SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Download to read offline
JEMBATAN INDONESIA :
SEKARANG DAN MENDATANG
Firta Sukmana, ST
Ir. Herry Vaza, M.Eng.Sc
Direktorat Bina TeknikDirektorat Bina Teknik
Direktorat Jenderal Bina MargaDirektorat Jenderal Bina Marga
Departemen Pekerjaan UmumDepartemen Pekerjaan Umum
OUTLINEOUTLINE
JEMBATAN DI INDONESIA DAN POPULASINYA
PERKEMBANGAN JEMBATAN DI INDONESIA
SINGLE PILE COLUMN ■ TEKNOLOGI JBT SISTEM KABEL
LINK SLAB ■ BETON MUTU TINGGI
INTEGRAL BRIDGE ■ KOMPOSIT
SUPER TEE
RENCANA KE DEPAN
TRI NUSA BIMA SAKTI
JEMBATAN PENYEBERANGAN UTAMA
STRAIT MALACCA CROSSING
JEMBATAN DI INDONESIA & POPULASI
Terdapat 89.000 buah jembatan (1050km) di Indonesia yang terdiri dari
54.000 buah jembatan (390 km) di ruas jalan kabupaten/kota
35.000 buah jembatan (660 km) di ruas jalan nasional dan provinsi
JEMBATAN DI INDONESIA & POPULASI (Cont.)
Distribusi Jembatan Berdasarkan Bentang
30%
13%
22%
12%
23%
0-20 20-40 40-60 60-100 >100
No Bentang Panjang Jumlah
(meter) km % Buah %
1 0-20 93.9 30 12.068 73
2 20-40 42.6 13 1.849 11
3 40-60 68.6 22 1.741 10
4 60-100 39.3 12 544 3
5 > 100 71.8 23 385 2
316.2 100 16.587 100
JEMBATAN DI INDONESIA & POPULASI (Cont.)
Distribusi Jembatan Berdasarkan Tipe
Bangunan Atas
7%
51%
32%
10%
Culvert Gelagar Rangka Lain-lain
No Jenis Panjang Jumlah
Jembatan km % Buah %
1 Culvert 20.6 7 2.823 17
2 Gelagar 164.4 51 11.384 69
3 Rangka 100.5 32 1.589 10
4 Lain-lain 30.7 10 791 5
316.2 100 16.587 100
JEMBATAN DI INDONESIA & POPULASI (Cont.)
Callender Hamilton, UK
(55m)
Rangka Baja Warren
(55m)
Jenis bangunan atas jembatan di Indonesia terdiri dari Box Culvert, Jembatan
Flat Slab, Gelagar Beton T, Gelagar Pratekan I, Rangka Baja dari beberapa
sumber yaitu: Belanda (Warren Truss), Australia, Austria, Canada, UK yang
dikenal dengan Callender Hamilton, Spanyol dan dari fabrikasi local selain
juga jembatan Gantung dan Cable Stayed.
Didominasi oleh jembatan standar
Gelagar Beton Pratekan
(20m)
JEMBATAN DI INDONESIA & POPULASI (Cont.)
No Nama Jembatan Provinsi Bentang Utama
(m)
Total Bentang
(m)
Tahun
Bangun
1 Box Beton Menerus
Teluk Efil Sumsel 104 208 2006
Rajamandala Jabar 132 222 1972 - 1979
J. Rajamandala J. Teluk Efil
Jembatan Non-Standar di Indonesia
JEMBATAN DI INDONESIA & POPULASI (Cont.)
2 Gelagar Baja Menerus
Ampera Sumsel 75 354 1962–1965
3 Pelengkung Beton
Serayu Cindaga Jateng 90 90 1993-1998
Besok Koboan Jatim 80 125 2000
Bajulmati Jatim 60 90 2007
J. Bajulmati J. Besok Koboan J. Cindaga
JEMBATAN DI INDONESIA & POPULASI (Cont.)
JEMBATAN DI INDONESIA & POPULASI (Cont.)
4 Pelengkung Baja
Kahayan Kalteng 150 760 1995 - 2000
Martadipura Kaltim 200 560 2004
Teluk Mesjid Riau 250 1500 Dec 2008
J. Kahayan J. Martadipura J. Teluk Mesjid
5 Suspension/Cablestayed
Barito Kalsel 1080 1080 1997
Pasupati Jabar 106 161 1999
J. Barito J. Pasupati
PERKEMBANGAN JEMBATAN
T-BEAM (6 – 25 m)
COMPOSITE (20 – 30 m)
PRESTRESSED (16 – 40 m)
TRUSS (35 – 100 m)
VOIDED SLAB (5 – 16 m)
Economic span
Single Pile Column
PERKEMBANGAN JEMBATAN (Cont.)
SINGLE PILE COLUMN (Cont.)
(NORTH JAVA FLY OVER)
PERKEMBANGAN JEMBATAN (Cont.)
SINGLE PILE COLUMN (Cont.)
PERKEMBANGAN JEMBATAN (Cont.)
LINK SLAB
Ldz = (5% x Lsp) x 2
Debonding Zone
Lsp
PERKEMBANGAN JEMBATAN (Cont.)
INTEGRAL BRIDGE
(ENRIP PROJECT, NIAS-JICA PROJECT)
Typical Integral Bridge
PERKEMBANGAN JEMBATAN (Cont.)
SUPER TEE
30m Super Tee Section
Typical Indonesian 28m I-Girder Bridge
Vitorian T-Roff Beam Cross Section
AS 510C T-Roff Beam Cross Section
PERKEMBANGAN JEMBATAN (Cont.)
TEKNOLOGI JBT SISTEM KABEL
• Kabel dipakai sebagai elemen pendukung utama jembatan berbentang
panjang, mengingat bahan konstruksi yang umum dipakai tidak lagi efektif
digunakan
• Jembatan dengan kabel sebagai elemen utama pendukung konstruksi
umumnya dipakai dalam bentuk konfigurasi gantung, cable-stayed atau
kombinasi kedua sistem tersebut.
PERKEMBANGAN JEMBATAN (Cont.)
LAIN-LAIN
BETON MUTU TINGGI
• Dapat berupa konstruksi beton bertulang maupun prestressed concrete (memanjang
maupun melintang)
• Perilaku muai-susut pada beton perlu mendapat perhatian khusus
• Dapat dilakukan dengan metode in situ concreting maupun pre-cast
STRUKTUR KOMPOSIT
• Menggunakan material baja dan beton yang dikompositkan (bekerja bersama)
• Penggunaan struktur komposit umumnya digunakan pada bagian deck jembatan
rangka baja.
PERKEMBANGAN JEMBATAN (Cont.)
PERKEMBANGAN JEMBATAN (Cont.)
TAYAN RIVER BRIDGETAYAN RIVER BRIDGE
(length 1.000 m)(length 1.000 m)
SUNDA STRAIT BRIDGESUNDA STRAIT BRIDGE
(length 27.400 m)(length 27.400 m)
BALIKPAPAN BAY BRIDGEBALIKPAPAN BAY BRIDGE
(length 1.500 m)(length 1.500 m)
MADURA STRAIT BRIDGEMADURA STRAIT BRIDGE
(length 5.450 m)(length 5.450 m)
BALI STRAIT BRIDGEBALI STRAIT BRIDGE
(length 2.100 m)(length 2.100 m)
YOTEFA BAY BRIDGEYOTEFA BAY BRIDGE
(length 650 m)(length 650 m)
RENCANA KE DEPAN
Tri Nusa Bima Sakti
• Ide awal dikemukakan oleh Prof Sedyatmo mengenai upaya
menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera
• Pada Januari 1989 telah disepakati bersama oleh BPPT, Bappenas dan
Dep PU untuk melakukan studi mengenai koneksi Jawa-Bali yang
dikenal dengan sebutan “Tri Nusa Bima Sakti dan Jembatan Utama”.
• Tri Nusa Bima Sakti sendiri terdiri dari 3 jembatan besar, yaitu:
– Jembatan Surabaya-Madura (SURAMADU).
– Jembatan Selat Bali, dan
– Jembatan Selat Sunda.
RENCANA KE DEPAN (Cont.)
Suramadu Bridge
• Menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura.
• Final Detail Engineering selesai pada tahun 1995 (± 5tahun perencanaan).
• Hubungan Jawa-Madura ini dapat diselesaikan terlebih dahulu mengingat
lintasan ini paling layak dipandang dari segi keterbatasan-keterbatasan yang
ada (pendanaan, kemampuan dan pengalaman engineering).
• Saat ini sudah mencapai tahap konstruksi
RENCANA KE DEPAN (Cont.)
TRI NUSA BIMA SAKTI (Cont.)
Bali Strait Bridge
• Menghubungkan Pulau Jawa (Ketapang) dengan Pulau Bali (Gilimanuk)
• Tujuan pembangunan jembatan antara lain:
– Mengakomodasi pertumbuhan lalu-lintas antara Pulau Jawa dengan Bali
– Meningkatkan kapasitas, kualitas dan mengurangi waktu tempuh pada lalu-
lintas Selat Bali
– Mendukung pertumbuhan ekonomi di area sekitar (pariwisata, perdagangan,
dll).
• Basic Concept:
– Jembatan Gantung dengan panjang 2 km, 2 buah pilon (tinggi 335m) dan twin
cell composite box girders sebagai pengaku
– 65m freeboard dari MAB
– 4 lajur lalin, 2 jalur untuk masa awal pengoperasian dengan kemungkinan
penambahan menjadi 6 lajur pada tahun 2033 sesuai peningkatan jumlah lalu-
lintas
RENCANA KE DEPAN (Cont.)
TRI NUSA BIMA SAKTI (Cont.)
Jembatan Selat Sunda
• Sejumlah studi telah dilakukan.
• Studi Teknis juga dilakukan oleh Dep PU dan JICA Expert
P. SumateraP. Sumatera
P.PanjuritP.Panjurit
P.P. SangiangSangiang
P.UlarP.Ular
P.P. JawaJawa
P.Ula
r
P.Panjurit P.Sangiang
P.JawaP.Sumatra
RENCANA KE DEPAN (Cont.)
TRI NUSA BIMA SAKTI (Cont.)
Jembatan Selat Malaka
• Jembatan Selat Malaka direncanakan untuk menghubungkan Dumai (Indonesia)
dengan Malaka (Malaysia) melintasi Selat Malaka.
• Berdasarkan proposal, panjang total jembatan berkisar 127.93km dengan 6 lajur
lalu-lintas.
• Frekuensi kapal melalui Selat Malaka lebih dari 200 kapal segala jenis per hari
ruang bebas horizontal maupun vertikal jembatan memperhitungkan faktor
perkembangan teknologi pelayaran.
• Dua bagian utama pekerjaan jembatan dibagi atas:
− Straits Work: Telok Gong, Malaka ke Makeruh, P. Rupat, dan
− Linking Up Works: Makeruh menyeberangi selat Rupat terus ke Dumai.
RENCANA KE DEPAN (Cont.)
TRI NUSA BIMA SAKTI (Cont.)
A Jembatan (Up, Downstream & Deepwater)
B Jembatan dan Tunnels (Up, Downstream & Deepwater)
2 Alternatif Jembatan Selat Malaka
RENCANA KE DEPAN (Cont.)
TRI NUSA BIMA SAKTI (Cont.)
JEMBATAN SELAT MALAKA (Cont.)
Jembatan Teluk Ambon (Galala-Poka)
Jembatan Teluk Ambon melintasi Teluk
Ambon:
Terdiri dari tiga bentang 75+150+75m
dan lebar 22.3m dengan sistem lantai
prestressed.
Bentang utama adalah jembatan
cable stayed dua bidang.
Tinggi pylon 110m di atas pile cap.
Jembatan pendekat terdiri dari 8 x
40m dengan konstruksi gelagar
pracetak I.
RENCANA KE DEPAN (Cont.)
Jembatan Penyeberangan Utama
Jembatan Batu Licin
Dengan adanya pemekaran kabupaten di wilayah Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu (KAPET) Batulicin menjadi Kabupaten Kotabaru dan
Kabupaten Tanah Bumbu, direncanakan akan dibangun jembatan dengan
panjang 2,9 km yang menghubungkan kedua kabupaten tersebut melintasi
Selat Pulau Laut.
RENCANA KE DEPAN (Cont.)
JEMBATAN PENYEBERANGAN UTAMA (Cont.)
Program pembangunan jembatan di Indonesia lebih didominasi oleh
penggunaan teknologi bangunan atas bentang standar. Kebijaksanaan di
bidang jembatan tersebut pada saat itu merupakan pilihan yang tepat
mengingat kebutuhan akan pembangunan jembatan yang komprehensif
sangat mendesak agar dapat menghubungkan bagian-bagian daerah di
Indonesia yang belum terjangkau dengan prasarana jalan.
Untuk bentangan yang relatif besar dimana konstruksi bangunan atas
standar tidak lagi ekonomis, maka digunakan konstruksi bangunan atas
non-standar. Karena itu pemahaman teknologi perencanaan bangunan
atas alternatif dan pemahaman akan tingkat resiko tertabraknya struktur
jembatan oleh kapal yang lewat kolong jembatan yang lebih baik sangat
diperlukan.
KESIMPULAN
Kemampuan untuk membuat jembatan ultra-panjang pada dasarnya
adalah akibat adanya perkembangan dalam bidang teknologi
jembatan. Bentuk-bentuk bangunan atas non-standar memiliki
keunikan sehingga memiliki nilai arsitektural tersendiri. Dengan
munculnya era otonomi daerah maka mulai bermunculanlah jembatan
non-standar di daerah-daerah. Munculnya jembatan-jembatan ini
karena memiliki bentuk yang unik sehingga menjadi landmark dari
daerah tersebut. Terkadang ditambahkan pula ornamen-ornamen yang
menunjukkan budaya dan semangat dari daerah tersebut sehingga
jembatan tersebut menjadi unik dan berciri khas.
Di samping itu kemajuan dalam pemakaian piranti lunak analisa
struktur serta kemampuan sumber daya manusia diharapkan mampu
menghasilkan desain struktur jembatan yang lebih optimum sehingga
dapat mengoptimasi biaya pelaksanaan.
AKHIR PRESENTASIAKHIR PRESENTASI

More Related Content

What's hot

Presentasi 23 maret 2019
Presentasi  23 maret 2019Presentasi  23 maret 2019
Presentasi 23 maret 2019sidaltaru
 
Its paper-34132-3111105043-paper
Its paper-34132-3111105043-paperIts paper-34132-3111105043-paper
Its paper-34132-3111105043-paperRomi Surya Anggada
 
Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan E Sanjani
 
Jenis jenis jembatan paper#1
Jenis jenis jembatan paper#1Jenis jenis jembatan paper#1
Jenis jenis jembatan paper#1Muhammad Rachman
 
Bagian bagian jembatan bentang panjang
Bagian bagian jembatan bentang panjangBagian bagian jembatan bentang panjang
Bagian bagian jembatan bentang panjangAnggi Rahayu
 
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan JembatanModul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan JembatanPPGHybrid1
 
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATANKONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATANAgusPratama24
 
S struktur-jembatan
S struktur-jembatanS struktur-jembatan
S struktur-jembataniky
 
Jurnal modif profil balok baja ali hasan
Jurnal modif profil balok baja ali hasanJurnal modif profil balok baja ali hasan
Jurnal modif profil balok baja ali hasanAli Hasan
 
Pulau Bungin kecamatan Alas Kab Sumbawa NTB
Pulau Bungin kecamatan Alas Kab Sumbawa NTBPulau Bungin kecamatan Alas Kab Sumbawa NTB
Pulau Bungin kecamatan Alas Kab Sumbawa NTBAgazy Prasetya
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaE Sanjani
 
03. pelaksanaan konstruksi jembatan
03. pelaksanaan konstruksi jembatan03. pelaksanaan konstruksi jembatan
03. pelaksanaan konstruksi jembatanDedyEko4
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfAgus Tri
 
Pk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdf
Pk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdfPk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdf
Pk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdfAgus Tri
 
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar JembatanModul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar JembatanPPGHybrid1
 
3. sindur-pm-vol.19-no.3ok
3. sindur-pm-vol.19-no.3ok3. sindur-pm-vol.19-no.3ok
3. sindur-pm-vol.19-no.3okMaman Asep
 
Modul 2. teknologi konstruksi jembatan
Modul 2. teknologi konstruksi jembatanModul 2. teknologi konstruksi jembatan
Modul 2. teknologi konstruksi jembatanAgus Tri
 
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatanAgus Tri
 

What's hot (20)

Presentasi 23 maret 2019
Presentasi  23 maret 2019Presentasi  23 maret 2019
Presentasi 23 maret 2019
 
Its paper-34132-3111105043-paper
Its paper-34132-3111105043-paperIts paper-34132-3111105043-paper
Its paper-34132-3111105043-paper
 
Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan
 
Jenis jenis jembatan paper#1
Jenis jenis jembatan paper#1Jenis jenis jembatan paper#1
Jenis jenis jembatan paper#1
 
Mekanika teknik 2
Mekanika teknik 2Mekanika teknik 2
Mekanika teknik 2
 
Bagian bagian jembatan bentang panjang
Bagian bagian jembatan bentang panjangBagian bagian jembatan bentang panjang
Bagian bagian jembatan bentang panjang
 
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan JembatanModul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
 
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATANKONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
 
S struktur-jembatan
S struktur-jembatanS struktur-jembatan
S struktur-jembatan
 
Jurnal modif profil balok baja ali hasan
Jurnal modif profil balok baja ali hasanJurnal modif profil balok baja ali hasan
Jurnal modif profil balok baja ali hasan
 
Struktur jembatan
Struktur jembatanStruktur jembatan
Struktur jembatan
 
Pulau Bungin kecamatan Alas Kab Sumbawa NTB
Pulau Bungin kecamatan Alas Kab Sumbawa NTBPulau Bungin kecamatan Alas Kab Sumbawa NTB
Pulau Bungin kecamatan Alas Kab Sumbawa NTB
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka baja
 
03. pelaksanaan konstruksi jembatan
03. pelaksanaan konstruksi jembatan03. pelaksanaan konstruksi jembatan
03. pelaksanaan konstruksi jembatan
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
 
Pk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdf
Pk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdfPk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdf
Pk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdf
 
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar JembatanModul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
 
3. sindur-pm-vol.19-no.3ok
3. sindur-pm-vol.19-no.3ok3. sindur-pm-vol.19-no.3ok
3. sindur-pm-vol.19-no.3ok
 
Modul 2. teknologi konstruksi jembatan
Modul 2. teknologi konstruksi jembatanModul 2. teknologi konstruksi jembatan
Modul 2. teknologi konstruksi jembatan
 
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
 

Similar to krtj-10-16-jembatan-indonesia-saat-ini-dan-mendatang

Presentasi Akhir.pdf
Presentasi Akhir.pdfPresentasi Akhir.pdf
Presentasi Akhir.pdfAzwam
 
68-131-1-SM 1 47 20.pdf
68-131-1-SM 1 47 20.pdf68-131-1-SM 1 47 20.pdf
68-131-1-SM 1 47 20.pdfBasirMedany
 
68-131-1-SM 1 47 21.pdf
68-131-1-SM 1 47 21.pdf68-131-1-SM 1 47 21.pdf
68-131-1-SM 1 47 21.pdfBasirMedany
 
Pengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdf
Pengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdfPengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdf
Pengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdfRifaldiPorotuo
 
Sabrina Oktavia_Kesalahan Desain Arsitektur.pptx
Sabrina Oktavia_Kesalahan  Desain Arsitektur.pptxSabrina Oktavia_Kesalahan  Desain Arsitektur.pptx
Sabrina Oktavia_Kesalahan Desain Arsitektur.pptxSabrinaOktavia4
 
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...ikhsan setiawan
 
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi BantenArah Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Bantenushfia
 
Presentasi Sidang Tugas Akhir
Presentasi Sidang Tugas AkhirPresentasi Sidang Tugas Akhir
Presentasi Sidang Tugas Akhirshiamoy maulyzha
 
Kuliah 3-1303 2023 Proses SIDLACOM Bendungan Cipanas R1.pptx
Kuliah 3-1303 2023 Proses SIDLACOM Bendungan Cipanas R1.pptxKuliah 3-1303 2023 Proses SIDLACOM Bendungan Cipanas R1.pptx
Kuliah 3-1303 2023 Proses SIDLACOM Bendungan Cipanas R1.pptxNadnosWolfrider
 
1220-2564-1-PB.pdf
1220-2564-1-PB.pdf1220-2564-1-PB.pdf
1220-2564-1-PB.pdfdanang68
 
TEKNOLOGI MINIATUR JEMBATAN PERT 1.pptx
TEKNOLOGI MINIATUR JEMBATAN PERT 1.pptxTEKNOLOGI MINIATUR JEMBATAN PERT 1.pptx
TEKNOLOGI MINIATUR JEMBATAN PERT 1.pptxLABCOMsmpn2wedarijak
 
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan strukturDevian Tri Andriana
 
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETON DI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROAD TIMUR, PEREM...
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETON DI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROAD TIMUR, PEREM...Debora Elluisa Manurung
 
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdfDesain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdfNhkHabit
 
Topik & Penjelasan Rinci Waduk Jatiluhur.pptx
Topik & Penjelasan Rinci Waduk Jatiluhur.pptxTopik & Penjelasan Rinci Waduk Jatiluhur.pptx
Topik & Penjelasan Rinci Waduk Jatiluhur.pptxJonathan417691
 
Seminar Hasil Presentation1
Seminar Hasil Presentation1Seminar Hasil Presentation1
Seminar Hasil Presentation1Ihsan Rabbani
 

Similar to krtj-10-16-jembatan-indonesia-saat-ini-dan-mendatang (20)

Presentasi Akhir.pdf
Presentasi Akhir.pdfPresentasi Akhir.pdf
Presentasi Akhir.pdf
 
68-131-1-SM 1 47 20.pdf
68-131-1-SM 1 47 20.pdf68-131-1-SM 1 47 20.pdf
68-131-1-SM 1 47 20.pdf
 
68-131-1-SM 1 47 21.pdf
68-131-1-SM 1 47 21.pdf68-131-1-SM 1 47 21.pdf
68-131-1-SM 1 47 21.pdf
 
Pengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdf
Pengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdfPengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdf
Pengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdf
 
Sabrina Oktavia_Kesalahan Desain Arsitektur.pptx
Sabrina Oktavia_Kesalahan  Desain Arsitektur.pptxSabrina Oktavia_Kesalahan  Desain Arsitektur.pptx
Sabrina Oktavia_Kesalahan Desain Arsitektur.pptx
 
1556525088perencanaan jembatan
1556525088perencanaan jembatan1556525088perencanaan jembatan
1556525088perencanaan jembatan
 
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
 
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi BantenArah Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten
 
Jurnal 1.pdf
Jurnal 1.pdfJurnal 1.pdf
Jurnal 1.pdf
 
xxxx
xxxxxxxx
xxxx
 
Presentasi Sidang Tugas Akhir
Presentasi Sidang Tugas AkhirPresentasi Sidang Tugas Akhir
Presentasi Sidang Tugas Akhir
 
Kuliah 3-1303 2023 Proses SIDLACOM Bendungan Cipanas R1.pptx
Kuliah 3-1303 2023 Proses SIDLACOM Bendungan Cipanas R1.pptxKuliah 3-1303 2023 Proses SIDLACOM Bendungan Cipanas R1.pptx
Kuliah 3-1303 2023 Proses SIDLACOM Bendungan Cipanas R1.pptx
 
1220-2564-1-PB.pdf
1220-2564-1-PB.pdf1220-2564-1-PB.pdf
1220-2564-1-PB.pdf
 
TEKNOLOGI MINIATUR JEMBATAN PERT 1.pptx
TEKNOLOGI MINIATUR JEMBATAN PERT 1.pptxTEKNOLOGI MINIATUR JEMBATAN PERT 1.pptx
TEKNOLOGI MINIATUR JEMBATAN PERT 1.pptx
 
KAKJembt ABT.docx
KAKJembt ABT.docxKAKJembt ABT.docx
KAKJembt ABT.docx
 
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
 
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETON DI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROAD TIMUR, PEREM...
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETON DI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROAD TIMUR, PEREM...
 
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdfDesain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
 
Topik & Penjelasan Rinci Waduk Jatiluhur.pptx
Topik & Penjelasan Rinci Waduk Jatiluhur.pptxTopik & Penjelasan Rinci Waduk Jatiluhur.pptx
Topik & Penjelasan Rinci Waduk Jatiluhur.pptx
 
Seminar Hasil Presentation1
Seminar Hasil Presentation1Seminar Hasil Presentation1
Seminar Hasil Presentation1
 

krtj-10-16-jembatan-indonesia-saat-ini-dan-mendatang

  • 1. JEMBATAN INDONESIA : SEKARANG DAN MENDATANG Firta Sukmana, ST Ir. Herry Vaza, M.Eng.Sc Direktorat Bina TeknikDirektorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina MargaDirektorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan UmumDepartemen Pekerjaan Umum
  • 2. OUTLINEOUTLINE JEMBATAN DI INDONESIA DAN POPULASINYA PERKEMBANGAN JEMBATAN DI INDONESIA SINGLE PILE COLUMN ■ TEKNOLOGI JBT SISTEM KABEL LINK SLAB ■ BETON MUTU TINGGI INTEGRAL BRIDGE ■ KOMPOSIT SUPER TEE RENCANA KE DEPAN TRI NUSA BIMA SAKTI JEMBATAN PENYEBERANGAN UTAMA STRAIT MALACCA CROSSING
  • 4. Terdapat 89.000 buah jembatan (1050km) di Indonesia yang terdiri dari 54.000 buah jembatan (390 km) di ruas jalan kabupaten/kota 35.000 buah jembatan (660 km) di ruas jalan nasional dan provinsi JEMBATAN DI INDONESIA & POPULASI (Cont.)
  • 5. Distribusi Jembatan Berdasarkan Bentang 30% 13% 22% 12% 23% 0-20 20-40 40-60 60-100 >100 No Bentang Panjang Jumlah (meter) km % Buah % 1 0-20 93.9 30 12.068 73 2 20-40 42.6 13 1.849 11 3 40-60 68.6 22 1.741 10 4 60-100 39.3 12 544 3 5 > 100 71.8 23 385 2 316.2 100 16.587 100 JEMBATAN DI INDONESIA & POPULASI (Cont.)
  • 6. Distribusi Jembatan Berdasarkan Tipe Bangunan Atas 7% 51% 32% 10% Culvert Gelagar Rangka Lain-lain No Jenis Panjang Jumlah Jembatan km % Buah % 1 Culvert 20.6 7 2.823 17 2 Gelagar 164.4 51 11.384 69 3 Rangka 100.5 32 1.589 10 4 Lain-lain 30.7 10 791 5 316.2 100 16.587 100 JEMBATAN DI INDONESIA & POPULASI (Cont.)
  • 7. Callender Hamilton, UK (55m) Rangka Baja Warren (55m) Jenis bangunan atas jembatan di Indonesia terdiri dari Box Culvert, Jembatan Flat Slab, Gelagar Beton T, Gelagar Pratekan I, Rangka Baja dari beberapa sumber yaitu: Belanda (Warren Truss), Australia, Austria, Canada, UK yang dikenal dengan Callender Hamilton, Spanyol dan dari fabrikasi local selain juga jembatan Gantung dan Cable Stayed. Didominasi oleh jembatan standar Gelagar Beton Pratekan (20m) JEMBATAN DI INDONESIA & POPULASI (Cont.)
  • 8. No Nama Jembatan Provinsi Bentang Utama (m) Total Bentang (m) Tahun Bangun 1 Box Beton Menerus Teluk Efil Sumsel 104 208 2006 Rajamandala Jabar 132 222 1972 - 1979 J. Rajamandala J. Teluk Efil Jembatan Non-Standar di Indonesia JEMBATAN DI INDONESIA & POPULASI (Cont.)
  • 9. 2 Gelagar Baja Menerus Ampera Sumsel 75 354 1962–1965 3 Pelengkung Beton Serayu Cindaga Jateng 90 90 1993-1998 Besok Koboan Jatim 80 125 2000 Bajulmati Jatim 60 90 2007 J. Bajulmati J. Besok Koboan J. Cindaga JEMBATAN DI INDONESIA & POPULASI (Cont.)
  • 10. JEMBATAN DI INDONESIA & POPULASI (Cont.) 4 Pelengkung Baja Kahayan Kalteng 150 760 1995 - 2000 Martadipura Kaltim 200 560 2004 Teluk Mesjid Riau 250 1500 Dec 2008 J. Kahayan J. Martadipura J. Teluk Mesjid 5 Suspension/Cablestayed Barito Kalsel 1080 1080 1997 Pasupati Jabar 106 161 1999 J. Barito J. Pasupati
  • 11. PERKEMBANGAN JEMBATAN T-BEAM (6 – 25 m) COMPOSITE (20 – 30 m) PRESTRESSED (16 – 40 m) TRUSS (35 – 100 m) VOIDED SLAB (5 – 16 m) Economic span
  • 13. SINGLE PILE COLUMN (Cont.) (NORTH JAVA FLY OVER) PERKEMBANGAN JEMBATAN (Cont.)
  • 14. SINGLE PILE COLUMN (Cont.) PERKEMBANGAN JEMBATAN (Cont.)
  • 15. LINK SLAB Ldz = (5% x Lsp) x 2 Debonding Zone Lsp PERKEMBANGAN JEMBATAN (Cont.)
  • 16. INTEGRAL BRIDGE (ENRIP PROJECT, NIAS-JICA PROJECT) Typical Integral Bridge PERKEMBANGAN JEMBATAN (Cont.)
  • 17. SUPER TEE 30m Super Tee Section Typical Indonesian 28m I-Girder Bridge Vitorian T-Roff Beam Cross Section AS 510C T-Roff Beam Cross Section PERKEMBANGAN JEMBATAN (Cont.)
  • 18. TEKNOLOGI JBT SISTEM KABEL • Kabel dipakai sebagai elemen pendukung utama jembatan berbentang panjang, mengingat bahan konstruksi yang umum dipakai tidak lagi efektif digunakan • Jembatan dengan kabel sebagai elemen utama pendukung konstruksi umumnya dipakai dalam bentuk konfigurasi gantung, cable-stayed atau kombinasi kedua sistem tersebut. PERKEMBANGAN JEMBATAN (Cont.)
  • 19. LAIN-LAIN BETON MUTU TINGGI • Dapat berupa konstruksi beton bertulang maupun prestressed concrete (memanjang maupun melintang) • Perilaku muai-susut pada beton perlu mendapat perhatian khusus • Dapat dilakukan dengan metode in situ concreting maupun pre-cast STRUKTUR KOMPOSIT • Menggunakan material baja dan beton yang dikompositkan (bekerja bersama) • Penggunaan struktur komposit umumnya digunakan pada bagian deck jembatan rangka baja. PERKEMBANGAN JEMBATAN (Cont.)
  • 21. TAYAN RIVER BRIDGETAYAN RIVER BRIDGE (length 1.000 m)(length 1.000 m) SUNDA STRAIT BRIDGESUNDA STRAIT BRIDGE (length 27.400 m)(length 27.400 m) BALIKPAPAN BAY BRIDGEBALIKPAPAN BAY BRIDGE (length 1.500 m)(length 1.500 m) MADURA STRAIT BRIDGEMADURA STRAIT BRIDGE (length 5.450 m)(length 5.450 m) BALI STRAIT BRIDGEBALI STRAIT BRIDGE (length 2.100 m)(length 2.100 m) YOTEFA BAY BRIDGEYOTEFA BAY BRIDGE (length 650 m)(length 650 m) RENCANA KE DEPAN
  • 22. Tri Nusa Bima Sakti • Ide awal dikemukakan oleh Prof Sedyatmo mengenai upaya menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera • Pada Januari 1989 telah disepakati bersama oleh BPPT, Bappenas dan Dep PU untuk melakukan studi mengenai koneksi Jawa-Bali yang dikenal dengan sebutan “Tri Nusa Bima Sakti dan Jembatan Utama”. • Tri Nusa Bima Sakti sendiri terdiri dari 3 jembatan besar, yaitu: – Jembatan Surabaya-Madura (SURAMADU). – Jembatan Selat Bali, dan – Jembatan Selat Sunda. RENCANA KE DEPAN (Cont.)
  • 23. Suramadu Bridge • Menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura. • Final Detail Engineering selesai pada tahun 1995 (± 5tahun perencanaan). • Hubungan Jawa-Madura ini dapat diselesaikan terlebih dahulu mengingat lintasan ini paling layak dipandang dari segi keterbatasan-keterbatasan yang ada (pendanaan, kemampuan dan pengalaman engineering). • Saat ini sudah mencapai tahap konstruksi RENCANA KE DEPAN (Cont.) TRI NUSA BIMA SAKTI (Cont.)
  • 24. Bali Strait Bridge • Menghubungkan Pulau Jawa (Ketapang) dengan Pulau Bali (Gilimanuk) • Tujuan pembangunan jembatan antara lain: – Mengakomodasi pertumbuhan lalu-lintas antara Pulau Jawa dengan Bali – Meningkatkan kapasitas, kualitas dan mengurangi waktu tempuh pada lalu- lintas Selat Bali – Mendukung pertumbuhan ekonomi di area sekitar (pariwisata, perdagangan, dll). • Basic Concept: – Jembatan Gantung dengan panjang 2 km, 2 buah pilon (tinggi 335m) dan twin cell composite box girders sebagai pengaku – 65m freeboard dari MAB – 4 lajur lalin, 2 jalur untuk masa awal pengoperasian dengan kemungkinan penambahan menjadi 6 lajur pada tahun 2033 sesuai peningkatan jumlah lalu- lintas RENCANA KE DEPAN (Cont.) TRI NUSA BIMA SAKTI (Cont.)
  • 25. Jembatan Selat Sunda • Sejumlah studi telah dilakukan. • Studi Teknis juga dilakukan oleh Dep PU dan JICA Expert P. SumateraP. Sumatera P.PanjuritP.Panjurit P.P. SangiangSangiang P.UlarP.Ular P.P. JawaJawa P.Ula r P.Panjurit P.Sangiang P.JawaP.Sumatra RENCANA KE DEPAN (Cont.) TRI NUSA BIMA SAKTI (Cont.)
  • 26. Jembatan Selat Malaka • Jembatan Selat Malaka direncanakan untuk menghubungkan Dumai (Indonesia) dengan Malaka (Malaysia) melintasi Selat Malaka. • Berdasarkan proposal, panjang total jembatan berkisar 127.93km dengan 6 lajur lalu-lintas. • Frekuensi kapal melalui Selat Malaka lebih dari 200 kapal segala jenis per hari ruang bebas horizontal maupun vertikal jembatan memperhitungkan faktor perkembangan teknologi pelayaran. • Dua bagian utama pekerjaan jembatan dibagi atas: − Straits Work: Telok Gong, Malaka ke Makeruh, P. Rupat, dan − Linking Up Works: Makeruh menyeberangi selat Rupat terus ke Dumai. RENCANA KE DEPAN (Cont.) TRI NUSA BIMA SAKTI (Cont.)
  • 27. A Jembatan (Up, Downstream & Deepwater) B Jembatan dan Tunnels (Up, Downstream & Deepwater) 2 Alternatif Jembatan Selat Malaka RENCANA KE DEPAN (Cont.) TRI NUSA BIMA SAKTI (Cont.) JEMBATAN SELAT MALAKA (Cont.)
  • 28. Jembatan Teluk Ambon (Galala-Poka) Jembatan Teluk Ambon melintasi Teluk Ambon: Terdiri dari tiga bentang 75+150+75m dan lebar 22.3m dengan sistem lantai prestressed. Bentang utama adalah jembatan cable stayed dua bidang. Tinggi pylon 110m di atas pile cap. Jembatan pendekat terdiri dari 8 x 40m dengan konstruksi gelagar pracetak I. RENCANA KE DEPAN (Cont.) Jembatan Penyeberangan Utama
  • 29. Jembatan Batu Licin Dengan adanya pemekaran kabupaten di wilayah Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Batulicin menjadi Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu, direncanakan akan dibangun jembatan dengan panjang 2,9 km yang menghubungkan kedua kabupaten tersebut melintasi Selat Pulau Laut. RENCANA KE DEPAN (Cont.) JEMBATAN PENYEBERANGAN UTAMA (Cont.)
  • 30. Program pembangunan jembatan di Indonesia lebih didominasi oleh penggunaan teknologi bangunan atas bentang standar. Kebijaksanaan di bidang jembatan tersebut pada saat itu merupakan pilihan yang tepat mengingat kebutuhan akan pembangunan jembatan yang komprehensif sangat mendesak agar dapat menghubungkan bagian-bagian daerah di Indonesia yang belum terjangkau dengan prasarana jalan. Untuk bentangan yang relatif besar dimana konstruksi bangunan atas standar tidak lagi ekonomis, maka digunakan konstruksi bangunan atas non-standar. Karena itu pemahaman teknologi perencanaan bangunan atas alternatif dan pemahaman akan tingkat resiko tertabraknya struktur jembatan oleh kapal yang lewat kolong jembatan yang lebih baik sangat diperlukan. KESIMPULAN
  • 31. Kemampuan untuk membuat jembatan ultra-panjang pada dasarnya adalah akibat adanya perkembangan dalam bidang teknologi jembatan. Bentuk-bentuk bangunan atas non-standar memiliki keunikan sehingga memiliki nilai arsitektural tersendiri. Dengan munculnya era otonomi daerah maka mulai bermunculanlah jembatan non-standar di daerah-daerah. Munculnya jembatan-jembatan ini karena memiliki bentuk yang unik sehingga menjadi landmark dari daerah tersebut. Terkadang ditambahkan pula ornamen-ornamen yang menunjukkan budaya dan semangat dari daerah tersebut sehingga jembatan tersebut menjadi unik dan berciri khas. Di samping itu kemajuan dalam pemakaian piranti lunak analisa struktur serta kemampuan sumber daya manusia diharapkan mampu menghasilkan desain struktur jembatan yang lebih optimum sehingga dapat mengoptimasi biaya pelaksanaan.