SlideShare a Scribd company logo
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN
PENDERITA HIPERTENSI DALAM UPAYA
MENCEGAH KEKAMBUHAN PENYAKIT HIPERTENSI
Oleh :
dr. Muhammad Rinaldi Sufri
Pendamping :
dr. Syuhada Bakri
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
KABUPATEN ACEH BARAT
PUSKESMAS SUAK RIBEE
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan
kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena
hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi yang penyebab awalnya tidak diketahui
atau tanpa gejala sama sekali, hipertensi bisa menyebabkan berbagai komplikasi
terhadap beberapa penyakit lain, bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke
dan ginjal. Di seluruh dunia hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius
disamping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat dimasa yang
akan datang karena tingkat keganasanya yang tinggi berupa kecacatan permanen dan
kematian mendadak. Kehadiran hipertensi pada kelompok dewasa muda akan sangat
membebani perekonomian keluarga, karena biaya pengobatan yang mahal dan
membutuhkan waktu yang panjang bahkan sampai seumur hidup. (Zukhair, Ali,
2008)
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dari 70% penderita
hipertensi yang di ketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5%
yang diobati dengan baik (adequately treated cases) diperkirakan sampai tahun 2025
tingkat terjadinya tekanan darah tinggi akan bertambah 60%, dan akan mempengaruhi
1,56 milyar penduduk di seluruh dunia.. (Depkes RI, 2009)
Menurut AHA (American Heart Assosiation) di Amerika tekanan darah tinggi
ditemukan satu dari setiap tiga orang atau 65 juta orang dan 285 atau 59 juta orang
mengidap hipertensi. Semua orang yang mengidap hipertensi hanya satu pertiganya
yang mengetahui keadaanya dan hanya 61% medikasi, dari penderita yang mendapat
medikasi hanya satu pertiga mencapai target darah yang optimal/normal.
(inaheart.or.id, 2011).
Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES)
menunjukan bahwa dari tahun 1999-2000, insiden hipertensi pada orang dewasa
adalah sekitar 29-31% yang berarti terdapat 58-65 juta penderita hipertensi di
Amerika dan terjadi peningkatan 15 juta dari NHANES tahun 1988-1991).
(inaheart.or.id, 2011).
Di Asia penelitian di kota Taiwan, Taiwan menunjukan hasil sebagai berikut :
Penelitian pada usia diatas 65 tahun dengan kriteria hipertensi berdasarkan Jivve
ditemukan prevalensi hipertensi sebesar 60,4% (laki-laki 59,1%) dan perempuan
(61,9%), yang sebelumnya telah terdiagnosis hipertensi adalah 91,1% (laki-laki
29,4% dan perempuan 33,1%) hipertensi yang baru terdiagnosis adalah 29,3% (laki-
laki 29,7% dan perempuan 28,8%). (Vina Ramitha, 2008).
Transisi diet dan kesehatan di Indonesia sudah mengikuti negara maju.
Banyak kebiasaan makan yang telah diadopsi oleh orang Indonesia yang semakin
memperburuk keadaan status gizi. Penyakit buatan manusia (man made disease) dan
penyakit degenerative sekarang telah menjadi masalah utama kesehatan. Perubahan
pola makan sebagai gaya hidup modern dewasa ini menjurus ke sajian siap santap
yang mengandung lemak, protein, dan garam tinggi tapi rendah serat pangan
(directery fiber) membawa konsekuensi terhadap berkembangnya penyakit
degeneratif seperti jantung, diabetes mellitus, aneka kanker, dan hipertensi. (Zukhair,
Alii, 2008)).
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap penderita hipertensi dengan judul Gambaran Pengetahuan, Sikap
dan Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit
Hipertensi di Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh
BaratTahun 2009.
B. Rumusan Masalah
Belum diketahuinya Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita
Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di UPTD
Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah pengetahuan penderita hipertensi dalam upaya mencegah
kekambuhan penyakit hipertensi?
2. Bagaimanakah sikap penderita hipertensi dalam upaya mencegah
kekambuhan penyakit hipertensi?
3. Bagaimanakah tindakan penderita hipertensi dalam upaya mencegah
kekambuhan penyakit hipertensi?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan
Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit
Hipertensi pada pasien Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya Gambaran Tingkat Pengetahuan Penderita Hipertensi di
Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh
Barat dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi.
b. Diketahuinya Gambaran Tingkat Sikap Penderita Hipertensi di Puskesmas
Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat dalam
upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi.
c. Diketahuinya Gambaran Tindakan Penderita Hipertensi di Puskesmas
Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat dalam
upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi
penulis dalam meneliti secara langsung di lapangan.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan agar masyarakat tahu dan mengerti
tentang cara mencegah kekambuhan pada penyakit hipertensi.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Puskesmas Suak
Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya penyakit hipertensi.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Poli umum Puskesmas Suak Ribee
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, subjek penelitian yaitu pasien
yang mempunyai penyakit tekanan darah tinggi, penelitian dilaksanakan pada
bulan Maret tahun 2013.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang disajikan dalam
bentuk distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti
menggunakan analisa univariat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007:143) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan
ini terjadi setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan kognitif adalah domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (over behavior). Dari hasil pengalaman serta penelitian terbukti
bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian yang dilakukan oleh Rogers
(1974) mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadaptasi perilaku yang baru
didalam diri orang tersebut terjadi proses yang beruntun yaitu:
a. Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest (merasa tertarik) merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut
disini sikap subjek sudah mulai timbul.
c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya) hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan. (Roger, 1974).
2. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif
Menurut Notoatmodjo dalam bukunya Ilmu Kesehatan Masyarakat (1997)
pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall), terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut
secara benar.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
d. Analisis (Analysis)
Analisa merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemajuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas. (Notoatmodjo, 1993:96).
B. Sikap (Attitude)
Menurut Notoatmodjo (2003) sikap merupakan reaksi atau respon seseorang
yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Beberapa batasan lain
tentang sikap ini dapat dikutip sebagai berikut:
“An enduring system of positive or negative evaluations, emotional feelings,
and pro or conection tendencies will resepect to social object” (Krech et al, 1982).
“An individual’s social attitude in an syndrome of respons consistency with
regard to social objects” (Campbell, 1950).
“ A mental and neural state of rediness, organized through experlence,
excerting derective or dynamic influence up on the individual’s respons to all objects
and situations with which it is related” (Allport, 1954).
“Attitude with situational and other dispositional variables guides and direct
the obsert behavior of the individual” (Cardno, 1955).
Dari batasan-batasan diatas dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak
dapat langsung dilihat, tetapi hanya bisa ditafsirkan terlebih dahulu dan perilaku yang
tertutup stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi
yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Newcomb (Notoatmodjo, 2003:131) adalah seorang ahli psikologi social
menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan
bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktifitas, akan tetapi adalah merupakan “pre-disposisi” tindakan atau perilaku.
Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka tingkah
laku yang dibuka lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap
objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap suatu objek.
Dalam kegiatan lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3
komponen pokok, yakni :
1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude) dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir, keyakinan dan
emosi memegang peranan penting.
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkat, yakni:
1. Menerima (receiving)
Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat
dari kesediaan dan perhatian itu terhadap ceramah-ceramah.
2. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk
menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari
pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung Jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko
adalah merupakan sikap yang paling tinggi.
C. Praktek atau Tindakan (Practice)
Menurut Notoatmodjo (2007) suatu sikap belum otomatis terwujudnya dalam
suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya suatu sikap agar menjadi suatu
perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga
diperlukan faktor pendukung (support) dari pihak lain. Tindakan mempunyai
beberapa tingkatan, yaitu:
1. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
2. Respon terpimpin (guided respons)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.
3. Mekanisme (mecanism)
Apabila seorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis
atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek
tingkat tiga.
4. Adaptasi (adaption)
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik. Artinya tindakan itu sudah di modifikasikannya sendiri tanpa mengurangi
kebenaran tindakannya tersebut. (Notoatmodjo, 2007:150).
E. Konsep Hipertensi
1. Pengertian
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di
dalam arteri. Istilah “tekanan darah” berarti tekanan pada pembuluh nadi dari
peredaran darah sistemik di dalam tubuh manusia. Tekanan darah di bedakan antara
tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.
Hipertensi dapat di definisikan sebagai tekanan darah persisten di mana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg, pada
populasi manula hipertensi di defenisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolik 90 mmHg. (Brunner & Suddarth vol 2 : 896).
Hipertensi menurut Manjoer dkk (2001) hipertensi adalah tekanan sistolik ≤
140 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg atau bila pasien memakai obat
anti hipertensi. Hipertensi (HTN) adalah peningkatan tekanan darah arteial abnormal
yang langsung terus-menerus (Aplikasi Klinis Patofisiologi edisi 2:1).
Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung menguncup
(sistole). Adapun tekanan darah diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung
mengendor kembali (diastole). Dengan demikian, jelaslah bahwa tekanan darah
sistolik selalu lebih tinggi dari pada tekanan darah diastolik.tekanan darah manusia
selalu berayun-ayun antara tinggi dan rendah sesuai dengan detak jantung.
Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,di mana
tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko
terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan di dapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi di peroleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
akan di peroleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah di tulis
sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik,misalnya 120/80 mmHg, di
baca seratus dua puluh per delapan puluh.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau
lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik dalam
kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan
bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan
sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampao usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan bahkan menurun
drastis.
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati
akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi,
hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi. Tekanan darah dalam kehidupan
seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki
tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada orang dewasa. Tekanan darah juga
diperngaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan
aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga
berbeda; paling tinggi di waktu pagi ahri dan paling rendah pada saat tidur malam
hari.
Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah pada dewasa
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1 (Hipertensi ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 (Hipertensi sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Hipertensi urgensi 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Hipertensi emergency 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
2. Penyebab Penyakit Hipertensi
Berhubung lebih dari 90% penderita hipertensi digolongkan atau disebabkan
oleh hipertensi primer, maka secara umum yang disebut hipertensi primer. Meskipun
hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian
telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan hipertensi. Faktor-faktor
tersebut antara lain faktor keturunan, ciri perseorangan dan kebiasaan hidup.
a. Faktor Keturunan
Dari data statistik terbukti seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
b. Ciri Perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur, jenis
kelamin dan umur yang bertambah akan menyebabkan terjadinya kenaikan
tekanan darah. Tekanan darah pria umumnya lebih tinggi dibandingkan wanita.
Juga statistik di Amerika menunjukkan prevalensi hipertensi pada orang kulit
hitam hampir dua kali lebih banyak dibandingkan dengan orang kulit putih.
c. Kebiasaan Hidup
Kebiasaan hirup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah
konsumsi garam yang tinggi, kegemukan (makan berlebihan) stres dan pengaruh lain.
1) Konsumsi garam yang tinggi
Dari data statistik ternyata dapat diketahui bahwa hipertensi jarang diderita oleh
suku bangsa atau penduduk dengan konsumsi garam yang rendah. Dunia
kedokteran juga telah membuktikan bahwa pembatasan konsumsi garam dapat
menurunkan tekanan darah dan pengeluaran garam (natrium) oleh obat diuretik
(pelancar kencing) akan menurunkan tekanan darah.
2) Kegemukan atau makan berlebihan
Obesitas didefinisikan sebagai kelebihan berat badan sebesar 20% atau lebih dari
berat badan ideal obesitas adalah penumpukan jaringan lemak tubuh yang
berlebihan dengan perhitungan IMT ≥ 27,0. Pada orang yang menderita obesitas
ini organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih berat oleh sebab itu lebih
cepat merasa gerah dan kelelahan akibat dari obesitas para penderita cenderung
menderita penyakit kardiovaskuler, hipertensi dan diabetes mellitus.
3) Stres atau ketegangan jiwa
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktifitas saraf simpatis
peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak
menentu) stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah
menetap tinggi.
Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam rasa
takut) dapat merangsang belajar anak ginjal melepaskan hormone adrenalin dan
memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah
akan meningkat, jika stress berlangsung cukup lama, tubuh akan berusaha
mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau perubahan
patologis, gejala yang muncul dapat berupa hipertensi atau penyakit maag.
(Anjali, Arora, 2008).
4) Pengaruh lain
Pengaruh lain yang dapat menyebabkan naiknya tekanan darah yaitu.
a) Merokok
Nikotin penyebab ketagihan merokok akan merangsang jantung, saraf, otak
dan bagian tubuh lainnya bekerja tidak normal. Nikotin juga merangsang
pelepasan adrenalin sehingga meningkatkan tekanan darah, denyut nadi dan
tekanan kontraksi otot jantung selain itu meningkatkan kebutuhan oksigen
jantung dan dapat menyebabkan gangguan irama jantung (aritmia) serta
berbagai kerusakan lainnya. (Anjali Arora, 2008)
b) Minuman beralkohol
c) Olahraga
Olahraga yang bersifat kompetensi dan meningkatkan kekuatan dapat
memacu emosi sehingga dapat mempercepat peningkatan tekanan darah
seperti tinju, panjat tebing dan angkat besi. (Kuswandi, 2004).
Bentuk latihan yang paling tepat untuk penderita hipertensi adalah jalan kaki,
bersepeda, senam, berenang dan aerobic, olahraga yang bersifat kompetisi dan
meningkatkan kekuatan tidak dibolehkan bagi penderita hipertensi karena
akan memacu emosi sehingga akan mempercepat peningkatan tekanan darah.
d) Minum obat-obatan, misal ephedrin, prednison, epinefrin. (Lany Gunawan,
2001)
3. Gejala Penyakit Hipertensi
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala,
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang
dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan
kelelahan yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi maupun pada
seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih
serius dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Sering kali hipertensi disebut
sebagai silent killer karena dua hal yaitu:
a. Hipertensi sulit disadari seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus,
gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan dan sakit kepala biasanya jarang
berhubungan langsung dengan hipertensi, hipertensi dapat diketahui dengan
mengukur secara teratur.
b. Hipertensi apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko besar
untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti strike, serangan
jantung, gagal jantung dan gagal ginjal.
Jika timbul hipertensinya berat atau menahun dan tidak terobati, bisa timbul
gejala berikut:
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Jantung berdebar-debar
4. Mual
5. Muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah
8. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
9. Telinga berdenging
10. Sering buang air kecil terutama di malam hari.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan
bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera. (Trisha Macnair,
2007).
4. Patosifisiologi
ACE (Angiotensin Converting Enzyme), memegang peran fisiologi penting
dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi
di hati selanjutnya oleh hormone, rennin akan diubah menjadi angiotensin 1, oleh
ACE yang terdapat di paru-paru angiotensin 1 diubah menjadi angiotensin II (peranan
kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
a. Meningkatkan sekresi hormone antidiuretik (ADH) dan rasa haus, ADH
diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitasi) dan bekerja pada ginjal untuk
mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH sangat
sedikit urin yang dieksresikan keluar tubuh sehingga menjadi pekat dan tinggi
osmolalitasnya untuk mengencerkanya volume cairan ekstraseluler akan
ditingkatkan dengan cara menarik cairan di bagian intra seluler akibatnya volume
darah meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
b. Menstimulasi sekrsi aldosteron dari korteks adrenal, aldosteron merupakan
hormone steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal untuk mengatur
volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi eksresi NaCl dengan
cara mengabsorbsinya dari tubulus ginjal. Naiknya kosentrasi NaCl akan
diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstra seluler yang
pada giliranya akan meningkatkan volume dan tekanan darah. (Astawan, 2005).
5. Penatalaksaan
Bagi penderita tekanan darah tinggi penting mengenal hipertensi dengan
membuat gaya hidup positif. Jika anda baru saja menemukan tekanan darah anda
tinggi atau tidak normal, tidak perlu khawatir ada 7 langkah untuk mengatasinya
antara lain:
a. Mengatasi Risiko
Tanyakan pada diri sendiri pertanyaan berikut: apakah anda memiliki sejarah
keluarga penderita hipertensi? Apakah anda memiliki berat badan berlebihan?
Apakah anda makan makanan berkadar garam tinggi? Apakah anda cukup
olahraga atau apakah anda merokok? Jika jawaban anda ya pada salah satu
pertanyaan diatas anda berisiko memiliki tekanan darah tinggi.
b. Mengontrol pola makan
Apabila anda ingin terhindar dari risiko hipertensi jauhi makanan berlemak dan
mengandung garam.
c. Tingkat konsumsi potassium (K) dan magnesium (mg)
Pola makan yang rendah potassium dan magnesium menjadi salah satu faktor
pemicu tekanan darah tinggi, buah-buahan dan sayur segar adalah sumber terbaik
bagi kedua nutrisi tersebut.
d. Makan makanan jenis padi-padian
Dalam sebuah penelitian yang dimuat dalam American Journal Clinical Nutrition
ditemukan pria yang makan sedikitnya satu porsi perhari sereal dari jenis padi-
padian kecil kemungkinan terkena penyakit hingga 20%.
e. Tingkat aktifitas
Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan lebih rentan terhadap tekanan
darah tinggi. Melakukan olahraga secara teratur tidak hanya menjaga bentuk
tubuh dan berat badan, tetapi juga dapat menurunkan tekanan darah. Jika anda
menyandang tekanan darah tinggi, latihan aerobic sedang selama 30 menit sehari
selama beberapa hari setiap minggu dapat menurunkan tekanan darah. Jenis
latihan yang dapat mengontrol tekanan darah adalah : berjalan kaki, bersepeda,
berenang, aerobic. (Trisna Macnair, 2007).
Tidak diragukan meningkatkan aktifitas dapat menurunkan risiko tekanan darah
tinggi, anda tidak perlu berolahraga seperti seorang atlet hanya 30 menit sampai
45 menit 5 hari dalam seminggu cukup untuk menurunkan hipertensi.
f. Sertakan bantuan dari kelompok pendukung
Sertakan keluarga dari teman menjadi kelompok pendukungn pada pola hidup
sehat dukungan dan partisipasi orang lain membuatnya lebih mudah dan lebih
asyik dalam menjalankan dietnya. Bagi setiap orang dukungan keluarga berhasil
dalam membuat perubahan gaya hidup untuk mencegah tekanan darah tinggi.
g. Berhenti merokok
Jika anda tidak merokok itu baik bagi anda, jika anda merokok berhenti sekarang
juga. Walaupun merokok tidak ada kaitanya dengan timbulnya hipertensi.
Merokok dapat menimbulkan risiko komplikasi lainnya seperti penyakit jantung
dan stroke.
h. Latihan relaksasi atau meditasi
Relaksasi berguna untuk mengurangi stress atau ketegangan jiwa, relaksasi
dilaksanakan dengan mengencangkan dan mengendorkan otot tubuh sambil
membayangkan sesuatu yang damai, indah dan menyenangkan dilakukan dengan
mendengarkan musik atau bernyanyi. (www.google.com, 2008)
6. Pengobatan pada tekanan darah tinggi (Hipertensi)
Pengobatan pada penyakit tekanan darah tinggi harus memperhatikan terlebih
dahulu faktor penyebabnya oleh karena itu dianjurkan untuk memeriksakan
kesehatanya kepada dokter yang sama agar dokter dapat mengikuti riwayat penyakit
pasien dengan demikian dokter akan memiliki obat yang tepat.
a. Pengobatan pada golongan khusus
1) Hipertensi pada golongan khusus
Obat anti hipertensi diberikan pada ibu hamil bila tekanan diastolenya ≥ 90
mmHg pada trimester pertama dan ≥ 100 mmHg para trimester ketiga.
2) Hipertensi pada hipertipida
Obat yang biasa digunakan untuk mengatasi keadaan tersebut adalah
gemfibrozil ini dapat menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL
trigliserida dan meningkatkan kadar kolesterol HDL secara nyata.
3) Hipertensi pada pembuluh darah otak
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh
darah, apabila yang pecah adalah pembuluh darah otak keadaan ini dikenal
dengan stroke.
4) Hipertensi pada penyakit jantung
Pemberian obat pada hipertensi dengan kelalian jantung harus disesuaikan
dengan jenis gangguan pada jantung dan derajat hipertensinya. Pemeriksaan
fungsi jantung perlu dilakukan untuk menentukan pengobatanya.
5) Hipertensi pada gagal ginjal
Pengobatan pada gagal ginjal dibedakan menjadi dua bagian besar yakni
pengobatan pada refrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna,
pengobatan pada nefrosisklerosis benigna dilakukan secepatnya hingga
mendekati normal penurunan tekanan darah yang cepat akan mengurangi
kerusakan akibat nekrosis arteroti sehingga dalam jangka panjang diharapkan
terjadi perbaikan fungsi ginjal.
b. Perubahan gaya hidup
Gaya hidup yang baik untuk menghindari terjangkitnya penyakit hipertensi dan
berbagai penyakit degeneratif lainnya adalah:
1) Mengurangi konsumsi garam dan lemak jenuh
2) Melakukan olahraga secara teratur dan dinamik (tidak mengeluarkan tenaga
terlalu banyak seperti berenang, jogging (jalan kaki cepat), naik sepeda)
3) Meningkatkan porsi buah-buahan dan sayuran segar dalam pola makan
4) Mengkonsumsi kalium dalam jumlah tinggi seperti semangka, avokad, kismis,
pisang, tomat, kentang dan biji bunga matahari dapat membantu menjaga
tekanan darah agar tetap normal.
5) Menjauhkan dan menghindarkan stress dengan pendalaman agama sebagai
salah satu upayanya.
c. Pengaturan Makanan
Upaya penanggulangan hipertensi melalui pengaturan makanan pada dasarnya
dnegan mengurangi konsumsi lemak dan diet rendah garam dan diet rendah
kalori. Jumlah kalori yang diberikan pada diet rendah kalori disesuaikan dengan
berat badan.
Pilihan obat dalam mengatasi hipertensi diantaranya:
1) Hipertensi tanpa komplikasi diuretic, beta bloker
2) Indikasi tertentu enhibitor ACE, penghmabat reseptor angiotensin II, Alfa
bloker, alfa-beta bloker, antagonisca, diuretic.
3) Indikasi yang disesuaikan: diabetes mellitus tipe I dengan protein nuria
inhibitor ACE, gagal jantung ibhibitor ACE diuretic, hipertensi sistolik
terisolasi, infark miokard beta bloker (non ISA) inihibitor ACE (dengan
disfungsi sistolik). (Mansjoer dkk, 2001).
Bila tekanan darah tidak dapat diturunkan dalam satu bulan, dosis obat dapat
disesuaikan sampai dosis maksimal atau menambahkan obat golongan lain atau
mengganti obat pertama dengan obat golongan lain. Sasaran penurunan tekanan darah
adalah kurang dari 140/90 dengan efek samping minimal penurunan dosis obat dapat
dilakukan pada golongan hipertensi ringan yang sudah terkontrol dengan baik selama
satu tahun.
1. Diuretik
Diuretic adalah obat yang memperbanyak kencing, mempertinggi pengeluaran
garam (NaCl) dengan turunya kadar Na+
makan tekanan darah akan turun dan efek
hipotensifnya kurang kuat.
Obat yang sering digunakan adalah obat yang daya kerjanya panjang sehingga
dapat digunakan dosis tunggal, diutamakan diuretic yang hemat kalium seperti
spironolacture, HCT, Cholotalidore, dan indopanide.
2. Alfa-Bloker
Alfa blocker adalah obat yang dapat memblokir reseptor alfa dan menyebabkan
vasodilatasi perifer serta turunya tekanan darah karena efek hipotensinya ringan
sedangkan efek sampingnya agak kuat misalnya hipotensi ostotatik dan
tachikardia maka jarang digunakan. Seperti prognosin dan terazosin.
3. Beta-Blocker
Mekanisme kerja obat beta-blocker belum diketahui dengan pasti diduga kerjanya
berdasarkan beta blocker pada jantung sehingga mengurangi daya dan frekuensi
kontrasi jantung. Dengan demikian tekanan darah akan menurun dan daya
hipotensinya baik. Seperti : propanolol, alterolol, pindolol.
4. Obat yang bekerja sentral
Obat yang bekerja sentral dapat mengurangi pelepasan non adrenalin sehingga
menurunkan aktifitas saraf adretergik perifer dan turunya tekanan darah,
penggunaan obat ini perlu memperhatikan efek hipotensi ostatik seperti uonidire,
euanfacire dan netelopa.
5. Vasodilator
Obat vasodilator dapat langsung mengembangkan dinding osteriole sehingga daya
tahan pembuluh perifer berkurang dan tekanan darah menurun seperti hidralazine
dan tecrazine.
6. Antagonis Kalsium
Mekanisme obat antagonis kalisum adalah menghambat pemasukan ion kalsium
ke dalam sel otot polos pembuluh dengan efek vasidilatasi dari turunya tekanan
darah seperti : nipedipin dan verapamil.
7. Penghambat ACE
Obat penghambat ACE ini menurunkan tekanan darah dengan cara menghambat
angiotensin converting enzyme yang berdaya vasokontriksi kuat seperti coptopril.
(capoten) dan enalprit. (Lany Gunawan, 2001).
Tabel 2.2
Beberapa obat antihipertensi yang sering dipakai
No Jenis obat Dosis sehari (mg) Frekuensi pemakaian
sehari
Min Maks
1 Diuretik
HCT
Chlorbalidone
Indopamide
Spironolactone
12,5-25
12,5-25
2,5
2,5
50
50
5
10
1x
1x
1x
1x
2 Bekerja netral
Clonidene
Gufacine
Methidopa
0,1
1
250
1,2
3
2000
2x
1x
2x
3 Penyekat alfa-1
Prozoin
Doxazosin
Terazosin
1-2
1-2
1-2
20
15
20
2x
1x
1x
4 Penyekat beta
Metoprolol
Atenolol
Propanolol
Acebutolol
50
25
40
200
200
150
320
1200
1x
1x
1x
1x
5 Vasodilator
Hydralazive
Ecarazive HCL
50
30
300
120
2x
2x
6 Penghambat ACE
Captopril
Lisinopril
Enalapril
25-50
5
2,5-5
300
40
40
1-3x
1x
1-2x
d. Pencegahan Hipertensi dengan cara tradisional
Banyak ramuan tradisional yang dapat dipercaya untuk menurunkan tekanan
darah, beberapa ramuan sudah diteliti secara laboratories contoh yang berkhasiat
menurunkan tekanan darah: cincau hijau, daun dan buah alpukat, mengkudu
masak (pace), mentimun, daun seledri, daun selada dan bawang putih.
Tabel 2.3
Efek Samping obat anti hipertensi
Golongan obat Efek samping
Thiazide/diuretic menyerupai thiaziae misalnya
aprinox
- Kadar kalium dalam darah rendah (dideteksi
dengan pemeriksaan darah)
- Toleransi glukosa terganggu (kadar glukosa
darah diatas normal) terutama jika dikombinasi
dengan beta blocker (dideteksi pemeriksaan
darah)
- Peningkatan kadar kolesterol LDL, trigliserida
dan asam urat (cek darah dan urine).
- Disfungsi ereksi (impotensi pada pria)
- Gout (radang pada persendian akibat
peningkatan kadar gula)
Alfa blocker
(misalnya ardura)
- Inkontinensia
- Rasa melayang pada saat berdiri
Beta-blocker
(misalnya cardicor)
- Kadar glukosa tidak terkontrol
- Latargi (lesu)
- Gangguan memori dan kosentrasi
- Gejala penyakit arteri perifer memburuk,
sirkulasi yang buruk pada tungkai.
Inhibitor ACE
(misalnya capoten)
- Batuk
- Fungsi ginjal memburuk
- Hipotensi (akut, penurunan tekanan darah tiba-
tiba)
- Ruam
Blocker kenal kalsium golongan non-
dihydropyridine misalnya ticdiem
- Edema perifer (akumulasi cairan dan
pembengkakan di mata kaki)
- Pembesaran gusi
- Konstipasi
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai tropi
bertujuan menentukan adanya kerusakan jaringan dan faktor risiko lain atau mencari
penyebab hipertensi, biasanya diperiksa urinalisa, darah perifer lengkap, kimia darah,
(kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL, dan
EKG. (Arif Mansjoer dkk, 2001).
8. Diagnosis
Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakan dalam satu kali pengukuran hanya
dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan yang
berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis pengukuran
tekanan darah dilakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar setelah beristirahat
selama 5 menit dengan ukurang pengukuran lengan yang sesuai (menutupi 80%
lengan) tensimeter dengan air raksa masih tetap dianggap alat pengukuran yang
terbaik.
Anamnesis dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama menderitanya,
riwayat dan gejala penyakit, penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung
koroner, gagal jantung, penyakit serebrovaskuler. Apakah terdapat riwayat penyakit
dalam keluarga, gejala-gejala yang berkaitan dengan penyebab hipertensi, perubahan
aktifitas/kebiasaan (merokok), konsumsi makanan, riwayat obat-obat bebas, hasil dan
efek samping terapi antihipertensi sebelumnya bila ada dan faktor psikososial
lingkungan (keluarga, pekerjaan dll).
Dalam pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau
lebih dengan jarak 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada lengan kontralateral dikaji
perbandingan berat badan dan tinggi pasien, kemudian dilakukan pemeriksaan
funduskopi untuk mengetahui adanya retio hipertensif, pemeriksaan leher untuk
mencari bising carotid, pembesaran vena, atau kelenjara tiroid. (Arif Mansjoer dkk,
2001).
9. Komplikasi
Pemakaian obat dalam jangka panjang bisa menyebabkan berbagai komplikasi
seperti terganggunya fungsi atau terjadi kerusakan organ otak, ginjal, jantung dan
mata. Kerusakan pada otak terjadi pembesaran otot jantung bagian kiri yang berakhir
pada kegagalan jantung. Kejadian ini biasanya ditandai dengan bengkak pada kaki,
kelopak mata, kelelahan dan sesak nafas.
Kerusakan pada ginjal akibat hipertensi bisa menurunkan ginjal sebagai
penyaring racun dalam tubuh sekaligus sebagai produsen hormone yang dibutuhkan
tubuh, penderita yang mengalami komplikasi ginjal harus cuci darah setiap minggu
dengan biaya yang mahal sementara itu gangguan pada mata sering tidak disadari
sebagai akibat tekanan darah tinggi, kerusakan pada mata buta menyebabkan
kebutaan atau gangguan penglihatan.
Kerusakan pada otak ditandai dengan nyeri kepala hebat, berubahnya
kesadaran kejang dengan deficit neurology fokal ozotermia, mual dan muntah.
Ensefalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna, tekanan yang tinggi pada
kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan
kedalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. (Corwin, 2000)
F. kerangka Teori
Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku dilatar belakangi atau
dipengaruhi oleh tiga faktor yakni faktor-faktor predisposisi (predisposing factors),
faktor-faktor yang mendukung (enabling factors) dan faktor-faktor yang memperkuat
atau mendorong (reinforcing factors).
Faktor Predisposisi
1. Pengetahuan
2. Keyakinan
3. Nilai
4. Sikap
5. geografi
Faktor Pendukung
1. Tugas kesehatan
2. Keterjangkauan sumber
3. rioritas dan komitmen.
Faktor pendorong
1. Keluarga
2. Petugas Kesehatan
3. Masyarakat
Prilaku
pendidikan
kesehatan
Kesehatan Kesejahteraan
Non
Prilaku
Non
Kesehatan
BAB III
KERANGKA KONSEP , DEFINISI OPERASIONAL DAN
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan teori tersebut diatas maka peneliti mengadopsinya dalam
membuat kerangka konsep penelitian sebagai berikut.
B. Definisi Operasional
No Variabel
Definisi
Operasional
Alat
Ukur
Cara ukur Hasil Ukur
Skala
Ukur
1 Pengetahuan Aspek yang
diketahui dan
mampu diingat
oleh responden
tentang upaya
mencegah
kekambuhan
penyakit
hipertensi.
Kuesioner Wawancara Baik, jika responden
dapat menjawab ≥
mean (kode 1).
Kurang, jika
responden tidak bisa
mejawab < mean
(kode 0).
Ordinal
No Variabel
Definisi
Operasional
Alat
Ukur
Cara ukur Hasil Ukur
Skala
Ukur
2 Sikap Segala
pandangan atau
pendapat
responden yang
berkaitan
Kuesioner Wawancara Positif, jika
responden dapat
menjawab ≥ mean
(kode 1).
Negatif, jika
Ordinal
Upaya penderita hipertensi dalam mencegah
kekambuhan penyakit hipertensi:
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Tindakan
dengan upaya
mencegah
kekambuhan
penyakit
hipertensi.
responden tidak bisa
mejawab < mean
(kode 0).
3 Tindakan Upaya dalam
mencegah
kekambuhan
penyakit
hipertensi.
Kuesioner Wawancara Baik, jika responden
melakukan upaya
dalam mencegah
kekambuhan penyakit
hipertensi ≥ mean
(kode 1).
Kurang, jika
responden tidak
melakukan upaya
dalam mencegah
kekambuhan penyakit
hipertensi < mean
(kode 0).
Ordinal
C. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
menggambarkan pengetahuan, sikap dan tindakan penderita hipertensi dalam upaya
mencegah kekambuhan penyakit hipertensi di Puskesmas Suak Ribee Kecamatan
Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013. Penelitian ini disajikan dalam
bentuk distribusi frekuensi terhadap variabel yang diteliti yaitu variabel pengetahuan,
variabel sikap dan variabel tindakan.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di poli umum Puskesmas Suak Ribee
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama 2 minggu mulai 4 Maret sampai 16 Maret 2013.
3. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2002:79). Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai maka populasi
dalam penelitian ini adalah semua penderita hipertensi yang terdapat di Puskesmas
Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
b. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau populasi yang diteliti, Sampel yang digunakan
pada penelitian ini adalah 25 penderita (accidental sampling). (Arikunto,
2003:112).
4. Tehnik Pengumpulan dan Pengolahan Data
a. Tehnik Pengumpulan Data
Data diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti
dengan menggunakan teknik wawancara.
b. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi pertanyaan tertulis tentang
pengetahuan, sikap dan tindakan penderita hipertensi upaya mencegah
kekambuhan penyakit hipertensi.
5. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
a. Teknik Pengolahan Data
i. Pengolahan Data (editing)
Meneliti kembali apakah lembar kuesioner sudah cukup baik sehingga dapat
di proses lebih lanjut. Editing dapat dilakukan di tempat pengumpulan data
sehingga jika terjadi kesalahan maka upaya perbaikan dapat segera
dilaksanakan.
ii. Pengkodean (Coding)
Usaha mengklarifikasi jawaban-jawaban yang ada menurut macamnya,
menjadi bentuk yang lebih ringkas dengan menggunakan kode.
iii. Pemasukan Data (Entry)
Memasukan data ke dalam perangkat komputer sesuai dengan kriteria.
iv. Pembersihan Data (Cleaning data)
Data yang telah di masukan kedalam komputer diperiksa kembali untuk
mengkoreksi kemungkinan kesalahan. (Hastono, 2001).
b. Tehnik Analisis Data
Pada penelitian ini digunakan analisa univariat yaitu analisa yang dilakukan
terhadap setiap variabel dari hasil penelitian dalam analisa ini hanya
menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel yang diteliti yaitu
variabel pengetahuan, variabel sikap dan variabel tindakan.
Hasil penelitian dapat dinyatakan dalam bentuk distribusi frekuensi jawaban
benar/salah dari responden untuk setiap item pertanyaan dijumlahkan kemudian
dibagi dengan seluruh responden dikali 100% hasilnya berupa persentase.
Rumus yang digunakan
X
P = x 100
N
Keterangan :
P : Persentase
X : Jumlah soal
N : Jumlah Responden
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan tentang
Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya
Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di UPTD Puskesmas Suak Ribee
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Bulan Maret Tahun 2013. Hasil
penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
A. Gambaran Umum Wilayah UPTD Puskesmas Suak Ribee
1. Geografis
UPTD Puskesmas Suak Ribee adalah Puskesmas Kedua di Kota Meulaboh
yaitu ibukota Kabupaten Aceh Barat.
Luas Wilayah kerja UPTD Puskesmas Suak Ribee seluruhnya + 6.328 Km2
yang meliputi 10 desa dan kelurahan yang ada di sekitar Suak Ribee, dengan batas-
batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Cot Darat Samatiga
b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Ujong Baroh
c. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut
d. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Seuneubok
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Suak Ribee sebagian besar merupakan
daerah dataran rendah yang meliputi areal pemukiman, pertanian dan perkebunan
(hutan karet) yang berbatasan dengan Kecamatan Samatiga. Sedangkan sebagiannya
lagi merupakan daerah pesisir pantai yang potensial dengan hasil perikanan.
2. Kependudukan
Tabel 5.1
Distribusi dan Kepadatan Penduduk
No. Desa / Kelurahan
Luas
Km2
Jlh Pend. KK Lk Pr Jlh
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Suak Indra Puri 347 110 193 154
2. Kampung Pasir 334 100 171 163
3. Kampung Belakang 2010 637 1028 982
4. Pasar Aceh 202 56 90 98
5. Kuta Padang 6043 1502 3046 2997
6. Ujong Kalak 6019 1384 2874 3145
7. Suak Ribee 3147 627 1367 1782
8. Suak Raya 1016 301 498 518
9. Suak Nie 149 48 86 63
10. Suak Sigadeng 427 122 210 217
Jumlah 19696 4887 9563 10119
3. Sarana Dan Prasarana Kesehatan
Tabel 5.2
Jumlah Sarana dan Prasarana pada UPTD Puskesmas Suak Ribee
Tahun 2009
No Jenis Sarana Banyaknya Keterangan
1 2 3 4
1
2
3
4
5
Puskesmas Induk
Puskesmas Pembantu
Rumah Dinas
Ambulance
Sepeda Motor
1 Unit
2 Unit
4 Unit
1 Unit
5 Unit
-
-
-
-
1 Unit bantuan IOM
4. Sumber Daya Manusia Kesehatan
Jenis tenaga kesehatan atas kecukupan tenaga kesehatan terdapat jumlah
penduduk yang dilayani, jumlah tenaga kesehatan saat ini terdiri dari tenaga
kesehatan yang langsung melayani masyarakat dan tenaga kesehatan yang berada
pada pelayanan administrasi.
Tabel 5.3
Tabel Tenaga Kerja Kesehatan Pada Puskesmas SuakRibee
No Tenaga Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Dokter Umum
Dokter Gigi
D III Keperawatan
D III Gizi
D III analis Kesehatan
D III Gigi
D III Bidan
Perawat Gigi
Kesling
Perawat
Bidan
Asisten apoteker
SMP
Bakti
1 Orang
1 Orang
8 Orang
1 Orang
3 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
36 Orang
1 Orang
1 Orang
14 Orang
B. Hasil Penelitian
a. Gambaran Pengetahuan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah
Kekambuhan Penyakit Hipertensi di UPTD Puskesmas Suak Ribee
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Bulan Maret Tahun 2013.
Pengetahuan penderita hipertensi tentang upaya mencegah
kekambuhan penyakit hipertensi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
hasil tahu penderita hipertensi melalui panca indera dengan titik potong (cut
of point) mean 7,8 diperoleh hasil sebagaimana ditampilkan pada tabel.
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi responden menurut Pengetahuan Penderita Hipertensi
dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di UPTD
Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat
Bulan Maret Tahun 2013
No Pengetahuan Jumlah Persentase
1
2
Baik
Kurang baik
15
10
60%
40%
Jumlah 25 100%
Tabel 5.3 diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar responden
berpengetahuan baik sejumlah 15 responden (60%) sisanya berpengetahuan
kurang sejumlah 10 responden (40%).
b. Gambaran Sikap Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan
Penyakit Hipertensi di UPTD Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan
Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Bulan Maret Tahun 2013.
Sikap penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi adalah segala pandangan atau pendapat penderita
hipertensi yang berkaitan dengan upaya dalam mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi dengan titik potong (cut if point) mean 7,5 diperoleh hasil
sebagaimana ditampilkan pada tabel 5.5
Tabel 5.5
Distribusi frekuensi responden menurut sikap Penderita Hipertensi dalam
Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di UPTD Puskesmas
Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Bulan Maret
Tahun 2013
No Sikap Jumlah Persentase
1
2
Positif
Negatif
15
10
60%
40%
Jumlah 25 100%
Tabel menunjukan bahwa penderita hipertensi yang memiliki sikap
positif dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi sejumlah 15
responden (60%) dan penderita hipertensi yang memiliki sikap negatif
sejumlah 10 responden (40%).
c. Gambaran tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah
Kekambuhan Penyakit Hipertensi di UPTD Puskesmas Suak Ribee
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Bulan Maret Tahun 2013.
Tindakan penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi adalah usaha-usaha yang telah dilakukan penderita
hipertensi untuk mencegah kekambuhan penyakit hipertensi dengan titik
potong (cut of point) mean 6,03 diperoleh hasil sebagaimana ditampilkan pada
tabel 5.6.
Tabel 5.6
Distribusi frekuensi responden menurut tindakan Penderita Hipertensi dalam
Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di UPTD Puskesmas
Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Bulan Maret
Tahun 2013
No Tindakan Jumlah Persentase
1
2
Melakukan
Tidak melakukan
9
16
36%
64%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 5.6 diatas diketahui bahwa responden yang baik upayanya dalam
mencegah kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah 9 responden (36%) dan
responden yang kurang baik dalam upaya pencegahan kekambuhan penyakit
hipertensi berjumlah 16 responden (64%).
C. Pembahasan
1. Gambaran Pengetahuan Penderita Hipertensi Tentang Upaya Mencegah
Kekambuhan Penyakit Hipertensi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang berpengetahuan
baik sejumlah 15 responden (60%) sisanya berpengetahuan kurang sejumlah 10
responden (40%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar penderita hipertensi
mempunyai pengetahuan baik dan mengerti tentang upaya mencegah
kekambuhan penyakit hipertensi. Sebagian penderita mengetahui bahwa
memeriksakan tekanan darah secara teratur dan menjaga pola makan yang baik
akan membantu mencegah kekambuhan penyakit hipertensi namun masih ada 10
responden yang berpengetahuan kurang baik, kurangnya pengetahuan responden
ini dapat disebabkan beberapa faktor antara lain: rendahnya tingkat pendidikan
responden yang pada umumnya hanya tamatan sekolah dasar, kurangnya
keaktifan responden dalam mengikuti penyuluhan kesehatan yang diadakan oleh
petugas kesehatan setempat dan mayoritas responden yang sudah berusia lanjut
(diatas 50 tahun) dimana kemampuan responden dalam menerima informasi
kesehatan agak kurang.
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia yakni : indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar berpengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga
Pengetahuan/kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya suatu tindakan karena dari pengalaman dan penelitian yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2002) peningkatan
pengetahuan mempunyai hubungan yang positif dengan perubahan variabel
perilaku. Pengetahuan dapat diperoleh dari tingkat pendidikan seseorang realitas
cara berfikir dan ruang lingkup jangkauan berfikirnya semakin luas.
2. Gambaran Sikap Penderita Hipertensi Tentang Upaya Mencegah Kekambuhan
Penyakit Hipertensi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden hipertensi yang memiliki
sikap positif dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah
15 responden (60%) dan penderita hipertensi yang memiliki sikap negatif dalam
upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah 10 responden (40%).
Hal ini menununjukan bahwa sikap responden sudah mendeteksi sudah mendekati
baik meskipun masih ada 10 responden yang mempunyai sikap negatif. Hal ini
bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
Pengetahuan yang kurang tentang upaya mencegah kekambuhan penyakit
hipertensi, kurangnya kesadaran atau kemauan responden untuk berprilaku hidup
sehat dan ada juga beberapa responden yang mengambil sikap positif dikarenakan
kondisi mereka pada saat itu misalnya responden yang kurang pengetahuan
tentang upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi tetapi karena mereka
takut penyakit hipertensi akan menimbulkan dampak yang lebih buruk lagi bagi
kesehatanya maka responden juga mengambil sikap yang positif.
Menurut Notoatmodjo (2003) sikap merupakan salah satu domain perilaku
kesehatan yang dapat diartikan sebagai suatu reaksi atau respon seseorang yang
masih tertutup suatu stimulus/objek. Sedangkan menurut Newcomb
(Notoatmodjo, 2003) sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak
dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu sikap belum otomatis terwujud
dalam bentuk praktek (overt behavior) untuk terwujud suatu sikap agar menjadi
perbuatan nyata (praktek) diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan antara lain fasilitas dan dukungan keluarga.
3. Gambaran Tindakan Penderita Hipertensi Tentang Upaya Mencegah
Kekambuhan Penyakit Hipertensi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden yang baik upayanya dalam
mencegah kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah 9 responden (36%) dan
responden yang kurang baik dalam upaya pencegahan kekambuhan penyakit
hipertensi berjumlah 16 responden (64%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian
besar responden masih kurang baik upayanya dalam mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : ada
tidaknya kemauan dari responden untuk sembuh/mengontrol kesehatanya,
kurangnya kesadaran dari responden akan pentingnya upaya mencegah
kekambuhan penyakit hipertensi dan sulitnya meluangkan waktu untuk
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan dan mengikuti penyuluhan kesehatan
yang diberikan oleh petugas kesehatan serta kurangnya dukungan keluarga dalam
memotivasi responden untuk melakukan usaha dalam mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi, kurangnya perhatian keluarga atau orang-orang terdekat dari
responden akan berpengaruh besar dalam keinginanya untuk sembuh.
Menurut Notoatmodjo (2003) tindakan merupakan aplikasi dari sikap
seseorang individu yang juga tidak terlepas dari pengetahuan individu itu sendiri.
Sikap membuat seseorang positif terhadap nilai-nilai kesehatan tetapi tidak selalu
terwujud dalam suatu tindakan nyata, hal ini disebabkan oleh beberapa alasan
antara lain tergantung pada situasi saat itu, mengacu kepada pengalaman
seseorang dan juga orang lain serta dipengaruhi juga oleh nilai-nilai yang ada di
masyarakat tersebut. Selain itu perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh beberapa
hal antara lain lingkungan, sarana kesehatan dan perilaku petugas kesehatan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini telah diperoleh
Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya
Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di Puskesmas Suak Ribee
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Bulan Maret tahun 2013
sebagai berikut:
1. Pengetahuan penderita hipertensi tentang upaya mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi baik sejumlah 15 responden (60%) sisanya
berpengetahuan kurang sejumlah 10 responden (40%).
2. Sikap penderita hipertensi yang memiliki sikap positif dalam upaya mencegah
kekambuhan penyakit hipertensi sejumlah 15 responden (60%) dan negatif
sejumlah 10 responden (40%).
3. Tindakan penderita hipertensi tentang upaya mencegah kekambuhan penyakit
hipertensi baik sejumlah 9 responden (36%) dan responden yang kurang baik
dalam upaya pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah 16
responden (64%).
B. Saran
1. Untuk Masyarakat
Agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang upaya pencegahan terjadinya
penyakit hipertensi dengan mengikuti penyuluhan kesehatan yang diberikan
oleh petugas kesehatan terdekat agar dapat terhindar penyakit hipertensi
secara dini.
2. Untuk Petugas Kesehatan
Diharapkan bagi petugas kesehatan agar dapat lebih meningkatkan sosialisasi
tentang penyakit tekanan darah tinggi dan memberikan penyuluhan tentang
upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi secara dini dan tindakan
apa saja yang harus dilakukan jika tekanan darah meningkat serta menjelaskan
pentingnya memeriksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan
kesehatan terdekat.
3. Untuk Penderita Hipertensi
Agar lebih rajin dalam memeriksakan tekanan darahnya ke pelayanan
kesehatan terdekat atau rumah sakit serta mengikuti kegiatan yang berkaitan
dengan kesehatan untuk mencegah kekambuhan penyakit hipertensi serta
dapat termotivasi untuk menghindari hal-hal yang dapat menambah penyakit
hipertensi menjadi lebih parah lagi misalnya menghindari makanan yang
mengandung lemak seperti gorengan, daging kambing, santan, mengurangi
konsumsi garam dapur, minuman yang mengandung kafein, alcohol,
merokok, malas berolahraga, serta menjauhi stress.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sherwood, Laurale. 2001. Fisiologi manusia Edisi 2.Jakarta: EGC.
2. Juaidi,Iskandar,dr.2010.Hipertensi.Jakarta
3. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17124/4/Chapter%20II.pdf
Kamran Riaz, MD; Chief http://emedicine.medscape.com/article/241381-
treatment#showall. Diunduh tanggal 9 maret 2013
4. Sudoyo, Aru W, Dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi IV.
Jakarta:Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran UI.
5. Huon H.dkk.Lecture Notes Kardiologi Edisi Keempat.Jakarta:Erlangga
Medical Series.
6. Masud,Ibnu.1989.Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskuler.Jakarta:EGC
7. M,S.Lumbantobing.2008.Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Balai PenerbitFK
UI.
8. Gray,Huon H.dkk.Lecture Notes Kardiologi Edisi Keempat.Jakarta:Erlangga
Medical Series.
9. Silbernagl, Stefan dan Lang Florian. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi.
Jakarta : EGC.
10. Kumar, Vinay dan Robbins.2007. Buku Ajar Patologi.Volukme
2.Jakarta:EGC. Hal
11. Price Sylvia, Anderson. 2005. Patofisiologi:Konsep klinis Proses-proses
Penyakit. Edisi 6 Volume 1. Jakarta:EGC.
12. Guyton dan Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC,
2007.
13. Sacks, Frank M dan Hannia Compos.2010.Dietary therapy
hypertension.www.nejm.com. (di unduh tanggal 14 Maret 2013 pukul 16.00)
KUESIONER PENELITIAN
A. Identitas
Petunjuk pengisian
Isilah data berikut ini dengan benar
1. Tanggal pengisian kuesioner :
2. Nama :
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Alamat :
B. Aspek pertanyaan pengetahuan
Petunjuk pengisian :
Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar, dengan memberi tanda (x) pada huruf
pilihan tersebut!.
1. Penyakit hipertensi merupakan tekanan darah tinggi
Benar (1) Salah (0)
2. Penderita tekanan darah tinggi penting memeriksakan tekanan darah ke pelayanan kesehatan
yang terdekat
Benar (1) Salah (0)
3. Membatasi makanan berlemak merupakan salah satu usaha untuk mencegah tekanan darah
tinggi
Benar (1) Salah (0)
4. Mengkonsumsi garam berlebihan akan menyebabkan tekanan darah meningkat.
Benar (1) Salah (0)
5. Selain dari mengkonsumsi buah-buahan segar, usaha lain untuk mencegah tekanan darah
tinggi adalah olahraga secara teratur.
Benar (1) Salah (0)
6. Merokok dan minuman alcohol merupakan penyebab timbulnya kekambuhan penyakit
tekanan darah tinggi
Benar (1) Salah (0)
7. Menjauhkan diri dari stress salah satu cara untuk mencegah tekanan darah tinggi
Benar (1) Salah (0)
8. Dukungan keluarga merupakan salah satu yang penting untuk memotivasi penderita
hipertensi dalam menjalankan perubahan gaya hidupnya.
Benar (1) Salah (0)
9. Meminum obat anti hipertensi secara teratur dan mengontrol pola makan adalah usaha
mencegah kekambuhan penyakit tekanan darah tinggi
Benar (1) Salah (0)
10. Menjaga berat badan dalam kisaran normal bisa mengurangi risiko terjadinya penyakit
hipertensi
Benar (1) Salah (0)
C. Aspek Sikap
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda!
Keterangan “
S : Setuju TS : Tidak Setuju
No Pertanyaan S TS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jika merasa pusing dan tengkuk terasa berat dalam jangka waktu yang
lama sebaiknya memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat.
Penderita hipertensi sebaiknya memeriksakan tekanan darah secara
teratur tiap bulan dan mengontrol pola makan.
Kurang istirahat dan banyak beban pikian dapat menyebabkan tekanan
darah meningkat.
Penderita tekanan darah tinggi boleh melakukan olahraga ringan seperti
jogging, bersepeda dan berenang.
Konsumsi garam tidak perlu dihindari bagi penderita hipertensi.
Mengurangi makanan yang mengandung lemak seperti gorengan, dan
makanan yang bersantan perlu dilakukan oleh penderita hipertensi.
Jika istirahat cukup tetapi masih pusing, teruskan saja minum obat anti
hipertensi tidak perlu ke puskesmas.
Menurunkan berat badan secara bertahap bisa mengurangi risiko tekanan
darah tinggi.
Mengkonsumsi makanan seperti daging kambing dapat meningkatkan
tekanan darah tinggi.
Dukungan keluarga sangat penting perananya dalam keberhasilan
penderita hipertensi dalam menjalankan dietnya
D. Aspek Pernyataan Tindakan
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda!
Keterangan :
Melakukan
Tidak melakukan
No Pernyataan Melakukan Tidak
melakukan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Saya selalu mengontrol tekanan darah setiap bulanya.
Saya tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung
kolesterol tinggi seperti daging merah, gorengan, jeroan.
Saya mengkonsumsi setidaknya lima porsi buah dan
sayuran segar setiap hari.
Saya selalu minum obat anti hipertensi secara teratur jika
tekanan darah tinggi.
Saya selalu meluangkan waktu untuk istirahat walaupun
pekerjaan menumpuk.
Saya berolahraga secara teratur untuk mengontrol tekanan
darah.
Saya tidak mengkonsumsi minum minuma keras seperti
anggur, pigur dan bir bila sedang mempunyai masalah yang
berat ataupun tidak mempunyai masalah.
Saya mengurangi kebiasaan merokok dan konsumsi
makanan yang mengandung garam tinggi untuk
menghindari kekambuhan tekanan darah tinggi.
Saya mengusahakan mengadakan rekreasi setelah
mengerjakan pekerjaan yang berat.
Saya akan mengontrol emosi saya jika sedang
marah/banyak pikiran.
KUNCI JAWABAN
A. Pengetahuan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan
Penyakit Hipertensi
1. Benar 6. Benar
2. Benar 7. Benar
3. Benar 8. Benar
4. Benar 9. Benar
5. Benar 10. Benar
B. Sikap Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit
Hipertensi
1. Setuju 6. Setuju
2. Setuju 7. Tidak Setuju
3. Setuju 8. Setuju
4. Setuju 9. Setuju
5. Tidak Setuju 10. Setuju
C. Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan
Penyakit Hipertensi
6. Melakukan 6. Melakukan
7. Melakukan 7. Melakukan
8. Melakukan 8. Melakukan
9. Melakukan 9. Melakukan
10. Melakukan 10. Melakukan

More Related Content

What's hot

format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitas
LSIM
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
Fais PPT
 
Five level prevention
Five level preventionFive level prevention
Five level prevention
rickygunawan84
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
phiqe kbn
 
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATANPENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
Lindarti Marsiyah
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
Zakiah dr
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
Teuku Fadli Sani
 
Sejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
Sejarah Dan Perkembangan EpidemiologiSejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
Sejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
Muhammad Zufar Ibrahim
 
Health belief model
Health belief modelHealth belief model
Health belief model
Devi Risdianti
 
Promkes komprehensif
Promkes komprehensifPromkes komprehensif
Promkes komprehensif
rossy pratiwi
 
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukMateri v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Joni Iswanto
 
162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi
homeworkping7
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
Juliana Prayonggat
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
Lutfi Imansari
 
PHBS DI SEKOLAH DASAR
PHBS DI SEKOLAH DASARPHBS DI SEKOLAH DASAR
PHBS DI SEKOLAH DASAR
Ai Martin Sopiah
 
Phbs di tempat tempat umum
Phbs di tempat tempat umumPhbs di tempat tempat umum
Phbs di tempat tempat umum
Ratna Arditya
 
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat Darurat
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat DaruratAspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat Darurat
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat Darurat
Elon Yunus
 

What's hot (20)

format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitas
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Five level prevention
Five level preventionFive level prevention
Five level prevention
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATANPENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
 
Promosi kesehatan
Promosi kesehatanPromosi kesehatan
Promosi kesehatan
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
 
Teori Nola. J.Pender
Teori Nola. J.PenderTeori Nola. J.Pender
Teori Nola. J.Pender
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
Sejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
Sejarah Dan Perkembangan EpidemiologiSejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
Sejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
 
Health belief model
Health belief modelHealth belief model
Health belief model
 
Promkes komprehensif
Promkes komprehensifPromkes komprehensif
Promkes komprehensif
 
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukMateri v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
 
162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi
 
Advokasi Kesehatan
Advokasi KesehatanAdvokasi Kesehatan
Advokasi Kesehatan
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
 
PHBS DI SEKOLAH DASAR
PHBS DI SEKOLAH DASARPHBS DI SEKOLAH DASAR
PHBS DI SEKOLAH DASAR
 
Phbs di tempat tempat umum
Phbs di tempat tempat umumPhbs di tempat tempat umum
Phbs di tempat tempat umum
 
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat Darurat
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat DaruratAspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat Darurat
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat Darurat
 

Viewers also liked

Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1cHubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Faradhillah Adi Suryadi
 
Blood preessor
Blood preessorBlood preessor
Blood preessor
Luthfi T
 
Perilaku
PerilakuPerilaku
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalContoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Trisnadi Wijaya
 
Jtptunimus gdl-salimahg0e-5892-2-babii
Jtptunimus gdl-salimahg0e-5892-2-babiiJtptunimus gdl-salimahg0e-5892-2-babii
Jtptunimus gdl-salimahg0e-5892-2-babii
Zaina Angle
 
Anc2
Anc2Anc2
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Nurul Khomariyah Eka Putry
 
Contoh kuesioner riset perilaku konsumen
Contoh kuesioner riset perilaku konsumenContoh kuesioner riset perilaku konsumen
Contoh kuesioner riset perilaku konsumenIkhsan Bz
 
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitianLampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon
 
4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...
4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...
4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...KANDA IZUL
 
Pdf total prenteral nutrisi steril
Pdf total prenteral nutrisi   sterilPdf total prenteral nutrisi   steril
Pdf total prenteral nutrisi sterilFransiska Vita
 
09e02236 101015112940-phpapp02
09e02236 101015112940-phpapp0209e02236 101015112940-phpapp02
09e02236 101015112940-phpapp02MarrCenllon Hia
 
Jurnal reading - one year risk of stroke after transient ischemic attack or m...
Jurnal reading - one year risk of stroke after transient ischemic attack or m...Jurnal reading - one year risk of stroke after transient ischemic attack or m...
Jurnal reading - one year risk of stroke after transient ischemic attack or m...
Eltanin Vanriri
 
Ipi186703
Ipi186703Ipi186703
Ipi186703
Nanang Soleh
 
Standar prasarana dan sarana pendukung pelayanan kesehatan
Standar prasarana dan sarana pendukung pelayanan kesehatanStandar prasarana dan sarana pendukung pelayanan kesehatan
Standar prasarana dan sarana pendukung pelayanan kesehatan
Bambang Fadhil
 
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...
Nanang Soleh
 
Manuskrip
ManuskripManuskrip
Manuskrip
Nanang Soleh
 
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...Sii AQyuu
 

Viewers also liked (20)

Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1cHubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
 
Blood preessor
Blood preessorBlood preessor
Blood preessor
 
Perilaku
PerilakuPerilaku
Perilaku
 
194493399 tugas-kti
194493399 tugas-kti194493399 tugas-kti
194493399 tugas-kti
 
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalContoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
 
Jtptunimus gdl-salimahg0e-5892-2-babii
Jtptunimus gdl-salimahg0e-5892-2-babiiJtptunimus gdl-salimahg0e-5892-2-babii
Jtptunimus gdl-salimahg0e-5892-2-babii
 
Anc2
Anc2Anc2
Anc2
 
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
 
Contoh kuesioner riset perilaku konsumen
Contoh kuesioner riset perilaku konsumenContoh kuesioner riset perilaku konsumen
Contoh kuesioner riset perilaku konsumen
 
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitianLampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
 
4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...
4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...
4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...
 
Pdf total prenteral nutrisi steril
Pdf total prenteral nutrisi   sterilPdf total prenteral nutrisi   steril
Pdf total prenteral nutrisi steril
 
09e02236 101015112940-phpapp02
09e02236 101015112940-phpapp0209e02236 101015112940-phpapp02
09e02236 101015112940-phpapp02
 
Jurnal reading - one year risk of stroke after transient ischemic attack or m...
Jurnal reading - one year risk of stroke after transient ischemic attack or m...Jurnal reading - one year risk of stroke after transient ischemic attack or m...
Jurnal reading - one year risk of stroke after transient ischemic attack or m...
 
Ipi186703
Ipi186703Ipi186703
Ipi186703
 
Standar prasarana dan sarana pendukung pelayanan kesehatan
Standar prasarana dan sarana pendukung pelayanan kesehatanStandar prasarana dan sarana pendukung pelayanan kesehatan
Standar prasarana dan sarana pendukung pelayanan kesehatan
 
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...
 
Manuskrip
ManuskripManuskrip
Manuskrip
 
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
 
Hipertensi 2
Hipertensi 2Hipertensi 2
Hipertensi 2
 

Similar to 171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-upaya-mencegah-kekambuhan-hipertensi

Kb 3 epidemiologi
Kb 3 epidemiologiKb 3 epidemiologi
Kb 3 epidemiologi
pjj_kemenkes
 
J anstar ketikan.docx 111111
J anstar ketikan.docx 111111J anstar ketikan.docx 111111
J anstar ketikan.docx 111111
Aji Yasmin
 
Karya tulis ilmiah kesehatan
Karya tulis ilmiah kesehatanKarya tulis ilmiah kesehatan
Karya tulis ilmiah kesehatan
Riana Apriliia
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
premaysari
 
Epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat.pptx
Epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat.pptxEpidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat.pptx
Epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat.pptx
SilviRani1
 
Ulya laporan penelitian-perilaku gaya hidup sehat mahasiswa ilmu komputer f...
Ulya laporan   penelitian-perilaku gaya hidup sehat mahasiswa ilmu komputer f...Ulya laporan   penelitian-perilaku gaya hidup sehat mahasiswa ilmu komputer f...
Ulya laporan penelitian-perilaku gaya hidup sehat mahasiswa ilmu komputer f...Ulya Rozsa
 
2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt
2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt
2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt
OktafianiVinividivic
 
2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt
2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt
2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt
debydarise
 
Presentasi sidang rara
Presentasi sidang raraPresentasi sidang rara
Presentasi sidang rara
Pocut Kasim
 
Handout epid-bidan
Handout epid-bidanHandout epid-bidan
Handout epid-bidan
Nico Robin
 
234024-pengaruh-pendidikan-kesehatan-dalam-meni-0bdd569d.pdf
234024-pengaruh-pendidikan-kesehatan-dalam-meni-0bdd569d.pdf234024-pengaruh-pendidikan-kesehatan-dalam-meni-0bdd569d.pdf
234024-pengaruh-pendidikan-kesehatan-dalam-meni-0bdd569d.pdf
rbang4555
 
pengantar epidemilogi
pengantar epidemilogipengantar epidemilogi
pengantar epidemilogi
Rai Syifa
 
119-Article Text-197-2-10-20191022.pdf
119-Article Text-197-2-10-20191022.pdf119-Article Text-197-2-10-20191022.pdf
119-Article Text-197-2-10-20191022.pdf
SkorGaruda
 
120126447 kebidanan
120126447 kebidanan120126447 kebidanan
120126447 kebidanan
Operator Warnet Vast Raha
 
BAB IV-V PUS (1).docx
BAB IV-V PUS (1).docxBAB IV-V PUS (1).docx
BAB IV-V PUS (1).docx
NorkholisahIcloud
 
219 218-1-pb
219 218-1-pb219 218-1-pb
219 218-1-pb
Yabniel Lit Jingga
 
Biologi Umum (Collage)
Biologi Umum (Collage)Biologi Umum (Collage)
Biologi Umum (Collage)
Fauzia1112
 

Similar to 171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-upaya-mencegah-kekambuhan-hipertensi (20)

Kb 3 epidemiologi
Kb 3 epidemiologiKb 3 epidemiologi
Kb 3 epidemiologi
 
J anstar ketikan.docx 111111
J anstar ketikan.docx 111111J anstar ketikan.docx 111111
J anstar ketikan.docx 111111
 
Karya tulis ilmiah kesehatan
Karya tulis ilmiah kesehatanKarya tulis ilmiah kesehatan
Karya tulis ilmiah kesehatan
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
Epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat.pptx
Epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat.pptxEpidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat.pptx
Epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat.pptx
 
120126447 kebidanan
120126447 kebidanan120126447 kebidanan
120126447 kebidanan
 
Ulya laporan penelitian-perilaku gaya hidup sehat mahasiswa ilmu komputer f...
Ulya laporan   penelitian-perilaku gaya hidup sehat mahasiswa ilmu komputer f...Ulya laporan   penelitian-perilaku gaya hidup sehat mahasiswa ilmu komputer f...
Ulya laporan penelitian-perilaku gaya hidup sehat mahasiswa ilmu komputer f...
 
2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt
2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt
2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt
 
2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt
2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt
2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt
 
Presentasi sidang rara
Presentasi sidang raraPresentasi sidang rara
Presentasi sidang rara
 
Handout epid-bidan
Handout epid-bidanHandout epid-bidan
Handout epid-bidan
 
234024-pengaruh-pendidikan-kesehatan-dalam-meni-0bdd569d.pdf
234024-pengaruh-pendidikan-kesehatan-dalam-meni-0bdd569d.pdf234024-pengaruh-pendidikan-kesehatan-dalam-meni-0bdd569d.pdf
234024-pengaruh-pendidikan-kesehatan-dalam-meni-0bdd569d.pdf
 
Jurnal keperawatan soedirman
Jurnal keperawatan soedirmanJurnal keperawatan soedirman
Jurnal keperawatan soedirman
 
pengantar epidemilogi
pengantar epidemilogipengantar epidemilogi
pengantar epidemilogi
 
119-Article Text-197-2-10-20191022.pdf
119-Article Text-197-2-10-20191022.pdf119-Article Text-197-2-10-20191022.pdf
119-Article Text-197-2-10-20191022.pdf
 
120126447 kebidanan
120126447 kebidanan120126447 kebidanan
120126447 kebidanan
 
120126447 kebidanan
120126447 kebidanan120126447 kebidanan
120126447 kebidanan
 
BAB IV-V PUS (1).docx
BAB IV-V PUS (1).docxBAB IV-V PUS (1).docx
BAB IV-V PUS (1).docx
 
219 218-1-pb
219 218-1-pb219 218-1-pb
219 218-1-pb
 
Biologi Umum (Collage)
Biologi Umum (Collage)Biologi Umum (Collage)
Biologi Umum (Collage)
 

Recently uploaded

Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 

Recently uploaded (20)

Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 

171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-upaya-mencegah-kekambuhan-hipertensi

  • 1. GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PENDERITA HIPERTENSI DALAM UPAYA MENCEGAH KEKAMBUHAN PENYAKIT HIPERTENSI Oleh : dr. Muhammad Rinaldi Sufri Pendamping : dr. Syuhada Bakri PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA KABUPATEN ACEH BARAT PUSKESMAS SUAK RIBEE 2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi yang penyebab awalnya tidak diketahui atau tanpa gejala sama sekali, hipertensi bisa menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa penyakit lain, bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke dan ginjal. Di seluruh dunia hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius disamping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat dimasa yang akan datang karena tingkat keganasanya yang tinggi berupa kecacatan permanen dan kematian mendadak. Kehadiran hipertensi pada kelompok dewasa muda akan sangat membebani perekonomian keluarga, karena biaya pengobatan yang mahal dan membutuhkan waktu yang panjang bahkan sampai seumur hidup. (Zukhair, Ali, 2008) Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dari 70% penderita hipertensi yang di ketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (adequately treated cases) diperkirakan sampai tahun 2025 tingkat terjadinya tekanan darah tinggi akan bertambah 60%, dan akan mempengaruhi 1,56 milyar penduduk di seluruh dunia.. (Depkes RI, 2009) Menurut AHA (American Heart Assosiation) di Amerika tekanan darah tinggi ditemukan satu dari setiap tiga orang atau 65 juta orang dan 285 atau 59 juta orang mengidap hipertensi. Semua orang yang mengidap hipertensi hanya satu pertiganya yang mengetahui keadaanya dan hanya 61% medikasi, dari penderita yang mendapat medikasi hanya satu pertiga mencapai target darah yang optimal/normal. (inaheart.or.id, 2011). Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) menunjukan bahwa dari tahun 1999-2000, insiden hipertensi pada orang dewasa
  • 3. adalah sekitar 29-31% yang berarti terdapat 58-65 juta penderita hipertensi di Amerika dan terjadi peningkatan 15 juta dari NHANES tahun 1988-1991). (inaheart.or.id, 2011). Di Asia penelitian di kota Taiwan, Taiwan menunjukan hasil sebagai berikut : Penelitian pada usia diatas 65 tahun dengan kriteria hipertensi berdasarkan Jivve ditemukan prevalensi hipertensi sebesar 60,4% (laki-laki 59,1%) dan perempuan (61,9%), yang sebelumnya telah terdiagnosis hipertensi adalah 91,1% (laki-laki 29,4% dan perempuan 33,1%) hipertensi yang baru terdiagnosis adalah 29,3% (laki- laki 29,7% dan perempuan 28,8%). (Vina Ramitha, 2008). Transisi diet dan kesehatan di Indonesia sudah mengikuti negara maju. Banyak kebiasaan makan yang telah diadopsi oleh orang Indonesia yang semakin memperburuk keadaan status gizi. Penyakit buatan manusia (man made disease) dan penyakit degenerative sekarang telah menjadi masalah utama kesehatan. Perubahan pola makan sebagai gaya hidup modern dewasa ini menjurus ke sajian siap santap yang mengandung lemak, protein, dan garam tinggi tapi rendah serat pangan (directery fiber) membawa konsekuensi terhadap berkembangnya penyakit degeneratif seperti jantung, diabetes mellitus, aneka kanker, dan hipertensi. (Zukhair, Alii, 2008)). Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap penderita hipertensi dengan judul Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh BaratTahun 2009. B. Rumusan Masalah Belum diketahuinya Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di UPTD Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
  • 4. C. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah pengetahuan penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi? 2. Bagaimanakah sikap penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi? 3. Bagaimanakah tindakan penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi pada pasien Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya Gambaran Tingkat Pengetahuan Penderita Hipertensi di Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. b. Diketahuinya Gambaran Tingkat Sikap Penderita Hipertensi di Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. c. Diketahuinya Gambaran Tindakan Penderita Hipertensi di Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi penulis dalam meneliti secara langsung di lapangan. 2. Bagi Masyarakat
  • 5. Hasil penelitian ini diharapkan agar masyarakat tahu dan mengerti tentang cara mencegah kekambuhan pada penyakit hipertensi. 3. Bagi Tenaga Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya penyakit hipertensi. F. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Poli umum Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, subjek penelitian yaitu pasien yang mempunyai penyakit tekanan darah tinggi, penelitian dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti menggunakan analisa univariat.
  • 6. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007:143) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif adalah domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Dari hasil pengalaman serta penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian yang dilakukan oleh Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadaptasi perilaku yang baru didalam diri orang tersebut terjadi proses yang beruntun yaitu: a. Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). b. Interest (merasa tertarik) merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut disini sikap subjek sudah mulai timbul. c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya) hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian yang
  • 7. didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. (Roger, 1974). 2. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif Menurut Notoatmodjo dalam bukunya Ilmu Kesehatan Masyarakat (1997) pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu: a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall), terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). d. Analisis (Analysis) Analisa merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Syntesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemajuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
  • 8. responden kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas. (Notoatmodjo, 1993:96). B. Sikap (Attitude) Menurut Notoatmodjo (2003) sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Beberapa batasan lain tentang sikap ini dapat dikutip sebagai berikut: “An enduring system of positive or negative evaluations, emotional feelings, and pro or conection tendencies will resepect to social object” (Krech et al, 1982). “An individual’s social attitude in an syndrome of respons consistency with regard to social objects” (Campbell, 1950). “ A mental and neural state of rediness, organized through experlence, excerting derective or dynamic influence up on the individual’s respons to all objects and situations with which it is related” (Allport, 1954). “Attitude with situational and other dispositional variables guides and direct the obsert behavior of the individual” (Cardno, 1955). Dari batasan-batasan diatas dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya bisa ditafsirkan terlebih dahulu dan perilaku yang tertutup stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb (Notoatmodjo, 2003:131) adalah seorang ahli psikologi social menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi adalah merupakan “pre-disposisi” tindakan atau perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka tingkah laku yang dibuka lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap suatu objek. Dalam kegiatan lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yakni :
  • 9. 1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave) Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkat, yakni: 1. Menerima (receiving) Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian itu terhadap ceramah-ceramah. 2. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut. 3. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4. Bertanggung Jawab (Responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. C. Praktek atau Tindakan (Practice) Menurut Notoatmodjo (2007) suatu sikap belum otomatis terwujudnya dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya suatu sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga
  • 10. diperlukan faktor pendukung (support) dari pihak lain. Tindakan mempunyai beberapa tingkatan, yaitu: 1. Persepsi (perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. 2. Respon terpimpin (guided respons) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua. 3. Mekanisme (mecanism) Apabila seorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. 4. Adaptasi (adaption) Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah di modifikasikannya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut. (Notoatmodjo, 2007:150). E. Konsep Hipertensi 1. Pengertian Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Istilah “tekanan darah” berarti tekanan pada pembuluh nadi dari peredaran darah sistemik di dalam tubuh manusia. Tekanan darah di bedakan antara tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Hipertensi dapat di definisikan sebagai tekanan darah persisten di mana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg, pada populasi manula hipertensi di defenisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Brunner & Suddarth vol 2 : 896).
  • 11. Hipertensi menurut Manjoer dkk (2001) hipertensi adalah tekanan sistolik ≤ 140 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg atau bila pasien memakai obat anti hipertensi. Hipertensi (HTN) adalah peningkatan tekanan darah arteial abnormal yang langsung terus-menerus (Aplikasi Klinis Patofisiologi edisi 2:1). Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung menguncup (sistole). Adapun tekanan darah diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengendor kembali (diastole). Dengan demikian, jelaslah bahwa tekanan darah sistolik selalu lebih tinggi dari pada tekanan darah diastolik.tekanan darah manusia selalu berayun-ayun antara tinggi dan rendah sesuai dengan detak jantung. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,di mana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Pada pemeriksaan tekanan darah akan di dapat dua angka. Angka yang lebih tinggi di peroleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah akan di peroleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah di tulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik,misalnya 120/80 mmHg, di baca seratus dua puluh per delapan puluh. Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampao usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan bahkan menurun drastis. Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi. Tekanan darah dalam kehidupan
  • 12. seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada orang dewasa. Tekanan darah juga diperngaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi ahri dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah pada dewasa Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg Stadium 1 (Hipertensi ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg Stadium 2 (Hipertensi sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg Hipertensi urgensi 180-209 mmHg 110-119 mmHg Hipertensi emergency 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih 2. Penyebab Penyakit Hipertensi Berhubung lebih dari 90% penderita hipertensi digolongkan atau disebabkan oleh hipertensi primer, maka secara umum yang disebut hipertensi primer. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan hipertensi. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor keturunan, ciri perseorangan dan kebiasaan hidup. a. Faktor Keturunan Dari data statistik terbukti seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi. b. Ciri Perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur, jenis kelamin dan umur yang bertambah akan menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah pria umumnya lebih tinggi dibandingkan wanita.
  • 13. Juga statistik di Amerika menunjukkan prevalensi hipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih banyak dibandingkan dengan orang kulit putih. c. Kebiasaan Hidup Kebiasaan hirup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi, kegemukan (makan berlebihan) stres dan pengaruh lain. 1) Konsumsi garam yang tinggi Dari data statistik ternyata dapat diketahui bahwa hipertensi jarang diderita oleh suku bangsa atau penduduk dengan konsumsi garam yang rendah. Dunia kedokteran juga telah membuktikan bahwa pembatasan konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah dan pengeluaran garam (natrium) oleh obat diuretik (pelancar kencing) akan menurunkan tekanan darah. 2) Kegemukan atau makan berlebihan Obesitas didefinisikan sebagai kelebihan berat badan sebesar 20% atau lebih dari berat badan ideal obesitas adalah penumpukan jaringan lemak tubuh yang berlebihan dengan perhitungan IMT ≥ 27,0. Pada orang yang menderita obesitas ini organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih berat oleh sebab itu lebih cepat merasa gerah dan kelelahan akibat dari obesitas para penderita cenderung menderita penyakit kardiovaskuler, hipertensi dan diabetes mellitus. 3) Stres atau ketegangan jiwa Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktifitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu) stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam rasa takut) dapat merangsang belajar anak ginjal melepaskan hormone adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat, jika stress berlangsung cukup lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau perubahan
  • 14. patologis, gejala yang muncul dapat berupa hipertensi atau penyakit maag. (Anjali, Arora, 2008). 4) Pengaruh lain Pengaruh lain yang dapat menyebabkan naiknya tekanan darah yaitu. a) Merokok Nikotin penyebab ketagihan merokok akan merangsang jantung, saraf, otak dan bagian tubuh lainnya bekerja tidak normal. Nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin sehingga meningkatkan tekanan darah, denyut nadi dan tekanan kontraksi otot jantung selain itu meningkatkan kebutuhan oksigen jantung dan dapat menyebabkan gangguan irama jantung (aritmia) serta berbagai kerusakan lainnya. (Anjali Arora, 2008) b) Minuman beralkohol c) Olahraga Olahraga yang bersifat kompetensi dan meningkatkan kekuatan dapat memacu emosi sehingga dapat mempercepat peningkatan tekanan darah seperti tinju, panjat tebing dan angkat besi. (Kuswandi, 2004). Bentuk latihan yang paling tepat untuk penderita hipertensi adalah jalan kaki, bersepeda, senam, berenang dan aerobic, olahraga yang bersifat kompetisi dan meningkatkan kekuatan tidak dibolehkan bagi penderita hipertensi karena akan memacu emosi sehingga akan mempercepat peningkatan tekanan darah. d) Minum obat-obatan, misal ephedrin, prednison, epinefrin. (Lany Gunawan, 2001) 3. Gejala Penyakit Hipertensi Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan
  • 15. kelelahan yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Sering kali hipertensi disebut sebagai silent killer karena dua hal yaitu: a. Hipertensi sulit disadari seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus, gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan dan sakit kepala biasanya jarang berhubungan langsung dengan hipertensi, hipertensi dapat diketahui dengan mengukur secara teratur. b. Hipertensi apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti strike, serangan jantung, gagal jantung dan gagal ginjal. Jika timbul hipertensinya berat atau menahun dan tidak terobati, bisa timbul gejala berikut: 1. Sakit kepala 2. Kelelahan 3. Jantung berdebar-debar 4. Mual 5. Muntah 6. Sesak nafas 7. Gelisah 8. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal. 9. Telinga berdenging 10. Sering buang air kecil terutama di malam hari. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
  • 16. ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera. (Trisha Macnair, 2007). 4. Patosifisiologi ACE (Angiotensin Converting Enzyme), memegang peran fisiologi penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati selanjutnya oleh hormone, rennin akan diubah menjadi angiotensin 1, oleh ACE yang terdapat di paru-paru angiotensin 1 diubah menjadi angiotensin II (peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. a. Meningkatkan sekresi hormone antidiuretik (ADH) dan rasa haus, ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitasi) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH sangat sedikit urin yang dieksresikan keluar tubuh sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya untuk mengencerkanya volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan di bagian intra seluler akibatnya volume darah meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. b. Menstimulasi sekrsi aldosteron dari korteks adrenal, aldosteron merupakan hormone steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi eksresi NaCl dengan cara mengabsorbsinya dari tubulus ginjal. Naiknya kosentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstra seluler yang pada giliranya akan meningkatkan volume dan tekanan darah. (Astawan, 2005). 5. Penatalaksaan Bagi penderita tekanan darah tinggi penting mengenal hipertensi dengan membuat gaya hidup positif. Jika anda baru saja menemukan tekanan darah anda tinggi atau tidak normal, tidak perlu khawatir ada 7 langkah untuk mengatasinya antara lain: a. Mengatasi Risiko
  • 17. Tanyakan pada diri sendiri pertanyaan berikut: apakah anda memiliki sejarah keluarga penderita hipertensi? Apakah anda memiliki berat badan berlebihan? Apakah anda makan makanan berkadar garam tinggi? Apakah anda cukup olahraga atau apakah anda merokok? Jika jawaban anda ya pada salah satu pertanyaan diatas anda berisiko memiliki tekanan darah tinggi. b. Mengontrol pola makan Apabila anda ingin terhindar dari risiko hipertensi jauhi makanan berlemak dan mengandung garam. c. Tingkat konsumsi potassium (K) dan magnesium (mg) Pola makan yang rendah potassium dan magnesium menjadi salah satu faktor pemicu tekanan darah tinggi, buah-buahan dan sayur segar adalah sumber terbaik bagi kedua nutrisi tersebut. d. Makan makanan jenis padi-padian Dalam sebuah penelitian yang dimuat dalam American Journal Clinical Nutrition ditemukan pria yang makan sedikitnya satu porsi perhari sereal dari jenis padi- padian kecil kemungkinan terkena penyakit hingga 20%. e. Tingkat aktifitas Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan lebih rentan terhadap tekanan darah tinggi. Melakukan olahraga secara teratur tidak hanya menjaga bentuk tubuh dan berat badan, tetapi juga dapat menurunkan tekanan darah. Jika anda menyandang tekanan darah tinggi, latihan aerobic sedang selama 30 menit sehari selama beberapa hari setiap minggu dapat menurunkan tekanan darah. Jenis latihan yang dapat mengontrol tekanan darah adalah : berjalan kaki, bersepeda, berenang, aerobic. (Trisna Macnair, 2007).
  • 18. Tidak diragukan meningkatkan aktifitas dapat menurunkan risiko tekanan darah tinggi, anda tidak perlu berolahraga seperti seorang atlet hanya 30 menit sampai 45 menit 5 hari dalam seminggu cukup untuk menurunkan hipertensi. f. Sertakan bantuan dari kelompok pendukung Sertakan keluarga dari teman menjadi kelompok pendukungn pada pola hidup sehat dukungan dan partisipasi orang lain membuatnya lebih mudah dan lebih asyik dalam menjalankan dietnya. Bagi setiap orang dukungan keluarga berhasil dalam membuat perubahan gaya hidup untuk mencegah tekanan darah tinggi. g. Berhenti merokok Jika anda tidak merokok itu baik bagi anda, jika anda merokok berhenti sekarang juga. Walaupun merokok tidak ada kaitanya dengan timbulnya hipertensi. Merokok dapat menimbulkan risiko komplikasi lainnya seperti penyakit jantung dan stroke. h. Latihan relaksasi atau meditasi Relaksasi berguna untuk mengurangi stress atau ketegangan jiwa, relaksasi dilaksanakan dengan mengencangkan dan mengendorkan otot tubuh sambil membayangkan sesuatu yang damai, indah dan menyenangkan dilakukan dengan mendengarkan musik atau bernyanyi. (www.google.com, 2008) 6. Pengobatan pada tekanan darah tinggi (Hipertensi) Pengobatan pada penyakit tekanan darah tinggi harus memperhatikan terlebih dahulu faktor penyebabnya oleh karena itu dianjurkan untuk memeriksakan kesehatanya kepada dokter yang sama agar dokter dapat mengikuti riwayat penyakit pasien dengan demikian dokter akan memiliki obat yang tepat. a. Pengobatan pada golongan khusus 1) Hipertensi pada golongan khusus
  • 19. Obat anti hipertensi diberikan pada ibu hamil bila tekanan diastolenya ≥ 90 mmHg pada trimester pertama dan ≥ 100 mmHg para trimester ketiga. 2) Hipertensi pada hipertipida Obat yang biasa digunakan untuk mengatasi keadaan tersebut adalah gemfibrozil ini dapat menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL trigliserida dan meningkatkan kadar kolesterol HDL secara nyata. 3) Hipertensi pada pembuluh darah otak Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah, apabila yang pecah adalah pembuluh darah otak keadaan ini dikenal dengan stroke. 4) Hipertensi pada penyakit jantung Pemberian obat pada hipertensi dengan kelalian jantung harus disesuaikan dengan jenis gangguan pada jantung dan derajat hipertensinya. Pemeriksaan fungsi jantung perlu dilakukan untuk menentukan pengobatanya. 5) Hipertensi pada gagal ginjal Pengobatan pada gagal ginjal dibedakan menjadi dua bagian besar yakni pengobatan pada refrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna, pengobatan pada nefrosisklerosis benigna dilakukan secepatnya hingga mendekati normal penurunan tekanan darah yang cepat akan mengurangi kerusakan akibat nekrosis arteroti sehingga dalam jangka panjang diharapkan terjadi perbaikan fungsi ginjal. b. Perubahan gaya hidup Gaya hidup yang baik untuk menghindari terjangkitnya penyakit hipertensi dan berbagai penyakit degeneratif lainnya adalah: 1) Mengurangi konsumsi garam dan lemak jenuh
  • 20. 2) Melakukan olahraga secara teratur dan dinamik (tidak mengeluarkan tenaga terlalu banyak seperti berenang, jogging (jalan kaki cepat), naik sepeda) 3) Meningkatkan porsi buah-buahan dan sayuran segar dalam pola makan 4) Mengkonsumsi kalium dalam jumlah tinggi seperti semangka, avokad, kismis, pisang, tomat, kentang dan biji bunga matahari dapat membantu menjaga tekanan darah agar tetap normal. 5) Menjauhkan dan menghindarkan stress dengan pendalaman agama sebagai salah satu upayanya. c. Pengaturan Makanan Upaya penanggulangan hipertensi melalui pengaturan makanan pada dasarnya dnegan mengurangi konsumsi lemak dan diet rendah garam dan diet rendah kalori. Jumlah kalori yang diberikan pada diet rendah kalori disesuaikan dengan berat badan. Pilihan obat dalam mengatasi hipertensi diantaranya: 1) Hipertensi tanpa komplikasi diuretic, beta bloker 2) Indikasi tertentu enhibitor ACE, penghmabat reseptor angiotensin II, Alfa bloker, alfa-beta bloker, antagonisca, diuretic. 3) Indikasi yang disesuaikan: diabetes mellitus tipe I dengan protein nuria inhibitor ACE, gagal jantung ibhibitor ACE diuretic, hipertensi sistolik terisolasi, infark miokard beta bloker (non ISA) inihibitor ACE (dengan disfungsi sistolik). (Mansjoer dkk, 2001). Bila tekanan darah tidak dapat diturunkan dalam satu bulan, dosis obat dapat disesuaikan sampai dosis maksimal atau menambahkan obat golongan lain atau mengganti obat pertama dengan obat golongan lain. Sasaran penurunan tekanan darah adalah kurang dari 140/90 dengan efek samping minimal penurunan dosis obat dapat
  • 21. dilakukan pada golongan hipertensi ringan yang sudah terkontrol dengan baik selama satu tahun. 1. Diuretik Diuretic adalah obat yang memperbanyak kencing, mempertinggi pengeluaran garam (NaCl) dengan turunya kadar Na+ makan tekanan darah akan turun dan efek hipotensifnya kurang kuat. Obat yang sering digunakan adalah obat yang daya kerjanya panjang sehingga dapat digunakan dosis tunggal, diutamakan diuretic yang hemat kalium seperti spironolacture, HCT, Cholotalidore, dan indopanide. 2. Alfa-Bloker Alfa blocker adalah obat yang dapat memblokir reseptor alfa dan menyebabkan vasodilatasi perifer serta turunya tekanan darah karena efek hipotensinya ringan sedangkan efek sampingnya agak kuat misalnya hipotensi ostotatik dan tachikardia maka jarang digunakan. Seperti prognosin dan terazosin. 3. Beta-Blocker Mekanisme kerja obat beta-blocker belum diketahui dengan pasti diduga kerjanya berdasarkan beta blocker pada jantung sehingga mengurangi daya dan frekuensi kontrasi jantung. Dengan demikian tekanan darah akan menurun dan daya hipotensinya baik. Seperti : propanolol, alterolol, pindolol. 4. Obat yang bekerja sentral Obat yang bekerja sentral dapat mengurangi pelepasan non adrenalin sehingga menurunkan aktifitas saraf adretergik perifer dan turunya tekanan darah, penggunaan obat ini perlu memperhatikan efek hipotensi ostatik seperti uonidire, euanfacire dan netelopa.
  • 22. 5. Vasodilator Obat vasodilator dapat langsung mengembangkan dinding osteriole sehingga daya tahan pembuluh perifer berkurang dan tekanan darah menurun seperti hidralazine dan tecrazine. 6. Antagonis Kalsium Mekanisme obat antagonis kalisum adalah menghambat pemasukan ion kalsium ke dalam sel otot polos pembuluh dengan efek vasidilatasi dari turunya tekanan darah seperti : nipedipin dan verapamil. 7. Penghambat ACE Obat penghambat ACE ini menurunkan tekanan darah dengan cara menghambat angiotensin converting enzyme yang berdaya vasokontriksi kuat seperti coptopril. (capoten) dan enalprit. (Lany Gunawan, 2001). Tabel 2.2 Beberapa obat antihipertensi yang sering dipakai No Jenis obat Dosis sehari (mg) Frekuensi pemakaian sehari Min Maks 1 Diuretik HCT Chlorbalidone Indopamide Spironolactone 12,5-25 12,5-25 2,5 2,5 50 50 5 10 1x 1x 1x 1x 2 Bekerja netral Clonidene Gufacine Methidopa 0,1 1 250 1,2 3 2000 2x 1x 2x 3 Penyekat alfa-1 Prozoin Doxazosin Terazosin 1-2 1-2 1-2 20 15 20 2x 1x 1x 4 Penyekat beta
  • 23. Metoprolol Atenolol Propanolol Acebutolol 50 25 40 200 200 150 320 1200 1x 1x 1x 1x 5 Vasodilator Hydralazive Ecarazive HCL 50 30 300 120 2x 2x 6 Penghambat ACE Captopril Lisinopril Enalapril 25-50 5 2,5-5 300 40 40 1-3x 1x 1-2x d. Pencegahan Hipertensi dengan cara tradisional Banyak ramuan tradisional yang dapat dipercaya untuk menurunkan tekanan darah, beberapa ramuan sudah diteliti secara laboratories contoh yang berkhasiat menurunkan tekanan darah: cincau hijau, daun dan buah alpukat, mengkudu masak (pace), mentimun, daun seledri, daun selada dan bawang putih. Tabel 2.3 Efek Samping obat anti hipertensi Golongan obat Efek samping Thiazide/diuretic menyerupai thiaziae misalnya aprinox - Kadar kalium dalam darah rendah (dideteksi dengan pemeriksaan darah) - Toleransi glukosa terganggu (kadar glukosa darah diatas normal) terutama jika dikombinasi dengan beta blocker (dideteksi pemeriksaan darah) - Peningkatan kadar kolesterol LDL, trigliserida dan asam urat (cek darah dan urine). - Disfungsi ereksi (impotensi pada pria) - Gout (radang pada persendian akibat peningkatan kadar gula) Alfa blocker (misalnya ardura) - Inkontinensia - Rasa melayang pada saat berdiri
  • 24. Beta-blocker (misalnya cardicor) - Kadar glukosa tidak terkontrol - Latargi (lesu) - Gangguan memori dan kosentrasi - Gejala penyakit arteri perifer memburuk, sirkulasi yang buruk pada tungkai. Inhibitor ACE (misalnya capoten) - Batuk - Fungsi ginjal memburuk - Hipotensi (akut, penurunan tekanan darah tiba- tiba) - Ruam Blocker kenal kalsium golongan non- dihydropyridine misalnya ticdiem - Edema perifer (akumulasi cairan dan pembengkakan di mata kaki) - Pembesaran gusi - Konstipasi 7. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai tropi bertujuan menentukan adanya kerusakan jaringan dan faktor risiko lain atau mencari penyebab hipertensi, biasanya diperiksa urinalisa, darah perifer lengkap, kimia darah, (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL, dan EKG. (Arif Mansjoer dkk, 2001). 8. Diagnosis Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakan dalam satu kali pengukuran hanya dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis pengukuran tekanan darah dilakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar setelah beristirahat selama 5 menit dengan ukurang pengukuran lengan yang sesuai (menutupi 80% lengan) tensimeter dengan air raksa masih tetap dianggap alat pengukuran yang terbaik. Anamnesis dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama menderitanya, riwayat dan gejala penyakit, penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, penyakit serebrovaskuler. Apakah terdapat riwayat penyakit
  • 25. dalam keluarga, gejala-gejala yang berkaitan dengan penyebab hipertensi, perubahan aktifitas/kebiasaan (merokok), konsumsi makanan, riwayat obat-obat bebas, hasil dan efek samping terapi antihipertensi sebelumnya bila ada dan faktor psikososial lingkungan (keluarga, pekerjaan dll). Dalam pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau lebih dengan jarak 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada lengan kontralateral dikaji perbandingan berat badan dan tinggi pasien, kemudian dilakukan pemeriksaan funduskopi untuk mengetahui adanya retio hipertensif, pemeriksaan leher untuk mencari bising carotid, pembesaran vena, atau kelenjara tiroid. (Arif Mansjoer dkk, 2001). 9. Komplikasi Pemakaian obat dalam jangka panjang bisa menyebabkan berbagai komplikasi seperti terganggunya fungsi atau terjadi kerusakan organ otak, ginjal, jantung dan mata. Kerusakan pada otak terjadi pembesaran otot jantung bagian kiri yang berakhir pada kegagalan jantung. Kejadian ini biasanya ditandai dengan bengkak pada kaki, kelopak mata, kelelahan dan sesak nafas. Kerusakan pada ginjal akibat hipertensi bisa menurunkan ginjal sebagai penyaring racun dalam tubuh sekaligus sebagai produsen hormone yang dibutuhkan tubuh, penderita yang mengalami komplikasi ginjal harus cuci darah setiap minggu dengan biaya yang mahal sementara itu gangguan pada mata sering tidak disadari sebagai akibat tekanan darah tinggi, kerusakan pada mata buta menyebabkan kebutaan atau gangguan penglihatan. Kerusakan pada otak ditandai dengan nyeri kepala hebat, berubahnya kesadaran kejang dengan deficit neurology fokal ozotermia, mual dan muntah. Ensefalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna, tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan kedalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. (Corwin, 2000)
  • 26. F. kerangka Teori Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku dilatar belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor yakni faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), faktor-faktor yang mendukung (enabling factors) dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors). Faktor Predisposisi 1. Pengetahuan 2. Keyakinan 3. Nilai 4. Sikap 5. geografi Faktor Pendukung 1. Tugas kesehatan 2. Keterjangkauan sumber 3. rioritas dan komitmen. Faktor pendorong 1. Keluarga 2. Petugas Kesehatan 3. Masyarakat Prilaku pendidikan kesehatan Kesehatan Kesejahteraan Non Prilaku Non Kesehatan
  • 27. BAB III KERANGKA KONSEP , DEFINISI OPERASIONAL DAN METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan teori tersebut diatas maka peneliti mengadopsinya dalam membuat kerangka konsep penelitian sebagai berikut. B. Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1 Pengetahuan Aspek yang diketahui dan mampu diingat oleh responden tentang upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. Kuesioner Wawancara Baik, jika responden dapat menjawab ≥ mean (kode 1). Kurang, jika responden tidak bisa mejawab < mean (kode 0). Ordinal No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala Ukur 2 Sikap Segala pandangan atau pendapat responden yang berkaitan Kuesioner Wawancara Positif, jika responden dapat menjawab ≥ mean (kode 1). Negatif, jika Ordinal Upaya penderita hipertensi dalam mencegah kekambuhan penyakit hipertensi: 1. Pengetahuan 2. Sikap 3. Tindakan
  • 28. dengan upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. responden tidak bisa mejawab < mean (kode 0). 3 Tindakan Upaya dalam mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. Kuesioner Wawancara Baik, jika responden melakukan upaya dalam mencegah kekambuhan penyakit hipertensi ≥ mean (kode 1). Kurang, jika responden tidak melakukan upaya dalam mencegah kekambuhan penyakit hipertensi < mean (kode 0). Ordinal C. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan, sikap dan tindakan penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi di Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013. Penelitian ini disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi terhadap variabel yang diteliti yaitu variabel pengetahuan, variabel sikap dan variabel tindakan. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian
  • 29. Lokasi penelitian ini dilakukan di poli umum Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat b. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama 2 minggu mulai 4 Maret sampai 16 Maret 2013. 3. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2002:79). Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai maka populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita hipertensi yang terdapat di Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. b. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau populasi yang diteliti, Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 25 penderita (accidental sampling). (Arikunto, 2003:112). 4. Tehnik Pengumpulan dan Pengolahan Data a. Tehnik Pengumpulan Data Data diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti dengan menggunakan teknik wawancara. b. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi pertanyaan tertulis tentang pengetahuan, sikap dan tindakan penderita hipertensi upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. 5. Teknik Pengolahan dan Analisa Data a. Teknik Pengolahan Data i. Pengolahan Data (editing)
  • 30. Meneliti kembali apakah lembar kuesioner sudah cukup baik sehingga dapat di proses lebih lanjut. Editing dapat dilakukan di tempat pengumpulan data sehingga jika terjadi kesalahan maka upaya perbaikan dapat segera dilaksanakan. ii. Pengkodean (Coding) Usaha mengklarifikasi jawaban-jawaban yang ada menurut macamnya, menjadi bentuk yang lebih ringkas dengan menggunakan kode. iii. Pemasukan Data (Entry) Memasukan data ke dalam perangkat komputer sesuai dengan kriteria. iv. Pembersihan Data (Cleaning data) Data yang telah di masukan kedalam komputer diperiksa kembali untuk mengkoreksi kemungkinan kesalahan. (Hastono, 2001). b. Tehnik Analisis Data Pada penelitian ini digunakan analisa univariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel yang diteliti yaitu variabel pengetahuan, variabel sikap dan variabel tindakan. Hasil penelitian dapat dinyatakan dalam bentuk distribusi frekuensi jawaban benar/salah dari responden untuk setiap item pertanyaan dijumlahkan kemudian dibagi dengan seluruh responden dikali 100% hasilnya berupa persentase. Rumus yang digunakan X P = x 100 N Keterangan : P : Persentase X : Jumlah soal N : Jumlah Responden
  • 31. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan tentang Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di UPTD Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Bulan Maret Tahun 2013. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. A. Gambaran Umum Wilayah UPTD Puskesmas Suak Ribee 1. Geografis UPTD Puskesmas Suak Ribee adalah Puskesmas Kedua di Kota Meulaboh yaitu ibukota Kabupaten Aceh Barat. Luas Wilayah kerja UPTD Puskesmas Suak Ribee seluruhnya + 6.328 Km2 yang meliputi 10 desa dan kelurahan yang ada di sekitar Suak Ribee, dengan batas- batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Cot Darat Samatiga b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Ujong Baroh c. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut d. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Seuneubok Wilayah kerja UPTD Puskesmas Suak Ribee sebagian besar merupakan daerah dataran rendah yang meliputi areal pemukiman, pertanian dan perkebunan (hutan karet) yang berbatasan dengan Kecamatan Samatiga. Sedangkan sebagiannya lagi merupakan daerah pesisir pantai yang potensial dengan hasil perikanan. 2. Kependudukan Tabel 5.1 Distribusi dan Kepadatan Penduduk No. Desa / Kelurahan Luas Km2 Jlh Pend. KK Lk Pr Jlh 1 2 3 4 5 6 7 8
  • 32. 1. Suak Indra Puri 347 110 193 154 2. Kampung Pasir 334 100 171 163 3. Kampung Belakang 2010 637 1028 982 4. Pasar Aceh 202 56 90 98 5. Kuta Padang 6043 1502 3046 2997 6. Ujong Kalak 6019 1384 2874 3145 7. Suak Ribee 3147 627 1367 1782 8. Suak Raya 1016 301 498 518 9. Suak Nie 149 48 86 63 10. Suak Sigadeng 427 122 210 217 Jumlah 19696 4887 9563 10119 3. Sarana Dan Prasarana Kesehatan Tabel 5.2 Jumlah Sarana dan Prasarana pada UPTD Puskesmas Suak Ribee Tahun 2009 No Jenis Sarana Banyaknya Keterangan 1 2 3 4 1 2 3 4 5 Puskesmas Induk Puskesmas Pembantu Rumah Dinas Ambulance Sepeda Motor 1 Unit 2 Unit 4 Unit 1 Unit 5 Unit - - - - 1 Unit bantuan IOM 4. Sumber Daya Manusia Kesehatan Jenis tenaga kesehatan atas kecukupan tenaga kesehatan terdapat jumlah penduduk yang dilayani, jumlah tenaga kesehatan saat ini terdiri dari tenaga kesehatan yang langsung melayani masyarakat dan tenaga kesehatan yang berada pada pelayanan administrasi. Tabel 5.3 Tabel Tenaga Kerja Kesehatan Pada Puskesmas SuakRibee No Tenaga Jumlah
  • 33. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Dokter Umum Dokter Gigi D III Keperawatan D III Gizi D III analis Kesehatan D III Gigi D III Bidan Perawat Gigi Kesling Perawat Bidan Asisten apoteker SMP Bakti 1 Orang 1 Orang 8 Orang 1 Orang 3 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 36 Orang 1 Orang 1 Orang 14 Orang B. Hasil Penelitian a. Gambaran Pengetahuan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di UPTD Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Bulan Maret Tahun 2013. Pengetahuan penderita hipertensi tentang upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan hasil tahu penderita hipertensi melalui panca indera dengan titik potong (cut of point) mean 7,8 diperoleh hasil sebagaimana ditampilkan pada tabel. Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden menurut Pengetahuan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di UPTD Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Bulan Maret Tahun 2013 No Pengetahuan Jumlah Persentase 1 2 Baik Kurang baik 15 10 60% 40% Jumlah 25 100%
  • 34. Tabel 5.3 diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan baik sejumlah 15 responden (60%) sisanya berpengetahuan kurang sejumlah 10 responden (40%). b. Gambaran Sikap Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di UPTD Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Bulan Maret Tahun 2013. Sikap penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi adalah segala pandangan atau pendapat penderita hipertensi yang berkaitan dengan upaya dalam mencegah kekambuhan penyakit hipertensi dengan titik potong (cut if point) mean 7,5 diperoleh hasil sebagaimana ditampilkan pada tabel 5.5 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden menurut sikap Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di UPTD Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Bulan Maret Tahun 2013 No Sikap Jumlah Persentase 1 2 Positif Negatif 15 10 60% 40% Jumlah 25 100% Tabel menunjukan bahwa penderita hipertensi yang memiliki sikap positif dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi sejumlah 15 responden (60%) dan penderita hipertensi yang memiliki sikap negatif sejumlah 10 responden (40%). c. Gambaran tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di UPTD Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Bulan Maret Tahun 2013. Tindakan penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi adalah usaha-usaha yang telah dilakukan penderita hipertensi untuk mencegah kekambuhan penyakit hipertensi dengan titik
  • 35. potong (cut of point) mean 6,03 diperoleh hasil sebagaimana ditampilkan pada tabel 5.6. Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden menurut tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di UPTD Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Bulan Maret Tahun 2013 No Tindakan Jumlah Persentase 1 2 Melakukan Tidak melakukan 9 16 36% 64% Jumlah 25 100% Dari tabel 5.6 diatas diketahui bahwa responden yang baik upayanya dalam mencegah kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah 9 responden (36%) dan responden yang kurang baik dalam upaya pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah 16 responden (64%). C. Pembahasan 1. Gambaran Pengetahuan Penderita Hipertensi Tentang Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang berpengetahuan baik sejumlah 15 responden (60%) sisanya berpengetahuan kurang sejumlah 10 responden (40%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar penderita hipertensi mempunyai pengetahuan baik dan mengerti tentang upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. Sebagian penderita mengetahui bahwa memeriksakan tekanan darah secara teratur dan menjaga pola makan yang baik akan membantu mencegah kekambuhan penyakit hipertensi namun masih ada 10 responden yang berpengetahuan kurang baik, kurangnya pengetahuan responden ini dapat disebabkan beberapa faktor antara lain: rendahnya tingkat pendidikan responden yang pada umumnya hanya tamatan sekolah dasar, kurangnya keaktifan responden dalam mengikuti penyuluhan kesehatan yang diadakan oleh petugas kesehatan setempat dan mayoritas responden yang sudah berusia lanjut
  • 36. (diatas 50 tahun) dimana kemampuan responden dalam menerima informasi kesehatan agak kurang. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar berpengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Pengetahuan/kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan karena dari pengalaman dan penelitian yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2002) peningkatan pengetahuan mempunyai hubungan yang positif dengan perubahan variabel perilaku. Pengetahuan dapat diperoleh dari tingkat pendidikan seseorang realitas cara berfikir dan ruang lingkup jangkauan berfikirnya semakin luas. 2. Gambaran Sikap Penderita Hipertensi Tentang Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden hipertensi yang memiliki sikap positif dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah 15 responden (60%) dan penderita hipertensi yang memiliki sikap negatif dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah 10 responden (40%). Hal ini menununjukan bahwa sikap responden sudah mendeteksi sudah mendekati baik meskipun masih ada 10 responden yang mempunyai sikap negatif. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: Pengetahuan yang kurang tentang upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi, kurangnya kesadaran atau kemauan responden untuk berprilaku hidup sehat dan ada juga beberapa responden yang mengambil sikap positif dikarenakan kondisi mereka pada saat itu misalnya responden yang kurang pengetahuan
  • 37. tentang upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi tetapi karena mereka takut penyakit hipertensi akan menimbulkan dampak yang lebih buruk lagi bagi kesehatanya maka responden juga mengambil sikap yang positif. Menurut Notoatmodjo (2003) sikap merupakan salah satu domain perilaku kesehatan yang dapat diartikan sebagai suatu reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup suatu stimulus/objek. Sedangkan menurut Newcomb (Notoatmodjo, 2003) sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu sikap belum otomatis terwujud dalam bentuk praktek (overt behavior) untuk terwujud suatu sikap agar menjadi perbuatan nyata (praktek) diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas dan dukungan keluarga. 3. Gambaran Tindakan Penderita Hipertensi Tentang Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden yang baik upayanya dalam mencegah kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah 9 responden (36%) dan responden yang kurang baik dalam upaya pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah 16 responden (64%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden masih kurang baik upayanya dalam mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : ada tidaknya kemauan dari responden untuk sembuh/mengontrol kesehatanya, kurangnya kesadaran dari responden akan pentingnya upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi dan sulitnya meluangkan waktu untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan dan mengikuti penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan serta kurangnya dukungan keluarga dalam memotivasi responden untuk melakukan usaha dalam mencegah kekambuhan penyakit hipertensi, kurangnya perhatian keluarga atau orang-orang terdekat dari responden akan berpengaruh besar dalam keinginanya untuk sembuh.
  • 38. Menurut Notoatmodjo (2003) tindakan merupakan aplikasi dari sikap seseorang individu yang juga tidak terlepas dari pengetahuan individu itu sendiri. Sikap membuat seseorang positif terhadap nilai-nilai kesehatan tetapi tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata, hal ini disebabkan oleh beberapa alasan antara lain tergantung pada situasi saat itu, mengacu kepada pengalaman seseorang dan juga orang lain serta dipengaruhi juga oleh nilai-nilai yang ada di masyarakat tersebut. Selain itu perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain lingkungan, sarana kesehatan dan perilaku petugas kesehatan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini telah diperoleh Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya
  • 39. Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Bulan Maret tahun 2013 sebagai berikut: 1. Pengetahuan penderita hipertensi tentang upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi baik sejumlah 15 responden (60%) sisanya berpengetahuan kurang sejumlah 10 responden (40%). 2. Sikap penderita hipertensi yang memiliki sikap positif dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi sejumlah 15 responden (60%) dan negatif sejumlah 10 responden (40%). 3. Tindakan penderita hipertensi tentang upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi baik sejumlah 9 responden (36%) dan responden yang kurang baik dalam upaya pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah 16 responden (64%). B. Saran 1. Untuk Masyarakat Agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang upaya pencegahan terjadinya penyakit hipertensi dengan mengikuti penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan terdekat agar dapat terhindar penyakit hipertensi secara dini. 2. Untuk Petugas Kesehatan Diharapkan bagi petugas kesehatan agar dapat lebih meningkatkan sosialisasi tentang penyakit tekanan darah tinggi dan memberikan penyuluhan tentang upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi secara dini dan tindakan apa saja yang harus dilakukan jika tekanan darah meningkat serta menjelaskan pentingnya memeriksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan terdekat. 3. Untuk Penderita Hipertensi
  • 40. Agar lebih rajin dalam memeriksakan tekanan darahnya ke pelayanan kesehatan terdekat atau rumah sakit serta mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan untuk mencegah kekambuhan penyakit hipertensi serta dapat termotivasi untuk menghindari hal-hal yang dapat menambah penyakit hipertensi menjadi lebih parah lagi misalnya menghindari makanan yang mengandung lemak seperti gorengan, daging kambing, santan, mengurangi konsumsi garam dapur, minuman yang mengandung kafein, alcohol, merokok, malas berolahraga, serta menjauhi stress. DAFTAR PUSTAKA 1. Sherwood, Laurale. 2001. Fisiologi manusia Edisi 2.Jakarta: EGC. 2. Juaidi,Iskandar,dr.2010.Hipertensi.Jakarta 3. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17124/4/Chapter%20II.pdf
  • 41. Kamran Riaz, MD; Chief http://emedicine.medscape.com/article/241381- treatment#showall. Diunduh tanggal 9 maret 2013 4. Sudoyo, Aru W, Dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi IV. Jakarta:Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran UI. 5. Huon H.dkk.Lecture Notes Kardiologi Edisi Keempat.Jakarta:Erlangga Medical Series. 6. Masud,Ibnu.1989.Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskuler.Jakarta:EGC 7. M,S.Lumbantobing.2008.Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Balai PenerbitFK UI. 8. Gray,Huon H.dkk.Lecture Notes Kardiologi Edisi Keempat.Jakarta:Erlangga Medical Series. 9. Silbernagl, Stefan dan Lang Florian. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta : EGC. 10. Kumar, Vinay dan Robbins.2007. Buku Ajar Patologi.Volukme 2.Jakarta:EGC. Hal 11. Price Sylvia, Anderson. 2005. Patofisiologi:Konsep klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6 Volume 1. Jakarta:EGC. 12. Guyton dan Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC, 2007. 13. Sacks, Frank M dan Hannia Compos.2010.Dietary therapy hypertension.www.nejm.com. (di unduh tanggal 14 Maret 2013 pukul 16.00) KUESIONER PENELITIAN A. Identitas Petunjuk pengisian
  • 42. Isilah data berikut ini dengan benar 1. Tanggal pengisian kuesioner : 2. Nama : 3. Umur : 4. Pendidikan : 5. Alamat : B. Aspek pertanyaan pengetahuan Petunjuk pengisian : Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar, dengan memberi tanda (x) pada huruf pilihan tersebut!. 1. Penyakit hipertensi merupakan tekanan darah tinggi Benar (1) Salah (0) 2. Penderita tekanan darah tinggi penting memeriksakan tekanan darah ke pelayanan kesehatan yang terdekat Benar (1) Salah (0) 3. Membatasi makanan berlemak merupakan salah satu usaha untuk mencegah tekanan darah tinggi Benar (1) Salah (0) 4. Mengkonsumsi garam berlebihan akan menyebabkan tekanan darah meningkat. Benar (1) Salah (0) 5. Selain dari mengkonsumsi buah-buahan segar, usaha lain untuk mencegah tekanan darah tinggi adalah olahraga secara teratur. Benar (1) Salah (0) 6. Merokok dan minuman alcohol merupakan penyebab timbulnya kekambuhan penyakit tekanan darah tinggi Benar (1) Salah (0) 7. Menjauhkan diri dari stress salah satu cara untuk mencegah tekanan darah tinggi Benar (1) Salah (0) 8. Dukungan keluarga merupakan salah satu yang penting untuk memotivasi penderita hipertensi dalam menjalankan perubahan gaya hidupnya. Benar (1) Salah (0) 9. Meminum obat anti hipertensi secara teratur dan mengontrol pola makan adalah usaha mencegah kekambuhan penyakit tekanan darah tinggi Benar (1) Salah (0)
  • 43. 10. Menjaga berat badan dalam kisaran normal bisa mengurangi risiko terjadinya penyakit hipertensi Benar (1) Salah (0) C. Aspek Sikap Petunjuk pengisian : Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda! Keterangan “ S : Setuju TS : Tidak Setuju No Pertanyaan S TS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jika merasa pusing dan tengkuk terasa berat dalam jangka waktu yang lama sebaiknya memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat. Penderita hipertensi sebaiknya memeriksakan tekanan darah secara teratur tiap bulan dan mengontrol pola makan. Kurang istirahat dan banyak beban pikian dapat menyebabkan tekanan darah meningkat. Penderita tekanan darah tinggi boleh melakukan olahraga ringan seperti jogging, bersepeda dan berenang. Konsumsi garam tidak perlu dihindari bagi penderita hipertensi. Mengurangi makanan yang mengandung lemak seperti gorengan, dan makanan yang bersantan perlu dilakukan oleh penderita hipertensi. Jika istirahat cukup tetapi masih pusing, teruskan saja minum obat anti hipertensi tidak perlu ke puskesmas. Menurunkan berat badan secara bertahap bisa mengurangi risiko tekanan darah tinggi. Mengkonsumsi makanan seperti daging kambing dapat meningkatkan tekanan darah tinggi. Dukungan keluarga sangat penting perananya dalam keberhasilan penderita hipertensi dalam menjalankan dietnya D. Aspek Pernyataan Tindakan Petunjuk pengisian : Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda! Keterangan : Melakukan Tidak melakukan No Pernyataan Melakukan Tidak
  • 44. melakukan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Saya selalu mengontrol tekanan darah setiap bulanya. Saya tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi seperti daging merah, gorengan, jeroan. Saya mengkonsumsi setidaknya lima porsi buah dan sayuran segar setiap hari. Saya selalu minum obat anti hipertensi secara teratur jika tekanan darah tinggi. Saya selalu meluangkan waktu untuk istirahat walaupun pekerjaan menumpuk. Saya berolahraga secara teratur untuk mengontrol tekanan darah. Saya tidak mengkonsumsi minum minuma keras seperti anggur, pigur dan bir bila sedang mempunyai masalah yang berat ataupun tidak mempunyai masalah. Saya mengurangi kebiasaan merokok dan konsumsi makanan yang mengandung garam tinggi untuk menghindari kekambuhan tekanan darah tinggi. Saya mengusahakan mengadakan rekreasi setelah mengerjakan pekerjaan yang berat. Saya akan mengontrol emosi saya jika sedang marah/banyak pikiran. KUNCI JAWABAN
  • 45. A. Pengetahuan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi 1. Benar 6. Benar 2. Benar 7. Benar 3. Benar 8. Benar 4. Benar 9. Benar 5. Benar 10. Benar B. Sikap Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi 1. Setuju 6. Setuju 2. Setuju 7. Tidak Setuju 3. Setuju 8. Setuju 4. Setuju 9. Setuju 5. Tidak Setuju 10. Setuju C. Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi 6. Melakukan 6. Melakukan 7. Melakukan 7. Melakukan 8. Melakukan 8. Melakukan 9. Melakukan 9. Melakukan 10. Melakukan 10. Melakukan