SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
BAB I
                               PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
          Perkembangan     Ilmu    Pengetahuan    dan    Teknologi   (IPTEK)
   mempengaruhi hampir seluruh kehidupan manusia di berbagai bidang. Untuk
   dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kualitas sumber daya
   manusia harus ditingkatkan melalui peningkatan mutu pembelajaran di
   sekolah. Pendidikan tidak hanya bertujuan memberikan materi pelajaran saja
   tetapi lebih menekankan bagaimana mengajak siswa untuk menemukan dan
   membangun pengetahuannya sendiri sehingga siswa dapat mengembangkan
   kecakapan hidup (life skill) dan siap untuk memecahkan masalah yang
   dihadapi dalam kehidupan.
          Pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif dapat
   menghambat kemampuan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
   masalah sehingga perlu dipilih dan diterapkan suatu model pembelajaran
   untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Ketika siswa belajar
   ilmu alam, maka yang dipelajari adalah ilmu alam sekitar yang dekat dengan
   kehidupan siswa. Situasi pembelajaran sebaiknya dapat menyajikan fenomena
   dunia nyata, masalah yang autentik dan bermakna yang dapat menantang
   siswa untuk memecahkannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat
   diterapkan adalah pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based
   Instruction (PBI).
          Menurut Nurhadi (2004:109), Problem Based Instruction merupakan
   model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
   konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
   pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang
   essensial dari mata pelajaran. Guru harus mendorong siswa untuk terlibat
   dalam tugas-tugas berorientasi masalah melalui penerapan konsep dan fakta,
   serta membantu menyelidiki masalah autentik dari suatu materi.




                                      1
Materi Hukum Archimedes merupakan materi dengan konsep yang
   sederhana dan fenomenanya dapat diamati dan seringkali dijumpai dalam
   kehidupan manusia. Dengan penerapan Problem Based Instruction, guru
   berusaha menunjukkan kepada siswa bahwa materi Hukum Archimedes,
   konkrit dan berkaitan langsung dengan pengalaman keseharian siswa.
            Berkaitan dengan uraian dan fakta di atas, maka penulis berinisiatif
   untuk     mengangkat    persoalan   sebagai   tugas   akhir   dengan    judul:
   PENERAPAN          MODEL       PEMBELAJARAN           PROBLEM          BASED
   INSTRUCTION PADA SISWA SMA DENGAN POKOK BAHASAN
   HUKUM ARCHIMEDES.


B. Rumusan Masalah
            Apakah model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) sesuai
   dengan karakteristik siswa yang diajar pada pokok bahasan Hukum
   Archimedes.


C. Tujuan
            Untuk mengetahui bahwa model pembelajaran Problem Based
   Instruction (PBI) sesuai dengan karakteristik siswa yang diajar pada pokok
   bahasan Hukum Archimedes.


D. Manfaat
            Agar dapat mengetahui model pembelajaran Problem Based
   Instruction (PBI) sesuai dengan karakteristik siswa yang diajar pada pokok
   bahasan Hukum Archimedes.




                                       2
BAB II
                              LANDASAN TEORI


A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Fisika
          Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang berlangsung
   dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku
   dalam berpikir, bersikap dan berbuat (Gulo, 2002:8). Definisi ini menyiratkan
   dua makna. Pertama, bahwa belajar merupakan suatu proses dalam diri
   seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Kedua, perubahan tingkah laku
   merupakan hasil belajar. Sehingga pada hakikatnya belajar menyangkut dua
   hal yaitu proses belajar dan hasil belajar.
          Menurut pandangan konstruktivisme, pembelajaran harus lebih
   berpusat pada peserta didik, bersifat analitik, dan lebih berorientasi pada
   proses pembentukan pengetahuan dan penalaran. Pembelajaran (Koes,
   2003:39-44) memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
     1) Menyediakan pengalaman belajar dengan meningkatkan pengetahuan
        yang telah dimiliki siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui
        proses pembentukan pengetahuan.
     2) Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar.
     3) Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistis dan
        relevan dengan melibatkan pengalaman konkrit.
     4) Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya
        transmisi sosial yaitu terjadinya interaksi dan kerjasama seseorang
        dengan orang lain atau lingkungannya.
     5) Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis
        sehingga pembelajaran lebih efektif.
     6) Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga Sains Fisika
        menjadi lebih menarik dan siswa termotivasi untuk belajar.
          Membicarakan hakikat Fisika sama halnya dengan membicarakan
   hakikat Sains karena Fisika merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
   Sains. Oleh sebab itu, karakteristik Fisika pada dasarnya sama dengan


                                         3
karakteristik Sains. Menurut Koes (2003:3), salah satu kata kunci untuk
   pembelajaran Fisika adalah pembelajaran Fisika harus melibatkan siswa
   secara aktif untuk berinteraksi dengan objek konkrit. Dalam pembelajaran
   siswa terlibat secara aktif dalam mengamati, mengoperasikan alat, atau
   berlatih menggunakan objek konkrit sebagai bagian dari pelajaran. Dengan
   demikian diharapkan pembelajaran Fisika akan lebih bermakna.


B. Problem Based Instruction (PBI)
          Banyak kritik yang ditujukan pada cara guru mengajar yang terlalu
   menekankan     pada    penguasaan       sejumlah   informasi/konsep     belaka.
   Penumpukan informasi/konsep pada subjek didik dapat saja kurang
   bermanfaat bahkan tidak bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya
   dikomunikasikan oleh guru kepada subjek didik melalui satu arah seperti
   menuang air kedalam sebuah selas (Rampengan 1993:1). Tidak dapat
   disangkal, bahwa konsep merupakan suatu hal yang sangat penting, namun
   bukan terletak pada konsep itu sendiri, tetapi terletak bagaimana konsep itu
   dipahami oleh subjek didik. Pentingnya pemahaman konsep dalam proses
   belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan dan cara-cara
   memecahkan masalah. Untuk itu yang terpenting terjadi belajar yang
   bermakna dan tidak seperti menuang air dalam gelas pada subjek didik.
          Kenyataan di lapangan siswa hanya menghafal konsep dan kurang
   mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam
   kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Lebih jauh
   lagi, bahkan siswa kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya.
   Berbicara mengenai proses pembelajaran dan pengajaran yang sering
   membuat kita kecewa, apalagi dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap
   materi ajar. Walaupun demikian, kita menyadari bahwa ada siswa yang
   mampu memiliki tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya,
   namun kenyataan mereka sering kurang memahami dan mengerti cara
   mendalam pengetahuan yang bersifat hafalan tersebut (Depdiknas 2002:1).
   Pemahaman yang dimaksud ini adalah pemahaman siswa terhadap dasar


                                       4
kualitatif dimana fakta-fakta saling berkaitan dengan kemampuannya untuk
menggunakan pengetahuan dalam situasi baru. Sebagian besar siswa kurang
mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana
pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan / diaplikasikan pada situasi baru.
       Menurut Arends (1997:243): “it is strange that we expect students to
learn yet seldom teach them about learning, we expect student to solve
problems yet seldom teact then about problem solving, “yang berati dalam
mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan
pelajaran tentang bagaimana siwa untuk belajar, guru juga menuntut siswa
untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan bagaimana siswa
seharusnya menyelesaikan masalah.
       Persoalan sekarang adalah bagaimana cara menemukan cara yang
terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan sehingga siswa
dapat menggunakan dan mengingat lebih lama konsep tersebut. Bagaimana
guru dapat berkomunikasi baik dengan siswanya. Bagaimana guru dapat
membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh siswa, sehingga dapat
mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dalam kehidupan nyata.
Bagaimana sebagai guru yang baik dan bijaksana         mampu menggunakan
model pembelajaran yang berkaitan dengan cara memecahkan masalah
(problem solving).
       Misalnya, suatu fenomena alam, mengapa tongkat seolah-olah
kelihatan patah saat dimasukan dalam air? Mengapa uang logam yang
diletakkan dalam sebuah gelas kosong jika dilihat pada posisi tertentu tidak
kelihatan tetapi saat diisi air menjadi kelihatan? Dari conyoh permasalahan
nyata jika diselesaikan secara nyata, memungkinkan siswa memahami konsep
bukan sekadar menghafal konsep (Rampengan, Depdiknas, Arends, dalam
Triyanto, 2009:89).
1.   Proses Pemecahan Masalah
           Dalam proses pemecahan masalah, aktivitas yang dilakukan cukup
     kompleks karena memerlukan keterampilan berpikir yang sangat
     beragam    antara    lain   mengamati,     melaporkan,     menganalisis,


                                    5
mengklasifikasi, menafsirkan, mengkritik, memprediksi dan menarik
simpulan berdasarkan informasi yang diperoleh dan diolah. Pemecahan
masalah dapat dipandang sebagai proses mencari atau memperoleh
informasi secara sistematis, langkah demi langkah dengan mengolah
informasi yang diperoleh melalui pengamatan untuk mencapai suatu hasil
pemikiran sebagai respon terhadap masalah yang dihadapi (Nasution,
2001:117).
      Pada proses pemecahan masalah, setiap siswa harus memiliki
konsep awal terhadap suatu masalah. Pada kegiatan pembelajaran,
penguasaan konsep pada taraf tertentu memerlukan penguasaan konsep
pada taraf di bawahnya, karena ini berguna untuk menentukan kelancaran
proses pemecahan masalah. Bila ada sesuatu yang tidak dikuasai dalam
konsep, maka siswa akan menghadapi masalah dalam pemecahan
masalah, (Nasution dalam Gathot Sumarsono 2006:15).
      Metode pemecahan masalah yang dikenalkan para ahli (Nasution,
2001:121) adalah sebagai berikut.
 a. Model John Dewey
     Langkah-langkah pemecahan masalah, sebagai berikut.
       1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
       2) Mengemukakan hipotesis
       3) Mengumpulkan data
       4) Menguji hipotesis
       5) Menarik kesimpulan
 b. Model Karl Albreacht
     Terdiri dari enam langkah yang dapat digolongkan dalam dua fase
     utama:
     1. Fase perluasan atau ekspansi atau fase divergen
          a) Menemukan masalah
          b) Merumuskan masalah
          c) Mencari pilihan atau alternatif




                               6
2. Penyelesaian atau fase konvergen
              a) Mengambil keputusan (memilih diantara dua alternatif)
              b) Mengambil tindakan (komitmen untuk melaksanakan
                   keputusan demi hasil yang diperoleh)
              c) Mengevaluasi hasil (menentukan sampai manakah jerih
                   payah itu berhasil atau menemui kegagalan)


     c. Model Berry K beyer
         1) Mengidentifikasi masalah
         2) Membuat rencana pemecahan
         3) Melaksanakan rencana pemecahan masalah
         4) Memeriksa jawaban


2. Ciri-ciri Problem Based Intruction
          Menurut Ariends (2001:349), berbagai pengembangan Problem
   Based Intruction telah memberikan model pengajaran itu memiliki
   karakteristik sebagai berikut:
    1) Pengajuan pertanyaan atau masalah.
              Bukannya mengorganisasikan disekitar prinsip-prinsip atau
        keterampilan    akademik    tertentu,   Problem   Based   Intruction
        mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah
        yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna
        untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik,
        menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya
        berbagai macam solusi untuk situasi itu.
               Contoh masalah :
        a) Apa yang menyebabkan benda lebih berat di udara dari pada di
            air?
        b) Bagaimana cara menghitung volume benda di dalam air?
        c) Prinsip apakah yang di gunakan oleh kapal selam?




                                    7
d) Kenapa kapal laut yang besar bisa terapung sedangkan batu yang
        kecil bila di jatuhkan di air akan tenggelam?
2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
           Meskipun Problem Based Instruction mungkin berputar pada
     mata pelajaran tertentu (IPA fisika dan ilmu-ilmu alam), masalah
     yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam
     pemecahanya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata
     pelajaran.
3) Menyelidiki autentik.
           Problem Based Intruction mengharuskan siswa melakukan
     penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap
     masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan
     masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpul dan menganalisa
     informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat
     inferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu, metode
     penyelidikan yang digunakan, bergantung kepada masalah yang
     sedang dipelajari.
4) Menghasilkan produk dan memamerkannya.
           Problem        Based       Instruction   menurut   siswa   untuk
     menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau
     artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk
     penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk tersebut dapat
     berupa transkip debat seperti pada pelajaran “Roots and wings”.
     Produk itu dapat juga berupa laporan, model fisik, video maupun
     program komputer. Karnya nyata dan peragaan seperti yang akan di
     jelaskan     kemudian,       direncanakan       oleh     siswa   untuk
     mendemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain tentang apa
     yang mereka pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar
     terhadap laporan tradisional atau makalah.




                                  8
5) Kolaborasi.
               Problem Based Instruction dicirikan oleh siswa yang bekerja
        sama atau satu dengan yang lainya, paling sering secara
        berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama memberikan
        motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas
        kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagai inkuiri dan
        dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
        keterampilan berpikir (Ariends, dalam Trianto, 2009: 93).


3. Tahap-Tahap Model Problem Based Instruction (PBI)
         Problem Based Instruction terdiri dari lima tahap, yang disajikan
   pada Tabel 2.1.
  Tabel 2.1. Tahap-Tahap Model Problem Based Instruction (PBI)
              Tahap                     Tingkah Laku Guru
    Tahap 1                    Menjelaskan tujuan pembelajaran,
    Orientasi siswa pada          logistik yang dibutuhkan, memotivasi
    masalah                       siswa terlibat pada aktivitas
                                  pemecahan masalah yang dipilih.
    Tahap 2                    Membantu siswa mengidentifikasi
    Mengorganisasi siswa          dan mengorganisasikan tugas belajar
    untuk belajar                 yang berhubungan dengan tugas
                                  belajar tersebut (menetapkan topik,
                                  tugas, jadwal, dan lain-lain).
    Tahap 3                    Mendorong siswa untuk
    Membimbing                    mengumpulkan informasi yang
    penyelidikan individu         sesuai, melaksanakan eksperimen
    maupun kelompok               untuk mendapatkan penjelasan dan
                                  pemecahan masalah.
    Tahap 4                    Membantu siswa dalam
    Mengembangkan dan             merencanakan dan menyiapkan karya
    menyajikan hasil karya        yang sesuai, seperti laporan dan


                                  9
membantu mereka berbagi tugas
                                      dengan temannya.
    Tahap 5                      Membantu siswa untuk melakukan
    Menganalisis dan                  refleksi atau evaluasi terhadap
    mengevaluasi proses               penyelidikan mereka dan proses-
    pemecahan masalah                 proses yang mereka gunakan.
      Hamdani (2010:87)


4. Pelaksanaan Model Problem Based Instruction (PBI)
         Pelaksanaan model problem based instruction meliputi dua
   kegiatan, yaitu tugas perencanaan dan tugas interaktif (Ibrahim dkk,
   2000:24).
   1) Tugas-tugas Perencanaan
       Tugas-tugas perencanaan terdiri dari :
         a. Penetapan tujuan
                   Pertama     kali        guru    mendeskripsikan      bagaimana
           pembelajaran      berdasarkan          masalah   direncanakan    untuk
           membantu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
         b. Merancang situasi masalah yang sesuai
                   Situasi masalah yang baik harus memenuhi kriteria antara
           lain autentik, tidak terdefinisi secara ketat, bermakna bagi siswa
           dan sesuai dengan tingkat perkembangan intelektualnya, luas,
           serta bermanfaat.
   2) Tugas Interaktif
       Tugas-tugas interaktif terdiri dari :
         a. Tahap 1. Orientasi siswa pada masalah
                      Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan
               menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan.
               Selanjutnya, guru menyajikan situasi masalah dengan prosedur
               yang jelas untuk melibatkan siswa dalam identifikasi masalah.
               Situasi masalah harus disampaikan secara tepat dan menarik.


                                      10
Biasanya      memberi        kesempatan      siswa     untuk      melihat,
    merasakan dan menyentuh               sesuatu atau       menggunakan
    kejadian-kejadian       di      sekitar     siswa     sehingga      dapat
    memunculkan ketertarikan, rasa ingin tahu dan motivasi.
b. Tahap 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
           Siswa     dikelompokkan            secara    bervariasi     dengan
    memperhatikan tingkat kemampuan, keragaman ras, etnis dan
    jenis kelamin yang didasarkan pada tujuan yang telah
    ditetapkan.
c. Tahap 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.
    1) Pengumpulan data.
               Siswa melakukan penyelidikan atau pemecahan
       masalah dalam kelompoknya. Guru bertugas mendorong
       siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan
       penyelidikan sampai mereka benar-benar memahami
       situasi masalah yang dihadapi. Tujuan pengumpulan data
       yaitu agar siswa mengumpulkan cukup informasi untuk
       membangun ide dan pengetahuan mereka sendiri.
    2) Berhipotesis, menjelaskan dan memberikan pemecahan
               Siswa mengajukan berbagai hipotesis, penjelasan
       dan pemecahan dari masalah yang diselidiki. Pada tahap ini
       guru mendorong semua ide, menerima sepenuhnya ide
       tersebut, melengkapi dan membenarkan konsep-konsep
       yang salah.
d. Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
           Guru meminta salah seorang anggota kelompok untuk
    mempresentasikan        hasil     pemecahan         masalah      kelompok
    dilanjutkan dengan diskusi dan membimbing siswa jika
    mereka mengalami kesulitan. Kegiatan ini berguna untuk
    mengetahui hasil sementara pemahaman dan penguasaan siswa
    terhadap materi pelajaran.


                            11
e. Tahap 5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
                 Guru menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir
         dan     keterampilan        penyelidikan   siswa   serta   proses
         menyimpulkan hasil penyelidikan.
       Ibrahim   dkk   (2000:7)       merumuskan    bahwa    pembelajaran
berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction dikembangkan
untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan
pemecahan masalah, belajar berbagai peran orang dewasa melalui
perlibatan dalam pengalaman nyata dan menjadi pebelajar yang otonom
dan mandiri. Jadi penerapan pembelajaran berdasarkan masalah
mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari permasalahan yang dihadapinya dengan melaksanaan
penyelidikan autentik melalui demonstrasi atau percobaan. Dengan
menemukan dan mencari jawaban dari suatu permasalahan, maka siswa
dilatih untuk menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri.
       Dalam problem based instruction, siswa dituntut mengajukan
pertanyaan atau masalah dan mencari jawaban atas permasalahan yang
diajukan, sehingga diharapkan dapat mengubah cara belajar siswa,
mengembangkan rasa ingin tahunya dan menghubungkan konsep yang
dipelajari dengan alam lingkungannya. Jadi adanya informasi dan
pengalaman baru mengakibatkan terjadinya perubahan dan membentuk
pengetahuan baru sebagai hasil dari proses belajar. Hasil yang dicapai
siswa setelah proses belajar mencerminkan tingkat pengetahuan dan
keterampilan dalam penguasaan materi.
       Pada proses pemecahan masalah yang dilakukan dengan
penyelidikan autentik melalui percobaan atau demonstrasi. Dari kegiatan
percobaan atau demonstrasi, maka keterampilan dan kemampuan
bertindak siswa dapat teramati dengan lembar observasi psikomotorik.
Pada proses pembelajaran, keterlibatan dan keaktifan siswa menunjukkan
sikap dan minat siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan.




                                12
Keterlibatan dan keaktifan siswa diamati dengan lembar observasi
      afektif, (Ibrahim dkk, dalam Gathot Sumarsono 2006:21)


C. Materi Hukum Archimedes




                                                      ?


                                                      ?
     Bagaimana huhungan antara gambar di atas dengan hukum Archimedes?




                                   13
BAB III
                                 PENUTUP


A. Kesimpulan
           Dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan Problem Based
   Instruction merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah
   dunia nyata sebagai suatu konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis
   dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan
   konsep yang essensial dari mata pelajaran. Guru harus mendorong siswa
   untuk terlibat dalam tugas-tugas berorientasi masalah melalui penerapan
   konsep dan fakta, serta membantu menyelidiki masalah autentik dari suatu
   materi pada pokok bahasan Hukum Archimedes dapat meningkatkan hasil
   belajar aspek kognitif, afektif, psikomotorik siswa SMA.


B. Saran
  Maka saran yang dapat diberikan adalah.
    1. Problem Based Instruction atau Pembelajaran berdasarkan masalah
        dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran bagi guru dalam model
        pembelajaran belajar siswa.
    2. Dalam pelaksanaan Problem Based Instruction, jika proses pemecahan
        masalah autentik untuk mencari dan mengkonstruksi pengetahuan
        dilakukan melalui percobaan, maka diperlukan kelengkapan alat-alat
        percobaan untuk mempermudah siswa melakukan percobaan dan
        memperlancar proses pembelajaran.




                                      14
DAFTAR PUSTAKA


Ali, Muhammad. 2002. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
     Baru Algesindo
Arends, I.R. 1997. Classroom Instructional and Management. New York:
     McGraw-Hill Companies,Inc.
Gulo, W. 2002. Strategi belajar mengajar. Jakarta: Grasindo
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Haryadi Bambang. 2009. Fisika SMA/MA Kelas XI Semester 1. Jakarta:
     Departemen Pendidikan Nasional
Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya:
     Unesa
Koes, Supriyono. 2003. Strategi Pembelajaran Fisika. Malang: JICA
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo
Nasution. 2001. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara
Nurachmandani Setya. 2009. Fisika 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
     Departemen Pendidikan Nasional.
Sarwono, Sunarroso, Suyatman. 2009. Fisika 2 Mudah dan Sederhana Untuk
     SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Siswanto, Sukaryadi. 2009. Kompetensi Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
     Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
     Rosdakarya.
Trianto, M.Pd. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
     Kencana.




                                       15

More Related Content

What's hot

Rpp revisi 2017 matematika tekno 10 smk
Rpp revisi 2017 matematika tekno 10 smkRpp revisi 2017 matematika tekno 10 smk
Rpp revisi 2017 matematika tekno 10 smkDiva Pendidikan
 
Rpp revisi 2017 kimia kelas 11 sma
Rpp revisi 2017 kimia kelas 11 smaRpp revisi 2017 kimia kelas 11 sma
Rpp revisi 2017 kimia kelas 11 smaDiva Pendidikan
 
Rpp revisi 2017 kimia kelas 10 sma
Rpp revisi 2017 kimia kelas 10 smaRpp revisi 2017 kimia kelas 10 sma
Rpp revisi 2017 kimia kelas 10 smaDiva Pendidikan
 
Rpp revisi 2017 sejarah indonesia kelas 10 sma
Rpp revisi 2017 sejarah indonesia kelas 10 smaRpp revisi 2017 sejarah indonesia kelas 10 sma
Rpp revisi 2017 sejarah indonesia kelas 10 smaDiva Pendidikan
 
Siklus penelitian tindakan kelas
Siklus penelitian tindakan kelasSiklus penelitian tindakan kelas
Siklus penelitian tindakan kelasMAFIA '11
 
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyekproject based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyekDesy Aryanti
 
RPP IPA KELAS 7 SMP Bab 5.kalor dan perpindahannya
RPP IPA KELAS 7 SMP Bab 5.kalor dan perpindahannyaRPP IPA KELAS 7 SMP Bab 5.kalor dan perpindahannya
RPP IPA KELAS 7 SMP Bab 5.kalor dan perpindahannyasajidintuban
 
Rpp revisi 2017 pkwu budidaya kelas 7 smp
Rpp revisi 2017 pkwu   budidaya kelas 7 smpRpp revisi 2017 pkwu   budidaya kelas 7 smp
Rpp revisi 2017 pkwu budidaya kelas 7 smpDiva Pendidikan
 
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agamaContoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agamaEdwien Senaen
 
Rpp revisi 2017 ekonomi kelas 12 sma
Rpp revisi 2017 ekonomi kelas 12 smaRpp revisi 2017 ekonomi kelas 12 sma
Rpp revisi 2017 ekonomi kelas 12 smaDiva Pendidikan
 
Rpp revisi 2017 geografi kelas 12 sma
Rpp revisi 2017 geografi kelas 12 smaRpp revisi 2017 geografi kelas 12 sma
Rpp revisi 2017 geografi kelas 12 smaDiva Pendidikan
 
Rpp revisi 2017 sejarah peminatan kelas 10 sma
Rpp revisi 2017 sejarah peminatan kelas 10 smaRpp revisi 2017 sejarah peminatan kelas 10 sma
Rpp revisi 2017 sejarah peminatan kelas 10 smaDiva Pendidikan
 
Rpp revisi 2017 biologi kelas 12 sma
Rpp revisi 2017 biologi kelas 12 smaRpp revisi 2017 biologi kelas 12 sma
Rpp revisi 2017 biologi kelas 12 smaDiva Pendidikan
 
Rpp revisi 2017 PKWU Kelas 10 SMA
Rpp revisi 2017 PKWU Kelas 10 SMARpp revisi 2017 PKWU Kelas 10 SMA
Rpp revisi 2017 PKWU Kelas 10 SMADiva Pendidikan
 
Rpp revisi 2017 matematika tekno 11 smk
Rpp revisi 2017 matematika tekno 11 smkRpp revisi 2017 matematika tekno 11 smk
Rpp revisi 2017 matematika tekno 11 smkDiva Pendidikan
 
Rpp revisi 2017 geografi kelas 10 sma
Rpp revisi 2017 geografi kelas 10 smaRpp revisi 2017 geografi kelas 10 sma
Rpp revisi 2017 geografi kelas 10 smaDiva Pendidikan
 

What's hot (20)

Rpp revisi 2017 matematika tekno 10 smk
Rpp revisi 2017 matematika tekno 10 smkRpp revisi 2017 matematika tekno 10 smk
Rpp revisi 2017 matematika tekno 10 smk
 
Rpp revisi 2017 kimia kelas 11 sma
Rpp revisi 2017 kimia kelas 11 smaRpp revisi 2017 kimia kelas 11 sma
Rpp revisi 2017 kimia kelas 11 sma
 
Rpp ppkn x bab 9 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 9 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 9 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 9 1516 8 kali jp
 
4. bab 4 1
4. bab 4 14. bab 4 1
4. bab 4 1
 
Soal sbm 2012
Soal sbm 2012Soal sbm 2012
Soal sbm 2012
 
Rpp revisi 2017 kimia kelas 10 sma
Rpp revisi 2017 kimia kelas 10 smaRpp revisi 2017 kimia kelas 10 sma
Rpp revisi 2017 kimia kelas 10 sma
 
Rpp revisi 2017 sejarah indonesia kelas 10 sma
Rpp revisi 2017 sejarah indonesia kelas 10 smaRpp revisi 2017 sejarah indonesia kelas 10 sma
Rpp revisi 2017 sejarah indonesia kelas 10 sma
 
Ptk agama kristen
Ptk agama kristenPtk agama kristen
Ptk agama kristen
 
Siklus penelitian tindakan kelas
Siklus penelitian tindakan kelasSiklus penelitian tindakan kelas
Siklus penelitian tindakan kelas
 
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyekproject based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
 
RPP IPA KELAS 7 SMP Bab 5.kalor dan perpindahannya
RPP IPA KELAS 7 SMP Bab 5.kalor dan perpindahannyaRPP IPA KELAS 7 SMP Bab 5.kalor dan perpindahannya
RPP IPA KELAS 7 SMP Bab 5.kalor dan perpindahannya
 
Rpp revisi 2017 pkwu budidaya kelas 7 smp
Rpp revisi 2017 pkwu   budidaya kelas 7 smpRpp revisi 2017 pkwu   budidaya kelas 7 smp
Rpp revisi 2017 pkwu budidaya kelas 7 smp
 
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agamaContoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agama
 
Rpp revisi 2017 ekonomi kelas 12 sma
Rpp revisi 2017 ekonomi kelas 12 smaRpp revisi 2017 ekonomi kelas 12 sma
Rpp revisi 2017 ekonomi kelas 12 sma
 
Rpp revisi 2017 geografi kelas 12 sma
Rpp revisi 2017 geografi kelas 12 smaRpp revisi 2017 geografi kelas 12 sma
Rpp revisi 2017 geografi kelas 12 sma
 
Rpp revisi 2017 sejarah peminatan kelas 10 sma
Rpp revisi 2017 sejarah peminatan kelas 10 smaRpp revisi 2017 sejarah peminatan kelas 10 sma
Rpp revisi 2017 sejarah peminatan kelas 10 sma
 
Rpp revisi 2017 biologi kelas 12 sma
Rpp revisi 2017 biologi kelas 12 smaRpp revisi 2017 biologi kelas 12 sma
Rpp revisi 2017 biologi kelas 12 sma
 
Rpp revisi 2017 PKWU Kelas 10 SMA
Rpp revisi 2017 PKWU Kelas 10 SMARpp revisi 2017 PKWU Kelas 10 SMA
Rpp revisi 2017 PKWU Kelas 10 SMA
 
Rpp revisi 2017 matematika tekno 11 smk
Rpp revisi 2017 matematika tekno 11 smkRpp revisi 2017 matematika tekno 11 smk
Rpp revisi 2017 matematika tekno 11 smk
 
Rpp revisi 2017 geografi kelas 10 sma
Rpp revisi 2017 geografi kelas 10 smaRpp revisi 2017 geografi kelas 10 sma
Rpp revisi 2017 geografi kelas 10 sma
 

Viewers also liked

Makalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikan
Makalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikanMakalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikan
Makalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikansarjispdi
 
Makalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaranMakalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaranPENJAGA HATI
 
Signal Processing Approach for Recognizing Identical Reads From DNA Sequencin...
Signal Processing Approach for Recognizing Identical Reads From DNA Sequencin...Signal Processing Approach for Recognizing Identical Reads From DNA Sequencin...
Signal Processing Approach for Recognizing Identical Reads From DNA Sequencin...IOSR Journals
 
Effects of Chemical Constituents on Insect Pest Population in West African Ok...
Effects of Chemical Constituents on Insect Pest Population in West African Ok...Effects of Chemical Constituents on Insect Pest Population in West African Ok...
Effects of Chemical Constituents on Insect Pest Population in West African Ok...IOSR Journals
 
Static Slicing Technique with Algorithmic Approach
Static Slicing Technique with Algorithmic ApproachStatic Slicing Technique with Algorithmic Approach
Static Slicing Technique with Algorithmic ApproachIOSR Journals
 
Masthead Analysis
Masthead AnalysisMasthead Analysis
Masthead AnalysisTemibaybee
 
Antibiotická rezistencia – súčasný stav a trendy
Antibiotická rezistencia – súčasný stav a trendyAntibiotická rezistencia – súčasný stav a trendy
Antibiotická rezistencia – súčasný stav a trendyVladimir Patras
 
Perplexity of Index Models over Evolving Linked Data
Perplexity of Index Models over Evolving Linked Data Perplexity of Index Models over Evolving Linked Data
Perplexity of Index Models over Evolving Linked Data Thomas Gottron
 
A New Theoretical Approach to Location Based Power Aware Routing
A New Theoretical Approach to Location Based Power Aware RoutingA New Theoretical Approach to Location Based Power Aware Routing
A New Theoretical Approach to Location Based Power Aware RoutingIOSR Journals
 
Challenging Retrieval Scenarios: Social Media and Linked Open Data
Challenging Retrieval Scenarios: Social Media and Linked Open DataChallenging Retrieval Scenarios: Social Media and Linked Open Data
Challenging Retrieval Scenarios: Social Media and Linked Open DataThomas Gottron
 
Základy molekulárnej biológie – Proteiny a DNA
Základy molekulárnej biológie – Proteiny a DNAZáklady molekulárnej biológie – Proteiny a DNA
Základy molekulárnej biológie – Proteiny a DNAVladimir Patras
 
Development and Validation of prediction for estimating resting energy expend...
Development and Validation of prediction for estimating resting energy expend...Development and Validation of prediction for estimating resting energy expend...
Development and Validation of prediction for estimating resting energy expend...IOSR Journals
 
Творческое чтение и развитие одарённости
Творческое чтение и развитие одарённостиТворческое чтение и развитие одарённости
Творческое чтение и развитие одарённостиNatalya Dyrda
 
A practical approach for model based slicing
A practical approach for model based slicingA practical approach for model based slicing
A practical approach for model based slicingIOSR Journals
 
Presentazione dogsinthecity
Presentazione dogsinthecityPresentazione dogsinthecity
Presentazione dogsinthecitylucaminetti
 

Viewers also liked (20)

Makalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikan
Makalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikanMakalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikan
Makalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikan
 
Makalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaranMakalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaran
 
Modul 1 dunia komputer bm
Modul 1 dunia komputer bmModul 1 dunia komputer bm
Modul 1 dunia komputer bm
 
Signal Processing Approach for Recognizing Identical Reads From DNA Sequencin...
Signal Processing Approach for Recognizing Identical Reads From DNA Sequencin...Signal Processing Approach for Recognizing Identical Reads From DNA Sequencin...
Signal Processing Approach for Recognizing Identical Reads From DNA Sequencin...
 
Effects of Chemical Constituents on Insect Pest Population in West African Ok...
Effects of Chemical Constituents on Insect Pest Population in West African Ok...Effects of Chemical Constituents on Insect Pest Population in West African Ok...
Effects of Chemical Constituents on Insect Pest Population in West African Ok...
 
Act. 19
Act. 19Act. 19
Act. 19
 
Static Slicing Technique with Algorithmic Approach
Static Slicing Technique with Algorithmic ApproachStatic Slicing Technique with Algorithmic Approach
Static Slicing Technique with Algorithmic Approach
 
Rutinas
RutinasRutinas
Rutinas
 
C01461422
C01461422C01461422
C01461422
 
Cosiall
CosiallCosiall
Cosiall
 
Masthead Analysis
Masthead AnalysisMasthead Analysis
Masthead Analysis
 
Antibiotická rezistencia – súčasný stav a trendy
Antibiotická rezistencia – súčasný stav a trendyAntibiotická rezistencia – súčasný stav a trendy
Antibiotická rezistencia – súčasný stav a trendy
 
Perplexity of Index Models over Evolving Linked Data
Perplexity of Index Models over Evolving Linked Data Perplexity of Index Models over Evolving Linked Data
Perplexity of Index Models over Evolving Linked Data
 
A New Theoretical Approach to Location Based Power Aware Routing
A New Theoretical Approach to Location Based Power Aware RoutingA New Theoretical Approach to Location Based Power Aware Routing
A New Theoretical Approach to Location Based Power Aware Routing
 
Challenging Retrieval Scenarios: Social Media and Linked Open Data
Challenging Retrieval Scenarios: Social Media and Linked Open DataChallenging Retrieval Scenarios: Social Media and Linked Open Data
Challenging Retrieval Scenarios: Social Media and Linked Open Data
 
Základy molekulárnej biológie – Proteiny a DNA
Základy molekulárnej biológie – Proteiny a DNAZáklady molekulárnej biológie – Proteiny a DNA
Základy molekulárnej biológie – Proteiny a DNA
 
Development and Validation of prediction for estimating resting energy expend...
Development and Validation of prediction for estimating resting energy expend...Development and Validation of prediction for estimating resting energy expend...
Development and Validation of prediction for estimating resting energy expend...
 
Творческое чтение и развитие одарённости
Творческое чтение и развитие одарённостиТворческое чтение и развитие одарённости
Творческое чтение и развитие одарённости
 
A practical approach for model based slicing
A practical approach for model based slicingA practical approach for model based slicing
A practical approach for model based slicing
 
Presentazione dogsinthecity
Presentazione dogsinthecityPresentazione dogsinthecity
Presentazione dogsinthecity
 

Similar to PBI Archimedes

Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivisme
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivismeMakalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivisme
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivismeRAFITA AL QORNY
 
Metode Pembelajaran Tematik.pdf
Metode Pembelajaran Tematik.pdfMetode Pembelajaran Tematik.pdf
Metode Pembelajaran Tematik.pdfZukét Printing
 
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubiTajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubiArachnis Flosaeris
 
Metode Pembelajaran Tematik.docx
Metode Pembelajaran Tematik.docxMetode Pembelajaran Tematik.docx
Metode Pembelajaran Tematik.docxZukét Printing
 
S d0451 0606586_chapter2(1)
S d0451 0606586_chapter2(1)S d0451 0606586_chapter2(1)
S d0451 0606586_chapter2(1)Muhamad Jamil
 
Makalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangMakalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangLauri Bintang
 
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Hariyatunnisa Ahmad
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranFenny Radinal
 
Bab ii tinjauan teori dan hipotesis penelitian
Bab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitianBab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitian
Bab ii tinjauan teori dan hipotesis penelitianRedjo Forjinso
 
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualRomi Afrizal
 
Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1Taryadi Taryadi
 
21198220 apakah-pembelajaran-kontekstual
21198220 apakah-pembelajaran-kontekstual21198220 apakah-pembelajaran-kontekstual
21198220 apakah-pembelajaran-kontekstualCandra Kurniawan
 

Similar to PBI Archimedes (20)

2
22
2
 
Kelompok ii pbl
Kelompok ii pblKelompok ii pbl
Kelompok ii pbl
 
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivisme
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivismeMakalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivisme
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivisme
 
mengajar.docx
mengajar.docxmengajar.docx
mengajar.docx
 
Makalah dppm
Makalah dppmMakalah dppm
Makalah dppm
 
Metode Pembelajaran Tematik.pdf
Metode Pembelajaran Tematik.pdfMetode Pembelajaran Tematik.pdf
Metode Pembelajaran Tematik.pdf
 
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubiTajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
 
Metode Pembelajaran Tematik.docx
Metode Pembelajaran Tematik.docxMetode Pembelajaran Tematik.docx
Metode Pembelajaran Tematik.docx
 
S d0451 0606586_chapter2(1)
S d0451 0606586_chapter2(1)S d0451 0606586_chapter2(1)
S d0451 0606586_chapter2(1)
 
Makalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangMakalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintang
 
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
 
Pkp matematika juita ut raha
Pkp matematika juita ut rahaPkp matematika juita ut raha
Pkp matematika juita ut raha
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaran
 
Bab ii tinjauan teori dan hipotesis penelitian
Bab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitianBab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitian
Bab ii tinjauan teori dan hipotesis penelitian
 
Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual
 
Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
21198220 apakah-pembelajaran-kontekstual
21198220 apakah-pembelajaran-kontekstual21198220 apakah-pembelajaran-kontekstual
21198220 apakah-pembelajaran-kontekstual
 

Recently uploaded

IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...Neta
 
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTNeta
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfachsofyan1
 
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D
 
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekaSTD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekachairilhidayat
 
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikssuser328cb5
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot
 
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungnicksbag
 
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfBabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfDannahadiantyaflah
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024idmpo grup
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................teeka180806
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...Neta
 
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D
 

Recently uploaded (14)

IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
 
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
 
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
 
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekaSTD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
 
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
 
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
 
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfBabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
 
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
 

PBI Archimedes

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mempengaruhi hampir seluruh kehidupan manusia di berbagai bidang. Untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan melalui peningkatan mutu pembelajaran di sekolah. Pendidikan tidak hanya bertujuan memberikan materi pelajaran saja tetapi lebih menekankan bagaimana mengajak siswa untuk menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri sehingga siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skill) dan siap untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif dapat menghambat kemampuan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah sehingga perlu dipilih dan diterapkan suatu model pembelajaran untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Ketika siswa belajar ilmu alam, maka yang dipelajari adalah ilmu alam sekitar yang dekat dengan kehidupan siswa. Situasi pembelajaran sebaiknya dapat menyajikan fenomena dunia nyata, masalah yang autentik dan bermakna yang dapat menantang siswa untuk memecahkannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction (PBI). Menurut Nurhadi (2004:109), Problem Based Instruction merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari mata pelajaran. Guru harus mendorong siswa untuk terlibat dalam tugas-tugas berorientasi masalah melalui penerapan konsep dan fakta, serta membantu menyelidiki masalah autentik dari suatu materi. 1
  • 2. Materi Hukum Archimedes merupakan materi dengan konsep yang sederhana dan fenomenanya dapat diamati dan seringkali dijumpai dalam kehidupan manusia. Dengan penerapan Problem Based Instruction, guru berusaha menunjukkan kepada siswa bahwa materi Hukum Archimedes, konkrit dan berkaitan langsung dengan pengalaman keseharian siswa. Berkaitan dengan uraian dan fakta di atas, maka penulis berinisiatif untuk mengangkat persoalan sebagai tugas akhir dengan judul: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA SMA DENGAN POKOK BAHASAN HUKUM ARCHIMEDES. B. Rumusan Masalah Apakah model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) sesuai dengan karakteristik siswa yang diajar pada pokok bahasan Hukum Archimedes. C. Tujuan Untuk mengetahui bahwa model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) sesuai dengan karakteristik siswa yang diajar pada pokok bahasan Hukum Archimedes. D. Manfaat Agar dapat mengetahui model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) sesuai dengan karakteristik siswa yang diajar pada pokok bahasan Hukum Archimedes. 2
  • 3. BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Fisika Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang berlangsung dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap dan berbuat (Gulo, 2002:8). Definisi ini menyiratkan dua makna. Pertama, bahwa belajar merupakan suatu proses dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Kedua, perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar. Sehingga pada hakikatnya belajar menyangkut dua hal yaitu proses belajar dan hasil belajar. Menurut pandangan konstruktivisme, pembelajaran harus lebih berpusat pada peserta didik, bersifat analitik, dan lebih berorientasi pada proses pembentukan pengetahuan dan penalaran. Pembelajaran (Koes, 2003:39-44) memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1) Menyediakan pengalaman belajar dengan meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan. 2) Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar. 3) Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistis dan relevan dengan melibatkan pengalaman konkrit. 4) Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sosial yaitu terjadinya interaksi dan kerjasama seseorang dengan orang lain atau lingkungannya. 5) Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis sehingga pembelajaran lebih efektif. 6) Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga Sains Fisika menjadi lebih menarik dan siswa termotivasi untuk belajar. Membicarakan hakikat Fisika sama halnya dengan membicarakan hakikat Sains karena Fisika merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Sains. Oleh sebab itu, karakteristik Fisika pada dasarnya sama dengan 3
  • 4. karakteristik Sains. Menurut Koes (2003:3), salah satu kata kunci untuk pembelajaran Fisika adalah pembelajaran Fisika harus melibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi dengan objek konkrit. Dalam pembelajaran siswa terlibat secara aktif dalam mengamati, mengoperasikan alat, atau berlatih menggunakan objek konkrit sebagai bagian dari pelajaran. Dengan demikian diharapkan pembelajaran Fisika akan lebih bermakna. B. Problem Based Instruction (PBI) Banyak kritik yang ditujukan pada cara guru mengajar yang terlalu menekankan pada penguasaan sejumlah informasi/konsep belaka. Penumpukan informasi/konsep pada subjek didik dapat saja kurang bermanfaat bahkan tidak bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru kepada subjek didik melalui satu arah seperti menuang air kedalam sebuah selas (Rampengan 1993:1). Tidak dapat disangkal, bahwa konsep merupakan suatu hal yang sangat penting, namun bukan terletak pada konsep itu sendiri, tetapi terletak bagaimana konsep itu dipahami oleh subjek didik. Pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan dan cara-cara memecahkan masalah. Untuk itu yang terpenting terjadi belajar yang bermakna dan tidak seperti menuang air dalam gelas pada subjek didik. Kenyataan di lapangan siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Lebih jauh lagi, bahkan siswa kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya. Berbicara mengenai proses pembelajaran dan pengajaran yang sering membuat kita kecewa, apalagi dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi ajar. Walaupun demikian, kita menyadari bahwa ada siswa yang mampu memiliki tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, namun kenyataan mereka sering kurang memahami dan mengerti cara mendalam pengetahuan yang bersifat hafalan tersebut (Depdiknas 2002:1). Pemahaman yang dimaksud ini adalah pemahaman siswa terhadap dasar 4
  • 5. kualitatif dimana fakta-fakta saling berkaitan dengan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan dalam situasi baru. Sebagian besar siswa kurang mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan / diaplikasikan pada situasi baru. Menurut Arends (1997:243): “it is strange that we expect students to learn yet seldom teach them about learning, we expect student to solve problems yet seldom teact then about problem solving, “yang berati dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana siwa untuk belajar, guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah. Persoalan sekarang adalah bagaimana cara menemukan cara yang terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan sehingga siswa dapat menggunakan dan mengingat lebih lama konsep tersebut. Bagaimana guru dapat berkomunikasi baik dengan siswanya. Bagaimana guru dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh siswa, sehingga dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dalam kehidupan nyata. Bagaimana sebagai guru yang baik dan bijaksana mampu menggunakan model pembelajaran yang berkaitan dengan cara memecahkan masalah (problem solving). Misalnya, suatu fenomena alam, mengapa tongkat seolah-olah kelihatan patah saat dimasukan dalam air? Mengapa uang logam yang diletakkan dalam sebuah gelas kosong jika dilihat pada posisi tertentu tidak kelihatan tetapi saat diisi air menjadi kelihatan? Dari conyoh permasalahan nyata jika diselesaikan secara nyata, memungkinkan siswa memahami konsep bukan sekadar menghafal konsep (Rampengan, Depdiknas, Arends, dalam Triyanto, 2009:89). 1. Proses Pemecahan Masalah Dalam proses pemecahan masalah, aktivitas yang dilakukan cukup kompleks karena memerlukan keterampilan berpikir yang sangat beragam antara lain mengamati, melaporkan, menganalisis, 5
  • 6. mengklasifikasi, menafsirkan, mengkritik, memprediksi dan menarik simpulan berdasarkan informasi yang diperoleh dan diolah. Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai proses mencari atau memperoleh informasi secara sistematis, langkah demi langkah dengan mengolah informasi yang diperoleh melalui pengamatan untuk mencapai suatu hasil pemikiran sebagai respon terhadap masalah yang dihadapi (Nasution, 2001:117). Pada proses pemecahan masalah, setiap siswa harus memiliki konsep awal terhadap suatu masalah. Pada kegiatan pembelajaran, penguasaan konsep pada taraf tertentu memerlukan penguasaan konsep pada taraf di bawahnya, karena ini berguna untuk menentukan kelancaran proses pemecahan masalah. Bila ada sesuatu yang tidak dikuasai dalam konsep, maka siswa akan menghadapi masalah dalam pemecahan masalah, (Nasution dalam Gathot Sumarsono 2006:15). Metode pemecahan masalah yang dikenalkan para ahli (Nasution, 2001:121) adalah sebagai berikut. a. Model John Dewey Langkah-langkah pemecahan masalah, sebagai berikut. 1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah 2) Mengemukakan hipotesis 3) Mengumpulkan data 4) Menguji hipotesis 5) Menarik kesimpulan b. Model Karl Albreacht Terdiri dari enam langkah yang dapat digolongkan dalam dua fase utama: 1. Fase perluasan atau ekspansi atau fase divergen a) Menemukan masalah b) Merumuskan masalah c) Mencari pilihan atau alternatif 6
  • 7. 2. Penyelesaian atau fase konvergen a) Mengambil keputusan (memilih diantara dua alternatif) b) Mengambil tindakan (komitmen untuk melaksanakan keputusan demi hasil yang diperoleh) c) Mengevaluasi hasil (menentukan sampai manakah jerih payah itu berhasil atau menemui kegagalan) c. Model Berry K beyer 1) Mengidentifikasi masalah 2) Membuat rencana pemecahan 3) Melaksanakan rencana pemecahan masalah 4) Memeriksa jawaban 2. Ciri-ciri Problem Based Intruction Menurut Ariends (2001:349), berbagai pengembangan Problem Based Intruction telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Pengajuan pertanyaan atau masalah. Bukannya mengorganisasikan disekitar prinsip-prinsip atau keterampilan akademik tertentu, Problem Based Intruction mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik, menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu. Contoh masalah : a) Apa yang menyebabkan benda lebih berat di udara dari pada di air? b) Bagaimana cara menghitung volume benda di dalam air? c) Prinsip apakah yang di gunakan oleh kapal selam? 7
  • 8. d) Kenapa kapal laut yang besar bisa terapung sedangkan batu yang kecil bila di jatuhkan di air akan tenggelam? 2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Meskipun Problem Based Instruction mungkin berputar pada mata pelajaran tertentu (IPA fisika dan ilmu-ilmu alam), masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahanya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran. 3) Menyelidiki autentik. Problem Based Intruction mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpul dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu, metode penyelidikan yang digunakan, bergantung kepada masalah yang sedang dipelajari. 4) Menghasilkan produk dan memamerkannya. Problem Based Instruction menurut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk tersebut dapat berupa transkip debat seperti pada pelajaran “Roots and wings”. Produk itu dapat juga berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer. Karnya nyata dan peragaan seperti yang akan di jelaskan kemudian, direncanakan oleh siswa untuk mendemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain tentang apa yang mereka pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar terhadap laporan tradisional atau makalah. 8
  • 9. 5) Kolaborasi. Problem Based Instruction dicirikan oleh siswa yang bekerja sama atau satu dengan yang lainya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagai inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir (Ariends, dalam Trianto, 2009: 93). 3. Tahap-Tahap Model Problem Based Instruction (PBI) Problem Based Instruction terdiri dari lima tahap, yang disajikan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Tahap-Tahap Model Problem Based Instruction (PBI) Tahap Tingkah Laku Guru Tahap 1  Menjelaskan tujuan pembelajaran, Orientasi siswa pada logistik yang dibutuhkan, memotivasi masalah siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilih. Tahap 2  Membantu siswa mengidentifikasi Mengorganisasi siswa dan mengorganisasikan tugas belajar untuk belajar yang berhubungan dengan tugas belajar tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dan lain-lain). Tahap 3  Mendorong siswa untuk Membimbing mengumpulkan informasi yang penyelidikan individu sesuai, melaksanakan eksperimen maupun kelompok untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Tahap 4  Membantu siswa dalam Mengembangkan dan merencanakan dan menyiapkan karya menyajikan hasil karya yang sesuai, seperti laporan dan 9
  • 10. membantu mereka berbagi tugas dengan temannya. Tahap 5  Membantu siswa untuk melakukan Menganalisis dan refleksi atau evaluasi terhadap mengevaluasi proses penyelidikan mereka dan proses- pemecahan masalah proses yang mereka gunakan. Hamdani (2010:87) 4. Pelaksanaan Model Problem Based Instruction (PBI) Pelaksanaan model problem based instruction meliputi dua kegiatan, yaitu tugas perencanaan dan tugas interaktif (Ibrahim dkk, 2000:24). 1) Tugas-tugas Perencanaan Tugas-tugas perencanaan terdiri dari : a. Penetapan tujuan Pertama kali guru mendeskripsikan bagaimana pembelajaran berdasarkan masalah direncanakan untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. b. Merancang situasi masalah yang sesuai Situasi masalah yang baik harus memenuhi kriteria antara lain autentik, tidak terdefinisi secara ketat, bermakna bagi siswa dan sesuai dengan tingkat perkembangan intelektualnya, luas, serta bermanfaat. 2) Tugas Interaktif Tugas-tugas interaktif terdiri dari : a. Tahap 1. Orientasi siswa pada masalah Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan. Selanjutnya, guru menyajikan situasi masalah dengan prosedur yang jelas untuk melibatkan siswa dalam identifikasi masalah. Situasi masalah harus disampaikan secara tepat dan menarik. 10
  • 11. Biasanya memberi kesempatan siswa untuk melihat, merasakan dan menyentuh sesuatu atau menggunakan kejadian-kejadian di sekitar siswa sehingga dapat memunculkan ketertarikan, rasa ingin tahu dan motivasi. b. Tahap 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar Siswa dikelompokkan secara bervariasi dengan memperhatikan tingkat kemampuan, keragaman ras, etnis dan jenis kelamin yang didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan. c. Tahap 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok. 1) Pengumpulan data. Siswa melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah dalam kelompoknya. Guru bertugas mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan penyelidikan sampai mereka benar-benar memahami situasi masalah yang dihadapi. Tujuan pengumpulan data yaitu agar siswa mengumpulkan cukup informasi untuk membangun ide dan pengetahuan mereka sendiri. 2) Berhipotesis, menjelaskan dan memberikan pemecahan Siswa mengajukan berbagai hipotesis, penjelasan dan pemecahan dari masalah yang diselidiki. Pada tahap ini guru mendorong semua ide, menerima sepenuhnya ide tersebut, melengkapi dan membenarkan konsep-konsep yang salah. d. Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru meminta salah seorang anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dilanjutkan dengan diskusi dan membimbing siswa jika mereka mengalami kesulitan. Kegiatan ini berguna untuk mengetahui hasil sementara pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. 11
  • 12. e. Tahap 5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Guru menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir dan keterampilan penyelidikan siswa serta proses menyimpulkan hasil penyelidikan. Ibrahim dkk (2000:7) merumuskan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah, belajar berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan dalam pengalaman nyata dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri. Jadi penerapan pembelajaran berdasarkan masalah mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang dihadapinya dengan melaksanaan penyelidikan autentik melalui demonstrasi atau percobaan. Dengan menemukan dan mencari jawaban dari suatu permasalahan, maka siswa dilatih untuk menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri. Dalam problem based instruction, siswa dituntut mengajukan pertanyaan atau masalah dan mencari jawaban atas permasalahan yang diajukan, sehingga diharapkan dapat mengubah cara belajar siswa, mengembangkan rasa ingin tahunya dan menghubungkan konsep yang dipelajari dengan alam lingkungannya. Jadi adanya informasi dan pengalaman baru mengakibatkan terjadinya perubahan dan membentuk pengetahuan baru sebagai hasil dari proses belajar. Hasil yang dicapai siswa setelah proses belajar mencerminkan tingkat pengetahuan dan keterampilan dalam penguasaan materi. Pada proses pemecahan masalah yang dilakukan dengan penyelidikan autentik melalui percobaan atau demonstrasi. Dari kegiatan percobaan atau demonstrasi, maka keterampilan dan kemampuan bertindak siswa dapat teramati dengan lembar observasi psikomotorik. Pada proses pembelajaran, keterlibatan dan keaktifan siswa menunjukkan sikap dan minat siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. 12
  • 13. Keterlibatan dan keaktifan siswa diamati dengan lembar observasi afektif, (Ibrahim dkk, dalam Gathot Sumarsono 2006:21) C. Materi Hukum Archimedes ? ? Bagaimana huhungan antara gambar di atas dengan hukum Archimedes? 13
  • 14. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan Problem Based Instruction merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari mata pelajaran. Guru harus mendorong siswa untuk terlibat dalam tugas-tugas berorientasi masalah melalui penerapan konsep dan fakta, serta membantu menyelidiki masalah autentik dari suatu materi pada pokok bahasan Hukum Archimedes dapat meningkatkan hasil belajar aspek kognitif, afektif, psikomotorik siswa SMA. B. Saran Maka saran yang dapat diberikan adalah. 1. Problem Based Instruction atau Pembelajaran berdasarkan masalah dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran bagi guru dalam model pembelajaran belajar siswa. 2. Dalam pelaksanaan Problem Based Instruction, jika proses pemecahan masalah autentik untuk mencari dan mengkonstruksi pengetahuan dilakukan melalui percobaan, maka diperlukan kelengkapan alat-alat percobaan untuk mempermudah siswa melakukan percobaan dan memperlancar proses pembelajaran. 14
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad. 2002. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Arends, I.R. 1997. Classroom Instructional and Management. New York: McGraw-Hill Companies,Inc. Gulo, W. 2002. Strategi belajar mengajar. Jakarta: Grasindo Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Haryadi Bambang. 2009. Fisika SMA/MA Kelas XI Semester 1. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Unesa Koes, Supriyono. 2003. Strategi Pembelajaran Fisika. Malang: JICA Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo Nasution. 2001. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara Nurachmandani Setya. 2009. Fisika 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sarwono, Sunarroso, Suyatman. 2009. Fisika 2 Mudah dan Sederhana Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Siswanto, Sukaryadi. 2009. Kompetensi Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya. Trianto, M.Pd. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. 15