2. Pendahuluan
Parasit – bahasa Yunani
Para samping ; dan sitos makanan
Parasit : organisme yang kebutuhan makannya baik
dalam seluruh daur hidupnya atau sebagian dari daur
hidupnya bergantung pada organisme lain.
Inang : Organisme yang memberikan makanan pada
parasit.
Cabang ilmu Biologi yang mempelajari tentang
organisme parasit Parasitologi.
Parasit adalah organisme yang termasuk dalam kerajaan
binatang (animal kingdom) yang untuk dapat
mempertahankan hidupnya membutuhkan makhluk hidup
lain sebagai sumber sumber kehidupannya termasuk
sebagai sumber makanannya.
3. Simbiosis
Di alam, selalu terjadi simbiosis, yaitu hubungan timbal
balik antara dua organisme atau makhluk hidup.
Simbiosis dapat berlangsung untuk sementara waktu,
namun juga dapat berlangsung terus-menerus atau
permanen.
Pada simbiosis mutualisme dua organisme mendapatkan
keuntungan dari simbiosis tersebut.
Simbiosis komensalisme salah satu organisme
mendapatkan keuntungan dari hubungan tersebut
sedangkan organisme lainnya tidak mendapatkan
keuntungan ataupun kerugian.
Parasitisme adalah hubungan timbal balik yang bersifat
sementara atau permanen antara dua organisme hidup
di mana salah satu organisme (disebut parasit)
tergantung sepenuh hidupnya pada organisme lainnya
(disebut inang atau hospes).
4. Parasitisme
• Organisme yang seluruh atau sebagian besar daur hidupnya bersifat
parasitis.
Parasit obligat
• Organisme yang parasitis untuk periode waktu tertentu, baik pada
periode waktu makan atau reproduksi.
Parasit temporer
• Organisme yang normalnya tidak bersifat parasitis namun secara
kebetulan dapat menjadi parasitis dalam organisme lain dalam waktu
terbatas.
Parasit fakultatif
• Organisme yang mempunyai kemampuan hidup baik sebagai tahap hidup
bebas atau sebagai organisme parasitis.
Parasit adaptif
5. Hubungan makanan antara inang dan parasit
dikenal sebagai parasitisme.
Hubungan ini berbahaya bagi inang, tetapi
bermanfaat bagi parasit menyebabkan penyakit
parah pada banyak inang.
Parasit selalu bergantung pada inang, dan mereka
tidak bisa hidup tanpa inang.
6. Ada 2 jenis lingkungan yang harus dipertimbangkan
parasit agar tingkat survival parasit menjadi tinggi.
• kondisi pada dan atau di dalam tubuh inang yang
merupakan habitat bagi parasit
• Lingkungan mikro ini dapat berupa lapisan terluar
dari sel inang (membran sel inang) atau di luar sel
inang atau juga di dalam cairan tubuh ataupun di
dalam suatu matriks yang merupakan bahan
penyusun jaringan dan organ inang.
Lingkungan mikro
• Berupa kondisi di luar tubuh inang yang
merupakan habitat bagi inang
Lingkungan makro
7. Parasit yang tinggal sementara atau menetap
pada lapisan terluar dari sel inang (membran sel
inang) disebut sebagai parasit intraseluler.
Parasit intraseluler berukuran tubuh sangat kecil
(mikroskopis) dan ukurannya lebih dibatasi oleh
ukuran sel inang.
Parasit ektraseluler yang tinggal sementara atau
menetap di luar sel inang atau juga di dalam cairan
tubuh ataupun di dalam suatu matriks yang
merupakan bahan penyusun jaringan dan organ
inang, mempunyai ukuran tubuh berkisar dari
ukuran mikroskopis sampai makroskopis.
8. Berdasar sifat hidupnya,:
• Jika parasit yang hidup pada tubuh hospes menimbulkan kerusakan
pada organ atau jaringan tubuh hospes baik secara mekanis,
traumatik, maupun karena racun atau toksin yang dihasilkannya.
Parasit patogenik
• Benda asing yang pada pemeriksaan bentuknya mirip seperti parasit
Pseudoparasit
• Spesies asing yang berada di dalam usus hospes lalu melewati
saluran pencernaan tanpa menimbulkan gejala infeksi pada hospes.
Parasit koprosoik atau spurious parasite
9. Berdasar pada tempatnya hidup, parasit dapat digolongkan
menjadi:
• Parasit yang hidup di permukaan tubuh dari suatu
organisme dikenal
• Hidup di permukaan tubuh hospes (menimbulkan
infestasi)
• Respirasi bersifat aerobik.
• Parasit ini dapat sering ditemukan baik pada
tumbuhan dan hewan.
• Ektoparasit baik mengisap darah (parasit hewan) atau
cairan (parasit tanaman) atau pakan pada jaringan
hidup.
• Contoh: caplak, tikus kutu, kutu, dan tungau gatal,
nyamuk, lintah.
Ektoparasit (ectoparasite)
• Parasit yang hidup di dalam tubuh organisme atau
inang
• Hidup di dalam tubuh hospes (menyebabkan infeksi)
• Filum hewan dan protista.
• Parasit ini dapat hidup di lingkungan yang baik
intraseluler atau ekstraseluler dalam inang.
• Respirasi bersifat anaerobik.
• Contoh: Cacing gelang, cacing pita, trematoda dan
protozoa
Endoparasit (endoparasite)
10. Beberapa ektoparasit hidup di dalam sel inang disebut
sebagai parasit intraseluler.
Tipe lain dari endoparasit yang disebut parasit interseluler
hidup di luar sel-sel inang.
Protozoa, bakteri, dan virus adalah parasit intraseluler. Parasit
intraseluler biasanya bersifat patogen.
Parasit intraseluler hidup di dalam sel tubuh (misalnya: parasit
malaria dalam sel darah merah manusia).
Parasit ekstraseluler dapat hidup dalam beberapa jaringan
tubuh (misalnya: Trichinella hidup di dalam jaringan otot) atau
dalam cairan tubuh (misalnya: Schistosoma hidup dalam
plasma darah) atau dalam saluran pencernaan (misalnya:
Taenia dan Ascaris).
Biasanya, parasit intraseluler seperti protozoa, bakteri,
atau virus memerlukan organisme ketiga, yang umumnya
disebut pembawa atau vektor.
11. Pada garis besarnya parasit pada manusia dan
hewan dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan
besar:
Protozoa Cacing
Artropoda
(serangga)
13. Infeksi dan Infestasi
Perjalanan penyakit parasit dibedakan antara:
A. infeksi (infection) yaitu invasi yang disebabkan oleh
endoparasit dan
B. infestasi (infestation) yang disebabkan oleh ektoparasit atau
external parasitism, misalnya yang ditimbulkan oleh
artropoda atau parasit-parasit yang berasal dari tanah atau
tanaman.
Gejala klinis infeksi parasit dipengaruhi oleh berbagai hal:
1. jumlah parasit yang masuk ke dalam tubuh,
2. perubahan-perugahan patologis yang timbul,
3. kerusakan mekanis dan akibat iritasi parasit,
4. toksin yang dihasilkan parasit dan organ dan jaringan yang
mengalami gangguan.
5. Jika terjadi keseimbangan antara parasit dengan hospes,
maka hospes yang menjadi pembawa (carrier) ini tidak
menunjukkan gejala klinis yang nyata.
14. Diagnosis Penyakit Parasitik
Dalam hal ini diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk menetapkan
diagnosis pasti jenis parasit penyebab infeksi parasitik tersebut.
Akibat penyakit parasit umumnya bersifat menahun dan jarang menimbulkan
kematian yang mendadak, sehingga sering tidak diperhatikan dan diabaikan
akibatnya.
Anemia dan kekurangan gizi merupakan akibat yang paling sering dialami
oleh penduduk terutama di daerah yang sudah rawan gizi sebelumnya,
sehingga menimbulkan manifestasi malnutrition dalam berbagai tingkatan
dari yang ringan hingga yang berat.
Keadaan ini akan menjadi lebih berat lagi oleh karena banyak penyakit
parasit juga dapat menimbulkan diare.
Perempuan yang sedang hamil akan mengalami berbagai gangguan pada
proses kehamilan dan persalinannya, misalnya terjadinya abortus yang
berulang, keracunan kehamilan dan kematian janin sebelum cukup umur
kandungannya.
Selain itu dapat terjadi kelahiran bayi-bayi prematur dengan berat badan di
bawah ukuran normal.
Anak-anak dapat mengalami gangguan perkembangan baik fisik maupun
mentalnya.
15. Pengobatan Penyakit Parasitik
• Memberikan obat-obatan anti parasit yang sesuai
dengan penyebabnya, tindakan operatif jika
diperlukan, dan pemberian suplemen nutrisi yang
cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh
penderita.
Pengobatan penyakit parasitik.
• Memutuskan rantai daur hidup parasit, yaitu dengan
jalan mengobati penderita karena merupakan sumber
infeksi, melakukan penyuluhan kesehatan untuk
mencegah penyebaran penyakit dan menghindari
kontak dengan parasit.
Mencegah penularan penyakit
parasitik.
16. Protozoa
Protozoa adalah parasit yang tubuhnya terdiri atas
satu sel yang sudah memiliki fungsi lengkap
makhluk hidup.
Fungsi lengkap Makhluk hidup mempunyai alat
reproduksi, alat pencernaan makanan, system
pernapasan, organ ekskresi dan organ untuk hidup
lainnya.
17. Berdasar tingkat pergerakannya protozoa
dikelompokkan menjadi:
Rhizopoda, yang
bergerak menggunakan
kaki semu atau
psedopodi (misalnya
Entamoeba histolytica);
Mastigophora, yang
bergerak dengan flagel
(misalnya Giardia
lamblia);
Ciliata, bergerak
menggunakan cilia
(misalnya Balantidium
coli);
Sporozoa, yang tidak
mempunyai alat gerak
(misalnya Plasmodium
vivax).
19. Struktur Sel Protozoa
Sel protozoa mempunyai struktur yang terdiri dari sitoplasma
dan inti.
Struktur sitoplasma terdiri dari ektoplasma yang terdapat di
bagian luar dan endoplasma yang merupakan bagian dalam
sitoplasma.
Ektoplasma jaringan hialin berfungsi untuk protektif;
sebagai organ untuk bergerak (lokomotif) ; dan sebagai organ
yang berfungsi untuk mengenal lingkungannya (sensoris).
Alat gerak protozoa yang berasal dari ektoplasma dapat
berbentuk sebagai flagel, silia atau pseudopodi.
Sisa-sisa metabolisme dibuang melalui vakuol kontraktil yang
terbentuk dari bagian ektoplasma.
Organ pencernaan makanan misalnya mulut, sitostom dan
sitofaring juga terbentuk dari stuktur ektoplasma.
Demikian juga halnya dinding pembungkus parasit (kista)
yang berfungsi untuk melindungi diri berasal dari ektoplasma.
20. Bagian dalam sitoplasma yaitu endoplasma bersifat granuler
merupakan bagian sitoplasma berperan sebagai sistem
pencernaan makanan dan fungsi nutritif lainnya.
Selain itu endoplasma berperan sebagai sistem reproduksi sel.
Di dalam endoplasma (+) inti protozoa struktur yang sangat
penting yang mengatur fungsi hidup parasit dan reproduksi sel.
Terdapat beberapa struktur inti:
a. selaput inti (nuclear membrane),
b. butir kromatin (chromatin granule),
c. serabut linin, dan
d. kariosom atau plastin.
Umumnya protozoa hanya mempunyai satu inti.
Ciliata yang mempunyai dua buah inti, yaitu mikronukleus yang
berukuran kecil dan makronukleus yang berukuran besar.
Kinetoplas merupakan inti pelengkap yang ada pada beberapa jenis
protozoa dan terdapat dalam bentuk blefaroplas atau benda
parabasal.
21. Daur Hidup Protozoa
Daur hidup protozoa 2 Stadium:
Stadium trofozoit
Bentuk aktif
Stadium kista
bentuk pasif
• Bentuk kista protozoa adalah bentuk parasit yang terbungkus
di dalam dinding tebal sehingga parasit tidak aktif bergerak,
tidak dapat tumbuh atau berkembang dan tidak dapat
memperbanyak diri.
• Protozoa dalam bentuk kista berdinding tebal survival
pada kondisi lingkungan.
• Meskipun kista adalah bentuk pasif, tetapi kista adalah stadium
infektif protozoa yang dapat ditularkan dari satu penderita ke
individu lainnya.
22. • Butuh tuan rumah perantara (intermediate host). Contoh:
Trypanosom dan Leishmania serta Plasmodium
• Tidak butuh tuan rumah. Contoh: Rhizopoda, Flagellata,
dan Ciliata
Dalam melengkapi daur hidupnya protozoa:
• Aseksual
• Seksual: Secara Konjugasi atau Syngami
• Umumnya reproduksi seksual terjadi pada hospes yang
berbeda dengan hospes tempat berlangsungnya
reproduksi aseksual.
Reproduksi protozoa:
23. Contoh Spesies Rizopoda
Entamoeba coli: Kista (kiri) dan trofozoit (kanan)
Entamoeba histolytica,
Entamoeba coli,
Entamoeba gingivalis,
Endolimax nana,
Iodamoeba butschlii
dan
Dientamoeba fragilis.
a. Entamoeba gingivalis
b. Endolimax nana.
24. Untuk membedakan genus-
genus dari ordo Amoebida
struktur inti masing-masing
genus harus diperhatikan.
• mempunyai selaput inti yang dibatasi butir kromatin,
sedangkan anak inti atau kariosom yang padat
terletak di tengah atau di tepi inti.
Genus Entamoeba
• mempunyai kariosom yang bentuknya tidak teratur
dan terletak di tepi inti. Iodamoeba memiliki
kariosom yang khas bentuknya dan besar
ukurannya, dikelilingi oleh butiran-butiran bulat
Endolimax
• memiliki dua inti dengan kariosom yang terdiri dari
enam butir kromatin
Genus Dientamoeba
25. Ciliata
Balantidium coli adalah
parasit zoonosis yang
menyebabkan
balantidiosis atau ciliate
dysenteri yang
menyebabkan infeksi
usus dan disenteri pada
manusia.
Parasit ini hidup di dalam
usus manusia, babi,
anjing dan primata. Infeksi
ciliata ini dilaporkan dari
berbagai negara,
terutama yang
penduduknya banyak
Balantidium coli . A. bentuk kista , B.
trofozoit Makronukleus mirip ginjal dan
cilia tampak di permukaan trofozoit.
26. Infeksi Balantidium coli
Gejala Klinis:
• Infeksi akut gejala berupa disenteri berat yang berdarah dan berlendir
disertai nyeri perut dan kolik yang intermiten.
• Penderita balantidiosis tidak mengalami demam. Balantidiosis kronis
umumnya bersifat asimtomatis meskipun kadang-kadang dijumpai
diare berulang yang diselingi terjadinya konstipasi .
27. MASTIGOPORA (Flagellata)
Berdasar atas tempat hidupnya, terdapat dua kelompok:
a. flagellata yaitu hemoflagellata yang hidup di dalam sistem peredaran
darah dan jaringan, dan kelompok flagellata usus, flagellata mulut dan
flagellata genital.
b. Anggota golongan hemoflagellata adalah Typanosoma dan Leishmania,
c. Golongan flagellata usus adalah Chilomastix mesnili, Trichomonas
hominis, Enteromonas hominis, Embadomonas intestinalis dan Giardia
lamblia.
Bagan flagel Trichomonas
(A). Trichomonas vaginalis (B). T.tenax (C) T.hominis
29. Spesies Bentuk Ukuran Flagel
Trichomonas vaginalis
Giardia lamblia
Enteromonas hominis
Embadomonas intestinalis
Chilomastix mesnili
Piriform
Raket
Buah pir
Lonjong
Buah pir
13- 18
mikron
7 x 14
mikron
4 x 8 mikron
3 x 5 mikron
5 x 6 mikron
4 anterior,
1posterior
4 pasang flagel
3 anterior,
1posterior
2 anterior
3 anterior, 1 di
dalam sitostom
30. Plasmodium
Malaria pada manusia disebabkan oleh empat
spesies, yaitu Plasmodium falciparum, Pl. vivax,
Pl. malariae dan Pl. ovale.
Daur hidup aseksual terdiri dari empat tahapan, yaitu
tahap skizogon preeritrositik, tahap skizogoni
eksoeritrositik, tahap skizogoni eritrositik dan tahap
gametogoni.
Di dalam sel-sel hati berlangsung tahap skizogoni
preeritrositik dan skizogoni eksoeritrositik
berlangsung di dalam sel-sel hati, sedangkan di
dalam sel-sel eritrosit berlangsung tahap skizogoni
eritrositik dan tahap gametogoni.
32. Protozoa ada yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia (patogen ) dan ada
kelompok non patogen yang tidak menimbulkan penyakit pada manusia.
Kelas Protozoa Spesies Tempat hidup Gejala klinis
RHIZOPODA Entamoeba histolytica Usus besar Disenteri, hepatitis,
abses hati
MASTIGOPHORA Giardia lamblia
Trichomonas vaginalis
Trypanosoma cruzi
T.gambiense
T.rhodesiense
Leishmania donovani
L. tropica
L.braziliensis
Usus halus
Vagina
Jantung,saraf
Darah, saraf pusat, kelenjar
limfe.
Darah, kelenjar limfe
SRE(Sistem
retikuloendotel)
Kulit
Oro-nasal
Diare
Vaginitis
Chagas’disease
Penyakit tidur
Penyakit tidur
Kala–azar, dermal
leishmanoid
Oriental sore
Espundia
SPOROZOA Plasmodium vivax
P.falciparum
P.malariae
P.ovale
Isospora hominis
Eimeria gubleri
Toxoplasma gondii
Sarcocystis lindemanni
Pnemocystis carinii
Eritrosit
Eritrosit
Eritrosit
Eritrosit
Usus
Hati
SRE
Otot
Paru
Malaria tertiana
Malaria tertiana
Malaria kuartana
Malaria ovale
Diare
Koksidiosis hati
Toksoplasmosis
Tidak jelas
Pneumonia
CILIATA Balantidium coli Usus besar Disenteri
33. Skizogoni eksoeritrositik
Skizogoni eritrositik
Siklus ini merupakan
sumber pembentukan
stadium aseksual
parasit yang menjadi
penyebab terjadinya
kekambuhan (relaps)
pada malaria vivax,
malaria ovale dan
malaria malariae.
Siklus ini terjadi di dalam sel darah
merah (eritrosit) ini berlangsung
selama 48 jam pada Plasmodium
vivax, Pl. falciparum, dan Pl. ovale,
sedangkan pada Pl. malariae
berlangsung setiap 72 jam.
Pada tahap skizogoni eritrositik ini
akan terjadi bentuk-bentuk trofozoit,
skizon dan merozoit yang mulai
dijumpai 12 hari sesudah terinfeksi
Plasmodium vivax, dan 9 hari
sesudah terinfeksi Pl. falciparum.
Meningkatnya jumlah parasit malaria
karena multiplikasi pada tahap
skizogoni eritrositik mengakibatkan
pecahnya sel eritrosit yang
menyebabkan terjadinya demam
34. Tahap gametogoni. Sebagian dari merozoit yang terbentuk
sesudah tahap skizogoni eritrositik berlangsung beberapa kali,
akan berkembang menjadi bentuk gametosit.
Pembentukan gametosit terjadi di dalam eritrosit yang
terdapat di dalam kapiler-kapiler limpa dan sumsum tulang.
Tahap gametogoni ini berlangsung selama 96 jam dan hanya
gametosit yang sudah matang dapat ditemukan di dalam
darah tepi.
Gametosit tidak menyebabkan gangguan klinik pada penderita
malaria, sehingga penderita dapat bertindak sebagai karier
malaria.
Nyamuk Anopheles adalah hospes definitif plasmodium
karena di dalam badan nyamuk berlangsung daur hidup
seksual atau siklus sporogoni.
Gametosit, baik mikrogametosit maupun makrogametosit yang
terhisap bersama darah manusia di dalam badan nyamuk
akan berkembang menjadi bentuk gamet dan akhirnya
menjadi bentuk sporozoit yang infektif bagi manusia.
35. Plasmodium vivax , trofozoit
muda
Plasmodium ovale: Sel darah merah yang
terinfeksi bentuknya tak teratur dan
bergerigi.
Trofozoit Plasmodium
malariae, berbentuk pita.
36. 2. Cacing
Cacing mempunyai tubuh yang simetrik bilateral dan tersusun dari banyak
sel (multiseluler).
Parasit Cacing yang penting bagi manusia terdiri dari dua golongan besar
yaitu:
• Platyhelminthes terdiri dari 2 kelas yang penting, yaitu kelas
Cestoidea (atau Cestoda) dan kelas Trematoda.
• Mempunyai bentuk tubuh yang pipih seperti daun
(Trematoda) atau berbentuk pita dengan banyak segmen
(Cestoda).
Filum Platyhelminthes
• Kelas Nematoda merupakan kelas yang penting dalam filum
Nemathelminthes
• Mempunyai bentuk tubuh yang silindris memanjang, tidak
terbagi dalam segmen-segmen
Filum Nemathelminthes
37. CACING
Morfologi Platyhelminthes Nemathelminthes
Bentuk tubuh Berbentuk pita atau daun Berbentuk silindris
Alat reproduksi Hermafrodit (monoecious) kecuali
Schistosoma
Diecious (organ jantan dan
betina terpisah)
Alat pencernaan Tidak sempurna atau tidak ada Sempurna
Rongga tubuh Tidak ada Ada
Morfologi Platyhelminthes dan Nemathelminthes
38. Filum Platyhelminthes
Cestoda termasuk cacing hermafrodit, maka alat kelamin
jantan maupun betina terdapat bersama-sama dalam
tubuh seekor cacing dewasa.
Setiap segmen tubuh cacing memiliki alat reproduksi
yang sempurna.
Trematoda umumnya juga bersifat hermafrodit
(biseksual), kecuali Schistosoma, yang terpisah atas
jantan dan betina (uniseksual).
Daur hidup Trematoda selalu membutuhkan 2 hospes
hospes definitif (manusia atau mamalia), dan hospes
perantara yang dapat berupa moluska (siput), ikan,
ketam, atau tumbuhan.
Infeksi cacing Trematoda dapat terjadi dengan masuknya
stadium infektif yang dapat berupa metaserkaria (infeksi
per oral) atau larva serkaria ( menembus kulit).
39. Diferensiasi morfologi Cestoda dan
Trematoda
Morfologi Cestoda Trematoda
Bentuk tubuh Tubuh berbentuk pita yang
bersegmen-segmen
Tubuh berbentuk seperti daun,
tidak bersegmen
Alat reproduksi Hermafrodit (monoecious) Hermafrodit, kecuali
Schistosoma(diecious)
Kepala Mempunyai alat isap,
seringkali berkait
Mempunyai alat isap,
tidak berkait
Usus Tidak mempunyai usus Mempunyai usus yang tak
sempurna, tidak beranus
Rongga tubuh
Tidak mempunyai
rongga tubuh
Tidak mempunyai
rongga tubuh
40. Filum Nemathelminthes
Nematoda mempunyai sistem reproduksi uniseksual
(diecious). Cacing nematoda ada yang vivipaar
(melahirkan larva) ada yang ovipar (bertelur) atau
ovovivipaar (larva keluar dari telur segera sesudah
berada di luar tubuh induknya).
Pada daur hidup nematoda yang parasitik pada manusia
hospes definitif utama.
Tidak dibutuhkan hospes perantara kecuali pada daur
hidup cacing filaria dan Dracunculus medinensis.
Infeksi nematoda pada manusia dapat melalui beberapa
stadium infektif, yaitu menelan telur infektif (telah berisi
embrio cacing) atau menelan larva infektif yang terdapat
di dalam badan atau daging hospes, atau secara
inhalasi, dengan masuknya stadium infektif melalui udara
(misalnya cacing Enterobius vermicularis).
42. Artopoda
ANATOMI Artropoda memiliki tonjolan tubuh (appendages)
yang berpasangan, misalnya antena, kaki dan sayap,
sehingga tubuhnya bilateral simetri.
Berbeda dengan metazoa lain, artropoda memiliki rangka luar
(exoskeleton).
Alat pencernaannya sudah memiliki mulut dan anus dengan
sistem ekskresinya terbuka ke dalam saluran pencernaan.
Sistem sirkulasi darahnya terbuka (open circulatory system)
terdapat di bagian dorsal tubuhnya.
Rongga tubuh artropoda juga bertindak sebagai rongga darah
(haemocele).
Sistem saraf terdapat di bagian ventral, sedangkan sistem
respirasi berupa sistem tabung hawa (trakea) yang
mempunyai muara di seluruh permukaan tubuh berupa
lubang-lubang hawa (spirakel).
Artropoda yang hidup di dalam air bernapas menggunakan
insang
43. Kata artropoda (arthropoda) berarti ”kaki yang
mempunyai sendi-sendi”.
Hewan yang sering disebut sebagai serangga ini
adalah metazoa yang mempunyai tubuh yang
bersegmen-segmen atau beruas-ruas.
44. Pada penularan penyakit, artropoda dapat bertindak
sebagai vektor yang menularkan bibit penyakit atau
berperan sebagai tuan rumah perantara (hospes
perantara, intermediate host).
Beberapa jenis udang-udangan rendah berperan
sebagai hospes perantara cacing Cestoda atau
Trematoda, sedangkan nyamuk Anopheles adalah
vektor penular Plasmodium yang menjadi penyebab
malaria.
Contoh, penyakit kudis (skabies) suatu radang kulit
pada manusia disebabkan secara langsung oleh
Sarcoptes scabiei sedangkan penyakit pes dapat
ditularkan oleh pinjal Xenopsylla cheopis.
45. INSEKTA
Anatomi dan morfologi. Bentuk
anatomi dan morfologi kelas
Insekta mirip dengan morfologi
filum Arthropoda pada umumnya
yang terdiri dari tiga bagian utama,
yaitu kepala, toraks, dan abdomen
yang dipisahkan oleh batas yang
jelas.
Insekta merupakan kelas dari
artropoda yang paling penting,
karena banyak jenis serangga
dalam kelas ini yang menjadi
vektor penular berbagai macam
penyakit yang menjadi masalah
kesehatan dunia, misalnya
penyakit malaria, demam berdarah
dengue, yellow fever, pes, dan
filariasis.
Karena serangga ini memiliki 6
buah kaki maka kelas insecta juga
disebut sebagai kelas Hexapoda.
Bagan anatomi Insecta
1. Antena 2. mata 3. ganglion
saraf 4. rangka luar 5. kaki
6. spirakel 7. ganglion saraf
abdomen 8. tabung malpighi
9. usus 10. sistem sirkulasi 11.
sayap
46. Metamorfosis Proses perubahan PERTUMBUHAN &
PERKEMBANGAN maupun perubahan struktur dalam tubuh
• Perubahan tubuh selama daur hidup insekta yang tidak jelas metamorfosisnya.
• Perubahan-perubahan tubuh meliputi perubahan dari telur menjadi nimfa
kemudian dari nimfa berkembang menjadi bentuk dewasa.
• Bentuk nimfa mirip serangga dewasa, hanya ukurannya yang lebih kecil. Bentuk
perubahan ametamorfosis disebut juga
Ametamorphosis/ ametabola/ direct development.
• Bentuk metamorfosis yang sesudah fase telur terdapat lebih dari satu tahap
bentuk nimfa ( telur-nimfaI-nimfa II-dewasa).
• Bentuk nimfa mudah dibedakan dari bentuk dewasa karena bentuk dewasa
mempunyai sayap.
Incomplete metamorphosis atau metamorfosis sederhana
(simple metamorphosis, atau heterometabola) a
• Metamorfosis yang semua fase daur hidupnya mempunyai bentuk Morfologi
yang tidak sama, dan berbeda sifat dan cara hidupnya.
Complete metamorphosis/ metamorphosis lengkap
(holometabola, atau complex metamorphosis)
48. PHTHIRAPTERA (ANOPLURA)
Famili Pediculidae, dengan tiga spesies penting
yang hanya hidup parasitik pada manusia adalah
Pediculus humanus capitis, P.humanus corporis dan
Phthirus pubis.
49. HEMIPTERA
Famili Reduviidae dan famili Cimicidae merupakan
dua famili yang penting pada ordo Hemiptera yang
dapat menyebabkan penyakit dan menularkan
penyakit pada manusia
50. ORTHOPTERA
Famili Blattidae yang sering disebut sebagai kecoa,
coro atau lipas adalah hewan malam yang hidup
secara berkelompok, yang makan segala jenis
makanan (omnivora), termasuk dahak dan tinja
manusia.
51. SIPHONAPTERA
Serangga ini dikenal secara umum sebagai pinjal
atau flea. Pinjal umumnya tidak mempunyai hospes
yang spesifik sehingga mudah berpindah hospes,
baik yang sama maupun yang berbeda spesiesnya.
Karena tidak adanya hospes yang spesifik ini
meningkatkan kemampuan pinjal dalam menularkan
penyakit.
Hanya Pulex irritans dan Tunga penetrans yang
menjadikan manusia sebagai hospes utamanya.
Pinjal yang lain menjadikan manusia hanya sebagai
hospes insidental.
52.
53. DIPTERA
Terdapat lebih dari 80 ribu spesies serangga berasal
dari sekitar 140 famili yang termasuk dalam ordo
Diptera.
Artropoda ini mempunyai dua sayap, karena
sepasang sayap posterior telah berubah bentuk dan
fungsinya menjadi alat keseimbangan (halter).
Ordo Diptera mempunyai mata majemuk dan
umumnya memiliki tiga buah ocelli.
Diptera merupakan golongan serangga yang paling
banyak menjadi penular penyakit.
Diferensiasi ordo Diptera dilakukan berdasarkan ciri-
ciri anatomi dan morfologi serta sifat-sifat khusus
subordo, antara lain bentuk venasi sayap dan bentuk
antena.
54. Subordo Nematocera mempunyai antena yang berbentuk
filiform (panjang antena lebih dari ukuran panjang kepala
dan toraks) mempunyai lebih dari 8 segmen dan tidak
mempunyai rambut bercabang (arista). Subordo ini
mempunyai palpus maksilaris yang terdiri dari 4 atau 5
segmen.
Subordo Brachycera mempunyai antena yang berbentuk
aristaform (mempunyai arista), panjang antena kurang
dari ukuran panjang kepala dan toraks, dengan jumlah
segmen antena kurang dari enam ruas. Palpus subordo
ini terdiri dari 2 atau 3 segmen.
Subordo Cyclorrhapha mempunyai antena aristaform
yang terdiri dari 3 segmen, sedangkan palpusnya hanya
terdiri dari satu segmen.
55. Subordo Nematocera Subordo
Brachycera
Subordo
Cyclorrapha
Antena - filiform
- > 8 segmen
- tak ada arista
- aristaform
- < 6 segmen
- ada arista
- aristaform
- 3 segmen
-ada arista
Palpus 4 atau 5 segmen 2 atau 3 segmen 1 segmen
Famili yang
penting
1. Culicidae
2. Ceratopogonidae
3. Psychodidae
4. Simuliidae
Tabanidae 1. Muscidae
2. Calliphoridae
3. Oestridae
4. Gasterophilidae
5. Chloropidae
6. Sarcophagidae
56. NEMATOCERA
Terdapat empat famili
yang penting dalam
subordo Nematocera:
famili
Culicidae
(keluarga
nyamuk),
famili
Psychodidae
(misalnya
Phlebotomus)
,
famili
Simuliidae
(misalnya
Simulium)
famili
Ceratopogoni
dae (misalnya
Culicoides)
58. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk
Nama penyakit Penyebab Nyamuk penular
Malaria
Filariasis
Demam dengue
Chikungunya
Yellow fever
Japanese B
encephalitis
St.Louis encephalitis
Plasmodium
Wuchereria bancrofti
Brugia malayi
Brugia timori
Virus dengue
Virus chikungunya
Virus Yellow fever
Virus Japanese B
Encephalitis
Virus St.Louis
Encephalitis
Anopheles
Anopheles, Culex
Aedes, Mansonia
Tidak jelas
Aedes aegypti, Ae.albopictus
Aedes aegypti, Ae.albopictus
Aedes aegypti, Ae.simpsoni
Culex tritaeniorhynchus
Culex pipiens, Culex fatigans
59. BRACHYCERA
Famili Tabanidae merupakan kelompok subordo ini
yang penting dalam bidang kesehatan, karena dapat
menularkan berbagai macam penyakit.
Tabanidae sebagai penyebab dan penular
penyakit. Famili Tabanidae gigitannya terasa sangat
nyeri dan menimbulkan perdarahan di tempat
gigitan. Tabanus dapat menularkan penyakit anthrax
dan tripanosomiasis pada hewan, sedangkan
Chrysops menularkan cacing Loa-loa dan penyakit
tularemia.
60. ARACHNIDA
Laba-laba, kalajengking (scorpion) dan caplak
(ticks) ada yang menghasilkan toksin yang dapat
menimbulkan gejala keracunan lokal maupun
gejala sistemik, bahkan dapat menyebabkan
kematian penderita.
Sarcoptes scabiei adalah tungau (mites) yang
dapat menyebabkan penyakit kulit ( skabies,
kudis, gudig), sedangkan Dermatophagoides
adalah tungau debu rumah (house dust mites)
yang merupakan penyebab utama asma
bronkiale akibat alergi pada penderita yang
sensitif.
Banyak caplak dan tungau yang dapat
menularkan penyakit-penyakit protozoa, riketsia,
virus, bakteria, atau spirochaeta.
61. CRUSTACEA
Malacostraca dan Copepoda merupakan anggota
kelas Eucrustacea yang penting pada superkelas
Crustacea.
Crustacea : Eucopepoda (kiri) Decapoda (kanan)
62. MYRIAPODA
Terdapat dua ordo yang penting dalam kelas Myriapoda,
yaitu ordo Chilopoda dan ordo Diplopoda yang tubuhnya
mempunyai banyak segmen.
Morfologi kedua ordo berbeda dalam hal jumlah kaki
setiap segmen, jumlah spirakel pada tiap segmen, ada
tidaknya kelenjar racun, dan pada ada tidaknya gigi
beracun.
Myriapoda menyukai tempat hidup yang lembab dan
gelap, antara lain di bawah tumpukan batu atau kayu dan
timbunan sampah.
(a) Chilopoda (b) Diplopoda