Dokumen tersebut membahas ketentuan umum perpajakan di Indonesia. Mencakup pengertian wajib pajak, tahun pajak, masa pajak, pajak terhutang, NPWP, NPPKP, batas waktu penyetoran dan penyampaian SPT, mekanisme pembayaran pajak, SKP, STP, pemeriksaan pajak, penyidikan, keberatan dan banding, penagihan pajak, kewajiban dan hak wajib pajak, serta
Dokumen tersebut berisi penjelasan tentang hutang jangka panjang yang mencakup dua materi, yaitu hutang hipotek dan hutang obligasi. Pada materi hutang hipotek dijelaskan cara pencatatannya pada saat penerimaan pinjaman hipotek dan angsuran, sedangkan pada materi hutang obligasi dijelaskan istilah-istilah yang terkait dengan obligasi beserta contoh pencatatannya pada saat penerbitan obligasi.
Kebijakan dan sistem akuntansi pendapatanNadia Amelia
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan dan sistem akuntansi pendapatan. Terdiri dari definisi pendapatan, klasifikasi pendapatan berdasarkan sumbernya, pengakuan, pengukuran, akuntansi pendapatan di SKPD dan PPKD, serta prosedur dan penyajian pendapatan.
Dokumen tersebut membahas tentang Pajak Penghasilan Pasal 25. PPh Pasal 25 adalah angsuran pajak penghasilan yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak setiap bulan. Besarnya angsuran ditentukan berdasarkan pajak penghasilan tahun sebelumnya yang terutang setelah dikurangi kredit pajak dan dibagi 12 bulan. Wajib pajak akan dikenai sanksi jika terlambat membayar atau melaporkan angsuran PPh Pas
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi aset tetap pemerintah. Menguraikan definisi, klasifikasi, pengukuran, pengakuan, dan komponen biaya dari aset tetap seperti tanah, bangunan, peralatan dan mesin, serta konstruksi dalam pengerjaan. Juga membahas tentang penilaian kembali aset tetap yang umumnya tidak diperkenankan karena mengacu pada biaya perolehan.
Dokumen tersebut membahas ketentuan umum perpajakan di Indonesia. Mencakup pengertian wajib pajak, tahun pajak, masa pajak, pajak terhutang, NPWP, NPPKP, batas waktu penyetoran dan penyampaian SPT, mekanisme pembayaran pajak, SKP, STP, pemeriksaan pajak, penyidikan, keberatan dan banding, penagihan pajak, kewajiban dan hak wajib pajak, serta
Dokumen tersebut berisi penjelasan tentang hutang jangka panjang yang mencakup dua materi, yaitu hutang hipotek dan hutang obligasi. Pada materi hutang hipotek dijelaskan cara pencatatannya pada saat penerimaan pinjaman hipotek dan angsuran, sedangkan pada materi hutang obligasi dijelaskan istilah-istilah yang terkait dengan obligasi beserta contoh pencatatannya pada saat penerbitan obligasi.
Kebijakan dan sistem akuntansi pendapatanNadia Amelia
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan dan sistem akuntansi pendapatan. Terdiri dari definisi pendapatan, klasifikasi pendapatan berdasarkan sumbernya, pengakuan, pengukuran, akuntansi pendapatan di SKPD dan PPKD, serta prosedur dan penyajian pendapatan.
Dokumen tersebut membahas tentang Pajak Penghasilan Pasal 25. PPh Pasal 25 adalah angsuran pajak penghasilan yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak setiap bulan. Besarnya angsuran ditentukan berdasarkan pajak penghasilan tahun sebelumnya yang terutang setelah dikurangi kredit pajak dan dibagi 12 bulan. Wajib pajak akan dikenai sanksi jika terlambat membayar atau melaporkan angsuran PPh Pas
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi aset tetap pemerintah. Menguraikan definisi, klasifikasi, pengukuran, pengakuan, dan komponen biaya dari aset tetap seperti tanah, bangunan, peralatan dan mesin, serta konstruksi dalam pengerjaan. Juga membahas tentang penilaian kembali aset tetap yang umumnya tidak diperkenankan karena mengacu pada biaya perolehan.
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2DIANA LESTARI
Dokumen tersebut membahas tentang utang wesel jangka panjang, termasuk definisi wesel, jenis-jenis wesel (tidak berbunga dan berbunga), pengukuran dan pencatatan wesel, serta contoh soal terkait wesel.
1. Dokumen menjelaskan saat terutangnya pajak PPN menurut UU PPN dan peraturan terkait, termasuk pada saat penyerahan barang atau jasa, impor, ekspor, dan situasi khusus lainnya.
2. Prinsip dasar adalah pajak terutang pada saat penyerahan barang atau jasa, meskipun pembayaran belum diterima.
3. Terdapat pengecualian untuk situasi seperti pembayaran diterima dimuka,
Modul ini membahas sistem akuntansi pembiayaan pemerintah daerah. Pembiayaan terdiri atas penerimaan dan pengeluaran pembiayaan, yang mencakup pinjaman, obligasi, dan penyertaan modal. Penerimaan pembiayaan akan menambah saldo kas dan kewajiban, sedangkan pengeluaran pembiayaan akan mengurangi kas dan kewajiban atau menambah investasi. Pihak terkait meliputi fungsi akuntansi dan Bendahara Umum Daerah
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi perpajakan dan pembukuan dalam perspektif perpajakan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi akuntansi dan akuntansi perpajakan, ketentuan pembukuan menurut undang-undang perpajakan, serta perbedaan antara sistem kas dan sistem akrual dalam pembukuan.
Dokumen tersebut menjelaskan siklus akuntansi yang meliputi proses pemrosesan transaksi keuangan mulai dari penangkapan data transaksi, pencatatan ke jurnal, pemostingan ke buku besar, penyusunan neraca saldo, penyesuaian, hingga penyusunan laporan keuangan.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi piutang pemerintah daerah, termasuk definisi piutang, pengakuan, pengukuran, klasifikasi, penilaian kualitas piutang, dan sistem akuntansi piutang SKPD dan PPKD.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi aset tetap pemerintah daerah berbasis akrual. Menguraikan definisi, kriteria, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, cara perolehan, dan pengeluaran setelah perolehan aset tetap. Juga memberikan contoh-contoh pencatatan transaksi aset tetap dengan berbagai cara perolehan seperti pembelian, swakelola, pertukaran, hibah, dan gabungan.
Dokumen tersebut menjelaskan alur sistem perpajakan di Indonesia mulai dari pelaporan pajak, pembayaran pajak, pemeriksaan pajak hingga penyelesaian sengketa pajak. Terdapat beberapa tahapan yaitu pelaporan pajak melalui surat pemberitahuan (SPT), pembayaran pajak melalui setoran pajak (SSP), pemeriksaan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang menghasilkan
Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang diterbitkan oleh pengusaha kena pajak atas penyerahan barang kena pajak dan jasa kena pajak. Faktur Pajak harus memuat informasi tentang pengusaha kena pajak, pembeli, jenis barang atau jasa, dan pajak yang dipungut.
1. Dokumen tersebut membahas tentang PPN terkait penyerahan barang kena pajak dan jasa kena pajak baik di dalam negeri maupun impor, termasuk objek pajak, mekanisme perhitungan dan akuntansi PPN.
2. Terdapat penjelasan mengenai penyerahan barang dan jasa yang terutang PPN, serta yang tidak terutang PPN seperti penyerahan barang hasil produksi sendiri dan penyerahan aktiva.
3. Dokumen juga membah
Pasal 4 ayat (2) UU PPh mengatur tentang pajak yang bersifat final atas berbagai objek pajak seperti bunga deposito, obligasi, saham, dividen, sewa, jasa konstruksi, dan hadiah undian. PPh final dikenakan pada tarif tertentu dari nilai bruto transaksi dan menjadi kewajiban pihak pembayar untuk memotong dan menyetorkannya ke kas negara.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi perpajakan dan pembukuan dalam perspektif perpajakan di Indonesia.
2) Menguraikan definisi akuntansi dan akuntansi perpajakan serta ketentuan pembukuan menurut undang-undang perpajakan di Indonesia.
3) Membandingkan SPT tahunan PPh badan dengan laporan keuangan komersial dari beberapa aspek seperti pedoman penyusunan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang Pengantar Akuntansi Pemerintahan di Universitas Pakuan, mencakup dasar hukum, pengertian, sistem, karakteristik, peranan, dan perbandingan akuntansi pemerintahan dengan akuntansi swasta menurut Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dokumen tersebut merangkum tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat (SAPP) di Indonesia. SAPP adalah sistem yang terkomputerisasi untuk mencatat dan melaporkan transaksi keuangan pemerintah pusat. Tujuannya adalah menyediakan informasi keuangan yang akurat dan dapat dipercaya untuk perencanaan anggaran, pengelolaan aset, dan pertanggungjawaban keuangan. Laporan keuangan pemerintah
Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah pembayaran pajak yang harus dilakukan sendiri setiap bulan oleh Wajib Pajak berdasarkan perhitungan pajak tahun sebelumnya. Besaran angsuran dapat disesuaikan oleh Direktur Jenderal Pajak jika terjadi perubahan kondisi usaha atau kegiatan Wajib Pajak. Wajib Pajak baru akan dibebankan angsuran nihil, sedangkan terlambat membayar akan dikenai
Dokumen tersebut membahas ketentuan PPh Pasal 25 tentang penghitungan besarnya angsuran pajak dalam tahun berjalan berdasarkan PPh terutang tahun sebelumnya. Angsuran pajak dihitung dengan mengurangkan PPh terutang tahun lalu dengan pajak yang sudah dipotong/dibayar, lalu dibagi 12 bulan. Besaran angsuran dapat disesuaikan berdasarkan SKP atau keputusan Dirjen Pajak. Dokumen ini
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2DIANA LESTARI
Dokumen tersebut membahas tentang utang wesel jangka panjang, termasuk definisi wesel, jenis-jenis wesel (tidak berbunga dan berbunga), pengukuran dan pencatatan wesel, serta contoh soal terkait wesel.
1. Dokumen menjelaskan saat terutangnya pajak PPN menurut UU PPN dan peraturan terkait, termasuk pada saat penyerahan barang atau jasa, impor, ekspor, dan situasi khusus lainnya.
2. Prinsip dasar adalah pajak terutang pada saat penyerahan barang atau jasa, meskipun pembayaran belum diterima.
3. Terdapat pengecualian untuk situasi seperti pembayaran diterima dimuka,
Modul ini membahas sistem akuntansi pembiayaan pemerintah daerah. Pembiayaan terdiri atas penerimaan dan pengeluaran pembiayaan, yang mencakup pinjaman, obligasi, dan penyertaan modal. Penerimaan pembiayaan akan menambah saldo kas dan kewajiban, sedangkan pengeluaran pembiayaan akan mengurangi kas dan kewajiban atau menambah investasi. Pihak terkait meliputi fungsi akuntansi dan Bendahara Umum Daerah
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi perpajakan dan pembukuan dalam perspektif perpajakan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi akuntansi dan akuntansi perpajakan, ketentuan pembukuan menurut undang-undang perpajakan, serta perbedaan antara sistem kas dan sistem akrual dalam pembukuan.
Dokumen tersebut menjelaskan siklus akuntansi yang meliputi proses pemrosesan transaksi keuangan mulai dari penangkapan data transaksi, pencatatan ke jurnal, pemostingan ke buku besar, penyusunan neraca saldo, penyesuaian, hingga penyusunan laporan keuangan.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi piutang pemerintah daerah, termasuk definisi piutang, pengakuan, pengukuran, klasifikasi, penilaian kualitas piutang, dan sistem akuntansi piutang SKPD dan PPKD.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi aset tetap pemerintah daerah berbasis akrual. Menguraikan definisi, kriteria, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, cara perolehan, dan pengeluaran setelah perolehan aset tetap. Juga memberikan contoh-contoh pencatatan transaksi aset tetap dengan berbagai cara perolehan seperti pembelian, swakelola, pertukaran, hibah, dan gabungan.
Dokumen tersebut menjelaskan alur sistem perpajakan di Indonesia mulai dari pelaporan pajak, pembayaran pajak, pemeriksaan pajak hingga penyelesaian sengketa pajak. Terdapat beberapa tahapan yaitu pelaporan pajak melalui surat pemberitahuan (SPT), pembayaran pajak melalui setoran pajak (SSP), pemeriksaan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang menghasilkan
Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang diterbitkan oleh pengusaha kena pajak atas penyerahan barang kena pajak dan jasa kena pajak. Faktur Pajak harus memuat informasi tentang pengusaha kena pajak, pembeli, jenis barang atau jasa, dan pajak yang dipungut.
1. Dokumen tersebut membahas tentang PPN terkait penyerahan barang kena pajak dan jasa kena pajak baik di dalam negeri maupun impor, termasuk objek pajak, mekanisme perhitungan dan akuntansi PPN.
2. Terdapat penjelasan mengenai penyerahan barang dan jasa yang terutang PPN, serta yang tidak terutang PPN seperti penyerahan barang hasil produksi sendiri dan penyerahan aktiva.
3. Dokumen juga membah
Pasal 4 ayat (2) UU PPh mengatur tentang pajak yang bersifat final atas berbagai objek pajak seperti bunga deposito, obligasi, saham, dividen, sewa, jasa konstruksi, dan hadiah undian. PPh final dikenakan pada tarif tertentu dari nilai bruto transaksi dan menjadi kewajiban pihak pembayar untuk memotong dan menyetorkannya ke kas negara.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi perpajakan dan pembukuan dalam perspektif perpajakan di Indonesia.
2) Menguraikan definisi akuntansi dan akuntansi perpajakan serta ketentuan pembukuan menurut undang-undang perpajakan di Indonesia.
3) Membandingkan SPT tahunan PPh badan dengan laporan keuangan komersial dari beberapa aspek seperti pedoman penyusunan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang Pengantar Akuntansi Pemerintahan di Universitas Pakuan, mencakup dasar hukum, pengertian, sistem, karakteristik, peranan, dan perbandingan akuntansi pemerintahan dengan akuntansi swasta menurut Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dokumen tersebut merangkum tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat (SAPP) di Indonesia. SAPP adalah sistem yang terkomputerisasi untuk mencatat dan melaporkan transaksi keuangan pemerintah pusat. Tujuannya adalah menyediakan informasi keuangan yang akurat dan dapat dipercaya untuk perencanaan anggaran, pengelolaan aset, dan pertanggungjawaban keuangan. Laporan keuangan pemerintah
Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah pembayaran pajak yang harus dilakukan sendiri setiap bulan oleh Wajib Pajak berdasarkan perhitungan pajak tahun sebelumnya. Besaran angsuran dapat disesuaikan oleh Direktur Jenderal Pajak jika terjadi perubahan kondisi usaha atau kegiatan Wajib Pajak. Wajib Pajak baru akan dibebankan angsuran nihil, sedangkan terlambat membayar akan dikenai
Dokumen tersebut membahas ketentuan PPh Pasal 25 tentang penghitungan besarnya angsuran pajak dalam tahun berjalan berdasarkan PPh terutang tahun sebelumnya. Angsuran pajak dihitung dengan mengurangkan PPh terutang tahun lalu dengan pajak yang sudah dipotong/dibayar, lalu dibagi 12 bulan. Besaran angsuran dapat disesuaikan berdasarkan SKP atau keputusan Dirjen Pajak. Dokumen ini
PPh Pasal 25 adalah angsuran pajak penghasilan yang harus dibayar sendiri setiap bulan oleh wajib pajak. Besarnya dihitung berdasarkan pajak penghasilan tahun sebelumnya dikurangi pajak yang sudah dipotong atau dibayar, lalu dibagi 12 bulan. Terdapat penghitungan khusus untuk wajib pajak yang berhak kompensasi kerugian dimana besarnya angsuran mengikuti perhitungan tahun sebel
Dokumen tersebut membahas mengenai sistem perpajakan di Indonesia yang menerapkan self assessment dan berbagai aspek akuntansi pajak penghasilan seperti perhitungan PPh badan dan orang pribadi, pasal-pasal terkait PPh, serta contoh pencatatan transaksi pajak dalam bentuk ayat jurnal.
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun BerjalanBbe Mee
Dokumen tersebut membahas tentang pajak penghasilan pasal 25 yang merupakan angsuran pajak penghasilan yang harus dibayar sendiri setiap bulan oleh wajib pajak. Dokumen ini juga menjelaskan cara penghitungan besaran angsuran pajak penghasilan pasal 25 berdasarkan data SPT tahun sebelumnya dengan memperhitungkan kredit pajak dalam dan luar negeri. Selisih antara pajak terutang dan kredit pajak akan men
Perlakuan perpajakan terhadap tunjangan hari tuaDwi Utomo
1. Dokumen tersebut membahas perlakuan perpajakan terhadap uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, dan jaminan hari tua.
2. Terdapat dasar hukum dan peraturan terkait pemotongan pajak penghasilan pasal 21 atas penghasilan tersebut.
3. Terdapat penjelasan mengenai objek yang dikenakan pajak, dasar pengenaan pajak, dan tarif pemotongan pajaknya apakah
Sistem perpajakan di Indonesia menganut sistem self assesment. Dengan sistem tersebut Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung sendiri besarnya pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak. Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan.
Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup kepentingan pribadi individu seperti kepentingan rakyat, pendidikan kesejahteraan rakyat, kemakmuran rakyat dan sebagainya. Sehingga pajak merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan negara.
Pemungutan pajak yang dilakukan oleh pemerintah merupakan sumber terpenting dari penerimaan negara. Dan lagi penerimaan negara dari pajak dapat dijadikan indikator atas peran serta masyarakat sebagai subjek pajak dalam kontribusinya melakukan kewajiban perpajakan, karena pembayaran pajak yang dilakukan akan dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk tidak langsung dan berupa pengeluaran rutin serta pembangunan yang berguna bagi rakyat.
PPh Pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri.
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016, adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun yang sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subyek pajak dalam negeri.(Direktorat Jenderal Pajak, 2016)
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, adalah pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri dari pemberi kerja, bendahara pemerintah, dana pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pensiun, badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain, dan penyelenggara kegiatan.(Republik Indonesia, 2008)
Sistem Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang berlaku di Indonesia pada dasarnya menganut sistem self assessment, artinya Seseorang yang telah memenuhi syarat subjektif dan objektif sebagai wajib pajak, akan diberikan kepercayaan untuk melakukan penghitungan, pembayaran, dan pelaporan atas pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.
Pajak penghasilan termasuk jenis pajak subjektif, yaitu kewajiban pajaknya melekat pada subjek pajak yang bersangkutan, dimana kewajiban ini tidak dapat dilimpahkan kepada subjek lain.(Waskito, 2011)
Pajak penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilannya yang diterima atau diperolehnya dalam Tahun Pajak. Subjek pajak diartikan sebagai orang yang dituju oleh undang-undang untuk dikenakan pajak. (Waluyo, 2006)
PPh Pasal 25 mengatur tentang angsuran pajak penghasilan yang dibayar sendiri oleh wajib pajak selama tahun berjalan berdasarkan prinsip pay as you earn.
Dokumen tersebut membahas tentang Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 25 yang mengatur penghitungan angsuran pajak bulanan wajib pajak dan pengecualian fiskal luar negeri untuk beberapa kasus tertentu seperti pegawai negara, diplomat, dan mahasiswa asing. Dokumen ini juga menjelaskan perhitungan angsuran pajak untuk wajib pajak baru, perusahaan, dan pengusaha tertentu serta pengecualian fiskal l
Dokumen tersebut memberikan informasi transaksi PT Jayaprima selama masa Maret 2011 beserta pertanyaan terkait perhitungan, pelaporan, dan penyampaian SPT PPN perusahaan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian akuntansi pajak penghasilan pasal 21, perhitungan umum pajak penghasilan pasal 21, dan contoh kasus perhitungan pajak penghasilan pasal 21 untuk seorang karyawan. Dokumen ini memberikan panduan lengkap tentang bagaimana melakukan perhitungan dan pencatatan akuntansi untuk pemotongan dan pembayaran pajak penghasilan pasal 21.
Similar to 10- Pajak Penghasilan Pasal 25.ppt (20)
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
2. PENGERTIAN
PPh Pasal 25 merupakan angsuran PPh yang harus dibayar
sendiri oleh wajib pajak untuk setiap bulan dalam tahun
pajak berjalan
Dasar Hukum Pasal 25 UU No. 7 Tahun 1983 diubah
dengan UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
3. MENGHITUNG ANGSURAN BULANAN
Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh WP
sebesar Pajak Penghasilan yang terutang menurut Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu
dikurangi dengan:
a. Pajak Penghasilan yang dipotong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
dan Pasal 23
b. Pajak Penghasilan yang dipungut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
c. Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh
dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, dibagi 12 (dua belas)
atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
4. PERHITUNGAN ANGSURAN PPh Pasal 25 Bagi WAJIB PAJAK
OP
Besarnya angsuran PPh Pasal 25 th 2012 adalah:
PPh terutang tahun 2011 Rp. 30.000.000
Pengurangan:
PPh Ps 21 Rp. 5.000.000
PPh Ps 22 Rp. 2.000.000
PPh Ps 23 Rp. 2.000.000
PPh Ps 24 Rp. 3.000.000
Total Kredit Pajak Rp. 12.000.000
Dasar perhitungan PPh Ps 25 th 2012 Rp. 18.000.000
Besarnya PPh Ps 25 per bulan untuk tahun pajak 2012:
Rp. 18.000.000 / 12 bulan = Rp. 1.500.000,-
6. Menghitung Angsuran PPh untuk Bulan-bulan sebelum
Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan PPh
Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh WP untuk
bulan-bulan sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak
Penghasilan disampaikan sebelum batas waktu penyampaian SPT
Pajak Penghasilan sama dengan besarnya angsuran pajak untuk
bulan terakhir tahun pajak yang lalu.
Contoh:
Tuan Dias menyampaikan SPT PPh 2011 pada Maret 2012. Angsuran
PPh Desember 2011 adalah Rp 1.000.000. Maka, besarnya angsuran
PPh ps 25 untuk bulan Januari dan Februari 2012 masing-masing
adalah Rp 1.000.000.
7. Menghitung Angsuran PPh Pasal 25 Apabila dalam tahun Berjalan
Diterbitkan Surat Ketetapan Pajak untuk Tahun Pajak Yang Lalu
Apabila dalam tahun pajak berjalan diterbitkan surat ketetapan pajak
(SKP) untuk tahun pajak yang lalu, besarnya angsuran pajak dihitung
kembali berdasarkan SKP tersebut dan berlaku mulai bulan berikutnya
setelah bulan penerbitan SKP.
Contoh:
Berdasarkan SPT PPh 2016 yg disampaikan WP pada Februari 2017,
perhitungan besarnya angsuran pajak yang harus dibayar adalah
sebesar Rp1.500.000. Pada Juni 2017 diterbitkan SKPKB 2016 yg
menghasilkan besarnya angsuran pajak mulai bulan Juli 2017 Rp
2.000.000/bulan.
Penetapan besarnya pajak berdasarkan SKP tsb bisa sama, lebih besar
atau lebih kecil dari angsuran pajak sebelumnya berdasarkan SPT.
8. PPh Pasal 25 Dalam Hal-hal tertentu
Dirjen Pajak berwenang untuk menetapkan penghitungan besarnya
angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan dalam hal-hal tertentu,
sebagai berikut :
o Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian
o Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur
o SPT PPh tahun yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu yang
ditentukan
o WP diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT PPh
o WP membetulkan sendiri SPT PPh yang mengakibatkan angsuran
bulanan lebih besar dari angsuran bulanan sebelum pembetulan
o Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan WP.
9. Wajib Pajak Berhak atas Kompensasi Kerugian
Jika WP berhak atas kompensasi kerugian, besarnya angsuran
PPh Pasal 25 sama dengan PPh yang dihitung atas dasar
penghitungan PPh dikurangi dengan PPh yang dipotong/dipungut
di luar negeri yang boleh dikreditkan sesuai ketentuan Pasal 21,
22,23,24 UU PPh, kemudian dibagi 12 atau banyakanya bulan
dalam tahun pajak.
10. Contoh
Penghasilan kena pajak PT Putra Jaya th 2016 Rp 700.000.000. Sisa kerugian th lalu yg
masih dpt dikompensasikan Rp 800.000.000 Sisa kerugian yg belum dikompensasikan
th 2016 Rp 100.000.000
Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 25 tahun 2017 :
Penghasilan kena pajak th 2016 Rp 700.000.000
Sisa kerugian yg blm dikompensasi th 2016 Rp 100.000.000 (-)
Penghasilan yg dipakai sbg dasar penghitungan Rp 600.000.000
angsuran PPh Ps 25
PPh Terutang (UU 36/2008) :
25% x Rp 600.000.000 = Rp 150.000.000
Angsuran PPh 25 per bulan th 2012 :
1/12 x Rp 150.000.000 = Rp 12.500.000
11. PPh 25 Atas Penghasilan Tidak
Teratur
Jika WP memperoleh penghasilan tidak teratur maka besarnya angsuran
PPh Pasal 25 adalah sama dengan PPh yang dihitung dengan dasar
penghitungan PPh dikurangi dengan PPh yang dipotong/dipungut di luar
negeri yang boleh dikreditkan sesuai ketentuan Pasal 21, 22, 23 dan Pasal
24.
12. Contoh
Pada 2016 PT A memperoleh penghasilan bruto Rp 14.800.000.000
Penghasilan neto yang bersifat teratur dari usaha dagang Rp
148.000.000 (PKP)
Sedangkan penghasilan tidak teratur dari menyewakan mobil selama
tahun 2016 sebesar Rp 72.000.000.
Maka Penghasilan yg dipakai sbg dasar penghitungan PPh Pasal 25
pada tahun 2017 PT A adalah hanya dari penghasilan teratur saja.
PT A telah dipungut PPh Pasal 22 oleh pihak lain sebesar Rp 2.900.00
Sehingga angsuran PPh Pasal 25 untuk th 2017 ?
13. Penghasilan neto (teratur) Rp 148.000.000
Tidak asa sisa kerugian yang bisa dikompensasi sehingga besarnya PKP adalah Rp 148.000000
Penghasilan kena pajak memperoleh fasilitas :
(Rp 4.800.000.000/ Rp 14.800.000) = Rp 48.000.000
Penghasilan kena pajak yang tidak memperoleh fasilitas :
Rp 148.000.000 – Rp 48.000.000 = Rp 100.000.000
PPh yang terutang :
50% x 25% x Rp 48.000.000 Rp 6.000.000
25% x Rp 100.000.000 Rp 25.000.000
Rp 31.000.000
Kredit pajak/pengurangan:
- PPh pasal 22 Rp 2.900.000 (-)
Dasar penghitunga angsuran Rp 28.100.000
Angsuran bulanan PPh Pasal 25 tahun 2017 :
Rp 28.000.000/12 = Rp 2.341.667
14. PPh 25 atas SPT terlambat / Perpanjangan SPT
/ Pembetulan SPT
hak yang diberikan untuk melaporkan SPT PPh di atas tiga bulan
setelah akhir tahun pajak (31 Maret tahun berjalan), dengan
prasyarat melaporkan penghitungan sementara penghasilan saat
mengajukan permohonan.
Untuk bulan-bulan setelah WP menyampaikan SPT Tahunan PPh,
besarnya angsuran PPh Pasal 25 dihitung berdasarkan SPT tahunan
tersebut.
15. Contoh
PT anandam menyampaikan permohonan perpanjangan waktu
penyampaian SPT Tahunan PPh Tahun pajak 2016 pada tanggal 10 Jan
2017, dengan melampirkan penghitungan sementara sebagai berikut :
PPh yang terutang th 2016 sebesar Rp 100.000.000
PPh Pasal 22, 23, 24 th 2016 yang dapat dikreditkan sebesar Rp
42.500.000
Izin perpanjangan wwaktu penyampaian SPT Tahunan PPh
diberikan samapa dengan 30 Juni 2017
PPh pasal 25 Desember 2016 sebesar Rp 4.000.000
SPT Tahunan PPh tahun pajak 2016 disampaiakan juni 2017, dnegan
data sebagai berikut :
PPh yang terutang Rp 125.000.000
PPh pasal 21,22,23 dan 24 yang dapat dikreditkan sebesar
42.500.000
16. Besarnya angsuran PPh Pasal 25 dalam th 2017 :
Angsuran pph pasal 25 bulan ajn-maret 2017 sebesar Rp 4.000.000
Angsuran pph pasal 25 bulan april sampai mei 2017 dihitung berdasarkan
SPT Tahunan PPh tahun pajak 2016 (perhitungan sementara), yaitu :
PPh terutang Rp 100.000.000
Kredit pajak yang diperolehkan (Pasal 22,23,24) Rp 42.500.000 (-)
Dasar penghitungan angsuran Rp 57.500.000
Angsuran PPh pasal 25 untuk bulan April sampai dengan Mei 2017 :
Rp 57.500.00/12 Rp 4.791.667
Angsuran PPh Pasal 25 untuk bulan April samapi dnegan Des 2017 dihitung
berdasarkan SPT Tahunan tahun pajak 2016 (perhitungan sementara), yaitu :
17. PPh terutang Rp 125.000.000
Kredit pajak yang diperolehkan (Pasal 22,23,24) Rp 42.500.000 (-)
Dasar penghitungan angsuran Rp 82.500.000
Angsuran PPh pasal 25 bulan April sampai dengan Des 2017 :
Rp 82.500.000/12 Rp 6.875.000
PPh pasal 25 untuk bulan april sampai mei 2017 yang telah disetor sebesar
Rp 4.791.667 sebulan, padahal yang seharusnya sebesar Rp 6.875.000
sehingga terdapat kekurangan sebesar Rp 2.083.333 setiap bulan untuk
bulan april sampai mei 2017. jumlah tersebut harus disetor da teruntang
bunga sebagai berikut :
untuk masa april 2017, terutang bunga 2% per bulan dihitung sejak 16
meni 2017 samoai dengan tanggal penyetoran
Untuk masa mei 2017, terutang bunga 2% per bulan dihitung sejak 16
juni 2017 sampai dengan tanggal penyetoran
18. WP Membetulkan sendiri SPT Tahunan PPh yang
mengakibatkan angsuran bulanan lebih besar daripada
angsuran bulanan sebelum pembetulan
Jika nilai [Z] > [ Y], maka WP diwajibkan menyetorkan kekurangan pembayaran untuk
setiap masa (bulan) pajak yang termasuk di kurun [Periode B].
Kekurangan pembayaran = [Z] – [Y]
Jika tanggal penyetoran kekurangan pembayaran untuk setiap masa (bulan) pajak
melewati tanggal 16 bulan berikutnya, maka WP akan dibebani bunga.
Bunga = (Z)-(Y) x 20% x Masa keterlambatan
•Bunga = ([Z] – [Y]) x 2% *xMasa Keterlambatan
Masa keterlambatan adalah selisih antara tanggal penyetoran kekurangan
pembayaran dengan tanggal 16 bulan berikut setelah masa pajak.
Jika nilai [Z] < [ Y], maka kelebihan pembayaran dapat diperhitungkan untuk
masa pajak berikutnya.
19. Perubahan Keadaan Usaha atau Kegiatan WP
19
Peningkatan usaha adalah ketika
diperkirakan terjadi peningkatan PPh
terutang menjadi lebih tinggi dari 150%
dari dasar pengenaan PPh 25.
Penurunan usaha adalah jika selama 3
bulan atau lebih WP dapat menunjukkan
bahwa PPh terutang untuk tahun pajak
tersebut menjadi lebih rendah dari 75%
dari dasar pengenaan PPh 25.
150
%
75
%
20. Contoh
PT Trendy yang juga bergerak di bidang konveksi dalam tahun 2017
membayar angsuran bulanan sebesar Rp. 18.000.000 Mulai Mei 2017
PT Trendy mengalami peningkatan penjualan yang sangat besar dan
diperkirakan PKP-nya akan lebih besar dibanding th sebelumnya. Oleh
karena itu, berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak mulai Agustus 2017
dapat disesuaikan menjadi lebih besar daripada Rp 18.000.000
21. WP Bank dan Sewa dengan
Hak Opsi
21
PPh dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas laba rugi fiskal
menurut laporan keuangan triwulan terakhir yang disetahunkan,
dikurangi kredit PPh 24, selanjutnya dibagi 12.
Jika terdapat WP bank atau sewa dengan hak opsi baru, maka angsuran
tiap bulan selama triwulan pertama adalah:
Jumlah PPh yang dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas
penerimaan laba rugi fiskal triwulan pertama yang disetahunkan
kemudian dibagi 12.
Wajib Pajak Bank dan Sewa dengan Hak Opsi
22. WP BUMN dan BUMD
22
Ditetapkan berdasar kewenangan
Menkeu
PPh dihitung berdasarkan tarif umum
atas laba rugi fiskal menurut RKAP
dikurangi kredit pajak, kemudian dibagi
12.
Jika RKAP belum disahkan, angsuran
sama dengan angsuran bulan terakhir
tahun pajak sebelumnya.
23. WP OP Pengusaha Tertentu (WPOPPT)
23
Merupakan WP yang melakukan kegiatan usaha bidang
perdagangan, memiliki lebih dari 1 tempat usaha atau
tempat usaha berbeda dengan domisili.
Angsuran PPh 25 adalah 0.75% dari peredaran bruto tiap
bulan di tiap – tiap tempat usaha.
Definisi WPOPPT
Penghitungan Angsuran PPh 25
24. SOAL OP
Tuan Hakim (K/1), penghasilan tahun 2017 adalah sebagai berikut :
Penghasilan neto = 546.000.000
- PTKP K/1 = 63.000.000
- PKP = 483.000.000
- KREDIT PAJAK
PPh Pasal 21 = 28.500.000
PPh Pasal 22 = 250.000