Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR) adalah sistem pengendalian internal yang terkait dengan pelaporan keuangan untuk menjamin laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu. ICoFR diatur dalam peraturan BPK RI dan SPAP IAI serta dimaksudkan untuk mencegah fraud dan memenuhi konvergensi IFRS. Komponen pengendalian internal meliputi lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.
14. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting
1. INTERNAL CONTROL OVER FINANCING REPORTING
(SISTEM INFORMASI & PENGENDALIAN INTERNAL)
Dosen Pengampu:
Prof.Dr. Hapzi Ali .MM.CMA
Disusun Oleh:
Shalsabilla Desi Mutiara
55518120044
PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
2. Internal Control Over Financial Reporting meruakan internal kontrol yang berkaitan
dengan pelaporan keuangan. ICoFR dapat diartikan sebagai kebijakan-kebijakan dan
rangkaian prosedur serta tata kerja terkait proses pelaporan keuangan untuk menjamin
tersusunnya laporan keuangan yang akurat, andal dan tepat waktu dengan tujuan agar adanya
keyakinan yang memadai bahwa proses pencatatan pada laporan keuangan telah didukung
dengan internal kontrol yang efektif berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Di Indonesia, ada beberapa penyebab mengapa diperlukannya ICoFR) antara laian sebagai
berikut:
1. Peraturan BPK RI no 1 tahun 2007, PSP 03 telah mengatur standar pelaporan
pemeriksaan keuangan, yang berkaitan pelaporan terhadap pengendalian internal,
sehinga efektivitas atas internal control pelaporan keuangan menjadi suatu keharusan
bagi perusahaan
2. Untuk dapat mencegah kemungkinan adanya fraud
3. Adanya konvergensi IFRS, menyebabkan perlunya pengembangan internal kontrol ini,
karena kebijakan akuntansi dan control, pengungkapan prosedur menjadi dasar
pembuatan rancangan risiko dan kontrol yang menyeluruh yang menggambarkan
bagaimana setiap hambatan dimitigasi, diotorisasi, dicatat, diproses, dan dilaporkan
dalam laporan keuangan. ICOFR di Indonesia telah diatur dalam SPAP (Standar Audit
Akuntan Publik) yang diterbitkan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) yaitu standar
yang mewajibkan auditor untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar
pekerjaan lapangan No.2, SPAP 1994 – PSA No.06, 23, 24, 35, 60 & 69 , SPAP 2001-
SAT Seksi 400 & SA Seksi 314, dalam implementasinya pengendalian internal
menggunakan COSO, namun kewajiban audit atau memberi opini atas pengendalian
internal belum diterapkan.
Bagi BUMN keharusan penyelenggaraan pengendalian internal berbasis COSO tertuang
dalam pasal 22 Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 tentang
penerapan good governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam keputusan
tersebut dinyatakan bahwa manajemen BUMN harus memelihara pengendalian internal bagi
perusahaan yang meliputi.
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal nomor: Kep-40/PM/2003 atau peraturan
nomor VIII.G.11 tentang tanggung jawab direksi atas laporan keuangan, yaitu:
1. Laporan Keuangan dalam rangka kewajiban penyampaian laporan keuangan kepada
Bapepam.
2. Direksi Emiten atau Perusahaan Publik wajib membuat surat pernyataan.
3. Surat pernyataan sebagaimana wajib ditandatangani oleh Direktur Utama dan seorang
Direktur yang membawahi bidang akuntansi atau keuangan, dan bermeterai cukup.
4. Direksi Emiten atau Perusahaan Publik secara tanggung renteng bertanggung jawab
atas pernyataan yang dibuat termasuk kerugian yang mungkin ditimbulkan.
5. Surat pernyataan wajib dilekatkan pada laporan keuangan yang disampaikan kepada
Bapepam.
3. 6. Dalam hal laporan keuangan yang disampaikan telah diaudit atau ditelaah secara
terbatas, maka tanggung jawab Direksi atas pernyataan sebagaimana dimaksud berlaku
sampai dengan tanggal pendapat akuntan.
7. Laporan keuangan interim yang disampaikan tidak diaudit, maka tanggung jawab
Direksi atas pernyataan berlaku sampai dengan tanggal disampaikannya surat
pernyataan dimaksud kepada Bapepam.
8. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam
berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini,
termasuk pihak-pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut.
Menurut penelitian Committee of Sponsoring Organization (COSO) , pengendalian
internal adalah sistem, struktur atau proses yang diimplenetasikan oleh dewan komisaris,
manajemen dan karyawan dalam perusahaan yang bertujuan untuk menyediakan jaminan
yang memadai bahwa tujuan pengendalian tersebut dicapai, meliputi efektifitas dan efisiensi
operasi, keandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan dapat tercapai. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini terdapat dua rujukan besar
yang dijadikan kiblat penerapan manajemen risiko.
Kedua rujukan tersebut adalah Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway
Commission (COSO) Enterprise Risk Management (ERM) – Integrated Framework dan The
International Organization for Standardization (ISO) 31000: 2009 Risk Management –
Principles and Guidelines. Dalam kerangka manajemen risikonya, COSO ERM menuntut
perusahaan untuk dapat menentukan terlebih dahulu sasaran perusahaannya, yang terdiri dari
empat kategori yaitu:
1. Strategis: sasaran yang mendukung dan selaras dengan misi perusahaan.
2. Operasi: efektivitas dan efisiensi dari penggunaan sumber daya perusahaan.
3. Pelaporan: keterpercayaan dari pelaporan.
4. Pemenuhan: pemenuhan terhadap hukum dan regulasi yang berlaku.
Manajemen risiko adalah proses identifikasi, analisis, penilaian, pengendalian, dan
penghindaran, minimalisasi, atau penghapusan risiko yang tidak dapat diterima. Untuk
melakukan manajemen risiko kita perlu melelui beberapa proses. Dalam COSO ada delapan
kerangka yang berkaitan dalam Manajemen Risiko Korporasi (MRK) yaitu:
1. Lingkungan internal (internal environment)
2. Penetapan sasaran (objective setting)
3. Identifikasi kejadian (event identification)
4. Penilaian risiko (risk assessment)
5. Perlakuan risiko (risk response)
6. Aktivitas pengendalian (control activities)
7. Informasi dan komunikasi (information and communication)
8. Pemantauan (monitoring)
4. Ada beberapa komponen pengendalain internal, yaitu :
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
2. Penilaian Resiko (Risk Assessment)
3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
4. Informasi dan Komunikasi (Informasi and Communication)
5. Pemantauan (Monitoring)
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Hapzi. 2015. Modul Pekuliahan Sistem Informasi & Pengendalian Internal Melindungi
SI, Konsep & Komponen Pengendalian Internal. Jakarta Ali, Hapzi. 2015. Modul Pekuliahan
Sistem Informasi & Pengendalian Internal Internal Control over Financial Reporting
(ICoFR).
Jakarta Harry Mukti, Aloysius. 2009. Modul Pekuliahan Sistem Informasi & Pengendalian
Internal Konsep Dasar Pengendalian Internal, Manajemn Risiko dan Tata Kelola Perusahaan.
Jakarta Perbandingan COSO ERM-Integrated Framework dengan ISO31000: 2009 Risk
Management – Principles and Guidelines | CRMS Indonesia. (Diakses pada 03/07/2019 Jam
21.30)
http://crmsindonesia.org/knowledge/crms-articles/perbandingan-coso-erm-integrated-
framework-dengan-iso31000-2009-risk-managem (Diakses pada 03/07/2019 Jam 21.30)
http://mukhtardaud.blogspot.co.id/2011/08/internal-control-over-financial.html (Diakses pada
03/07/2019 Jam 21.30)
http://dokumen.tips/documents/makalah-icofr.html (Diakses pada 03/07/2019 Jam 21.30)