SlideShare a Scribd company logo
1 of 218
Download to read offline
PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP
KESETIMBANGAN KIMIA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN PBL (Problem Based Learning)
(Penelitian Tindakan Kelas di SMA Muhammadiyah 2 Cipondoh)
SKRIPSI
Oleh:
LIN SUCIANI ASTUTI
106016200616
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
LEMBAR PENGESAHAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL (Problem Based Learning)
(Penelitian Tindakan Kelas Pada SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Lin Suciani Astuti
NIM. 106016200616
Mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd. Burhanudin Milama, M.Pd.
NIP. 196501151987031020 NIP. 197702012008011001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATUALLAH
JAKARTA
1432 H/2011M
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Konsep
Kesetimbangan Kimia melalui Model Pembelajaran PBL (Problem Based
Learning)”. Oleh Lin Suciani Astuti, NIM 106016200616. Diajukan kepada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan LULUS dalam ujian Munaqosah pada
tanggal 7 Juni 2011 di hadapan Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Kimia.
Jakarta, 7 Juni 2011
Panitia Ujian Munaqosah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Prodi Pendidikan Kimia
Dedi Irwandi, M.Si
NIP. 19710528 200003 1 002
Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA
Nengsih Juanengsih, M.Pd .
NIP. 19760309 200501 2 002
Penguji I
Dedi Irwandi, M.Si
NIP. 19710528 200003 1 002
Penguji II
Tonih Feronika, M.Pd .........................
NIP. 19760107 200501 1 007
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA
NIP. 19571005 198703 1 003
i
ABSTRAK
Lin Suciani Astuti. Peningkatan Hasil Belajar Konsep Kesetimbangan Kimia
Melalui Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning), Program Studi
Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2011.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA-1 SMA Muhamadiyah
02 Cipondoh tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang
yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 26 siswa perempuan. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep kesetimbangan
kimia. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menerapkan desain tindakan
berdasarkan prinsip-prinsip desain pembelajaran model pembelajaran PBL
(Problem Based Learning) diantaranya adalah sikap berpikir kritis siswa dan
kemandirian siswa dalam pembentukan konsep kimia. Prinsip berpikir kritis siswa
dengan kegiatan eksperimen dan diskusi kelompok. Sedangkan, prinsip
kemandirian siswa dilakukan dengan kegiatan pemecahan masalah secara
individu.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar konsep
kesetimbangan kimia melalui model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) adalah rata-rata pencapaian hasil belajar siswa setiap siklusnya yaitu
67,33 pada siklus I, dan 77,56 pada siklus II.
Kata kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Hasil belajar siswa, model pembelajaran
PBL (Problem Based Learning).
ii
ABSTRACT
Lin Suciani Astuti., To Increase The Result of Student’s Learning Equilibrum
Chemical Concept Via PBL’s Learning Model (Problem Based learning),
Majority of Chemystry Education, The Natural Sciences of Education
Departement, The Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, State Islamic
University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
This research is the classroom action research. It was designed in two
cycle. Each cycle consists of planning, action, observation, and reflection. The
subjects of this research are students of XI IPA-1 class of SMA Muhamadiyah 02
Cipondoh in academic year 2010/2011 with amount of students 36 peoples that
consists of 10 mens and 26 girls. The research aims to increase the result of
student’s learning at equilibrum chemical concept. To reach the effect that,
researcher applies to design action bases model learning design principles PBL'S
learning ( Problem Based Learning ) amongst those is attitude think critical
student and student independence in formation chemical concept. Principle thinks
critical student with experiment and group discussion activity. Meanwhile, student
independence principle did by trouble-shooting activity individually.
The result of research showing. To Increase The Result of Student’s
Learning Equilibrum Chemical Concept Via PBL’s Learning Model (Problem
Based learning) Average of the student study result in first cycle is 67,33, the
second is 77,56.
Key word: The classroom action research, The result of Student’s Learning,
PBL’s Learning Model (Problem Based Learning).
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim,
Puji syukur kehadirat Illahi Rabbi, Tuhan semesta alam, Raja Manusia
yang berkat rahmat dan kuasa-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan karya ilmiah berupa skripsi dengan judul “Peningkatan
Hasil Belajar Konsep Kesetimbangan Kimia Melalui Model Pembelajaran PBL
(Problem Based Learning)”. Skripsi ini ditunjukkan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Strata I (S1). Salawat serta salam teriring kepada
Baginda Rasulullah SAW, sebagai pembawa peradaban yang membawa manusia
keluar dari masa kegelapan dan kebodohan menuju masa yang penuh cahaya dan
semoga salam tetap tercurah pada keluarga dan para sahabatnya.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari
dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Mudah-mudahan Allah SWT
membalas jasa dan pengorbanan yang telah membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dedi Irwandi, M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Ahmad Sofyan, M.Pd., dan Bapak Burhanudin Milama, M.Pd., Dosen
pembimbing skripsi yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan
iv
pikirannya untuk memberikan arahan, semangat, dukungan dan bimbingan
dengan penuh kesabaran.
6. Ibu Nimmi Pujianti, M.Pd., Kepala Sekolah SMA Muhamadiyah 02
Cipondoh yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian di sekolah tersebut.
7. Bapak Karmawan S.Pd., Guru pengajar kimia kelas XI IPA 1 di SMA
Muhamadiyah 02 Cipondoh yang telah memberikan kesempatan dan bersedia
bekerjasama dalam pelaksanaan penelitian.
8. Teruntuk keluarga, ayahanda Sumarno dan ibunda Rokhilah tercinta yang
tiada henti memberikan do’a, kasih sayang, dan nasihatnya.
9. Adik (Maghfi) yang selalu memberikan semangat untuk menjadi contoh yang
baik baginya.
10. Sahabat-sahabat, Ferlizha (Fevi, Rida, Lia, Susi, Isyfi, Eka). Persahabatan
kita adalah tali terindah dalam hidup ini, semoga selalu kuat dan terikat
selamanya.
11. Seluruh teman-teman kimia angkatan 2006, yang selalu memberikan
dukungan.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis mengharapkan saran dan kritik bagi para pembaca skripsi ini.
Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi
semua pihak yang membaca dan membutuhkannya.
Akhirnya penulis hanya dapat memanjatkan do’a kepada Allah SWT
semoga segala perhatian, motivasi dan bantuan semua pihak dibalas oleh Allah
SWT sebagai amal kebaikan. Amin.
Jakarta, 29 Maret 2011
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................i
ABSTRACT ........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ..............................................6
C. Pembatasan Fokus Penelitian.............................................................6
D. Perumusan Masalah Penelitian...........................................................6
E. Tujuan Penelitian................................................................................7
F. Manfaat Hasil Penelitian....................................................................7
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Kajian Teoretik..........................................................................................8
1. Hasil Belajar ........................................................................................8
a. Pengertian Belajar Kimia.................................................................8
b. Ciri-ciri Belajar................................................................................10
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ...................................10
d. Pengertian Hasil Belajar ..................................................................10
2. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning).........................14
a. Pengertian Kontruktivisme ..............................................................14
b. Pengertian Model Pembelajaran PBL .............................................16
c. Karakteristik PBL ............................................................................17
d. Tujuan Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) ...................18
vi
e. Tahapan Pembelajaran PBL (Problem Based Learning).................18
f. Langkah-langkah PBL (Problem Based Learning) .........................19
g. Manfaat Pembelajaran Berdasarkan Masalah..................................21
h. Kelebihan dan Kelemahan PBL (Problem Based Learning)...........21
3. Konsep Kesetimbangan Kimia.............................................................22
B. Kajian Penelitian Relevan .........................................................................24
C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan..........................................28
D. Hipotesis Tindakan....................................................................................30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Tindakan ...................................................31
B. Metode dan Desain Penelitian Tindakan...................................................31
1. Metode Penelitian.................................................................................31
2. Intervensi Tindakan atau Rancangan Setiap Siklus..............................32
C. Subjek/Parsitipan yang Terlibat dalam Penelitian ....................................32
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ...............................................32
E. Tahapan Intervensi Tindakan....................................................................33
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan.............................................34
G. Data dan Sumber Data...............................................................................35
H. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang Digunakan ..........................35
1. Wawancara ..........................................................................................35
2. Tes ......................................................................................................36
3. Lembar Observasi.................................................................................37
4. Catatan Lapangan .................................................................................40
I. Teknik Pengumpulan Data........................................................................40
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi .................41
1. Validitas Data .......................................................................................41
2. Reliabilitas............................................................................................42
3. Tingkat Kesukaran Soal........................................................................43
4. Daya Beda Soal ....................................................................................43
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis............................................44
vii
L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan .............................46
M. Indikator Pencapaian.................................................................................48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Temuan Penelitian ...........................................................................49
1. Siklus I..................................................................................................49
a. Perencanaan .....................................................................................49
b. Tindakan ..........................................................................................50
c. Pengamatan......................................................................................50
d. Hasil Belajar ....................................................................................54
e. Refleksi ............................................................................................55
f. Keputusan ........................................................................................57
2. Siklus II ................................................................................................58
a. Perencanaan .....................................................................................58
b. Tindakan ..........................................................................................58
c. Pengamatan......................................................................................59
d. Hasil Belajar ....................................................................................62
e. Refleksi ............................................................................................63
f. Keputusan ........................................................................................65
B. Pembahasan...............................................................................................65
C. Keterbatasan dalam Penelitian ..................................................................69
BAB V PENUUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................70
B. Saran..........................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................72
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Bagan Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan .....................28
Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas ....................................................32
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Lima Tahapan PBL (Problem Based Learning) ................................19
Tabel 3.1. Tahapan Intervensi Tindakan.............................................................33
Tabel 3.2. Jenis Data, Sumber Data dan Instrumen ............................................35
Tabel 3.3. Kisi-kisi Lembar Wawancara.............................................................36
Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Konsep Kesetimbangan Kimia..........36
Tabel 3.5. Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa pada Model Pembelajaran PBL..38
Tabel 3.6. Indikator-indikator PBL (Problem Based Learning) pada Lembar
Observasi Guru...................................................................................39
Tabel 3.7. Kisi-kisi Lembar Catatan Lapangan...................................................40
Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Soal......................................................................42
Tabel 3.9. Kriteria Reliabilitas Instrumen...........................................................42
Tabel 3.10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen.........................................................43
Tabel 3.11. Pedoman Kriteria Indeks Kesukaran Soal..........................................43
Tabel 3.12. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal .....................................................43
Tabel 3.13. Pedoman Klasifikasi Daya Pembeda Soal .........................................44
Tabel 3.14. Hasil Uji Daya Beda Soal...................................................................44
Tabel 3.15. Klasifikasi Penilaian Indikator PBL (Problem Based Learning) pada
Lembar Observasi Guru .....................................................................45
Tabel 4.1. Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus I..........................50
Tabel 4.2. Hasil Catatan Lapangan Siklus I........................................................51
Tabel 4.3. Hasil Wawancara Siklus I ..................................................................53
Tabel 4.4. Hasil Tes Hasil Belajar siswa pada Siklus I.......................................54
Tabel 4.5. Kekurangan dan Perbaikan Siklus I ...................................................55
Tabel 4.6. Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus II.........................59
Tabel 4.7. Hasil Catatan Lapangan Siklus II.......................................................60
Tabel 4.8. Hasil Wawancara Siklus II.................................................................61
Tabel 4.9. Hasil Tes Belakar Siswa pada Siklus II .............................................62
Tabel 4.10. Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Siklus II..................................64
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus............................................................................................75
Lampiran 2 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.............................77
Lampiran 3 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...........................90
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa Siklus I .........................................................99
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Siklus II........................................................110
Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I.............................117
Lampiran 7 Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Siswa Siklus II............................121
Lampiran 8 Kisi-kisi Kunci Jawaban dan Penskoran Tes Hasil Belajar Siswa
Siklus I...........................................................................................125
Lampiran 9 Kisi-kisi Kunci Jawaban dan Penskoran Tes Hasil Belajar Siswa
Siklus II..........................................................................................133
Lampiran 10 Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis pada Siklus I......................144
Lampiran 11 Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis pada Siklus II ....................146
Lampiran 12 Tabel Nilai Kimia Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Muhamadiyah 02
Cipondoh Tahun Ajaran 2009/2010 ..............................................147
Lampiran 13 Tabel Analisis Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa Konsep
Kesetimbangan Kimia pada Siklus I dan Siklus II ........................149
Lampiran 14 Analisis Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siswa pada
Siklus I...........................................................................................150
Lampiran 15 Perhitungan Uji Validitas Instrumen Siklus I................................151
Lampiran 16 Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I ............................152
Lampiran 17 Tingkat Kesukaran Soal Siklus I ...................................................153
Lampiran 18 Daya Beda Soal Siklus I ................................................................154
Lampiran 19 Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal Siklus I......155
Lampiran 20 Analisis Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siswa pada
siklus II ..........................................................................................156
Lampiran 21 Perhitungan Uji Validitas Instrumen Siklus II...............................157
Lampiran 22 Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Siklus II...........................158
Lampiran 23 Tingkat Kesukaran Soal Siklus II ..................................................159
xi
Lampiran 24 Daya Beda Soal Siklus II...............................................................160
Lampiran 25 Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal Siklus II ....161
Lampiran 26 Tabel Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar Konsep Kesetimbangan
Kimia Siklus I................................................................................162
Lampiran 27 Tabel Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar Konsep Kesetimbangan
Kimia Siklus II...............................................................................163
Lampiran 28 Analisis Pretes Siklus I SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh ..........164
Lampiran 29 Analisis Postes Siklus I SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh..........165
Lampiran 30 Analisis Pretes Siklus II SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh.........166
Lampiran 31 Analisis Postes Siklus II SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh ........167
Lampiran 32 Tabel Skor N-gain Siklus I ............................................................168
Lampiran 33 Tabel Skor N-gain Siklus II...........................................................169
Lampiran 34 Tabel Tindakan Kegiatan Guru dan Siswa pada Siklus I ..............170
Lampiran 35 Tabel Tindakan Kegiatan Guru dan Siswa pada Siklus II.............173
Lampiran 36 Format Lembar Observasi Kegiatan Siswa (Kelompok)...............175
Lampiran 37 Format Lembar Observasi Kegiatan Siswa (Individu) ..................177
Lampiran 38 Tabel Persentase Lembar Observasi Kegiatan Siswa....................178
Lampiran 39 Lembar Observasi Kemampuan PBL (Problem Based Learning)
Guru ...............................................................................................179
Lampiran 40 Tabel Hasil Observasi Kegiatan Guru ...........................................182
Lampiran 41 Format Catatan Lapangan..............................................................186
Lampiran 42 Tabel Hasil Catatan Lapangan pada Siklus I.................................187
Lampiran 43 Tabel Hasil Catatan Lapangan pada Siklus II................................189
Lampiran 44 Berita Wawancara Observasi Awal Terhadap Guru Bidang Studi
Kimia .............................................................................................191
Lampiran 45 Pedoman Wawancara Siklus I .......................................................193
Lampiran 46 Pedoman Wawancara Siklus II......................................................194
Lampiran 47 Tabel Hasil Wawancara pada Siklus I...........................................195
Lampiran 48 Tabel Hasil Wawancara pada Siklus II..........................................197
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Dictionary of Psycohology seperti yang telah dikutip Syah,
pendidikan diartikan sebagai “Tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan
(seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan
perkembangan individu dalam mengetahui pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan
sebagainya”.1
Penetapan standar proses pendidikan merupakan kebijakan yang
sangat penting untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak
kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses
pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk
menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun
berbagai informasi dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu
untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya? Ketika
anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka
miskin aplikasi. Oleh karena itu, pendidik atau guru harus mengutamakan
keterampilan dasar dan meningpkatkan tingkat berpikir kritis yang harus
dimiliki oleh peserta didik agar mereka dapat memahami konsep dengan
sistematis, baik secara teoritis maupun aplikasinya.2
Kenyataan ini berlaku
untuk semua mata pelajaran khususnya mata pelajaran Science (IPA) yang
tidak dapat mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir kritis dan
sistematis, karena strategi pembelajaran berpikir tidak digunakan secara baik
dalam setiap proses pembelajaran di dalam kelas.
1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendidikan Baru, (Jakarta: Remaja Rosda
Karya, 2002) h. 11
2
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2009) h. 1
2
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang sangat penting
dalam memajukan perkembangan teknologi. Dengan pesatnya perkembangan
IPA memberikan sumbangan terhadap perkembangan teknologi, demikian juga
sebaliknya, perkembangan teknologi memberikan wahana yang
memungkinkan IPA dapat menjadi pesat. Perkembangan IPA dan teknologi
yang begitu pesat ini menuntut dan menggugah para pendidik untuk dapat
merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan
konsep IPA khususnya kimia.
Pada hasil observasi pendahuluan dengan guru kimia di SMA
Muhamadiyah 02 Cipondoh diperoleh data pencapaian hasil belajar kelas XI
IPA pada semester 1 tahun ajaran 2009/2010 masih banyak siswa yang
mendapat nilai dibawah KKM. Setelah wawancara dengan siswa-siswa kelas
XI IPA 1 SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh, bahwa hal yang menyebabkan
nilai kimianya rendah dikarenakan mereka sudah memandang awal dari materi
kimia itu susah. Dari konsep yang sudah ditanam oleh siswa bahwa mata
pelajaran kimia itu susah maka mereka kurang yakin akan belajarnya, apalagi
jika dalam proses pembelajaran kimia disekolah hanya diterapkan metode
ceramah tanpa hands-on activity atau kinestetik tertentu dan kebiasaan untuk
berfikir lebih kritis dalam mempelajari suatu masalah pada materi-materi
kimia.
Setelah peneliti melakukan observasi di kelas XI.IPA.1 SMA
Muhamadiyah 02 Cipondoh Tangerang, dengan jumlah 36 siswa didapatkan
masalah-masalah yang ada pada proses pembelajaran diantaranya: Kurangnya
motivasi dalam diri siswa untuk belajar kimia. Hal ini tampak terlihat pada saat
proses pembelajaran kimia mereka kurang semangat. Apalagi jika guru studi
kimia pada saat belajar memberikan suatu masalah yang berhubungan dengan
rumus-rumus kimia, rata-rata siswa menjawabnya sangat lamban. Kemudian
apabila diberikan tugas, siswa sering tidak mengerjakannya. Masalah kedua,
yaitu sebagian siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran kimia.
Pada saat di berikan metode pembelajaran konvensional, siswa hanya terpaku
pada guru dan kurang mengembangkan kreatifitasnya masing-masing.
3
Misalkan, ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas XI.IPA 1 guru
menerapkan metode pembelajaran ceramah dan latihan soal tanpa ada tanya
jawab tertentu, siswa tidak mengembangkan kemampuan berpikirnya untuk
mencoba mengerjakan soal-soal di papan tulis, mereka hanya mengandalkan
guru untuk menjawabnya. Disamping itu juga guru tidak memberikan
kesempatan siswa untuk berfikir aktif dan kreatif. Masalah yang ketiga,
Kurangnya interaksi siswa pada saat belajar kimia. Hal ini dikarenakan guru
jarang menerapkan metode yang dapat memberikan interaksi antara siswa
dengan siswa dan siswa dengan guru, seperti metode diskusi, demonstrasi atau
praktikum dan metode lainnya yang dapat menimbulkan interaksi siswa yang
positif. Di dalam kelas banyak siswa yang melakukan aktivitas diluar kegiatan
belajar kimia (misalkan berbicara sesama teman, bermain-main dengan teman
sebangku, dan tidak serius dalam belajar). Masalah yang kelima, siswa tidak
mempunyai keingintahuan tentang informasi-informasi yang berhubungan
dengan kimia. Siswa dikelas XI.IPA 1 apabila diperintah oleh guru untuk
mencari suatu informasi yang berhubungan dengan materi-materi kimia dalam
kehidupan sehari-hari, siswa selalu mengeluh. Misalkan diperintah untuk
mencari artikel tentang zat aditif di dalam makanan. Kemudian masalah yang
keenam yaitu sebagian besar siswa malas untuk berfikir lebih kritis dalam
memecahkan suatu masalah. Misalkan untuk memecahkan soal-soal yang
berhubungan dengan alam yang harus dibuktikan dengan bereksperimen. Jadi
bagaimana mereka akan mendapatkan nilai yang maksimal sedangkan dalam
memahami konsep kimia saja mereka belum bisa.
Pada wawancara hasil belajar kimia menurut guru bidang studi kimia,
siswa yang mendapatkan nilai kimia yang mencapai ketuntasan minimal yaitu
65 hanya ada 14 dari 36 siswa, dengan kata lain siswa yang mencapai nilai
ketuntasan minimal hanya ada 42%. Guru studi kimia di kelas XI.IPA 1 belum
pernah menerapkan model-model pembelajaran yang menerapkan masalah. Hal
ini yang menyebabkan siswa kurang mengerti dan kurang mengkritisi suatu
masalah dalam memahami materi-materi kimia. Dengan meningkatnya
pemahaman konsep kimia maka diharapkan hasil belajarnya juga meningkat.
4
Uraian di atas menunjukkan adanya masalah pembelajaran dikelas
XI.IPA 1 yang bermacam-macam. Salah satu diantaranya yaitu siswa malas
untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang akan mengakibatkan
kesanjangan antara suatu proses dan hasil belajar pada pembelajaran kimia
yang tidak diharapkan oleh para ahli pendidikan dengan pembelajaran yang
dilaksanakan di SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh. Oleh karena itu, peneliti
perlu mengadakan usaha perbaikan proses pembelajaran dengan menerapkan
model-model pembelajaran efektif dan inovatif. Model pembelajaran yang
dipilih dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berdasarkan masalah
atau Problem Based Learning (PBL) pada konsep kesetimbangan kimia, karena
konsep kesetimbangan kimia merupakan salah satu konsep yang dianggap sulit
oleh siswa. Hal ini terbukti dengan masih rendahnya nilai rata-rata ulangan
harian kelas XI IPA 1 SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh tahun ajaran
2009/2010, sehingga dibutuhkan salah satu model pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasilbelajar siswa.
Selain itu, pada Kompetensi Dasar yang harus dicapai pada konsep
kesetimbangan kimia yang pertama yaitu menjelaskan pengertian
kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan dengan melakukan percobaan. Dengan dimunculkannya
masalah yang mengaitkan reaksi kesetimbangan dengan kehidupan sehari-hari
maka guru akan lebih menekankan pada proses tingkat berfikir kritis siswa
untuk memecahkan masalah tersebut dengan diadakannya penyelidikan
(praktikum). Hal inilah siswa dapat menjelaskan apa pengertian kesetimbangan
kimia dan faktor-faktor yang mmempengaruhi pergeseran kesetimbangan.
Pada Kompetensi Dasar yang kedua yaitu menentukan hubungan
kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.
Setelah siswa mengamati suatu reaksi kesetimbangan kimia dan dapat
menjelaskan pengertian kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pergeseran kesetimbangan, maka siswa juga di tekankan untuk dapat
memecahkan masalah perhitungan berdasarkan pereaksi dan hasil reaksi pada
suatu reaksi kesetimbangan yang telah dipraktikumkan. Kemudian Kompetensi
5
Dasar yan ketiga yaitu menjelaskan penerapan prinsip kesetimbangan dalam
kehidupan sehari-hari dan industri. Disini siswa di berikan suatu permasalahan
bagaimanakah aplikasi reaksi kesetimbangan kimia dalam kehidupan sehari-
hari dan industri berdasarkan lembar informasi permasalahan dari guru. Sesuai
dengan tujuan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) yaitu siswa
dapat mengembangkan ketrampilan berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan
masalah baik secara kelompok maupun individu, maka untuk mencapai SK dan
KD pada konsep kesetimbangan kimia diterapkannya metode yang tepat yaitu
dengan melaksanakan praktikum, diskusi, dan proses pemecahan secara
individu. Belajar berdasarkan masalah atau PBL adalah model pembelajaran
yang dasar filosofinya adalah kontruktivisme.
Dalam pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning),
pembelajaran yang berdasarkan struktur masalah yang nyata dengan kehidupan
sehari-hari dan berkaitan dengan konsep-konsep kimia yang akan dibelajarkan.
Dengan cara ini, siswa mengetahui mengapa mereka belajar. Semua informasi
akan mereka kumpulkan melalui penelaahan materi ajar, eksperimen, ataupun
melalui diskusi dengan temannya, untuk dapat memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan
pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan
maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri
dan ketrampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian, dan
percaya diri. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa dalam
menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan.3
Berdasarkan pernyataan di atas peneliti mengambil judul penelitian:
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Kesetimbangan Kimia
dengan Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)”.
3
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010) h.
92
6
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Identifikasi masalah dari penelitian tindakan ini adalah :
1. Kimia merupakan pelajaran yang dianggap susah dipahami oleh siswa jika
dibandingkan pelajaran-pelajaran yang lainnya.
2. Kurangnya motivasi internal siswa dalam belajar kimia.
3. Siswa pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran kimia.
4. Sebagian besar siswa belum terbiasa untuk berfikir lebih kritis.
5. Siswa kesulitan dalam memecahkan suatu masalah-masalah yang
berhubungan dengan materi kimia
6. Guru masih menerapkan teaching center bukan student center.
7. Hasil belajar kimia siswa masih rendah, hanya ada 42% siswa yang tuntas
dengan nilai KKM (65).
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Dari uraian identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka
pembahasan dalam ruang lingkup masalah pada judul Peningkatan Hasil
Belajar pada Konsep Kesetimbangan Melalui Model Pembelajaran PBL
(Problem Based Learning) akan dibatasi sebagai berikut:
1. Sebagian siswa belum terbiasa untuk berfikir lebih kritis.
2. Siswa kesulitan dalam memecahkan suatu masalah-masalah yang
berhubungan dengan materi kimia.
3. Hasil belajar siswa masih rendah, hanya ada 42% siswa yang tuntas
dengan nilai KKM (65).
D. Perumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimanakah
penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) pada konsep
kesetimbangan kimia terhadap hasil belajar siswa?”.
7
E. Tujuan Penelitian Tindakan
Dalam penelitian ini, diharapkan nilai hasil belajar siswa kelas
XI.IPA.1 dapat meningkat melalui model pembelajaran PBL (Problem based
Learning) pada konsep kesetimbangan kimia.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya, yaitu :
1) Bagi peneliti sendiri, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman terhadap pembelajaran model pembelajaran PBL (Problem
Based Learning).
2) Bagi sekolah SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh, diharapkan menjadi
bahan masukan guru-guru SMA tersebut dalam memilih model
pembelajaran ataupun metode pembelajaran yang paling tepat, agar proses
belajar mengajar menjadi efektif dan mencapai kualitas hasil belajar yang
baik.
3) Sedangkan bagi siswanya sendiri, diharapkan nilai-nilai hasil belajar
dalam pembelajaran kimia dapat meningkat, khususnya pada konsep
kesetimbangan kimia.
8
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Hasil Belajar Kimia
a. Pengertian Belajar
“Belajar adalah proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami
konsep-konsep yang dikembangkan sendiri atau kelompok, baik mandiri
maupun dibimbing”.1
Belajar merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh
setiap orang, mulai dari lahir sampai ke liang lahat tidak terkecuali baik pria
maupun wanita.
“Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan, sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik
dilingkungan sekolah maupun dilingkungan keluarganya sendiri”.2
Pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk,
dan manifestasinya mutlak diperlukan bagi para pendidik khususnya para
guru.
Belajar merupakan peristiwa atau kejadian tingkah laku siswa sehari-
hari di sekolah yang merupakan suatu hal kompleks. Kompleksitas belajar
tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari
segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses
mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut berupa
keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, dan bahan yang telah
terhimpun dalam buku-buku pelajaran.3
1
Tonih Feronika, Strategi Pembelajaran Kimia, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2008), h. 2
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendidikan Baru, (Bandung; PT Remaja
Rosdakarya, 2002), h.89
3
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 17
9
“Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono adalah kegiatan
belajar mengajar ditinjau dari sudut kegiatan siswa berupa pengalaman
belajar siswa yaitu kegiatan siswa yang direncanakan guru untuk dialami
siswa selama kegiatan belajar-mengajar”.4
Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian belajar, seperti yang
di kutip Syah di antaranya :5
1) Skinner
Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif.
2) Chaplin
Chaplin membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan
pertama menyatakan bahwa belajar adalah perolehan tingkah laku yang
relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Sedangkan
rumusan yang kedua mrnyatakan bahwa belajar adalah proses memperoleh
respons-respons akibat adanya latihan khusus.
3) Hintzman
Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organism (manusia
atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi
tingkah laku organisme tersebut. Dalam pandangannya, perubahan yang
ditimbulkan oleh pengalaman baru dapat dikatakan belajar apabila
mempengaruhi organisme.
4) Wittig
Belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam
segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengalaman.
5) Reber
Reber membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar
adalah proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu
perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan
yang diperkuat.
Dari beberapa definisi di atas mengenai belajar dapat di simpulkan
bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
pengalaman atau latihan dan proses berfikir.
4
Ibid.
5
Muhibin Syah, op.cit., h. 90
10
b. Ciri-Ciri Belajar
Berdasarkan pengertian atau definisi-definisi belajar, maka belajar
sebagai suatu kegiatan dapat diidentifikasi ciri-ciri kegiatannya sebagai
berikut:6
1) Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu
yang belajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik aktual maupun
potensial.
2) Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang
berlaku dalam waktu relatif lama.
3) Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
1) Faktor Internal (faktor dari dalam siswa) yakni keadaan/kondisi jasmani
dan rohani siswa diantaranya adalah:7
- Minat belajar
- Kesehatan
- Perhatian
- Ketenangan jiwa di waktu belajar
- Motivasi
- Kegairahan diri
- Cita-cita
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan
disekitar siswa diantaranya adalah:
- Keadaan lingkungan belajar
- Cuaca
- Letak kelas
- Faktor interaksi sosial
- Faktor interaksi didik dengan pendidikannya
3) Faktor pendekatan belajar (approach to lerning) yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
d. Pengertian Hasil Belajar
“Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
tindak mengajar”. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar untuk sebagian adalah berkat
6
Tonih Feronika, op.cit., h. 5
7
Ibid.
11
tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain,
merupakan peningkatan kemampuan mental siswa.8
Hasil belajar dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu dampak pengajaran dan dampak pengiring.
Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam
angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan.
Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang
lain, suatu transfer belajar.
Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”.9
Menurut Gagne dalam bukunya Nana Sudjana hasil belajar dibagi
menjadi lima macam, yakni:10
1) Informasi verbal
2) Keterampilan intelektual
3) Strategi kognitif
4) Sikap
5) Keterampilan motoris
Prinsip penilaian hasil belajar adalah:11
1) Dalam menilai hasil belajar hendaknya dirancang sedemikian rupa
sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian,
dan interpretasi hasil penilaian.
2) Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses
belajar mengajar. Artinya, penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap
saat proses belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.
3) Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian
menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya,
penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian dan sifat
komprehensif.
8
Dimyati dan Mudjiono, op.cit., h. 3
9
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
rosdakarya. 2008), h. 22
10
Ibid.
11
Ibid.
12
4) Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya. Data
hasil penilaian sangat bermanfaat bagi guru maupun bagi siswa.
Hasil belajar merupakan “Prestasi belajar peserta didik secara
keseluruhan yang menjadi indicator kompetensi dasar dan derajat perubahan
perilaku yang bersangkutan”.12
Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi
secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompatansi. Ada tiga
aspek kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar
pencapaian kompetensi tersebut, yakni penilaian terhadap: 1) Penguasaan
materi akademik (kognitif), 2) Hasil belajar yang bersifat proses normatif
(afektif), dan 3) Aplikatif produktif (psikomotor).13
1) Hasil Belajar Penguasaan Materi
Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari yang
tingkatan rendah sampai tinggi, yakni:14
a) Pengetahuan/ingatan – knowledge,
b) Pemahaman – comprehension,
c) Penerapan – application,
d) Analisis – analysis,
e) Sintesis – synthesis
f) Evaluasi – evaluation
2) Hasil Belajar Proses (Normatif/Afektif)
Ranah afektif ini dirinci oleh Krathwohl dkk, menjadi lima jenjang, yakni:
a) Perhatian/Penerimaan (receiving)
b) Tanggapan (responding)
c) Penilaian/penghargaan (valuing)
d) Pengorganisasian (organization)
e) Karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai.
3) Hasil Belajar Aplikatif (Psikomotor)
Ranah psikomotor dibagi menjadi 7 tingkatan yaitu:
a) Persepsi – perception.
12
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara 2009), h. 212
13
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), h.13
14
Ibid.
13
b) Kesiapan – set.
c) Gerakan terbimbing – guided response.
d) Gerakan terbiasa – mechanism.
e) Gerakan kompleks – complex overt response.
f) Penyesuaian pola gerakan – adaptation.
g) Kretifitas/keaslian – creativity/origination.15
Penilaian hasil belajar tingkat nasional dilakukan oleh pemerintah
untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata
pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional. Ujian nasional
dilakukan secara objektif, berkeadilan dan akuntabel, serta diadakan
sekurang-kurangnya satu kali dan sebanyak-banyaknya dua kali dalam satu
tahun pelajaran (SNP).
Penilaian hasil belajar tingkat sekolah atau satuan pendidikan
bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata
pelajaran. Penilaian hasil belajar tingkat sekolah atau satuan pendidikan
identik dengan Ujian Berbasis Sekolah (UBS) atau School Based Exam
(SBE), yang sering juga disebut EBTA.16
Penilaian hasil belajar tingkat
kelas adalah “penilaian yang dilakukan oleh guru atau pendidik secara
langsung. Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan
untuk mengukur perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta
didik”.17
Suatu tes hasil belajar baru dapat dikatakan tes yang baik apabila
materi yang tercantum dalam item-item tes tersebut merupakan pilihan yang
cukup representatif terhadap materi pelajaran yang diberikan di kelas yang
bersangkutan.18
Jadi hasil belajar adalah hasil dari proses pembelajaran yang
mengakibatkan perubahan tingkah laku yang mencakup ranah kognitif,
afektif dan psikomorik.
15
Ibid.
16
E. Mulyasa, op.cit., h.203
17
Ibid.
18
Wayan Nurkancana, Evaluasi pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional. 1986), h. 52
14
2. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)
a. Pengertian Kontruktivisme
Teori kontruktivisme ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan
sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi
baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu
tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat
menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah,
menemukan segala sesuatu untuk diirinya sendiri, berusaha dengan susah
payah dengan ide-ide.19
Prinsip yang paling umum dan paling esensial yang
dapat diturunkan dari kontruktivisme ialah “anak-anak memperoleh banyak
pengetahuan di luar sekolah, dan pendidikan seharusnya memperhatikan hal
itu dan menunjang proses alamiah ini”.20
Konstruktivisme menjelaskan bahwa pemahaman bisa didapat dari
interaksi seseorang dengan lingkungannya, konflik kognitif dapat mendorong
seseorang untuk belajar, dan pengetahuan dapat terbentuk ketika siswa
menegosiasikan situasi sosial dan mengevaluasi pemahaman individualnya.
Terdapat banyak teori yang menjelaskan konstruktivisme. Teori-teori tersebut
menjelaskan bagaimana sebuah pengetahuan dan pemahaman terbentuk pada
diri seseorang.
Teori konstruktivisme kognitif ini tidak terlepas dengan teori Piaget
tentang teori perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif sebagian besar
ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif dengan lingkungannya. Piaget
yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan
penting bagi terjadinya perubahan perkembangan.21
Khususnya
berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada
akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis. Piaget menyatakan juga
bahwa pembelajaran akan berjalan dengan sukses jika sesuai dengan
19
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif, (Jakarta: Kencana 2010),
h. 28
20
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, ( Jakarta: Erlangga, 1996), h.160
21
Trianto, op. cit, h. 14
15
perkembangan kognitif siswa. Oleh karena itu, konstruktivisme ini disebut
dengan konstruktivisme kognitif.
Teori perkembangan Piaget mewakili kontruktivisme, yang
memandang kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif
membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-
pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Menurut teori Piaget, setiap
individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahrkan sampai
menginjak usia dewasa mengalami empat tahapan perkembangan kognitif.
Keempat tahapan tersebut adalah tahap sensorimotor (0 – 2 tahun),
preoperational (2 – 7 tahun), concrete operational ( 7– 11 tahun), dan formal
operational (11 – menjelang dewasa).22
Dari keempat tahapan perkembangan
kognitif di atas, anak SMA perkembangan kognitifnya masuk pada tahap
formal operation (11 – dewasa).
Perspektif kognitif kontruktivisme, yang menjadi landasan PBL,
menurut pendapat Piaget, bahwa pelajar dengan umur berapapun terlibat
secara aktif dalam proses mendapatkan informasi dan mengkonstruksikan
pengetahuannya sendiri. Pengetahuan tidak statis, tetapi berevolusi dan
berubah secara konstan selama pelajar mengkonstruksikan pemgalaman-
pengalaman baru yang memaksa mereka untuk mendasarkan diri pada dan
memodifikasikan pengetahuan yang sebelumnya.23
Pernyataan ini sangat berkaitan dan didasarkan dengan konsep Piaget
tentang konstruktivisme kognitif dan tahapan-tahapan perkembangan kognitif
seseorang. Pengetahuan yang dikonstruksikan berdasarkan pengalaman akan
lebih lama tersimpan di dalam otak setiap pelajar sehingga dalam PBL
diperlukan suatu proses pembelajaran yang mengutamakan tingktat berfikir
kritis yang tinggi.
22
Ibid.
23
Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif, (Surakarta: Yuma Pustaka bekerja
sama dengan FKIP UNS, 2010), h. 159
16
b. Pengertian Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
PBL (Problem Based Learning) dapat didefinisikan sebagai “Proses
inquiri yang mengutamakan pertanyaan, keingintahuan, keraguan, dan
ketidakpastian tentang fenomena kompleks dalam kehidupan sehari-hari”.24
Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan “suatu model
pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang
membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan
penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata”.25
Menurut Howard Barrows dan Kelson seperti yang telah dikutip Amir
Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran.
Dalam kurikulumnya dirancang masalah-masalah yang menuntut mahasiswa
mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarnya menggunakan
pendekatan-pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah atau
menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karier dan kehidupan
sehari-hari.26
Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai
“rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah”.27
Tujuan yang ingin
dicapai oleh strategi pembelajaran berbasis masalah adalah kemampuan siswa
untuk berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan
alternative pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam
rangka menumbuhkan sikap ilmiah.
24
John Barell, Problem Based Learning An Inquiry Approach, (California: Corwin press,
2007), h. 3
25
Trianto, op.cit., h. 90
26
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based learning, (Jakarta:
Kencana. 2009), h.21
27
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi standar proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2009), h.212
17
Hakekat masalah dalam strategi pembelajaran berbasis masalah adalah
gap atau kesanjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau
antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan.28
Kesanjangan
tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau
kecemasan. Oleh karena itu, maka materi pelajaran atau topik tidak terbatas
pada materi pelajaran yang bersumber dari buku saja, akan tetapi juga dapat
bersumber dari peristiwa-peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang
berlaku.
PBL (Problem Based Learning) mengambil psikologi kognitif sebagai
dukungan teoritisnya. Fokusnya tidak banyak pada apa yang sedang
dikerjakan siswa (perilaku mereka), tetapi ada apa yang sedang dipikirkan
oleh siswa (kognisi mereka) selama mereka mengerjakannya. Meskipun peran
guru dalam pelajaran yang berbasiskan masalah kadang-kadang juga
melibatkan, mempresentasikan, dan menjelaskan berbagai hal kepada siswa,
tetapi guru lebih harus sering memfungsikan diiri sebagai pembimbing dan
fasilitator sehingga siswa dapat belajar untuk berpikir dan menyelesaikan
masalahnya sendiri.
PBL merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru.
Metode ini juga berfokus pada keaktifan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Peserta didik tidak lagi diberikan materi belajar secara satu
arah seperti pada metode pembelajaran konvensional. Dengan metode ini,
diharapkan peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan mereka secara
sendiri.
c. Karakteristik PBL (Problem Based Learning)
Dengan karakter dan prinsip PBL, di mana pemelajar harus:29
1. Mengeksplorasi konsep dalam berbagai konteks.
28
Ibid
29
M. Taufiq Amir, op.cit., h. 93
18
2. Mengartikulasikan apa yang sudah diketahui tentang masalah (prior
knowledge)
3. Mengidentifikasi dan mencari informasi terkait dengan”apa yang
mereka tidak ketahui”
4. Menentukan bagaimana informasi baru terkait dengan pengetahuan
sebelumnya.
5. Saling berbagi dan menguji konsep baru yang mungkin.
6. Mereflesikan bagaimana pemelajar mengkonstruk pengetahuan sendiri
dan menjadi pembuat makna (meaning makers).
d. Tujuan Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
Tujuan pembelajaran berdasarkan masalah atau PBL (Problem Based
Learning) adalah:30
1. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan
pemecahan masalah
2. Belajar peranan orang dewasa yang autentik
3. Menjadi pembelajar yang mandiri
e. Tahapan Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
Ada lima tahapan utama dalam PBL (Problem Based Learning)
menurut Sugiyanto, kelima tahapan utama yang dimulai dengan guru
memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan
penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima tahapan tersebut disajikan
pada table berikut:31
30
Trianto, op.cit.,
31
Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif, (Surakarta: Yuma Pustaka bekerja
sama dengan FKIP UNS, 2010), h. 159
19
Tabel 2.1. Lima tahapan PBL (Problem based Learning)
Tahap Tingkah laku Guru
Tahap – 1
Orientasi siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang dibutuhkan,
memotivasi siswa terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah yang dipilihnya.
Tahap – 2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap – 3
Membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok
Mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen, untuk
mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah
Tahap – 4
Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil karya
Membantu siswa dalam
menerencanakan dan menyiapkan karya
yang sesuai
Tahap – 5
Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
Membantu siswa untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses –
proses yang mereka gunakan
f. Langkah – langkah PBL (Pembelajaran Berbasis Masalah)
Menurut Wina Sanjaya, sesuai dengan tujuan strategi pembelajaran
berbasis masalah adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari beberapa
bentuk strategi pembelajaran yang dikemukakan para ahli, maka secara
umum strategi pembelajaran berbasis masalah bisa dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:32
1) Menyadari masalah
Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya adanya
kesanjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan
sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa pada tahapan ini
adalah siswa dapat menentukan atau menangkap kesanjangan yang
terjadi dari berbagai fenomena yang ada.
2) Merumuskan masalah
32
Wina Sanjaya, op.cit., h. 216
20
Rumusan masalah sangat penting, sebab selanjutnya akan berhubungan
dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan
dengan data-data apa yang harus dikumpulkan untuk
menyelesaikannya.kemampuan yang diharapkan siswa dalam langkah ini
adalah siswa dapat menentukan prioritas masalah.
3) Merumuskan Hipotesis
Kemampuan yang diharapkan siswa dalam tahapan ini adalah siswa
dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan.
Melalui analisis sebab akibat inilah pada akhirnya siswa diharapkan
dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah.
4) Mengumpulkan data
Proses berpikir ilmiah bukan proses berimajinasi akan tetapi proses yang
didasarkan pada pengalaman. Oleh karena itu, dalam tahapan ini siswa
didorong untuk mengumpulkan data yang relevan. Kemampuan yang
diharapkan pada tahap ini adalah kecakapan siswa untuk mengumpulkan
dan memilah data, kemudian memetakan dan menyajikan dalam bentuk
berbagai tampilan sehingga mudah untuk dipahami.
5) Menguji hipotesis
Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah
kecakapan menelaah data dan sekaligus membahasnya untuk melihat
hubungannya dengan masalah yang dikaji. Disamping itu, diharapkan
siswa dapat mengambil keputusan dan kesimpulan.
6) Menentukan pilihan penyelesaian
Kemampuan yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih
alternatif penyelesaian yang kemungkinan dapat dilakukan serta dapat
memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan
alternatif yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibat yang akan
terjadi pada setiap pilihan.33
33
Wina Sanjaya, op.cit., h. 216
21
g. Manfaat Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Menurut Sudjana manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey
adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para siswa
merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek
pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di
sekitarnya.34
Pengajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu
guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran
berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar
berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman
nyata atau simulasi, dan menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri.
h. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Model pembelajaran berdasarkan masalah memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan pembelajaran berdasarkan masalah sebagai model
pembelajaran adalah:35
1) Realistis dengan kehidupan nyata
2) Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa
3) Memupuk sifat inquiri siswa
4) Retensi konsep jadi kuat
5) Memupuk kemampuan problem solving (pemecahan masalah)
Selain kelebihan tersebut, pembelajaran berdasarkan masalah (Problem
Based learning) juga memiliki beberapa kekurangan antara lain:36
1. Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks
2. Sulitnya mencari problem yang relevan
3. Sering terjadi miss-konsepsi
34
Trianto, op.cit., h. 96
35
Ibid.
36
Ibid.
22
4. Konsumsi waktu, dimana model ini mmemerlukan waktu yang cukup
dalam proses penyelidikan. Sehingga terkadang banyak waktu yang tersita
untuk proses pembelajan tersebut.
Jadi berdasarkan pengertian-pengertian yang ada, Pembelajaran dengan
model PBL (Problem Based Learning) membantu siswa untuk memproses
informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka
sendiri tentang dunia sosial maupun ilmiah dan sekitarnya.
3. Konsep Kesetimbangan Kimia
Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), konsep
yang akan diterapkan dalam model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) adalah konsep kesetimbangan kimia yang telah di sesuaikan pada
Standar Kompetensinya adalah Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan
kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam SK tersebut di ambil 3 kompetensi dasar yaitu, Menjelaskan
kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan dengan melakukan percobaan, menentukan hubungan
kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan,
dan menjelaskan penerapan prinsip kesetimbangan dalam kehidupan sehari-
hari dan industri.37
a) Pengertian Kesetimbangan Kimia
Reaksi yang berlangsung searah atau reaksi yang tidak dapat balik
disebut Irreversible. Sedangkan reaksi yang dapat balik disebut Reversible.
Salah satu diantaranya adalah reaksi antara nitrogen dengan hidrogen
membentuk ammonia. Jika campuran gas nitrogen dan hidrogen dipanaskan
akan menghasilkan amonia.38
37
Michael Purba, Buku Kimia SMA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 2
38
Ibid
23
Kapankah suatu reaksi mencapai kesetimbangan? Suatu rekasi
kimia mencapai kesetimbangan, jika laju reaksi ke kanan sama dengan laju
reaksi ke kiri sehingga tidak terjadi lagi perubahan dalam sistem
kesetimbangan. Pada keadaan setimbang, tidak ada perubahan yang dapat
diamati atau diukur sehingga tidak ada perubahan makroskopis. Keadaan
sebenarnya, reaksi tetap terjadi secara terus menerus pada kedua arah.
Kondisi yang demikian disebut kesetimbangan dinamis.39
b) Persamaan Tetapan Kesetimbangan
mA + nB ⇌ pC + qD
persamaan kesetimbangannya adalah:
Kc = 40
c) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan
Jika terdapat sebuah sistem setimbang, kemudian diganggu oleh beberapa
pengaruh luar, seperti perubahan suhu, kosentrasi, volume, atau tekanan dari
salah satu pereaksi atau hasil reaksi, apa yang terjadi? Seorang kimiawan
Prancis, Hanry Le Chatelier, pada tahun 1884 mengungkapkan pernyataan
yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Berikut ini prinsip Le Chatelier.
“Sebuah sistem dalam keadaan kesetimbangan yang mengalami suatu
gangguan akan bereaksi sedemikian rupa sehingga cenderung melawan
pengaruh gangguan tersebut”.41
39
Muchtaridi dan Sandri Justiana, Buku Kimia 2 Sesuai Standar Isi 2006 KTSP, (Jakarta:
Yudistira, 2009), h. 101
40
Micheal Purba, op.cit., h. 139
41
Ibid
24
B. Kajian Penelitian Relevan
I Nyoman Suadarna dalam jurnal pendidikan dan pengajaran IKIP
singaraja, menyimpulkan penelitiannya yaitu kualitas kemampuan mahasiswa
dalam melakukan pemecahan masalah (Problem Solving) dapat ditingkatkan
atau dikembangkan melalui strategi pembelajaran berbasis masalah dengan
pendekatan kooperatif berbantuan modul, dapat meningkatkan aktivitas
mahasiswa atau kualitas proses pembelajaran Kimia Fisika I dan hasil belajar
mahasiswa dalam mata kuliah Kimia Fisika I dapat ditingkatkan melalui
strategi pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan kooperatif
berbantuan modul.42
Nurhayati Abbas, dalam jurnal pendidikan dan kebudayaan,
menyimpulkan penelitiannya tentang penerapan model pembelajaran
berdasarkan masalah (Problem Based Instruction) dalam pembelajaran
Matematika di SMU menyimpulkan bahwa berdasarkan analisis inferensial
dengan menggunakan Anakova, diperoleh F= 54,25>F(1-@,k-1,N-2k) = F(0,95,1,80) =
3,97. Hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara peserta
didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan
masalah dengan peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran
konvensional.43
Ida Bagus Putu Arnyana, jurnal pendidikan dan pengajaran tentang
pengaruh penerapan model belajar berdasarkan masalah dan model pengajaran
langsung dipandu strategi kooperatif terhadap hasil belajar biologi siswa SMA
menyimpulkan bahwa 1. Model belajar berdasarkan masalah dapat
meningkatkan hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan model pengajaran
langsung. 2. Strategi kooperatif GI dapat meningkatkan hasil belajar lebih baik
dibandingkan dengan strategi kooperatif STAD. 3. Interaksi model belajar
berdasarkan masalah dengan strategi kooperatif GI memberikan pengaruh
42
I Nyoman Suadarna, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja, Penerapan
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan Kooperatif Berbantuan Modul untuk
Meningkatkan kualitas proses dan Hasil Belajar Mahasiswa, 2006, h. 766
43
Nurhayati Abbas, jurnal pendidikan dan kebudayaan, Penerapan Model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) dalam Pembelajaran Matematika di SMU,
2004, h. 842
25
paling baik dalam meningkatkan hasil belajar, diikuti berturut-turut oleh
interaksi model belajar berdasarkan masalah dengan strategi kooperatif STAD,
interaksi model pengajaran langsung dengan strategi kooperatif GI, dan
interaksi model pengajaran langsung dengan strategi kooperatif STAD.44
I Ketut Tika, jurnal pendidikan dan pengajaran UNDIKSHA tentang
penerapan problem based learning berorientasi penilaian kinerja dalam
pembelajaran fisika untuk meningkatkan kompetensi kerja ilmiah siswa,
dalam penelitiannya disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
berbasis masalah berorientasi pada penilaian kerja dapat meningkatkan
kompetensi kerja ilmiah siswa kelas XI IPA3 SMAN 1 Singaraja dalam
pembelajaran Fisika. Hal ini dapat dilihat dari capaian kompetensi kerja ilmiah
pada siklus 1 adalah 78,8 dengan kategori baik meningkat pada siklus II
menjadi 87,5 dengan kategori sangat baik. Jika dianalisis per aspek kerja
ilmiah yaitu aspek kegiatan laboratorium, aspek membuat paper, aspek
laporan praktikum, dan aspek penyajian tugas proyek, ternyata terjadi
peningkatan secara signifikan untuk masing-masing aspek dari siklus I ke
siklus II.45
Ali Muhson, Jurnal kependidikan tentang peningkatan minat belajar
dan pemahaman mahasiswa melalui penerapan problem based learning
menyimpulkan penerapan metode problem based learning dalam pembelajaran
statistika lanjut mampu meningkatkan minat belajar mahasiswa baik minat
belajar di dalam maupun di luar kelas hal ini terjadi karena proses
pembelajaran lebih banyak diberikan penugasan analisis kasus baik secara
individual maupun kelompok sehingga menuntut partisipasi semua mahasiswa
dalam proses pembelajaran.46
44
Ida Bagus Putu Arnyana, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Pengaruh Penerapan
Model Belajar Berdasarkan Masalah dan Model Pengajaran Langsung Dipandu Strategi
Kooperatif terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA , 2006, h. 710
45
I ketut Tika, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Penerapan Problem
Based Learning Berorientasi Penilaian Kinerja dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan
Kompetensi Kerja Ilmiah Siswa, 2008, h. 698
46
Ali Muhson, Peningkatan minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui
Penerapan Problem Based Learning, Jurnal Kependidikan, 2009, h. 181
26
I wayan Sadia, jurnal pendidikan dan pengajaran UNDIKSHA,
penelitiannya tentang pengembangan kemampuan berfikir formal siswa SMA
melalui penerapan Model pembelajaran “Problem based Learning” dan “Cycle
Learning” dalam pembelajara Fisika, menyimpulkan bahwa model PBL
(Problem Based Learning) atau LCM (Learning Cycle Model) ternyata efektif
dalam mengembangkan kemampuan berpikir formal siswa.47
Ida Bagus Putu Arnyana, jurnal pendidikan dan pengajaran
penelitiannya tentang penerapa model PBL pada pelajaran biologi untuk
meningkatkan kompetensi dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA
Negeri 1 singaraja tahun pelajaran 2006/2007 menyimpulkan bahwa 1. Model
belajar berdasarkan masalah atau problem based learning (PBL) dapat
meningkatkan pemahaman konsep biologi siswa kelas X SMA Negeri 1
Singaraja tahun pelajaran 2006/2007. 2. Model PBL dapat meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah biologi siswa kelas X SMA Negeri 1
singaraja tahun pelajaran 2006/2007. 3. Meningkatkan sikap positif siswa
terhadap pelajaran biologi, dan 4. Metode PBL dapat meningkatkan
kemampuan berfikir kritis siswa.48
Menurut Brian E. Myers, Assistant Professor dan James E. Dyer,
Associate Professor, jurnal international menyimpulkan penelitiannya yaitu
tujuan studi ini akan menentukan efek investigasi laboratorium
pengintegrasian terpasang ilmu pengetahuan dan pengetahuan isi siswa
memproses prestasi keterampilan dan gaya belajarnya. Pemeliharaan dalam
berkelompok menggunakan salah satu dari tiga tingkatan: pokok mendekati
tanpa percobaan di laboratorium, pokok mendekati dengan laboratorium yang
47
I Wayan Sadia, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Pengembangan Kemampuan
Berpikir Formal Siswa SMA Melalui Penerapan Model Pembelajaran PBL ddan CL dalam
Pembelajaran Fisika, 2007, h. 17
48
Ida bagus Putu Arnyana, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Penerapan Model PBL
pada Pelajaran Biologi untuk Meningkatkan Kompetensi dan Kemampuan Berpikir kritis Siswa
kelas X SMA N 1 Singaraja, 2007, h. 249
27
menentukan percobaan, dan pokok mendekati dengan investigasi laboratorium
percobaaan.49
Menurut Chris Keil Bowling Green State University, jurnal elektronik
pendidikan sains tentang penelitian tindakan kelas dalam abstraknya
menyatakan bahwa, tujuh tahun yang didanai pemerintah federal
pengembangan profesi guru tengah menyiapkan program guru kelas untuk
merancang dan mengimplementasikan integratif, yang berbasis masalah,
kurikulum kesehatan lingkungan dengan lebih dari 1600 siswa. Artikel ini
menguji bagaimana program ini dilakukan, melalui kurikulum yang
dikembangkan dan dilaksanakan, mempengaruhi kedua negara yang berbasis
masalah, skor tes kemahiran dan keterampilan proses tes. Analisis kemahiran
dan skor kinerja menunjukkan efek positif bagi kedua tindakan, menawarkan
pendidik lebih lanjut dukungan untuk penggunaan integratif berbasis masalah
kurikulum ilmu kesehatan lingkungan. 50
49
Brian E. Myers, Assistant Professor dan james E. Dyer, Associate Professor, Effects Of
Investigative Laboratory Instruction On Content Knowladge and Science Procces Skill
Achievment Across Learning Styles,2006, h. 52
50
Chris Keil Bowling Green State University Bowling Green State University,
Improvements in Student Achievement and Science Process Skills Environmental Health Science
Problem-Based Learning curricula, 2009, h. 1
28
C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan
Gambar 2.2. Bagan Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan
Model, pendekatan dan metode dalam pembelajaran kimia merupakan
suatu komponen yang memiliki peranan yang sangat penting. Tidak ada satu
pun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode dan
pendekatan pembelajaran. Hal ini karena metode digunakan sebagai alat atau
cara yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan melalui suatu pendekatan. Penggunaan metode dan pendekatan
yang tepat akan menentukan efektifitas dan efisien pembelajaran. Dengan
demikian, metode dan pendekatan harus dipilih dan dikembangkan untuk
meningkatkan kualitas hasil belajar kimia siswa.
Hasil Belajar
Internal Eksternal
1. Minat Belajar
2. Kesehatan
3. Perhatian
4. Ketenangan Jiwa
dalam belajar
5. Motivasi
6. Kegairahan diri
7. Cita-cita
1. Keadaan lingkungan
belajar
2. Cuaca
3. Letak kelas
4. Faktor social
5. Interaksi peserta didik
dengan pendidiknya
Model Pembelajaran
PBL (Problem Based
Learning)
Penerapan Model
Interaksi peserta didik
dengan pendidiknya
Keadaan
lingkungan belajar
Kognitif
29
Ilmu kimia sebagai cabang IPA (Knowladge Nature Science)
merupakan ilmu pengetahuan yang berlandaskan pada eksperimen atau
percobaan (experimental science). Berdasarkan hal tersebut, maka penggunaan
metode praktikum sangatlah diperlukan dalam proses pembelajaran kimia
disekolah. Melalui kegiatan praktikum, siswa diberikan kesempatan untuk ikut
aktif dalam proses belajar mengajar, dapat mempelajari kimia tidak hanya
sebagai produk tapi juga sebagai proses karena dalam kegiatan praktikum
dimungkinkan untuk dilatihkan sejumlah ketrampilan proses IPA yang
meliputi mengamati, menafsirkan hasil pengamatan, meramalkan,
menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, merencanakan penelitian,
mengkomunikasikan, dan mengajukan pertanyaan berdasarkan masalah yang
sedang dipelajari siswa. Dari hal tersebut, maka siswa akan lebih tertarik dan
termotivasi untuk mempelajari kimia yang pada akhirnya akan berdampak
positif terhadap hasil belajar kimia siswa.
Pada saat ini masih banyak guru mata pelajaran kimia yang belum
menerapkan model pembelajaran PBL (Pembelajaran Berdasarkan Masalah)
dan lebih memilih memakai metode ceramah atau metode yang lain dalam
menyampaikan materi pelajaran. Hal ini disebabkan karena sebagai kendala
yang dihadapi guru yang dijadikan alasan untuk tidak dapat menerapkan
adanya eksperimen pada saat mengajar, apalagi jika ditambakan dengan model
pembelajaran PBL (Problem Based Learning) atau pembelajaran berdasarkan
masalah, tentu saja akan semakin repot. Beberapa kendala antara lain tidak
adanya fasilitas laboratorium di sekolah sebagai ruangan khusus untuk
melakukan praktikum, kurang tersedianya alat dan bahan kimia di
laboratorium, dan lainnya. Untuk itu, perlu diadakannya suatu masalah agar
siswa dalam memecahkan masalah tidak hanya dieksperimenkan bisa dengan
diskusi informasi, atau dari berbagai artikel tentang masalah yang diajukan
oleh guru. Di samping itu, nilai mata pelajaran kimia siswa relatif rendah,
siswa kelas XI.IPA.1 SMA Muhamadiyah 2 Cipondoh Tangerang nilai
kimianya masih ada yang dibawah standar KKM.
30
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal
dan faktor eksternal, faktor eksternal inilah yang akan membawa pengaruh
besar bagi siswa pada keadaan lingkungan belajar (sekolah). Dalam upaya
meningkatkan hasil belajar kimia siswa yang mencakup aspek kognitif dan
aspek psikomotorik pada konsep kesetimbangan kimia, dengan diterapkannya
model pembelajaran PBL (Problem Based learning).
D. Hipotesis Tindakan
Merujuk kajian teori kerangka pikir yang telah dikemukakan di atas,
maka hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah penerapan model
pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dapat meningkatkan hasil
belajar kimia siswa pada konsep kesetimbangan kimia.
31
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Tindakan
Penelitian ini dilakukan di kelas XI.IPA.1 SMA Muhamadiyah
Cipondoh Tangerang, tepatnya di Jl. KH. Hasyim Asyari Kec. Cipondoh
Tangerang. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 November – 04
Desember 2010 pada semester 1 (ganjil).
B. Metode dan Desain Penelitian Tindakan
1. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Esensi Classroom Action Research terletak
pada adanya tindakan dalam situasi yang alami untuk memperbaiki atau
meningkatkan praktek pembelajaran serta mampu memberi solusi pada
masalah yang ada baik secara perorangan maupun keseluruhan. Penelitian
tindakan kelas (PTK) adalah suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh
guru yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan
orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan
untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di
kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus.1
Penelitian tindakan kelas melibatkan deskripsi autentik tentang
tindakan. Deskripsi disini bukan penjelasan, melainkan rangkaian cerita
tentang kegiatan yang telah terjadi dan biasanya dalam bentuk laporan.
Penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu
praktik pembelajaran di kelas.
1
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi
Guru, (jakarta: PT Rajagrafindo persada,2008), h. 44-45
32
2. Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus Penelitian
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas2
C. Subjek/Partisipan yang terlibat dalam Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah guru bidang studi
kimia dan siswa kelas XI IPA 1. Peneliti berperan langsung sebagai guru
yang melakukan proses pembelajaran kimia pada konsep kesetimbangan
kimia dengan menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) pada kelas XI IPA 1 SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh semester 1
Tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 36 orang yang terdiri dari 10
laki-laki dan 26 perempuan.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru kimia SMA
Muhammadiyah 02 Cipondoh. Peneliti berperan dalam merancang Rencana
2
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi aksara, 2007) h.16
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
PelaksananRefleksi
PelaksanaanRefleksi
?
33
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan mengolah data hasil penelitian. Peneliti
dan guru bidang studi kimia berperan sebagai pengajar dan observer secara
bergantian. Peneliti dan guru kimia berkolaborasi mengevaluasi kegiatan
belajar mengajar.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Adapun tahapan intervensi tindakan yang dilakukan pada setiap siklus yaitu:
Tabel 3.1 Tahapan Intervensi Tindakan
Kegiatan
Pendahuluan
a. Menentukan sekolah yang akan dijadikan subjek
penelitian.
b. Konsultasi dengan guru kimia pada tempat
dilaksanakannya penelitian.
c. Melakukan survei lapangan untuk memperoleh gambaran
kondisi sekolah. Survei dilakukannya dengan wawancara
kepada guru bidang studi kimia untuk mengetahui
permasalahan yang ada di sekolah. Survei juga dilakukan
terhadap hasil belajar siswa dan pendapat siswa tentang
pembelajaran kimia yang selama ini diterapkan oleh guru
bidang studi kimia.
Siklus 1 Perencanaan a. Orientasi siswa kepada masalah
b. Menganalisis dan merumuskan
masalah
c. Menyiapkan rencana pembelajaran
yang menerapkan model
pembelajaran PBL (Problem Based
Learning)
d. Menyiapkan LKS (Lembar Kerja
Siswa)
e. Menyiapkan instrumen (tes, lembar
observasi, catatan lapangan, dan
wawancara).
f. Melakukan uji coba instrumen
g. Menyusun kelompok belajar siswa
Pelaksanaan
(Tindakan)
Melaksanakan langkah-langkah sesuai
rencana pembelajaran yang telah
disusun.
a. Melakukan tes awal pada kelas
sampel penelitian tindakan untuk
mengetahui kemampuan awal
siswa.
b. Memberi perlakuan sesuai dengan
tahapan-tahapan model
34
pembelajaran PBL (Problem based
Learning)
c. Ketika selama proses pembelajaran
berlangsung, dilakukannya
observasi mengenai kinerja guru
dan siswa.
d. Melakukan tes akhir untuk
mengetahui hasil belajar siswa
sesudah diterapkannya model
pembelajaran PBL (Problem Based
Learning).
Pengamatan a. Mengumpulkan data penelitian
b. Melakukan diskusi dengan guru
kimia untuk membahas tentang
kelemahan atau kekurangan proses
pembelajaran yang telah dilakukan.
Refleksi a. Menganalisis data yang diperoleh
untuk memperbaiki dan
menyempurnakan tindakan pada
siklus selanjutnya
b. Menganalisis temuan saat
melakukan pengamatan proses
pembelajaran yang telah dilakukan
c. Menganalisis kelemahan dan
kelebihan dari proses pembelajaran
yang berlangsung dan
mempertimbangkan langkah
selanjutnya.
Siklus II dan seterusnya
Penulisan laporan penelitian
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian ini adalah
hasil belajar kimia siswa pada aspek kognitif mengalami peningkatan setelah
proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran
PBL (Problem based Learning).
Dalam pembelajaran siswa aktif secara mental menemukan
pengetahuan berupa konsep, prinsip maupun yang menjadikan pengetahuan
yang mereka dapatkan akan bertahan lama, mempunyai kemandirian yang
kuat dalam proses pembelajaran kimia khususnya pada materi kesetimbangan
kimia. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, apabila 75% dari
35
jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar atau mencapai taraf
keberhasilan minimal, optimal bahkan maksimal, maka proses belajar
mengajar berikutnya dapat membahas konsep baru.3
Sehingga keberhasilan
belajar yang diterapkan adalah sebanyak 75% dari jumlah siswa yang
mendapat nilai di atas KKM yaitu 65.
G. Data dan Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa nilai siswa yang
mencakup ranah kognitif, aktivitas guru dan siswa ketika proses pembelajaran
berlangsung melalui lembar observasi, catatan lapangan dan wawancara.
Tabel 3.2. Jenis Data, Sumber Data dan Instrumen
Data Sumber Data Instrumen
Kognitif Siswa Pretest dan Postest
Aktivitas guru dan
siswa ketika proses
pembelajaran
Siswa dan Guru Lembar Observasi dan
Catatan Lapangan
Wawancara Siswa dan Guru Lembar wawancara
H. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang Digunakan
Dalam penelitian ini pengumpulan data mengenai pelaksanaan dan
hasil dari program tindakannya akan dilakukan dengan menggunakan
beberapa instrumen, diantaranya:
1. Wawancara
Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukann
secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan
informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan
penelitian tindakan kelas.4
wawancara dilakukan untuk mengetahuui
kondisi permasalahan didalam kelas maupun di sekolah. Wawancara
dilakukan kepada guru kimia pada penelitian pendahuluan, sedangkan
pada akhir setiap siklus hanya pada siswa. Wawancara yang diterapkan
3
Syaiful Bahri Djamrah dan Aswan Zain, Strategi Belajar mengajar, (Jakarta, PT Rineka
Cipta, 2006) h. 122
4
Kunandar, op.cit., h. 157
36
merupakan jenis wawancara tidak terstruktur karena pedoman wawancara
yang disiapkan berupa daftar pertanyaan atau pokok-pokok masalah yang
perlu ditanyakan kepada responden.
Tabel 3.3. Kisi-kisi Lembar Wawancara
No. Indikator Uraian Hasil Wawancara
1. Kesenangan siswa
2. Motivasi siswa
3. Keaktifan siswa
4. Kekurangan dan kelebihan
model pembelajaran
5. Kemandirian siswa
2. Tes
Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada
seseorang atau sejumlah orang untuk mengukur hasil belajar siswa. Untuk
mengetahui penguasaan konsep siswa pada konsep kesetimbangan kimia
maka instrumen yang digunakan adalah tes tertulis dengan bentuk essay.
Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Konsep Kesetimbangan
Kimia
Kompetensi Dasar Indikator C1 C2 C3 C4 C5 C6 ∑
3.3 Menjelaskan
kesetimbangan
dan faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pergeseran arah
kesetimbangan
dengan
melakukan
percobaan
- Menjelaskan konsep
kesetimbangan dinamis
- Menjelaskan
kesetimbangan
homogen dan
heterogen
- Menerapkan tetapan
kesetimbangan dan
tetapan kesetimbnagan
tekanan dalam suatu
reaksi kimia
- Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan dengan
menggunakan azas Le
Chatelier
1
1
1
1
1
1
1
1
37
- Menganalisis pengaruh
perubahan suhu,
kosentrasi, tekanan,
dan volum pada
pergeseran
kesetimbangan
1 1
3.4. Menjelaskan
hubungan
kuantitatif antara
pereaksi dengan
hasil reaksidari
suatu reaksi
kesetimbangan
- Menafsirkan data
percobaan mengenai
kosentrasi pereaksi dan
hasil reaksi pada
keadaan setimbang
untuk menentukan
derajat ionisasi
- menghitung harga Kc
berdasarkan kosentrasi
zat dalam
kesetimbangan
- Menghitung harga Kp
berdasarkan tekanan
parsial gas pereaksi
dan hasil reaksi pada
keadaan
kesetimbangan
1
1
1
1
1
1
3.5. Menjelaskan
penerapan
prinsip
kesetimbangan
dalam
kehidupan
sehari-hari
- Menganalisis
penerapan prinsip
kesetimbangan dalam
industri
- Menjelaskan prinsip
reaksi kesetimbangan
dalam tubuh manusia
1
1 1
1
Jumlah 3 4 3 10
3. Lembar Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.5
Lembar
observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi
untuk melihat aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dan
lembar observasi kegiatan guru. Lembar observasi guru bertujuan untuk
melihat konsistensi guru terhadap RPP yang telah dibuat. Aktivitas siswa
5
Kunandar, op.cit,. h. 143
38
yang diamati ketika proses pembelajaran disesuaikan dengan indikator-
indikator model pembelajaran PBL (Proses Based Learning).
Tabel 3.5. Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa dalam Model
Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
No. Langkah-langkah PBL Aspek tiap tahapan yang di amati
1. Menyadari masalah a. Kesadaran adanya masalah pada materi
yang sedang dibahas
b. Keterlibatan langsung dalam proses
pembelajaran
2. Merumuskan masalah a. Kemampuan untuk mengemukakan
pertanyaan
b. Menjelaskan persepsi masalah yang
berkaitan dengan data-data apa yang
harus dikumpulkan
c. Siswa dapat memprioritaskan masalah
3. Merumuskan hipotesis a. Menentukan sebab akibat dari masalah
yang ingin diselesaikan
b. Menentukan kemungkinan-
kemungkinan penyelesaian masalah
4. Mengumpulkan data a. Kemampuan mengumpulkan data dan
memilih data
b. Kemampuan menyajikan dalam bentuk
berbagai tampilan agar mudah
dipahami
5. Menguji hipotesis a. Kecakapan menelaah data dan
membahasnya
b. Siswa dapat menyimpulkan pilihan
penyelesaian dengan baik dan benar
6. Menentukan pilihan
penyelesaian
a. Kecakapan memilih alternatif
penyelesaian
b. Siswa dapat memperhitungkan
kemungkinan yang akan terjadi dengan
alternatif yang dipilihnya
c. Siswa dapat memperhitungkan sebab
akibat yang akan dipilihnya
Sedangkan lembar observasi untuk melihat kegiatan guru selama
proses pembelajaran sesuai dengan indikator sebagai berikut:
39
Tabel 3.6. Indikator-indikator PBL (Problem Based Learning) pada
Lembar Observasi Guru
No Indikator Aspek Tiap Indikator yang diamati
1. Orientasi siswa pada
masalah
a. Menstimulus siswa, agar terdapat
pertanyaan yang mengarah pada masalah
b. Menjelaskan tujuan pembelajaran
c. Memotivasi siswa terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah yang dipilihnya.
d. Menetapkan hipotesis untuk mencari
pemecahan masalah
2. Mengorganisasi siswa
untuk belajar
a. Membantu siswa mendefinisikan
masalah yang ada
b. Membantu siswa mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut
3 Membimbing
penyelidikan individual
maupun kelompok
a. Mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai
b. Membimbing siswa dalam melaksanakan
eksperimen
c. Membimbing siswa untuk
pemilihan/menggunakan alat dengan
benar
d. Mengarahkan siswa agar menggunakan
metode dan prosedur kerja dengan benar
e. Meminta siswa untuk mendiskusikan
hasil dan membandingkannya dengan
literatur
4 Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
a. Meminta siswa untuk mencatat hasil
penyelidikan yang sesuai
b. Membantu siswa untuk menyajikan
pemahaman baru
c. Membimbing siswa untuk membuat
kesimpulan
5 Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
a. Membantu siswa untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan dan proses-prosesnya
b. Membimbing setiap kelompok
mempresentasikan hasil penyelidikan
pemecahan masalah
c. Memberi kesempatan siswa untuk
mengkritisi hasil yang dipresentasikan
dari kelompok lain
d. Meminta siswa untuk mengumpulkan
laporan tertulis
40
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau
mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap
subjek atau objek penelitian tindakan kelas.6
Catatan lapangan ini
memuat semua proses pembelajaran dikelas, indikator dari catatan
lapangan diantaranya; kegiatan siswa, kegiatan guru, interaksi siswa
dengan guru, interaksi siswa dengan siswa, jenis permasalahan atau
penugasan, sumber belajar dan pengolahan kelas.
Tabel 3.7. Kisi-kisi Lembar Catatan Lapangan
No. Indikator Uraian
1. Kegiatan siswa
2. Kegiatan guru
3. Interaksi siswa dengan guru
4. Interaksi siswa dengan siswa
5. Jenis permasalahan
6. Sumber belajar
7. Waktu
I. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara tes dan nontes. Tes berupa
pretest dan postest dengan menggunakan soal essay untuk mengetahui
penguasaan konsep siswa. Non tes berupa lembar observasi, wawancara, dan
catatan lapangan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru ketika proses
pembelajaran berlangsung. Data observasi aktifitas siswa digunakan untuk
menganalisis keterlaksanaan model pembelajaran berdasarkan masalah
(Problem Based Learning) yang diterapkan. Data observasi aktifitas guru
untuk melihat cara mengajar guru ketika proses pembelajaran dengan
menerapan model pembelajaran PBL.
6
Kunandar, op.cit,. h. 197
41
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi
Peneliti melakukan analisis terhadap keseluruhan data dalam proses
penelitian yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian dan tujuan
penelitian. Diharapkan akan diperoleh temuan yang dianggap sesuai untuk
mewakili gagasan melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran PBL (Problem Based Learning).
Untuk menganalisis butir soal yang diuji cobakan, peneliti melakukan
beberapa tahap perhitungan diantaranya :
1. Validitas Data
Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau
sahih, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya. Artinya, bahwa valid tidaknya suatu alat ukur
tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan
pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.7
Validitas dilakukan
terhadap soal tes kemampuan pemahaman siswa dan angket. Untuk
menghitung validitas soal uraian angket menggunakan rumus:8
r it =
Keterangan:
rit : koefisien korelasi antara skor batir dengan skor total
∑xixt : jumlah deviasi skor dari XiXt
∑x i
2
: jumlah kuadrat deviasi skor dari Xi
2
∑x t
2
: jumlah kuadrat deviasi skor dari Xt
2
Berdasarkan uji validitas untuk soal tes hasil belajar siswa
menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) pada
konsep kesetimbangan kimia diperoleh hasil sebagai berikut:
7
Ahmad Sofyan, dkk Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung
persada, 2006), h. 105
8
Ahmad Sofyan, dkk, op,cit,. h. 106
42
Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Soal
No Jenis Tes
Jumlah
butir soal
Jumlah soal
yang valid
1. Tes hasil belajar siklus I 10 5
2. Tes hasil belajar siklus II 10 5
Sedangkan data pengolahan untuk validitas setiap butir soal dapat dilihat
pada lampiran 14-15.
2. Reliabilitas
Reliabilitas dapat diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan,
keajegan, kestabilan, atau konsistensi. Dapat diartikan sejauh mana hasil
suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.9
Untuk menghitung
reliabilitas soal uraian dan angket menggunakan rumus10
:
r ii = [1 - ]
Keterangan:
Tabel 3.10. Kriteria Reliabilitas Instrumen
Kriteria
Koefisien
Reliabilitas
Sangat Reliabel > 90
Reliabel 0,7 – 0,9
Cukup Reliabel 0,4 – 0,7
Kurang Reliabel 0,2 – 0,4
Tidak Reliabel < 0,2
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas untuk soal tes
hasil belajar siswa terhadap model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) pada konsep kesetimbangan kimia, diperoleh hasil sebagai
berikut:
9
Ahmad Sofyan, op.cit., h. 105
10
Ahmad Sofyan, op.cit., h. 108
43
Tabel 3.11. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
No Jenis Tes Reliabilitas Kategori
1. Tes hasil belajar siklus I 0,90 Reliabel
2. Tes hasil belajar siklus II 0,74 Reliabel
3. Tingkat Kesukaran Soal
Rumus : I = B/N
Katerangan:
I = Indeks Kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab benar
N = Jumlah peserta tes
Kriteria Indeks Kesulitan Soal adalah:
Tabel 3.12. Pedoman Kriteria Indeks Kesukaran Soal
Skor Indeks Kesukaran Soal Kriteria
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Berdasarkan uji tingkat kesukaran soal pada soal tes hasil
belajar siswa pada model pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
pada konsep kesetimbangan kimia diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.13. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal
No Jenis Tes
Persentase Soal (%)
Sukar Sedang Mudah
1. Tes hasil belajar siklus I 50% 50% -
2. Tes hasil belajar siklus II 70% 30% -
4. Daya Beda Soal
Rumus : D = (Ba-Bb) / 0,5 N11
11
Ahmad Sofyan, op.cit., h.107
44
Keterangan:
D = Daya Beda Soal
Ba = Jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
Bb = Jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
N = Jumlah peserta
Klasifikasi daya pembeda:12
Tabel 3.14. Pedoman Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Skor Daya Pembeda (D) Klasifikasi
0,00 – 0,20 Jelek (Poor)
0,20 – 0,40 Cukup (Satisfactory)
0,40 – 0,70 Baik (good)
0,70 – 1,00 Baik Sekali (good excellent)
Negatif Semuanya tidak baik
Berdasarkan uji daya beda soal terhadap tes hasil belajar siswa
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.15. Hasil Uji Daya Beda Soal
No. Jenis Tes
Persentase (%) daya beda
Jelek Cukup Baik Sangat
Baik
1. Tes hasil belajar siklus I 60% - 40% -
2. Tes hasil belajar siklus II 70% 20% - 10%
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data, peneliti
memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisis data merupakan
suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh
agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang lain
yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil
belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi, kegiatan siswa dan guru
pada proses pembelajaran, catatan lapangan, dan wawancara.
12
Ibid.
45
1. Tes Hasil Belajar
Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau
penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus
dengan menggunakan skor N-gain. Normalized Gain (N – gain) adalah
selisih antara nilai postest dengan pretest dibagi dengan kenaikan skor
maksimum, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan
konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru.
g = 13
Terdapat tiga kategorisasi perolehan skor gain ternormalisasi:
g-tinggi : nilai (<g>) > 0,7
g-sedang : nilai 0,7 ≥ (<g>) ≥ 0,3
g-rendah : nilai (<g>) < 0,3
2. Data Observasi
a. Data Observasi kegiatan Guru
Data hasil olah kegiatan guru diolah secara kualitatif. Skor rata-
rata kegiatan guru akan dibagi menjadi empat kategori skala ordinal
yaitu baik, cukup baik, sedang, dan kurang baik seperti klasifikasi pada
tabel berikut.
Tabel 3.16. Klasifikasi Penilaian Indikator PBL (Problem Based Learning)
Skor Kualitatif Keterangan
4
Baik Kegiatan PBL (Problem Based Learning) ada dan sesuai
dengan tahapan-tahapan PBL
3
Cukup
baik
Kegiatan PBL (Problem Based Learning) ada dan kurang
sesuai dengan tahapan-tahapan PBL
2
Sedang Kegiatan PBL (Problem Based Learning) ada dan tidak
sesuai dengan tahapan-tahapan PBL
1
Kurang
baik
Kegiatan PBL (Problem based Learning) tidak ada
13
David E. Meltzer, Normalized Learning Gain : A Key Measure Of Student Learning,
Department of Physics and Astronomy, Iowa State University, Ames, Iowa 50011, 2010
46
b. Data Observasi Kegiatan Siswa
Analisis data kegiatan siswa dalam proses pembelajaran
menggunakan format observasi. Observasi kegiatan siswa dilakukan
pada setiap pertemuan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Data
yang diperoleh dari observasi merupakan data kualitatif dan dikonversi
ke dalam bentuk penskoran kuantitatif berdasarkan jumlah siswa yang
memunculkan tiap aspek. Pada pengolahan data ini digunakan rumus:
P = x 100%
Keterangan :
P = angka presentasi
F = frekuensi siswa yang memunculkan indikator
n = jumlah responden14
Adapun kriteria pengujian:
P = 80% - 100% = Sangat baik
P = 70% - 79% = Baik
P = 60% - 69% = Cukup
P = 50% - 59% = Kurang
P = 0% - 49% = Sangat Kurang
L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah peneliti melakukan tindakan pada siklus I, maka ditindak lanjuti
dengan melakukan tahapan pada siklus II, adapun tahapan pada siklus II adalah
sebagai berikut:
14
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008) h. 43
47
1. Perencanaan
a. Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya
perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya.
b. Mendata masalah dan kendala yang dihadapin saat pembelajaran
c. Merancang rencana pembelajaran setelah perbaikan berdasarkan
refleksi siklus I.
2. Pelaksanaan
a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan perbaikan dari siklus I dan
memaksimalkan penerapan model pembelajaran PBL (Problem
Based Learning).
b. Melaksanakan langkah-langkah sesuai rencana pembelajaran yang
disusun sesuai dengan perbaikan.
1) Melakukan tes awal pada kelas sampel penelitian untuk
mengetahui kemampuan awal siswa.
2) Memberi perlakuan berupa model pembelajaran PBL (Problem
Based Learning) dengan metode pemecahan masalah.
3) Ketika proses peembelajaran berlangsung dilakukan observasi
mengenai kinerja guru dan siswa.
4) Melakukan tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa
sesudah diterapkannya model pembelajaran PBL (Problem
Based Learning).
3. Pengamatan
a. Mengumpulkan data sesuai dengan instrumen yang telah
disusun
48
b. Melakukan diskusi dengan guru kimia untuk membahas tentang
kelemahan atau kekurangan proses pembelajaran yang telah
dilakukan.
4. Refleksi
Menganalisa, mengevaluasi, dan refleksi dari data penelitian
yang diperoleh. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah dari
tindakan yang telah dilakukan menghasilkan perubahan kearah yang
lebih baik dari siklus I. Jika hasil yang diperoleh sudah mencapai
target yang diharapkan maka penelitian ini dicukupkan pada siklus ke
II ini.
M. Indikator Pencapaian
Adapun yang menjadi indikator keberhasilan penelitian ini adalah
meningkatnya rata-rata hasil belajar dengan menggunakan model
pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) dalam
pembelajaran pada konsep kesetimbangan kimia berdasarkan ketuntasan
belajar, yaitu ≥ 65. Kriteria keberhasilan belajar yang diharapkan mencapai
persentase 75% dengan nilai KKM ≥ 65.
49
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Temuan Penelitian
1. Siklus 1
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus 1 dimulai dengan
mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di sekolah. Dari
penelitian pendahuluan didapatkan bahwa pada sekolah yang akan
diteliti mengalami permasalahan pada rendahnya hasil belajar kimia
siswa dan kurangnya keaktifan pada saat pembelajaran berlangsung.
Dari permasalahan tersebut, peneliti merancang desain pembelajaran
yang dapat meningkatkan keaktifan, kreativitas, kemandirian, dan
berpikir kritis, serta pembelajaran yang mementingkan proses agar
terbentuk suatu konsep.
Desain pembelajaran yang disiapkan meliputi rencana
pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran PBL (Problem
Based Learning) dengan memakai beberapa metode seperti;
eksperimen dan pemecahan masalah secara individu maupun
kelompok, LKS (Lembar Kerja Siswa), lembar observasi dan catatan
lapangan, wawancara, alat dan bahan untuk praktikum, instrumen tes
soal uraian untuk pretest dan postest serta membentuk kelompok
belajar siswa. Pembelajaran siklus I dilakukan dalam 3 kali
pertemuan. Pada pertemuan pertama, pembelajaran dilaksanakan
dilaboratorium, pada pertemuan kedua pembelajaran dilaksanakan
dikelas dan pertemuan ketiga pembelajaran dilaksanakan di
laboratorium. Indikator pembelajaran dari konsep kesetimbangan
kimia yang diterapkan pada siklus pertama ini diantaranya: (1)
Menjelaskan konsep kesetimbangan kimia (reversible dan
Irreversible). (2) Mendeskripsikan kesetimbangan kimia dinamis
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk

More Related Content

What's hot

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...Dunia Komputer
 
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...dina suci
 
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...dina suci
 
Jurnal bahasa indonesia
Jurnal bahasa indonesiaJurnal bahasa indonesia
Jurnal bahasa indonesiabesus
 
Jurnal Proposal Seminar Pend. Biologi
Jurnal Proposal Seminar Pend. BiologiJurnal Proposal Seminar Pend. Biologi
Jurnal Proposal Seminar Pend. BiologiNursidiq 92
 
Proposal ptk ipa risdawati 2014
Proposal ptk ipa risdawati 2014Proposal ptk ipa risdawati 2014
Proposal ptk ipa risdawati 2014Asep Cell
 
Proposal Yang Telah Diseminarkan
Proposal Yang Telah DiseminarkanProposal Yang Telah Diseminarkan
Proposal Yang Telah DiseminarkanMuhammad Syafrullah
 
Rendi bku guru ict
Rendi bku guru ictRendi bku guru ict
Rendi bku guru ictrendy petir
 
MODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING DAN TALKING STICK
MODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING DAN TALKING STICKMODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING DAN TALKING STICK
MODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING DAN TALKING STICKdina suci
 
Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)
Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)
Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)Dody Perdana
 
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelasTugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelasRendy Pangestu
 

What's hot (19)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
 
JURNAL PENELITIAN
JURNAL PENELITIAN JURNAL PENELITIAN
JURNAL PENELITIAN
 
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...
 
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Jurnal bahasa indonesia
Jurnal bahasa indonesiaJurnal bahasa indonesia
Jurnal bahasa indonesia
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Jurnal lengkap
Jurnal lengkapJurnal lengkap
Jurnal lengkap
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Jurnal Proposal Seminar Pend. Biologi
Jurnal Proposal Seminar Pend. BiologiJurnal Proposal Seminar Pend. Biologi
Jurnal Proposal Seminar Pend. Biologi
 
Proposal ptk ipa risdawati 2014
Proposal ptk ipa risdawati 2014Proposal ptk ipa risdawati 2014
Proposal ptk ipa risdawati 2014
 
Modul 2 ipa
Modul 2 ipaModul 2 ipa
Modul 2 ipa
 
Karil nurnisa
Karil nurnisaKaril nurnisa
Karil nurnisa
 
Proposal Yang Telah Diseminarkan
Proposal Yang Telah DiseminarkanProposal Yang Telah Diseminarkan
Proposal Yang Telah Diseminarkan
 
Rendi bku guru ict
Rendi bku guru ictRendi bku guru ict
Rendi bku guru ict
 
MODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING DAN TALKING STICK
MODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING DAN TALKING STICKMODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING DAN TALKING STICK
MODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING DAN TALKING STICK
 
Bab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadiBab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadi
 
Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)
Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)
Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)
 
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelasTugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
 

Similar to 101508 lin suciani astuti-fitk

42622-75676629363-1-SM.pdf
42622-75676629363-1-SM.pdf42622-75676629363-1-SM.pdf
42622-75676629363-1-SM.pdfDewiVatikaSari
 
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem basHerawatiHerawati23
 
Pengembangan Modul Fisika berbasis PBL
Pengembangan Modul Fisika berbasis PBLPengembangan Modul Fisika berbasis PBL
Pengembangan Modul Fisika berbasis PBLAnnisa579418
 
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah
Penerapan model pembelajaran berbasis masalahPenerapan model pembelajaran berbasis masalah
Penerapan model pembelajaran berbasis masalahmiftahasan
 
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTWCJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTWLinda Rosita
 
Cjr identification of chemistry learning problems
Cjr  identification of chemistry learning problemsCjr  identification of chemistry learning problems
Cjr identification of chemistry learning problemsLinda Rosita
 
4908 article text-10015-1-10-20180423
4908 article text-10015-1-10-201804234908 article text-10015-1-10-20180423
4908 article text-10015-1-10-20180423Novikamagdalena
 
Andrew hidayat 122268-id-studi-komparasi-penggunaan-praktikum-dan
 Andrew hidayat   122268-id-studi-komparasi-penggunaan-praktikum-dan Andrew hidayat   122268-id-studi-komparasi-penggunaan-praktikum-dan
Andrew hidayat 122268-id-studi-komparasi-penggunaan-praktikum-danAndrew Hidayat
 
Analisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampali
Analisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampaliAnalisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampali
Analisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampalititiindralestari
 
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BE...
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BE...PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BE...
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BE...sinupid
 
pendidikan kurirkulum
pendidikan kurirkulumpendidikan kurirkulum
pendidikan kurirkulumpascasarjan
 
Analisis Penggunaan Unsur Tindak Tutur Perlokusi dalam Novel Laskar Pelangi
Analisis Penggunaan Unsur Tindak Tutur Perlokusi dalam Novel Laskar PelangiAnalisis Penggunaan Unsur Tindak Tutur Perlokusi dalam Novel Laskar Pelangi
Analisis Penggunaan Unsur Tindak Tutur Perlokusi dalam Novel Laskar PelangiDEPDIKNASBUD
 

Similar to 101508 lin suciani astuti-fitk (20)

42622-75676629363-1-SM.pdf
42622-75676629363-1-SM.pdf42622-75676629363-1-SM.pdf
42622-75676629363-1-SM.pdf
 
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
 
Pengembangan Modul Fisika berbasis PBL
Pengembangan Modul Fisika berbasis PBLPengembangan Modul Fisika berbasis PBL
Pengembangan Modul Fisika berbasis PBL
 
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah
Penerapan model pembelajaran berbasis masalahPenerapan model pembelajaran berbasis masalah
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah
 
Proposal skripsi
Proposal skripsiProposal skripsi
Proposal skripsi
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTWCJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
 
Cjr identification of chemistry learning problems
Cjr  identification of chemistry learning problemsCjr  identification of chemistry learning problems
Cjr identification of chemistry learning problems
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
4908 article text-10015-1-10-20180423
4908 article text-10015-1-10-201804234908 article text-10015-1-10-20180423
4908 article text-10015-1-10-20180423
 
Andrew hidayat 122268-id-studi-komparasi-penggunaan-praktikum-dan
 Andrew hidayat   122268-id-studi-komparasi-penggunaan-praktikum-dan Andrew hidayat   122268-id-studi-komparasi-penggunaan-praktikum-dan
Andrew hidayat 122268-id-studi-komparasi-penggunaan-praktikum-dan
 
Tugas ii
Tugas iiTugas ii
Tugas ii
 
Analisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampali
Analisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampaliAnalisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampali
Analisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampali
 
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BE...
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BE...PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BE...
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BE...
 
Jp kim ia211
Jp kim ia211Jp kim ia211
Jp kim ia211
 
pendidikan kurirkulum
pendidikan kurirkulumpendidikan kurirkulum
pendidikan kurirkulum
 
Jurnal yeni
Jurnal yeniJurnal yeni
Jurnal yeni
 
Analisis Penggunaan Unsur Tindak Tutur Perlokusi dalam Novel Laskar Pelangi
Analisis Penggunaan Unsur Tindak Tutur Perlokusi dalam Novel Laskar PelangiAnalisis Penggunaan Unsur Tindak Tutur Perlokusi dalam Novel Laskar Pelangi
Analisis Penggunaan Unsur Tindak Tutur Perlokusi dalam Novel Laskar Pelangi
 
Power oral emmi
Power oral emmiPower oral emmi
Power oral emmi
 
4201411114
42014111144201411114
4201411114
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 

101508 lin suciani astuti-fitk

  • 1. PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL (Problem Based Learning) (Penelitian Tindakan Kelas di SMA Muhammadiyah 2 Cipondoh) SKRIPSI Oleh: LIN SUCIANI ASTUTI 106016200616 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
  • 2. LEMBAR PENGESAHAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL (Problem Based Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Pada SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Lin Suciani Astuti NIM. 106016200616 Mengesahkan, Pembimbing I Pembimbing II Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd. Burhanudin Milama, M.Pd. NIP. 196501151987031020 NIP. 197702012008011001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATUALLAH JAKARTA 1432 H/2011M
  • 3. LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Kesetimbangan Kimia melalui Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)”. Oleh Lin Suciani Astuti, NIM 106016200616. Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan LULUS dalam ujian Munaqosah pada tanggal 7 Juni 2011 di hadapan Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Kimia. Jakarta, 7 Juni 2011 Panitia Ujian Munaqosah Tanggal Tanda Tangan Ketua Prodi Pendidikan Kimia Dedi Irwandi, M.Si NIP. 19710528 200003 1 002 Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA Nengsih Juanengsih, M.Pd . NIP. 19760309 200501 2 002 Penguji I Dedi Irwandi, M.Si NIP. 19710528 200003 1 002 Penguji II Tonih Feronika, M.Pd ......................... NIP. 19760107 200501 1 007 Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA NIP. 19571005 198703 1 003
  • 4.
  • 5. i ABSTRAK Lin Suciani Astuti. Peningkatan Hasil Belajar Konsep Kesetimbangan Kimia Melalui Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning), Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA-1 SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 26 siswa perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep kesetimbangan kimia. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menerapkan desain tindakan berdasarkan prinsip-prinsip desain pembelajaran model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) diantaranya adalah sikap berpikir kritis siswa dan kemandirian siswa dalam pembentukan konsep kimia. Prinsip berpikir kritis siswa dengan kegiatan eksperimen dan diskusi kelompok. Sedangkan, prinsip kemandirian siswa dilakukan dengan kegiatan pemecahan masalah secara individu. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar konsep kesetimbangan kimia melalui model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) adalah rata-rata pencapaian hasil belajar siswa setiap siklusnya yaitu 67,33 pada siklus I, dan 77,56 pada siklus II. Kata kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Hasil belajar siswa, model pembelajaran PBL (Problem Based Learning).
  • 6. ii ABSTRACT Lin Suciani Astuti., To Increase The Result of Student’s Learning Equilibrum Chemical Concept Via PBL’s Learning Model (Problem Based learning), Majority of Chemystry Education, The Natural Sciences of Education Departement, The Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. This research is the classroom action research. It was designed in two cycle. Each cycle consists of planning, action, observation, and reflection. The subjects of this research are students of XI IPA-1 class of SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh in academic year 2010/2011 with amount of students 36 peoples that consists of 10 mens and 26 girls. The research aims to increase the result of student’s learning at equilibrum chemical concept. To reach the effect that, researcher applies to design action bases model learning design principles PBL'S learning ( Problem Based Learning ) amongst those is attitude think critical student and student independence in formation chemical concept. Principle thinks critical student with experiment and group discussion activity. Meanwhile, student independence principle did by trouble-shooting activity individually. The result of research showing. To Increase The Result of Student’s Learning Equilibrum Chemical Concept Via PBL’s Learning Model (Problem Based learning) Average of the student study result in first cycle is 67,33, the second is 77,56. Key word: The classroom action research, The result of Student’s Learning, PBL’s Learning Model (Problem Based Learning).
  • 7. iii KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahim, Puji syukur kehadirat Illahi Rabbi, Tuhan semesta alam, Raja Manusia yang berkat rahmat dan kuasa-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan karya ilmiah berupa skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Konsep Kesetimbangan Kimia Melalui Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)”. Skripsi ini ditunjukkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata I (S1). Salawat serta salam teriring kepada Baginda Rasulullah SAW, sebagai pembawa peradaban yang membawa manusia keluar dari masa kegelapan dan kebodohan menuju masa yang penuh cahaya dan semoga salam tetap tercurah pada keluarga dan para sahabatnya. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Mudah-mudahan Allah SWT membalas jasa dan pengorbanan yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Dedi Irwandi, M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Ahmad Sofyan, M.Pd., dan Bapak Burhanudin Milama, M.Pd., Dosen pembimbing skripsi yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan
  • 8. iv pikirannya untuk memberikan arahan, semangat, dukungan dan bimbingan dengan penuh kesabaran. 6. Ibu Nimmi Pujianti, M.Pd., Kepala Sekolah SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. 7. Bapak Karmawan S.Pd., Guru pengajar kimia kelas XI IPA 1 di SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh yang telah memberikan kesempatan dan bersedia bekerjasama dalam pelaksanaan penelitian. 8. Teruntuk keluarga, ayahanda Sumarno dan ibunda Rokhilah tercinta yang tiada henti memberikan do’a, kasih sayang, dan nasihatnya. 9. Adik (Maghfi) yang selalu memberikan semangat untuk menjadi contoh yang baik baginya. 10. Sahabat-sahabat, Ferlizha (Fevi, Rida, Lia, Susi, Isyfi, Eka). Persahabatan kita adalah tali terindah dalam hidup ini, semoga selalu kuat dan terikat selamanya. 11. Seluruh teman-teman kimia angkatan 2006, yang selalu memberikan dukungan. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Penulis mengharapkan saran dan kritik bagi para pembaca skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang membaca dan membutuhkannya. Akhirnya penulis hanya dapat memanjatkan do’a kepada Allah SWT semoga segala perhatian, motivasi dan bantuan semua pihak dibalas oleh Allah SWT sebagai amal kebaikan. Amin. Jakarta, 29 Maret 2011 Penulis
  • 9. v DAFTAR ISI ABSTRAK .........................................................................................................i ABSTRACT ........................................................................................................ii KATA PENGANTAR.......................................................................................iii DAFTAR ISI .....................................................................................................v DAFTAR GAMBAR ........................................................................................vii DAFTAR TABEL ............................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1 B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ..............................................6 C. Pembatasan Fokus Penelitian.............................................................6 D. Perumusan Masalah Penelitian...........................................................6 E. Tujuan Penelitian................................................................................7 F. Manfaat Hasil Penelitian....................................................................7 BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Kajian Teoretik..........................................................................................8 1. Hasil Belajar ........................................................................................8 a. Pengertian Belajar Kimia.................................................................8 b. Ciri-ciri Belajar................................................................................10 c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ...................................10 d. Pengertian Hasil Belajar ..................................................................10 2. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning).........................14 a. Pengertian Kontruktivisme ..............................................................14 b. Pengertian Model Pembelajaran PBL .............................................16 c. Karakteristik PBL ............................................................................17 d. Tujuan Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) ...................18
  • 10. vi e. Tahapan Pembelajaran PBL (Problem Based Learning).................18 f. Langkah-langkah PBL (Problem Based Learning) .........................19 g. Manfaat Pembelajaran Berdasarkan Masalah..................................21 h. Kelebihan dan Kelemahan PBL (Problem Based Learning)...........21 3. Konsep Kesetimbangan Kimia.............................................................22 B. Kajian Penelitian Relevan .........................................................................24 C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan..........................................28 D. Hipotesis Tindakan....................................................................................30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tindakan ...................................................31 B. Metode dan Desain Penelitian Tindakan...................................................31 1. Metode Penelitian.................................................................................31 2. Intervensi Tindakan atau Rancangan Setiap Siklus..............................32 C. Subjek/Parsitipan yang Terlibat dalam Penelitian ....................................32 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ...............................................32 E. Tahapan Intervensi Tindakan....................................................................33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan.............................................34 G. Data dan Sumber Data...............................................................................35 H. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang Digunakan ..........................35 1. Wawancara ..........................................................................................35 2. Tes ......................................................................................................36 3. Lembar Observasi.................................................................................37 4. Catatan Lapangan .................................................................................40 I. Teknik Pengumpulan Data........................................................................40 J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi .................41 1. Validitas Data .......................................................................................41 2. Reliabilitas............................................................................................42 3. Tingkat Kesukaran Soal........................................................................43 4. Daya Beda Soal ....................................................................................43 K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis............................................44
  • 11. vii L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan .............................46 M. Indikator Pencapaian.................................................................................48 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Temuan Penelitian ...........................................................................49 1. Siklus I..................................................................................................49 a. Perencanaan .....................................................................................49 b. Tindakan ..........................................................................................50 c. Pengamatan......................................................................................50 d. Hasil Belajar ....................................................................................54 e. Refleksi ............................................................................................55 f. Keputusan ........................................................................................57 2. Siklus II ................................................................................................58 a. Perencanaan .....................................................................................58 b. Tindakan ..........................................................................................58 c. Pengamatan......................................................................................59 d. Hasil Belajar ....................................................................................62 e. Refleksi ............................................................................................63 f. Keputusan ........................................................................................65 B. Pembahasan...............................................................................................65 C. Keterbatasan dalam Penelitian ..................................................................69 BAB V PENUUTUP A. Kesimpulan................................................................................................70 B. Saran..........................................................................................................71 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................72
  • 12. viii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Bagan Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan .....................28 Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas ....................................................32
  • 13. ix DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Lima Tahapan PBL (Problem Based Learning) ................................19 Tabel 3.1. Tahapan Intervensi Tindakan.............................................................33 Tabel 3.2. Jenis Data, Sumber Data dan Instrumen ............................................35 Tabel 3.3. Kisi-kisi Lembar Wawancara.............................................................36 Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Konsep Kesetimbangan Kimia..........36 Tabel 3.5. Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa pada Model Pembelajaran PBL..38 Tabel 3.6. Indikator-indikator PBL (Problem Based Learning) pada Lembar Observasi Guru...................................................................................39 Tabel 3.7. Kisi-kisi Lembar Catatan Lapangan...................................................40 Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Soal......................................................................42 Tabel 3.9. Kriteria Reliabilitas Instrumen...........................................................42 Tabel 3.10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen.........................................................43 Tabel 3.11. Pedoman Kriteria Indeks Kesukaran Soal..........................................43 Tabel 3.12. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal .....................................................43 Tabel 3.13. Pedoman Klasifikasi Daya Pembeda Soal .........................................44 Tabel 3.14. Hasil Uji Daya Beda Soal...................................................................44 Tabel 3.15. Klasifikasi Penilaian Indikator PBL (Problem Based Learning) pada Lembar Observasi Guru .....................................................................45 Tabel 4.1. Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus I..........................50 Tabel 4.2. Hasil Catatan Lapangan Siklus I........................................................51 Tabel 4.3. Hasil Wawancara Siklus I ..................................................................53 Tabel 4.4. Hasil Tes Hasil Belajar siswa pada Siklus I.......................................54 Tabel 4.5. Kekurangan dan Perbaikan Siklus I ...................................................55 Tabel 4.6. Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus II.........................59 Tabel 4.7. Hasil Catatan Lapangan Siklus II.......................................................60 Tabel 4.8. Hasil Wawancara Siklus II.................................................................61 Tabel 4.9. Hasil Tes Belakar Siswa pada Siklus II .............................................62 Tabel 4.10. Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Siklus II..................................64
  • 14. x DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Silabus............................................................................................75 Lampiran 2 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.............................77 Lampiran 3 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...........................90 Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa Siklus I .........................................................99 Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Siklus II........................................................110 Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I.............................117 Lampiran 7 Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Siswa Siklus II............................121 Lampiran 8 Kisi-kisi Kunci Jawaban dan Penskoran Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I...........................................................................................125 Lampiran 9 Kisi-kisi Kunci Jawaban dan Penskoran Tes Hasil Belajar Siswa Siklus II..........................................................................................133 Lampiran 10 Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis pada Siklus I......................144 Lampiran 11 Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis pada Siklus II ....................146 Lampiran 12 Tabel Nilai Kimia Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh Tahun Ajaran 2009/2010 ..............................................147 Lampiran 13 Tabel Analisis Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa Konsep Kesetimbangan Kimia pada Siklus I dan Siklus II ........................149 Lampiran 14 Analisis Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siswa pada Siklus I...........................................................................................150 Lampiran 15 Perhitungan Uji Validitas Instrumen Siklus I................................151 Lampiran 16 Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I ............................152 Lampiran 17 Tingkat Kesukaran Soal Siklus I ...................................................153 Lampiran 18 Daya Beda Soal Siklus I ................................................................154 Lampiran 19 Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal Siklus I......155 Lampiran 20 Analisis Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siswa pada siklus II ..........................................................................................156 Lampiran 21 Perhitungan Uji Validitas Instrumen Siklus II...............................157 Lampiran 22 Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Siklus II...........................158 Lampiran 23 Tingkat Kesukaran Soal Siklus II ..................................................159
  • 15. xi Lampiran 24 Daya Beda Soal Siklus II...............................................................160 Lampiran 25 Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal Siklus II ....161 Lampiran 26 Tabel Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar Konsep Kesetimbangan Kimia Siklus I................................................................................162 Lampiran 27 Tabel Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar Konsep Kesetimbangan Kimia Siklus II...............................................................................163 Lampiran 28 Analisis Pretes Siklus I SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh ..........164 Lampiran 29 Analisis Postes Siklus I SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh..........165 Lampiran 30 Analisis Pretes Siklus II SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh.........166 Lampiran 31 Analisis Postes Siklus II SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh ........167 Lampiran 32 Tabel Skor N-gain Siklus I ............................................................168 Lampiran 33 Tabel Skor N-gain Siklus II...........................................................169 Lampiran 34 Tabel Tindakan Kegiatan Guru dan Siswa pada Siklus I ..............170 Lampiran 35 Tabel Tindakan Kegiatan Guru dan Siswa pada Siklus II.............173 Lampiran 36 Format Lembar Observasi Kegiatan Siswa (Kelompok)...............175 Lampiran 37 Format Lembar Observasi Kegiatan Siswa (Individu) ..................177 Lampiran 38 Tabel Persentase Lembar Observasi Kegiatan Siswa....................178 Lampiran 39 Lembar Observasi Kemampuan PBL (Problem Based Learning) Guru ...............................................................................................179 Lampiran 40 Tabel Hasil Observasi Kegiatan Guru ...........................................182 Lampiran 41 Format Catatan Lapangan..............................................................186 Lampiran 42 Tabel Hasil Catatan Lapangan pada Siklus I.................................187 Lampiran 43 Tabel Hasil Catatan Lapangan pada Siklus II................................189 Lampiran 44 Berita Wawancara Observasi Awal Terhadap Guru Bidang Studi Kimia .............................................................................................191 Lampiran 45 Pedoman Wawancara Siklus I .......................................................193 Lampiran 46 Pedoman Wawancara Siklus II......................................................194 Lampiran 47 Tabel Hasil Wawancara pada Siklus I...........................................195 Lampiran 48 Tabel Hasil Wawancara pada Siklus II..........................................197
  • 16. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Dictionary of Psycohology seperti yang telah dikutip Syah, pendidikan diartikan sebagai “Tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam mengetahui pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya”.1 Penetapan standar proses pendidikan merupakan kebijakan yang sangat penting untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya? Ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi. Oleh karena itu, pendidik atau guru harus mengutamakan keterampilan dasar dan meningpkatkan tingkat berpikir kritis yang harus dimiliki oleh peserta didik agar mereka dapat memahami konsep dengan sistematis, baik secara teoritis maupun aplikasinya.2 Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran khususnya mata pelajaran Science (IPA) yang tidak dapat mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir kritis dan sistematis, karena strategi pembelajaran berpikir tidak digunakan secara baik dalam setiap proses pembelajaran di dalam kelas. 1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendidikan Baru, (Jakarta: Remaja Rosda Karya, 2002) h. 11 2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2009) h. 1
  • 17. 2 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang sangat penting dalam memajukan perkembangan teknologi. Dengan pesatnya perkembangan IPA memberikan sumbangan terhadap perkembangan teknologi, demikian juga sebaliknya, perkembangan teknologi memberikan wahana yang memungkinkan IPA dapat menjadi pesat. Perkembangan IPA dan teknologi yang begitu pesat ini menuntut dan menggugah para pendidik untuk dapat merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep IPA khususnya kimia. Pada hasil observasi pendahuluan dengan guru kimia di SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh diperoleh data pencapaian hasil belajar kelas XI IPA pada semester 1 tahun ajaran 2009/2010 masih banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. Setelah wawancara dengan siswa-siswa kelas XI IPA 1 SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh, bahwa hal yang menyebabkan nilai kimianya rendah dikarenakan mereka sudah memandang awal dari materi kimia itu susah. Dari konsep yang sudah ditanam oleh siswa bahwa mata pelajaran kimia itu susah maka mereka kurang yakin akan belajarnya, apalagi jika dalam proses pembelajaran kimia disekolah hanya diterapkan metode ceramah tanpa hands-on activity atau kinestetik tertentu dan kebiasaan untuk berfikir lebih kritis dalam mempelajari suatu masalah pada materi-materi kimia. Setelah peneliti melakukan observasi di kelas XI.IPA.1 SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh Tangerang, dengan jumlah 36 siswa didapatkan masalah-masalah yang ada pada proses pembelajaran diantaranya: Kurangnya motivasi dalam diri siswa untuk belajar kimia. Hal ini tampak terlihat pada saat proses pembelajaran kimia mereka kurang semangat. Apalagi jika guru studi kimia pada saat belajar memberikan suatu masalah yang berhubungan dengan rumus-rumus kimia, rata-rata siswa menjawabnya sangat lamban. Kemudian apabila diberikan tugas, siswa sering tidak mengerjakannya. Masalah kedua, yaitu sebagian siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran kimia. Pada saat di berikan metode pembelajaran konvensional, siswa hanya terpaku pada guru dan kurang mengembangkan kreatifitasnya masing-masing.
  • 18. 3 Misalkan, ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas XI.IPA 1 guru menerapkan metode pembelajaran ceramah dan latihan soal tanpa ada tanya jawab tertentu, siswa tidak mengembangkan kemampuan berpikirnya untuk mencoba mengerjakan soal-soal di papan tulis, mereka hanya mengandalkan guru untuk menjawabnya. Disamping itu juga guru tidak memberikan kesempatan siswa untuk berfikir aktif dan kreatif. Masalah yang ketiga, Kurangnya interaksi siswa pada saat belajar kimia. Hal ini dikarenakan guru jarang menerapkan metode yang dapat memberikan interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru, seperti metode diskusi, demonstrasi atau praktikum dan metode lainnya yang dapat menimbulkan interaksi siswa yang positif. Di dalam kelas banyak siswa yang melakukan aktivitas diluar kegiatan belajar kimia (misalkan berbicara sesama teman, bermain-main dengan teman sebangku, dan tidak serius dalam belajar). Masalah yang kelima, siswa tidak mempunyai keingintahuan tentang informasi-informasi yang berhubungan dengan kimia. Siswa dikelas XI.IPA 1 apabila diperintah oleh guru untuk mencari suatu informasi yang berhubungan dengan materi-materi kimia dalam kehidupan sehari-hari, siswa selalu mengeluh. Misalkan diperintah untuk mencari artikel tentang zat aditif di dalam makanan. Kemudian masalah yang keenam yaitu sebagian besar siswa malas untuk berfikir lebih kritis dalam memecahkan suatu masalah. Misalkan untuk memecahkan soal-soal yang berhubungan dengan alam yang harus dibuktikan dengan bereksperimen. Jadi bagaimana mereka akan mendapatkan nilai yang maksimal sedangkan dalam memahami konsep kimia saja mereka belum bisa. Pada wawancara hasil belajar kimia menurut guru bidang studi kimia, siswa yang mendapatkan nilai kimia yang mencapai ketuntasan minimal yaitu 65 hanya ada 14 dari 36 siswa, dengan kata lain siswa yang mencapai nilai ketuntasan minimal hanya ada 42%. Guru studi kimia di kelas XI.IPA 1 belum pernah menerapkan model-model pembelajaran yang menerapkan masalah. Hal ini yang menyebabkan siswa kurang mengerti dan kurang mengkritisi suatu masalah dalam memahami materi-materi kimia. Dengan meningkatnya pemahaman konsep kimia maka diharapkan hasil belajarnya juga meningkat.
  • 19. 4 Uraian di atas menunjukkan adanya masalah pembelajaran dikelas XI.IPA 1 yang bermacam-macam. Salah satu diantaranya yaitu siswa malas untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang akan mengakibatkan kesanjangan antara suatu proses dan hasil belajar pada pembelajaran kimia yang tidak diharapkan oleh para ahli pendidikan dengan pembelajaran yang dilaksanakan di SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh. Oleh karena itu, peneliti perlu mengadakan usaha perbaikan proses pembelajaran dengan menerapkan model-model pembelajaran efektif dan inovatif. Model pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Learning (PBL) pada konsep kesetimbangan kimia, karena konsep kesetimbangan kimia merupakan salah satu konsep yang dianggap sulit oleh siswa. Hal ini terbukti dengan masih rendahnya nilai rata-rata ulangan harian kelas XI IPA 1 SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh tahun ajaran 2009/2010, sehingga dibutuhkan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasilbelajar siswa. Selain itu, pada Kompetensi Dasar yang harus dicapai pada konsep kesetimbangan kimia yang pertama yaitu menjelaskan pengertian kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan. Dengan dimunculkannya masalah yang mengaitkan reaksi kesetimbangan dengan kehidupan sehari-hari maka guru akan lebih menekankan pada proses tingkat berfikir kritis siswa untuk memecahkan masalah tersebut dengan diadakannya penyelidikan (praktikum). Hal inilah siswa dapat menjelaskan apa pengertian kesetimbangan kimia dan faktor-faktor yang mmempengaruhi pergeseran kesetimbangan. Pada Kompetensi Dasar yang kedua yaitu menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan. Setelah siswa mengamati suatu reaksi kesetimbangan kimia dan dapat menjelaskan pengertian kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan, maka siswa juga di tekankan untuk dapat memecahkan masalah perhitungan berdasarkan pereaksi dan hasil reaksi pada suatu reaksi kesetimbangan yang telah dipraktikumkan. Kemudian Kompetensi
  • 20. 5 Dasar yan ketiga yaitu menjelaskan penerapan prinsip kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Disini siswa di berikan suatu permasalahan bagaimanakah aplikasi reaksi kesetimbangan kimia dalam kehidupan sehari- hari dan industri berdasarkan lembar informasi permasalahan dari guru. Sesuai dengan tujuan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) yaitu siswa dapat mengembangkan ketrampilan berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah baik secara kelompok maupun individu, maka untuk mencapai SK dan KD pada konsep kesetimbangan kimia diterapkannya metode yang tepat yaitu dengan melaksanakan praktikum, diskusi, dan proses pemecahan secara individu. Belajar berdasarkan masalah atau PBL adalah model pembelajaran yang dasar filosofinya adalah kontruktivisme. Dalam pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning), pembelajaran yang berdasarkan struktur masalah yang nyata dengan kehidupan sehari-hari dan berkaitan dengan konsep-konsep kimia yang akan dibelajarkan. Dengan cara ini, siswa mengetahui mengapa mereka belajar. Semua informasi akan mereka kumpulkan melalui penelaahan materi ajar, eksperimen, ataupun melalui diskusi dengan temannya, untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan ketrampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa dalam menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan.3 Berdasarkan pernyataan di atas peneliti mengambil judul penelitian: “Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Kesetimbangan Kimia dengan Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)”. 3 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010) h. 92
  • 21. 6 B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian Identifikasi masalah dari penelitian tindakan ini adalah : 1. Kimia merupakan pelajaran yang dianggap susah dipahami oleh siswa jika dibandingkan pelajaran-pelajaran yang lainnya. 2. Kurangnya motivasi internal siswa dalam belajar kimia. 3. Siswa pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran kimia. 4. Sebagian besar siswa belum terbiasa untuk berfikir lebih kritis. 5. Siswa kesulitan dalam memecahkan suatu masalah-masalah yang berhubungan dengan materi kimia 6. Guru masih menerapkan teaching center bukan student center. 7. Hasil belajar kimia siswa masih rendah, hanya ada 42% siswa yang tuntas dengan nilai KKM (65). C. Pembatasan Fokus Penelitian Dari uraian identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka pembahasan dalam ruang lingkup masalah pada judul Peningkatan Hasil Belajar pada Konsep Kesetimbangan Melalui Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) akan dibatasi sebagai berikut: 1. Sebagian siswa belum terbiasa untuk berfikir lebih kritis. 2. Siswa kesulitan dalam memecahkan suatu masalah-masalah yang berhubungan dengan materi kimia. 3. Hasil belajar siswa masih rendah, hanya ada 42% siswa yang tuntas dengan nilai KKM (65). D. Perumusan Masalah Penelitian Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimanakah penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) pada konsep kesetimbangan kimia terhadap hasil belajar siswa?”.
  • 22. 7 E. Tujuan Penelitian Tindakan Dalam penelitian ini, diharapkan nilai hasil belajar siswa kelas XI.IPA.1 dapat meningkat melalui model pembelajaran PBL (Problem based Learning) pada konsep kesetimbangan kimia. F. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya, yaitu : 1) Bagi peneliti sendiri, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terhadap pembelajaran model pembelajaran PBL (Problem Based Learning). 2) Bagi sekolah SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh, diharapkan menjadi bahan masukan guru-guru SMA tersebut dalam memilih model pembelajaran ataupun metode pembelajaran yang paling tepat, agar proses belajar mengajar menjadi efektif dan mencapai kualitas hasil belajar yang baik. 3) Sedangkan bagi siswanya sendiri, diharapkan nilai-nilai hasil belajar dalam pembelajaran kimia dapat meningkat, khususnya pada konsep kesetimbangan kimia.
  • 23. 8 BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hasil Belajar Kimia a. Pengertian Belajar “Belajar adalah proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan sendiri atau kelompok, baik mandiri maupun dibimbing”.1 Belajar merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh setiap orang, mulai dari lahir sampai ke liang lahat tidak terkecuali baik pria maupun wanita. “Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan, sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan keluarganya sendiri”.2 Pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan bagi para pendidik khususnya para guru. Belajar merupakan peristiwa atau kejadian tingkah laku siswa sehari- hari di sekolah yang merupakan suatu hal kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut berupa keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran.3 1 Tonih Feronika, Strategi Pembelajaran Kimia, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2008), h. 2 2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendidikan Baru, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2002), h.89 3 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 17
  • 24. 9 “Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono adalah kegiatan belajar mengajar ditinjau dari sudut kegiatan siswa berupa pengalaman belajar siswa yaitu kegiatan siswa yang direncanakan guru untuk dialami siswa selama kegiatan belajar-mengajar”.4 Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian belajar, seperti yang di kutip Syah di antaranya :5 1) Skinner Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. 2) Chaplin Chaplin membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama menyatakan bahwa belajar adalah perolehan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Sedangkan rumusan yang kedua mrnyatakan bahwa belajar adalah proses memperoleh respons-respons akibat adanya latihan khusus. 3) Hintzman Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organism (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Dalam pandangannya, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme. 4) Wittig Belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman. 5) Reber Reber membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Dari beberapa definisi di atas mengenai belajar dapat di simpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman atau latihan dan proses berfikir. 4 Ibid. 5 Muhibin Syah, op.cit., h. 90
  • 25. 10 b. Ciri-Ciri Belajar Berdasarkan pengertian atau definisi-definisi belajar, maka belajar sebagai suatu kegiatan dapat diidentifikasi ciri-ciri kegiatannya sebagai berikut:6 1) Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik aktual maupun potensial. 2) Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu relatif lama. 3) Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja). c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar 1) Faktor Internal (faktor dari dalam siswa) yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa diantaranya adalah:7 - Minat belajar - Kesehatan - Perhatian - Ketenangan jiwa di waktu belajar - Motivasi - Kegairahan diri - Cita-cita 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan disekitar siswa diantaranya adalah: - Keadaan lingkungan belajar - Cuaca - Letak kelas - Faktor interaksi sosial - Faktor interaksi didik dengan pendidikannya 3) Faktor pendekatan belajar (approach to lerning) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. d. Pengertian Hasil Belajar “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar untuk sebagian adalah berkat 6 Tonih Feronika, op.cit., h. 5 7 Ibid.
  • 26. 11 tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa.8 Hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”.9 Menurut Gagne dalam bukunya Nana Sudjana hasil belajar dibagi menjadi lima macam, yakni:10 1) Informasi verbal 2) Keterampilan intelektual 3) Strategi kognitif 4) Sikap 5) Keterampilan motoris Prinsip penilaian hasil belajar adalah:11 1) Dalam menilai hasil belajar hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi hasil penilaian. 2) Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses belajar mengajar. Artinya, penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap saat proses belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan. 3) Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya, penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian dan sifat komprehensif. 8 Dimyati dan Mudjiono, op.cit., h. 3 9 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja rosdakarya. 2008), h. 22 10 Ibid. 11 Ibid.
  • 27. 12 4) Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya. Data hasil penilaian sangat bermanfaat bagi guru maupun bagi siswa. Hasil belajar merupakan “Prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indicator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan”.12 Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompatansi. Ada tiga aspek kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar pencapaian kompetensi tersebut, yakni penilaian terhadap: 1) Penguasaan materi akademik (kognitif), 2) Hasil belajar yang bersifat proses normatif (afektif), dan 3) Aplikatif produktif (psikomotor).13 1) Hasil Belajar Penguasaan Materi Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari yang tingkatan rendah sampai tinggi, yakni:14 a) Pengetahuan/ingatan – knowledge, b) Pemahaman – comprehension, c) Penerapan – application, d) Analisis – analysis, e) Sintesis – synthesis f) Evaluasi – evaluation 2) Hasil Belajar Proses (Normatif/Afektif) Ranah afektif ini dirinci oleh Krathwohl dkk, menjadi lima jenjang, yakni: a) Perhatian/Penerimaan (receiving) b) Tanggapan (responding) c) Penilaian/penghargaan (valuing) d) Pengorganisasian (organization) e) Karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai. 3) Hasil Belajar Aplikatif (Psikomotor) Ranah psikomotor dibagi menjadi 7 tingkatan yaitu: a) Persepsi – perception. 12 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara 2009), h. 212 13 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), h.13 14 Ibid.
  • 28. 13 b) Kesiapan – set. c) Gerakan terbimbing – guided response. d) Gerakan terbiasa – mechanism. e) Gerakan kompleks – complex overt response. f) Penyesuaian pola gerakan – adaptation. g) Kretifitas/keaslian – creativity/origination.15 Penilaian hasil belajar tingkat nasional dilakukan oleh pemerintah untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional. Ujian nasional dilakukan secara objektif, berkeadilan dan akuntabel, serta diadakan sekurang-kurangnya satu kali dan sebanyak-banyaknya dua kali dalam satu tahun pelajaran (SNP). Penilaian hasil belajar tingkat sekolah atau satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran. Penilaian hasil belajar tingkat sekolah atau satuan pendidikan identik dengan Ujian Berbasis Sekolah (UBS) atau School Based Exam (SBE), yang sering juga disebut EBTA.16 Penilaian hasil belajar tingkat kelas adalah “penilaian yang dilakukan oleh guru atau pendidik secara langsung. Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta didik”.17 Suatu tes hasil belajar baru dapat dikatakan tes yang baik apabila materi yang tercantum dalam item-item tes tersebut merupakan pilihan yang cukup representatif terhadap materi pelajaran yang diberikan di kelas yang bersangkutan.18 Jadi hasil belajar adalah hasil dari proses pembelajaran yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomorik. 15 Ibid. 16 E. Mulyasa, op.cit., h.203 17 Ibid. 18 Wayan Nurkancana, Evaluasi pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional. 1986), h. 52
  • 29. 14 2. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) a. Pengertian Kontruktivisme Teori kontruktivisme ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk diirinya sendiri, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.19 Prinsip yang paling umum dan paling esensial yang dapat diturunkan dari kontruktivisme ialah “anak-anak memperoleh banyak pengetahuan di luar sekolah, dan pendidikan seharusnya memperhatikan hal itu dan menunjang proses alamiah ini”.20 Konstruktivisme menjelaskan bahwa pemahaman bisa didapat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya, konflik kognitif dapat mendorong seseorang untuk belajar, dan pengetahuan dapat terbentuk ketika siswa menegosiasikan situasi sosial dan mengevaluasi pemahaman individualnya. Terdapat banyak teori yang menjelaskan konstruktivisme. Teori-teori tersebut menjelaskan bagaimana sebuah pengetahuan dan pemahaman terbentuk pada diri seseorang. Teori konstruktivisme kognitif ini tidak terlepas dengan teori Piaget tentang teori perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif dengan lingkungannya. Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan.21 Khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis. Piaget menyatakan juga bahwa pembelajaran akan berjalan dengan sukses jika sesuai dengan 19 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif, (Jakarta: Kencana 2010), h. 28 20 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, ( Jakarta: Erlangga, 1996), h.160 21 Trianto, op. cit, h. 14
  • 30. 15 perkembangan kognitif siswa. Oleh karena itu, konstruktivisme ini disebut dengan konstruktivisme kognitif. Teori perkembangan Piaget mewakili kontruktivisme, yang memandang kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman- pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahrkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tahapan perkembangan kognitif. Keempat tahapan tersebut adalah tahap sensorimotor (0 – 2 tahun), preoperational (2 – 7 tahun), concrete operational ( 7– 11 tahun), dan formal operational (11 – menjelang dewasa).22 Dari keempat tahapan perkembangan kognitif di atas, anak SMA perkembangan kognitifnya masuk pada tahap formal operation (11 – dewasa). Perspektif kognitif kontruktivisme, yang menjadi landasan PBL, menurut pendapat Piaget, bahwa pelajar dengan umur berapapun terlibat secara aktif dalam proses mendapatkan informasi dan mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri. Pengetahuan tidak statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan selama pelajar mengkonstruksikan pemgalaman- pengalaman baru yang memaksa mereka untuk mendasarkan diri pada dan memodifikasikan pengetahuan yang sebelumnya.23 Pernyataan ini sangat berkaitan dan didasarkan dengan konsep Piaget tentang konstruktivisme kognitif dan tahapan-tahapan perkembangan kognitif seseorang. Pengetahuan yang dikonstruksikan berdasarkan pengalaman akan lebih lama tersimpan di dalam otak setiap pelajar sehingga dalam PBL diperlukan suatu proses pembelajaran yang mengutamakan tingktat berfikir kritis yang tinggi. 22 Ibid. 23 Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif, (Surakarta: Yuma Pustaka bekerja sama dengan FKIP UNS, 2010), h. 159
  • 31. 16 b. Pengertian Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) PBL (Problem Based Learning) dapat didefinisikan sebagai “Proses inquiri yang mengutamakan pertanyaan, keingintahuan, keraguan, dan ketidakpastian tentang fenomena kompleks dalam kehidupan sehari-hari”.24 Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan “suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata”.25 Menurut Howard Barrows dan Kelson seperti yang telah dikutip Amir Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya dirancang masalah-masalah yang menuntut mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarnya menggunakan pendekatan-pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karier dan kehidupan sehari-hari.26 Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai “rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah”.27 Tujuan yang ingin dicapai oleh strategi pembelajaran berbasis masalah adalah kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternative pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah. 24 John Barell, Problem Based Learning An Inquiry Approach, (California: Corwin press, 2007), h. 3 25 Trianto, op.cit., h. 90 26 M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based learning, (Jakarta: Kencana. 2009), h.21 27 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi standar proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2009), h.212
  • 32. 17 Hakekat masalah dalam strategi pembelajaran berbasis masalah adalah gap atau kesanjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan.28 Kesanjangan tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau kecemasan. Oleh karena itu, maka materi pelajaran atau topik tidak terbatas pada materi pelajaran yang bersumber dari buku saja, akan tetapi juga dapat bersumber dari peristiwa-peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. PBL (Problem Based Learning) mengambil psikologi kognitif sebagai dukungan teoritisnya. Fokusnya tidak banyak pada apa yang sedang dikerjakan siswa (perilaku mereka), tetapi ada apa yang sedang dipikirkan oleh siswa (kognisi mereka) selama mereka mengerjakannya. Meskipun peran guru dalam pelajaran yang berbasiskan masalah kadang-kadang juga melibatkan, mempresentasikan, dan menjelaskan berbagai hal kepada siswa, tetapi guru lebih harus sering memfungsikan diiri sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa dapat belajar untuk berpikir dan menyelesaikan masalahnya sendiri. PBL merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Metode ini juga berfokus pada keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik tidak lagi diberikan materi belajar secara satu arah seperti pada metode pembelajaran konvensional. Dengan metode ini, diharapkan peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan mereka secara sendiri. c. Karakteristik PBL (Problem Based Learning) Dengan karakter dan prinsip PBL, di mana pemelajar harus:29 1. Mengeksplorasi konsep dalam berbagai konteks. 28 Ibid 29 M. Taufiq Amir, op.cit., h. 93
  • 33. 18 2. Mengartikulasikan apa yang sudah diketahui tentang masalah (prior knowledge) 3. Mengidentifikasi dan mencari informasi terkait dengan”apa yang mereka tidak ketahui” 4. Menentukan bagaimana informasi baru terkait dengan pengetahuan sebelumnya. 5. Saling berbagi dan menguji konsep baru yang mungkin. 6. Mereflesikan bagaimana pemelajar mengkonstruk pengetahuan sendiri dan menjadi pembuat makna (meaning makers). d. Tujuan Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) Tujuan pembelajaran berdasarkan masalah atau PBL (Problem Based Learning) adalah:30 1. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah 2. Belajar peranan orang dewasa yang autentik 3. Menjadi pembelajar yang mandiri e. Tahapan Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) Ada lima tahapan utama dalam PBL (Problem Based Learning) menurut Sugiyanto, kelima tahapan utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima tahapan tersebut disajikan pada table berikut:31 30 Trianto, op.cit., 31 Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif, (Surakarta: Yuma Pustaka bekerja sama dengan FKIP UNS, 2010), h. 159
  • 34. 19 Tabel 2.1. Lima tahapan PBL (Problem based Learning) Tahap Tingkah laku Guru Tahap – 1 Orientasi siswa kepada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Tahap – 2 Mengorganisasi siswa untuk belajar Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Tahap – 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah Tahap – 4 Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya Membantu siswa dalam menerencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai Tahap – 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses – proses yang mereka gunakan f. Langkah – langkah PBL (Pembelajaran Berbasis Masalah) Menurut Wina Sanjaya, sesuai dengan tujuan strategi pembelajaran berbasis masalah adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari beberapa bentuk strategi pembelajaran yang dikemukakan para ahli, maka secara umum strategi pembelajaran berbasis masalah bisa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:32 1) Menyadari masalah Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya adanya kesanjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkap kesanjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada. 2) Merumuskan masalah 32 Wina Sanjaya, op.cit., h. 216
  • 35. 20 Rumusan masalah sangat penting, sebab selanjutnya akan berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data apa yang harus dikumpulkan untuk menyelesaikannya.kemampuan yang diharapkan siswa dalam langkah ini adalah siswa dapat menentukan prioritas masalah. 3) Merumuskan Hipotesis Kemampuan yang diharapkan siswa dalam tahapan ini adalah siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan. Melalui analisis sebab akibat inilah pada akhirnya siswa diharapkan dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah. 4) Mengumpulkan data Proses berpikir ilmiah bukan proses berimajinasi akan tetapi proses yang didasarkan pada pengalaman. Oleh karena itu, dalam tahapan ini siswa didorong untuk mengumpulkan data yang relevan. Kemampuan yang diharapkan pada tahap ini adalah kecakapan siswa untuk mengumpulkan dan memilah data, kemudian memetakan dan menyajikan dalam bentuk berbagai tampilan sehingga mudah untuk dipahami. 5) Menguji hipotesis Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah kecakapan menelaah data dan sekaligus membahasnya untuk melihat hubungannya dengan masalah yang dikaji. Disamping itu, diharapkan siswa dapat mengambil keputusan dan kesimpulan. 6) Menentukan pilihan penyelesaian Kemampuan yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih alternatif penyelesaian yang kemungkinan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.33 33 Wina Sanjaya, op.cit., h. 216
  • 36. 21 g. Manfaat Pembelajaran Berdasarkan Masalah Menurut Sudjana manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para siswa merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di sekitarnya.34 Pengajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri. h. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berdasarkan Masalah Model pembelajaran berdasarkan masalah memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan pembelajaran berdasarkan masalah sebagai model pembelajaran adalah:35 1) Realistis dengan kehidupan nyata 2) Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa 3) Memupuk sifat inquiri siswa 4) Retensi konsep jadi kuat 5) Memupuk kemampuan problem solving (pemecahan masalah) Selain kelebihan tersebut, pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based learning) juga memiliki beberapa kekurangan antara lain:36 1. Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks 2. Sulitnya mencari problem yang relevan 3. Sering terjadi miss-konsepsi 34 Trianto, op.cit., h. 96 35 Ibid. 36 Ibid.
  • 37. 22 4. Konsumsi waktu, dimana model ini mmemerlukan waktu yang cukup dalam proses penyelidikan. Sehingga terkadang banyak waktu yang tersita untuk proses pembelajan tersebut. Jadi berdasarkan pengertian-pengertian yang ada, Pembelajaran dengan model PBL (Problem Based Learning) membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial maupun ilmiah dan sekitarnya. 3. Konsep Kesetimbangan Kimia Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), konsep yang akan diterapkan dalam model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) adalah konsep kesetimbangan kimia yang telah di sesuaikan pada Standar Kompetensinya adalah Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam SK tersebut di ambil 3 kompetensi dasar yaitu, Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan, menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan, dan menjelaskan penerapan prinsip kesetimbangan dalam kehidupan sehari- hari dan industri.37 a) Pengertian Kesetimbangan Kimia Reaksi yang berlangsung searah atau reaksi yang tidak dapat balik disebut Irreversible. Sedangkan reaksi yang dapat balik disebut Reversible. Salah satu diantaranya adalah reaksi antara nitrogen dengan hidrogen membentuk ammonia. Jika campuran gas nitrogen dan hidrogen dipanaskan akan menghasilkan amonia.38 37 Michael Purba, Buku Kimia SMA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 2 38 Ibid
  • 38. 23 Kapankah suatu reaksi mencapai kesetimbangan? Suatu rekasi kimia mencapai kesetimbangan, jika laju reaksi ke kanan sama dengan laju reaksi ke kiri sehingga tidak terjadi lagi perubahan dalam sistem kesetimbangan. Pada keadaan setimbang, tidak ada perubahan yang dapat diamati atau diukur sehingga tidak ada perubahan makroskopis. Keadaan sebenarnya, reaksi tetap terjadi secara terus menerus pada kedua arah. Kondisi yang demikian disebut kesetimbangan dinamis.39 b) Persamaan Tetapan Kesetimbangan mA + nB ⇌ pC + qD persamaan kesetimbangannya adalah: Kc = 40 c) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan Jika terdapat sebuah sistem setimbang, kemudian diganggu oleh beberapa pengaruh luar, seperti perubahan suhu, kosentrasi, volume, atau tekanan dari salah satu pereaksi atau hasil reaksi, apa yang terjadi? Seorang kimiawan Prancis, Hanry Le Chatelier, pada tahun 1884 mengungkapkan pernyataan yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Berikut ini prinsip Le Chatelier. “Sebuah sistem dalam keadaan kesetimbangan yang mengalami suatu gangguan akan bereaksi sedemikian rupa sehingga cenderung melawan pengaruh gangguan tersebut”.41 39 Muchtaridi dan Sandri Justiana, Buku Kimia 2 Sesuai Standar Isi 2006 KTSP, (Jakarta: Yudistira, 2009), h. 101 40 Micheal Purba, op.cit., h. 139 41 Ibid
  • 39. 24 B. Kajian Penelitian Relevan I Nyoman Suadarna dalam jurnal pendidikan dan pengajaran IKIP singaraja, menyimpulkan penelitiannya yaitu kualitas kemampuan mahasiswa dalam melakukan pemecahan masalah (Problem Solving) dapat ditingkatkan atau dikembangkan melalui strategi pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan kooperatif berbantuan modul, dapat meningkatkan aktivitas mahasiswa atau kualitas proses pembelajaran Kimia Fisika I dan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Kimia Fisika I dapat ditingkatkan melalui strategi pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan kooperatif berbantuan modul.42 Nurhayati Abbas, dalam jurnal pendidikan dan kebudayaan, menyimpulkan penelitiannya tentang penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Instruction) dalam pembelajaran Matematika di SMU menyimpulkan bahwa berdasarkan analisis inferensial dengan menggunakan Anakova, diperoleh F= 54,25>F(1-@,k-1,N-2k) = F(0,95,1,80) = 3,97. Hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah dengan peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran konvensional.43 Ida Bagus Putu Arnyana, jurnal pendidikan dan pengajaran tentang pengaruh penerapan model belajar berdasarkan masalah dan model pengajaran langsung dipandu strategi kooperatif terhadap hasil belajar biologi siswa SMA menyimpulkan bahwa 1. Model belajar berdasarkan masalah dapat meningkatkan hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan model pengajaran langsung. 2. Strategi kooperatif GI dapat meningkatkan hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan strategi kooperatif STAD. 3. Interaksi model belajar berdasarkan masalah dengan strategi kooperatif GI memberikan pengaruh 42 I Nyoman Suadarna, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja, Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan Kooperatif Berbantuan Modul untuk Meningkatkan kualitas proses dan Hasil Belajar Mahasiswa, 2006, h. 766 43 Nurhayati Abbas, jurnal pendidikan dan kebudayaan, Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) dalam Pembelajaran Matematika di SMU, 2004, h. 842
  • 40. 25 paling baik dalam meningkatkan hasil belajar, diikuti berturut-turut oleh interaksi model belajar berdasarkan masalah dengan strategi kooperatif STAD, interaksi model pengajaran langsung dengan strategi kooperatif GI, dan interaksi model pengajaran langsung dengan strategi kooperatif STAD.44 I Ketut Tika, jurnal pendidikan dan pengajaran UNDIKSHA tentang penerapan problem based learning berorientasi penilaian kinerja dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan kompetensi kerja ilmiah siswa, dalam penelitiannya disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah berorientasi pada penilaian kerja dapat meningkatkan kompetensi kerja ilmiah siswa kelas XI IPA3 SMAN 1 Singaraja dalam pembelajaran Fisika. Hal ini dapat dilihat dari capaian kompetensi kerja ilmiah pada siklus 1 adalah 78,8 dengan kategori baik meningkat pada siklus II menjadi 87,5 dengan kategori sangat baik. Jika dianalisis per aspek kerja ilmiah yaitu aspek kegiatan laboratorium, aspek membuat paper, aspek laporan praktikum, dan aspek penyajian tugas proyek, ternyata terjadi peningkatan secara signifikan untuk masing-masing aspek dari siklus I ke siklus II.45 Ali Muhson, Jurnal kependidikan tentang peningkatan minat belajar dan pemahaman mahasiswa melalui penerapan problem based learning menyimpulkan penerapan metode problem based learning dalam pembelajaran statistika lanjut mampu meningkatkan minat belajar mahasiswa baik minat belajar di dalam maupun di luar kelas hal ini terjadi karena proses pembelajaran lebih banyak diberikan penugasan analisis kasus baik secara individual maupun kelompok sehingga menuntut partisipasi semua mahasiswa dalam proses pembelajaran.46 44 Ida Bagus Putu Arnyana, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Pengaruh Penerapan Model Belajar Berdasarkan Masalah dan Model Pengajaran Langsung Dipandu Strategi Kooperatif terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA , 2006, h. 710 45 I ketut Tika, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Penerapan Problem Based Learning Berorientasi Penilaian Kinerja dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kompetensi Kerja Ilmiah Siswa, 2008, h. 698 46 Ali Muhson, Peningkatan minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan Problem Based Learning, Jurnal Kependidikan, 2009, h. 181
  • 41. 26 I wayan Sadia, jurnal pendidikan dan pengajaran UNDIKSHA, penelitiannya tentang pengembangan kemampuan berfikir formal siswa SMA melalui penerapan Model pembelajaran “Problem based Learning” dan “Cycle Learning” dalam pembelajara Fisika, menyimpulkan bahwa model PBL (Problem Based Learning) atau LCM (Learning Cycle Model) ternyata efektif dalam mengembangkan kemampuan berpikir formal siswa.47 Ida Bagus Putu Arnyana, jurnal pendidikan dan pengajaran penelitiannya tentang penerapa model PBL pada pelajaran biologi untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 1 singaraja tahun pelajaran 2006/2007 menyimpulkan bahwa 1. Model belajar berdasarkan masalah atau problem based learning (PBL) dapat meningkatkan pemahaman konsep biologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Singaraja tahun pelajaran 2006/2007. 2. Model PBL dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah biologi siswa kelas X SMA Negeri 1 singaraja tahun pelajaran 2006/2007. 3. Meningkatkan sikap positif siswa terhadap pelajaran biologi, dan 4. Metode PBL dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa.48 Menurut Brian E. Myers, Assistant Professor dan James E. Dyer, Associate Professor, jurnal international menyimpulkan penelitiannya yaitu tujuan studi ini akan menentukan efek investigasi laboratorium pengintegrasian terpasang ilmu pengetahuan dan pengetahuan isi siswa memproses prestasi keterampilan dan gaya belajarnya. Pemeliharaan dalam berkelompok menggunakan salah satu dari tiga tingkatan: pokok mendekati tanpa percobaan di laboratorium, pokok mendekati dengan laboratorium yang 47 I Wayan Sadia, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Pengembangan Kemampuan Berpikir Formal Siswa SMA Melalui Penerapan Model Pembelajaran PBL ddan CL dalam Pembelajaran Fisika, 2007, h. 17 48 Ida bagus Putu Arnyana, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Penerapan Model PBL pada Pelajaran Biologi untuk Meningkatkan Kompetensi dan Kemampuan Berpikir kritis Siswa kelas X SMA N 1 Singaraja, 2007, h. 249
  • 42. 27 menentukan percobaan, dan pokok mendekati dengan investigasi laboratorium percobaaan.49 Menurut Chris Keil Bowling Green State University, jurnal elektronik pendidikan sains tentang penelitian tindakan kelas dalam abstraknya menyatakan bahwa, tujuh tahun yang didanai pemerintah federal pengembangan profesi guru tengah menyiapkan program guru kelas untuk merancang dan mengimplementasikan integratif, yang berbasis masalah, kurikulum kesehatan lingkungan dengan lebih dari 1600 siswa. Artikel ini menguji bagaimana program ini dilakukan, melalui kurikulum yang dikembangkan dan dilaksanakan, mempengaruhi kedua negara yang berbasis masalah, skor tes kemahiran dan keterampilan proses tes. Analisis kemahiran dan skor kinerja menunjukkan efek positif bagi kedua tindakan, menawarkan pendidik lebih lanjut dukungan untuk penggunaan integratif berbasis masalah kurikulum ilmu kesehatan lingkungan. 50 49 Brian E. Myers, Assistant Professor dan james E. Dyer, Associate Professor, Effects Of Investigative Laboratory Instruction On Content Knowladge and Science Procces Skill Achievment Across Learning Styles,2006, h. 52 50 Chris Keil Bowling Green State University Bowling Green State University, Improvements in Student Achievement and Science Process Skills Environmental Health Science Problem-Based Learning curricula, 2009, h. 1
  • 43. 28 C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan Gambar 2.2. Bagan Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan Model, pendekatan dan metode dalam pembelajaran kimia merupakan suatu komponen yang memiliki peranan yang sangat penting. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran. Hal ini karena metode digunakan sebagai alat atau cara yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan melalui suatu pendekatan. Penggunaan metode dan pendekatan yang tepat akan menentukan efektifitas dan efisien pembelajaran. Dengan demikian, metode dan pendekatan harus dipilih dan dikembangkan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar kimia siswa. Hasil Belajar Internal Eksternal 1. Minat Belajar 2. Kesehatan 3. Perhatian 4. Ketenangan Jiwa dalam belajar 5. Motivasi 6. Kegairahan diri 7. Cita-cita 1. Keadaan lingkungan belajar 2. Cuaca 3. Letak kelas 4. Faktor social 5. Interaksi peserta didik dengan pendidiknya Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) Penerapan Model Interaksi peserta didik dengan pendidiknya Keadaan lingkungan belajar Kognitif
  • 44. 29 Ilmu kimia sebagai cabang IPA (Knowladge Nature Science) merupakan ilmu pengetahuan yang berlandaskan pada eksperimen atau percobaan (experimental science). Berdasarkan hal tersebut, maka penggunaan metode praktikum sangatlah diperlukan dalam proses pembelajaran kimia disekolah. Melalui kegiatan praktikum, siswa diberikan kesempatan untuk ikut aktif dalam proses belajar mengajar, dapat mempelajari kimia tidak hanya sebagai produk tapi juga sebagai proses karena dalam kegiatan praktikum dimungkinkan untuk dilatihkan sejumlah ketrampilan proses IPA yang meliputi mengamati, menafsirkan hasil pengamatan, meramalkan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, merencanakan penelitian, mengkomunikasikan, dan mengajukan pertanyaan berdasarkan masalah yang sedang dipelajari siswa. Dari hal tersebut, maka siswa akan lebih tertarik dan termotivasi untuk mempelajari kimia yang pada akhirnya akan berdampak positif terhadap hasil belajar kimia siswa. Pada saat ini masih banyak guru mata pelajaran kimia yang belum menerapkan model pembelajaran PBL (Pembelajaran Berdasarkan Masalah) dan lebih memilih memakai metode ceramah atau metode yang lain dalam menyampaikan materi pelajaran. Hal ini disebabkan karena sebagai kendala yang dihadapi guru yang dijadikan alasan untuk tidak dapat menerapkan adanya eksperimen pada saat mengajar, apalagi jika ditambakan dengan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) atau pembelajaran berdasarkan masalah, tentu saja akan semakin repot. Beberapa kendala antara lain tidak adanya fasilitas laboratorium di sekolah sebagai ruangan khusus untuk melakukan praktikum, kurang tersedianya alat dan bahan kimia di laboratorium, dan lainnya. Untuk itu, perlu diadakannya suatu masalah agar siswa dalam memecahkan masalah tidak hanya dieksperimenkan bisa dengan diskusi informasi, atau dari berbagai artikel tentang masalah yang diajukan oleh guru. Di samping itu, nilai mata pelajaran kimia siswa relatif rendah, siswa kelas XI.IPA.1 SMA Muhamadiyah 2 Cipondoh Tangerang nilai kimianya masih ada yang dibawah standar KKM.
  • 45. 30 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal dan faktor eksternal, faktor eksternal inilah yang akan membawa pengaruh besar bagi siswa pada keadaan lingkungan belajar (sekolah). Dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa yang mencakup aspek kognitif dan aspek psikomotorik pada konsep kesetimbangan kimia, dengan diterapkannya model pembelajaran PBL (Problem Based learning). D. Hipotesis Tindakan Merujuk kajian teori kerangka pikir yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada konsep kesetimbangan kimia.
  • 46. 31
  • 47. 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tindakan Penelitian ini dilakukan di kelas XI.IPA.1 SMA Muhamadiyah Cipondoh Tangerang, tepatnya di Jl. KH. Hasyim Asyari Kec. Cipondoh Tangerang. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 November – 04 Desember 2010 pada semester 1 (ganjil). B. Metode dan Desain Penelitian Tindakan 1. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Esensi Classroom Action Research terletak pada adanya tindakan dalam situasi yang alami untuk memperbaiki atau meningkatkan praktek pembelajaran serta mampu memberi solusi pada masalah yang ada baik secara perorangan maupun keseluruhan. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus.1 Penelitian tindakan kelas melibatkan deskripsi autentik tentang tindakan. Deskripsi disini bukan penjelasan, melainkan rangkaian cerita tentang kegiatan yang telah terjadi dan biasanya dalam bentuk laporan. Penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. 1 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, (jakarta: PT Rajagrafindo persada,2008), h. 44-45
  • 48. 32 2. Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus Penelitian Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas2 C. Subjek/Partisipan yang terlibat dalam Penelitian Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah guru bidang studi kimia dan siswa kelas XI IPA 1. Peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran kimia pada konsep kesetimbangan kimia dengan menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) pada kelas XI IPA 1 SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh semester 1 Tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 36 orang yang terdiri dari 10 laki-laki dan 26 perempuan. D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru kimia SMA Muhammadiyah 02 Cipondoh. Peneliti berperan dalam merancang Rencana 2 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi aksara, 2007) h.16 Perencanaan SIKLUS I Pengamatan Perencanaan SIKLUS II Pengamatan PelaksananRefleksi PelaksanaanRefleksi ?
  • 49. 33 Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan mengolah data hasil penelitian. Peneliti dan guru bidang studi kimia berperan sebagai pengajar dan observer secara bergantian. Peneliti dan guru kimia berkolaborasi mengevaluasi kegiatan belajar mengajar. E. Tahapan Intervensi Tindakan Adapun tahapan intervensi tindakan yang dilakukan pada setiap siklus yaitu: Tabel 3.1 Tahapan Intervensi Tindakan Kegiatan Pendahuluan a. Menentukan sekolah yang akan dijadikan subjek penelitian. b. Konsultasi dengan guru kimia pada tempat dilaksanakannya penelitian. c. Melakukan survei lapangan untuk memperoleh gambaran kondisi sekolah. Survei dilakukannya dengan wawancara kepada guru bidang studi kimia untuk mengetahui permasalahan yang ada di sekolah. Survei juga dilakukan terhadap hasil belajar siswa dan pendapat siswa tentang pembelajaran kimia yang selama ini diterapkan oleh guru bidang studi kimia. Siklus 1 Perencanaan a. Orientasi siswa kepada masalah b. Menganalisis dan merumuskan masalah c. Menyiapkan rencana pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) d. Menyiapkan LKS (Lembar Kerja Siswa) e. Menyiapkan instrumen (tes, lembar observasi, catatan lapangan, dan wawancara). f. Melakukan uji coba instrumen g. Menyusun kelompok belajar siswa Pelaksanaan (Tindakan) Melaksanakan langkah-langkah sesuai rencana pembelajaran yang telah disusun. a. Melakukan tes awal pada kelas sampel penelitian tindakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. b. Memberi perlakuan sesuai dengan tahapan-tahapan model
  • 50. 34 pembelajaran PBL (Problem based Learning) c. Ketika selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukannya observasi mengenai kinerja guru dan siswa. d. Melakukan tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah diterapkannya model pembelajaran PBL (Problem Based Learning). Pengamatan a. Mengumpulkan data penelitian b. Melakukan diskusi dengan guru kimia untuk membahas tentang kelemahan atau kekurangan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi a. Menganalisis data yang diperoleh untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan pada siklus selanjutnya b. Menganalisis temuan saat melakukan pengamatan proses pembelajaran yang telah dilakukan c. Menganalisis kelemahan dan kelebihan dari proses pembelajaran yang berlangsung dan mempertimbangkan langkah selanjutnya. Siklus II dan seterusnya Penulisan laporan penelitian F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian ini adalah hasil belajar kimia siswa pada aspek kognitif mengalami peningkatan setelah proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran PBL (Problem based Learning). Dalam pembelajaran siswa aktif secara mental menemukan pengetahuan berupa konsep, prinsip maupun yang menjadikan pengetahuan yang mereka dapatkan akan bertahan lama, mempunyai kemandirian yang kuat dalam proses pembelajaran kimia khususnya pada materi kesetimbangan kimia. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, apabila 75% dari
  • 51. 35 jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar atau mencapai taraf keberhasilan minimal, optimal bahkan maksimal, maka proses belajar mengajar berikutnya dapat membahas konsep baru.3 Sehingga keberhasilan belajar yang diterapkan adalah sebanyak 75% dari jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM yaitu 65. G. Data dan Sumber Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa nilai siswa yang mencakup ranah kognitif, aktivitas guru dan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung melalui lembar observasi, catatan lapangan dan wawancara. Tabel 3.2. Jenis Data, Sumber Data dan Instrumen Data Sumber Data Instrumen Kognitif Siswa Pretest dan Postest Aktivitas guru dan siswa ketika proses pembelajaran Siswa dan Guru Lembar Observasi dan Catatan Lapangan Wawancara Siswa dan Guru Lembar wawancara H. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang Digunakan Dalam penelitian ini pengumpulan data mengenai pelaksanaan dan hasil dari program tindakannya akan dilakukan dengan menggunakan beberapa instrumen, diantaranya: 1. Wawancara Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukann secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan penelitian tindakan kelas.4 wawancara dilakukan untuk mengetahuui kondisi permasalahan didalam kelas maupun di sekolah. Wawancara dilakukan kepada guru kimia pada penelitian pendahuluan, sedangkan pada akhir setiap siklus hanya pada siswa. Wawancara yang diterapkan 3 Syaiful Bahri Djamrah dan Aswan Zain, Strategi Belajar mengajar, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2006) h. 122 4 Kunandar, op.cit., h. 157
  • 52. 36 merupakan jenis wawancara tidak terstruktur karena pedoman wawancara yang disiapkan berupa daftar pertanyaan atau pokok-pokok masalah yang perlu ditanyakan kepada responden. Tabel 3.3. Kisi-kisi Lembar Wawancara No. Indikator Uraian Hasil Wawancara 1. Kesenangan siswa 2. Motivasi siswa 3. Keaktifan siswa 4. Kekurangan dan kelebihan model pembelajaran 5. Kemandirian siswa 2. Tes Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang untuk mengukur hasil belajar siswa. Untuk mengetahui penguasaan konsep siswa pada konsep kesetimbangan kimia maka instrumen yang digunakan adalah tes tertulis dengan bentuk essay. Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Konsep Kesetimbangan Kimia Kompetensi Dasar Indikator C1 C2 C3 C4 C5 C6 ∑ 3.3 Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan - Menjelaskan konsep kesetimbangan dinamis - Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen - Menerapkan tetapan kesetimbangan dan tetapan kesetimbnagan tekanan dalam suatu reaksi kimia - Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier 1 1 1 1 1 1 1 1
  • 53. 37 - Menganalisis pengaruh perubahan suhu, kosentrasi, tekanan, dan volum pada pergeseran kesetimbangan 1 1 3.4. Menjelaskan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksidari suatu reaksi kesetimbangan - Menafsirkan data percobaan mengenai kosentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang untuk menentukan derajat ionisasi - menghitung harga Kc berdasarkan kosentrasi zat dalam kesetimbangan - Menghitung harga Kp berdasarkan tekanan parsial gas pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan kesetimbangan 1 1 1 1 1 1 3.5. Menjelaskan penerapan prinsip kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari - Menganalisis penerapan prinsip kesetimbangan dalam industri - Menjelaskan prinsip reaksi kesetimbangan dalam tubuh manusia 1 1 1 1 Jumlah 3 4 3 10 3. Lembar Observasi Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.5 Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dan lembar observasi kegiatan guru. Lembar observasi guru bertujuan untuk melihat konsistensi guru terhadap RPP yang telah dibuat. Aktivitas siswa 5 Kunandar, op.cit,. h. 143
  • 54. 38 yang diamati ketika proses pembelajaran disesuaikan dengan indikator- indikator model pembelajaran PBL (Proses Based Learning). Tabel 3.5. Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa dalam Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) No. Langkah-langkah PBL Aspek tiap tahapan yang di amati 1. Menyadari masalah a. Kesadaran adanya masalah pada materi yang sedang dibahas b. Keterlibatan langsung dalam proses pembelajaran 2. Merumuskan masalah a. Kemampuan untuk mengemukakan pertanyaan b. Menjelaskan persepsi masalah yang berkaitan dengan data-data apa yang harus dikumpulkan c. Siswa dapat memprioritaskan masalah 3. Merumuskan hipotesis a. Menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan b. Menentukan kemungkinan- kemungkinan penyelesaian masalah 4. Mengumpulkan data a. Kemampuan mengumpulkan data dan memilih data b. Kemampuan menyajikan dalam bentuk berbagai tampilan agar mudah dipahami 5. Menguji hipotesis a. Kecakapan menelaah data dan membahasnya b. Siswa dapat menyimpulkan pilihan penyelesaian dengan baik dan benar 6. Menentukan pilihan penyelesaian a. Kecakapan memilih alternatif penyelesaian b. Siswa dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi dengan alternatif yang dipilihnya c. Siswa dapat memperhitungkan sebab akibat yang akan dipilihnya Sedangkan lembar observasi untuk melihat kegiatan guru selama proses pembelajaran sesuai dengan indikator sebagai berikut:
  • 55. 39 Tabel 3.6. Indikator-indikator PBL (Problem Based Learning) pada Lembar Observasi Guru No Indikator Aspek Tiap Indikator yang diamati 1. Orientasi siswa pada masalah a. Menstimulus siswa, agar terdapat pertanyaan yang mengarah pada masalah b. Menjelaskan tujuan pembelajaran c. Memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. d. Menetapkan hipotesis untuk mencari pemecahan masalah 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar a. Membantu siswa mendefinisikan masalah yang ada b. Membantu siswa mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok a. Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai b. Membimbing siswa dalam melaksanakan eksperimen c. Membimbing siswa untuk pemilihan/menggunakan alat dengan benar d. Mengarahkan siswa agar menggunakan metode dan prosedur kerja dengan benar e. Meminta siswa untuk mendiskusikan hasil dan membandingkannya dengan literatur 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya a. Meminta siswa untuk mencatat hasil penyelidikan yang sesuai b. Membantu siswa untuk menyajikan pemahaman baru c. Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah a. Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-prosesnya b. Membimbing setiap kelompok mempresentasikan hasil penyelidikan pemecahan masalah c. Memberi kesempatan siswa untuk mengkritisi hasil yang dipresentasikan dari kelompok lain d. Meminta siswa untuk mengumpulkan laporan tertulis
  • 56. 40 4. Catatan Lapangan Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau objek penelitian tindakan kelas.6 Catatan lapangan ini memuat semua proses pembelajaran dikelas, indikator dari catatan lapangan diantaranya; kegiatan siswa, kegiatan guru, interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan siswa, jenis permasalahan atau penugasan, sumber belajar dan pengolahan kelas. Tabel 3.7. Kisi-kisi Lembar Catatan Lapangan No. Indikator Uraian 1. Kegiatan siswa 2. Kegiatan guru 3. Interaksi siswa dengan guru 4. Interaksi siswa dengan siswa 5. Jenis permasalahan 6. Sumber belajar 7. Waktu I. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara tes dan nontes. Tes berupa pretest dan postest dengan menggunakan soal essay untuk mengetahui penguasaan konsep siswa. Non tes berupa lembar observasi, wawancara, dan catatan lapangan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Data observasi aktifitas siswa digunakan untuk menganalisis keterlaksanaan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) yang diterapkan. Data observasi aktifitas guru untuk melihat cara mengajar guru ketika proses pembelajaran dengan menerapan model pembelajaran PBL. 6 Kunandar, op.cit,. h. 197
  • 57. 41 J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi Peneliti melakukan analisis terhadap keseluruhan data dalam proses penelitian yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian dan tujuan penelitian. Diharapkan akan diperoleh temuan yang dianggap sesuai untuk mewakili gagasan melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning). Untuk menganalisis butir soal yang diuji cobakan, peneliti melakukan beberapa tahap perhitungan diantaranya : 1. Validitas Data Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau sahih, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Artinya, bahwa valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.7 Validitas dilakukan terhadap soal tes kemampuan pemahaman siswa dan angket. Untuk menghitung validitas soal uraian angket menggunakan rumus:8 r it = Keterangan: rit : koefisien korelasi antara skor batir dengan skor total ∑xixt : jumlah deviasi skor dari XiXt ∑x i 2 : jumlah kuadrat deviasi skor dari Xi 2 ∑x t 2 : jumlah kuadrat deviasi skor dari Xt 2 Berdasarkan uji validitas untuk soal tes hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) pada konsep kesetimbangan kimia diperoleh hasil sebagai berikut: 7 Ahmad Sofyan, dkk Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung persada, 2006), h. 105 8 Ahmad Sofyan, dkk, op,cit,. h. 106
  • 58. 42 Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Soal No Jenis Tes Jumlah butir soal Jumlah soal yang valid 1. Tes hasil belajar siklus I 10 5 2. Tes hasil belajar siklus II 10 5 Sedangkan data pengolahan untuk validitas setiap butir soal dapat dilihat pada lampiran 14-15. 2. Reliabilitas Reliabilitas dapat diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsistensi. Dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.9 Untuk menghitung reliabilitas soal uraian dan angket menggunakan rumus10 : r ii = [1 - ] Keterangan: Tabel 3.10. Kriteria Reliabilitas Instrumen Kriteria Koefisien Reliabilitas Sangat Reliabel > 90 Reliabel 0,7 – 0,9 Cukup Reliabel 0,4 – 0,7 Kurang Reliabel 0,2 – 0,4 Tidak Reliabel < 0,2 Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas untuk soal tes hasil belajar siswa terhadap model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) pada konsep kesetimbangan kimia, diperoleh hasil sebagai berikut: 9 Ahmad Sofyan, op.cit., h. 105 10 Ahmad Sofyan, op.cit., h. 108
  • 59. 43 Tabel 3.11. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen No Jenis Tes Reliabilitas Kategori 1. Tes hasil belajar siklus I 0,90 Reliabel 2. Tes hasil belajar siklus II 0,74 Reliabel 3. Tingkat Kesukaran Soal Rumus : I = B/N Katerangan: I = Indeks Kesukaran B = Jumlah siswa yang menjawab benar N = Jumlah peserta tes Kriteria Indeks Kesulitan Soal adalah: Tabel 3.12. Pedoman Kriteria Indeks Kesukaran Soal Skor Indeks Kesukaran Soal Kriteria 0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah Berdasarkan uji tingkat kesukaran soal pada soal tes hasil belajar siswa pada model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) pada konsep kesetimbangan kimia diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.13. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal No Jenis Tes Persentase Soal (%) Sukar Sedang Mudah 1. Tes hasil belajar siklus I 50% 50% - 2. Tes hasil belajar siklus II 70% 30% - 4. Daya Beda Soal Rumus : D = (Ba-Bb) / 0,5 N11 11 Ahmad Sofyan, op.cit., h.107
  • 60. 44 Keterangan: D = Daya Beda Soal Ba = Jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas Bb = Jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah N = Jumlah peserta Klasifikasi daya pembeda:12 Tabel 3.14. Pedoman Klasifikasi Daya Pembeda Soal Skor Daya Pembeda (D) Klasifikasi 0,00 – 0,20 Jelek (Poor) 0,20 – 0,40 Cukup (Satisfactory) 0,40 – 0,70 Baik (good) 0,70 – 1,00 Baik Sekali (good excellent) Negatif Semuanya tidak baik Berdasarkan uji daya beda soal terhadap tes hasil belajar siswa diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.15. Hasil Uji Daya Beda Soal No. Jenis Tes Persentase (%) daya beda Jelek Cukup Baik Sangat Baik 1. Tes hasil belajar siklus I 60% - 40% - 2. Tes hasil belajar siklus II 70% 20% - 10% K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data, peneliti memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi, kegiatan siswa dan guru pada proses pembelajaran, catatan lapangan, dan wawancara. 12 Ibid.
  • 61. 45 1. Tes Hasil Belajar Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus dengan menggunakan skor N-gain. Normalized Gain (N – gain) adalah selisih antara nilai postest dengan pretest dibagi dengan kenaikan skor maksimum, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. g = 13 Terdapat tiga kategorisasi perolehan skor gain ternormalisasi: g-tinggi : nilai (<g>) > 0,7 g-sedang : nilai 0,7 ≥ (<g>) ≥ 0,3 g-rendah : nilai (<g>) < 0,3 2. Data Observasi a. Data Observasi kegiatan Guru Data hasil olah kegiatan guru diolah secara kualitatif. Skor rata- rata kegiatan guru akan dibagi menjadi empat kategori skala ordinal yaitu baik, cukup baik, sedang, dan kurang baik seperti klasifikasi pada tabel berikut. Tabel 3.16. Klasifikasi Penilaian Indikator PBL (Problem Based Learning) Skor Kualitatif Keterangan 4 Baik Kegiatan PBL (Problem Based Learning) ada dan sesuai dengan tahapan-tahapan PBL 3 Cukup baik Kegiatan PBL (Problem Based Learning) ada dan kurang sesuai dengan tahapan-tahapan PBL 2 Sedang Kegiatan PBL (Problem Based Learning) ada dan tidak sesuai dengan tahapan-tahapan PBL 1 Kurang baik Kegiatan PBL (Problem based Learning) tidak ada 13 David E. Meltzer, Normalized Learning Gain : A Key Measure Of Student Learning, Department of Physics and Astronomy, Iowa State University, Ames, Iowa 50011, 2010
  • 62. 46 b. Data Observasi Kegiatan Siswa Analisis data kegiatan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan format observasi. Observasi kegiatan siswa dilakukan pada setiap pertemuan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Data yang diperoleh dari observasi merupakan data kualitatif dan dikonversi ke dalam bentuk penskoran kuantitatif berdasarkan jumlah siswa yang memunculkan tiap aspek. Pada pengolahan data ini digunakan rumus: P = x 100% Keterangan : P = angka presentasi F = frekuensi siswa yang memunculkan indikator n = jumlah responden14 Adapun kriteria pengujian: P = 80% - 100% = Sangat baik P = 70% - 79% = Baik P = 60% - 69% = Cukup P = 50% - 59% = Kurang P = 0% - 49% = Sangat Kurang L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan Setelah peneliti melakukan tindakan pada siklus I, maka ditindak lanjuti dengan melakukan tahapan pada siklus II, adapun tahapan pada siklus II adalah sebagai berikut: 14 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008) h. 43
  • 63. 47 1. Perencanaan a. Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya. b. Mendata masalah dan kendala yang dihadapin saat pembelajaran c. Merancang rencana pembelajaran setelah perbaikan berdasarkan refleksi siklus I. 2. Pelaksanaan a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan perbaikan dari siklus I dan memaksimalkan penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning). b. Melaksanakan langkah-langkah sesuai rencana pembelajaran yang disusun sesuai dengan perbaikan. 1) Melakukan tes awal pada kelas sampel penelitian untuk mengetahui kemampuan awal siswa. 2) Memberi perlakuan berupa model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dengan metode pemecahan masalah. 3) Ketika proses peembelajaran berlangsung dilakukan observasi mengenai kinerja guru dan siswa. 4) Melakukan tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah diterapkannya model pembelajaran PBL (Problem Based Learning). 3. Pengamatan a. Mengumpulkan data sesuai dengan instrumen yang telah disusun
  • 64. 48 b. Melakukan diskusi dengan guru kimia untuk membahas tentang kelemahan atau kekurangan proses pembelajaran yang telah dilakukan. 4. Refleksi Menganalisa, mengevaluasi, dan refleksi dari data penelitian yang diperoleh. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah dari tindakan yang telah dilakukan menghasilkan perubahan kearah yang lebih baik dari siklus I. Jika hasil yang diperoleh sudah mencapai target yang diharapkan maka penelitian ini dicukupkan pada siklus ke II ini. M. Indikator Pencapaian Adapun yang menjadi indikator keberhasilan penelitian ini adalah meningkatnya rata-rata hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) dalam pembelajaran pada konsep kesetimbangan kimia berdasarkan ketuntasan belajar, yaitu ≥ 65. Kriteria keberhasilan belajar yang diharapkan mencapai persentase 75% dengan nilai KKM ≥ 65.
  • 65. 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Temuan Penelitian 1. Siklus 1 a. Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus 1 dimulai dengan mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di sekolah. Dari penelitian pendahuluan didapatkan bahwa pada sekolah yang akan diteliti mengalami permasalahan pada rendahnya hasil belajar kimia siswa dan kurangnya keaktifan pada saat pembelajaran berlangsung. Dari permasalahan tersebut, peneliti merancang desain pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan, kreativitas, kemandirian, dan berpikir kritis, serta pembelajaran yang mementingkan proses agar terbentuk suatu konsep. Desain pembelajaran yang disiapkan meliputi rencana pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dengan memakai beberapa metode seperti; eksperimen dan pemecahan masalah secara individu maupun kelompok, LKS (Lembar Kerja Siswa), lembar observasi dan catatan lapangan, wawancara, alat dan bahan untuk praktikum, instrumen tes soal uraian untuk pretest dan postest serta membentuk kelompok belajar siswa. Pembelajaran siklus I dilakukan dalam 3 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, pembelajaran dilaksanakan dilaboratorium, pada pertemuan kedua pembelajaran dilaksanakan dikelas dan pertemuan ketiga pembelajaran dilaksanakan di laboratorium. Indikator pembelajaran dari konsep kesetimbangan kimia yang diterapkan pada siklus pertama ini diantaranya: (1) Menjelaskan konsep kesetimbangan kimia (reversible dan Irreversible). (2) Mendeskripsikan kesetimbangan kimia dinamis