BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
Kebutuhan Manusia Agama
1. I
MAKALAH
“Kebutuhan Manusia Terhadap Agama”
Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Studi Islam
Semester 1
Disusun Oleh:
Kelompok 2, Kelas Matematika B
1. Muhammad Iqbal Widiaputra (H02219014)
2. Nora Aisyah (H72219032)
3. Elen Riswana Safila Putri (H92219048)
DOSEN PENGAMPU:
Bahtiyar Rifai,M.Pd.I
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUNAN AMPEL SURABAYA
2019/2020
2. 1
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayahnya sehingga hari
ini kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya dan rahmatnya. Baik itu
berupa sehat maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas dari mata kuliah Pengantar Studi Islam dengan judul “Kebutuhan Manusia Terhadap
Agama”.
Penulis tentu masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengaharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen mata kuliah
Pengantar Studi Islam kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat,Terima kasih.
Wasalamu’alaikum.Wr.Wb
Surabaya, 16 September 2019
Penulis
3. 2
Daftar Isi
Judul Halaman.............................................................................................................i
Kata Pengantar............................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iii
Bab 1 Pendahuluan......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................2
1.4 Manfaat.........................................................................................................2
Bab 2 Pembahasan......................................................................................................3
2.1 Fitrah Manusia ..............................................................................................3
2.2 Kelemahan dan Kekurangan Manusia ..........................................................4
2.3 Agama menjadi Kebutuhan Dasar Manusia..................................................5
Bab 3 Penutup.............................................................................................................7
3.1 Kesimpulan....................................................................................................7
3.2 Saran.............................................................................................................7
Daftar Pustaka ............................................................................................................8
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Apakah manusia itu? Kadang-kadang ada orang yang tergagap ketika disuguhi pertanyaan
tersebut. Ternyata tidak sedikit orang yang tidak mampu menerangkan eksistensi dirinya
sendiri. Banyak juga yang mampu memberikan jawaban spontanitas, tapi diantara satu dengan
yang lain berbeda.¹. Memang banyak keterangan bahkan beragam “definisi” dilontarkan.
Seperti manusia adalah hâyawânun nâthiq, rational animal, zoon politicon, homo education,
homo religious, homo faber, la quin, homo sapien, homo economic dan sebagainya.² Hakikat
manusia menurut Islam adalah wujud yang diciptakan. Dengan penciptaan manusia ini,
manusia telah diberi oleh pencipta-Nya (Allah) potensipotensi untuk hidup yang – dalam hal
ini - berhubungan dengan konsep fitrah manusia. Menurut Abdul Aziz bahwa fitrah adalah
potensi manusia yang dapat digunakan untuk hidup di duinia. Dengan potensi-potensi itu
manusia akan mampu mengantisipasi semua problem kehidupan yang beragam. Fitrah berarti
kondisi penciptaan manusia yang mempunyai kecenderungan untuk menerima kebenaran.
Secara fitri, manusia cenderung dan berusaha mencari serta menerima kebenaran walaupun
hanya bersemayam dalam hati kecilnya. Adakalanya manusia telah menemukan kebenaran,
namun karena faktor eksogen yang mempengaruhinya, ia berpaling dari kebenaran yang
diperolehnya.³ Fitrah juga terkait dengan Islam dan dilahirkan sebagai seorang muslim. Ini
ketika fitrah dipandang dalam hubungannya dengan syahadat – bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah dan Muhammad adalah utusan Allah - yang menjadikan seseorang muslim.⁴ Dalam
pengertian ini, fitrah merupakan kemampuan yang telah Allah ciptakan dalam diri manusia
untuk mengenal Allah (ma’rifatullah). Inilah bentuk alami yang dengannya seorang anak
tercipta dalam rahim ibunya, sehingga dia mampu menerima agama yang baik.
5. 2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana fitrah manusia dengan berbagai pendekatan?
2. Apa saja kekurangan dan kelemahan manusia?
3. Mengapa agama menjadi kebutuhan dasar manusia?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana fitrah dengan berbagai pendekatan.
2. Untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan manusia.
3. Untuk mengetahui mengapa agama menjadi kebutuhan dasar manusia.
1.4 Manfaat
1. Lebih mengerti dan menghayati realitas fitrah manusia.
2. Menyesuaikan kebutuhan agama dengan kebutuhan yang ada di masyarakat serta.
membuka pikiran mengenai kebutuhan manusia terhadap agama.
6. 1
Bab II
Pembahasan
2.1 Fitrah Manusia
Hakikat fitrah adalah sesuatu yg netral pada jiwa dan tidak terikat oleh keinginan duniawi.
Secara etimologi, kata fitrah diambil dari akar kata al-fathr yang berarti “kejadian”. Dalam arti lain
diartikan bahwa fitrah adalah kemampuan dasar perkembangan manusia yang terbawa sejak lahir
dan berpusat pada potensi dasar untuk berkembang. Fitrah juga dikaji dalam surat Al-Rum ayat 30
yang berbunyi
Artinya “ Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;(tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah itu.
(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”(Qs. Al-Rum ayat 30)
Maksud dari ayat tersebut adalah manusia diciptakan Allah dengan naluri beragama sebagai
pedoman manusia dalam penciptaan terbaiknya.
Tujuan fitrah yaitu ingin kembali kepada Tuhan Penciptanya. Dalam Islam terdapat konsep
bahwa setiap orang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Fitrah yang dimaksud adalah bayi yang
dilahirkan dalam keadaan suci, tidak memiliki dosa apapun. Seseorang yang kembali kepada
fitrahnya, mempunyai makna ia mencari kesucian dan keyakinannya yang asli, sebagaimana pada
saat ia dilahirkan.
Lebih dalam, fitrah sebenarnya ditandai dengan beberapa naluri suci manusia yang terus
dibawa sampai pada ujung kematian. Menurut Syahminan Zaini, fitrah terdiri dari 15 fungsi
diantaranya adalah fitrah agama, fitrah intelek, dan fitrah sosial. Semua fitrah tersebut harus
dikembangkan secara seimbang agar menjadi manusia yang utuh. Karenanya manusia memiliki
kemampuan berpikir, merasa ingin tahu, dan mampu berbuat sesuatu sebagai bukti fitrah yang
melengkapi diri manusia. Dorongan keingintahuan yang tinggi akan membuat manusia
menggunakan akalnya. Jika akal digunakan dengan baik, akan membawa manusia menuju Tuhan.
Namun jika akal digunakan dengan buruk, akan membawa ke malapetaka.
7. 2
2.2 Kelemahan dan Kekurangan Manusia
Allah SWT. membekali fitrah manusia yang mendorong manusia untuk menggunakan
akalnya. Namun sering kali manusia menggunakan akal tersebut untuk perbuatan yang buruk.
Tanpa disadari perbuatan tersebut dipicu oleh kefasikan manusia. Padahal Allah SWT
menciptakan setiap makhluk dengan keistimewaan sendiri, khususnya dalam penciptaan manusia
yang diciptakan sempurna lebih dari makhluk lain. Di dalam Al-Quran dan As-Sunnah disebutkan
bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia dan memiliki potensi serta memperoleh
petunjuk kebenaran dalam mengalami kehidupan di dunia dan akhirat. Manusia juga dianugerahi
akal pikiran dan panca indra yang menjadikan manusia mampu menguasai makhluk lain seperti
yang dijelaskan pada ayat berikut
Artinya “Dia lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan,
dan hati.” (Qs. Al Mulk,67:23).
Terlepas dari kesempurnaan, setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan kelemahan.
Seseorang yang beriman sekalipun tentu mempunyai kesalahan dan memiliki sifat buruk yang
terkadang sukar dihilangkan. Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah SWT. yaitu
Artinya “Demi nafs serta penyempurnaan ciptaan, Allah mengimbalkan kepadanya kefasikan
dan ketakutan.” (Qs. Al-Syams,91:7-8) .
Ayat tersebut menjelaskan bahwa sesungguhnya di dalam diri manusia terdapat sifat-sifat inkar,
iri, dengki, sombong, dan masih banyak lagi, yang diantara sifat itu dapat membuat manusia
menjadi lemah dan juga ketakutan.
Al-Quran juga menjelaskan bahwa manusia bersifat lemah. Kelemahan itu terutama ialah lemah
dalam mengendalikan hawa nafsu syahwat. Hal itu tertuang dalam ayat yaitu
8. 1
Artinya “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, karena manusia diciptakan bersifat
lemah.”(Qs.An-Nisaa,4:28).
Dalam Qs. Al-Ma’arij ayat 19-26 juga menjelaskan bahwa sesungguhnya manusia diciptakan
bersifat keluh kesah lagi kikir, dan apabila mendapat kebaikan manusia akan sangat kikir. Dari
ayat itu pula disebutkan bahwa orang-orang tidak mau mengeluarkan zakat dan menafkahkan
zakatnya ke jalan yang benar.
Dalam surat yang berbunyi
Artinya “ Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu(termasuk manusia) telah kami ciptakan dengan
ukuran(batas) tertentu.”(Qs.Al-Qomar,54:49).
Maksud dari ayat tersebut adalah bahwa manusia telah diciptakan dengan batas-batas tertentu dan
dalam keadaan lemah. Adanya kelemahan manusia melatarbelakangi manusia memerlukan agama.
Walaupun manusia diciptakan sebagai makhluk paling sempurna, kelemahan manusia hanya bisa
dilawan dengan petunjuk wahyu dari agama.
2.3 Agama menjadi Kebutuhan Dasar Manusia
Menurut islam, manusia tersusun dari dua unsur yaitu unsur jasmani dan unsur rohani.
Unsur jasmani mempunyai kebutuhan materil, sedangkan unsur jasmani mempunyai kebutuhan
spirituil. Perpaduan antara jasmani dan spirituil ini disebut jiwa (nafs). Kebutuhan jasmani secara
fitrah yang harus dipenuhi adalah makan dan minum, pakaian, berpasangan, dan berkembang biak.
Sedangkan kebutuhan spirituil yang harus dipenuhi adalah hati, roh, nafsu, dan akal. Pada
dasarnya, manusia diciptakan Allah dalam bentuk fitrahnya sehingga manusia berpotensi
mengajak kepada kesucian.
Karena kebutuhan spirituil manusia, muncul kata agama yang menjalin ikatan antara roh
manusia dengan Tuhan yang sangat berpengaruh dalam kehidupan. Kata agama berasal dari bahasa
Sansekerta yang tersusun atas dua kata yaitu a berarti tidak dan gam berarti pergi, yang bermakna
tidak pergi atau menetap. Dalam pandangan islam, manusia diberi fitrah untuk membawa potensi
beragama yang lurus, dan dipahami ulama sebagai tauhid. Manusia tidak dapat melepaskan diri
dari agama karena secara fitri manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan untuk
beragama. Masyarakat juga mengenal agama sebagai din dengan arti undang-undang atau hukum.
Selanjutnya dikatakan lagi bahwa gam berarti tuntutan. Agama membawa peraturan hukum yang
harus dipatuhi orang lain. Agama menguasai diri seseorang dan membuat ia tunduk dan patuh
9. 2
kepada Tuhan dengan menjalankan ajaran-ajaran agama. Lebih lanjut agama membawa kewajiban
yang jika ditinggalkan akan menjadi hutang. Dan setiap kewajiban akan mendapat balasan dari
Tuhan.
Seseorang menganut agama dikarenakan fungsi yang diyakininya. Fungsi tersebut adalah
agama dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia senantiasa memberi
penerangan kepada manusia. Agama juga menjawab pertanyaan yang tidak mampu dijelaskan oleh
akal manusia. serta ajaran agama yang menyarankan kepada kebaikan.
Unsur-unsur yang terdapat dalam agama diyakini oleh manusia sebagai bentuk hubungan
baik dengan kekuatan gaib sebagai tempat minta tolong. Hubungan baik antara manusia dengan
kekuatan gaib diwujudkan dengan mematuhi perintah dan larangan kekuatan gaib itu. Adanya
hubungan baik dipercaya membuat kesejahteraan di dunia dan akhirat. Adanya paham yang suci
dalam bentuk kitab juga dipercaya mengandung ajaran-ajaran agama.
Fitrahnya manusia dalam beragama dibuktikan dalam sejarah masyarakat yang menganut
agama animisme, dinamisme, dan politeisme. Sedangkan dalam masyarakat modern agama yang
dianut menjadi monoteisme, agama tauhid. Pada dasar agama animisme, dinamisme, dan
politeisme adalah menyembah roh dan benda-benda sakti, sedangkan agama monoteisme adalah
Tuhan Yang Maha Esa. Ketika dahulu masyarakat masih menggunakan dukun untuk kebutuhan
beragama, kini masyarakat berkembang untuk menyerahkan diri kepada kehendak yang maha esa.
Perkembangan zaman, di Indonesia sendiri terdapat 6 agama yang diakui dengan jalan pendekatan
ke Tuhan masing-masing.
10. 1
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Fitrah manusia sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan juga bisa
berhubungan terhadap agama yang bagaimana dapat menjadi kebutuhan spiritual dan
kebutuhan sosial. Disamping itu, selain dari berbagai sudut pandang dan ilmu tertentu,
hakikat fitrah manusia mempunyai potensi yang besar dalam meluruskan sudut pandang
manusia yang selama ini tidak ada arah dalam mencari kehidupan dengan
menggabungkannya dengan pentingnya kebutuhan agama sehingga tidak mudah tersesat
dalam memaknai kehidupan.
3.2 Saran
Dalam makalah ini , untuk selanjutnya dapat ditambahkan bukti riset seberapa tahu manusia akan
fitrah manusia dan kebutuhan agamanya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
11. 2
Daftar Pustaka
Nasution, Harun. 1974. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya.Jakarta : Universtitas Indonesia
Press.
Amrullah, Abdul Malik Karim. 2017. Pendidikan Islam Kontemporer. Malang : UIN-Maliki
Press.
Nasution, Harun. 1989. Islam Rasional : Gagasan dan Pemikiran. Jakarta : Penerbit Mizan.
2017. Pengantar Studi Islam. Surabaya : Uinsa Press.