Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang ayat Alquran Surat An-Nur ayat 32 yang menganjurkan pernikahan.
2) Ayat tersebut memerintahkan untuk menikahkan orang-orang yang belum menikah di antara mereka, baik laki-laki maupun perempuan, termasuk budak laki-laki dan perempuan yang shalih.
3) Ayat tersebut juga menjelaskan bahwa Allah akan memberikan
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
ANJURAN MENIKAH
1. Disusun dalam rangka
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
“Tafsir dan Hadits Tarbawi”
Disusun oleh :
Ai Habibaturohmah, S. Pd.
NIM. 21030901211021
ANJURAN MENIKAH
(KAJIAN QS AN-NUUR (24) : 32)
2. LATAR BELAKANG
Allah yang Maha Rahman memberikan tuntunan yang agung untuk melaksanakan ibadah
ini. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa:233
اًظْيِلَغ اًق اَثْيِم ْمُكْنِم َْندَخَا َو
...
“Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu janji yang kuat.”
Abu Bakar Jabir Al-Jazairy dalam kitab Minhajul Muslim menyebutkan
sesungguhnya pernikahan adalah suatu akad yang menjadikan halalnya dua belah pihak,
laki-laki dan perempuan dalam suka maupun duka. Sehingga dapat diartikan bahwa janji
yang berat itu diantaranya:
1. Janji beribadah karena Allah SWT
2. Janji melaksanakan syari’at ibadah
3. Janji membangun rumah tangga sakinah, mawadah, warahmah
4. Janji menjauhi maksiat
5. Janji saling mencintai karena Allah SWT
6. Janji saling menghormati dan menghargai
7. Janji untuk saling setia
8. Janji untuk saling menasehati
9. Janji untuk saling membantu meringankan beban
10. Janji untuk saling mengasihi.
3. RUMUSAN MASLAH
Apa kajian, munasabah, tafsir dan hadis anjuran menikah pada dalam QS
An-Nuur (24) : 32?
Apa hukum menikah?
Apa keutamaan menikah dalam QS An-Nuur (24) : 32?
4. TUJUAN PEMBAHASAN
Mengetahui kajian, munasabah, tafsir dan hadis anjuran menikah pada
dalam QS An-Nuur (24) : 32?
Mengetahui hukum menikah?
Mengetahui keutamaan menikah dalam QS An-Nuur (24) : 32?
5. 5
AYAT DAN TERJEMAH QS AN-NUUR (24) : 32
َو ْمُكِداَبِع ْنِم َْني ِحِلّٰصال َو ْمُكْنِم ى ٰامَيَ ْ
اْل واُحِكْنَا َو
ُي َءۤا َرَقُف ا ْوُن ْوُكَّي ِْنا ْْۗمُكِٕىۤاَمِا
ُ ّٰ
ّللا ُمِهِنْغ
ْنِم
ٌمْيِلَع ٌعِسا َو ُ ّٰ
ّللا َو ْۗهِلْضَف
“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan
juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang
laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi
kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas
(pemberian-Nya), Maha Mengetahui” (Surah An-Nur ayat 32)
6. 6
KAJIAN BAHASA
{مُكْنِم ى ٰامَيَ ْ
اْل واُحِكْنَا َ}و “Dan nikahkanlah orang-orang yang bujangan diantara
kamu”-kata (ى ٰامَيَ ْ
)اْل adalah bentuk jamak dari kata (ٌمِيَا), yakni wanita yang
tidak bersuami, baik gadis maupun janda, dan laki-laki yang tidak beristri,
dan ini berlaku bagi kaum laki-laki dan wanita yang merdeka (bukan budak),
{ َْني ِحِلّٰصال َو } “dan orang-orang sholih”, yakni orang-orang yang beriman
{ ْْۗمُكِٕىۤاَمِا َو ْمُكِداَبِع ْنِم } “di antara budak-budakmu yang laki-laki dan budak-
budakmu yang perempuan.” Kata ادَبِع
) ) adalah salah satu bentuk jamak dari
kata (
ْدبَع
) . { ْوُن ْوُكَّي ِْنا } “Jika mereka”, yakni orang-orang merdeka itu
{ ُ ّٰ
ّللا ُمِهِنْغُي َءۤا َرَقُف } “miskin, niscaya Allah akan memberi mereka kekayaan.” Melalui
pernikahan itu.
{ ٌعِسا َو ُ ّٰ
ّللا َو ْۗهِلْضَف ْنِم } “dari karuniaNya. Dan Allah Maha Luas” bagi makhlukNya {
ٌمْيِلَع} “lagi Maha Mengetahui” keadaan mereka.
7. MUNASABAH AYAT
Al-Qu’arn Surah An-Nur (24) ayat 32 ini mengandung sejumlah hukum
yang muhkam dan perintah-perintah yang pasti.
Firman Allah Swt.: ْمُكْنِم ىَماَياأل واُحِكْنَأ َو
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kalian.” (An-Nur:
32), sampai akhir ayat.
Hal ini merupakan perintah untuk kawin. Segolongan ulama berpendapat
bahwa setiap orang yang mampu kawin diwajibkan melakukanya. Mereka
berpegang kepada makna lahiriah hadis Nabi Saw. yang berbunyi:
"
َغَأ ُهَّنِإَف ،ْج َّو ََزتَيْلَف َةَءاَبْال ُمُكْنِم َعاَطَتْسا ِنَم ،ِباَبَّشال ََرشْعَم اَي
ِج ْرَفْلِل ُنَصْحَأ َو ، ِ
رَصَبْلِل ُّض
َِطتْسَي ْمَل ْنَم َو ،
ِم ْوَّصالِب ِهْيَلَعَف ْع
ٌءاَجِو ُهَل ُهَّنِإَف
"
“Hai para pemuda, barang siapa di antara kalian yang mampu menanggung
biaya perkawinan, maka hendaklah ia kawin. Karena sesungguhnya kawin
itu lebih menundukkan pandangan mata dan lebih memelihara kemaluan.
Dan barang siapa yang tidak mampu, hendaknyalah ia berpuasa, karena
sesungguhnya puasa itu dapat dijadikan peredam (berahi) baginya.”
Hadis diketengahkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim di dalam kitab
sahihnya masing-masing melalui hadis Ibnu Mas'ud.
8. TAFSIR AYAT
1. Tafsir Al-Mishbah Oleh Muhammad Quraish
Shihab:
Bantulah laki-laki dan wanita-wanita di
antara kalian yang belum kawin untuk menjauhi
perbuatan zina dan segala yang mengarah
kepadanya dengan cara mengawinkan mereka.
Begitu pula bantulah budak- budak kalian yang saleh
untuk kawin.Jangan sampai perbudakan
menghalangi perkawinan. Sesungguhnya Allah akan
menyediakan segala fasilitas hidup terhormat bagi
orang yang menghendaki kesucian dirinya.Karunia
Allah amatlah luas seberapa pun keperluan manusia.
Dia Maha Mengetahui segala niat dan segala yang
terjadi di alam raya ini.
2. Tafsir Muyassar Oleh tim Mujamma’ Raja Fahd
arahan Syaikh al-Allamah Dr. Shalih bin Muhammad
Alu asy-Syaikh:
Nikahkanlah (wahai orang-orang yang
beriman) seseorang yang belum mempunyai
pasangan di antara kalian, baik lelaki maupun
perempuan, hamba sahaya kalian yang shalih, baik
lelaki maupun perempuan. Jika orang yang hendak
menikah demi menjaga kehormatannya adalah
orang fakir, maka Allah pasti akan mencukupinya
dengan keluasan rizki-Nya. Allah adalah Yang
Mahaluas, Mahabanyak kebaikan-Nya, Mahaagung
karunia-Nya dan Maha Mengetahui keadaan para
hamba-Nya.
9. TAFSIR AYAT
3. Tafsir Al-Maragi Oleh Ahmad Mustafa Al-Maragi
واُحِكْنَا َو
ى ٰامَيَ ْ
اْل
ْمُكْنِم “Nikahkanlah lelaki merdeka yang tidak beristri dan wanita merdeka yang tidak bersuami.” Maksudnya ialah
ulurkanlah bantuan kepada mereka dengan bebargai jalan agar mereka mudah menikah, seperti membantu dengan harta dan
memudahkan jalan yang dengan itu perkawina serta kekeluargaan dapat tercapai.
َْني ِِحلّٰصال َو
ْنِم
ْمُكِداَبِع
مُكِٕىۤاَمِا َو “Dan para lelaki serta wanita yang mampu untuk menikah dan menjalankan hak-hak suami istri, seperti
berbadan sehat, mempunyai harta dan lain sebagainya.” Ringkasan, didalam ayat ini terdapat perintah kepada para wali untuk
menikahkan orang-orang yang berada dalam kewajiban pewaliannua dan kepada para ntuan untuk menikahkan budak laki-laki
serta budak perempuannya. Akan tetapi, jumhur memasukan perintah ini kedalam hukum istihsan (sebaiknya) bukan wajib,
karena pada masa Nabi SAW dan seluruh masa sesudahnya, terdapat banyak laki-laki dan wanita yang tidak kawin dan tidak
seorang pun mengingkari kenyataan itu. Yang jelas perintah ini adalah wajib jika dikhawatirkan terjadi fitnah dan dimungkinkan
akan terjadi perzinaan oleh laki-laki atau perempuan yang tidak kawin itu. Kemudian Allah SWT menganjurkan agar kawin
dengan laki-laki dan perempuan yang fakir dan hedaklah tidak adanya harta menjadi penghalang bagi dilangsungkannya
perkawinan itu.
ْۗ
ۗ
ِْنا
ا ْوُن ْوُكَّي
َءۤا َرَقُف
ُمِهِنْغُي
ُ ّٰ
ّللا
ْنِم
ِهلْضَف “Janganlah kalian melihat kefakiran orang yang melamar kepada kalian atau wanita yang hendak kalian
kawini, karena karunia Allah akan mencukupi kalian, sedangkan harta selalu datang dan pergi.”
َمك َو
َىتَأ ٍ
ْرسُي
ْنِم
ِدْعَب
ٍ
ْرسُع
*
َج ََّرفَف
ِبْتَقْالَةَب ْرُك
ِي ِجَّشال
“Sering kelapangan datang setelah kesusahan dan melapangkan kesusahan hati yang berduka”
ُ ّٰ
ّللا َو
ٌعِسا َو
ْميِلَع Sesungguhnya Allah Maha Kaya, karunaNya tidak akan pernah habis dan kekuasaanNya tidak mempunyai batas, maka
dia akan melapangkan pasangan suami istri ini dan selain mereka. Allah Maha Mengetahui, Dia akan melapangkan dan
mempersemit rezeki kepada siapapun yang Dia kehendaki sesuai dengan tuntutan kebijaksanaan dan kemaslahatan.
Ibnu Abbas mengatakan, Allah SWT menyuruh menikah, menyemangatkan mereka untuk menikah, menyuruh mereka untuk
menikahkan orang-orang merdekan dan budak-budak mereka, serta menjanjikan kekayaan kepada mereka dalam soal ini.
10. HADIST ANJURAN MENIKAH
10
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َللا ِقَّتَيْلَف ،ِْـنيِالد َفْصِن َلَمْكَتْـسا ِدَقَف ،ُدْبَعْال َج َّو ََزت اَذِإ
َيِقَب ـاَمْيِف .
“Jika seorang hamba menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh
agamanya; oleh karena itu hendaklah ia bertakwa kepada Allah untuk
separuh yang tersisa.”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan kita -dengan sabdanya-
untuk menikah dan mencari keturunan, sebagaimana yang diriwayatkan
oleh Abu Umamah Radhiyallahu anhu:
ُن ْوُكَت َْل َو ،ِةَمـاَيِقْال َم ْوَي َمَمُألْا ُمُكِب ٌرِثاَكُم يِنِإَف ا ْوُج َّو ََزت
َارَصَّنال ِةَّيِناَبْْ َرَك ا ْو .
“Menikahlah, karena sesungguhnya aku akan membangga-banggakan
jumlah kalian kepada umat-umat lain pada hari Kiamat, dan janganlah
kalian seperti para pendeta Nasrani.”
11. Sunah
bagi orang yang telah
mempunyai keinginan untuk
menikah namun tidak
dikhawatirkan dirinya akan
jatuh kepada maksiat,
sekiranya tidak menikah.
Mubah
bagi yang mampu dan
aman dari fitnah, tetapi
tidak membutuhkannya
atau tidak memiliki
syahwat sama sekali
Haram
bagi orang yang yakin
bahwa dirinya tidak akan
mampu melaksanakan
kewajiban-kewajiban
pernikahan
Wajib
bagi orang yang telah
mampu baik fisik,
mental, ekonomi
maupun akhlak untuk
melakukan pernikahan.
HUKUM MENIKAH
Makruh
bagi seseorang yang
mampu menikah tetapi
dia khawatir akan
menyakiti pasangan
yang akan dinikahinya
12. KEUTAMAAN MENIKAH
Berhak untuk mendapatkan pertolongan dari Allah SWT
Membuka Pintu Rezeki.
Pahalanya lebih banyak dibandingkan dengan orang yang
belum menikah dalam perkara beramal.
Gugurnya dosa-dosa mereka saat merengkuh tangan
pasangannya.
Menyempurnakan separuh dari Agama Islam.
13. KESIMPULAN
Q.S An-Nur (24) ayat 32 secara garis besar berisi tentang anjuran
menikah. Selain itu dapat disimpulkan pula bahwasannya hukum
menikah itu bisa menjadi wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram
apabila memenuhi kondisi yang telah dijelaskan dipembahasan
sebelumnya. Keutamaan yang dapat diperoleh ketika seseorang
memenuhi anjuran menikah yaitu, berhak untuk mendapatkan
pertolongan dari Allah SWT, membuka pintu rezeki, pahala yang
diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan orang yang belum
menikah dalam perkara beramal, gugurnya dosa-dosa mereka saat
merengkuh tangan pasangannya, serta menyempurnakan separuh
dari agama islam.
14. SARAN
“Tidak ada solusi terbaik bagi dua insan yang
Sudah memenuhi syarat melainkan dengan
menikah”