1. MAKANAN SEHAT
Kandungan gizi dan gizi seimbang
Perlu diketahui adanya perbedaan antara zat makanan atau nutrien / zati gizi dan bahan
makanan. Zat makanan atau nutrien atau zat gizi adalah satuan satuan yang menyusun bahan
makanan tersebut. Bahan makanan disebut juga komoditas pangan dalam perdagangan, yaitu
apa yang dibeli dimasak dan disusun menjadi hidangan. Contoh bahan makanan adalah ikan,
telur beras dan sebagainya. Pada umumnya di dalam bahan makanan telah mengandung zat
gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Secara umum pangan dikelompokan menjadi 2 yaitu pangan hewani dan pangan
nabati. Pangan hewani meliputi : daging, ikan, kerang, telur, susu dan hasil susu. Pangan
nabati meliputi serealia, kacang-kacangan sayuran, biji-bijian berminyak, kacang-kacangan,
gula sayur dan buah.
Secara khusus di indonesia juga dikenal penggolongan makanan sesuai dengan pola
makan masyarakat. Hal ini mencerminkan perilaku keluarga / rumah tangga dalam menyusun
atau menyediakan hidangan sehari-hari. Pengelompokan tersebut meliputi pangan pokok
(beras, jagung, sagu, ubi, terigu, dan singkong) lauk pauk (daging, ikan, telur, tempe, dan
tahu), sayuran, buah dan susu. Hal inidikenal sebagai konsep empat sehat lima sempurna.
Zat-zat yang dibutuhkan untuk hidup sehat adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral dan air. Karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin disebut sebagai zat organik ( zat
yang susunannya mengandung karbon) sedangkan mineral dan air adalah zat anorganik.
Di dalam tubuh, zat-zat tersebut berfungsi sebagai sumber energi atau tenaga
(karbohidrat, protein, dan lemak), sumber zat pembangun terutama untuk tetap tumbuh dan
berkembang, serta untuk mengganti sel-sel yang rusak (protein, lemak, dan vitamin), dan
sumber zat pengatur (vitamin, mineral, dan air).
Sumber zat pengatur yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil disebut juga zat gizi
makro, yaitu kurang dari 100mg per hari. Meskipun demikian zat-zat tersebut tetap memiliki
fungsi yang sangat signifikan bagi tubuh, bahkan akhir-akhir ini semakin banyak di kaji
karena berbagai khasiatnya bagi daya tahan tubuh. Yang termaksud zat gizi makro di sini
adalah vitamin dan mineral. Mineral merupakan zat gizi makro (micronutrien) dalam tubuh
yang bersama-sama dengan vitamin berfungsi dalam proses metabolisme unsur gizi makro
(karbohidrat, protein, dan lemak) mineral berfungsi esensial karena merupakan unsur
anorganik yang memiliki fungsi fisiologis yang tidak dapat dikonversikan dari zat gizi lain
sehingga harus selalu tersedia dalam makanan yang dikonsumsi.
Makanan yang dikonsumsi sehari-hari harus mengandung semua zat gizi tersebut.
Timbulnya masalah gizi yang berupa kekurangan gizi dan kelebihan gizi karena tidak
seimbang asupan zat gizi dengan kebutuhan tubuh. Untuk seorang anak makan dapat
dijadikan media untuk mendidik anak supaya dapat menerima, menyukai, memilih makanan
yang baik, juga untuk menentukan jumlah makanan yang cukup dan bermutu.
2. Terjadinya masalah kurang gizi bisa menyebabkan anak mudah lelah, tidak tahan
melakukan aktivitas fisik yang lama, tidak mampu berpikir dan berpartisipasi penuh dalam
proses belajar. Anak yang kurang gizi mempunyai resiko lebih besar menderita infeksi
sehingga sering absen dari sekolah. Selain masalah gizi kurang di kota-kota besar di
indonesia terlihat adanya masalah gizi lebih atau kegemukan. Gizi lebih dan obesitas pada
anak usia sekolah ini salah satunya diakibatkan oleh konsumsi energi, protein dan lemak yang
melebihi kebutuhan. Makanan dan minuman yang padat kalori rendah kandungan zat gizi
(vitamin dan mineral) yang dikonsumsi berlebihan, serta pola aktivitas fisik merupakan
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kegemukan. Makanan yang sering dikonsumsi
anak yang kegemukan biasanya berupa potato chip dan snack sejenis, biskuit, cokelat, soft
drink, makanan siap saji (ayam goreng), dan lain sebagainya. Kegemukan pada usia ini dapat
menyebabkan terjadinya penyakit degeneratif di masa dewasa misalnya penyakit jantung dan
pembulu darah, diabetes melitus (gula darah), kanker obesitas, dan osteoprosis.
Masalah gizi yang lain yang dapat terjadi adalah anemia gizi besi. Anak yang
mengalami anemia menunjukan gejala antara lain : pucat, lemah, lelah, menurunya anti bodi
sehingga mudah terserang infeksi. Kurang zat besi pada anak yang anemia juga bisa
berpengaruh terhadap perkembangan mentalnya. Anak dengan anemia memiliki indeks
perkembangan psikomotor yang lebih rendah dari pada anak yang sehat. Gejalah GAKY
antara lain berupa pembesaran kelenjar tiroid yang biasa disebut gondok dan kreatin (cebol)
dengan gejalah hambatan pertumbuhan dan cacat mental yang permanen. Penyebab
terjadinya GAKY adalah tanah dan air di daerah tertentu mislanya pegunungan yang kurang
mengandung yodium sehingga hasil pertanian, hewan dan manusia yang ada di daerah
tersebut juga mengalami kekurangan yodium. GAKY pada usia sekolah bisa menimbulkan
terjadinya tingkat kecerdasan yang lebih rendah. Pemberikan kapsul minya beryodium dan
konsumsi garam beryodium dapat mencegah terjadinya kekurangan yodium pada anak usia
sekolah.
A. MAKANAN PAGI (SARAPAN PAGI)
Membiasakan makan pagi pada anak memang terasa sulit, adanya citra makan pagi
sebagai suatu kegiatan yang dirasakan menjengkelkan perlu diubah menjadi salah satu
kebiasaan yang disukainnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengubah citra
tersebut adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Anak perlu dibiasakan bangun lebih pagi, agar tersedia waktu yang cukup
Para orang tua hendaknya memberi contoh yang baik, yaitu membiasakan makan pagi
Pada saat makan pagi, sebaiknya anak ditemani oleh salah seorang anggota keluarga
Orang tua dan guru hendaknya tidak bosan mengingatkan anak untuk selalu makan
pagi dan memberi penjelasan mengenai manfaat makan pagi
5. Bagi anak yang tidak sempat makan pagi, sebaiknya makanan di bawah ke sekolah
6. Untuk membiasakan anak yang belum bisa makan pagi, perlu memakai cara
bertahap. Mula-mula diberikan makan pagi dengan takaran (porsi) sedikit, kemudian
secara bertahap porsi makanan di tambah sesuai anjuran.