SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
BAB I
PEMBAHASAN
TUJUAN TEORITIS
A. Pengertian
1. Hipopituitari dapat terjadi pada kerusakan lobus anterior kelenjar hipofisis.
(brunner & suddarth).
2. Hipopituitari adalah sekresi beberapa hormone hipofisis anterior yang rendah. (
elizabeth. J. Korwin).
3. Hipopituitarisme merupakan keadaan tidak adanya seluruh sekresi hipofisis
(sylvia A. Price & Lorrena M. Wilson).
4. Hipopituitari adalah penurunan / adanya sekresi hormon kelenjar hipofisis
interior. Hipopituitari sering di sebut juga hipofungsi kelenjar hipofisis.
(http://www.google.co.id).
Jadi, dari ke empat pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa Hipopituitari
adalah suatu keadaan yang timbul akibat penurunan, atau tidak adanya sekresi
hormone kelenjar hipofisis anterior atau hipofunggsi.
B. Etiologi
Hipopituitarisme dapat menjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau
hipotalamus, penyebabnya menyangkut :
1. Faktor penyebab belum di ketahui,
2. Infeksi atau peradangan oleh : jamur, bakteri piognik, tubercolosis, pasca
meningitis,
3. Penyakit granulastomata infiltrative yang merusak hipofisis,
4. Trombosit vasculer yang menyebabkan nekrosis kelenjar hipofisis normal,
5. Tumor, misalnya dari jenis sel penghasil hormon yang dapat mengganggu
pembentukan salah satu atau semua hormon lain, sekunder dari tumor-tumor
jinak atau ganas metastasik desak ruang atau tumor hipofisis yang merusak sel-
sel hipofisis normal,
C. Manefestasi Klinis
Kelemahan, disfungsi seksual, kerontokan rambut ketiak dan pubis, hipertensi,
perubahan lapang pandang dan sakit kepala (apabila di sebabkan oleh tumor
pituitary non fungsional yang besar dan trauma).
D. Patofisiologis
Trauma, tumor, radiasi pada kepala dan leher
Merusak Sel-Sel Hipofisis Normal
Mal Fungsi Kelenjar Hipofisis
Hipopituitary (penurunan sekresi hormon hipofisis)
Hormon Somatotrofik
Hormon Trotropik
Hormone Andrenokortikotropik
Hormone Gonadrotopik
Leteinizing Hormone
E. Komplikasi
1. Kardiovaskuler .
Hipertensi
Tromboflebitis
Tromboembolisme
Percepatan uterosklerosis
2. Perubahan Mata
Glukoma Lensi Kornea
F. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Radiologik/ rentgenologis Sella Tursika
a. Foto Polos Kepala
b. Poliomografi berbagai arah (multi deroksional )
c. Pneumoensefalografi
d. CT scan
e. Agiografi Serebral
2. Pemeriksaan Lapang pandang
a. Adanya kelainan lapang pandang mencurigakan
b. Adanya tumor hipofisis yang menekan kiosma optik
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan kartisol, T3 dan T4, serta esterogen atau testoteron
b. Pemeriksaan ACTH, TSH, dan LH
c. Tes provokasi dengan menggunakan stimulan atau supreson hormon, dan
dengan pengukuran efeknya terhadap kadar hormon serum
d. Tes provokatif
G. Penatalaksanaan Medis
1. Kausal
Bila di sebabkan oleh tumor, umumnya di lakuka radiasi. Bila gejala-gejala
tekanan oleh tumor progresif di lakukan operasi.
2. Terapi Supstitusi
a. Hidrokortison, antara 20-30 mg sehari di berikan per-os, umumnya di
sesuaikan dengan siklus harian sekresi steroid yaitu 10-15 mg waktu pagi,
dan 10 mg waktu malam. Predison dan deksametason tidak di berikan
karena kurang menyebabkan retensi garam dan air, bila terdapat stress
(ifeksi, operasi dan lain-lain). Dosis oral di naikan atau di berikan
prainteral. Bila terjadi krisis adrenal atasi syok segera dengan pemberian
cairan per-infus NACL-glukosa, steroid, dan vasopreses.
b. Puluis Teroid/ tiroksin di berikan setelah terapi dengan hidrokortison.
c. Testosteron pada penderita laki-laki berikan suntikan testosteron enantot
atau testosteron siprionot 200 mg intramuskuler tiap 2 minggu. Dapat
juga di berikan fluexymestron 10 mg per-os tiap hari.
d. Esterogen di berikan pada wanita secara siklis untuk mempertahankan
siklus haid. Berikanga androgen dosis stenga dosis pada laki-laki hentikan
bila ada gejala virillisasi” growth hormone” bila terdapat dwarfisme.
3. Tumor hipofisis, di obati dengan pembedahan radioterapi atau obat (misal :
akromegali dan hiperprolaktemia dengan hymocriptina).
4. Defenisi hormon hos di obati sebagai berikut: penggantian GH untuk
defesiensi GH pada anak-anak, toksin dan kortison untuk defesiensi TSH dan
ACTH, penggantian androgen atau estrogen untuk defesiensi gonadotropin
sendiri (isoleted) dapat di obati dengan penyuntikan FSH atau HCG.
5. Desmopressin dengan insuflusi masal dalam dosis terukur.
BAB III
KONSEP ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN
“ HIPOPITUITARI”
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas klien
Nama : Ny. s
Umur : 30 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Nikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Muna
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : PNS/ guru
Alamat : Jln. S. Goldaria
b. Identitas Penanggung
Nama : Tn. s
Umur : 35 thn
Jenis kelamin : Laki-Laki
Status Perkawinan : Nikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Muna
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : PNS/ guru
Alamat : Jln. S. Goldaria
Hubungan dengan klien : Suami Pasien
2. Data Demograf
Pada pasien ini di derita di mana saj, tidak berpengaruh pada tempat berdomisili
wilayah tertentu.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
1. Keluhan utama : nyeri
2. Riwayat Keluhan Utama
P : Nyeri
Q : Hilang Timbul
R : Kepala
S : 3 (0-5)
T : pada saat beraktifitas
4. Pemerksaan Fisik
pasca kecelakaan klien mengalami cidera di bagian kepala
hasil foto ronsen menunjukan kepala klien mengalami gangguan khususnya
bagian hipofisis anterior akibat benturan tersebut.
5. Analisis Data
No Sympton Etiologi Problem
1 Ds :
-Klien mengatakan
nyeri kepala
-ekspresi wajah
meringis
-skala nyeri 3 (0-5)
P : nyeri
Q : Hilang timbul
R : Kepala
S : 3 (0-5)
T : pada saat
beraktivitas
Adanya faktor penyebab ( adanya
trauma pada kepala)
Terjadi gangguan pada jaringan
dan kelenjar di sekitar
Produksi hormon terganggu
Hipopituitari (penurunan sekresi
hormon hipofisis)
nyeri
nyeri
2 Ds :
-klien mengatakan
tidak biasa
beraktivitas
Do :
-klien nampak lemah
-klien nampak dalam
pemenuhan ADL-nya
Adnya trauma pada klien
Keterbatasan rentang gerak pasca
cedera
kelemahan
intoleransi
intoleransi aktivitas
Intoleransi
aktivitas
3 Ds :
-klien mengatakan
tidak tau dengan
penyakitnya
Do :
-klien nampak sering
bertanya tentang
penyakitnya
-klien nampak cemas
Perubahan status kesetahan
Kurang terpaparnya informasi
Koping indifidu tidak efektif
Ansietas
ansietas
Bab i AKPER PEMKAB MUNA

More Related Content

What's hot

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL TENTANG ASMA
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL TENTANG ASMAASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL TENTANG ASMA
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL TENTANG ASMAsri wahyuni
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demamervinpramita
 
106418371 case-ika-epilepsi
106418371 case-ika-epilepsi106418371 case-ika-epilepsi
106418371 case-ika-epilepsihomeworkping7
 
106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsi106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsihomeworkping7
 
Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus Omhe_ID
 
Asuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demamAsuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demamsulisratnawati
 

What's hot (7)

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL TENTANG ASMA
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL TENTANG ASMAASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL TENTANG ASMA
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL TENTANG ASMA
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
 
Febrile seizure
Febrile seizureFebrile seizure
Febrile seizure
 
106418371 case-ika-epilepsi
106418371 case-ika-epilepsi106418371 case-ika-epilepsi
106418371 case-ika-epilepsi
 
106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsi106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsi
 
Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus
 
Asuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demamAsuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demam
 

Viewers also liked

Viewers also liked (7)

Roster ottubru 2013
Roster ottubru 2013Roster ottubru 2013
Roster ottubru 2013
 
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNASistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
 
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrinMacam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
 
Konsep penyakit hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
Konsep penyakit hipotiroid AKPER PEMKAB MUNAKonsep penyakit hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
Konsep penyakit hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
 
Tiroid ulang
Tiroid ulangTiroid ulang
Tiroid ulang
 
Asuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNAAsuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
 
Geometria Descritiva - Esquadros
Geometria Descritiva - EsquadrosGeometria Descritiva - Esquadros
Geometria Descritiva - Esquadros
 

Similar to Bab i AKPER PEMKAB MUNA

Similar to Bab i AKPER PEMKAB MUNA (20)

Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
5130021009_Hidayat_Latman_SK 3.pdf
5130021009_Hidayat_Latman_SK 3.pdf5130021009_Hidayat_Latman_SK 3.pdf
5130021009_Hidayat_Latman_SK 3.pdf
 
Infertilitas pak ,ak
Infertilitas  pak ,akInfertilitas  pak ,ak
Infertilitas pak ,ak
 
Askep hipopituitari
Askep hipopituitariAskep hipopituitari
Askep hipopituitari
 
Syndrom chusing AKPER PEMKAB MUNA
Syndrom chusing AKPER PEMKAB MUNA Syndrom chusing AKPER PEMKAB MUNA
Syndrom chusing AKPER PEMKAB MUNA
 
belajar.pdf
belajar.pdfbelajar.pdf
belajar.pdf
 
5B2_TIROIDISME.pptx
5B2_TIROIDISME.pptx5B2_TIROIDISME.pptx
5B2_TIROIDISME.pptx
 
Ppt kmb kel_10
Ppt kmb kel_10Ppt kmb kel_10
Ppt kmb kel_10
 
hipofise sistem endokrin
hipofise sistem endokrinhipofise sistem endokrin
hipofise sistem endokrin
 
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
 
Santi hipopituitary AKPER PEMKAB MUNA
Santi hipopituitary AKPER PEMKAB MUNASanti hipopituitary AKPER PEMKAB MUNA
Santi hipopituitary AKPER PEMKAB MUNA
 
Interactive Clinical Cases Scenarios by Slidesgo.pptx
Interactive Clinical Cases Scenarios by Slidesgo.pptxInteractive Clinical Cases Scenarios by Slidesgo.pptx
Interactive Clinical Cases Scenarios by Slidesgo.pptx
 
Blok21 skenario 1-b8
Blok21 skenario 1-b8Blok21 skenario 1-b8
Blok21 skenario 1-b8
 
Pengkajian
PengkajianPengkajian
Pengkajian
 
Askep Chusing Sindrom
Askep Chusing SindromAskep Chusing Sindrom
Askep Chusing Sindrom
 
ASKEP Insufisiensi Adrenal.pptx
ASKEP Insufisiensi Adrenal.pptxASKEP Insufisiensi Adrenal.pptx
ASKEP Insufisiensi Adrenal.pptx
 
Prinsip Induksi Ovulasi
Prinsip Induksi OvulasiPrinsip Induksi Ovulasi
Prinsip Induksi Ovulasi
 
Endokrin
EndokrinEndokrin
Endokrin
 
Makalah hipertiroidisme
Makalah hipertiroidismeMakalah hipertiroidisme
Makalah hipertiroidisme
 
Farmakologi Hormon
Farmakologi HormonFarmakologi Hormon
Farmakologi Hormon
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Bab i AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. BAB I PEMBAHASAN TUJUAN TEORITIS A. Pengertian 1. Hipopituitari dapat terjadi pada kerusakan lobus anterior kelenjar hipofisis. (brunner & suddarth). 2. Hipopituitari adalah sekresi beberapa hormone hipofisis anterior yang rendah. ( elizabeth. J. Korwin). 3. Hipopituitarisme merupakan keadaan tidak adanya seluruh sekresi hipofisis (sylvia A. Price & Lorrena M. Wilson). 4. Hipopituitari adalah penurunan / adanya sekresi hormon kelenjar hipofisis interior. Hipopituitari sering di sebut juga hipofungsi kelenjar hipofisis. (http://www.google.co.id). Jadi, dari ke empat pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa Hipopituitari adalah suatu keadaan yang timbul akibat penurunan, atau tidak adanya sekresi hormone kelenjar hipofisis anterior atau hipofunggsi. B. Etiologi Hipopituitarisme dapat menjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus, penyebabnya menyangkut : 1. Faktor penyebab belum di ketahui, 2. Infeksi atau peradangan oleh : jamur, bakteri piognik, tubercolosis, pasca meningitis, 3. Penyakit granulastomata infiltrative yang merusak hipofisis, 4. Trombosit vasculer yang menyebabkan nekrosis kelenjar hipofisis normal, 5. Tumor, misalnya dari jenis sel penghasil hormon yang dapat mengganggu pembentukan salah satu atau semua hormon lain, sekunder dari tumor-tumor jinak atau ganas metastasik desak ruang atau tumor hipofisis yang merusak sel- sel hipofisis normal, C. Manefestasi Klinis Kelemahan, disfungsi seksual, kerontokan rambut ketiak dan pubis, hipertensi, perubahan lapang pandang dan sakit kepala (apabila di sebabkan oleh tumor pituitary non fungsional yang besar dan trauma).
  • 2. D. Patofisiologis Trauma, tumor, radiasi pada kepala dan leher Merusak Sel-Sel Hipofisis Normal Mal Fungsi Kelenjar Hipofisis Hipopituitary (penurunan sekresi hormon hipofisis) Hormon Somatotrofik Hormon Trotropik Hormone Andrenokortikotropik Hormone Gonadrotopik Leteinizing Hormone E. Komplikasi 1. Kardiovaskuler . Hipertensi Tromboflebitis Tromboembolisme Percepatan uterosklerosis 2. Perubahan Mata Glukoma Lensi Kornea F. Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan Radiologik/ rentgenologis Sella Tursika a. Foto Polos Kepala b. Poliomografi berbagai arah (multi deroksional ) c. Pneumoensefalografi d. CT scan e. Agiografi Serebral 2. Pemeriksaan Lapang pandang a. Adanya kelainan lapang pandang mencurigakan b. Adanya tumor hipofisis yang menekan kiosma optik 3. Pemeriksaan Diagnostik a. Pemeriksaan kartisol, T3 dan T4, serta esterogen atau testoteron
  • 3. b. Pemeriksaan ACTH, TSH, dan LH c. Tes provokasi dengan menggunakan stimulan atau supreson hormon, dan dengan pengukuran efeknya terhadap kadar hormon serum d. Tes provokatif G. Penatalaksanaan Medis 1. Kausal Bila di sebabkan oleh tumor, umumnya di lakuka radiasi. Bila gejala-gejala tekanan oleh tumor progresif di lakukan operasi. 2. Terapi Supstitusi a. Hidrokortison, antara 20-30 mg sehari di berikan per-os, umumnya di sesuaikan dengan siklus harian sekresi steroid yaitu 10-15 mg waktu pagi, dan 10 mg waktu malam. Predison dan deksametason tidak di berikan karena kurang menyebabkan retensi garam dan air, bila terdapat stress (ifeksi, operasi dan lain-lain). Dosis oral di naikan atau di berikan prainteral. Bila terjadi krisis adrenal atasi syok segera dengan pemberian cairan per-infus NACL-glukosa, steroid, dan vasopreses. b. Puluis Teroid/ tiroksin di berikan setelah terapi dengan hidrokortison. c. Testosteron pada penderita laki-laki berikan suntikan testosteron enantot atau testosteron siprionot 200 mg intramuskuler tiap 2 minggu. Dapat juga di berikan fluexymestron 10 mg per-os tiap hari. d. Esterogen di berikan pada wanita secara siklis untuk mempertahankan siklus haid. Berikanga androgen dosis stenga dosis pada laki-laki hentikan bila ada gejala virillisasi” growth hormone” bila terdapat dwarfisme. 3. Tumor hipofisis, di obati dengan pembedahan radioterapi atau obat (misal : akromegali dan hiperprolaktemia dengan hymocriptina). 4. Defenisi hormon hos di obati sebagai berikut: penggantian GH untuk defesiensi GH pada anak-anak, toksin dan kortison untuk defesiensi TSH dan ACTH, penggantian androgen atau estrogen untuk defesiensi gonadotropin sendiri (isoleted) dapat di obati dengan penyuntikan FSH atau HCG. 5. Desmopressin dengan insuflusi masal dalam dosis terukur.
  • 4. BAB III KONSEP ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN “ HIPOPITUITARI” A. Pengkajian 1. Biodata a. Identitas klien Nama : Ny. s Umur : 30 thn Jenis kelamin : Perempuan Status Perkawinan : Nikah Agama : Islam Suku/Bangsa : Muna Pendidikan : Sarjana Pekerjaan : PNS/ guru Alamat : Jln. S. Goldaria b. Identitas Penanggung Nama : Tn. s Umur : 35 thn Jenis kelamin : Laki-Laki Status Perkawinan : Nikah Agama : Islam Suku/Bangsa : Muna Pendidikan : Sarjana Pekerjaan : PNS/ guru Alamat : Jln. S. Goldaria Hubungan dengan klien : Suami Pasien 2. Data Demograf Pada pasien ini di derita di mana saj, tidak berpengaruh pada tempat berdomisili wilayah tertentu. 3. Riwayat Penyakit Sekarang 1. Keluhan utama : nyeri 2. Riwayat Keluhan Utama P : Nyeri Q : Hilang Timbul R : Kepala
  • 5. S : 3 (0-5) T : pada saat beraktifitas 4. Pemerksaan Fisik pasca kecelakaan klien mengalami cidera di bagian kepala hasil foto ronsen menunjukan kepala klien mengalami gangguan khususnya bagian hipofisis anterior akibat benturan tersebut. 5. Analisis Data No Sympton Etiologi Problem 1 Ds : -Klien mengatakan nyeri kepala -ekspresi wajah meringis -skala nyeri 3 (0-5) P : nyeri Q : Hilang timbul R : Kepala S : 3 (0-5) T : pada saat beraktivitas Adanya faktor penyebab ( adanya trauma pada kepala) Terjadi gangguan pada jaringan dan kelenjar di sekitar Produksi hormon terganggu Hipopituitari (penurunan sekresi hormon hipofisis) nyeri nyeri 2 Ds : -klien mengatakan tidak biasa beraktivitas Do : -klien nampak lemah -klien nampak dalam pemenuhan ADL-nya Adnya trauma pada klien Keterbatasan rentang gerak pasca cedera kelemahan intoleransi intoleransi aktivitas Intoleransi aktivitas 3 Ds : -klien mengatakan tidak tau dengan penyakitnya Do : -klien nampak sering bertanya tentang penyakitnya -klien nampak cemas Perubahan status kesetahan Kurang terpaparnya informasi Koping indifidu tidak efektif Ansietas ansietas