1. EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI
PERSAMAAN KUADRAT KELAS X SMA SWASTA
HKBP SIDORAME MEDAN
T.A 2023/2024
Seminar Pendidikan
Oleh :
Ruth Serep Vinne Sihite
20150034
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN
2. BAB 1
LATAR BELAKANG
1. Masalah pendidikan Matematika
Rendahnya hasil dari pembelajaran matematika (data Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada tahun
2015).
Penyebab : matematika merupakan mata pelajaran yang penuh
rumus, perhitungan rumit, dan hafalan yang panjang.
II. Materi Persamaan Kuadrat
Masalah :
Penyebab :
III. Kemampuan Berpikir Kritis :
Masalah : Evektivitas terhadap kemampuan berpikir kritis kurang
berkembang selama pendidikan.
Penyebab : guru masih menganggap siswa sebagai objek dalam
proses pembelajaran (Nasrun, 2016) , kurikulum yang umumnya
dirancang dengan target materi yang luas sehingga guru lebih fokus
pada penyelesaian materi. Artinya, ketuntasan materi lebih
diprioritaskan dibanding pemahaman siswa terhadap kosep-konsep
matematika, aktivitas pembelajaran di kelas yang selama ini
dilakukan oleh guru tidak lain merupakan penyampaian informasi
(metode ceramah) dengan lebih mengaktifkan guru,sedangkan
siswa pasif mendengarkan dan menyalin, dimana sesekali guru
3. IV. Minat Belajar
Masalah : Rendahnya minat siswa dalam belajar
matematika
Penyebab : Siswa kurang memperhatikan penjelasan
guru. (Hasil survei PISA 2018 menempatkan Indonesia
berada di urutan ke -74 dengan keterangan yakni
kemampuan membaca siswa Indonesia di skor 371 pada
posisi 74, kemampuan Matematika mendapat 379 berada
posisi 73, dan kemampuan Sains dengan skor 396 di
posisi 71).
V. Solusi ?
Guru menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe
NHT
VI. Harapan?
Model pembelajaran NHT diharapkan kegiatan
pembelajaran lebih efektif bagi siswa sehingga dapat
meningkatkan evektivitas berpikir kritis serta minat belajar
siswa.
4. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Kualitas matematika di Indonesia Rendah
2. Guru masih menganggap siswa sebagai objek dalam proses pembelajaran.
3. Evektivitas terhadap kemampuan berpikir kritis kurang berkembang selama pendidikan
4. Rendahnya minat belajar siswa.
5. Rendahnya keaktifan siswa.
BATASAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah, ada 2 isu yang diangkat yaitu :
1. Kemampuan berpikir kritis Fungsi Kuadrat pada siswa/I kelas X SMA SWASTA HKBP SIDORAME
MEDAN T.A 2023/2024.
2. Minat belajar Siswa /I kelas XSMA SWASTA HKBP SIDORAME MEDAN T.A 2023/2024
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian yang dilaksanakan kelas X SMA SWASTA
HKBP SIDORAME MEDAN dinyatakan sebagai berikut :
1. Apakah ada peningkatan efektivitas berpikir kritis matematika setelah diterapkan
Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT terhadap siswa di kelas X?
2. Apakah ada peningkatan efektivitas hasil belajar matematika setelah diterapkan
Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT terhadap siswa di kelas X?
5. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini antara lain :
1. Untuk memperoleh data tentang signifikan efektivitas hasil berpikir kritis
matematika sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
2. Untuk memperoleh data tentang signifikan efektivitas minat belajar matematika
sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah referensi dan informasi tentang
kajian pendidikan pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa pada saat belajar matematika. Penelitian ini juga dapat
menjadi literasi bagi penelitian selanjutnya.
Manfaat praktis
1). Bagi Peneliti
a). menambah wawasan mengenai model pembelejaran berbasis masalah
b).bertambahnya pengalaman peneliti dalam meneliti model pembelajaran
berbasis masalah
c). meningkatkan mutu pembelajaran peneliti
d). menjadi sumber refernsi bagi peneliti berikutnya
2). Bagi Universitas
a). Memberikan kontribusi ilmu pengetahuan
b). Menambah referensi sebagai bahan penelitian lanjutan yang lebih mendalam
pada masa yang akan datang.
c). Meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar mahasiswa/i.
d). Sebagai acuan referensi Universitas HKBP Nommensen Medan.
6. BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
1. EFEKTIVITAS
Menurut Mardiasmo (2017: 134) Efektivitas adalah ukuran
berhasil tidaknya pencapaian tujuan suatu organisasi
mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi mencapai
tujuan maka organisasi tersebut telah berjalan dengan efektif.
Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan
dampak (outcome) dari keluaran (Output) program dalam
mencapai tujuan program.
Menurut Richard M. Steers efektivitas memiliki pengertian
sejauh mana organisasi melaksanakan seluruh tugas
pokoknya atau mencapai semua sasaran.
Menurut Sedarmayanti yang menyatakan bahwa efektivitas
merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran
seberapa jauh target dapat dicapai.
Berdasarkan pengertian pendapat para ahli, efektivitas
merupakan keadaan berpengaruh, hal berkesan, atau
keberhasilan.
7. II. Model Kooperatif tipe NHT
“NHT yaitu sebuah model yang mementingkan rasa bertanggungjawab
atas dirinya sendiri maupun kelompok guna mendalami materi yang
diajarkan sehingga peserta didik rajin dalam belajar yang berdampak
terhadap peningkatan hasil belajar” Marhadi (2015:74)
NHT yakni serangkaian penyampaian materi yang memerlukan
kelompok sebagai tempat dalam menyatukan gagasan peserta didik
dengan permintaan yang dibuat dari guru pada setiap kelompok
terhadap pertanyaan yang diajukan atau diajukan dari guru. Model
pembelajaran kolaboratif tipe NHT dengan fase adalah: pertama angka,
kedua pertanyaan, ketiga brainstorming bersama, keempat jawaban.
Marhadi (2015:74)
“Model Pembelajaran NHT membagikan peluang pada siswa guna
menyampaikan pemikiran serta pertimbangan jawaban dalam
pemecahan suatu masalah maka dari itu akan menggapai hasil belajar
yang memuaskan” Jumadi dalam Ristumesi (2017:10).
model NHT merupakan proses belajar mengajar yang menekankan
prinsip kerja sama antara anggota kelompok belajar didalamnya
sebagaimana tujuan yang ingin dicapai dapat merangsang pada
peningkatkan hasil belajar murid.
8. ◦ 2.1 Karakteristik Model Pembelajaran
Karakteristik pembelajaran Number Head Together, yaitu :
1. Penghargaan kelompok, penghargaan kelompok ini diperoleh
jika kelompok mencapai skor diatas kriteria yang ditentukan.
2. Pertanggung jawaban individu, pertanggungjawaban ini
menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling
membentu dalam belajar.
3. Kesempatan yang sama untuk berhasil, setiap siswa baik yang
berprestasi rendah atau tinggi sama-sama memperoleh
kesempatan yang terbaik bagi kelompoknya.
9. 2.2. Tahap Model Pembelajaran
Pendapat Hamdayama dalam Nurjanah (2021:31) mengenai tahapan model
pembelajaran tipe NHT yaitu sebagai berikut:
1. Tahap Awalan
Pendidik memberikan informasi yang merujuk pada tujuan pembelajaran dan
mendorongan untuk mempunyai keinginan belajar yang tinggi.
2. Tahap penomoran
Pendidik membentuk beberapa kelompok secara rata sesuai jumlah peserta
didik di kelas tersebut.
3. Tahap pengajuan pertanyaan
Pendidik mulai membagikan permasalahan pada seluruh anggota kelompok
yang sudah terbentuk sesuai materi yang berkaitan lalu memfokuskan siswa
untuk menjawab permasalah tersebut dengan cara berkolaborasi dalam
pemikiran bersama anggota kelompoknya.
4. Tahap kolaborasi dalam pemikiran
Menggabungkan seluruh gagasan pemikiran yang didapatkan setelah
berdiskusi dengan semua anggota kelompok masing-masing untuk dijadikan
jawaban atas permasalahan yang diberikan.
5. Tahap menjawab
Tahap ini pendidik menyebutkan secara acak salah satu number siswa yang
telah dibagikan sebelumnya dan mempersilahkan siswa dengan number yang
terpanggil untuk mempresentasikan pekerjaan kelompoknya di depan anggota
kelompok lain.
6. Tahap memberi kesimpulan
Memberikan kesimpulan secara keseluruhan mengenai materi yang sedang
dipelajari.
10. 2.3 Tahap Operasional Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT
1. Tahap Awalan
a. Pendidik memberikan informasi yang merujuk pada tujuan pembelajaran dan
b. Pendidik mendorong diri untuk mempunyai keinginan belajar yang tinggi.
2. Tahap penomoran
a. Pendidik membentuk beberapa kelompok secara rata sesuai jumlah peserta
didik di kelas tersebut.
3. Tahap pengajuan pertanyaan
a. Pendidik mulai membagikan permasalahan pada seluruh anggota kelompok
yang sudah terbentuk sesuai materi yang berkaitan
b. pendidik memfokuskan siswa untuk menjawab permasalah tersebut dengan cara
berkolaborasi dalam
pemikiran bersama anggota kelompoknya.
4. Tahap kolaborasi dalam pemikiran
a. Menggabungkan seluruh gagasan pemikiran yang didapatkan setelah
berdiskusi dengan semua anggota kelompok masing-masing untuk dijadikan
jawaban atas permasalahan yang diberikan.
5. Tahap menjawab
a. pendidik menyebutkan secara acak salah satu number siswa yang
telah dibagikan sebelumnya dan
b. Guru mempersilahkan siswa dengan number yang terpanggil untuk mempresentasikan
pekerjaan kelompoknya di depan anggota kelompok lain.
6. Tahap memberi kesimpulan
a. Memberikan kesimpulan secara keseluruhan mengenai materi yang sedang
dipelajari.
11. 2.4 Kelebihan dan Kekurangan
Model Pembelajaran
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan Model pembelajatan
Kooperatif tipe NHT Menurut Nurjanah (2021:
38) menarik kesimpulan dalam penelitianya
terdapat kekurangan serta keunggulan dalam
model pembelajaran NHT sebagai berikut:
Keunggulan dalam model NHT ini yaitu
menerapkan kolaborasi yang baik dengan
seluruh anggota kelompok, saling menerima
pendapat, setiap peserta didik dalam aktivitas
belajar, apabila kelemahan yang dimiliki dalam
model NHT ini yaitu memerlukan waktu panjang
dalam penerapanya, akibatnya tidak mungkin
seluruh nomber kebagian dipanggil oleh
pendidik, dan kemungkinan ada nomer yang
dipanggil lebih dari satu kali.
12. 3. Kemampuan berpikir kritis
Rahayuningsih & Kristiawan (2018)
mendefinisikan berpikir kritis sebagai
suatu sikap berpikir secara mendalam
mengenai berbagai macam masalah
dan berbagai hal yang berada dalam
jangkauan seseorang, pengetahuan
tentang metode-metode pemeriksaan
dan penalaran yang logis, dan
keterampilan untuk menerapkan
metode tersebut.
13. 4. Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis
Definisi Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Berdasarkan penelitian
Agusman (2016) menjelaskan bahwa
yang termasuk berpikir kritis dalam
matematika adalah kemampuan
berpikir yang terdiri dari unsur
menguji, mempertanyakan,
menghubungkan, mengevaluasi
semua aspek yang ada dalam situasi
maupun suatu permasalahan
matematika
14. 5. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kecakapan siswa yang
diperoleh setelah kegiatan belajar (Nugraha,
2020). Hasil belajar adalah kompetensi tertentu
yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti alur
belajar mengajar dan meliputi keterampilan
kognitif, afektif, maupun psikomotor (Wulandari,
2021). Pendapat dari Mustakim (2020) hasil
belajar adalah segala sesuatu yang dicapai oleh
peserta didik dengan penilaian tertentu yang
sudah ditetapkan oleh kurikulum lembaga
pendidikan sebelumnya. Dari beberapa pendapat
diatas hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil
dari proses belajar mengajar baik kognitif, afektif,
maupun psikomotor dengan penilaian yang
sesuai dengan kurikulum pembelajaran lembaga
pendidikan.
15. 6. Persamaan Kuadrat
Persamaan kuadrat dalam x secara
umum dapat ditulis dalam bentuk
𝑎𝑥2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0 dengan 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅
(bilangan real atau nyata) dan 𝑎 ≠ 0.
Dengan demikian, bentuk 𝑎𝑥2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 =
0 dengan 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅 merupakan bentuk
umum atau bentuk baku persamaan
kuadrat dengan a sebagai koefisien
𝑥2, 𝑏 sebagai koefisien x, dan c adalah
konstanta.
16. BAB III
METODE PENELITIAN
Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Swasta HKBP Sidorame Medan. Waktu
penelitian ini dilaksanakan pada
semester genap tahun ajaran
2023/2024.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-
eksperimen yang melibatkan satu kelas
dengan tujuan untuk mengetahui
efektivitas model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) dalam pembelajaran
matematika pada siswa kelas X SMA
SWASTA HKBP SIDORAME MEDAN.
17. Variabel dan Desain Penelitian
◦ Variabel Penelitian
Variabel yang akan diselidiki dalam penelitian ini adalah
hasil belajar siswa, aktivitas siswa, dan respons siswa
dalam kegiatan pembelajaran pada siswa kelas X SMA
Swasta HKBP Sidorame Medan yang diajarkan dengan
menggunakan model kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT).
◦ Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki keefektifan
model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
yang diterapkan pada siswa kelas X SMA Swasta
HKBP Sidorame Medan. Desain pada penelitian ini
adalah satu kelompok pretest-post test (The one group
pretest-post test design) yang termasuk dalam
penelitian pra eksperimental.
18. Satuan Eksperimen dan
Perlakuan
◦ Satuan eksperimen dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan satu kelas yaitu Kelas X
SMA SWASTA HKBP Sidorame Medan yang
terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 7 siswa
perempuan, sebagai kelas uji coba untuk
diterapkannya model kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT) dalam pembelajaran
matematika.
◦ Perlakuan adalah model pembelajaran yang
diterapkan dalam proses pembelajaran.
Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT).
19. Definisi Operasional Variabel
◦ Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai
akhir yang diperoleh setelah menjawab soal-soal tes hasil belajar
matematika yang diberikan sebelum dan setelah mendapatkan
pengajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT) dalam jangka waktu tertentu pada siswa kelas
X SMA Swasta HKBP Sidorame Medan.
◦ Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa selama
mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif
apabila siswa secara aktif dilibatkan dalam pengorganisasian dan
penentuan informasi (pengetahuan). Aktivitas siswa dalam
pembelajaran bisa positif maupun negatif.
◦ Respons Siswa
Respons siswa adalah tanggapan siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran matematika melalui penerapan model kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) pada siswa. Respons siswa
merupakan salah satu kriteria suatu pembelajaran dikatakan efektif
atau tidak.
◦ Angket penilaian
Angket respons siswa digunakan untuk menjawab pertanyaan
mengenai pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran yang
baik dapat memberi respons yang positif bagi siswa setelah mereka
mengikuti kegiatan pembelajaran
20. E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat atau media untuk mengukur berbagai
pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Instrumen
penelitian digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Oleh
karena itu instrumen yang digunakan dalam penelitian harus relevan dengan
masalah yang akan diteliti untuk mendapatkan data yang akurat dan sah.
Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah:
a. Tes Hasil Belajar Matematika
Tes hasil belajar matematika merupakan instrumen penelitian yang digunakan
untuk mengukur kemampuan pembelajaran matematika siswa Kelas X SMA
Swasta HKBP Sidorame terhadap materi yang telah diajarkan, guru perlu
menyusun suatu tes yang berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Penskoran hasil tes matematika siswa menggunakan skala bebas yang
tergantung dari bobot butir soal tersebut. Tes ini dilaksanakan sebanyak dua kali
berupa Pre-test dan Post-test.
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi
digunakan untuk mengetahui data tentang kehadiran siswa, keaktifan siswa dan
perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang sedang
berlangsung dengan menggunakan model kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT).
c. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
21. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan tahap
yang paling menentukan dalam
pelaksanaan penelitian ini, untuk
memperoleh hasil yang dapat
diandalkan. Data yang diperoleh selain
ditentukan oleh instrumen yang
digunakan juga harus didukung oleh
prosedur pengumpulan data yang
benar.
22. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
◦ Data hasil belajar dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar
siswa. Adapun hasil belajar siswa diambil melalui tes hasil belajar setelah
mempelajari semua materi dalam penelitian ini selesai dibahas. Tes hasil
belajar bertujuan untuk melihat sejauh mana penguasaan siswa terhadap
materi yang telah diberikan. Butir-butir instrumen pada tes hasil belajar,
berpedoman pada indikator-indikator pencapaian KD materi yang diberikan.
Beberapa indikator yang dikembangkan yaitu menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan materi.
◦ Data aktivitas siswa dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi
aktivitas siswa dalam pembelajaran. Data aktivitas siswa diperoleh dengan
melakukan pengamatan terhadap siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran untuk
mempermudah pengamatan maka pada instrumen dipilih delapan aktivitas.
◦ Data keterlaksanaan model pembelajaran dikumpulkan dengan
menggunakan lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran. Data
keterlaksanaan model pembelajaran diperoleh dengan melakukan
pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran yang mengacu pada langkah-
langkah metode pembelajaran masing-masing yang disesuaikan RPP
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Data respons siswa terhadap
pembelajaran dikumpulkan dengan menggunakan angket respons siswa.
Data tentang respons siswa diambil sesaat setelah kegiatan pembelajaran
model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) selesai. Pada
angket respons siswa setiap indikator menggunakan tanda centang (√).
23. Teknik Analisis Data
Data yang dimaksud pada bagian ini adalah data yang diperoleh dari hasil
instrumen penelitian yang meliputi tes hasil belajar siswa, lembar observasi
aktivitas siswa, lembar keterlaksanaan model pembelajaran, dan angket
respons siswa.
Data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen-instrumen yang ada,
kemudian dianalisis secara kuantitatif untuk melihat kesahihan perangkat
pembelajaran. Data dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan
statistik deskriptif. Selanjutnya untuk melihat yang mana lebih efektif antar
model pembelajaran dalam hal aktivitas, respons, dan prestasi belajar
siswa seperti yang dirumuskan pada hipotesis dalam penelitian ini, maka
data hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan Uji-t dan
Normalitas Gain.
24. Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian. Analisis statistik inferensial
bertujuan untuk melakukan generalisasi yang meliputi estimasi (perkiraan) dan penguji.
hipotesis berdasarkan suatu data. Karena asumsi kenormalan dan kehomogenitas varians dipenuhi, maka
untuk menguji hipotesis dilakukan dengan uji-t. Adapun proses analisis uji hipotesis dilakukan dengan
komputer menggunakan program SPSS 16.0For Windows.
Rata-rata hasil belajar siswa setelah diajar dengan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
secara statistik, dirumuskan hipotesis kerja sebagai berikut:
𝐻0: 𝜇 = 74,9 lawan 𝐻1: 𝜇 > 74,9
Keterangan:
𝜇 : parameter skor rata-rata hasil belajar siswa Kriteria pengambilan keputusan adalah:
H0 ditolak jika P-value>α dan H0 diterima jika P-value ≤ α, dimana α = 5%. Jika P-value > α berarti hasil belajar
matematika siswa bisa mencapai KKM 75.
Rata-rata gain ternormalisasi siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe Numbered Heads Together
(NHT) kooperatif secara statistik, dirumuskan hipotesis kerja sebagai berikut:
𝐻0: 𝜇g = 0,29lawan𝐻1: 𝜇g > 0,29
Keterangan:
𝜇g : parameter skor rata-rata gain ternormalisasi Kriteria pengambilan keputusan adalah:
H0 ditolak jika t > thitung dan H1 diterima jika t ≤ thitung dimana α = 5%.
Jika t >thitung berartihasil belajar matematika siswa bisa mencapai 0,30.
Ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
secara klasikal secara statistik, dirumuskan hipotesis kerja sebagai berikut:
𝐻0: 𝜋 = 84,9% lawan 𝐻1: 𝜋 > 84,9%
Keterangan:
𝜋 : parameter ketuntasan belajar secara klasikal Kriteria pengambilan keputusan adalah:
H0 ditolak jika z > z (0,5 – α) dan H0 diterima jika z ≤ z(0,5 – α) dimana α adalah 5%. Jika z > z (0,5 – α)berarti
ketuntasan belajar matematika siswa bisa mencapai 85%.