1. Penilaian Nyeri
Dept. Anestesiologi & Terapi Intensif
FK-USU/RSUP H.Adam Malik- Medan
Tasrif Hamdi
Interdiciplinary pain Management 4-5 Maret 2023
2. Apa saja komponen agar pelayanan nyeri
di rumah sakit berjalan dengan baik
Rumah
sakit
Tenaga
Kesehatan
Pasien
3. Penatalaksanaan pain
• Tata cara penatalaksanaan nyeri
– sesuai WFSA/WHO Step Ladder yang telah
dituangkan dalam SOP yang telah ditetapkan
• Dilakukan penilaian ulang kembali setelah
penatalaksanaan pain pada pasien yang diterapi,
– apakah memerlukan intervensi selain farmakologi
(teknik Management pain lain seperti epidural,PCA,
dll)
4. Alur Manajemen Nyeri
Pain Good
Assesment
Pain
Relief
Verbal
Rating
Sacele
Wong Backer
Faces Scale
Numeric
Rating Sclae
FLACC dan
CRIES
5. Kapan-kapan saja nyeri dinilai
1. Follow up rutin pasien
2. Sebelum dan sesudah melakukan
prosedur
3. Sebelum dan sesudah transfer
4. Seketika pasien mengeluhkan nyeri
5. Setelah pemberian obat nyeri
6. Bagaimana model pengkajian nyeri?
– P: Provokatif/Paliatif:
• Apa kira-kita penyebab timbulnya nyeri?
– Q: Qualitas :
• Bagaimana anda menggambarkan rasa nyeri tersebut?,
bagaimana rasanya?, Seberapa sering terjadinya? contoh: seperti
tertusuk, tertimpa dan lain lain.
– R: Radiasi :
• Lokasi nyeri dimana?apakah ada penyebaran ke tempat lain?area
penyebarannya dimana?
– S: Skala severitas :
• Skala kegawatan, dapat menggunakan skala nyeri yang telah
ditetapkan
– T: Timing
• : Kapan keluhan nyeri mulai dirasakan? Seberapa sering nyeri
muncul?, Apakah terjadi bertahap atau mendadak?akut atau kronis?
7. Kapan penilaian ulang nyeri
dilakukan?
• Dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri,
sebagai berikut:
– Setiap 8 jam pada pasien dengan nyeri ringan
– Setiap 4 jam pada pasien dengan nyeri sedang
– Setiap 1 jam pada pasien dengan nyeri berat
– Setengah jam setelah pemberian obat analgetik
intravena
– 1 jam setelah pemberian obat analgetik oral
– Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung),
lakukan asesmen ulang setiap 5 menit setelah
pemberian nitrat atau obat-obat intravena
8. Yang Berkewajiban menilai nyeri
• Perawat atau dokter melakukan asesmen awal
mengenai nyeri terhadap semua pasien yang
datang ke bagian IGD, poliklinik, ataupun
pasien rawat inap.
15. Mitos dan Fakta nyeri pediatrik
Lonnqvist ( 2003) 40% pasca bedah anak mengalam nyeri sedang atau berat
75% Penanganan nyeri belum adekuat karena :
Mitos
Kurangnya
Ketakutan
Keyakinan
Pediatrik tidak merasakan nyeri atau kurang menderita
akibat nyeri dibandingkan dgn orang dewasa
• Penilaian nyeri yang rutin pada anak
• Pengetahuan sehubungan dgn modalitas terbaru &
strategi pengaturan dosis dan waktu yang sesuai pd
penggunaan analgetik pd anak ( preventif multimodal )
Depresi nafas atau efek samping lain akibat medikasi dgn
analgetik ( multimodal analgesia)
Pencegahan nyeri pd anak membutuhkan waktu & usaha yg
terlalu besar
P.-A Lonnqvist 1† and N. S. Morton2† A Postoperative analgesia in infants and children British Journal of Anaesthesia 95(1): 59-
68 (2005) M ather L, Mackie J. T he incidence of postoperative pain in children. Pain 1983; 15: 271–82
16. Why treat pain ?
Treatment & alleviation of pain
are a basic human right !
regardless of age
Fishman SM. Recognizing Pain Management as a Human Right: A First Step
Anesthesia Analgesia 2007.
17. KATEGORI SKOR
Face / Wajah: 0-tidak ada ekspresi tertentu atau senyuman
1-seringai sesekali, muram
2-dagu bergetar, rahang diketap berulang
Legs/Kaki 0-posisi normal atau santai
1-Gelisah, resah, tegang
2-kaki menendang atau terangkat keatas
Activity/Aktivitas; 0-rebahan tenang, posisi normal bergerak dengan mudah
1-menggeliat, maju mundur, tegang
2-menekuk, kaku atau menghentak-hentak
Cry/Tangisan 0-tidak ada tangisan
1-mengerang atau merengek
2-menangis, menjerit
Consolability/kemampuan
konsolidasi
0-konten, santai
1-dengan sentuhan, pelukan atau diajak berbicara (rangsangan)
2-sulit melakukan konsol atau nyaman
Skor Total
FLACC
19. Perangkat observasi nyeri perawatan
kritikal atau Critical Care Pain Observation
Tool (CPOT)
• Perangkat observasi nyeri perawatan kritikal
(CPOT)
• Skala dari 0 sampai 8
• 0-2: ringam, 3-5: sedang, 6-8: berat
• Nilai CPOT 3 atau lebih menunjukkan adanya
nyeri
– Tujuan : dibawah atau sama dengan 2
– CPOT tidak mengukur beratnya nyeri melainkan
adanya nyeri atau tidak
• Penurunan nilai CPOT hingga 2 kebawah
menunjukkan intervensi yang berhasil
20. Indikator Skor Nilai Deskripsi
Ekspresi wajah Relaksasi, netral 0 Tegangan otot tidak ada saat diobservasi
Tegang 1 Adanya kerutan, alis mata turun, pengerutan mata dan kontraksi levator atau perubahan lain
(contoh membuka mata atau menangis saat prosedur nosiseptif)
Meringis 2 Semua pergerakan termasuk kelopak mata menutup dengan kuat (pasien mungkin akan
membuka mulut atau menggigit ETT)
Pergerakan tubuh Tidak ada
pergerakan atau
posisi normal
0 Tidak bergerak sama sekali (tidak berarti tidak ada nyeri) atau posisi normal (pergerakan tidak
menuju temoat nyeri atau tidak dimaksudkan sebagai proteksi)
Proteksi 1 Pelan, pergerakan hati-hati, menyentuh atau menggosok tempat nyeri mencari perhatian
dengan pergerakan
Tidak berhenti
bergerak
2 Menarik ETT, mencoba duduk, menggerakan tungkai/menggelepar, tidak mengikuti perintah,
memukul staf, mencoba turun dari tempat tidur
Komplians pada pasien
ventilator (pasien
terintubasi) atau
Toleransi terhadap
ventilator atau
pergerakan
0 Alarm tidak teraktivasi, ventilasi mudah
Batuk tapi toleransi 1 Batuk, alarm mungkin teraktivasi tapi berhenti spontan
Melawan ventilator 2 Asinkroni : blok ventilasi, alarm sering muncul
Vokalisasi (pasien non
intubasi)
Berbicara dalam
nada normal atau
tidak bersuara
0 Berbicara dalam irama normal atau tanpa suara
Menghela nafas,
mengerang
1 Menghela nafas, mengerang
Teriak, meringis 2 Berteriak, menangis
Tegangan otot Relaks 0 Tanpa adanya resisten dari pergerakan pasif
Tegang, kaku 1 Resistensi terhadap pergerakan pasif
Sangat tegang atau
kaku
2 Resistensi kuat terhadap pergerakan pasif, ketidakmampuan untuk mengatasinya
Total /8
1.Jalur nyeri sudah ada sejak 24 minggu dalam kandungan, Koneksi C fiber belum matang ambang batas lebih rendah
, Kemampuan serabut saraf non C menghantarkan noksius
2.Fungsi inhibisi desceden belum matang mulai pada umur 10-19 hari
3. Neonatus :
Konsentrasi transmitter yg rendah & fungsi belum sempurna
Konsentrasi reseptor dgn densitas yg tinggi & distribusi yg luas ( NMDA)
4..Neonatus : Koneksi inter neuronal imatur , Sinaptik lemahrespons noksius dan nonnokseus tidak dikontrol secara tepat
Flacc infant-7th
( 32-60 minggu, Bayi 0-6 bln )
Jika score > 5 obat nyeri harus diberikan
Crying Requires Increased Vital Sign Expression Sleeplessness ( CRIES ).
Frowned forehead:Dahi mengerutkan kening
Eyes sqeezed : mata ditutup rapat
Nasolabial furrow
< 6 gak nyeri, > 12 moderate to severe pain
Untuk neonatus (0-1 buLAN)
Skor maksimum 8, nyeri ketika 3 atau lebih pergerakan wajah
Dahi mengkerut
Mata di kedipkan
Sudut mulut lebih jelas
Mukut terbuka setengah
Mulut tegang
Lidah tengang
Lidah munjulur keluar
Dagu dikerutkan