3. I. LATAR BELAKANG
1. Kegiatan SIMURP difokuskan pada upaya strategi
Pemerintah untuk mengantisipasi dampak negatif
perubahan Iklim global melalui pelaksanaan
pembangunan Pertanian Cerdas Iklim (CSA);
2. CSA ini dilaksanakan atas dasar Dampak Perubahan
Iklim (DPI) global yang saat ini semakin nyata,
dicirikan
meningkatnya suhu udara dll);
3. Perubahan iklim yang ekstrim ini mempengaruhi
kegiatan budidaya pertanian yang menyebabkan
penurunan produktivitas, produksi, mutu hasil
pertanian sehingga berpengaruh dalam upaya
mewujudkan ketahanan pangan nasional;
4. Lanjutan
4. Permasalahan yang sama juga terjadi di berbagai
negara sehingga dapat berpengaruh pada harga dan
pasokan pangan nasional, regional dan internasional.
Hal ini berakibat thd pembatasan ekspor negara
penghasil pangan untuk mengamankan ketahanan
pangan negara masing-masing.
5. Pemerintah telah menempatkan DPI global yang
ekstrem ini sebagai suatu ancaman thd pembangunan
pertanian dan ketahanan pangan nasional.
6. Untuk mengantisipasi dampak negatif PI, Pemerintah
telah menyusun strategi untuk mengatasi persoalan
dan
ancaman DPI, baik mitigasi maupun adaptasi.
7. Adaptasi dan Mitigasi
ADAPTASI:
UPAYA UNTUK MENGATASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM, SEHINGGA MAMPU
MENGURANGI DAMPAK NEGATIF DAN MENGAMBIL MANFAAT POSITIF
MITIGASI:
UPAYA UNTUK MENGATASI PENYEBAB PERUBAHAN IKLIM MELALUI KEGIATAN
YANG DAPAT MENURUNKAN EMISI/MENINGKATKAN PENYERAPAN GAS RUMAH
KACA DARI BERBAGAI SUMBER EMISI
8. Hal praktis upaya Adaptasi
(1)
Meningkatkan pengetahuan dan informasi tentang perubahan iklim antara lain melalui
Sekolah Lapang Iklim, sistem peringatan dini, dan sistem jaringan informasi iklim.
Menyesuaikan kalender tanam.
Menyesuaikan jenis komoditas yang akan ditanam.
Memilih jenis dan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan lingkungan,
antara lain tahan kekeringan, tahan genangan, berumur genjah, dan tahan terhadap air
payau.
Mengembangkan jenis dan varietas tanaman yang toleran terhadap stres lingkungan.
Contoh stres lingkungan adalah kenaikan suhu udara, kekeringan, genangan (banjir), dan
salinitas.
Menjaga tingkat keasaman tanah dengan menambahkan kapur (amelioran).
Menerapkan teknologi hemat air (efisiensi penggunaan air), terutama pada lahan yang
rentan terhadap kekeringan.
Menerapkan sistem irigasi berselang dan melakukan efisiensi penggunaan air, seperti
irigasi tetes dan pemberian mulsa.
9. Hal praktis upaya Adaptasi
(2)
Menanam lebih dari satu jenis tanaman (tumpang sari).
Mengembangkan teknologi silase untuk mengatasi kelangkaan pangan musiman.
Mengembangkan teknologi pengelolaan tanah dan tanaman untuk meningkatkan daya
adaptasi tanaman.
Menerapkan teknologi pengelolaan tanah dan tanaman untuk meningkatkan daya adaptasi
tanaman.
Mengembangkan ternak yang adaptif terhadap lingkungan yang lebih ekstrem (kekeringan,
suhu tinggi, dan genangan).
Mengembangkan sistem integrasi tanaman-ternak (crop livestock system atau CLS) untuk
mengurangi risiko dan optimalisasi penggunaan sumber daya lahan.
Mengembangkan sistem perlindungan usaha tani dari kegagalan akibat perubahan iklim atau
crop weather insurance.
10. Hal praktis upaya Mitigasi
(1)
Memanfaatkan tanaman sisa pertanian sebagai pakan ternak.
Membuat pupuk organik.
Memanfaatkan serasah sisa panen untuk dijadikan pupuk kompos.
Memanfaatkan kotoran ternak untuk pupuk dan biogas.
11. Hal praktis upaya Mitigasi
(2)
Menanam pohon.
Melestarikan keanekaragaman hayati.
Hemat air.
Hemat energi (kurangi penggunaan listrik dan BBM).
Menggunakan pemanas air bertenaga surya.
Menggunakan sumber energi yang ramah lingkungan.
Memanfaatkan sumber listrik tenaga nonfosil seperti PLTA, biogas, biofuel, biodiesel, geothermal, arus
laut, angin, dan surya.
Beralih menggunakan sumber energi rendah emisi. Contohnya dari kayu bakar atau minyak tanah
menjadi gas elpiji.
Mengurangi penggunaan kayu bakar untuk memasak.
Mengurangi (reduce) sampah secara terbuka.
Jangan membakar sampah.
Hindari pembakaran hutan dan lahan.
12. Hal praktis upaya Mitigasi
(3)
Mengkonsumsi barang berdasarkan kebutuhan, bukan menuruti kemauan.
Hindari posisi stand by pada alat-alat elektronik (televisi, AC, DVD, tape, radio, dan lain-lain), karena itu
cabut saja kabel yang menghubungkan alat-alat tersebut dengan sumber listriknya.
Menonaktifkan AC, oven, setrika, dan kompor beberapa menit sebelum waktunya.
Menggunakan moda transportasi massal (seperti bis dan kereta api) atau moda transportasi tanpa BBM
seperti sepeda. Kalaupun menggunakan
kendaraan pribadi (mobil), jangan sendirian. Ajaklah penumpang lain dalam satu mobil.
Menggunakan moda transportasi dengan mesin yang memiliki standar emisi rendah, misalnya berstandar
Euro.
Memaksimalkan perawatan jalan dan kendaraan.
Memakai produk dengan nilai emisi rendah dalam pemakaiannya.
Menggunakan lampu hemat energi dan memaksimalkan pencahayaan ruangan yang berasal dari alam.
Menggunakan warna terang di tembok, menggunakan genteng kaca di plafon, dan memaksimalkan
pencahayaan melalui jendela.
Berbelanjalah di lingkungan sekitar, jangan jauh-jauh agar hemat energi.
Membawa tas belanja yang bisa dipakai ulang (reuse).
Melakukan daur ulang (recycle) dan memakai barang atau alat dengan usia yang lebih panjang.
Mendaur ulang sampah.
13. II. PENGERTIAN CSA
Suatu pendekatan yang
mentransformasikan dan mengorientasi
ulang sistem produksi pertanian dan
rantai nilai pangan, sehingga keduanya
mendukung pertanian berkelanjutan
yang dapat memastikan ketahanan
pangan dalam kondisi perubahan iklim.
14. Sistem Produksi Pertanian
- Sistem produksi pertanian yang berpangkal pada kondisi tanah dan
lahan;
- Sistem produksi pertanian berpangkal keragaman karena interaksi
dengan komoditas (tanaman, ternak, ikan);
- Sistem produksi pertanian berpangkal ketertarikan manusia (karena
kesehatan, berkelanjutan, kecukupan energi, dll).
16. Pertanian Berkelanjutan
- Budidaya yang dilakukan dengan cara-cara yang berkelanjutan,
yang mana dapat memenuhi keperluan pangan komunitas saat
ini, tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang
memenuhi keperluannya;
- Budidaya yang baik terhadap lingkungan, bertanggungjawab
terhadap masyarakat dan menguntungkan para petani.
18. Perubahan Iklim
- Produksi pertanian dipengaruhi oleh iklim
- Ketahanan pangan sangat dipengaruhi oleh iklim.
- Adanya pemanasan global mengakibatkan terjadinya
perubahan iklim yang akan mempengaruhi produksi pertanian
dan pada akhirnya akan berdampak pada ketahanan pangan.
19. Tanda-tanda Perubahan Iklim
- Suhu semakin tinggi
- Sering terjadi kekeringan
- Iklim semakin panas
- Perubahan pola hujan
- Mencairnya gletser di kutub (skrg sdh terjadi)
- Peningkatan kemasaman air laut
- Semakin panasnya air laut
- Meningkatnya permukaan air laut
20. Pengaruh perubahan iklim terhadap
pertanian
a. Kondisi iklim yang makin tidak menentu sehingga sulit diduga
(unpredictable)
b. Curah hujan ekstrim tinggi dan musim kemarau panjang
c. Frekuensi El-Nino yang semakin tinggi
d. Suhu udara semakin tinggi, peningkatan serangan hama penyakit
dan penurunan daya adaptasi tanaman
21. III. TUJUAN CSA
a. Meningkatkan Indeks Pertanaman,
produktivitas pertanian dan
pendapatan
sektor pertanian secara berkelanjutan;
b. Adaptasi dan membangun
ketangguhan
(resiliency) terhadap perubahan iklim;
c. Mengurangi dan atau menghilangkan
emisi gas rumah kaca, dimanapun jika
memungkinkan
24. TEKNOLOGI HEMAT AIR
Kebutuhan air untuk padi sawah sebesar 6,39-10,37 mm/hari/ha. Melalui
pengairan berselang (intermitten irrigation) yaitu pengaturan kondisi lahan
dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian (Alternate Wetting
and Drying), shg pemakaian air dapat dihemat sampai 30%.
MANFAAT TEKNOLOGI HEMAT AIR:
• Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi menjadi lebih luas
• Memberi kesempatan kepada akar untuk mendapatkan udara cukup
sehingga dapat berkembang lebih dalam.
• Mencegah timbulnya keracunan besi.
• Mengurangi Emisi GRK
• Mengaktifkan mikroba yang bermanfaat
• Mengurangi jumlah anakan tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan
gabah).
• Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen.
• Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah)
• Menurunkan serangan wereng