1. Penyuluhan bagi Remaja Calon Pengantin di Desa Sebamban Lama 12 Des 23.pdf
1. PENYULUHAN
BAGI REMAJA CALON PENGANTIN (CATIN)
KEMENTERIAN AGAMA
KANTOR URUSAN AGAMA
KECAMATAN SUNGAI LOBAN
******************************
MISRA, S.Pd.I.,M.M.
Kepala KUA Kec. Sungai Loban
NIP. 197603101998031001
Telp dan WA : 085248125220
2. PERKAWINAN
Pengertian Pernikahan
Nikah menurut pengertian lughoh adalah
االجتماع الضم
Artinya : “Berkumpul menjadi satu”
Sedangkan menurut istilah adalah
دْ
قَ
ع
نَّ
مَ
ضَتَي
َةَ
حَ
َبِإ
ءْ
طَ
و
ِب
ِ
ِْ
ََْل
احَ
كْنِإ
ْ
َوأ
َت
يجِ
وْ
ز
Artinya : “Suatu akad (perjanjian) yang membolehkan
persetubuhan dengan menggunakan lafazh nikah atau
kawin”
3. Menurut Undang-Undang No.1 tahun 1974 tentang
Perkawinan tersebut dalam :
PASAL 1 sebagai berikut: "Perkawinan ialah ikatan
lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa."
PASAL 2 Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan
menurut hukum masing-masing agama dan
kepercayaannya itu.
Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4. (1). Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974
pasal 7 ayat 1 menyatakan bahwa pernikahan hanya diizinkan jika pihak
pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai
umur 16 tahun. Apabila masih di bawah umur tersebut, maka dinamakan
pernikahan dini.
(2). Menurut UU RI Nomor 16 Tahun 2019
- Pasal 7 ayat (1) : menyatakan bahwa perkawinan hanya diizinkan
apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19 ( Sembilan belas )
tahun.
- Pasal 7 ayat (2) : dalam hal terjadi penyimpangan terhadap ketentuan
umur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas, orang tua pihak pria
dan / atau orang tua pihak wanita dapat meminta dispensasi kepada
Pengadilan dengan alasan sangat mendesak disertai bukti-bukti
pendukung yang cukup
5. DASAR PERKWINAN
Dalam Islam dasar perkawinan adalah:
Melaksanakan Sunnatullah sebagaimana tersebut dalam Alquran
اْ
وحِكْناَ
و
ىَ
مَ
ََيألا
ْ
مكْنِ
م
َْ
يِِ
اِلَّ
الصَ
و
ِ
م
ْ
ن
ْ
مكِ
ادَبِع
ْ
مكِائَ
مِإَ
و
Artinya : Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu
dan orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang
laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan,......
Melaksanakan sunnah rasul sebagaimana tersebut dalam hadits nabi:
احَ
كِلنَا
ِْ
َّتنس
ْ
نَ
مَف
َ
بِغَ
ر
ْ
نَع
ِْ
َّتنس
َ
سْيََلَف
ِْ
نِ
م
Artinya : Nikah itu adalah sunnahku, maka barang siapa yang tidak
suka dengan sunnahku maka dia bukan golonganku.
6. TUJUAN PERNIKAHAN
Pertama, tujuan pokok perkawinan dalam Islam adalah
untuk mewujudkan keluarga sakinah sebagaimana
difirmankan Allah dalam Al-Qur’an:
ْ
نِ
مَ
و
ِ
هِتَ
آَي
ْ
نَأ
َ
قََلَ
خ
ْ
مكَل
ْ
نِ
م
كِ
سْْنَأ
ْ
م
اً
اجَ
وْ
زَأ
اونكْ
سَتِل
اَ
هْيَلِإ
َ
و
َ
لَعَ
ج
ْ
مكَنْيَب
ًةَّ
دَ
وَ
م
ًةَْ
ْحَ
رَ
و
ۚ
َّ
نِإ
ِ
ف
َ
كِلََٰذ
تَ
َي َ
َل
ِل
مْ
وَ
ق
َ
نورَّ
كَ
َْتَي
Artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya
kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir”.(ar-Rum ayat 21)
7. kedua adalah untuk menenangkan pandangan mata dan menjaga kehormatan diri,
sebagaimana dinyatakan dalam hadits:
ْ
نَ
ع
ِ
دْبَ
ع
ِ
للا
ِ
نْب
دْ
وعْ
سَ
م
َ
ىِ
ضَ
ر
للا
هْنَ
ع
َ
الَق
:
َ
الَق
اَنَل
ْ
وسَ
ر
ل
ِ
للا
ىََّلَ
ص
للا
ِ
هْيََلَ
ع
َ
مََّلَ
سَ
و
:
َ
َي
َ
رَ
شْعَ
م
َبَّ
الش
ِ
اب
ِ
نَ
م
َ
اعَطَتْ
اس
مكْنِ
م
ْلا
َةَآءَب
،ْ
جَّ
وَ
زَتَيَْلَف
هَّنِ
إَف
ضَ
غَأ
،ِ
رَ
صَبَْلِل
نَ
صْ
حَأَ
و
ِل
،ِ
جْ
رَ
َْْل
ْ
نَ
مَ
و
َْ
ل
ْ
عِ
طَتْ
سَي
ِ
هْيََلَ
عَف
،ِ
مْ
وَّ
لصِ
َب
هَّنِ
إَف
هَل
آءَ
جِ
و
.
(
متْق
عَليه
)
Artinya: “Dari Abdullah bin Mas’ud r.a dia berkata: Rasulullah SAW bersabda kepada
kami, “Wahai kaum muda, siapa di antara kalian yang telah mampu (mempunyai
biaya pernikahan) hendaklah ia menikah. Sesungguhnya pernikahan lebih bisa
menjaga pandangan dan memelihara kemaluan. Siapa yang tidak mampu (tidak
memilikinya) maka hendaklah ia berpuasa. Sesungguhnya puasa merupakan perisai
baginya.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)
8. Selain itu perkawinan dalam Islam adalah bertujuan
untuk mendapatkan keturunan yang sah serta sehat
jasmani, rohani dan sosial, mempererat dan
memperluas hubungan kekeluargaan serta membangun
hari depan individu, keluarga dan masyarakat yang
lebih baik.
SYARAT, RUKUN DAN LARANGAN PERKAWINAN
Dalam Undang-undang Perkawinan disebutkan bahwa
Perkawinan dinyatakan sah apabila dilakukan menurut hukum
agama dan kepercayaan, di samping itu perkawinan harus
dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku
sebagaimana disebutkan pada pasal 2.
9. Kemudian pada Bab. 2 tentang Syarat-syarat perkawinan,
pasal 6, antara lain :
Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai
Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur
21 (dua puluh satu) tahun harus mendapat izin kedua orang tua
Dalam hal salah seorang dari kedua orang tua telah meninggal dunia
atau dalam keadaan tidak mampu menyatakan kehendaknya, maka
izin dimaksud dalam ayat (2) pasal ini cukup diperoleh dari orang tua
yang masih hidup atau dari orang tua yang mampu menyatakan
kehendaknya.
Dalam hal kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan
tidak mampu untuk menyatakan kehendaknya maka izin diperoleh dari
wali, orang yang memelihara atau keluarga yang mempunyai hubungan
darah dalam garis keturunan lurus keatas selama mereka masih hidup
dan dalam keadaan dapat menyatakan kehendaknya.
10. Dalam Islam, syarat, rukun dan larangan
nikah adalah:
SYARAT
Bagi calon mempelai pria,
syaratnya
Beragama Islam
Laki-laki
Jelas orangnya
cakap bertindak hukum untuk
hidup berumah tangga
Tidak terdapat halangan
perkawinan
SYARAT
Bagi calon mempelai wanita,
syaratnya
Beragama Islam
Perempuan
Jelas orangnya
Dapat diminati persetujuannya
Tidak terdapat halangan
perkawinan
11. Dalam Islam, syarat, rukun dan larangan
nikah adalah:
SYARAT
Bagi wali calon mempelai
wanita:
Laki-laki
Beragama Islam
Mempunyai hak atas
perwaliannya
Tidak terdapat halangan menjadi
wali
SYARAT
Bagi Saksi, syaratnya :
Dua orang laki-laki
Beragama Islam
Sudah dewasa
Hadir dalam upacara akad
perkawinan
Dapat mengerti maksud akad
perkawinan
12. Dalam Islam, syarat, rukun dan larangan nikah
adalah :
SYARAT
Bagi akad nikah, syaratnya :
Adanya Ijab (penyerahan) dari wali mempelai
perempuan
adanya kabul (penerimaan) dari calon suami
ijab harus menggunakan kata-kata nikah atau
yang searti dengannya, seperti kawin. Antara ijab
dan qabul masih dalam satu majelis Orang yang
ber ijab qabul tidak sedang dalam ihram
13. RUKUN
Rukun nikah yaitu adanya :
Calon mempelai pria
Calon mempelai wanita
Wali dari calon mempelai wanita
Dua orang saksi (laki-laki)
ijab dan qabul yaitu ucapan penyerahan calon mempelai wanita dari
wali atau wakilnya dari calon mempelai dan ucapan penerimaan
pernikahan dari calon mempelai pria atau wakilnya.
14. LARANGAN NIKAH
Seorang pria dilarang menikah dengan seorang wanita dalam arti
apabila terjadi hal tersebut, maka nikahnya batal
Karena hubungan muhrim antara pria dan wanita, disebabkan :
Kerabat dekat, seperti saudara seibu sebapak, atau seibu atau
sebapak, paman, bibi, keponakan
Hubungan susuan
Hubungan persemendaan, seperti mertua, adik atau kakak atau bibi
dari istri
Tidak terpenuhinya rukun nikah
Terjadinya murtad bagi yang beragama Islam
15. KUALITAS PERKAWINAN
Pembentukan keluarga dimulai sejak perkawinan
Oleh karena itu untuk membina keluarga yang berkualitas yaitu
keluarga bahagia sejahtera (keluarga sakinah) harus diawali
dengan adanya perkawinan yang berkualitas.
Perkawinan yang berkualitas adalah perkawinan yang memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
Perkawinan yang didasari dengan niat ibadah yang pilihannya
sesuai dengan petunjuk Allah dan Sunnah Rasul, perkawinan
berdasarkan hadits Nabi:
17. Perkawinan yang dilaksanakan oleh orang yang benar-benar
telah berkemampuan (istithoah) yaitu
Kemampuan fisik/jasmani yang ideal apabila wanita telah berusia 20
tahun, sedangkan bagi laki-laki dianjurkan kalau sudah mencapai usia 25
tahun sesuai dengan sunnah nabi. Secara medis usia reproduksi sehat
bagi wanita untuk melahirkan antara umur 20 - 30 tahun.
Kemampuan mental, yaitu seseorang yang telah mencapai kedewasaan
rohani dan telah mampu menghadapi dan memecahkan masalah
kehidupannya secara mandiri.
Kemampuan ekonomi, yaitu apabila telah memiliki sumber penghasilan
untuk membiayai kehidupan keluarganya.
18. Syarat mendaftar Nikah / Kawin di KUA Kec. Sungai Loban
1. Pastikan usia catin 19 tahun baik pria ataupun wanita.
2. Data di AKTA,KTP,KK,IJAZAH jangan ada yg berbeda, baik nama, Tempat, Tgl, Bln dan Tahun Lahir.
3. Mendaftar nikah di KUA minimal 10 (sepuluh) hari kerja, sebelum hari pelaksanaan Aqad Nikahnya.
4. Minta surat pengantar kehendak nikah dari desa masing masing.
5. Copy AKTA LAHIR, KTP, KK, IJAZAH dan AKTA CERAI ASLI (bagi Duda/janda yg cerai hidup putusan dari PA,
Bagi Duda/janda cerai mati surat kematian yg dikeluarkan Disdukcapil(suami/isteri).
6. Copy KTP kedua orang Tua, atau Copy KTP, KK Wali nikah bagi Wanita.
8. Copy KTP 2 orang saksi ( misal, 1 orang dari pihak Laki-laki dan 1 orang dari pihak wanita )
9. Pas photo berwarna, latar belakang biru, ukuran 2x3=3 lembar, 3x4=2 lembar, 4x6=1 lembar.
10. Surat Kesehatan atau suntik TT dari Puskesmas (dengan membawa surat pengantar dari KUA Kec. Sungai
Loban) dan membawa Sertifikat SIAP NIKAH DAN HAMIL dari Balai Penyuluh Keluarga Berencana (KB)
Kec. Sungai Loban.
11. Pelaksanaan aqad nikah :
a. Di Kantor KUA pada hari dan jam kerja tidak ada biaya ( setoran ).
b. Di luar Kantor KUA atau di luar jam kerja atau di rumah mempelai, menyetor ke Kas Negara sebagai
pendapatan negara bukan pajak(PNBP) sebesar Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah).
12. Minta Surat rekomendasi nikah dari KUA, bagi yg aqad nikahnya di luar kecamatan, dengan membawa
surat pengantar kehendak nikah dari desa, lampiri copy AKTA LAHIR, KTP, KK, IJAZAH, AKTA
CERAI(duda/janda) dari catin pria dan wanita.
13. MENGISI FORM DATA DIRI DI KANTOR KUA bagi kedua catin (pria dan wanita).
19. : CATATAN :
BAGI CATIN YG USIA DIBAWAH 19 TAHUN baik bagi catin pria
atau catin wanita, dan atau keduanya (pria dan wanita), tetap
bisa mendaftar di KUA ( membawa surat pengantar kehendak
nikah dari desa, lampiri copy AKTA LAHIR, KTP, KK).
Namun pendaftaran nya di tolak SEMENTARA, dan bisa
melanjutkan pendaftaran nya,
setelah KELUAR PUTUSAN sidang DISPENSASI NIKAH DIBAWAH
UMUR DARI PA (Pengadilan Agama) atau DIKABULKAN.
semoga bermanfaat, terimakasih.
SEKIAN & TERIMAKASIH
Sebamban Lama, 12 Desember 2023