SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Konselor merupakan petugas profesional yang mempunyai pendidikan khusus
di Perguruan Tinggi dan mencurahkan waktunya pada layanan bimbingan dan
konseling (Wibowo, 1986: 4).
Selain itu dikatakan bahwa konselor merupakan petugas profesional, yang artinya
secara formal mereka telah disiapkan oleh lembaga atau institusi pendidikan yang
berwenang. Mereka dididik secara khusus untuk untuk menguasai seperangkat
kompetensi yang diperlukan bagi pekerjaan bimbingan dan konseling. Jadi dengan
demikian dapatlah dikatakan bahwa konselor sekolah memang sengaja dibentuk atau
disiapkan untuk menjadi tenaga-tenaga yang professional dalam pengetahuan,
pengalaman dan kualitas pribadinya (Sukardi, 1984: 19).
BAB II
PEMBAHASAN

A.

Persyaratan konselor

Konselor sebagai jabatan profesional, oleh karena itu orang yang menjabat konselor
harus memiliki atau memenuhi persyaratan khusus untuk menjadi konselor, yaitu:
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/kepribadian sebagai berikut:
1. Pendidikan Formal
Yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui program pendidikan formal dari jurusan
bimbingan dan konseling ataupun penataran, kursus-kursus, dan latihan berjangka
dibidang tersebut. yang juga meliputi berbagai ilmu pengetahuan, psikologi,
bimbingan dan konseling (Hendrarno, dkk, 1987: 110).
Persyaratan formal yang harus dimiliki oleh setiap konselor sekolah adalah:
a. Secara umum seorang konselor sekolah serendah-rendahnya harus memiliki
ijazah sarjana muda dari suatu pendidikan yang sah dan memenuhi syarat untuk
menjadi guru (memiliki sertifikat mengajar) dalam jenjang pendidikan dimana
ia ditugaskan.
b. Secara profesional seorang konselor sekolah hendaknya telah mencapai tingkat
pendidikan sarjana bimbingan. Dalam masa pendidikannya pada institusi
bersangkutan seorang konselor harus menempuh mata kuliah atau bidang studi
tentang prinsip-prinsip dan praktik bimbingan. Dan bidang yang harus dikuasai
meliputi antara lain: proses konseling, pemahaman individu, informasi dalam
bidang pendidikan, pekerjaan, jabatan, atau karir, administrasi dan kaitannya
dengan program bimbingan, dan prosedur penelitian dan penilaian bimbingan.
Di samping bidang tersebut diatas, perlu juga dikuasai bidang-bidang lainnya
seperti: psikologi, ekonomi dan sosiologi (Wibowo, 1986: 95).
c. Pendidikan Non formal yaitu pengetahuan yang dapat diperoleh dengan cara
pengalaman bekerja, usaha dan belajar melalui bulletin, surat kabar, brosurbrosur yang sesuai dengan bidang bimbingan dan konseling, yang juga meliputi
berbagai ilmu pengetahuan, psikologi, bimbingan dan konseling (Hendrarno,
dkk, 1987: 110).
Seorang konselor sekolah profesional dalam bidangnya, hendaknya telah memiliki
pengalaman mengajar atau melaksanakan praktik konseling selama dua tahun;
ditambah satu tahun pengalaman bekerja diluar bidang persekolahan; tiga bulan
sampai enam bulan praktik konseling yang diawasi team pembimbing atau praktik
internship, dan pengalaman-pengalaman yang ada kaitannya dengan kegiatan social
seperti misalnya: kegiatan sukarela dalam masyarakat, bekerja denganorang lain dan
menunjukkan kemampuan memimpin yang baik (Wibowo, 1986: 95).

2. Persyaratan Kepribadian
Seorang konselor sekolah di dalam mengadakan kontak dengan klien atau
siswa, harus memiliki sifat – sifat kepribadian tertentu. Sifat – sifat kepribadian
tersebut

menurut

Dewa

Ketut

Sukardi

(1986:28),

antara

lain:

(1)

memiliki pemahaman terdapat orang lainsecara objektif dan simpatik; (2) memiliki
kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain secara baik dan lancar; (3)
memahami batas – batas kemampuan yang ada pada dirinya sendiri ; (4) memiliki
minat yang mendalam mengenai murid – murid, dan berkeinginan sungguh – sungguh
untuk memberikan bantuan kepada mereka ; (5) memiliki kedewasaan pribadi,
spiritual, mental, sosial dan fisik.
National Vocational Guidance Association (dalam Dewa Ketut Sukardi, 1985 :
28 ) mengemukakan persyaratan ideal yang dituntut dari konselor berkaitan dengan
karakter konselor ialah : “ interest terhadap orang lain, sabar, peka terhadap berbagai
sikap dan reaksi, memiliki emosi yang stabil dan objektif, serta ia sungguh – sungguh
respek terhadap orang lain, dan dapat dipercaya. “

3. Persyaratan Sifat dan Sikap
Seorang konselor sekolah dituntut persyaratan tertentu yang berkaitan dengan
syarat dan sikap yang harus dimiliki dalam hubungan konseling. Syarat-syarat yang
dituntut tersebut bukan saja sesuatu yang bersifat teknis tetapi lebih banyak
menyangkut aspek-aspek kepribadian.
Beberapa syarat yang berkenaan dengan sifat dan sikap yang harus dimiliki
oleh seorang konselor antara lain ialah sifat dan sikap untuk menerima klien
sebagaimana adanya, penuh pengertian atau pemahaman terhadap klien secara jelas,
benar dan menyeluruh dari apa yang diungkapkan oleh klien, dan kesungguhan serta
mengkomunikasikan pemahamannya tentang bagaimana klien berusaha untuk
mengekspresikan dirinya. Segala hal di atas juga harus dilengkapi dengan sifat dan
sikap yang supel, ramah, dan fleksibel yang harus dimiliki oleh seorang konselor.
1. Keterampilan Konselor
Seorang konselor harus memiliki keterampilan-keterampilan yang mencukupi.
Keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap konselor yakni: a). keterampilan antar
pribadi yaitu semua keterampilan yang dibutuhkan untuk membangun relasi dengan
klien sehingga klien dapat terlibat dalam proses konseling, yang terdiri dari
keterampilan verbal (kualitas vokal, alur verbal/menyesuaikan diri dengan topik
pembicaraan klien, dan tanggapan verbal meliputi: parafrase, pencerminan perasaanperasaan, penafsiran, peringkasan, penajaman, pertanyaan tertutup dan terbuka),
keterampilan non verbal (menghadapi klien secara sejajar, memperlihatkan sikap
tubuh terbuka, posisi tubuh ke depan, memperhatikan kontak mata, dan bersikap
rileks. b). keterampilan mengamati yaitu dimana konselor dituntut untuk
sungguhsungguh sadar akan apa yang sedang dikatakan klien khususnya melalui
gerakan-gerakan tubuh mereka, raut wajah, kualitas vokal, dan ketidak sesuaian antara
bahasa tubuh dengan ungkapan-angkapan verbal klien. c). keterampilan intervensi
yaitu dimana konselor mampu melibatkan klien dalam pemecahan masalah. Dan d).
keterampilan integrasi yaitu dimana konselor mampu menerapkan strategi-strategi
pada situasi-situasi khusus, sambil mengingat konteks budaya dan sosio ekonomis
klien (Yeo, 1994: 62-83).
Dapat dijelaskan pula bahwa keterampilan yang sangat diperlukan untuk melakukan
tugas bimbingan dan konseling adalah: keterampilan untuk ikut merasakan (empati)
keadaan klien, ikut menghayati jalan pikiran klien, ikut memperhatikan (simpati)
terhadap klien, dapat menerima dan mengerti keadaan klien, berkomunikasi secara
verbal, dan menggunakan alat bimbingan baik yang tes maupun yang non tes
(Hendrarno, dkk, 1987: 110)
Hal ini didukung pula bahwa keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor sekolah
mencakup keterampilan memahami sifat-sifat klien, menilai situasi apakah persoalan
klien mampu dibantu atau tidak, menciptakan rapport, melaksanakan proses konseling
secara efektif, atending meliputi: posisi badan yang baik, kontak mata yang baik dan
mendengarkan klien dengan baik, mengundang pembicaraan terbuka meliputi
membantu memulai wawancara, membantu klien menguraikan masalahnya dan
membantu memunculkan contoh contoh perilaku khusus sehingga penjelasan klien
dapat dipahami dengan lebih baik, paraprase yaitu menyatakan kembali suatu kata
atau prase secara sederhana. Tujuannya adalah untuk mengatakan kembali kepada
klien esensi dari klien dari apa yang telah dikatakan klien, identifikasi perasaan yaitu
membantu klien untuk menjelaskan perasaanperasaannya sendiri, refleksi perasaan
yaitu membantu klien dengan cara memahami perasaanya dan sebagai pemeriksa
persepsi yang yang baik, konfrontasi yaitu guna membantu orang klien agar
mengubah pertahanan yang telah dibangunnya guna menghindari pertimbangan
bidang tertentu dan untuk meningkatkan komunikasi terus terang, meringkaskan yaitu
suatu proses untuk memadu berbagai ide dan perasaan dalam satu pernyataan pada
akhir suatu wawancara konseling, menafsirkan, penerimaan, member ketenangan,
memimpin secara umum, mendengarkan, mengarahkan, memberi informasi,
menghayati pikiran, perasaan, dan cita-cita klien, menyimpulkan, memberikan
dorongan, menggunakan alat atau teknik pengumpulan data, memecahkan masalah
dan pengambilan keputusan, menggunakan teknik pengubahan tingkah laku,
menggunakan berbagai pendekatan konseling (Wibowo, 1986: 95-96).

2. Sikap/kepribadian
Seorang konselor di dalam mengadakan kontak dengan klien haruslah memiliki sifatsifat kepribadian tertentu, di antaranya:
1. Kepribadian yang matang dan penyesuaian diri yang baik.
2. Memiliki pemahaman terhadap orang lain secara objektif dan simpatik.
3. Memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain secara baik dan
lancar.
4. Memahami batas-batas kemampuan yang ada pada dirinya sendiri.
5. Memiliki minat yang mendalam mengenai murid-murid, dan berkeinginan
sungguh-sungguh untuk memberikan bantuan kepada mereka.
6. Memiliki kedewasaan pribadi, spiritual, mental, sosial, dan fisik.
7. Peka terhadap berbagai sikap dan reaksi.
8. Respek terhadap orang lain.
9. Memiliki kemampuan berkomunikasi.
10. Tidak mementingkan diri sendiri (Wibowo, 1986: 97-98).
Menurut Munro dkk, kepribadian yang harus dimiliki oleh konselor sekolah yaitu:
luwes, hangat, dapat menerima orang lain, terbuka, dapat merasakan penderitaan
orang lain, tidak berpura-pura, menghargai orang lain, tidak mau menang sendiri, dan
objektif, (dalam Prayitno, 1985: 29).
Ada beberapa kepribadian yang harus dimiliki oleh konselor sekolah, yaitu bijaksana,
jujur, dan tulus, ramah, akrab, tidak berpura-pura, menghargai siswa, tutur bahasanya
enak didengar, perhatian, luwes/fleksibel, dapat menjadi contoh, rela berkorban, dapat
menjaga rahasia/dapat dipercaya, selalu kelihatan gembira, bertanggung jawab, dan
sabar (Slameto, 1990: 80)
Selain itu kepribadian konselor yang diharapkan yaitu: memiliki pribadi yang matang
(emosi yang stabil, tidak mudah terbawa/tenggelam dalam perasaan dan masalah
klien, tenang dalam menghadapi masalah, dan cinta pada tugasnya), pribadi yang
hangat, identitas pribadi, toleransi (menanggapi secara positif dan tidak mudah
tersinggung), pribadi yang bebas dari kecemasan, pribadi penuh penerimaan, tidak
mementingkan diri sendiri/penuh pengertian pada klien (tidak banyak bicara/bicara
berlebihan), pribadi sebagai ibu, humoris, sederhana, rendah hati, hormat dan dapat
dipercaya (Hendrarno dkk, 1987: 110-111).
Sedangkan dalam National Vocational Guidance Association (NVGA), Washington
D.C,

dalam

journalnya

yang

berjudul

“Counselor

Preparation”,

(1949),

mengemukakan persyaratan ideal yang dituntut dari konselor berkaitan dengan
karakter konselor ialah: interest terhadap orang lain, sabar, peka terhadap berbagai
sikap dan reaksi, memiliki emosi yang stabil dan objektif, serta ia sungguh-sungguh
respek terhadap orang lain, dapat dipercaya, dan sebagainya (Sukardi, 1984: 22-28).
Tugas dan tanggung jawab konselor
Dalam Pedoman BP, Buku IIIC (1975) konselor sekolah dalam hubungannya dengan
program bimbingan dan konseling di sekolah mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:
1.

Menyusun program bimbingan dan konseling bersama kepala sekolah.

2.

Memberi garis-garis kebijaksanaan umum mengenai kegiatan bimbingan dan
konseling.

3.

Bertanggung jawab terhadap jalannya program bimbingan dan konseling.

4.

Mengkoordinasikan laporan kegiatan pelaksanaan program sehari-hari.

5.

Memberikan laporan kegiatan bimbingan dan konseling kepada kepala
sekolah.

6.

Membantu siswa untuk memahami dan mengadakan penyesuaian pada diri
sendiri, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial yang makin lama makin
berkembang.

7.

Menerima dan mengklasifikasikan informasi pendidikan dan informasi
lainnya yang diperoleh dan mengirimkannya sehingga menjadi catatan
kumulatif siswa.

8.

Menganalisis dan menafsirkan data siswa guna mendapatkan suatu rencana
tindakan positif terhadap siswa.

9.

Menyelenggarakan pertemuan staf.

10. Melaksanakan bimbingan dan konseling baik secara kelompok maupun secara
perorangan/individual.
11. Memberikan informasi pendidikan dan jabatan kepada siswa-siswa dan
menafsirkannya untuk keperluan perencanaan pendidikan dan jabatan.
12. Mengadakan konsultasi dengan instansi-instansi yang berhubungan dengan
program bimbingan dan konseling dan memimpin usaha penyelidikan
masyarakat di sekitar sekolah, untuk mengetahui lapangan kerja yang tersedia.
13. Bersama guru membantu siswa memilih pengalaman/kegiatan-kegiatan
kurikuler yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
14. Membantu guru menyusun pengalaman belajar dan membuat penyesuaian
metode mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran dan keadaan masingmasing siswa.
15. Mengadakan penelaah lanjutan terhadap siswa-siswa tamatan sekolahnya dan
terhadap siswa yang keluar sebelum tamat serta melakukan usaha penilaian
yang lain secara tepat.
16. Mengadakan konsultasi dengan orang tua siswa dan mengadakan kunjungan
rumah.
17. Menyelenggarakan pembicaraan kasus (case conference)
18. Mengadakan wawancara konseling dengan siswa.
19. Mengadakan program latihan bagi para petugas bimbingan dan konseling.
20. Melakukan referal kepada lembaga atau ahli yang lebih berwenang (dalam
Wibowo, 1986: 89-90).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Persyaratan formal yang harus dimiliki oleh setiap konselor sekolah adalah:
a. Secara umum seorang konselor sekolah serendah-rendahnya harus memiliki
ijazah sarjana muda dari suatu pendidikan yang sah dan memenuhi syarat untuk
menjadi guru (memiliki sertifikat mengajar) dalam jenjang pendidikan dimana
ia ditugaskan.
b. Secara profesional seorang konselor sekolah hendaknya telah mencapai tingkat
pendidikan sarjana bimbingan. Dalam masa pendidikannya pada institusi
bersangkutan seorang konselor harus menempuh mata kuliah atau bidang studi
tentang prinsip-prinsip dan praktik bimbingan. Dan bidang yang harus dikuasai
meliputi antara lain: proses konseling, pemahaman individu, informasi dalam
bidang pendidikan, pekerjaan, jabatan, atau karir, administrasi dan kaitannya
dengan program bimbingan, dan prosedur penelitian dan penilaian bimbingan.
Di samping bidang tersebut diatas, perlu juga dikuasai bidang-bidang lainnya
seperti: psikologi, ekonomi dan sosiologi (Wibowo, 1986: 95).
c. Pendidikan Non formal yaitu pengetahuan yang dapat diperoleh dengan cara
pengalaman bekerja, usaha dan belajar melalui bulletin, surat kabar, brosurbrosur yang sesuai dengan bidang bimbingan dan konseling, yang juga meliputi
berbagai ilmu pengetahuan, psikologi, bimbingan dan konseling (Hendrarno,
dkk, 1987: 110).

B. Saran
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

 http://mahasiswiuad.blogspot.com/2012/06/pendidikan-konselorprofesional.html
 http://subliyanto.blogspot.com/2011/02/peran-konselor-di-sekolah.html
 http://miklotof.wordpress.com/2010/08/06/konselor/
 http://khalidrahmadi.blogspot.com/2011/06/standardisasi-penyiapan-konselordan.html
 http://fmahadhita.blogspot.com/2012/06/pengertian-profesi-dan-profesi.html
PERSYARATAN FORMAL
DAN KEPRIBADIAN KONSELOR

DISUSUN OLEH :
NAMA

: ETY GANDE

SEMESTER

:V

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SYARIF MUHAMMAD RAHA
2013

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan
tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“PERSYARATAN FORMALDAN KEPRIBADIAN KONSELOR”

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau
menyinggu perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

More Related Content

What's hot

Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...yayuzuliantini25
 
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompokzarimah
 
Konsep bimbingan dan kaunseling
Konsep bimbingan dan kaunselingKonsep bimbingan dan kaunseling
Konsep bimbingan dan kaunseling廷武 邹
 
PSIKOLOGI KAUNSELING pendekatan personal dalam kaunseling
PSIKOLOGI KAUNSELING pendekatan personal dalam kaunselingPSIKOLOGI KAUNSELING pendekatan personal dalam kaunseling
PSIKOLOGI KAUNSELING pendekatan personal dalam kaunselingAmin Upsi
 
Kemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunselingKemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunselingrosdimahiza
 
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)aji ali mabruri
 
ciri-ciri kaunseling dan kaunselor
ciri-ciri kaunseling dan kaunselorciri-ciri kaunseling dan kaunselor
ciri-ciri kaunseling dan kaunselorzakwan azhar
 
peta kognitif
peta kognitif peta kognitif
peta kognitif herry17
 

What's hot (20)

Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
 
Kemahiran
KemahiranKemahiran
Kemahiran
 
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
 
Konsep bimbingan dan kaunseling
Konsep bimbingan dan kaunselingKonsep bimbingan dan kaunseling
Konsep bimbingan dan kaunseling
 
Stereotaip dalam kaunseling silang budaya
Stereotaip dalam kaunseling silang budayaStereotaip dalam kaunseling silang budaya
Stereotaip dalam kaunseling silang budaya
 
Modul bk
Modul bkModul bk
Modul bk
 
PSIKOLOGI KAUNSELING pendekatan personal dalam kaunseling
PSIKOLOGI KAUNSELING pendekatan personal dalam kaunselingPSIKOLOGI KAUNSELING pendekatan personal dalam kaunseling
PSIKOLOGI KAUNSELING pendekatan personal dalam kaunseling
 
Wz manual kaunselor
Wz manual kaunselorWz manual kaunselor
Wz manual kaunselor
 
Pengenalan kaunseling
Pengenalan kaunselingPengenalan kaunseling
Pengenalan kaunseling
 
Kemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunselingKemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunseling
 
25421422 proses-kelompok-kaunseling
25421422 proses-kelompok-kaunseling25421422 proses-kelompok-kaunseling
25421422 proses-kelompok-kaunseling
 
M4 kb3
M4 kb3M4 kb3
M4 kb3
 
Eseimen kaunseling
Eseimen kaunselingEseimen kaunseling
Eseimen kaunseling
 
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
 
ciri-ciri kaunseling dan kaunselor
ciri-ciri kaunseling dan kaunselorciri-ciri kaunseling dan kaunselor
ciri-ciri kaunseling dan kaunselor
 
M4 kb1
M4 kb1M4 kb1
M4 kb1
 
Bab 3 kaunselor
Bab 3   kaunselorBab 3   kaunselor
Bab 3 kaunselor
 
peta kognitif
peta kognitif peta kognitif
peta kognitif
 
Pert.iv
Pert.ivPert.iv
Pert.iv
 
Implementasi Bimbingan Kelompok
Implementasi Bimbingan KelompokImplementasi Bimbingan Kelompok
Implementasi Bimbingan Kelompok
 

Viewers also liked

Kranthi Vardhan testing
Kranthi Vardhan testingKranthi Vardhan testing
Kranthi Vardhan testingKranthi D
 
Villegas gonzalez córdoba_taller.de.fotografía (2)
Villegas gonzalez córdoba_taller.de.fotografía (2)Villegas gonzalez córdoba_taller.de.fotografía (2)
Villegas gonzalez córdoba_taller.de.fotografía (2)Javier Córdoba
 
Practica 19 copy
Practica 19 copyPractica 19 copy
Practica 19 copyGiovanna99
 
Милана Левченко "Благотворительность и социальный тимбилдинг. Основные ошибки...
Милана Левченко "Благотворительность и социальный тимбилдинг. Основные ошибки...Милана Левченко "Благотворительность и социальный тимбилдинг. Основные ошибки...
Милана Левченко "Благотворительность и социальный тимбилдинг. Основные ошибки...IT-HR Club
 
Parent night presentation
Parent night presentationParent night presentation
Parent night presentationms_degroot
 
Salesforce cert my prep doc
Salesforce cert my prep docSalesforce cert my prep doc
Salesforce cert my prep docRohit Sharma
 
Sustainable assignmen eu best-practice
Sustainable assignmen eu best-practiceSustainable assignmen eu best-practice
Sustainable assignmen eu best-practiceAmeerAlwaealy
 
CP updated Resume 4-15
CP updated Resume 4-15CP updated Resume 4-15
CP updated Resume 4-15Charles Parker
 

Viewers also liked (19)

Resume May 2015
Resume May 2015Resume May 2015
Resume May 2015
 
Teorias economicas
Teorias economicasTeorias economicas
Teorias economicas
 
Civic Certificate
Civic CertificateCivic Certificate
Civic Certificate
 
Kranthi Vardhan testing
Kranthi Vardhan testingKranthi Vardhan testing
Kranthi Vardhan testing
 
Rpp ipa kelas 5
Rpp ipa kelas 5Rpp ipa kelas 5
Rpp ipa kelas 5
 
Villegas gonzalez córdoba_taller.de.fotografía (2)
Villegas gonzalez córdoba_taller.de.fotografía (2)Villegas gonzalez córdoba_taller.de.fotografía (2)
Villegas gonzalez córdoba_taller.de.fotografía (2)
 
Practica 19 copy
Practica 19 copyPractica 19 copy
Practica 19 copy
 
Depan kelas dan memberikan penilaian kelompok
Depan kelas dan memberikan penilaian kelompokDepan kelas dan memberikan penilaian kelompok
Depan kelas dan memberikan penilaian kelompok
 
Милана Левченко "Благотворительность и социальный тимбилдинг. Основные ошибки...
Милана Левченко "Благотворительность и социальный тимбилдинг. Основные ошибки...Милана Левченко "Благотворительность и социальный тимбилдинг. Основные ошибки...
Милана Левченко "Благотворительность и социальный тимбилдинг. Основные ошибки...
 
Rpp ipa kelas 4 smstr 2
Rpp ipa kelas 4 smstr 2Rpp ipa kelas 4 smstr 2
Rpp ipa kelas 4 smstr 2
 
Arquitectura.
Arquitectura.Arquitectura.
Arquitectura.
 
Parent night presentation
Parent night presentationParent night presentation
Parent night presentation
 
Rpp pkn kelas 2
Rpp pkn kelas 2Rpp pkn kelas 2
Rpp pkn kelas 2
 
Salesforce cert my prep doc
Salesforce cert my prep docSalesforce cert my prep doc
Salesforce cert my prep doc
 
Tugas merangkum (repaired) yuni
Tugas  merangkum (repaired) yuniTugas  merangkum (repaired) yuni
Tugas merangkum (repaired) yuni
 
Seres nobles
Seres noblesSeres nobles
Seres nobles
 
Sustainable assignmen eu best-practice
Sustainable assignmen eu best-practiceSustainable assignmen eu best-practice
Sustainable assignmen eu best-practice
 
CP updated Resume 4-15
CP updated Resume 4-15CP updated Resume 4-15
CP updated Resume 4-15
 
Luu tru va bao mat
Luu tru va bao matLuu tru va bao mat
Luu tru va bao mat
 

Similar to Pengertian konselor

Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan KonselingProfesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan KonselingRiska Nur'Akhidah Sari
 
5201211028_Alfi Roudhotus_Keteramplian Kns UTS.pptx
5201211028_Alfi Roudhotus_Keteramplian Kns UTS.pptx5201211028_Alfi Roudhotus_Keteramplian Kns UTS.pptx
5201211028_Alfi Roudhotus_Keteramplian Kns UTS.pptxAlfiRoudhotus
 
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGANKONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGANRatnaWulandari54
 
Ikd 2 konseling dalam keperawatan
Ikd 2   konseling dalam keperawatanIkd 2   konseling dalam keperawatan
Ikd 2 konseling dalam keperawatanCahya
 
Guru sebagai-pembimbing
Guru sebagai-pembimbingGuru sebagai-pembimbing
Guru sebagai-pembimbingsreedewi
 
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkupBimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkupaidadwiinizuka.blogspot.com
 
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)Rajabul Gufron
 
powerpointstrategi pembelajaran sukron basuki mahmud
powerpointstrategi pembelajaran sukron basuki mahmudpowerpointstrategi pembelajaran sukron basuki mahmud
powerpointstrategi pembelajaran sukron basuki mahmudsukronsbm1
 
presentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptx
presentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptxpresentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptx
presentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptxertiharyantie1
 

Similar to Pengertian konselor (20)

Persyaratan kepribadian dalam bk
Persyaratan kepribadian dalam bkPersyaratan kepribadian dalam bk
Persyaratan kepribadian dalam bk
 
Persyaratan bk
Persyaratan bkPersyaratan bk
Persyaratan bk
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan KonselingProfesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
 
5201211028_Alfi Roudhotus_Keteramplian Kns UTS.pptx
5201211028_Alfi Roudhotus_Keteramplian Kns UTS.pptx5201211028_Alfi Roudhotus_Keteramplian Kns UTS.pptx
5201211028_Alfi Roudhotus_Keteramplian Kns UTS.pptx
 
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGANKONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
 
tujuan fungsi bki.pptx
tujuan fungsi bki.pptxtujuan fungsi bki.pptx
tujuan fungsi bki.pptx
 
Persyaratan bk 2
Persyaratan bk 2Persyaratan bk 2
Persyaratan bk 2
 
Ikd 2 konseling dalam keperawatan
Ikd 2   konseling dalam keperawatanIkd 2   konseling dalam keperawatan
Ikd 2 konseling dalam keperawatan
 
Guru sebagai-pembimbing
Guru sebagai-pembimbingGuru sebagai-pembimbing
Guru sebagai-pembimbing
 
A
AA
A
 
Bimbingan & konseling
Bimbingan & konselingBimbingan & konseling
Bimbingan & konseling
 
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkupBimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
 
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
 
powerpointstrategi pembelajaran sukron basuki mahmud
powerpointstrategi pembelajaran sukron basuki mahmudpowerpointstrategi pembelajaran sukron basuki mahmud
powerpointstrategi pembelajaran sukron basuki mahmud
 
presentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptx
presentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptxpresentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptx
presentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptx
 
Trait and-factor
Trait and-factorTrait and-factor
Trait and-factor
 
Makalah konseling
Makalah konselingMakalah konseling
Makalah konseling
 
Modul bk
Modul bkModul bk
Modul bk
 
SKL CPL PRODI BKPI.pptx
SKL CPL PRODI BKPI.pptxSKL CPL PRODI BKPI.pptx
SKL CPL PRODI BKPI.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Pengertian konselor

  • 1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Konselor merupakan petugas profesional yang mempunyai pendidikan khusus di Perguruan Tinggi dan mencurahkan waktunya pada layanan bimbingan dan konseling (Wibowo, 1986: 4). Selain itu dikatakan bahwa konselor merupakan petugas profesional, yang artinya secara formal mereka telah disiapkan oleh lembaga atau institusi pendidikan yang berwenang. Mereka dididik secara khusus untuk untuk menguasai seperangkat kompetensi yang diperlukan bagi pekerjaan bimbingan dan konseling. Jadi dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa konselor sekolah memang sengaja dibentuk atau disiapkan untuk menjadi tenaga-tenaga yang professional dalam pengetahuan, pengalaman dan kualitas pribadinya (Sukardi, 1984: 19).
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. Persyaratan konselor Konselor sebagai jabatan profesional, oleh karena itu orang yang menjabat konselor harus memiliki atau memenuhi persyaratan khusus untuk menjadi konselor, yaitu: pengetahuan, keterampilan, dan sikap/kepribadian sebagai berikut: 1. Pendidikan Formal Yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui program pendidikan formal dari jurusan bimbingan dan konseling ataupun penataran, kursus-kursus, dan latihan berjangka dibidang tersebut. yang juga meliputi berbagai ilmu pengetahuan, psikologi, bimbingan dan konseling (Hendrarno, dkk, 1987: 110). Persyaratan formal yang harus dimiliki oleh setiap konselor sekolah adalah: a. Secara umum seorang konselor sekolah serendah-rendahnya harus memiliki ijazah sarjana muda dari suatu pendidikan yang sah dan memenuhi syarat untuk menjadi guru (memiliki sertifikat mengajar) dalam jenjang pendidikan dimana ia ditugaskan. b. Secara profesional seorang konselor sekolah hendaknya telah mencapai tingkat pendidikan sarjana bimbingan. Dalam masa pendidikannya pada institusi bersangkutan seorang konselor harus menempuh mata kuliah atau bidang studi tentang prinsip-prinsip dan praktik bimbingan. Dan bidang yang harus dikuasai meliputi antara lain: proses konseling, pemahaman individu, informasi dalam bidang pendidikan, pekerjaan, jabatan, atau karir, administrasi dan kaitannya dengan program bimbingan, dan prosedur penelitian dan penilaian bimbingan. Di samping bidang tersebut diatas, perlu juga dikuasai bidang-bidang lainnya seperti: psikologi, ekonomi dan sosiologi (Wibowo, 1986: 95). c. Pendidikan Non formal yaitu pengetahuan yang dapat diperoleh dengan cara pengalaman bekerja, usaha dan belajar melalui bulletin, surat kabar, brosurbrosur yang sesuai dengan bidang bimbingan dan konseling, yang juga meliputi
  • 3. berbagai ilmu pengetahuan, psikologi, bimbingan dan konseling (Hendrarno, dkk, 1987: 110). Seorang konselor sekolah profesional dalam bidangnya, hendaknya telah memiliki pengalaman mengajar atau melaksanakan praktik konseling selama dua tahun; ditambah satu tahun pengalaman bekerja diluar bidang persekolahan; tiga bulan sampai enam bulan praktik konseling yang diawasi team pembimbing atau praktik internship, dan pengalaman-pengalaman yang ada kaitannya dengan kegiatan social seperti misalnya: kegiatan sukarela dalam masyarakat, bekerja denganorang lain dan menunjukkan kemampuan memimpin yang baik (Wibowo, 1986: 95). 2. Persyaratan Kepribadian Seorang konselor sekolah di dalam mengadakan kontak dengan klien atau siswa, harus memiliki sifat – sifat kepribadian tertentu. Sifat – sifat kepribadian tersebut menurut Dewa Ketut Sukardi (1986:28), antara lain: (1) memiliki pemahaman terdapat orang lainsecara objektif dan simpatik; (2) memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain secara baik dan lancar; (3) memahami batas – batas kemampuan yang ada pada dirinya sendiri ; (4) memiliki minat yang mendalam mengenai murid – murid, dan berkeinginan sungguh – sungguh untuk memberikan bantuan kepada mereka ; (5) memiliki kedewasaan pribadi, spiritual, mental, sosial dan fisik. National Vocational Guidance Association (dalam Dewa Ketut Sukardi, 1985 : 28 ) mengemukakan persyaratan ideal yang dituntut dari konselor berkaitan dengan karakter konselor ialah : “ interest terhadap orang lain, sabar, peka terhadap berbagai sikap dan reaksi, memiliki emosi yang stabil dan objektif, serta ia sungguh – sungguh respek terhadap orang lain, dan dapat dipercaya. “ 3. Persyaratan Sifat dan Sikap Seorang konselor sekolah dituntut persyaratan tertentu yang berkaitan dengan syarat dan sikap yang harus dimiliki dalam hubungan konseling. Syarat-syarat yang dituntut tersebut bukan saja sesuatu yang bersifat teknis tetapi lebih banyak menyangkut aspek-aspek kepribadian.
  • 4. Beberapa syarat yang berkenaan dengan sifat dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang konselor antara lain ialah sifat dan sikap untuk menerima klien sebagaimana adanya, penuh pengertian atau pemahaman terhadap klien secara jelas, benar dan menyeluruh dari apa yang diungkapkan oleh klien, dan kesungguhan serta mengkomunikasikan pemahamannya tentang bagaimana klien berusaha untuk mengekspresikan dirinya. Segala hal di atas juga harus dilengkapi dengan sifat dan sikap yang supel, ramah, dan fleksibel yang harus dimiliki oleh seorang konselor. 1. Keterampilan Konselor Seorang konselor harus memiliki keterampilan-keterampilan yang mencukupi. Keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap konselor yakni: a). keterampilan antar pribadi yaitu semua keterampilan yang dibutuhkan untuk membangun relasi dengan klien sehingga klien dapat terlibat dalam proses konseling, yang terdiri dari keterampilan verbal (kualitas vokal, alur verbal/menyesuaikan diri dengan topik pembicaraan klien, dan tanggapan verbal meliputi: parafrase, pencerminan perasaanperasaan, penafsiran, peringkasan, penajaman, pertanyaan tertutup dan terbuka), keterampilan non verbal (menghadapi klien secara sejajar, memperlihatkan sikap tubuh terbuka, posisi tubuh ke depan, memperhatikan kontak mata, dan bersikap rileks. b). keterampilan mengamati yaitu dimana konselor dituntut untuk sungguhsungguh sadar akan apa yang sedang dikatakan klien khususnya melalui gerakan-gerakan tubuh mereka, raut wajah, kualitas vokal, dan ketidak sesuaian antara bahasa tubuh dengan ungkapan-angkapan verbal klien. c). keterampilan intervensi yaitu dimana konselor mampu melibatkan klien dalam pemecahan masalah. Dan d). keterampilan integrasi yaitu dimana konselor mampu menerapkan strategi-strategi pada situasi-situasi khusus, sambil mengingat konteks budaya dan sosio ekonomis klien (Yeo, 1994: 62-83). Dapat dijelaskan pula bahwa keterampilan yang sangat diperlukan untuk melakukan tugas bimbingan dan konseling adalah: keterampilan untuk ikut merasakan (empati) keadaan klien, ikut menghayati jalan pikiran klien, ikut memperhatikan (simpati) terhadap klien, dapat menerima dan mengerti keadaan klien, berkomunikasi secara verbal, dan menggunakan alat bimbingan baik yang tes maupun yang non tes (Hendrarno, dkk, 1987: 110)
  • 5. Hal ini didukung pula bahwa keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor sekolah mencakup keterampilan memahami sifat-sifat klien, menilai situasi apakah persoalan klien mampu dibantu atau tidak, menciptakan rapport, melaksanakan proses konseling secara efektif, atending meliputi: posisi badan yang baik, kontak mata yang baik dan mendengarkan klien dengan baik, mengundang pembicaraan terbuka meliputi membantu memulai wawancara, membantu klien menguraikan masalahnya dan membantu memunculkan contoh contoh perilaku khusus sehingga penjelasan klien dapat dipahami dengan lebih baik, paraprase yaitu menyatakan kembali suatu kata atau prase secara sederhana. Tujuannya adalah untuk mengatakan kembali kepada klien esensi dari klien dari apa yang telah dikatakan klien, identifikasi perasaan yaitu membantu klien untuk menjelaskan perasaanperasaannya sendiri, refleksi perasaan yaitu membantu klien dengan cara memahami perasaanya dan sebagai pemeriksa persepsi yang yang baik, konfrontasi yaitu guna membantu orang klien agar mengubah pertahanan yang telah dibangunnya guna menghindari pertimbangan bidang tertentu dan untuk meningkatkan komunikasi terus terang, meringkaskan yaitu suatu proses untuk memadu berbagai ide dan perasaan dalam satu pernyataan pada akhir suatu wawancara konseling, menafsirkan, penerimaan, member ketenangan, memimpin secara umum, mendengarkan, mengarahkan, memberi informasi, menghayati pikiran, perasaan, dan cita-cita klien, menyimpulkan, memberikan dorongan, menggunakan alat atau teknik pengumpulan data, memecahkan masalah dan pengambilan keputusan, menggunakan teknik pengubahan tingkah laku, menggunakan berbagai pendekatan konseling (Wibowo, 1986: 95-96). 2. Sikap/kepribadian Seorang konselor di dalam mengadakan kontak dengan klien haruslah memiliki sifatsifat kepribadian tertentu, di antaranya: 1. Kepribadian yang matang dan penyesuaian diri yang baik. 2. Memiliki pemahaman terhadap orang lain secara objektif dan simpatik. 3. Memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain secara baik dan lancar. 4. Memahami batas-batas kemampuan yang ada pada dirinya sendiri.
  • 6. 5. Memiliki minat yang mendalam mengenai murid-murid, dan berkeinginan sungguh-sungguh untuk memberikan bantuan kepada mereka. 6. Memiliki kedewasaan pribadi, spiritual, mental, sosial, dan fisik. 7. Peka terhadap berbagai sikap dan reaksi. 8. Respek terhadap orang lain. 9. Memiliki kemampuan berkomunikasi. 10. Tidak mementingkan diri sendiri (Wibowo, 1986: 97-98). Menurut Munro dkk, kepribadian yang harus dimiliki oleh konselor sekolah yaitu: luwes, hangat, dapat menerima orang lain, terbuka, dapat merasakan penderitaan orang lain, tidak berpura-pura, menghargai orang lain, tidak mau menang sendiri, dan objektif, (dalam Prayitno, 1985: 29). Ada beberapa kepribadian yang harus dimiliki oleh konselor sekolah, yaitu bijaksana, jujur, dan tulus, ramah, akrab, tidak berpura-pura, menghargai siswa, tutur bahasanya enak didengar, perhatian, luwes/fleksibel, dapat menjadi contoh, rela berkorban, dapat menjaga rahasia/dapat dipercaya, selalu kelihatan gembira, bertanggung jawab, dan sabar (Slameto, 1990: 80) Selain itu kepribadian konselor yang diharapkan yaitu: memiliki pribadi yang matang (emosi yang stabil, tidak mudah terbawa/tenggelam dalam perasaan dan masalah klien, tenang dalam menghadapi masalah, dan cinta pada tugasnya), pribadi yang hangat, identitas pribadi, toleransi (menanggapi secara positif dan tidak mudah tersinggung), pribadi yang bebas dari kecemasan, pribadi penuh penerimaan, tidak mementingkan diri sendiri/penuh pengertian pada klien (tidak banyak bicara/bicara berlebihan), pribadi sebagai ibu, humoris, sederhana, rendah hati, hormat dan dapat dipercaya (Hendrarno dkk, 1987: 110-111). Sedangkan dalam National Vocational Guidance Association (NVGA), Washington D.C, dalam journalnya yang berjudul “Counselor Preparation”, (1949), mengemukakan persyaratan ideal yang dituntut dari konselor berkaitan dengan karakter konselor ialah: interest terhadap orang lain, sabar, peka terhadap berbagai sikap dan reaksi, memiliki emosi yang stabil dan objektif, serta ia sungguh-sungguh respek terhadap orang lain, dapat dipercaya, dan sebagainya (Sukardi, 1984: 22-28). Tugas dan tanggung jawab konselor
  • 7. Dalam Pedoman BP, Buku IIIC (1975) konselor sekolah dalam hubungannya dengan program bimbingan dan konseling di sekolah mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 1. Menyusun program bimbingan dan konseling bersama kepala sekolah. 2. Memberi garis-garis kebijaksanaan umum mengenai kegiatan bimbingan dan konseling. 3. Bertanggung jawab terhadap jalannya program bimbingan dan konseling. 4. Mengkoordinasikan laporan kegiatan pelaksanaan program sehari-hari. 5. Memberikan laporan kegiatan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah. 6. Membantu siswa untuk memahami dan mengadakan penyesuaian pada diri sendiri, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial yang makin lama makin berkembang. 7. Menerima dan mengklasifikasikan informasi pendidikan dan informasi lainnya yang diperoleh dan mengirimkannya sehingga menjadi catatan kumulatif siswa. 8. Menganalisis dan menafsirkan data siswa guna mendapatkan suatu rencana tindakan positif terhadap siswa. 9. Menyelenggarakan pertemuan staf. 10. Melaksanakan bimbingan dan konseling baik secara kelompok maupun secara perorangan/individual. 11. Memberikan informasi pendidikan dan jabatan kepada siswa-siswa dan menafsirkannya untuk keperluan perencanaan pendidikan dan jabatan. 12. Mengadakan konsultasi dengan instansi-instansi yang berhubungan dengan program bimbingan dan konseling dan memimpin usaha penyelidikan masyarakat di sekitar sekolah, untuk mengetahui lapangan kerja yang tersedia. 13. Bersama guru membantu siswa memilih pengalaman/kegiatan-kegiatan kurikuler yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. 14. Membantu guru menyusun pengalaman belajar dan membuat penyesuaian metode mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran dan keadaan masingmasing siswa.
  • 8. 15. Mengadakan penelaah lanjutan terhadap siswa-siswa tamatan sekolahnya dan terhadap siswa yang keluar sebelum tamat serta melakukan usaha penilaian yang lain secara tepat. 16. Mengadakan konsultasi dengan orang tua siswa dan mengadakan kunjungan rumah. 17. Menyelenggarakan pembicaraan kasus (case conference) 18. Mengadakan wawancara konseling dengan siswa. 19. Mengadakan program latihan bagi para petugas bimbingan dan konseling. 20. Melakukan referal kepada lembaga atau ahli yang lebih berwenang (dalam Wibowo, 1986: 89-90).
  • 9. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Persyaratan formal yang harus dimiliki oleh setiap konselor sekolah adalah: a. Secara umum seorang konselor sekolah serendah-rendahnya harus memiliki ijazah sarjana muda dari suatu pendidikan yang sah dan memenuhi syarat untuk menjadi guru (memiliki sertifikat mengajar) dalam jenjang pendidikan dimana ia ditugaskan. b. Secara profesional seorang konselor sekolah hendaknya telah mencapai tingkat pendidikan sarjana bimbingan. Dalam masa pendidikannya pada institusi bersangkutan seorang konselor harus menempuh mata kuliah atau bidang studi tentang prinsip-prinsip dan praktik bimbingan. Dan bidang yang harus dikuasai meliputi antara lain: proses konseling, pemahaman individu, informasi dalam bidang pendidikan, pekerjaan, jabatan, atau karir, administrasi dan kaitannya dengan program bimbingan, dan prosedur penelitian dan penilaian bimbingan. Di samping bidang tersebut diatas, perlu juga dikuasai bidang-bidang lainnya seperti: psikologi, ekonomi dan sosiologi (Wibowo, 1986: 95). c. Pendidikan Non formal yaitu pengetahuan yang dapat diperoleh dengan cara pengalaman bekerja, usaha dan belajar melalui bulletin, surat kabar, brosurbrosur yang sesuai dengan bidang bimbingan dan konseling, yang juga meliputi berbagai ilmu pengetahuan, psikologi, bimbingan dan konseling (Hendrarno, dkk, 1987: 110). B. Saran Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA  http://mahasiswiuad.blogspot.com/2012/06/pendidikan-konselorprofesional.html  http://subliyanto.blogspot.com/2011/02/peran-konselor-di-sekolah.html  http://miklotof.wordpress.com/2010/08/06/konselor/  http://khalidrahmadi.blogspot.com/2011/06/standardisasi-penyiapan-konselordan.html  http://fmahadhita.blogspot.com/2012/06/pengertian-profesi-dan-profesi.html
  • 11. PERSYARATAN FORMAL DAN KEPRIBADIAN KONSELOR DISUSUN OLEH : NAMA : ETY GANDE SEMESTER :V SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYARIF MUHAMMAD RAHA
  • 12. 2013 KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “PERSYARATAN FORMALDAN KEPRIBADIAN KONSELOR” Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.