SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
MINGGU–14
INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTIG, IMPLEMENTASI DAN DESAIN
ICoFR
Fitria Dwinanda
55517110007
DosenPengampu :Prof. Dr. Hapzi Ali. MM
Quiz :
Apa yang saudara ketahui tentang 3 point di bawah ini dan kaitannya dengan Internal control
over financial reporting: implementasi dan desain ICoFR :
1. COSO Integrated Framework.
2. Entity level control (ELC) and transactional level control (TLC).
3. Siklus dalam desain dan implementasi ICoFR.
Jawab :
Financial reporting sebagai peta perjalanan kinerja bisnis yang mencerminkan sukses
tidaknya bisnis. Tak dipungkiri bahwa kegagalan perusahaan baik global maupun local
banyak disebabkan kelemahan ICOFR. Kebangkrutan perusahaan raksasa seperti Enron
di Amerika adalah contoh nyata. Bank Century di Indonesia dan ada banyak contoh lain
juga akibat kelemahan ICOFR. Jika Good Corporate Governance ingin dicapai, maka
kebutuhan ICOFR yang kuat menjadi kebutuhan semua pihak.
BUMN merupakan salah satu perusahaan milik negara yang diwajibkan
menyelenggarakan pengendalian internal berbasis COSO, tertuang dalam pasal 22
Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 tentang penerapan good
governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam keputusan tersebut
dinyatakan bahwa manajemen BUMN harus memelihara pengendalian internal bagi
perusahaan yang meliputi. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal nomor: Kep-
40/PM/2003 atau peraturan nomor VIII.G.11 tentang tanggung jawab direksi atas
laporan keuangan, yaitu:
a) Laporan Keuangan dalam rangka kewajiban penyampaian laporan keuangan kepada
Bapepam.
b) Direksi Emiten atau Perusahaan Publik wajib membuat surat pernyataan.
c) Surat pernyataan sebagaimana wajib ditandatangani oleh Direktur Utama dan
seorang Direktur yang membawahi bidang akuntansi atau keuangan, dan bermeterai
cukup.
d) Direksi Emiten atau Perusahaan Publik secara tanggung renteng bertanggung jawab
atas pernyataan yang dibuat termasuk kerugian yang mungkin ditimbulkan.
e) Surat pernyataan wajib dilekatkan pada laporan keuangan yang disampaikan
kepada Bapepam.
f) Dalam hal laporan keuangan yang disampaikan telah diaudit atau ditelaah secara
terbatas, maka tanggung jawab Direksi atas pernyataan sebagaimana dimaksud
berlaku sampai dengan tanggal pendapat akuntan.
g) Laporan keuangan interim yang disampaikan tidak diaudit, maka tanggung jawab
Direksi atas pernyataan berlaku sampai dengan tanggal disampaikannya surat
pernyataan dimaksud kepada Bapepam.
h) Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam
berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini,
termasuk pihakpihakyang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut.
Perusahaan Indonesia yang listing di bursa efek di Amerika Serikat (NYSE) dan hanya
satu- satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia yang terdaftar di NYSE
sehingga PT Telkom harus patuh terhadap SOA section 404 seperti yang disyaratkan
oleh SEC (Securities and Exchange Commission).
1. COSO Integrated Framework
Sistem pengendalian intern yang dianut pemerintah Indonesia salah satunya
diadopsi dari COSO (Commitee of Sponsoring Organization of Treadway
Commision) yaitu komisi yang bergerak di bidang manajemen organisasi. Tujuan
dari Sistem Pengendalian Intern secara umum akan membantu suatu organisasi
mencapai tujuan operasional yaitu efektifitas dan efisiensi kegiatan, keterandalan
laporan keuangan, dan kepatuhan pada peraturan yang berlaku. Sistem Pengendaian
Intern perlu diketahui oleh seluruh komponen organisasi karena sistem ini
merupakan sistem yang terintegrasi dan merupakan tanggung jawab bersama untuk
mewujudkan tujuan organisasi.
Kerangka Pengendalian Internal-Terpadu COSO 2013 diterbitkan pada tahun 1992
oleh COSO. Kemudian pada tanggal 14 Mei 2013, COSO merilis versi terbaru dari
Kerangka Pengendalian Internal-Terpadu. Kerangka baru COSO adalah hasil dari
proyek multitahunan yang signifikan, termasuk dua putaran paparan publik untuk
meninjau, menyegarkan, dan memodernisasi kerangka asli dengan memastikannya
tetap relevan.
Para regulator dan stakeholder mempunyai ekspektasi tinggi mengenai pengawasan
tata kelola, manajemen risiko, dan pendeteksian serta pencegahan penyelewengan
(fraud). Sementara kemajuan telah dibuat dalam menghubungkan manajemen risiko
dan praktik pengendalian internal dalam mengejar tujuan strategis organisasi.
Banyak perubahan sejak tahun 1992, peningkatan risiko bisnis secara signifikan,
sehingga kebutuhan akan
kompetensi dan akuntabilitas jauh lebih besar dari sebelumnya. Perbedaan dari
kerangka tahun 1992 :
· Kerangka asli termasuk diskusi panjang konsep pengendalian internal, yang
sekarang pengetahuan institusional.
· Meskipun konsep prinsip-prinsip pengendalian internal telah tertanam dalam
kerangka asli, prinsip tersebut belum terinci.
· Praktisi telah menggunakan kerangka pengendalian internal atas pelaporan
keuangan eksternal, namun kerangka ini meliputi tiga kategori utama, yaitu :
tujuan termasuk operasi, pelaporan secara keseluruhan, dan tujuan kepatuhan.
Dengan demikian, prinsip-prinsip yang mendasari perampingan kerangka asli yaitu:
1. meningkatkan fokus pada operasi,
2. pelaporan keuangan noneksternal, dan
3. tujuan kepatuhan.
Menurut COSO, “Pengendalian internal adalah suatu proses yang dilakukan oleh
dewan entitas direksi, manajemen, dan personil lainnya; dirancang untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yang berkaitan dengan
operasi, pelaporan, dan kepatuhan.”
Kerangka pengendalian internal tahun 2013 masih menggunakan tiga kategori
tujuan tersebut, dan terdiri dari lima komponen terpadu : lingkungan pengendalian,
penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta
pemantauan. Kerangka tersebut terus beradaptasi, dan memungkinkan kita untuk
mempertimbangkan pengendalian internal dari entitas, divisi, unit operasi, dan/atau
tingkat fungsional, misalnya pusat layanan bersama.
Komponen Pengendalian Internal dalam Kerangka COSO 2013
Ada 17 prinsip-prinsip pengendalian internal dalam komponen pengendalian
internal, yaitu:
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah kondisi yang dibangun dan diciptakan dalam
suatu organisasi yang akan mempengaruhi efektivitas pengendalian. Kondisi
lingkungan kerja dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya penegakan integritas
dan etika seluruh anggota organisasi, omitmen pimpinan manajemen atas
kometensi, kepemimpinan manajemen yang kondusif, pembentukan struktur
organisasi yang sesuai dengan kebutuhan, pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab yang tepat, penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang
pembinaan sumber daya manusia, perwujudan peran aparat pengawasan yang
efektif, dan hubungan kerja yang baik dengan pihak ekstern.
1. Menunjukkan komitmen terhadap integritas dan etika nilai-nilai.
2. Tanggung jawab pengawasan pelatihan.
3. Menetapkan struktur, wewenang, dan tanggung jawab.
4. Menunjukkan komitmen untuk berkompetensi
5. Meningkatkan akuntabilitas
Penilaian Risiko
Risiko merupakan hal-hal yang berpotensi menghambat tercapainya tujuan.
Identifikasi terhadap risiko (risk identification) diperlukan untuk mengetahui
potensi-potensi kejadian yang dapat menghambat dan menghalangi terwujudnya
tujuan organisasi. Setelah dilakukan identifikasi maka dilakukan analisis terhadap
risiko meliputi analisis secara kuantitatif (quantitative risk analysis) dan kualitatif
(qualitative risk analysis). Analisis risiko akan menentukan dampak kejadian, serta
merupakan input untuk mendapatkan cara mengelola risiko tersebut.
6. Menentukan tujuan yang sesuai.
7. Mengidentifikasi dan menganalisis risiko.
8. Menilai risiko penyelewengan (fraud)
9. Mengidentifikasi dan menganalisis perubahan yang signifikan.
Aktivitas Pengendalian
Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko,
menetapkan dan melaksanakan kebijakan serta prosedur, serta memastikan bahwa
tindakan tersebut telah dilaksanakan secara efektif. Tindakan-tindakan yang
dilakukan untuk mengatasi risiko dapat dibagi menjadi 2 jenis tindakan yaitu
tindakan preventif dan tindakan mitigasi. Tindakan preventif adalah tindakan yang
dilakukan sebelum kejadian yang berisiko berlangsung, sedangkan tindakan
mitigasi adalah tindakan yang dilakukan setelah kejadian berisiko berlangsung,
dalam hal ini tindakan mitigasi berfungsi untuk mengurangi dampak yang terjadi.
Tindakan-tindakan tersebut juga harus dilakukan evaluasi sehingga dapat dinilai
keefektifan serta keefisienan tindakan tersebut.
10. Memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian
11. Memilih dan mengembangkan kontrol umum atas teknologi.
12. Menyebarkan melalui kebijakan dan prosedur.
Informasi dan Komunikasi
Informasi adalah data yang sudah diolah yang digunakan untuk pengambilan
keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi. Informasi
yang berkualitas tentunya harus dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang terkait.
Penyampaian informasi yang tidak baik dapat mengakibatkan kesalahan interpretasi
penerima informasi.
13. Menggunakan informasi yang relevan.
14. Berkomunikasi secara internal
15. Berkomunikasi eksternal
Monitoring
Pemantauan (monitoring) adalah tindakan pengawasan yang dilakukan oleh
pimpinan manajemen dan pegawai lain yang ditunjuk dan bertanggung jawab
dalam pelaksanaan tugas sebagai penilai terhadap kualitas dan efektivitas sistem
pengendalian intern. Pemantauan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu pemantauan
berkelanjutan (on going monitoring), evaluasi yang terpisah (separate evaluation),
dan tindak lanjut atas temuan audit.
16. Melakukan evaluasi berkelanjutan dan/atau terpisah.
17. Mengevaluasi dan mengkomunikasikan kelemahan.
Lima Langkah Transisi Dari Kerangka COSO 1992 Ke Kerangka COSO 2013
1. Mengembangkan Kesadaran, Keahlian, dan Keselarasan
Langkah pertama dalam transisi ke Kerangka COSO 2013 adalah dengan
membangun kesadaran internal, keahlian pengguna COSO, dan keselarasan
kepemimpinan di perusahaan. Untuk itu kita harus memahami Kerangka
COSO 2013.
2. Penilaian Dampak Awal
Setelah memahami kerangka COSO 2013, kita perlu melakukan penilaian
bagaimana dampak transisi itu. Mungkin faktor paling signifikan yang
mempengaruhi transisi dari versi 1992 sampai versi 2013 adalah bagaimana
manajemen yang sesungguhnya diterapkan dengan baik.
3. Memfasilitasi Kesadaran, Pelatihan, dan Penilaian Komprehensif
Langkah 1 dan 2 terbatas hanya pada perusahaan. Langkah ketiga ini
mensyaratkan terlibat organisasi yang lebih luas untuk membangun kesadaran
dan melakukan pressure test penilaian dampak awal yang dilakukan pada
langkah ke dua. Kita harus memfasilitasi kesadaran untuk memperbarui
Kerangka Kerja COSO. Kita juga harus mendiskusikan dampak kerangka kerja
COSO 2013 dengan auditor eksternal perusahaan, selain itu pelatihan
mendalam mungkin diperlukan.
4. Mengembangkan dan Menjalankan Rencana Transisi COSO
Setelah kita membangun kesadaran yang luas mengenai pembaharuan kerangka
COSO, memperoleh keselarasan kepemimpinan dan dukungan pada waktu
transisi, serta menyelesaikan penilaian dampak komprehensif, maka kemudian
kita mengembangkan dan melaksanakan rencana transisi perusahaan kita.
Harus realistis antara harapan dan rencana. Ketika kita mengeksekusi rencana
transisi, kita akan melewati tiga tahap, yaitu:
a. Dokumentasi dan Evaluasi
Kita perlu memperbarui format dari dokumen yang mendasari perusahaan,
menyelaraskan ke pemetaan baru yang diciptakan dalam langkah dua.
Dokumentasi yang mendasari harus mendukung manajemen dalam
membuat suatu keputusan. Kita juga harus mengevaluasi desain kontrol
yang mendasari dan meningkatkan desain sesuai kebutuhan.
b. Validasi Pengujian dan Gap (Kesenjangan) Remidiasi
Setelah kontrol perusahaan mengenai pelaporan keuangan eksternal dan
pengungkapan efektif, kita perlu melakukan pengujian validasi untuk
memastikan kontrol ini telah diimplementasikan dan beroperasi seperti
yang diharapkan.
c. Review Eksternal dan Pengujian
Di beberapa titik, auditor eksternal perlu menilai dan mendapatkan
kenyamanan dengan program COSO 2013 dan dokumentasi pendukung.
5. Memacu Peningkatan Berkelanjutan
Setelah transisi untuk Kerangka COSO 2013 selesai, kita harus terus-menerus
mendorong perbaikan setelah transisi tersebut. Mereka yang saat ini masih
menggunakan COSO versi 1992 harus menyelesaikan transisi mereka ke versi
2013 paling lambat 15 Desember 2014, di mana kerangka asli akan dianggap
digantikan.
2. Entity level control (ELC) and Transactional level control (TLC)
Ruang lingkup pengendalian terbagi dalam dua level, yaitu entity level control
(pengendalian tingkat entitas) dan activity/transactional level control
(pengendalian tingkat aktivitas/transaksi).
Perbandingan antara kedua level tersebut ialah sebagai berikut :
· Entity level control (ELC)
Kegiatan pengendalian ini umumnya beroperasi pada tingkat perusahaan atau
manajemen puncak pengambil keputusan strategis. Level ini memiliki
jangkauan atau kewenangan pengendalian yang lebih tinggi dari activity
level, dan bisa mempengaruhi kegiatan pada activity level, misalnya
kebijakan perusahaan.
Proses identifikasi yang relevan entitas-tingkat kontrol dapat dimulai dengan
pemantauan, dan informasi dan komunikasi).diskusi antara auditor dan
karyawan yang sesuai untuk atas pelaporan keuangan (yaitu, lingkungan
pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian,pemantauan, dan
informasi dan komunikasi). Sementara mengevaluasi entitas tingkat kontrol,
auditor mungkin mengidentifikasi kontrol yang mampu mencegah atau
mendeteksi salah saji dalam laporan keuangan. Itu periode- end proses
pelaporan keuangan dan pemantauan manajemen terhadap hasil operasi
merupakan sumber potensial dari kontrol tersebut.
Contoh dalam DJP:
Kegiatan pengendalian atas pelaksanaan salah satu program DJP, yaitu
“Knowing Your Tax Payer” dimana ini merupakan kebijakan DJP dalam
mengintensifkan penerimaan pajak, sehingga munculnya satu fungsi baru
yaitu account representative.
Pengaruh Entity-Level Controls pada Pengujian Kontrol Lain
Evaluasi auditor entitas tingkat kontrol dapat menghasilkan peningkatan atau
mengurangi pengujian bahwa auditor jika tidak mungkin dilakukan pada lain
kontrol.
Sebagai contoh, jika auditor telah merancang pendekatan audit dengan harapan
tertentu entitas tingkat kontrol (misalnya, kontrol dalam lingkungan pengendalian)
akan efektif dan mereka kontrol tidak efektif, auditor dapat mengevaluasi kembali
merencanakan pendekatan audit dan memutuskan untuk memperluas prosedur audit
nya. Di sisi lain, evaluasi auditor dari beberapa entitas tingkat kontrol dapat
menghasilkan pengurangan nya atau pengujian nya kontrol lain, seperti kontrol
lebih sesuai pernyataan yang relevan. Tingkat dimana auditor mungkin dapat
mengurangi pengujian kontrol atas pernyataan yang relevan dalam kasus tersebut
tergantung padapresisi dari entitas-tingkat control.
· Activity/transactional level control (TLC)
Kegiatan pengendalian pada level ini lebih berhubungan dengan pelaksanaan
proses bisnis atau transaksi dari bagian dalam suatu organisasi. Level ini
memiliki kewenangan yang lebih rendah dari entity level control, dan dapat
dipengaruhi kebijakan dalam entity level control.
Contoh dalam DJP:
Pemantauan atas kinerja account representative dalam mengintensifkan
penerimaan perpajakan.
3. Siklus dalam desain dan implementasi IcoFR
1. Adjusting financial reporting risk
Tahap pertama dalam siklus IcoFR adalah penyesuaian atau penelaahan
terhadap risiko pelaporan keuangan. Dalam tahap ini, pihak manajemen akan
mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang mungkin akan timbul dalam
pelaporan keuangan sebuah perusahaan.
2. Adjust & implementat controls
Tahap kedua dalam siklus IcoFR adalah implementasi dan penyesuaian
terhadap pengendalian. Dalam tahap ini, pihak manajemen akan melakukan
penyesuaian antara risiko dan pengendaliannya. Dari risiko-risiko yang telah
diidentifikasi oleh pihak manajemen dalam tahap pertama, maka pihak
manajemen akan membuat suatu pengendalian yang sesuai dengan risiko
yang telah diidentifikasi. Selanjutnya, pengendalian tersebut akan diterapkan
dalam perusahaan tersebut.
3. Control remediation
Tahap selanjutnya dalam siklus ICoFR adalah pengendalian. Tahap ini juga
dapat dikatakan sebagai tahap monitoring. Pihak manajemen akan melakukan
pengawasan dan pengendalian terhadap pengendalian-pengendalian apa saja
yang telah diterapkan di dalam perusahaan tersebut.
4. Identifikasi & manage changes
Tahap terakhir dalam siklus ICoFR adalah identifikasi perubahan. Setelah
ICoFR diterapkan dalam perusahaan tersebut, maka pihak manajemen akan
mengidentifikasi perubahan-perubahan apa saja yang terjadi. Tahap ini juga
dapat dikatakan sebagai tahapan review.
Desain, implementasi, dan evaluasi pengendalian harus disesuaikan dengan ukuran
dan pelaporan risiko perusahaan. Merancang dan memelihara ICFR secara efektif
menjadi lebih menantang karena ukuran bisnis dan ruang lingkup kegiatannya
meningkat. Pada saat yang sama, perusahaan-perusahaan yang lebih kecil juga
mungkin menghadapi beberapa masalah kesulitan pengendalian/kontrol. Sebagai
contoh, risiko manajemen dapat lebih besar dalam sebuah organisasi yang lebih
kecil di mana pejabat-pejabat perusahaan memiliki keterlibatan langsung dengan
operasi dan dengan pencatatan transaksi. Selain itu, perusahaan kecil mungkin tidak
memiliki personel yang cukup untuk sepenuhnya melaksanakan pemisahan tugas di
semua proses. Namun demikian, perusahaan publik yang lebih kecil masih harus
menerapkan system kontrol yang akan menyediakan keyakinan yang memadai
bahwa laporan keuangan yang disusun sesuai dengan GAAP dan bebas dari salah
saji material.
Manajemen Pelaporan pada Efektivitas ICFR
Pasal 404 dari Undang-Undang Sarbanes-Oxley membutuhkan (dengan
pengecualian tertentu) semua perusahaan public setiap tahunnya menilai efektivitas
ICFR dan melaporkan hasilnya. Manajemen juga memiliki tanggung jawab untuk
mengungkapkan perubahan yang signifikan untuk sistem ICFR dalam laporan
kuartalannya. Disiplin melakukan penilaian ICFR, ditambah dengan persyaratan
untuk melaporkan hasil dalam pengajuan publik, membuat investor meningkatkan
kepercayaan keandalan laporan keuangan. Dalam melakukan penilaian, manajemen
harus menentukan apakah telah menerapkan kontrol yang memadai, mengatasi
risiko bahwa salah saji material dalam laporan keuangan perusahaan apakah dapat
dicegah atau dideteksi secara tepat waktu dan apakah control terkait operasi secara
efektif. Penilaian manajemen terhadap ICFR bias mengambil secara top-down,
pendekatan berbasis risiko. Dalam pendekatan itu, manajemen pertama-tama
berfokus pada control entitas dan kemudian pada pos penting dan proses yang
signifikandan, akhirnya, pada kegiatan pengendalian. Sementara penilaian
manajemen harus mencakup ICFR perusahaan secara keseluruhan, harus
mencurahkan perhatian terbesar bagi area-area yang menimbulkan risiko tertinggi
untuk pelaporan keuangan yang dapat diandalkan.
ICFR dan Auditor
Pasal 404 dari Undang-Undang Sarbanes-Oxley mensyaratkan perusahaan public
memiliki laporan auditor independen pada efektivitas ICFR.Di bawah standar
PCAOB, audit ICFR dan audit keuangan yang terintegrasi - yaitu, baik audit
dilakukan sebagai tunggal, maupun proses saling menguatkan,.Karena
kekhawatiran tentang biaya audit ICFR bagi perusahaan dengan sumber daya yang
terbatas, hasil. Kongres telah membebaskan (perusahaan publik yang lebih kecil,
dan perusahaan publik yang baru) dari persyaratan bahwa auditor perusahaan itu
menyatakan pendapat atas efektivitas ICFR. Namun, dalam audit laporan keuangan
auditor masih memerlukan sebagai bagian dari penilaian risiko audit, untuk
mendapatkan pemahaman masing-masing komponen ICFR perusahaan.Sementara
auditor tidak memerlukan untuk menguji internal control dalam audit tersebut, jika
auditor menyimpulkan bahwa ada kelemahan secara material atau kekurangan yang
signifikan dalam kontrol, kelemahan atau kekurangan harus dilaporkan secara
tertulis kepada manajemen dan komite audit.
Forum :
Bagaimanakah Internal control over financial reporting pada perusahaan saudara atau
pada perusahaan lain yang saudara ketahui apakah menggunakan kosep atau disain
ICoFR dan bagaimana dengan Entity level control (ELC) dan Transactional
Level Control (TLC), apakah di terapkan ?, Jelakankan !
Jawab :
Jika diamati secara seksama, jejaring dunia bisnis dalam menghasilkan produk baik
barang maupun jasa terbagi ke dalam tiga pola dasar. Pertama adalah pola “vertically
integrated firm”, yaitu perusahaan yang mengikuti teori ekonomi tradisional yang
menempatkan perusahaan sebagai pusat seluruh aktivitas produksi. Kedua adalah
“selective sourcing”, merupakan pola yang dipilih perusahaan dengan cara melakukan
outsourcing untuk aktivitas-aktivitas yang berisiko rendah saja. Dengan kemajuan
teknologi informasi yang makin baik, pola pengelolaan perusahaan selanjutnya bergeser
menjadi “virtual corporation”. Pola ini memungkinkan perusahaan menyerahkan
mayoritas aktivitas produksinya kepada pihak lain, mengeliminasi perantara pada sektor
jalur distribusi, sedang perusahaan itu sendiri hanya mengelola core competency-nya
saja. Tiga jenis pola pengelolaan di atas merupakan model dunia usaha dalam
menyelenggarakan aktivitasnya. Apapun bentuk pola tersebut, hal mendasar lain yang
berkaitan dengan pola-pola tersebut adalah bagaimana mengatur hubungan
interorganisasinya sendiri. Lebih-lebih, walaupun perusahaan saat ini cenderung hanya
mengelola bisnis intinya namun di luar orbitnya juga memiliki sejumlah perusahaan
afiliasi atau bahkan membentuk suatu extended enterprise guna berkongsi dengan
perusahaan-perusahaan lain dalam meluncurkan produk baru.
Adalah suatu tuntutan beralasan dan logis untuk meningkatkan peran komunikasi
manakala terjadi kemandegan dalam suatu aktivitas pengelolaan perusahaan. Hal ini
akan memperoleh pembenaran jika kita menyimak apa kata Henry Clay – seorang pakar
manajemen – yang berkata bahwa “effective leadership means effective
communication”. Komunikasi menjadi kunci yang cukup efektif untuk mencairkan
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang menghadang pada proses
manajemen, sehingga aktivitas pengelolaan perusahaan tetap berputar lancar.
Komunikasi dapat diwujudkan dalam berbagai cara dan media serta kiat-kiat
manajemen maupun aktivitas auditing.
Langkah-langkah Strategis Manajerial
Seiring dengan tuntutan penyelenggaraan manajemen perusahaan secara efektif dan
efisien, maka wajar pihak pengelola perusahaan melakukan sejumlah langkah besar
guna menyikapi hal ini. Langkah-langkah tersebut terdiri dari tiga kata kunci, yaitu:
restrukturisasi, profitisasi dan privatisasi. Ketiganya saling terkait karena yang satu
menguatkan yang lain. Langkah-langkah ini dapat dilakukan oleh suatu perusahaan,
baik sebagai perusahaan induk maupun terhadap anakanak perusahaannya (afiliasi)
guna membuka sekat-sekat birokrasi dan komunikasi.
Setyanto P. Santosa menyatakan bahwa restrukturisasi adalah upaya untuk
meningkatkan posisi daya saing perusahaan melalui penajaman fokus bisnis, perbaikan
skala usaha dan penciptaan core competencies. Selanjutnya beliau mendefinisikan
bahwa profitisasi adalah upaya meningkatkan secara agresif efisiensi perusahaan
sehingga mencapai profitibilitas dan nilai perusahaan yang optimal. Sedangkan
privatisasi merupakan upaya peningkatan kegiatan penyebaran kepemilikan perusahaan
kepada masyarakat umum, swasta (baik nasional maupun asing) sehingga memudahkan
perusahaan untuk akses pada pendanaan, teknologi, manajemen modern dan pasar.
Langkah-langkah di atas perlu ditempuh seiring perubahan dinamis lingkungan bisnis
sehingga pada gilirannya perusahaan tersebut memiliki daya saing dan daya cipta tinggi
untuk kemudian akan mampu unggul di pasar global. Langkah-langkah strategis di atas
perlu dijalankan secara komprehensif, artinya dilakukan baik pada tataran manajerial/
struktural maupun pada tataran kultural perusahaan. Tiga langkah besar itu lebih banyak
dialamatkan kepada tataran manajerial perusahaan. Perlu pula diupayakan langkah-
langkah besar dalam mengubah paradigma dunia usaha pada aspek-aspek kultural dan
spiritual perusahaan. Aspek kultural/ spiritual perusahaan dapat ditemukan pada –
meminjam istilah COSO framework – lingkungan kontrol (control environment) yang
harus diupayakan menjadi mumpuni, misalnya dalam pemerataan keadilan dalam
memperlakukan sumber daya manusia. Nabi Muhammad SAW dalam hal ini pernah
menyatakan bahwa apabila suatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka
tunggulah saat kehancurannya. Hal ini mudah dipahami karena manusia merupakan aset
paling utama dalam suatu perusahaan, sehingga apabila sumber daya ini terganggu
keseimbangannya dapat meruntuhkan sendi-sendi perusahaan itu sendiri.
Lingkungan kontrol perlu dibuat kondusif karena merupakan bagian soft control yang
akan menjadi acuan langkah-langkah taktis dan teknis berikutnya pada tataran
struktural/ manajerial (hard control).
Hubungan Induk dan Anak Perusahaan
Dalam kaitan penyelenggaraan aktivitas bisnis yang melingkupi sejumlah perusahaan
dan tergabung dalam sebuah grup yang lazim disebut holding company, Setyanto P.
Santosa meyakini bahwa grup tersebut bukan tujuan tetapi hanya alat untuk mencapai
tujuan yakni pembentukan perusahaan yang berdaya saing dan berdaya cipta tinggi.
Oleh karena grup perusahaan tadi hanyalah sebagai alat, maka Fauzi Arif mengingatkan
bahwa kesalahan dalam menerapkan manajemen proses pengendalian hubungan parent-
subsidiary corporation bisa menyebabkan kegagalan bisnis perusahaan. Untuk itu Ge
Chen dan Xu Jinfa dari Zhejiang University dalam papernya memperkenalkan 3 (tiga)
langkah dalam manajemen pengendalian yang efektif bagi hubungan parent-subsidiary
corporations, yaitu:
1. Langkah persiapan (Preparation step)
Langkah ini menawarkan tiga prosedur utama yang harus dikendalikan oleh
perusahaan induk yaitu strategy control, investment control dan executive control.
Strategy control merupakan proses penentuan dan pemilihan strategi bagi
pimpinan kedua perusahaan induk dan anak yang terlibat dalam formulasi
rencana-rencana jangka panjang dan strategis. Paling sedikit ada tiga hal yang
mengharuskan keterlibatan perusahaan induk melakukan hal ini yaitu:
· Profit-oriented
Perusahaan induk menginvestasikan dananya demi memperoleh keuntungan.
· Function-oriented, perusahaan induk berinvestasi di anak perusahaan dengan
tujuan mempromosikan kompetensinya akan fungsi tertentu yang penting
artinya bagi perusahaan induk dalam rangka memelihara dan meningkatkan
keunggulan kompetitifnya.
· Scale-oriented
Perusahaan induk jelas ingin melebarkan sayapnya atau setidaknya pasar dan
yang lain.
Investment control merupakan pembuatan keputusan dalam hal investasi terutama
menyangkut nilainya dan pembagian dari saham. Nilai investasi yang tidak
terkontrol akan bisa mengganggu kinerja keuangan kedua perusahaan. Sedang
executive control meliputi kejelasan siapa yang bertanggung jawab terhadap
management control di anak perusahaan.
2. Langkah eksekutif (Executive step)
Pada langkah ini anak perusahaan melakukan proses pengendalian mandiri
sebagai suatu institusi bisnis dan tetap berinteraksi dengan perusahaan induk.
Namun perusahaan induk tetap harus melakukan pengendalian yang efektif
terhadap anak perusahaan melalui functional control. Contoh langkah ini adalah
pengendalian teknologi kunci seperti yang ditempuh Coca Cola dengan
melakukan pengendalian melalui formulanya. Atau contoh lain adalah
pengendalian pasokan yang dilakukan Philips dengan mengendalikan lebih dari
60% komponen yang digunakan pabriknya di China.
3. Langkah perbaikan (Revision step)
Langkah ini dapat merupakan konsekuensi dari apa yang dilakukan pada langkah
pertama sehingga mengharuskan perusahaan induk membuat keputusan
berikutnya. Dalam hal ini perusahaan induk dapat saja membuat keputusan apakah
mengembangkan, mempertahankan atau malah menutup anak perusahaan.
Demikian pula, perusahaan induk dapat bertindak apakah meningkatkan atau
menurunkan nilai investasi atau membuat keputusan tentang mengganti atau
mempertahankan pimpinan anak perusahaannya. Dalam menempuh langkah
ketiga ini perusahaan induk harus menimbang posisinya terhadap anak
perusahaan, apakah sebagai pemegang saham tunggal atau hanya sebagai yang
mempunyai hak suara mayoritas/ minoritas.
Tentu saja ketiga langkah tersebut harus dilakukan dengan sistematis dan dengan
pertimbangan yang matang karena pengendalian yang terlalu kendor bisa membuat arah
anak perusahaan menyimpang dari arah perusahaan induk tetapi sebaliknya
pengendalian yang kelewat ketat membuat anak perusahaan menjadi tidak independen.
Auditing: Merekatkan Hubungan Induk dan Anak Perusahaan
Dalam memelihara hubungan tata kelola yang baik antar induk dan anak perusahaan,
proses auditing merupakan salah satu langkah yang cukup efektif. Permasalahannya
adalah bagaimana menciptakan sistem mekanisme audit yang komprehensif namun
tetap memenuhi kaidah reasonable assurance (jaminan yang wajar terhadap hasil audit
dan dapat dipertanggungjawabkan).
Sebagai perusahaan yang listing di Bursa Saham New York Stock Exchange, Telkom
telah dengan sigap mengikuti ketentuan Sarbanes-Oxley Act (SOX) khususnya pasal
302 dan 404. Implementasi SOX dengan segala aturan turunannya dapat menjembatani
pelaksanaan auditing secara lebih akurat.
SA (Standar audit) no. 2 PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board) yang
kemudian diamandemen menjadi no. 5 sebagai standar auditing yang menjadi acuan US
SEC, misalnya, mengharuskan pelaksanaan auditing secara terintegrasi (integrated
audit) antara audit laporan keuangan dan internal control over financial reporting
(ICOFR). Standar ini menghendaki pelaksanaan audit dilakukan secara komprehensif
dan parallel antara kedua objek audit di atas, dan pula semua unit bisnis di dalam
perusahaan termasuk anak perusahaannya. Sesungguhnya standar ini telah mendorong
upaya pelaksanaan audit di seluruh jajaran perusahaan berjalan cepat, tepat dan akurat.
Namun di sisi lain, upaya ini akan menyedot sumber daya tidak sedikit. Maka langkah
taktis untuk mensiasatinya adalah melakukan setting terhadap siklus-siklus bisnis yang
ada dan menentukan proses-proses bisnis dan kontrol kunci sehingga lingkup audit
terdefinisi lugas dan tegas.
Langkah lain untuk optimalisasi kegiatan auditing adalah implementasi teknik
selfassessment. Dalam prakteknya self-assessment dapat dilakukan untuk memfasilitasi
pelaksanaan audit laporan keuangan atau sertifikasi sesuai section 302 SOX. Namun
pula self-assessment dapat dijalankan sebagai bagian integral dari pendekatan pengujian
section 404 SOX atau yang lebih dikenal dengan istilah control self-assessment (CSA).
Ada sejumlah manfaat dengan penerapan self-assessment dalam hal memperbaiki
hubungan induk dan anak perusahaan dalam bidang auditing, yaitu:
1. Memacu ‘tone-at-the-top’ supaya tersampaikan kepada para pemilik proses
2. Memperkuat akuntabilitas para pemilik proses terhadap proses bisnis dan kontrol-
kontrol kritis.
3. Mengintegrasikan kegiatan control and risk assessment ke dalam praktek bisnis
harian.
4. Memperkuat analisis lintas unit bisnis, pelaporan, dan atribut lain yang harus
mengalami pengujian.
5. Mereduksi biaya dengan menurunkan lingkup detail pengujian kontrol dan
memfasilitasi pengujian preliminary akhir tahun.
Dalam tataran praktek, self-assessment dapat mempercepat pelaksanaan audit
terintegrasi dalam Telkom grup. Mekanisme praktis yang dapat ditempuh sebagai
berikut:
1. Self-assessment dilakukan oleh unit-unit bisnis pemilik proses secara periodik,
misalnya per triwulan. Unit-unit bisnis berada baik di induk maupun di sejumlah
anak perusahaan. Objek selfassessment terdiri dari laporan keuangan, proses
bisnis atau significant controls. Objek ini harus didesain sejalan dengan objek
audit terintegrasi yang akan dilakukan setahun sekali. Oleh karena itu sebelumnya
harus dipetakan dahulu objek-objek tersebut berdasarkan kriteria yang standard
dan disepakati bersama oleh semua unit bisnis dan internal/ eksternal audit
dengan berpedoman kepada standar PCAOB. Hal ini perlu dilakukan dalam
rangka mempercepat mekanisme audit terintegrasi pada akhir tahun berikutnya.
2. Hasil self-assessment harus disahkan/ disertifikasi oleh masing-masing kepala
unit bisnis secara berjenjang (cascading).
3. Secara periodik pula hasil self-assessment harus direview oleh internal audit.
4. Hasil review terhadap self-assessment harus dijadikan salah satu acuan pada saat
akan melakukan audit berkala per triwulan oleh internal auditor. Tentu saja
internal auditor harus melihat acuan lain dalam melakukan audit dengan
mempertimbangkan unsur risiko supaya metode yang dilakukan sesuai dengan
pendekatan risk-based audit.
Dengan langkah-langkah di atas, pada menjelang akhir tahun dimungkinkan bahan-
bahan audit terintegrasi sudah tersedia lengkap. Artinya:
a) Data yang diperlukan auditor eksternal untuk keperluan audit, baik hasil review
laporan keuangan maupun hasil pengujian internal control berkala di masing-
masing unit bisnis termasuk anak perusahaan sudah tersedia.
b) Data pada butir a di atas sudah berstatus certified, reviewed dan bahkan audited
oleh auditor internal sehingga dapat mewujud sebagai Telkom’smanagement
assertion.
c) Pada giliran auditor eksternal masuk, maka ia dapat memulai dengan me-review
butir a dan b di atas. Dengan begitu, auditor eksternal tidak memulai kegiatan
audit terintegrasi dari nol. Bahwa auditor eksternal tidak akan mempercayai
semua data baku di atas adalah mungkin saja, sehingga ia akan melakukan uji
petik di lapangan. Namun dengan kesiapan data audit seperti demikian, akan
melancarkan pihak auditee maupun auditor sehingga nantinya kegiatan auditing
berjalan cepat, tepat dan akurat.
Guna terselenggaranya pelaksanaan integrated audit yang cepat dan akurat, hal lain
yang perlu ditimbang untuk perbaikan di area internal audit sendiri, diantaranya:
1. Strategic Direction
· Peran dan lingkup internal auditor perlu pendefinisian ulang sehingga
eksistensi IA ‘diperlukan’ kehadirannya di perusahaan.
· Perbaikan struktur organisasi internal auditor sehingga jalur pelaporan dan
pengelompokkan fungsi mendukung mekanisme auditing yang cepat dan
akurat.
· Pengembangan ekspektasi / tinjauan atas peran internal auditor dimasa
mendatang
· Mengkaji orientasi serta nilai tambah bagi obyek audit
2. Methodology, Technology & Knowledge
· Metode pengkajian risiko yang handal
· Proses perencanaan audit
· Strategi pelaksanaan audit, termasuk pendekatan, dokumentasi, dan
pengendalian mutu
· Komunikasi dan strategi pelaporan dan pemantauan tindak lanjut
· Penggunaan teknologi dalam pelaksanaan audit
· Knowledge practice untuk meningkatkan efisiensi kerja internal auditor.
3. People
· Kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia internal auditor
· Evaluasi kinerja dan program pelatihan.
Kesimpulan
Membina hubungan induk dan anak perusahaan harus dilakukan dengan membina
komunikasi yang baik antara keduanya. Prinsip keadilan dalam arti menempatkan
segala sesuatu pada tempatnya adalah upaya lain guna terjadinya komunikasi yang
seimbang. Kiat-kiat manajemen yang akan ditempuh dalam mengelola anak perusahaan
harus tetap dijalankan dengan prinsipprinsip keadilan, misalnya dengan menimbang
komposisi kepemilikan saham perusahaan induk. Aktivitas auditing adalah metode
cukup efektif untuk membangun hubungan kerja antara induk dan anak perusahaan. Di
Telkom group, pendekatan audit yang dapat ditempuh adalah standarstandar yang
ditentukan oleh PCAOB. Dalam standar tersebut telah diatur mekanisme integrated
audit laporan keuangan dan pelaksanaan internal control over financial reporting.
Dengan ditambah mekanisme self-assessment, pelaksanaan audit di Telkom group dapat
dilaksanakan secara cepat, tepat dan akurat.

More Related Content

What's hot

Sipi, martina melissa, prof. hapsi ali, cobit, coso & erm, coso, umb, 2018
Sipi, martina melissa, prof. hapsi ali, cobit, coso & erm, coso, umb, 2018Sipi, martina melissa, prof. hapsi ali, cobit, coso & erm, coso, umb, 2018
Sipi, martina melissa, prof. hapsi ali, cobit, coso & erm, coso, umb, 2018Martina Melissa
 
SI-PI, Mutiah Sari Indah, Hapzi ali, COSO Integrated Framework, Entity Level ...
SI-PI, Mutiah Sari Indah, Hapzi ali, COSO Integrated Framework, Entity Level ...SI-PI, Mutiah Sari Indah, Hapzi ali, COSO Integrated Framework, Entity Level ...
SI-PI, Mutiah Sari Indah, Hapzi ali, COSO Integrated Framework, Entity Level ...mutiah indah
 
Audit internal control
Audit internal controlAudit internal control
Audit internal controlErdha Reidha
 
Si & pi, wendi nurhayat, hapzi ali, cobit,coso dan erm dan penerapannya d...
Si & pi, wendi nurhayat, hapzi ali, cobit,coso dan erm dan penerapannya d...Si & pi, wendi nurhayat, hapzi ali, cobit,coso dan erm dan penerapannya d...
Si & pi, wendi nurhayat, hapzi ali, cobit,coso dan erm dan penerapannya d...wendi_bppk
 
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, implementasi dan desain i co-fr, univer...
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, implementasi dan desain i co-fr, univer...Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, implementasi dan desain i co-fr, univer...
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, implementasi dan desain i co-fr, univer...Fazril Azi
 
Sipi, irena fatya, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre m sc, mm, mca, internal co...
Sipi, irena fatya, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre m sc, mm, mca, internal co...Sipi, irena fatya, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre m sc, mm, mca, internal co...
Sipi, irena fatya, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre m sc, mm, mca, internal co...irenafatya
 
Materi I Seminar COSO dan ERM - Pusdiklat BPK 2013
Materi I Seminar COSO dan ERM - Pusdiklat BPK 2013Materi I Seminar COSO dan ERM - Pusdiklat BPK 2013
Materi I Seminar COSO dan ERM - Pusdiklat BPK 2013IPDN
 
SI PI, Fanny Ayu, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, Unive...
SI PI, Fanny Ayu, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, Unive...SI PI, Fanny Ayu, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, Unive...
SI PI, Fanny Ayu, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, Unive...Fanny Ayu Astari
 
KETERKAITAN ANTARA COSO DENGAN ICOFR
KETERKAITAN ANTARA COSO DENGAN ICOFRKETERKAITAN ANTARA COSO DENGAN ICOFR
KETERKAITAN ANTARA COSO DENGAN ICOFRADE NURZEN
 
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, internal control over financing report, un...
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, internal control over financing report, un...Si & pi, dian andriani, hapzi ali, internal control over financing report, un...
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, internal control over financing report, un...Dian Andriani
 
si pi, dwi rintani, hapzi ali, internal control over financial reporting, uni...
si pi, dwi rintani, hapzi ali, internal control over financial reporting, uni...si pi, dwi rintani, hapzi ali, internal control over financial reporting, uni...
si pi, dwi rintani, hapzi ali, internal control over financial reporting, uni...dwi rintani
 
SI & PI, Toharudin, Hapzi Ali, PENGERTIAN COBIT, COSO DAN ERM SERTA IMPLEMENT...
SI & PI, Toharudin, Hapzi Ali, PENGERTIAN COBIT, COSO DAN ERM SERTA IMPLEMENT...SI & PI, Toharudin, Hapzi Ali, PENGERTIAN COBIT, COSO DAN ERM SERTA IMPLEMENT...
SI & PI, Toharudin, Hapzi Ali, PENGERTIAN COBIT, COSO DAN ERM SERTA IMPLEMENT...Toharudin Toharudin
 
Sipi, iis dewi herawati, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre m sc, mm, mca, inter...
Sipi, iis dewi herawati, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre m sc, mm, mca, inter...Sipi, iis dewi herawati, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre m sc, mm, mca, inter...
Sipi, iis dewi herawati, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre m sc, mm, mca, inter...IISDEWI
 
SI & PI 11, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, . Internal control over financial...
SI & PI 11, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, . Internal control over financial...SI & PI 11, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, . Internal control over financial...
SI & PI 11, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, . Internal control over financial...Achmad Lukman Harun
 
15, si & pi, ridho f widiatmoko(55518110002), hapzi ali ,internal control ove...
15, si & pi, ridho f widiatmoko(55518110002), hapzi ali ,internal control ove...15, si & pi, ridho f widiatmoko(55518110002), hapzi ali ,internal control ove...
15, si & pi, ridho f widiatmoko(55518110002), hapzi ali ,internal control ove...Ridho F. Widiatmoko
 

What's hot (15)

Sipi, martina melissa, prof. hapsi ali, cobit, coso & erm, coso, umb, 2018
Sipi, martina melissa, prof. hapsi ali, cobit, coso & erm, coso, umb, 2018Sipi, martina melissa, prof. hapsi ali, cobit, coso & erm, coso, umb, 2018
Sipi, martina melissa, prof. hapsi ali, cobit, coso & erm, coso, umb, 2018
 
SI-PI, Mutiah Sari Indah, Hapzi ali, COSO Integrated Framework, Entity Level ...
SI-PI, Mutiah Sari Indah, Hapzi ali, COSO Integrated Framework, Entity Level ...SI-PI, Mutiah Sari Indah, Hapzi ali, COSO Integrated Framework, Entity Level ...
SI-PI, Mutiah Sari Indah, Hapzi ali, COSO Integrated Framework, Entity Level ...
 
Audit internal control
Audit internal controlAudit internal control
Audit internal control
 
Si & pi, wendi nurhayat, hapzi ali, cobit,coso dan erm dan penerapannya d...
Si & pi, wendi nurhayat, hapzi ali, cobit,coso dan erm dan penerapannya d...Si & pi, wendi nurhayat, hapzi ali, cobit,coso dan erm dan penerapannya d...
Si & pi, wendi nurhayat, hapzi ali, cobit,coso dan erm dan penerapannya d...
 
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, implementasi dan desain i co-fr, univer...
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, implementasi dan desain i co-fr, univer...Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, implementasi dan desain i co-fr, univer...
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, implementasi dan desain i co-fr, univer...
 
Sipi, irena fatya, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre m sc, mm, mca, internal co...
Sipi, irena fatya, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre m sc, mm, mca, internal co...Sipi, irena fatya, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre m sc, mm, mca, internal co...
Sipi, irena fatya, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre m sc, mm, mca, internal co...
 
Materi I Seminar COSO dan ERM - Pusdiklat BPK 2013
Materi I Seminar COSO dan ERM - Pusdiklat BPK 2013Materi I Seminar COSO dan ERM - Pusdiklat BPK 2013
Materi I Seminar COSO dan ERM - Pusdiklat BPK 2013
 
SI PI, Fanny Ayu, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, Unive...
SI PI, Fanny Ayu, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, Unive...SI PI, Fanny Ayu, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, Unive...
SI PI, Fanny Ayu, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, Unive...
 
KETERKAITAN ANTARA COSO DENGAN ICOFR
KETERKAITAN ANTARA COSO DENGAN ICOFRKETERKAITAN ANTARA COSO DENGAN ICOFR
KETERKAITAN ANTARA COSO DENGAN ICOFR
 
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, internal control over financing report, un...
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, internal control over financing report, un...Si & pi, dian andriani, hapzi ali, internal control over financing report, un...
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, internal control over financing report, un...
 
si pi, dwi rintani, hapzi ali, internal control over financial reporting, uni...
si pi, dwi rintani, hapzi ali, internal control over financial reporting, uni...si pi, dwi rintani, hapzi ali, internal control over financial reporting, uni...
si pi, dwi rintani, hapzi ali, internal control over financial reporting, uni...
 
SI & PI, Toharudin, Hapzi Ali, PENGERTIAN COBIT, COSO DAN ERM SERTA IMPLEMENT...
SI & PI, Toharudin, Hapzi Ali, PENGERTIAN COBIT, COSO DAN ERM SERTA IMPLEMENT...SI & PI, Toharudin, Hapzi Ali, PENGERTIAN COBIT, COSO DAN ERM SERTA IMPLEMENT...
SI & PI, Toharudin, Hapzi Ali, PENGERTIAN COBIT, COSO DAN ERM SERTA IMPLEMENT...
 
Sipi, iis dewi herawati, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre m sc, mm, mca, inter...
Sipi, iis dewi herawati, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre m sc, mm, mca, inter...Sipi, iis dewi herawati, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre m sc, mm, mca, inter...
Sipi, iis dewi herawati, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre m sc, mm, mca, inter...
 
SI & PI 11, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, . Internal control over financial...
SI & PI 11, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, . Internal control over financial...SI & PI 11, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, . Internal control over financial...
SI & PI 11, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, . Internal control over financial...
 
15, si & pi, ridho f widiatmoko(55518110002), hapzi ali ,internal control ove...
15, si & pi, ridho f widiatmoko(55518110002), hapzi ali ,internal control ove...15, si & pi, ridho f widiatmoko(55518110002), hapzi ali ,internal control ove...
15, si & pi, ridho f widiatmoko(55518110002), hapzi ali ,internal control ove...
 

Similar to SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL

14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...yohana premavari
 
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...yohana premavari
 
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...yohana premavari
 
14 SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR, Universitas Mercu Bua...
14 SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR, Universitas Mercu Bua...14 SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR, Universitas Mercu Bua...
14 SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR, Universitas Mercu Bua...Siti Maesaroh
 
14 SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR, Universitas Mercu Bua...
14 SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR, Universitas Mercu Bua...14 SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR, Universitas Mercu Bua...
14 SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR, Universitas Mercu Bua...Siti Maesaroh
 
SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR 14, Universitas Mercu Bua...
SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR 14, Universitas Mercu Bua...SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR 14, Universitas Mercu Bua...
SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR 14, Universitas Mercu Bua...Siti Maesaroh
 
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, INTERNAL CONTROL OVE...
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, INTERNAL CONTROL OVE...SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, INTERNAL CONTROL OVE...
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, INTERNAL CONTROL OVE...sevrindaanggia
 
si pi, dwi rintani, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, universita...
si pi, dwi rintani, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, universita...si pi, dwi rintani, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, universita...
si pi, dwi rintani, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, universita...dwi rintani
 
Si pi, siti nur rohadatul 'aisy, hapzi ali, konsep dasar pengendalian interna...
Si pi, siti nur rohadatul 'aisy, hapzi ali, konsep dasar pengendalian interna...Si pi, siti nur rohadatul 'aisy, hapzi ali, konsep dasar pengendalian interna...
Si pi, siti nur rohadatul 'aisy, hapzi ali, konsep dasar pengendalian interna...Siti Nur Rohadatul Aisy
 
SI-PI, Megania Kharisma, Hapzi Ali,internal control over financial reporting,...
SI-PI, Megania Kharisma, Hapzi Ali,internal control over financial reporting,...SI-PI, Megania Kharisma, Hapzi Ali,internal control over financial reporting,...
SI-PI, Megania Kharisma, Hapzi Ali,internal control over financial reporting,...Megania Kharisma
 
FORUM dan QUIZ Minggu 14 :Internal control over financial reporting, implemen...
FORUM dan QUIZ Minggu 14 :Internal control over financial reporting, implemen...FORUM dan QUIZ Minggu 14 :Internal control over financial reporting, implemen...
FORUM dan QUIZ Minggu 14 :Internal control over financial reporting, implemen...Megania Kharisma
 
Sipi, mayanih, prof. hapzi ali, internal control of financial reporting, univ...
Sipi, mayanih, prof. hapzi ali, internal control of financial reporting, univ...Sipi, mayanih, prof. hapzi ali, internal control of financial reporting, univ...
Sipi, mayanih, prof. hapzi ali, internal control of financial reporting, univ...MAYANIH
 
Si pi 14, nurul hidayati yuliani, hapzi ali, internal control over financing ...
Si pi 14, nurul hidayati yuliani, hapzi ali, internal control over financing ...Si pi 14, nurul hidayati yuliani, hapzi ali, internal control over financing ...
Si pi 14, nurul hidayati yuliani, hapzi ali, internal control over financing ...Lia Sapoean
 
Si pi, sigit widiatmoko, hapzi ali, internal control over financial reporting
Si pi, sigit widiatmoko, hapzi ali, internal control over financial reportingSi pi, sigit widiatmoko, hapzi ali, internal control over financial reporting
Si pi, sigit widiatmoko, hapzi ali, internal control over financial reportingsigit widiatmoko
 
Si pi, sigit widiatmoko, hapzi ali, internal control over financial reporting
Si pi, sigit widiatmoko, hapzi ali, internal control over financial reportingSi pi, sigit widiatmoko, hapzi ali, internal control over financial reporting
Si pi, sigit widiatmoko, hapzi ali, internal control over financial reportingsigit widiatmoko
 
14 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, internal control over financial repo...
14 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, internal control over financial repo...14 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, internal control over financial repo...
14 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, internal control over financial repo...JEMMY ESROM SERANG
 
Be & gg, rinalto hutabarat, hapzi ali, Audit & Internal Control, universitas ...
Be & gg, rinalto hutabarat, hapzi ali, Audit & Internal Control, universitas ...Be & gg, rinalto hutabarat, hapzi ali, Audit & Internal Control, universitas ...
Be & gg, rinalto hutabarat, hapzi ali, Audit & Internal Control, universitas ...Universitas Mercu Buana
 
14. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Repor...
14. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Repor...14. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Repor...
14. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Repor...ShalsabillaDMutiara
 
14. si-pi, adi nurpermana, hapzi ali, internal control over financial reporti...
14. si-pi, adi nurpermana, hapzi ali, internal control over financial reporti...14. si-pi, adi nurpermana, hapzi ali, internal control over financial reporti...
14. si-pi, adi nurpermana, hapzi ali, internal control over financial reporti...Adi Permana
 

Similar to SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL (20)

14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...
 
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...
 
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...
 
14 SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR, Universitas Mercu Bua...
14 SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR, Universitas Mercu Bua...14 SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR, Universitas Mercu Bua...
14 SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR, Universitas Mercu Bua...
 
14 SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR, Universitas Mercu Bua...
14 SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR, Universitas Mercu Bua...14 SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR, Universitas Mercu Bua...
14 SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR, Universitas Mercu Bua...
 
SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR 14, Universitas Mercu Bua...
SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR 14, Universitas Mercu Bua...SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR 14, Universitas Mercu Bua...
SI-PI, Siti Maesaroh, Implementasi dan desain ICoFR 14, Universitas Mercu Bua...
 
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, INTERNAL CONTROL OVE...
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, INTERNAL CONTROL OVE...SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, INTERNAL CONTROL OVE...
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, INTERNAL CONTROL OVE...
 
si pi, dwi rintani, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, universita...
si pi, dwi rintani, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, universita...si pi, dwi rintani, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, universita...
si pi, dwi rintani, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, universita...
 
Si pi, siti nur rohadatul 'aisy, hapzi ali, konsep dasar pengendalian interna...
Si pi, siti nur rohadatul 'aisy, hapzi ali, konsep dasar pengendalian interna...Si pi, siti nur rohadatul 'aisy, hapzi ali, konsep dasar pengendalian interna...
Si pi, siti nur rohadatul 'aisy, hapzi ali, konsep dasar pengendalian interna...
 
SI-PI, Megania Kharisma, Hapzi Ali,internal control over financial reporting,...
SI-PI, Megania Kharisma, Hapzi Ali,internal control over financial reporting,...SI-PI, Megania Kharisma, Hapzi Ali,internal control over financial reporting,...
SI-PI, Megania Kharisma, Hapzi Ali,internal control over financial reporting,...
 
FORUM dan QUIZ Minggu 14 :Internal control over financial reporting, implemen...
FORUM dan QUIZ Minggu 14 :Internal control over financial reporting, implemen...FORUM dan QUIZ Minggu 14 :Internal control over financial reporting, implemen...
FORUM dan QUIZ Minggu 14 :Internal control over financial reporting, implemen...
 
Sipi, mayanih, prof. hapzi ali, internal control of financial reporting, univ...
Sipi, mayanih, prof. hapzi ali, internal control of financial reporting, univ...Sipi, mayanih, prof. hapzi ali, internal control of financial reporting, univ...
Sipi, mayanih, prof. hapzi ali, internal control of financial reporting, univ...
 
Si pi 14, nurul hidayati yuliani, hapzi ali, internal control over financing ...
Si pi 14, nurul hidayati yuliani, hapzi ali, internal control over financing ...Si pi 14, nurul hidayati yuliani, hapzi ali, internal control over financing ...
Si pi 14, nurul hidayati yuliani, hapzi ali, internal control over financing ...
 
PPT STI.pptx
PPT STI.pptxPPT STI.pptx
PPT STI.pptx
 
Si pi, sigit widiatmoko, hapzi ali, internal control over financial reporting
Si pi, sigit widiatmoko, hapzi ali, internal control over financial reportingSi pi, sigit widiatmoko, hapzi ali, internal control over financial reporting
Si pi, sigit widiatmoko, hapzi ali, internal control over financial reporting
 
Si pi, sigit widiatmoko, hapzi ali, internal control over financial reporting
Si pi, sigit widiatmoko, hapzi ali, internal control over financial reportingSi pi, sigit widiatmoko, hapzi ali, internal control over financial reporting
Si pi, sigit widiatmoko, hapzi ali, internal control over financial reporting
 
14 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, internal control over financial repo...
14 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, internal control over financial repo...14 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, internal control over financial repo...
14 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, internal control over financial repo...
 
Be & gg, rinalto hutabarat, hapzi ali, Audit & Internal Control, universitas ...
Be & gg, rinalto hutabarat, hapzi ali, Audit & Internal Control, universitas ...Be & gg, rinalto hutabarat, hapzi ali, Audit & Internal Control, universitas ...
Be & gg, rinalto hutabarat, hapzi ali, Audit & Internal Control, universitas ...
 
14. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Repor...
14. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Repor...14. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Repor...
14. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Repor...
 
14. si-pi, adi nurpermana, hapzi ali, internal control over financial reporti...
14. si-pi, adi nurpermana, hapzi ali, internal control over financial reporti...14. si-pi, adi nurpermana, hapzi ali, internal control over financial reporti...
14. si-pi, adi nurpermana, hapzi ali, internal control over financial reporti...
 

More from Fitria Nanda

8. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, SIKLUS PROSES BISNIS PENDUKUNG: BUKU BE...
8. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, SIKLUS PROSES BISNIS PENDUKUNG: BUKU BE...8. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, SIKLUS PROSES BISNIS PENDUKUNG: BUKU BE...
8. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, SIKLUS PROSES BISNIS PENDUKUNG: BUKU BE...Fitria Nanda
 
6. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, KONSEP DASAR PENGENDALIAN INTERNAL, HUB...
6. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, KONSEP DASAR PENGENDALIAN INTERNAL, HUB...6. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, KONSEP DASAR PENGENDALIAN INTERNAL, HUB...
6. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, KONSEP DASAR PENGENDALIAN INTERNAL, HUB...Fitria Nanda
 
5. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, DASAR-DASAR INTELEGENSI BISNIS: BASIS D...
5. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, DASAR-DASAR INTELEGENSI BISNIS: BASIS D...5. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, DASAR-DASAR INTELEGENSI BISNIS: BASIS D...
5. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, DASAR-DASAR INTELEGENSI BISNIS: BASIS D...Fitria Nanda
 
4. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BARU , (...
4. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BARU , (...4. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BARU , (...
4. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BARU , (...Fitria Nanda
 
2. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, SISTEM INFORMASI, ORGANISASI, DAN STRAT...
2. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, SISTEM INFORMASI, ORGANISASI, DAN STRAT...2. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, SISTEM INFORMASI, ORGANISASI, DAN STRAT...
2. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, SISTEM INFORMASI, ORGANISASI, DAN STRAT...Fitria Nanda
 
1. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, E_BUSINESS GLOBAL: BAGAIMANA BISNIS MEN...
1. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, E_BUSINESS GLOBAL: BAGAIMANA BISNIS MEN...1. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, E_BUSINESS GLOBAL: BAGAIMANA BISNIS MEN...
1. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, E_BUSINESS GLOBAL: BAGAIMANA BISNIS MEN...Fitria Nanda
 

More from Fitria Nanda (6)

8. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, SIKLUS PROSES BISNIS PENDUKUNG: BUKU BE...
8. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, SIKLUS PROSES BISNIS PENDUKUNG: BUKU BE...8. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, SIKLUS PROSES BISNIS PENDUKUNG: BUKU BE...
8. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, SIKLUS PROSES BISNIS PENDUKUNG: BUKU BE...
 
6. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, KONSEP DASAR PENGENDALIAN INTERNAL, HUB...
6. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, KONSEP DASAR PENGENDALIAN INTERNAL, HUB...6. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, KONSEP DASAR PENGENDALIAN INTERNAL, HUB...
6. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, KONSEP DASAR PENGENDALIAN INTERNAL, HUB...
 
5. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, DASAR-DASAR INTELEGENSI BISNIS: BASIS D...
5. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, DASAR-DASAR INTELEGENSI BISNIS: BASIS D...5. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, DASAR-DASAR INTELEGENSI BISNIS: BASIS D...
5. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, DASAR-DASAR INTELEGENSI BISNIS: BASIS D...
 
4. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BARU , (...
4. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BARU , (...4. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BARU , (...
4. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BARU , (...
 
2. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, SISTEM INFORMASI, ORGANISASI, DAN STRAT...
2. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, SISTEM INFORMASI, ORGANISASI, DAN STRAT...2. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, SISTEM INFORMASI, ORGANISASI, DAN STRAT...
2. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, SISTEM INFORMASI, ORGANISASI, DAN STRAT...
 
1. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, E_BUSINESS GLOBAL: BAGAIMANA BISNIS MEN...
1. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, E_BUSINESS GLOBAL: BAGAIMANA BISNIS MEN...1. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, E_BUSINESS GLOBAL: BAGAIMANA BISNIS MEN...
1. SI-PI, Fitria Dwinanda, Hapzi Ali, E_BUSINESS GLOBAL: BAGAIMANA BISNIS MEN...
 

Recently uploaded

DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiGustiAdityaR
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 

Recently uploaded (20)

DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 

SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL

  • 1. SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL MINGGU–14 INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTIG, IMPLEMENTASI DAN DESAIN ICoFR Fitria Dwinanda 55517110007 DosenPengampu :Prof. Dr. Hapzi Ali. MM
  • 2. Quiz : Apa yang saudara ketahui tentang 3 point di bawah ini dan kaitannya dengan Internal control over financial reporting: implementasi dan desain ICoFR : 1. COSO Integrated Framework. 2. Entity level control (ELC) and transactional level control (TLC). 3. Siklus dalam desain dan implementasi ICoFR. Jawab : Financial reporting sebagai peta perjalanan kinerja bisnis yang mencerminkan sukses tidaknya bisnis. Tak dipungkiri bahwa kegagalan perusahaan baik global maupun local banyak disebabkan kelemahan ICOFR. Kebangkrutan perusahaan raksasa seperti Enron di Amerika adalah contoh nyata. Bank Century di Indonesia dan ada banyak contoh lain juga akibat kelemahan ICOFR. Jika Good Corporate Governance ingin dicapai, maka kebutuhan ICOFR yang kuat menjadi kebutuhan semua pihak. BUMN merupakan salah satu perusahaan milik negara yang diwajibkan menyelenggarakan pengendalian internal berbasis COSO, tertuang dalam pasal 22 Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 tentang penerapan good governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa manajemen BUMN harus memelihara pengendalian internal bagi perusahaan yang meliputi. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal nomor: Kep- 40/PM/2003 atau peraturan nomor VIII.G.11 tentang tanggung jawab direksi atas laporan keuangan, yaitu: a) Laporan Keuangan dalam rangka kewajiban penyampaian laporan keuangan kepada Bapepam. b) Direksi Emiten atau Perusahaan Publik wajib membuat surat pernyataan. c) Surat pernyataan sebagaimana wajib ditandatangani oleh Direktur Utama dan seorang Direktur yang membawahi bidang akuntansi atau keuangan, dan bermeterai cukup. d) Direksi Emiten atau Perusahaan Publik secara tanggung renteng bertanggung jawab atas pernyataan yang dibuat termasuk kerugian yang mungkin ditimbulkan. e) Surat pernyataan wajib dilekatkan pada laporan keuangan yang disampaikan kepada Bapepam. f) Dalam hal laporan keuangan yang disampaikan telah diaudit atau ditelaah secara terbatas, maka tanggung jawab Direksi atas pernyataan sebagaimana dimaksud berlaku sampai dengan tanggal pendapat akuntan. g) Laporan keuangan interim yang disampaikan tidak diaudit, maka tanggung jawab Direksi atas pernyataan berlaku sampai dengan tanggal disampaikannya surat pernyataan dimaksud kepada Bapepam. h) Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk pihakpihakyang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Perusahaan Indonesia yang listing di bursa efek di Amerika Serikat (NYSE) dan hanya satu- satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia yang terdaftar di NYSE sehingga PT Telkom harus patuh terhadap SOA section 404 seperti yang disyaratkan oleh SEC (Securities and Exchange Commission).
  • 3. 1. COSO Integrated Framework Sistem pengendalian intern yang dianut pemerintah Indonesia salah satunya diadopsi dari COSO (Commitee of Sponsoring Organization of Treadway Commision) yaitu komisi yang bergerak di bidang manajemen organisasi. Tujuan dari Sistem Pengendalian Intern secara umum akan membantu suatu organisasi mencapai tujuan operasional yaitu efektifitas dan efisiensi kegiatan, keterandalan laporan keuangan, dan kepatuhan pada peraturan yang berlaku. Sistem Pengendaian Intern perlu diketahui oleh seluruh komponen organisasi karena sistem ini merupakan sistem yang terintegrasi dan merupakan tanggung jawab bersama untuk mewujudkan tujuan organisasi. Kerangka Pengendalian Internal-Terpadu COSO 2013 diterbitkan pada tahun 1992 oleh COSO. Kemudian pada tanggal 14 Mei 2013, COSO merilis versi terbaru dari Kerangka Pengendalian Internal-Terpadu. Kerangka baru COSO adalah hasil dari proyek multitahunan yang signifikan, termasuk dua putaran paparan publik untuk meninjau, menyegarkan, dan memodernisasi kerangka asli dengan memastikannya tetap relevan. Para regulator dan stakeholder mempunyai ekspektasi tinggi mengenai pengawasan tata kelola, manajemen risiko, dan pendeteksian serta pencegahan penyelewengan (fraud). Sementara kemajuan telah dibuat dalam menghubungkan manajemen risiko dan praktik pengendalian internal dalam mengejar tujuan strategis organisasi. Banyak perubahan sejak tahun 1992, peningkatan risiko bisnis secara signifikan, sehingga kebutuhan akan kompetensi dan akuntabilitas jauh lebih besar dari sebelumnya. Perbedaan dari kerangka tahun 1992 : · Kerangka asli termasuk diskusi panjang konsep pengendalian internal, yang sekarang pengetahuan institusional. · Meskipun konsep prinsip-prinsip pengendalian internal telah tertanam dalam kerangka asli, prinsip tersebut belum terinci. · Praktisi telah menggunakan kerangka pengendalian internal atas pelaporan keuangan eksternal, namun kerangka ini meliputi tiga kategori utama, yaitu : tujuan termasuk operasi, pelaporan secara keseluruhan, dan tujuan kepatuhan. Dengan demikian, prinsip-prinsip yang mendasari perampingan kerangka asli yaitu: 1. meningkatkan fokus pada operasi, 2. pelaporan keuangan noneksternal, dan 3. tujuan kepatuhan. Menurut COSO, “Pengendalian internal adalah suatu proses yang dilakukan oleh dewan entitas direksi, manajemen, dan personil lainnya; dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yang berkaitan dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan.” Kerangka pengendalian internal tahun 2013 masih menggunakan tiga kategori tujuan tersebut, dan terdiri dari lima komponen terpadu : lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan. Kerangka tersebut terus beradaptasi, dan memungkinkan kita untuk mempertimbangkan pengendalian internal dari entitas, divisi, unit operasi, dan/atau tingkat fungsional, misalnya pusat layanan bersama.
  • 4. Komponen Pengendalian Internal dalam Kerangka COSO 2013 Ada 17 prinsip-prinsip pengendalian internal dalam komponen pengendalian internal, yaitu: Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian adalah kondisi yang dibangun dan diciptakan dalam suatu organisasi yang akan mempengaruhi efektivitas pengendalian. Kondisi lingkungan kerja dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya penegakan integritas dan etika seluruh anggota organisasi, omitmen pimpinan manajemen atas kometensi, kepemimpinan manajemen yang kondusif, pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat, penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia, perwujudan peran aparat pengawasan yang efektif, dan hubungan kerja yang baik dengan pihak ekstern. 1. Menunjukkan komitmen terhadap integritas dan etika nilai-nilai. 2. Tanggung jawab pengawasan pelatihan. 3. Menetapkan struktur, wewenang, dan tanggung jawab. 4. Menunjukkan komitmen untuk berkompetensi 5. Meningkatkan akuntabilitas Penilaian Risiko Risiko merupakan hal-hal yang berpotensi menghambat tercapainya tujuan. Identifikasi terhadap risiko (risk identification) diperlukan untuk mengetahui potensi-potensi kejadian yang dapat menghambat dan menghalangi terwujudnya tujuan organisasi. Setelah dilakukan identifikasi maka dilakukan analisis terhadap risiko meliputi analisis secara kuantitatif (quantitative risk analysis) dan kualitatif (qualitative risk analysis). Analisis risiko akan menentukan dampak kejadian, serta merupakan input untuk mendapatkan cara mengelola risiko tersebut. 6. Menentukan tujuan yang sesuai. 7. Mengidentifikasi dan menganalisis risiko. 8. Menilai risiko penyelewengan (fraud) 9. Mengidentifikasi dan menganalisis perubahan yang signifikan. Aktivitas Pengendalian Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko, menetapkan dan melaksanakan kebijakan serta prosedur, serta memastikan bahwa tindakan tersebut telah dilaksanakan secara efektif. Tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengatasi risiko dapat dibagi menjadi 2 jenis tindakan yaitu tindakan preventif dan tindakan mitigasi. Tindakan preventif adalah tindakan yang dilakukan sebelum kejadian yang berisiko berlangsung, sedangkan tindakan mitigasi adalah tindakan yang dilakukan setelah kejadian berisiko berlangsung, dalam hal ini tindakan mitigasi berfungsi untuk mengurangi dampak yang terjadi. Tindakan-tindakan tersebut juga harus dilakukan evaluasi sehingga dapat dinilai keefektifan serta keefisienan tindakan tersebut.
  • 5. 10. Memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian 11. Memilih dan mengembangkan kontrol umum atas teknologi. 12. Menyebarkan melalui kebijakan dan prosedur. Informasi dan Komunikasi Informasi adalah data yang sudah diolah yang digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi. Informasi yang berkualitas tentunya harus dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang terkait. Penyampaian informasi yang tidak baik dapat mengakibatkan kesalahan interpretasi penerima informasi. 13. Menggunakan informasi yang relevan. 14. Berkomunikasi secara internal 15. Berkomunikasi eksternal Monitoring Pemantauan (monitoring) adalah tindakan pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan manajemen dan pegawai lain yang ditunjuk dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas sebagai penilai terhadap kualitas dan efektivitas sistem pengendalian intern. Pemantauan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu pemantauan berkelanjutan (on going monitoring), evaluasi yang terpisah (separate evaluation), dan tindak lanjut atas temuan audit. 16. Melakukan evaluasi berkelanjutan dan/atau terpisah. 17. Mengevaluasi dan mengkomunikasikan kelemahan. Lima Langkah Transisi Dari Kerangka COSO 1992 Ke Kerangka COSO 2013 1. Mengembangkan Kesadaran, Keahlian, dan Keselarasan Langkah pertama dalam transisi ke Kerangka COSO 2013 adalah dengan membangun kesadaran internal, keahlian pengguna COSO, dan keselarasan kepemimpinan di perusahaan. Untuk itu kita harus memahami Kerangka COSO 2013. 2. Penilaian Dampak Awal Setelah memahami kerangka COSO 2013, kita perlu melakukan penilaian bagaimana dampak transisi itu. Mungkin faktor paling signifikan yang mempengaruhi transisi dari versi 1992 sampai versi 2013 adalah bagaimana manajemen yang sesungguhnya diterapkan dengan baik. 3. Memfasilitasi Kesadaran, Pelatihan, dan Penilaian Komprehensif Langkah 1 dan 2 terbatas hanya pada perusahaan. Langkah ketiga ini mensyaratkan terlibat organisasi yang lebih luas untuk membangun kesadaran dan melakukan pressure test penilaian dampak awal yang dilakukan pada langkah ke dua. Kita harus memfasilitasi kesadaran untuk memperbarui Kerangka Kerja COSO. Kita juga harus mendiskusikan dampak kerangka kerja COSO 2013 dengan auditor eksternal perusahaan, selain itu pelatihan mendalam mungkin diperlukan. 4. Mengembangkan dan Menjalankan Rencana Transisi COSO
  • 6. Setelah kita membangun kesadaran yang luas mengenai pembaharuan kerangka COSO, memperoleh keselarasan kepemimpinan dan dukungan pada waktu transisi, serta menyelesaikan penilaian dampak komprehensif, maka kemudian kita mengembangkan dan melaksanakan rencana transisi perusahaan kita. Harus realistis antara harapan dan rencana. Ketika kita mengeksekusi rencana transisi, kita akan melewati tiga tahap, yaitu: a. Dokumentasi dan Evaluasi Kita perlu memperbarui format dari dokumen yang mendasari perusahaan, menyelaraskan ke pemetaan baru yang diciptakan dalam langkah dua. Dokumentasi yang mendasari harus mendukung manajemen dalam membuat suatu keputusan. Kita juga harus mengevaluasi desain kontrol yang mendasari dan meningkatkan desain sesuai kebutuhan. b. Validasi Pengujian dan Gap (Kesenjangan) Remidiasi Setelah kontrol perusahaan mengenai pelaporan keuangan eksternal dan pengungkapan efektif, kita perlu melakukan pengujian validasi untuk memastikan kontrol ini telah diimplementasikan dan beroperasi seperti yang diharapkan. c. Review Eksternal dan Pengujian Di beberapa titik, auditor eksternal perlu menilai dan mendapatkan kenyamanan dengan program COSO 2013 dan dokumentasi pendukung. 5. Memacu Peningkatan Berkelanjutan Setelah transisi untuk Kerangka COSO 2013 selesai, kita harus terus-menerus mendorong perbaikan setelah transisi tersebut. Mereka yang saat ini masih menggunakan COSO versi 1992 harus menyelesaikan transisi mereka ke versi 2013 paling lambat 15 Desember 2014, di mana kerangka asli akan dianggap digantikan. 2. Entity level control (ELC) and Transactional level control (TLC) Ruang lingkup pengendalian terbagi dalam dua level, yaitu entity level control (pengendalian tingkat entitas) dan activity/transactional level control (pengendalian tingkat aktivitas/transaksi). Perbandingan antara kedua level tersebut ialah sebagai berikut : · Entity level control (ELC) Kegiatan pengendalian ini umumnya beroperasi pada tingkat perusahaan atau manajemen puncak pengambil keputusan strategis. Level ini memiliki jangkauan atau kewenangan pengendalian yang lebih tinggi dari activity level, dan bisa mempengaruhi kegiatan pada activity level, misalnya kebijakan perusahaan. Proses identifikasi yang relevan entitas-tingkat kontrol dapat dimulai dengan pemantauan, dan informasi dan komunikasi).diskusi antara auditor dan karyawan yang sesuai untuk atas pelaporan keuangan (yaitu, lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian,pemantauan, dan informasi dan komunikasi). Sementara mengevaluasi entitas tingkat kontrol, auditor mungkin mengidentifikasi kontrol yang mampu mencegah atau mendeteksi salah saji dalam laporan keuangan. Itu periode- end proses
  • 7. pelaporan keuangan dan pemantauan manajemen terhadap hasil operasi merupakan sumber potensial dari kontrol tersebut. Contoh dalam DJP: Kegiatan pengendalian atas pelaksanaan salah satu program DJP, yaitu “Knowing Your Tax Payer” dimana ini merupakan kebijakan DJP dalam mengintensifkan penerimaan pajak, sehingga munculnya satu fungsi baru yaitu account representative. Pengaruh Entity-Level Controls pada Pengujian Kontrol Lain Evaluasi auditor entitas tingkat kontrol dapat menghasilkan peningkatan atau mengurangi pengujian bahwa auditor jika tidak mungkin dilakukan pada lain kontrol. Sebagai contoh, jika auditor telah merancang pendekatan audit dengan harapan tertentu entitas tingkat kontrol (misalnya, kontrol dalam lingkungan pengendalian) akan efektif dan mereka kontrol tidak efektif, auditor dapat mengevaluasi kembali merencanakan pendekatan audit dan memutuskan untuk memperluas prosedur audit nya. Di sisi lain, evaluasi auditor dari beberapa entitas tingkat kontrol dapat menghasilkan pengurangan nya atau pengujian nya kontrol lain, seperti kontrol lebih sesuai pernyataan yang relevan. Tingkat dimana auditor mungkin dapat mengurangi pengujian kontrol atas pernyataan yang relevan dalam kasus tersebut tergantung padapresisi dari entitas-tingkat control. · Activity/transactional level control (TLC) Kegiatan pengendalian pada level ini lebih berhubungan dengan pelaksanaan proses bisnis atau transaksi dari bagian dalam suatu organisasi. Level ini memiliki kewenangan yang lebih rendah dari entity level control, dan dapat dipengaruhi kebijakan dalam entity level control. Contoh dalam DJP: Pemantauan atas kinerja account representative dalam mengintensifkan penerimaan perpajakan. 3. Siklus dalam desain dan implementasi IcoFR 1. Adjusting financial reporting risk Tahap pertama dalam siklus IcoFR adalah penyesuaian atau penelaahan terhadap risiko pelaporan keuangan. Dalam tahap ini, pihak manajemen akan mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang mungkin akan timbul dalam pelaporan keuangan sebuah perusahaan. 2. Adjust & implementat controls Tahap kedua dalam siklus IcoFR adalah implementasi dan penyesuaian terhadap pengendalian. Dalam tahap ini, pihak manajemen akan melakukan penyesuaian antara risiko dan pengendaliannya. Dari risiko-risiko yang telah diidentifikasi oleh pihak manajemen dalam tahap pertama, maka pihak
  • 8. manajemen akan membuat suatu pengendalian yang sesuai dengan risiko yang telah diidentifikasi. Selanjutnya, pengendalian tersebut akan diterapkan dalam perusahaan tersebut. 3. Control remediation Tahap selanjutnya dalam siklus ICoFR adalah pengendalian. Tahap ini juga dapat dikatakan sebagai tahap monitoring. Pihak manajemen akan melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pengendalian-pengendalian apa saja yang telah diterapkan di dalam perusahaan tersebut. 4. Identifikasi & manage changes Tahap terakhir dalam siklus ICoFR adalah identifikasi perubahan. Setelah ICoFR diterapkan dalam perusahaan tersebut, maka pihak manajemen akan mengidentifikasi perubahan-perubahan apa saja yang terjadi. Tahap ini juga dapat dikatakan sebagai tahapan review. Desain, implementasi, dan evaluasi pengendalian harus disesuaikan dengan ukuran dan pelaporan risiko perusahaan. Merancang dan memelihara ICFR secara efektif menjadi lebih menantang karena ukuran bisnis dan ruang lingkup kegiatannya meningkat. Pada saat yang sama, perusahaan-perusahaan yang lebih kecil juga mungkin menghadapi beberapa masalah kesulitan pengendalian/kontrol. Sebagai contoh, risiko manajemen dapat lebih besar dalam sebuah organisasi yang lebih kecil di mana pejabat-pejabat perusahaan memiliki keterlibatan langsung dengan operasi dan dengan pencatatan transaksi. Selain itu, perusahaan kecil mungkin tidak memiliki personel yang cukup untuk sepenuhnya melaksanakan pemisahan tugas di semua proses. Namun demikian, perusahaan publik yang lebih kecil masih harus menerapkan system kontrol yang akan menyediakan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan yang disusun sesuai dengan GAAP dan bebas dari salah saji material. Manajemen Pelaporan pada Efektivitas ICFR Pasal 404 dari Undang-Undang Sarbanes-Oxley membutuhkan (dengan pengecualian tertentu) semua perusahaan public setiap tahunnya menilai efektivitas ICFR dan melaporkan hasilnya. Manajemen juga memiliki tanggung jawab untuk mengungkapkan perubahan yang signifikan untuk sistem ICFR dalam laporan kuartalannya. Disiplin melakukan penilaian ICFR, ditambah dengan persyaratan untuk melaporkan hasil dalam pengajuan publik, membuat investor meningkatkan kepercayaan keandalan laporan keuangan. Dalam melakukan penilaian, manajemen harus menentukan apakah telah menerapkan kontrol yang memadai, mengatasi risiko bahwa salah saji material dalam laporan keuangan perusahaan apakah dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu dan apakah control terkait operasi secara efektif. Penilaian manajemen terhadap ICFR bias mengambil secara top-down, pendekatan berbasis risiko. Dalam pendekatan itu, manajemen pertama-tama berfokus pada control entitas dan kemudian pada pos penting dan proses yang signifikandan, akhirnya, pada kegiatan pengendalian. Sementara penilaian manajemen harus mencakup ICFR perusahaan secara keseluruhan, harus mencurahkan perhatian terbesar bagi area-area yang menimbulkan risiko tertinggi untuk pelaporan keuangan yang dapat diandalkan.
  • 9. ICFR dan Auditor Pasal 404 dari Undang-Undang Sarbanes-Oxley mensyaratkan perusahaan public memiliki laporan auditor independen pada efektivitas ICFR.Di bawah standar PCAOB, audit ICFR dan audit keuangan yang terintegrasi - yaitu, baik audit dilakukan sebagai tunggal, maupun proses saling menguatkan,.Karena kekhawatiran tentang biaya audit ICFR bagi perusahaan dengan sumber daya yang terbatas, hasil. Kongres telah membebaskan (perusahaan publik yang lebih kecil, dan perusahaan publik yang baru) dari persyaratan bahwa auditor perusahaan itu menyatakan pendapat atas efektivitas ICFR. Namun, dalam audit laporan keuangan auditor masih memerlukan sebagai bagian dari penilaian risiko audit, untuk mendapatkan pemahaman masing-masing komponen ICFR perusahaan.Sementara auditor tidak memerlukan untuk menguji internal control dalam audit tersebut, jika auditor menyimpulkan bahwa ada kelemahan secara material atau kekurangan yang signifikan dalam kontrol, kelemahan atau kekurangan harus dilaporkan secara tertulis kepada manajemen dan komite audit. Forum : Bagaimanakah Internal control over financial reporting pada perusahaan saudara atau pada perusahaan lain yang saudara ketahui apakah menggunakan kosep atau disain ICoFR dan bagaimana dengan Entity level control (ELC) dan Transactional Level Control (TLC), apakah di terapkan ?, Jelakankan ! Jawab : Jika diamati secara seksama, jejaring dunia bisnis dalam menghasilkan produk baik barang maupun jasa terbagi ke dalam tiga pola dasar. Pertama adalah pola “vertically integrated firm”, yaitu perusahaan yang mengikuti teori ekonomi tradisional yang menempatkan perusahaan sebagai pusat seluruh aktivitas produksi. Kedua adalah “selective sourcing”, merupakan pola yang dipilih perusahaan dengan cara melakukan outsourcing untuk aktivitas-aktivitas yang berisiko rendah saja. Dengan kemajuan teknologi informasi yang makin baik, pola pengelolaan perusahaan selanjutnya bergeser menjadi “virtual corporation”. Pola ini memungkinkan perusahaan menyerahkan mayoritas aktivitas produksinya kepada pihak lain, mengeliminasi perantara pada sektor jalur distribusi, sedang perusahaan itu sendiri hanya mengelola core competency-nya saja. Tiga jenis pola pengelolaan di atas merupakan model dunia usaha dalam menyelenggarakan aktivitasnya. Apapun bentuk pola tersebut, hal mendasar lain yang berkaitan dengan pola-pola tersebut adalah bagaimana mengatur hubungan interorganisasinya sendiri. Lebih-lebih, walaupun perusahaan saat ini cenderung hanya mengelola bisnis intinya namun di luar orbitnya juga memiliki sejumlah perusahaan afiliasi atau bahkan membentuk suatu extended enterprise guna berkongsi dengan perusahaan-perusahaan lain dalam meluncurkan produk baru. Adalah suatu tuntutan beralasan dan logis untuk meningkatkan peran komunikasi manakala terjadi kemandegan dalam suatu aktivitas pengelolaan perusahaan. Hal ini akan memperoleh pembenaran jika kita menyimak apa kata Henry Clay – seorang pakar manajemen – yang berkata bahwa “effective leadership means effective communication”. Komunikasi menjadi kunci yang cukup efektif untuk mencairkan
  • 10. ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang menghadang pada proses manajemen, sehingga aktivitas pengelolaan perusahaan tetap berputar lancar. Komunikasi dapat diwujudkan dalam berbagai cara dan media serta kiat-kiat manajemen maupun aktivitas auditing. Langkah-langkah Strategis Manajerial Seiring dengan tuntutan penyelenggaraan manajemen perusahaan secara efektif dan efisien, maka wajar pihak pengelola perusahaan melakukan sejumlah langkah besar guna menyikapi hal ini. Langkah-langkah tersebut terdiri dari tiga kata kunci, yaitu: restrukturisasi, profitisasi dan privatisasi. Ketiganya saling terkait karena yang satu menguatkan yang lain. Langkah-langkah ini dapat dilakukan oleh suatu perusahaan, baik sebagai perusahaan induk maupun terhadap anakanak perusahaannya (afiliasi) guna membuka sekat-sekat birokrasi dan komunikasi. Setyanto P. Santosa menyatakan bahwa restrukturisasi adalah upaya untuk meningkatkan posisi daya saing perusahaan melalui penajaman fokus bisnis, perbaikan skala usaha dan penciptaan core competencies. Selanjutnya beliau mendefinisikan bahwa profitisasi adalah upaya meningkatkan secara agresif efisiensi perusahaan sehingga mencapai profitibilitas dan nilai perusahaan yang optimal. Sedangkan privatisasi merupakan upaya peningkatan kegiatan penyebaran kepemilikan perusahaan kepada masyarakat umum, swasta (baik nasional maupun asing) sehingga memudahkan perusahaan untuk akses pada pendanaan, teknologi, manajemen modern dan pasar. Langkah-langkah di atas perlu ditempuh seiring perubahan dinamis lingkungan bisnis sehingga pada gilirannya perusahaan tersebut memiliki daya saing dan daya cipta tinggi untuk kemudian akan mampu unggul di pasar global. Langkah-langkah strategis di atas perlu dijalankan secara komprehensif, artinya dilakukan baik pada tataran manajerial/ struktural maupun pada tataran kultural perusahaan. Tiga langkah besar itu lebih banyak dialamatkan kepada tataran manajerial perusahaan. Perlu pula diupayakan langkah- langkah besar dalam mengubah paradigma dunia usaha pada aspek-aspek kultural dan spiritual perusahaan. Aspek kultural/ spiritual perusahaan dapat ditemukan pada – meminjam istilah COSO framework – lingkungan kontrol (control environment) yang harus diupayakan menjadi mumpuni, misalnya dalam pemerataan keadilan dalam memperlakukan sumber daya manusia. Nabi Muhammad SAW dalam hal ini pernah menyatakan bahwa apabila suatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya. Hal ini mudah dipahami karena manusia merupakan aset paling utama dalam suatu perusahaan, sehingga apabila sumber daya ini terganggu keseimbangannya dapat meruntuhkan sendi-sendi perusahaan itu sendiri. Lingkungan kontrol perlu dibuat kondusif karena merupakan bagian soft control yang akan menjadi acuan langkah-langkah taktis dan teknis berikutnya pada tataran struktural/ manajerial (hard control). Hubungan Induk dan Anak Perusahaan Dalam kaitan penyelenggaraan aktivitas bisnis yang melingkupi sejumlah perusahaan dan tergabung dalam sebuah grup yang lazim disebut holding company, Setyanto P. Santosa meyakini bahwa grup tersebut bukan tujuan tetapi hanya alat untuk mencapai tujuan yakni pembentukan perusahaan yang berdaya saing dan berdaya cipta tinggi. Oleh karena grup perusahaan tadi hanyalah sebagai alat, maka Fauzi Arif mengingatkan bahwa kesalahan dalam menerapkan manajemen proses pengendalian hubungan parent- subsidiary corporation bisa menyebabkan kegagalan bisnis perusahaan. Untuk itu Ge Chen dan Xu Jinfa dari Zhejiang University dalam papernya memperkenalkan 3 (tiga)
  • 11. langkah dalam manajemen pengendalian yang efektif bagi hubungan parent-subsidiary corporations, yaitu: 1. Langkah persiapan (Preparation step) Langkah ini menawarkan tiga prosedur utama yang harus dikendalikan oleh perusahaan induk yaitu strategy control, investment control dan executive control. Strategy control merupakan proses penentuan dan pemilihan strategi bagi pimpinan kedua perusahaan induk dan anak yang terlibat dalam formulasi rencana-rencana jangka panjang dan strategis. Paling sedikit ada tiga hal yang mengharuskan keterlibatan perusahaan induk melakukan hal ini yaitu: · Profit-oriented Perusahaan induk menginvestasikan dananya demi memperoleh keuntungan. · Function-oriented, perusahaan induk berinvestasi di anak perusahaan dengan tujuan mempromosikan kompetensinya akan fungsi tertentu yang penting artinya bagi perusahaan induk dalam rangka memelihara dan meningkatkan keunggulan kompetitifnya. · Scale-oriented Perusahaan induk jelas ingin melebarkan sayapnya atau setidaknya pasar dan yang lain. Investment control merupakan pembuatan keputusan dalam hal investasi terutama menyangkut nilainya dan pembagian dari saham. Nilai investasi yang tidak terkontrol akan bisa mengganggu kinerja keuangan kedua perusahaan. Sedang executive control meliputi kejelasan siapa yang bertanggung jawab terhadap management control di anak perusahaan. 2. Langkah eksekutif (Executive step) Pada langkah ini anak perusahaan melakukan proses pengendalian mandiri sebagai suatu institusi bisnis dan tetap berinteraksi dengan perusahaan induk. Namun perusahaan induk tetap harus melakukan pengendalian yang efektif terhadap anak perusahaan melalui functional control. Contoh langkah ini adalah pengendalian teknologi kunci seperti yang ditempuh Coca Cola dengan melakukan pengendalian melalui formulanya. Atau contoh lain adalah pengendalian pasokan yang dilakukan Philips dengan mengendalikan lebih dari 60% komponen yang digunakan pabriknya di China. 3. Langkah perbaikan (Revision step) Langkah ini dapat merupakan konsekuensi dari apa yang dilakukan pada langkah pertama sehingga mengharuskan perusahaan induk membuat keputusan berikutnya. Dalam hal ini perusahaan induk dapat saja membuat keputusan apakah mengembangkan, mempertahankan atau malah menutup anak perusahaan. Demikian pula, perusahaan induk dapat bertindak apakah meningkatkan atau menurunkan nilai investasi atau membuat keputusan tentang mengganti atau mempertahankan pimpinan anak perusahaannya. Dalam menempuh langkah ketiga ini perusahaan induk harus menimbang posisinya terhadap anak perusahaan, apakah sebagai pemegang saham tunggal atau hanya sebagai yang mempunyai hak suara mayoritas/ minoritas. Tentu saja ketiga langkah tersebut harus dilakukan dengan sistematis dan dengan pertimbangan yang matang karena pengendalian yang terlalu kendor bisa membuat arah anak perusahaan menyimpang dari arah perusahaan induk tetapi sebaliknya pengendalian yang kelewat ketat membuat anak perusahaan menjadi tidak independen.
  • 12. Auditing: Merekatkan Hubungan Induk dan Anak Perusahaan Dalam memelihara hubungan tata kelola yang baik antar induk dan anak perusahaan, proses auditing merupakan salah satu langkah yang cukup efektif. Permasalahannya adalah bagaimana menciptakan sistem mekanisme audit yang komprehensif namun tetap memenuhi kaidah reasonable assurance (jaminan yang wajar terhadap hasil audit dan dapat dipertanggungjawabkan). Sebagai perusahaan yang listing di Bursa Saham New York Stock Exchange, Telkom telah dengan sigap mengikuti ketentuan Sarbanes-Oxley Act (SOX) khususnya pasal 302 dan 404. Implementasi SOX dengan segala aturan turunannya dapat menjembatani pelaksanaan auditing secara lebih akurat. SA (Standar audit) no. 2 PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board) yang kemudian diamandemen menjadi no. 5 sebagai standar auditing yang menjadi acuan US SEC, misalnya, mengharuskan pelaksanaan auditing secara terintegrasi (integrated audit) antara audit laporan keuangan dan internal control over financial reporting (ICOFR). Standar ini menghendaki pelaksanaan audit dilakukan secara komprehensif dan parallel antara kedua objek audit di atas, dan pula semua unit bisnis di dalam perusahaan termasuk anak perusahaannya. Sesungguhnya standar ini telah mendorong upaya pelaksanaan audit di seluruh jajaran perusahaan berjalan cepat, tepat dan akurat. Namun di sisi lain, upaya ini akan menyedot sumber daya tidak sedikit. Maka langkah taktis untuk mensiasatinya adalah melakukan setting terhadap siklus-siklus bisnis yang ada dan menentukan proses-proses bisnis dan kontrol kunci sehingga lingkup audit terdefinisi lugas dan tegas. Langkah lain untuk optimalisasi kegiatan auditing adalah implementasi teknik selfassessment. Dalam prakteknya self-assessment dapat dilakukan untuk memfasilitasi pelaksanaan audit laporan keuangan atau sertifikasi sesuai section 302 SOX. Namun pula self-assessment dapat dijalankan sebagai bagian integral dari pendekatan pengujian section 404 SOX atau yang lebih dikenal dengan istilah control self-assessment (CSA). Ada sejumlah manfaat dengan penerapan self-assessment dalam hal memperbaiki hubungan induk dan anak perusahaan dalam bidang auditing, yaitu: 1. Memacu ‘tone-at-the-top’ supaya tersampaikan kepada para pemilik proses 2. Memperkuat akuntabilitas para pemilik proses terhadap proses bisnis dan kontrol- kontrol kritis. 3. Mengintegrasikan kegiatan control and risk assessment ke dalam praktek bisnis harian. 4. Memperkuat analisis lintas unit bisnis, pelaporan, dan atribut lain yang harus mengalami pengujian. 5. Mereduksi biaya dengan menurunkan lingkup detail pengujian kontrol dan memfasilitasi pengujian preliminary akhir tahun. Dalam tataran praktek, self-assessment dapat mempercepat pelaksanaan audit terintegrasi dalam Telkom grup. Mekanisme praktis yang dapat ditempuh sebagai berikut: 1. Self-assessment dilakukan oleh unit-unit bisnis pemilik proses secara periodik, misalnya per triwulan. Unit-unit bisnis berada baik di induk maupun di sejumlah anak perusahaan. Objek selfassessment terdiri dari laporan keuangan, proses bisnis atau significant controls. Objek ini harus didesain sejalan dengan objek audit terintegrasi yang akan dilakukan setahun sekali. Oleh karena itu sebelumnya harus dipetakan dahulu objek-objek tersebut berdasarkan kriteria yang standard
  • 13. dan disepakati bersama oleh semua unit bisnis dan internal/ eksternal audit dengan berpedoman kepada standar PCAOB. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka mempercepat mekanisme audit terintegrasi pada akhir tahun berikutnya. 2. Hasil self-assessment harus disahkan/ disertifikasi oleh masing-masing kepala unit bisnis secara berjenjang (cascading). 3. Secara periodik pula hasil self-assessment harus direview oleh internal audit. 4. Hasil review terhadap self-assessment harus dijadikan salah satu acuan pada saat akan melakukan audit berkala per triwulan oleh internal auditor. Tentu saja internal auditor harus melihat acuan lain dalam melakukan audit dengan mempertimbangkan unsur risiko supaya metode yang dilakukan sesuai dengan pendekatan risk-based audit. Dengan langkah-langkah di atas, pada menjelang akhir tahun dimungkinkan bahan- bahan audit terintegrasi sudah tersedia lengkap. Artinya: a) Data yang diperlukan auditor eksternal untuk keperluan audit, baik hasil review laporan keuangan maupun hasil pengujian internal control berkala di masing- masing unit bisnis termasuk anak perusahaan sudah tersedia. b) Data pada butir a di atas sudah berstatus certified, reviewed dan bahkan audited oleh auditor internal sehingga dapat mewujud sebagai Telkom’smanagement assertion. c) Pada giliran auditor eksternal masuk, maka ia dapat memulai dengan me-review butir a dan b di atas. Dengan begitu, auditor eksternal tidak memulai kegiatan audit terintegrasi dari nol. Bahwa auditor eksternal tidak akan mempercayai semua data baku di atas adalah mungkin saja, sehingga ia akan melakukan uji petik di lapangan. Namun dengan kesiapan data audit seperti demikian, akan melancarkan pihak auditee maupun auditor sehingga nantinya kegiatan auditing berjalan cepat, tepat dan akurat. Guna terselenggaranya pelaksanaan integrated audit yang cepat dan akurat, hal lain yang perlu ditimbang untuk perbaikan di area internal audit sendiri, diantaranya: 1. Strategic Direction · Peran dan lingkup internal auditor perlu pendefinisian ulang sehingga eksistensi IA ‘diperlukan’ kehadirannya di perusahaan. · Perbaikan struktur organisasi internal auditor sehingga jalur pelaporan dan pengelompokkan fungsi mendukung mekanisme auditing yang cepat dan akurat. · Pengembangan ekspektasi / tinjauan atas peran internal auditor dimasa mendatang · Mengkaji orientasi serta nilai tambah bagi obyek audit 2. Methodology, Technology & Knowledge · Metode pengkajian risiko yang handal · Proses perencanaan audit · Strategi pelaksanaan audit, termasuk pendekatan, dokumentasi, dan pengendalian mutu · Komunikasi dan strategi pelaporan dan pemantauan tindak lanjut · Penggunaan teknologi dalam pelaksanaan audit
  • 14. · Knowledge practice untuk meningkatkan efisiensi kerja internal auditor. 3. People · Kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia internal auditor · Evaluasi kinerja dan program pelatihan. Kesimpulan Membina hubungan induk dan anak perusahaan harus dilakukan dengan membina komunikasi yang baik antara keduanya. Prinsip keadilan dalam arti menempatkan segala sesuatu pada tempatnya adalah upaya lain guna terjadinya komunikasi yang seimbang. Kiat-kiat manajemen yang akan ditempuh dalam mengelola anak perusahaan harus tetap dijalankan dengan prinsipprinsip keadilan, misalnya dengan menimbang komposisi kepemilikan saham perusahaan induk. Aktivitas auditing adalah metode cukup efektif untuk membangun hubungan kerja antara induk dan anak perusahaan. Di Telkom group, pendekatan audit yang dapat ditempuh adalah standarstandar yang ditentukan oleh PCAOB. Dalam standar tersebut telah diatur mekanisme integrated audit laporan keuangan dan pelaksanaan internal control over financial reporting. Dengan ditambah mekanisme self-assessment, pelaksanaan audit di Telkom group dapat dilaksanakan secara cepat, tepat dan akurat.