SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
Parasitologi
Nurul Hidayah, M.Si.
Jurusan Farmasi – Poltekkes Kemenkes Medan
Pendahuluan
 Parasit – bahasa Yunani
 Para  samping ; dan sitos  makanan
 Parasit : organisme yang kebutuhan makannya baik
dalam seluruh daur hidupnya atau sebagian dari daur
hidupnya bergantung pada organisme lain.
 Inang : Organisme yang memberikan makanan pada
parasit.
 Cabang ilmu Biologi yang mempelajari tentang
organisme parasit  Parasitologi.
 Parasit adalah organisme yang termasuk dalam kerajaan
binatang (animal kingdom) yang untuk dapat
mempertahankan hidupnya membutuhkan makhluk hidup
lain sebagai sumber sumber kehidupannya termasuk
sebagai sumber makanannya.
Simbiosis
 Di alam, selalu terjadi simbiosis, yaitu hubungan timbal
balik antara dua organisme atau makhluk hidup.
 Simbiosis dapat berlangsung untuk sementara waktu,
namun juga dapat berlangsung terus-menerus atau
permanen.
 Pada simbiosis mutualisme dua organisme mendapatkan
keuntungan dari simbiosis tersebut.
 Simbiosis komensalisme salah satu organisme
mendapatkan keuntungan dari hubungan tersebut
sedangkan organisme lainnya tidak mendapatkan
keuntungan ataupun kerugian.
 Parasitisme adalah hubungan timbal balik yang bersifat
sementara atau permanen antara dua organisme hidup
di mana salah satu organisme (disebut parasit)
tergantung sepenuh hidupnya pada organisme lainnya
(disebut inang atau hospes).
Parasitisme
• Organisme yang seluruh atau sebagian besar daur hidupnya bersifat
parasitis.
Parasit obligat
• Organisme yang parasitis untuk periode waktu tertentu, baik pada
periode waktu makan atau reproduksi.
Parasit temporer
• Organisme yang normalnya tidak bersifat parasitis namun secara
kebetulan dapat menjadi parasitis dalam organisme lain dalam waktu
terbatas.
Parasit fakultatif
• Organisme yang mempunyai kemampuan hidup baik sebagai tahap hidup
bebas atau sebagai organisme parasitis.
Parasit adaptif
 Hubungan makanan antara inang dan parasit
dikenal sebagai parasitisme.
 Hubungan ini berbahaya bagi inang, tetapi
bermanfaat bagi parasit  menyebabkan penyakit
parah pada banyak inang.
 Parasit selalu bergantung pada inang, dan mereka
tidak bisa hidup tanpa inang.
 Ada 2 jenis lingkungan yang harus dipertimbangkan
parasit agar tingkat survival parasit menjadi tinggi.
• kondisi pada dan atau di dalam tubuh inang yang
merupakan habitat bagi parasit
• Lingkungan mikro ini dapat berupa lapisan terluar
dari sel inang (membran sel inang) atau di luar sel
inang atau juga di dalam cairan tubuh ataupun di
dalam suatu matriks yang merupakan bahan
penyusun jaringan dan organ inang.
Lingkungan mikro
• Berupa kondisi di luar tubuh inang yang
merupakan habitat bagi inang
Lingkungan makro
 Parasit yang tinggal sementara atau menetap
pada lapisan terluar dari sel inang (membran sel
inang) disebut sebagai parasit intraseluler.
 Parasit intraseluler berukuran tubuh sangat kecil
(mikroskopis) dan ukurannya lebih dibatasi oleh
ukuran sel inang.
 Parasit ektraseluler yang tinggal sementara atau
menetap di luar sel inang atau juga di dalam cairan
tubuh ataupun di dalam suatu matriks yang
merupakan bahan penyusun jaringan dan organ
inang, mempunyai ukuran tubuh berkisar dari
ukuran mikroskopis sampai makroskopis.
 Berdasar sifat hidupnya,:
• Jika parasit yang hidup pada tubuh hospes menimbulkan kerusakan
pada organ atau jaringan tubuh hospes baik secara mekanis,
traumatik, maupun karena racun atau toksin yang dihasilkannya.
Parasit patogenik
• Benda asing yang pada pemeriksaan bentuknya mirip seperti parasit
Pseudoparasit
• Spesies asing yang berada di dalam usus hospes lalu melewati
saluran pencernaan tanpa menimbulkan gejala infeksi pada hospes.
Parasit koprosoik atau spurious parasite
 Berdasar pada tempatnya hidup, parasit dapat digolongkan
menjadi:
• Parasit yang hidup di permukaan tubuh dari suatu
organisme dikenal
• Hidup di permukaan tubuh hospes (menimbulkan
infestasi)
• Respirasi bersifat aerobik.
• Parasit ini dapat sering ditemukan baik pada
tumbuhan dan hewan.
• Ektoparasit baik mengisap darah (parasit hewan) atau
cairan (parasit tanaman) atau pakan pada jaringan
hidup.
• Contoh: caplak, tikus kutu, kutu, dan tungau gatal,
nyamuk, lintah.
Ektoparasit (ectoparasite)
• Parasit yang hidup di dalam tubuh organisme atau
inang
• Hidup di dalam tubuh hospes (menyebabkan infeksi)
• Filum hewan dan protista.
• Parasit ini dapat hidup di lingkungan yang baik
intraseluler atau ekstraseluler dalam inang.
• Respirasi bersifat anaerobik.
• Contoh: Cacing gelang, cacing pita, trematoda dan
protozoa
Endoparasit (endoparasite)
 Beberapa ektoparasit hidup di dalam sel inang  disebut
sebagai parasit intraseluler.
 Tipe lain dari endoparasit yang disebut parasit interseluler
hidup di luar sel-sel inang.
 Protozoa, bakteri, dan virus adalah parasit intraseluler. Parasit
intraseluler biasanya bersifat patogen.
 Parasit intraseluler hidup di dalam sel tubuh (misalnya: parasit
malaria dalam sel darah merah manusia).
 Parasit ekstraseluler dapat hidup dalam beberapa jaringan
tubuh (misalnya: Trichinella hidup di dalam jaringan otot) atau
dalam cairan tubuh (misalnya: Schistosoma hidup dalam
plasma darah) atau dalam saluran pencernaan (misalnya:
Taenia dan Ascaris).
 Biasanya, parasit intraseluler seperti protozoa, bakteri,
atau virus memerlukan organisme ketiga, yang umumnya
disebut pembawa atau vektor.
 Pada garis besarnya parasit pada manusia dan
hewan dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan
besar:
Protozoa Cacing
Artropoda
(serangga)
Penyakit dan vektor penularnya
Mikroorganisme Penyakit Vektor
PROTOZOA
Entamoeba histolytica
Plasmodium
Trypanosoma gambiense
Leishmania
CACING
Ascaris lumbricoides
Brugia malayi
Wuchereria bancrofti
BAKTERIA
Enterobacteriaceae
Bacillus anthracis
Yersinia pestis
Borrelia recurrentis
Aspergillus
RIKETSIA
Rickettsia prowazekii
Rickettsia mooseri
Rickettsia akari
Rickettsia tsutsugamushi
VIRUS
Poliovirus
Coxsackie virus
Echovirus
Dengue virus
Yellow fever virus
Kyasanur forest virus
Amubiasis
Malaria
Penyakit tidur
Leismaniasis
Askariasis
Filariasis malayi
Filariasis bancrofti
Enteritis
Antraks
Pes
Relapsing fever
Jamur sistemik
Louse-borne typhus
Murine typhus
Rickettsial pox
Scrub typhus
Polio
(*)
(*)
Dengue fever
Yellow fever
Kyasanus forest disease
Musca, Blattidae
Anopheles
Glossina
Phlebotomus
Musca, Blattidae
Mansonia
Culex fatigans
Musca, Blattidae
Tabanus
Xenopsylla cheopis
Ticks
Musca, Blattidae
Pediculus humanus
Pinjal (flea)
Ticks
Trombicula mites
Musca, Blattidae
Muscidae
Muscidae
Aedes
Aedes aegypti
Ticks
Infeksi dan Infestasi
 Perjalanan penyakit parasit dibedakan antara:
A. infeksi (infection) yaitu invasi yang disebabkan oleh
endoparasit dan
B. infestasi (infestation) yang disebabkan oleh ektoparasit atau
external parasitism, misalnya yang ditimbulkan oleh
artropoda atau parasit-parasit yang berasal dari tanah atau
tanaman.
 Gejala klinis infeksi parasit dipengaruhi oleh berbagai hal:
1. jumlah parasit yang masuk ke dalam tubuh,
2. perubahan-perugahan patologis yang timbul,
3. kerusakan mekanis dan akibat iritasi parasit,
4. toksin yang dihasilkan parasit dan organ dan jaringan yang
mengalami gangguan.
5. Jika terjadi keseimbangan antara parasit dengan hospes,
maka hospes yang menjadi pembawa (carrier) ini tidak
menunjukkan gejala klinis yang nyata.
Diagnosis Penyakit Parasitik
 Dalam hal ini diperlukan pemeriksaan laboratorium  untuk menetapkan
diagnosis pasti jenis parasit penyebab infeksi parasitik tersebut.
 Akibat penyakit parasit umumnya bersifat menahun dan jarang menimbulkan
kematian yang mendadak, sehingga sering tidak diperhatikan dan diabaikan
akibatnya.
 Anemia dan kekurangan gizi merupakan akibat yang paling sering dialami
oleh penduduk terutama di daerah yang sudah rawan gizi sebelumnya,
sehingga menimbulkan manifestasi malnutrition dalam berbagai tingkatan
dari yang ringan hingga yang berat.
 Keadaan ini akan menjadi lebih berat lagi oleh karena banyak penyakit
parasit juga dapat menimbulkan diare.
 Perempuan yang sedang hamil akan mengalami berbagai gangguan pada
proses kehamilan dan persalinannya, misalnya terjadinya abortus yang
berulang, keracunan kehamilan dan kematian janin sebelum cukup umur
kandungannya.
 Selain itu dapat terjadi kelahiran bayi-bayi prematur dengan berat badan di
bawah ukuran normal.
 Anak-anak dapat mengalami gangguan perkembangan baik fisik maupun
mentalnya.
Pengobatan Penyakit Parasitik
• Memberikan obat-obatan anti parasit yang sesuai
dengan penyebabnya, tindakan operatif jika
diperlukan, dan pemberian suplemen nutrisi yang
cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh
penderita.
Pengobatan penyakit parasitik.
• Memutuskan rantai daur hidup parasit, yaitu dengan
jalan mengobati penderita karena merupakan sumber
infeksi, melakukan penyuluhan kesehatan untuk
mencegah penyebaran penyakit dan menghindari
kontak dengan parasit.
Mencegah penularan penyakit
parasitik.
Protozoa
 Protozoa adalah parasit yang tubuhnya terdiri atas
satu sel yang sudah memiliki fungsi lengkap
makhluk hidup.
 Fungsi lengkap Makhluk hidup  mempunyai alat
reproduksi, alat pencernaan makanan, system
pernapasan, organ ekskresi dan organ untuk hidup
lainnya.
Berdasar tingkat pergerakannya protozoa
dikelompokkan menjadi:
Rhizopoda, yang
bergerak menggunakan
kaki semu atau
psedopodi (misalnya
Entamoeba histolytica);
Mastigophora, yang
bergerak dengan flagel
(misalnya Giardia
lamblia);
Ciliata, bergerak
menggunakan cilia
(misalnya Balantidium
coli);
Sporozoa, yang tidak
mempunyai alat gerak
(misalnya Plasmodium
vivax).
Klasifikasi Sistemik Protozoa
Struktur Sel Protozoa
 Sel protozoa mempunyai struktur yang terdiri dari sitoplasma
dan inti.
 Struktur sitoplasma terdiri dari ektoplasma yang terdapat di
bagian luar dan endoplasma yang merupakan bagian dalam
sitoplasma.
 Ektoplasma  jaringan hialin  berfungsi untuk protektif;
sebagai organ untuk bergerak (lokomotif) ; dan sebagai organ
yang berfungsi untuk mengenal lingkungannya (sensoris).
 Alat gerak protozoa yang berasal dari ektoplasma  dapat
berbentuk sebagai flagel, silia atau pseudopodi.
 Sisa-sisa metabolisme dibuang melalui vakuol kontraktil yang
terbentuk dari bagian ektoplasma.
 Organ pencernaan makanan misalnya mulut, sitostom dan
sitofaring juga terbentuk dari stuktur ektoplasma.
 Demikian juga halnya dinding pembungkus parasit (kista)
yang berfungsi untuk melindungi diri berasal dari ektoplasma.
 Bagian dalam sitoplasma yaitu endoplasma  bersifat granuler
merupakan bagian sitoplasma  berperan sebagai sistem
pencernaan makanan dan fungsi nutritif lainnya.
 Selain itu endoplasma berperan sebagai sistem reproduksi sel.
 Di dalam endoplasma  (+) inti protozoa struktur yang sangat
penting yang mengatur fungsi hidup parasit dan reproduksi sel.
 Terdapat beberapa struktur inti:
a. selaput inti (nuclear membrane),
b. butir kromatin (chromatin granule),
c. serabut linin, dan
d. kariosom atau plastin.
 Umumnya protozoa hanya mempunyai satu inti.
 Ciliata yang mempunyai dua buah inti, yaitu mikronukleus yang
berukuran kecil dan makronukleus yang berukuran besar.
 Kinetoplas merupakan inti pelengkap yang ada pada beberapa jenis
protozoa dan terdapat dalam bentuk blefaroplas atau benda
parabasal.
Daur Hidup Protozoa
 Daur hidup protozoa  2 Stadium:
Stadium trofozoit 
Bentuk aktif
Stadium kista 
bentuk pasif
• Bentuk kista protozoa adalah bentuk parasit yang terbungkus
di dalam dinding tebal sehingga parasit tidak aktif bergerak,
tidak dapat tumbuh atau berkembang dan tidak dapat
memperbanyak diri.
• Protozoa dalam bentuk kista  berdinding tebal  survival
pada kondisi lingkungan.
• Meskipun kista adalah bentuk pasif, tetapi kista adalah stadium
infektif protozoa yang dapat ditularkan dari satu penderita ke
individu lainnya.
• Butuh tuan rumah perantara (intermediate host). Contoh:
Trypanosom dan Leishmania serta Plasmodium
• Tidak butuh tuan rumah. Contoh: Rhizopoda, Flagellata,
dan Ciliata
Dalam melengkapi daur hidupnya protozoa:
• Aseksual
• Seksual: Secara Konjugasi atau Syngami
• Umumnya reproduksi seksual terjadi pada hospes yang
berbeda dengan hospes tempat berlangsungnya
reproduksi aseksual.
Reproduksi protozoa:
Contoh Spesies Rizopoda
Entamoeba coli: Kista (kiri) dan trofozoit (kanan)
 Entamoeba histolytica,
 Entamoeba coli,
 Entamoeba gingivalis,
 Endolimax nana,
 Iodamoeba butschlii
dan
 Dientamoeba fragilis.
a. Entamoeba gingivalis
b. Endolimax nana.
 Untuk membedakan genus-
genus dari ordo Amoebida
struktur inti masing-masing
genus harus diperhatikan.
• mempunyai selaput inti yang dibatasi butir kromatin,
sedangkan anak inti atau kariosom yang padat
terletak di tengah atau di tepi inti.
Genus Entamoeba
• mempunyai kariosom yang bentuknya tidak teratur
dan terletak di tepi inti. Iodamoeba memiliki
kariosom yang khas bentuknya dan besar
ukurannya, dikelilingi oleh butiran-butiran bulat
Endolimax
• memiliki dua inti dengan kariosom yang terdiri dari
enam butir kromatin
Genus Dientamoeba
Ciliata
 Balantidium coli adalah
parasit zoonosis yang
menyebabkan
balantidiosis atau ciliate
dysenteri yang
menyebabkan infeksi
usus dan disenteri pada
manusia.
 Parasit ini hidup di dalam
usus manusia, babi,
anjing dan primata. Infeksi
ciliata ini dilaporkan dari
berbagai negara,
terutama yang
penduduknya banyak
Balantidium coli . A. bentuk kista , B.
trofozoit Makronukleus mirip ginjal dan
cilia tampak di permukaan trofozoit.
Infeksi Balantidium coli
Gejala Klinis:
• Infeksi akut  gejala berupa disenteri berat yang berdarah dan berlendir
disertai nyeri perut dan kolik yang intermiten.
• Penderita balantidiosis tidak mengalami demam. Balantidiosis kronis
umumnya bersifat asimtomatis  meskipun kadang-kadang dijumpai
diare berulang yang diselingi terjadinya konstipasi .
MASTIGOPORA (Flagellata)
 Berdasar atas tempat hidupnya, terdapat dua kelompok:
a. flagellata yaitu hemoflagellata yang hidup di dalam sistem peredaran
darah dan jaringan, dan kelompok flagellata usus, flagellata mulut dan
flagellata genital.
b. Anggota golongan hemoflagellata adalah Typanosoma dan Leishmania,
c. Golongan flagellata usus adalah Chilomastix mesnili, Trichomonas
hominis, Enteromonas hominis, Embadomonas intestinalis dan Giardia
lamblia.
Bagan flagel Trichomonas
(A). Trichomonas vaginalis (B). T.tenax (C) T.hominis
Giardia lamblia (A) kista (B) trofozoit
Bagan infeksi Giardia lamblia
Spesies Bentuk Ukuran Flagel
Trichomonas vaginalis
Giardia lamblia
Enteromonas hominis
Embadomonas intestinalis
Chilomastix mesnili
Piriform
Raket
Buah pir
Lonjong
Buah pir
13- 18
mikron
7 x 14
mikron
4 x 8 mikron
3 x 5 mikron
5 x 6 mikron
4 anterior,
1posterior
4 pasang flagel
3 anterior,
1posterior
2 anterior
3 anterior, 1 di
dalam sitostom
Plasmodium
 Malaria pada manusia disebabkan oleh empat
spesies, yaitu Plasmodium falciparum, Pl. vivax,
Pl. malariae dan Pl. ovale.
 Daur hidup aseksual terdiri dari empat tahapan, yaitu
tahap skizogon preeritrositik, tahap skizogoni
eksoeritrositik, tahap skizogoni eritrositik dan tahap
gametogoni.
 Di dalam sel-sel hati berlangsung tahap skizogoni
preeritrositik dan skizogoni eksoeritrositik
berlangsung di dalam sel-sel hati, sedangkan di
dalam sel-sel eritrosit berlangsung tahap skizogoni
eritrositik dan tahap gametogoni.
Bagan tahapan siklus Plasmodium
vivax, Pl.malariae dan ol.ovale
Protozoa ada yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia (patogen ) dan ada
kelompok non patogen yang tidak menimbulkan penyakit pada manusia.
Kelas Protozoa Spesies Tempat hidup Gejala klinis
RHIZOPODA Entamoeba histolytica Usus besar Disenteri, hepatitis,
abses hati
MASTIGOPHORA Giardia lamblia
Trichomonas vaginalis
Trypanosoma cruzi
T.gambiense
T.rhodesiense
Leishmania donovani
L. tropica
L.braziliensis
Usus halus
Vagina
Jantung,saraf
Darah, saraf pusat, kelenjar
limfe.
Darah, kelenjar limfe
SRE(Sistem
retikuloendotel)
Kulit
Oro-nasal
Diare
Vaginitis
Chagas’disease
Penyakit tidur
Penyakit tidur
Kala–azar, dermal
leishmanoid
Oriental sore
Espundia
SPOROZOA Plasmodium vivax
P.falciparum
P.malariae
P.ovale
Isospora hominis
Eimeria gubleri
Toxoplasma gondii
Sarcocystis lindemanni
Pnemocystis carinii
Eritrosit
Eritrosit
Eritrosit
Eritrosit
Usus
Hati
SRE
Otot
Paru
Malaria tertiana
Malaria tertiana
Malaria kuartana
Malaria ovale
Diare
Koksidiosis hati
Toksoplasmosis
Tidak jelas
Pneumonia
CILIATA Balantidium coli Usus besar Disenteri
Skizogoni eksoeritrositik
Skizogoni eritrositik
 Siklus ini merupakan
sumber pembentukan
stadium aseksual
parasit yang menjadi
penyebab terjadinya
kekambuhan (relaps)
pada malaria vivax,
malaria ovale dan
malaria malariae.
 Siklus ini terjadi di dalam sel darah
merah (eritrosit) ini berlangsung
selama 48 jam pada Plasmodium
vivax, Pl. falciparum, dan Pl. ovale,
sedangkan pada Pl. malariae
berlangsung setiap 72 jam.
 Pada tahap skizogoni eritrositik ini
akan terjadi bentuk-bentuk trofozoit,
skizon dan merozoit yang mulai
dijumpai 12 hari sesudah terinfeksi
Plasmodium vivax, dan 9 hari
sesudah terinfeksi Pl. falciparum.
 Meningkatnya jumlah parasit malaria
karena multiplikasi pada tahap
skizogoni eritrositik mengakibatkan
pecahnya sel eritrosit yang
menyebabkan terjadinya demam
 Tahap gametogoni. Sebagian dari merozoit yang terbentuk
sesudah tahap skizogoni eritrositik berlangsung beberapa kali,
akan berkembang menjadi bentuk gametosit.
 Pembentukan gametosit terjadi di dalam eritrosit yang
terdapat di dalam kapiler-kapiler limpa dan sumsum tulang.
 Tahap gametogoni ini berlangsung selama 96 jam dan hanya
gametosit yang sudah matang dapat ditemukan di dalam
darah tepi.
 Gametosit tidak menyebabkan gangguan klinik pada penderita
malaria, sehingga penderita dapat bertindak sebagai karier
malaria.
 Nyamuk Anopheles adalah hospes definitif plasmodium
karena di dalam badan nyamuk berlangsung daur hidup
seksual atau siklus sporogoni.
 Gametosit, baik mikrogametosit maupun makrogametosit yang
terhisap bersama darah manusia di dalam badan nyamuk
akan berkembang menjadi bentuk gamet dan akhirnya
menjadi bentuk sporozoit yang infektif bagi manusia.
Plasmodium vivax , trofozoit
muda
Plasmodium ovale: Sel darah merah yang
terinfeksi bentuknya tak teratur dan
bergerigi.
Trofozoit Plasmodium
malariae, berbentuk pita.
2. Cacing
 Cacing mempunyai tubuh yang simetrik bilateral dan tersusun dari banyak
sel (multiseluler).
 Parasit Cacing yang penting bagi manusia terdiri dari dua golongan besar
yaitu:
• Platyhelminthes terdiri dari 2 kelas yang penting, yaitu kelas
Cestoidea (atau Cestoda) dan kelas Trematoda.
• Mempunyai bentuk tubuh yang pipih seperti daun
(Trematoda) atau berbentuk pita dengan banyak segmen
(Cestoda).
Filum Platyhelminthes
• Kelas Nematoda merupakan kelas yang penting dalam filum
Nemathelminthes
• Mempunyai bentuk tubuh yang silindris memanjang, tidak
terbagi dalam segmen-segmen
Filum Nemathelminthes
CACING
Morfologi Platyhelminthes Nemathelminthes
Bentuk tubuh Berbentuk pita atau daun Berbentuk silindris
Alat reproduksi Hermafrodit (monoecious) kecuali
Schistosoma
Diecious (organ jantan dan
betina terpisah)
Alat pencernaan Tidak sempurna atau tidak ada Sempurna
Rongga tubuh Tidak ada Ada
Morfologi Platyhelminthes dan Nemathelminthes
Filum Platyhelminthes
 Cestoda termasuk cacing hermafrodit, maka alat kelamin
jantan maupun betina terdapat bersama-sama dalam
tubuh seekor cacing dewasa.
 Setiap segmen tubuh cacing memiliki alat reproduksi
yang sempurna.
 Trematoda umumnya juga bersifat hermafrodit
(biseksual), kecuali Schistosoma, yang terpisah atas
jantan dan betina (uniseksual).
 Daur hidup Trematoda selalu membutuhkan 2 hospes 
hospes definitif (manusia atau mamalia), dan hospes
perantara yang dapat berupa moluska (siput), ikan,
ketam, atau tumbuhan.
 Infeksi cacing Trematoda dapat terjadi dengan masuknya
stadium infektif yang dapat berupa metaserkaria (infeksi
per oral) atau larva serkaria ( menembus kulit).
Diferensiasi morfologi Cestoda dan
Trematoda
Morfologi Cestoda Trematoda
Bentuk tubuh Tubuh berbentuk pita yang
bersegmen-segmen
Tubuh berbentuk seperti daun,
tidak bersegmen
Alat reproduksi Hermafrodit (monoecious) Hermafrodit, kecuali
Schistosoma(diecious)
Kepala Mempunyai alat isap,
seringkali berkait
Mempunyai alat isap,
tidak berkait
Usus Tidak mempunyai usus Mempunyai usus yang tak
sempurna, tidak beranus
Rongga tubuh
Tidak mempunyai
rongga tubuh
Tidak mempunyai
rongga tubuh
Filum Nemathelminthes
 Nematoda mempunyai sistem reproduksi uniseksual
(diecious). Cacing nematoda ada yang vivipaar
(melahirkan larva) ada yang ovipar (bertelur) atau
ovovivipaar (larva keluar dari telur segera sesudah
berada di luar tubuh induknya).
 Pada daur hidup nematoda yang parasitik pada manusia
 hospes definitif utama.
 Tidak dibutuhkan hospes perantara  kecuali pada daur
hidup cacing filaria dan Dracunculus medinensis.
 Infeksi nematoda pada manusia dapat melalui beberapa
stadium infektif, yaitu menelan telur infektif (telah berisi
embrio cacing) atau menelan larva infektif yang terdapat
di dalam badan atau daging hospes, atau secara
inhalasi, dengan masuknya stadium infektif melalui udara
(misalnya cacing Enterobius vermicularis).
Taenia solium (skoleks dan
cacing dewasa) Daur hidup Taenia solium
Artopoda
 ANATOMI  Artropoda memiliki tonjolan tubuh (appendages)
yang berpasangan, misalnya antena, kaki dan sayap,
sehingga tubuhnya bilateral simetri.
 Berbeda dengan metazoa lain, artropoda memiliki rangka luar
(exoskeleton).
 Alat pencernaannya sudah memiliki mulut dan anus dengan
sistem ekskresinya terbuka ke dalam saluran pencernaan.
 Sistem sirkulasi darahnya terbuka (open circulatory system)
terdapat di bagian dorsal tubuhnya.
 Rongga tubuh artropoda juga bertindak sebagai rongga darah
(haemocele).
 Sistem saraf terdapat di bagian ventral, sedangkan sistem
respirasi berupa sistem tabung hawa (trakea) yang
mempunyai muara di seluruh permukaan tubuh berupa
lubang-lubang hawa (spirakel).
 Artropoda yang hidup di dalam air bernapas menggunakan
insang
 Kata artropoda (arthropoda) berarti ”kaki yang
mempunyai sendi-sendi”.
 Hewan yang sering disebut sebagai serangga ini
adalah metazoa yang mempunyai tubuh yang
bersegmen-segmen atau beruas-ruas.

 Pada penularan penyakit, artropoda dapat bertindak
sebagai vektor yang menularkan bibit penyakit atau
berperan sebagai tuan rumah perantara (hospes
perantara, intermediate host).
 Beberapa jenis udang-udangan rendah berperan
sebagai hospes perantara cacing Cestoda atau
Trematoda, sedangkan nyamuk Anopheles adalah
vektor penular Plasmodium yang menjadi penyebab
malaria.
 Contoh, penyakit kudis (skabies) suatu radang kulit
pada manusia disebabkan secara langsung oleh
Sarcoptes scabiei sedangkan penyakit pes dapat
ditularkan oleh pinjal Xenopsylla cheopis.
INSEKTA
 Anatomi dan morfologi. Bentuk
anatomi dan morfologi kelas
Insekta mirip dengan morfologi
filum Arthropoda pada umumnya
yang terdiri dari tiga bagian utama,
yaitu kepala, toraks, dan abdomen
yang dipisahkan oleh batas yang
jelas.
 Insekta merupakan kelas dari
artropoda yang paling penting,
karena banyak jenis serangga
dalam kelas ini yang menjadi
vektor penular berbagai macam
penyakit yang menjadi masalah
kesehatan dunia, misalnya
penyakit malaria, demam berdarah
dengue, yellow fever, pes, dan
filariasis.
 Karena serangga ini memiliki 6
buah kaki maka kelas insecta juga
disebut sebagai kelas Hexapoda.
Bagan anatomi Insecta
1. Antena 2. mata 3. ganglion
saraf 4. rangka luar 5. kaki
6. spirakel 7. ganglion saraf
abdomen 8. tabung malpighi
9. usus 10. sistem sirkulasi 11.
sayap
 Metamorfosis  Proses perubahan PERTUMBUHAN &
PERKEMBANGAN maupun perubahan struktur dalam tubuh
• Perubahan tubuh selama daur hidup insekta yang tidak jelas metamorfosisnya.
• Perubahan-perubahan tubuh meliputi perubahan dari telur menjadi nimfa
kemudian dari nimfa berkembang menjadi bentuk dewasa.
• Bentuk nimfa mirip serangga dewasa, hanya ukurannya yang lebih kecil. Bentuk
perubahan ametamorfosis disebut juga
Ametamorphosis/ ametabola/ direct development.
• Bentuk metamorfosis yang sesudah fase telur terdapat lebih dari satu tahap
bentuk nimfa ( telur-nimfaI-nimfa II-dewasa).
• Bentuk nimfa mudah dibedakan dari bentuk dewasa karena bentuk dewasa
mempunyai sayap.
Incomplete metamorphosis atau metamorfosis sederhana
(simple metamorphosis, atau heterometabola) a
• Metamorfosis yang semua fase daur hidupnya mempunyai bentuk Morfologi
yang tidak sama, dan berbeda sifat dan cara hidupnya.
Complete metamorphosis/ metamorphosis lengkap
(holometabola, atau complex metamorphosis)
Incomplete metamorphosis
Complete metamorphosis lalat
PHTHIRAPTERA (ANOPLURA)
 Famili Pediculidae, dengan tiga spesies penting
yang hanya hidup parasitik pada manusia adalah
Pediculus humanus capitis, P.humanus corporis dan
Phthirus pubis.
HEMIPTERA
 Famili Reduviidae dan famili Cimicidae merupakan
dua famili yang penting pada ordo Hemiptera yang
dapat menyebabkan penyakit dan menularkan
penyakit pada manusia
ORTHOPTERA
 Famili Blattidae yang sering disebut sebagai kecoa,
coro atau lipas adalah hewan malam yang hidup
secara berkelompok, yang makan segala jenis
makanan (omnivora), termasuk dahak dan tinja
manusia.
SIPHONAPTERA
 Serangga ini dikenal secara umum sebagai pinjal
atau flea. Pinjal umumnya tidak mempunyai hospes
yang spesifik sehingga mudah berpindah hospes,
baik yang sama maupun yang berbeda spesiesnya.
 Karena tidak adanya hospes yang spesifik ini
meningkatkan kemampuan pinjal dalam menularkan
penyakit.
 Hanya Pulex irritans dan Tunga penetrans yang
menjadikan manusia sebagai hospes utamanya.
 Pinjal yang lain menjadikan manusia hanya sebagai
hospes insidental.
DIPTERA
 Terdapat lebih dari 80 ribu spesies serangga berasal
dari sekitar 140 famili yang termasuk dalam ordo
Diptera.
 Artropoda ini mempunyai dua sayap, karena
sepasang sayap posterior telah berubah bentuk dan
fungsinya menjadi alat keseimbangan (halter).
 Ordo Diptera mempunyai mata majemuk dan
umumnya memiliki tiga buah ocelli.
 Diptera merupakan golongan serangga yang paling
banyak menjadi penular penyakit.
 Diferensiasi ordo Diptera dilakukan berdasarkan ciri-
ciri anatomi dan morfologi serta sifat-sifat khusus
subordo, antara lain bentuk venasi sayap dan bentuk
antena.
 Subordo Nematocera mempunyai antena yang berbentuk
filiform (panjang antena lebih dari ukuran panjang kepala
dan toraks) mempunyai lebih dari 8 segmen dan tidak
mempunyai rambut bercabang (arista). Subordo ini
mempunyai palpus maksilaris yang terdiri dari 4 atau 5
segmen.
 Subordo Brachycera mempunyai antena yang berbentuk
aristaform (mempunyai arista), panjang antena kurang
dari ukuran panjang kepala dan toraks, dengan jumlah
segmen antena kurang dari enam ruas. Palpus subordo
ini terdiri dari 2 atau 3 segmen.
 Subordo Cyclorrhapha mempunyai antena aristaform
yang terdiri dari 3 segmen, sedangkan palpusnya hanya
terdiri dari satu segmen.
Subordo Nematocera Subordo
Brachycera
Subordo
Cyclorrapha
Antena - filiform
- > 8 segmen
- tak ada arista
- aristaform
- < 6 segmen
- ada arista
- aristaform
- 3 segmen
-ada arista
Palpus 4 atau 5 segmen 2 atau 3 segmen 1 segmen
Famili yang
penting
1. Culicidae
2. Ceratopogonidae
3. Psychodidae
4. Simuliidae
Tabanidae 1. Muscidae
2. Calliphoridae
3. Oestridae
4. Gasterophilidae
5. Chloropidae
6. Sarcophagidae
NEMATOCERA
 Terdapat empat famili
yang penting dalam
subordo Nematocera:
famili
Culicidae
(keluarga
nyamuk),
famili
Psychodidae
(misalnya
Phlebotomus)
,
famili
Simuliidae
(misalnya
Simulium)
famili
Ceratopogoni
dae (misalnya
Culicoides)
(a) Aedes albopictus dan (b) Aedes aegypti
Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk
Nama penyakit Penyebab Nyamuk penular
Malaria
Filariasis
Demam dengue
Chikungunya
Yellow fever
Japanese B
encephalitis
St.Louis encephalitis
Plasmodium
Wuchereria bancrofti
Brugia malayi
Brugia timori
Virus dengue
Virus chikungunya
Virus Yellow fever
Virus Japanese B
Encephalitis
Virus St.Louis
Encephalitis
Anopheles
Anopheles, Culex
Aedes, Mansonia
Tidak jelas
Aedes aegypti, Ae.albopictus
Aedes aegypti, Ae.albopictus
Aedes aegypti, Ae.simpsoni
Culex tritaeniorhynchus
Culex pipiens, Culex fatigans
BRACHYCERA
 Famili Tabanidae merupakan kelompok subordo ini
yang penting dalam bidang kesehatan, karena dapat
menularkan berbagai macam penyakit.
 Tabanidae sebagai penyebab dan penular
penyakit. Famili Tabanidae gigitannya terasa sangat
nyeri dan menimbulkan perdarahan di tempat
gigitan. Tabanus dapat menularkan penyakit anthrax
dan tripanosomiasis pada hewan, sedangkan
Chrysops menularkan cacing Loa-loa dan penyakit
tularemia.
ARACHNIDA
 Laba-laba, kalajengking (scorpion) dan caplak
(ticks) ada yang menghasilkan toksin yang dapat
menimbulkan gejala keracunan lokal maupun
gejala sistemik, bahkan dapat menyebabkan
kematian penderita.
 Sarcoptes scabiei adalah tungau (mites) yang
dapat menyebabkan penyakit kulit ( skabies,
kudis, gudig), sedangkan Dermatophagoides
adalah tungau debu rumah (house dust mites)
yang merupakan penyebab utama asma
bronkiale akibat alergi pada penderita yang
sensitif.
 Banyak caplak dan tungau yang dapat
menularkan penyakit-penyakit protozoa, riketsia,
virus, bakteria, atau spirochaeta.
CRUSTACEA
 Malacostraca dan Copepoda merupakan anggota
kelas Eucrustacea yang penting pada superkelas
Crustacea.
Crustacea : Eucopepoda (kiri) Decapoda (kanan)
MYRIAPODA
 Terdapat dua ordo yang penting dalam kelas Myriapoda,
yaitu ordo Chilopoda dan ordo Diplopoda yang tubuhnya
mempunyai banyak segmen.
 Morfologi kedua ordo berbeda dalam hal jumlah kaki
setiap segmen, jumlah spirakel pada tiap segmen, ada
tidaknya kelenjar racun, dan pada ada tidaknya gigi
beracun.
 Myriapoda menyukai tempat hidup yang lembab dan
gelap, antara lain di bawah tumpukan batu atau kayu dan
timbunan sampah.
(a) Chilopoda (b) Diplopoda
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan PengendaliannyaKutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannyasiska fiany
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing pjj_kemenkes
 
Proposal bisnis pembuatan laboratorium klinik kartini jaya
Proposal bisnis pembuatan laboratorium klinik kartini jayaProposal bisnis pembuatan laboratorium klinik kartini jaya
Proposal bisnis pembuatan laboratorium klinik kartini jayaKartika Wardani
 
Mikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarMikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarJoni Iswanto
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariahersu12345
 
Power Point Protozoa
Power Point ProtozoaPower Point Protozoa
Power Point ProtozoaImawaty Yulia
 
Ppt parasit kelompok iv
Ppt parasit kelompok ivPpt parasit kelompok iv
Ppt parasit kelompok ivFredy Talebong
 
Mikologi ppt
Mikologi pptMikologi ppt
Mikologi ppttochi run
 
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU Riskymessyana99
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6progsus6
 

What's hot (20)

Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan PengendaliannyaKutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
 
Mikroorganisme
MikroorganismeMikroorganisme
Mikroorganisme
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 
Memahami Autoimun
Memahami AutoimunMemahami Autoimun
Memahami Autoimun
 
Proposal bisnis pembuatan laboratorium klinik kartini jaya
Proposal bisnis pembuatan laboratorium klinik kartini jayaProposal bisnis pembuatan laboratorium klinik kartini jaya
Proposal bisnis pembuatan laboratorium klinik kartini jaya
 
Mikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarMikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasar
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
 
Power Point Protozoa
Power Point ProtozoaPower Point Protozoa
Power Point Protozoa
 
Ppt parasit kelompok iv
Ppt parasit kelompok ivPpt parasit kelompok iv
Ppt parasit kelompok iv
 
Mikologi ppt
Mikologi pptMikologi ppt
Mikologi ppt
 
Morfologi fungi
Morfologi fungiMorfologi fungi
Morfologi fungi
 
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
 
Miasis Makhluk Hidup
Miasis Makhluk HidupMiasis Makhluk Hidup
Miasis Makhluk Hidup
 
Diagnostik mikrobiologi klinik
Diagnostik mikrobiologi klinikDiagnostik mikrobiologi klinik
Diagnostik mikrobiologi klinik
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Entomologi kedokteran
Entomologi kedokteranEntomologi kedokteran
Entomologi kedokteran
 
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
 
Infeksi Nosokomial
Infeksi NosokomialInfeksi Nosokomial
Infeksi Nosokomial
 
Laporan akhir praktikum mikrobiologi
Laporan akhir praktikum mikrobiologiLaporan akhir praktikum mikrobiologi
Laporan akhir praktikum mikrobiologi
 

Similar to Parasitologi

PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdfPPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdfStevenSamuelBangun
 
Dasar-dasar parasitologi
Dasar-dasar parasitologi Dasar-dasar parasitologi
Dasar-dasar parasitologi Ami Febriza
 
1. parasitologi
1. parasitologi1. parasitologi
1. parasitologierfan syah
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANJosua Sitorus
 
Parasit kelompok 4 kelas A
Parasit kelompok 4 kelas AParasit kelompok 4 kelas A
Parasit kelompok 4 kelas Aangga oka
 
Parasitologi_Parasitologi _Parasitologi_
Parasitologi_Parasitologi _Parasitologi_Parasitologi_Parasitologi _Parasitologi_
Parasitologi_Parasitologi _Parasitologi_AkbarJuliansyah4
 
Kelompok 1 parasitologi OKE.pptx
Kelompok 1 parasitologi OKE.pptxKelompok 1 parasitologi OKE.pptx
Kelompok 1 parasitologi OKE.pptxassajaddalizikri
 
DASAR PARASITOLOGI REG 3.pptx
DASAR PARASITOLOGI REG 3.pptxDASAR PARASITOLOGI REG 3.pptx
DASAR PARASITOLOGI REG 3.pptxDEVIPUSPA3
 
Pengantar parasitologi
Pengantar parasitologi Pengantar parasitologi
Pengantar parasitologi Ros Darni
 
Biomedik 3 2022 edit.pdf
Biomedik 3 2022 edit.pdfBiomedik 3 2022 edit.pdf
Biomedik 3 2022 edit.pdfssuser834c3e
 
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan SporozoaMakalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoayuliartiramli
 
97324197 parasit
97324197 parasit97324197 parasit
97324197 parasitWassta' In
 

Similar to Parasitologi (20)

pengantar parasit.ppt
pengantar parasit.pptpengantar parasit.ppt
pengantar parasit.ppt
 
Parasite.pptx
Parasite.pptxParasite.pptx
Parasite.pptx
 
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdfPPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
 
Parasit 1
Parasit 1Parasit 1
Parasit 1
 
Dasar-dasar parasitologi
Dasar-dasar parasitologi Dasar-dasar parasitologi
Dasar-dasar parasitologi
 
Pengenalan parasitologi
Pengenalan parasitologiPengenalan parasitologi
Pengenalan parasitologi
 
1. parasitologi
1. parasitologi1. parasitologi
1. parasitologi
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
 
Parasit kelompok 4 kelas A
Parasit kelompok 4 kelas AParasit kelompok 4 kelas A
Parasit kelompok 4 kelas A
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
Parasitologi_Parasitologi _Parasitologi_
Parasitologi_Parasitologi _Parasitologi_Parasitologi_Parasitologi _Parasitologi_
Parasitologi_Parasitologi _Parasitologi_
 
Kelompok 1 parasitologi OKE.pptx
Kelompok 1 parasitologi OKE.pptxKelompok 1 parasitologi OKE.pptx
Kelompok 1 parasitologi OKE.pptx
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
DASAR PARASITOLOGI REG 3.pptx
DASAR PARASITOLOGI REG 3.pptxDASAR PARASITOLOGI REG 3.pptx
DASAR PARASITOLOGI REG 3.pptx
 
Pengantar parasitologi
Pengantar parasitologi Pengantar parasitologi
Pengantar parasitologi
 
Protista
Protista Protista
Protista
 
Biomedik 3 2022 edit.pdf
Biomedik 3 2022 edit.pdfBiomedik 3 2022 edit.pdf
Biomedik 3 2022 edit.pdf
 
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan SporozoaMakalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
 
97324197 parasit
97324197 parasit97324197 parasit
97324197 parasit
 
4401409008 wasil hidayah
4401409008 wasil hidayah4401409008 wasil hidayah
4401409008 wasil hidayah
 

Recently uploaded

Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxFerawatiPhea1
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxIrfanNersMaulana
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3NadhifahRahmawati
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTRiskaViandini1
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio PerawatMovieWulandari
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxcholiftiara1
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxseptimanzebua
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxalfareese93
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxDwiDamayantiJonathan1
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitPutriKemala3
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPeniMSaptoargo2
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatssuser7c01e3
 

Recently uploaded (20)

Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 

Parasitologi

  • 1. Parasitologi Nurul Hidayah, M.Si. Jurusan Farmasi – Poltekkes Kemenkes Medan
  • 2. Pendahuluan  Parasit – bahasa Yunani  Para  samping ; dan sitos  makanan  Parasit : organisme yang kebutuhan makannya baik dalam seluruh daur hidupnya atau sebagian dari daur hidupnya bergantung pada organisme lain.  Inang : Organisme yang memberikan makanan pada parasit.  Cabang ilmu Biologi yang mempelajari tentang organisme parasit  Parasitologi.  Parasit adalah organisme yang termasuk dalam kerajaan binatang (animal kingdom) yang untuk dapat mempertahankan hidupnya membutuhkan makhluk hidup lain sebagai sumber sumber kehidupannya termasuk sebagai sumber makanannya.
  • 3. Simbiosis  Di alam, selalu terjadi simbiosis, yaitu hubungan timbal balik antara dua organisme atau makhluk hidup.  Simbiosis dapat berlangsung untuk sementara waktu, namun juga dapat berlangsung terus-menerus atau permanen.  Pada simbiosis mutualisme dua organisme mendapatkan keuntungan dari simbiosis tersebut.  Simbiosis komensalisme salah satu organisme mendapatkan keuntungan dari hubungan tersebut sedangkan organisme lainnya tidak mendapatkan keuntungan ataupun kerugian.  Parasitisme adalah hubungan timbal balik yang bersifat sementara atau permanen antara dua organisme hidup di mana salah satu organisme (disebut parasit) tergantung sepenuh hidupnya pada organisme lainnya (disebut inang atau hospes).
  • 4. Parasitisme • Organisme yang seluruh atau sebagian besar daur hidupnya bersifat parasitis. Parasit obligat • Organisme yang parasitis untuk periode waktu tertentu, baik pada periode waktu makan atau reproduksi. Parasit temporer • Organisme yang normalnya tidak bersifat parasitis namun secara kebetulan dapat menjadi parasitis dalam organisme lain dalam waktu terbatas. Parasit fakultatif • Organisme yang mempunyai kemampuan hidup baik sebagai tahap hidup bebas atau sebagai organisme parasitis. Parasit adaptif
  • 5.  Hubungan makanan antara inang dan parasit dikenal sebagai parasitisme.  Hubungan ini berbahaya bagi inang, tetapi bermanfaat bagi parasit  menyebabkan penyakit parah pada banyak inang.  Parasit selalu bergantung pada inang, dan mereka tidak bisa hidup tanpa inang.
  • 6.  Ada 2 jenis lingkungan yang harus dipertimbangkan parasit agar tingkat survival parasit menjadi tinggi. • kondisi pada dan atau di dalam tubuh inang yang merupakan habitat bagi parasit • Lingkungan mikro ini dapat berupa lapisan terluar dari sel inang (membran sel inang) atau di luar sel inang atau juga di dalam cairan tubuh ataupun di dalam suatu matriks yang merupakan bahan penyusun jaringan dan organ inang. Lingkungan mikro • Berupa kondisi di luar tubuh inang yang merupakan habitat bagi inang Lingkungan makro
  • 7.  Parasit yang tinggal sementara atau menetap pada lapisan terluar dari sel inang (membran sel inang) disebut sebagai parasit intraseluler.  Parasit intraseluler berukuran tubuh sangat kecil (mikroskopis) dan ukurannya lebih dibatasi oleh ukuran sel inang.  Parasit ektraseluler yang tinggal sementara atau menetap di luar sel inang atau juga di dalam cairan tubuh ataupun di dalam suatu matriks yang merupakan bahan penyusun jaringan dan organ inang, mempunyai ukuran tubuh berkisar dari ukuran mikroskopis sampai makroskopis.
  • 8.  Berdasar sifat hidupnya,: • Jika parasit yang hidup pada tubuh hospes menimbulkan kerusakan pada organ atau jaringan tubuh hospes baik secara mekanis, traumatik, maupun karena racun atau toksin yang dihasilkannya. Parasit patogenik • Benda asing yang pada pemeriksaan bentuknya mirip seperti parasit Pseudoparasit • Spesies asing yang berada di dalam usus hospes lalu melewati saluran pencernaan tanpa menimbulkan gejala infeksi pada hospes. Parasit koprosoik atau spurious parasite
  • 9.  Berdasar pada tempatnya hidup, parasit dapat digolongkan menjadi: • Parasit yang hidup di permukaan tubuh dari suatu organisme dikenal • Hidup di permukaan tubuh hospes (menimbulkan infestasi) • Respirasi bersifat aerobik. • Parasit ini dapat sering ditemukan baik pada tumbuhan dan hewan. • Ektoparasit baik mengisap darah (parasit hewan) atau cairan (parasit tanaman) atau pakan pada jaringan hidup. • Contoh: caplak, tikus kutu, kutu, dan tungau gatal, nyamuk, lintah. Ektoparasit (ectoparasite) • Parasit yang hidup di dalam tubuh organisme atau inang • Hidup di dalam tubuh hospes (menyebabkan infeksi) • Filum hewan dan protista. • Parasit ini dapat hidup di lingkungan yang baik intraseluler atau ekstraseluler dalam inang. • Respirasi bersifat anaerobik. • Contoh: Cacing gelang, cacing pita, trematoda dan protozoa Endoparasit (endoparasite)
  • 10.  Beberapa ektoparasit hidup di dalam sel inang  disebut sebagai parasit intraseluler.  Tipe lain dari endoparasit yang disebut parasit interseluler hidup di luar sel-sel inang.  Protozoa, bakteri, dan virus adalah parasit intraseluler. Parasit intraseluler biasanya bersifat patogen.  Parasit intraseluler hidup di dalam sel tubuh (misalnya: parasit malaria dalam sel darah merah manusia).  Parasit ekstraseluler dapat hidup dalam beberapa jaringan tubuh (misalnya: Trichinella hidup di dalam jaringan otot) atau dalam cairan tubuh (misalnya: Schistosoma hidup dalam plasma darah) atau dalam saluran pencernaan (misalnya: Taenia dan Ascaris).  Biasanya, parasit intraseluler seperti protozoa, bakteri, atau virus memerlukan organisme ketiga, yang umumnya disebut pembawa atau vektor.
  • 11.  Pada garis besarnya parasit pada manusia dan hewan dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan besar: Protozoa Cacing Artropoda (serangga)
  • 12. Penyakit dan vektor penularnya Mikroorganisme Penyakit Vektor PROTOZOA Entamoeba histolytica Plasmodium Trypanosoma gambiense Leishmania CACING Ascaris lumbricoides Brugia malayi Wuchereria bancrofti BAKTERIA Enterobacteriaceae Bacillus anthracis Yersinia pestis Borrelia recurrentis Aspergillus RIKETSIA Rickettsia prowazekii Rickettsia mooseri Rickettsia akari Rickettsia tsutsugamushi VIRUS Poliovirus Coxsackie virus Echovirus Dengue virus Yellow fever virus Kyasanur forest virus Amubiasis Malaria Penyakit tidur Leismaniasis Askariasis Filariasis malayi Filariasis bancrofti Enteritis Antraks Pes Relapsing fever Jamur sistemik Louse-borne typhus Murine typhus Rickettsial pox Scrub typhus Polio (*) (*) Dengue fever Yellow fever Kyasanus forest disease Musca, Blattidae Anopheles Glossina Phlebotomus Musca, Blattidae Mansonia Culex fatigans Musca, Blattidae Tabanus Xenopsylla cheopis Ticks Musca, Blattidae Pediculus humanus Pinjal (flea) Ticks Trombicula mites Musca, Blattidae Muscidae Muscidae Aedes Aedes aegypti Ticks
  • 13. Infeksi dan Infestasi  Perjalanan penyakit parasit dibedakan antara: A. infeksi (infection) yaitu invasi yang disebabkan oleh endoparasit dan B. infestasi (infestation) yang disebabkan oleh ektoparasit atau external parasitism, misalnya yang ditimbulkan oleh artropoda atau parasit-parasit yang berasal dari tanah atau tanaman.  Gejala klinis infeksi parasit dipengaruhi oleh berbagai hal: 1. jumlah parasit yang masuk ke dalam tubuh, 2. perubahan-perugahan patologis yang timbul, 3. kerusakan mekanis dan akibat iritasi parasit, 4. toksin yang dihasilkan parasit dan organ dan jaringan yang mengalami gangguan. 5. Jika terjadi keseimbangan antara parasit dengan hospes, maka hospes yang menjadi pembawa (carrier) ini tidak menunjukkan gejala klinis yang nyata.
  • 14. Diagnosis Penyakit Parasitik  Dalam hal ini diperlukan pemeriksaan laboratorium  untuk menetapkan diagnosis pasti jenis parasit penyebab infeksi parasitik tersebut.  Akibat penyakit parasit umumnya bersifat menahun dan jarang menimbulkan kematian yang mendadak, sehingga sering tidak diperhatikan dan diabaikan akibatnya.  Anemia dan kekurangan gizi merupakan akibat yang paling sering dialami oleh penduduk terutama di daerah yang sudah rawan gizi sebelumnya, sehingga menimbulkan manifestasi malnutrition dalam berbagai tingkatan dari yang ringan hingga yang berat.  Keadaan ini akan menjadi lebih berat lagi oleh karena banyak penyakit parasit juga dapat menimbulkan diare.  Perempuan yang sedang hamil akan mengalami berbagai gangguan pada proses kehamilan dan persalinannya, misalnya terjadinya abortus yang berulang, keracunan kehamilan dan kematian janin sebelum cukup umur kandungannya.  Selain itu dapat terjadi kelahiran bayi-bayi prematur dengan berat badan di bawah ukuran normal.  Anak-anak dapat mengalami gangguan perkembangan baik fisik maupun mentalnya.
  • 15. Pengobatan Penyakit Parasitik • Memberikan obat-obatan anti parasit yang sesuai dengan penyebabnya, tindakan operatif jika diperlukan, dan pemberian suplemen nutrisi yang cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh penderita. Pengobatan penyakit parasitik. • Memutuskan rantai daur hidup parasit, yaitu dengan jalan mengobati penderita karena merupakan sumber infeksi, melakukan penyuluhan kesehatan untuk mencegah penyebaran penyakit dan menghindari kontak dengan parasit. Mencegah penularan penyakit parasitik.
  • 16. Protozoa  Protozoa adalah parasit yang tubuhnya terdiri atas satu sel yang sudah memiliki fungsi lengkap makhluk hidup.  Fungsi lengkap Makhluk hidup  mempunyai alat reproduksi, alat pencernaan makanan, system pernapasan, organ ekskresi dan organ untuk hidup lainnya.
  • 17. Berdasar tingkat pergerakannya protozoa dikelompokkan menjadi: Rhizopoda, yang bergerak menggunakan kaki semu atau psedopodi (misalnya Entamoeba histolytica); Mastigophora, yang bergerak dengan flagel (misalnya Giardia lamblia); Ciliata, bergerak menggunakan cilia (misalnya Balantidium coli); Sporozoa, yang tidak mempunyai alat gerak (misalnya Plasmodium vivax).
  • 19. Struktur Sel Protozoa  Sel protozoa mempunyai struktur yang terdiri dari sitoplasma dan inti.  Struktur sitoplasma terdiri dari ektoplasma yang terdapat di bagian luar dan endoplasma yang merupakan bagian dalam sitoplasma.  Ektoplasma  jaringan hialin  berfungsi untuk protektif; sebagai organ untuk bergerak (lokomotif) ; dan sebagai organ yang berfungsi untuk mengenal lingkungannya (sensoris).  Alat gerak protozoa yang berasal dari ektoplasma  dapat berbentuk sebagai flagel, silia atau pseudopodi.  Sisa-sisa metabolisme dibuang melalui vakuol kontraktil yang terbentuk dari bagian ektoplasma.  Organ pencernaan makanan misalnya mulut, sitostom dan sitofaring juga terbentuk dari stuktur ektoplasma.  Demikian juga halnya dinding pembungkus parasit (kista) yang berfungsi untuk melindungi diri berasal dari ektoplasma.
  • 20.  Bagian dalam sitoplasma yaitu endoplasma  bersifat granuler merupakan bagian sitoplasma  berperan sebagai sistem pencernaan makanan dan fungsi nutritif lainnya.  Selain itu endoplasma berperan sebagai sistem reproduksi sel.  Di dalam endoplasma  (+) inti protozoa struktur yang sangat penting yang mengatur fungsi hidup parasit dan reproduksi sel.  Terdapat beberapa struktur inti: a. selaput inti (nuclear membrane), b. butir kromatin (chromatin granule), c. serabut linin, dan d. kariosom atau plastin.  Umumnya protozoa hanya mempunyai satu inti.  Ciliata yang mempunyai dua buah inti, yaitu mikronukleus yang berukuran kecil dan makronukleus yang berukuran besar.  Kinetoplas merupakan inti pelengkap yang ada pada beberapa jenis protozoa dan terdapat dalam bentuk blefaroplas atau benda parabasal.
  • 21. Daur Hidup Protozoa  Daur hidup protozoa  2 Stadium: Stadium trofozoit  Bentuk aktif Stadium kista  bentuk pasif • Bentuk kista protozoa adalah bentuk parasit yang terbungkus di dalam dinding tebal sehingga parasit tidak aktif bergerak, tidak dapat tumbuh atau berkembang dan tidak dapat memperbanyak diri. • Protozoa dalam bentuk kista  berdinding tebal  survival pada kondisi lingkungan. • Meskipun kista adalah bentuk pasif, tetapi kista adalah stadium infektif protozoa yang dapat ditularkan dari satu penderita ke individu lainnya.
  • 22. • Butuh tuan rumah perantara (intermediate host). Contoh: Trypanosom dan Leishmania serta Plasmodium • Tidak butuh tuan rumah. Contoh: Rhizopoda, Flagellata, dan Ciliata Dalam melengkapi daur hidupnya protozoa: • Aseksual • Seksual: Secara Konjugasi atau Syngami • Umumnya reproduksi seksual terjadi pada hospes yang berbeda dengan hospes tempat berlangsungnya reproduksi aseksual. Reproduksi protozoa:
  • 23. Contoh Spesies Rizopoda Entamoeba coli: Kista (kiri) dan trofozoit (kanan)  Entamoeba histolytica,  Entamoeba coli,  Entamoeba gingivalis,  Endolimax nana,  Iodamoeba butschlii dan  Dientamoeba fragilis. a. Entamoeba gingivalis b. Endolimax nana.
  • 24.  Untuk membedakan genus- genus dari ordo Amoebida struktur inti masing-masing genus harus diperhatikan. • mempunyai selaput inti yang dibatasi butir kromatin, sedangkan anak inti atau kariosom yang padat terletak di tengah atau di tepi inti. Genus Entamoeba • mempunyai kariosom yang bentuknya tidak teratur dan terletak di tepi inti. Iodamoeba memiliki kariosom yang khas bentuknya dan besar ukurannya, dikelilingi oleh butiran-butiran bulat Endolimax • memiliki dua inti dengan kariosom yang terdiri dari enam butir kromatin Genus Dientamoeba
  • 25. Ciliata  Balantidium coli adalah parasit zoonosis yang menyebabkan balantidiosis atau ciliate dysenteri yang menyebabkan infeksi usus dan disenteri pada manusia.  Parasit ini hidup di dalam usus manusia, babi, anjing dan primata. Infeksi ciliata ini dilaporkan dari berbagai negara, terutama yang penduduknya banyak Balantidium coli . A. bentuk kista , B. trofozoit Makronukleus mirip ginjal dan cilia tampak di permukaan trofozoit.
  • 26. Infeksi Balantidium coli Gejala Klinis: • Infeksi akut  gejala berupa disenteri berat yang berdarah dan berlendir disertai nyeri perut dan kolik yang intermiten. • Penderita balantidiosis tidak mengalami demam. Balantidiosis kronis umumnya bersifat asimtomatis  meskipun kadang-kadang dijumpai diare berulang yang diselingi terjadinya konstipasi .
  • 27. MASTIGOPORA (Flagellata)  Berdasar atas tempat hidupnya, terdapat dua kelompok: a. flagellata yaitu hemoflagellata yang hidup di dalam sistem peredaran darah dan jaringan, dan kelompok flagellata usus, flagellata mulut dan flagellata genital. b. Anggota golongan hemoflagellata adalah Typanosoma dan Leishmania, c. Golongan flagellata usus adalah Chilomastix mesnili, Trichomonas hominis, Enteromonas hominis, Embadomonas intestinalis dan Giardia lamblia. Bagan flagel Trichomonas (A). Trichomonas vaginalis (B). T.tenax (C) T.hominis
  • 28. Giardia lamblia (A) kista (B) trofozoit Bagan infeksi Giardia lamblia
  • 29. Spesies Bentuk Ukuran Flagel Trichomonas vaginalis Giardia lamblia Enteromonas hominis Embadomonas intestinalis Chilomastix mesnili Piriform Raket Buah pir Lonjong Buah pir 13- 18 mikron 7 x 14 mikron 4 x 8 mikron 3 x 5 mikron 5 x 6 mikron 4 anterior, 1posterior 4 pasang flagel 3 anterior, 1posterior 2 anterior 3 anterior, 1 di dalam sitostom
  • 30. Plasmodium  Malaria pada manusia disebabkan oleh empat spesies, yaitu Plasmodium falciparum, Pl. vivax, Pl. malariae dan Pl. ovale.  Daur hidup aseksual terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap skizogon preeritrositik, tahap skizogoni eksoeritrositik, tahap skizogoni eritrositik dan tahap gametogoni.  Di dalam sel-sel hati berlangsung tahap skizogoni preeritrositik dan skizogoni eksoeritrositik berlangsung di dalam sel-sel hati, sedangkan di dalam sel-sel eritrosit berlangsung tahap skizogoni eritrositik dan tahap gametogoni.
  • 31. Bagan tahapan siklus Plasmodium vivax, Pl.malariae dan ol.ovale
  • 32. Protozoa ada yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia (patogen ) dan ada kelompok non patogen yang tidak menimbulkan penyakit pada manusia. Kelas Protozoa Spesies Tempat hidup Gejala klinis RHIZOPODA Entamoeba histolytica Usus besar Disenteri, hepatitis, abses hati MASTIGOPHORA Giardia lamblia Trichomonas vaginalis Trypanosoma cruzi T.gambiense T.rhodesiense Leishmania donovani L. tropica L.braziliensis Usus halus Vagina Jantung,saraf Darah, saraf pusat, kelenjar limfe. Darah, kelenjar limfe SRE(Sistem retikuloendotel) Kulit Oro-nasal Diare Vaginitis Chagas’disease Penyakit tidur Penyakit tidur Kala–azar, dermal leishmanoid Oriental sore Espundia SPOROZOA Plasmodium vivax P.falciparum P.malariae P.ovale Isospora hominis Eimeria gubleri Toxoplasma gondii Sarcocystis lindemanni Pnemocystis carinii Eritrosit Eritrosit Eritrosit Eritrosit Usus Hati SRE Otot Paru Malaria tertiana Malaria tertiana Malaria kuartana Malaria ovale Diare Koksidiosis hati Toksoplasmosis Tidak jelas Pneumonia CILIATA Balantidium coli Usus besar Disenteri
  • 33. Skizogoni eksoeritrositik Skizogoni eritrositik  Siklus ini merupakan sumber pembentukan stadium aseksual parasit yang menjadi penyebab terjadinya kekambuhan (relaps) pada malaria vivax, malaria ovale dan malaria malariae.  Siklus ini terjadi di dalam sel darah merah (eritrosit) ini berlangsung selama 48 jam pada Plasmodium vivax, Pl. falciparum, dan Pl. ovale, sedangkan pada Pl. malariae berlangsung setiap 72 jam.  Pada tahap skizogoni eritrositik ini akan terjadi bentuk-bentuk trofozoit, skizon dan merozoit yang mulai dijumpai 12 hari sesudah terinfeksi Plasmodium vivax, dan 9 hari sesudah terinfeksi Pl. falciparum.  Meningkatnya jumlah parasit malaria karena multiplikasi pada tahap skizogoni eritrositik mengakibatkan pecahnya sel eritrosit yang menyebabkan terjadinya demam
  • 34.  Tahap gametogoni. Sebagian dari merozoit yang terbentuk sesudah tahap skizogoni eritrositik berlangsung beberapa kali, akan berkembang menjadi bentuk gametosit.  Pembentukan gametosit terjadi di dalam eritrosit yang terdapat di dalam kapiler-kapiler limpa dan sumsum tulang.  Tahap gametogoni ini berlangsung selama 96 jam dan hanya gametosit yang sudah matang dapat ditemukan di dalam darah tepi.  Gametosit tidak menyebabkan gangguan klinik pada penderita malaria, sehingga penderita dapat bertindak sebagai karier malaria.  Nyamuk Anopheles adalah hospes definitif plasmodium karena di dalam badan nyamuk berlangsung daur hidup seksual atau siklus sporogoni.  Gametosit, baik mikrogametosit maupun makrogametosit yang terhisap bersama darah manusia di dalam badan nyamuk akan berkembang menjadi bentuk gamet dan akhirnya menjadi bentuk sporozoit yang infektif bagi manusia.
  • 35. Plasmodium vivax , trofozoit muda Plasmodium ovale: Sel darah merah yang terinfeksi bentuknya tak teratur dan bergerigi. Trofozoit Plasmodium malariae, berbentuk pita.
  • 36. 2. Cacing  Cacing mempunyai tubuh yang simetrik bilateral dan tersusun dari banyak sel (multiseluler).  Parasit Cacing yang penting bagi manusia terdiri dari dua golongan besar yaitu: • Platyhelminthes terdiri dari 2 kelas yang penting, yaitu kelas Cestoidea (atau Cestoda) dan kelas Trematoda. • Mempunyai bentuk tubuh yang pipih seperti daun (Trematoda) atau berbentuk pita dengan banyak segmen (Cestoda). Filum Platyhelminthes • Kelas Nematoda merupakan kelas yang penting dalam filum Nemathelminthes • Mempunyai bentuk tubuh yang silindris memanjang, tidak terbagi dalam segmen-segmen Filum Nemathelminthes
  • 37. CACING Morfologi Platyhelminthes Nemathelminthes Bentuk tubuh Berbentuk pita atau daun Berbentuk silindris Alat reproduksi Hermafrodit (monoecious) kecuali Schistosoma Diecious (organ jantan dan betina terpisah) Alat pencernaan Tidak sempurna atau tidak ada Sempurna Rongga tubuh Tidak ada Ada Morfologi Platyhelminthes dan Nemathelminthes
  • 38. Filum Platyhelminthes  Cestoda termasuk cacing hermafrodit, maka alat kelamin jantan maupun betina terdapat bersama-sama dalam tubuh seekor cacing dewasa.  Setiap segmen tubuh cacing memiliki alat reproduksi yang sempurna.  Trematoda umumnya juga bersifat hermafrodit (biseksual), kecuali Schistosoma, yang terpisah atas jantan dan betina (uniseksual).  Daur hidup Trematoda selalu membutuhkan 2 hospes  hospes definitif (manusia atau mamalia), dan hospes perantara yang dapat berupa moluska (siput), ikan, ketam, atau tumbuhan.  Infeksi cacing Trematoda dapat terjadi dengan masuknya stadium infektif yang dapat berupa metaserkaria (infeksi per oral) atau larva serkaria ( menembus kulit).
  • 39. Diferensiasi morfologi Cestoda dan Trematoda Morfologi Cestoda Trematoda Bentuk tubuh Tubuh berbentuk pita yang bersegmen-segmen Tubuh berbentuk seperti daun, tidak bersegmen Alat reproduksi Hermafrodit (monoecious) Hermafrodit, kecuali Schistosoma(diecious) Kepala Mempunyai alat isap, seringkali berkait Mempunyai alat isap, tidak berkait Usus Tidak mempunyai usus Mempunyai usus yang tak sempurna, tidak beranus Rongga tubuh Tidak mempunyai rongga tubuh Tidak mempunyai rongga tubuh
  • 40. Filum Nemathelminthes  Nematoda mempunyai sistem reproduksi uniseksual (diecious). Cacing nematoda ada yang vivipaar (melahirkan larva) ada yang ovipar (bertelur) atau ovovivipaar (larva keluar dari telur segera sesudah berada di luar tubuh induknya).  Pada daur hidup nematoda yang parasitik pada manusia  hospes definitif utama.  Tidak dibutuhkan hospes perantara  kecuali pada daur hidup cacing filaria dan Dracunculus medinensis.  Infeksi nematoda pada manusia dapat melalui beberapa stadium infektif, yaitu menelan telur infektif (telah berisi embrio cacing) atau menelan larva infektif yang terdapat di dalam badan atau daging hospes, atau secara inhalasi, dengan masuknya stadium infektif melalui udara (misalnya cacing Enterobius vermicularis).
  • 41. Taenia solium (skoleks dan cacing dewasa) Daur hidup Taenia solium
  • 42. Artopoda  ANATOMI  Artropoda memiliki tonjolan tubuh (appendages) yang berpasangan, misalnya antena, kaki dan sayap, sehingga tubuhnya bilateral simetri.  Berbeda dengan metazoa lain, artropoda memiliki rangka luar (exoskeleton).  Alat pencernaannya sudah memiliki mulut dan anus dengan sistem ekskresinya terbuka ke dalam saluran pencernaan.  Sistem sirkulasi darahnya terbuka (open circulatory system) terdapat di bagian dorsal tubuhnya.  Rongga tubuh artropoda juga bertindak sebagai rongga darah (haemocele).  Sistem saraf terdapat di bagian ventral, sedangkan sistem respirasi berupa sistem tabung hawa (trakea) yang mempunyai muara di seluruh permukaan tubuh berupa lubang-lubang hawa (spirakel).  Artropoda yang hidup di dalam air bernapas menggunakan insang
  • 43.  Kata artropoda (arthropoda) berarti ”kaki yang mempunyai sendi-sendi”.  Hewan yang sering disebut sebagai serangga ini adalah metazoa yang mempunyai tubuh yang bersegmen-segmen atau beruas-ruas. 
  • 44.  Pada penularan penyakit, artropoda dapat bertindak sebagai vektor yang menularkan bibit penyakit atau berperan sebagai tuan rumah perantara (hospes perantara, intermediate host).  Beberapa jenis udang-udangan rendah berperan sebagai hospes perantara cacing Cestoda atau Trematoda, sedangkan nyamuk Anopheles adalah vektor penular Plasmodium yang menjadi penyebab malaria.  Contoh, penyakit kudis (skabies) suatu radang kulit pada manusia disebabkan secara langsung oleh Sarcoptes scabiei sedangkan penyakit pes dapat ditularkan oleh pinjal Xenopsylla cheopis.
  • 45. INSEKTA  Anatomi dan morfologi. Bentuk anatomi dan morfologi kelas Insekta mirip dengan morfologi filum Arthropoda pada umumnya yang terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kepala, toraks, dan abdomen yang dipisahkan oleh batas yang jelas.  Insekta merupakan kelas dari artropoda yang paling penting, karena banyak jenis serangga dalam kelas ini yang menjadi vektor penular berbagai macam penyakit yang menjadi masalah kesehatan dunia, misalnya penyakit malaria, demam berdarah dengue, yellow fever, pes, dan filariasis.  Karena serangga ini memiliki 6 buah kaki maka kelas insecta juga disebut sebagai kelas Hexapoda. Bagan anatomi Insecta 1. Antena 2. mata 3. ganglion saraf 4. rangka luar 5. kaki 6. spirakel 7. ganglion saraf abdomen 8. tabung malpighi 9. usus 10. sistem sirkulasi 11. sayap
  • 46.  Metamorfosis  Proses perubahan PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN maupun perubahan struktur dalam tubuh • Perubahan tubuh selama daur hidup insekta yang tidak jelas metamorfosisnya. • Perubahan-perubahan tubuh meliputi perubahan dari telur menjadi nimfa kemudian dari nimfa berkembang menjadi bentuk dewasa. • Bentuk nimfa mirip serangga dewasa, hanya ukurannya yang lebih kecil. Bentuk perubahan ametamorfosis disebut juga Ametamorphosis/ ametabola/ direct development. • Bentuk metamorfosis yang sesudah fase telur terdapat lebih dari satu tahap bentuk nimfa ( telur-nimfaI-nimfa II-dewasa). • Bentuk nimfa mudah dibedakan dari bentuk dewasa karena bentuk dewasa mempunyai sayap. Incomplete metamorphosis atau metamorfosis sederhana (simple metamorphosis, atau heterometabola) a • Metamorfosis yang semua fase daur hidupnya mempunyai bentuk Morfologi yang tidak sama, dan berbeda sifat dan cara hidupnya. Complete metamorphosis/ metamorphosis lengkap (holometabola, atau complex metamorphosis)
  • 48. PHTHIRAPTERA (ANOPLURA)  Famili Pediculidae, dengan tiga spesies penting yang hanya hidup parasitik pada manusia adalah Pediculus humanus capitis, P.humanus corporis dan Phthirus pubis.
  • 49. HEMIPTERA  Famili Reduviidae dan famili Cimicidae merupakan dua famili yang penting pada ordo Hemiptera yang dapat menyebabkan penyakit dan menularkan penyakit pada manusia
  • 50. ORTHOPTERA  Famili Blattidae yang sering disebut sebagai kecoa, coro atau lipas adalah hewan malam yang hidup secara berkelompok, yang makan segala jenis makanan (omnivora), termasuk dahak dan tinja manusia.
  • 51. SIPHONAPTERA  Serangga ini dikenal secara umum sebagai pinjal atau flea. Pinjal umumnya tidak mempunyai hospes yang spesifik sehingga mudah berpindah hospes, baik yang sama maupun yang berbeda spesiesnya.  Karena tidak adanya hospes yang spesifik ini meningkatkan kemampuan pinjal dalam menularkan penyakit.  Hanya Pulex irritans dan Tunga penetrans yang menjadikan manusia sebagai hospes utamanya.  Pinjal yang lain menjadikan manusia hanya sebagai hospes insidental.
  • 52.
  • 53. DIPTERA  Terdapat lebih dari 80 ribu spesies serangga berasal dari sekitar 140 famili yang termasuk dalam ordo Diptera.  Artropoda ini mempunyai dua sayap, karena sepasang sayap posterior telah berubah bentuk dan fungsinya menjadi alat keseimbangan (halter).  Ordo Diptera mempunyai mata majemuk dan umumnya memiliki tiga buah ocelli.  Diptera merupakan golongan serangga yang paling banyak menjadi penular penyakit.  Diferensiasi ordo Diptera dilakukan berdasarkan ciri- ciri anatomi dan morfologi serta sifat-sifat khusus subordo, antara lain bentuk venasi sayap dan bentuk antena.
  • 54.  Subordo Nematocera mempunyai antena yang berbentuk filiform (panjang antena lebih dari ukuran panjang kepala dan toraks) mempunyai lebih dari 8 segmen dan tidak mempunyai rambut bercabang (arista). Subordo ini mempunyai palpus maksilaris yang terdiri dari 4 atau 5 segmen.  Subordo Brachycera mempunyai antena yang berbentuk aristaform (mempunyai arista), panjang antena kurang dari ukuran panjang kepala dan toraks, dengan jumlah segmen antena kurang dari enam ruas. Palpus subordo ini terdiri dari 2 atau 3 segmen.  Subordo Cyclorrhapha mempunyai antena aristaform yang terdiri dari 3 segmen, sedangkan palpusnya hanya terdiri dari satu segmen.
  • 55. Subordo Nematocera Subordo Brachycera Subordo Cyclorrapha Antena - filiform - > 8 segmen - tak ada arista - aristaform - < 6 segmen - ada arista - aristaform - 3 segmen -ada arista Palpus 4 atau 5 segmen 2 atau 3 segmen 1 segmen Famili yang penting 1. Culicidae 2. Ceratopogonidae 3. Psychodidae 4. Simuliidae Tabanidae 1. Muscidae 2. Calliphoridae 3. Oestridae 4. Gasterophilidae 5. Chloropidae 6. Sarcophagidae
  • 56. NEMATOCERA  Terdapat empat famili yang penting dalam subordo Nematocera: famili Culicidae (keluarga nyamuk), famili Psychodidae (misalnya Phlebotomus) , famili Simuliidae (misalnya Simulium) famili Ceratopogoni dae (misalnya Culicoides)
  • 57. (a) Aedes albopictus dan (b) Aedes aegypti
  • 58. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Nama penyakit Penyebab Nyamuk penular Malaria Filariasis Demam dengue Chikungunya Yellow fever Japanese B encephalitis St.Louis encephalitis Plasmodium Wuchereria bancrofti Brugia malayi Brugia timori Virus dengue Virus chikungunya Virus Yellow fever Virus Japanese B Encephalitis Virus St.Louis Encephalitis Anopheles Anopheles, Culex Aedes, Mansonia Tidak jelas Aedes aegypti, Ae.albopictus Aedes aegypti, Ae.albopictus Aedes aegypti, Ae.simpsoni Culex tritaeniorhynchus Culex pipiens, Culex fatigans
  • 59. BRACHYCERA  Famili Tabanidae merupakan kelompok subordo ini yang penting dalam bidang kesehatan, karena dapat menularkan berbagai macam penyakit.  Tabanidae sebagai penyebab dan penular penyakit. Famili Tabanidae gigitannya terasa sangat nyeri dan menimbulkan perdarahan di tempat gigitan. Tabanus dapat menularkan penyakit anthrax dan tripanosomiasis pada hewan, sedangkan Chrysops menularkan cacing Loa-loa dan penyakit tularemia.
  • 60. ARACHNIDA  Laba-laba, kalajengking (scorpion) dan caplak (ticks) ada yang menghasilkan toksin yang dapat menimbulkan gejala keracunan lokal maupun gejala sistemik, bahkan dapat menyebabkan kematian penderita.  Sarcoptes scabiei adalah tungau (mites) yang dapat menyebabkan penyakit kulit ( skabies, kudis, gudig), sedangkan Dermatophagoides adalah tungau debu rumah (house dust mites) yang merupakan penyebab utama asma bronkiale akibat alergi pada penderita yang sensitif.  Banyak caplak dan tungau yang dapat menularkan penyakit-penyakit protozoa, riketsia, virus, bakteria, atau spirochaeta.
  • 61. CRUSTACEA  Malacostraca dan Copepoda merupakan anggota kelas Eucrustacea yang penting pada superkelas Crustacea. Crustacea : Eucopepoda (kiri) Decapoda (kanan)
  • 62. MYRIAPODA  Terdapat dua ordo yang penting dalam kelas Myriapoda, yaitu ordo Chilopoda dan ordo Diplopoda yang tubuhnya mempunyai banyak segmen.  Morfologi kedua ordo berbeda dalam hal jumlah kaki setiap segmen, jumlah spirakel pada tiap segmen, ada tidaknya kelenjar racun, dan pada ada tidaknya gigi beracun.  Myriapoda menyukai tempat hidup yang lembab dan gelap, antara lain di bawah tumpukan batu atau kayu dan timbunan sampah. (a) Chilopoda (b) Diplopoda