SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
PEMBERIAN OBAT
MELALUI SELANG INTRAVENA
KELOMPOK 6
BIJALMIAH
DEWI SARTIKA
IRMAYANI
WA ODE RAWER
PENGERTIAN PEMBERIAN OBAT MELALUI
SELANG INTRAVENA
• Adalah pemasukan atau pemberian obat melalui jalur
pembuluh darah vena kedalam tubuh, diantaranya
melalui vena media cubitus/chepalica (daerah lengan),
vena saphenous (tungkai), vena jugularis (leher), vena
frontalis/temporalis di daerah frontal dan temporal
dari temporal, vena basilica, dan lain-lain.
• Pemberian obat intravena dapat dilakukan dengan cara
infus continue, infus intermitten ataupun dalam bentuk
bolus. Formulasi untuk ketiga cara pemberian ini tidak
dapat saling dipertukarkan, karena akan berakibat fatal
pada pasien.
1. Infus intravena continue
Pemberian obat melalui infus yang continue bertujuan untuk
menghasilkan dan mempertahankan konsentrasi obat yang
konstan dalam darah, misalnya pada pemberian oksitosin
(Syntosinon®). Obat tersebut diberikan sebagia larutan yang
encer untuk mengurangi iritasi vena.Akan tetapi kita harus
yakin bahwa larutan obat yang disuntikkan lewat infus dapat
bercampur dengan larutan infusnya.Sebagai contoh, frusemid
(Furosemid) tidak dapat bercampur dengan larutan
Glukose/Dextrose.
2.
•

Infus intermittent

Beberapa obat dapat diberikan sebagai infus selama 20 menit hingga 1 jam/ cara
pelaksanaannya bergantung pada apakah sudah ada infus yang terpasang atau
hanya obat tersebut yang akan diberikan melalui infus. Bila ada infus yang harus
diberikan bersamaan, kedua obat tersebut harus kompantibel dan digunakan twoway-tap. Bila hanya obat tersebut yang akan diinfuskan, kanula tersebut harus
dibilas sebelum dan setelah pemberian obat. Pemberian infus intermitten dapat
menyebabkan konsentrasi obat tersebut dalam plasma berfluktuasi, dan dapat
turun diatas atau dibawah kisaran terapeutik.Keadaan ini dapat menimbulkan
intoksikasi (keracunan) maupun kegagalan terapi.Konsentrasi yang berfluktuasi
tersebut dapat terjadi, misalnya pada wanita yang mendapatkan terapi antibiotic
atau heparin intravena.
3. Pemberian secara bolus
Suntikan dapat diberikan langsung pada pembuluh vena atau pada selang infus (per-kap).
Penyuntikan langsung pada vena biasanya sedapat mungkin dihindari, karena alasan :
a. Penggunaan jarum baja untuk penyuntikan IV yang berkali-kali membawa resiko
ekstravasasi dan kerusakan jaringan.
b.Tanpa akses vena yang continue, setiap reaksi yang merugikan akan sulit ditangani.
Pemberian secara bolus lewat infus harus dilakukan dengan perlahan untuk
memungkinkan cairan infus mengalir terus dan mengencerkan obat yang
disuntikkan.Kecepatan penyuntikan tergantung pada jenis obatnya.Umumnya tidak
ada obat yang boleh disuntikkan secara intravena dengan kecepatan kurang dari satu
menit, kecuali jika paseinnya mengalami gagal jantung atau bila terdapat perdarahan
hebat (Loeb et al, 1993; McKenry & salerno, 1995).Sebagian besar obat dapat
disuntikkan dalam waktu satu hingga tiga menit dengan beberapa pengecualian
penting seperti epineprin (adrenalin), efedrin dan aminofilin (Swonger & Matejski,
1991).
B. Hal – hal yang perlu dipertimbangkan ketika jalur infus
dipakai untuk suntikan intravena
Untuk memudahkan akses vena, pembuluh vena yang merupakan tempat
pemasangan infus
harus berada dalam keadaan vasodilatasi. Karena itu daerah
tersebut harus hangat.
2.
Pungsi vena atau kanulasi vena akan menimbulkan nyeri. Rasa nyeri ini dapat
dikurangi dengan mengoleskan krim obat anastesi local. Preparat gel ametokain
(tertrakain)bekerja lebih cepat dan efektif daripada krim anastesi local lainnya.
Ametokain menimbulkan vasodilatasi sehingga berbeda dengan lignokain yang
menyebabkan vasokonstriksi. Sifat ini jelas amat penting ketika kita mengakses
pembuluh vena (Russel & Doyle, 1997). Namun seperti halnya pada pemasangan
semua kateter akan terdapat efek samping kecil, utamanya dari absorpsi sistematik.
3. Penbuluh darah perifer dapat mengempis atau kolaps pada keadaan syok sehingga
aksesnya sulit dilakukan; keadaan ini terjadi misalnya pada perdarahan postpartum.
Pembuluh darah dapat juga mengeras dengan pembentukan parut dan tidak bisa
diakses; hal ini terjadi karena penusukan yang sering misalnya pada ibu hamil
mendapatkan penyuntikan litium IV dengan pengambilan sampel darah yang teratur.
Umumnya sebuah pembuluh vena hanya dapat diharapkan tetap paten selama 48
jam.
1.
C. Reaksi tubuh dalam menerima obat intravena
Pemberian obat lewat infus atau intravena merupakan cara
pemberian yang paling cepat dan pasti. Penyuntikan bolus
dengan dosis tunggal akan memnghasilkan konsentrasi obat
yang tinggi di dalam plasma. Obat dengan cepat akan
mencapai kisaran terapeutiknya dan pencapaian kisaran
terapeutik yang cepat amat berguna dalam keadaan
emergensi. Jika obat diberikan terlalu cepat, kemungkinan
konsentrasinya akan melampaui kisaran terapeutik dan
memasuki kisaran toksik. Jika obat diberikan secara
perlahan, peningkatan konsentrasinya akan lebih lambat.
Dengan tindakan yang cermat, kecepatan pemberian obat
intra vena dapat diatur untuk mengoptimalkan efeknya dan
mengurangi efek samping.
D. Kerja dan efek samping obat/cara pemberian

1.
2.
3.

Ekstravasasi (kebocoran)
Plebitis
Infeksi
SEKIAN

TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Cara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusCara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusAULIA SHARA
 
Diuretic pharmacology
Diuretic pharmacologyDiuretic pharmacology
Diuretic pharmacologynisha althaf
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
 
Kelompok 5 contoh contoh obat
Kelompok 5 contoh contoh obatKelompok 5 contoh contoh obat
Kelompok 5 contoh contoh obatRena Choerunisa
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniDokter Tekno
 
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)Abulkhair Abdullah
 
Pengertian oral dan topikal ppt
Pengertian oral dan topikal pptPengertian oral dan topikal ppt
Pengertian oral dan topikal pptluffyahmad
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatVina Widya Putri
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Nova Rizky
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosawulannsftri
 

What's hot (20)

Cara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusCara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infus
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
Diuretic pharmacology
Diuretic pharmacologyDiuretic pharmacology
Diuretic pharmacology
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
DRUGS DELIVERY SYSTEM
DRUGS DELIVERY SYSTEMDRUGS DELIVERY SYSTEM
DRUGS DELIVERY SYSTEM
 
Kelompok 5 contoh contoh obat
Kelompok 5 contoh contoh obatKelompok 5 contoh contoh obat
Kelompok 5 contoh contoh obat
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
Basic pharmacokinetics
Basic pharmacokineticsBasic pharmacokinetics
Basic pharmacokinetics
 
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
 
Pengertian oral dan topikal ppt
Pengertian oral dan topikal pptPengertian oral dan topikal ppt
Pengertian oral dan topikal ppt
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
 
BCS kelas 1
BCS kelas 1BCS kelas 1
BCS kelas 1
 
CARA PEMBERIAN OBAT
CARA PEMBERIAN OBATCARA PEMBERIAN OBAT
CARA PEMBERIAN OBAT
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Dosis obat
Dosis obatDosis obat
Dosis obat
 

Viewers also liked

Injeksi intravena
Injeksi intravenaInjeksi intravena
Injeksi intravenaADHP
 
Prosedur Mengganti Cairan Infus
Prosedur Mengganti Cairan InfusProsedur Mengganti Cairan Infus
Prosedur Mengganti Cairan Infuspjj_kemenkes
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalKampus-Sakinah
 
Prosedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan InfusProsedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan Infuspjj_kemenkes
 
Standar operasional prosedur (sop) penanganan infus
Standar operasional prosedur (sop) penanganan infusStandar operasional prosedur (sop) penanganan infus
Standar operasional prosedur (sop) penanganan infusharvard medical scholarship
 
Kumpulan soal soal
Kumpulan soal soalKumpulan soal soal
Kumpulan soal soalPeny Ariani
 
Prosedur pemberian obat
Prosedur pemberian obatProsedur pemberian obat
Prosedur pemberian obatW Theresia
 
Pemasangan infus dengan baik dan benar
Pemasangan infus dengan baik dan benarPemasangan infus dengan baik dan benar
Pemasangan infus dengan baik dan benarstikesby kebidanan
 
Role play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi TerapeutikRole play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi TerapeutikOkta-Shi Sama
 
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Ida Part II
 
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan imprinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im4nakmans4
 
pemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatanpemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatanindah puspa pratiwi
 

Viewers also liked (14)

Injeksi intravena
Injeksi intravenaInjeksi intravena
Injeksi intravena
 
Prosedur Mengganti Cairan Infus
Prosedur Mengganti Cairan InfusProsedur Mengganti Cairan Infus
Prosedur Mengganti Cairan Infus
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
 
Prosedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan InfusProsedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan Infus
 
Standar operasional prosedur (sop) penanganan infus
Standar operasional prosedur (sop) penanganan infusStandar operasional prosedur (sop) penanganan infus
Standar operasional prosedur (sop) penanganan infus
 
Kumpulan soal soal
Kumpulan soal soalKumpulan soal soal
Kumpulan soal soal
 
Prosedur pemberian obat
Prosedur pemberian obatProsedur pemberian obat
Prosedur pemberian obat
 
Pemasangan infus dengan baik dan benar
Pemasangan infus dengan baik dan benarPemasangan infus dengan baik dan benar
Pemasangan infus dengan baik dan benar
 
Role play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi TerapeutikRole play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi Terapeutik
 
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
 
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan imprinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im
 
Farmakologi Keperawatan
Farmakologi KeperawatanFarmakologi Keperawatan
Farmakologi Keperawatan
 
pemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatanpemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatan
 
Routes of Administration Pharmacology
Routes of Administration PharmacologyRoutes of Administration Pharmacology
Routes of Administration Pharmacology
 

Similar to IV OBAT (20)

Pemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravenaPemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravena
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
226372818 injeksi
226372818 injeksi226372818 injeksi
226372818 injeksi
 
226372818 injeksi
226372818 injeksi226372818 injeksi
226372818 injeksi
 
226372818 injeksi (repaired)
226372818 injeksi (repaired)226372818 injeksi (repaired)
226372818 injeksi (repaired)
 
226372818 injeksi (repaired)
226372818 injeksi (repaired)226372818 injeksi (repaired)
226372818 injeksi (repaired)
 
346513313-Sediaan-Parenteral-1.pptx
346513313-Sediaan-Parenteral-1.pptx346513313-Sediaan-Parenteral-1.pptx
346513313-Sediaan-Parenteral-1.pptx
 
Obat injeksi ..
Obat injeksi ..Obat injeksi ..
Obat injeksi ..
 
62749747 presus-tiva
62749747 presus-tiva62749747 presus-tiva
62749747 presus-tiva
 
Cara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obatCara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obat
 
Cara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obatCara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obat
 
Cara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obatCara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obat
 
115411205 injeksi
115411205 injeksi115411205 injeksi
115411205 injeksi
 
115411205 injeksi
115411205 injeksi115411205 injeksi
115411205 injeksi
 
Laporan anestesi lokal
Laporan anestesi lokalLaporan anestesi lokal
Laporan anestesi lokal
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obatPrinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obat
 
Cara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obatCara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obat
 
Makalah pemberian obat sc iv
Makalah pemberian obat sc ivMakalah pemberian obat sc iv
Makalah pemberian obat sc iv
 
Pemberian obat parenteral
Pemberian obat parenteralPemberian obat parenteral
Pemberian obat parenteral
 
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis AkutPresentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 

Recently uploaded (20)

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 

IV OBAT

  • 1. PEMBERIAN OBAT MELALUI SELANG INTRAVENA KELOMPOK 6 BIJALMIAH DEWI SARTIKA IRMAYANI WA ODE RAWER
  • 2. PENGERTIAN PEMBERIAN OBAT MELALUI SELANG INTRAVENA • Adalah pemasukan atau pemberian obat melalui jalur pembuluh darah vena kedalam tubuh, diantaranya melalui vena media cubitus/chepalica (daerah lengan), vena saphenous (tungkai), vena jugularis (leher), vena frontalis/temporalis di daerah frontal dan temporal dari temporal, vena basilica, dan lain-lain. • Pemberian obat intravena dapat dilakukan dengan cara infus continue, infus intermitten ataupun dalam bentuk bolus. Formulasi untuk ketiga cara pemberian ini tidak dapat saling dipertukarkan, karena akan berakibat fatal pada pasien.
  • 3. 1. Infus intravena continue Pemberian obat melalui infus yang continue bertujuan untuk menghasilkan dan mempertahankan konsentrasi obat yang konstan dalam darah, misalnya pada pemberian oksitosin (Syntosinon®). Obat tersebut diberikan sebagia larutan yang encer untuk mengurangi iritasi vena.Akan tetapi kita harus yakin bahwa larutan obat yang disuntikkan lewat infus dapat bercampur dengan larutan infusnya.Sebagai contoh, frusemid (Furosemid) tidak dapat bercampur dengan larutan Glukose/Dextrose.
  • 4. 2. • Infus intermittent Beberapa obat dapat diberikan sebagai infus selama 20 menit hingga 1 jam/ cara pelaksanaannya bergantung pada apakah sudah ada infus yang terpasang atau hanya obat tersebut yang akan diberikan melalui infus. Bila ada infus yang harus diberikan bersamaan, kedua obat tersebut harus kompantibel dan digunakan twoway-tap. Bila hanya obat tersebut yang akan diinfuskan, kanula tersebut harus dibilas sebelum dan setelah pemberian obat. Pemberian infus intermitten dapat menyebabkan konsentrasi obat tersebut dalam plasma berfluktuasi, dan dapat turun diatas atau dibawah kisaran terapeutik.Keadaan ini dapat menimbulkan intoksikasi (keracunan) maupun kegagalan terapi.Konsentrasi yang berfluktuasi tersebut dapat terjadi, misalnya pada wanita yang mendapatkan terapi antibiotic atau heparin intravena.
  • 5. 3. Pemberian secara bolus Suntikan dapat diberikan langsung pada pembuluh vena atau pada selang infus (per-kap). Penyuntikan langsung pada vena biasanya sedapat mungkin dihindari, karena alasan : a. Penggunaan jarum baja untuk penyuntikan IV yang berkali-kali membawa resiko ekstravasasi dan kerusakan jaringan. b.Tanpa akses vena yang continue, setiap reaksi yang merugikan akan sulit ditangani. Pemberian secara bolus lewat infus harus dilakukan dengan perlahan untuk memungkinkan cairan infus mengalir terus dan mengencerkan obat yang disuntikkan.Kecepatan penyuntikan tergantung pada jenis obatnya.Umumnya tidak ada obat yang boleh disuntikkan secara intravena dengan kecepatan kurang dari satu menit, kecuali jika paseinnya mengalami gagal jantung atau bila terdapat perdarahan hebat (Loeb et al, 1993; McKenry & salerno, 1995).Sebagian besar obat dapat disuntikkan dalam waktu satu hingga tiga menit dengan beberapa pengecualian penting seperti epineprin (adrenalin), efedrin dan aminofilin (Swonger & Matejski, 1991).
  • 6. B. Hal – hal yang perlu dipertimbangkan ketika jalur infus dipakai untuk suntikan intravena Untuk memudahkan akses vena, pembuluh vena yang merupakan tempat pemasangan infus harus berada dalam keadaan vasodilatasi. Karena itu daerah tersebut harus hangat. 2. Pungsi vena atau kanulasi vena akan menimbulkan nyeri. Rasa nyeri ini dapat dikurangi dengan mengoleskan krim obat anastesi local. Preparat gel ametokain (tertrakain)bekerja lebih cepat dan efektif daripada krim anastesi local lainnya. Ametokain menimbulkan vasodilatasi sehingga berbeda dengan lignokain yang menyebabkan vasokonstriksi. Sifat ini jelas amat penting ketika kita mengakses pembuluh vena (Russel & Doyle, 1997). Namun seperti halnya pada pemasangan semua kateter akan terdapat efek samping kecil, utamanya dari absorpsi sistematik. 3. Penbuluh darah perifer dapat mengempis atau kolaps pada keadaan syok sehingga aksesnya sulit dilakukan; keadaan ini terjadi misalnya pada perdarahan postpartum. Pembuluh darah dapat juga mengeras dengan pembentukan parut dan tidak bisa diakses; hal ini terjadi karena penusukan yang sering misalnya pada ibu hamil mendapatkan penyuntikan litium IV dengan pengambilan sampel darah yang teratur. Umumnya sebuah pembuluh vena hanya dapat diharapkan tetap paten selama 48 jam. 1.
  • 7. C. Reaksi tubuh dalam menerima obat intravena Pemberian obat lewat infus atau intravena merupakan cara pemberian yang paling cepat dan pasti. Penyuntikan bolus dengan dosis tunggal akan memnghasilkan konsentrasi obat yang tinggi di dalam plasma. Obat dengan cepat akan mencapai kisaran terapeutiknya dan pencapaian kisaran terapeutik yang cepat amat berguna dalam keadaan emergensi. Jika obat diberikan terlalu cepat, kemungkinan konsentrasinya akan melampaui kisaran terapeutik dan memasuki kisaran toksik. Jika obat diberikan secara perlahan, peningkatan konsentrasinya akan lebih lambat. Dengan tindakan yang cermat, kecepatan pemberian obat intra vena dapat diatur untuk mengoptimalkan efeknya dan mengurangi efek samping.
  • 8. D. Kerja dan efek samping obat/cara pemberian 1. 2. 3. Ekstravasasi (kebocoran) Plebitis Infeksi