1. SEDIMEN DAN BATUAN SEDIMEN
Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat
dipermukaan bumi (di daratan ataupun lautan), yang
telah mengalami proses pengangkutan (transportasi)
dari satu tempat ke tempat lainnya.
Sedimen jika mengeras akan menjadi batuan sedimen.
Ilmu yang mempelajari batuan sedimen yaitu
sedimentologi.
Sedimen-sedimen akan diangkut ke suatu tempat yang
disebut cekungan.
2. Transportasi Sedimen
Sedimen dapat diangkut dengan 3 cara, yaitu :
1. Suspension
Umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat kecil ukurannya
sehingga mampu diangkut oleh aliran air atau angin.
2. Bed Load
Terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti pasir, kerikil,
kerakal, bongkah) sehingga gaya yang ada pada aliran yang bergerak
dapat berfungsi memindahkan partikel-partikel yang besar di dasar.
3. Saltation
Artinya meloncat, umumnya terjadi pada sedimen berukuran pasir
dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap dan mengangkut
sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya gravitasi yang ada mampu
mengembalikan sedimen pasir tersebut ke dasar.
3. Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui proses
pengerasan / pembatuan (lithifikasi) yang melibatkan :
- Proses pemadatan (compaction)
- Sementasi (cementation)
- Diagenesa
- Lithifikasi
Ciri-ciri batuan sedimen :
1. Berlapis
2. Umumnya mengandung fosil
3. Memiliki struktur sedimen
4. Tersusun dari fragmen butiran hasil transportasi
4. Pembentukan Batuan Sedimen
Batuan Sedimen terbentuk dengan dua cara, yaitu :
1. Batuan sedimen yang terbentuk dalam cekungan
pengendapan (tidak mengalami proses pengangkutan).
Sedimen ini dikenal dengan nama autochthonous,
diantaranya batuan evaporit (halit) dan batugamping.
2. Batuan sedimen yang mengalami proses transportasi atau
dengan kata lain sedimen yang berasal dari luar cekungan
yang ditransport dan diendapkan di dalam cekungan.
Sedimen ini dikenal dengan sedimen allochthonous,
diantaranya : Batupasir, Konglomerat, Breksi, Batuan
Epiklastik.
6. PENGANGKUTAN SEDIMEN
1. Pergerakan Partikel
Sedimen dapat terangkut oleh kekuatan dari alirannya dan
hal ini sangat tergantung pada ukuran butir, volume,
7. Sifat pergerakan partikel dalam media air, pada partikel lempung
dan lanau (suspended-load) serta partikel pasir dan kerikil (bed-
load) menggelinding, meluncur, saltasi.
8. Suspended Load : Jika kecepatan gerakan partikel
keatas hampir sama dengan kecepatan pengendapan,
maka sedimen akan terangkut ke arah hilir sungai.
Bed Load, jika kecepatan dari gerakan partikel keatas
lebih kecil dibandingkan dengan kecepatan
pengendapan (pemadatan) , akan tetapi masih cukup
kuat untuk sedimen berpindah, maka partikel akan
berpindah disepanjang lapisan sebagai bed load
dengan cara menggelinding, meluncur dan saltasi
(meloncat masuk ke dalam aliran, sehingga terangkut
pada jarak dekat kemudian mengendap kembali..
9. 2. Pembentukan Perlapisan Sungai
Pergerakan sedimen dapat membentuk struktur yang
teratur dengan sendirinya seperti struktur struktur riak
(ripple), gumuk (dunes), anti dunes pada sungai atau
perlapisan sungai.
3. Pembentuk Perlapisan VS Aliran
Jenis-jenis keseragaman arah dari bentuk perlapisan
dapat mempresentasikan dari kecepatan aliran,
anggapan bahwa jenis-jenis sedimen (pasir dan lanau)
dan kedalaman air, ditunjukkan pada tabel berikut.
11. ALIRAN PERMUKAAN (Surface Runoff)
Erosi yang terjadi pada aliran yang mengalir didaratan dapat
terjadi melalui beberapa cara, yaitu :
1. Erosi “rainsplash” akan terjadi sebagai dampak awal dari
jatuhnya butiran-butiran air hujan yang mengenai
permukaan tanah.
2. Erosi berlembar “sheet erosion” akan terjadi apabila air
mengalir di daratan dan secara langsung juga berperan
sebagai pembawa sedimen tetapi aliran ini tidak akan
membentuk “gullies”
3. Erosi “gully” akan terjadi apabila aliran yang membawa
material sedimen mengalir dalam suatu saluran.
12. PEMBENTUKAN BATUAN SEDIMEN
1. Lingkungan Pengendapan / Sedimentasi
2. Cekungan Sedimentasi
3. Pengaruh Siklus Astronomi
4. Kecepatan Sedimentasi
5. Diagenesa
13. Lingkungan Pengendapan / Sedimentasi
Lingkungan pengendapan : tempat dimana batuan sedimen
terbentuk.
lingkungan pengendapan laut: Batuan yang diendapkan di
laut
Lingkungan Pengendapan Laut
Lingkungan pengendapan laut dalam : > 200 m dibawah
MSL
- Arus air relatif kecil
- Partikel-partikel halus
- Sedimen yang diendapkan : lempung atau cangkang-
cangkang kecil dari mikro-organisme
14. Lingkungan Pengendapan / Sedimentasi ...
Lingkungan Pengendapan Laut Dangkal :
Berada pada garis pantai dan berlanjut sampai ke batas
tepi benua.
- Arus air relatif besar
- Partikel-partikel sedimen kasar
- Sedimen yang diendapkan : perselingan pasir,
lempung dan lanau.
Lingkungan laut dangkal jauh dari pantai :
- Endapan batuan karbonat
15. Lingkungan Pengendapan / Sedimentasi ...
Pantai : lingkungan yang didominasi oleh kerja gelombang.
- Pasir
- Kerikil
- Fragmen-fragmen cangkang / batuan lain
Lingkungan pengendapan daratan (benua) : batuan
sedimen yang terbentuk di daratan
- Laguna
- Danau
- dataran banjir
- kipas aluvial sungai
16. Cekungan Sedimentasi
Cekungan sedimentasi adalah suatu tempat yang sangat
luas dimana sedimen terakumulasi.
Pembentukan cekungan sedimen berhubungan dengan
batas-batas lempeng.
- Batas Lempeng Divergen
Pembentukan cekungan akibat berpisahnya 2 benua yang
membentuk rift kemudian diisi oleh air laut yang kemudian
membentuk rift basin
- Batas Lempeng Konvergen
Kedua lempeng yang saling bertabrakan menghasilkan
cekungan busur depan (fore-arc-basin) sebagai hasil
pembubungan lempeng yang berbentuk cekungan
memanjang asimetri yang dalam.
17. PENGARUH SIKLUS ASTRONOMI
Pengaruh siklus astronomi :
- Perubahan facies dan kenampakan sekuen batuan
dari suatu siklus batuan sedimen.
Siklus astronomi pendek : pasangsurut / pasang per 2
minggu.
Perubahan iklim :
- Kenaikan muka air laut
- Menambah ruang pada cekungan sedimen
- Pasokan sedimen
18. KECEPATAN SEDIMENTASI
Kecepatan pengendapan sedimen tergantung lokasi
dimana sedimen diendapkan.
- Pasangsurut : mengendapkan sedimen dengan
ketebalan hingga beberapa meter dalam satu hari.
- Dasar laut sangat dalam : ketebalan sedimen hanya
beberapa milimeter.
Pengendapan Katatrofis : terjadi karena proses yang
bersifat tiba-tiba seperti gerakan tanah, luncuran
batuan atau banjir bandang.
19. Diagenesa
Diagenesa adalah proses perubahan yang terjadi
setelah sedimen diendapkan. Proses ini melibatkan
semua perubahan selama dan setelah pembentukan
menjadi suatu bahan dan proses pembentukan batuan
dari sedimen dikenal sebagai litifikasi.
Diagenesa :
- Kompaksi
- Sementasi
- Rekristalisasi
- Perubahan kimiawi sedimen
20. Diagenesa ...
Kompaksi terjadi sebagai akibat berat sedimen
yang terakumulasi dan butiran-butiran mineral
secara bersamaan. Kompaksi akan mengurangi
ruang pori dan menghilangkan kandungan air
yang terdapat didalamnya.
21.
22. Diagenesa ...
Proses Sementasi :
- Penguapan mineral mengurangi ruang pori dan akan
membentuk semen dan membuat batuan bertambah
kompak dan padat.
- Pengendapan berlanjut, lapisan batuan yang lebih tua
akan semakin tertekan dan tekanan litostatik akan
semakin meningkat dikarenakan beban yang terus
bertambah.
Kompaksi pada lempung :
- Permulaan terdiri dari 60% air
- Kompaksi : air tertekan keluar dari batuan
23. Beberapa proses biokimiawi seperti aktivitas bakteri dapat
berdampak pada mineral-mineral dalam suatu batuan dan
proses ini merupakan bagian dari proses diagenesa.
Jamur dan tumbuhan (melalaui akarnya) serta berbagai
organisme lainnya yang hidup dibawah permukaan tanah dapat
juga berpengaruh pada proses diagenesa. Batuan yang tertekan
karena pengendapan terjadinya pengendapan yang terus
menerus akan meningkatkan tekanan dan temperatur yang
dapat menstimulasi reaksi kimia.
Contoh reaksi organik yang terjadi pada material / bahan organik
yang berubah menjadi lignit atau batubara.
Diagenesa ...
24. SIFAT-SIFAT BATUAN SEDIMEN
1. Perlapisan
Beberapa kriteria untuk mengenal lapisan :
Perubahan susunan mineralogi
Perubahan tekstur (besar butir, bentuk butir,
pemilahan)
Perubahan litologi
Perubahan warna
Penyebaran kerikil / fosil / mineral tertentu
Perubahan kekerasan / pelapukan dari batuan
Perubahan struktur sedimen.
25. 2. Tekstur
Tekstur adalah hubungan antar butir / mineral yang terdapat di
dalam batuan.
Tekstur dalam batuan sedimen terdiri dari fragmen batuan /
mineral dan matrik (masa dasar).
Tekstur pada batuan sedimen klastik :
- Besar butir (grain size)
- Bentuk butir (grain shape)
- Kemas (fabric)
- Pemilahan (sorting)
- Sementasi
- Kesarangan (porosity)
- Kelulusan (permeability)
SIFAT-SIFAT BATUAN SEDIMEN ....
26. Tekstur ...
a. Besar Butir (Grain Size) adalah ukuran butir
dari material penyusun batuan sedimen
diukur berdasarkan klasifikasi Wenworth.
b. Bentuk Butir (Grain Shape) pada sedimen
klastik :
Rounded (membundar)
Sub-rounded (membundar-tanggung)
Sub-angular (menyudut-tanggung)
Angular (menyudut)
28. c. Kemas (Fabric)
Hubungan antara masa dasar dengan fragmen
batuan / mineralnya.
Kemas pada batuan sedimen :
1. Kemas Terbuka : hubungan antara masa
dasar dan fragmen butiran yang kontras
sehingga terlihat fragmen butiran
mengambang diatas masa dasar batuan.
2. Kemas tertutup : hubungan antar fragmen
butiran yang relatif seragam, sehingga
menyebabkan masa dasar tidak terlihat.
Tekstur ...
29. d. Pemilahan (sorting)
Keseragaman ukuran butir dari fragmen
penyusun batuan .
Contoh :
Endapan pantai dan tiupan angin umumnya
memperlihatkan pemilahan yang baik.
Endapan sungai umumnya memperlihatkan
pemilahan yang buruk.
Tekstur ...
30.
31. Sementasi : bahan pengikat antar butir dari fragmen
penyusun batuan. Jenis bahan semen pada batuan
sedimen klastik adalah : karbonat, silika dan oksidasi
besi.
• Kesarangan (porocity)
Ruang yang terdapat diantara fragmen butiran yang
ada pada batuan.
Jenis porositas pada batuan sedimen:
- Porositas baik
- Prositas sedang
- Porositas buruk
Tekstur ...
32. MINERALOGI
Hampir semua batuan sedimen tersusun dari mineral kuarsa
(batuan silisiklastik) atau kalsit (batuan karbonat).
Batuan karbonat umumnya didominasi mineral-mineral
karbonat seperti kalsit, aragonite atau dolomite.
Mineral kuarsa merupakan mineral yang paling stabil
terhadap pelapukan sedangkan ke arah mineral Olivine atau
Ca-plagioklas merupakan mineral-mineral yang paling tidak
stabil terhadap pelapukan.
Batuan sedimen, mika fieldspar dan sedikit mineral stabil akan
bereaksi dengan mineral lempung, seperti kaolinite, illiate
atau smectite.
33. STRUKTUR SEDIMEN
Stratifikasi dan Perlapisan
a. Rithem Layering (Ritme Perlapisan)
Perulangan perlapisan sejajar pada dasarnya dikarenakan
sifat yang berbeda. Kadang-kadang disebabkan oleh
perubahan musim dalam pengendapan. Misalnya di danau,
sedimen kasar akan diendapkan pada musim panas dan
sedimen halus akan diendapkan pada musim dingin ketika
permukaan danau membeku.
34. Stratifikasi dan Perlapisan ...
b. Cross Bedding (Silangsiur)
Sekumpulan perlapisan yang saling miring satu sama
lainnya. Perlapisan cenderung miring ke arah dimana angin
atau air mengalir pada saat pengendapan terjadi. Batas
diantara sekelompok perlapisan umumnya diwakili oleh
bidang erosi. Sangat umum dijumpai sebagai endapan
pantai, sebagai sand dunes (gumuk pasir) dan endapan
sedimen sungai.
35. Stratifikasi dan Perlapisan ...
c. Ripple Marks
Karakteristik dari endapan air dangkal.
Penyebabnya oleh gelombang atau angin.
36. Stratifikasi dan Perlapisan ...
d. Graded Bedding (Perlapisan Bersusun)
Terjadi akibat berkurangnya kecepatan
arus, dimana partikel-partikel yang lebih
besar dan berat akan mengendap paling
awal diikuti kemudian oleh partikel-
partikel yang lebih kecil dan lebih ringan.
Hasil pengendapan akan memperlihatkan
perlapisan dengan ukuran butir yang
menghalus ke arah atas.
37. Stratifikasi dan Perlapisan ...
e. Mud Cracks
Hasil dari pengeringan sedimen yang basah
dipermukaan bumi. Rekahan terbentuk oleh
pengerutan sedimen ketika sedimen mengering.
38. Stratifikasi dan Perlapisan ...
f. Raindrop Marks
Sumuran (krater kecil) yang terbentuk oleh
jatuhan air hujan. Kehadirannya merupakan
tanda sedimen tersingkap ke permukaan bumi.
39. Kandungan Fosil
Kandungan fosil : sisa-sisa kehidupan organisme.
Umumnya sangat penting sebagai indikator
lingkungan pengendapan.
a. Spesies yang berbeda umumnya hidup pada
lingkungan tertentu.
b. Fosil digunakan sebagai kunci untuk umur
relatif dari sedimen.
c. Dapat juga berperan penting dalam indikator
iklim purba.
40. Warna Sedimen
Oksida besi dan sulfida selama terendapkan
dengan material organik akan memberikan
warna gelap.
a. Indikator pengendapan pada lingkungan
reduksi.
b. Endapan pada lingkungan oksidasi
menghasilkan warna merah oleh oksidasi
besi.
41. PEMBAGIAN STRUKTUR SEDIMEN
MENURUT PETTIJOHN
1. Struktur Sedimen Primer
Struktur pada batuan sedimen yang terjadi pada saat proses
sedimentasi sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi
mekanisme pengendapan.
2. Struktur Sedimen Sekunder
Struktur sedimen yang terjadi pada batuan sedimen pada saat
sebelum dan sesudah proses sedimentasi yang juga dapat
merefleksikan lingkungan pengendapan, keadaan dasar
permukaan, lereng, dan kondisi permukaan.
3. Struktur Sedimen Organik
Struktur sedimen yang terbentuk akibat dari proses organisme
pada saat dan sesudah terjadi proses sedimentasi.
46. Struktur Sedimen Sekunder
Struktur sedimen sekunder adalah struktur sedimen
yang terjadi pada batuan sedimen pada saat sebelum
dan sesudah proses sedimentasi serta dapat
merefleksikan lingkungan pengendapan, keadaan dasar
permukaan, lereng dan kondisi permukaan.
Struktur erosional terbentuk oleh arus atau materi yang
terbawa oleh arus. Contoh struktur Load Cast dan Flute
Cast.
51. BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK
Batuan sedimen non klastik adalah batuan sedimen yang
terbentuk dari proses kimiawi dan proses organik.
Contoh :
- Batu Halit yang berasal dari evaporasi
- Batu rijang hasil proses kimiawi
- Batugamping terumbu yang berasal dari organisme yang telah
mati
- Batubara yang berasal dari sisa tumbuhan yang terubah.
52. BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK ...
1. Batuan Sedimen Evaporit
Batuan sedimen evaporit terbentuk dari hasil proses penguapan
(evaporation) air laut.
Contoh :
- Batugaram (Rock salt) ,berupa halite (NaCl)
- Batuan Gypsum (Rock Gypsum) ,berupa gipsum (CaSO42H2O)
- Travertine terdiri dari Calcium Carbonate (CaCO3) merupakan
batuan karbonat.
54. BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK ...
2. Batuan Sedimen Karbonat
Batuan sedimen karbonat terbentuk dari hasil proses kimiawi
dan proses biokimia , contohnya : Batugamping dan dolomit.
Nama-nama batuan karbonat :
- Mikrit (Microcrystalline Limestone) tersusun dari lumpur
karbonat (lime mud) yang juga dikenal dengan calcilutite.
- Batugamping Oolitik (Oolitic limestone), batugamping yang
komponen utamanya terdiri dari bahan Oolit.
- Batugamping berfosil terdiri dari mineral kalsit atau dolomit.
- Batugamping kristalin
- Travertine
- Batugamping intraklastik (Intraclastic Limestone)
55. BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK ...
3. Batuan Sedimen Silika
Batuan sedimen silika tersusun dari mineral silika (SiO2). Batuan
ini berasal dari kumpulan organisme yang berkomposisi silika
seperti diatomae, radiolaria, dan sponges.
Kelompok batuan silika :
1. Diatomite, terlihat seperti kapur (chalk) tetapi tidak bereaksi
dengan asam. Berasal dari organisme planktonic yang
dikenal dengan diatoms (Diatomaceous Earth).
2. Rijang (Chert), merupakan batuan yang sangat keras dan
tahan terhaap lelehan, masif atau berlapis, terdiri dari
mineral kuarsa mikrokristalin, berwarna cerah hingga gelap.
Rijang terbentuk dari hasil proses biologi (kelompok
organisme bersilika).
56. BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK ...
4. Batuan Sedimen Organik
Endapan organik terdiri dari kumpulan material
organik yang akhirnya mengeras menjadi batu.
Contoh batubara