SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
INTOKSIKASI
A. Pengertian
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam
tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya.
B. Etiologi
Ada berbagai macam kelompok bahan yang dapat menyebabkan keracunan, antara
lain :
 Bahan kimia umum ( Chemical toxicants ) yang terdiri dari berbagai golongan seperti
pestisida ( organoklorin, organofosfat, karbamat ), golongan gas (nitrogen metana,
karbon monoksida, klor ), golongan logam (timbal, posfor, air raksa,arsen) ,golongan
bahan organik ( akrilamida, anilin, benzena toluene, vinil klorida fenol ).
 Racun yang dihasilkan oleh makluk hidup ( Biological toxicants ) mis : sengatan
serangga, gigitan ular berbisa , anjing dll
 Racun yang dihasilkan oleh jenis bakteri ( Bacterial toxicants ) mis : Bacillus cereus,
Compilobacter jejuni, Clostridium botulinum, Escherichia coli dll
 Racun yang dihasilkan oleh tumbuh tumbuhan ( Botanical toxicants ) mis : jamur
amnita, jamur psilosibin, oleander, kecubung dll
C. Pathofisiologi
Penyebab terbanyak keracunan adalah pada sistem saraf pusat dengan
akibat penurunan tingkat kesadaran dan depresi pernapasan. Fungsi kardiovaskuler
mungkin juga terganggu,sebagian karena efek toksik langsung pada miokard dan
pembuluh darah perifer,dan sebagian lagi karena depresi pusat kardiovaskular
diotak.Hipotensi yang terjadi mungkin berat dan bila berlangsung lama dapat
menyebabkan kerusakan ginjal,hipotermia terjadi bila ada depresi mekanisme
pengaturan suhu tubuh. Gambaran khas syok mungkin tidak tampak karena adanya
depresi sistem saraf pusat dan hipotermia, Hipotermia yang terjadi akan
memperberat syok,asidemia,dan hipoksia.
D. Manifestasi Klinis
Ciri-ciri keracunan umumnya tidak khas dan dipengaruhi oleh cara
pemberian,apakah melalui mata,paru,lambung atau melalui suntikan. Karena hal ini
mungkin mengubah tidak hanya kecepatan absorpsi dan distribusi suatu bahan
toksik,tetapi juga jenis dan kecepatan metabolismenya,pertimbangan lain meliputi
perbedaan respon jaringan.
Hanya beberapa racun yang menimbulkan gambaran khas seperti pupil
sangat kecil (pinpoint),muntah,depresi,dan hilangnya pernapasan pada keracunan
akut morfin dan alkaloid.
Kulit muka merah,banyak berkeringat,tinitus,tuli,takikardia dan hiperventilasi
sangat mengarah pada keracunan salisilat akut (aspirin).
E. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis pada keracunan diperoleh melalui analisis laboratorium. Bahan analisis
dapat berasal dari bahan cairan,cairan lambung atau urin.
F. Komplikasi
 Kejang
 Koma
 Henti jantung
 Henti napas
 Syok
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kasus keracunan adalah sebagai berikut :
Penatalaksanaan Kegawatan
Walaupun tidak dijumpai adanya kegawatan,setiap kasus keracunan harus
diperlakukan seperti keadaan kegawatan yang mengancam nyawa. Penilaian
terhadap tanda-tanda Vital seperti jalan napas, sirkulasi,dan penurunan kesadaran
harus dilakukan secara cepat.
PAPILA AREOLA MAMAE (PAPILOMA)
A. Pengertian
Papilloma merupakan tumor jinak laring yang paling banyak dijumpai1-3
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Papilloma
tampak sebagai kutil yang berbentuk soliter atau multipel pada pita suara,
tetapi dapat juga terletak di supraglotis dan kadang-kadang di infraglotis.
B. Etiologi
- Penyebab papiloma berupa “human papilloma virus” (HPV) tipe 6,11 dan
menginfeksi sel-sel epithel. Diperkirakan penyebaran penyakit ini adalah
pada saat lahir dari ibu yang terkena “genital warts”.
- Pada mukosa sel normal yang berdekatan dengan papilloma, juga
mengandung DNA virus yang bisa teraktifasi menjadi lesi rekuren. Papilloma
pada anak lebih sering multipel dan kambuh daripada dewasa. Sedangkan
papilloma pada dewasa biasanya tunggal tetapi cenderung berubah menjadi
ganas dengan dijumpai subtipe yang spesifik yaitu HPV 16.3,6
- Pada pasien dengan papilloma, mukosa normalnya terdapat HPV pada 20%
kasus, sebaliknya pada mukosa jalan nafas yang normal ditemukan HPV
pada 4% kasus.
C. Patofisiologi
Dari 20 tipe HPV, tipe 6, 11 diduga sebagai penyebab papilloma . Cara
penyebaran yang pasti dari HPV sampai saat ini belum jelas. Pada tipe juvenil
diduga transmisi pada saat peripartum dari seorang ibu yang terinfeksi
“genital warts”. Pada orang dewasa, cara transmisi virus dengan cara kontak
seksual, 10% dari lelaki dan perempuan yang berada masa “sexual active”
dengan dan tanpa gejala klinik, dijumpai adanya infeksi laten HPV pada penis
dan serviks.
D. Tanda dan gejala
Gejala klinis yang timbul tergantung pada letak dan besarnya tumor.
Gejala yang paling sering dijumpai adalah perubahan suara. Cohen (1980)
menemukan 90% kasus terjadi perubahan suara. Suara serak merupakan
gejala dini dan keluhan yang paling sering dikemukakan apabila tumor
tersebut terletak di pita suara. Papilloma dapat membesar, Kadang-kadang
dapat mengakibatkan sumbatan jalan nafas yang mengakibatkan stridor dan
sesak. Timbulnya sesak merupakan suatu tanda bahwa telah terjadi
sumbatan jalan nafas bagian atas dan biasanya diperlukan tindakan
trakeostomi.
E. Penatalaksanaan
a. Tujuan terapi papilloma adalah mempertahankan jalan nafas, memelihara
kualitas suara dan menghilangkan massa papilloma.
b. Pengobatan utama papilloma adalah “surgical removal” secara bedah
mikrolaring dengan alat-alat operasi yang konvensional atau alat-alat yang
canggih seperti laser CO2 dan mikrodebrider dan terapi adjuvant.
8. Komplikasi
Komplikasi tersering pada operasi adalah kebas pada lidah, pengecapan
terganggu, trauma pada gigi, rongga mulut dan faring selama dilakukan
laringoskopi. Resiko akibat pembedahan ialah memburuknya kualitas suara,
pendarahan, infeksi dan pembentukan jaringan parut akibat reaksi jaringan
yang berlebihan atau faktor dari pasien sendiri selama proses penyembuhan.
Begitu juga pada intubasi bisa terjadi beberapa hal komplikasi:
Selama intubasi bisa beresiko: trauma gigi, laserasi bibir, laring serta gusi,
perangsangan saraf simpatis, spasme bronkus dan aspirasi.
Setelah ekstubasi bisa beresiko: spasme laring, aspirasi, gangguan fonasi,
edema laring, edema glotis-subglotis, infeksi faring, laring dan trakea.
KANKER LAMBUNG
A. Pengertian
Kanker lambung adalah sejenis kanker saluran cerna dengan insidensi paling
tinggi. akhir tahun 1997 telah dibuktikan bahwa Helicobacter pylori juga memegang
peranan kausal pada semua tumor ini. banyak pengidap kanker lambung semula
melalui gastritis kronis dan atrofia sel diduga berangsur-angsur menyebabkan
berkembangnya tumor ganas.
B. Patofisiologi
Beberapa faktor dipercaya menjadi precursor kanker yang mungkin, yaitu
polip, anemia pernisiosa, prostgastrektomi, gastritis artofi kronis dan ulkus lambung
tidak mempengaruhi individu menderita kanker lambung, tetapi kanker lambung
mungkin ada bersamaan dengan ulkus lambung dan tidak ditemukan pada
pemeriksaan diagnostik awal.
Tumor mungkin menginfiltrasi dan menyebabkan penyempitan lumen yang
paling sering di antrum. Infiltrsi dapat melebar ke seluruh lambung, menyebabkan
kantong tidak dapat meregang dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yang
sempit, tetapi hal ini tidak lazim. Desi polipoid juga mungkin timbul dan
menyebabkan sukar untuk membedakan dari polip benigna dengan X-ray.
C. Etiologi
Penyebab dari kanker lambung masih belum diketahui, akan tetapi, sejumlah
faktor dihubungkan dengan penyakit tersebut juga dipercaya bahwa faktor eksogen
dalam lingkungan seperti bahan kimia karsinogen, virus onkogenik mungkin
mengambil bagian penting dalam karsinoma lambung. Karena lambung mempunyai
kontak lama dengan makanan. Ada yang timbul sebagai hubungan dengan
konsumsi gram yang meningkat. Ingesti nitrat dan nitrit dalam diet tinggi protein telah
memberikan perkembangan dalam teori bahwa senyawa karsinogen seperti
nitrosamine dan nitrosamide dapat dibentuk oleh gerak pencernaan.
D. Manifestasi klinik
Beberapa penilitian telah menunjukkan bahwa gejala awal yang hilang dengan
antasida, dapat menyerupai gejala pada pasien dengan ulkus benigna. Gejala
penyakit progresif dapat meliputi
a. Nyeri
b. Penurunan berat badan
c. Muntah
d. Anoreksia
e. Disfagia
f. Kelemahan
g. Hematemesis
h. Mudah kenyang
E. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun
dan anemia. Didaerah epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan jika telah
terjadi metastasis ke hati, teraba hati yang iregular, dan kadang-kadang kelenjar
limfe klavikula teraba.
2. Radiologi.
Pemeriksaan radiologi yang penting adalah pemeriksaan kontras ganda dengan
berbagai posisi seperti telentang. Tengkurap, oblik yang disertai dengan komprsi.
3 . Gastroskopi dan Biopsi.
Pemeriksaan gastroskopi banyak sekali membantu diagnosis untuk melihat
adanya tumor gaster.
4. Pemeriksaan darah pada tinja.
Pada tumor ganas sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult blood),
untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan tes Benzidin.
5. Sitologi.
Pemeriksaan Papanicolaou dari cairan lambung dapat memastikan tumor
ganas lambung dengan hasil 80 – 90 %. Tentu pemeriksaan ini perlu dilengkapi
dengan pemeriksaan gastroskopi dan biopsi.
F. Penatalaksanaan
1. Bedah
jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah
pembedahan.
2. Radiasi
3. Pengobatan dengan radiasi memperlihatkan kurang berhasil.
4. Kemoterapi
SPINA BIFIDA
A. Pengertian
Spina bifida (sumbing tulang belakang) adalah suatu celah pada tulang
belakang (vertebra) yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra
gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh (http : //WWW.medicastore.com)
B. Etiologi
Penyebab spesifik dari spina bifida tidak diketahui,tetapi di duga akibat:
 Genetik
 Kekurangan asam folat pada masa kehamilan
C.Klasifikasi
 Spina bifida okulta
Merupaka spina bifida yang paling ringan satu atau beberapa vertebra tidak
terbentuk secara normal, tetapi korda spinalis dan selaput otak ( meningitis ) tidak
menonjol. Gejalanya:
 Seberkas rambut pada daerah sakral (panggul bagian belakang)
 Lekukan pada daerah sacrum .
 Spina bifida aperta
Bentuk cacat tabung saraf tempat kantong selaput otak menonjol melalui lobang.
Kulit diatas pembengkakan biasanya tipis, tekanan pada kantong menyebabkan
fontanella menonjol. Spina Bifida Aperta dapat terjadi 2 keadaan :
 Meningokel
ketika kantung berisi cairan cerebro-tulang belakang (cairan yang mengelilingi otak
dan sumsum tulang belakang) dan meninges (jaringan yang meliputi sumsum tulang
belakang), tidak ada keterlibatan saraf. meningens menonjol melalui vertebra yang
tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan dari cairan dibawah kulit.
 Myelomeningokel
Myelomeningokel ialah jenis spina bifida yang kompleks dan paling berat, dimana
korda spinalis menonjol dan keluar dari tubuh, kulit diatasnya tampak kasar dan
merah.
D.Manifestasi klinis
Gejala bervariasi tergantung kepada beratnya kerusakan pada korda spinalis
dan akar saraf yang terkena. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa
gejala, sedangkan yang lainnya mengalami kelumpuhan pada daerah yang
dipersarafi oleh korda spinalis maupun nakar saraf yang terkena.
Gejalanya dapat berupa :
 Penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai bawah pada bayi
baru lahir.
 Jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya.
 Kelumpuhan / kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki.
 Seberkas rambut pada daerah sakral (panggul bagian belakang).
 Lekukan pada daerah sakrum.
E.Patofisiologi
Spina bifida disebabkan oleh kegagalan dari tabung saraf untuk menutup selama
bulan pertama embrio pembangunan (sering sebelum ibu tahu dia hamil). Biasanya
penutupan tabung saraf terjadi pada sekitar 28 hari setelah pembuahan. Namun, jika
sesuatu yang mengganggu dan tabung gagal untuk menutup dengan baik, cacat
tabung saraf akan terjadi. Obat seperti beberapa Antikonvulsan, diabetes, setelah
seorang kerabat dengan spina bifida, obesitas, dan peningkatan suhu tubuh dari
demam atau sumber-sumber eksternal seperti bak air panas dan selimut listrik dapat
meningkatkan kemungkinan seorang wanita akan mengandung bayi dengan spina
bifida. Namun, sebagian besar wanita yang melahirkan bayi dengan spina bifida
tidak punya faktor risiko tersebut, sehingga meskipun banyak penelitian, masih
belum diketahui apa yang menyebabkan mayoritas kasus. Beragam spina bifida
prevalensi dalam populasi manusia yang berbeda dan bukti luas dari strain tikus
dengan spina bifida menunjukkan dasar genetik untuk kondisi. Seperti manusia
lainnya penyakit seperti kanker, hipertensi dan aterosklerosis (penyakit arteri
koroner), spina bifida kemungkinan hasil dari interaksi dari beberapa gen dan faktor
lingkungan. Penelitian telah menunjukkan bahwa kekurangan asam folat (folat)
adalah faktor dalam patogenesis cacat tabung saraf, termasuk spina bifida.
F. Pemeriksaan penunjang
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada
trimester pertama wanita hamil menjalani pemeriksaan darah yang disebut Triple
Screen. Tes ini merupakan tes penyaringan untuk spina bifida, sindroma down dan
kelainan bawaan lainnya. 85 % wanita yang mengandung bayi dengan spina bifida
akan memiliki kadar serum alfa feytoprotein yang tinggi.. Dilakukan USG yang
biasanya dapat menemukan adanya spina bifida.
Kadang dilakukan amniosentesis (analisa cairan ketuban)
Setelah bayi lahir, dilakukan pemeriksaan berikut :
 Rontgen tulang belakang untuk menentukan luas dan lokasi kelainan.
 USG tulang belakang bisa menunjukkan adanya kelainan pada korda spinalis
maupun vertebra.
CT-Scan atau MRI tulang belakang kadang dilakukan untuk menentukan lokasi dan
luasnya kelainan.
G.Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan Medis
Pembedahan mielomeningokel dilakukan pada periode neonatal untuk mencegah
ruptur. Perbaikan dengan pembedahan pada lesi spinal dan pirau CSS pada bayi
hidrocefalus dilakukan pada saat kelahiran. Pencangkokan pada kulit diperlukan bila
lesinya besar. Antibiotic profilaktik diberikan untuk mencegah meningitis.
Berikut ini adalah obat-obat yang dapat diberikan :
 Antibiotic digunakan sebagai profilaktik untuk mencegah infeksi saluran kemih
(seleksi tergantung hasil kultur dan sensitifitas).
 .Antikolinergik digunakan untuk meningkatkan tonus kandung kemih.
 . Pelunak feces dan laksatif digunakan untuk melatih usus dan pengeluaran
feces.
(Cecily L Betz dan Linda A Sowden, 2002, halaman 469)
H.Pencegahan
 Resiko terjadinya spina bifida bisa dikurangi dengan mengkonsumsi
asam folat.
 Kekurangan asam folat pada seorang wanita harus ditangani sebelum
wanita tersebut hamil, karena kelainan ini terjadi sangat dini.
 Pada wanita hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat
sebanyak 0,4 mg/hari. Kebutuhan asam folat pada wanita hamil adalah 1 mg/hari.
I.faktor resiko
 Umur (bayi baru lahir)
 Kekurangan asam folat
J.Komplikasi
Komplikasi lain dari spina bifida yang berkaitan yang berkaitan dengan kelahiran
antara lain adalah :
 Paralisis Cerebri
 Retardasi Mental
 Atrofi Otot
 Osteoporosis
 Fraktur (akibat penurunan massa otot).
KISTA
A. Pengertian
Kista adalah suatu jenis tumor, emyebab pastinya sendiri belum diketahui,
diduga seringnya memakai kesuburan. (Soemadi, 2006)
Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau
benda seperti bubur (Dewa, 2000)
B. Etiologi
Factor yang menyebabkan gajala kista meliputi;
Gaya hidup tidak sehat.
Diantaranya;
Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
Zat tambahan pada makanan
Kurang olah raga
Merokok dan konsumsi alcohol
Terpapar denga polusi dan agen infeksius
Sering stress
C.Manifestasi klinis
Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala dalam
waktu yang lama. Gejala umumnya sangat berfariasi dan tidak spesifik.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa;
Gangguan haid
Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering
berkemih.
Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri
spontan dan sakit diperut.
Nyeri saat bersenggama.
D.Patofisiologi
Fisiologis
Kista yang bersifat fisiologis lazim terjadi dan itu normal normal saja. Sasuai suklus
menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya berkembang, dan gambaranya
seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran dibawah 5 cm, dapat dideteksi
dengan menggunakan pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan akan hilang. Jadi ,kista
yang bersifat fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak berbahaya dan tidak
menyebabkan keganasan, tetapi perlu diamati apakah kista tersebut mengalami
pembesaran atau tidak.
Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi karena dia
masih mengalami menstruasi. Bila seseorang diperiksa ada kista, jangan takut dulu,
karena mungkin kstanya bersifat fisiologis. Biasanya kista fisiologis tidak
menimbuklkan nyeri pada saat haid.
Kista Patologis (Kanker Ovarium)
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium
merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka
kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa gejala dan
tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70%
pasien dating pada stadium lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent killer.
Angka kematian penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti.
Pada yang patologis, pembesaran bisa terjadi relative cepat, yang kadang tidak
disadari si penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti
penyakit umumnya. Itu sebabnya diagnosa aalnya agak sulit dilakukan. Gejala
gejala seperti perut yang agak membuncit serta bagian bawah perut yang terasa
tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukuranya sudah cukup besar. Jika sudah
demikian biasanya perlu dilakukan tindakan pengangkatan melalui proses
laparoskopi, sehingga tidak perlu dilakukan pengirisan di bagian perut penderita.
Setelah di angkat pemeriksaan rutin tetap perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
kista itu akan muncul kembali atau tidak.
Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat jinak dan
ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak menyebar. Meski
jinak kista ini dapat berubah menjadi ganas. Sayangnya sampai saat ini, belum
diketahui dengan pasti penyebab perubahan sifat tersebut.
Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan dinding sel tebal
dan tidak teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan, kista
abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat
ganas
F.penatalaksanaan
Penderita kanker ovarium stadium dini dapat ditangani dengan operasi yang
kemudian dilanjutkan dengan terapi. Bila kanker ovarium telah memasuki stadium
lanjut baru di lakukan kemoterapi atau radiasi

More Related Content

What's hot

Ulkus & gangren diabetikum
Ulkus & gangren diabetikumUlkus & gangren diabetikum
Ulkus & gangren diabetikumagusrandasetyawan
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
 
Mikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarMikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarJoni Iswanto
 
Amoeba
AmoebaAmoeba
AmoebaFa Fa
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)PRAMITHA GALUH
 
Makalah penanganan malaria
Makalah penanganan malariaMakalah penanganan malaria
Makalah penanganan malariaWarnet Raha
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriEncepal Cere
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 
Sterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiSterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiJoni Iswanto
 
Patofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasanPatofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasanNona Zesifa
 
Pewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaPewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaIrwin Septian
 

What's hot (20)

Konsep infeksi
Konsep infeksiKonsep infeksi
Konsep infeksi
 
Ulkus & gangren diabetikum
Ulkus & gangren diabetikumUlkus & gangren diabetikum
Ulkus & gangren diabetikum
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
Mikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarMikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasar
 
Amoeba
AmoebaAmoeba
Amoeba
 
Giardia Lamblia
Giardia LambliaGiardia Lamblia
Giardia Lamblia
 
Mikroorganisme
MikroorganismeMikroorganisme
Mikroorganisme
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
Trematoda pbl8
Trematoda pbl8Trematoda pbl8
Trematoda pbl8
 
Makalah penanganan malaria
Makalah penanganan malariaMakalah penanganan malaria
Makalah penanganan malaria
 
Identifikasi Bakteri Staphylococcus Aureus
Identifikasi Bakteri Staphylococcus AureusIdentifikasi Bakteri Staphylococcus Aureus
Identifikasi Bakteri Staphylococcus Aureus
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit Disentri
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Sterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiSterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksi
 
ENTAMOEBA HISTOLYTICA
ENTAMOEBA HISTOLYTICAENTAMOEBA HISTOLYTICA
ENTAMOEBA HISTOLYTICA
 
Patofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasanPatofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasan
 
Inflamasi akut
Inflamasi akutInflamasi akut
Inflamasi akut
 
Pewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaPewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimia
 

Viewers also liked

faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitasfaktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitasFatmawati Fatmawati
 
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zatGangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zatdadadony
 
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit AgarMedia BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit Agarシズカ 近松
 
Toxicity Analysis, LD50, LC50, Chronic Toxic
Toxicity Analysis, LD50, LC50, Chronic ToxicToxicity Analysis, LD50, LC50, Chronic Toxic
Toxicity Analysis, LD50, LC50, Chronic ToxicAlex Bernadi
 
Zat pengawet pada makanan toksikologi.ppt
Zat  pengawet pada makanan toksikologi.pptZat  pengawet pada makanan toksikologi.ppt
Zat pengawet pada makanan toksikologi.pptmalikhatulkhariroh
 
Konsep dasar toksikologi
Konsep dasar toksikologiKonsep dasar toksikologi
Konsep dasar toksikologiInoy Trisnaini
 
Toksikologi Umum dan Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Umum dan Toksikologi LingkunganToksikologi Umum dan Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Umum dan Toksikologi LingkunganNur Angraini
 

Viewers also liked (10)

Xenobiotik
XenobiotikXenobiotik
Xenobiotik
 
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitasfaktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
 
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zatGangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
 
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit AgarMedia BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
 
Farmakologi(1)
Farmakologi(1)Farmakologi(1)
Farmakologi(1)
 
Toxicity Analysis, LD50, LC50, Chronic Toxic
Toxicity Analysis, LD50, LC50, Chronic ToxicToxicity Analysis, LD50, LC50, Chronic Toxic
Toxicity Analysis, LD50, LC50, Chronic Toxic
 
Zat pengawet pada makanan toksikologi.ppt
Zat  pengawet pada makanan toksikologi.pptZat  pengawet pada makanan toksikologi.ppt
Zat pengawet pada makanan toksikologi.ppt
 
TOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGITOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGI
 
Konsep dasar toksikologi
Konsep dasar toksikologiKonsep dasar toksikologi
Konsep dasar toksikologi
 
Toksikologi Umum dan Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Umum dan Toksikologi LingkunganToksikologi Umum dan Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Umum dan Toksikologi Lingkungan
 

Similar to Intoksikasi

Similar to Intoksikasi (20)

Keracunan makanan
Keracunan makananKeracunan makanan
Keracunan makanan
 
Tumor paru
Tumor paruTumor paru
Tumor paru
 
CA Rectum
CA RectumCA Rectum
CA Rectum
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat KankerAskep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat KankerAskep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
 
Papila areola mamae
Papila areola mamaePapila areola mamae
Papila areola mamae
 
ca colon
ca colonca colon
ca colon
 
Tumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas nama
Tumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas namaTumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas nama
Tumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas nama
 
Apendisitis
ApendisitisApendisitis
Apendisitis
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluanLaporan pendahuluan
Laporan pendahuluan
 
Makalah kanker kolon print
Makalah kanker kolon printMakalah kanker kolon print
Makalah kanker kolon print
 
CA Paru
CA Paru CA Paru
CA Paru
 
Laporan pendahuluan ca laring
Laporan pendahuluan ca laringLaporan pendahuluan ca laring
Laporan pendahuluan ca laring
 
K. 5 Kanker Kolorektal.pptx
K. 5 Kanker Kolorektal.pptxK. 5 Kanker Kolorektal.pptx
K. 5 Kanker Kolorektal.pptx
 
Askep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paruAskep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paru
 
ISK KELOMPOK 3 OK..pptx
ISK KELOMPOK 3 OK..pptxISK KELOMPOK 3 OK..pptx
ISK KELOMPOK 3 OK..pptx
 
ISK KELOMPOK 3.pptx
ISK KELOMPOK 3.pptxISK KELOMPOK 3.pptx
ISK KELOMPOK 3.pptx
 
Ca paru Akper pemkab muna
Ca paru Akper pemkab munaCa paru Akper pemkab muna
Ca paru Akper pemkab muna
 
Askep isk kelompok 4 b11 a
Askep isk kelompok 4 b11 aAskep isk kelompok 4 b11 a
Askep isk kelompok 4 b11 a
 
kelompok199
kelompok199kelompok199
kelompok199
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Intoksikasi

  • 1. INTOKSIKASI A. Pengertian Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. B. Etiologi Ada berbagai macam kelompok bahan yang dapat menyebabkan keracunan, antara lain :  Bahan kimia umum ( Chemical toxicants ) yang terdiri dari berbagai golongan seperti pestisida ( organoklorin, organofosfat, karbamat ), golongan gas (nitrogen metana, karbon monoksida, klor ), golongan logam (timbal, posfor, air raksa,arsen) ,golongan bahan organik ( akrilamida, anilin, benzena toluene, vinil klorida fenol ).  Racun yang dihasilkan oleh makluk hidup ( Biological toxicants ) mis : sengatan serangga, gigitan ular berbisa , anjing dll  Racun yang dihasilkan oleh jenis bakteri ( Bacterial toxicants ) mis : Bacillus cereus, Compilobacter jejuni, Clostridium botulinum, Escherichia coli dll  Racun yang dihasilkan oleh tumbuh tumbuhan ( Botanical toxicants ) mis : jamur amnita, jamur psilosibin, oleander, kecubung dll C. Pathofisiologi Penyebab terbanyak keracunan adalah pada sistem saraf pusat dengan akibat penurunan tingkat kesadaran dan depresi pernapasan. Fungsi kardiovaskuler mungkin juga terganggu,sebagian karena efek toksik langsung pada miokard dan pembuluh darah perifer,dan sebagian lagi karena depresi pusat kardiovaskular diotak.Hipotensi yang terjadi mungkin berat dan bila berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal,hipotermia terjadi bila ada depresi mekanisme pengaturan suhu tubuh. Gambaran khas syok mungkin tidak tampak karena adanya depresi sistem saraf pusat dan hipotermia, Hipotermia yang terjadi akan memperberat syok,asidemia,dan hipoksia.
  • 2. D. Manifestasi Klinis Ciri-ciri keracunan umumnya tidak khas dan dipengaruhi oleh cara pemberian,apakah melalui mata,paru,lambung atau melalui suntikan. Karena hal ini mungkin mengubah tidak hanya kecepatan absorpsi dan distribusi suatu bahan toksik,tetapi juga jenis dan kecepatan metabolismenya,pertimbangan lain meliputi perbedaan respon jaringan. Hanya beberapa racun yang menimbulkan gambaran khas seperti pupil sangat kecil (pinpoint),muntah,depresi,dan hilangnya pernapasan pada keracunan akut morfin dan alkaloid. Kulit muka merah,banyak berkeringat,tinitus,tuli,takikardia dan hiperventilasi sangat mengarah pada keracunan salisilat akut (aspirin). E. Pemeriksaan Penunjang Diagnosis pada keracunan diperoleh melalui analisis laboratorium. Bahan analisis dapat berasal dari bahan cairan,cairan lambung atau urin. F. Komplikasi  Kejang  Koma  Henti jantung  Henti napas  Syok G. Penatalaksanaan Penatalaksanaan kasus keracunan adalah sebagai berikut : Penatalaksanaan Kegawatan Walaupun tidak dijumpai adanya kegawatan,setiap kasus keracunan harus diperlakukan seperti keadaan kegawatan yang mengancam nyawa. Penilaian terhadap tanda-tanda Vital seperti jalan napas, sirkulasi,dan penurunan kesadaran harus dilakukan secara cepat.
  • 3. PAPILA AREOLA MAMAE (PAPILOMA) A. Pengertian Papilloma merupakan tumor jinak laring yang paling banyak dijumpai1-3 Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Papilloma tampak sebagai kutil yang berbentuk soliter atau multipel pada pita suara, tetapi dapat juga terletak di supraglotis dan kadang-kadang di infraglotis. B. Etiologi - Penyebab papiloma berupa “human papilloma virus” (HPV) tipe 6,11 dan menginfeksi sel-sel epithel. Diperkirakan penyebaran penyakit ini adalah pada saat lahir dari ibu yang terkena “genital warts”. - Pada mukosa sel normal yang berdekatan dengan papilloma, juga mengandung DNA virus yang bisa teraktifasi menjadi lesi rekuren. Papilloma pada anak lebih sering multipel dan kambuh daripada dewasa. Sedangkan papilloma pada dewasa biasanya tunggal tetapi cenderung berubah menjadi ganas dengan dijumpai subtipe yang spesifik yaitu HPV 16.3,6 - Pada pasien dengan papilloma, mukosa normalnya terdapat HPV pada 20% kasus, sebaliknya pada mukosa jalan nafas yang normal ditemukan HPV pada 4% kasus. C. Patofisiologi Dari 20 tipe HPV, tipe 6, 11 diduga sebagai penyebab papilloma . Cara penyebaran yang pasti dari HPV sampai saat ini belum jelas. Pada tipe juvenil diduga transmisi pada saat peripartum dari seorang ibu yang terinfeksi “genital warts”. Pada orang dewasa, cara transmisi virus dengan cara kontak seksual, 10% dari lelaki dan perempuan yang berada masa “sexual active” dengan dan tanpa gejala klinik, dijumpai adanya infeksi laten HPV pada penis dan serviks. D. Tanda dan gejala Gejala klinis yang timbul tergantung pada letak dan besarnya tumor. Gejala yang paling sering dijumpai adalah perubahan suara. Cohen (1980)
  • 4. menemukan 90% kasus terjadi perubahan suara. Suara serak merupakan gejala dini dan keluhan yang paling sering dikemukakan apabila tumor tersebut terletak di pita suara. Papilloma dapat membesar, Kadang-kadang dapat mengakibatkan sumbatan jalan nafas yang mengakibatkan stridor dan sesak. Timbulnya sesak merupakan suatu tanda bahwa telah terjadi sumbatan jalan nafas bagian atas dan biasanya diperlukan tindakan trakeostomi. E. Penatalaksanaan a. Tujuan terapi papilloma adalah mempertahankan jalan nafas, memelihara kualitas suara dan menghilangkan massa papilloma. b. Pengobatan utama papilloma adalah “surgical removal” secara bedah mikrolaring dengan alat-alat operasi yang konvensional atau alat-alat yang canggih seperti laser CO2 dan mikrodebrider dan terapi adjuvant. 8. Komplikasi Komplikasi tersering pada operasi adalah kebas pada lidah, pengecapan terganggu, trauma pada gigi, rongga mulut dan faring selama dilakukan laringoskopi. Resiko akibat pembedahan ialah memburuknya kualitas suara, pendarahan, infeksi dan pembentukan jaringan parut akibat reaksi jaringan yang berlebihan atau faktor dari pasien sendiri selama proses penyembuhan. Begitu juga pada intubasi bisa terjadi beberapa hal komplikasi: Selama intubasi bisa beresiko: trauma gigi, laserasi bibir, laring serta gusi, perangsangan saraf simpatis, spasme bronkus dan aspirasi. Setelah ekstubasi bisa beresiko: spasme laring, aspirasi, gangguan fonasi, edema laring, edema glotis-subglotis, infeksi faring, laring dan trakea.
  • 5. KANKER LAMBUNG A. Pengertian Kanker lambung adalah sejenis kanker saluran cerna dengan insidensi paling tinggi. akhir tahun 1997 telah dibuktikan bahwa Helicobacter pylori juga memegang peranan kausal pada semua tumor ini. banyak pengidap kanker lambung semula melalui gastritis kronis dan atrofia sel diduga berangsur-angsur menyebabkan berkembangnya tumor ganas. B. Patofisiologi Beberapa faktor dipercaya menjadi precursor kanker yang mungkin, yaitu polip, anemia pernisiosa, prostgastrektomi, gastritis artofi kronis dan ulkus lambung tidak mempengaruhi individu menderita kanker lambung, tetapi kanker lambung mungkin ada bersamaan dengan ulkus lambung dan tidak ditemukan pada pemeriksaan diagnostik awal. Tumor mungkin menginfiltrasi dan menyebabkan penyempitan lumen yang paling sering di antrum. Infiltrsi dapat melebar ke seluruh lambung, menyebabkan kantong tidak dapat meregang dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yang sempit, tetapi hal ini tidak lazim. Desi polipoid juga mungkin timbul dan menyebabkan sukar untuk membedakan dari polip benigna dengan X-ray. C. Etiologi Penyebab dari kanker lambung masih belum diketahui, akan tetapi, sejumlah faktor dihubungkan dengan penyakit tersebut juga dipercaya bahwa faktor eksogen dalam lingkungan seperti bahan kimia karsinogen, virus onkogenik mungkin mengambil bagian penting dalam karsinoma lambung. Karena lambung mempunyai kontak lama dengan makanan. Ada yang timbul sebagai hubungan dengan konsumsi gram yang meningkat. Ingesti nitrat dan nitrit dalam diet tinggi protein telah memberikan perkembangan dalam teori bahwa senyawa karsinogen seperti nitrosamine dan nitrosamide dapat dibentuk oleh gerak pencernaan. D. Manifestasi klinik Beberapa penilitian telah menunjukkan bahwa gejala awal yang hilang dengan antasida, dapat menyerupai gejala pada pasien dengan ulkus benigna. Gejala penyakit progresif dapat meliputi a. Nyeri b. Penurunan berat badan c. Muntah
  • 6. d. Anoreksia e. Disfagia f. Kelemahan g. Hematemesis h. Mudah kenyang E. Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun dan anemia. Didaerah epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan jika telah terjadi metastasis ke hati, teraba hati yang iregular, dan kadang-kadang kelenjar limfe klavikula teraba. 2. Radiologi. Pemeriksaan radiologi yang penting adalah pemeriksaan kontras ganda dengan berbagai posisi seperti telentang. Tengkurap, oblik yang disertai dengan komprsi. 3 . Gastroskopi dan Biopsi. Pemeriksaan gastroskopi banyak sekali membantu diagnosis untuk melihat adanya tumor gaster. 4. Pemeriksaan darah pada tinja. Pada tumor ganas sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult blood), untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan tes Benzidin. 5. Sitologi. Pemeriksaan Papanicolaou dari cairan lambung dapat memastikan tumor ganas lambung dengan hasil 80 – 90 %. Tentu pemeriksaan ini perlu dilengkapi dengan pemeriksaan gastroskopi dan biopsi. F. Penatalaksanaan 1. Bedah jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan. 2. Radiasi 3. Pengobatan dengan radiasi memperlihatkan kurang berhasil. 4. Kemoterapi
  • 7. SPINA BIFIDA A. Pengertian Spina bifida (sumbing tulang belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang (vertebra) yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh (http : //WWW.medicastore.com) B. Etiologi Penyebab spesifik dari spina bifida tidak diketahui,tetapi di duga akibat:  Genetik  Kekurangan asam folat pada masa kehamilan C.Klasifikasi  Spina bifida okulta Merupaka spina bifida yang paling ringan satu atau beberapa vertebra tidak terbentuk secara normal, tetapi korda spinalis dan selaput otak ( meningitis ) tidak menonjol. Gejalanya:  Seberkas rambut pada daerah sakral (panggul bagian belakang)  Lekukan pada daerah sacrum .  Spina bifida aperta Bentuk cacat tabung saraf tempat kantong selaput otak menonjol melalui lobang. Kulit diatas pembengkakan biasanya tipis, tekanan pada kantong menyebabkan fontanella menonjol. Spina Bifida Aperta dapat terjadi 2 keadaan :  Meningokel ketika kantung berisi cairan cerebro-tulang belakang (cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang) dan meninges (jaringan yang meliputi sumsum tulang belakang), tidak ada keterlibatan saraf. meningens menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan dari cairan dibawah kulit.  Myelomeningokel Myelomeningokel ialah jenis spina bifida yang kompleks dan paling berat, dimana korda spinalis menonjol dan keluar dari tubuh, kulit diatasnya tampak kasar dan merah. D.Manifestasi klinis Gejala bervariasi tergantung kepada beratnya kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf yang terkena. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, sedangkan yang lainnya mengalami kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi oleh korda spinalis maupun nakar saraf yang terkena. Gejalanya dapat berupa :  Penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai bawah pada bayi baru lahir.  Jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya.  Kelumpuhan / kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki.  Seberkas rambut pada daerah sakral (panggul bagian belakang).  Lekukan pada daerah sakrum.
  • 8. E.Patofisiologi Spina bifida disebabkan oleh kegagalan dari tabung saraf untuk menutup selama bulan pertama embrio pembangunan (sering sebelum ibu tahu dia hamil). Biasanya penutupan tabung saraf terjadi pada sekitar 28 hari setelah pembuahan. Namun, jika sesuatu yang mengganggu dan tabung gagal untuk menutup dengan baik, cacat tabung saraf akan terjadi. Obat seperti beberapa Antikonvulsan, diabetes, setelah seorang kerabat dengan spina bifida, obesitas, dan peningkatan suhu tubuh dari demam atau sumber-sumber eksternal seperti bak air panas dan selimut listrik dapat meningkatkan kemungkinan seorang wanita akan mengandung bayi dengan spina bifida. Namun, sebagian besar wanita yang melahirkan bayi dengan spina bifida tidak punya faktor risiko tersebut, sehingga meskipun banyak penelitian, masih belum diketahui apa yang menyebabkan mayoritas kasus. Beragam spina bifida prevalensi dalam populasi manusia yang berbeda dan bukti luas dari strain tikus dengan spina bifida menunjukkan dasar genetik untuk kondisi. Seperti manusia lainnya penyakit seperti kanker, hipertensi dan aterosklerosis (penyakit arteri koroner), spina bifida kemungkinan hasil dari interaksi dari beberapa gen dan faktor lingkungan. Penelitian telah menunjukkan bahwa kekurangan asam folat (folat) adalah faktor dalam patogenesis cacat tabung saraf, termasuk spina bifida. F. Pemeriksaan penunjang Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada trimester pertama wanita hamil menjalani pemeriksaan darah yang disebut Triple Screen. Tes ini merupakan tes penyaringan untuk spina bifida, sindroma down dan kelainan bawaan lainnya. 85 % wanita yang mengandung bayi dengan spina bifida akan memiliki kadar serum alfa feytoprotein yang tinggi.. Dilakukan USG yang biasanya dapat menemukan adanya spina bifida. Kadang dilakukan amniosentesis (analisa cairan ketuban) Setelah bayi lahir, dilakukan pemeriksaan berikut :  Rontgen tulang belakang untuk menentukan luas dan lokasi kelainan.  USG tulang belakang bisa menunjukkan adanya kelainan pada korda spinalis maupun vertebra. CT-Scan atau MRI tulang belakang kadang dilakukan untuk menentukan lokasi dan luasnya kelainan. G.Penatalaksanaan  Penatalaksanaan Medis Pembedahan mielomeningokel dilakukan pada periode neonatal untuk mencegah ruptur. Perbaikan dengan pembedahan pada lesi spinal dan pirau CSS pada bayi hidrocefalus dilakukan pada saat kelahiran. Pencangkokan pada kulit diperlukan bila lesinya besar. Antibiotic profilaktik diberikan untuk mencegah meningitis. Berikut ini adalah obat-obat yang dapat diberikan :  Antibiotic digunakan sebagai profilaktik untuk mencegah infeksi saluran kemih (seleksi tergantung hasil kultur dan sensitifitas).  .Antikolinergik digunakan untuk meningkatkan tonus kandung kemih.  . Pelunak feces dan laksatif digunakan untuk melatih usus dan pengeluaran feces. (Cecily L Betz dan Linda A Sowden, 2002, halaman 469)
  • 9. H.Pencegahan  Resiko terjadinya spina bifida bisa dikurangi dengan mengkonsumsi asam folat.  Kekurangan asam folat pada seorang wanita harus ditangani sebelum wanita tersebut hamil, karena kelainan ini terjadi sangat dini.  Pada wanita hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat sebanyak 0,4 mg/hari. Kebutuhan asam folat pada wanita hamil adalah 1 mg/hari. I.faktor resiko  Umur (bayi baru lahir)  Kekurangan asam folat J.Komplikasi Komplikasi lain dari spina bifida yang berkaitan yang berkaitan dengan kelahiran antara lain adalah :  Paralisis Cerebri  Retardasi Mental  Atrofi Otot  Osteoporosis  Fraktur (akibat penurunan massa otot).
  • 10. KISTA A. Pengertian Kista adalah suatu jenis tumor, emyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga seringnya memakai kesuburan. (Soemadi, 2006) Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau benda seperti bubur (Dewa, 2000) B. Etiologi Factor yang menyebabkan gajala kista meliputi; Gaya hidup tidak sehat. Diantaranya; Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat Zat tambahan pada makanan Kurang olah raga Merokok dan konsumsi alcohol Terpapar denga polusi dan agen infeksius Sering stress C.Manifestasi klinis Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat berfariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal gejalanya dapat berupa; Gangguan haid Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut. Nyeri saat bersenggama. D.Patofisiologi Fisiologis Kista yang bersifat fisiologis lazim terjadi dan itu normal normal saja. Sasuai suklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya berkembang, dan gambaranya seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran dibawah 5 cm, dapat dideteksi dengan menggunakan pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan akan hilang. Jadi ,kista yang bersifat fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak berbahaya dan tidak menyebabkan keganasan, tetapi perlu diamati apakah kista tersebut mengalami pembesaran atau tidak. Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi karena dia masih mengalami menstruasi. Bila seseorang diperiksa ada kista, jangan takut dulu, karena mungkin kstanya bersifat fisiologis. Biasanya kista fisiologis tidak menimbuklkan nyeri pada saat haid.
  • 11. Kista Patologis (Kanker Ovarium) Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien dating pada stadium lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent killer. Angka kematian penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti. Pada yang patologis, pembesaran bisa terjadi relative cepat, yang kadang tidak disadari si penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti penyakit umumnya. Itu sebabnya diagnosa aalnya agak sulit dilakukan. Gejala gejala seperti perut yang agak membuncit serta bagian bawah perut yang terasa tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukuranya sudah cukup besar. Jika sudah demikian biasanya perlu dilakukan tindakan pengangkatan melalui proses laparoskopi, sehingga tidak perlu dilakukan pengirisan di bagian perut penderita. Setelah di angkat pemeriksaan rutin tetap perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kista itu akan muncul kembali atau tidak. Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat jinak dan ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak menyebar. Meski jinak kista ini dapat berubah menjadi ganas. Sayangnya sampai saat ini, belum diketahui dengan pasti penyebab perubahan sifat tersebut. Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan dinding sel tebal dan tidak teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan, kista abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat ganas F.penatalaksanaan Penderita kanker ovarium stadium dini dapat ditangani dengan operasi yang kemudian dilanjutkan dengan terapi. Bila kanker ovarium telah memasuki stadium lanjut baru di lakukan kemoterapi atau radiasi