SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN
            EKONOMI INDONESIA 2011-2025
               KORIDOR 1 SUMATERA



              Dedi Wiyanto (10308068)
          Herckia Pratama Daniel (10308072)
           Muhammad Ammar (10308074)




    Tugas 4 Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
                SarMag Teknik Sipil 2008
Enam Koridor Ekonomi Indonesia
               yang telah Ditetapkan
Menjangkau seluruh pusat ekonomi di wilayah Indonesia




                                                        2
Rencana Induk Koridor Ekonomi Indonesia
Mengembangkan Potensi Masing-Masing Koridor

           Sentra Produksi                    Pusat Produksi dan           Pusat Produksi dan Pengolahan
      dan Pengolahan Hasil Bumi           Pengolahan Hasil Tambang &        Hasil Pertanian, Perkebunan,
     dan Lumbung Energi Nasional           Lumbung Energi Nasional            dan Perikanan Nasional




  Pendorong Industri          Pintu Gerbang Pariwisata dan         Pengolahan Sumber Daya Alam yang
   dan Jasa Nasional           Pendukung Pangan Nasional            Melimpah dan SDM yang Sejahtera
Kerangka Desain Master Plan Percepatan & Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

1. Pengembangan potensi daerah melalui 6 Koridor Ekonomi
     KE. Sumatera & Jawa Bag.Selatan
     KE. Jawa
     KE. Kalimantan
     KE. Sulawesi
     KE. Bali & Nusa Tenggara
     KE. Papua & Kep.Maluku)
      * Penetapan Kegiatan Utama teridentifikasi terdapat 8 Program
        Utama dan 22 Kegiatan Utama
2. Pengembangan konektifitas intra dan inter koridor serta internasional
3. Penguatan kemampuan SDM dan IPTEK Nasional


                                                                     4
Posisi MP3EI Dalam Rencana Pembangunan
Nasional
Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera
8 Program - 22 Kegiatan Utama

                                                               1. Peralatan Transportasi   12. Perikanan
1      Pertanian
                                                               2. Minyak dan Gas           13. Kelapa Sawit

2    Pertambangan                                              3. Telematika               14. Pariwisata


3        Energi                                                4. Batu Bara                15. Karet

                                                               5. Perkapalan               16. Pertanian Pangan
4       Industri
                                                               6. Nikel                    17. Kakao

5       Kelautan
                                                               7. Tekstil                  18. Jabodetabek Area

6      Pariwisata                                              8. Tembaga                  19. Peternakan


7      Telematika                                              9. Besi Baja                20. KSN Selat Sunda

                                                               10. Bauksit                 21. Perkayuan
8   Pengembangan Kawasan Strategis
                                                               11. Alutsista               22. Makanan - Minuman




                        Didukung dengan Pengembangan Infrastruktur
            (Jalan, Utilitas Air, Pelabuhan, Bandara, Rel Kereta, Telematika, Power - Energi, dsb.)
Dukungan Infrastruktur dan Permukiman Koridor I
      Peningkatan Jalan            Perbaikan/Pelapisan Jalan       SPAM Kawasan Khusus
    Pematang Siantar - Tb.          Raya, Ruas: Lima Puluh -          Kota Lima Puluh
        Tinggi (35 km)              Simpang Inalum (22 km)           (Kapasitas 50 l/s)


                                                                                Peningkatan Jalan Pk.
                                                                               Heran - Siberida - Batas
                                                                               Provinsi Jambi (100 km)
 Jalan Tol Medan-Binjai

                                                                                                    Pembangunan Embung
                                                                                                       Pulau Dompak
SPAM Kawasan Industri
Dumai, Tj.Buton, dan
Kuala Enok (3 x 40 l/s)
                                                                                                Penanganan Jalan Lingkar
             Peningkatan Jalan Sorek-                                                        Jambi - akses jalan Talang Dukuh
             Sp.Japura-Rengat-Rumbai
               Jaya-K.Enok (238 km)                                                                  Peningkatan Jalan
                                                                                                     Strategis Nasional
                                                                                                   Serdang - Bojonegara -
                          Penanganan Jalan Muara                                                       Merak (35 km)
                              Tembesi - Jambi
                                                                                                      Pembangunan
                                                                                                     Bendungan Karian
                                        SPAM Bandar Lampung
                                        (Kapasita 500 l/s) – BOT
                                         IPA + Pipa Air Minum
                                                                                               Peningkatan jalan Cilegon
                                           Pembangunan Intake &                                  – Pasauran termasuk
                                          Transmisi Bandar Lampung                               Cilegon – Anyer (JSS) 8
Dukungan Infrastruktur dan Permukiman Koridor I
   Penanganan Jalan                         Penanganan Jalan Akses
 Lhokseumawe – Langsa                          Belawan (Sumut)
        (Aceh)
                                                                        (Penanganan Jalan
                                                                     Tb.Tinggi-Kisaran-Rantau
Pembangunan Jalan Akses
                                                                     Prapat-Batas Prov Riau)-
  Kualanamu (Sumut)
                                                                       326,71 km – (Sumut)
    Jalan Tol Medan-
Kualanamu-Tebing Tinggi
                                                                              Penanganan Jalan
         (60 km)
                                                                            Sp.Batang-Batas Dumai
                                                                                (Rigid) – (Riau)
 Jalan Dumai-Pelintung
 (Jalan Provinsi)- (Riau)

Jalan Sp. Kulim-Pelabuhan                                                    Jalan Tol Palembang –
    Dumai Rigid -(Riau)                                                         Indralaya (22 km)




                                                                                  Pembangunan Jalan Tol
                            Jalan Tol Pekanbaru-Kandis-
                                                                                Bakauheuni-Terbanggi Besar
                                       Dumai
                                                                                        (100 km)


                                Penanganan Jalan Muara
                                   Enim - Palembang

                                Pembangunan Jembatan                                Penanganan Jalan Cikande –
                                   Selat Sunda (JSS)                                     Serang - Cilegon
Secara geostrategis, Sumatera diharapkan menjadi “Gerbang ekonomi nasional ke Pasar Eropa, Afrika, Asia Selatan, Asia Timur, serta Australia”.
Di dalam strategi pembangunan ekonominya, Koridor Ekonomi Sumatera
berfokus pada tiga kegiatan ekonomi utama, yaitu kelapa sawit, karet, serta
batubara yang memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi mesin
pertumbuhan ekonomi koridor ini. Selain itu, kegiatan ekonomi utama
pengolahan besi baja yang terkonsentrasi di Banten juga diharapkan menjadi
salah satu lokomotif pertumbuhan koridor ini, terutama setelah adanya upaya
pembangunan Jembatan Selat Sunda.




              Batu bara        Kelapa Sawit            Karet




                       Besi Baja      Jembatan Selat
                                         Sunda
Karet
KARET
• Indonesia merupakan negara kedua penghasil
  karet alami di dunia (sekitar 28% dari produksi
  karet dunia di tahun 2010),
• Dalam     produksi     karet    mentah     dari
  perkebunan, Sumatera adalah produsen
  terbesar di Indonesia dan masih memiliki
  peluang peningkatan produktivitas.
Porsi Produksi Karet Provinsi di Indonesia




Sumber: Studi Literatur, Analisis Tim, Statistik Indonesia 2010
Kegiatan Ekonomi Utama Karet
Perkebunan




   Sebagian besar produsen yang merupakan pengusaha kecil rata-rata memiliki
   lahan yang kecil dan masih menggunakan cara berkebun secara tradisional. Hal
   ini menyebabkan rendahnya produktivitas kebun yang diolah oleh pengusaha
   kecil. Seperti yang terlihat pada gambar, bahwa perkebunan milik pengusaha kecil
   memiliki produktivitas 30 % lebih rendah dari perkebunan swasta besar/BUMN.
Indonesia memiliki produktivitas karet yang lebih rendah yaitu sekitar 50 persen dari
produktivitas karet India. Bahkan jika kita membandingkan dengan negara-negara di
Asia Tenggara, Indonesia memiliki produktivitas lebih rendah sekitar 30-40 persen
dibandingkan Thailand, Vietnam, atau Malaysia. Di samping itu, peran
pengusaha kecil di negara-negara lain lebih besar daripada Indonesia.
Produktivitas perkebunan karet yang rendah di
Indonesia disebabkan oleh :
1. kualitas bibit yang rendah
2. pemanfaatan lahan perkebunan yang tidak optimal
3. pemeliharaan tanaman yang buruk
Pengolahan


  • Rantai nilai pengolahan merupakan bagian yang penting
    untuk kegiatan ekonomi utama karet ini. Masalah di rantai
    nilai ini adalah adanya pihak-pihak perantara yang
    mengumpulkan hasil-hasil dari pengusaha kecil perkebunan
    karet. Adanya perantara ini membuat harga yang diterima
    petani karet menjadi rendah.
  • Di Indonesia, petani karet hanya mendapatkan sekitar 50 -
    60 persen dari harga jual keseluruhan, sedangkan di
    Thailand dan Malaysia mencapai sekitar 90 persen. Sebagai
    kompensasinya, pengusaha kecil berusaha meningkatkan
    keuntungan dengan mencampurkannya karet murni dengan
    bahan lain untuk meningkatkan beratnya meskipun hal ini
    akan menurunkan kualitas karet olahan tersebut
Industri Hilir
                     15 % produksi karet dikonsumsi oleh industri hilir
                     85 % merupakan komoditi ekspor
 Karet alam dan karet sintetik digunakan sebagai bahan baku ban dengan tingkat kandungan
 karetnya antara 40-60 persen. Hasil industri hilir karet antara lain sol sepatu, vulkanisir ban,
 barang karet untuk industri. Sedangkan lateks pekat dapat dijadikan sebagai bahan baku
 sarung tangan, benang karet, dan lain-lain.




 Hal ini selaras dengan penggunaan karet alami di industri hilir dunia. Potensi industri ban
 masih sangat signifikan, hal ini ditunjukan dengan ekspor ban yang tumbuh rata-rata 22
 persen setiap tahunnya.
Regulasi dan Kebijakan
Berdasarkan berbagai analisis di atas, terdapat fokus utama terkait regulasi dan kebijakan dalam
pengembangan kegiatan ekonomi utama karet, yaitu:
 1. Melakukan peninjauan kebijakan pemerintah tentang jenis bahan olah dan produk yang
    tidak boleh diekspor (selama ini diatur melalui Peraturan Menteri Perdagangan No. 1 Tahun
    2007);
 2. Meningkatkan efisiensi rantai nilai pengolahan dan pemasaran dengan melaksanakan secara
    efektif Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Perkebunan dan aturan pelaksanaannya
    (Peraturan Menteri Pertanian No. 38 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengolahan dan
    Pemasaran Bahan Olah Karet dan Peraturan Menteri Perdagangan No. 53 Tahun 2009
    tentang Pengawasan Mutu Bahan Olah Komoditi Ekspor Standar Indonesian Rubber yang
    Diperdagangkan);
 3. Meningkatkan produktivitas hulu (perkebunan) perkebunan karet rakyat dengan melakukan
    penanaman kembali peremajaan tanaman karet rakyat secara besar-besaran dan bertahap
    serta terprogram, penyediaan bantuan subsidi bunga kredit bank, penyediaan kualitas bibit
    yang unggul disertai pemberian insentif yang mendukung penanaman kembali,
 4. Menyusun strategi hilirisasi industri karet dengan memperhatikan incentive-disincentive,
    Domestic Market Obligation (DMO), jenis industri dan ketersediaan bahan baku dan bahan
    bantu/penolong yang dapat memperkuat daya saing industri hilir karet
 5. Menyediakan kemudahan bagi investor untuk melakukan investasi di sektor industri hilir
    karet dengan penyediaan informasi disertai proses dan prosedur investasi yang jelas dan
    terukur.
Konektivitas (infrastruktur)
Untuk dapat mendukung strategi umum pengembangan karet
tersebut, ada beberapa infrastruktur dasar yang harus dibenahi,
yaitu:
1. Pengembangan kapasitas pelabuhan untuk mendukung
   industri karet, baik hulu maupun hilir dengan membuat waktu
   tunggu di pelabuhan yang lebih efisien. Hasil produksi karet
   membutuhkan pelabuhan sebagai pintu gerbang ekspor
   maupun konsumsi dalam negeri;
2. Penambahan kapasitas listrik yang saat ini masih dirasakan
   kurang memadai untuk mendukung industri karet di
   Sumatera;
3. Pengembangan jaringan logistik darat antara lokasi
   perkebunan, sentra pengolahan dan akses ke pelabuhan.
SDM dan IPTEK
Pengembangan kegiatan ekonomi utama karet
memerlukan dukungan kebijakan terkait SDM
dan IPTEK pengembangan yang antara lain:
1. Membentuk badan karet yang dapat berguna
   sebagai pusat riset dan dapat dimanfaatkan untuk
   meningkatkan kualitas produk bahan olah karet
   sehingga terjadi efisiensi pengolahan karet
   selanjutnya dari para pedagang dan perantara;
2. Peningkatan SDM melalui pendidikan terkait
   penelitian pengembangan karet.
Kelapa Sawit
MODEL SISTEM INOVASI KOMODITAS KELAPA SAWIT
                                                                       Pekebun
        Tax Insentif                   BUMN, Swasta,                   (Plasma)
                                        FDI, Koperasi
                                            (Inti)




                                                                        Investasi
                     Investasi




                                           Investasi
Pemerintah




                                  Rp                     Rp                             Rp
                                                              Unit Pengolahan &              Pasar
                 Pembibitan               Budidaya             Pemasaran (Int)               DN/LN




                                                                          Manajemen
                                 Teknologi &




                                                                          Teknologi &
                  Manajemen
                  Teknologi &




                                 Manajemen

                                         Lembaga IPTEK
                                             & PT
        Insentif Riset                  (Swasta, BUMN)
PEMBIBITAN                      BUDIDAYA


INVENSI PEMBIBITAN KELAPA      INVENSI BUDIDAYA KELAPA SAWIT
SAWIT
                               - Diagnosa dini bibit
- Bibit Karoten Tinggi         jantan/betina
- Bibit Tahan Ganoderma        - Diagnosa dini abnormalitas
- Pustaka Sumber Daya          - Kendali PUFA-MUFA
- Genetika Sawit (PT Lonsum)   - Biofertilizer ?




      UNIT PENGOLAHAN
        & PEMASARAN

INVENSI PENGOLAHAN KELAPA
SAWIT

- Biodiesel
- Surfactan
- Biogrease
- Oleochemical (Glycerin)
- Nutraceutical
- Pharmaceutical
Perkapalan
Kapasitas Industri Perkapalan
         (Reparasi)
Kapasitas Industri Perkapalan
      (Bangunan Baru)
Regulasi dan Kebijakan
Beberapa langkah terkait regulasi dan kebijakan, yaitu:
1.   Meningkatkan jumlah dan kemampuan industri galangan kapal nasional dalam pembangunan
     kapal sampai dengan kapasitas 50.000 DWT (Dead Weight Tonnage);
2.   Membangun galangan kapal nasional yang memiliki fasilitas produksi berupa building
     berth/graving dock yang mampu membangun/ mereparasi kapal sampai dengan kapasitas
     300.000 DWT;
3.   Memberikan prioritas bagi pembuatan dan perbaikan di dalam negeri untuk kapal-kapal di
     bawah 50.000 DWT;
4.   Memprioritaskan pembuatan kapal penunjang eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas yang
     sudah mampu dibuat di dalam negeri, kecuali untuk jenis kapal tipe C;
5.   Menghapus Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari hulu hingga hilir di industri perkapalan dalam
     rangka memangkas ongkos produksi sekitar 10 persen
6.   Menetapkan tingkat suku bunga dan kolateral yang wajar untuk pinjaman dari bank komersial
     serta pemberian pinjaman lunak dari ODA (Official Development Assitance) /JBIC (Japan Bank
     for International Cooperation) dengan skema penerusan pinjaman (Two Step Loan) melalui
     Public Ship Financing Program (PSFP) yang difasilitasi oleh pemerintah;
7.   Menetapkan tingkat suku bunga dan kolateral yang wajar untuk pinjaman dari bank komersial
     serta pemberian pinjaman lunak dari ODA (Official Development Assitance) /JBIC (Japan Bank
     for International Cooperation) dengan skema penerusan pinjaman (Two Step Loan) melalui
     Public Ship Financing Program (PSFP) yang difasilitasi oleh pemerintah;
SDM dan IPTEK
Disamping regulasi dan kebijakan, hal lain terkait
pengembangan SDM dan IPTEK juga perlu
dilakukan, yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan SDM perkapalan dalam
   membuat desain kapal melalui pembangunan
   sekolah khusus di bidang perkapalan;
2. Meningkatkan fasilitas yang dimiliki oleh
   laboratorium uji perkapalan agar sesuai dengan
   standar International Maritime Organization (IMO)

More Related Content

What's hot

Modul soal trigonometri
Modul soal trigonometriModul soal trigonometri
Modul soal trigonometrireno sutriono
 
Soal dan Pembahasan POLINOMIAL Matematika SMA kelas XI
Soal dan Pembahasan POLINOMIAL Matematika SMA kelas XISoal dan Pembahasan POLINOMIAL Matematika SMA kelas XI
Soal dan Pembahasan POLINOMIAL Matematika SMA kelas XIMillenia Anjali
 
Fungsi komposisi dan fungsi invers
Fungsi komposisi dan fungsi inversFungsi komposisi dan fungsi invers
Fungsi komposisi dan fungsi inversnoussevarenna
 
Soal Cerita Persamaan Linear dan Kuadrat
Soal Cerita Persamaan Linear dan KuadratSoal Cerita Persamaan Linear dan Kuadrat
Soal Cerita Persamaan Linear dan KuadratFrandy Feliciano
 
Geometri analitik-ruang1
Geometri analitik-ruang1Geometri analitik-ruang1
Geometri analitik-ruang1Hafisfanani
 
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan IslamSejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan IslamBhayu Sulistiawan
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Arvina Frida Karela
 
RPP Volume Balok dan Kubus
RPP Volume Balok dan KubusRPP Volume Balok dan Kubus
RPP Volume Balok dan KubusElisa Sari
 
(8.2.1) soal dan pembahasan pemfaktoran bentuk aljabar matematika sltp kelas 8
(8.2.1) soal dan pembahasan pemfaktoran bentuk aljabar matematika sltp kelas 8(8.2.1) soal dan pembahasan pemfaktoran bentuk aljabar matematika sltp kelas 8
(8.2.1) soal dan pembahasan pemfaktoran bentuk aljabar matematika sltp kelas 8kreasi_cerdik
 
Metode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier Simultan
Metode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier SimultanMetode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier Simultan
Metode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier SimultanAururia Begi Wiwiet Rambang
 
Bruto, Netto, Tara dan Diskon (Aritmatika Sosial) SMP kelas 7
Bruto, Netto, Tara dan Diskon (Aritmatika Sosial) SMP kelas 7Bruto, Netto, Tara dan Diskon (Aritmatika Sosial) SMP kelas 7
Bruto, Netto, Tara dan Diskon (Aritmatika Sosial) SMP kelas 7Aulia Nurrahman
 
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2MOSES HADUN
 
PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN
PERANCANGAN GEOMETRIK JALANPERANCANGAN GEOMETRIK JALAN
PERANCANGAN GEOMETRIK JALANEkaRahayu18
 
Pengembangan Aljabar
Pengembangan AljabarPengembangan Aljabar
Pengembangan Aljabarmafia_konoha
 
Elips Di Titik (0,0)
Elips Di Titik (0,0)Elips Di Titik (0,0)
Elips Di Titik (0,0)Rana Auliani
 
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipilMateri vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipilRizky Islami
 
Media Pembelajaran kelas 3
Media Pembelajaran kelas 3Media Pembelajaran kelas 3
Media Pembelajaran kelas 3erwinta12005180
 

What's hot (20)

Modul soal trigonometri
Modul soal trigonometriModul soal trigonometri
Modul soal trigonometri
 
Soal dan Pembahasan POLINOMIAL Matematika SMA kelas XI
Soal dan Pembahasan POLINOMIAL Matematika SMA kelas XISoal dan Pembahasan POLINOMIAL Matematika SMA kelas XI
Soal dan Pembahasan POLINOMIAL Matematika SMA kelas XI
 
Fungsi komposisi dan fungsi invers
Fungsi komposisi dan fungsi inversFungsi komposisi dan fungsi invers
Fungsi komposisi dan fungsi invers
 
Soal Cerita Persamaan Linear dan Kuadrat
Soal Cerita Persamaan Linear dan KuadratSoal Cerita Persamaan Linear dan Kuadrat
Soal Cerita Persamaan Linear dan Kuadrat
 
Materi dan lkpd
Materi dan lkpdMateri dan lkpd
Materi dan lkpd
 
2.semen proses
2.semen proses2.semen proses
2.semen proses
 
Geometri analitik-ruang1
Geometri analitik-ruang1Geometri analitik-ruang1
Geometri analitik-ruang1
 
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan IslamSejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
RPP Volume Balok dan Kubus
RPP Volume Balok dan KubusRPP Volume Balok dan Kubus
RPP Volume Balok dan Kubus
 
(8.2.1) soal dan pembahasan pemfaktoran bentuk aljabar matematika sltp kelas 8
(8.2.1) soal dan pembahasan pemfaktoran bentuk aljabar matematika sltp kelas 8(8.2.1) soal dan pembahasan pemfaktoran bentuk aljabar matematika sltp kelas 8
(8.2.1) soal dan pembahasan pemfaktoran bentuk aljabar matematika sltp kelas 8
 
Metode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier Simultan
Metode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier SimultanMetode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier Simultan
Metode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier Simultan
 
Bruto, Netto, Tara dan Diskon (Aritmatika Sosial) SMP kelas 7
Bruto, Netto, Tara dan Diskon (Aritmatika Sosial) SMP kelas 7Bruto, Netto, Tara dan Diskon (Aritmatika Sosial) SMP kelas 7
Bruto, Netto, Tara dan Diskon (Aritmatika Sosial) SMP kelas 7
 
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
 
PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN
PERANCANGAN GEOMETRIK JALANPERANCANGAN GEOMETRIK JALAN
PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN
 
Pengembangan Aljabar
Pengembangan AljabarPengembangan Aljabar
Pengembangan Aljabar
 
Elips Di Titik (0,0)
Elips Di Titik (0,0)Elips Di Titik (0,0)
Elips Di Titik (0,0)
 
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipilMateri vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
 
Buku ajar-analisa-struktur-i
Buku ajar-analisa-struktur-iBuku ajar-analisa-struktur-i
Buku ajar-analisa-struktur-i
 
Media Pembelajaran kelas 3
Media Pembelajaran kelas 3Media Pembelajaran kelas 3
Media Pembelajaran kelas 3
 

Viewers also liked

Paparan dir. bipran renstra & rpjp ditjen. bina marga fixdeal rev1
Paparan dir. bipran renstra & rpjp ditjen. bina marga fixdeal rev1Paparan dir. bipran renstra & rpjp ditjen. bina marga fixdeal rev1
Paparan dir. bipran renstra & rpjp ditjen. bina marga fixdeal rev1Indonesia Infrastructure Initiative
 
Analisis Kinematik dan Dinamik Sesar Semangko
Analisis Kinematik dan Dinamik Sesar SemangkoAnalisis Kinematik dan Dinamik Sesar Semangko
Analisis Kinematik dan Dinamik Sesar SemangkoRoishe Prabowo
 
Handout pengantar geografi regional
Handout  pengantar geografi regionalHandout  pengantar geografi regional
Handout pengantar geografi regionalAulia Nofrianti
 
Geografi Regional Indonesia
Geografi Regional IndonesiaGeografi Regional Indonesia
Geografi Regional IndonesiaAdip Wahyudi
 
Buku geologi sulawesi armstrong sompotan
Buku geologi sulawesi armstrong sompotanBuku geologi sulawesi armstrong sompotan
Buku geologi sulawesi armstrong sompotanArmstrong Sompotan
 

Viewers also liked (7)

Paparan dir. bipran renstra & rpjp ditjen. bina marga fixdeal rev1
Paparan dir. bipran renstra & rpjp ditjen. bina marga fixdeal rev1Paparan dir. bipran renstra & rpjp ditjen. bina marga fixdeal rev1
Paparan dir. bipran renstra & rpjp ditjen. bina marga fixdeal rev1
 
Analisis Kinematik dan Dinamik Sesar Semangko
Analisis Kinematik dan Dinamik Sesar SemangkoAnalisis Kinematik dan Dinamik Sesar Semangko
Analisis Kinematik dan Dinamik Sesar Semangko
 
The Geology of Sumatra
The Geology of SumatraThe Geology of Sumatra
The Geology of Sumatra
 
Handout pengantar geografi regional
Handout  pengantar geografi regionalHandout  pengantar geografi regional
Handout pengantar geografi regional
 
Geografi Regional Indonesia
Geografi Regional IndonesiaGeografi Regional Indonesia
Geografi Regional Indonesia
 
Buku geologi sulawesi armstrong sompotan
Buku geologi sulawesi armstrong sompotanBuku geologi sulawesi armstrong sompotan
Buku geologi sulawesi armstrong sompotan
 
Sislognas
SislognasSislognas
Sislognas
 

Similar to MP3EI Koridor Sumatera

HASIL KAJIAN URGENSI PEMBANGUNAN Tol Trans Madura 260921.pdf
HASIL KAJIAN URGENSI PEMBANGUNAN Tol Trans Madura 260921.pdfHASIL KAJIAN URGENSI PEMBANGUNAN Tol Trans Madura 260921.pdf
HASIL KAJIAN URGENSI PEMBANGUNAN Tol Trans Madura 260921.pdfAchmadFaizHP
 
Panel iv rakornas 2019 - kemen pupr
Panel iv    rakornas 2019 - kemen puprPanel iv    rakornas 2019 - kemen pupr
Panel iv rakornas 2019 - kemen puprJoseph Sitepu
 
lampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruang
lampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruanglampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruang
lampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruangProbolinggo Property
 
Musrenbang kab aceh tenggara
Musrenbang kab aceh tenggaraMusrenbang kab aceh tenggara
Musrenbang kab aceh tenggaraanto7
 
krtj-10-16-jembatan-indonesia-saat-ini-dan-mendatang
krtj-10-16-jembatan-indonesia-saat-ini-dan-mendatangkrtj-10-16-jembatan-indonesia-saat-ini-dan-mendatang
krtj-10-16-jembatan-indonesia-saat-ini-dan-mendatangFirta Sukmana
 
Profil Kegiatan 2021_Air Minum (edit).pptx
Profil Kegiatan 2021_Air Minum (edit).pptxProfil Kegiatan 2021_Air Minum (edit).pptx
Profil Kegiatan 2021_Air Minum (edit).pptxsugiripurnama1
 
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi BantenArah Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Bantenushfia
 
Rute angkutan-umum Jakarta
Rute angkutan-umum JakartaRute angkutan-umum Jakarta
Rute angkutan-umum JakartaLamhot Sihotang
 
Presentasi Urban Disain Untuk Mentri.pptx
Presentasi Urban Disain Untuk Mentri.pptxPresentasi Urban Disain Untuk Mentri.pptx
Presentasi Urban Disain Untuk Mentri.pptxAlfiHidayat19
 
Railway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in javaRailway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in javaIndonesia Infrastructure Initiative
 
KONSEP TATA RUANG MALUKU.pdf
KONSEP TATA RUANG MALUKU.pdfKONSEP TATA RUANG MALUKU.pdf
KONSEP TATA RUANG MALUKU.pdfnoorekasari
 
01 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda082006
01 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda08200601 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda082006
01 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda082006guesteb3210c
 

Similar to MP3EI Koridor Sumatera (13)

HASIL KAJIAN URGENSI PEMBANGUNAN Tol Trans Madura 260921.pdf
HASIL KAJIAN URGENSI PEMBANGUNAN Tol Trans Madura 260921.pdfHASIL KAJIAN URGENSI PEMBANGUNAN Tol Trans Madura 260921.pdf
HASIL KAJIAN URGENSI PEMBANGUNAN Tol Trans Madura 260921.pdf
 
Panel iv rakornas 2019 - kemen pupr
Panel iv    rakornas 2019 - kemen puprPanel iv    rakornas 2019 - kemen pupr
Panel iv rakornas 2019 - kemen pupr
 
lampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruang
lampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruanglampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruang
lampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruang
 
Musrenbang kab aceh tenggara
Musrenbang kab aceh tenggaraMusrenbang kab aceh tenggara
Musrenbang kab aceh tenggara
 
Pelindo i
Pelindo iPelindo i
Pelindo i
 
krtj-10-16-jembatan-indonesia-saat-ini-dan-mendatang
krtj-10-16-jembatan-indonesia-saat-ini-dan-mendatangkrtj-10-16-jembatan-indonesia-saat-ini-dan-mendatang
krtj-10-16-jembatan-indonesia-saat-ini-dan-mendatang
 
Profil Kegiatan 2021_Air Minum (edit).pptx
Profil Kegiatan 2021_Air Minum (edit).pptxProfil Kegiatan 2021_Air Minum (edit).pptx
Profil Kegiatan 2021_Air Minum (edit).pptx
 
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi BantenArah Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten
 
Rute angkutan-umum Jakarta
Rute angkutan-umum JakartaRute angkutan-umum Jakarta
Rute angkutan-umum Jakarta
 
Presentasi Urban Disain Untuk Mentri.pptx
Presentasi Urban Disain Untuk Mentri.pptxPresentasi Urban Disain Untuk Mentri.pptx
Presentasi Urban Disain Untuk Mentri.pptx
 
Railway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in javaRailway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in java
 
KONSEP TATA RUANG MALUKU.pdf
KONSEP TATA RUANG MALUKU.pdfKONSEP TATA RUANG MALUKU.pdf
KONSEP TATA RUANG MALUKU.pdf
 
01 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda082006
01 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda08200601 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda082006
01 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda082006
 

Recently uploaded

11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxDenzbaguseNugroho
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian outputjafarismail7
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANGallynDityaManggala
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptDenzbaguseNugroho
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
warrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modalwarrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modalmohtamrin
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisGallynDityaManggala
 

Recently uploaded (17)

ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
warrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modalwarrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modal
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
 

MP3EI Koridor Sumatera

  • 1. MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025 KORIDOR 1 SUMATERA Dedi Wiyanto (10308068) Herckia Pratama Daniel (10308072) Muhammad Ammar (10308074) Tugas 4 Perencanaan dan Pengembangan Wilayah SarMag Teknik Sipil 2008
  • 2. Enam Koridor Ekonomi Indonesia yang telah Ditetapkan Menjangkau seluruh pusat ekonomi di wilayah Indonesia 2
  • 3. Rencana Induk Koridor Ekonomi Indonesia Mengembangkan Potensi Masing-Masing Koridor Sentra Produksi Pusat Produksi dan Pusat Produksi dan Pengolahan dan Pengolahan Hasil Bumi Pengolahan Hasil Tambang & Hasil Pertanian, Perkebunan, dan Lumbung Energi Nasional Lumbung Energi Nasional dan Perikanan Nasional Pendorong Industri Pintu Gerbang Pariwisata dan Pengolahan Sumber Daya Alam yang dan Jasa Nasional Pendukung Pangan Nasional Melimpah dan SDM yang Sejahtera
  • 4. Kerangka Desain Master Plan Percepatan & Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 1. Pengembangan potensi daerah melalui 6 Koridor Ekonomi  KE. Sumatera & Jawa Bag.Selatan  KE. Jawa  KE. Kalimantan  KE. Sulawesi  KE. Bali & Nusa Tenggara  KE. Papua & Kep.Maluku) * Penetapan Kegiatan Utama teridentifikasi terdapat 8 Program Utama dan 22 Kegiatan Utama 2. Pengembangan konektifitas intra dan inter koridor serta internasional 3. Penguatan kemampuan SDM dan IPTEK Nasional 4
  • 5. Posisi MP3EI Dalam Rencana Pembangunan Nasional
  • 6. Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera
  • 7. 8 Program - 22 Kegiatan Utama 1. Peralatan Transportasi 12. Perikanan 1 Pertanian 2. Minyak dan Gas 13. Kelapa Sawit 2 Pertambangan 3. Telematika 14. Pariwisata 3 Energi 4. Batu Bara 15. Karet 5. Perkapalan 16. Pertanian Pangan 4 Industri 6. Nikel 17. Kakao 5 Kelautan 7. Tekstil 18. Jabodetabek Area 6 Pariwisata 8. Tembaga 19. Peternakan 7 Telematika 9. Besi Baja 20. KSN Selat Sunda 10. Bauksit 21. Perkayuan 8 Pengembangan Kawasan Strategis 11. Alutsista 22. Makanan - Minuman Didukung dengan Pengembangan Infrastruktur (Jalan, Utilitas Air, Pelabuhan, Bandara, Rel Kereta, Telematika, Power - Energi, dsb.)
  • 8. Dukungan Infrastruktur dan Permukiman Koridor I Peningkatan Jalan Perbaikan/Pelapisan Jalan SPAM Kawasan Khusus Pematang Siantar - Tb. Raya, Ruas: Lima Puluh - Kota Lima Puluh Tinggi (35 km) Simpang Inalum (22 km) (Kapasitas 50 l/s) Peningkatan Jalan Pk. Heran - Siberida - Batas Provinsi Jambi (100 km) Jalan Tol Medan-Binjai Pembangunan Embung Pulau Dompak SPAM Kawasan Industri Dumai, Tj.Buton, dan Kuala Enok (3 x 40 l/s) Penanganan Jalan Lingkar Peningkatan Jalan Sorek- Jambi - akses jalan Talang Dukuh Sp.Japura-Rengat-Rumbai Jaya-K.Enok (238 km) Peningkatan Jalan Strategis Nasional Serdang - Bojonegara - Penanganan Jalan Muara Merak (35 km) Tembesi - Jambi Pembangunan Bendungan Karian SPAM Bandar Lampung (Kapasita 500 l/s) – BOT IPA + Pipa Air Minum Peningkatan jalan Cilegon Pembangunan Intake & – Pasauran termasuk Transmisi Bandar Lampung Cilegon – Anyer (JSS) 8
  • 9. Dukungan Infrastruktur dan Permukiman Koridor I Penanganan Jalan Penanganan Jalan Akses Lhokseumawe – Langsa Belawan (Sumut) (Aceh) (Penanganan Jalan Tb.Tinggi-Kisaran-Rantau Pembangunan Jalan Akses Prapat-Batas Prov Riau)- Kualanamu (Sumut) 326,71 km – (Sumut) Jalan Tol Medan- Kualanamu-Tebing Tinggi Penanganan Jalan (60 km) Sp.Batang-Batas Dumai (Rigid) – (Riau) Jalan Dumai-Pelintung (Jalan Provinsi)- (Riau) Jalan Sp. Kulim-Pelabuhan Jalan Tol Palembang – Dumai Rigid -(Riau) Indralaya (22 km) Pembangunan Jalan Tol Jalan Tol Pekanbaru-Kandis- Bakauheuni-Terbanggi Besar Dumai (100 km) Penanganan Jalan Muara Enim - Palembang Pembangunan Jembatan Penanganan Jalan Cikande – Selat Sunda (JSS) Serang - Cilegon
  • 10. Secara geostrategis, Sumatera diharapkan menjadi “Gerbang ekonomi nasional ke Pasar Eropa, Afrika, Asia Selatan, Asia Timur, serta Australia”.
  • 11. Di dalam strategi pembangunan ekonominya, Koridor Ekonomi Sumatera berfokus pada tiga kegiatan ekonomi utama, yaitu kelapa sawit, karet, serta batubara yang memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi mesin pertumbuhan ekonomi koridor ini. Selain itu, kegiatan ekonomi utama pengolahan besi baja yang terkonsentrasi di Banten juga diharapkan menjadi salah satu lokomotif pertumbuhan koridor ini, terutama setelah adanya upaya pembangunan Jembatan Selat Sunda. Batu bara Kelapa Sawit Karet Besi Baja Jembatan Selat Sunda
  • 12. Karet
  • 13. KARET • Indonesia merupakan negara kedua penghasil karet alami di dunia (sekitar 28% dari produksi karet dunia di tahun 2010), • Dalam produksi karet mentah dari perkebunan, Sumatera adalah produsen terbesar di Indonesia dan masih memiliki peluang peningkatan produktivitas.
  • 14. Porsi Produksi Karet Provinsi di Indonesia Sumber: Studi Literatur, Analisis Tim, Statistik Indonesia 2010
  • 16. Perkebunan Sebagian besar produsen yang merupakan pengusaha kecil rata-rata memiliki lahan yang kecil dan masih menggunakan cara berkebun secara tradisional. Hal ini menyebabkan rendahnya produktivitas kebun yang diolah oleh pengusaha kecil. Seperti yang terlihat pada gambar, bahwa perkebunan milik pengusaha kecil memiliki produktivitas 30 % lebih rendah dari perkebunan swasta besar/BUMN.
  • 17. Indonesia memiliki produktivitas karet yang lebih rendah yaitu sekitar 50 persen dari produktivitas karet India. Bahkan jika kita membandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, Indonesia memiliki produktivitas lebih rendah sekitar 30-40 persen dibandingkan Thailand, Vietnam, atau Malaysia. Di samping itu, peran pengusaha kecil di negara-negara lain lebih besar daripada Indonesia.
  • 18. Produktivitas perkebunan karet yang rendah di Indonesia disebabkan oleh : 1. kualitas bibit yang rendah 2. pemanfaatan lahan perkebunan yang tidak optimal 3. pemeliharaan tanaman yang buruk
  • 19. Pengolahan • Rantai nilai pengolahan merupakan bagian yang penting untuk kegiatan ekonomi utama karet ini. Masalah di rantai nilai ini adalah adanya pihak-pihak perantara yang mengumpulkan hasil-hasil dari pengusaha kecil perkebunan karet. Adanya perantara ini membuat harga yang diterima petani karet menjadi rendah. • Di Indonesia, petani karet hanya mendapatkan sekitar 50 - 60 persen dari harga jual keseluruhan, sedangkan di Thailand dan Malaysia mencapai sekitar 90 persen. Sebagai kompensasinya, pengusaha kecil berusaha meningkatkan keuntungan dengan mencampurkannya karet murni dengan bahan lain untuk meningkatkan beratnya meskipun hal ini akan menurunkan kualitas karet olahan tersebut
  • 20. Industri Hilir 15 % produksi karet dikonsumsi oleh industri hilir 85 % merupakan komoditi ekspor Karet alam dan karet sintetik digunakan sebagai bahan baku ban dengan tingkat kandungan karetnya antara 40-60 persen. Hasil industri hilir karet antara lain sol sepatu, vulkanisir ban, barang karet untuk industri. Sedangkan lateks pekat dapat dijadikan sebagai bahan baku sarung tangan, benang karet, dan lain-lain. Hal ini selaras dengan penggunaan karet alami di industri hilir dunia. Potensi industri ban masih sangat signifikan, hal ini ditunjukan dengan ekspor ban yang tumbuh rata-rata 22 persen setiap tahunnya.
  • 21. Regulasi dan Kebijakan Berdasarkan berbagai analisis di atas, terdapat fokus utama terkait regulasi dan kebijakan dalam pengembangan kegiatan ekonomi utama karet, yaitu: 1. Melakukan peninjauan kebijakan pemerintah tentang jenis bahan olah dan produk yang tidak boleh diekspor (selama ini diatur melalui Peraturan Menteri Perdagangan No. 1 Tahun 2007); 2. Meningkatkan efisiensi rantai nilai pengolahan dan pemasaran dengan melaksanakan secara efektif Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Perkebunan dan aturan pelaksanaannya (Peraturan Menteri Pertanian No. 38 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olah Karet dan Peraturan Menteri Perdagangan No. 53 Tahun 2009 tentang Pengawasan Mutu Bahan Olah Komoditi Ekspor Standar Indonesian Rubber yang Diperdagangkan); 3. Meningkatkan produktivitas hulu (perkebunan) perkebunan karet rakyat dengan melakukan penanaman kembali peremajaan tanaman karet rakyat secara besar-besaran dan bertahap serta terprogram, penyediaan bantuan subsidi bunga kredit bank, penyediaan kualitas bibit yang unggul disertai pemberian insentif yang mendukung penanaman kembali, 4. Menyusun strategi hilirisasi industri karet dengan memperhatikan incentive-disincentive, Domestic Market Obligation (DMO), jenis industri dan ketersediaan bahan baku dan bahan bantu/penolong yang dapat memperkuat daya saing industri hilir karet 5. Menyediakan kemudahan bagi investor untuk melakukan investasi di sektor industri hilir karet dengan penyediaan informasi disertai proses dan prosedur investasi yang jelas dan terukur.
  • 22. Konektivitas (infrastruktur) Untuk dapat mendukung strategi umum pengembangan karet tersebut, ada beberapa infrastruktur dasar yang harus dibenahi, yaitu: 1. Pengembangan kapasitas pelabuhan untuk mendukung industri karet, baik hulu maupun hilir dengan membuat waktu tunggu di pelabuhan yang lebih efisien. Hasil produksi karet membutuhkan pelabuhan sebagai pintu gerbang ekspor maupun konsumsi dalam negeri; 2. Penambahan kapasitas listrik yang saat ini masih dirasakan kurang memadai untuk mendukung industri karet di Sumatera; 3. Pengembangan jaringan logistik darat antara lokasi perkebunan, sentra pengolahan dan akses ke pelabuhan.
  • 23. SDM dan IPTEK Pengembangan kegiatan ekonomi utama karet memerlukan dukungan kebijakan terkait SDM dan IPTEK pengembangan yang antara lain: 1. Membentuk badan karet yang dapat berguna sebagai pusat riset dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas produk bahan olah karet sehingga terjadi efisiensi pengolahan karet selanjutnya dari para pedagang dan perantara; 2. Peningkatan SDM melalui pendidikan terkait penelitian pengembangan karet.
  • 25. MODEL SISTEM INOVASI KOMODITAS KELAPA SAWIT Pekebun Tax Insentif BUMN, Swasta, (Plasma) FDI, Koperasi (Inti) Investasi Investasi Investasi Pemerintah Rp Rp Rp Unit Pengolahan & Pasar Pembibitan Budidaya Pemasaran (Int) DN/LN Manajemen Teknologi & Teknologi & Manajemen Teknologi & Manajemen Lembaga IPTEK & PT Insentif Riset (Swasta, BUMN)
  • 26. PEMBIBITAN BUDIDAYA INVENSI PEMBIBITAN KELAPA INVENSI BUDIDAYA KELAPA SAWIT SAWIT - Diagnosa dini bibit - Bibit Karoten Tinggi jantan/betina - Bibit Tahan Ganoderma - Diagnosa dini abnormalitas - Pustaka Sumber Daya - Kendali PUFA-MUFA - Genetika Sawit (PT Lonsum) - Biofertilizer ? UNIT PENGOLAHAN & PEMASARAN INVENSI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT - Biodiesel - Surfactan - Biogrease - Oleochemical (Glycerin) - Nutraceutical - Pharmaceutical
  • 29. Kapasitas Industri Perkapalan (Bangunan Baru)
  • 30. Regulasi dan Kebijakan Beberapa langkah terkait regulasi dan kebijakan, yaitu: 1. Meningkatkan jumlah dan kemampuan industri galangan kapal nasional dalam pembangunan kapal sampai dengan kapasitas 50.000 DWT (Dead Weight Tonnage); 2. Membangun galangan kapal nasional yang memiliki fasilitas produksi berupa building berth/graving dock yang mampu membangun/ mereparasi kapal sampai dengan kapasitas 300.000 DWT; 3. Memberikan prioritas bagi pembuatan dan perbaikan di dalam negeri untuk kapal-kapal di bawah 50.000 DWT; 4. Memprioritaskan pembuatan kapal penunjang eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas yang sudah mampu dibuat di dalam negeri, kecuali untuk jenis kapal tipe C; 5. Menghapus Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari hulu hingga hilir di industri perkapalan dalam rangka memangkas ongkos produksi sekitar 10 persen 6. Menetapkan tingkat suku bunga dan kolateral yang wajar untuk pinjaman dari bank komersial serta pemberian pinjaman lunak dari ODA (Official Development Assitance) /JBIC (Japan Bank for International Cooperation) dengan skema penerusan pinjaman (Two Step Loan) melalui Public Ship Financing Program (PSFP) yang difasilitasi oleh pemerintah; 7. Menetapkan tingkat suku bunga dan kolateral yang wajar untuk pinjaman dari bank komersial serta pemberian pinjaman lunak dari ODA (Official Development Assitance) /JBIC (Japan Bank for International Cooperation) dengan skema penerusan pinjaman (Two Step Loan) melalui Public Ship Financing Program (PSFP) yang difasilitasi oleh pemerintah;
  • 31. SDM dan IPTEK Disamping regulasi dan kebijakan, hal lain terkait pengembangan SDM dan IPTEK juga perlu dilakukan, yaitu: 1. Meningkatkan kemampuan SDM perkapalan dalam membuat desain kapal melalui pembangunan sekolah khusus di bidang perkapalan; 2. Meningkatkan fasilitas yang dimiliki oleh laboratorium uji perkapalan agar sesuai dengan standar International Maritime Organization (IMO)

Editor's Notes

  1. terdiridari 11 PusatKegiatanEkonomiUtama (PKEU) yaitudiPangkal Pinang; Padang, Bandar Lampung; Bengkulu; Serang; Banda Aceh; Medan; Pekanbaru; Jambi; Palembang danTanjungpinang. Fokuskegiatanekonomiutamapada lima komoditas - KelapaSawit, Karet; Batu Bara; IndustriPerkapalandanBesi Baja - sertasatukawasan, yaituKawasanStrategisNasional (KSN), SelatSunda