1. Dokumen tersebut membahas konsep depresi secara medis, meliputi pengertian, faktor-faktor penyebab, gejala, dan penanganannya.
2. Depresi disebabkan oleh faktor genetik, konstitusi, kepribadian, fisik, psikobiologi, neurologi, dan biokimia. Gejalanya antara lain perasaan sedih berkepanjangan, gangguan fungsi sosial dan fisik.
3. Penanganannya meliputi terapi obat se
1. 1
BAB I
KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen
psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen
somatik: anoreksia,konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi
sedikit menurun.
Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan
dengan gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada
individu yang bersangkutan.
Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik,
faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor
neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya.
Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedah-
an, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih
sayang atau harga diri dan akibat kerja keras.
Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek
dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan
faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan
tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti
oleh orang lain.
Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi
depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya
maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi.
Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah
aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan
pola tidur. Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri.
2. 2
Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih
dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan
B. Faktor Predisposisi
Beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan gangguan alam perasaan yang
parah. Teori ini menunjukan tentang factor-faktor penyebab yang mungkin bekerja
sendiri atau dalam kombinas
a) Teori biologis
1. Faktor Genetik mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan
melalui garis keturunan. Frekwensi gangguan alam perasaan meningkat pada
kembar monizigot di dizigot. Dari sejumlah penyelidikan yang telah dilakukan
ditemukan bahwa terdapat dukungan keterlibatan herediter dalam penyakit
depresi.luasnya akibat pada pokoknya tampakakan menjadi lebih tinggi diantara
individu – individu yang memiliki hubungan keluarga dalam kelainan tersebut
daripada di antara populasi umum (DSM – III-R, 1987 ).
2. Biokimia. Ketidakseimbangn elektrolit tampak memainkan peranan dalam
penyakit depresif. Suatu kesalahan hasil metabolism dalam perubahan natrium
dn kalium di dalam neuron ( Gibbons, 1960 ). Teori biokimia yang lainnya
menyangkut biogenic amin neropinefrin, dopamine dan serotonin. Tingkatan zat
– zat kimia ini mengalami defisiensi dalam individu dengan penyakit depresif (
Janowsky et al, 1998 )
b) Teori psikososial
1. Psikoanalisa. Teori ini melibatkan suatu ketidakpuasan dalam hubungan awal
ibu bayi sebagai suatu predisposisi untukpenyakit depresif. Kebutuhan bayi
tidak terpenuhi, suatu kondi yang digambarkan sebagai suatu kehilangan.
Respon berduka belum terpecahkan, kemarahan dan permusuhan ditunjukan
pada diri sendiri. Ego tetaplemah, sementara superego meluas dan menjadi
menghukum.
2. Teori agresi berbalik pada diri sendiri mengemukakan bahwa depresi
diakibatkan oleh perasaan marah yang dialihkan pada diri sendiri. Frued
3. 3
mengatakan bahwa kehilangan obyek/orang, ambivalen antara perasaan benci
dan cinta dapat terbalik menjadi perasaan yang menyalahkan diri sendiri
3. Teori kehilangan, Berhubungan dengan factor perkembangan , misalanya
kehilangan orang tua pada masa anak, perpisahan yang bersifat traumatis
dengan orang yang sangat dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi
kehilangan.
3. Teori kepribadian, mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu
menyebabkan seseorang mengalami depresi atau mania.
4. Model kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang
didominasi oleh penilaian negative seseorang terhadap diri sendiri lingkungan
dan masa depan.
5. Model belajar ketidakberdayaan mengemukakan bahwa depresi dimulai dari
kehilangan kendali diri, lalu menjadi pasif dan tidak mampu menghadapi
masalah . Kemudian individu timbul keyakinan akan ketidak mampuannya
mengendalikan kehidupan sehingga ia tidak berupaya mengembangan respon
yang adaptif
6. Model perilaku mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya pujian
(reinforcement) positif selama berinteraksi dengan lingkungan.
C. Faktor presipetasi
1. Stres yang dapat menimbulkan gangguan alam perasaan meliputi factor, biologis,
psikologis, sosiala budaya
2. Faktor biologis meliputi perubahan fisiologis yang disebabkan oleh obat-obatan
atau berbagai penyakit fisik seperti infeksi,neoplasma , dan ketidakseimbangan
metabolisme.
3. Faktor psikologis meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta
seseorang, dan kehilangan harga diri.
4. Faktor sosial budaya kehilangan peran, perceraiam, kehilangan pekerjaan.
4. 4
D. Rentang Respon Emosional]
Adaptif Maladaptif
Responsif Kehilangan yang wajar Supresi kehilangan Mania/depresi
yang memanjang
(Stuart & Sundeen, 1995)
Menurut Purwaningsih (2009) Reaksi Emosi dibagi menjadi dua yaitu :
1) Reaksi Emosi Adaptif
Merupakan reaksi emosi yang umum dari seseorang terhadap rangsangan yang
diterima dan berlangsung singkat. Ada dua macam reaksi adaptif :
a) Respon emosi yang responsive
Keadaan individu yang terbuka dan sadar akan perasaannya. Pada rentang
ini individu dapat berpartisipasi dengan dunia eksternal dan internal.
b) Reaksi kehilangan yang wajar
Merupakan posisi rentang yang normal dialami oleh individu yang
mengalami kehilangan. Pada rentang ini individu menghadapi realita dari
kehilangan dan mengalami proses kehilangan, misalnya bersedih, berhenti
kegiatan sehari-hari, takut pada diri sendiri, berlangsung tidak lama.
2) Reaksi Emosi Maladaptif
Merupakan reaksi emosi yang sudah merupakan gangguan, respon ini dapat
dibagi 3 tingkatan, yaitu :
a) Supresi
5. 5
Tahap awal respon emosional maladaptive, individu menyangkal, menekan
atau menginternalisasi semua aspek perasaanya terhadap lingkungan.
b) Reaksi kehilangan yang memanjang
Supresi memanjang sehingga mengganggu fungsi kehidupan individu.
Gejala : bermusuhan, sedih berlebihan, rendah diri.
c) Depresi
Merupakan respon emosional yang berat dan dapat dikenal melalui
intensitas dan pengaruhnya terhadap fisik individu dan fungsi social.
E. Perilaku dan mekanisme koping
Perilaku yang berhubungan dengan depresi bervariasi. Pada keadaan depresi
kesedihan dan kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi agitasi.
Depresi yaitu perasaan berduka yang belum terselesaikan , mekanisme koping yang
digunakan adalah represi, supresi, denael dan disosiasi. Tingkah laku mania merupakan
mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakibatkan dari kurang efektifnya koping
dalam menghadapi kehilangan.
F. Perilaku yang berhubungan dengan depresi
1. Afektif : Sedih, cemas, apatis, murung, kebencian, kekesalan, marah, persaan
ditolak, perasaan bersalah, merasa tak berdaya, putus asa , merasa sendirian,
rendah diri, merasa tidak berharga.
2. Kognitif : Abivalensi, bingung, ragu-ragu, tidak mampu kosentrasi, hilang
perhatian dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, pikiran merusak diri, rasa tidak
menentu, pesimis,
3. Fisik : Sakit perut anoreksia, mual, muntah, gangguan pencernaan, konstipasi,
lemah, lesu, nyeri kepala, pusing, insomnia, nyeri dada, over acting, perubahan
berat badan, gangguan selera makan, , gangguan menstruasi, impoten, tidak
berrespon terhadap seksual.
4. Tingkah laku : Agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan tingkat aktifitas,
kemunduran psikomotor, menarik diri, isolasi sosial, iritebel (mudah marah,
nangis, tersinggung), berkesan menyedihkan, kurang sopan, gangguan kebersihan.
7. 7
Lainnya Trazodon ( desyrel ) 150 – 600 mg
Efek samping dan implikasi keperawatn :
1. Efek – efek antikolinergik
2. Sedasi
3. Hipotensi ortostatik
4. Reduksi ambang kejang
5. Takikardi
6. Fotosensitivitas
7. Krisis hipertensi
8. Priapisme
9. Penurunan berat badan
b) Terapi elektokonvulsif ( ECT )
8. 8
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor predisposisi, presipitasi,
dan perubahan perilaku serta mekanisme koping yang digunakan klien.
Perilaku yang sering ditampilkan pada pasien ini adalah :
Aktivitas motorik meningkat
Ekspresi wajah riang yang berlebihan
Banyak bicara dan pembicaraan mudah beralih (Fligth of ideas)
Kurang bertanggung jawab
Mudah tersinggung dan terangsang
Tingkah laku mengancam bahaya
Tidak tahan kritik
Tidak takut bahaya.
POHON MASALAH
Resiko Tinggi Bunuh Diri
Perubahan Proses Pkir
Isolasi Sosial
Gangguan Harga Diri
Nutrisi < Keb Berduka Disfungsional G3 Pola Tidur
9. 9
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko mencederai diri
2. Isolasi social
3. Prubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
4. Gangguan pola tidur
5. Perubahan proses piker
6. Gangguan harga diri
7. Berduka disfungsional
C. INTERVENSI
1. Resiko mencederai diri
Tujuan :
Pasien akan mencari staf saat rasa dorongan unruk membahayakan diri
sendiri
Pasien tidak membahayakan dirinya sendiri selama berada di rumah sakit.
Kritera hasil :
Pasien mengatakan secara verbal tidak adanya pikiran – pikiran bunuh
diri
Pasien berjanji tidak ada tindakan – tindakan merusak diri
Pasien mampu mrnyatakan secara verbal nama – nam sumber di luar
rumah sakit yang darinya ia dapat meminta pertolongan jika perasaan
ingin biunuh diri terjadi.
Intervensi :
Tanyakan pada pasien secara langsung: pernakah anda berpikir untuk
membunuh diri anda sendiri ? jika iya, apa uyang anda rencanakan?
R/ resiko bunuh diri akan sangat meningkat jika pasien telah
mengembangkan suatu perencanaan dan khususnya jika ada cara – cara
dari pasien untuk melaksanakan perencaan tersebut
Ciptakan lingkungan yang aman unruk pasien. Singkirkan benda – benda
yang memiliki potensi untuk membahayakan
10. 10
R/ keamanan pasien merupakan prioritas keperawatan
Rumuskan suatu kontrak verbal jangka pendek dengan pasien bahwa ia
tidaka akan membahayakan dirinya sendiri selama periode waktu yang
spesifik
Jaminn janji pasien bahwa ia akan cari staf jika pikiran bunuh diri muncul
R/ pasien – pasien bunuh diri seringkali ambivalen tentang ;perasaan
mereka. Mendiskusikan perasaan dengan individu yang dipercayai dapat
memberikan bantuan sebelum pasien mengalami suatu situasi krisis
Dorong pasien untuk mengekspresikan rasa maranhya dalam batasan yang
sesuai
R/ perilaku depresi dan bunuh diri dapat digambarkan sebagai kemarahan
yang ditujukan kepada diri sendiri. Jika kemerahan ini dapat dinyatakan
secara verbal dalamsuatu lingkungan yang tidak mengancam, pasien akan
mampu untuk menyesuaikan perasaan in, tanpa menghiraukan
ketidaknyamanan yang ada
Identifikasi sumber – sumber di masayarakat yang dapat digunakan oleh
pasien sebagai sistem pendukung dan yang darinya dapat memnta
pertolongan jika mengalami kembali perasaan ingin bunuh diri
R/ dengan memiliki perencanaan yang nayata untuk mencari bantuan
selama krisis dapat mengurangi untuk mencegah perilaku untuk merusak
diri
Paling penting, meluangkan waktu bersama dengan pasien
R/ hal ini memberikan suatu perasaan aman dan nyaman.
2. Isolasi social
Tujuan
Pasien akan mengembangkan hubungan saling percaya dengan staf dalam
5 hari
Pasien akan dengan suka rela meluangkan waktu bersama dengan pasien –
pasien lain dan staf dalam aktivitas kelompok d bangsal
Pasien menahan diri dari menggunakan perilaku egosentris yang
menyinggung orang lain dan tidak mendukung suatu hubungan
Criteria hasil
11. 11
Pasien mendemonstrasikan keinginan dan hasrat untuk bersosialisasi
dengan orang lain
Pasien secara sukarela menghadiri aktivitas kelompok
Pasien mendekati orang lain dengan cara yang tepat untuk interaksi satu
per satu.
Intervensi :
Luangkan waktu dengan pasien
R/ kehadiran anda dapat menolong meningkatkan persepsi dari pasien
sebagai seorang pribadi yang berharga
Kembangkan hubungan perawat pasien yang terapeutik melalui kontak
yang sering, singkat dan sikap menerima
R/ kehadiran, penerimaan dan penyampaian penghargaan positif
Setelah pasien merasa nyaman dalam suatu hubungan satu per satu dorong
untuk hadir dalam aktivitas – aktivitas kelompok
R/ kehadiran individu yang dipercayai memberikan rasa aman secara
emosianal untuk pasien
Secara verbal akui ketidakhadiran pasien dari beberapa aktivitas –
aktivitas kelompok
R/ mengetahui bahwa ketidakhadirannya diperhatikan dapat menguatkan
perasaan harga diri pasien
Ajarkan teknik asertif
R/ pengetahuan tentang penggunaan teknik – teknik asertif dapat
meningkatkan hubungan pasien dengan orang lain
Berikan penguatan positif untuk pasien yang secara sukarela berinteraksi
denagn orang lain
R/ penguatan positif meningkatkan harga diri dan mendorong
pengulangan perilaku yang diharapkan.
3. Prubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Tujuan
Pasien akan mencapai pertambahan berate badan sebanayak 0,9 kg setiap
minggu dalam 3 minggu
12. 12
Pasien tidak akan memperlihatkan tanda atau gejala malnutrisi.
Kriteri hasil
Pasien memperlihatkan pencapaian berat badan yang perlahan, kemajuan
selama dirawat di rumah sakit
TTV dan hasil laboratorium serum berada dalam batas normal
Pasien mampu menyatakan secara verbal pentingnya nutrisi dan masukan
cairan yang adekuat.
Intervensi :
Pastikan bahwa dietnya meliputi makanan yang mengandung tinggi serta
untuk mencegah konstipasi
R/ pasien – pasien depresi ,khususnys mudah untuk mengalami konstipasi
sehubungan retardasi psikomotori. Konstipasi juga merupakan efek
samping yang umum unruk banyak obat – obatan antidepresan
Buat dokumentasi yang ketat tentang masukan, haluaran dan jumlah kalori
R/ informasi ini penting untuk membuat suatu pengkajian nutrisi yang
akurat dan mempertahankan keamanan pasien
Timbang berat badan pasien setiap hari
R/ penurunan atau penambahan berat badan meruapakn informasi
pengkajian yang paling penting
Tentukan makanan yang disukai dan makanan yang tidak disukai oleh
pasien dan kolaborasi denagn ahli diet untuk menyediakan makanan
kesukaan pasien
R/ pasien akan lebih suka makan makanan yang khusus disukainya
Temani pasien selama makan
R/ untuk membantu sesuai kebutuhan dan untuk memberikan dukungan
dan dorongan
Pantau hasil laboratorium dan laporka perubahan yang bermakna kepada
dokter
R/ hasil laboratorium memberikan data objektif berkenan dengan status
nutrisi
Jelaskan pentingnya nutrisi dan masukan cairan yang adekuat
R/ pasien mungkin tidak memiliki pengetahuan yang adekuat dan akurat
dengan peran nutrisi yang baik untuk kesehatan secara menyeluruh.
13. 13
4. Gangguan pola tidur
Tujuan
Pasien dapat tidur 30 menit, dan mendapatkan 6 – 8 jam tidur yang
nyenyak setiapmalam tanpa obat tidur.
Kriteria hasil
Pasien tidur 6- 8 jam setiap malam tanpa obat tidur
Pasien mampu tidur dalam 30 menit
Intervensi :
Catat secara ketat pola tidur pasien
R/ data dasar yang akurat adalah penting dalam merencanakan perawatan
untuk membantu pasien dengan masalah ini
Mengurangi tidur seharian
R/ untuk mendukung tidur yang lebih tenang pada malam hari
Batasi masukan minuman yang mengandung kafein seperti the, kopi, dan
sejenis coca cola
R/ kafein merupakan stimulant SSP yang dapat mempengaruhi
kemampuan pasien untuk istirahat dan tidur
Berikan obat penenang sesuai anjuran dokter
R/ untuk membantu pasien dapat tidur sampai pola tidur yang normal
pulih kembali.
5. Perubahan proses pikir
Tujuan
Paisen mengakui dan menyatakan secara verbal saat interpretasi terhadap
lingkungan tidak akurat dalam 1minggu
Pasien tidaka akan mengalami delusi atau distrofi pikiran
Criteria hasil
Proses berpikir pasien merefleksikan interprets lingkungan yang akurat
Pasien mampu mengakui pikiran- pikiran yang negative atau irasional.
14. 14
Intervensi :
Perlihatkan penerimaan terhadap kebutuhan pasien untuk keyakinan yang
salah
R/ suatu respon positif akan memperlihatkan kepada pasien bahwa anda
menerima delusi sebagai realita
Jangan mendebat atau menyangkali keyakinan tersebut
R/ berdebat dengan pasien atau menyangkali keyakinan tersebut
memberikan tujuan yang tidak berguna, ide – ide delusi tidak dapat
dilenyapkan dengan pendekatan ini, dan perkembahan hubungan saling
percaya dapat terganggu
Gunakan teknik – teknik validasi konsensual dan meminta klarifikasi saat
komunikasi menggambarkan perubahan dalam berpikir
R/ teknik – teknik ini menyatakan kepada pasien betapa ia diterima oleh
orang lain, sementara tanggung jawab untuk tidak memahami diterima
oleh pasien
Berikan penguatan positif kapada pasien karena mampu memisahkan
antara pikiran beradasarkan realita dan yang tidak realita
R/ penguatan positif meningkatkan harga diri dan mendorong
pengulangan perilaku yang diharapkan
Ajarkan pasien untuk menghalangu menggunakan teknik berhenti
berpikir, saat pikiran melibatkan penggunaan kata perintah
R/ kebisingan atau perintah mengalihkan individu dari berpikir yang tidak
diinginkan yang seringkali mendahului emosi atau perilaku yang tidak
diharapkan.
Gunakan sentuhan secara hati –hati ,khusunya jika pikiran – pikirannya
menyatakan ide – ide panganiayaan
R/ pasien yang curiga dapat menerima sentuhan sebagai ancaman dan
dapat berespon menyerang.
6. Gangguan harga diri
Tujuan
Pasien mendiskusikan rasa takut gagalnya kepada perawat dalam 3 hari
15. 15
Pasien menyatakan secara verbal hal – hal yang disukai dari dirinya dalam
5 hari
Pasien memperlihatkan peningkatan harga diri yang dibuktikan dengan
mengekspresikan secara verbalaspek – aspek positif dirinya.
Criteria hasil
Pasien mampu menyatakan secara verbal aspek aspek positif dirinya
Pasien mampu berkomunikasi secara asertif dengan orang lain
Pasien mengekspresikan beberapa optimism dan harapan untuk masa
depan
Pasien menata tujuan – tujuan yang realities untuk dirinya dan
mendemonstrasikan keinginan untuk pencapaiannya.
Intervensi :
Bersikap menerima pasien dan negativisnya
R/ sikap menerima meningkatkan perasaan makna diri
Luangkan waktu bersama pasien
R/ untuk memperlihatkan penerimaan dan menambah harga diri
Bantu pasien untuk mengakui dan berfokus pada kekuatan dan
pencapaiannya
R/ kurangnya perhatian dapat menolong untuk melenyapkan perenungan
yang negative
Dorong untuk berpartisipasi dalam aktivitas – aktivitas kelompok
R/ pasien dapat menerima umpan balik positif dan dukungan dari teman
sebaya
Bantu pasien mengidentifikasi bagian – bagian diri yang ingin diubahnya
dan bantu dengan pemecahan masalah terhadap usaha ini
R/ harga diri yang rendah dapat mengganggu persepsi pasien tentang
kemampuannya menyelesaikan masalah
Pastikan bahwa pasien tidak menjadi semakin tergantung dan bahwa ia
menerima tanggung jawab untuk perilakunya sendiri
R/ pasien harus mampu untuk berfungsi secara mandiri jiki ingin menjadi
berhasil dalam lingkungan masyarakat yang kurang terstruktur
16. 16
Ajarkan teknik – teknik asertif
R/ harga diri ditingkatkan melalui kemampuan berinteraksi dengan orang
lain dalam suatu cara yang asertif
Bantu pasien untuk melakukan aspek – aspek perawatan diri saat
dibutuhkan
R/ umpan balik positif meningkatkan harga diri dan mendorong
pengulangan perilaku yang diharapakan.
7. Berduka disfungsional
Tujuan
Pasien akan mengekspresikan kemarahan terhadap konsepkehilangan
dalam 1 minggu
Pasien akan mampu secara verbal perilaku – perilaku yang berhubungan
dengan tahap – tahap berduka yang normal
Criteria hasil
Pasien mampu untuk menyatakan secara verbal tahap- tahap proses
berduka yang normal dan perilaku yang berhubungan dengan tiap – tiap
tahap
Pasien mampu menidentifikasi posisinya sendiri dalam proses berduka
dan mengekspresikan perasaannya yang berhubungan dengan
konsepkehilangan secara jujur
Pasien tidak terlalu lama mengekspresikan emosi dan perilaku yang
berlebihan yang berhubungan dengan disfungsi berduka dan mampu
melaksanakan aktivitas hidup sehari – hari secara mandiri.
Intervensi:
Tentukan pada tahap berduka mana pasien terfiksasi.
R/ pengkajian data dasar yang akurat adalah penting unutk perencanaan
keperawatan yang efektif bagi pasien yang berduka
Kembangkan hubungan saling percaya dengan pasien
R/ rasa percaya merupakan dasar untuk suatu hubungan yang terapeutik
Perlihatkan sikap saling menerima dan membolehkan pasien untuk
mengekspresikan perasaannya secara terbuka
17. 17
R/ sikap menerima menunjukan kepada pasien yakin bahwa ia merupakan
seorang pribadi yang bermakna.rasa percaya meningkat
Dorong pasien untuk mengekspresikan rasa marah
R/ pengungkapan secar verbal perasaan dalamsuatu lingkungan yang tidak
mengancam dapat membantu pasien sampai kepada hubungan dengan
persoalan – persoalan yang belum terpecahkan
Bantu pasien untuk mengeluarkan rasa marah yang terpendam melalui
berpartisipasi dalam aktivitas motorik besar ( berjalan cepat, jogging,
memukul karung pasir, sepeda latihan)
R/ latihan fisik memberikan suatu metode yang aman dan efektif
untukmengeluarkan kemarahan yang terpendam
Ajarkan tahap – tahap berduka yang normal dan perilaku yang
berhubungan dengan setiap tahap
R/ pengetahuan tentangi perasaan – perasaan yang wajar yang
berhubungan dengan berduka yang normal dapat menolong mengurangi
beberapa perasaan bersalah menyebabkan timbilya respon – respon ini
Dorong pasien untuk meninjau hubungan dengan konsep kehilangan.
R/ pasien harus menghentikan ;persepsi idealisnya dan mampu menerima
baik aspek positif maupun negative dari konsep kehilangan sebelum
proses berduka selesai seluruhnya
Komunikasikan pada pasien bahwa menangis merupakan hal yang dapat
diterima
Bantu pasien dalam pemecahan masalahnya sebagai usaha
untukmenentukan metode – metode koping yang lebih adaptif terhadap
pengalaman kehilangan
R/ umpan balik positif meningkatkan harga diri dan mendorong
pengulangan perilaku yang diharapkan.
18. 18
DAFTAR PUSTAKA
Annisaacs. Panduan Belajar keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik.edisi 3. EGC.Jakarta.
2005
Iyus yosep S.Kep. M.Si. keperawatan jiwa.rafika aditama. Bandung. 2009.
IM, Ingram. Catatan Kuliah Psikiatri. Edisi 6. Buku kedokteran. EGC. Jakarta. 1995
Mary C Townsend. Diagnose Keperawatan Pada Keperatan psikiatri. Buku kedokteran. EGC.
Jakarta. 1998.
Mary E Muscari. PB Keperawatan pediatric edisi 3. EGC. Jakarta. 2005.
Niven, Neil. Psikologi Kesehatan pengantar Untuk Keperawatan Dan Profesional Kesehatan
Lain. Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.2002