1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tauhidullah merupakan hal yang paling mendasar dalam beragama.
Ibarat sebuah bangunan, tauhid merupakan pondasi yang memiliki peranan
yang sangat penting. Ketika pondasi yang kita bangun itu kuat, maka otomatis
bangunan itu bisa bertahan ketika dihadapkan dengan berbagai ujian dalam
kehidupan. Sebaliknya, apabila pondasi yang kita bangun ini lemah, maka
yang terjadi adalah mudah goyah, bahkan ekstremnya bisa hancur ketika
dihadapkan dengan sebuah ujian atau masalah.
Jauh sebelum Nabi Muhammad diutus sebagai rasul, tauhidullah telah
menjadi tugas utama para nabi sebelumnya. Sebelum ummat manusia
diajarkan tentang shalat, zakat, berpuasa dan ibadah selainnya, tauhidullah-lah
yang pertama kali diajarkan karena berbekal itulah umat manusia akan
menjadikan Allah sebagai satu-satunya illah yang patut untuk disembah.
Dalam Al-Qur’an, banyak sekali ayat-ayat yang menerangkan mengenai
tauhidullah. Allah swt banyak memberikan gambaran kepada kita mengenai
pentingnya aspek tauhidullah melalui kisah-kisah kaum terdahulu yang
mendustakan ke-Esaan Allah swt di dalam Al-Qur’an.
Sebagai seorang muslim, tentunya kita harus mengetahui dan
memahami esensi tauhidullah dengan benar, agar secara implementasi dalam
kehidupan sehari-hari tidak mengandung unsur kesyirikan sedikitpun. Maka
dari itu, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tauhidullah, penulis
mencoba merujuk pada dua surat yang berkaitan dengan tauhidullah yaitu
QS.As-Sajdah: 25 dan QS.Saba’: 26 sebagai bahan pembahasan untuk dikaji
dan dianalisis lebih dalam.
2. 2
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja isi kandungan yang terdapat dalam QS.As-Sajdah: 25 dan
QS.Saba’: 26?
1.2.2 Bagimana tafsir ayat QS.As-Sajdah: 25 dan QS.Saba’: 26?
1.2.3 Bagaimana Asbabun Nuzul QS.As-Sajdah: 25 dan QS.Saba’: 26?
1.2.4 Bagaimana analisis kajian ayat QS.As-Sajdah: 25 dan QS.Saba’: 26?
1.2.5 Apakah ada hadits yang berkaitan dengan QS.As-Sajdah: 25 dan
QS.Saba’: 26?
1.3 Manfaat
1.3.1 Mahasiswa dapat mengetahui isi kandungan yang terdapat dalam
QS.As-Sajdah: 25 dan QS.Saba’: 26
1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahui tafsir ayat QS.As-Sajdah: 25 dan
QS.Saba’: 26
1.3.3 Mahasiswa dapat mengetahui Asbabun Nuzul QS.As-Sajdah: 25 dan
QS.Saba’: 26
1.3.4 Mahasiswa dapat mengetahui analisis kajian ayat QS.As-Sajdah: 25
dan QS.Saba’: 26
1.3.5 Mahasiswa dapat mengetahui hadits-hadits yang berkaitan dengan
QS.As-Sajdah: 25 dan QS.Saba’: 26
1.4 Tujuan
1.4.1 Agar mahasiswa dapat mengetahui isi kandungan yang terdapat dalam
QS.As-Sajdah: 25 dan QS.Saba’: 26
1.4.2 Agar mahasiswa mengetahui tafsir ayat QS.As-Sajdah: 25 dan
QS.Saba’: 26
1.4.3 Agar mahasiswa dapat mengetahui Asbabun Nuzul QS.As-Sajdah: 25
dan QS.Saba’: 26
3. 3
1.4.4 Agar mahasiswa dapat menganalisis kajian ayat QS.As-Sajdah: 25 dan
QS.Saba’: 26
1.4.5 Agar mahasiswa dapat mengetahui hadits-hadits yang berkaitan
dengan QS.As-Sajdah: 25 dan QS.Saba’: 26
4. 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kandungan Ayat yang dikaji
2.1.1 Kandungan Ayat QS.As-Sajdah: 25
ونُفِلَتْخَي ِهيِف واُناَك اَميِف ِةَماَيِقْال َم ْوَي ْمُهَنْيَب ُل ِصْفَي َوُه ََّكبَر َّنِإ...
Artinya :
“Sesungguhnya Tuhanmu, Dia yang memberikan keputusan di antara
mereka pada hari kiamat tentang apa yang dahulu mereka
perselisihkan padanya.”
QS.As-Sajdah: 25 berisi tentang penegasan bahwa Allah swt
yang maha pemberi keputusan kelak di hari kiamat atas apa-apa yang
diperselisihkan (berkaitan dengan agama) dan Allah akan memberikan
balasan yang setimpal atas apa yang mereka kerjakan (adil).
2.1.2 Kandungan Ayat QS.Saba’: 26
… ُميِلَعْال ُحاَّتَفْال َوُه َو ِقَحْالِب َانَنْيَب ُحَتْفَي َّمُث َانُّب َر َانَنْيَب ُعَمْجَي ْلُق
Artinya :
Katakanlah, “Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian
Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia Yang Maha
Pemberi keputusan, Maha Mengetahui."
Isi kandungan dari QS.Saba’: 26 yakni mengenai sebuah
kepastian bahwa Allah swt kelak akan mengumpulkan kita semua
(umat manusia), kemudian Allah akan memberikan keputusan atas apa
yang telah kita lakukan selama hidup di dunia dengan benar dan adil
5. 5
pastinya, karena Allah Maha Pemberi Keputusan, Maha Mengetahui
apa-apa yang kita kerjakan.
2.2 Tafsir Ayat yang Dikaji
2.2.1 Tafsir Ayat QS.As-Sajdah: 25
Di dalam surah As-Sajdah terdapat penegasan tauhid,
kebangkitan, serta risalah kenabian dan surat ini ditutup dengan
memfokuskan tentang risalah Nabi Muhammad saw. Sebelum
menafsirkan QS.As-Sajdah: 25, kita perlu mengetahui tafsir ayat
sebelum dan sesudahnya terlebih dahulu. Pada ayat sebelumnya
(QS.As-Sajdah: 24) menerangkan bahwa “Kami menjadikan
pemimpin-pemimpin di kalangan Bani Israil yang dijadikan teladan
yang menyeru kebenaran, kebaikan, dan keimanan, taufik dan
pertolongan Kami ketika mereka bersabar dalam ketaatan, percaya
kepada rasul dan mengikuti mereka, dan mereka percaya serta yakin
kepada ayat-ayat Kami yang menunjukkan keesaan dan kuasa illahi.”
Pada ayat selanjutnya yakni QS.As-Sajdah: 25 melanjutkan
ayat sebelumnya menjelaskan bahwa “Rabbmu wahai Muhammad
memutuskan seluruh perkara di antara para manusia pada hari
kiamat yang mereka perselisihkan seperti masalah keyakinan, agama,
penghisaban, pahala, siksa, dan amal perbuatan. Yang taat dibalas
surga, yang durhaka disiksa di neraka.” Kemudian, ditegaskan
kembali dengan ayat selanjutnya yaitu “Tidak jelaskah bagi mereka
yang mendustakan para rasul, berapa banyak yang Kami binasakan
umat-umat sebelumnya karena mendustakan dan menentang para
rasul seperti kaum ‘Ad, Tsamud, dan kaum Luth yang tempat
tinggalnya dilalui oleh para pendusta an orang-orang musyrik dalam
perjalanan. Penghancuran itu menyiratkan bukti dan pertanda bahwa
6. 6
Allah Azza wa jalla, pelajaran dan nasihat untuk kaum yang
menjadikannya sebagai pelajaran…”
Selain itu, ada beberapa pendapat yang penulis rangkum mengenai
tafsir ayat dari QS.As-Sajdah: 25 di antaranya:
Menurut Kementrian Agama Republik Indonesia, ayat ini
menjelaskan bahwa sesungguhnya hanya Allah yang menyelesaikan
dan memberi keputusan segala perselisihan dan pertentangan soal
agama antara mereka di hari Kiamat. Allah akan memberikan balasan
yang setimpal kepada orang-orang yang mengingkari seruan Nabi dan
memberi pahala kepada orang-orang yang mengikutinya.
Dalam buku Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an IX, ayat ini merupakan
isyarat bagi minoritas muslim di Mekkah pada saat itu agar bersabar
sebagaimana orang-orang pilihan dari Bani Israil telah bersabar,
meyakini sebagaimana orang-orang pilihan itu yakin. Sehingga
mereka pantas menyandang predikat sebagi pemimpin-pemimpin bagi
kaum mukmini, sebagaimana orang-orang pilihan dari Bani Israil itu
memimpin kaumnya. Ayat ini juga untuk menetapkan cara
mendapatkan kepemimpinan dan kekuasaan, yaitu dengan bersabar
dan yakin. Sedangkan, perkara perpecahan dan perselisihan di antara
Bani Israil setekah itu, maka urusannya diserahkan kepada Allah.
“Sesungguhnya Tuhanmu, Dia yang memberikan keputusan di antara
mereka pada hari kiamat tentang apa yang dahulu mereka
perselisihkan padanya.” (QS.As-Sajdah: 25)
Tim Mujamma’ Raja Fahd arahan Syaikh al-Allamah Dr.
Shalih bin Muhammad Alu asy-Syaikh juga menafsirkan mengenai
ayat ini yaitu: Sesungguhnya Rabb-mu (wahai Rasul) memuliakan di
antara orang-orang mukmin dengan orang-orang kafir di kalangan
Bani Israil dan lainnya di hari kiamat dengan penuh keadilan dalam
perkara yang mereka perselisihkan terkait dengan masalah-masalah
7. 7
agama. Dia membalas masing-masing orang dengan amal
perbuatannya, penghuni surga masuk surga dan penduduk neraka
masuk neraka.
Sedangkan, menurut Jalaluddin al-Mahalli & Jalaluddin as-
Suyuthi: (Sesungguhnya Rabbmu Dialah yang memberikan keputusan
di antara mereka pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka
perselisihkan padanya) yakni perkara agama.
Dari beberapa penafsiran tersebut, dapat penulis simpulkan
mengenai tafsir ayat yang dikaji dari QS.As-Sajdah: 25 menjelaskan
bahwa Allah swt kelak ketika hari kiamat yang akan memberikan
keputusan tentang apa-apa yang dahulu diperselisihkan (perkara
agama) secara adil.
2.2.2 Tafsir Ayat QS.Saba’: 26
Dalam konteks ini, penafsiran mengenai QS.Saba’: 26 yang
penulis baca dari buku Tafsir Al-Wasith Jilid 3 berisi tentang
menggugurkan syafaat tuhan-tuhan kaum musyrikin. Allah yang
Maha Benar, menantang dan mencela orang-orang musyrik tentang
klaim bahwa mereka akan ditolong oleh tuhan-tuhan palsu seperti
berhala dan patung. Allah swt menegakkan hujjah terhadap mereka
bahwa mereka sebenarnya mengakui Allah Sang Pencipta itulah yang
memberi mereka rezeki, Allah jugalah yang mengancamkan
penghisaban sulit untuk mereka, membeberkan tuhan-tuhan mereka,
menegaskan risalah nabawi dan berlaku untuk semua dan membantah
penilaian mustahil mereka terhadap keberadaan hari kiamat, mereka
memiliki batas waktu tertentu, tidak maju dan tidak mundur.
“Wahai Nabi, katakan pada orang-orang musyrik Quraisy
dan orang-orang serupa, ‘Serulah Tuhan-tuhan palsu kalian seperti
berhala untuk melenyapkan petaka yang menimpa kalian saat masa-
8. 8
masa kemarau menerpa, atau serulah mereka untuk memberi kalian
manfaat.’ Jawabannya tentu sudah diketahui, tuhan-tuhan palsu itu
tidak memiliki kuasa apapun sama sekali meski seberat atom di langit
dan bumi. Mereka juga tidak punya persekutuan sama sekali, Allah
juga tidak memiliki persekutuan atau bantuan dari mereka sedikitpun.”
2.3 Asbabun Nuzul Ayat yang Dikaji
2.3.1 Asbabun Nuzul QS.As-Sajdah: 25
Tidak ditemukan Asbabun Nuzul pada surat ini.
2.3.2 Asbabun Nuzul QS.Saba’: 26
Tidak ditemukan Asbabun Nuzul pada surat ini.
2.4 Analisis Kajian Ayat
2.4.1 Analisis Kajian Ayat QS.As-Sajdah: 25
Setelah penulis mempelajari isi kandungan serta tafsir ayat
yang dikaji dari QS.As-Sajdah: 25, penulis mencoba menganalisis
ayat ini lebih dalam. Menurut penulis, ayat ini lebih menekankan dari
segi aspek ketauhidan. Hal ini dapat terlihat pada terjemahan ayat
“Sesungguhnya Tuhanmu, Dia yang memberikan keputusan di
antara mereka pada hari kiamat tentang apa yang dahulu mereka
perselisihkan padanya.”
Menurut penulis, potongan ayat tersebut menunjukkan bahwa
siapa yang kelak yang akan memberikan keputusan dengan benar?
Ya Allah swt .. Selain itu, pada ayat sebelum dan sesudahnya masih
saling berkaitan (melengkapi) pokok bahasan pada ayat ke 25 yang
mana Allah swt menjelaskan serta memberikan sebuah gambaran
pada kita bahwa para kaum terdahulu yang tidak taat, yang
mendustakan ke-Esaan Allah swt, mendustakan Al-qur’an dan
rasulnya, mereka telah dibinasakan. Hal tersebut menunjukkan,
9. 9
ketika kita tidak memiliki pondasi ketauhidan (tauhidullah) maka
yang terjadi adalah kita tidak akan menaati apa-apa yang Allah swt
perintahkan. Maka dari itu, Allah swt tegaskan kembali, Allah-lah
yang kelak Maha Pemberi Keputusan atas segala dialektika yang
dahulu diperdebatkan (agama), yang taat maka akan masuk ke dalam
surgaNya dan yang durhaka akan masuk ke dalam nerakaNya.
2.4.2 Analisis Kajian Ayat QS.Saba’: 26
Dalam menganalisis serta mengkaji ayat ini, penulis
mendapati beberapa pokok pembahasan yang ditekankan dalam
QS.Saba’: 26 yaitu: Allah swt akan mengumpulkan kita semua; Allah
swt Maha Pemberi Keputusan dengan benar; Allah Maha
Mengetahui.
Menurut sudut pandang penulis, pada ayat ini Allah swt
menegaskan kepada kita bahwa kelak akan ada saatnya dimana kita
dikumpulkan, kemudian dilakukan penghisaban atas apa yang telah
kita perbuat semasa hidup kita. Tak berhenti hanya disitu, Allah pun
menunjukkan timbangan amal perbuatan kita dengan neracanya Allah
swt. Baik itu perbuatan baik ataupun buruk, sekecil apapun akan
Allah tampakkan kepada kita. Allah swt akan membalas apa yang
telah kita kerjakan dengan seadil-adilnya, yang baik akan
mendapatkan pahala dan yang buruk akan mendapatkan dosa. Tentu
saja dapat diketahui, ketika amal baik kita lebih banyak dibandingkan
amal buruk kita maka kita akan masuk ke dalam jannah-Nya.
Sebaliknya, apabila amal buruk kita yang lebih besar, maka sudah
dipastikan tempat kembalinya yang kekal nan abadi ialah neraka.
Naudzubillah tsumma naudzubillah…
10. 10
Sungguh, Allah swt Maha Mengetahui apa-apa yang nampak
maupun yang tak nampak. Tidak akan ada yang bisa tawar-menawar.
Tidak akan ada remedial seperti saat kita gagal lulus ujian di dunia.
Tidak akan ada! Maka dari itu, dari QS.Saba’: 26 ini, penulis mengajak
kepada para pembaca serta ini juga menjadi pengingat terhadap diri
penulis, mari kita sama-sama taati dan laksanakan perintah-perintah
Allah, jauhi larangan-Nya. Penting untuk kita sebagai umat muslim
khususnya, mari kita ingat kembali esensi tauhidullah. ketika kita
paham dan menghayati betul tentang ke-Esaan Allah swt, maka akan
timbul rasa cinta yang amat begitu besar, yang mengalahkan rasa cinta
kita kepada selain Allah swt. Sehingga, kita akan mudah dan akan
dengan penuh kesadaran dalam menjalankan setiap perintah-perintah-
Nya.
2.5 Hadits yang Menunjang
Setelah penulis mencoba memahami isi kandungan dari QS.As-Sajdah:
25 dan QS.Saba’: 26, memperdalam lagi dengan mencari beberapa penafsiran
ayat terkait dari berbagai sumber salah satunya adalah ahli tafsir, kemudian
penulis mengkaji dan menganalisis ayat tersebut, ternyata penulis juga
mendapatkan banyak hadits yang membahas mengenai tauhidullah. Dengan
adanya hadits ini akhirnya semakin memperjelas, memperkuat, serta
melengkapi tentang apa saja perintah-perintah Allah swt ketika kita sudah
mengetahui esensi dari tauhidullah itu sendiri.
Nah, penulis merujuk pada dua hadits yakni yang pertama dari Muadz
r.a berkata:
11. 11
Artinya:
Aku pernah diboncengkan Nabi Muhammad SAW, di atas keledai, kemudian
beliau berkata kepadaku: “Wahai Muadz, tahukah kamu apakah hak Allah
yang harus dipenuhi oleh hamba-hambanya, dan apa hak hamba-hambanya
yang pasti dipenuhi oleh Allah? Aku menjawab: “Allah dan rasul-Nya yang
lebih mengetahui.” Kemudian beliau bersabda: “Hak Allah yang harus
dipenuhi oleh hamba-hambaNya ialah hendaknya mereka beribadah kepada-
Nya dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun, sedangkan hak
hambanya yang pasti dipenuhi oleh Allah ialah bahwa Allah tidak akan
menyiksa orang-orang yang tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun.
Lalu aku bertanya: “ya Rasulullah, bolehkah aku menyampaikan berita
gembira ini kepada orang-orang?’ beliau menjawab: “Jangan engkau lakukan
itu, khawatir mereka nanti bersikap pasrah.” (HR. Bukhari, Muslim)
Adapun hadits kedua yang masih memiliki keterkaitan dengan
tauhidullah yaitu dari Uman bin Shamit menuturkan, Rasulullah SAW
bersabda:
12. 12
Artinya:
“Barangsiapa yang bersyahadat(1)
bahwa tidak ada sesembahan yang hak (benar)
selain Allah sja, tidak ada sekutu baginya dan Muhammad adalah hamba dan
rasul-Nya, dan bahwa Isa adalah hamba dan rasul-Nya, dan kalimatnya yang
disampaikan kepada Maryam, serta ruh dari padanya, dan surga itu benar
adanya, neraka juga benar adanya, maka Allah pasti memasukannya ke dalam
surga, betapappun amal yang telah diperbuatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
(1)Syahadat : sebuah persaksian kita kepada Allah swt, bahwa Allah ialah satu-satunya
illah, dan Muhammad ialah utusan Allah, dilakukan dengan sepenuh hati, diucapkan
dengan lisan dan dilakukan dengan perbuatan.
13. 13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 QS.As-Sajdah : 25 dan QS.Saba’: 26 isi pokoknya membahas
mengenai Tauhidullah berupa penegasan mengenai keharusan
menjalankan perintah-perintah Allah swt.
3.1.2 Allah swt Maha Mengumpulkan, Maha Mengetahui.
3.1.3 Perlunya memahami serta menghayati esensi tauhidullah agar
memiliki kesadaran dalam melaksanakan perintah-perintahNya
3.1.4 Yang taat terhadap perintah Allah akan msuk ke dalam jannahNya, dan
yang durhaka kepada Allah akan masuk ke neraka.
3.2 Saran
3.2.1 Lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan yang dapat menambah
kecintaan kita terhadap Allah.
3.2.2 Saling mengingatkan dalam hal kebaikan
3.2.3 Jangan hanya berfokus pada perintah-perinntah Allah yang mahdah
saja, namun harus seimbang antara hablumminallah dan
hablumminannaasnya juga.
3.2.4 Memperbanyak khazanah keilmuan dan keislaman lewat literasi-
literasi atau ruang diskusi.
14. 14
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an, Mushaf. Syaamil qur’an Cordova (Al-qur’an & Terjemah).2007.
Bandung: Sygma Exagrafika
Muhammad, Syekh. bin Abdul Wahab. 2007. Kitab Tauhid: Islam House
Tafsir QS.As-Sajdah: 25 online:
Diakses dari https://risalahmuslim.id/quran/as-sajdah/32-25/
Tafsir QS.Saba’: 26 online:
Diakses dari https://tafsirweb.com/7784-surat-saba-ayat-26.html