Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Sacro Iliaca Join Pain
1. [Type text]
SACRO ILIACA JOIN PAIN
Kasus
Wanita 50th/ 85kg/ mengeluhkan nyeri didaerah pantat kanan bawah menjalar sampai atas lutut > 3 mggu.
Terutama nyeri terutama untuk berdiri, dan berkurang saat berbaring dan berjalan. Rasa nyeri seperti
menekan, kemeng, tidak panas, Riwayat persalinan normal dengan 5 orang anak.Terapi sementara ini
dipijatkan saja.
1. Apa DIAGNOSA kasus diatas ?
Sacro Iliac Join Pain Acut
• Prevalensi dari LBP 16-30%
• Penyebab Intra & Extra atrikuler
• Faktor resiko
1. Leg length discrepancy
2. Cara jalan yg salah /GAIT
3. Angkat beban berat, Trauma
4. Prolong sitting / standing
5. Kehamilan
6. Scoliosis
Sistem Inervasi
Aspek anterior dari ramus ventral dari L5-S2 cabang pleksus sacralis.
Aspek posterior dari cabang lateral dari ramus primer posterior ramus dorsal L4-S4.
Nyeri SI joint karakteristiknya adalah pada unilateral, tapi kadang nyeri juga bisa dirasakan
bilateral.
KRITERIA DIAGNOSIS
• Acut sampai subAcut
• Unilateral
• Nyeri tajam, bisa tumpul terlokalisir (umumnya sekitar gluteal), durasi bisa sepanjang hari
2. [Type text]
• Nyeri terutama saat berdiri dari posisi duduk, mengayun tubuh kedepan, Mereda jika supine
• Refer pain : Paha belakang, Lipat paha belakang & Lateral, Pinggang bawah, TIDAK MELEBIHI
LUTUT
• Pasien sering menunjuk ke PSIS sacral sulcus ( Fortin finger test)
PAIN ASASSMENT MODEL
S Site nyeri di pinggang unilateral
O Onset Acut - subAcut.
C Character cekot-cekot, seperti ditusuk-tusuk, kadang terasa kemeng
R Radiates Menjalar ke pantat, kadang dirasakan sampai ke lutut. Rasa nyeri
tidak menjalar sampai kaki / telapak kaki
A Associate symtoms tidak ada rasa kesemutan atau mati rasa di kedua kaki
T Time/duration Nyeri dirasakan sepanjang hari baik pagi, siang atau malam hari.
E Exacerbating/relieving
factor
Nyeri berkurang jika penderita berbaring atau mengkonsumsi obat.
S Severity Nyeri bertambah jika jalan jauh, perubahan dari posisi duduk ke
berdiri, mengayun tubuh kedepan
KRITERIA IASP
• Nyeri di daerah SI joint yang akan timbul bila dilakukan test provokasi pada area SI Joint dan
akan membaik jika dilakukan infiltrasi pada area sendi tersebut dengan lokal anestesi.
Tes Provokasi
• 3 test (+) = Specivity 79%, Sensivity 85%
• > 3 test (+) = Specifity 78%, Sensivity 94%
3. [Type text]
2. Apa DIAGNOSIS BANDING nya ?
1. Nyeri facet Lumbal
2. Piriformis sindrom
3. Spondiloarthropati (ankylosing spondilosis, reactive arthritis, psoriatic arthritis)
4. Kompresi akar saraf (DRG) lumbal
5. Nyeri pinggul / Hip Pain
6. Nyeri Myofacial
Riwayat Penyakit Dahulu (yang perlu ditanyakan)
• Riwayat DM ( penyakit degenerative, alergi, psoriasis, artritis) singkirkan Radikulopaty
• Riwayat trauma Singkirkan kelainan anatomi Lumbal(kompresi, fraktur)
• Riwayat persalinan (jika wanita) SIJ Diastesis
• Riwayat minum obat pengencer darah singkirkan coagulopaty
3. Bagaimana PEMERIKSAAN FISIK nya ?
Inspeksi
Kulit : Tidak didapatkan adanya kelainan (tanda2 inflamasi)
Postur punggung : Tidak ada kelainan anatomi (scoliosis, lordosis
Panjang kaki : Ada perbedaan/tidak kelainan cara berjalan
Pengecilan otot : Tidak ditemukan Atropy otot- otot punggung
Range Of Motion : Ruang gerak punggung normal
Palpasi
Tidak ada deformitas, edema, radang di daerah lumbal
Tidak ada nyeri tekan daerah paralumbal
Nyeri tekan daerah gluteal unilateral (kadang bilateral tapi jarang)
Tidak ada spasme otot2 punggung
4. [Type text]
PROVOKASI test Interprestasi
Patrick / FABER
test
Supine, Kaki sisi sehat lurus. Kaki sisi sakit ditekuk, telapak kaki diarahkan
sisi kaki yg lurus
Tekan lutut sisi sakit ke bawah, jika NYERI (+)
Gaenslen test
Posisi Supine, sisi yg sakit diletakan tepi meja periksa
Kaki yg sehat ditekuk pada pinggul & lutut, diarahkan max.sampai ke perut
Kaki sisi yg sakit, diarahkan ke bawah meja & ditekan ringan pada lutut,
jika NYERI (+)
Compression test
Posisi miring ( sisi sakit diatas)
Pinggul dilipat 45⁰, lutut dilipat 90⁰
Pemeriksa dibelakang px, letakan tangan di Puncak Iliaka & tekan ke
bawah, Jika NYERI (+)
Distraction Test
Posisi Supine, Pemeriksa di posisi sisi yg sakit
Tangan diletakan Ipsilateral dari SIAS (Spina Iliaca Antero Posterior)
Tekanan kearah Dorso Lateral, Jika NYERI (+)
Thigh thrust test
Posisi Supine
Pemeriksa di sisi yg sakit, kaki yg sehat ditekuk 90⁰ pada pinggul, lutut
diberi tekanan ringan & pinggul diangkat,Jika NYERI pada sisi yg sakit (+)
Gillet test
Posisi berdiri
Kaki sisi yg sakit ditekuk 90⁰ pada lutut nya kearah perut
Pemeriksa menekan pada daerah PSIS pada sisi yg sakit,Jika NYERI (+)
Fortin’s finger test Pasien dapat menunjukkan tempat paling nyeri di area pantat atas/area SI
Joint / PSIS yg sakit
5. [Type text]
4. Bagaimana Pilihan terapi nya?
Pendekatan multidispliner
1. Terapi konservatif
Farmakologi, kognitif-perilaku, terapi manual, terapi latihan & terapi rehabilitatif, jika perlu evaluasi
kejiwaan
Fisioterapi : perbaiki cara berjalan, duduk, angkat beban, latihan perkuat otot2 abdomen.
Medikasi : NSAID ( Ibuprofen, Na.diklofenak)
2. Terapi nyeri intervensi (jika konservatif gagal)
a. Injeksi intra articular SIJ dengan anestesi lokal dan kortikosteroid
b. Terapi RF / PRF
Evidence Base
Tehnik Assesment
Injeksi intra artikuler dengan LA dan kortikosteroid 1 B+
Radio frekuensi (RF) pada rami dorsalis dan lateralis 2 C+
Pulsed RF pada rami dorsalis dan lateralis 2 C+
Cooled/RF pada rami lateralis 2 B+
A. Injeksi intra-artikuler pada SI joint dengan panduan Fluroskopi
Persiapan
1. Siap Pasien ( Infomed Consen, Anamnesa RPD, tx sebelumnya, Alergi obat, Vital sign )
2. Siap Alat
• USG, C Arm, Pasien monitor, Spuit jarum 3, 5 cc. Jarum Spinochan 25
3. Obat
• Anestesi lokal, Kortikosteroid non partikulat, Kontras
• Obat Emergensi
• Sumber Oksigen
6. [Type text]
Kontra indikasi tindakan intervensi,
1. Infeksi lokal maupun sistemik
2. Koagulopati
3. Kondisi anatomi yang abnormal atau riwayat operasi pada area sacroiliaca joint
Komplikasi dari tindakan intervensi
1. Hematoma
2. Kerusakan saraf
3. Trauma pada nervus sciaticus
4. Kelemahan otot oleh karena injeksi ekstraartikuler ekstravasasi
5. Memberatnya keluhan nyeri akibat neuritis pasca tindakan tersebut.
Prosedur
1. Persiapan alat dan obat : Alkohol 70 %, jelly, spuit injeksi 3 & 5 ml, jarum spinal 25 G, lidokain
2 % , aqua pro injeksi, kortikosteroid Triamcinolon asetat, kontras
2. Penderita pada posisi prone. Diberi ganjal di bawah perut
3. C Arm posisi AP letakan di daerah sacrum dan femur yg sakit, kemudian geser ke median
view agar berada di tengah.
4. Squering L5 – S1 jika perlu kontralateral,didapatkan gambaran aspek Anterior dan Posterior
menjadi satu. Marking point insersi jarum 2 cm superior dari ujung inferior ATAU di ujung
inferior saja.
5. Dilakukan disinfeksi dengan alkohol 70 %, dan bethadine. Injeksi anestesi lokal
6. Insersi jarum spinal 25 G secara tunnel vision, dengan panduan Fluroskopi. Jika jarum
tersebut tepat masuk ke intra-artikuler, akan terasa sedikit tahanan. Jarum tetap dorong
sampai terasa sensasi ‘pop’ yang menunjukkan jarum telah menembus intra-artikuler.
7. Konfirmasi Lateral view, untuk menilai kedalaman ujung jarum sudah masuk di intraartikuler
joint (dengan ujung tip batas maksimal di tepi anterior joint )
8. Injeksi kontras, jika masuk di dalam sendi, Lateral view gambaran Ear Elephant, konfirmasi
AP view nampak kontras mengisi seluruh sendi berupa Garis memanjang.
7. [Type text]
9. Injeksi lidokain 1%, sebanyak 1 mL untuk diagnostic blok, (tunggu 1-2 menit) jika dirasakan
keluhan nyeri membaik, dilanjutkan injeksi steroid non particular 30 mg dengan total volume 5
ml. Bilas dengan larutan NaCl.
10. Setelah injeksi di awasi selama kurang lebih 30 menit sampai pasien stabil
Monitoring & Observasi
• Observasi Vital sign berkala
• Monitor tanda2 kelemahan otot ektremitas
• Cek tanda2 perdarahan dan hematom diarea injeksi
• Cek fungsi blader dan bowel