SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
PROSES
MIKROENKAPSULASI
  Oleh : Linda Gusrini Fadri
Pengertian Mikrokapsul
• Mikrokapsul merupakan partikel berukuran
  kecil yang mengandung zat aktif atau zat
  inti yang dilapisi oleh coating atau shell.
• Sekarang ini belum ada patokan tertentu
  untuk ukuran partikel dari mikrokapsul.



                     Linda Gusrini Fadri
Tipe Mikrokapsul
• Ada        2 tipe yaitu:
   – Nanokapsul, yaitu yang memiliki ukuran dibawah 1 mikrometer dan
   – Makrokapsul yaitu yang memiliki ukuran lebih besar dari 1000
     mikrometer
• Mikrokapsul yang tersedia di pasaran memiliki diameter
  antara 3- 800 µm dengan persentase berat zat inti antara
  10-90 %. Sejumlah besar zat inti yang telah alami
  mikrokapsulasi diantaranya: zat2 adhesif, agrokimia, live
  cells, enzyme aktif, zat pemberi rasa, pewangi, obat dan
  tinta. Sebagian besar pelapis makro kapsul merupakan
  polimer, lemak dan wax.
                             Linda Gusrini Fadri
Skema diagram 2 tipe mikrokapsul (A) Continuous core/shell
                Microcapsule (B) Multinuclear microcapsule




                        Linda Gusrini Fadri
Bentuk Mikrokapsul

• Continuous core/shell                  • Multinuclear
  mikrokapsul berbentuk                    mikrokapsul
   lingkaran dimana zat             bentuk mikrokapsul tidak
      inti berupa suatu                 beraturan, zat aktif
      bagian utuh yang               terpecah & lapisan shell
  langsung dilapisi shell             melapisi masing2nya &
             nya.                     membentuk kesatuan
                                               utuh

                       Linda Gusrini Fadri
Tipe proses enkapsulasi

Proses enkapsulasi dapat dibedakan menjadi
2 tipe:

•Tipe A,
       –proses enkapsulasi secara kimia
•Tipe B,
       –proses enkapsulasi secara mekanis

                   Linda Gusrini Fadri
Proses Enkapsulasi
                TIPE A                                        TIPE B
Complex Coaservation                          Spray Drying

Polimer-polimer incompatibility               Fluidized bed coater

Interfacial Polymerization                    Centrifugal extrusion

In Situ Polymerization                        Rotational suspension Separation

Sentrifugal Force dan submerged nozzle




                                     Linda Gusrini Fadri
Tipe A Complex Coacervation
• Metoda inilah yang pertama kali digunakan
  dalam perkembangan enkapsulasi yang
  diterapkan pada kertas fotocopy rendah karbon.
  Metode ini didasarkan kepada kemampuan dari
  polimer larut air kationik dan anionic untuk
  berinteraksi dalam air untuk membentuk suatu
  larutan berupa fase kaya polimer yang disebut
  complex coacervation. Polimer kationik yang
  umum digunakan adalah gelatin.
                     Linda Gusrini Fadri
Tipe A Complex coaservation (lanjutan)

• Complex coaservation telah banyak
  diaplikasikan seperti pada pembuatan
  tinta, kertas rendah karbon, bahan penguat
  aroma, dan lain-lain. Metode ini secara rutin
  dapat menghasilkan kapsul berdiameter 20-
  800 µm yang mengandung core material
  dalam rentang 80-90 %.

                     Linda Gusrini Fadri
Skema diagram alir Proses enkapsulasi dengan
           dasar complex coacervation




                  Linda Gusrini Fadri
Tipe A Polymer-polymer incompatibility
• Teknologi ini memanfaatkan sifat pemisahan
  fase polimer berbeda complex coarcevation.
  complex coacervation 2 polimer berbeda muatan
  , gelatin & 1 polianion bergabung membentuk
  complex coaservate, mjd kapsul.
• polymer incompatibility, terjadi karena 2 polimer
  kimia yang terlarut dalam pelarut bersifat
  incompatible dan tak tercampur dalam suatu
  larutan
                      Linda Gusrini Fadri
Tipe A Polymer-polymer incompatibility (lanjutan)

 Digunakan pada pelarut organic dan
 mengkapsulkan padatan yang memiliki kelarutan
 rendah dengan air.
 Sebagian besar kapsul yang dihasilkan secara
 komersial menggunakan shell etil selulose yang
 melapisi partikel z.a obat yang berupa padatan
 dengan kelarutan rendah dalam air.
 Dimanfaatkan memperbaiki rasa obat dan sistim
 penghantaran obat lepas lambat yang di konsumsi
 secara oral.        Linda Gusrini Fadri
.   Skema diagram alir proses enkapsulasi dasar Polimer-polimer
                         fase pemisahan




                            Linda Gusrini Fadri
Tipe A Interfacial polymerization

• Keunikan teknik ini adalah pembentukan
  pelapis kapsul terjadi dengan polimerisasi
  oleh monomer reaktif pada permukaan
  tetesan atau partikel. Pendekatan teknologi
  ini merupakan teknologi sebaguna yang tlah
  digunakan untuk mengkapsulkan sejumlah
  besar zat inti termasuk larutan air, larutan
  tak larut air, dan padatan.
                    Linda Gusrini Fadri
Tipe A Interfacial polymerization (lanjutan)

• Kapsul yang dihasilkan melalui teknik ini
  memiliki struktur yang continous dan
  melingkar, menyebabakan permukaan luar
  kapsul yang dihasilkan lebih rata dan
  seragam.
• Namun tak begitu untuk permukaan bagian
  dalamnya yang tak rata dan berlekuk-lekuk

                       Linda Gusrini Fadri
. Ilustrasi skema frekwensi reaksi interfacial digunakan
 Preparat mikrokapsul dengan interfacial polimerisasi




                        Linda Gusrini Fadri
Tipe A In situ polymerization
• Teknik ini sangat mirip dengan teknik sebelumnya.
  Hanya saja teknik ini tidak melalui penambahan
  reagent yang reactive ke zat inti.
• Teknik ini terjadi secara khusus dalam suatu fase
  yang kontinu dan sisi fase kuntinu dari interfase
  terbentuk karena proses pendispersian zat inti dan
  fase kontinu.
• Polimerisasi dari reagent yang terjadi didalam fase
  kontinu menghasilkan prepolimer dengan berat
  molekul yang relative rendah.
                        Linda Gusrini Fadri
Tipe A In situ polymerization (lanjutan)

• Secara khusus teknik ini diaplikasikan pada
  pembentukan kapsul berukuran sangat kecil
  dengan diameter 3-6 µm pada kertas tinta
  rendah karbon, dan pemangi pada tisu.
  Dalam semua pembuatannya kapsul yang
  terbentuk memiliki struktur lapisan luar yang
  kontinu.
• Teknologi ini juga di adaptasikan dalam
  proses kapsulasi padatan
                       Linda Gusrini Fadri
Centrifugal force dan submerged nozzle processes

• Teknik ini menggunakan tekanan sentrifugal yang terjadi
  antara 2 cairan untuk membentuk suatu mikrokapsul. Pada
  prosesnya pada pembentukan emulsi, dimana fase air
  emulsi tersebut merupakan larutan konsentrat dari polimer
  larut air yang dapat berubah menjadi gel dalam proses
  pendinginan. Contohnya gelatin.
  Dengan pengaturan suhu dari fase external dari emulsi
  akan berubah menjadi sejenis gel yang bias diisolasi dan
  dikeringkan.
• Saat isolasi berhasil kapsul yang didapat memiliki sejumlah
  tetesan yang terdispersi kedalam matriks dari shell nya
                           Linda Gusrini Fadri
Centrifugal force dan submerged nozzle processes
 (lanjutan)
• Proses ini dikembangkan pada tahun 1942 untuk
  menghasilkan kapsul yang meningkatkan kestabilan vitamin
  dan minyak ikan.
• Kapsul juga bisa diproduksi dengan melakukan coekxtruksi
  terhadap cairan gelatin dan minyak untuk membentuk suatu
  kapsul dengan mengalirkannya kedalam pipa yang memiliki
  dua aliran didalamnya.
• Didalam pipa zat aktif dan shellnya bergabung dan saat
  keluar dari pipa menjadi tetesan yang berubah mnjadi gel
  dg bantuan pengontrolan suhu kemudian dapat di keringkan
  dan diisolasi. Teknik ini dikenal dengan istilah Submerged
  nozzle processes            Linda Gusrini Fadri
Tipe B Spray drying
• Proses enkapsulasi tipe B mulai berkembang pada tahun
  1930 dengan spray drying sebagai teknik yang pertama
  dipelajari.
• Teknik ini diawali dengan mengemulsikan atau
  mendispersikan zat inti kedalam suatu larutan konsentrat
  yang berfungsi sebagai shell/bahan pelapis yang umumnya
  memiliki konsentrasi antara 40-60 %
• Mikroenkapsulasi metode pengeringan semprot meliputi 2
  tahapan yaitu emulsifikasi minyak dengan larutan polimer
  dan penghilangan pelarut dengan udara panas. Bahan
  polimer yang digunakan jenis polisakarida dan protein
  seperti pati, gum arab, gelatin, albumin, dan kasein
                            Linda Gusrini Fadri
Tipe B Spray Drying (lanjutan)

• Umumnya teknik ini digunakan untuk zat inti yang bersifat
  water-immiscible oil seperti fragrance, perasa makanan, dan
  vitamin yang nantinya akan teremulsi ke dalam shell nya.
  Shell yang digunakan umumnya merupakan polimer larut air
  seperti gom arab atau starch termodifikasi.
• Mampu memproduksi kapsul dalam jumlah banyak, bahan
  pelapis yang cocok untuk pengeringan semprot juga layak
  sebagai bahan makanan, dan bahan pelapis yang
  digunakan larut dalam air sehingga dapat melepaskan
  bahan inti tanpa adanya bahan pelapis yang mengendap.
  Metode pengeringan semprot juga cocok untuk bahan yang
  mudah teroksidasi sepertiLinda Gusrini Fadri
                             minyak.
Skema diagram dari dua larutan nozzle digunakan untuk
               preparat mikrokapsul




                       Linda Gusrini Fadri
Tipe B Fluidized bed coater

• Ini merupakan teknik mikrokapsul Tipe B
  yang khusus digunakan untuk zat inti berupa
  partikel yang berbentuk padatan atau zat
  berpori yang telah mengabsorbsi sejumlah
  cairan. Teknik ini lebih sering digunakan
  untuk partikel padatan dalam dunia farmasi.
  Teknik ini digunakan dengan
  mensuspensikan sejumlah partikel padatan
  kedalam udara yang mengalir dalam alat.
                    Linda Gusrini Fadri
Tipe B Fluidized bed coater (lanjutan)

• Keuntungan dari teknik ini adalah kemampuannya
  untuk menyelesaikan sejumlah besar tipe coating
  formulation. Banyak digunakan untuk hot
  melts, pendispersian cairan latex, pembuatan
  larutan solvent organic, dan cairan dari shell
  material.
• Polimer enteric adalah satu hasil formulasi yang
  unik dari tipe ini. Diaplikasikan pada pembuatan
  obat yang tahan terhadap kondisi lambung. Obat
  tersebut tak larut di lambung namun baru akan larut
                       Linda Gusrini Fadri
  di cairan usus yang memiliki pH 7.
Skema diagram dari dua tipe fludized bed coaters
(A)Unit top spray (B) Bottom-spray atau Unit Wurster




                     Linda Gusrini Fadri
Tipe B Fluidized bed coater (lanjutan)
• Terdapat 3 jenis dari teknik ini yang umum digunakan :
•      Top spray
       Tangential spray
       Bottom spray
• top spray agak terbatas, namun teknik ini lebih simple dalam
  pelaksanaannya dan bisa menghasilkan lebih banyak partikel
  tercoating.
• Bottom spray sudah dijadikan metode dasar untuk mengkapsulasi zat
  padatan terutama zat2 farmasetik.
• Teknik pemisahan dan pengaliran gas (spray) menjadi salah satu
  komponen penting yang harus diperhatikan karena langsung
  berhubungan ke zat inti yang akan di coating.

    Kekurangan teknik ini dalah waktu yang dibutuhkan lebih lama.
                                Linda Gusrini Fadri
•
Tipe B Centrifugal extrusion
•    Tipe ini zat inti & lapisan sell yang akan digunakan dialirkan
    bersamaan kedalam sejenis pipa pencampur yang berputar. Di
    dalam pipa terdapat jalur terpisah antara keduanya yang dalam
    prosesnya, zat inti dan shellnya akan bersatu menjadi tetesan
    ketika mereka keluar dari mulut pipa. Perubahan dari tetesan
    untuk membentuk kapsul nanti dipengaruhi oleh sifat dasar . Jika
    shell material merupakan zat dengan viskositas rendah yang
    dapat menkristal dengan cepat jika didinginkan maka tetesan
    yang terbentuk langsung berubah menjadi partikel solid seketika
    saat dihembuskan dari dala pipa pencampur. Zat inti yang cocok
    digunakan adalah cairan polar seperti air atau larutan air yang
    sulit campur dengan shel materialnya seperti wax.
                               Linda Gusrini Fadri
. Skema diagram dari dua larutan nozzle digunakan untuk
                 Produk mikrokapsul




                        Linda Gusrini Fadri
Rotational suspension separation

• Pada teknik ini zat inti biasanya berupa
  padatan yang di alirkan bersamaan dengan
  shel material kedalam alat yang disebut
  rotating disk.
• Di dalam alat yang berotasi terjadi
  pendispersian zat inti ke shel nya / terjadi
  coating. Setelah itu kapsul yang telah jadi
  mengalir keluar bersama dengan pure
  coating material yang tidak terpakai.
                     Linda Gusrini Fadri
Rotational suspension separation (lanjutan)

• Teknologi ini disebutkan sebagai teknik yang
  cepat, low-cost, dan sangat sering digunakan untuk
  melapisi berbagai jenis zait inti yang berupa
  padatan sampai yang ukuran diameternya dibawah
  150 µm.
• Untuk mendapatkan hasil yang
  diinginkan, sebaiknya zat inti berupa padatan yang
  strukturnya speris (bentuk bola). Bentuk spheris ini
  bisa dihasilkan dg proses granulasi terlebih dahulu
  ja zat inti bentuknya tak teratur.
                        Linda Gusrini Fadri
Skema diagram dari rotasi suspensi pada bagian
             Proses enkapsulasi




                      Linda Gusrini Fadri
Kesimpulan
• Perkembangan produk yang memakai teknologi
  mikrokapsul sudah banyak digunakan dan sudah banyak
  produk yang dibuat dengan prinsip pengkapsulan eksist di
  pasaran. Beberapa diantaranya menunjukkan penjualan
  yang besar. Aplikasi terbesar pada kertas rendah
  karbon, dan berton-ton kapsul yang dihasilkan sepanjang
  tahun. Beberapa diantaranya dibentuk melalui proses
  complex coaservation, IFP, atau in situ polymeration.
  Aplikasi lain pada bidang agrokimia seperti pupuk yang
  menggunakan teknologi IFP. Perkembangan dari teknologi
  mikrokapsul dan munculnya produk2 dengan prinsip
  mikrokapsul terus dikembangkan dengan lebih inovatif
                            Linda Gusrini Fadri
Terima Kasih
   12 Desember 2009




      Linda Gusrini Fadri

More Related Content

What's hot

Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)
Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)
Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)Dwi Mirda
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visWidya Wirandika
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikrobaMifta Rahmat
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
Analisis protein
Analisis proteinAnalisis protein
Analisis proteinOvi Ardiana
 
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika DasarRangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika DasarNesha Mutiara
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisDwi Andriani
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Filania Kanja
 
Penentuan kadar vitamin c
Penentuan kadar vitamin cPenentuan kadar vitamin c
Penentuan kadar vitamin cBun Yamin
 
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-pptPresentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-pptDaniel Marison
 

What's hot (20)

Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
 
Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)
Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)
Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)
 
KOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRIKOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRI
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv vis
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
Spektrofotometer UV
Spektrofotometer UVSpektrofotometer UV
Spektrofotometer UV
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Klt ku
Klt kuKlt ku
Klt ku
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Analisis protein
Analisis proteinAnalisis protein
Analisis protein
 
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika DasarRangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
 
Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4
 
Penentuan kadar vitamin c
Penentuan kadar vitamin cPenentuan kadar vitamin c
Penentuan kadar vitamin c
 
senyawa karbonil
senyawa karbonilsenyawa karbonil
senyawa karbonil
 
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-pptPresentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
 

Similar to 33855579 proses-mikroenkapsulasi

SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptxSESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptxdiah72
 
Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2f' yagami
 
Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2f' yagami
 
Farmasetika dasara.pptx
Farmasetika dasara.pptxFarmasetika dasara.pptx
Farmasetika dasara.pptxayindunda
 
tablet salut
tablet saluttablet salut
tablet salutmufida16
 
Bioplastik (mikroteknik)
Bioplastik (mikroteknik)Bioplastik (mikroteknik)
Bioplastik (mikroteknik)Alifa Rizky
 

Similar to 33855579 proses-mikroenkapsulasi (10)

SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptxSESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
 
I_Tugas 1
I_Tugas 1I_Tugas 1
I_Tugas 1
 
Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2
 
Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2
 
Farmasetika dasara.pptx
Farmasetika dasara.pptxFarmasetika dasara.pptx
Farmasetika dasara.pptx
 
Makalah componding
Makalah compondingMakalah componding
Makalah componding
 
tablet salut
tablet saluttablet salut
tablet salut
 
91198304 praktikum-3
91198304 praktikum-391198304 praktikum-3
91198304 praktikum-3
 
Fts
FtsFts
Fts
 
Bioplastik (mikroteknik)
Bioplastik (mikroteknik)Bioplastik (mikroteknik)
Bioplastik (mikroteknik)
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 

33855579 proses-mikroenkapsulasi

  • 1. PROSES MIKROENKAPSULASI Oleh : Linda Gusrini Fadri
  • 2. Pengertian Mikrokapsul • Mikrokapsul merupakan partikel berukuran kecil yang mengandung zat aktif atau zat inti yang dilapisi oleh coating atau shell. • Sekarang ini belum ada patokan tertentu untuk ukuran partikel dari mikrokapsul. Linda Gusrini Fadri
  • 3. Tipe Mikrokapsul • Ada 2 tipe yaitu: – Nanokapsul, yaitu yang memiliki ukuran dibawah 1 mikrometer dan – Makrokapsul yaitu yang memiliki ukuran lebih besar dari 1000 mikrometer • Mikrokapsul yang tersedia di pasaran memiliki diameter antara 3- 800 µm dengan persentase berat zat inti antara 10-90 %. Sejumlah besar zat inti yang telah alami mikrokapsulasi diantaranya: zat2 adhesif, agrokimia, live cells, enzyme aktif, zat pemberi rasa, pewangi, obat dan tinta. Sebagian besar pelapis makro kapsul merupakan polimer, lemak dan wax. Linda Gusrini Fadri
  • 4. Skema diagram 2 tipe mikrokapsul (A) Continuous core/shell Microcapsule (B) Multinuclear microcapsule Linda Gusrini Fadri
  • 5. Bentuk Mikrokapsul • Continuous core/shell • Multinuclear mikrokapsul berbentuk mikrokapsul lingkaran dimana zat bentuk mikrokapsul tidak inti berupa suatu beraturan, zat aktif bagian utuh yang terpecah & lapisan shell langsung dilapisi shell melapisi masing2nya & nya. membentuk kesatuan utuh Linda Gusrini Fadri
  • 6. Tipe proses enkapsulasi Proses enkapsulasi dapat dibedakan menjadi 2 tipe: •Tipe A, –proses enkapsulasi secara kimia •Tipe B, –proses enkapsulasi secara mekanis Linda Gusrini Fadri
  • 7. Proses Enkapsulasi TIPE A TIPE B Complex Coaservation Spray Drying Polimer-polimer incompatibility Fluidized bed coater Interfacial Polymerization Centrifugal extrusion In Situ Polymerization Rotational suspension Separation Sentrifugal Force dan submerged nozzle Linda Gusrini Fadri
  • 8. Tipe A Complex Coacervation • Metoda inilah yang pertama kali digunakan dalam perkembangan enkapsulasi yang diterapkan pada kertas fotocopy rendah karbon. Metode ini didasarkan kepada kemampuan dari polimer larut air kationik dan anionic untuk berinteraksi dalam air untuk membentuk suatu larutan berupa fase kaya polimer yang disebut complex coacervation. Polimer kationik yang umum digunakan adalah gelatin. Linda Gusrini Fadri
  • 9. Tipe A Complex coaservation (lanjutan) • Complex coaservation telah banyak diaplikasikan seperti pada pembuatan tinta, kertas rendah karbon, bahan penguat aroma, dan lain-lain. Metode ini secara rutin dapat menghasilkan kapsul berdiameter 20- 800 µm yang mengandung core material dalam rentang 80-90 %. Linda Gusrini Fadri
  • 10. Skema diagram alir Proses enkapsulasi dengan dasar complex coacervation Linda Gusrini Fadri
  • 11. Tipe A Polymer-polymer incompatibility • Teknologi ini memanfaatkan sifat pemisahan fase polimer berbeda complex coarcevation. complex coacervation 2 polimer berbeda muatan , gelatin & 1 polianion bergabung membentuk complex coaservate, mjd kapsul. • polymer incompatibility, terjadi karena 2 polimer kimia yang terlarut dalam pelarut bersifat incompatible dan tak tercampur dalam suatu larutan Linda Gusrini Fadri
  • 12. Tipe A Polymer-polymer incompatibility (lanjutan) Digunakan pada pelarut organic dan mengkapsulkan padatan yang memiliki kelarutan rendah dengan air. Sebagian besar kapsul yang dihasilkan secara komersial menggunakan shell etil selulose yang melapisi partikel z.a obat yang berupa padatan dengan kelarutan rendah dalam air. Dimanfaatkan memperbaiki rasa obat dan sistim penghantaran obat lepas lambat yang di konsumsi secara oral. Linda Gusrini Fadri
  • 13. . Skema diagram alir proses enkapsulasi dasar Polimer-polimer fase pemisahan Linda Gusrini Fadri
  • 14. Tipe A Interfacial polymerization • Keunikan teknik ini adalah pembentukan pelapis kapsul terjadi dengan polimerisasi oleh monomer reaktif pada permukaan tetesan atau partikel. Pendekatan teknologi ini merupakan teknologi sebaguna yang tlah digunakan untuk mengkapsulkan sejumlah besar zat inti termasuk larutan air, larutan tak larut air, dan padatan. Linda Gusrini Fadri
  • 15. Tipe A Interfacial polymerization (lanjutan) • Kapsul yang dihasilkan melalui teknik ini memiliki struktur yang continous dan melingkar, menyebabakan permukaan luar kapsul yang dihasilkan lebih rata dan seragam. • Namun tak begitu untuk permukaan bagian dalamnya yang tak rata dan berlekuk-lekuk Linda Gusrini Fadri
  • 16. . Ilustrasi skema frekwensi reaksi interfacial digunakan Preparat mikrokapsul dengan interfacial polimerisasi Linda Gusrini Fadri
  • 17. Tipe A In situ polymerization • Teknik ini sangat mirip dengan teknik sebelumnya. Hanya saja teknik ini tidak melalui penambahan reagent yang reactive ke zat inti. • Teknik ini terjadi secara khusus dalam suatu fase yang kontinu dan sisi fase kuntinu dari interfase terbentuk karena proses pendispersian zat inti dan fase kontinu. • Polimerisasi dari reagent yang terjadi didalam fase kontinu menghasilkan prepolimer dengan berat molekul yang relative rendah. Linda Gusrini Fadri
  • 18. Tipe A In situ polymerization (lanjutan) • Secara khusus teknik ini diaplikasikan pada pembentukan kapsul berukuran sangat kecil dengan diameter 3-6 µm pada kertas tinta rendah karbon, dan pemangi pada tisu. Dalam semua pembuatannya kapsul yang terbentuk memiliki struktur lapisan luar yang kontinu. • Teknologi ini juga di adaptasikan dalam proses kapsulasi padatan Linda Gusrini Fadri
  • 19. Centrifugal force dan submerged nozzle processes • Teknik ini menggunakan tekanan sentrifugal yang terjadi antara 2 cairan untuk membentuk suatu mikrokapsul. Pada prosesnya pada pembentukan emulsi, dimana fase air emulsi tersebut merupakan larutan konsentrat dari polimer larut air yang dapat berubah menjadi gel dalam proses pendinginan. Contohnya gelatin. Dengan pengaturan suhu dari fase external dari emulsi akan berubah menjadi sejenis gel yang bias diisolasi dan dikeringkan. • Saat isolasi berhasil kapsul yang didapat memiliki sejumlah tetesan yang terdispersi kedalam matriks dari shell nya Linda Gusrini Fadri
  • 20. Centrifugal force dan submerged nozzle processes (lanjutan) • Proses ini dikembangkan pada tahun 1942 untuk menghasilkan kapsul yang meningkatkan kestabilan vitamin dan minyak ikan. • Kapsul juga bisa diproduksi dengan melakukan coekxtruksi terhadap cairan gelatin dan minyak untuk membentuk suatu kapsul dengan mengalirkannya kedalam pipa yang memiliki dua aliran didalamnya. • Didalam pipa zat aktif dan shellnya bergabung dan saat keluar dari pipa menjadi tetesan yang berubah mnjadi gel dg bantuan pengontrolan suhu kemudian dapat di keringkan dan diisolasi. Teknik ini dikenal dengan istilah Submerged nozzle processes Linda Gusrini Fadri
  • 21. Tipe B Spray drying • Proses enkapsulasi tipe B mulai berkembang pada tahun 1930 dengan spray drying sebagai teknik yang pertama dipelajari. • Teknik ini diawali dengan mengemulsikan atau mendispersikan zat inti kedalam suatu larutan konsentrat yang berfungsi sebagai shell/bahan pelapis yang umumnya memiliki konsentrasi antara 40-60 % • Mikroenkapsulasi metode pengeringan semprot meliputi 2 tahapan yaitu emulsifikasi minyak dengan larutan polimer dan penghilangan pelarut dengan udara panas. Bahan polimer yang digunakan jenis polisakarida dan protein seperti pati, gum arab, gelatin, albumin, dan kasein Linda Gusrini Fadri
  • 22. Tipe B Spray Drying (lanjutan) • Umumnya teknik ini digunakan untuk zat inti yang bersifat water-immiscible oil seperti fragrance, perasa makanan, dan vitamin yang nantinya akan teremulsi ke dalam shell nya. Shell yang digunakan umumnya merupakan polimer larut air seperti gom arab atau starch termodifikasi. • Mampu memproduksi kapsul dalam jumlah banyak, bahan pelapis yang cocok untuk pengeringan semprot juga layak sebagai bahan makanan, dan bahan pelapis yang digunakan larut dalam air sehingga dapat melepaskan bahan inti tanpa adanya bahan pelapis yang mengendap. Metode pengeringan semprot juga cocok untuk bahan yang mudah teroksidasi sepertiLinda Gusrini Fadri minyak.
  • 23. Skema diagram dari dua larutan nozzle digunakan untuk preparat mikrokapsul Linda Gusrini Fadri
  • 24. Tipe B Fluidized bed coater • Ini merupakan teknik mikrokapsul Tipe B yang khusus digunakan untuk zat inti berupa partikel yang berbentuk padatan atau zat berpori yang telah mengabsorbsi sejumlah cairan. Teknik ini lebih sering digunakan untuk partikel padatan dalam dunia farmasi. Teknik ini digunakan dengan mensuspensikan sejumlah partikel padatan kedalam udara yang mengalir dalam alat. Linda Gusrini Fadri
  • 25. Tipe B Fluidized bed coater (lanjutan) • Keuntungan dari teknik ini adalah kemampuannya untuk menyelesaikan sejumlah besar tipe coating formulation. Banyak digunakan untuk hot melts, pendispersian cairan latex, pembuatan larutan solvent organic, dan cairan dari shell material. • Polimer enteric adalah satu hasil formulasi yang unik dari tipe ini. Diaplikasikan pada pembuatan obat yang tahan terhadap kondisi lambung. Obat tersebut tak larut di lambung namun baru akan larut Linda Gusrini Fadri di cairan usus yang memiliki pH 7.
  • 26. Skema diagram dari dua tipe fludized bed coaters (A)Unit top spray (B) Bottom-spray atau Unit Wurster Linda Gusrini Fadri
  • 27. Tipe B Fluidized bed coater (lanjutan) • Terdapat 3 jenis dari teknik ini yang umum digunakan : • Top spray Tangential spray Bottom spray • top spray agak terbatas, namun teknik ini lebih simple dalam pelaksanaannya dan bisa menghasilkan lebih banyak partikel tercoating. • Bottom spray sudah dijadikan metode dasar untuk mengkapsulasi zat padatan terutama zat2 farmasetik. • Teknik pemisahan dan pengaliran gas (spray) menjadi salah satu komponen penting yang harus diperhatikan karena langsung berhubungan ke zat inti yang akan di coating. Kekurangan teknik ini dalah waktu yang dibutuhkan lebih lama. Linda Gusrini Fadri •
  • 28. Tipe B Centrifugal extrusion • Tipe ini zat inti & lapisan sell yang akan digunakan dialirkan bersamaan kedalam sejenis pipa pencampur yang berputar. Di dalam pipa terdapat jalur terpisah antara keduanya yang dalam prosesnya, zat inti dan shellnya akan bersatu menjadi tetesan ketika mereka keluar dari mulut pipa. Perubahan dari tetesan untuk membentuk kapsul nanti dipengaruhi oleh sifat dasar . Jika shell material merupakan zat dengan viskositas rendah yang dapat menkristal dengan cepat jika didinginkan maka tetesan yang terbentuk langsung berubah menjadi partikel solid seketika saat dihembuskan dari dala pipa pencampur. Zat inti yang cocok digunakan adalah cairan polar seperti air atau larutan air yang sulit campur dengan shel materialnya seperti wax. Linda Gusrini Fadri
  • 29. . Skema diagram dari dua larutan nozzle digunakan untuk Produk mikrokapsul Linda Gusrini Fadri
  • 30. Rotational suspension separation • Pada teknik ini zat inti biasanya berupa padatan yang di alirkan bersamaan dengan shel material kedalam alat yang disebut rotating disk. • Di dalam alat yang berotasi terjadi pendispersian zat inti ke shel nya / terjadi coating. Setelah itu kapsul yang telah jadi mengalir keluar bersama dengan pure coating material yang tidak terpakai. Linda Gusrini Fadri
  • 31. Rotational suspension separation (lanjutan) • Teknologi ini disebutkan sebagai teknik yang cepat, low-cost, dan sangat sering digunakan untuk melapisi berbagai jenis zait inti yang berupa padatan sampai yang ukuran diameternya dibawah 150 µm. • Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, sebaiknya zat inti berupa padatan yang strukturnya speris (bentuk bola). Bentuk spheris ini bisa dihasilkan dg proses granulasi terlebih dahulu ja zat inti bentuknya tak teratur. Linda Gusrini Fadri
  • 32. Skema diagram dari rotasi suspensi pada bagian Proses enkapsulasi Linda Gusrini Fadri
  • 33. Kesimpulan • Perkembangan produk yang memakai teknologi mikrokapsul sudah banyak digunakan dan sudah banyak produk yang dibuat dengan prinsip pengkapsulan eksist di pasaran. Beberapa diantaranya menunjukkan penjualan yang besar. Aplikasi terbesar pada kertas rendah karbon, dan berton-ton kapsul yang dihasilkan sepanjang tahun. Beberapa diantaranya dibentuk melalui proses complex coaservation, IFP, atau in situ polymeration. Aplikasi lain pada bidang agrokimia seperti pupuk yang menggunakan teknologi IFP. Perkembangan dari teknologi mikrokapsul dan munculnya produk2 dengan prinsip mikrokapsul terus dikembangkan dengan lebih inovatif Linda Gusrini Fadri
  • 34. Terima Kasih 12 Desember 2009 Linda Gusrini Fadri