SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
LAPORAN KASUS
435CDK-241/vol.43no.6th.2016
ABSTRAK
Hipertiroid pada kehamilan memiliki konsekuensi buruk bagi ibu dan janin. Hipertiroid yang tidak diobati akan meningkatkan risikoterjadinya
preeklampsia, gagal jantung, krisis tiroid, hingga kematian ibu. Salah satu penyebab tersering hipertiroidisme pada kehamilan adalah penyakit
Graves. Pemantauan klinis dan laboratorium yang cerm at menjadi tuntutan pada pengelolaan penyakit Graves pada kehamilan. Kerjasam a
yang baik antarainternis dan obstetri-ginekologis diharapkan meminimalisasi komplikasi kehamilan dan persalinan. Berikut ini dipaparkan kasus
penyakit Graves padakehamilan.
Kata kunci: Hipertiroid,kehamilan,penyakitGraves
ABSTRACT
Hyperthyroidism in pregnancy has several unfavourable consequenc es for mother and foetus. Untreated hyperthyroidism increases the risk
of pre-eclampsia, congestive heart failure, thyroid storm, and maternal death. The most comm on cause for hyperthyroidism in pregnancy
is Graves’ disease. Clinical and laboratory close monitoring is mandatory in managem ent of Graves’ disease in pregnancy. Good team work
between internist and obstetrician can hopefully minimize pregnancy and labour com plications. A caseof Graves’ disease inpregnancy will be
presented. Laurentius A.Pramono,Nanang Soebijanto..
Management ofGraves Disease in Pregnancy
Keywords: Graves’ disease,hyperthyroidism,pregnancy
Pengelolaan Penyakit Graves pada Kehamilan
Laurentius A. Pramono,1
Nanang Soebijantoft
1
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/
RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia
2Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP Fatmawati, Jakarta, Indonesia
PENDAHULUAN
Disfungsi tiroid cukup sering ditemukan
pada kehamilan.1
Prevalensi terjadinya
hipertiroidisme pada kehamilan di Amerika
Serikat adalah 0,1-0,4% dengan etiologi yang
tersering adalah penyakit Graves.1
Secara
global, hipertiroidisme terjadi pada 0,05-
3% dari seluruh kehamilan.2
Penyakit Graves
termasuk dalam kelompok penyakit autoimun
yang angka kejadiannya berkisar 1-2 per
1000 kehamilan.1
Hingga kini belum ada data
nasional mengenai gangguan tiroid pada
kehamilan.
Selama kehamilan, terjadi perubahan
fisiologis kelenjar tiroid.1,3
Perubahan fisiologis
yang penting adalah peningkatan kadar
TBG (thyroxine binding globulin) hingga
pertengahan masa kehamilan. Peningkatan
TBG m eningkatkan kadar tiroksin total (T4
total) padahal kadar hormon bebas (T4
bebas/free T4) tetap. Oleh karena itu, untuk
mengetahui status tiroid pasien selama
kehamilan diperlukan pemeriksaan T4
bebas, sedangkan pemeriksaan T4 total
tidak dianjurkan. Sementara itu, kadar TSH
cenderung turun pada trimester pertama
kehamilan karena adanya peningkatan kadar
β-HCG (human chorionic gonadotropin) yang
mempunyai strukturmolekul mirip dengan
TSH. β-HCG juga menstimulasi kelenjar
tiroid untuk mensekresikan T4 bebas dan
menyebabkan gejala hipertiroidisme. Kondisi
tersebut dinamakan gestational transient
thyrotoxicosis (GTT).1,3,4
Pengelolaan penyakit
Graves pada kehamilan membutuhkan
pemantauan klinis dan laboratorium yang
cermat dengan harapan dapat menghindari
komplikasi hipertiroid yang tidak diobati
bagiibu dan janin.Disisi lain,penggunaan
antitiroid yang berlebihan dapat berdampak
hipotiroid padajanin.
Kasus berikut ini adalahkasus penyakit Graves
pada kehamilan. Penyakit Graves didiagnosis
sebelum kehamilan anak pertama dengan
gejala strum a difus dan klinis toksik disertai
oftalmopati kedua mata.Pasien memiliki
riwayat pengobatan buruk, tidak terkontrol,
dan tidak teratur mengonsumsi obat antitiroid.
Kasus ini diharapkan dapat menjadi awal
yang baik untuk mempelajari penanganan
hipertiroidisme (khususnya penyakit Graves)
pada kehamilan.
ILUSTRASI KASUS
Seorang perempuan berusia 25tahun kontrol
di poliklinik Penyakit Dalam dengan hamil
anak kedua usia kehamilan aterm (39-40
minggu); riwayat penyakit tiroid sejak tiga
tahun.Sejak tiga tahun yang lalu,mata kiri
pasien menonjol ke luar, kering, kemerahan,
diikutisedikitpenonjolanmata kanan,saat
tidur kedua mata tidak dapat menutup rapat.
Pasien juga merasakan adanya pembesaran
leher, disertai keluhan berdebar-debar,
gemetar, dan tremor, tidak tahan udara
panas, banyak berkeringat, dan emosi tidak
stabil. Nafsu makan meningkat namun
berat badan menurun. Pasien pertam a kali
berobat ke dokter spesialis mata dan dicurigai
Alamat Korespondensi eemmaaiill:: l_aswin@hotm ail.co m
LAPORAN KASUS
436 CDK-241/vol.43no.6th.2016
oftalmopati akibat penyakit tiroid. Pasien
dirujuk ke poliklinik PenyakitDalam rumah
sakitrujukan di Jakarta.
Pasien kemudian berobat ke poliklinik
Endokrin rumah sakit rujukan di Jakarta,
mendapat propiltiourasil (PTU) dan
propranolol. Awalnya obat diminum teratur,
namun sejak kehamilan anak pertama, pasien
menghentikan minum obat atas keinginan
sendiri. Dua tahun yang lalu, anak pertam a
pasien lahir melalui persalinan normal, sempat
diskrining fungsi tiroid dan dikatakan normal,
tumbuh kembang norm al. Setelah masa nifas
lewat,pasientidak kontroldan tidak teratur
minum obat antitiroid. Mata kiri semakin
menonjol dan buram, sedangkan m atakanan
membaik.
Saat awal kehamilan anak kedua ini,
pasien tidak kontrol dengan melakukan
pem eriksaan laboratorium ataupun minum
obat antitiroid. Saat usia kehamilan tiga bulan,
pasien mengalami kontraksi dan ancaman
keguguran. Hasil pemeriksaan laboratorium
hormon tiroid meningkat, diberikan terapi
PTU dan propranolol, namun kepatuhan
pengobatan tetap buruk. Seminggu lalu
pasien mengalami kontraksi lagi dan masuk
perawatan IGD Obstetri Ginekologi. Hasil USG
Kebidanan didapatkankondisi janin presentasi
kepala, tunggal, hidup, sesuai usia kehamilan.
Persalinan direncanakan satu minggu lagi.
Pasien disarankan kembali ke poliklinik
Kebidanan/ Kandungan dan Penyakit Dalam
serta pemeriksaan hormon-hormon tiroid
dalam prosedur rawatjalan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tidak ada
berdebar-debar, gemetar, diare, ataupun
berkeringat banyak. Pasien mengeluh
pandangan m ata kiri buram. Tekanan darah
110/70 mmHg dengan frekuensi nadi 108
kali per menit reguler. Pada pasien terdapat
eksoftalmus kedua mata (mata kiri lebih
menonjol), struma difus pada leher dengan
lingkar leher 33 cm, tidak terdengar bruit.
Pemeriksaan fisik paru dan jantung dalam
batas normal, abdomensesuai usiakehamilan.
Pada ekstremitas didapatkan akral hangat,
lembap, tidak ada tremor, nam un didapatkan
edema minimalkedua tungkai.
Saat kontrol poliklinik, pasien hanya membawa
hasil pemeriksaan fungsi tiroid 6 bulanlalu
(saat usia kehamilan 3 bulan), yaitu fT4 3,65
(normal 0,89-1,76), fT3 11,1 (normal 2,3-4,2),
dengan TSHs 0,006 (normal 0,35-5,5). EKG
satuminggulalumenunjukkaniramasinus
takikardia (100 kali per menit).
Pasien didiagnosis sebagai penyakit Graves
pada kehamilan G2P1A0 (39-40 minggu)
dengan gejala oftalmopati Graves (kriteria
NOSPEC S: Sight Loss). Pasien dianjurkan
melakukan pemeriksaan fT4 dan TSH
ulang,sertamendapatPTU2 x100mgdan
propranolol 3 x 10 mg. Pasien dianjurkan untuk
rawat inap di bangsal Kebidanan/Kandungan
untuk menjalani proses persalinan dalam
minggu tersebut(Gambar 1dan 2).
Gambar 1.Leher pasien menunjukkan struma difus
Gambar 2. M ata pasien menunjukkan Oftalmopati
Graves
DISKUSI
Kasus ini merupakan kasus klasik penyakit
Graves pada kehamilan, yaitu strum a difus
disertai klinis toksik tiroid dan oftalmologi
Graves.
Penyakit Graves merupakan penyebab
tersering terjadinya hipertiroidisme pada
kehamilan, sehingga manajemen terapi
hipertiroidisme pada kehamilan perlu
dipahami.
Fisiologi Tiroid pada Kehamilan
Pada kehamilan, terjadi beberapa perubahan
fisiologis menyangkutfungsi dan statustiroid,
yaitu pada ekskresi iodium, kadar TBG, dan
akibat peningkatan HCG. Pada usia kehamilan
awal, GFR (glomerular Ĺ‚ltration rate) meningkat
sehingga klirens iodium bertambah. Halini
akan mengurangi kadar iodium organik dalam
darah. Kelenjar tiroid mengompensasi kondisi
tersebut dengan cara meningk atkan aktivitas
TSH. Konsekuensinya dapat terbentuk struma
pada kehamilan dengan angka tangkapan
iodium yangtinggi.1
Kadar TBG (thyroxine binding globulin)
meningkat karena adanya stimulasi estrogen,
yang meningkat sebanyak dua kali lipat pada
minggu ke-16 sampai 20 dan menetap selama
kehamilan. Peningkatan TBG meningkatkan
kadar T4 dan T3total, tetapi kadar fT4 dan fT3
tetap normal.Olehsebab itu,pemeriksaan
fungsi tiroidselama kehamilan lebihakurat
bila dinilai dari kadar fT4.1,4
HCG memiliki struktur alfa dan beta. Beta
HCG mempunyai persamaan struktur dengan
TSH. HCG memiliki aktivitas dalam stimulasi
tiroid. Pada kehamilan, kadar HCG meningkat,
puncaknya ≤100.000 pada minggu 8-12
kehamilan, dan bertahan pada nilai 10.000-
20.00 sampai melahirkan. Pada kehamilan,
umumnya pengaruh HCGterhadap fungsi
tiroid tidak bermakna. Bila kadar HCG lebih
tinggi daripada batas normal,dapatterjadi
gangguan fungsi tiroid. Kadar HCG yang
tinggi akan meningkatkan kadar fT4 dan fT3
sertamenekan kadar TSH.Kelainan yang
bisa muncul adalah gestasional transient
thyrotoxicosis (GTT).1
Selain perubahan kadar TBG dan HCG,
perubahan parameter tiroid pada kehamilan
adalah:
ď‚„ T4 dan T3 total meningkat seiring
peningkatan TBG,
ď‚„ fT4 dan fT3 normal (normal tinggi).
Pada HCG ≥100.000, fT4 dan fT3
akan meningkat dan otomatis TSH
tertekan.
ď‚„ TSH pada trimester Isubnormal (0,2-0,5)
dan pada trimester II dan III kembali
ke normal lagi(0,5-5).
Tabel berikut ini memberikan rekapitulasi
data perubahan fisiologis fungsi tiroid pada
kehamilan (trimester I,II, III, dan pasca-
LAPORAN KASUS
437CDK-241/vol.43no.6th.2016
klinis tirotoksikosis pada kehamilan sering
tumpang tindih dengan kehamilan normal,
dapat ditemukan adanya palpitasi, tidak tahan
udarapanas,dan kulitlebih hangat.Gejala
yang sangat khas adalah struma, oftalmopati,
palpitasi, dan penurunan berat badan
meskipun makan banyak. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan oftalmopati, struma difus,
tremor,dan kulitlembap.1,5
melahirkan).
Penyakit Graves pada Kehamilan
Hipertiroidism e pada kehamilan paling sering
disebabkan oleh penyakit Graves. Selain
penyakit Graves, penyakit lain penyebab
terjadinya hipertiroidisme pada kehamilan
adalah gestationaltransienthyperthyroidism,
goiter toksik multinoduler, adenoma
soliter toksik,tiroiditis subakut,danstruma
ovarium. Penyakit Graves dapat mengalami
eksaserbasi saat kehamilan trimester pertama
dan post-partum. Dengan pengobatan dan
pem antauan yangtepat, kondisi ibu dan janin
dapat terkendali. Bila pengelolaan tidak tepat,
risikonya adalah gagal jantung maternal,lahir
prematur,dankematianjanin(abortus).3,4
Membedakan penyakit Graves dengan
kehamilan normal sering tidak mudah. Gejala
Tes diagnostik hipertiroidisme pada kehamilan
adalah fT4 dan TSH.Pada hipertiroidisme
kehamilan, khususnya penyakit Graves, kadar
fT4meningkat, disertai kadar TSH yangrendah.
Namun pada kehamilan normal sekalipun,
dapat juga ditemukan kadar TSH yang
rendah pada trimester pertama kehamilan.
Pem eriksaan anti-TPO dan antrimikrosom al
antibodi (AM A) sangat penting bagi penyakit
tiroid autoimun. Pada penyakit Graves
ditemukan adanya peningkatan kadar anti-
TPO danAMA.5
Efek fisiologis HCG yang menyebabkan
penurunan kadar TSH dan peningkatan TBG
sangat penting untuk dipertimbangkan.
Konsentrasi TSH pada akhir trimester I
kehamilan dapat mencapai kadar 0,03. Dengan
demikian, kadar TSH yang rendah saja tidak
cukup untuk mendiagnosis hipertiroidisme
pada kehamilan. Konsentrasi TBG yang tinggi
akan menggeser keseimbangan hormon tiroid
bebas dan total, sehingga selama kehamilan
pem eriksaan total T4 tidak disarankan, lebih
dianjurkanpemeriksaankadarfT4.5
Terdapat dua antibodi tiroid yang meningkat
pada penyakit Graves, yaitu thyroid anti-
microsomal antibodies (thyroid peroxidase
antibodies, anti-TPO) dan thyroid stimulating
hormone receptor antibodies (TRAb). Dua TRAb
yang dapat diperiksa adalah TSI (thyroid-
stimulatingimmunoglobulin) danTBII (thyroid
binding inhibitory immunoglobulin). Semua
pem eriksaan autoimun ini meningkat pada
penyakit Graves dan tidak meningkat pada
gestasional thyrotoxicosis (dapat membedakan
penyakit Graves dengan gestasional
thyrotoxicosis). Evaluasi laboratorium
dilakukan dalam interval waktu 3-4 minggu.5
Pemeriksaan TRAb direkomendasikan pada
ibu hamildengan riwayatpenyakit Graves,
terdapat riwayat pengobatan dengan iodium
sebelumnya, operasi sebelum kehamilan, dan
anak-anak yang didiagnosis penyakit Graves.
Konsentrasi TRAb tinggi sebelum persalinan
LAPORAN KASUS
438 CDK-241/vol.43no.6th.2016
melahirkan.7
Bila terjadi eksaserbasi atau
perburukan klinis, maka dosis obat anti-tiroid
dapat dinaikkan kembali. Kebanyakan pasien
tidak membutuhkan pengobatan anti-tiroid
lagi setelah kehamilan di atas 26-28 minggu.
Efek samping yang pernah dilaporkan adalah
ikterus kolestatik dan agranulositosis. Pasien
dengan gejala hipermetabolik mendapat
obat penyekat beta, seperti atenolol dan
propranolol,selamabeberapahari.3-5
Diagram. Bagan alur uji fungsi tiroid pada kehamilan
mengindikasikan adanya disfungsi tiroid pada
janin.5
Secara ringkas, uji fungsi tiroid pada
kehamilan dimulai dengan pemeriksaan
TSH, dilanjutkan dengan fT4. Dari dua
pemeriksaan di atas, diagnosis dapat
diarahkan pada hipotiroidisme subklinis,
hipotiroidisme primer, hipertiroidisme
subklinis, hipertiroidisme, dan T3-toksikosis.3,4
Berikut adalah bagan alur ujifungsi tiroidpada
kehamilan (Diagram).
PENATALAKSANAAN
Pengobatan hipertiroidisme pada kehamilan
penting untuk menghindari komplikasi
ibu, janin, dan neonatus. Tujuan terapi
hipertiroidisme pada kehamilan adalah
menormalkan fungsi tiroid dengan dosis
obatantitiroid paling minimal.Pengobatan
ditargetkan agar kadar fT4terdapat pada nilai
batas atas normal.3
Dosis obatyang terlalu
tinggi dapat menyebabkan hipotiroidisme
dan struma pada janin. Pemantauan berkala
setiap 2 minggu pada awal terapi dan setiap
4 minggu bila target eutiroid sudah tercapai.
Terapi obat anti-tiroid sebaiknya tidak
dihentikan sebelum kehamilan 32 minggu
sebabdapatberisikoterjadirelaps.3
Dua obatanti-tiroid yang efektif dan aman
untuk mengendalikan hipertiroidisme pada
kehamilan, yaitu propiltiourasil (PTU) dan
metimazol.4,6
Keduanya menekan sintesis
hormon tiroid dengan cara menghambat
organifikasiiodium di dalam kelenjar tiroid.
Efek samping yang pernah dilaporkan adalah
aplasia kutis pada janin ibu hamil yang
menggunakan metimazol. Namun secara
umum, keduanya aman digunakan pada
kehamilan.3
Pada trimester I lebih dianjurkan
untuk menggunakan PTU karena terdapat
risiko kelainan kongenital yang pernah
dilaporkan pada penggunaan metimazol;
setelah kehamilan 12 minggu metimazol
dapat digunakan terutama bila khawatir
terhadap efek samping hepatotoksik dalam
penggunaan PT U pada ibu. Risiko hipotiroid
pada janin akibat kedua obat tidak berbeda.7
Dosis awal obat PTU adalah 150-450 mg
per hari (dibagidalam 3 dosis),sedangkan
dosis metimazol 20-40mg per hari (dibagi
dalam 2 dosis). Perbaikan klinis akantampak
sesudah beberapa minggu terapi, fungsi
tiroid akan normal dalam 3-7 minggu.
Perbaikan klinis yang dimaksud adalah
kenaikan berat badan dan berkurangnya
takikardi, sehingga dosis obat anti-tiroid dapat
diturunkan menjadi separuh. Kehamilan
sendiri sebenarnya mempengaruhi perjalanan
penyakit Graves karena peningkatan hormon
progesteron menekan fungsi limfosit,
sehingga mengurangi keaktifan autoimun
penderita Graves. Hal itu ditandai dengan
penurunan kebutuhan obat anti-tiroid seiring
peningkatan usia kehamilan, namun dapat
meningkat kembali setelah 3 bulan pasca-
Baik PTU maupun metimazol dapat melewati
sawar plasenta, jika dalam dosis besar dapat
menyebabkan struma dan hipotiroidisme
pada janin. Pada ibu menyusui, obat anti-tiroid
dapat terus diberikan bila dosis PTU <150-200
mgperhariataumetimazol<10mgperhari.
Bayi juga perlu dipantau kadar TSH-nya agar
mengetahui pengaruh obat yang diberikan.3 ,4
Operasi tiroidektomi perlu dilakukan hanya
padapasien dengan dosis pemberiananti-
tiroid yang sangat besar (PTU >600 mg), alergi
obat anti-tiroid, pasien tidak taat berobat, dan
struma sangat besar. Terapi iodium radioaktif
merupakan kontraindikasi pada kehamilan
sebab dapat melewati plasenta dengan risiko
terapi iodium radioaktif berupa hipotiroidisme
pada bayi dan retardasimental.3,4
Hipertirodisme pada Janin dan Neonatus
Pada perempuan dengan penyakit Graves
yang sudah mendapatterapi ablasi tiroid,
kadar TSI-nya masih tetap tinggi meskipun
secara klinis pasien sudah eutiroid. Selama
kehamilan, TSI dapat melewati plasenta dan
terikatdenganreseptor TSHtiroidjanin. Kondisi
ini dapat merangsang kelenjar tiroid janin dan
menyebabkan hipertiroidism e yang ditandai
dengan pertumbuhan janin terhambatdan
takikardia janin. Hipertiroidism e janin diterapi
dengan pemberian obatanti-tiroid pada
ibu hamil. Setelah dilahirkan, jarang terjadi
hipertirodisme pada neonatus.Kadar TSI
yang tinggi pada kehamilan trimester III dapat
menjadi prediktor bagi hipertiroidisme pada
janin dan neonatus.3 ,4
Kondisi ini diharapkan
menjadi perhatian bagi dokter penyakit
dalam, kebidanan-kandungan, dan pediatri
yang merawatibu dan bayi.
SIMPULAN
Pengelolaan hipertiroidisme pada kehamilan
menuntut kerjasama yang baik antara dokter
spesialis penyakitdalam dan kebidanan-
LAPORAN KASUS
439CDK-241/vol.43no.6th.2016
kandungan. Berbagai perubahan fisiologis
tiroid pada ibu hamil harus dipahami
untuk menentukan suatu kondisi termasuk
fisiologis atau patologis. Pemantauan klinis
serta laboratorium (fT4 dan TSH) yang baik
serta dosis obatanti-tiroid yang tepatakan
menghasilkan keluaran klinis yang baik bagi
ibu, janin,dan kehamilannya.
DAFTAR PUSTAKA :
1. KariadiSHKS. Disfungsitiroidpadakehamilan.In: Djokomoeljanto, editor.Bukuajartiroidologiklinik. Semarang:PusatPenerbit Diponegoro;2007.
2. Alamdari S, Azizi F, Dekshad H, Sarvhadi F, Amouzegar A, Mehran L. Management of hyperthyroidsm in pregnancy; comparison of recommendations of American
Thyroid Association and Endocrine Society. J Thyroid Res. 2013; Article ID 878467:1-7.
3. Semiardji G. Penatalaksanaan hipertiroidisme dan hipotiroidisme pada kehamilan. Naskah lengkap penatalaksanaan penyakit-penyakit tiroid bagi dokter. Jakarta:
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit; 2008.
4. Soebardi S. Hipertiroidism e pada kehamilan. Jakarta Endocrine Meeting; 2010.
5. Purnamasari D, Subekti I, Adam JMF, Tahapary D. Indonesian clinical practice guidelines for the management of thyroid dysfunction during pregnancy. JAFES
Journal. 2013;28(1);18-20.
6. Vinssenberg R, Boogard E, Wely M, Post JA, Fliers E, Bisschop PH, etal.Treatment of thyroid disorders before conception and in early pregnancy: A systematic review.
Hum Rep Update. 2012;18(4);360-73.
7. Purnamasari D. Kontroversi tata laksana hipertiroid dalamkehamilan. Jakarta Endocrine Meeting; 2012.

More Related Content

What's hot

08 persalinan preterm
08 persalinan preterm08 persalinan preterm
08 persalinan preterm
Joni Iswanto
 
Kelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilan
Kelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilanKelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilan
Kelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilan
Wak d'Add-Team
 
Faktor risiko persalinan preterm
Faktor risiko persalinan pretermFaktor risiko persalinan preterm
Faktor risiko persalinan preterm
Sofie Krisnadi
 
Kelainan dalam lamanya kehamilan smt 4
Kelainan dalam lamanya kehamilan smt 4Kelainan dalam lamanya kehamilan smt 4
Kelainan dalam lamanya kehamilan smt 4
Rofi'ah Muwafaqoh
 
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Adeline Dlin
 
MATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askeb
MATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askebMATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askeb
MATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askeb
Dian Vivahana
 
Hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarumHiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum
MHy KembaLi
 
hipertensi dalam-kehamilan
hipertensi dalam-kehamilanhipertensi dalam-kehamilan
hipertensi dalam-kehamilan
MJM Networks
 
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilanKomplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
Nova Ci Necis
 
Hyperemesis gravidarum
Hyperemesis gravidarumHyperemesis gravidarum
Hyperemesis gravidarum
Socoy
 

What's hot (20)

08 persalinan preterm
08 persalinan preterm08 persalinan preterm
08 persalinan preterm
 
Kelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilan
Kelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilanKelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilan
Kelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilan
 
Jurnal hiperemesis
Jurnal hiperemesisJurnal hiperemesis
Jurnal hiperemesis
 
Hyperemesis gravidarum
Hyperemesis gravidarumHyperemesis gravidarum
Hyperemesis gravidarum
 
Faktor risiko persalinan preterm
Faktor risiko persalinan pretermFaktor risiko persalinan preterm
Faktor risiko persalinan preterm
 
Kelainan dalam lamanya kehamilan smt 4
Kelainan dalam lamanya kehamilan smt 4Kelainan dalam lamanya kehamilan smt 4
Kelainan dalam lamanya kehamilan smt 4
 
Makalah bahaya kehamilan
Makalah bahaya kehamilanMakalah bahaya kehamilan
Makalah bahaya kehamilan
 
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
 
Komplikasi kehamilan lanjut
Komplikasi kehamilan lanjutKomplikasi kehamilan lanjut
Komplikasi kehamilan lanjut
 
MATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askeb
MATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askebMATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askeb
MATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askeb
 
Penyakit kardiovaskuler dalam kehamilan dr prima
Penyakit kardiovaskuler dalam kehamilan dr primaPenyakit kardiovaskuler dalam kehamilan dr prima
Penyakit kardiovaskuler dalam kehamilan dr prima
 
Hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarumHiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum
 
Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum
Laporan pendahuluan Hiperemesis GravidarumLaporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum
Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum
 
Antenatal care-ppt
Antenatal care-pptAntenatal care-ppt
Antenatal care-ppt
 
Askep ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
Askep ibu hamil dengan hiperemesis gravidarumAskep ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
Askep ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
 
hipertensi dalam-kehamilan
hipertensi dalam-kehamilanhipertensi dalam-kehamilan
hipertensi dalam-kehamilan
 
Power point Hiperemesis Gravidarum
Power point Hiperemesis GravidarumPower point Hiperemesis Gravidarum
Power point Hiperemesis Gravidarum
 
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilanKomplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
 
Hyperemesis gravidarum
Hyperemesis gravidarumHyperemesis gravidarum
Hyperemesis gravidarum
 
Gestational Diabetes - Keadaan Berkaitan Dengan Kehamilan
Gestational Diabetes - Keadaan Berkaitan Dengan KehamilanGestational Diabetes - Keadaan Berkaitan Dengan Kehamilan
Gestational Diabetes - Keadaan Berkaitan Dengan Kehamilan
 

Similar to 72 138-1-sm

2-5-1-8-tiroid-dalam-kehamilan-dr-eva-decroli.pptx
2-5-1-8-tiroid-dalam-kehamilan-dr-eva-decroli.pptx2-5-1-8-tiroid-dalam-kehamilan-dr-eva-decroli.pptx
2-5-1-8-tiroid-dalam-kehamilan-dr-eva-decroli.pptx
boscco
 
Penatalaksanaan Neonatus yang Lahir dari Ibu dengan Penyakit Grave Disease ed...
Penatalaksanaan Neonatus yang Lahir dari Ibu dengan Penyakit Grave Disease ed...Penatalaksanaan Neonatus yang Lahir dari Ibu dengan Penyakit Grave Disease ed...
Penatalaksanaan Neonatus yang Lahir dari Ibu dengan Penyakit Grave Disease ed...
BrotherhoodofKrypton
 
Dr dr Soerjo Hadijono, SpOG(K) POGI Semarang Pengisian Buku KIA 2022.pptx
Dr dr Soerjo Hadijono, SpOG(K) POGI Semarang Pengisian Buku KIA 2022.pptxDr dr Soerjo Hadijono, SpOG(K) POGI Semarang Pengisian Buku KIA 2022.pptx
Dr dr Soerjo Hadijono, SpOG(K) POGI Semarang Pengisian Buku KIA 2022.pptx
Fadil914139
 
PPT_PBL_SK1_KLP_1_BLOK_EMERGENCY.pptx
PPT_PBL_SK1_KLP_1_BLOK_EMERGENCY.pptxPPT_PBL_SK1_KLP_1_BLOK_EMERGENCY.pptx
PPT_PBL_SK1_KLP_1_BLOK_EMERGENCY.pptx
ve fitri
 
Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih...
Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih...Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih...
Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih...
sitiaisyahochin25
 
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Adeline Dlin
 
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
NaomiAhimsa
 
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
Priskila Yoltuwu
 
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
Priskila Yoltuwu
 
bahan heg.docx
bahan heg.docxbahan heg.docx
bahan heg.docx
cwpklinik
 

Similar to 72 138-1-sm (20)

2-5-1-8-tiroid-dalam-kehamilan-dr-eva-decroli.pptx
2-5-1-8-tiroid-dalam-kehamilan-dr-eva-decroli.pptx2-5-1-8-tiroid-dalam-kehamilan-dr-eva-decroli.pptx
2-5-1-8-tiroid-dalam-kehamilan-dr-eva-decroli.pptx
 
Penatalaksanaan Neonatus yang Lahir dari Ibu dengan Penyakit Grave Disease ed...
Penatalaksanaan Neonatus yang Lahir dari Ibu dengan Penyakit Grave Disease ed...Penatalaksanaan Neonatus yang Lahir dari Ibu dengan Penyakit Grave Disease ed...
Penatalaksanaan Neonatus yang Lahir dari Ibu dengan Penyakit Grave Disease ed...
 
Referat Hipertiroid Referat Hipertiroid .pptx
Referat Hipertiroid Referat Hipertiroid  .pptxReferat Hipertiroid Referat Hipertiroid  .pptx
Referat Hipertiroid Referat Hipertiroid .pptx
 
TP 2 Komorbiditas pada kehamilan - Taufiqo N S - 2106795381.pptx
TP 2 Komorbiditas pada kehamilan - Taufiqo N S - 2106795381.pptxTP 2 Komorbiditas pada kehamilan - Taufiqo N S - 2106795381.pptx
TP 2 Komorbiditas pada kehamilan - Taufiqo N S - 2106795381.pptx
 
PPT_MARIA ULFA.pptx
PPT_MARIA ULFA.pptxPPT_MARIA ULFA.pptx
PPT_MARIA ULFA.pptx
 
KEHAMILAN - FAWANTINA.pptx
KEHAMILAN - FAWANTINA.pptxKEHAMILAN - FAWANTINA.pptx
KEHAMILAN - FAWANTINA.pptx
 
ANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docxANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docx
 
5130021009_Hidayat_Latman_SK 3.pdf
5130021009_Hidayat_Latman_SK 3.pdf5130021009_Hidayat_Latman_SK 3.pdf
5130021009_Hidayat_Latman_SK 3.pdf
 
Dr dr Soerjo Hadijono, SpOG(K) POGI Semarang Pengisian Buku KIA 2022.pptx
Dr dr Soerjo Hadijono, SpOG(K) POGI Semarang Pengisian Buku KIA 2022.pptxDr dr Soerjo Hadijono, SpOG(K) POGI Semarang Pengisian Buku KIA 2022.pptx
Dr dr Soerjo Hadijono, SpOG(K) POGI Semarang Pengisian Buku KIA 2022.pptx
 
PPT_PBL_SK1_KLP_1_BLOK_EMERGENCY.pptx
PPT_PBL_SK1_KLP_1_BLOK_EMERGENCY.pptxPPT_PBL_SK1_KLP_1_BLOK_EMERGENCY.pptx
PPT_PBL_SK1_KLP_1_BLOK_EMERGENCY.pptx
 
Preskas peb
Preskas pebPreskas peb
Preskas peb
 
Hipertensi (kegawatdaruratan)
Hipertensi (kegawatdaruratan)Hipertensi (kegawatdaruratan)
Hipertensi (kegawatdaruratan)
 
Endrokrinologi kelompok 6.pptx
Endrokrinologi kelompok 6.pptxEndrokrinologi kelompok 6.pptx
Endrokrinologi kelompok 6.pptx
 
Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih...
Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih...Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih...
Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih...
 
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
 
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
 
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
 
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
 
Css persalinan preterm (1)
Css persalinan preterm (1)Css persalinan preterm (1)
Css persalinan preterm (1)
 
bahan heg.docx
bahan heg.docxbahan heg.docx
bahan heg.docx
 

Recently uploaded

KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
rosintauli1
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
germanaaprianineno
 
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.pptAPLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
rosintauli1
 
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjkKota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
klinikrizkiasyifa
 
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptxMateri Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
DocApizz
 
Jual Cytotec Di Banjar Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
ZOLL AED Plus® PRESENTATION WITH II.pptx
ZOLL AED Plus® PRESENTATION WITH II.pptxZOLL AED Plus® PRESENTATION WITH II.pptx
ZOLL AED Plus® PRESENTATION WITH II.pptx
adibmuhammad14
 
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogorobat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
ariniastuti020
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
haslinahaslina3
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
ariniastuti020
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
ariniastuti020
 
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxMAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
choliftiara1
 
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptxDIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
ulfahyus
 

Recently uploaded (15)

KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.pptAPLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
 
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjkKota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersafisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
 
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptxMateri Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
 
Jual Cytotec Di Banjar Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
ZOLL AED Plus® PRESENTATION WITH II.pptx
ZOLL AED Plus® PRESENTATION WITH II.pptxZOLL AED Plus® PRESENTATION WITH II.pptx
ZOLL AED Plus® PRESENTATION WITH II.pptx
 
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogorobat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
 
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxMAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
 
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptxDIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
 

72 138-1-sm

  • 1. LAPORAN KASUS 435CDK-241/vol.43no.6th.2016 ABSTRAK Hipertiroid pada kehamilan memiliki konsekuensi buruk bagi ibu dan janin. Hipertiroid yang tidak diobati akan meningkatkan risikoterjadinya preeklampsia, gagal jantung, krisis tiroid, hingga kematian ibu. Salah satu penyebab tersering hipertiroidisme pada kehamilan adalah penyakit Graves. Pemantauan klinis dan laboratorium yang cerm at menjadi tuntutan pada pengelolaan penyakit Graves pada kehamilan. Kerjasam a yang baik antarainternis dan obstetri-ginekologis diharapkan meminimalisasi komplikasi kehamilan dan persalinan. Berikut ini dipaparkan kasus penyakit Graves padakehamilan. Kata kunci: Hipertiroid,kehamilan,penyakitGraves ABSTRACT Hyperthyroidism in pregnancy has several unfavourable consequenc es for mother and foetus. Untreated hyperthyroidism increases the risk of pre-eclampsia, congestive heart failure, thyroid storm, and maternal death. The most comm on cause for hyperthyroidism in pregnancy is Graves’ disease. Clinical and laboratory close monitoring is mandatory in managem ent of Graves’ disease in pregnancy. Good team work between internist and obstetrician can hopefully minimize pregnancy and labour com plications. A caseof Graves’ disease inpregnancy will be presented. Laurentius A.Pramono,Nanang Soebijanto.. Management ofGraves Disease in Pregnancy Keywords: Graves’ disease,hyperthyroidism,pregnancy Pengelolaan Penyakit Graves pada Kehamilan Laurentius A. Pramono,1 Nanang Soebijantoft 1 Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia 2Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP Fatmawati, Jakarta, Indonesia PENDAHULUAN Disfungsi tiroid cukup sering ditemukan pada kehamilan.1 Prevalensi terjadinya hipertiroidisme pada kehamilan di Amerika Serikat adalah 0,1-0,4% dengan etiologi yang tersering adalah penyakit Graves.1 Secara global, hipertiroidisme terjadi pada 0,05- 3% dari seluruh kehamilan.2 Penyakit Graves termasuk dalam kelompok penyakit autoimun yang angka kejadiannya berkisar 1-2 per 1000 kehamilan.1 Hingga kini belum ada data nasional mengenai gangguan tiroid pada kehamilan. Selama kehamilan, terjadi perubahan fisiologis kelenjar tiroid.1,3 Perubahan fisiologis yang penting adalah peningkatan kadar TBG (thyroxine binding globulin) hingga pertengahan masa kehamilan. Peningkatan TBG m eningkatkan kadar tiroksin total (T4 total) padahal kadar hormon bebas (T4 bebas/free T4) tetap. Oleh karena itu, untuk mengetahui status tiroid pasien selama kehamilan diperlukan pemeriksaan T4 bebas, sedangkan pemeriksaan T4 total tidak dianjurkan. Sementara itu, kadar TSH cenderung turun pada trimester pertama kehamilan karena adanya peningkatan kadar β-HCG (human chorionic gonadotropin) yang mempunyai strukturmolekul mirip dengan TSH. β-HCG juga menstimulasi kelenjar tiroid untuk mensekresikan T4 bebas dan menyebabkan gejala hipertiroidisme. Kondisi tersebut dinamakan gestational transient thyrotoxicosis (GTT).1,3,4 Pengelolaan penyakit Graves pada kehamilan membutuhkan pemantauan klinis dan laboratorium yang cermat dengan harapan dapat menghindari komplikasi hipertiroid yang tidak diobati bagiibu dan janin.Disisi lain,penggunaan antitiroid yang berlebihan dapat berdampak hipotiroid padajanin. Kasus berikut ini adalahkasus penyakit Graves pada kehamilan. Penyakit Graves didiagnosis sebelum kehamilan anak pertama dengan gejala strum a difus dan klinis toksik disertai oftalmopati kedua mata.Pasien memiliki riwayat pengobatan buruk, tidak terkontrol, dan tidak teratur mengonsumsi obat antitiroid. Kasus ini diharapkan dapat menjadi awal yang baik untuk mempelajari penanganan hipertiroidisme (khususnya penyakit Graves) pada kehamilan. ILUSTRASI KASUS Seorang perempuan berusia 25tahun kontrol di poliklinik Penyakit Dalam dengan hamil anak kedua usia kehamilan aterm (39-40 minggu); riwayat penyakit tiroid sejak tiga tahun.Sejak tiga tahun yang lalu,mata kiri pasien menonjol ke luar, kering, kemerahan, diikutisedikitpenonjolanmata kanan,saat tidur kedua mata tidak dapat menutup rapat. Pasien juga merasakan adanya pembesaran leher, disertai keluhan berdebar-debar, gemetar, dan tremor, tidak tahan udara panas, banyak berkeringat, dan emosi tidak stabil. Nafsu makan meningkat namun berat badan menurun. Pasien pertam a kali berobat ke dokter spesialis mata dan dicurigai Alamat Korespondensi eemmaaiill:: l_aswin@hotm ail.co m
  • 2. LAPORAN KASUS 436 CDK-241/vol.43no.6th.2016 oftalmopati akibat penyakit tiroid. Pasien dirujuk ke poliklinik PenyakitDalam rumah sakitrujukan di Jakarta. Pasien kemudian berobat ke poliklinik Endokrin rumah sakit rujukan di Jakarta, mendapat propiltiourasil (PTU) dan propranolol. Awalnya obat diminum teratur, namun sejak kehamilan anak pertama, pasien menghentikan minum obat atas keinginan sendiri. Dua tahun yang lalu, anak pertam a pasien lahir melalui persalinan normal, sempat diskrining fungsi tiroid dan dikatakan normal, tumbuh kembang norm al. Setelah masa nifas lewat,pasientidak kontroldan tidak teratur minum obat antitiroid. Mata kiri semakin menonjol dan buram, sedangkan m atakanan membaik. Saat awal kehamilan anak kedua ini, pasien tidak kontrol dengan melakukan pem eriksaan laboratorium ataupun minum obat antitiroid. Saat usia kehamilan tiga bulan, pasien mengalami kontraksi dan ancaman keguguran. Hasil pemeriksaan laboratorium hormon tiroid meningkat, diberikan terapi PTU dan propranolol, namun kepatuhan pengobatan tetap buruk. Seminggu lalu pasien mengalami kontraksi lagi dan masuk perawatan IGD Obstetri Ginekologi. Hasil USG Kebidanan didapatkankondisi janin presentasi kepala, tunggal, hidup, sesuai usia kehamilan. Persalinan direncanakan satu minggu lagi. Pasien disarankan kembali ke poliklinik Kebidanan/ Kandungan dan Penyakit Dalam serta pemeriksaan hormon-hormon tiroid dalam prosedur rawatjalan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tidak ada berdebar-debar, gemetar, diare, ataupun berkeringat banyak. Pasien mengeluh pandangan m ata kiri buram. Tekanan darah 110/70 mmHg dengan frekuensi nadi 108 kali per menit reguler. Pada pasien terdapat eksoftalmus kedua mata (mata kiri lebih menonjol), struma difus pada leher dengan lingkar leher 33 cm, tidak terdengar bruit. Pemeriksaan fisik paru dan jantung dalam batas normal, abdomensesuai usiakehamilan. Pada ekstremitas didapatkan akral hangat, lembap, tidak ada tremor, nam un didapatkan edema minimalkedua tungkai. Saat kontrol poliklinik, pasien hanya membawa hasil pemeriksaan fungsi tiroid 6 bulanlalu (saat usia kehamilan 3 bulan), yaitu fT4 3,65 (normal 0,89-1,76), fT3 11,1 (normal 2,3-4,2), dengan TSHs 0,006 (normal 0,35-5,5). EKG satuminggulalumenunjukkaniramasinus takikardia (100 kali per menit). Pasien didiagnosis sebagai penyakit Graves pada kehamilan G2P1A0 (39-40 minggu) dengan gejala oftalmopati Graves (kriteria NOSPEC S: Sight Loss). Pasien dianjurkan melakukan pemeriksaan fT4 dan TSH ulang,sertamendapatPTU2 x100mgdan propranolol 3 x 10 mg. Pasien dianjurkan untuk rawat inap di bangsal Kebidanan/Kandungan untuk menjalani proses persalinan dalam minggu tersebut(Gambar 1dan 2). Gambar 1.Leher pasien menunjukkan struma difus Gambar 2. M ata pasien menunjukkan Oftalmopati Graves DISKUSI Kasus ini merupakan kasus klasik penyakit Graves pada kehamilan, yaitu strum a difus disertai klinis toksik tiroid dan oftalmologi Graves. Penyakit Graves merupakan penyebab tersering terjadinya hipertiroidisme pada kehamilan, sehingga manajemen terapi hipertiroidisme pada kehamilan perlu dipahami. Fisiologi Tiroid pada Kehamilan Pada kehamilan, terjadi beberapa perubahan fisiologis menyangkutfungsi dan statustiroid, yaitu pada ekskresi iodium, kadar TBG, dan akibat peningkatan HCG. Pada usia kehamilan awal, GFR (glomerular Ĺ‚ltration rate) meningkat sehingga klirens iodium bertambah. Halini akan mengurangi kadar iodium organik dalam darah. Kelenjar tiroid mengompensasi kondisi tersebut dengan cara meningk atkan aktivitas TSH. Konsekuensinya dapat terbentuk struma pada kehamilan dengan angka tangkapan iodium yangtinggi.1 Kadar TBG (thyroxine binding globulin) meningkat karena adanya stimulasi estrogen, yang meningkat sebanyak dua kali lipat pada minggu ke-16 sampai 20 dan menetap selama kehamilan. Peningkatan TBG meningkatkan kadar T4 dan T3total, tetapi kadar fT4 dan fT3 tetap normal.Olehsebab itu,pemeriksaan fungsi tiroidselama kehamilan lebihakurat bila dinilai dari kadar fT4.1,4 HCG memiliki struktur alfa dan beta. Beta HCG mempunyai persamaan struktur dengan TSH. HCG memiliki aktivitas dalam stimulasi tiroid. Pada kehamilan, kadar HCG meningkat, puncaknya ≤100.000 pada minggu 8-12 kehamilan, dan bertahan pada nilai 10.000- 20.00 sampai melahirkan. Pada kehamilan, umumnya pengaruh HCGterhadap fungsi tiroid tidak bermakna. Bila kadar HCG lebih tinggi daripada batas normal,dapatterjadi gangguan fungsi tiroid. Kadar HCG yang tinggi akan meningkatkan kadar fT4 dan fT3 sertamenekan kadar TSH.Kelainan yang bisa muncul adalah gestasional transient thyrotoxicosis (GTT).1 Selain perubahan kadar TBG dan HCG, perubahan parameter tiroid pada kehamilan adalah: ď‚„ T4 dan T3 total meningkat seiring peningkatan TBG, ď‚„ fT4 dan fT3 normal (normal tinggi). Pada HCG ≥100.000, fT4 dan fT3 akan meningkat dan otomatis TSH tertekan. ď‚„ TSH pada trimester Isubnormal (0,2-0,5) dan pada trimester II dan III kembali ke normal lagi(0,5-5). Tabel berikut ini memberikan rekapitulasi data perubahan fisiologis fungsi tiroid pada kehamilan (trimester I,II, III, dan pasca-
  • 3. LAPORAN KASUS 437CDK-241/vol.43no.6th.2016 klinis tirotoksikosis pada kehamilan sering tumpang tindih dengan kehamilan normal, dapat ditemukan adanya palpitasi, tidak tahan udarapanas,dan kulitlebih hangat.Gejala yang sangat khas adalah struma, oftalmopati, palpitasi, dan penurunan berat badan meskipun makan banyak. Pada pemeriksaan fisik ditemukan oftalmopati, struma difus, tremor,dan kulitlembap.1,5 melahirkan). Penyakit Graves pada Kehamilan Hipertiroidism e pada kehamilan paling sering disebabkan oleh penyakit Graves. Selain penyakit Graves, penyakit lain penyebab terjadinya hipertiroidisme pada kehamilan adalah gestationaltransienthyperthyroidism, goiter toksik multinoduler, adenoma soliter toksik,tiroiditis subakut,danstruma ovarium. Penyakit Graves dapat mengalami eksaserbasi saat kehamilan trimester pertama dan post-partum. Dengan pengobatan dan pem antauan yangtepat, kondisi ibu dan janin dapat terkendali. Bila pengelolaan tidak tepat, risikonya adalah gagal jantung maternal,lahir prematur,dankematianjanin(abortus).3,4 Membedakan penyakit Graves dengan kehamilan normal sering tidak mudah. Gejala Tes diagnostik hipertiroidisme pada kehamilan adalah fT4 dan TSH.Pada hipertiroidisme kehamilan, khususnya penyakit Graves, kadar fT4meningkat, disertai kadar TSH yangrendah. Namun pada kehamilan normal sekalipun, dapat juga ditemukan kadar TSH yang rendah pada trimester pertama kehamilan. Pem eriksaan anti-TPO dan antrimikrosom al antibodi (AM A) sangat penting bagi penyakit tiroid autoimun. Pada penyakit Graves ditemukan adanya peningkatan kadar anti- TPO danAMA.5 Efek fisiologis HCG yang menyebabkan penurunan kadar TSH dan peningkatan TBG sangat penting untuk dipertimbangkan. Konsentrasi TSH pada akhir trimester I kehamilan dapat mencapai kadar 0,03. Dengan demikian, kadar TSH yang rendah saja tidak cukup untuk mendiagnosis hipertiroidisme pada kehamilan. Konsentrasi TBG yang tinggi akan menggeser keseimbangan hormon tiroid bebas dan total, sehingga selama kehamilan pem eriksaan total T4 tidak disarankan, lebih dianjurkanpemeriksaankadarfT4.5 Terdapat dua antibodi tiroid yang meningkat pada penyakit Graves, yaitu thyroid anti- microsomal antibodies (thyroid peroxidase antibodies, anti-TPO) dan thyroid stimulating hormone receptor antibodies (TRAb). Dua TRAb yang dapat diperiksa adalah TSI (thyroid- stimulatingimmunoglobulin) danTBII (thyroid binding inhibitory immunoglobulin). Semua pem eriksaan autoimun ini meningkat pada penyakit Graves dan tidak meningkat pada gestasional thyrotoxicosis (dapat membedakan penyakit Graves dengan gestasional thyrotoxicosis). Evaluasi laboratorium dilakukan dalam interval waktu 3-4 minggu.5 Pemeriksaan TRAb direkomendasikan pada ibu hamildengan riwayatpenyakit Graves, terdapat riwayat pengobatan dengan iodium sebelumnya, operasi sebelum kehamilan, dan anak-anak yang didiagnosis penyakit Graves. Konsentrasi TRAb tinggi sebelum persalinan
  • 4. LAPORAN KASUS 438 CDK-241/vol.43no.6th.2016 melahirkan.7 Bila terjadi eksaserbasi atau perburukan klinis, maka dosis obat anti-tiroid dapat dinaikkan kembali. Kebanyakan pasien tidak membutuhkan pengobatan anti-tiroid lagi setelah kehamilan di atas 26-28 minggu. Efek samping yang pernah dilaporkan adalah ikterus kolestatik dan agranulositosis. Pasien dengan gejala hipermetabolik mendapat obat penyekat beta, seperti atenolol dan propranolol,selamabeberapahari.3-5 Diagram. Bagan alur uji fungsi tiroid pada kehamilan mengindikasikan adanya disfungsi tiroid pada janin.5 Secara ringkas, uji fungsi tiroid pada kehamilan dimulai dengan pemeriksaan TSH, dilanjutkan dengan fT4. Dari dua pemeriksaan di atas, diagnosis dapat diarahkan pada hipotiroidisme subklinis, hipotiroidisme primer, hipertiroidisme subklinis, hipertiroidisme, dan T3-toksikosis.3,4 Berikut adalah bagan alur ujifungsi tiroidpada kehamilan (Diagram). PENATALAKSANAAN Pengobatan hipertiroidisme pada kehamilan penting untuk menghindari komplikasi ibu, janin, dan neonatus. Tujuan terapi hipertiroidisme pada kehamilan adalah menormalkan fungsi tiroid dengan dosis obatantitiroid paling minimal.Pengobatan ditargetkan agar kadar fT4terdapat pada nilai batas atas normal.3 Dosis obatyang terlalu tinggi dapat menyebabkan hipotiroidisme dan struma pada janin. Pemantauan berkala setiap 2 minggu pada awal terapi dan setiap 4 minggu bila target eutiroid sudah tercapai. Terapi obat anti-tiroid sebaiknya tidak dihentikan sebelum kehamilan 32 minggu sebabdapatberisikoterjadirelaps.3 Dua obatanti-tiroid yang efektif dan aman untuk mengendalikan hipertiroidisme pada kehamilan, yaitu propiltiourasil (PTU) dan metimazol.4,6 Keduanya menekan sintesis hormon tiroid dengan cara menghambat organifikasiiodium di dalam kelenjar tiroid. Efek samping yang pernah dilaporkan adalah aplasia kutis pada janin ibu hamil yang menggunakan metimazol. Namun secara umum, keduanya aman digunakan pada kehamilan.3 Pada trimester I lebih dianjurkan untuk menggunakan PTU karena terdapat risiko kelainan kongenital yang pernah dilaporkan pada penggunaan metimazol; setelah kehamilan 12 minggu metimazol dapat digunakan terutama bila khawatir terhadap efek samping hepatotoksik dalam penggunaan PT U pada ibu. Risiko hipotiroid pada janin akibat kedua obat tidak berbeda.7 Dosis awal obat PTU adalah 150-450 mg per hari (dibagidalam 3 dosis),sedangkan dosis metimazol 20-40mg per hari (dibagi dalam 2 dosis). Perbaikan klinis akantampak sesudah beberapa minggu terapi, fungsi tiroid akan normal dalam 3-7 minggu. Perbaikan klinis yang dimaksud adalah kenaikan berat badan dan berkurangnya takikardi, sehingga dosis obat anti-tiroid dapat diturunkan menjadi separuh. Kehamilan sendiri sebenarnya mempengaruhi perjalanan penyakit Graves karena peningkatan hormon progesteron menekan fungsi limfosit, sehingga mengurangi keaktifan autoimun penderita Graves. Hal itu ditandai dengan penurunan kebutuhan obat anti-tiroid seiring peningkatan usia kehamilan, namun dapat meningkat kembali setelah 3 bulan pasca- Baik PTU maupun metimazol dapat melewati sawar plasenta, jika dalam dosis besar dapat menyebabkan struma dan hipotiroidisme pada janin. Pada ibu menyusui, obat anti-tiroid dapat terus diberikan bila dosis PTU <150-200 mgperhariataumetimazol<10mgperhari. Bayi juga perlu dipantau kadar TSH-nya agar mengetahui pengaruh obat yang diberikan.3 ,4 Operasi tiroidektomi perlu dilakukan hanya padapasien dengan dosis pemberiananti- tiroid yang sangat besar (PTU >600 mg), alergi obat anti-tiroid, pasien tidak taat berobat, dan struma sangat besar. Terapi iodium radioaktif merupakan kontraindikasi pada kehamilan sebab dapat melewati plasenta dengan risiko terapi iodium radioaktif berupa hipotiroidisme pada bayi dan retardasimental.3,4 Hipertirodisme pada Janin dan Neonatus Pada perempuan dengan penyakit Graves yang sudah mendapatterapi ablasi tiroid, kadar TSI-nya masih tetap tinggi meskipun secara klinis pasien sudah eutiroid. Selama kehamilan, TSI dapat melewati plasenta dan terikatdenganreseptor TSHtiroidjanin. Kondisi ini dapat merangsang kelenjar tiroid janin dan menyebabkan hipertiroidism e yang ditandai dengan pertumbuhan janin terhambatdan takikardia janin. Hipertiroidism e janin diterapi dengan pemberian obatanti-tiroid pada ibu hamil. Setelah dilahirkan, jarang terjadi hipertirodisme pada neonatus.Kadar TSI yang tinggi pada kehamilan trimester III dapat menjadi prediktor bagi hipertiroidisme pada janin dan neonatus.3 ,4 Kondisi ini diharapkan menjadi perhatian bagi dokter penyakit dalam, kebidanan-kandungan, dan pediatri yang merawatibu dan bayi. SIMPULAN Pengelolaan hipertiroidisme pada kehamilan menuntut kerjasama yang baik antara dokter spesialis penyakitdalam dan kebidanan-
  • 5. LAPORAN KASUS 439CDK-241/vol.43no.6th.2016 kandungan. Berbagai perubahan fisiologis tiroid pada ibu hamil harus dipahami untuk menentukan suatu kondisi termasuk fisiologis atau patologis. Pemantauan klinis serta laboratorium (fT4 dan TSH) yang baik serta dosis obatanti-tiroid yang tepatakan menghasilkan keluaran klinis yang baik bagi ibu, janin,dan kehamilannya. DAFTAR PUSTAKA : 1. KariadiSHKS. Disfungsitiroidpadakehamilan.In: Djokomoeljanto, editor.Bukuajartiroidologiklinik. Semarang:PusatPenerbit Diponegoro;2007. 2. Alamdari S, Azizi F, Dekshad H, Sarvhadi F, Amouzegar A, Mehran L. Management of hyperthyroidsm in pregnancy; comparison of recommendations of American Thyroid Association and Endocrine Society. J Thyroid Res. 2013; Article ID 878467:1-7. 3. Semiardji G. Penatalaksanaan hipertiroidisme dan hipotiroidisme pada kehamilan. Naskah lengkap penatalaksanaan penyakit-penyakit tiroid bagi dokter. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit; 2008. 4. Soebardi S. Hipertiroidism e pada kehamilan. Jakarta Endocrine Meeting; 2010. 5. Purnamasari D, Subekti I, Adam JMF, Tahapary D. Indonesian clinical practice guidelines for the management of thyroid dysfunction during pregnancy. JAFES Journal. 2013;28(1);18-20. 6. Vinssenberg R, Boogard E, Wely M, Post JA, Fliers E, Bisschop PH, etal.Treatment of thyroid disorders before conception and in early pregnancy: A systematic review. Hum Rep Update. 2012;18(4);360-73. 7. Purnamasari D. Kontroversi tata laksana hipertiroid dalamkehamilan. Jakarta Endocrine Meeting; 2012.