SlideShare a Scribd company logo
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007

PEMANFAATAN TERAPI MUSIK UNTUK MENINGKATKAN STATUS KESADARAN PASIEN
TRAUMA KEPALA BERAT
123

Asrin1, Mardiyono2, Saryono3
Program Sarjana Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRACT
As a therapeutic intervention music has a positive chance for rehabilitation of severe
traumatic brain injury patients. However, many studies mention that the uses of music in health
fields are still uncertainly result.
This research was conducted to prove the uses of music therapy for increasing the
consciousness level of severe traumatic brain injury patients and to know the physiology and
psychosocial responses of patients during therapy.
This study utilized a quasi-experimental method with non randomized pretest-posttest
control group design. The respondents were severe traumatic brain injury patients on Cempaka
and ICU wards of Prof. Dr. Margono Soekarjo Hospital Purwokerto who were chosen based on
inclusion and exclusion criteria. The total of respondents was 20 respondents who were divided
into 10 of respondents as treatment group and 10 respondents as control group. The analysis of
data was conducted by using one sample t test and the descriptive analysis also was utilized.
The study result shows that the music therapy is useful for increasing the consciousness
level of severe traumatic brain injury patients (t test value = 11,781 > t table value; CI = 95%, and
p value = 0.000). From descriptive data can be concluded that the response of psychology and
psychosocial patients of severe traumatic brain injury in treatment group was positively significant
for arousing and raising the excitability of movement performance.
The result indicated that the music therapy is useful for increasing the consciousness
level of severe traumatic brain injury patients and familiar music also can enhance positive
response of psychology and psychosocial patients’ response.
Keywords: music therapy, severe traumatic brain injury, and level of consciousness.
PENDAHULUAN
Trauma
kepala
merupakan
penyebab kelainan neurologis tersering di
dunia. Pasien dengan trauma kepala
mempunyai
risiko untuk
terjadinya
kerusakan otak dan kematian. Risiko
kematian kemungkinan meningkat karena
pasien jatuh kedalam koma yang lama.
Thaut (1999) menyatakan bahwa faktor
utama yang dapat mempengaruhi peluang
seseorang
untuk
sembuh
adalah
berhubungan dengan lamanya waktu koma.
Semakin lama seseorang jatuh dalam
kondisi koma semakin sering munculnya
keparahan penyakit dan kerusakan otak.
T erapi musik sebagai terapi alternatif telah
dikembangkan pada berbagai bagian di
rumah sakit untuk mengatasi berbagai jenis

penyakit, khususnya dalam rehabilitasi
neurologis. Rangsangan musik pada jalur
kognitif kemungkinan dapat membuka pintu
komponen emosional untuk kesadaran
pasien yang tidak bisa melakukan
komunikasi verbal dan jatuh dalam kondisi
koma (Kneafsey, 1997).
Musik juga
merupakan kekuatan yang luar biasa dalam
memberikan efek emosional dan mampu
menjangkau jauh kedalam dan menyentuh
inti setiap pribadi (Mucci & Mucci, 2002).
Lebih jauh musik dapat menyentuh tingkat
kesadaran fisik, psikologi, spiritual, dan
sosial (Kneafsey, 1997. Berdasarkan
pendapat-pendapat ini, maka banyak
percobaan tentang efek musik dalam
tindakan kesehatan telah dikerjakan,
sayangnya dari beberapa penemuan yang

102
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007

telah dipublikasikan masih ditemukan
adanya inkonsistensi hasil dan kegunaan
musik pada area kesehatan masih
dipertanyakan.
Bebepara laporan masih dianggap
sebagai anekdot informasi dikarenakan
ukuran sampel penilitian yang kecil dan
keanekaragaman
subyek
sebelum
penelitian tidak dipertimbangkan (Snyder &
Lindquist, 1998). Kebanyakan pembahasan
tentang
efektifitas
musik
telah
dikembangkan di negara-negara maju
seperti Amerika dan Australia. Di Indonesia,
terapi musik belum dikenal dengan baik
akan tetapi pemerintah Indonesia telah
mengeluarkan Undang-Undang Kesehatan
Nasional
yang
didalamnya
telah
mencantumkan
dukungan
terhadap
perkembangan terhadap segala jenis terapi
alternatif seperti terapi herbal, terapi pijit,
terapi meditasi, dan juga terapi musik.
Sehingga, pengenalan penggunaan musik
untuk membantu pasien yang menderita
trauma kepala sangatlah relevan dengan
kebijakan pemerintah Indonesia. Dalam hal
ini, perawat dan dokter sebagai bagian dari
tim kesehatan diharapkan bisa mengambil
bagian nyata dalam pengembangan terapi
musik dilapangan untuk membantu
memecahkan
permasalahan
pasien,
khususnya dalam kegiatan rehabilitasi
pasien dengan trauma kepala. Penggunaan
metode terapi musik di Indonesia dapat
disesuaikan dengan budaya dan lingkungan
setempat. Keuntungan lainnya dalam
penerapan terapi musik di Indonesia yang
sedang mengalami situasi krisis moneter
adalah menggunakan biaya yang tidak
mahal dan terjangkau oleh rumah sakit dan
pasien.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian eksprimen semu dengan
desainnya adalah non randomized pretestposttest control group design. Populasi
penelitian ini adalah semua pasien trauma
kepala berat yang dirawat di ruang

Cempaka dan ICU Rumah Sakit Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto. Sampel
penelitian
diambil secara purposive
sampling dengan kriteria inklusi : pasien
berumur diatas 12 tahun, tidak mengalami
perdarahan intrakranial, tidak dilakukan
pembedahan (kraniotomi), dan standar
pengobatan yang diberikan setara. Sampel
penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Masing-masing kelompok sampel berjumlah
10 responden.
Jalannya penelitian dimulai dengan
mengukur skor GCS awal baik pada
kelompok perlakuan maupun kelompok
kontrol. Selanjutnya perlakuan dimulai
dengan pemberian terapi musik (variabel
bebas) pada pasien berupa musik pasif
yang disenangi oleh pasien yang diputarkan
melalui tape recorder dan diperdengarkan
pada pasien. Suara musik diperdengarkan
melalui headphone sebanyak 3 kali
(session) sehari (pagi, siang, dan sore).
Musik diputar dan didengarkan pasien
selama 20 - 30 menit untuk setiap session.
Kemudian efek dari terapi diukur dengan
memantau
perkembangan
tingkat
kesadaran pasien (variabel terikat) dengan
melihat skor GCS dari waktu ke waktu.
Respon-respon fisik dan psikososial yang
muncul selama proses terapi juga dicatat
pada lembaran observasi yang telah
diprsiapkan. Sedangkan dari kelompok
kontrol yang diukur hanyalah perkembangan
skor GCS dari waktu ke waktu yang
didapatkan dari catatan medis pasien.
T erapi musik dan pengukuran tingkat
kesadaran serta observasi respon-respon
fisik dan psikososial pada kelompok
perlakuan dilakukan sampai saat pasien
mencapai derajat kesadaran dengan skor
GCS minimal 9 (kategori trauma kepala
sedang). Demikian juga pengukuran skor
GCS dan observasi respon-respon fisik dan
psikososial untuk kelompok kontrol ditelusuri
dari catatan medis pasien dilakukan sampai
skor GCS pasien mencapai 9. T erakhir,
peningkatan kesadaran pasien pada

103
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007

masing-masing sampel dihitung dengan
menghitung selisih skor GCS awal
pengamatan dan akhir pengamatan,
selanjutnya dibagi dengan lamanya hari
pengamatan masing-masing sampel. Hasil
yang didapat ini merupakan rata-rata skor
peningkatan kesadaran pasien per hari.
Semua data yang didapatkan dicatat dalam
lembaran yang telah dipersiapkan.
Kemudian data diolah dan dianalisa dengan
menggunakan kumputer.
Data perkembangan skor GCS
pasien dianalisa dengan one sample t test
dengan CI = 95 %.. Sedangkan responrespon fisik dan psikososial yang muncul
pada kedua kelompok diolah secara
deskriptif. Kesimpulan penelitian dilihat dari
besarnya nilai t tes dan nilai siqnifikansi
analisis.. Adanya perubahan dan perbedaan
respon-respon fisik dan psikososial pada
kelompok perlakuan dan kontrol juga
dijadikan acuan dalam menarik kesimpulan
secara deskriptif.
HASIL DAN BAHASAN
Dalam pelaksanaan telah dilakukan
pengumpulan data dan data yang telah
terkumpul sebanyak 10 responden untuk
kelompok perlakuan dan 10 responden
untuk kelompok kontrol. Dari data yang
terkumpul telah dilakukan pengolahan dan
analisa data. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai t hitung dengan CI
= 95% untuk kelompok perlakuan (yang
diberi terapi musik) sebesar 11,781. Ini
menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel
= 2,262. T araf siqnifikansi untuk kelompok
perlakuan sebesar 0,000 (p < 0,005).
Sedangkan hasil analisa kelompok kontrol
adalah t hitung dengan CI = 95% sebesar
3,525. Hasil ini juga menunjukkan t hitung
lebih besar dari t tabel. T araf siqnifikansi
untuk kelompok kontrol (tanpa terapi musik)
bernilai 0,06 (p > 0,005). Dari hasil analisa
ini dapat disimpulkan bahwa terapi musik
berpengaruh siqnifikan untuk meningkatkan
status kesadaran pasien trauma kepala
berat. Respon-respon fisik dan psikososial

juga menunjuk perubahan yang positif pada
kelompok perlakuan karena selama sesi
terapi dilakukan terdapat respon berupa
keluarnya air mata, gerakan jari-jari tangan
dan kaki, gerakan pada daerah sekitar
rahang serta usaha untuk membuka dan
menggerakkan kelopak mata.
Hasil penelitian ini selaras dengan
hasil studi kasus yang dilakukan oleh
Rosenfeld & Dun (1999) yang dilakukan
pada 2 anak yang mengalami trauma kepala
berat di Royal Children Hospital (RCH)
Australia, yang menyimpulkan bahwa
therapi musik bisa membatu pasien
mencapai kesadarannya, komunikasi,
beberapa
kemampuan
fisik,
dan
memberikan
pengalaman
yang
menyenangkan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Auntari
(2001) di rumah sakit Srinagarind
Universitan Khon Kaen Thailand juga
menyimpulkan
bahwa
stimulasi
pendengaran adalah merupakan suatu hal
yang menguntungkan untuk mendorong
penyembuhan koma pada pasien-pasien
cidera kepala dan meningkatkan derajat
kesadaran pasien. Lebih lanjut, untuk
perubahan respon-respon fisik dan
psikososial yang positif di atas juga selaras
dengan hasil penelitian ini. Dimana respon
perilaku dari pasien-pasien cidera kepala
yang tidak sadar yang diberikan stimulasi
suara musik yang akrab didengar lebih
besar dibandingkan pasien-pasien yang
tidak diberikan stimulasi suara musik.
Hal-hal di atas bisa terjadi karena
efek relaksasi dari musik yang lembut
kemungkinan berpengaruh positif pada otak
karena retikular activating system (RAS)
berfungsi mengendalikan kesiagaan atau
kondisi kesadaran dan siklus bangun-tidur.
Untuk pasien dengan trauma kepala yang
tidak sadar, yang berfungsi hanyalah RAS
dan hipotalamus dan sebagai konsekuensi
dari proses penyembuhan, maka elemenelemen yang lebih tinggi dari otak akan
mulai berfungsi (Rosenfeld & Dun, 1999).
Lebih lanjut, Thaut, Kenyon, Schaurer, dan

104
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007

McIntosh (1999) juga menyatakan bahwa
suara dapat merangsang dan meningkatkan
fungsi neuron spinal motorik dan
mengaktifasi gerakan-gerakan otot..
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan
pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
musik
terapi
bermanfaat
dalam
meningkatkan status kesadaran pasien
trauma kepala berat. Musik terapi juga
dapat memberikan rangsangan yang positif
pada respon-respon fisik dan psikososial.
Oleh karena itu berdasarkan kesimpulan ini
peneliti menyarankan agar terapi musik
mulai di budayakan dalam aplikasinya di
rumah-rumah sakit di Indonesia karena
sangat bermanfaat untuk mempercepat
proses penyembuhan pasien serta tidak
membutuhkan biaya yang besar dan yang
paling utama terapi musik tidak mempunyai
efek samping negatif apapun bagi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Aumick, J.E. (1991). Head trauma:
Guidelines for care. RN , 54 (4),
26 - 27.
Auntari, P . (2001). The effect of familiar
voice to auditory stimulation on
level
of
conscious
and
behavioural respon of auditory in
head injury pasients with
unconscious. Thesis master tidak
dipublikasikan. Universitas Khon
Kaen, Thailand.
Barnes, M.P . (1999). Rehabilitation after
traumatic brain injury. British
Medical Bulletin, 55 (4), 927 943.
Clan, L. (1998). Music Therapy. In Snyder,
M. & Lindquist, R. (1998).
Complementary/Alternative
Therapies in Nursing (pp. 234257). New Y ork: Springer
Publishing Company, Inc
Davis, A.E. (2000). Mechanisms of
traumatic
brain
injury:
Biomechanical, structural and

cellular considerations. Critical
Care Nursing Quarterly, 23 (3), 1 13.
Departemen Kesehatan RI. (2000). Profil
Kesehatan Indonesia 1999.
Jakarta: Pusat Data Kesehatan
Jakarta.
Ghajar, J. (2000). Traumatic brain injury.
The Lancet, 356 (9233), 923 933.
Hernandez, T .D., & Naritoku, D.K.M.D.
(1997). Seizures, epilepsy, and
functional recovery after traumatic
brain injury: A reappraisal.
Neurology, 48 (4), 803 - 806.
Hickey, J.V. (1997). The clinical practice of
neurological and neurosurgical
nursing (4 th ed.). PhiladelphiaNew York: Lippincott.
Kneafsey, R. (1997). The therapeutic use of
music in care of elderly setting: A
literature review. Journal of
Clinical Nursing, 6 (5), 341 - 346.
Lovasik, D., Kerr, M., & Alexander, S.
(2001). Traumatic brain injury
research: A review of clinical
studies. Critical Care Nursing
Quarterly, 23 (4), 24 - 41.
Mucci, K., & Mucci, R. (2000). The healing
sound of music. Scotland:
Findhorn Press.
Rosenfeld, J.V., & Dun, B. (1999). Music
therapy in children with severe
traumatic brain injury. In Pratt, R.
R., & Grocke, D.E. (1999). Music
Medicine 3, Music Medicine and
Music Therapy: Theory and
Practice Expanding Horizons (pp.
36 - 46). Australia: Faculty of
Music, The University of
Melbourne, Parkpille, Victoria.
Rossignol, S., & Melvill, J.G. (1976).
Audiospinal influences in man
studied by H-reflex and its
possible role in rhythmic
movement syncronized to sound.
Electroencephal
Clinical
Neurophysiology, 41, 83 - 92.

105
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007

Segatore, M. (1999). Corticosteroids and
traumatic brain injury. Status at
the end of the decade of the
brain. J of Neuroscience Nurs, 3
(4), 239 - 255.
Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2000).
Brunner and Suddarth texbook of
medical surgical nursing (9 th ed.).
Philadelphia: Lippincott William &
Wilkins.
Snyder, M., & Lindquist, R. (1998).
Complementary/alternative
therapies in nursing (3 rd Ed.). New
Y ork:
Springer
Publishing
Company, Inc.
Thaut, M.H. (1999). Music therapy in
neurological rehabilitation. In
Davis, W.B., Gfeller, K.E., &
Thaut,
M.H.
(1999).
An

introduction to music therapy:
Theory and practice (pp. 228 247). The United States of
America: A Devission of The
Mc.Grae-Hill Companies.
Thaut, M.H., Kenyon, G.P ., Schauer, M.L., &
McIntosh, G.C. (1999). The
conection between rhythmicity
and brain function. IEEE
Engineering in Medicine and
Biology Journal, 101 – 108.
The Brain Injury Assosiation (BIA) of
Amerika. (2001). Brain injury and
you : Defence and veteran head
injury
program
(On-line).
Available:
<http://www.biausa.org/brain_and
_you_htm/> (24th March 2001).

106
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007

56

More Related Content

What's hot

PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
Ratih Aini
 
Penelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensi
Penelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensiPenelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensi
Penelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensi
Hendy Masjayanto
 
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
Jeffry Shin
 
Pengaruh supervisi pada kunerja perawat rawat inap dalam pelaksanaan patient ...
Pengaruh supervisi pada kunerja perawat rawat inap dalam pelaksanaan patient ...Pengaruh supervisi pada kunerja perawat rawat inap dalam pelaksanaan patient ...
Pengaruh supervisi pada kunerja perawat rawat inap dalam pelaksanaan patient ...
yaya' Suryaningsih
 
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...Operator Warnet Vast Raha
 
24 opini akupunktur dalam pelayanan kesehatan tingkat rumah sakit
24 opini akupunktur dalam pelayanan kesehatan tingkat rumah sakit24 opini akupunktur dalam pelayanan kesehatan tingkat rumah sakit
24 opini akupunktur dalam pelayanan kesehatan tingkat rumah sakitYabniel Lit Jingga
 
Kualitas Hidup Pada Pasien Epilepsi Yang
Kualitas Hidup Pada Pasien Epilepsi YangKualitas Hidup Pada Pasien Epilepsi Yang
Kualitas Hidup Pada Pasien Epilepsi YangSabhan Dinata
 
Acute pain service (final)kuliah 7 11-2017
Acute pain service (final)kuliah 7 11-2017Acute pain service (final)kuliah 7 11-2017
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014Ns. Lutfi
 
92 210-1-sm
92 210-1-sm92 210-1-sm
92 210-1-sm
Lina Vania
 
Jurnal penelitian omsk
Jurnal penelitian omskJurnal penelitian omsk
Jurnal penelitian omsk
nrukmana rukmana
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011humasditjenppdanpl
 

What's hot (19)

PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
 
Penelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensi
Penelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensiPenelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensi
Penelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensi
 
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
 
Pengaruh supervisi pada kunerja perawat rawat inap dalam pelaksanaan patient ...
Pengaruh supervisi pada kunerja perawat rawat inap dalam pelaksanaan patient ...Pengaruh supervisi pada kunerja perawat rawat inap dalam pelaksanaan patient ...
Pengaruh supervisi pada kunerja perawat rawat inap dalam pelaksanaan patient ...
 
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
 
24 opini akupunktur dalam pelayanan kesehatan tingkat rumah sakit
24 opini akupunktur dalam pelayanan kesehatan tingkat rumah sakit24 opini akupunktur dalam pelayanan kesehatan tingkat rumah sakit
24 opini akupunktur dalam pelayanan kesehatan tingkat rumah sakit
 
Artikel31
Artikel31Artikel31
Artikel31
 
42 81-1-sm
42 81-1-sm42 81-1-sm
42 81-1-sm
 
Jingga musik jurnal 4
Jingga musik jurnal 4Jingga musik jurnal 4
Jingga musik jurnal 4
 
219 218-1-pb
219 218-1-pb219 218-1-pb
219 218-1-pb
 
Kualitas Hidup Pada Pasien Epilepsi Yang
Kualitas Hidup Pada Pasien Epilepsi YangKualitas Hidup Pada Pasien Epilepsi Yang
Kualitas Hidup Pada Pasien Epilepsi Yang
 
Acute pain service (final)kuliah 7 11-2017
Acute pain service (final)kuliah 7 11-2017Acute pain service (final)kuliah 7 11-2017
Acute pain service (final)kuliah 7 11-2017
 
Jurnal keperawatan soedirman
Jurnal keperawatan soedirmanJurnal keperawatan soedirman
Jurnal keperawatan soedirman
 
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
 
92 210-1-sm
92 210-1-sm92 210-1-sm
92 210-1-sm
 
Jurnal penelitian omsk
Jurnal penelitian omskJurnal penelitian omsk
Jurnal penelitian omsk
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011
 
2159 3918-1-sm
2159 3918-1-sm2159 3918-1-sm
2159 3918-1-sm
 
Jurper1 1-nas
Jurper1 1-nasJurper1 1-nas
Jurper1 1-nas
 

Viewers also liked (20)

2012 1-00568-ps bab 2
2012 1-00568-ps bab 22012 1-00568-ps bab 2
2012 1-00568-ps bab 2
 
3
33
3
 
Kebijakan kesehatan 2013
Kebijakan kesehatan 2013Kebijakan kesehatan 2013
Kebijakan kesehatan 2013
 
Materi
MateriMateri
Materi
 
Konsep puskesmas ii(1)
Konsep puskesmas ii(1)Konsep puskesmas ii(1)
Konsep puskesmas ii(1)
 
Komunikasi terapeutik2
Komunikasi terapeutik2Komunikasi terapeutik2
Komunikasi terapeutik2
 
Lembur ppt(2)
Lembur ppt(2)Lembur ppt(2)
Lembur ppt(2)
 
Harbang gestalt
Harbang gestaltHarbang gestalt
Harbang gestalt
 
Harbang terapi keluarga babel
Harbang terapi keluarga babelHarbang terapi keluarga babel
Harbang terapi keluarga babel
 
Bab ii 9
Bab ii 9Bab ii 9
Bab ii 9
 
Supervisi delegasi
Supervisi  delegasiSupervisi  delegasi
Supervisi delegasi
 
Bronkopneumonia ndari,tito,sonia
Bronkopneumonia ndari,tito,soniaBronkopneumonia ndari,tito,sonia
Bronkopneumonia ndari,tito,sonia
 
Harvest
HarvestHarvest
Harvest
 
7.tantangan kependudukan di indonesia
7.tantangan kependudukan di indonesia7.tantangan kependudukan di indonesia
7.tantangan kependudukan di indonesia
 
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesiaPancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
 
Sejarah kesehatan komunitas
Sejarah kesehatan komunitasSejarah kesehatan komunitas
Sejarah kesehatan komunitas
 
Chapter ii 8
Chapter ii 8Chapter ii 8
Chapter ii 8
 
10.1007 s10447 011-9143-3
10.1007 s10447 011-9143-310.1007 s10447 011-9143-3
10.1007 s10447 011-9143-3
 
Health factors in colostrum(1)
Health factors in colostrum(1)Health factors in colostrum(1)
Health factors in colostrum(1)
 
Diabetes mellitus bhs ing
Diabetes mellitus bhs ingDiabetes mellitus bhs ing
Diabetes mellitus bhs ing
 

Similar to 268 261-1-pb

ppt EBN AML.pptx
ppt EBN AML.pptxppt EBN AML.pptx
ppt EBN AML.pptx
ssusercf55c0
 
96-167-1-SM.pdf
96-167-1-SM.pdf96-167-1-SM.pdf
96-167-1-SM.pdf
TomiSuranta
 
STUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIA
STUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIASTUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIA
STUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIA
Ratih Aini
 
PPT TUGAS AKHIR jurnal kesehatan healthy.pptx
PPT TUGAS AKHIR jurnal kesehatan healthy.pptxPPT TUGAS AKHIR jurnal kesehatan healthy.pptx
PPT TUGAS AKHIR jurnal kesehatan healthy.pptx
macansekgalsel
 
BAB I murotal.pdf
BAB I murotal.pdfBAB I murotal.pdf
BAB I murotal.pdf
AgusSupriatna52
 
TERAPI KELOMPOK PADA PASIEN KEJIWAAN YAA
TERAPI KELOMPOK PADA PASIEN KEJIWAAN YAATERAPI KELOMPOK PADA PASIEN KEJIWAAN YAA
TERAPI KELOMPOK PADA PASIEN KEJIWAAN YAA
FirzhanFharez
 
Pengaruh terapi musik klasik terhadap kecerdasan emosi pada anak autis
Pengaruh terapi musik klasik terhadap kecerdasan emosi pada anak autisPengaruh terapi musik klasik terhadap kecerdasan emosi pada anak autis
Pengaruh terapi musik klasik terhadap kecerdasan emosi pada anak autisYabniel Lit Jingga
 
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
wahyu791468
 
Jurnal Halusinasi
Jurnal HalusinasiJurnal Halusinasi
Jurnal Halusinasi
immachilles
 
162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi
homeworkping7
 
223 222-1-pb
223 222-1-pb223 222-1-pb
223 222-1-pbBudi Leo
 
Nesma putri arif widodo fix
Nesma putri arif widodo fixNesma putri arif widodo fix
Nesma putri arif widodo fixMepsa Putra
 
Kepatuhan minum obat schizoprenia
Kepatuhan minum obat schizopreniaKepatuhan minum obat schizoprenia
Kepatuhan minum obat schizoprenia
AnonymousHRX8QkyT
 
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...Yabniel Lit Jingga
 

Similar to 268 261-1-pb (20)

ppt EBN AML.pptx
ppt EBN AML.pptxppt EBN AML.pptx
ppt EBN AML.pptx
 
96-167-1-SM.pdf
96-167-1-SM.pdf96-167-1-SM.pdf
96-167-1-SM.pdf
 
STUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIA
STUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIASTUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIA
STUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIA
 
PPT TUGAS AKHIR jurnal kesehatan healthy.pptx
PPT TUGAS AKHIR jurnal kesehatan healthy.pptxPPT TUGAS AKHIR jurnal kesehatan healthy.pptx
PPT TUGAS AKHIR jurnal kesehatan healthy.pptx
 
BAB I murotal.pdf
BAB I murotal.pdfBAB I murotal.pdf
BAB I murotal.pdf
 
TERAPI KELOMPOK PADA PASIEN KEJIWAAN YAA
TERAPI KELOMPOK PADA PASIEN KEJIWAAN YAATERAPI KELOMPOK PADA PASIEN KEJIWAAN YAA
TERAPI KELOMPOK PADA PASIEN KEJIWAAN YAA
 
Neurologi
NeurologiNeurologi
Neurologi
 
Zaitun
ZaitunZaitun
Zaitun
 
Pengaruh terapi musik klasik terhadap kecerdasan emosi pada anak autis
Pengaruh terapi musik klasik terhadap kecerdasan emosi pada anak autisPengaruh terapi musik klasik terhadap kecerdasan emosi pada anak autis
Pengaruh terapi musik klasik terhadap kecerdasan emosi pada anak autis
 
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
 
Arisanti chandradewi
Arisanti chandradewiArisanti chandradewi
Arisanti chandradewi
 
Jurnal Halusinasi
Jurnal HalusinasiJurnal Halusinasi
Jurnal Halusinasi
 
162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi
 
223 222-1-pb
223 222-1-pb223 222-1-pb
223 222-1-pb
 
Nesma putri arif widodo fix
Nesma putri arif widodo fixNesma putri arif widodo fix
Nesma putri arif widodo fix
 
Kepatuhan minum obat schizoprenia
Kepatuhan minum obat schizopreniaKepatuhan minum obat schizoprenia
Kepatuhan minum obat schizoprenia
 
Bab i ardat
Bab i ardatBab i ardat
Bab i ardat
 
Bab i ardat
Bab i ardatBab i ardat
Bab i ardat
 
Bab i ardat
Bab i ardatBab i ardat
Bab i ardat
 
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
 

More from Yabniel Lit Jingga

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Yabniel Lit Jingga
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiYabniel Lit Jingga
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiYabniel Lit Jingga
 

More from Yabniel Lit Jingga (20)

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Skoliosis shb
Skoliosis shbSkoliosis shb
Skoliosis shb
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Osteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shbOsteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shb
 
Osteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shbOsteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shb
 
Lordosis shb
Lordosis shbLordosis shb
Lordosis shb
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
 
Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2
 
Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1
 

268 261-1-pb

  • 1. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007 PEMANFAATAN TERAPI MUSIK UNTUK MENINGKATKAN STATUS KESADARAN PASIEN TRAUMA KEPALA BERAT 123 Asrin1, Mardiyono2, Saryono3 Program Sarjana Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman ABSTRACT As a therapeutic intervention music has a positive chance for rehabilitation of severe traumatic brain injury patients. However, many studies mention that the uses of music in health fields are still uncertainly result. This research was conducted to prove the uses of music therapy for increasing the consciousness level of severe traumatic brain injury patients and to know the physiology and psychosocial responses of patients during therapy. This study utilized a quasi-experimental method with non randomized pretest-posttest control group design. The respondents were severe traumatic brain injury patients on Cempaka and ICU wards of Prof. Dr. Margono Soekarjo Hospital Purwokerto who were chosen based on inclusion and exclusion criteria. The total of respondents was 20 respondents who were divided into 10 of respondents as treatment group and 10 respondents as control group. The analysis of data was conducted by using one sample t test and the descriptive analysis also was utilized. The study result shows that the music therapy is useful for increasing the consciousness level of severe traumatic brain injury patients (t test value = 11,781 > t table value; CI = 95%, and p value = 0.000). From descriptive data can be concluded that the response of psychology and psychosocial patients of severe traumatic brain injury in treatment group was positively significant for arousing and raising the excitability of movement performance. The result indicated that the music therapy is useful for increasing the consciousness level of severe traumatic brain injury patients and familiar music also can enhance positive response of psychology and psychosocial patients’ response. Keywords: music therapy, severe traumatic brain injury, and level of consciousness. PENDAHULUAN Trauma kepala merupakan penyebab kelainan neurologis tersering di dunia. Pasien dengan trauma kepala mempunyai risiko untuk terjadinya kerusakan otak dan kematian. Risiko kematian kemungkinan meningkat karena pasien jatuh kedalam koma yang lama. Thaut (1999) menyatakan bahwa faktor utama yang dapat mempengaruhi peluang seseorang untuk sembuh adalah berhubungan dengan lamanya waktu koma. Semakin lama seseorang jatuh dalam kondisi koma semakin sering munculnya keparahan penyakit dan kerusakan otak. T erapi musik sebagai terapi alternatif telah dikembangkan pada berbagai bagian di rumah sakit untuk mengatasi berbagai jenis penyakit, khususnya dalam rehabilitasi neurologis. Rangsangan musik pada jalur kognitif kemungkinan dapat membuka pintu komponen emosional untuk kesadaran pasien yang tidak bisa melakukan komunikasi verbal dan jatuh dalam kondisi koma (Kneafsey, 1997). Musik juga merupakan kekuatan yang luar biasa dalam memberikan efek emosional dan mampu menjangkau jauh kedalam dan menyentuh inti setiap pribadi (Mucci & Mucci, 2002). Lebih jauh musik dapat menyentuh tingkat kesadaran fisik, psikologi, spiritual, dan sosial (Kneafsey, 1997. Berdasarkan pendapat-pendapat ini, maka banyak percobaan tentang efek musik dalam tindakan kesehatan telah dikerjakan, sayangnya dari beberapa penemuan yang 102
  • 2. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007 telah dipublikasikan masih ditemukan adanya inkonsistensi hasil dan kegunaan musik pada area kesehatan masih dipertanyakan. Bebepara laporan masih dianggap sebagai anekdot informasi dikarenakan ukuran sampel penilitian yang kecil dan keanekaragaman subyek sebelum penelitian tidak dipertimbangkan (Snyder & Lindquist, 1998). Kebanyakan pembahasan tentang efektifitas musik telah dikembangkan di negara-negara maju seperti Amerika dan Australia. Di Indonesia, terapi musik belum dikenal dengan baik akan tetapi pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang Kesehatan Nasional yang didalamnya telah mencantumkan dukungan terhadap perkembangan terhadap segala jenis terapi alternatif seperti terapi herbal, terapi pijit, terapi meditasi, dan juga terapi musik. Sehingga, pengenalan penggunaan musik untuk membantu pasien yang menderita trauma kepala sangatlah relevan dengan kebijakan pemerintah Indonesia. Dalam hal ini, perawat dan dokter sebagai bagian dari tim kesehatan diharapkan bisa mengambil bagian nyata dalam pengembangan terapi musik dilapangan untuk membantu memecahkan permasalahan pasien, khususnya dalam kegiatan rehabilitasi pasien dengan trauma kepala. Penggunaan metode terapi musik di Indonesia dapat disesuaikan dengan budaya dan lingkungan setempat. Keuntungan lainnya dalam penerapan terapi musik di Indonesia yang sedang mengalami situasi krisis moneter adalah menggunakan biaya yang tidak mahal dan terjangkau oleh rumah sakit dan pasien. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksprimen semu dengan desainnya adalah non randomized pretestposttest control group design. Populasi penelitian ini adalah semua pasien trauma kepala berat yang dirawat di ruang Cempaka dan ICU Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling dengan kriteria inklusi : pasien berumur diatas 12 tahun, tidak mengalami perdarahan intrakranial, tidak dilakukan pembedahan (kraniotomi), dan standar pengobatan yang diberikan setara. Sampel penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu : kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Masing-masing kelompok sampel berjumlah 10 responden. Jalannya penelitian dimulai dengan mengukur skor GCS awal baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol. Selanjutnya perlakuan dimulai dengan pemberian terapi musik (variabel bebas) pada pasien berupa musik pasif yang disenangi oleh pasien yang diputarkan melalui tape recorder dan diperdengarkan pada pasien. Suara musik diperdengarkan melalui headphone sebanyak 3 kali (session) sehari (pagi, siang, dan sore). Musik diputar dan didengarkan pasien selama 20 - 30 menit untuk setiap session. Kemudian efek dari terapi diukur dengan memantau perkembangan tingkat kesadaran pasien (variabel terikat) dengan melihat skor GCS dari waktu ke waktu. Respon-respon fisik dan psikososial yang muncul selama proses terapi juga dicatat pada lembaran observasi yang telah diprsiapkan. Sedangkan dari kelompok kontrol yang diukur hanyalah perkembangan skor GCS dari waktu ke waktu yang didapatkan dari catatan medis pasien. T erapi musik dan pengukuran tingkat kesadaran serta observasi respon-respon fisik dan psikososial pada kelompok perlakuan dilakukan sampai saat pasien mencapai derajat kesadaran dengan skor GCS minimal 9 (kategori trauma kepala sedang). Demikian juga pengukuran skor GCS dan observasi respon-respon fisik dan psikososial untuk kelompok kontrol ditelusuri dari catatan medis pasien dilakukan sampai skor GCS pasien mencapai 9. T erakhir, peningkatan kesadaran pasien pada 103
  • 3. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007 masing-masing sampel dihitung dengan menghitung selisih skor GCS awal pengamatan dan akhir pengamatan, selanjutnya dibagi dengan lamanya hari pengamatan masing-masing sampel. Hasil yang didapat ini merupakan rata-rata skor peningkatan kesadaran pasien per hari. Semua data yang didapatkan dicatat dalam lembaran yang telah dipersiapkan. Kemudian data diolah dan dianalisa dengan menggunakan kumputer. Data perkembangan skor GCS pasien dianalisa dengan one sample t test dengan CI = 95 %.. Sedangkan responrespon fisik dan psikososial yang muncul pada kedua kelompok diolah secara deskriptif. Kesimpulan penelitian dilihat dari besarnya nilai t tes dan nilai siqnifikansi analisis.. Adanya perubahan dan perbedaan respon-respon fisik dan psikososial pada kelompok perlakuan dan kontrol juga dijadikan acuan dalam menarik kesimpulan secara deskriptif. HASIL DAN BAHASAN Dalam pelaksanaan telah dilakukan pengumpulan data dan data yang telah terkumpul sebanyak 10 responden untuk kelompok perlakuan dan 10 responden untuk kelompok kontrol. Dari data yang terkumpul telah dilakukan pengolahan dan analisa data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai t hitung dengan CI = 95% untuk kelompok perlakuan (yang diberi terapi musik) sebesar 11,781. Ini menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel = 2,262. T araf siqnifikansi untuk kelompok perlakuan sebesar 0,000 (p < 0,005). Sedangkan hasil analisa kelompok kontrol adalah t hitung dengan CI = 95% sebesar 3,525. Hasil ini juga menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel. T araf siqnifikansi untuk kelompok kontrol (tanpa terapi musik) bernilai 0,06 (p > 0,005). Dari hasil analisa ini dapat disimpulkan bahwa terapi musik berpengaruh siqnifikan untuk meningkatkan status kesadaran pasien trauma kepala berat. Respon-respon fisik dan psikososial juga menunjuk perubahan yang positif pada kelompok perlakuan karena selama sesi terapi dilakukan terdapat respon berupa keluarnya air mata, gerakan jari-jari tangan dan kaki, gerakan pada daerah sekitar rahang serta usaha untuk membuka dan menggerakkan kelopak mata. Hasil penelitian ini selaras dengan hasil studi kasus yang dilakukan oleh Rosenfeld & Dun (1999) yang dilakukan pada 2 anak yang mengalami trauma kepala berat di Royal Children Hospital (RCH) Australia, yang menyimpulkan bahwa therapi musik bisa membatu pasien mencapai kesadarannya, komunikasi, beberapa kemampuan fisik, dan memberikan pengalaman yang menyenangkan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Auntari (2001) di rumah sakit Srinagarind Universitan Khon Kaen Thailand juga menyimpulkan bahwa stimulasi pendengaran adalah merupakan suatu hal yang menguntungkan untuk mendorong penyembuhan koma pada pasien-pasien cidera kepala dan meningkatkan derajat kesadaran pasien. Lebih lanjut, untuk perubahan respon-respon fisik dan psikososial yang positif di atas juga selaras dengan hasil penelitian ini. Dimana respon perilaku dari pasien-pasien cidera kepala yang tidak sadar yang diberikan stimulasi suara musik yang akrab didengar lebih besar dibandingkan pasien-pasien yang tidak diberikan stimulasi suara musik. Hal-hal di atas bisa terjadi karena efek relaksasi dari musik yang lembut kemungkinan berpengaruh positif pada otak karena retikular activating system (RAS) berfungsi mengendalikan kesiagaan atau kondisi kesadaran dan siklus bangun-tidur. Untuk pasien dengan trauma kepala yang tidak sadar, yang berfungsi hanyalah RAS dan hipotalamus dan sebagai konsekuensi dari proses penyembuhan, maka elemenelemen yang lebih tinggi dari otak akan mulai berfungsi (Rosenfeld & Dun, 1999). Lebih lanjut, Thaut, Kenyon, Schaurer, dan 104
  • 4. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007 McIntosh (1999) juga menyatakan bahwa suara dapat merangsang dan meningkatkan fungsi neuron spinal motorik dan mengaktifasi gerakan-gerakan otot.. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa musik terapi bermanfaat dalam meningkatkan status kesadaran pasien trauma kepala berat. Musik terapi juga dapat memberikan rangsangan yang positif pada respon-respon fisik dan psikososial. Oleh karena itu berdasarkan kesimpulan ini peneliti menyarankan agar terapi musik mulai di budayakan dalam aplikasinya di rumah-rumah sakit di Indonesia karena sangat bermanfaat untuk mempercepat proses penyembuhan pasien serta tidak membutuhkan biaya yang besar dan yang paling utama terapi musik tidak mempunyai efek samping negatif apapun bagi pasien. DAFTAR PUSTAKA Aumick, J.E. (1991). Head trauma: Guidelines for care. RN , 54 (4), 26 - 27. Auntari, P . (2001). The effect of familiar voice to auditory stimulation on level of conscious and behavioural respon of auditory in head injury pasients with unconscious. Thesis master tidak dipublikasikan. Universitas Khon Kaen, Thailand. Barnes, M.P . (1999). Rehabilitation after traumatic brain injury. British Medical Bulletin, 55 (4), 927 943. Clan, L. (1998). Music Therapy. In Snyder, M. & Lindquist, R. (1998). Complementary/Alternative Therapies in Nursing (pp. 234257). New Y ork: Springer Publishing Company, Inc Davis, A.E. (2000). Mechanisms of traumatic brain injury: Biomechanical, structural and cellular considerations. Critical Care Nursing Quarterly, 23 (3), 1 13. Departemen Kesehatan RI. (2000). Profil Kesehatan Indonesia 1999. Jakarta: Pusat Data Kesehatan Jakarta. Ghajar, J. (2000). Traumatic brain injury. The Lancet, 356 (9233), 923 933. Hernandez, T .D., & Naritoku, D.K.M.D. (1997). Seizures, epilepsy, and functional recovery after traumatic brain injury: A reappraisal. Neurology, 48 (4), 803 - 806. Hickey, J.V. (1997). The clinical practice of neurological and neurosurgical nursing (4 th ed.). PhiladelphiaNew York: Lippincott. Kneafsey, R. (1997). The therapeutic use of music in care of elderly setting: A literature review. Journal of Clinical Nursing, 6 (5), 341 - 346. Lovasik, D., Kerr, M., & Alexander, S. (2001). Traumatic brain injury research: A review of clinical studies. Critical Care Nursing Quarterly, 23 (4), 24 - 41. Mucci, K., & Mucci, R. (2000). The healing sound of music. Scotland: Findhorn Press. Rosenfeld, J.V., & Dun, B. (1999). Music therapy in children with severe traumatic brain injury. In Pratt, R. R., & Grocke, D.E. (1999). Music Medicine 3, Music Medicine and Music Therapy: Theory and Practice Expanding Horizons (pp. 36 - 46). Australia: Faculty of Music, The University of Melbourne, Parkpille, Victoria. Rossignol, S., & Melvill, J.G. (1976). Audiospinal influences in man studied by H-reflex and its possible role in rhythmic movement syncronized to sound. Electroencephal Clinical Neurophysiology, 41, 83 - 92. 105
  • 5. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007 Segatore, M. (1999). Corticosteroids and traumatic brain injury. Status at the end of the decade of the brain. J of Neuroscience Nurs, 3 (4), 239 - 255. Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2000). Brunner and Suddarth texbook of medical surgical nursing (9 th ed.). Philadelphia: Lippincott William & Wilkins. Snyder, M., & Lindquist, R. (1998). Complementary/alternative therapies in nursing (3 rd Ed.). New Y ork: Springer Publishing Company, Inc. Thaut, M.H. (1999). Music therapy in neurological rehabilitation. In Davis, W.B., Gfeller, K.E., & Thaut, M.H. (1999). An introduction to music therapy: Theory and practice (pp. 228 247). The United States of America: A Devission of The Mc.Grae-Hill Companies. Thaut, M.H., Kenyon, G.P ., Schauer, M.L., & McIntosh, G.C. (1999). The conection between rhythmicity and brain function. IEEE Engineering in Medicine and Biology Journal, 101 – 108. The Brain Injury Assosiation (BIA) of Amerika. (2001). Brain injury and you : Defence and veteran head injury program (On-line). Available: <http://www.biausa.org/brain_and _you_htm/> (24th March 2001). 106
  • 6. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007 56