yakni daun kering
seperti terbakar
4. Herbisida Sistemik Organik 2,4-D
 Herbisida 2,4 D dapat diserap melalui akar dan daun
 2,4 D merupakan herbisida pengatur tumbuh
 Toksisitas 2,4 D dikenal dengan ciri adanya pembengkokan
ke samping pelepah muda
 Jika kerusakan berat, pelapah tengah menjadi horizontal
Sumber PPKS 2009
4. Pengendalian Fitotoksisitas
1. Kerusakan akibat herbisida dan insektisida tidak bisa
disembuhkan dengan suatu perlakuan
2. Pengendalian dapat dilakukan dengan mencegah
terjadinya kesalahan aplikasi terhadap tanaman
3. Pilih herbisida yang tidak menimbulkan masalah
fitotoksisitas
4. Tidak melakukan aplikasi ketika cuaca berangin
5. Pelepah bawah diangkat, diikat ke atas atau menggunakan
penghalang berupa lembaran plastik
5. Dampak Kekeringan dan Kebakaran
 Kekeringan (El Nino) menyebabkan kebakaran hutan dan
perkebunan kelapa sawit (1997, 2015)
 Insiden klimatik berupa asap tebal di Asia Tenggara
 Di tambah pengusaha nakal yang membersihkan lahan
perkebunan baru dengan sengaja dibakar
 Kekeringan menyebabkan penurunan produksi buah sawit
21-65%, kebakaran langsung pada tanaman menyebabkan
100% produksi turun, sementara kabut asap hanya
menurunkan 1,4-5,5%
5. Dampak Kekeringan dan Kebakaran
 Kondisi optimum kelapa sawit adalah curah hujan tahunan
2000 mm dengan distribusi bulanan merata. Adanya
defisit air berkepanjangan menyebabkan gangguan
vegetatif.
 Defisit 100 mm air menyebabkan penurunan produksi 10%
pada tahun berikutnya
 Sawit memerlukan penyinaran 2000 jam/tahun.
Akumulasi asap selama 2 bulan menyebabkan penyinaran
berkurang 300 jam (15%)
5. Dampak Kekeringan dan Kebakaran
Gejala Kekeringan
1. Akumulasi daun tombak lebih dari 3 pelepah
2. Pelepah mengering mulai dari yang terbawah
3. Aborsi bunga betina terutama pada tanaman muda 3-5
tahun
4. Bunga jantan banyak bermunculan
5. Buah tua mengalami matang dini
6. Berat tandan dan rendemen minyak turun 17-19%
7. Dampak negatif terhadap produksi terlihat dalam 1-2
tahun kemudian
5. Dampak Kekeringan dan Kebakaran
Penyebab
1. Kemarau panjang menyebabkan defisit air > 200
mm/tahun
2. Kebakaran menyebabkan semakin beratnya defisit air dan
menurunnya aktifitas fotosintesis akibat akumulasi asap
tebal selama 2 bulan.
Gejala kekeringan pada tanaman
muda menghasilkan
Sumber PPKS 2009
5. Faktor Pendorong Kekeringan dan Kebakaran
1. Kehilangan air berlebihan pada areal gambut dan pasang
surut
2. Adanya pembakaran sengaja untuk penanaman baru
3. Dampak kebakaran lahan gambut lebih berat
dibandingkan tanah mineral
4. Kacangan penutup tanah lebih peka terhadap kekeringan
sehingga lebih mudah terbakar
5. Kurang persiapan dalam menghadapi kekeringan dan
kebakaran
• Tidak ada satgas penanggulangan kebakaran
• Tidak ada pos pengintai kebakaran
• Tidak ada zona isolasi sekat bakar
• Tidak tersedia waduk penampungan air
• Kurang koordinasi dengan fihak terkait: pemda, petani,
masyarakat
Gejala kekeringan pada tanaman tua
Gejala kerusakan akibat kebakaran
langsung pada TBM
5. Pengendalian Kekeringan dan Kebakaran
1. Memanfaatkan tandan kosong untuk konservasi tanah dan
air sebelum musim kemarau tiba
2. Mengalirkan limbar cair dari PKS ke areal tanaman di
sekitarnya (land application)
3. Saat kemarau menunda pengendalian gulma piringan,
penunasan dan pemupukan
4. Saat kemarau menunda penyisipan
5. Menyesuaikan rotasi panen dengan kematangan dan
kerapatan buah
6. Setelah curah hujan mencapai 150 mm/bulan segera
lakukan pemupukan lengkap dengan dosis 125-150% dari
dosis standar
7. Water management tepat terutama di lahan gambut
8. Perlu persiapan mantap uk kekeringan di masa datang
Pengaruh kebakaran pada TBM
5. Pasca Kebakaran
1. Pembukaan lahan baru dan peremajaan wajib
menggunakan sistem zero burning
2. Rehabilitasi tanaman penutup tanah dengan memelihara
sisa-sisa kacangan dan menyisipnya
3. Pengendalian gulma lalang yang biasanya tumbuh tahun
pertama pasca kebakaran
4. Rehabilitas kelapa sawit dengan
1. Memangkas daun terbakar dan kering
2. Membuang semua bunga dan tandan buah terbakar
3. Pemberian pemupukan lengkap dengan dosis 125-
150% dosis standar
4. Membongkar dan menyisip tanaman mati
5. Pengendalian hama tikus dan Marasmius yang
biasanya muncul pasca kebakaran
Daftar Pustaka
Darmosarkoro W, Harahap IY, Syamsudin E. 2001. Pengaruh
kekeringan pada tanaman kelapa sawit dan upaya
penanggulangannya. Warta PPKS 9 (3): 83-96
Purba RY, Susanto A, Akiyat. 2005. Buku 2 Penyakit-Penyakit
Non-Infeksi Pada Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa
Sawit: Medan
Purba RY. 2009. Penyakit-Penyakit Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit:
Medan.

More Related Content

What's hot

Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulma
Tidar University
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitfahmiganteng
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
Repository Ipb
 
Budidaya tembakau
Budidaya tembakauBudidaya tembakau
Budidaya tembakauafifauliya
 
Seleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitan
Seleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitanSeleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitan
Seleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitan
Genting Plantation Nusantara
 
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Issuchii Liescahyani
 
Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanamanPemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman
Ali Babang
 
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Ankardiansyah Pandu Pradana
 
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
sat rahayuwati
 
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Ankardiansyah Pandu Pradana
 
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Ankardiansyah Pandu Pradana
 
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
Trisna Monalia
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
Tidar University
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanaman
Ali Babang
 
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
sat rahayuwati
 
Produksi, sertifikasi, peredaran benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
Produksi, sertifikasi, peredaran  benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...Produksi, sertifikasi, peredaran  benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
Produksi, sertifikasi, peredaran benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...Hari Prasetyo
 
Teknis perbanyakan agens hayati
Teknis perbanyakan  agens hayatiTeknis perbanyakan  agens hayati
Teknis perbanyakan agens hayati
pandirambo900
 
Makalah_69 laporan kel 5 hama dan penyakit tanaman wortel
Makalah_69 laporan kel  5 hama dan penyakit tanaman wortelMakalah_69 laporan kel  5 hama dan penyakit tanaman wortel
Makalah_69 laporan kel 5 hama dan penyakit tanaman wortelBondan the Planter of Palm Oil
 
Pengendalian hama dan penyakit penting pada tanaman jagung
Pengendalian hama dan penyakit penting pada tanaman jagungPengendalian hama dan penyakit penting pada tanaman jagung
Pengendalian hama dan penyakit penting pada tanaman jagung
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SUMATERA SELATAN
 
Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2
Astrijyt
 

What's hot (20)

Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulma
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
 
Budidaya tembakau
Budidaya tembakauBudidaya tembakau
Budidaya tembakau
 
Seleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitan
Seleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitanSeleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitan
Seleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitan
 
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
 
Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanamanPemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman
 
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
 
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
 
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
 
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
 
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanaman
 
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
 
Produksi, sertifikasi, peredaran benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
Produksi, sertifikasi, peredaran  benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...Produksi, sertifikasi, peredaran  benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
Produksi, sertifikasi, peredaran benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
 
Teknis perbanyakan agens hayati
Teknis perbanyakan  agens hayatiTeknis perbanyakan  agens hayati
Teknis perbanyakan agens hayati
 
Makalah_69 laporan kel 5 hama dan penyakit tanaman wortel
Makalah_69 laporan kel  5 hama dan penyakit tanaman wortelMakalah_69 laporan kel  5 hama dan penyakit tanaman wortel
Makalah_69 laporan kel 5 hama dan penyakit tanaman wortel
 
Pengendalian hama dan penyakit penting pada tanaman jagung
Pengendalian hama dan penyakit penting pada tanaman jagungPengendalian hama dan penyakit penting pada tanaman jagung
Pengendalian hama dan penyakit penting pada tanaman jagung
 
Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2
 

Viewers also liked

5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
sat rahayuwati
 
5 penyakit non infeksius 2 defisiensi hara
5 penyakit non infeksius 2 defisiensi hara5 penyakit non infeksius 2 defisiensi hara
5 penyakit non infeksius 2 defisiensi hara
sat rahayuwati
 
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
sat rahayuwati
 
Patah pangkal pelepah
Patah pangkal pelepahPatah pangkal pelepah
Patah pangkal pelepah
sat rahayuwati
 
Kelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal Batang
Kelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal BatangKelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal Batang
Kelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal Batang
RNI Holding
 
Hidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganodermaHidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganoderma
Memet Hakim
 
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipasPenyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
sat rahayuwati
 
6[1].8 importance of healthy ds
6[1].8 importance of healthy ds6[1].8 importance of healthy ds
6[1].8 importance of healthy dscikgushaik
 
form 4 biology chap 4 pt6
form 4 biology chap 4 pt6form 4 biology chap 4 pt6
form 4 biology chap 4 pt6cikgushaik
 
7[1].1 the respiratory process in energy production
7[1].1   the respiratory process in energy production7[1].1   the respiratory process in energy production
7[1].1 the respiratory process in energy productioncikgushaik
 
form 4 biology chap5 pt2
form 4 biology chap5 pt2form 4 biology chap5 pt2
form 4 biology chap5 pt2cikgushaik
 
form 4 biology chap6 pt4
form 4 biology chap6 pt4form 4 biology chap6 pt4
form 4 biology chap6 pt4cikgushaik
 
form 4 Biology chap6 pt7
form 4 Biology chap6 pt7form 4 Biology chap6 pt7
form 4 Biology chap6 pt7cikgushaik
 
form 4 biology chap6 pt1
form 4 biology chap6 pt1form 4 biology chap6 pt1
form 4 biology chap6 pt1cikgushaik
 
budidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawitbudidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawit
Guntur Raharjo
 
Bioremediasi (limbah pertanian)
Bioremediasi (limbah pertanian)Bioremediasi (limbah pertanian)
Bioremediasi (limbah pertanian)
andayani fitri
 
kelas & cara pengendalian racun perosak
kelas & cara pengendalian racun perosakkelas & cara pengendalian racun perosak
kelas & cara pengendalian racun perosakakma cool gurlz
 

Viewers also liked (20)

5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
 
5 penyakit non infeksius 2 defisiensi hara
5 penyakit non infeksius 2 defisiensi hara5 penyakit non infeksius 2 defisiensi hara
5 penyakit non infeksius 2 defisiensi hara
 
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
 
Patah pangkal pelepah
Patah pangkal pelepahPatah pangkal pelepah
Patah pangkal pelepah
 
Defisiensi pupuk
Defisiensi pupukDefisiensi pupuk
Defisiensi pupuk
 
Kelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal Batang
Kelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal BatangKelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal Batang
Kelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal Batang
 
Hidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganodermaHidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganoderma
 
A) Variation
A) VariationA) Variation
A) Variation
 
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipasPenyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
 
6[1].8 importance of healthy ds
6[1].8 importance of healthy ds6[1].8 importance of healthy ds
6[1].8 importance of healthy ds
 
form 4 biology chap 4 pt6
form 4 biology chap 4 pt6form 4 biology chap 4 pt6
form 4 biology chap 4 pt6
 
7[1].1 the respiratory process in energy production
7[1].1   the respiratory process in energy production7[1].1   the respiratory process in energy production
7[1].1 the respiratory process in energy production
 
form 4 biology chap5 pt2
form 4 biology chap5 pt2form 4 biology chap5 pt2
form 4 biology chap5 pt2
 
form 4 biology chap6 pt4
form 4 biology chap6 pt4form 4 biology chap6 pt4
form 4 biology chap6 pt4
 
form 4 Biology chap6 pt7
form 4 Biology chap6 pt7form 4 Biology chap6 pt7
form 4 Biology chap6 pt7
 
form 4 biology chap6 pt1
form 4 biology chap6 pt1form 4 biology chap6 pt1
form 4 biology chap6 pt1
 
budidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawitbudidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawit
 
Bioremediasi (limbah pertanian)
Bioremediasi (limbah pertanian)Bioremediasi (limbah pertanian)
Bioremediasi (limbah pertanian)
 
kelas & cara pengendalian racun perosak
kelas & cara pengendalian racun perosakkelas & cara pengendalian racun perosak
kelas & cara pengendalian racun perosak
 
7.1
7.17.1
7.1
 

Similar to Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

TUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptx
TUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptxTUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptx
TUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptx
AbyyuKusuma
 
Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)edhie noegroho
 
Materi pertemuan ke empat (IV) SILVIKA.pptx
Materi pertemuan ke empat (IV) SILVIKA.pptxMateri pertemuan ke empat (IV) SILVIKA.pptx
Materi pertemuan ke empat (IV) SILVIKA.pptx
andiutamibatariputri
 
gangguan dan kerusakan penganggu tanaman
gangguan dan kerusakan penganggu tanamangangguan dan kerusakan penganggu tanaman
gangguan dan kerusakan penganggu tanaman
mentariprameswari
 
Materi Pengenalan HPT Vanili.pptx
Materi Pengenalan HPT Vanili.pptxMateri Pengenalan HPT Vanili.pptx
Materi Pengenalan HPT Vanili.pptx
soviasega
 
Teknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangkaTeknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangkasujononasa
 
155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah
HeruSigitSetiawan
 
Hubungan Cahaya dan Tanaman
Hubungan Cahaya dan TanamanHubungan Cahaya dan Tanaman
Hubungan Cahaya dan Tanaman
Yusuf Ahmad
 
struktur tumbuhan.pptx
struktur tumbuhan.pptxstruktur tumbuhan.pptx
struktur tumbuhan.pptx
MayaFadhillah3
 
struktur tumbuhan.pdf
struktur tumbuhan.pdfstruktur tumbuhan.pdf
struktur tumbuhan.pdf
MayaFadhillah3
 
Praktikum 1 hujan asam
Praktikum 1 hujan asamPraktikum 1 hujan asam
Praktikum 1 hujan asam
Furqaan Hamsyani
 
Teknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahTeknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahsujononasa
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Febrina Tentaka
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Febrina Tentaka
 
Presentasi agroklimatologi kelompok 3
Presentasi agroklimatologi kelompok 3Presentasi agroklimatologi kelompok 3
Presentasi agroklimatologi kelompok 3
Sandi Ibrahim
 
Dasar ilmu tanaman
Dasar ilmu tanamanDasar ilmu tanaman
Dasar ilmu tanaman
Mr.Mahmud
 
hama dan penyakit tanaman cengkeh.pptx
hama dan penyakit tanaman cengkeh.pptxhama dan penyakit tanaman cengkeh.pptx
hama dan penyakit tanaman cengkeh.pptx
RianRifandi
 
Bab 2 tanaman
Bab 2 tanamanBab 2 tanaman
Bab 2 tanamantintaimi
 
naungan 1.ppt
naungan 1.pptnaungan 1.ppt
naungan 1.ppt
WawanRidwan36
 

Similar to Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan (20)

TUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptx
TUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptxTUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptx
TUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptx
 
Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)
 
Silvika
SilvikaSilvika
Silvika
 
Materi pertemuan ke empat (IV) SILVIKA.pptx
Materi pertemuan ke empat (IV) SILVIKA.pptxMateri pertemuan ke empat (IV) SILVIKA.pptx
Materi pertemuan ke empat (IV) SILVIKA.pptx
 
gangguan dan kerusakan penganggu tanaman
gangguan dan kerusakan penganggu tanamangangguan dan kerusakan penganggu tanaman
gangguan dan kerusakan penganggu tanaman
 
Materi Pengenalan HPT Vanili.pptx
Materi Pengenalan HPT Vanili.pptxMateri Pengenalan HPT Vanili.pptx
Materi Pengenalan HPT Vanili.pptx
 
Teknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangkaTeknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangka
 
155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah
 
Hubungan Cahaya dan Tanaman
Hubungan Cahaya dan TanamanHubungan Cahaya dan Tanaman
Hubungan Cahaya dan Tanaman
 
struktur tumbuhan.pptx
struktur tumbuhan.pptxstruktur tumbuhan.pptx
struktur tumbuhan.pptx
 
struktur tumbuhan.pdf
struktur tumbuhan.pdfstruktur tumbuhan.pdf
struktur tumbuhan.pdf
 
Praktikum 1 hujan asam
Praktikum 1 hujan asamPraktikum 1 hujan asam
Praktikum 1 hujan asam
 
Teknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahTeknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanah
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan i
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan i
 
Presentasi agroklimatologi kelompok 3
Presentasi agroklimatologi kelompok 3Presentasi agroklimatologi kelompok 3
Presentasi agroklimatologi kelompok 3
 
Dasar ilmu tanaman
Dasar ilmu tanamanDasar ilmu tanaman
Dasar ilmu tanaman
 
hama dan penyakit tanaman cengkeh.pptx
hama dan penyakit tanaman cengkeh.pptxhama dan penyakit tanaman cengkeh.pptx
hama dan penyakit tanaman cengkeh.pptx
 
Bab 2 tanaman
Bab 2 tanamanBab 2 tanaman
Bab 2 tanaman
 
naungan 1.ppt
naungan 1.pptnaungan 1.ppt
naungan 1.ppt
 

Recently uploaded

001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
LukmanulHakim572233
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
d1051231041
 
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan ErupsiSejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
ssuserb357a32
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
d1051231072
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
YUZANAPRATIWI
 
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
muhammadnoorhasby04
 
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdfModul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
MUhammadIlham484521
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
AzisRois1
 
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docxContoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
miftahzannah
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
BrigittaBelva
 

Recently uploaded (11)

001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
 
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan ErupsiSejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
 
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
 
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdfModul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
 
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docxContoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
 

Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

  • 1. 14. Penyakit Non Infeksius 4 Faktor Lingkungan Sat Rahayuwati
  • 2. 1. Cekaman Pindah Tanam (Transplanting Shock)  Beratnya cekaman pindah tanam beragam: ringan – sedang – berat atau tanaman mati  Terlihat beberapa hari hingga 2 bulan setelah tanam  Gejala ringan: daun termuda yang telah membuka penuh layu.  Gejala sedang: semua pelepah kecuali pupus tengah menguning dan kering. Pupus tetap hijau, tanaman pulih kembali walaupun pertumbuhan terhambat selama beberapa bulan  Gejala berat: semua pelepah kering termasuk pupus kemudian tanaman mati. Bagian akar berwarna gelap dan sering ditumbuhi cendawan  Bila saat penanam akar benar-benar rusak, maka gejala awal dari transplanting shock adalah terkulainya pupus tengah
  • 3. Penyebab Cekaman Pindah Tanam Penyebab utama cekaman adalah buruknya teknik pindah- tanam, ketika bibit dipindahkan dari pembibitan dan ketika penaman di lapangan Teknik pindah tanam yang buruk Bibit dibuang akibat buruknya pindah tanam
  • 4. 1. Faktor Pendorong Cekaman Pindah Tanam 1. Bibit di pembibitan utama terlalu lama (bibit lewat umur) 2. Kerusakan berat pada sistem perakaran 3. Transportasi bibit yang kurang hati-hati 4. Pindah tanam selama cuaca kering 5. Penanaman tidak sempurna, sebagian besar akar terkena panas matahari langsung 6. Tanah pengisi lubang tanam terlalu kering dan tidak padat Bibit dalam kondisi baik setelah di lapangan
  • 5. 1. Pengendalian Cekaman Pindah Tanam 1. Pemutaran polibek ½ lingkaran (180o) hendaknya dilakukan 3 minggu sebelum pindah tanam. Penyiraman tetap dilakukan secara rutin 2. Bibit tidak lewat umur 3. Tanah dalam polibek tidak boleh terlalu kering, polibek tidak rusak 4. Bila tinggi bibit > 160 cm perlu dipangkas. Pelepah bawah dipangkas hingga dekat batang dan pelepah lebih muda dipangkas lebih ringan 5. Sistem perakaran diusahakan rusak seminimal mungkin selama pengangkutan dan penanaman di lapangan 6. Pembukaan polibek dan penanaman harus hati-hati, hindari kerusakan massa akar-tanah
  • 6. 1. Pengendalian Cekaman Pindah Tanam 6. Hindari penanaman pada musim kemarau dan cuaca kering 7. Tanah pengisi lubang tanam tidak terlalu kering dan harus dipadatkan sewaktu penanaman 8. Lakukan pemeriksaan dan konsolidasi 1 minggu setelah tanam Kerusakan berat pada massa akar Cekaman pindah tanam setelah 7 hari di lapangan
  • 7. 2. Kerusakan Oleh Angin (Wind Damage)  Sawit berbagai umur dapat rusak oleh terjangan angin yang berhembus kencang  Kerusakan pada tanaman muda dapat menyebabkan kerugian ekonomi. Biaya rehabilitasi mahal dan terganggunya kemapanan tanaman di lapangan  Kerusakan oleh angin terjadi pada kelapa sawit muda yang ditanam di kaki bukit yang berhadapan langsung dengan arah laju angin  Kerusakan oleh angin pada tanaman muda berupa rusaknya anak-anak daun hingga tanaman tumbang  Pada tanaman tua umur 10-16 tahun, terjangan angin menyebabkan patah pucuk yang bisa berakibat kematian  Kerusakan berat menyebabkan terbentuknya bunga-bunga jantan sehingga produksi turun 1-2 tahun ke depan
  • 8. 2. Kerusakan Oleh Angin (Wind Damage)  Kasus patah pucuk lebih banyak terjadi ke kebun-kebun di dekat pantai, di mana kerap bertiup angin kencang disertai dengan hujan lebat Gejala 1. Gejala kerusakan oleh angin pada tanaman tua dapat dengan jelas terlihat dengan ciri: pelepah terpuntir, patah dengan posisi berlawanan arah dengan posisi normal 2. Tanaman rusak dengan kondisi sama berkelompok 3. Tanaman tumbang khususnya pada tanah bertekstur ringan 4. Pangkal pupus hingga daun ke 5 dan 6 patah pada pangkalnya, menggantung dengan berbagai besaran sudut dengan arah sama,
  • 9. 2. Gejala kerusakan oleh angin (lanjutan) 5. Jika jaringan patah tidak luas, segera terbentuk kalus sehingga mikroorganisme tidak masuk 6. Dalam keadaan lebih parah bakteri masuk menyebabkan busuk pangkal pupus dan tanaman dapat mati 7. Kerusakan tanaman mendorong terbentuknya bunga jantan 8. Tandan buah yang terbentuk akan berkembang hingga matang fisiologis, namun hasil akan berkurang tergantung beratnya gejala kerusakan hingga tanaman pulih kembali
  • 10. 2. Faktor Pendorong 1. Penggunaan bibit lewat umur dan berukuran besar di pertanaman baru rawan serangan angin 2. Sawit yang tumbuh di tanah bertekstur ringan dan pada tanah mineral di kaki bukit lebih rentan terhadap serangan angin 3. Defisiensi B berpengaruh terhadap kekuatan dan elastisitas jaringan sehingga lebih mudah patah
  • 12. 2. Pengendalian Kerusakan Akibat Angin 1. Tanaman baru di daerah rawan angin diberi tonggak penyangga 2. Pada tanaman tua, tumbangnya pohon dapat dicegah dengan bantuan tiang penyangga yang kuat dan menimbun tanah di sekeliling pangkal batang. 3. Pemangkasan selektif pelepah patah untuk mendorong pertumbuhan pelepah muda 4. Tanaman mati harus dibongkar dan dihancurkan untuk mencegah dijadikannya tempat berkembang biak hama dan penyakit 5. Tanaman terserang angin yang masih selamat diberi ekstra pupuk N, P, K, Mg 25% selama se-tahun
  • 13. 3. Tersambar Petir (Lightning Damage) 1. Sering terjadi di areal berbukit 2. Sambaran petir hanya sesekali terjadi dengan kerugian tidak nyata, namun menyebabkan tanaman mati 3. Tingkat serangan petir beragam. Kerusakan biasanya berkelompok 7 tanaman. Tanaman pusat mati setelah beberapa waktu, sedangkan 6 tanaman terdekat pulih 4. Gejala ringan tersambar petir berupa mengeringnya ujung-ujung pelepah yang bersinggungan langsung dengan tanaman pusat
  • 14. 3. Gejala Tersambar Petir 1. Tanaman muda: pelepah bagian dalam nekrosis, berwarna coklat, kering 2. Infeksi patogen menyebabkan jaringan terluka menjadi busuk 3. Perakaran tanaman berkembang secara normal 4. Sambaran petir tanaman tua menyebabkan pelepah jatuh terkulai dengan cepat. Pelepah menguning kemudian menjadi coklat 5. Sambaran petir pada batang menyebabkan ujung batang retak atau batang menjadi bengkok melengkung hingga tajuk menyentuh tanah 6. Ada kalanya kacangan penutup tanah ikut mati akibat sambaran petir
  • 15. Akibat tersambar petir, jaringan di bagian dalam pelepah nekrosis, warna coklat dan kring Gejala tersambar petir pada tanaman muda Sumber: PPKS 2009
  • 16. 3. Pengendalian Sambaran Petir 1. Tanaman tersambar petir dengan kerusakan ringan tidak memerlukan tindakan pengendalian khusus 2. Tanaman mati harus dibongkar dan dimusnahkan agar tidak menjadi sarang tikus, Oryctes rhinoceros, Rhynchophorus. Gejala sambaran petir pada tanaman tua Sumber PPKS 2009
  • 17. 4. Keracunan Herbisida dan Insektisida (fitotoksisitas) • Pengendalian gulma periode TBM dan TM diperlukan untuk mengurangi persaingan dengan gulma dan memelihara konsidi lahan agar berbagai kegiatan lapangan dapat dijalankan lebih mudah • Penggunaan pestisida secara sembrono dapat menyebabkan keracunan (fitotoksisitas) • Kandungan logam berat dalam pestisida mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman di lapangan • Kerusakan akibat fitotoksisitas mulai dari gejala ringan hingga berat. Produksi tanaman dapat menurun bahkan dapat menimbulkan kematian tanaman secara perlahan • Pada TBM kerusakan oleh herbisida terjadi karena drift, semprotan yang mengenai daun, terserap secara kontak dan sistemik
  • 18. 4. Fitotoksisitas • Pada tanaman dewasa, kerusakan oleh herbisida tidak begitu nyata Gejala Herbisida Kontak Anorganik 1. Herbisida anorganik yang umum digunakan yaitu Sodium Arsenit dan Sodium Klorat 2. Merusak jaringan yang langsung terkena semprotan 3. Jaringan warna coklat terang kemudian mati 4. Pada tanaman muda, pelepah bawah mengalami kerusakan terberat jika tidak diangkat selama penyemprotan piringan 5. Daun bawah seperti terbakar menyebabkan terhambatnya pertumbuhan 6. Dropet yang mengenai buah menyebabkan lekukan- lekukan kecil pada buah, mengering dan menyebabkan warna gelap ketika buah matang
  • 19. Herbisida Kontak Organik 1. Misalnya garam Metanarsonat (MSMA), Parakuat 2. Kerusakan yang terlihat seperti akibat herbisida anorganik 3. Aplikasi Parakuat kurang cahaya (pagi hari, mendung) bersifat sistemik. Translokasi Parakuat dapat mencapai pucuk. Nekrotik terlihat sepanjang lidi 4. Aplikasi Parakuat cahaya penuh bersifat kontak, menyebabkan bercak-bercak dan kering pada daun
  • 20. Fitotoksis herbisida kontak anorganik Fitotoksis herbisida kontak organik Gejala fitotoksi herbisida kontak organik dan anorganik hampir sama yakni daun kering seperti terbakar
  • 21. 4. Herbisida Sistemik Organik 2,4-D  Herbisida 2,4 D dapat diserap melalui akar dan daun  2,4 D merupakan herbisida pengatur tumbuh  Toksisitas 2,4 D dikenal dengan ciri adanya pembengkokan ke samping pelepah muda  Jika kerusakan berat, pelapah tengah menjadi horizontal Sumber PPKS 2009
  • 22. 4. Pengendalian Fitotoksisitas 1. Kerusakan akibat herbisida dan insektisida tidak bisa disembuhkan dengan suatu perlakuan 2. Pengendalian dapat dilakukan dengan mencegah terjadinya kesalahan aplikasi terhadap tanaman 3. Pilih herbisida yang tidak menimbulkan masalah fitotoksisitas 4. Tidak melakukan aplikasi ketika cuaca berangin 5. Pelepah bawah diangkat, diikat ke atas atau menggunakan penghalang berupa lembaran plastik
  • 23. 5. Dampak Kekeringan dan Kebakaran  Kekeringan (El Nino) menyebabkan kebakaran hutan dan perkebunan kelapa sawit (1997, 2015)  Insiden klimatik berupa asap tebal di Asia Tenggara  Di tambah pengusaha nakal yang membersihkan lahan perkebunan baru dengan sengaja dibakar  Kekeringan menyebabkan penurunan produksi buah sawit 21-65%, kebakaran langsung pada tanaman menyebabkan 100% produksi turun, sementara kabut asap hanya menurunkan 1,4-5,5%
  • 24. 5. Dampak Kekeringan dan Kebakaran  Kondisi optimum kelapa sawit adalah curah hujan tahunan 2000 mm dengan distribusi bulanan merata. Adanya defisit air berkepanjangan menyebabkan gangguan vegetatif.  Defisit 100 mm air menyebabkan penurunan produksi 10% pada tahun berikutnya  Sawit memerlukan penyinaran 2000 jam/tahun. Akumulasi asap selama 2 bulan menyebabkan penyinaran berkurang 300 jam (15%)
  • 25. 5. Dampak Kekeringan dan Kebakaran Gejala Kekeringan 1. Akumulasi daun tombak lebih dari 3 pelepah 2. Pelepah mengering mulai dari yang terbawah 3. Aborsi bunga betina terutama pada tanaman muda 3-5 tahun 4. Bunga jantan banyak bermunculan 5. Buah tua mengalami matang dini 6. Berat tandan dan rendemen minyak turun 17-19% 7. Dampak negatif terhadap produksi terlihat dalam 1-2 tahun kemudian
  • 26. 5. Dampak Kekeringan dan Kebakaran Penyebab 1. Kemarau panjang menyebabkan defisit air > 200 mm/tahun 2. Kebakaran menyebabkan semakin beratnya defisit air dan menurunnya aktifitas fotosintesis akibat akumulasi asap tebal selama 2 bulan. Gejala kekeringan pada tanaman muda menghasilkan Sumber PPKS 2009
  • 27. 5. Faktor Pendorong Kekeringan dan Kebakaran 1. Kehilangan air berlebihan pada areal gambut dan pasang surut 2. Adanya pembakaran sengaja untuk penanaman baru 3. Dampak kebakaran lahan gambut lebih berat dibandingkan tanah mineral 4. Kacangan penutup tanah lebih peka terhadap kekeringan sehingga lebih mudah terbakar 5. Kurang persiapan dalam menghadapi kekeringan dan kebakaran • Tidak ada satgas penanggulangan kebakaran • Tidak ada pos pengintai kebakaran • Tidak ada zona isolasi sekat bakar • Tidak tersedia waduk penampungan air • Kurang koordinasi dengan fihak terkait: pemda, petani, masyarakat
  • 28. Gejala kekeringan pada tanaman tua Gejala kerusakan akibat kebakaran langsung pada TBM
  • 29. 5. Pengendalian Kekeringan dan Kebakaran 1. Memanfaatkan tandan kosong untuk konservasi tanah dan air sebelum musim kemarau tiba 2. Mengalirkan limbar cair dari PKS ke areal tanaman di sekitarnya (land application) 3. Saat kemarau menunda pengendalian gulma piringan, penunasan dan pemupukan 4. Saat kemarau menunda penyisipan 5. Menyesuaikan rotasi panen dengan kematangan dan kerapatan buah 6. Setelah curah hujan mencapai 150 mm/bulan segera lakukan pemupukan lengkap dengan dosis 125-150% dari dosis standar 7. Water management tepat terutama di lahan gambut 8. Perlu persiapan mantap uk kekeringan di masa datang
  • 31. 5. Pasca Kebakaran 1. Pembukaan lahan baru dan peremajaan wajib menggunakan sistem zero burning 2. Rehabilitasi tanaman penutup tanah dengan memelihara sisa-sisa kacangan dan menyisipnya 3. Pengendalian gulma lalang yang biasanya tumbuh tahun pertama pasca kebakaran 4. Rehabilitas kelapa sawit dengan 1. Memangkas daun terbakar dan kering 2. Membuang semua bunga dan tandan buah terbakar 3. Pemberian pemupukan lengkap dengan dosis 125- 150% dosis standar 4. Membongkar dan menyisip tanaman mati 5. Pengendalian hama tikus dan Marasmius yang biasanya muncul pasca kebakaran
  • 32. Daftar Pustaka Darmosarkoro W, Harahap IY, Syamsudin E. 2001. Pengaruh kekeringan pada tanaman kelapa sawit dan upaya penanggulangannya. Warta PPKS 9 (3): 83-96 Purba RY, Susanto A, Akiyat. 2005. Buku 2 Penyakit-Penyakit Non-Infeksi Pada Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit: Medan Purba RY. 2009. Penyakit-Penyakit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit: Medan.