SlideShare a Scribd company logo
1 of 60
Download to read offline
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA
TAHUN 2014 s.d 2015
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh
NIRWANA
PSW.B.2013.IB.0025
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Gambaran Faktor-Faktor Penyebab Persalinan Premature
Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2014 s.d 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Lishadriwati, S.ST Rosmina Susen, SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna.
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Gambaran Faktor-Faktor Penyebab Persalinan Premature
Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2014 s.d 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Lishadriwati, S.ST Rosmina Susen, SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna.
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Gambaran Faktor-Faktor Penyebab Persalinan Premature
Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2014 s.d 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Lishadriwati, S.ST Rosmina Susen, SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna.
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (...........................................)
2. Lishadriwati, S.ST (............................................)
3. Rosmina Susen, SST (............................................)
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Lishadriwati, S.ST Rosmina Susen, SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (...........................................)
2. Lishadriwati, S.ST (............................................)
3. Rosmina Susen, SST (............................................)
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Lishadriwati, S.ST Rosmina Susen, SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (...........................................)
2. Lishadriwati, S.ST (............................................)
3. Rosmina Susen, SST (............................................)
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Lishadriwati, S.ST Rosmina Susen, SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
iv
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Nirwana
2. Nim : 2013. IB. 0025
3. Tempat Tanggal Lahir : Palangga, 14 Juni 1992
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Suku/Kebangsaan : Muna/ Indonesia
7. Alamat : Desa Waara, Kec. Lohia, Kabupaten Muna
B. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 4 Lohia tamat tahun 2007
2. SMP Negeri 4 Raha tamat tahun 2010
3. SMA Negeri 1 Lohia tamat tahun 2013
4. Mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya tahun 2016.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini.
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan program DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna dengan judul “Gambaran Faktor-faktor Penyebab Persalinan
Premature di Rumah Sakit Umum Daerah Kabuaten Muna Tahun 2014 s.d 2015’’.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini banyak hambatan dan kesulitan
yang dijumpai namun berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
Ibu Lishadriwati, S.ST, selaku pembimbing I dan Ibu Rosmina Susen, SST selaku
pembimbing II atas kesediaannya berupa waktu, bimbingan, motivasi, petunjuk,
pengarahan dan dorongan moril begitu sangat berharga.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas pula dari bantuan
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan kali ini dengan penuh
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku ketua Yayasan Pendidikan
Sowite Akademi Kebidanan Paramata Raha dan sekaligus sebagai penguji
Karya Tulis Ilmiah.
v
2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna.
3. Ibu Wa Ode Siti Asma, S.ST, M.Kes selaku Pudir I Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna.
4. Ibu Sartina, S.ST selaku Pudir III Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna.
5. Seluruh Dosen dan Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, pengetahuan dan
keterampilan yang sangat bermanfaat bagi penulis selama mengikuti
pendidikan.
6. Ibu Sitti NurAzizah, Am.Keb selaku kepala ruangan Kamar Bersalin Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna yang telah membantu penulis dalam
pengambilan data.
7. Terkhusus kepada ibundaku Jariah dan ayahandaku La Ode Butu tercinta yang
telah mencurahkan kasih sayang, motifasi, doa dan pengorbanan materi
maupun non materi yang diberikan kepadaku selama mengikuti pendidikan.
8. Untuk adik dan kakakku tersayang yang selalu memberi dukungan dan selalu
menyayangiku.
9. Untuk rekan-rekan seperjuangan dalam mengikuti pendidikan di Akademi
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Angkatan 2013, serta pihak yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas dorongan, semangat
dan kebersamaannya selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
v
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga Allah SWT memberikan imbalan
yang setimpal atas jerih payah dari semua pihak yang telah memberikan bantuan
dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua,
Aamiin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Raha, Juli 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................... i
Lembar Persetujuan................................................................................. ii
Lembar Pengesahan ................................................................................ iii
Riwayat Hidup ........................................................................................ iv
Kata Pengantar ........................................................................................ v
Daftar Isi.................................................................................................. viii
Daftar Tabel ............................................................................................ ix
Pernyataan .............................................................................................. x
Intisari ..................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. Manfaaat Penelitian..................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 6
A. Telaah Pustaka ............................................................................ 6
B. Landasan Teori............................................................................ 17
C. Kerangka Konsep........................................................................ 21
D. Pertanyaan Penelitian.................................................................. 22
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 23
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 23
B. Waktu dan Tempat Penelitian..................................................... 23
C. Subyek Penelitian........................................................................ 23
D. Identifikasi Variabel Penelitian................................................... 23
E. Variabel dan Defenisi Operasional ............................................. 24
F. Instrumen Penelitian.................................................................... 25
G. Pengolahan dan Analisis Data..................................................... 25
H. Jalannya Penelitian...................................................................... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN....................... 27
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 27
B. Hasil Penelitian ........................................................................... 34
C. Pembahasan……………………………………………………. 37
BAB V KESIMPULAN dan SARAN .................................................. 43
A. Kesimpulan ................................................................................. 43
B. Saran............................................................................................ 44
Daftar Pustaka....................................................................................... 45
Lampiran-lampiran
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Variabel dan definisi operasional................................................... 26
Tabel 2 : Rencana penelitian identifikasi persalinan premature................... 32
Tabel 3 : Keadaan fasilitas tenaga RSUD Kabupaten Muna....................... 34
Tabel 4 : Distribusi karakteristik responden persalinan premature............... 35
Tabel 5 : Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur…………… 35
Tabel 6 : Distribusi karakteristik responden berdasarkan paritas…………. 35
Tabel 7 : Distribusi karakteristik responden berdasarkan KPD………….... 36
Tabel 8 : Distribusi karakteristik responden berdasarkan plasenta previa.... 36
xi
INTISARI
NIRWANA. (PSW.B.2013.IB.0025) “Gambaran Faktor-Faktor Penyebab
Persalinan Premature di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2014 s.d 2015) dibimbing oleh Ibu Lishadriwati dan Ibu Rosmina
Susen.
Latar Belakang : Data yang diperoleh di Ruang Kebidanan Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna dalam dua tahun terakhir, angka kejadian
persalinan premature mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 kejadian
persalinan premature sebanyak 15 orang, tahun 2015 meningkat menjadi 24
orang .
Metode : Penelitian deskriptif yaitu menggambarkan suatu kondisi atau
fenomena yang terjadi pada suatu kelompok subjek tertentu dengan jumlah
populasi 39 orang dan sampelnya sebanyak 39 orang dengan tekhnik
pengambilan sampel total sampling.
Hasil : Dari 39 orang yang mengalami persalinan premature, umur <20 tahun
sejumlah 6 orang (37,5%) dan umur >35 tahun sejumlah 10 orang 62,5%).
Paritas I sejumlah 3 orang (33,33%) dan paritas ≥IV sejumlah 6 orang (66,67%).
KPD sejumlah 9 orang (23,08%) dan plasenta previa sejumlah 5 orang
(12,82%).
Kesimpulan :umur yang tertinggi yang mengalami persalinan premature yaitu
pada umur >35 tahun sebesar 62,5%, paritas yang tertinggi yaitu pada paritas
≥IV sebesar 66,67%, KPD sebesar 23,08% dan plasenta previa sebesar 12,82%.
Kata Kunci : Persalinan Premature, Umur, Paritas, KPD, Plasenta
Previa
Daftar Pustaka :18 literatur (2006-2015)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo
Sarwono, 2007). Persalinan preterm atau partus premature adalah persalinan yang
terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan
berat janin kurang dari 2500 gram. Persalinan preterm merupakan hal yang
berbahaya karena potensial meningkatnya kematian perinatal sebesar 65-75%,
umumnya berkaitan dengan berat lahir rendah. Berat lahir rendah dapat
disebabkan oleh kelainan preterm dan pertumbuhan janin yang terhambat
(Nugroho, 2010).
Salah satu indikator untuk smenentukan derajat kesehatan suatu bangsa
adalah tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Angka kematian bayi ialah
banyaknya kematian bayi berumur dibawah satu tahun per 1000 kelahiran hidup
dalam satu tahun. Berdasarkan survey demografi dan kependudukan Indonesia
pada tahun 2014, didapati sebanyak 35 kasus kematian per 1000 kelahiran. Saat
ini kematian bayi di Indonesia masih tertinggi diantara Negara-negara ASEAN,
karena di Singapura hanya 3 per 1000, Brunai Darusalam 8 per 1000, Malaysia 10
per 1000, dan Vietnam 18 per 1000. (Depkes RI, 2014).
Menurut Millenium Development Goals (MDGs), tahun 2015 Indonesia
harus mampu menurunkan angka kematian bayi hingga 23 per 1000 kelahiran
hidup. Penyebab kematian bayi baru lahir (neonatus) yang terbanyak adalah
kegawatdaruratan dan penyulit pada masa neonatus. Premature juga masih
merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada masa bayi baru lahir (MDGs
Indonesia, 2015).
Prevalensi premature menurut WHO 2010 diperkirakan 15% dari seluruh
kelahiran di dunia dengan batasan 3,3-3,8% dan lebih sering terjadi di negara-
negara berkembang atau sosial ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan
90% kejadian premature didapatkan di Negara berkembang dan angka
kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat badan lahir
lebih dari 2500 gram (Kartikasari, 2010).
Ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi premature ditinjau faktor
ibu, kehamilan dan faktor janin. Faktor ibu meliputi gizi saat hamil kurang, umur
ibu (<20 tahun dan >35 tahun), jarak kehamilan terlalu dekat, dan solusio
plasenta. Faktor kehamilan seperti hidramnion dan kehamilan ganda. Faktor janin
yang mempengaruhi premature antara lain paritas, status ekonomi, pendidikan dan
pekerjaan ibu (Nugroho, 2010).
Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan
daerah lain, yaitu berkisar antara 9-30%. Premature dapat diketahui berdasarkan
estimasy dari survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI). Secara nasional
berdasarkan analisa lanjut SDKI tahun 2012, angka bayi lahir premature sekitar
7,3 %. Angka ini lebih besar dari target MDGs tahun 2015 yang ditetapkan yakni
7% (Ratih Indah Kartikasari, 2010). Di Sulawesi Tenggara Angka kematian bayi
tahun 2012 sebesar 52,66/1000 kelahiran hidup dimana 20,35% kematian
disebabkan oleh kelahiran prematur (Dinkes Sultra, 2012). Berdasarkan data yang
diambil dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muna untuk tahun 2013 terdapat 19
kelahiran prematur dari 5899 persalinan, tahun 2014 sebanyak 15 dari 5647
persalinan, dan untuk tahun 2015 terdapat 24 kelahiran prematur dari 4245
persalinan (Dinkes Kabupaten Muna, 2015).
Berdasarkan Medical Record di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna angka kelahiran prematur cenderung meningkat dalam beberapa tahun
terakhir. Tahun 2008 sebanyak 13 kasus dari 297 persalinan, tahun 2009 sebanyak
8 kasus dari 224 persalinan, tahun 2010 sebanyak 17 kasus dari 177 persalinan,
tahun 2011 sebanyak 12 kasus dari 176 persalinan sedangkan pada tahun 2012
yaitu 16 kasus dari 168 persalinan, pada tahun 2013 sebanyak 10 kasus dari 165
persalinan, pada tahun 2014 sebanyak 15 kasus dari 166 persalinan, dan pada
tahun 2015 sebanyak 24 kasus dari 155 persalinan.
Penelitian ini akan memberikan informasi tentang gambaran faktor - faktor
penyebab persalinan prematur di RSUD Kabupaten Muna. Hasil penelitian ini
juga dapat digunakan oleh pemegang kebijakan untuk mengambil suatu kebijakan
yang terkait dengan pencegahan persalinan prematur.
Berdasarkan latar belakang maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Gambaran faktor-faktor penyebab persalinan premature di
RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimanakah gambaran faktor-faktor penyebab persalinan premature di
RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015” ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor penyebab persalinan premature di RSUD Kabupaten Muna
Tahun 2014 sampai dengan 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui faktor penyebab persalinan premature berdasarkan umur di
RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015.
b. Mengetahui faktor penyebab persalinan premature berdasarkan paritas di
RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015.
c. Mengetahui faktor penyebab persalinan premature berdasarkan ketuban
pecah dini di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015.
d. Mengetahui faktor penyebab persalinan premature berdasarkan plasenta
previa di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam
memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus
dapat dijadikan acuan untuk penelitian yang berhubungan dengan faktor-faktor
penyebab persalian premature berdasarkan umur, paritas, ketuban pecah dini
dan plasenta previa di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai 2015.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber
informasi penentu kebijakan baik Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan,
dalam menyusun perencanaan yang terkait dengan permasalahan faktor- faktor
penyebab persalian premature berdasarkan umur di RSUD Kabupaten Muna
Tahun 2014 sampai dengan 2015.
a. Manfaat bagi Akademik
Sebagai tambahan literatur dan referensi bagi mahasiswa kebidanan dalam
rangka peningkatan pengetahuan khususnya dengan faktor-faktor penyebab
persalian premature berdasarkan umur di RSUD Kabupaten Muna Tahun
2014 sampai dengan 2015.
b. Manfaat bagi Bidan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi pembaca
untuk menambah pengetahuan dan berguna untuk penelitian lain sebagai
dasar atau pembanding untuk penelitian lain sebagai dasar atau pembanding
untuk penelitian tahap berikutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Tinjauan Persalinan Premature
a. Pengertian
Persalinan preterm atau partus premature adalah persalinan yang
terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau
dengan berat janin kurang dari 2500 gram. Persalinan preterm merupakan
hal yang berbahaya karena potensial meningkatnya kematian perinatal
sebesar 65-75%, umumnya berkaitan dengan berat lahir rendah. Berat lahir
rendah dapat disebabkan oleh kelainan preterm dan pertumbuhan janin yang
terhambat. Keduanya sebaiknya dicegah karena dampaknya yang negative,
tidak hanya kematian perinatal tetapi juga morbiditas, potensi generasi akan
datang, kelainan mental dan beban ekonomi bagi keluarga, bangsa secara
keseluruhan (Nugroho, 2010).
Angka kematian perinatal dikalangan bayi berat badan sangat rendah
telah menurun secara dramatis dalam 10 tahun terakhir. Dikalangan bayi
yang hidup, banyak yang menderita morbiditas jangka pendek atau jangka
panjang. Dewasa ini, kehamilan 25 minggu kelihatannya merupakan titik
kritis yang pada atau setelahnya sejumlah besar bayi dapat diharapkan akan
hidup dengan perawatan intensif (Rayburn, 2010).
Persalinan premature merupakan persalinan dengan BB bayi kurang
dari 2500 gram. Ada 2 macam premature yaitu bayi KB yaitu dengan umur
kehamilan 37 minggu dan bayi kecil masa kehamilan (KMK) yaitu bayi
dilahirkan kurang dari percentile ke 10 kurva pertumbuhan janin.
Berdasarkan penanganan dan harapan hidup, bayi premature dibedakan
dalam BBLR: 1500-2499 gram, BBLSR: <1500 gram, BBLER: <1000 gram
(Fauziah, 2013).
Kelahiran dalam 2 minggu dari tanggal melahirkan yang
diperkirakan, diinginkan oleh baik wanita hamil dan professional kesehatan.
Persalinan premature merujuk pada persalinan yang terjadi setelah janin
telah mencapai periode viabilitas (sedikitnya 20 minggu gestasi tetapi
sebelum selesai minggu ke-37). Menunggu kehamilan sampai term mungkin
dikontraindikasikan bila risiko bagi klien atau janin lebih berat dari pada
risiko melahirkan bayi premature (Doenges, 2010).
Partus premature merupakan sebab kematian neonatal yang
terpenting (± 50%). Selain kematian bayi, premature menyebabkan
morbiditas bayi yang tidak sedikit dan kelainan mental, yang dapat
mempunyai akibat dikemudian hari. Partus premature ialah berakhirnya
suatu kehamilan dengan umur kehamilan 28-37 minggu atau bayi dengan
berat badan lahir antara 1.000-2.499 gram. Premature murni ialah bayi yang
lahir dengan masa kehamilan <37 minggu dengan berat badan lahir yang
sesuai (masa kehamilan dihitung mulai dari HPHT dengan syarat haid
teratur) (Tesno, 2006).
b. Kriteria Diagnosis
1) Usia kehamilan antara 20 dan 37 minggu lengkap atau antara 140 dan
259 hari.
2) Kontraksi uterus teratur, pastikan dengan pemeriksaan inspekulo adanya
pembukaan dan servisitis.
3) Pemeriksaan dalam menunjukan bahwa serviks telah mendatar 50-80%
atau sedikitnya 2 cm.
4) Selaput ketuban seringkali telah pecah.
5) Merasakan seperti gejala rasa kaku diperut menyerupai kaku menstruasi,
rasa tekanan intrapelvik dan nyeri bagian belakang.
6) Mengeluarkan lendir pervaginam, mungkin bercampur darah (Nugroho,
2010).
c. Tanda dan Gejala
1) BB < 2500 gram.
2) PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm.
3) Kepala bayi lebih besar dari badan, rambut kepala tipis dan halus,
elastisitas daun telinga.
4) Dada: dinding thorax elastis, puting susu belum terbentuk.
5) Abdomen : distensi abdomen, kulit perut tipis, pembuluh darah kelihatan.
6) Kulit : tipis, transparan dan pembuluh darah kelihatan.
7) Jaringan lemak subkutan sedikit, lanugo banyak.
8) Genitalia : laki-laki skrotum kecil, testis tidak teraba perempuan labia
mayora hampir tidak ada dan klitoris menonjol.
9) Ekstremitas : kadang oedema, garis telapak kaki sedikit.
10) Motorik : pergerakan masih lemah (Fauziah, 2013).
d. Etiologi
Tidak semua penyebab partus prematurus diketahui hanya kira-kira
40% etiologinya dapat ditemukan. Ada beberapa kondisi medik yang
mendorong untuk dilakukan tindakan sehingga terjadi partus prematurus
(Tesno, 2006).
e. Patofisiologi
Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor risiko
mayor atau minor. Faktor risiko minor ialah penyakit yang disertai
demam, perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu,
riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat
abortus pada trimester II dan riwayat abortus pada trimester I lebih
Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor risiko mayor
atau minor. Faktor risiko minor ialah penyakit yang disertai demam,
perdarahan pervaginam pada dari 2 kali.
Faktor risiko mayor ialah kehamilan multipel, hidramnion, anomali
uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks
mendatar / memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu,
riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan
preterm sebelumya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat
operasi konisasi dan iritabilitas uterus (Nugroho, 2010).
f. Pemeriksaan Penunjang
1) Radiologi : Thorak foto, baby gram, USG kepala.
2) Laboratorium : gula darah, analisa gas darah, k/p elektrolit darah, tes
kocok (shake test), darah rutin (Fauziah, 2013).
g. Manajemen Terapi
Setelah bayi lahir
Umum :
1) Membersihkan jalan nafas.
2) Mengusahakan nafas pertama dan seterusnya.
3) Perawatan tali pusat dan perawatan mata.
Khusus :
1) Suhu tubuh dijaga pada suhu 36,5-37,5 0
C.
2) Beri O2
sesuai dengan masalah pernapasan, pantau dengan oksimetri.
3) Sirkulasi dipantau dengan ketat.
4) Awasi keseimbangan cairan.
5) Pemberian cairan dan nutrisi.
6) Pencegahan infeksi.
7) Pencegahan perdarahan : vitamin K mg/ pemberian (Fauziah, 2013).
h. Prinsip Umum Pemberian Cairan dan Nutrisi
1) Prinsip pemberian minum peroral sesegera mungkin.
2) Periksa reflex hisap dan menelan.
3) Motivasi ASI.
4) Pemberian nutrisi intravena jika ada indikasi.
5) Berikan multivitamin jika minum aksternal dapat diberikan secara
kontinyu (Fauziah, 2013).
i. Masalah yang Sering Muncul
1) Gangguan pola nafas
Intervensi
a) Pertahankan pola nafas efektif
b) Kaji frekuensi pernafasan dan pola nafas
c) Berikan oksigen sesuai indikasi
d) Observasi irama, kedalaman, dan frekuensi pernafasan
e) Hisap jalan nafas sesuai kebutuhan
f) Kolaborasi pemeriksaan AGD
2) Hipotermi
Intervensi
a) Berikan penghangat bertahap
b) Berikan pakaian (selimut hangat)
c) KMC
d) Monitor suhu
e) Monitor vital sign
f) Berikan oksigen terapi sesuai kebutuhan
g) Manajemen cairan
3) Kebutuhan nutrisi
Intervensi
a) Timbang berat badan tiap hari dalam waktu yang sama
b) Berikan enteral tube feeding dengan porsi kecil tapi sering, masukkan
secara perlahan
c) Berika ASI/ PASI per-oral jika reflex hisap baik
d) Beri vitamin dan mineral (Fauziah, 2013).
j. Pencegahan
Secara umum untuk mencegah partus premature dapat dilakukan upaya
sebagai berikut :
1) Pendidikan masyarakat melalui media yang ada tentang bahaya dan
kerugian partus premature atau berat badan rendah. Masyarakat
diharapkan untuk menghindarkan faktor resiko diantaranya ialah
dengan menjarangkan kelahiran menjadi lebih dari 3 tahun, menunda
usia hamil sampai 22-23 tahun, larangan merokok yang berlebihan dan
sebagainya.
2) Menggunakan kesempatan periksa hamil dan memperoleh pelayanan
antenatal yang baik, antara lain pemberian secara rutin multivitamin dan
preparat besi, penanggulangan segera preeklamsia pada tingkat
permulaan, penanganan bakteriuria asimptomatik serta menentukan
tuanya kehamilan dan besarnya janin secara seksama sebelum
melakukan induksi persalinan.
3) Mengusahakan makanan lebih baik pada masa hamil agar menghindarkan
kekurangan gizi dan anemia.
4) Menghindarkan kerja berat selama hamil dalam hal ini diperlukan
peraturan yang melindungi wanita hamil dari sangsi pemutusan
hubungan kerja (Tesno, 2006).
k. Penanganan
Bila persalinan premature sudah mulai, kadang-kadang dengan
istirahat baring dalam letak trendelenburg dan pemberian fenobarbital 3 x 30
mg maupun obat-obatan tokolitik, sehingga diharapkan his dapat mengurang
dan berhenti. Bila terjadi juga persalinan premature, maka pada pimpinan
persalinan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Persalinan tidak boleh berlangsung terlalu lama, tetapi sebaliknya jangan
juga terlalu cepat
2) Jangan memecah ketuban sebelum pembukaan lengkap
3) Dilakukan episiotomy
4) Kalau persalinan perlu diselesaikan, maka pilihlah ekstraksi forceps dari
pada ekstraksi vakum
5) Tali pusat sebaiknya secepatnya digunting untuk menghindari ikterus
neonatorum yang berat
6) Penanganan bayi baru lahir premature dilakukan secara baik terutama
yang berhubungan sindroma gawat nafas (Tesno, 2006).
l. Komplikasi
Pada ibu, setelah persalinan premature infeksi endometrium lebih
sering terjadi mengakibatkan sepsis dan lambatnya penyembuhan luka
episiotomi. Bayi-bayi premature memiliki risiko infeksi neonatal lebih
tinggi resiko distress pernafasan, sepsis neonatal, necrotizing enterocolitis
dan perdarahan intra ventrikuler (Nugroho, 2010).
2. Faktor Penyebab Persalinan Premature
a. Umur
Umur adalah lamanya seseorang hidup berdasarkan ulang tahunnya
yang terakhir. Umur ibu merupakan salah satu faktor yang menentukan
tingkat risiko kehamilan dan persalinan (Huliana, 2011). WHO
merekomendasikan bahwa usia yang dianggap paling aman menjalani
kehamilan dan persalinan adalah 20 hingga 35 tahun. Presentase tertinggi
bayi dengan berat badan lahir rendah terdapat pada kelompok remaja dan
wanita berusia lebih dari 40 tahun. Ibu yang terlalu muda seringkali secara
emosional dan fisik belum matang, sedangkan pada ibu yang sudah tua
meskipun mereka berpengalaman, tetapi kondisi tubuh dan kesehatan sudah
mulai menurun sehingga dapat mempengaruhi janin intra uteri dan dapat
menyebabkan kelahiran premature (WHO, 2010).
Umur yang terlalu muda dan terlalu tua, umur yang terlalu muda ibu
yang belum siap menerima kehamilan, sehingga perawatan belum memadai
sedangkan umur yang terlalu tua organ-organ sudah mulai berdegenerasi
sehingga memungkinkan terjadinya komplikasi atau penyulit-penyulit
dalam kehamilan atau persalinan, dengan kata lain kehamilan dengan umur
yang tua akan mempengaruhi sirkulasi darah ke plassenta sudah mulai
berkurang sehingga untuk memenuhi kebutuhan janin akan berkurang juga.
Perencanaan keluarga kecil bahagia dan sejahtera dibagi atas tiga
masa dari usia reproduksi wanita yaitu :
1) Masa menunda kehamilan atau kesuburan. Bagi wanita dibawah umur 20
tahun dianjurkan untuk menunda kehamilan.
2) Masa mengatur atau menjarangkan kehamilan. Periode usia wanita antara
20-35 tahun merupakan usia yang paling baik untuk melahirkan dengan
jumlah anak 2 orang dengan jarak antara anak 1 dan 2 adalah 2-4 tahun.
3) Masa mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi). Periode usia wanita diatas
35 tahun sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang
anak (Manuaba, 2010).
b. Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang dialami oleh ibu. Keadaan ibu
dan anak sangat berpengaruh terhadap kebahagiaan dan kesejahteraan
keluarga, dimana salah satunya adalah banyaknya anak (paritas). Paritas 1
dengan umur muda dianjurkan untuk menunda kehamilan karena
mempunyai risiko untuk hamil yaitu dapat menyebabkan berbagai
komplikasi kehamilan. Paritas 2-3 merupakan paritas yang aman untuk
hamil dan setelah memiliki anak sangat dianjurkan untuk menggunakan alat
kontrasepsi. Dan paritas >3 juga merupakan faktor risiko untuk hamil
sehingga dianjurkan pula untuk mengakhiri kehamilan setelah mempunyai 2
anak. Untuk wanita dengan paritas 1 dengan usia 20-35 tahun merupakan
usia yang paling baik untuk hamil dan melahirkan serta dianjurkan untuk
mengatur jarak kehamilan selama 2-4 tahun. Wanita dengan paritas >3
dengan umur ibu >35 tahun sebaiknya tidak hamil lagi dan segera
mengakhiri kesuburan karena mempunyai risiko dalam kehamilan maupun
persalinan (BKKBN, 2015).
c. Ketuban Pecah Dini
Definisi Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban
sebelum waktunya melahirkan / sebelum inpartu, pada pembukaan < 4 cm
(fase laten). Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh
sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia
kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih
dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan. KPD merupakan komplikasi
yang berhubungan dengan kehamilan kurang bulan, dan mempunyai
kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada bayi yang kurang
bulan. Pengelolaan KPD pada kehamilan kurang dari 34 minggu sangat
komplek, bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan terjdinya
prematuritas dan RDS (Respiration Dystress Syndrome) (Nugroho, 2010).
d. Plasenta Previa
plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum. Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak
kehamilan 20 minggu saat segmen bawah uteri telah terbentuk dan mulai
melebar serta menipis. Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena
segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan.
Pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks
menyebabkan sinis robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau
karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Pendarahan tak dapat
dihindarkan karena ketidak mampuan serabut otot segmen bawah uterus
untuk berkontraksi seperti plasenta letak normal (Nugroho, 2010).
B. Landasan Teori
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar. In Partu adalah
seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan. Partus biasa atau partus
normal atau partus spontan adalah bila bayi lahir dengan presentasi belakang
kepala tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu
dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam. Partus luar
biasa atau partus abnormal ialah bila bayi dilahirkan pervaginam dengan cunam,
atau ekstraktor vakum, versi dan ekstraksi, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya
(Prawirohardjo, 2007).
Persalinan preterm atau partus premature adalah persalinan yang terjadi
pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat
janin kurang dari 2500 gram. Persalinan preterm merupakan hal yang berbahaya
karena potensial meningkatnya kematian perinatal sebesar 65-75%, umumnya
berkaitan dengan berat lahir rendah. Berat lahir rendah dapat disebabkan oleh
kelainan preterm dan pertumbuhan janin yang terhambat (Nugroho, 2010).
Umur yang terlalu muda dan terlalu tua, umur yang terlalu muda ibu yang
belum siap menerima kehamilan, sehingga perawatan belum memadai sedangkan
umur yang terlalu tua organ-organ sudah mulai berdegenerasi sehingga
memungkinkan terjadinya komplikasi atau penyulit-penyulit dalam kehamilan
atau persalinan, dengan kata lain kehamilan dengan umur yang tua akan
mempengarui sirkulasi darah ke plasenta sudah mulai berkurang sehingga untuk
memenuhi kebutuhan janin akan berkurang juga (Manuaba, 2010).
Paritas adalah jumlah persalinan yang dialami oleh ibu. Keadaan ibu dan
anak sangat berpengaruh terhadap kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga,
dimana salah satunya adalah banyaknya anak (paritas). Paritas 1 dengan umur
muda dianjurkan untuk menunda kehamilan karena mempunyai risiko untuk
hamil yaitu dapat menyebabkan berbagai komplikasi kehamilan. Paritas 2-3
merupakan paritas yang aman untuk hamil dan setelah memiliki anak sangat
dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi. Dan paritas >3 juga merupakan
faktor risiko untuk hamil sehingga dianjurkan pula untuk mengakhiri kehamilan
setelah mempunyai 2 anak. Untuk wanita dengan paritas 1 dengan usia 20-35
tahun merupakan usia yang paling baik untuk hamil dan melahirkan serta
dianjurkan untuk mengatur jarak kehamilan selama 2-4 tahun. Wanita dengan
paritas >3 dengan umur ibu >35 tahun sebaiknya tidak hamil lagi dan segera
mengakhiri kesuburan karena mempunyai risiko dalam kehamilan maupun
persalinan (BKKBN, 2015).
Definisi Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum
waktunya melahirkan / sebelum inpartu, pada pembukaan < 4 cm (fase laten). Hal
ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya
melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD
yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya
melahirkan. KPD merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan
kurang bulan, dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian
perinatal pada bayi yang kurang bulan. Pengelolaan KPD pada kehamilan kurang
dari 34 minggu sangat komplek, bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan
terjdinya prematuritas dan RDS (Respiration Dystress Syndrome) (Nugroho,
2010).
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu
saat segmen bawah uteri telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis.
Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak
mengalami perubahan.
Pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks menyebabkan
sinis robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus
marginalis dari plasenta. Pendarahan tak dapat dihindarkan karena ketidak
mampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti plasenta
letak normal (Nugroho, 2010).
Beberapa kasus trauma eksternal seperti kecelakaan kendaraan bermotor
atau kekerasan fisik dapat mengakibatkan lepasnya plasenta dari tempat
insersinya. Perdarahan retroplasenta yang terus berlangsung dapat mengakibatkan
syok hipovolemik dan insufisiensi fungsi plasenta. Jika hal tersebut terjadi pada
usia kehamialan kurang dari 37 minggu, maka terminasi kehamilan dapat
berakibat pada persalinan premature (Nugroho, 2010).
C. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Keterangan :
: Variabel Independen
: Hubungan variabel yang diteliti
: Variabel Dependent
Gambar 1: Kerangka Konsep
Umur
Paritas
Ketuban Pecah
Dini
Plasenta Previa
Persalinan Premature
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah gambaran faktor-faktor penyebab persalinan premature
berdasarkan umur di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai 2015?
2. Bagaimanakah gambaran faktor-faktor penyebab persalinan premature
berdasarkan paritas di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai 2015 ?
3. Bagaimanakah gambaran faktor-faktor penyebab persalinan premature
berdasarkan ketuban pecah dini di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai
2015 ?
4. Bagaimanakah gambaran faktor-faktor penyebab persalinan premature
berdasarkan plasenta previa di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai
2015 ?
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang
dimaksudkan untuk mendeskripsikan variabel yang sesuai dengan tujuan
penelitian tentang sesuatu keadaan secara objektif (Notoadmodjo, 2009).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016, di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna.
C. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang persalinan dengan
premature yang tercatat di kamar bersalin RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014
sampai dengan tahun 2015 sebanyak 39 orang.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu yang mengalami
persalinan premature dan tercatat dalam berkas rekam medic Kebidanan dan
Kandungan di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015
sebanyak 39 orang. Tehnik pengambilan sampel secara “Total Sampling”.
D. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah persalinan premature.
Sedangkan umur, paritas, ketuban pecah dini dan plasenta previa menjadi
variabel independent dalam penelitian ini.
E. Variabel dan Definisi Operasional
Untuk memberikan kemudahan di dalam identifikasi variabel ditetapkan batasan-
batasan sebagai berikut :
Tabel 1 : Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
Variabel Definisi Operasional Kriteria Objektif Alat Skala
Dependent
Persalinan
Premature
Independent
Umur
Paritas
Ketuban
Pecah Dini
Plasenta
Previa
Persalinan preterm adalah
persalinan yang terjadi pada
kehamilan kurang dari 37
minggu.
Usia ibu saat hamil yang
dihitung dari tanggal lahir
sampai HPHT yang tercatat
dalam status ibu
Paritas adalah jumlah persalinan
yang pernah dialami oleh ibu
baik hidup maupun mati yang
tecatat dalam status pasien
Ketuban pecah atau keluarnya
air ketuban sebelun proses per-
salinan dimulai yang diketahui
berdasarkan anamnesis.
Plasenta Previa adalah plasenta
yang letaknya abnormal yaitu
pada segmen bawah rahim
sehingga menutupi sebagian
atau seluruh ostium uteri
internum.
1. Ya: bayi lahir pada masa
kehamilan 28-36 minggu.
2. Tidak : bila bayi lahir pada
masa kehamilan ≥ 37 minggu.
1. Berisiko : bila ibu hamil pada
usia < 20 atau > 35 tahun
2. Tidak berisiko : bila ibu hamil
pada usia 20-35 tahun
1. Berisiko: I dan ≥ IV
2. Tidak berisiko: II dan III
1. Ya : bila hasil diagnosa dokter
atau bidan yang tercatat dalam
register persalinan menunjuk -
kan ibu mengalami KPD
2. Tidak : bila hasil diagnosa
dokter atau bidan yang tercatat
dalam register persalinan
menunjukkan ibu tidak
mengalami KPD
1. Ya : bila hasil diagnosa dokter
atau bidan yang tercatat dalam
register persalinan menunjuk-
kan ibu mengalami plsenta
Previa
2. Tidak : bila hasil diagnosa
dokter atau bidan yang tercatat
dalam register persalinan
menunjukkan ibu tidak
mengalami plasenta previa
Chek
List
Chek
List
Chek
List
Chek
List
Chek
List
Nominal
Nominal
Nominal
Nominal
Nominal
F. Instrument Penelitian
Alat tersebut digunakan untuk mengambil data-data yang terdapat dalam
buku register ruang Kebidanan RSUD Kabupaten Muna yang dipilih sesuai
kebutuhan dan tujuan penelitian yaitu perdarahan post partum, yaitu lembar
pengumpulan Chek List.
G. Pengolahan dan Analisis
Data yang diperoleh diolah secara manual dengan menggunakan
kalkulator. Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Penelitian ini menggunakan analisis
univariat untuk menganalisis tiap-tiap variabel penelitian yang ada secara
deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi untuk memberikan deskriptif
secara umum.
Rumus yang digunakan adalah :
P = x 100
Keterangan :
f : Frekuensi
P : Persentase
n : Jumlah sampel (Putri, 2014).
H. Jalannya Penelitian
Untuk memberikan kemudahan dalam melaksanakan penelitian, penulis membuat
jalannya penelitian sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Pelaksanaan penelitian di mulai dengan mempersiapkan dan mengurus surat izin
peneltian di Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna dan melapor kepada Kepala
Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Muna sebelum melakukan pengumpulan data di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna.
2. Tahap pelaksanaaan
Dengan mengisi lembar cheklis berdasarkan umur ibu, paritas, ketuban pecah dini dan
plasenta previa yang tercantum dalam buku register di Ruang Delima Kabupaten
Muna tahun 2014 s.d 2015.
3. Tahap pengolahan dan analisis data
Data yang disimpulkan kemudian diolah, dianalisis dan disajikn dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
4. Tahap penyusunan karya tulis ilmiah
Pada tahap ini disususn suatu laporan dari hasil penelitian.
5. Tahap konsultai dan perbaikan
Pada tahap ini dilakukan konsultasi dan perbaikan karya tulis ilmiah sekaligus
meminta saran pembimbing dalam pembuatan karya tulis.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna adalah satu-satunya
rumah sakit rujukan di kota Raha yang terletak di ibu kota Kabupaten,
tepatnya di jalan Sultan Hasanuddin No.16 Raha I. Secara geografis RSUD
Kab. Muna sangat strategis karena mudah dijangkau dengan kendaraan
umum, dengan batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : Jalan Basuki Rahmat
Sebelah Timur : Jalan Sultan Hasanuddin
Sebelah Selatan : Jalan La Ode Pandu
Sebelah Barat : Jalan Ir. Juanda
2. Sejarah Singkat
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna didirikan pada masa
penjajahan Belanda oleh mantri yang berkebangsaan Belanda. Pada saat itu
mantri berkebangsaan Belanda hanya dibantu oleh seorang asistennya dan 2
orang perawat. Setelah 11 tahun berlalu mantri tersebut pulang kembali ke
negerinya dan tepat pada tahun 1928 beliau digantikan oleh seorang dokter
dari Jawa yang bernama dokter Soeparjo. Masyarakat Muna mengenal dokter
Soeparjo dengan sebutan dokter Jawa. Beliau tamatan dari sekolah Belanda
yaitu Nederlandhes In Launshe Aonzen School (NIAS).
Masa kepemimpinan dokter Soeparjo hanya berlangsung selama 7 tahun,
kemudian beliau digantikan oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama dokter
Hyaman. Selang waktu 5 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1940 seorang
dokter asal China bernama dokter Pang Ing Ciang menggantikan kepemimpinan
dokter Hyaman. Pada masa kepemimpinan dokter Pang Ing Ciang sangat disukai
oleh masyarakat Muna sebab beliau sangat memperhatikan kesehatan masyarakat
Muna pada saat itu.
Pada tahun 1949, saat peralihan pemerintahan Belanda kepemerintahan
Republik Indonesia, masa pemerintahan dokter Pang Ing Ciang berakhir dan
beliau diganti oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama dokter Post. Dokter
Post mempunyai 2 orang asisten sehingga sebagian besar pekerjaannya diserahkan
pada kedua asistennya. Namun kepemimpinan dokter Post tidak berlangsung
lama, beliau hanya satu tahun lamanya.
Pada tahun 1950 dokter Post digantikan oleh dokter Lemens yang berasal
dari Belgia. Dokter Lemens memimpin selama 10 tahun yakni pada tahun 1950
sampai dengan tahun 1960. Pada tahun 1965 dilakukan rehabilitasi yang
diprakarsai oleh Bupati Muna La Ode Rasyid, SH. Ini merupakan rehabilitasi
pertama selama Rumah Sakit tersebut didirikan tahun 1965-1970 rumah sakit
kabupaten Muna dipimpin oleh dokter Ibrahim Ahtar Nasution. Masa
kepemimpinannya berlangsung selama 3 tahun dan sejak itu masa kepemimpinan
Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna ditetapkan setiap 3 tahun sekali memimpin.
Saat ini Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna dijadikan sebagai salah satu
Rumah Sakit yang merupakan lahan praktek dan kajian ilmiah bagi
mahasiswa Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna dan
mahasiswa Akademi Kebidanan Paramata Raha serta institusi kesehatan
lainnya.
3. Lingkungan Fisik
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi
Tenggara berdiri di atas lahan seluas 10.740 Ha.
4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas/sarana pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara adalah:
a. Pelayanan kesehatan rawat jalan yakni poliklinik penyakit dalam,
poliklinik umum. Poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan,
poliklinik gigi, instalasi rehabilitasi medik, instalasi gawat darurat.
b. Pelayanan kesehatan rawat inap yakni kebidanan dan kandungan,
perawatan bayi/ perinatologi dan perawatan umum.
c. Pelayanan medik yakni fisioterapi, rontgen, apotik, laboratorium klinik
dan instalasi gizi.
5. Organisasi dan Manajemen
Sesuai Peraturan Daerah Nomor 34 Tahun 2008 Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna di pimpin oleh Direktur dan menduduki Jabatan
Struktural eselon III/a yang membawahi empat eselon III/b yaitu Bagian Tata
Usaha, Bidang Keperawatan, Bidang Pelayanan, Bidang Keuangan dan
Program adalah sebagai berikut :
a. Bagian Tata Usaha terdiri dari :
1) Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian
2) Sub Bagian Umum dan Perlengkapan
3) Sub Bagian Rekam Medis dan Pelaporan
b. Bidang Keperawatan terdiri atas :
1) Seksi etika dan Mutu Pelayanan keperawatan
2) Seksi Pendidikan dan Pelatihan
c. Bidang Pelayanan terdiri atas :
1) Seksi Pelayanan Medis dan Penunjang Medis
2) Seksi Pengendalian Pasien
d. Seksi Keuangan dan Program terdiri atas :
1) Seksi Anggaran dan Program
2) Seksi Perbendaharaan dan Verifikasi
Masing-masing Sub Bagian dan Seksi menduduki Jabatan Struktural
Eselon IV/b. Selain Jabatan Direktur RSUD juga terdapat jabatan fungsional
yakni Instalansi yang dibawahi langsung oleh Direktur yakni :
a. Instalansi Rawat Jalan
b. Instalansi Rawat Inap
c. Instalansi Gawat Darurat (UGD)
d. Instalansi Laboratorium
e. Instalansi Bedah
f. Instalansi Radiologi
g. Instalansi Farmasi
h. Instalansi Gizi dan IPSRS
6. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah sakit
Tugas pokok dan fungsi RSUD Kabupten Muna mengacu pada Perda
No. 34 tahun 2008 Tentang Penjabaran, Fungsi dan Tata kerja Rumah Sakit
Umum Daerah adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna
dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan, pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi terpadu dengan upaya peningkatan serta
pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan.
Visi :
a. RSUD Kabupaten Muna menjadi Pusat Rujukan Pelayanan Kesehatan di
Kabupaten Muna Tahun 2016.
b. RSUD Kabupaten Muna Menjadi Rumah Sakit Kabupaten Terbaik di
Sulawesi Tenggara Tahun 2016.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas
RSUD mempunyai fungsi yakni :
1) Menyelenggarakan Pelayanan Medik.
2) Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang Medik.
3) Menyelenggarakan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan.
4) Menyelenggarakan Pelayanan Rujukan.
5) Menyelenggarakan Pendidikan dan Latihan.
6) Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan dan
7) Menyelenggarakan Administrasi Umum dan Keuangan.
7. Fasilitas Tenaga
Tabel 3. Keadaan Tenaga RSUD Kabupaten Muna Per Desember 2015
No. Nama Jumlah Kontrak Sukarela KET
I Medis PNS Melanjutkan
Pendidikan
1. Dokter Ahli Kandungan 2 1
2. Dokter Ahli Dalam 1
3. Dokter Ahli Bedah 0
4. Dokter Ahli Saraf 1
5. Dokter Ahli Kesehatan Jiwa 1
6. Dokter Ahli Mata 1
7. Dokter Ahli THT 1
8. Dokter Ahli Anak 2
9. Dokter Ahli Anastesi 1
10. Dokter Ahli Radiologi 1
11. Dokter Spesialis Patalogi
Klinik
1
12. Dokter Gigi 3
13. Dokter Umum 8 2
Jumlah 23 2 1
II Paramedis Keperawatan
1. S.2 Keperawatan 2
2. S.1 Keperawatan 17 22
3. D.III Keperawatan 60 1 98
4. D.I Keperawatan 1
5. SLTA Keperawatan 5 2
6. D.III Perwat Gigi 2
7. D.III Perawat 1
8. D.IV Kebidanan 6 102
9. D.III Kebidanan 19
10. D.I Kebidanan 1
Jumlah 114 1 224
III Paramedis Non Perawat
1. S.I Apoteker 1 6
2. S.I Farmasi Apoteker 3
3. S.1 Farmasi 2 1 3
4. D.III Farmasi 2 1
5. Asisten Apoteker/Farmasi 2
6. S.2 Ke sehatan Masyarakat 1
7. S.1 Kesehatan Masyarakat/
SKM
19 6
8. D. III Kesling 1
9. D.I Kesling 1
10. S.I Gizi 2 4
11. D.IV Gizi 1
12. D.III Gizi 2 1
13. D.I Gizi 0
14. S.I Analisis Laboratorium 0
15. D.IV Laboratorium 4
16. D.III Liumaborator 3 1
17. D.I Laboratorium
Kesehatan
1 1
18. SMAK/ Analis
Laboratorium
1
19. D.I Tranfusi Darah 1
20. D.I Analis Kimia 2 4
21. D.III Tehnikel Gigi 0 12
22. D.III Rontgen 1 1 1 1
23 D.III Fisiotherapi 1
24 D.III Elektromedik 0
25 D.III Rekam Medic 2
Jumlah 49 2 2 38
IV Tenaga Non Medis/Administrasi
1. S.I Sarjana Non Kesehatan 3 5
2. D.III Adminkes 1 1
3. D.I Adminkes 0
4. SI Komputer 1
5. D.III Sarmud Lainnya
(Komputer)
1
6. D.I Lainnya (Komputer) 2
7. Pekarya Kesehatan 3
8. SLTA 15 1 4 18
9. SLTP 2 3 7
10. SD 0 3 3
Jumlah 28 1
Jumlah Tenaga 214 6 12 297
Total Jumlah 220 309
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kabupaten Muna selama kurun
waktu 3 hari. Data diperoleh dari medical record RSUD selama tahun 2014 s.d
2015 dengan jumlah persalinan sebanyak 321 persalinan. Adapun hasil analisis
dari data penelitian selanjutnya disajikan dalam bentuk analisis univariabel berikut
ini.
Analisis univariabel ini bertujuan untuk melihat karakteristik variabel
secara satu persatu yang ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
1. Jumlah Kelahiran
Distribusi frekuensi persalinan di RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d
2015, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4. Distribusi karakteristik responden berdasarkan persalinan
Kelahiran Frekuensi (n) Persentasi (%)
Prematur 39 12,15
Bukan premature 282 87,85
Jumlah 321 100
Sumber : Data Sekunder, 2014 s.d 2015.
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 321 jumlah kelahiran di RSUD
Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015, kejadian kelahiran premature sebesar
39 kelahiran (12,15%) dan kelahiran bukan premature sebesar 282 orang
(85,56 %).
2. Umur
Distribusi frekuensi persalinan premature di RSUD Kabupaten Muna tahun
2014 s.d 2015 ditinjau dari segi umur, dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Tabel 5. Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur
Umur Ibu Frekuensi (f) Persentasi (%)
Faktor risiko (<20 atau > 35 tahun 16 41,03
Bukan faktor risiko (20-35 tahun) 23 58,97
Jumlah 39 100
Sumber : Data Sekunder, 2014 s.d 2015.
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 39 ibu yang melahirkan bayi
premature, umur yang memiliki faktor risiko terhadap kejadian persalinan
premature yaitu umur <20 dan >35 tahun dengan jumlah 16 orang (41,03 %)
dan umur bukan faktor risiko yaitu umur 20-35 tahun dengan jumlah 23 orang
(58,97%).
3. Paritas
Distribusi frekuensi persalinan premature di RSUD Kabupaten Muna tahun
2014 s.d 2015 ditinjau dari segi paritas, dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Tabel 6. Distribusi karakteristik responden berdasarkan paritas
Paritas Frekuensi (f) Persentasi (%)
Faktor risiko (I dan ≥IV) 9 23,08
Bukan faktor risiko (II-III) 30 76,92
Jumlah 39 100
Sumber : Data Sekunder, 2014 s.d 2015.
Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 39 ibu yang melahirkan bayi
premature, paritas yang memiliki faktor risiko terhadap kejadian persalinan
premature yaitu paritas I dan ≥ IV dengan jumlah 9 orang (23,08%) dan
paritas bukan faktor risiko yaitu paritas II dan III dengan jumlah 30 orang
(76,92%).
4. KPD
Distribusi frekuensi persalinan premature di RSUD Kabupaten Muna tahun
2014 s.d 2015 ditinjau dari segi KPD, dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Tabel 7. Distribusi karakteristik responden berdasarkan Ketuban
Pecah Dini (KPD)
KPD Frekuensi (f) Persentasi (%)
Faktor risiko 9 23,08
Bukan faktor risiko 30 76,92
Jumlah 39 100
Sumber : Data Sekunder, 2014 s.d 2015.
Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 39 ibu yang melahirkan bayi
premature, dengan KPD yang memiliki faktor risiko terhadap kejadian
persalinan premature yaitu 9 orang (23,08%) dan KPD bukan faktor risiko
yaitu 30 orang (76,92%).
5. Plasenta Previa
Distribusi frekuensi persalinan premature di RSUD Kabupaten Muna tahun
2014 s.d 2015 ditinjau dari segi plasenta previa, dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Tabel 8. Distribusi karakteristik responden berdasarkan plasenta previa
Plsenta Previa Frekuensi (f) Persentasi (%)
Faktor risiko 5 12,82
Bukan faktor risiko 34 87,18
Jumlah 39 100
Sumber : Data Sekunder, 2014 s.d 2015.
Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 39 ibu yang melahirkan premature,
dengan plasenta previa yang memiliki faktor risiko terhadap perslinan
premature yaitu 5 orang (12,82%) dan plasenta previa bukan faktor risiko
yaitu 34 orang (87,14%).
C. Pembahasan
Jumlah kelahiran premature di RSUD Kabupaten Muna sebesar 12,15%.
Angka ini menunjukkan jumlah yang cukup tinggi. Di Negara berkembang
kejadian kelahiran premature sekitar 7% dari seluruh persalinan per 1000
kelahiran hidup. Sedangkan prevalensi kelahiran premature di Indonesia menurut
data terakhir adalah 18,5% (Sigit, 2007). Bila dibandingkan dengan kelahiran
premature di RSU Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2009 dan 2010 masing-
masing 8% & 9,61% maka kelahiran premature yang terjadi di RSUD Kabupaten
Muna masih lebih tinggi.
1. Umur ibu
Wanita pada umur berisiko (<20 tahun) secara biologi dapat hamil
tetapi secara obstetric dan psikologis belum siap karena kematangan organ
reproduksi belum mendukung terjadinya persalinan normal. Uterus dan
panggul ibu belum tumbuh optimal mencapai ukuran dewasa sehingga dapat
meningkatkan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan ibu dn janin
(Manuaba, 2010).
Dari 39 ibu yang melahirkan bayi premature, 16 orang (41,03%)
merupakan umur ibu dengan faktor risiko yaitu umur <20 atau >35 tahun
dan 23 orang (58,97%) merupakan urmur bukan faktor risiko yaitu umur 20-
35 tahun. Hasil penelitian terhadap kejadian persalinan premature pada ibu
berdasarkan umur ibu di ruang kebidanan RSUD Kabupaten Muna tahun
2014 s.d 2015 menunjukkan bahwa dari 39 ibu, 41,03% atau 16 orang adalah
umur ibu dengan faktor risiko yaitu <20 atau >35 tahun dan 58,97% atau 23
orang adalah umur bukan faktor risiko yaitu 20-35 tahun.
Hal ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr.
Kariadi di RSUP Semarang Tahun 2009 bahwa angka persalinan premature
pada usia <20 tahun sebesar 30% dan pada usia >35 tahun sebesar 16,9%
sedangkan pada persalinan usia reproduksi (20-35 tahun) angka kejadian
prematur sebesar 10%, hal ini menunjukkan bahwa ibu usia muda dan tua
meningkatkan kejadian persalinan premature.
Kehamilan usia muda lebih memungkinkan mengalami penyulit
pada masa kehamilan dan persalinan yaitu karena wanita muda memiliki
pengetahuan yang terbatas tentang kehamilan atau kurangnya informasi dan
mengakses sistem pelayanan kesehatan. Pada usia ini juga belum cukup
dicapainya kematangan fisik, mental dan fungsi organ reproduksi dari calon
ibu. Sedangkan pada usia ibu yang tua telah terjadi penurunan fungsi organ
reproduksi, penurunan fungsi ini akan mempengaruhi kesehatan baik ibu
maupun janin yang dikandungnya sehingga ibu dan bayi yang dikandungnya
memiliki banyak hal yang dapat mempersulit memperbesar risiko kehamilan.
Namun jika ada ibu hamil yang melahirkan premature pada umur
bukan faktor risiko yaitu 20-35 tahun berarti itu dipengaruhi oleh faktor –
faktor lain seperti fisik ibu yang tidak sehat, merokok, riwayat kehamilan,
kesehatan dan kondisi janin, psikologi, bayi kembar, PMS, adanya infeksi,
terlilit tali pusat, mengalami trauma, kelainan bentuk rahim dan serviks
lunak. (Nugroho, 2010).
2. Paritas
Paritas I dan ≥ IV mempunyai risiko yang lebih besar terhadap janin
dan ibunya. Ibu yang baru pertamakali melahirkan seringkali secara
psikologis mentalnya belum siap sehingga hal ini akan memperbesar
kemungkinan komplikasi. Sedangkan ibu yang terlalu sering melahirkan
fungsi organ reproduksi mengalami kemunduran dan rahim akan semakin
lemah dan kemungkinan akan mengalami komplikasi lebih besar.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 39 jumlah sampel ibu
dengan paritas berisiko sebesar 23,08% dibandingkan bukan faktor risiko
sebesar 76,92%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Gordon (2007)
yang menemukan bahwa wanita primipara lebih berisiko terjadi komplikasi
kehamilan dan persalinan. Dari hasil penelitian Gordon didapatkan data
bahwa pada wanita primipara angka kejadian persalinan premature lebih
besar yaitu 9,5%, sedangkan angka kejadian pada multipara adalah sebesar
7,5%. Hal ini dikarenakan oleh kenyataan bahwa wanita multipara akan
mencari pengetahuan yang lebih untuk menghindari risiko yang akan terjadi
pada kehamilan berikutnya berdasrkan pengalaman dari proses persalinan
sebelumnya, sehingga dapat mengurangi risiko persalinan berikutnya.
Paritas menunjukkan jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh
seorang wanita. Paritas merupakan faktor penting dalam menentukkan nasib
ibu dan janin baik selama kehamilan maupun selama persalinan. Pada ibu
dengan primipara (wanita yang melahirkan bayi hidup) pertama kali, karena
pengalaman melahirkan belum pernah, maka kemungkinan terjadinya
kelainan dan komplikasi cukup besar baik pada kekuatan his (power), jalan
lahir (passage) dan kondisi janin (passage). Informasi yang kurang tentang
persalinan dapat pula ]mempengaruhi proses persalinan (Gordon, 2007).
3. Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dapat mengawali terjadinya kontraksi atau sebaliknya.
Ada beberapa kondisi yang mungkin menyertai seperti serviks inkompeten,
hidramnion, kehamilan ganda, infeksi vagina dan serviks, dan lain-lain.
Infeksi asenden merupakan teori yang cukup kuat dalam mendukung
terjadinya amnionitis dan ketuban pecah (Nugroho, 2010).
Hasil penelitian juga menunjukkan KPD dengan faktor risiko sebesar
23,08% dan bukan faktor risiko sebesar 76,92%. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian Park dkk menyatakan bahwa wanita yang mengalami KPD
memiliki risiko untuk melahirkan premature yaitu sebesar 21,36% dan
mempunyai rata-rata durasi waktu kala II persalinan yang lebih lama dan
mempunyai angka persalinan seksio sesarea atau persalinan premature lebih
tinggi karena kegagalan kemajuan persalinan daripada wanita dengan ketuban
utuh.
KPD merupakan masalah obstetric yang berkaitan dengan penyulit
kelahiran premature dan terjadinya infeksi korioamnionitis sampai sepsis,
yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan
infeksi ibu. Apabila persalinan tidak terjadi dalam 24 jam, akan terjadi risiko
infeksi intrauterine, sehingga harus dilakukan persalinan tindakan (Nugroho,
2010).
4. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum. Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak
kehamilan 20 minggu saat segmen bawah uteri telah terbentuk dan mulai
melebar serta menipis. Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen
bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan.
Pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks menyebabkan
sinis robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan
sinus marginalis dari plasenta. Pendarahan tak dapat dihindarkan karena
ketidak mampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi
seperti plasenta letak normal (Nugroho, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari 39 ibu, 12,82% atau
5 orang adalah plasenta pervia dengan faktor risiko, sedangkan untuk plasenta
previa bukan faktor risiko sebanyak 87,18% atau 34 orang. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh verdani dkk di RSUP dr. M. Djamil
Padang tahun 2012 bahwa ibu yang mengalami plasenta previa memiliki
risiko untuk melakukan persalinan prematur yaitu sebesar 16,9% dibanding
ibu yang tidak mengalami plasenta previa.
Beberapa kasus trauma eksternal seperti kecelakaan kendaraan
bermotor atau kekerasan fisik dapat mengakibatkan lepasnya plasenta dari
tempat insersinya. Perdarahan retroplasenta yang terus berlangsung dapat
mengakibatkan syok hipovolemik dan insufisiensi fungsi plasenta. Jika hal
tersebut terjadi pada usia kehamialan kurang dari 37 minggu, maka terminasi
kehamilan dapat berakibat pada persalinan premature (Nugroho, 2010).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kejadian persalinan prematuritas berdasarkan umur ibu di RSUD Raha
Kabupaten Muna sebesar 16 orang (41,02%).
2. Kejadian persalinan prematuritas berdasarkan paritas di RSUD Raha
Kabupaten Muna sebesar 9 orang (23,08%).
3. Kejadian persalinan prematuritas berdasarkan KPD di RSUD Raha
Kabupaten Muna sebesar 9 orang (23,08%).
4. Kejadian persalinan prematuritas berdasarkan plasenta previa di RSUD Raha
Kabupaten Muna terdapat 5 orang (12,82%).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan maka peneliti memberikan saran sebagai berkut :
1. Untuk mengurangi kejadian persalinan premature atau menghindarinya, maka
perlu adanya bimbingan dari tenaga kesehatan tentang bagaimana cara-cara
untuk menghindari terjadinya persalinan preature.
2. Bidan mengadakan kelas ibu hamil dan memberikan penyuluhan tentang
faktor-faktor penyebab persalinan premature atau pemicu seorng ibu
melahirkan prematre.
3. Perlu diadakannya penyuluhan tentang risiko kelahiran premature bagi setiap
ibu hamil yang berkunjung di RSUD khususnya di poli KIA yang datang
berkunjung memeriksakan kehamilannya.
4. Perlu ditingkatkan lagi pendidikan kesehatan reproduksi untuk menambah
pengetahuan masyrakat mengenai dampak negatif kahamilan umur berisiko
dan paritas berisiko yang dapat berakibat pada kelahiran premature.
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. (2014). Profil Kesehatan Indonesia.
Depkes RI. (2010). Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta.
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna. (2015). Profil Kesehtan Kabupaten Muna.
Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara. (2009). Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara.
Doenges Marilynn E. (2010). Rencana Perawatan Maternal Bayi. Jakarta : EGC.
Fauziah Afroh. (2013). Asuhan Kebidanan Neonatus. Yogyakarta : Nuha Medika.
Huliana. (2011). Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Kartikasari, Ratih I. (2010). Hubungan Faktor Risiko Multiparitas dengan Persalinan
Preterm. Surakarta : Fakultas Kedokteran.
Krisnadi. (2009). Nutrisi Pada Masa Postpartum. Jakarta : Penerbit Bina Pustaka.
Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : ARCAN.
MDGs. (2015). Status Pencapain MDGs Indonesia Available at
http://.MDGs.go.id/indek. diakses tanggal 11 Juli 2016.
Nugroho Taufan. (2010). Buku ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Prawirohardjo Sarwono. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
. (2007). Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
. (2007). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Rayburn William F. (2010). Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Widya Medika.
Tesno Fat. (2006). Obstetri dan Ginekologi. Dinkes, Kendari.
WHO. (2015). Diakses tanggal 11 Juli 2016.
Lampiran
MASTER TABEL
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA
TAHUN 2014 s.d 2015
No. Nama
Ibu
Umur ( tahun ) Paritas KPD Plasenta Previa
Faktor
Risiko
Bukan
Faktor
Risiko
Faktor
Risiko
Bukan
Faktor
Risiko
Faktor
Risiko
Bukan
Faktor
Risiko
Faktor
Risiko
Bukan
Faktor
Risiko
< 20 dan
> 35
20 - 35 1 dan ≥
IV
II dan
III
Hasil
diagnosa
dokter /
atau
bidan
Hasil
diagnosa
dokter /
bidan
Hasil
diagnosa
dokter /
bidan
Hasil
diagnosa
dokter /
bidan
1. Ny. M √
2. Ny. E √
3. Ny. U √
4. Ny. S √
5. Ny. N √
6. Ny. S √
7. Ny. K √
8. Ny. H √
9. Ny. D √
10 Ny. R √
11. Ny. L √
12. Ny. D √
13. Ny. T √
14. Ny. P √
15. Ny. K √
16. Ny. S √
17. Ny. H √
18. Ny. H √
19. Ny. H √
20. Ny. E √
21. Ny. R √
22. Ny. F √
23. Ny. L √
24. Ny. D √
25. Ny. J √
26. Ny. C √
27. Ny. S √
28. Ny. K √
29. Ny. A √
30. Ny. Z √
31. Ny. F √
32. Ny. K √
33. Ny. G √
34. Ny. I √
35. Ny. W √
36. Ny. B √
37. Ny. N √
38. Ny. M √
39. Ny. F √
Jumlah 16 9 9 5
Mengetahui,
Kepala Ruangan Delima
SITTI NURAZIZAH, Am. Keb
45
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. (2014). Profil Kesehatan Indonesia.
Depkes RI. (2010). Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta.
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna. (2015). Profil Kesehtan Kabupaten Muna.
Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara. (2009). Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara.
Doenges Marilynn E. (2010). Rencana Perawatan Maternal Bayi. Jakarta : EGC.
Fauziah Afroh. (2013). Asuhan Kebidanan Neonatus. Yogyakarta : Nuha Medika.
Huliana. (2011). Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Kartikasari, Ratih I. (2010). Hubungan Faktor Risiko Multiparitas dengan Persalinan
Preterm. Surakarta : Fakultas Kedokteran.
Krisnadi. (2009). Nutrisi Pada Masa Postpartum. Jakarta : Penerbit Bina Pustaka.
Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : ARCAN.
MDGs. (2015). Status Pencapain MDGs Indonesia Available at
http://.MDGs.go.id/indek. diakses tanggal 11 Juli 2016.
Nugroho Taufan. (2010). Buku ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Prawirohardjo Sarwono. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
. (2007). Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
. (2007). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Rayburn William F. (2010). Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Widya Medika.
Tesno Fat. (2006). Obstetri dan Ginekologi. Dinkes, Kendari.
WHO. (2015). Diakses tanggal 11 Juli 2016.
x
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan
disuatu perguruan tinggi, disepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah dan ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Raha, Juli 2016
Nirwana

More Related Content

What's hot (13)

Kti ilawati
Kti ilawatiKti ilawati
Kti ilawati
 
Kti wa ode wahyuni
Kti wa ode wahyuniKti wa ode wahyuni
Kti wa ode wahyuni
 
Kti novita sari
Kti novita sariKti novita sari
Kti novita sari
 
Kti mira fadlyawati
Kti mira fadlyawatiKti mira fadlyawati
Kti mira fadlyawati
 
Kti sitti andriyani
Kti sitti andriyaniKti sitti andriyani
Kti sitti andriyani
 
Rahmaningsih
RahmaningsihRahmaningsih
Rahmaningsih
 
Wiwin winarsih with logo
Wiwin winarsih with logoWiwin winarsih with logo
Wiwin winarsih with logo
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY”F” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS  PADA NY”F” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS  PADA NY”F” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY”F” DENGAN ...
 
Kti hikma wati (psw.b.2013.ib.0015)
Kti hikma wati (psw.b.2013.ib.0015)Kti hikma wati (psw.b.2013.ib.0015)
Kti hikma wati (psw.b.2013.ib.0015)
 
Asni
AsniAsni
Asni
 
Kti wa ode piana
Kti wa ode pianaKti wa ode piana
Kti wa ode piana
 
Kti fatkhi nurani h
Kti fatkhi nurani hKti fatkhi nurani h
Kti fatkhi nurani h
 
Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA
 

Viewers also liked

FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...Warnet Raha
 
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...Warnet Raha
 
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaru
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaruHubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaru
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaruOperator Warnet Vast Raha
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...Warnet Raha
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...Warnet Raha
 
Ketuban pecah dini
Ketuban pecah diniKetuban pecah dini
Ketuban pecah diniWahyoe Poesh
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADABAYINY“H”DENGANBBLR PRE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN  PADABAYINY“H”DENGANBBLR  PRE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN  PADABAYINY“H”DENGANBBLR  PRE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADABAYINY“H”DENGANBBLR PRE...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...Warnet Raha
 
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...Warnet Raha
 

Viewers also liked (20)

FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
 
Kti ika febrianti AKBID YKN BAU BAU
Kti ika febrianti AKBID YKN BAU BAUKti ika febrianti AKBID YKN BAU BAU
Kti ika febrianti AKBID YKN BAU BAU
 
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU
Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAUKti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU
Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU
 
Dahlia
DahliaDahlia
Dahlia
 
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaru
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaruHubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaru
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaru
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
 
Kti sarnia
Kti sarniaKti sarnia
Kti sarnia
 
Kti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata rahaKti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata raha
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...
 
Ketuban pecah dini
Ketuban pecah diniKetuban pecah dini
Ketuban pecah dini
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADABAYINY“H”DENGANBBLR PRE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN  PADABAYINY“H”DENGANBBLR  PRE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN  PADABAYINY“H”DENGANBBLR  PRE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADABAYINY“H”DENGANBBLR PRE...
 
bappenas - implementasi runk bappenas
bappenas - implementasi runk bappenasbappenas - implementasi runk bappenas
bappenas - implementasi runk bappenas
 
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...
 
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
 
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...
 
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAUKti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3
Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3
Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3
 

Similar to GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TAHUN 2014 s.d 2015 Karya Tulis

IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...Warnet Raha
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...Warnet Raha
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...Warnet Raha
 
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...Warnet Raha
 
Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA  Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...Warnet Raha
 

Similar to GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TAHUN 2014 s.d 2015 Karya Tulis (20)

IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
 
Kti erna dahlia
Kti erna dahliaKti erna dahlia
Kti erna dahlia
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
 
Kti irman akbid paramata raha 2015
Kti irman akbid paramata raha 2015Kti irman akbid paramata raha 2015
Kti irman akbid paramata raha 2015
 
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...
 
Kti astuti
Kti astutiKti astuti
Kti astuti
 
Kti mirda akbid paramata alumni 2015
Kti mirda akbid paramata alumni  2015Kti mirda akbid paramata alumni  2015
Kti mirda akbid paramata alumni 2015
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...
 
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
 
Kti mudmainna aksan
Kti mudmainna aksanKti mudmainna aksan
Kti mudmainna aksan
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA  Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
 

More from Warnet Raha

Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanWarnet Raha
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet Raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselWarnet Raha
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluargaWarnet Raha
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Warnet Raha
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohWarnet Raha
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaWarnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramataWarnet Raha
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaWarnet Raha
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Warnet Raha
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TAHUN 2014 s.d 2015 Karya Tulis

  • 1. GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TAHUN 2014 s.d 2015 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh NIRWANA PSW.B.2013.IB.0025 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016
  • 2. ii LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Gambaran Faktor-Faktor Penyebab Persalinan Premature Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Raha, Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Lishadriwati, S.ST Rosmina Susen, SST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes ii LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Gambaran Faktor-Faktor Penyebab Persalinan Premature Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Raha, Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Lishadriwati, S.ST Rosmina Susen, SST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes ii LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Gambaran Faktor-Faktor Penyebab Persalinan Premature Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Raha, Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Lishadriwati, S.ST Rosmina Susen, SST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
  • 3. iii LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna TIM PENGUJI 1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (...........................................) 2. Lishadriwati, S.ST (............................................) 3. Rosmina Susen, SST (............................................) Raha, Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Lishadriwati, S.ST Rosmina Susen, SST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes. iii LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna TIM PENGUJI 1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (...........................................) 2. Lishadriwati, S.ST (............................................) 3. Rosmina Susen, SST (............................................) Raha, Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Lishadriwati, S.ST Rosmina Susen, SST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes. iii LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna TIM PENGUJI 1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (...........................................) 2. Lishadriwati, S.ST (............................................) 3. Rosmina Susen, SST (............................................) Raha, Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Lishadriwati, S.ST Rosmina Susen, SST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
  • 4. iv RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS DIRI 1. Nama : Nirwana 2. Nim : 2013. IB. 0025 3. Tempat Tanggal Lahir : Palangga, 14 Juni 1992 4. Jenis Kelamin : Perempuan 5. Agama : Islam 6. Suku/Kebangsaan : Muna/ Indonesia 7. Alamat : Desa Waara, Kec. Lohia, Kabupaten Muna B. PENDIDIKAN 1. SD Negeri 4 Lohia tamat tahun 2007 2. SMP Negeri 4 Raha tamat tahun 2010 3. SMA Negeri 1 Lohia tamat tahun 2013 4. Mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya tahun 2016.
  • 5. v KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Wr. Wb Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Karya Tulis Ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dengan judul “Gambaran Faktor-faktor Penyebab Persalinan Premature di Rumah Sakit Umum Daerah Kabuaten Muna Tahun 2014 s.d 2015’’. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini banyak hambatan dan kesulitan yang dijumpai namun berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Ibu Lishadriwati, S.ST, selaku pembimbing I dan Ibu Rosmina Susen, SST selaku pembimbing II atas kesediaannya berupa waktu, bimbingan, motivasi, petunjuk, pengarahan dan dorongan moril begitu sangat berharga. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas pula dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan kali ini dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku ketua Yayasan Pendidikan Sowite Akademi Kebidanan Paramata Raha dan sekaligus sebagai penguji Karya Tulis Ilmiah.
  • 6. v 2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 3. Ibu Wa Ode Siti Asma, S.ST, M.Kes selaku Pudir I Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 4. Ibu Sartina, S.ST selaku Pudir III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 5. Seluruh Dosen dan Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, pengetahuan dan keterampilan yang sangat bermanfaat bagi penulis selama mengikuti pendidikan. 6. Ibu Sitti NurAzizah, Am.Keb selaku kepala ruangan Kamar Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna yang telah membantu penulis dalam pengambilan data. 7. Terkhusus kepada ibundaku Jariah dan ayahandaku La Ode Butu tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang, motifasi, doa dan pengorbanan materi maupun non materi yang diberikan kepadaku selama mengikuti pendidikan. 8. Untuk adik dan kakakku tersayang yang selalu memberi dukungan dan selalu menyayangiku. 9. Untuk rekan-rekan seperjuangan dalam mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Angkatan 2013, serta pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas dorongan, semangat dan kebersamaannya selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
  • 7. v Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata penulis mengucapkan semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas jerih payah dari semua pihak yang telah memberikan bantuan dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua, Aamiin. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Raha, Juli 2016 Penulis
  • 8. viii DAFTAR ISI Halaman Judul......................................................................................... i Lembar Persetujuan................................................................................. ii Lembar Pengesahan ................................................................................ iii Riwayat Hidup ........................................................................................ iv Kata Pengantar ........................................................................................ v Daftar Isi.................................................................................................. viii Daftar Tabel ............................................................................................ ix Pernyataan .............................................................................................. x Intisari ..................................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah....................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4 D. Manfaaat Penelitian..................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 6 A. Telaah Pustaka ............................................................................ 6 B. Landasan Teori............................................................................ 17 C. Kerangka Konsep........................................................................ 21 D. Pertanyaan Penelitian.................................................................. 22 BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 23 A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 23 B. Waktu dan Tempat Penelitian..................................................... 23 C. Subyek Penelitian........................................................................ 23 D. Identifikasi Variabel Penelitian................................................... 23 E. Variabel dan Defenisi Operasional ............................................. 24 F. Instrumen Penelitian.................................................................... 25 G. Pengolahan dan Analisis Data..................................................... 25 H. Jalannya Penelitian...................................................................... 26 BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN....................... 27 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 27 B. Hasil Penelitian ........................................................................... 34 C. Pembahasan……………………………………………………. 37 BAB V KESIMPULAN dan SARAN .................................................. 43 A. Kesimpulan ................................................................................. 43 B. Saran............................................................................................ 44 Daftar Pustaka....................................................................................... 45 Lampiran-lampiran
  • 9. ix DAFTAR TABEL Tabel 1 : Variabel dan definisi operasional................................................... 26 Tabel 2 : Rencana penelitian identifikasi persalinan premature................... 32 Tabel 3 : Keadaan fasilitas tenaga RSUD Kabupaten Muna....................... 34 Tabel 4 : Distribusi karakteristik responden persalinan premature............... 35 Tabel 5 : Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur…………… 35 Tabel 6 : Distribusi karakteristik responden berdasarkan paritas…………. 35 Tabel 7 : Distribusi karakteristik responden berdasarkan KPD………….... 36 Tabel 8 : Distribusi karakteristik responden berdasarkan plasenta previa.... 36
  • 10. xi INTISARI NIRWANA. (PSW.B.2013.IB.0025) “Gambaran Faktor-Faktor Penyebab Persalinan Premature di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015) dibimbing oleh Ibu Lishadriwati dan Ibu Rosmina Susen. Latar Belakang : Data yang diperoleh di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dalam dua tahun terakhir, angka kejadian persalinan premature mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 kejadian persalinan premature sebanyak 15 orang, tahun 2015 meningkat menjadi 24 orang . Metode : Penelitian deskriptif yaitu menggambarkan suatu kondisi atau fenomena yang terjadi pada suatu kelompok subjek tertentu dengan jumlah populasi 39 orang dan sampelnya sebanyak 39 orang dengan tekhnik pengambilan sampel total sampling. Hasil : Dari 39 orang yang mengalami persalinan premature, umur <20 tahun sejumlah 6 orang (37,5%) dan umur >35 tahun sejumlah 10 orang 62,5%). Paritas I sejumlah 3 orang (33,33%) dan paritas ≥IV sejumlah 6 orang (66,67%). KPD sejumlah 9 orang (23,08%) dan plasenta previa sejumlah 5 orang (12,82%). Kesimpulan :umur yang tertinggi yang mengalami persalinan premature yaitu pada umur >35 tahun sebesar 62,5%, paritas yang tertinggi yaitu pada paritas ≥IV sebesar 66,67%, KPD sebesar 23,08% dan plasenta previa sebesar 12,82%. Kata Kunci : Persalinan Premature, Umur, Paritas, KPD, Plasenta Previa Daftar Pustaka :18 literatur (2006-2015)
  • 11. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo Sarwono, 2007). Persalinan preterm atau partus premature adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. Persalinan preterm merupakan hal yang berbahaya karena potensial meningkatnya kematian perinatal sebesar 65-75%, umumnya berkaitan dengan berat lahir rendah. Berat lahir rendah dapat disebabkan oleh kelainan preterm dan pertumbuhan janin yang terhambat (Nugroho, 2010). Salah satu indikator untuk smenentukan derajat kesehatan suatu bangsa adalah tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Angka kematian bayi ialah banyaknya kematian bayi berumur dibawah satu tahun per 1000 kelahiran hidup dalam satu tahun. Berdasarkan survey demografi dan kependudukan Indonesia pada tahun 2014, didapati sebanyak 35 kasus kematian per 1000 kelahiran. Saat ini kematian bayi di Indonesia masih tertinggi diantara Negara-negara ASEAN, karena di Singapura hanya 3 per 1000, Brunai Darusalam 8 per 1000, Malaysia 10 per 1000, dan Vietnam 18 per 1000. (Depkes RI, 2014).
  • 12. Menurut Millenium Development Goals (MDGs), tahun 2015 Indonesia harus mampu menurunkan angka kematian bayi hingga 23 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi baru lahir (neonatus) yang terbanyak adalah kegawatdaruratan dan penyulit pada masa neonatus. Premature juga masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada masa bayi baru lahir (MDGs Indonesia, 2015). Prevalensi premature menurut WHO 2010 diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3-3,8% dan lebih sering terjadi di negara- negara berkembang atau sosial ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian premature didapatkan di Negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat badan lahir lebih dari 2500 gram (Kartikasari, 2010). Ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi premature ditinjau faktor ibu, kehamilan dan faktor janin. Faktor ibu meliputi gizi saat hamil kurang, umur ibu (<20 tahun dan >35 tahun), jarak kehamilan terlalu dekat, dan solusio plasenta. Faktor kehamilan seperti hidramnion dan kehamilan ganda. Faktor janin yang mempengaruhi premature antara lain paritas, status ekonomi, pendidikan dan pekerjaan ibu (Nugroho, 2010). Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9-30%. Premature dapat diketahui berdasarkan estimasy dari survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI). Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI tahun 2012, angka bayi lahir premature sekitar 7,3 %. Angka ini lebih besar dari target MDGs tahun 2015 yang ditetapkan yakni
  • 13. 7% (Ratih Indah Kartikasari, 2010). Di Sulawesi Tenggara Angka kematian bayi tahun 2012 sebesar 52,66/1000 kelahiran hidup dimana 20,35% kematian disebabkan oleh kelahiran prematur (Dinkes Sultra, 2012). Berdasarkan data yang diambil dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muna untuk tahun 2013 terdapat 19 kelahiran prematur dari 5899 persalinan, tahun 2014 sebanyak 15 dari 5647 persalinan, dan untuk tahun 2015 terdapat 24 kelahiran prematur dari 4245 persalinan (Dinkes Kabupaten Muna, 2015). Berdasarkan Medical Record di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna angka kelahiran prematur cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Tahun 2008 sebanyak 13 kasus dari 297 persalinan, tahun 2009 sebanyak 8 kasus dari 224 persalinan, tahun 2010 sebanyak 17 kasus dari 177 persalinan, tahun 2011 sebanyak 12 kasus dari 176 persalinan sedangkan pada tahun 2012 yaitu 16 kasus dari 168 persalinan, pada tahun 2013 sebanyak 10 kasus dari 165 persalinan, pada tahun 2014 sebanyak 15 kasus dari 166 persalinan, dan pada tahun 2015 sebanyak 24 kasus dari 155 persalinan. Penelitian ini akan memberikan informasi tentang gambaran faktor - faktor penyebab persalinan prematur di RSUD Kabupaten Muna. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan oleh pemegang kebijakan untuk mengambil suatu kebijakan yang terkait dengan pencegahan persalinan prematur. Berdasarkan latar belakang maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran faktor-faktor penyebab persalinan premature di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015”.
  • 14. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah gambaran faktor-faktor penyebab persalinan premature di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015” ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor penyebab persalinan premature di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui faktor penyebab persalinan premature berdasarkan umur di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015. b. Mengetahui faktor penyebab persalinan premature berdasarkan paritas di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015. c. Mengetahui faktor penyebab persalinan premature berdasarkan ketuban pecah dini di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015. d. Mengetahui faktor penyebab persalinan premature berdasarkan plasenta previa di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015.
  • 15. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus dapat dijadikan acuan untuk penelitian yang berhubungan dengan faktor-faktor penyebab persalian premature berdasarkan umur, paritas, ketuban pecah dini dan plasenta previa di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai 2015. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi penentu kebijakan baik Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan, dalam menyusun perencanaan yang terkait dengan permasalahan faktor- faktor penyebab persalian premature berdasarkan umur di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015. a. Manfaat bagi Akademik Sebagai tambahan literatur dan referensi bagi mahasiswa kebidanan dalam rangka peningkatan pengetahuan khususnya dengan faktor-faktor penyebab persalian premature berdasarkan umur di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015. b. Manfaat bagi Bidan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan berguna untuk penelitian lain sebagai dasar atau pembanding untuk penelitian lain sebagai dasar atau pembanding untuk penelitian tahap berikutnya.
  • 16. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Tinjauan Persalinan Premature a. Pengertian Persalinan preterm atau partus premature adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. Persalinan preterm merupakan hal yang berbahaya karena potensial meningkatnya kematian perinatal sebesar 65-75%, umumnya berkaitan dengan berat lahir rendah. Berat lahir rendah dapat disebabkan oleh kelainan preterm dan pertumbuhan janin yang terhambat. Keduanya sebaiknya dicegah karena dampaknya yang negative, tidak hanya kematian perinatal tetapi juga morbiditas, potensi generasi akan datang, kelainan mental dan beban ekonomi bagi keluarga, bangsa secara keseluruhan (Nugroho, 2010). Angka kematian perinatal dikalangan bayi berat badan sangat rendah telah menurun secara dramatis dalam 10 tahun terakhir. Dikalangan bayi yang hidup, banyak yang menderita morbiditas jangka pendek atau jangka panjang. Dewasa ini, kehamilan 25 minggu kelihatannya merupakan titik kritis yang pada atau setelahnya sejumlah besar bayi dapat diharapkan akan hidup dengan perawatan intensif (Rayburn, 2010).
  • 17. Persalinan premature merupakan persalinan dengan BB bayi kurang dari 2500 gram. Ada 2 macam premature yaitu bayi KB yaitu dengan umur kehamilan 37 minggu dan bayi kecil masa kehamilan (KMK) yaitu bayi dilahirkan kurang dari percentile ke 10 kurva pertumbuhan janin. Berdasarkan penanganan dan harapan hidup, bayi premature dibedakan dalam BBLR: 1500-2499 gram, BBLSR: <1500 gram, BBLER: <1000 gram (Fauziah, 2013). Kelahiran dalam 2 minggu dari tanggal melahirkan yang diperkirakan, diinginkan oleh baik wanita hamil dan professional kesehatan. Persalinan premature merujuk pada persalinan yang terjadi setelah janin telah mencapai periode viabilitas (sedikitnya 20 minggu gestasi tetapi sebelum selesai minggu ke-37). Menunggu kehamilan sampai term mungkin dikontraindikasikan bila risiko bagi klien atau janin lebih berat dari pada risiko melahirkan bayi premature (Doenges, 2010). Partus premature merupakan sebab kematian neonatal yang terpenting (± 50%). Selain kematian bayi, premature menyebabkan morbiditas bayi yang tidak sedikit dan kelainan mental, yang dapat mempunyai akibat dikemudian hari. Partus premature ialah berakhirnya suatu kehamilan dengan umur kehamilan 28-37 minggu atau bayi dengan berat badan lahir antara 1.000-2.499 gram. Premature murni ialah bayi yang lahir dengan masa kehamilan <37 minggu dengan berat badan lahir yang sesuai (masa kehamilan dihitung mulai dari HPHT dengan syarat haid teratur) (Tesno, 2006).
  • 18. b. Kriteria Diagnosis 1) Usia kehamilan antara 20 dan 37 minggu lengkap atau antara 140 dan 259 hari. 2) Kontraksi uterus teratur, pastikan dengan pemeriksaan inspekulo adanya pembukaan dan servisitis. 3) Pemeriksaan dalam menunjukan bahwa serviks telah mendatar 50-80% atau sedikitnya 2 cm. 4) Selaput ketuban seringkali telah pecah. 5) Merasakan seperti gejala rasa kaku diperut menyerupai kaku menstruasi, rasa tekanan intrapelvik dan nyeri bagian belakang. 6) Mengeluarkan lendir pervaginam, mungkin bercampur darah (Nugroho, 2010). c. Tanda dan Gejala 1) BB < 2500 gram. 2) PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm. 3) Kepala bayi lebih besar dari badan, rambut kepala tipis dan halus, elastisitas daun telinga. 4) Dada: dinding thorax elastis, puting susu belum terbentuk. 5) Abdomen : distensi abdomen, kulit perut tipis, pembuluh darah kelihatan. 6) Kulit : tipis, transparan dan pembuluh darah kelihatan. 7) Jaringan lemak subkutan sedikit, lanugo banyak. 8) Genitalia : laki-laki skrotum kecil, testis tidak teraba perempuan labia mayora hampir tidak ada dan klitoris menonjol.
  • 19. 9) Ekstremitas : kadang oedema, garis telapak kaki sedikit. 10) Motorik : pergerakan masih lemah (Fauziah, 2013). d. Etiologi Tidak semua penyebab partus prematurus diketahui hanya kira-kira 40% etiologinya dapat ditemukan. Ada beberapa kondisi medik yang mendorong untuk dilakukan tindakan sehingga terjadi partus prematurus (Tesno, 2006). e. Patofisiologi Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor risiko mayor atau minor. Faktor risiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada trimester II dan riwayat abortus pada trimester I lebih Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor risiko mayor atau minor. Faktor risiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada dari 2 kali. Faktor risiko mayor ialah kehamilan multipel, hidramnion, anomali uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar / memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan preterm sebelumya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi dan iritabilitas uterus (Nugroho, 2010).
  • 20. f. Pemeriksaan Penunjang 1) Radiologi : Thorak foto, baby gram, USG kepala. 2) Laboratorium : gula darah, analisa gas darah, k/p elektrolit darah, tes kocok (shake test), darah rutin (Fauziah, 2013). g. Manajemen Terapi Setelah bayi lahir Umum : 1) Membersihkan jalan nafas. 2) Mengusahakan nafas pertama dan seterusnya. 3) Perawatan tali pusat dan perawatan mata. Khusus : 1) Suhu tubuh dijaga pada suhu 36,5-37,5 0 C. 2) Beri O2 sesuai dengan masalah pernapasan, pantau dengan oksimetri. 3) Sirkulasi dipantau dengan ketat. 4) Awasi keseimbangan cairan. 5) Pemberian cairan dan nutrisi. 6) Pencegahan infeksi. 7) Pencegahan perdarahan : vitamin K mg/ pemberian (Fauziah, 2013). h. Prinsip Umum Pemberian Cairan dan Nutrisi 1) Prinsip pemberian minum peroral sesegera mungkin. 2) Periksa reflex hisap dan menelan. 3) Motivasi ASI. 4) Pemberian nutrisi intravena jika ada indikasi.
  • 21. 5) Berikan multivitamin jika minum aksternal dapat diberikan secara kontinyu (Fauziah, 2013). i. Masalah yang Sering Muncul 1) Gangguan pola nafas Intervensi a) Pertahankan pola nafas efektif b) Kaji frekuensi pernafasan dan pola nafas c) Berikan oksigen sesuai indikasi d) Observasi irama, kedalaman, dan frekuensi pernafasan e) Hisap jalan nafas sesuai kebutuhan f) Kolaborasi pemeriksaan AGD 2) Hipotermi Intervensi a) Berikan penghangat bertahap b) Berikan pakaian (selimut hangat) c) KMC d) Monitor suhu e) Monitor vital sign f) Berikan oksigen terapi sesuai kebutuhan g) Manajemen cairan
  • 22. 3) Kebutuhan nutrisi Intervensi a) Timbang berat badan tiap hari dalam waktu yang sama b) Berikan enteral tube feeding dengan porsi kecil tapi sering, masukkan secara perlahan c) Berika ASI/ PASI per-oral jika reflex hisap baik d) Beri vitamin dan mineral (Fauziah, 2013). j. Pencegahan Secara umum untuk mencegah partus premature dapat dilakukan upaya sebagai berikut : 1) Pendidikan masyarakat melalui media yang ada tentang bahaya dan kerugian partus premature atau berat badan rendah. Masyarakat diharapkan untuk menghindarkan faktor resiko diantaranya ialah dengan menjarangkan kelahiran menjadi lebih dari 3 tahun, menunda usia hamil sampai 22-23 tahun, larangan merokok yang berlebihan dan sebagainya. 2) Menggunakan kesempatan periksa hamil dan memperoleh pelayanan antenatal yang baik, antara lain pemberian secara rutin multivitamin dan preparat besi, penanggulangan segera preeklamsia pada tingkat permulaan, penanganan bakteriuria asimptomatik serta menentukan tuanya kehamilan dan besarnya janin secara seksama sebelum melakukan induksi persalinan.
  • 23. 3) Mengusahakan makanan lebih baik pada masa hamil agar menghindarkan kekurangan gizi dan anemia. 4) Menghindarkan kerja berat selama hamil dalam hal ini diperlukan peraturan yang melindungi wanita hamil dari sangsi pemutusan hubungan kerja (Tesno, 2006). k. Penanganan Bila persalinan premature sudah mulai, kadang-kadang dengan istirahat baring dalam letak trendelenburg dan pemberian fenobarbital 3 x 30 mg maupun obat-obatan tokolitik, sehingga diharapkan his dapat mengurang dan berhenti. Bila terjadi juga persalinan premature, maka pada pimpinan persalinan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Persalinan tidak boleh berlangsung terlalu lama, tetapi sebaliknya jangan juga terlalu cepat 2) Jangan memecah ketuban sebelum pembukaan lengkap 3) Dilakukan episiotomy 4) Kalau persalinan perlu diselesaikan, maka pilihlah ekstraksi forceps dari pada ekstraksi vakum 5) Tali pusat sebaiknya secepatnya digunting untuk menghindari ikterus neonatorum yang berat 6) Penanganan bayi baru lahir premature dilakukan secara baik terutama yang berhubungan sindroma gawat nafas (Tesno, 2006).
  • 24. l. Komplikasi Pada ibu, setelah persalinan premature infeksi endometrium lebih sering terjadi mengakibatkan sepsis dan lambatnya penyembuhan luka episiotomi. Bayi-bayi premature memiliki risiko infeksi neonatal lebih tinggi resiko distress pernafasan, sepsis neonatal, necrotizing enterocolitis dan perdarahan intra ventrikuler (Nugroho, 2010). 2. Faktor Penyebab Persalinan Premature a. Umur Umur adalah lamanya seseorang hidup berdasarkan ulang tahunnya yang terakhir. Umur ibu merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat risiko kehamilan dan persalinan (Huliana, 2011). WHO merekomendasikan bahwa usia yang dianggap paling aman menjalani kehamilan dan persalinan adalah 20 hingga 35 tahun. Presentase tertinggi bayi dengan berat badan lahir rendah terdapat pada kelompok remaja dan wanita berusia lebih dari 40 tahun. Ibu yang terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik belum matang, sedangkan pada ibu yang sudah tua meskipun mereka berpengalaman, tetapi kondisi tubuh dan kesehatan sudah mulai menurun sehingga dapat mempengaruhi janin intra uteri dan dapat menyebabkan kelahiran premature (WHO, 2010). Umur yang terlalu muda dan terlalu tua, umur yang terlalu muda ibu yang belum siap menerima kehamilan, sehingga perawatan belum memadai sedangkan umur yang terlalu tua organ-organ sudah mulai berdegenerasi sehingga memungkinkan terjadinya komplikasi atau penyulit-penyulit
  • 25. dalam kehamilan atau persalinan, dengan kata lain kehamilan dengan umur yang tua akan mempengaruhi sirkulasi darah ke plassenta sudah mulai berkurang sehingga untuk memenuhi kebutuhan janin akan berkurang juga. Perencanaan keluarga kecil bahagia dan sejahtera dibagi atas tiga masa dari usia reproduksi wanita yaitu : 1) Masa menunda kehamilan atau kesuburan. Bagi wanita dibawah umur 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilan. 2) Masa mengatur atau menjarangkan kehamilan. Periode usia wanita antara 20-35 tahun merupakan usia yang paling baik untuk melahirkan dengan jumlah anak 2 orang dengan jarak antara anak 1 dan 2 adalah 2-4 tahun. 3) Masa mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi). Periode usia wanita diatas 35 tahun sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak (Manuaba, 2010). b. Paritas Paritas adalah jumlah persalinan yang dialami oleh ibu. Keadaan ibu dan anak sangat berpengaruh terhadap kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga, dimana salah satunya adalah banyaknya anak (paritas). Paritas 1 dengan umur muda dianjurkan untuk menunda kehamilan karena mempunyai risiko untuk hamil yaitu dapat menyebabkan berbagai komplikasi kehamilan. Paritas 2-3 merupakan paritas yang aman untuk hamil dan setelah memiliki anak sangat dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi. Dan paritas >3 juga merupakan faktor risiko untuk hamil sehingga dianjurkan pula untuk mengakhiri kehamilan setelah mempunyai 2
  • 26. anak. Untuk wanita dengan paritas 1 dengan usia 20-35 tahun merupakan usia yang paling baik untuk hamil dan melahirkan serta dianjurkan untuk mengatur jarak kehamilan selama 2-4 tahun. Wanita dengan paritas >3 dengan umur ibu >35 tahun sebaiknya tidak hamil lagi dan segera mengakhiri kesuburan karena mempunyai risiko dalam kehamilan maupun persalinan (BKKBN, 2015). c. Ketuban Pecah Dini Definisi Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan / sebelum inpartu, pada pembukaan < 4 cm (fase laten). Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan. KPD merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan kurang bulan, dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada bayi yang kurang bulan. Pengelolaan KPD pada kehamilan kurang dari 34 minggu sangat komplek, bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan terjdinya prematuritas dan RDS (Respiration Dystress Syndrome) (Nugroho, 2010). d. Plasenta Previa plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat segmen bawah uteri telah terbentuk dan mulai
  • 27. melebar serta menipis. Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan. Pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks menyebabkan sinis robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Pendarahan tak dapat dihindarkan karena ketidak mampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti plasenta letak normal (Nugroho, 2010). B. Landasan Teori Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar. In Partu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan. Partus biasa atau partus normal atau partus spontan adalah bila bayi lahir dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam. Partus luar biasa atau partus abnormal ialah bila bayi dilahirkan pervaginam dengan cunam, atau ekstraktor vakum, versi dan ekstraksi, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya (Prawirohardjo, 2007). Persalinan preterm atau partus premature adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. Persalinan preterm merupakan hal yang berbahaya karena potensial meningkatnya kematian perinatal sebesar 65-75%, umumnya
  • 28. berkaitan dengan berat lahir rendah. Berat lahir rendah dapat disebabkan oleh kelainan preterm dan pertumbuhan janin yang terhambat (Nugroho, 2010). Umur yang terlalu muda dan terlalu tua, umur yang terlalu muda ibu yang belum siap menerima kehamilan, sehingga perawatan belum memadai sedangkan umur yang terlalu tua organ-organ sudah mulai berdegenerasi sehingga memungkinkan terjadinya komplikasi atau penyulit-penyulit dalam kehamilan atau persalinan, dengan kata lain kehamilan dengan umur yang tua akan mempengarui sirkulasi darah ke plasenta sudah mulai berkurang sehingga untuk memenuhi kebutuhan janin akan berkurang juga (Manuaba, 2010). Paritas adalah jumlah persalinan yang dialami oleh ibu. Keadaan ibu dan anak sangat berpengaruh terhadap kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga, dimana salah satunya adalah banyaknya anak (paritas). Paritas 1 dengan umur muda dianjurkan untuk menunda kehamilan karena mempunyai risiko untuk hamil yaitu dapat menyebabkan berbagai komplikasi kehamilan. Paritas 2-3 merupakan paritas yang aman untuk hamil dan setelah memiliki anak sangat dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi. Dan paritas >3 juga merupakan faktor risiko untuk hamil sehingga dianjurkan pula untuk mengakhiri kehamilan setelah mempunyai 2 anak. Untuk wanita dengan paritas 1 dengan usia 20-35 tahun merupakan usia yang paling baik untuk hamil dan melahirkan serta dianjurkan untuk mengatur jarak kehamilan selama 2-4 tahun. Wanita dengan paritas >3 dengan umur ibu >35 tahun sebaiknya tidak hamil lagi dan segera mengakhiri kesuburan karena mempunyai risiko dalam kehamilan maupun persalinan (BKKBN, 2015).
  • 29. Definisi Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan / sebelum inpartu, pada pembukaan < 4 cm (fase laten). Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan. KPD merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan kurang bulan, dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada bayi yang kurang bulan. Pengelolaan KPD pada kehamilan kurang dari 34 minggu sangat komplek, bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan terjdinya prematuritas dan RDS (Respiration Dystress Syndrome) (Nugroho, 2010). Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat segmen bawah uteri telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan. Pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks menyebabkan sinis robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Pendarahan tak dapat dihindarkan karena ketidak mampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti plasenta letak normal (Nugroho, 2010).
  • 30. Beberapa kasus trauma eksternal seperti kecelakaan kendaraan bermotor atau kekerasan fisik dapat mengakibatkan lepasnya plasenta dari tempat insersinya. Perdarahan retroplasenta yang terus berlangsung dapat mengakibatkan syok hipovolemik dan insufisiensi fungsi plasenta. Jika hal tersebut terjadi pada usia kehamialan kurang dari 37 minggu, maka terminasi kehamilan dapat berakibat pada persalinan premature (Nugroho, 2010).
  • 31. C. Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel Dependen Keterangan : : Variabel Independen : Hubungan variabel yang diteliti : Variabel Dependent Gambar 1: Kerangka Konsep Umur Paritas Ketuban Pecah Dini Plasenta Previa Persalinan Premature
  • 32. D. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah gambaran faktor-faktor penyebab persalinan premature berdasarkan umur di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai 2015? 2. Bagaimanakah gambaran faktor-faktor penyebab persalinan premature berdasarkan paritas di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai 2015 ? 3. Bagaimanakah gambaran faktor-faktor penyebab persalinan premature berdasarkan ketuban pecah dini di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai 2015 ? 4. Bagaimanakah gambaran faktor-faktor penyebab persalinan premature berdasarkan plasenta previa di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai 2015 ?
  • 33. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan variabel yang sesuai dengan tujuan penelitian tentang sesuatu keadaan secara objektif (Notoadmodjo, 2009). B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016, di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. C. Subyek Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang persalinan dengan premature yang tercatat di kamar bersalin RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 sebanyak 39 orang. 2. Sampel Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu yang mengalami persalinan premature dan tercatat dalam berkas rekam medic Kebidanan dan Kandungan di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015 sebanyak 39 orang. Tehnik pengambilan sampel secara “Total Sampling”. D. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dependent dalam penelitian ini adalah persalinan premature. Sedangkan umur, paritas, ketuban pecah dini dan plasenta previa menjadi variabel independent dalam penelitian ini.
  • 34. E. Variabel dan Definisi Operasional Untuk memberikan kemudahan di dalam identifikasi variabel ditetapkan batasan- batasan sebagai berikut : Tabel 1 : Definisi Operasional dan Kriteria Objektif Variabel Definisi Operasional Kriteria Objektif Alat Skala Dependent Persalinan Premature Independent Umur Paritas Ketuban Pecah Dini Plasenta Previa Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu. Usia ibu saat hamil yang dihitung dari tanggal lahir sampai HPHT yang tercatat dalam status ibu Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh ibu baik hidup maupun mati yang tecatat dalam status pasien Ketuban pecah atau keluarnya air ketuban sebelun proses per- salinan dimulai yang diketahui berdasarkan anamnesis. Plasenta Previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. 1. Ya: bayi lahir pada masa kehamilan 28-36 minggu. 2. Tidak : bila bayi lahir pada masa kehamilan ≥ 37 minggu. 1. Berisiko : bila ibu hamil pada usia < 20 atau > 35 tahun 2. Tidak berisiko : bila ibu hamil pada usia 20-35 tahun 1. Berisiko: I dan ≥ IV 2. Tidak berisiko: II dan III 1. Ya : bila hasil diagnosa dokter atau bidan yang tercatat dalam register persalinan menunjuk - kan ibu mengalami KPD 2. Tidak : bila hasil diagnosa dokter atau bidan yang tercatat dalam register persalinan menunjukkan ibu tidak mengalami KPD 1. Ya : bila hasil diagnosa dokter atau bidan yang tercatat dalam register persalinan menunjuk- kan ibu mengalami plsenta Previa 2. Tidak : bila hasil diagnosa dokter atau bidan yang tercatat dalam register persalinan menunjukkan ibu tidak mengalami plasenta previa Chek List Chek List Chek List Chek List Chek List Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal
  • 35. F. Instrument Penelitian Alat tersebut digunakan untuk mengambil data-data yang terdapat dalam buku register ruang Kebidanan RSUD Kabupaten Muna yang dipilih sesuai kebutuhan dan tujuan penelitian yaitu perdarahan post partum, yaitu lembar pengumpulan Chek List. G. Pengolahan dan Analisis Data yang diperoleh diolah secara manual dengan menggunakan kalkulator. Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Penelitian ini menggunakan analisis univariat untuk menganalisis tiap-tiap variabel penelitian yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi untuk memberikan deskriptif secara umum. Rumus yang digunakan adalah : P = x 100 Keterangan : f : Frekuensi P : Persentase n : Jumlah sampel (Putri, 2014).
  • 36. H. Jalannya Penelitian Untuk memberikan kemudahan dalam melaksanakan penelitian, penulis membuat jalannya penelitian sebagai berikut : 1. Tahap persiapan Pelaksanaan penelitian di mulai dengan mempersiapkan dan mengurus surat izin peneltian di Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna dan melapor kepada Kepala Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Muna sebelum melakukan pengumpulan data di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. 2. Tahap pelaksanaaan Dengan mengisi lembar cheklis berdasarkan umur ibu, paritas, ketuban pecah dini dan plasenta previa yang tercantum dalam buku register di Ruang Delima Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015. 3. Tahap pengolahan dan analisis data Data yang disimpulkan kemudian diolah, dianalisis dan disajikn dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 4. Tahap penyusunan karya tulis ilmiah Pada tahap ini disususn suatu laporan dari hasil penelitian. 5. Tahap konsultai dan perbaikan Pada tahap ini dilakukan konsultasi dan perbaikan karya tulis ilmiah sekaligus meminta saran pembimbing dalam pembuatan karya tulis.
  • 37. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna adalah satu-satunya rumah sakit rujukan di kota Raha yang terletak di ibu kota Kabupaten, tepatnya di jalan Sultan Hasanuddin No.16 Raha I. Secara geografis RSUD Kab. Muna sangat strategis karena mudah dijangkau dengan kendaraan umum, dengan batas sebagai berikut : Sebelah Utara : Jalan Basuki Rahmat Sebelah Timur : Jalan Sultan Hasanuddin Sebelah Selatan : Jalan La Ode Pandu Sebelah Barat : Jalan Ir. Juanda 2. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna didirikan pada masa penjajahan Belanda oleh mantri yang berkebangsaan Belanda. Pada saat itu mantri berkebangsaan Belanda hanya dibantu oleh seorang asistennya dan 2 orang perawat. Setelah 11 tahun berlalu mantri tersebut pulang kembali ke negerinya dan tepat pada tahun 1928 beliau digantikan oleh seorang dokter dari Jawa yang bernama dokter Soeparjo. Masyarakat Muna mengenal dokter Soeparjo dengan sebutan dokter Jawa. Beliau tamatan dari sekolah Belanda yaitu Nederlandhes In Launshe Aonzen School (NIAS).
  • 38. Masa kepemimpinan dokter Soeparjo hanya berlangsung selama 7 tahun, kemudian beliau digantikan oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama dokter Hyaman. Selang waktu 5 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1940 seorang dokter asal China bernama dokter Pang Ing Ciang menggantikan kepemimpinan dokter Hyaman. Pada masa kepemimpinan dokter Pang Ing Ciang sangat disukai oleh masyarakat Muna sebab beliau sangat memperhatikan kesehatan masyarakat Muna pada saat itu. Pada tahun 1949, saat peralihan pemerintahan Belanda kepemerintahan Republik Indonesia, masa pemerintahan dokter Pang Ing Ciang berakhir dan beliau diganti oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama dokter Post. Dokter Post mempunyai 2 orang asisten sehingga sebagian besar pekerjaannya diserahkan pada kedua asistennya. Namun kepemimpinan dokter Post tidak berlangsung lama, beliau hanya satu tahun lamanya. Pada tahun 1950 dokter Post digantikan oleh dokter Lemens yang berasal dari Belgia. Dokter Lemens memimpin selama 10 tahun yakni pada tahun 1950 sampai dengan tahun 1960. Pada tahun 1965 dilakukan rehabilitasi yang diprakarsai oleh Bupati Muna La Ode Rasyid, SH. Ini merupakan rehabilitasi pertama selama Rumah Sakit tersebut didirikan tahun 1965-1970 rumah sakit kabupaten Muna dipimpin oleh dokter Ibrahim Ahtar Nasution. Masa kepemimpinannya berlangsung selama 3 tahun dan sejak itu masa kepemimpinan Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna ditetapkan setiap 3 tahun sekali memimpin. Saat ini Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna dijadikan sebagai salah satu Rumah Sakit yang merupakan lahan praktek dan kajian ilmiah bagi
  • 39. mahasiswa Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna dan mahasiswa Akademi Kebidanan Paramata Raha serta institusi kesehatan lainnya. 3. Lingkungan Fisik Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara berdiri di atas lahan seluas 10.740 Ha. 4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Fasilitas/sarana pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara adalah: a. Pelayanan kesehatan rawat jalan yakni poliklinik penyakit dalam, poliklinik umum. Poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan, poliklinik gigi, instalasi rehabilitasi medik, instalasi gawat darurat. b. Pelayanan kesehatan rawat inap yakni kebidanan dan kandungan, perawatan bayi/ perinatologi dan perawatan umum. c. Pelayanan medik yakni fisioterapi, rontgen, apotik, laboratorium klinik dan instalasi gizi. 5. Organisasi dan Manajemen Sesuai Peraturan Daerah Nomor 34 Tahun 2008 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna di pimpin oleh Direktur dan menduduki Jabatan Struktural eselon III/a yang membawahi empat eselon III/b yaitu Bagian Tata Usaha, Bidang Keperawatan, Bidang Pelayanan, Bidang Keuangan dan Program adalah sebagai berikut :
  • 40. a. Bagian Tata Usaha terdiri dari : 1) Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian 2) Sub Bagian Umum dan Perlengkapan 3) Sub Bagian Rekam Medis dan Pelaporan b. Bidang Keperawatan terdiri atas : 1) Seksi etika dan Mutu Pelayanan keperawatan 2) Seksi Pendidikan dan Pelatihan c. Bidang Pelayanan terdiri atas : 1) Seksi Pelayanan Medis dan Penunjang Medis 2) Seksi Pengendalian Pasien d. Seksi Keuangan dan Program terdiri atas : 1) Seksi Anggaran dan Program 2) Seksi Perbendaharaan dan Verifikasi Masing-masing Sub Bagian dan Seksi menduduki Jabatan Struktural Eselon IV/b. Selain Jabatan Direktur RSUD juga terdapat jabatan fungsional yakni Instalansi yang dibawahi langsung oleh Direktur yakni : a. Instalansi Rawat Jalan b. Instalansi Rawat Inap c. Instalansi Gawat Darurat (UGD) d. Instalansi Laboratorium e. Instalansi Bedah f. Instalansi Radiologi g. Instalansi Farmasi
  • 41. h. Instalansi Gizi dan IPSRS 6. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah sakit Tugas pokok dan fungsi RSUD Kabupten Muna mengacu pada Perda No. 34 tahun 2008 Tentang Penjabaran, Fungsi dan Tata kerja Rumah Sakit Umum Daerah adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan. Visi : a. RSUD Kabupaten Muna menjadi Pusat Rujukan Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Muna Tahun 2016. b. RSUD Kabupaten Muna Menjadi Rumah Sakit Kabupaten Terbaik di Sulawesi Tenggara Tahun 2016. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas RSUD mempunyai fungsi yakni : 1) Menyelenggarakan Pelayanan Medik. 2) Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang Medik. 3) Menyelenggarakan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan. 4) Menyelenggarakan Pelayanan Rujukan. 5) Menyelenggarakan Pendidikan dan Latihan. 6) Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan dan 7) Menyelenggarakan Administrasi Umum dan Keuangan.
  • 42. 7. Fasilitas Tenaga Tabel 3. Keadaan Tenaga RSUD Kabupaten Muna Per Desember 2015 No. Nama Jumlah Kontrak Sukarela KET I Medis PNS Melanjutkan Pendidikan 1. Dokter Ahli Kandungan 2 1 2. Dokter Ahli Dalam 1 3. Dokter Ahli Bedah 0 4. Dokter Ahli Saraf 1 5. Dokter Ahli Kesehatan Jiwa 1 6. Dokter Ahli Mata 1 7. Dokter Ahli THT 1 8. Dokter Ahli Anak 2 9. Dokter Ahli Anastesi 1 10. Dokter Ahli Radiologi 1 11. Dokter Spesialis Patalogi Klinik 1 12. Dokter Gigi 3 13. Dokter Umum 8 2 Jumlah 23 2 1 II Paramedis Keperawatan 1. S.2 Keperawatan 2 2. S.1 Keperawatan 17 22 3. D.III Keperawatan 60 1 98 4. D.I Keperawatan 1 5. SLTA Keperawatan 5 2 6. D.III Perwat Gigi 2 7. D.III Perawat 1 8. D.IV Kebidanan 6 102 9. D.III Kebidanan 19 10. D.I Kebidanan 1 Jumlah 114 1 224
  • 43. III Paramedis Non Perawat 1. S.I Apoteker 1 6 2. S.I Farmasi Apoteker 3 3. S.1 Farmasi 2 1 3 4. D.III Farmasi 2 1 5. Asisten Apoteker/Farmasi 2 6. S.2 Ke sehatan Masyarakat 1 7. S.1 Kesehatan Masyarakat/ SKM 19 6 8. D. III Kesling 1 9. D.I Kesling 1 10. S.I Gizi 2 4 11. D.IV Gizi 1 12. D.III Gizi 2 1 13. D.I Gizi 0 14. S.I Analisis Laboratorium 0 15. D.IV Laboratorium 4 16. D.III Liumaborator 3 1 17. D.I Laboratorium Kesehatan 1 1 18. SMAK/ Analis Laboratorium 1 19. D.I Tranfusi Darah 1 20. D.I Analis Kimia 2 4 21. D.III Tehnikel Gigi 0 12 22. D.III Rontgen 1 1 1 1 23 D.III Fisiotherapi 1 24 D.III Elektromedik 0 25 D.III Rekam Medic 2 Jumlah 49 2 2 38 IV Tenaga Non Medis/Administrasi 1. S.I Sarjana Non Kesehatan 3 5 2. D.III Adminkes 1 1 3. D.I Adminkes 0 4. SI Komputer 1 5. D.III Sarmud Lainnya (Komputer) 1 6. D.I Lainnya (Komputer) 2 7. Pekarya Kesehatan 3 8. SLTA 15 1 4 18 9. SLTP 2 3 7 10. SD 0 3 3 Jumlah 28 1 Jumlah Tenaga 214 6 12 297 Total Jumlah 220 309
  • 44. B. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kabupaten Muna selama kurun waktu 3 hari. Data diperoleh dari medical record RSUD selama tahun 2014 s.d 2015 dengan jumlah persalinan sebanyak 321 persalinan. Adapun hasil analisis dari data penelitian selanjutnya disajikan dalam bentuk analisis univariabel berikut ini. Analisis univariabel ini bertujuan untuk melihat karakteristik variabel secara satu persatu yang ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 1. Jumlah Kelahiran Distribusi frekuensi persalinan di RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4. Distribusi karakteristik responden berdasarkan persalinan Kelahiran Frekuensi (n) Persentasi (%) Prematur 39 12,15 Bukan premature 282 87,85 Jumlah 321 100 Sumber : Data Sekunder, 2014 s.d 2015. Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 321 jumlah kelahiran di RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015, kejadian kelahiran premature sebesar 39 kelahiran (12,15%) dan kelahiran bukan premature sebesar 282 orang (85,56 %).
  • 45. 2. Umur Distribusi frekuensi persalinan premature di RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 ditinjau dari segi umur, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 5. Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur Umur Ibu Frekuensi (f) Persentasi (%) Faktor risiko (<20 atau > 35 tahun 16 41,03 Bukan faktor risiko (20-35 tahun) 23 58,97 Jumlah 39 100 Sumber : Data Sekunder, 2014 s.d 2015. Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 39 ibu yang melahirkan bayi premature, umur yang memiliki faktor risiko terhadap kejadian persalinan premature yaitu umur <20 dan >35 tahun dengan jumlah 16 orang (41,03 %) dan umur bukan faktor risiko yaitu umur 20-35 tahun dengan jumlah 23 orang (58,97%). 3. Paritas Distribusi frekuensi persalinan premature di RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 ditinjau dari segi paritas, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 6. Distribusi karakteristik responden berdasarkan paritas Paritas Frekuensi (f) Persentasi (%) Faktor risiko (I dan ≥IV) 9 23,08 Bukan faktor risiko (II-III) 30 76,92 Jumlah 39 100 Sumber : Data Sekunder, 2014 s.d 2015.
  • 46. Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 39 ibu yang melahirkan bayi premature, paritas yang memiliki faktor risiko terhadap kejadian persalinan premature yaitu paritas I dan ≥ IV dengan jumlah 9 orang (23,08%) dan paritas bukan faktor risiko yaitu paritas II dan III dengan jumlah 30 orang (76,92%). 4. KPD Distribusi frekuensi persalinan premature di RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 ditinjau dari segi KPD, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 7. Distribusi karakteristik responden berdasarkan Ketuban Pecah Dini (KPD) KPD Frekuensi (f) Persentasi (%) Faktor risiko 9 23,08 Bukan faktor risiko 30 76,92 Jumlah 39 100 Sumber : Data Sekunder, 2014 s.d 2015. Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 39 ibu yang melahirkan bayi premature, dengan KPD yang memiliki faktor risiko terhadap kejadian persalinan premature yaitu 9 orang (23,08%) dan KPD bukan faktor risiko yaitu 30 orang (76,92%). 5. Plasenta Previa Distribusi frekuensi persalinan premature di RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 ditinjau dari segi plasenta previa, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
  • 47. Tabel 8. Distribusi karakteristik responden berdasarkan plasenta previa Plsenta Previa Frekuensi (f) Persentasi (%) Faktor risiko 5 12,82 Bukan faktor risiko 34 87,18 Jumlah 39 100 Sumber : Data Sekunder, 2014 s.d 2015. Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 39 ibu yang melahirkan premature, dengan plasenta previa yang memiliki faktor risiko terhadap perslinan premature yaitu 5 orang (12,82%) dan plasenta previa bukan faktor risiko yaitu 34 orang (87,14%). C. Pembahasan Jumlah kelahiran premature di RSUD Kabupaten Muna sebesar 12,15%. Angka ini menunjukkan jumlah yang cukup tinggi. Di Negara berkembang kejadian kelahiran premature sekitar 7% dari seluruh persalinan per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan prevalensi kelahiran premature di Indonesia menurut data terakhir adalah 18,5% (Sigit, 2007). Bila dibandingkan dengan kelahiran premature di RSU Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2009 dan 2010 masing- masing 8% & 9,61% maka kelahiran premature yang terjadi di RSUD Kabupaten Muna masih lebih tinggi. 1. Umur ibu Wanita pada umur berisiko (<20 tahun) secara biologi dapat hamil tetapi secara obstetric dan psikologis belum siap karena kematangan organ reproduksi belum mendukung terjadinya persalinan normal. Uterus dan panggul ibu belum tumbuh optimal mencapai ukuran dewasa sehingga dapat
  • 48. meningkatkan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan ibu dn janin (Manuaba, 2010). Dari 39 ibu yang melahirkan bayi premature, 16 orang (41,03%) merupakan umur ibu dengan faktor risiko yaitu umur <20 atau >35 tahun dan 23 orang (58,97%) merupakan urmur bukan faktor risiko yaitu umur 20- 35 tahun. Hasil penelitian terhadap kejadian persalinan premature pada ibu berdasarkan umur ibu di ruang kebidanan RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 menunjukkan bahwa dari 39 ibu, 41,03% atau 16 orang adalah umur ibu dengan faktor risiko yaitu <20 atau >35 tahun dan 58,97% atau 23 orang adalah umur bukan faktor risiko yaitu 20-35 tahun. Hal ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Kariadi di RSUP Semarang Tahun 2009 bahwa angka persalinan premature pada usia <20 tahun sebesar 30% dan pada usia >35 tahun sebesar 16,9% sedangkan pada persalinan usia reproduksi (20-35 tahun) angka kejadian prematur sebesar 10%, hal ini menunjukkan bahwa ibu usia muda dan tua meningkatkan kejadian persalinan premature. Kehamilan usia muda lebih memungkinkan mengalami penyulit pada masa kehamilan dan persalinan yaitu karena wanita muda memiliki pengetahuan yang terbatas tentang kehamilan atau kurangnya informasi dan mengakses sistem pelayanan kesehatan. Pada usia ini juga belum cukup dicapainya kematangan fisik, mental dan fungsi organ reproduksi dari calon ibu. Sedangkan pada usia ibu yang tua telah terjadi penurunan fungsi organ reproduksi, penurunan fungsi ini akan mempengaruhi kesehatan baik ibu
  • 49. maupun janin yang dikandungnya sehingga ibu dan bayi yang dikandungnya memiliki banyak hal yang dapat mempersulit memperbesar risiko kehamilan. Namun jika ada ibu hamil yang melahirkan premature pada umur bukan faktor risiko yaitu 20-35 tahun berarti itu dipengaruhi oleh faktor – faktor lain seperti fisik ibu yang tidak sehat, merokok, riwayat kehamilan, kesehatan dan kondisi janin, psikologi, bayi kembar, PMS, adanya infeksi, terlilit tali pusat, mengalami trauma, kelainan bentuk rahim dan serviks lunak. (Nugroho, 2010). 2. Paritas Paritas I dan ≥ IV mempunyai risiko yang lebih besar terhadap janin dan ibunya. Ibu yang baru pertamakali melahirkan seringkali secara psikologis mentalnya belum siap sehingga hal ini akan memperbesar kemungkinan komplikasi. Sedangkan ibu yang terlalu sering melahirkan fungsi organ reproduksi mengalami kemunduran dan rahim akan semakin lemah dan kemungkinan akan mengalami komplikasi lebih besar. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 39 jumlah sampel ibu dengan paritas berisiko sebesar 23,08% dibandingkan bukan faktor risiko sebesar 76,92%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Gordon (2007) yang menemukan bahwa wanita primipara lebih berisiko terjadi komplikasi kehamilan dan persalinan. Dari hasil penelitian Gordon didapatkan data bahwa pada wanita primipara angka kejadian persalinan premature lebih besar yaitu 9,5%, sedangkan angka kejadian pada multipara adalah sebesar 7,5%. Hal ini dikarenakan oleh kenyataan bahwa wanita multipara akan
  • 50. mencari pengetahuan yang lebih untuk menghindari risiko yang akan terjadi pada kehamilan berikutnya berdasrkan pengalaman dari proses persalinan sebelumnya, sehingga dapat mengurangi risiko persalinan berikutnya. Paritas menunjukkan jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang wanita. Paritas merupakan faktor penting dalam menentukkan nasib ibu dan janin baik selama kehamilan maupun selama persalinan. Pada ibu dengan primipara (wanita yang melahirkan bayi hidup) pertama kali, karena pengalaman melahirkan belum pernah, maka kemungkinan terjadinya kelainan dan komplikasi cukup besar baik pada kekuatan his (power), jalan lahir (passage) dan kondisi janin (passage). Informasi yang kurang tentang persalinan dapat pula ]mempengaruhi proses persalinan (Gordon, 2007). 3. Ketuban Pecah Dini Ketuban pecah dapat mengawali terjadinya kontraksi atau sebaliknya. Ada beberapa kondisi yang mungkin menyertai seperti serviks inkompeten, hidramnion, kehamilan ganda, infeksi vagina dan serviks, dan lain-lain. Infeksi asenden merupakan teori yang cukup kuat dalam mendukung terjadinya amnionitis dan ketuban pecah (Nugroho, 2010). Hasil penelitian juga menunjukkan KPD dengan faktor risiko sebesar 23,08% dan bukan faktor risiko sebesar 76,92%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Park dkk menyatakan bahwa wanita yang mengalami KPD memiliki risiko untuk melahirkan premature yaitu sebesar 21,36% dan mempunyai rata-rata durasi waktu kala II persalinan yang lebih lama dan mempunyai angka persalinan seksio sesarea atau persalinan premature lebih
  • 51. tinggi karena kegagalan kemajuan persalinan daripada wanita dengan ketuban utuh. KPD merupakan masalah obstetric yang berkaitan dengan penyulit kelahiran premature dan terjadinya infeksi korioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu. Apabila persalinan tidak terjadi dalam 24 jam, akan terjadi risiko infeksi intrauterine, sehingga harus dilakukan persalinan tindakan (Nugroho, 2010). 4. Plasenta Previa Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat segmen bawah uteri telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan. Pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks menyebabkan sinis robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Pendarahan tak dapat dihindarkan karena ketidak mampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti plasenta letak normal (Nugroho, 2010). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari 39 ibu, 12,82% atau 5 orang adalah plasenta pervia dengan faktor risiko, sedangkan untuk plasenta previa bukan faktor risiko sebanyak 87,18% atau 34 orang. Hal ini sesuai
  • 52. dengan penelitian yang dilakukan oleh verdani dkk di RSUP dr. M. Djamil Padang tahun 2012 bahwa ibu yang mengalami plasenta previa memiliki risiko untuk melakukan persalinan prematur yaitu sebesar 16,9% dibanding ibu yang tidak mengalami plasenta previa. Beberapa kasus trauma eksternal seperti kecelakaan kendaraan bermotor atau kekerasan fisik dapat mengakibatkan lepasnya plasenta dari tempat insersinya. Perdarahan retroplasenta yang terus berlangsung dapat mengakibatkan syok hipovolemik dan insufisiensi fungsi plasenta. Jika hal tersebut terjadi pada usia kehamialan kurang dari 37 minggu, maka terminasi kehamilan dapat berakibat pada persalinan premature (Nugroho, 2010).
  • 53. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kejadian persalinan prematuritas berdasarkan umur ibu di RSUD Raha Kabupaten Muna sebesar 16 orang (41,02%). 2. Kejadian persalinan prematuritas berdasarkan paritas di RSUD Raha Kabupaten Muna sebesar 9 orang (23,08%). 3. Kejadian persalinan prematuritas berdasarkan KPD di RSUD Raha Kabupaten Muna sebesar 9 orang (23,08%). 4. Kejadian persalinan prematuritas berdasarkan plasenta previa di RSUD Raha Kabupaten Muna terdapat 5 orang (12,82%).
  • 54. B. Saran Berdasarkan kesimpulan maka peneliti memberikan saran sebagai berkut : 1. Untuk mengurangi kejadian persalinan premature atau menghindarinya, maka perlu adanya bimbingan dari tenaga kesehatan tentang bagaimana cara-cara untuk menghindari terjadinya persalinan preature. 2. Bidan mengadakan kelas ibu hamil dan memberikan penyuluhan tentang faktor-faktor penyebab persalinan premature atau pemicu seorng ibu melahirkan prematre. 3. Perlu diadakannya penyuluhan tentang risiko kelahiran premature bagi setiap ibu hamil yang berkunjung di RSUD khususnya di poli KIA yang datang berkunjung memeriksakan kehamilannya. 4. Perlu ditingkatkan lagi pendidikan kesehatan reproduksi untuk menambah pengetahuan masyrakat mengenai dampak negatif kahamilan umur berisiko dan paritas berisiko yang dapat berakibat pada kelahiran premature.
  • 55. DAFTAR PUSTAKA BKKBN. (2014). Profil Kesehatan Indonesia. Depkes RI. (2010). Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta. Dinas Kesehatan Kabupaten Muna. (2015). Profil Kesehtan Kabupaten Muna. Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara. (2009). Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara. Doenges Marilynn E. (2010). Rencana Perawatan Maternal Bayi. Jakarta : EGC. Fauziah Afroh. (2013). Asuhan Kebidanan Neonatus. Yogyakarta : Nuha Medika. Huliana. (2011). Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC. Kartikasari, Ratih I. (2010). Hubungan Faktor Risiko Multiparitas dengan Persalinan Preterm. Surakarta : Fakultas Kedokteran. Krisnadi. (2009). Nutrisi Pada Masa Postpartum. Jakarta : Penerbit Bina Pustaka. Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : ARCAN. MDGs. (2015). Status Pencapain MDGs Indonesia Available at http://.MDGs.go.id/indek. diakses tanggal 11 Juli 2016. Nugroho Taufan. (2010). Buku ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika. Prawirohardjo Sarwono. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. . (2007). Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. . (2007). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Rayburn William F. (2010). Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Widya Medika. Tesno Fat. (2006). Obstetri dan Ginekologi. Dinkes, Kendari. WHO. (2015). Diakses tanggal 11 Juli 2016.
  • 56. Lampiran MASTER TABEL GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TAHUN 2014 s.d 2015 No. Nama Ibu Umur ( tahun ) Paritas KPD Plasenta Previa Faktor Risiko Bukan Faktor Risiko Faktor Risiko Bukan Faktor Risiko Faktor Risiko Bukan Faktor Risiko Faktor Risiko Bukan Faktor Risiko < 20 dan > 35 20 - 35 1 dan ≥ IV II dan III Hasil diagnosa dokter / atau bidan Hasil diagnosa dokter / bidan Hasil diagnosa dokter / bidan Hasil diagnosa dokter / bidan 1. Ny. M √ 2. Ny. E √ 3. Ny. U √ 4. Ny. S √ 5. Ny. N √ 6. Ny. S √ 7. Ny. K √ 8. Ny. H √ 9. Ny. D √ 10 Ny. R √ 11. Ny. L √ 12. Ny. D √ 13. Ny. T √ 14. Ny. P √ 15. Ny. K √ 16. Ny. S √ 17. Ny. H √ 18. Ny. H √ 19. Ny. H √ 20. Ny. E √ 21. Ny. R √ 22. Ny. F √ 23. Ny. L √ 24. Ny. D √ 25. Ny. J √ 26. Ny. C √ 27. Ny. S √
  • 57. 28. Ny. K √ 29. Ny. A √ 30. Ny. Z √ 31. Ny. F √ 32. Ny. K √ 33. Ny. G √ 34. Ny. I √ 35. Ny. W √ 36. Ny. B √ 37. Ny. N √ 38. Ny. M √ 39. Ny. F √ Jumlah 16 9 9 5 Mengetahui, Kepala Ruangan Delima SITTI NURAZIZAH, Am. Keb
  • 58. 45 DAFTAR PUSTAKA BKKBN. (2014). Profil Kesehatan Indonesia. Depkes RI. (2010). Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta. Dinas Kesehatan Kabupaten Muna. (2015). Profil Kesehtan Kabupaten Muna. Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara. (2009). Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara. Doenges Marilynn E. (2010). Rencana Perawatan Maternal Bayi. Jakarta : EGC. Fauziah Afroh. (2013). Asuhan Kebidanan Neonatus. Yogyakarta : Nuha Medika. Huliana. (2011). Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC. Kartikasari, Ratih I. (2010). Hubungan Faktor Risiko Multiparitas dengan Persalinan Preterm. Surakarta : Fakultas Kedokteran. Krisnadi. (2009). Nutrisi Pada Masa Postpartum. Jakarta : Penerbit Bina Pustaka. Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : ARCAN. MDGs. (2015). Status Pencapain MDGs Indonesia Available at http://.MDGs.go.id/indek. diakses tanggal 11 Juli 2016. Nugroho Taufan. (2010). Buku ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika. Prawirohardjo Sarwono. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. . (2007). Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. . (2007). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Rayburn William F. (2010). Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Widya Medika. Tesno Fat. (2006). Obstetri dan Ginekologi. Dinkes, Kendari. WHO. (2015). Diakses tanggal 11 Juli 2016.
  • 59.
  • 60. x PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, disepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dan ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Raha, Juli 2016 Nirwana