SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Bulimia nervosa didefinisikan sebagai kebiasaan makan di mana penderitanya 
mengkonsumsi sejumlah makanan dalam jumlah sangat besar, kemudian mengeluarkan 
kembali makanan yang telah dikonsumsi dengan cara memuntahkan kembali atau dengan 
cara lainnya untuk mengurangi jumlah kalori makanan yang telah masuk ke dalam 
tubuhnya. 
Bulimia nervosa melanda sekitar 1,5% wanita usia reproduktif. Dari 100.000 populasi, 13 
wanita menderita bulimia nervosa per tahun. Dengan menggunakan kriteria diagnosis yang 
lebih ketat, rata-rata prevalensi bulimia nervosa diperkirakan sekitar 1000 per 100.000 (1%). 
Sedangkan pada kelompok pria, insiden bulimia hanya terjadi 1/10 dari insiden pada 
kelompok wanita, yaitu sebesar 0,1%.1 Sebagian besar alasan melakukan bulimia nervosa 
yaitu untuk memuaskan keinginan makan tanpa harus meningkatkan berat badan. Hal inilah 
yang menyebabkan mengapa sebagian besar penderita bulimia nervosa adalah kaum 
wanita. 
Salah satu dampak yang ditimbulkan akibat perilaku bulimia yaitu dapat mempengaruhi 
sistem imunitas tubuh.2,3 Sistem imunitas merupakan gabungan sel, molekul, dan jaringan 
yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi.4 Sistem imun diperlukan tubuh untuk 
mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai 
bahan dalam lingkungan hidup.4 
Asupan makanan berperan penting terhadap sistem imunitas tubuh, karena untuk 
membentuk sistem imunitas tubuh diperlukan berbagai zat gizi. Asupan makan yang tidak 
optimal dapat menyebabkan malnutrisi. Malnutrisi merupakan salah satu faktor penyebab 
dari menurunnya imunitas tubuh seseorang.5 Pada penderita bulimia nervosa, makanan 
yang telah masuk ke dalam tubuh akan dikeluarkan kembali sebelum sempat dicerna dan 
diabsorpsi oleh tubuh. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan asupan zat gizi sesuai dengan 
kebutuhannya sehingga mekanisme pembentukan dan pertahanan sistem imunitas di dalam 
tubuh menjadi terganggu. Malnutrisi dapat mengganggu sistem imunitas selular sejak tahap 
awal.5 Selain itu, dapat juga mengganggu sistem imun humoral, sel fagosit dan sistem 
komplemen.6 
Hal tersebutlah yang mendasari ditulisnya makalah “Bulimia Nervosa Menurunkan Sistem 
Imunitas Tubuh”, di mana di dalamnya akan membahas mengenai peranan zat gizi dalam 
pembentukan sistem imun tubuh, kecukupan zat gizi dan keadaan status gizi penderita 
bulimia, serta pembahasan mengenai mekanisme penurunan sistem imunitas yang terjadi 
pada penderita bulimia nervosa. 
B. Rumusan Masalah 
Dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam 
makalah ini: 
1. bagaimana peran zat gizi dalam pembentukan sistem imunitas tubuh? 
2. bagaimana kecukupan zat gizi dan keadaan status gizi penderita bulimia nervosa? 
3. bagaimana mekanisme penurunan sistem imunitas tubuh yang terjadi pada penderita 
bulimia nervosa? 
C. Tujuan 
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu 
1. menjelaskan peran zat gizi dalam pembentukan sistem imunitas tubuh; 
2. menjelaskan kecukupan zat gizi dan keadaan status gizi penderita bulimia nervosa; 
3. menjelaskan mekanisme penurunan sistem imunitas tubuh yang terjadi pada penderita 
bulimia nervosa.
BAB II 
LANDASAN TEORI 
A. Bulimia Nervosa 
1. Pengertian 
Bulimia nervosa didefinisikan sebagai kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam jumlah 
banyak (binge) dan mengeluarkan kembali makanan yang sudah dikonsumsi (purge). 
Bulimia diambil dari kata “bull” (ox) yang berarti sapi jantan. Kata ini digunakan untuk 
menggambarkan kondisi yang sangat lapar disertai nafsu makan yang sangat besar dan 
dalam jumlah banyak. Secara normal, makanan yang telah masuk akan dicerna dan 
diabsorpsi oleh tubuh, namun pada penderita bulimia nervosa, makanan tersebut akan 
dikeluarkan kembali dengan sengaja untuk mengurangi jumlah kalori yang masuk.8 
2. Gejala dan Penyebab Bulimia Nervosa 
Sebagian besar penderita bulimia nervosa adalah kelompok usia belasan akhir dan 20an 
awal.1 Bulimia nervosa dapat ditemukan pada semua kelas sosial. Sangat jarang penderita 
bulimia nervosa yang mengkonsumsi makanan dalam porsi normal. Ketika sedang berada di 
tempat umum, penderita bulimia cenderung akan mengkonsumsi makanan dalam jumlah 
sangat sedikit, namun ketika sedang berada dalam periode makan banyak (binge episode), 
mereka dapat mengasup makanan dalam jumlah besar mulai dari 1000 hingga 50.000 kkal.9 
Jenis makanan yang dikonsumsi cenderung tinggi lemak dan karbohidrat, seperti es krim, 
donat, cake, cookies, milkshake dan cokelat. Mereka mengkonsumsi makanan dengan 
tujuan untuk memenuhi keinginan makan (memenuhi keinginan secara emosional saja), 
tanpa mempertimbangkan nilai gizi makanan tersebut. 
Beberapa hal yang menyebabkan penderita bulimia nervosa mengkonsumsi makanan 
dalam jumlah banyak yaitu kondisi depresi, stress, frustrasi, kebosanan serta bisa juga 
disebabkan karena melihat makanan yang dapat meningkatkan keinginannya untuk makan. 
Setelah mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak, penderita bulimia cenderung akan 
merasa gelisah, depresi dan merasa bersalah sehingga mereka akan melakukan berbagai 
cara untuk kembali mengeluarkan makanan yang telah dikonsumsi dalam jumlah banyak 
tadi.8 
Salah satu cara yang paling sering digunakan yaitu dengan memuntahkan makanan yang 
telah dikonsumsi. Namun tidak jarang juga ada yang menggunakan obat laxative dan 
diuretik.8 Beberapa penderita bulimia berusaha melakukan diet ketat selama beberapa hari 
hingga beberapa minggu, di sela-sela kebiasaan makannya yang berlebih. Namun ketika 
diet ketat gagal dilakukan, penderita bulimia ini cenderung akan kembali mengkonsumsi 
makanan dalam jumlah banyak dan berlebihan.10 
3. Kriteria Diagnosis 
Ada 3 kriteria yang bisa digunakan untuk mendiagnosis bulimia nervosa menurut DSM IV 
(Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder), 1994 1,8: 
a. persentasi frekuensi makan dalam jumlah besar serta ketidakmampuan penderita 
untuk mengontrol kebiasaan makannya dalam jumlah banyak. Biasanya antara 1000-2000 
kkal; 
b. frekuensi perilaku yang dilakukan untuk mengontrol berat badan dan bentuk tubuh 
dengan cara mengeluarkan makanan yang telah dikonsumsi, seperti penggunaan obat 
laxative, diuretik atau dengan memuntahkan makanan. Minimal kebiasaan tersebut 
dilakukan dua kali dalam seminggu selama 3 bulan; 
c. melihat kebiasaan/perilaku yang dilakukan untuk mengontrol berat badan (selain 
dengan mengeluarkan makanan) yaitu dengan melakukan aktivitas fisik/olahraga serta 
berpuasa secara berlebihan. 
Menurut DSM IV, terdapat 2 macam bulimia yaitu purging bulimia dan non-purging bulimia. 
Purging bulimia ditandai dengan penggunaan bahan kimia untuk mengosongkan lambung 
dan mengeluarkan makanan dari dalam tubuhnya, seperti penggunaan obat laxative dan 
diuretik, sedangkan non-purging bulimia cenderung menggunakan cara-cara alami seperti 
dengan berpuasa atau olahraga secara berlebihan.8 
4. Pengaruh Bulimia Nervosa terhadap Fisiologis Tubuh 
Komplikasi fisiologis pada penderita bulimia nervosa dapat mempengaruhi hampir di setiap 
sistem dalam tubuh. Mulai dari masalah terkecil seperti luka pada jari tangan yang 
disebabkan karena seringnya digunakan untuk merangsang memuntahkan makanan hingga 
masalah besar yang bersifat sistemik seperti gangguan elektrolit dalam tubuh akibat dari 
kebiasaan mengeluarkan makanan yang terus menerus.11 
Kebiasaan mengonsumsi makanan dengan porsi besar dalam waktu singkat pada penderita 
bulimia dapat menyebabkan terjadinya pembesaran ukuran lambung secara akut, yang
dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Hal ini juga akan mengakibatkan terjadinya inflamasi 
pada pankreas, luka pada daerah bagian perut dan terjadi peregangan ukuran perut, serta 
peningkatan kecepatan detak jantung karena pankreas harus bekerja ekstra keras untuk 
mencernakan makanan dalam jumlah banyak sekaligus.12 
Kebiasaan memuntahkan makanan menyebabkan terjadinya luka dan pengikisan pada 
esophagus karena pengaruh asam lambung, menyebabkan pengikisan lapisan gigi, memicu 
gangguan pada gusi dan proses menelan karena akan berpengaruh terhadap produksi air 
liur (saliva). Akibat lainnya yaitu dapat menyebabkan kehilangan cairan tubuh, dehidrasi dan 
gangguan keseimbangan elektrolit. Penderita bulimia juga dapat merasakan haus yang 
berlebihan disertai dengan penurunan jumlah pengeluaran urin dari dalam tubuh, hal ini 
akan menyebabkan terjadinya pembengkakan (edema) karena adanya resistensi 
(penahanan) air di dalam tubuh. Seringnya memuntahkan makanan juga dapat 
mengakibatkan kehilangan ion natrium, kalium dan klor dari dalam tubuh yang dapat 
menimbulkan gangguan jantung.13 Kematian yang disebabkan karena bulimia nervosa 
diperkirakan sekitar 3%.14 Sering juga terdapat keluhan terjadi penurunan sensitivitas indera 
pengecap, hal ini disebabkan karena seringnya reseptor pengecap terpapar oleh asam 
lambung yang ikut keluar saat penderita bulimia memuntahkan makanannya, sehingga 
fungsi kerjanya ikut menurun.15 
Penggunaan laxative dalam waktu lama dapat menyebabkan penurunan fungsi kolon. Selain 
itu, penggunaan obat-obatan laxative dan diuretic juga dapat menyebabkan gangguan 
keseimbangan cairan dalam tubuh, keseimbangan elektrolit, dehidrasi, malabsorpsi, kram 
pada perut dan kram otot.11 
B. Sistem Imunitas 
1. Pengertian 
Imunitas adalah adanya resistensi terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi. Sistem imun 
merupakan gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan terhadap resistensi infeksi. 
Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang 
dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.4 
2. Klasifikasi Sistem Imun 
Secara umum, sistem imun terdiri atas sistem imun alamiah (nonspesifik) dan sistem imun 
didapat (spesifik). 
a. Sistem Imun Nonspesifik 
Sistem imun ini selalu ada pada tubuh yang normal dan sehat, siap mencegah mikroba yang 
akan masuk ke dalam tubuh dengan cepat. Disebut nonspesifik karena tidak ditujukan 
terhadap mikroba tertentu, telah ada dan siap berfungsi sejak lahir. Tidak menunjukkan 
kekhususan terhadap bahan asing tertentu dan mampu melindungi tubuh terhadap banyak 
patogen potensial. Terdiri atas sistem pertahanan fisik, biokimia, humoral, dan selular. 
- Sistem pertahanan fisik : kulit, selaput lendir, silia (rambut getar), saluran nafas, 
batuk dan bersin; 
- Sistem pertahanan biokimia : pH asam dari keringat dan berbagai asam lemak yang 
dilepas oleh kulit yang dapat mendenaturasikan protein mikroba, lisozim dalam keringat, air 
ludah (saliva), air mata, ASI, asam lambung, pH yang rendah pada vagina, spermin dalam 
sperma dan mukus kental; 
- Pertahanan humoral : komplemen, interferon dan protein fase akut 
- Pertahanan selular : fagosit, makrofag, sel natural killer (NK) dan sel mast yang 
berperan dalam reaksi alergi 
b. Sistem Imun Spesifik 
Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan mengenal benda yang dianggap asing. 
Disebut spesifik karena sistem imun ini hanya dapat menyingkirkan benda asing yang sudah 
dikenal sebelumnya. Benda asing yang pertama kali masuk ke dalam tubuh akan segera 
dikenali oleh sistem imun spesifik sehingga terjadi sensitasi sel-sel sistem imun tersebut. 
Benda asing yang sama, bila terpajan ulang akan dikenal lebih cepat, kemudian 
dihancurkan. Sistem imun spesifik terbagi menjadi 2 bagian, yaitu sistem imun spesifik 
humoral dan sistem imun spesifik selular. 
1. Sistem imun spesifik humoral 
Pemeran utama dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B atau sel B. Bila sel B 
dirangsang oleh benda asing, sel tersebut akan berproliferasi, berdiferensiasi dan 
berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibody. Fungsi utama antibody ini 
adalah pertahanan terhadap infeksi infeksi ekstraselular, virus dan bakteri serta menetralisir 
toksinnya.
2. Sistem imun spesifik selular 
Limfosit T atau sel T berperan pada sistem imun spesifik selular. Fungsi utama sistem imun 
spesifik selular ialah untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraselular, virus, jamur, 
parasit dan keganasan. Sel yang berperan pada imunitas selular adalah sel CD4+ yang 
mengaktifkan sel Th1 agar mengaktifkan makrofag untuk menghancurkan mikroba. Selain 
itu, terdapat pula sel CD8+ yang berperan untuk memusnahkan sel terinfeksi. 
BAB III 
PEMBAHASAN MASALAH 
a. Peran Zat Gizi dalam Pembentukan Sistem Imunitas Tubuh 
Sistem imun berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi bakteri, virus, jamur dan parasit 
yang berasal dari lingkungan serta berbagai zat berbahaya lainnya. Zat gizi memiliki 
peranan penting dalam pembentukan sistem imun tubuh. Pada orang yang mengalami 
masalah gizi kurang (undernutrisi), baik defisiensi zat gizi makro, seperti defisiensi energi, 
maupun zat gizi mikro, terjadi penurunan fungsi imun di dalam tubuhnya. 
Malnutrisi disebabkan karena adanya defisiensi berbagai zat gizi. Defisiensi salah satu zat 
gizi makro saja dapat berakibat pada defisiensi zat gizi lainnya, seperti vitamin dan mineral. 
Beberapa vitamin yang berperan dalam pembentukan sistem imun tubuh yaitu vitamin A, 
beta karoten, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin E, vitamin B2, zat besi, 
seng dan selenium.16 Salah satu komponen zat gizi yang terpenting dalam pembentukan 
sistem imun adalah lipid (lemak). Asam lemak berperan dalam pembentukan limfosit dan 
sel-sel imun lainnya. Kini, banyak terapi yang menggunakan berbagai jenis lemak makanan 
sebagai terapi untuk mengatasi penyakit yang terkait dengan proses inflamasi, seperti 
penyakit autoimun.17 Zat gizi yang mengandung antioksidan berperan dalam 
menyeimbangkan oksidan di dalam sel-sel imun sehingga melindungi sel dari stress 
oksidatif.18 Defisiensi energi dan protein juga dapat menurunkan jumlah dan kemampuan 
kerja sel leukosit polymorfonuklear.19 
b. Kecukupan Zat Gizi dan Keadaan Status Gizi Penderita Bulimia Nervosa 
Kecukupan zat gizi penderita bulimia nervosa jelas lebih rendah bila dibandingkan dengan 
keadaan orang normal, hal ini disebabkan karena pada penderita bulimia, makanan yang 
telah masuk ke dalam tubuh akan dikeluarkan kembali sebelum sempat dicerna oleh tubuh. 
Akibatnya kebutuhan tubuh akan zat gizi tidak dapat terpenuhi dengan baik. Keadaan status 
gizi penderita bulimia nervosa diukur dengan melakukan pengukuran antropometri seperti 
pengukuran tinggi badan, berat badan, berat badan ideal, persentasi berat badan ideal dan 
indeks massa tubuh (IMT). Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa terdapat 
perbedaan yang cukup signifikan antara hasil pengukuran antropometri penderita bulimia 
nervosa dengan orang normal. Rata-rata IMT penderita bulimia masuk dalam kategori nilai 
normal, namun cenderung mendekati batas minimal IMT normal. 
Kebiasaan memuntahkan atau mengeluarkan kembali makanan dari dalam tubuh pada 
penderita bulimia nervosa dapat menyebabkan terjadinya kehilangan cairan tubuh, dehidrasi 
dan gangguan keseimbangan elektrolit. Gangguan keseimbangan elektrolit disebabkan 
karena kehilangan ion natrium, kalium dan klor dari dalam tubuh yang dapat menimbulkan 
gangguan jantung.13 
c. Mekanisme Penurunan Sistem Imunitas Tubuh pada Penderita Bulimia 
Nervosa 
Seperti yang telah diketahui, pada penderita bulimia nervosa, makanan yang telah 
dikonsumsi dikeluarkan kembali dengan beberapa cara seperti dimuntahkan, menggunakan 
obat laxative maupun obat diuretic. Selain itu, beberapa penderita bulimia nervosa juga 
sering menggunakan cara alami seperti sengaja berpuasa dalam waktu lama maupun 
melakukan olahraga secara berlebihan untuk menghilangkan rasa bersalah karena telah 
mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak. Secara tidak langsung, semua usaha yang 
dilakukan oleh penderita bulimia nervosa akan mempengaruhi jumlah asupan zat gizi yang 
diperlukan oleh tubuh. 
Kekurangan zat gizi akan mengganggu berbagai proses metabolisme di dalam tubuh, mulai 
dari mengganggu fungsi kerja sistem organ, hingga tingkat sel bahkan komponen genetik. 
Pengukuran status gizi pada penderita bulimia dapat dilakukan melalui pengukuran 
antropometri. Salah satu pengukuran antropometri yang baik untuk digunakan yaitu 
pengukuran indeks massa tubuh (IMT).
Pada sebuah penelitian yang dilakukan terhadap penderita bulimia nervosa dengan 
membedakan efek kategori IMT dan periode muntah terhadap status gizi dan status 
imunitasnya, ditemukan bahwa pada penderita bulimia nervosa yang memiliki nilai IMT 
normal, tidak ditemukan kejadian malnutrisi, kecuali penderita bulimia yang memang 
memiliki berat badan rendah (IMT <19 kg/m2). Nilai limfosit pada penderita bulimia nervosa 
yang mengeluarkan makanan dengan cara muntah lebih rendah dibandingkan dengan 
penderita bulimia yang mengeluarkan makanan tidak dengan muntah. Pada penderita 
bulimia dengan IMT< 19 memiliki nilai CD57 sebesar 22% sedangkan pada kelompok IMT 
normal (>19), nilai CD57 sebesar 55%. Penderita bulimia dengan IMT<19 memiliki nilai CD4 
yang lebih rendah dibandingkan dengan penderita bulimia dengan IMT>19. Nilai limfosit dan 
neutrofil pada kelompok bulimia nervosa dengan berat badan rendah juga lebih rendah 
dibandingkan dengan kelompok bulimia nervosa dengan berat badan ideal. 2 
Vitamin A, beta karoten, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin E, vitamin B2, 
zat besi, seng dan selenium merupakan beberapa zat gizi yang berperan dalam 
pembentukan sistem imun tubuh.16 Pada penderita bulimia nervosa, adanya defisiensi 
beberapa zat gizi tersebut sangat mungkin terjadi. Hal ini disebabkan karena pada penderita 
bulimia, makanan dikeluarkan kembali sebelum sempat dicerna oleh tubuh. Akibatnya sel-sel 
pembentuk sistem imunitas tubuh akan kekurangan “bahan baku”, dan pembentukan 
imunitas menjadi tidak optimal. 
Menurunnya status imunitas pada penderita bulimia nervosa menyebabkan penderita 
bulimia menjadi mudah terkena infeksi. Dalam kondisi seperti ini, terjadi mekanisme yang 
cukup kompleks antara sitokin, sistem hormon dan sistem saraf pusat dalam rangka 
beradaptasi terhadap kondisi keterbatasan asupan gizi di dalam tubuh penderita bulimia, 
yang berakibat pada keterbatasan melindungi tubuh dari gejala infeksi. 
BAB IV 
KESIMPULAN 
Dari pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan : 
1. Zat gizi memiliki peranan penting dalam pembentukan sistem imunitas dalam 
tubuh manusia. Beberapa jenis zat gizi yang berperan antara lain lemak, vitamin A, beta 
karoten, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin E, vitamin B2, zat besi, seng 
dan selenium. 
2. Penderita bulimia nervosa dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu bulimia dengan 
berat badan di bawah normal (IMT<19) dan berat badan normal (IMT>19). Tidak ditemukan 
status malnutrisi pada penderita bulimia nervosa dengan IMT>19. 
3. Mekanisme penurunan sistem imun tubuh pada penderita bulimia nervosa terjadi 
karena kurangnya zat gizi yang masuk ke dalam tubuh akibat kebiasaan mengeluarkan 
kembali makanan yang telah dikonsumsi sebelum dapat dicerna dan diabsorpsi oleh tubuh. 
Hal ini akan mengurangi pasokan zat gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan sistem imun 
tubuh, akibatnya terjadi penurunan staus imunitas, di antaranya mempengaruhi nilai limfosit, 
netrofil, CD 57, dan kegagalan fungsi sitokin 
DAFTAR PUSTAKA 
1. Fairburn,C,G. dan A.J.Hill. 2005. Eating Disorder. Dalam Human Nutrition 11th 
Edition. London : Elsevier Churchill Livingstone, 509-512. 
2. Marcos A, Pilar Varela, Olga Toro, et al. Evaluation of Nutritional Status by 
Immunologic Assessment in Bulimia Nervosa: Influence of Body Mass Index and Vomiting 
Episodes. Am J Clin Nutr 1997;66:491S-7S. 
3. Marcos A, Pilar Varela, Irene Santacruz, and Asuncion Munoz-Velez. Evaluation 
of Immunocompetence and Nutritional Status in Patients with Bulmia Nervosa. Am J Clin 
Nutr 1993;57:65-9. 
4. Baratawidjaja,Karnen Garna. 2006. Imunologi Dasar Edisi ke-7. Jakarta : Balai 
Penerbit FKUI. 
5. Miller K. Nutrition and Immunity. Nutr Bull 1987;49:32-40.
KATA PENGANTAR 
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat 
dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan 
tepat waktu. 
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul 
“MAKALAH BULIMIA NERVOSA” 
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman 
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau 
menyinggu perasaan pembaca. 
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan 
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. 
Raha, Juli 2013 
"Penulis"

More Related Content

What's hot

"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>pjj_kemenkes
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahHardi Maifra
 
Bentuk makanan
Bentuk makananBentuk makanan
Bentuk makanandinartanti
 
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang  Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang Rio Prasetia
 
Masalah gizi pada lansia
Masalah gizi pada lansiaMasalah gizi pada lansia
Masalah gizi pada lansiaeka1400
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Indri Wati
 
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makananNutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makananCahya
 
diare dan konstipasi
diare dan konstipasidiare dan konstipasi
diare dan konstipasiEva Selvyana
 

What's hot (16)

3 kb 3 modul 3 gizi
3 kb 3 modul 3 gizi3 kb 3 modul 3 gizi
3 kb 3 modul 3 gizi
 
"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>
 
Modul iii gizi kb 1
Modul iii gizi kb 1Modul iii gizi kb 1
Modul iii gizi kb 1
 
07. Mengapa Kita Sakit
07. Mengapa Kita Sakit07. Mengapa Kita Sakit
07. Mengapa Kita Sakit
 
Modul 3
Modul 3Modul 3
Modul 3
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Bentuk makanan
Bentuk makananBentuk makanan
Bentuk makanan
 
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang  Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
 
Masalah gizi pada lansia
Masalah gizi pada lansiaMasalah gizi pada lansia
Masalah gizi pada lansia
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
 
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makananNutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
 
Karya ilmiah makanan sehat
Karya ilmiah makanan sehatKarya ilmiah makanan sehat
Karya ilmiah makanan sehat
 
diare dan konstipasi
diare dan konstipasidiare dan konstipasi
diare dan konstipasi
 
Gangguan pencernaan
Gangguan pencernaanGangguan pencernaan
Gangguan pencernaan
 
Askep nutrisi 2011
Askep nutrisi 2011Askep nutrisi 2011
Askep nutrisi 2011
 
Obesitas pada anak
Obesitas pada anakObesitas pada anak
Obesitas pada anak
 

Viewers also liked (19)

Makalah agama ice
Makalah agama iceMakalah agama ice
Makalah agama ice
 
Makalah bahaya radiasi wifi
Makalah bahaya radiasi wifiMakalah bahaya radiasi wifi
Makalah bahaya radiasi wifi
 
Makalah asa nukleat
Makalah asa nukleatMakalah asa nukleat
Makalah asa nukleat
 
Makalah asam nukleat 2
Makalah asam nukleat  2Makalah asam nukleat  2
Makalah asam nukleat 2
 
Makalah demokrasi pancasila
Makalah demokrasi pancasilaMakalah demokrasi pancasila
Makalah demokrasi pancasila
 
Makalah bahasa inggris bahaya narkoba
Makalah bahasa inggris bahaya narkobaMakalah bahasa inggris bahaya narkoba
Makalah bahasa inggris bahaya narkoba
 
Makalah bahaya pemanasan global hernawati
Makalah bahaya pemanasan global hernawatiMakalah bahaya pemanasan global hernawati
Makalah bahaya pemanasan global hernawati
 
Makalah bahasa inggris ham
Makalah bahasa inggris hamMakalah bahasa inggris ham
Makalah bahasa inggris ham
 
Pengumuman
PengumumanPengumuman
Pengumuman
 
Makalah bahaya merokok
Makalah bahaya merokokMakalah bahaya merokok
Makalah bahaya merokok
 
Makalah batu bara
Makalah batu baraMakalah batu bara
Makalah batu bara
 
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatifMakalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
 
Makalah azan patologi
Makalah azan patologiMakalah azan patologi
Makalah azan patologi
 
Makalah cerpen
Makalah cerpenMakalah cerpen
Makalah cerpen
 
Makalah bahasa inggris tawuran
Makalah bahasa inggris tawuranMakalah bahasa inggris tawuran
Makalah bahasa inggris tawuran
 
Makalah puasa
Makalah puasaMakalah puasa
Makalah puasa
 
Makalah antropologi hukum
Makalah antropologi hukumMakalah antropologi hukum
Makalah antropologi hukum
 
Proposal tahun baru
Proposal tahun baruProposal tahun baru
Proposal tahun baru
 
A1.1 bonnes pratiques pour un site internet optimisé
A1.1 bonnes pratiques pour un site internet optimiséA1.1 bonnes pratiques pour un site internet optimisé
A1.1 bonnes pratiques pour un site internet optimisé
 

Similar to BULIMIA-IMUNITAS (20)

Makalah bulimia nervosa
Makalah bulimia nervosaMakalah bulimia nervosa
Makalah bulimia nervosa
 
Makalah bulimia nervosa
Makalah bulimia nervosaMakalah bulimia nervosa
Makalah bulimia nervosa
 
Makalah bulimia nervosa
Makalah bulimia nervosaMakalah bulimia nervosa
Makalah bulimia nervosa
 
Makalah bulimia nervosa (2)
Makalah bulimia nervosa (2)Makalah bulimia nervosa (2)
Makalah bulimia nervosa (2)
 
Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar
Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar
Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar
 
Resume gizi ratu
Resume gizi ratuResume gizi ratu
Resume gizi ratu
 
Bulimia nervosa
Bulimia nervosaBulimia nervosa
Bulimia nervosa
 
Gangguan Makan & Masalah Gizi pada Atlet.pdf
Gangguan Makan & Masalah Gizi pada Atlet.pdfGangguan Makan & Masalah Gizi pada Atlet.pdf
Gangguan Makan & Masalah Gizi pada Atlet.pdf
 
Makalah kesehatan
Makalah kesehatanMakalah kesehatan
Makalah kesehatan
 
Makalah kesehatan
Makalah kesehatanMakalah kesehatan
Makalah kesehatan
 
Definisi
DefinisiDefinisi
Definisi
 
Makalah kesehatan
Makalah kesehatanMakalah kesehatan
Makalah kesehatan
 
Askep marasmus
Askep marasmusAskep marasmus
Askep marasmus
 
Konstipasi
KonstipasiKonstipasi
Konstipasi
 
referat jiwa ppt Bulimia Nerrvosa ppt jiwa
referat jiwa ppt  Bulimia Nerrvosa ppt jiwareferat jiwa ppt  Bulimia Nerrvosa ppt jiwa
referat jiwa ppt Bulimia Nerrvosa ppt jiwa
 
4. askep marasmus
4. askep marasmus4. askep marasmus
4. askep marasmus
 
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanSistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
 
Nafsu makan dan faktor yang mempengaruhinya
Nafsu makan dan faktor yang mempengaruhinyaNafsu makan dan faktor yang mempengaruhinya
Nafsu makan dan faktor yang mempengaruhinya
 
Ppt bulmia
Ppt bulmiaPpt bulmia
Ppt bulmia
 
Askep marasmus
Askep marasmusAskep marasmus
Askep marasmus
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

BULIMIA-IMUNITAS

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulimia nervosa didefinisikan sebagai kebiasaan makan di mana penderitanya mengkonsumsi sejumlah makanan dalam jumlah sangat besar, kemudian mengeluarkan kembali makanan yang telah dikonsumsi dengan cara memuntahkan kembali atau dengan cara lainnya untuk mengurangi jumlah kalori makanan yang telah masuk ke dalam tubuhnya. Bulimia nervosa melanda sekitar 1,5% wanita usia reproduktif. Dari 100.000 populasi, 13 wanita menderita bulimia nervosa per tahun. Dengan menggunakan kriteria diagnosis yang lebih ketat, rata-rata prevalensi bulimia nervosa diperkirakan sekitar 1000 per 100.000 (1%). Sedangkan pada kelompok pria, insiden bulimia hanya terjadi 1/10 dari insiden pada kelompok wanita, yaitu sebesar 0,1%.1 Sebagian besar alasan melakukan bulimia nervosa yaitu untuk memuaskan keinginan makan tanpa harus meningkatkan berat badan. Hal inilah yang menyebabkan mengapa sebagian besar penderita bulimia nervosa adalah kaum wanita. Salah satu dampak yang ditimbulkan akibat perilaku bulimia yaitu dapat mempengaruhi sistem imunitas tubuh.2,3 Sistem imunitas merupakan gabungan sel, molekul, dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi.4 Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan dalam lingkungan hidup.4 Asupan makanan berperan penting terhadap sistem imunitas tubuh, karena untuk membentuk sistem imunitas tubuh diperlukan berbagai zat gizi. Asupan makan yang tidak optimal dapat menyebabkan malnutrisi. Malnutrisi merupakan salah satu faktor penyebab dari menurunnya imunitas tubuh seseorang.5 Pada penderita bulimia nervosa, makanan yang telah masuk ke dalam tubuh akan dikeluarkan kembali sebelum sempat dicerna dan diabsorpsi oleh tubuh. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan asupan zat gizi sesuai dengan kebutuhannya sehingga mekanisme pembentukan dan pertahanan sistem imunitas di dalam tubuh menjadi terganggu. Malnutrisi dapat mengganggu sistem imunitas selular sejak tahap awal.5 Selain itu, dapat juga mengganggu sistem imun humoral, sel fagosit dan sistem komplemen.6 Hal tersebutlah yang mendasari ditulisnya makalah “Bulimia Nervosa Menurunkan Sistem Imunitas Tubuh”, di mana di dalamnya akan membahas mengenai peranan zat gizi dalam pembentukan sistem imun tubuh, kecukupan zat gizi dan keadaan status gizi penderita bulimia, serta pembahasan mengenai mekanisme penurunan sistem imunitas yang terjadi pada penderita bulimia nervosa. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini: 1. bagaimana peran zat gizi dalam pembentukan sistem imunitas tubuh? 2. bagaimana kecukupan zat gizi dan keadaan status gizi penderita bulimia nervosa? 3. bagaimana mekanisme penurunan sistem imunitas tubuh yang terjadi pada penderita bulimia nervosa? C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu 1. menjelaskan peran zat gizi dalam pembentukan sistem imunitas tubuh; 2. menjelaskan kecukupan zat gizi dan keadaan status gizi penderita bulimia nervosa; 3. menjelaskan mekanisme penurunan sistem imunitas tubuh yang terjadi pada penderita bulimia nervosa.
  • 2. BAB II LANDASAN TEORI A. Bulimia Nervosa 1. Pengertian Bulimia nervosa didefinisikan sebagai kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak (binge) dan mengeluarkan kembali makanan yang sudah dikonsumsi (purge). Bulimia diambil dari kata “bull” (ox) yang berarti sapi jantan. Kata ini digunakan untuk menggambarkan kondisi yang sangat lapar disertai nafsu makan yang sangat besar dan dalam jumlah banyak. Secara normal, makanan yang telah masuk akan dicerna dan diabsorpsi oleh tubuh, namun pada penderita bulimia nervosa, makanan tersebut akan dikeluarkan kembali dengan sengaja untuk mengurangi jumlah kalori yang masuk.8 2. Gejala dan Penyebab Bulimia Nervosa Sebagian besar penderita bulimia nervosa adalah kelompok usia belasan akhir dan 20an awal.1 Bulimia nervosa dapat ditemukan pada semua kelas sosial. Sangat jarang penderita bulimia nervosa yang mengkonsumsi makanan dalam porsi normal. Ketika sedang berada di tempat umum, penderita bulimia cenderung akan mengkonsumsi makanan dalam jumlah sangat sedikit, namun ketika sedang berada dalam periode makan banyak (binge episode), mereka dapat mengasup makanan dalam jumlah besar mulai dari 1000 hingga 50.000 kkal.9 Jenis makanan yang dikonsumsi cenderung tinggi lemak dan karbohidrat, seperti es krim, donat, cake, cookies, milkshake dan cokelat. Mereka mengkonsumsi makanan dengan tujuan untuk memenuhi keinginan makan (memenuhi keinginan secara emosional saja), tanpa mempertimbangkan nilai gizi makanan tersebut. Beberapa hal yang menyebabkan penderita bulimia nervosa mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak yaitu kondisi depresi, stress, frustrasi, kebosanan serta bisa juga disebabkan karena melihat makanan yang dapat meningkatkan keinginannya untuk makan. Setelah mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak, penderita bulimia cenderung akan merasa gelisah, depresi dan merasa bersalah sehingga mereka akan melakukan berbagai cara untuk kembali mengeluarkan makanan yang telah dikonsumsi dalam jumlah banyak tadi.8 Salah satu cara yang paling sering digunakan yaitu dengan memuntahkan makanan yang telah dikonsumsi. Namun tidak jarang juga ada yang menggunakan obat laxative dan diuretik.8 Beberapa penderita bulimia berusaha melakukan diet ketat selama beberapa hari hingga beberapa minggu, di sela-sela kebiasaan makannya yang berlebih. Namun ketika diet ketat gagal dilakukan, penderita bulimia ini cenderung akan kembali mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak dan berlebihan.10 3. Kriteria Diagnosis Ada 3 kriteria yang bisa digunakan untuk mendiagnosis bulimia nervosa menurut DSM IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder), 1994 1,8: a. persentasi frekuensi makan dalam jumlah besar serta ketidakmampuan penderita untuk mengontrol kebiasaan makannya dalam jumlah banyak. Biasanya antara 1000-2000 kkal; b. frekuensi perilaku yang dilakukan untuk mengontrol berat badan dan bentuk tubuh dengan cara mengeluarkan makanan yang telah dikonsumsi, seperti penggunaan obat laxative, diuretik atau dengan memuntahkan makanan. Minimal kebiasaan tersebut dilakukan dua kali dalam seminggu selama 3 bulan; c. melihat kebiasaan/perilaku yang dilakukan untuk mengontrol berat badan (selain dengan mengeluarkan makanan) yaitu dengan melakukan aktivitas fisik/olahraga serta berpuasa secara berlebihan. Menurut DSM IV, terdapat 2 macam bulimia yaitu purging bulimia dan non-purging bulimia. Purging bulimia ditandai dengan penggunaan bahan kimia untuk mengosongkan lambung dan mengeluarkan makanan dari dalam tubuhnya, seperti penggunaan obat laxative dan diuretik, sedangkan non-purging bulimia cenderung menggunakan cara-cara alami seperti dengan berpuasa atau olahraga secara berlebihan.8 4. Pengaruh Bulimia Nervosa terhadap Fisiologis Tubuh Komplikasi fisiologis pada penderita bulimia nervosa dapat mempengaruhi hampir di setiap sistem dalam tubuh. Mulai dari masalah terkecil seperti luka pada jari tangan yang disebabkan karena seringnya digunakan untuk merangsang memuntahkan makanan hingga masalah besar yang bersifat sistemik seperti gangguan elektrolit dalam tubuh akibat dari kebiasaan mengeluarkan makanan yang terus menerus.11 Kebiasaan mengonsumsi makanan dengan porsi besar dalam waktu singkat pada penderita bulimia dapat menyebabkan terjadinya pembesaran ukuran lambung secara akut, yang
  • 3. dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Hal ini juga akan mengakibatkan terjadinya inflamasi pada pankreas, luka pada daerah bagian perut dan terjadi peregangan ukuran perut, serta peningkatan kecepatan detak jantung karena pankreas harus bekerja ekstra keras untuk mencernakan makanan dalam jumlah banyak sekaligus.12 Kebiasaan memuntahkan makanan menyebabkan terjadinya luka dan pengikisan pada esophagus karena pengaruh asam lambung, menyebabkan pengikisan lapisan gigi, memicu gangguan pada gusi dan proses menelan karena akan berpengaruh terhadap produksi air liur (saliva). Akibat lainnya yaitu dapat menyebabkan kehilangan cairan tubuh, dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Penderita bulimia juga dapat merasakan haus yang berlebihan disertai dengan penurunan jumlah pengeluaran urin dari dalam tubuh, hal ini akan menyebabkan terjadinya pembengkakan (edema) karena adanya resistensi (penahanan) air di dalam tubuh. Seringnya memuntahkan makanan juga dapat mengakibatkan kehilangan ion natrium, kalium dan klor dari dalam tubuh yang dapat menimbulkan gangguan jantung.13 Kematian yang disebabkan karena bulimia nervosa diperkirakan sekitar 3%.14 Sering juga terdapat keluhan terjadi penurunan sensitivitas indera pengecap, hal ini disebabkan karena seringnya reseptor pengecap terpapar oleh asam lambung yang ikut keluar saat penderita bulimia memuntahkan makanannya, sehingga fungsi kerjanya ikut menurun.15 Penggunaan laxative dalam waktu lama dapat menyebabkan penurunan fungsi kolon. Selain itu, penggunaan obat-obatan laxative dan diuretic juga dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh, keseimbangan elektrolit, dehidrasi, malabsorpsi, kram pada perut dan kram otot.11 B. Sistem Imunitas 1. Pengertian Imunitas adalah adanya resistensi terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi. Sistem imun merupakan gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan terhadap resistensi infeksi. Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.4 2. Klasifikasi Sistem Imun Secara umum, sistem imun terdiri atas sistem imun alamiah (nonspesifik) dan sistem imun didapat (spesifik). a. Sistem Imun Nonspesifik Sistem imun ini selalu ada pada tubuh yang normal dan sehat, siap mencegah mikroba yang akan masuk ke dalam tubuh dengan cepat. Disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroba tertentu, telah ada dan siap berfungsi sejak lahir. Tidak menunjukkan kekhususan terhadap bahan asing tertentu dan mampu melindungi tubuh terhadap banyak patogen potensial. Terdiri atas sistem pertahanan fisik, biokimia, humoral, dan selular. - Sistem pertahanan fisik : kulit, selaput lendir, silia (rambut getar), saluran nafas, batuk dan bersin; - Sistem pertahanan biokimia : pH asam dari keringat dan berbagai asam lemak yang dilepas oleh kulit yang dapat mendenaturasikan protein mikroba, lisozim dalam keringat, air ludah (saliva), air mata, ASI, asam lambung, pH yang rendah pada vagina, spermin dalam sperma dan mukus kental; - Pertahanan humoral : komplemen, interferon dan protein fase akut - Pertahanan selular : fagosit, makrofag, sel natural killer (NK) dan sel mast yang berperan dalam reaksi alergi b. Sistem Imun Spesifik Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan mengenal benda yang dianggap asing. Disebut spesifik karena sistem imun ini hanya dapat menyingkirkan benda asing yang sudah dikenal sebelumnya. Benda asing yang pertama kali masuk ke dalam tubuh akan segera dikenali oleh sistem imun spesifik sehingga terjadi sensitasi sel-sel sistem imun tersebut. Benda asing yang sama, bila terpajan ulang akan dikenal lebih cepat, kemudian dihancurkan. Sistem imun spesifik terbagi menjadi 2 bagian, yaitu sistem imun spesifik humoral dan sistem imun spesifik selular. 1. Sistem imun spesifik humoral Pemeran utama dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B atau sel B. Bila sel B dirangsang oleh benda asing, sel tersebut akan berproliferasi, berdiferensiasi dan berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibody. Fungsi utama antibody ini adalah pertahanan terhadap infeksi infeksi ekstraselular, virus dan bakteri serta menetralisir toksinnya.
  • 4. 2. Sistem imun spesifik selular Limfosit T atau sel T berperan pada sistem imun spesifik selular. Fungsi utama sistem imun spesifik selular ialah untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraselular, virus, jamur, parasit dan keganasan. Sel yang berperan pada imunitas selular adalah sel CD4+ yang mengaktifkan sel Th1 agar mengaktifkan makrofag untuk menghancurkan mikroba. Selain itu, terdapat pula sel CD8+ yang berperan untuk memusnahkan sel terinfeksi. BAB III PEMBAHASAN MASALAH a. Peran Zat Gizi dalam Pembentukan Sistem Imunitas Tubuh Sistem imun berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi bakteri, virus, jamur dan parasit yang berasal dari lingkungan serta berbagai zat berbahaya lainnya. Zat gizi memiliki peranan penting dalam pembentukan sistem imun tubuh. Pada orang yang mengalami masalah gizi kurang (undernutrisi), baik defisiensi zat gizi makro, seperti defisiensi energi, maupun zat gizi mikro, terjadi penurunan fungsi imun di dalam tubuhnya. Malnutrisi disebabkan karena adanya defisiensi berbagai zat gizi. Defisiensi salah satu zat gizi makro saja dapat berakibat pada defisiensi zat gizi lainnya, seperti vitamin dan mineral. Beberapa vitamin yang berperan dalam pembentukan sistem imun tubuh yaitu vitamin A, beta karoten, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin E, vitamin B2, zat besi, seng dan selenium.16 Salah satu komponen zat gizi yang terpenting dalam pembentukan sistem imun adalah lipid (lemak). Asam lemak berperan dalam pembentukan limfosit dan sel-sel imun lainnya. Kini, banyak terapi yang menggunakan berbagai jenis lemak makanan sebagai terapi untuk mengatasi penyakit yang terkait dengan proses inflamasi, seperti penyakit autoimun.17 Zat gizi yang mengandung antioksidan berperan dalam menyeimbangkan oksidan di dalam sel-sel imun sehingga melindungi sel dari stress oksidatif.18 Defisiensi energi dan protein juga dapat menurunkan jumlah dan kemampuan kerja sel leukosit polymorfonuklear.19 b. Kecukupan Zat Gizi dan Keadaan Status Gizi Penderita Bulimia Nervosa Kecukupan zat gizi penderita bulimia nervosa jelas lebih rendah bila dibandingkan dengan keadaan orang normal, hal ini disebabkan karena pada penderita bulimia, makanan yang telah masuk ke dalam tubuh akan dikeluarkan kembali sebelum sempat dicerna oleh tubuh. Akibatnya kebutuhan tubuh akan zat gizi tidak dapat terpenuhi dengan baik. Keadaan status gizi penderita bulimia nervosa diukur dengan melakukan pengukuran antropometri seperti pengukuran tinggi badan, berat badan, berat badan ideal, persentasi berat badan ideal dan indeks massa tubuh (IMT). Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara hasil pengukuran antropometri penderita bulimia nervosa dengan orang normal. Rata-rata IMT penderita bulimia masuk dalam kategori nilai normal, namun cenderung mendekati batas minimal IMT normal. Kebiasaan memuntahkan atau mengeluarkan kembali makanan dari dalam tubuh pada penderita bulimia nervosa dapat menyebabkan terjadinya kehilangan cairan tubuh, dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Gangguan keseimbangan elektrolit disebabkan karena kehilangan ion natrium, kalium dan klor dari dalam tubuh yang dapat menimbulkan gangguan jantung.13 c. Mekanisme Penurunan Sistem Imunitas Tubuh pada Penderita Bulimia Nervosa Seperti yang telah diketahui, pada penderita bulimia nervosa, makanan yang telah dikonsumsi dikeluarkan kembali dengan beberapa cara seperti dimuntahkan, menggunakan obat laxative maupun obat diuretic. Selain itu, beberapa penderita bulimia nervosa juga sering menggunakan cara alami seperti sengaja berpuasa dalam waktu lama maupun melakukan olahraga secara berlebihan untuk menghilangkan rasa bersalah karena telah mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak. Secara tidak langsung, semua usaha yang dilakukan oleh penderita bulimia nervosa akan mempengaruhi jumlah asupan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Kekurangan zat gizi akan mengganggu berbagai proses metabolisme di dalam tubuh, mulai dari mengganggu fungsi kerja sistem organ, hingga tingkat sel bahkan komponen genetik. Pengukuran status gizi pada penderita bulimia dapat dilakukan melalui pengukuran antropometri. Salah satu pengukuran antropometri yang baik untuk digunakan yaitu pengukuran indeks massa tubuh (IMT).
  • 5. Pada sebuah penelitian yang dilakukan terhadap penderita bulimia nervosa dengan membedakan efek kategori IMT dan periode muntah terhadap status gizi dan status imunitasnya, ditemukan bahwa pada penderita bulimia nervosa yang memiliki nilai IMT normal, tidak ditemukan kejadian malnutrisi, kecuali penderita bulimia yang memang memiliki berat badan rendah (IMT <19 kg/m2). Nilai limfosit pada penderita bulimia nervosa yang mengeluarkan makanan dengan cara muntah lebih rendah dibandingkan dengan penderita bulimia yang mengeluarkan makanan tidak dengan muntah. Pada penderita bulimia dengan IMT< 19 memiliki nilai CD57 sebesar 22% sedangkan pada kelompok IMT normal (>19), nilai CD57 sebesar 55%. Penderita bulimia dengan IMT<19 memiliki nilai CD4 yang lebih rendah dibandingkan dengan penderita bulimia dengan IMT>19. Nilai limfosit dan neutrofil pada kelompok bulimia nervosa dengan berat badan rendah juga lebih rendah dibandingkan dengan kelompok bulimia nervosa dengan berat badan ideal. 2 Vitamin A, beta karoten, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin E, vitamin B2, zat besi, seng dan selenium merupakan beberapa zat gizi yang berperan dalam pembentukan sistem imun tubuh.16 Pada penderita bulimia nervosa, adanya defisiensi beberapa zat gizi tersebut sangat mungkin terjadi. Hal ini disebabkan karena pada penderita bulimia, makanan dikeluarkan kembali sebelum sempat dicerna oleh tubuh. Akibatnya sel-sel pembentuk sistem imunitas tubuh akan kekurangan “bahan baku”, dan pembentukan imunitas menjadi tidak optimal. Menurunnya status imunitas pada penderita bulimia nervosa menyebabkan penderita bulimia menjadi mudah terkena infeksi. Dalam kondisi seperti ini, terjadi mekanisme yang cukup kompleks antara sitokin, sistem hormon dan sistem saraf pusat dalam rangka beradaptasi terhadap kondisi keterbatasan asupan gizi di dalam tubuh penderita bulimia, yang berakibat pada keterbatasan melindungi tubuh dari gejala infeksi. BAB IV KESIMPULAN Dari pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan : 1. Zat gizi memiliki peranan penting dalam pembentukan sistem imunitas dalam tubuh manusia. Beberapa jenis zat gizi yang berperan antara lain lemak, vitamin A, beta karoten, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin E, vitamin B2, zat besi, seng dan selenium. 2. Penderita bulimia nervosa dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu bulimia dengan berat badan di bawah normal (IMT<19) dan berat badan normal (IMT>19). Tidak ditemukan status malnutrisi pada penderita bulimia nervosa dengan IMT>19. 3. Mekanisme penurunan sistem imun tubuh pada penderita bulimia nervosa terjadi karena kurangnya zat gizi yang masuk ke dalam tubuh akibat kebiasaan mengeluarkan kembali makanan yang telah dikonsumsi sebelum dapat dicerna dan diabsorpsi oleh tubuh. Hal ini akan mengurangi pasokan zat gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan sistem imun tubuh, akibatnya terjadi penurunan staus imunitas, di antaranya mempengaruhi nilai limfosit, netrofil, CD 57, dan kegagalan fungsi sitokin DAFTAR PUSTAKA 1. Fairburn,C,G. dan A.J.Hill. 2005. Eating Disorder. Dalam Human Nutrition 11th Edition. London : Elsevier Churchill Livingstone, 509-512. 2. Marcos A, Pilar Varela, Olga Toro, et al. Evaluation of Nutritional Status by Immunologic Assessment in Bulimia Nervosa: Influence of Body Mass Index and Vomiting Episodes. Am J Clin Nutr 1997;66:491S-7S. 3. Marcos A, Pilar Varela, Irene Santacruz, and Asuncion Munoz-Velez. Evaluation of Immunocompetence and Nutritional Status in Patients with Bulmia Nervosa. Am J Clin Nutr 1993;57:65-9. 4. Baratawidjaja,Karnen Garna. 2006. Imunologi Dasar Edisi ke-7. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 5. Miller K. Nutrition and Immunity. Nutr Bull 1987;49:32-40.
  • 6. KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “MAKALAH BULIMIA NERVOSA” Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. Raha, Juli 2013 "Penulis"