2. Sekenario
Ny. Tatung 35 tahun, datang ke RS dengan keluhan benjolan di leher sejak 5 hari yang lalu.
Keluhan disertai dengan dada sering berdebar-debar, sering berkeringat. Pasien juga merasa
nafsu makannya meningkat namun berat badan tidak dapat naik. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan Tekanan Darah 130/90 mmHg, Heart Rate 100x/menit dengan irama irregular
(lambat), Respiration Rate 20x/menit, suhu 36.8˚C. Pada pemeriksaan kepala leher
didapatkan exopthalmus (+). Pada pemeriksaan status lokalis teraba benjolan merata hampir
di seluruh leher konsistensi lunak, berbatas tegas, bergerak jika menelan, nyeri tekan (-),
vaskularisasi meningkat. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan TSH menurun.
Pemeriksaan USG : nodul solid semikistik, ukuran 5 cm, hipovaskuler tidak tampak kalsifikasi.
Hasil pemeriksaan FNAB hapusan cukup sel dengan sebaran sel-sel epitel folikel dengan latar
belakang bahan koloid.
4. Lerning Objektive
Mahasiswa Mampu Mengetahui definisi dan Anatomi Kelenjar Tiroid
Mahasiswa Mampu Mengetahui Fisiologi Kelenjar Tiroid
Mahasiswa Mampu Memahami Diagnosis Dan Diagnosis Banding Pada Kasus di Atas
Mahasiswa Mampu Memahami Klasifikasi penyakit hipertiroid
Mahasiswa Mampu Memahami Etiologi pada kasus di atas
Mahasiswa Mampu Memahami Patofisiologi Hipertiroid
Mahasiswa Mampu Mengetahui Patogenesis penyakit pada kasus di atas
Mahasiswa Mampu Memahami Tatalaksana Pada Kasus di atas
Mahasiswa Mampu Memahami Edukasi dan Pandangan Islam pada Kasus di Atas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
5. 1. Mahasiswa Mampu Mengetahui definisi dan Anatomi Kelenjar Tiroid
Hipertiroid adalah kelainan patologis dimana hormon tiroid disintesis dan
disekresikan secara berlebihan oleh kelenjar tiroid. (Farwell et al., 2018).
8. 3. Mahasiswa Mampu Memahami Diagnosis Dan Diagnosis Banding Pada Kasus
di Atas
Thyrotoxic periodic
hipertiroid
penyakit jantung tiroid
9. 4. Mahasiswa Mampu Memahami etiologi Hipertiroid
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena
umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis
memberikan gambaran kadar TH dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik
negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan
memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
10. 5. Mahasiswa Mampu Memahami Klasifikasi penyakit hipertiroid
1. Hipertiroid primer :
a. Penyakit grave
b. Functioning adenoma
c. Tocix multinodular adenoma
d. Tiroiditis
2. Hipertiroid sekunder :
a. Tumor hipofisis
b.Pemberian hormone tiroid dalam jumlah besar
c. Pemasukan iodium berlebihan
11. 6. Mahasiswa Mampu Memahami Patofisiologi Hipertiroid
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
menyerupai TSH, biasanya bahan - bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang
disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin) yang berikatan dengan reseptor
membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan -bahan tersebut
merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme.
Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi
TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar
tiroid, yakni selama 12 jam.(Ross, 2016)
12. 7. Mahasiswa Mampu Memahami Patogenensis penyakit pada
kasus di atas
Hipertiroidisme terjadi karena sintesis yang tinggi dari sekresi hormon tiroid. Graves
disease menyumbang antara 60% sampai 80% dari pasien dengan hipertiroidisme.
Graves Disease(GD) adalah kelainan autoimun sistemik yang ditandai dengan infiltrasi
sel T spesifik antigen tiroid ke dalam thyroid stimulating hormone receptor (TSH-R)
yang merupakan jaringan penekan. penekan. Stimulasi Stimulasi autoantibodi
autoantibodi (Ab) pada GD mengaktifkan mengaktifkan TSH-R yang mengarah
mengarah ke hiperplasia tiroid dan produksi serta sekresi hormon tiroid yang tidak
terkontrol.
13. 8. Mahasiswa Mampu Memahami Tatalaksana Pada Kasus
di atas
Obat Antitiroid
Obat antitiroid yang digunakan adalah propylthiouracil, carbimazole, dan
methimazole. Mekanisme kerja golongan obat ini adalah menghambat oksidasi
dan organifikasi iodine melalui inhibisi enzim tiroid peroksidase dan menghambat
proses coupling iodotirosin menjadi T4 dan T3.
14. Terapi Ablasi Radioaktif Iodine
Terapi ablasi radioaktif iodine bisa digunakan sebagai terapi pilihan pertama untuk
penatalaksanaan Grave’s disease, toksik adenoma, dan toksik multinodular goitre.
Tiroidektomi
Hingga saat ini, tiroidektomi merupakan terapi paling sukses dalam mengobati
hipertiroid akibat Grave’s disease dan toksik nodular goitre.
15. 9. Mahasiswa Mampu Memahami Edukasi dan Pandangan Islam pada
Kasus di Atas
berpartisipasi secara aktif dalam berbagai kegiatan untuk mengedukasi masyarakat
akan pentingnya pencegahan penyakit akibat gangguan tiroid, membudayakan perilaku
hidup bersih dan sehat terutama penerapan gizi seimbang bagi keluarga termasuk
penggunaan garam beriodium, dan mendorong masyarakat yang mempunyai bayi baru
lahir untuk melakukan skrining hipotiroid kongenital sebagai upaya deteksi dan
intervensi dini
16. Pandangan islam
Berobat dalam islam disebut dengan At-Tadawi yang berarti menggunakan obat (syabir, 2005). Para
ahli fikih bersepakat bahwa seseorang boleh mengobati penyakit yang diderita. Dalil yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim:
َّلَوَج َّزَع اِهللا ِنْذِإِب
َأ
َرَـب ،الَّداَء اُءَوالَّد َبا َصَأ اَذِإ
َف ،اٌءَوَد َداٍء ِّلُكِل اهللا عبد بن جابر ن
Artinya:
“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan
sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim)
Hadits di atas menjelaskan diperbolehkannya seseorang mengobati penyakit yang dideritanya.
Sebab, setiap penyakit pasti ada obatnya. Jika pengobatan yang dilakukan tepat mengenai penyakit,
dengan izin Allah SWT maka penyakit yang diderita akan hilang dan menjadi sehat kembali.
(bahraen, 2021).
17. Kesimpulan
Penyebab dari hipertiroidisme yaitu adanya Gangguan homeostatic yang disebabkan
oleh produksi TSH yang berlebihan atau adanya perubahan autonomic kelenjar tiroid
menjadi hiperfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Ada banyak gejala
pada penderita penyakit ini yakni gemetar, palpitasi, gelisah, penurunan berat badan
yang drastic, nafsu makan meningkat.
18. Daftar Isi
Antonelli, A., Ferrari, S. M., Ragusa, F., Elia, G., Paparo, S. R., Ruffilli, I., ... Fallahi, P. (2020).
Graves’ disease: epidemiology, genetic and environmental risk factors and viruses. Best Practice &
Research Clinical Endocrinology & Metabolism, 101387. doi:10.1016/j.beem.2020.101387
Ariani, Desty. 2016. Ny. Z 47 Tahun dengan Penyakit Graves. Lampung. Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung
Bahn RS. Mechanisms of disease Grave’s ophthalmopaty. N Engl J Med.2010. 362:726-38
Baradero, Marry,dkk. 2009. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Endokrin. Jakarta: EGC
Darmayanti, N L A, Setiawan, I G B & Maliawan, S. 2012. Endemic Goiter. Denpasar. Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah Denpasar
Digonnet, A, Willemse, E, Dekeyser, C, Aubin, N de S, Michel, M & Andry, G. 2011. Surgical
Management of Toxic Multinodular Goiter. Belgium. Free University of Brussels.
Guyton A.C and J.E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta: EGC
Kahaly, George J., Luigi Bartalena, Lazlo Hegedus, Laurence Leenhardt, Kris Poppe, Simon
H. Pearce. 2018. 2018 European Thyroid Association Guideline for Management of Graves’
Hyperthyroidism. European Thyroid Journal 2018(7): 167-186
Robbins, S.L and R.S Cotran. 2014. Atlas of Pathology 3rd Edition. Philadelphia: SAUNDERS
Ross DS, Burch HB, Cooper DS, dkk. 2016 American Thyroid Association Guidelines for Diagnosis
and Management of Hyperthyroidism and Other Causes of Thyrotoxicosis .THYROID.
American Thyroid Association 2016: 26:1