2. Diabetes Mellitus Tipe2
Diabetes melitus tipe 2 adalah diabetes yang menyebabkan tubuh tidak efektif
menggunakan insulin atau kekurangan insulin yang relatif dibandingkan kadar
gula darah.
Di Indonesia penyakit DM tipe 2 merupakan tipe DM yang lebih umum, lebih
banyak penderitanya dibandingkan dengan DM tipe 1.
Jumlah insulin normal, tapi jumlah reseptor insulin yang kurang
Reseptor insulin diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel.
Jumlah lubang kuncinya yang kurang hingga meskipun anak kuncinya (insulin)
banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang
masuk sel akan sedikit, sehingga sel akan kekurangan sumber energi (glukosa)
dan glukosa di dalam darah meningkat.
3. Metformin
Metformin adalah zat antihiperglikemik oral golongan biguanid untuk
penderita diabetes mellitus tipe 2 tanpa ketergantungan terhadap insulin.
Terapi diabetes mellitus tipe 2 dengan metformin sebagai obat yang sangat
efektif dan direkomendasikan secara internasional namun sangat
berpotensi fatal terjadi efek yang lebih serius, haruslah dalam pengawasan
yang ketat dan memperhatikan keadaan fisisologis dari masing- masing
pasien.
4. Senyawa aktif Nama Dagang Produsen Harga
Metformin Diafac Phapros 10 strip x 10 kaplet @ 850
mg: Rp. 47.250,-
Forbetes Sanbe Farma 10 x 10 tablet @ 850 mg:
Rp. 70.000,-
Glucophage Merck 10 x 10 tablet @ 850 mg:
Rp. 137.500,-
Glumin Dexa Medica 5x 10 tablet @ 850 mg: Rp.
33.7500,-
Zumamet Sandoz 10 x 10 tablet @ 850 mg:
Rp. 63.000,-
Metformin Hexpharm 10 x 10 tablet @ 500 mg: Rp
11.200,-
6. Farmakokinetika
1. Absorbsi
• Absorpsi metformin relatif lambat dan dapat diperpanjang jadi sekitar 6 jam.
2. Distribusi
• Cepat didistribusikan ke jaringan tubuh perifer dan cairan, terutama organ pencernaan
(GI tract). Perlahan-lahan didistribusikan ke eritrosit dan kompartemen jaringan dalam
(mungkin jaringan GI).
3. Metabolisme
• Metformin merupakan zat antihiperglikemik oral golongan biguanid. Mekanisme kerja
Metformin menurunkan kadar gula darah dan tidak meningkatkan sekresi insulin.
• Metformin tidak mengalami metabolisme di hati, diekskresikan dalam bentuk yang tidak
berubah terutama dalam air kemih dan jumlah kecil dalam tinja.
7. Farmakokinetika
4. Eliminasi
• Metformin dieliminasi melalui sekresi tubular ginjal dan filtrasi
glomerulus.
• Eliminasi awal metformin adalah cepat dengan waktu paruh bervariasi
antara 1.7 dan 3 jam. Terminal fase eliminasi diketahui selama 4 sampai
5% dari dosis terserap lambat dengan waktu paruh antara 9 – 17 jam.
Ekskresikan melalui urin (sekitar 35-52%) dan feses (20-33%).
Dieliminasikan dalam bentuk tidak berubah.
8. Farmakodinamika
1. Efek Terapi
• Obat-obat ini bekerja tidak melalui perangsangan sekresi insulin,
melainkan langsung pada hati (hepar), yaitu menurunkan produksi
glukosa hati dengan jalan mengurangi glikogenolisis dan
glukoneogenesis.
• Disamping itu, metformin juga meningkatkan sensitivitas sel-sel tubuh
terhadap insulin dengan jalan memperbaiki transport dan meningkatkan
penggunaan glukosa oleh sel-sel otot dan ekstrahepatik lainnya.
9. Farmakodinamika
2. Efek Samping
• Metformin dapat diterima baik oleh pasien dengan hanya sedikit gangguan
gastrointestinal yang biasanya bersifat sementara. Hal ini umumnya dapat
dihindari apabila metformin diberikan bersama makanan atau dengan
mengurangi dosis secara temporer. Biasanya efek samping telah lenyap pada
saat diabetes dapat dikontrol.
• Bila tampak gejala-gejala intoleransi, penggunaan Metformin tidak perlu
langsung dihentikan, biasanya efek samping demikian tersebut akan hilang
pada penggunaan selanjutnya.
• Anoreksia, mual, muntah, diare.
• Berkurangnya absorbsi vitamin B12.
10. Kesimpulan
• Diabetes mellitus tipe-2 masih merupakan masalah kesehatan yang penting,
khususnya karena komplikasi kronik yang ditimbulkannya. Tatalaksana
diabetes mellitus tipe-2 bukan hanya ditujukan pada kendali glikemik,
tetapi juga terhadap proteksi komplikasi kardiovaskuler. Metformin
merupakan obat hipoglikemik lini pertama untuk diabetes mellitus tipe-2,
karena disamping terbukti efektif dalam kendali glikemik, Metformin juga
terbukti mempunyai efek protektif terhadap komplikasi kardiovaskuler,
disamping masih mempunyai banyak efek positif lainnya yang sebagian
masih dalam tahap penelitian.
11.
12. DAFTAR RUJUKAN
• Aries Meryta, Mega Efrilia, Pra Panca Bayu Chandra, 2015. Gambaran Interaksi
Obat Hipoglikemik Oral (Oho) Dengan Obat Lain Pada Pasien Diabetes Mellitus
(Dm) Tipe Ii Di Apotek Imphi Periode Oktober 2014 Sampai Maret 2015. Jurnal
Ilmiah Manuntung, 1(2), 193-199, Akademi Farmasi IKIFA
• Hansen Nasif, Yeni Efrina Dan Husni Muchtar, 2015. Tinjauan Penggunaan
Metformin Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Inap Di Smf Ilmu Penyakit
Dalam Rsud Dr.Achmad mochtar Bukittinggi, Indonesia. Jurnal Sains dan Teknologi
Farmasi, Vol. 17, No.2, 2012, halaman 104-117 ISSN : 1410-0177
• Sugiarto, Diding, Guntur, Marsetio,Tjokroprawiro,2014. Peran Metformin terhadap
Dislipidemia Aterogenik pada Sindroma Metabolik dengan Diabetes Mellitus Tipe-2
yang terawat jelek, JURNAL KEDOKTERAN YARSI 17 (3) : 169-183 (2014)