SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN PRAKTIKUM DAN
DEMONSTRASI PADA METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI HIDROLISIS GARAM
KELAS XI ILMU ALAM SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Siti Latifah 1,*
, Sugiharto 2
dan Agung Nugroho CS 2
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia
2
Dosen Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Keperluan korespondensi, HP : 085643803413, e-mail : sitilatifah312@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa metode problem solving dilengkapi
praktikum lebih efektif dibanding metode problem solving dilengkapi demonstrasi terhadap
prestasi belajar siswa pada materi hidrolisis garam siswa kelas XI Ilmu Alam SMA Al Islam 1
Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan
rancangan penelitian “Randomize Control Group Pretest Posttest Design”. Penelitian ini
menggunakan 3 kelas subjek yaitu 2 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Kelas eksperimen 1
dengan metode problem solving dilengkapi praktikum, kelas eksperimen 2 dengan metode
problem solving dilengkapi demonstrasi dan kelas kontrol dengan metode ceramah. Teknik
pengumpulan data prestasi belajar kognitif menggunakan tes objektif. Analisis data
menggunakan uji t pihak kanan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode
problem solving dilengkapi praktikum lebih efektif dibanding metode problem solving dilengkapi
demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa pada materi hidrolisis garam. Hal ini dibuktikan
dengan hasil uji t pihak kanan dimana thitung = 2,915 > ttabel = 1,67 dengan taraf signifikansi 5%.
Kata kunci : problem solving, praktikum, demonstrasi.
PENDAHULUAN
Pemerintah telah memutuskan
untuk mempercepat pencanangan
Millenium Development Goals atau era
pasar bebas, yang semula akan
dicanangkan tahun 2020 dipercepat
menjadi tahun 2015. Era pasar bebas
atau era globalisasi merupakan era
persaingan mutu atau kualitas, siapa
yang berkualitas, dialah yang akan
mampu mempertahankan eksistensinya.
Oleh karena itu, pembangunan sumber
daya manusia berkualitas merupakan
suatu keniscayaan yang tidak dapat
ditawar lagi [1]. Era globalisasi juga
berdampak pada percepatan arus
informasi yang menuntut semua bidang
kehidupan untuk menyesuaikan visi,
misi, tujuan dan strateginya agar sesuai
kebutuhan dan tidak ketinggalan zaman.
Salah satu bidang kehidupan tersebut
adalah bidang pendidikan, dimana
sistem pendidikan nasional harus
senantiasa dikembangkan sesuai
kebutuhan dan perkembangan yang
terjadi baik di tingkat lokal, nasional,
maupun internasional.
Berbagai upaya dilakukan
pemerintah untuk memperbaiki sistem
pendidikan agar selalu relevan dan
kompetitif, salah satunya adalah dengan
mengadakan perombakan dan
pembaharuan kurikulum secara
berkesinambungan. Kurikulum di
Indonesia telah mengalami beberapa
kali perubahan yaitu pada tahun 1947,
1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994,
2004 (Kurikulum Berbasis
Kompetensi/KBK) dan tahun 2006
(Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan/KTSP) [2]. KTSP merupakan
kurikulum operasional yang disusun,
dikembangkan, dan dilaksanakan oleh
setiap satuan pendidikan atau sekolah
111Copyright © 2014
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 3 Tahun 2014
Program Studi Pendidikan Kimia
Universitas Sebelas Maret
ISSN 2337-9995
jpk.pkimiauns@ymail.com
[1]. KTSP bertujuan untuk meningkatkan
mutu pendidikan melalui kemandirian
dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola
dan memberdayakan swadaya yang
tersedia [1]. Prinsip dalam
pengembangan KTSP adalah berpusat
pada potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan siswa dan
lingkungannya. Dalam hal ini seorang
guru dituntut untuk kreatif dalam memilih
serta mengembangkan materi
pembelajaran.
Dalam pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA) terdapat mata
pelajaran kimia. Ilmu Kimia merupakan
bagian dari sains yang khusus mengkaji
tentang susunan, struktur, sifat,
perubahan materi, serta energi yang
menyertai perubahan tersebut [3].
Dalam kurikulum kimia SMA
terdapat materi hidrolisis garam yang
diajarkan di kelas XI Ilmu Alam
semester genap. Pada hakekatnya,
materi tersebut berisi konsep-konsep
dan rumus perhitungan pH. Agar dapat
memahami rumus perhitungan, siswa
harus memahami konsep-konsep pada
materi tersebut untuk kemudian
diterapkan dalam menyelesaikan soal.
Oleh karena itu, diperlukan penggunaan
metode pembelajaran yang dapat
membantu siswa untuk memahami
konsep materi, bukan sekedar
menghafalnya. Pemahaman konsep
yang baik diharapkan akan
memudahkan siswa dalam menerapkan
konsep tersebut dalam menyelesaikan
soal.
Berdasarkan hasil survei data
pada bulan Januari 2011 di SMA Al
Islam 1 Surakarta diketahui bahwa nilai
ulangan harian pada materi hidrolisis
garam tahun pelajaran 2009/2010,
terdapat 40% siswa yang memperoleh
nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum) dengan nilai KKM pelajaran
kimia adalah 62. Rata-rata nilai ulangan
harian pada materi tersebut untuk ketiga
kelas XI Ilmu Alam adalah 63. Hal ini
menunjukkan bahwa prestasi belajar
materi hidrolisis garam sudah cukup
baik jika dilihat dari nilai rata-rata kelas
tetapi belum cukup memuaskan apabila
dilihat masih ada sebagian siswa yang
tidak tuntas, apalagi KKM mata
pelajaran kimia untuk tahun pelajaran
2010/2011 saat ini dinaikkan menjadi
72. Hal tersebut menuntut guru kimia
untuk mencari terobosan baru pada
pembelajaran kimia. Selama ini, proses
pembelajaran kimia di SMA Al Islam 1
Surakarta masih didominasi dengan
metode ceramah. Proses pembelajaran
yang demikian cenderung berpusat
pada guru (teacher centered) dan siswa
kurang ikut terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran. Kondisi
pembelajaran tersebut diduga
menyebabkan hasil yang dicapai siswa
belum maksimal karena siswa kurang
aktif dalam mengikuti pelajaran dan
mengembangkan potensinya. Para
siswa juga kurang memahami konsep-
konsep materi hidrolisis garam sehingga
siswa menjadi kurang terampil dalam
menerapkan konsep-konsep hidrolisis
garam saat menyelesaikan soal. Selain
itu, kurangnya pemanfaatan
laboratorium kimia di sekolah tersebut
juga diduga menyebabkan proses
pembelajaran kimia menjadi kurang
maksimal.
Berdasarkan permasalahan di
atas, perlu dilakukan perbaikan proses
pembelajaran kimia, yaitu dengan
menerapkan metode pembelajaran yang
dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam memahami konsep dan
menerapkan pengetahuan yang dimiliki
untuk memecahkan masalah. Salah
satu metode yang dapat diterapkan
yaitu metode problem solving atau
metode pemecahan masalah.
Pemecahan masalah merupakan
tujuan kognitif pendidikan yang paling
penting karena pemecahan masalah
merupakan aktivitas belajar paling
otentik dan relevan dalam melibatkan
siswa didalamnya. Pengetahuan yang
dibentuk berdasarkan pemecahan
masalah lebih bisa dipahami, diingat
dan lebih mudah ditransfer kepada
orang lain. Saat memecahkan masalah,
siswa harus berpikir kritis dan
melakukan aktivitas belajar secara
sadar sehingga semakin besar
kemungkinan siswa untuk belajar
dengan penuh arti dan penuh perhatian
[4].
112Copyright © 2014
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Hal. 111-120
Metode problem solving pada
dasarnya adalah metode pembelajaran
yang mengarahkan siswa untuk belajar
menggunakan metode-metode ilmiah
atau berpikir secara sistematis, logis,
teratur, dan teliti. Tujuannya adalah
untuk memperoleh kemampuan dan
kecakapan kognitif untuk memecahkan
masalah secara rasional, lugas, dan
tuntas. Untuk itu, kemampuan siswa
dalam menguasai konsep-konsep,
prinsip-prinsip, dan generalisasi serta
insight (pemahaman yang mendalam)
sangat diperlukan [5].
Materi hidrolisis garam
merupakan salah satu materi pelajaran
kimia yang didalamnya terdapat konsep-
konsep yang harus dipahami oleh siswa,
antara lain konsep asam, basa, garam,
reaksi penggaraman, pH larutan, dan
konsep hidrolisis. Konsep-konsep
tersebut dapat dipahami siswa dengan
melakukan aktivitas belajar. Salah satu
aktivitas belajar yang dapat dilakukan
berupa motor activities, misalnya
melakukan percobaan (praktikum) atau
demonstrasi. Dalam kegiatan belajar,
segala pengetahuan itu harus diperoleh
dengan pengamatan sendiri,
pengalaman sendiri, dan penyelidikan
sendiri [6]. Dengan melakukan
praktikum atau demonstrasi, siswa
diharapkan dapat mengamati gejala-
gejala yang terjadi, menganalisis serta
menarik kesimpulan sehingga akan
diperoleh konsep-konsep yang bukan
sekedar bersifat hafalan. Untuk itu
diperlukan suatu cara atau teknik
pengajaran yang memungkinkan siswa
untuk mengamati proses dan
mengembangkan ketrampilan inkuiri
untuk membangun pengetahuan mereka
sendiri.
Dalam praktikum, siswa bekerja
secara langsung dengan bahan kimia
dan peralatan kimia untuk membuat
penemuan sendiri [7]. Selain itu, siswa
dapat aktif melakukan percobaan secara
langsung, mendapatkan gambaran yang
konkrit tentang suatu peristiwa,
mengamati prosesnya, menganalisis
dan menyimpulkan hasil percobaannya
[8]. Praktikum dapat memotivasi siswa
karena mereka menemukan dan
memahami hal-hal dalam praktikum
dengan cara mereka sendiri [9]. Dengan
demikian, siswa diharapkan akan lebih
mudah untuk memahami konsep-
konsep dalam materi pelajaran.
Namun praktikum juga memiliki
beberapa kelemahan, antara lain
memerlukan waktu yang lama,
diperlukan peralatan praktikum dalam
jumlah besar dan bahan kimia yang
mahal, serta diperlukan perhatian yang
lebih dari guru untuk dapat mengontrol
semua siswa saat pelaksanaan
praktikum agar perhatian siswa tetap
fokus dan terarah pada praktikum.
Selain itu, praktikum juga menuntut
adanya persiapan setiap siswa, seperti
mempelajari tujuan dan prosedur
praktikum serta diperlukannya
ketrampilan siswa dalam menggunakan
alat/bahan dalam percobaan.
Kelemahan yang terdapat dalam
praktikum dapat diatasi antara lain
dengan menggunakan demonstrasi.
Demonstrasi merupakan suatu sarana
untuk memperlihatkan suatu peristiwa
atau proses tertentu kepada seluruh
kelompok siswa [10]. Demonstrasi
digunakan untuk menampilkan
fenomena kimia dan untuk
mengilustrasikan prinsip-prinsip kimia
[7]. Pada demonstrasi, tiap percobaan
tidak dilakukan oleh setiap siswa tetapi
dilakukan oleh perwakilan beberapa
orang siswa, dan siswa yang lain
sebagai pengamat [8]. Dengan
demikian, guru lebih dapat mengontrol
jangka waktu yang diperlukan selama
demonstrasi dan perhatian siswa juga
akan lebih terfokus pada hal-hal yang
penting. Demonstrasi ini diharapkan
dapat mengurangi terjadinya kesalahan
pemahaman bila dibandingkan dengan
kegiatan mendengar ceramah saja atau
membaca di dalam buku, karena siswa
memperoleh gambaran yang jelas dari
pengamatannya. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa selain guru tetap
dapat menghemat waktu dan biaya
(untuk bahan-bahan kimia), demonstrasi
juga memberikan dampak terhadap
meningkatnya prestasi belajar siswa
yang lebih baik daripada sekedar
membaca buku [11].
Berdasarkan permasalahan di
atas, dilakukan penelitian tentang
113Copyright © 2014
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Hal. 111-120
komparasi penggunaan praktikum dan
demonstrasi pada metode problem
solving terhadap prestasi belajar siswa
pada materi hidrolisis garam siswa kelas
XI Ilmu Alam semester genap SMA Al
Islam 1 surakarta tahun pelajaran
2010/2011.
METODE PENELITIAN
Metode dalam penelitian ini
adalah metode eksperimen dengan
menggunakan rancangan “Randomized
Control Group Pretest Posttest Design”
[12, 13]. Rancangan ini menggunakan 3
kelompok subjek. Kelompok 1 sebagai
kelas eksperimen 1 diajar menggunakan
metode problem solving dilengkapi
praktikum, kelompok 2 sebagai kelas
eksperimen 2 diajar menggunakan
metode problem solving dilengkapi
demonstrasi dan kelompok 3 sebagai
kelas kontrol diajar menggunakan
metode ceramah. Tabel rancangan
penelitian ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Desain “Randomized Control
Group Pretest Posttest Design”
Kelas Pretest Pelakuan Posttest
Eksperimen 1 T1 A1 T2
Eksperimen 2 T1 A2 T2
Kontrol T1 A3 T2
Keterangan:
A1 : metode problem solving dilengkapi
praktikum
A2 : metode problem solving dilengkapi
demonstrasi
A3 : metode ceramah
T1 : nilai pretest
T2 : nilai posttest
Teknik pengumpulan data
prestasi belajar kognitif menggunakan
tes objektif. Sebelum digunakan,
instrumen kognitif ditelaah dan
diujicobakan terlebih dahulu untuk
menguji validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran soal dan daya pembeda soal.
Teknik analisis data menggunakan uji-t
pihak kanan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah data prestasi
belajar siswa berupa skor kemampuan
kognitif pada materi hidrolisis garam.
Data tersebut diperoleh dari siswa kelas
XI Ilmu Alam SMA Al Islam 1 Surakarta
tahun pelajaran 2010/2011, yaitu 35
siswa kelas XI-A2 sebagai kelompok
kelas eksperimen 1 (metode
pembelajaran problem solving
dilengkapi praktikum), 36 siswa kelas
XI-A1 sebagai kelompok kelas
eksperimen 2 (metode pembelajaran
problem solving dilengkapi
demonstrasi), dan 36 siswa kelas XI-A3
sebagai kelompok kelas kontrol (metode
ceramah).
Data prestasi belajar yang
dianalisis adalah data selisih antara nilai
posttest dan nilai pretest. Berikut
deskripsi data penelitian mengenai
prestasi belajar secara ringkas disajikan
dalam Tabel 2.
Tabel 2. Rerata Prestasi Belajar Siswa
Metode
Pembelajaran
Rerata Prestasi
Belajar Siswa
Problem solving -
Praktikum
53,257
Problem solving -
Demonstrasi
44,667
Ceramah 37,556
Gambaran yang lebih jelas
mengenai perbandingan prestasi belajar
siswa antara kelas problem solving
dilengkapi praktikum, problem solving
dilengkapi demonstrasi, dan kelas
ceramah dapat dilihat pada histogram
Gambar 1.
Gambar 1 Histogram Prestasi Belajar
Siswa Kelas Problem
solving Dilengkapi
Praktikum, Kelas Problem
solving Dilengkapi
Demonstrasi, dan Kelas
Ceramah
0
2
4
6
8
10
12
14
24 33 42 51 60 69 78
3
2
1
12
13
2 2
5
4
13
6 6
2
0
9 9
10
6
2
0 0
F
r
e
k
u
e
n
s
i Nilai Tengah
Problem Solving - Praktikum
Problem Solving - Demonstrasi
114Copyright © 2014
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Hal. 111-120
Uji Prasyarat Analisis
Sebelum melakukan analisis uji
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
prasyarat analisis. Uji yang digunakan
adalah:
Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan ini dalam
penelitian menggunakan analisis
variansi (anava) satu jalan dengan sel
sama [14] terhadap nilai ulangan akhir
semester ganjil mata pelajaran kimia
siswa kelas XI Ilmu Alam tahun
pelajaran 2010/2011, yang diasumsikan
sebagai nilai kemampuan awal siswa
pada mata pelajaran kimia.
Berdasarkan Tabel 3 dapat
dilihat bahwa Fhitung = 0,278 < Ftabel =
3,07 sehingga H0 diterima.
Kesimpulannya, tidak ada perbedaan
yang signifikan antara rerata nilai
ulangan akhir semester ganjil mata
pelajaran kimia untuk ketiga kelas XI
Ilmu Alam siswa SMA Al Islam 1
Surakarta tahun pelajaran 2010/2011,
sehingga dapat dinyatakan bahwa
ketiga kelas mempunyai kemampuan
kognitif awal yang seimbang.
Uji Normalitas
Uji Normalitas dalam penelitian
ini menggunakan uji Liliefors [15] dan
hasilnya dapat dilihat dalam Tabel 4.
Berdasarkan Tabel 4 tampak bahwa
harga Lhitung < Ltabel sehingga dapat
disimpulkan bahwa sampel pada
penelitian ini berdistribusi normal.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas dalam penelitian
ini menggunakan uji Bartlet [15] dengan
taraf signifikasi 5% dan hasilnya dapat
dilihat dalam Tabel 5. Berdasarkan
Tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai
statistik uji χ2
hitung < χ2
tabel sehingga
sampel pada penelitian ini berasal dari
populasi yang homogen.
Tabel 3. Rangkuman Hasil Analisis Variansi Satu Jalan
Sumber JK dk RK Fhitung Fα Kesimpulan
Kelas 329,389 2 164,6945 2,377 3,06 H0 diterima
Galat 7275,278 105 69,288 - - -
Total 7604,667 107 - - - -
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas
Kelompok Lhitung Ltabel Kesimpulan
Problem solving
Dilengkapi
Praktikum
Pretest 0,102 0,150 Normal
Posttest 0,114 0,150 Normal
Prestasi Belajar 0,100 0,150 Normal
Problem solving
Dilengkapi
Demonstrasi
Pretest 0,118 0,148 Normal
Posttest 0,120 0,148 Normal
Prestasi Belajar 0,133 0,148 Normal
Ceramah
Pretest 0,130 0,148 Normal
Posttest 0,125 0,148 Normal
Prestasi Belajar 0,074 0,148 Normal
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas
Nilai χ2
hitung χ2
tabel Kesimpulan
Pretest 0,924 5,991 Homogen
Posttest 2,476 5,991 Homogen
Prestasi Belajar 1,426 5,991 Homogen
115Copyright © 2014
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Hal. 111-120
Uji Hipotesis
Pra Uji Hipotesis
Setelah prasyarat analisis
terpenuhi dan sebelum uji hipotesis,
terlebih dahulu diuji kefektifan baik
metode problem solving dilengkapi
praktikum ataupun metode problem
solving dilengkapi demonstrasi
dibandingkan dengan metode ceramah.
Pra uji hipotesis ini dilakukan
menggunakan uji-t pihak kanan [15]
dengan hasil seperti terangkum dalam
Tabel 6 dan Tabel 7.
Tabel 6. Hasil Uji-t Pihak Kanan Nilai Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen 1 dan
Kelas Kontrol
No Sampel Rerata Variansi thitung
1 Problem solving - Praktikum 53,257 158,844
5,733
2 Ceramah 37,556 108,14
Berdasarkan Tabel 6 dapat
diketahui bahwa thitung = 5,733 > t0,95;69 =
1,67 sehingga Ho ditolak. Dengan
demikian, nilai rerata prestasi belajar
siswa pada materi hidrolisis garam yang
diajar menggunakan metode problem
solving dilengkapi praktikum lebih tinggi
daripada nilai rerata prestasi belajar
siswa yang diajar menggunakan metode
ceramah.
Tabel 7. Hasil Uji-t Pihak Kanan Nilai Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen 2 dan
Kelas Kontrol
No Sampel Rerata Variansi thitung
1 Problem solving - Demonstrasi 44,667 149,486
2,658
2 Ceramah 37,556 108,14
Berdasarkan Tabel 7 dapat
diketahui bahwa thitung = 2,658 > t0,95;70 =
1,67 sehingga Ho ditolak. Dengan
demikian, nilai rerata prestasi belajar
siswa pada materi hidrolisis garam yang
diajar menggunakan metode problem
solving dilengkapi demonstrasi lebih
tinggi daripada nilai rerata prestasi
belajar siswa yang diajar menggunakan
metode ceramah.
Uji Hipotesis
Uji ini dilakukan untuk
mengetahui apakah metode problem
solving dilengkapi praktikum lebih efektif
dibanding metode problem solving
dilengkapi demonstrasi. Uji hipotesis ini
juga dilakukan menggunakan uji-t pihak
kanan [15] dengan hasil seperti
terangkum dalam Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Uji-t Pihak Kanan Nilai Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen 1 dan
Kelas Eksperimen 2
No Sampel Rerata Variansi thitung
1 Problem solving - Praktikum 53,257 158,844
2,915
2 Problem solving - Demonstrasi 44,667 149,486
Berdasarkan Tabel 8 dapat
diketahui bahwa thitung = 2,915 > t0,95;69 =
1,67 sehingga Ho ditolak. Dengan
demikian, nilai rerata prestasi belajar
siswa pada materi hidrolisis garam yang
diajar menggunakan metode problem
solving dilengkapi praktikum lebih tinggi
daripada nilai rerata prestasi belajar
siswa yang diajar menggunakan metode
problem solving dilengkapi demonstrasi.
Berdasarkan ketiga hasil uji-t
pihak kanan yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa rerata prestasi belajar
siswa kelas problem solving dilengkapi
praktikum maupun rerata prestasi
belajar siswa kelas problem solving
116Copyright © 2014
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Hal. 111-120
dilengkapi demonstrasi lebih tinggi
daripada rerata prestasi belajar siswa
kelas ceramah dan rerata prestasi
belajar siswa kelas problem solving
dilengkapi praktikum lebih tinggi
daripada rerata prestasi belajar siswa
kelas problem solving dilengkapi
demonstrasi. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa metode problem
solving dilengkapi praktikum lebih efektif
daripada metode problem solving
dilengkapi demonstrasi, dan keduanya
efektif diterapkan pada pembelajaran
materi hidrolisis garam SMA Al Islam 1
Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
Pada penelitian ini, metode
problem solving dilengkapi praktikum
lebih efektif daripada metode problem
solving dilengkapi demonstrasi pada
pembelajaran kimia materi hidrolisis
garam karena memiliki kelebihan. Pada
proses pembelajaran dengan praktikum,
setiap siswa diberi kesempatan untuk
melakukan setiap percobaan secara
sendiri-sendiri. Praktikum yang
dilakukan adalah menguji sifat larutan
garam menggunakan kertas lakmus.
Dalam kegiatan praktikum ini, siswa
mempelajari tentang hubungan antara
sifat larutan garam dengan kekuatan
asam basa pembentuknya yang
merupakan konsep dasar pada materi
hidrolisis garam. Setiap siswa
mengamati secara langsung fakta-fakta
dalam praktikum dan menganalisa hasil
praktikum untuk menyimpulkan hasil
praktikum. Pada pembelajaran dengan
metode problem solving dilengkapi
praktikum ini, siswa terlihat sangat
antusias dan terlibat aktif dalam proses
pembelajaran, baik saat melakukan
kegiatan praktikum maupun saat
mengikuti diskusi kelas untuk
mengambil kesimpulan bersama tentang
hasil praktikum. Keterlibatan langsung
setiap siswa dalam kegiatan praktikum
inilah yang kemungkinan menjadikan
siswa lebih mudah memahami konsep
dasar materi hidrolisis garam.
Penguasaan konsep dasar yang baik
memudahkan siswa dalam mengerjakan
tugas dan soal dari guru sehingga rerata
prestasi belajar siswa menjadi lebih
baik.
Berbeda dengan pembelajaran
problem solving dilengkapi praktikum,
pada proses pembelajaran problem
solving dilengkapi demonstrasi, siswa
dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri
dari 3 kelompok siswa putri dan 2
kelompok siswa putra. Dari setiap
kelompok tersebut dipilih salah satu
siswa yang bertugas
mendemonstrasikan praktikum
pengujian sifat larutan garam.
Sementara itu, siswa yang lain bertugas
mengamati demonstrasi tersebut. Dalam
kegiatan demonstrasi ini, siswa juga
mempelajari tentang hubungan antara
sifat larutan garam dengan kekuatan
asam basa pembentuknya yang
merupakan konsep dasar pada materi
hidrolisis garam. Siswa yang melakukan
demonstrasi terlihat antusias dalam
melakukan demonstrasi; sedangkan
siswa yang tidak melakukan
demonstrasi terlihat ada yang benar-
benar antusias memperhatikan
demonstrasi tetapi ada juga sebagian
siswa yang kurang memperhatikan.
Siswa yang melakukan demonstrasi dan
siswa yang benar-benar memperhatikan
saat demonstrasi berlangsung terlihat
aktif baik saat mengikuti kegiatan
demonstrasi, menganalisa hasil
praktikum dan saat diskusi untuk
menyimpulkan hasil demonstrasi. Pada
akhirnya siswa-siswa tersebut lebih
mudah memahami konsep dasar materi
hidrolisis garam. Sedangkan beberapa
siswa yang kurang memperhatikan saat
demonstrasi kadang terlihat mencontek
beberapa data dan analisa demonstrasi
siswa lain. Hal ini menjadikan siswa-
siswa tersebut agak mengalami kendala
atau kesulitan dalam memahami konsep
dasar materi hidrolisis garam sehingga
kemungkinan menyebabkan beberapa
siswa kesulitan dalam mengerjakan
tugas atau soal-soal. Akibatnya rerata
prestasi belajar siswa yang diajar
dengan metode problem solving
dilengkapi demonstrasi lebih rendah
dibandingkan dengan siswa yang diajar
dengan metode problem solving
dilengkapi praktikum.
Pada penelitian ini juga diperoleh
hasil bahwa baik metode problem
solving dilengkapi praktikum maupun
117Copyright © 2014
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Hal. 111-120
metode problem solving dilengkapi
demonstrasi keduanya efektif diterapkan
pada pembelajaran kimia materi
hidrolisis garam dibandingkan metode
ceramah.
Hal ini sejalur dengan penelitian
Demircioğlu & Yadigaroğlu yang
menyatakan bahwa praktikum dapat
lebih meningkatkan pemahaman siswa
terhadap konsep materi yang diajarkan
daripada metode tradisional dengan
ceramah [16]. Mereka menyatakan
bahwa dalam pendidikan sains,
praktikum sangat penting karena
praktikum menyediakan kesempatan
bagi siswa untuk melakukan berbagai
kegiatan secara langsung [16]. Siswa
yang diajar dengan praktikum menjadi
lebih aktif daripada siswa yang diajar
dengan metode tradisional ceramah.
Dalam praktikum, siswa memiliki banyak
pengalaman dalam mengukur,
menafsirkan, menarik kesimpulan, dan
membuat generalisasi, yang terbukti
dapat meningkatkan pemahaman siswa
dalam meguasai konsep materi
pelajaran. Dalam jurnalnya, mereka juga
menyatakan telah banyak dilakukan
penelitian tentang keefektifan praktikum
pada pemahaman siswa terhadap
konsep sains, antara lain penelitian oleh
Lazarowitz & Tamir (1994), Hart et al.
(2000) dan Özmen et al. (2009).
Demircioğlu (2003) dan Özmen et al.
(2009) menyatakan bahwa praktikum
dapat membantu meningkatkan
pemaaman konsep materi [16]. Selain
itu, Markow & Lonning (1998) dan Hart
et al. (2000) menyatakan bahwa
praktikum memotivasi dan menarik bagi
siswa [16]. Tezcan & Bilgin (2004)
menemukan bahwa praktikum
mempunyai kontribusi besar untuk
mempelajari dan mengurangi
kesalahpahaman dalam materi
kelarutan [16]. Kozcu (2006)
menyatakan bahwa praktikum
mempunyai pengaruh yang lebih besar
terhadap pencapaian prestasi akademik,
tingkat memori dan kepekaan siswa
daripada siswa yang diajar
menggunakan metode tradisional [16].
Senada dengan praktikum,
Venneman, et.al. menyatakan bahwa
demonstrasi juga memberikan dampak
terhadap meningkatnya prestasi belajar
siswa yang lebih baik daripada sekedar
membaca buku [11]. Demonstrasi
bermanfaat untuk menampilkan
fenomena kimia dan untuk
mengilustrasikan prinsip-prinsip kimia
[7].
Pada penelitian ini, pelaksanaan
pembelajaran dengan metode problem
solving dilengkapi praktikum maupun
demonstrasi juga dilengkapi dengan
sebuah LKS yang dirancang khusus.
Pada bagian awal LKS ini berisi soal
untuk mengingatkan siswa kembali
tentang contoh larutan asam dan basa
beserta jenisnya, reaksi penggaraman,
kemudian panduan kegiatan praktikum
dan demonstrasi, lembar diskusi
kegiatan praktikum dan demonstrasi,
dan contoh soal yang disertai langkah
sistematis pemecahannya serta latihan
soal. Dalam kegiatan pengerjaan soal,
praktikum ataupun demonstrasi, dan
diskusi, siswa diberikan kesempatan
untuk menggali, memperoleh dan
memahami konsep-konsep dalam
materi hidrolisis garam dengan cara
mereka sendiri. Saat mengerjakan soal
di LKS, siswa berlatih untuk berpikir
secara sistematis dalam menerapkan
konsep yang telah dimiliki. Pada proses
pembelajaran seperti ini, siswa diajak
untuk terbiasa berpikir kritis dan
melakukan aktivitas belajar secara
sadar sehingga siswa dapat memahami
konsep materi dan menerapkannya
dalam menyelesaikan soal, bukan
sekedar menghafalkan materi yang
disampaikan guru.
Sejalur dengan penelitian
Adnyana bahwa pembelajaran dengan
problem solving dapat meningkatkan
aktivitas belajar, kompetensi kerja
ilmiah, dan pemahaman konsep kimia
[17]. Esensi dari pembelajaran problem
solving adalah adanya reorientasi
pembelajaran yang semula berpusat
pada guru menjadi berpusat pada siswa
[17, 18]. Pembelajaran tersebut juga
memberikan peluang pemberdayaan
potensi berpikir siswa dalam aktivitas-
aktivitas pemecahan masalah dan
meningkatkan keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran kimia, sehingga
mampu menumbuhkembangkan
118Copyright © 2014
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Hal. 111-120
kompetensi kerja ilmiah dan kompetensi
pemahaman konsep siswa [17]. Tanrere
juga menyatakan bahwa pembelajaran
problem solving dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran kimia dan
mendorong siswa untuk meningkatkan
motivasi, aktivitas, kreativitas,
reasoning, dan kerja sama dengan
siswa lain [18]. Lutfi (2003) dalam
Tanrere mengungkapkan bahwa hal ini
sejalur dengan teori pembelajaran
menurut kerucut Dale bahwa
pembelajaran yang membuat siswa aktif
berpartisipasi seperti dalam diskusi,
bercerita, presentasi, pengalaman
menirukan dan melakukan suatu
kegiatan yang nyata dapat menstimulasi
siswa untuk mengingat kembali materi
yang telah dipelajari sebesar 70%-90%
dibanding dengan siswa yang pasif
dalam pembelajaran dengan
kecenderungan untuk mengingat
kembali materi yang telah dipelajari
hanya sebesar 50% [18]. Ia juga
mengungkapkan bahwa dalam
pembelajaran sains, cara terbaik bagi
para siswa dalam belajar sains adalah
dengan memberikan mereka
permasalahan-permasalahan yang
menantang dan memaksa pikiran
mereka, dengan tujuan merangsang
kebiasaan untuk berpikir dan melakukan
aksi yang berkaitan dengan pemecahan
masalah [18].
Berbeda dengan pembelajaran
pada kelas eksperimen, pembelajaran di
kelas kontrol lebih didominasi dengan
metode ceramah. Guru menyampaikan
materi hidrolisis garam di depan kelas
sedangkan siswa bertugas
mendengarkan dan mencatat hal yang
diperlukan. Bagi siswa yang mempunyai
daya tahan mendengarkan terbatas,
siswa akan merasa bosan dan terpecah
perhatiannya sehingga tidak konsentrasi
lagi memperhatikan penjelasan dari
guru. Kadang terlihat juga ada beberapa
siswa yang mengantuk. Setelah selesai
menjelaskan materi, guru memberikan
contoh soal dan memberikan latihan
soal. Setelah itu, guru menunjuk
beberapa siswa untuk menuliskan hasil
pekerjaanya di papan tulis. Pada
kegiatan inilah ada beberapa siswa
yang menanyakan hal yang belum
dipahami. Suasana belajar yang
demikian menjadikan siswa kurang
antusias untuk terlibat aktif dalam
pembelajaran. Selain itu, tidak banyak
siswa yang memiliki keberanian untuk
bertanya kepada guru. Kondisi seperti
ini menyebabkan siswa agak kesulitan
memahami konsep materi sehingga
kurang lancar dalam mengerjakan soal.
Hal ini yang kemungkinan menjadikan
rerata prestasi belajar siswa pada kelas
kontrol menjadi lebih rendah
dibandingkan rerata prestasi belajar
siswa pada kedua kelas eksperimen.
Agar metode ceramah tidak
terkesan monoton dan membosankan,
beberapa kelemahan pada
pembelajaran kelas kontrol tersebut di
atas dapat diatasi dengan beberapa
cara antara lain saat siwa mengantuk,
guru dapat memberikan selingan
motivasi tentang kehidupan,
menceritakan pengalaman pribadi atau
orang lain yang dapat membangkitkan
motivasi belajar siswa, atau guru bisa
mencairkan suasana dengan humor
sebentar agar siswa tidak mengantuk
lagi. Ketika siswa menjadi kurang
antusias terhadap pembelajaran yang
sedang berlangsung, guru bisa lebih
interaktif dengan siswa dengan
memberikan pertanyaan terkait dengan
materi dan memberikan reward berupa
nilai/poin tambahan bagi siswa yang
bisa menjawab. Saat suasana kelas
menjadi sepi dan pembelajaran hanya
berlangsung satu arah dari guru, guru
bisa menarik keberanian siswa untuk
aktif bertanya dengan memberikan
reward berupa nilai/poin tambahan bagi
siswa yang mau bertanya. Dengan
demikian diharapkan metode ceramah
pun bisa meningkatkan prestasi belajar
siswa seperti metode problem solving
dilengkapi praktikum ataupun metode
problem solving dilengkapi demonstrasi.
Berdasarkan pembahasan di
atas, dapat disimpulkan bahwa metode
problem solving dilengkapi praktikum
lebih efektif daripada metode problem
solving dilengkapi demonstrasi pada
pembelajaran kimia materi hidrolisis
garam.
119Copyright © 2014
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Hal. 111-120
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa metode
problem solving dilengkapi praktikum
lebih efektif dibanding metode problem
solving dilengkapi demonstrasi terhadap
prestasi belajar siswa pada
pembelajaran kimia materi hidrolisis
garam. Hal ini dapat dilihat dari prestasi
belajar siswa kelas problem solving
dilengkapi praktikum yang lebih tinggi
daripada prestasi belajar siswa kelas
problem solving dilengkapi demonstrasi,
yaitu 53,257 > 44,667. Hal tersebut
didukung pula dengan hasil uji t pihak
kanan dimana thitung = 2,915 > ttabel =
1,67.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih penulis
sampaikan kepada Dra. Sri Hari Triana,
selaku Guru Mata Pelajaran Kimia SMA
Al Islam 1 Surakarta.
DAFTAR RUJUKAN
[1] Mulyasa, E. (2007). Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
[2] Hidayat, S. (2013). Pengembangan
Kurikulum Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
[3] Suyanti, R. D. (2010). Strategi
Pembelajaran Kimia. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
[4] Jonassen, D. H. (2010). Research
Issues in Problem Solving. New
Educational Paradigm for Learning
and Instruction. 29 September – 1
Oktober 2010.
[5] Syah, M. (2005). Psikologi
Pendidikan: Suatu Pendekatan
Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
[6] Sardiman A. M. (2012). Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
[7] Shakhashiri, B. Z. (2009). “Practical
Work In Chemistry Education”.
Keynote Address at the 42 IUPAC
Congress Glasgow, Scotland. 5
Agustus 2009.
[8] Arifin, M. (1995). Pengembangan
Program Pengajaran Studi Kimia.
Surabaya: Airlangga University
Press.
[9] Bílek, M. & Skalická, P. (2009).
“Real, Virtual Laboratories together
in General Chemistry Education:
Starting Points for Research
Project”. Journal of Information &
Communication Technology in
Natural Science Education:
Problems of Education in the 21st
Century, (16): 30 - 39.
[10] Surakhmad, W. (2003). Pengantar
Interaksi Mengajar-Belajar : Dasar
dan Teknik Metodologi Pengajara.
(edisi kelima). Bandung: Tarsito.
[11] Venneman, S. S., Westphal, R. M.,
& Perez, J. K. (2009). “Cheap But
Not Too Dirty The Value of
Chemistry Demonstrations in
Teaching Neuronal Physiology to
Psychology Majors”. European
Journal of Social Sciences. 12(1).
[12] Anonim. 1981. Materi Dasar
Pendidikan Program Akta Mengajar
V: Buku IB Metodologi Penelitian.
Jakarta: Depdikbud.
[13] Sanjaya, W. (2013). Penelitian
Pendidikan: Jenis, Metode dan
Prosedur. (edisi pertama). Jakarta:
Kencana Perdana Media Group.
[14] Budiyono. (2004). Statistika Untuk
Penelitian. Surakarta: UNS Press.
[15] Sudjana. (2005). Metoda Statistika.
(edisi keenam). Bandung: Tarsito.
[16] Demircioğlu, G. & Yadigaroğlu, M.
2011. “The Effect of Laboratory
Method on High School Students’
Understanding of the Reaction
Rate”. Western Anatolia Journal of
Educational Sciences (WAJES),
Dokuz Eylul University Institute,
Izmir, Turkey. ISSN 1308-8971:509-
516.
[17] Adnyana, G. P. 2010. Meningkatkan
Aktivitas Belajar, Kompetensi Kerja
Ilmiah, dan Pemahaman Konsep
Siswa Melalui Penerapan Model
Problem solving pada Pembelajaran
Kimia.
[18] Tanrere, M. (2008). Environmental
Problem solving in Learning
Chemistry For High School
Students. Jurnal of Applied
Sciences in Environmental
Sanitation, 3 (1): 47-50.
120Copyright © 2014
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Hal. 111-120

More Related Content

What's hot

60 rosnaini mahmud
60 rosnaini mahmud60 rosnaini mahmud
60 rosnaini mahmudEna Ros
 
Analisis masalah pembelajaran kimia smk paba binjai
Analisis masalah pembelajaran kimia smk paba binjaiAnalisis masalah pembelajaran kimia smk paba binjai
Analisis masalah pembelajaran kimia smk paba binjaidinaadreini87
 
My final mini riset (nesfi)
My final mini riset (nesfi)My final mini riset (nesfi)
My final mini riset (nesfi)Nesfi Vayuni
 
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...Astika Rahayu
 
Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...
Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...
Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...Faculty of Economics
 
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teachingMeningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teachingOperator Warnet Vast Raha
 
Laporan praktikum biologi penelitian apel
Laporan praktikum biologi penelitian apelLaporan praktikum biologi penelitian apel
Laporan praktikum biologi penelitian apelDjibriel Al-Adam
 
4908 article text-10015-1-10-20180423
4908 article text-10015-1-10-201804234908 article text-10015-1-10-20180423
4908 article text-10015-1-10-20180423Novikamagdalena
 
2. laporan ptk yunus
2. laporan ptk yunus2. laporan ptk yunus
2. laporan ptk yunusAnwar Sari
 
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan IPA SMP Kelompok Kompetensi -C
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan IPA SMP Kelompok Kompetensi -CModul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan IPA SMP Kelompok Kompetensi -C
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan IPA SMP Kelompok Kompetensi -Csajidintuban
 
Analisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampali
Analisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampaliAnalisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampali
Analisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampalititiindralestari
 
Skripsi Minat Prestasi Belajar Kimia Siswa
Skripsi Minat Prestasi Belajar Kimia SiswaSkripsi Minat Prestasi Belajar Kimia Siswa
Skripsi Minat Prestasi Belajar Kimia SiswaJx Proezack
 
118555616 penerapan-model-pembelajaran-berdasarkan-masalah-pada-pelajaran-ipa...
118555616 penerapan-model-pembelajaran-berdasarkan-masalah-pada-pelajaran-ipa...118555616 penerapan-model-pembelajaran-berdasarkan-masalah-pada-pelajaran-ipa...
118555616 penerapan-model-pembelajaran-berdasarkan-masalah-pada-pelajaran-ipa...Ibenk Hallen
 

What's hot (20)

60 rosnaini mahmud
60 rosnaini mahmud60 rosnaini mahmud
60 rosnaini mahmud
 
Analisis masalah pembelajaran kimia smk paba binjai
Analisis masalah pembelajaran kimia smk paba binjaiAnalisis masalah pembelajaran kimia smk paba binjai
Analisis masalah pembelajaran kimia smk paba binjai
 
nirwanto
nirwantonirwanto
nirwanto
 
My final mini riset (nesfi)
My final mini riset (nesfi)My final mini riset (nesfi)
My final mini riset (nesfi)
 
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...
 
Mini riset pt molani
Mini riset pt molaniMini riset pt molani
Mini riset pt molani
 
Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...
Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...
Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...
 
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teachingMeningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
 
Laporan praktikum biologi penelitian apel
Laporan praktikum biologi penelitian apelLaporan praktikum biologi penelitian apel
Laporan praktikum biologi penelitian apel
 
Cjr stbm kelompok
Cjr stbm kelompokCjr stbm kelompok
Cjr stbm kelompok
 
Bab i hasil belajr
Bab i hasil belajrBab i hasil belajr
Bab i hasil belajr
 
Abstrak proposal
Abstrak proposalAbstrak proposal
Abstrak proposal
 
Jp kim ia211
Jp kim ia211Jp kim ia211
Jp kim ia211
 
4908 article text-10015-1-10-20180423
4908 article text-10015-1-10-201804234908 article text-10015-1-10-20180423
4908 article text-10015-1-10-20180423
 
2. laporan ptk yunus
2. laporan ptk yunus2. laporan ptk yunus
2. laporan ptk yunus
 
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan IPA SMP Kelompok Kompetensi -C
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan IPA SMP Kelompok Kompetensi -CModul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan IPA SMP Kelompok Kompetensi -C
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan IPA SMP Kelompok Kompetensi -C
 
Analisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampali
Analisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampaliAnalisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampali
Analisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampali
 
Skripsi Minat Prestasi Belajar Kimia Siswa
Skripsi Minat Prestasi Belajar Kimia SiswaSkripsi Minat Prestasi Belajar Kimia Siswa
Skripsi Minat Prestasi Belajar Kimia Siswa
 
118555616 penerapan-model-pembelajaran-berdasarkan-masalah-pada-pelajaran-ipa...
118555616 penerapan-model-pembelajaran-berdasarkan-masalah-pada-pelajaran-ipa...118555616 penerapan-model-pembelajaran-berdasarkan-masalah-pada-pelajaran-ipa...
118555616 penerapan-model-pembelajaran-berdasarkan-masalah-pada-pelajaran-ipa...
 
Disertasi 1(16-10-2010)
Disertasi 1(16-10-2010)Disertasi 1(16-10-2010)
Disertasi 1(16-10-2010)
 

Similar to Andrew hidayat 122268-id-studi-komparasi-penggunaan-praktikum-dan

1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem basHerawatiHerawati23
 
Andrew hidayat 127522-id-none
 Andrew hidayat   127522-id-none Andrew hidayat   127522-id-none
Andrew hidayat 127522-id-noneAndrew Hidayat
 
LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V Eman Syukur
 
Pemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka SorongPemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka SorongLilis Indayani
 
Skripsi hasriyanti
Skripsi hasriyantiSkripsi hasriyanti
Skripsi hasriyantiAdhy Samin
 
LK 3.1_Rahmatiya (Best Practices).pdf
LK 3.1_Rahmatiya (Best Practices).pdfLK 3.1_Rahmatiya (Best Practices).pdf
LK 3.1_Rahmatiya (Best Practices).pdfrahmatiyarahmatiya
 
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BE...
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BE...PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BE...
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BE...sinupid
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi PenelitianAstika Rahayu
 
Penilaian pembelajaran ktsp
Penilaian pembelajaran ktspPenilaian pembelajaran ktsp
Penilaian pembelajaran ktspKhusnul Huda
 
Lembar observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran herawati kama
Lembar  observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran herawati kamaLembar  observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran herawati kama
Lembar observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran herawati kamaOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah pendekatan pembelajaran
Makalah pendekatan pembelajaranMakalah pendekatan pembelajaran
Makalah pendekatan pembelajaranDhiah Febri
 
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoBab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoSojunghan Dilectus
 
Makalah kajian fisika sekolah
Makalah kajian fisika sekolahMakalah kajian fisika sekolah
Makalah kajian fisika sekolahDhiah Febri
 

Similar to Andrew hidayat 122268-id-studi-komparasi-penggunaan-praktikum-dan (20)

1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
 
Andrew hidayat 127522-id-none
 Andrew hidayat   127522-id-none Andrew hidayat   127522-id-none
Andrew hidayat 127522-id-none
 
LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V
 
Pemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka SorongPemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka Sorong
 
Skripsi hasriyanti
Skripsi hasriyantiSkripsi hasriyanti
Skripsi hasriyanti
 
LK 3.1_Rahmatiya (Best Practices).pdf
LK 3.1_Rahmatiya (Best Practices).pdfLK 3.1_Rahmatiya (Best Practices).pdf
LK 3.1_Rahmatiya (Best Practices).pdf
 
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BE...
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BE...PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BE...
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BE...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Karil yuliana nim. 822177824
Karil yuliana nim. 822177824Karil yuliana nim. 822177824
Karil yuliana nim. 822177824
 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
 
Penilaian pembelajaran ktsp
Penilaian pembelajaran ktspPenilaian pembelajaran ktsp
Penilaian pembelajaran ktsp
 
Proposal skripsi
Proposal skripsiProposal skripsi
Proposal skripsi
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
widyaa.pdf
widyaa.pdfwidyaa.pdf
widyaa.pdf
 
Lembar observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran herawati kama
Lembar  observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran herawati kamaLembar  observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran herawati kama
Lembar observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran herawati kama
 
Makalah pendekatan pembelajaran
Makalah pendekatan pembelajaranMakalah pendekatan pembelajaran
Makalah pendekatan pembelajaran
 
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoBab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
 
Makalah kajian fisika sekolah
Makalah kajian fisika sekolahMakalah kajian fisika sekolah
Makalah kajian fisika sekolah
 
karil revisi4.docx
karil revisi4.docxkaril revisi4.docx
karil revisi4.docx
 

More from Andrew Hidayat

Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syaraf
Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syarafAndrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syaraf
Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syarafAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat penyakit jantung &amp; pembuluh darah
Andrew hidayat penyakit jantung &amp; pembuluh darahAndrew hidayat penyakit jantung &amp; pembuluh darah
Andrew hidayat penyakit jantung &amp; pembuluh darahAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapan
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapanAndrew hidayat tetap sehat di usia mapan
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapanAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelang
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelangAndrew hidayat bugar hingga senja menjelang
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelangAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usia
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usiaAndrew hidayat kesehatan perempuan di segala usia
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usiaAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasien
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasienAndrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasien
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasienAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatan
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatanAndrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatan
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatanAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilan
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilanAndrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilan
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilanAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjutAndrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjutAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anakAndrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anakAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat bedah minimal invasif prosedur bersahabat pilihan pasien
Andrew hidayat bedah minimal invasif   prosedur bersahabat pilihan pasienAndrew hidayat bedah minimal invasif   prosedur bersahabat pilihan pasien
Andrew hidayat bedah minimal invasif prosedur bersahabat pilihan pasienAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanita
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanitaAndrew hidayat memahami fase kehidupan wanita
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanitaAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidup
Andrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidupAndrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidup
Andrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidupAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat lebih sehat saat puasa
Andrew hidayat lebih sehat saat puasaAndrew hidayat lebih sehat saat puasa
Andrew hidayat lebih sehat saat puasaAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehat
Andrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehatAndrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehat
Andrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehatAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat batu empedu diagnosa cermat dengan penanganan yang cepat
Andrew hidayat batu empedu   diagnosa cermat dengan penanganan yang cepatAndrew hidayat batu empedu   diagnosa cermat dengan penanganan yang cepat
Andrew hidayat batu empedu diagnosa cermat dengan penanganan yang cepatAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannya
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannyaAndrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannya
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannyaAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegah
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegahAndrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegah
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegahAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyamanAndrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyamanAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat menjadi lansia sehat
Andrew hidayat menjadi lansia sehatAndrew hidayat menjadi lansia sehat
Andrew hidayat menjadi lansia sehatAndrew Hidayat
 

More from Andrew Hidayat (20)

Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syaraf
Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syarafAndrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syaraf
Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syaraf
 
Andrew hidayat penyakit jantung &amp; pembuluh darah
Andrew hidayat penyakit jantung &amp; pembuluh darahAndrew hidayat penyakit jantung &amp; pembuluh darah
Andrew hidayat penyakit jantung &amp; pembuluh darah
 
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapan
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapanAndrew hidayat tetap sehat di usia mapan
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapan
 
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelang
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelangAndrew hidayat bugar hingga senja menjelang
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelang
 
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usia
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usiaAndrew hidayat kesehatan perempuan di segala usia
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usia
 
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasien
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasienAndrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasien
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasien
 
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatan
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatanAndrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatan
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatan
 
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilan
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilanAndrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilan
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilan
 
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjutAndrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
 
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anakAndrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
 
Andrew hidayat bedah minimal invasif prosedur bersahabat pilihan pasien
Andrew hidayat bedah minimal invasif   prosedur bersahabat pilihan pasienAndrew hidayat bedah minimal invasif   prosedur bersahabat pilihan pasien
Andrew hidayat bedah minimal invasif prosedur bersahabat pilihan pasien
 
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanita
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanitaAndrew hidayat memahami fase kehidupan wanita
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanita
 
Andrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidup
Andrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidupAndrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidup
Andrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidup
 
Andrew hidayat lebih sehat saat puasa
Andrew hidayat lebih sehat saat puasaAndrew hidayat lebih sehat saat puasa
Andrew hidayat lebih sehat saat puasa
 
Andrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehat
Andrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehatAndrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehat
Andrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehat
 
Andrew hidayat batu empedu diagnosa cermat dengan penanganan yang cepat
Andrew hidayat batu empedu   diagnosa cermat dengan penanganan yang cepatAndrew hidayat batu empedu   diagnosa cermat dengan penanganan yang cepat
Andrew hidayat batu empedu diagnosa cermat dengan penanganan yang cepat
 
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannya
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannyaAndrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannya
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannya
 
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegah
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegahAndrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegah
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegah
 
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyamanAndrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
 
Andrew hidayat menjadi lansia sehat
Andrew hidayat menjadi lansia sehatAndrew hidayat menjadi lansia sehat
Andrew hidayat menjadi lansia sehat
 

Recently uploaded

mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxIPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxrohiwanto
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfdrmdbriarren
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (16)

mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxIPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 

Andrew hidayat 122268-id-studi-komparasi-penggunaan-praktikum-dan

  • 1. STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN PRAKTIKUM DAN DEMONSTRASI PADA METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI ILMU ALAM SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Siti Latifah 1,* , Sugiharto 2 dan Agung Nugroho CS 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia 2 Dosen Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia  Keperluan korespondensi, HP : 085643803413, e-mail : sitilatifah312@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa metode problem solving dilengkapi praktikum lebih efektif dibanding metode problem solving dilengkapi demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa pada materi hidrolisis garam siswa kelas XI Ilmu Alam SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan penelitian “Randomize Control Group Pretest Posttest Design”. Penelitian ini menggunakan 3 kelas subjek yaitu 2 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Kelas eksperimen 1 dengan metode problem solving dilengkapi praktikum, kelas eksperimen 2 dengan metode problem solving dilengkapi demonstrasi dan kelas kontrol dengan metode ceramah. Teknik pengumpulan data prestasi belajar kognitif menggunakan tes objektif. Analisis data menggunakan uji t pihak kanan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode problem solving dilengkapi praktikum lebih efektif dibanding metode problem solving dilengkapi demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa pada materi hidrolisis garam. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t pihak kanan dimana thitung = 2,915 > ttabel = 1,67 dengan taraf signifikansi 5%. Kata kunci : problem solving, praktikum, demonstrasi. PENDAHULUAN Pemerintah telah memutuskan untuk mempercepat pencanangan Millenium Development Goals atau era pasar bebas, yang semula akan dicanangkan tahun 2020 dipercepat menjadi tahun 2015. Era pasar bebas atau era globalisasi merupakan era persaingan mutu atau kualitas, siapa yang berkualitas, dialah yang akan mampu mempertahankan eksistensinya. Oleh karena itu, pembangunan sumber daya manusia berkualitas merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat ditawar lagi [1]. Era globalisasi juga berdampak pada percepatan arus informasi yang menuntut semua bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strateginya agar sesuai kebutuhan dan tidak ketinggalan zaman. Salah satu bidang kehidupan tersebut adalah bidang pendidikan, dimana sistem pendidikan nasional harus senantiasa dikembangkan sesuai kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk memperbaiki sistem pendidikan agar selalu relevan dan kompetitif, salah satunya adalah dengan mengadakan perombakan dan pembaharuan kurikulum secara berkesinambungan. Kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi/KBK) dan tahun 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP) [2]. KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan atau sekolah 111Copyright © 2014 Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com
  • 2. [1]. KTSP bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan swadaya yang tersedia [1]. Prinsip dalam pengembangan KTSP adalah berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa dan lingkungannya. Dalam hal ini seorang guru dituntut untuk kreatif dalam memilih serta mengembangkan materi pembelajaran. Dalam pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat mata pelajaran kimia. Ilmu Kimia merupakan bagian dari sains yang khusus mengkaji tentang susunan, struktur, sifat, perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan tersebut [3]. Dalam kurikulum kimia SMA terdapat materi hidrolisis garam yang diajarkan di kelas XI Ilmu Alam semester genap. Pada hakekatnya, materi tersebut berisi konsep-konsep dan rumus perhitungan pH. Agar dapat memahami rumus perhitungan, siswa harus memahami konsep-konsep pada materi tersebut untuk kemudian diterapkan dalam menyelesaikan soal. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan metode pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk memahami konsep materi, bukan sekedar menghafalnya. Pemahaman konsep yang baik diharapkan akan memudahkan siswa dalam menerapkan konsep tersebut dalam menyelesaikan soal. Berdasarkan hasil survei data pada bulan Januari 2011 di SMA Al Islam 1 Surakarta diketahui bahwa nilai ulangan harian pada materi hidrolisis garam tahun pelajaran 2009/2010, terdapat 40% siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) dengan nilai KKM pelajaran kimia adalah 62. Rata-rata nilai ulangan harian pada materi tersebut untuk ketiga kelas XI Ilmu Alam adalah 63. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar materi hidrolisis garam sudah cukup baik jika dilihat dari nilai rata-rata kelas tetapi belum cukup memuaskan apabila dilihat masih ada sebagian siswa yang tidak tuntas, apalagi KKM mata pelajaran kimia untuk tahun pelajaran 2010/2011 saat ini dinaikkan menjadi 72. Hal tersebut menuntut guru kimia untuk mencari terobosan baru pada pembelajaran kimia. Selama ini, proses pembelajaran kimia di SMA Al Islam 1 Surakarta masih didominasi dengan metode ceramah. Proses pembelajaran yang demikian cenderung berpusat pada guru (teacher centered) dan siswa kurang ikut terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Kondisi pembelajaran tersebut diduga menyebabkan hasil yang dicapai siswa belum maksimal karena siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran dan mengembangkan potensinya. Para siswa juga kurang memahami konsep- konsep materi hidrolisis garam sehingga siswa menjadi kurang terampil dalam menerapkan konsep-konsep hidrolisis garam saat menyelesaikan soal. Selain itu, kurangnya pemanfaatan laboratorium kimia di sekolah tersebut juga diduga menyebabkan proses pembelajaran kimia menjadi kurang maksimal. Berdasarkan permasalahan di atas, perlu dilakukan perbaikan proses pembelajaran kimia, yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep dan menerapkan pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah. Salah satu metode yang dapat diterapkan yaitu metode problem solving atau metode pemecahan masalah. Pemecahan masalah merupakan tujuan kognitif pendidikan yang paling penting karena pemecahan masalah merupakan aktivitas belajar paling otentik dan relevan dalam melibatkan siswa didalamnya. Pengetahuan yang dibentuk berdasarkan pemecahan masalah lebih bisa dipahami, diingat dan lebih mudah ditransfer kepada orang lain. Saat memecahkan masalah, siswa harus berpikir kritis dan melakukan aktivitas belajar secara sadar sehingga semakin besar kemungkinan siswa untuk belajar dengan penuh arti dan penuh perhatian [4]. 112Copyright © 2014 JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Hal. 111-120
  • 3. Metode problem solving pada dasarnya adalah metode pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannya adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas. Untuk itu, kemampuan siswa dalam menguasai konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi serta insight (pemahaman yang mendalam) sangat diperlukan [5]. Materi hidrolisis garam merupakan salah satu materi pelajaran kimia yang didalamnya terdapat konsep- konsep yang harus dipahami oleh siswa, antara lain konsep asam, basa, garam, reaksi penggaraman, pH larutan, dan konsep hidrolisis. Konsep-konsep tersebut dapat dipahami siswa dengan melakukan aktivitas belajar. Salah satu aktivitas belajar yang dapat dilakukan berupa motor activities, misalnya melakukan percobaan (praktikum) atau demonstrasi. Dalam kegiatan belajar, segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, dan penyelidikan sendiri [6]. Dengan melakukan praktikum atau demonstrasi, siswa diharapkan dapat mengamati gejala- gejala yang terjadi, menganalisis serta menarik kesimpulan sehingga akan diperoleh konsep-konsep yang bukan sekedar bersifat hafalan. Untuk itu diperlukan suatu cara atau teknik pengajaran yang memungkinkan siswa untuk mengamati proses dan mengembangkan ketrampilan inkuiri untuk membangun pengetahuan mereka sendiri. Dalam praktikum, siswa bekerja secara langsung dengan bahan kimia dan peralatan kimia untuk membuat penemuan sendiri [7]. Selain itu, siswa dapat aktif melakukan percobaan secara langsung, mendapatkan gambaran yang konkrit tentang suatu peristiwa, mengamati prosesnya, menganalisis dan menyimpulkan hasil percobaannya [8]. Praktikum dapat memotivasi siswa karena mereka menemukan dan memahami hal-hal dalam praktikum dengan cara mereka sendiri [9]. Dengan demikian, siswa diharapkan akan lebih mudah untuk memahami konsep- konsep dalam materi pelajaran. Namun praktikum juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain memerlukan waktu yang lama, diperlukan peralatan praktikum dalam jumlah besar dan bahan kimia yang mahal, serta diperlukan perhatian yang lebih dari guru untuk dapat mengontrol semua siswa saat pelaksanaan praktikum agar perhatian siswa tetap fokus dan terarah pada praktikum. Selain itu, praktikum juga menuntut adanya persiapan setiap siswa, seperti mempelajari tujuan dan prosedur praktikum serta diperlukannya ketrampilan siswa dalam menggunakan alat/bahan dalam percobaan. Kelemahan yang terdapat dalam praktikum dapat diatasi antara lain dengan menggunakan demonstrasi. Demonstrasi merupakan suatu sarana untuk memperlihatkan suatu peristiwa atau proses tertentu kepada seluruh kelompok siswa [10]. Demonstrasi digunakan untuk menampilkan fenomena kimia dan untuk mengilustrasikan prinsip-prinsip kimia [7]. Pada demonstrasi, tiap percobaan tidak dilakukan oleh setiap siswa tetapi dilakukan oleh perwakilan beberapa orang siswa, dan siswa yang lain sebagai pengamat [8]. Dengan demikian, guru lebih dapat mengontrol jangka waktu yang diperlukan selama demonstrasi dan perhatian siswa juga akan lebih terfokus pada hal-hal yang penting. Demonstrasi ini diharapkan dapat mengurangi terjadinya kesalahan pemahaman bila dibandingkan dengan kegiatan mendengar ceramah saja atau membaca di dalam buku, karena siswa memperoleh gambaran yang jelas dari pengamatannya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa selain guru tetap dapat menghemat waktu dan biaya (untuk bahan-bahan kimia), demonstrasi juga memberikan dampak terhadap meningkatnya prestasi belajar siswa yang lebih baik daripada sekedar membaca buku [11]. Berdasarkan permasalahan di atas, dilakukan penelitian tentang 113Copyright © 2014 JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Hal. 111-120
  • 4. komparasi penggunaan praktikum dan demonstrasi pada metode problem solving terhadap prestasi belajar siswa pada materi hidrolisis garam siswa kelas XI Ilmu Alam semester genap SMA Al Islam 1 surakarta tahun pelajaran 2010/2011. METODE PENELITIAN Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan rancangan “Randomized Control Group Pretest Posttest Design” [12, 13]. Rancangan ini menggunakan 3 kelompok subjek. Kelompok 1 sebagai kelas eksperimen 1 diajar menggunakan metode problem solving dilengkapi praktikum, kelompok 2 sebagai kelas eksperimen 2 diajar menggunakan metode problem solving dilengkapi demonstrasi dan kelompok 3 sebagai kelas kontrol diajar menggunakan metode ceramah. Tabel rancangan penelitian ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Desain “Randomized Control Group Pretest Posttest Design” Kelas Pretest Pelakuan Posttest Eksperimen 1 T1 A1 T2 Eksperimen 2 T1 A2 T2 Kontrol T1 A3 T2 Keterangan: A1 : metode problem solving dilengkapi praktikum A2 : metode problem solving dilengkapi demonstrasi A3 : metode ceramah T1 : nilai pretest T2 : nilai posttest Teknik pengumpulan data prestasi belajar kognitif menggunakan tes objektif. Sebelum digunakan, instrumen kognitif ditelaah dan diujicobakan terlebih dahulu untuk menguji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal dan daya pembeda soal. Teknik analisis data menggunakan uji-t pihak kanan. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data prestasi belajar siswa berupa skor kemampuan kognitif pada materi hidrolisis garam. Data tersebut diperoleh dari siswa kelas XI Ilmu Alam SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011, yaitu 35 siswa kelas XI-A2 sebagai kelompok kelas eksperimen 1 (metode pembelajaran problem solving dilengkapi praktikum), 36 siswa kelas XI-A1 sebagai kelompok kelas eksperimen 2 (metode pembelajaran problem solving dilengkapi demonstrasi), dan 36 siswa kelas XI-A3 sebagai kelompok kelas kontrol (metode ceramah). Data prestasi belajar yang dianalisis adalah data selisih antara nilai posttest dan nilai pretest. Berikut deskripsi data penelitian mengenai prestasi belajar secara ringkas disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Rerata Prestasi Belajar Siswa Metode Pembelajaran Rerata Prestasi Belajar Siswa Problem solving - Praktikum 53,257 Problem solving - Demonstrasi 44,667 Ceramah 37,556 Gambaran yang lebih jelas mengenai perbandingan prestasi belajar siswa antara kelas problem solving dilengkapi praktikum, problem solving dilengkapi demonstrasi, dan kelas ceramah dapat dilihat pada histogram Gambar 1. Gambar 1 Histogram Prestasi Belajar Siswa Kelas Problem solving Dilengkapi Praktikum, Kelas Problem solving Dilengkapi Demonstrasi, dan Kelas Ceramah 0 2 4 6 8 10 12 14 24 33 42 51 60 69 78 3 2 1 12 13 2 2 5 4 13 6 6 2 0 9 9 10 6 2 0 0 F r e k u e n s i Nilai Tengah Problem Solving - Praktikum Problem Solving - Demonstrasi 114Copyright © 2014 JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Hal. 111-120
  • 5. Uji Prasyarat Analisis Sebelum melakukan analisis uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis. Uji yang digunakan adalah: Uji Keseimbangan Uji keseimbangan ini dalam penelitian menggunakan analisis variansi (anava) satu jalan dengan sel sama [14] terhadap nilai ulangan akhir semester ganjil mata pelajaran kimia siswa kelas XI Ilmu Alam tahun pelajaran 2010/2011, yang diasumsikan sebagai nilai kemampuan awal siswa pada mata pelajaran kimia. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa Fhitung = 0,278 < Ftabel = 3,07 sehingga H0 diterima. Kesimpulannya, tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata nilai ulangan akhir semester ganjil mata pelajaran kimia untuk ketiga kelas XI Ilmu Alam siswa SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011, sehingga dapat dinyatakan bahwa ketiga kelas mempunyai kemampuan kognitif awal yang seimbang. Uji Normalitas Uji Normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors [15] dan hasilnya dapat dilihat dalam Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4 tampak bahwa harga Lhitung < Ltabel sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel pada penelitian ini berdistribusi normal. Uji Homogenitas Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Bartlet [15] dengan taraf signifikasi 5% dan hasilnya dapat dilihat dalam Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai statistik uji χ2 hitung < χ2 tabel sehingga sampel pada penelitian ini berasal dari populasi yang homogen. Tabel 3. Rangkuman Hasil Analisis Variansi Satu Jalan Sumber JK dk RK Fhitung Fα Kesimpulan Kelas 329,389 2 164,6945 2,377 3,06 H0 diterima Galat 7275,278 105 69,288 - - - Total 7604,667 107 - - - - Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kelompok Lhitung Ltabel Kesimpulan Problem solving Dilengkapi Praktikum Pretest 0,102 0,150 Normal Posttest 0,114 0,150 Normal Prestasi Belajar 0,100 0,150 Normal Problem solving Dilengkapi Demonstrasi Pretest 0,118 0,148 Normal Posttest 0,120 0,148 Normal Prestasi Belajar 0,133 0,148 Normal Ceramah Pretest 0,130 0,148 Normal Posttest 0,125 0,148 Normal Prestasi Belajar 0,074 0,148 Normal Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Nilai χ2 hitung χ2 tabel Kesimpulan Pretest 0,924 5,991 Homogen Posttest 2,476 5,991 Homogen Prestasi Belajar 1,426 5,991 Homogen 115Copyright © 2014 JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Hal. 111-120
  • 6. Uji Hipotesis Pra Uji Hipotesis Setelah prasyarat analisis terpenuhi dan sebelum uji hipotesis, terlebih dahulu diuji kefektifan baik metode problem solving dilengkapi praktikum ataupun metode problem solving dilengkapi demonstrasi dibandingkan dengan metode ceramah. Pra uji hipotesis ini dilakukan menggunakan uji-t pihak kanan [15] dengan hasil seperti terangkum dalam Tabel 6 dan Tabel 7. Tabel 6. Hasil Uji-t Pihak Kanan Nilai Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Kontrol No Sampel Rerata Variansi thitung 1 Problem solving - Praktikum 53,257 158,844 5,733 2 Ceramah 37,556 108,14 Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa thitung = 5,733 > t0,95;69 = 1,67 sehingga Ho ditolak. Dengan demikian, nilai rerata prestasi belajar siswa pada materi hidrolisis garam yang diajar menggunakan metode problem solving dilengkapi praktikum lebih tinggi daripada nilai rerata prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan metode ceramah. Tabel 7. Hasil Uji-t Pihak Kanan Nilai Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen 2 dan Kelas Kontrol No Sampel Rerata Variansi thitung 1 Problem solving - Demonstrasi 44,667 149,486 2,658 2 Ceramah 37,556 108,14 Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa thitung = 2,658 > t0,95;70 = 1,67 sehingga Ho ditolak. Dengan demikian, nilai rerata prestasi belajar siswa pada materi hidrolisis garam yang diajar menggunakan metode problem solving dilengkapi demonstrasi lebih tinggi daripada nilai rerata prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan metode ceramah. Uji Hipotesis Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah metode problem solving dilengkapi praktikum lebih efektif dibanding metode problem solving dilengkapi demonstrasi. Uji hipotesis ini juga dilakukan menggunakan uji-t pihak kanan [15] dengan hasil seperti terangkum dalam Tabel 8. Tabel 8. Hasil Uji-t Pihak Kanan Nilai Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 No Sampel Rerata Variansi thitung 1 Problem solving - Praktikum 53,257 158,844 2,915 2 Problem solving - Demonstrasi 44,667 149,486 Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa thitung = 2,915 > t0,95;69 = 1,67 sehingga Ho ditolak. Dengan demikian, nilai rerata prestasi belajar siswa pada materi hidrolisis garam yang diajar menggunakan metode problem solving dilengkapi praktikum lebih tinggi daripada nilai rerata prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan metode problem solving dilengkapi demonstrasi. Berdasarkan ketiga hasil uji-t pihak kanan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa rerata prestasi belajar siswa kelas problem solving dilengkapi praktikum maupun rerata prestasi belajar siswa kelas problem solving 116Copyright © 2014 JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Hal. 111-120
  • 7. dilengkapi demonstrasi lebih tinggi daripada rerata prestasi belajar siswa kelas ceramah dan rerata prestasi belajar siswa kelas problem solving dilengkapi praktikum lebih tinggi daripada rerata prestasi belajar siswa kelas problem solving dilengkapi demonstrasi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa metode problem solving dilengkapi praktikum lebih efektif daripada metode problem solving dilengkapi demonstrasi, dan keduanya efektif diterapkan pada pembelajaran materi hidrolisis garam SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Pada penelitian ini, metode problem solving dilengkapi praktikum lebih efektif daripada metode problem solving dilengkapi demonstrasi pada pembelajaran kimia materi hidrolisis garam karena memiliki kelebihan. Pada proses pembelajaran dengan praktikum, setiap siswa diberi kesempatan untuk melakukan setiap percobaan secara sendiri-sendiri. Praktikum yang dilakukan adalah menguji sifat larutan garam menggunakan kertas lakmus. Dalam kegiatan praktikum ini, siswa mempelajari tentang hubungan antara sifat larutan garam dengan kekuatan asam basa pembentuknya yang merupakan konsep dasar pada materi hidrolisis garam. Setiap siswa mengamati secara langsung fakta-fakta dalam praktikum dan menganalisa hasil praktikum untuk menyimpulkan hasil praktikum. Pada pembelajaran dengan metode problem solving dilengkapi praktikum ini, siswa terlihat sangat antusias dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran, baik saat melakukan kegiatan praktikum maupun saat mengikuti diskusi kelas untuk mengambil kesimpulan bersama tentang hasil praktikum. Keterlibatan langsung setiap siswa dalam kegiatan praktikum inilah yang kemungkinan menjadikan siswa lebih mudah memahami konsep dasar materi hidrolisis garam. Penguasaan konsep dasar yang baik memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas dan soal dari guru sehingga rerata prestasi belajar siswa menjadi lebih baik. Berbeda dengan pembelajaran problem solving dilengkapi praktikum, pada proses pembelajaran problem solving dilengkapi demonstrasi, siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 3 kelompok siswa putri dan 2 kelompok siswa putra. Dari setiap kelompok tersebut dipilih salah satu siswa yang bertugas mendemonstrasikan praktikum pengujian sifat larutan garam. Sementara itu, siswa yang lain bertugas mengamati demonstrasi tersebut. Dalam kegiatan demonstrasi ini, siswa juga mempelajari tentang hubungan antara sifat larutan garam dengan kekuatan asam basa pembentuknya yang merupakan konsep dasar pada materi hidrolisis garam. Siswa yang melakukan demonstrasi terlihat antusias dalam melakukan demonstrasi; sedangkan siswa yang tidak melakukan demonstrasi terlihat ada yang benar- benar antusias memperhatikan demonstrasi tetapi ada juga sebagian siswa yang kurang memperhatikan. Siswa yang melakukan demonstrasi dan siswa yang benar-benar memperhatikan saat demonstrasi berlangsung terlihat aktif baik saat mengikuti kegiatan demonstrasi, menganalisa hasil praktikum dan saat diskusi untuk menyimpulkan hasil demonstrasi. Pada akhirnya siswa-siswa tersebut lebih mudah memahami konsep dasar materi hidrolisis garam. Sedangkan beberapa siswa yang kurang memperhatikan saat demonstrasi kadang terlihat mencontek beberapa data dan analisa demonstrasi siswa lain. Hal ini menjadikan siswa- siswa tersebut agak mengalami kendala atau kesulitan dalam memahami konsep dasar materi hidrolisis garam sehingga kemungkinan menyebabkan beberapa siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas atau soal-soal. Akibatnya rerata prestasi belajar siswa yang diajar dengan metode problem solving dilengkapi demonstrasi lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan metode problem solving dilengkapi praktikum. Pada penelitian ini juga diperoleh hasil bahwa baik metode problem solving dilengkapi praktikum maupun 117Copyright © 2014 JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Hal. 111-120
  • 8. metode problem solving dilengkapi demonstrasi keduanya efektif diterapkan pada pembelajaran kimia materi hidrolisis garam dibandingkan metode ceramah. Hal ini sejalur dengan penelitian Demircioğlu & Yadigaroğlu yang menyatakan bahwa praktikum dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep materi yang diajarkan daripada metode tradisional dengan ceramah [16]. Mereka menyatakan bahwa dalam pendidikan sains, praktikum sangat penting karena praktikum menyediakan kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan secara langsung [16]. Siswa yang diajar dengan praktikum menjadi lebih aktif daripada siswa yang diajar dengan metode tradisional ceramah. Dalam praktikum, siswa memiliki banyak pengalaman dalam mengukur, menafsirkan, menarik kesimpulan, dan membuat generalisasi, yang terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam meguasai konsep materi pelajaran. Dalam jurnalnya, mereka juga menyatakan telah banyak dilakukan penelitian tentang keefektifan praktikum pada pemahaman siswa terhadap konsep sains, antara lain penelitian oleh Lazarowitz & Tamir (1994), Hart et al. (2000) dan Özmen et al. (2009). Demircioğlu (2003) dan Özmen et al. (2009) menyatakan bahwa praktikum dapat membantu meningkatkan pemaaman konsep materi [16]. Selain itu, Markow & Lonning (1998) dan Hart et al. (2000) menyatakan bahwa praktikum memotivasi dan menarik bagi siswa [16]. Tezcan & Bilgin (2004) menemukan bahwa praktikum mempunyai kontribusi besar untuk mempelajari dan mengurangi kesalahpahaman dalam materi kelarutan [16]. Kozcu (2006) menyatakan bahwa praktikum mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap pencapaian prestasi akademik, tingkat memori dan kepekaan siswa daripada siswa yang diajar menggunakan metode tradisional [16]. Senada dengan praktikum, Venneman, et.al. menyatakan bahwa demonstrasi juga memberikan dampak terhadap meningkatnya prestasi belajar siswa yang lebih baik daripada sekedar membaca buku [11]. Demonstrasi bermanfaat untuk menampilkan fenomena kimia dan untuk mengilustrasikan prinsip-prinsip kimia [7]. Pada penelitian ini, pelaksanaan pembelajaran dengan metode problem solving dilengkapi praktikum maupun demonstrasi juga dilengkapi dengan sebuah LKS yang dirancang khusus. Pada bagian awal LKS ini berisi soal untuk mengingatkan siswa kembali tentang contoh larutan asam dan basa beserta jenisnya, reaksi penggaraman, kemudian panduan kegiatan praktikum dan demonstrasi, lembar diskusi kegiatan praktikum dan demonstrasi, dan contoh soal yang disertai langkah sistematis pemecahannya serta latihan soal. Dalam kegiatan pengerjaan soal, praktikum ataupun demonstrasi, dan diskusi, siswa diberikan kesempatan untuk menggali, memperoleh dan memahami konsep-konsep dalam materi hidrolisis garam dengan cara mereka sendiri. Saat mengerjakan soal di LKS, siswa berlatih untuk berpikir secara sistematis dalam menerapkan konsep yang telah dimiliki. Pada proses pembelajaran seperti ini, siswa diajak untuk terbiasa berpikir kritis dan melakukan aktivitas belajar secara sadar sehingga siswa dapat memahami konsep materi dan menerapkannya dalam menyelesaikan soal, bukan sekedar menghafalkan materi yang disampaikan guru. Sejalur dengan penelitian Adnyana bahwa pembelajaran dengan problem solving dapat meningkatkan aktivitas belajar, kompetensi kerja ilmiah, dan pemahaman konsep kimia [17]. Esensi dari pembelajaran problem solving adalah adanya reorientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa [17, 18]. Pembelajaran tersebut juga memberikan peluang pemberdayaan potensi berpikir siswa dalam aktivitas- aktivitas pemecahan masalah dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran kimia, sehingga mampu menumbuhkembangkan 118Copyright © 2014 JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Hal. 111-120
  • 9. kompetensi kerja ilmiah dan kompetensi pemahaman konsep siswa [17]. Tanrere juga menyatakan bahwa pembelajaran problem solving dapat meningkatkan kualitas pembelajaran kimia dan mendorong siswa untuk meningkatkan motivasi, aktivitas, kreativitas, reasoning, dan kerja sama dengan siswa lain [18]. Lutfi (2003) dalam Tanrere mengungkapkan bahwa hal ini sejalur dengan teori pembelajaran menurut kerucut Dale bahwa pembelajaran yang membuat siswa aktif berpartisipasi seperti dalam diskusi, bercerita, presentasi, pengalaman menirukan dan melakukan suatu kegiatan yang nyata dapat menstimulasi siswa untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebesar 70%-90% dibanding dengan siswa yang pasif dalam pembelajaran dengan kecenderungan untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari hanya sebesar 50% [18]. Ia juga mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran sains, cara terbaik bagi para siswa dalam belajar sains adalah dengan memberikan mereka permasalahan-permasalahan yang menantang dan memaksa pikiran mereka, dengan tujuan merangsang kebiasaan untuk berpikir dan melakukan aksi yang berkaitan dengan pemecahan masalah [18]. Berbeda dengan pembelajaran pada kelas eksperimen, pembelajaran di kelas kontrol lebih didominasi dengan metode ceramah. Guru menyampaikan materi hidrolisis garam di depan kelas sedangkan siswa bertugas mendengarkan dan mencatat hal yang diperlukan. Bagi siswa yang mempunyai daya tahan mendengarkan terbatas, siswa akan merasa bosan dan terpecah perhatiannya sehingga tidak konsentrasi lagi memperhatikan penjelasan dari guru. Kadang terlihat juga ada beberapa siswa yang mengantuk. Setelah selesai menjelaskan materi, guru memberikan contoh soal dan memberikan latihan soal. Setelah itu, guru menunjuk beberapa siswa untuk menuliskan hasil pekerjaanya di papan tulis. Pada kegiatan inilah ada beberapa siswa yang menanyakan hal yang belum dipahami. Suasana belajar yang demikian menjadikan siswa kurang antusias untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Selain itu, tidak banyak siswa yang memiliki keberanian untuk bertanya kepada guru. Kondisi seperti ini menyebabkan siswa agak kesulitan memahami konsep materi sehingga kurang lancar dalam mengerjakan soal. Hal ini yang kemungkinan menjadikan rerata prestasi belajar siswa pada kelas kontrol menjadi lebih rendah dibandingkan rerata prestasi belajar siswa pada kedua kelas eksperimen. Agar metode ceramah tidak terkesan monoton dan membosankan, beberapa kelemahan pada pembelajaran kelas kontrol tersebut di atas dapat diatasi dengan beberapa cara antara lain saat siwa mengantuk, guru dapat memberikan selingan motivasi tentang kehidupan, menceritakan pengalaman pribadi atau orang lain yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, atau guru bisa mencairkan suasana dengan humor sebentar agar siswa tidak mengantuk lagi. Ketika siswa menjadi kurang antusias terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung, guru bisa lebih interaktif dengan siswa dengan memberikan pertanyaan terkait dengan materi dan memberikan reward berupa nilai/poin tambahan bagi siswa yang bisa menjawab. Saat suasana kelas menjadi sepi dan pembelajaran hanya berlangsung satu arah dari guru, guru bisa menarik keberanian siswa untuk aktif bertanya dengan memberikan reward berupa nilai/poin tambahan bagi siswa yang mau bertanya. Dengan demikian diharapkan metode ceramah pun bisa meningkatkan prestasi belajar siswa seperti metode problem solving dilengkapi praktikum ataupun metode problem solving dilengkapi demonstrasi. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode problem solving dilengkapi praktikum lebih efektif daripada metode problem solving dilengkapi demonstrasi pada pembelajaran kimia materi hidrolisis garam. 119Copyright © 2014 JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Hal. 111-120
  • 10. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode problem solving dilengkapi praktikum lebih efektif dibanding metode problem solving dilengkapi demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa pada pembelajaran kimia materi hidrolisis garam. Hal ini dapat dilihat dari prestasi belajar siswa kelas problem solving dilengkapi praktikum yang lebih tinggi daripada prestasi belajar siswa kelas problem solving dilengkapi demonstrasi, yaitu 53,257 > 44,667. Hal tersebut didukung pula dengan hasil uji t pihak kanan dimana thitung = 2,915 > ttabel = 1,67. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dra. Sri Hari Triana, selaku Guru Mata Pelajaran Kimia SMA Al Islam 1 Surakarta. DAFTAR RUJUKAN [1] Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. [2] Hidayat, S. (2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. [3] Suyanti, R. D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu. [4] Jonassen, D. H. (2010). Research Issues in Problem Solving. New Educational Paradigm for Learning and Instruction. 29 September – 1 Oktober 2010. [5] Syah, M. (2005). Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. [6] Sardiman A. M. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. [7] Shakhashiri, B. Z. (2009). “Practical Work In Chemistry Education”. Keynote Address at the 42 IUPAC Congress Glasgow, Scotland. 5 Agustus 2009. [8] Arifin, M. (1995). Pengembangan Program Pengajaran Studi Kimia. Surabaya: Airlangga University Press. [9] Bílek, M. & Skalická, P. (2009). “Real, Virtual Laboratories together in General Chemistry Education: Starting Points for Research Project”. Journal of Information & Communication Technology in Natural Science Education: Problems of Education in the 21st Century, (16): 30 - 39. [10] Surakhmad, W. (2003). Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar : Dasar dan Teknik Metodologi Pengajara. (edisi kelima). Bandung: Tarsito. [11] Venneman, S. S., Westphal, R. M., & Perez, J. K. (2009). “Cheap But Not Too Dirty The Value of Chemistry Demonstrations in Teaching Neuronal Physiology to Psychology Majors”. European Journal of Social Sciences. 12(1). [12] Anonim. 1981. Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V: Buku IB Metodologi Penelitian. Jakarta: Depdikbud. [13] Sanjaya, W. (2013). Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur. (edisi pertama). Jakarta: Kencana Perdana Media Group. [14] Budiyono. (2004). Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press. [15] Sudjana. (2005). Metoda Statistika. (edisi keenam). Bandung: Tarsito. [16] Demircioğlu, G. & Yadigaroğlu, M. 2011. “The Effect of Laboratory Method on High School Students’ Understanding of the Reaction Rate”. Western Anatolia Journal of Educational Sciences (WAJES), Dokuz Eylul University Institute, Izmir, Turkey. ISSN 1308-8971:509- 516. [17] Adnyana, G. P. 2010. Meningkatkan Aktivitas Belajar, Kompetensi Kerja Ilmiah, dan Pemahaman Konsep Siswa Melalui Penerapan Model Problem solving pada Pembelajaran Kimia. [18] Tanrere, M. (2008). Environmental Problem solving in Learning Chemistry For High School Students. Jurnal of Applied Sciences in Environmental Sanitation, 3 (1): 47-50. 120Copyright © 2014 JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Hal. 111-120