2. A. Pegertian Batuan Endapan(Sedimen)
Batuan endapan atau batuan sedimen
adalah salah satu dari tiga kelompok batuan
utama (bersama dengan batuan beku dan
batuan metamorf) yang terbentuk melalui
tiga cara utama: pelapukan batuan lain
, pengendapan karena aktivitas biogenik, dan
pengendapan dari larutan.
3. B. Jenis- Jenis Batuan Sedimen
1. Konglomerat
Batuan sedimen jenis ini
hampir sama dengan breksi
dalam ukuran bagian-bagian
yang membentuknya, yang
membedakannya adalah
bagian-bagian yang menyusun
batuan ini berbentuk bulat
atau hampir bulat. Bentuk
bulat ini terjadi karena adanya
proses pergerakan pada
material-material yang
menyusun bagian-bagian
tersebut.
4. 2. Breksi
Breksi adalah batuan
sedimen yang memiliki
butiran-butiran kasar.
Bagian-bagian ini
berbentuk runcing dan
menyudut.Breksi
biasanya terbentuk
pada bagian dasar
lereng gunung yang
mengalami sedimentasi.
5. 3. Sandstone
Batuan ini terbentuk
karena proses
segmentasi butiran-
butiran pasir yang
terbawa oleh arus
sungai, ombak, dan
angin hingga
akhirnya
terakumulasi pada
suatu tempat. Oleh
karena itu, batuan ini
disebut pula batu
pasir.
6. 4. Shale
Batuan jenis ini memiliki
tekstur yang halus. Shale
dibedakan menjadi 2
tipe, yaitu batu lempung
(batu serpih) dan batu
lanau. Batu lempung
bersifat mudah membelah
dan plastis bila terkena
panas, sedangkan batu
lanau mempunyai butiran
berukuran antara batu
pasir dan batu lempung
atau batu serpih.
7. 5. Limestone
Batuan sedimen jenis
ini sering pula disebut
batu gamping.
Limestone memiliki
tekstur bervariasi
antara
rapat, berbutir, kasar,
dan kristal. Batuan ini
terbentuk sebagai
hasil dari proses
organisme maupun
proses anorganik.
8. 6. Gipsum
Terbentuknya gipsum
sama dengan
saltstone, yaitu
karena adanya
kandungan pada air
yang menguap.
Teksturnya pun
berbentuk kristal.
Namun, batuan jenis
ini tersusun atas
mineral gipsum.
9. 7. Saltstone
Saltstone adalah jenis
batuan sedimen yang
memiliki tekstur
berbentuk kristal.
Batuan ini tersusun
dari mineral yang
terbentuk karena
adanya penguapan
yang biasanya terjadi
pada air laut.
10. 8. Coal
Coal atau yang lebih
dikenal dengan batu bara
ialah batuan sedimen yang
tersusun dari material-
material yang berasal dari
tumbuhan, baik dari
batang, akar, maupun
daun. Tekstur batuan ini
tebal dan berlapis.
Komposisinya berupa
karbon dan humus dengan
warna cokelat kehitaman
serta pecahannya
berbentuk prisma.
11. Batuan sedimen juga dibedakan oleh jenis zat
pengangkutnya, yaitu :
1. Batu sediman aeolis: batuan hasil proses pengangkutan
oleh angin.
2. Batu sediman aluvial: batuan hasil proses pengangkutan
dan pembentukan oleh air yang mengalir. Contoh : delta
di muara sungai.
3. Batu sediman marin: batuan hasil proses pengangkutan
dan dibentuk oleh air laut. Contoh : sand-dune di pantai.
4. Batu sediman glasial: batuan hasil proses pengangkutan
dan pembentukan oleh gletser atau es yang mengalir.
12. Sedimen dapat diangkut dengan tiga
cara, yaitu :
• Suspension: ini umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang
sangat kecil ukurannya (seperti lempung) sehingga mampu
diangkut oleh aliran air atau angin yang ada.
• Bed load: ini terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti
pasir, kerikil, kerakal, bongkah) sehingga gaya yang ada pada
aliran yang bergerak dapat berfungsi memindahkan pertikel-
partikel yang besar di dasar. Pergerakan dari butiran pasir dimulai
pada saat kekuatan gaya aliran melebihi kekuatan inertia butiran
pasir tersebut pada saat diam. Gerakan-gerakan sedimen tersebut
bisa menggelundung, menggeser, atau bahkan bisa mendorong
sedimen yang satu dengan lainnya.
• Saltation yang dalam bahasa latin artinya meloncat umumnya
terjadi pada sedimen berukuran pasir dimana aliran fluida yang
ada mampu menghisap dan mengangkut sedimen pasir sampai
akhirnya karena gaya grafitasi yang ada mampu mengembalikan
sedimen pasir tersebut ke dasar.
13. Secara umumnya, sedimen atau batuan
sedimen terbentuk dengan dua cara, yaitu:
• Batuan sedimen yang terbentuk dalam cekungan
pengendapan atau dengan kata lain tidak mengalami
proses pengangkutan. Sedimen ini dikenal sebagai
sedimen autochthonous. Yang termasuk dalam
kelompok batuan autochhonous antara lain adalah
batuan evaporit (halit) dan batugamping.
• Batuan sedimen yang mengalami proses
transportasi, atau dengan kata lain, sedimen yang
berasal dari luar cekungan yang ditransport dan
diendapkan di dalam cekungan. Sedimen ini dikenal
dengan sedimen allochthonous. Yang termasuk dalam
kelompok sedimen ini adalah
Batupasir, Konglomerat, Breksi, Batuan Epiklastik.
14. Selain kedua jenis batuan tersebut diatas, batuan sedimen dapat
dikelompokkan pada beberapa jenis, berdasarkan cara dan
proses pembentukkannya, yaitu :
• Terrigenous (detrital atau klastik). Batuan sedimen klastik
merupakan batuan yang berasal dari suatu tempat yang kemudian
tertransportasi dan diendapkan pada suatu cekungan. Contoh: a).
Konglomerat atau Breksi; b). Batupasir; c). Batulanau; d). Lempung
• Sedimen kimiawi/biokimia (Chemical/biochemical). Batuan
sedimen kimiawi / biokimia adalah batuan hasil pengendapan dari
proses kimiawi suatu larutan, atau organisme bercangkang atau
yang mengandung mineral silika atau fosfat. Batuan yang termasuk
dalam kumpulan ini adalah: a). Evaporit ; b). Batuan sedimen
karbonat (batugamping dan dolomit) ; c). Batuan sedimen bersilika
(rijang) ; d). Endapan organik (batubara)
• Batuan volkanoklastik (Volcanoclastic rocks). Batuan
volkanoklastik yang berasal daripada aktivitas gunungapi. Debu
dari aktivitas gunungapi ini akan terendapkan seperti sedimen
yang lain. Adapun kelompok batuan volkanoklastik adalah:
Batupasir tufa dan Aglomerat
15. Ciri-ciri batuan sedimen :
Pada umumnya berlapis-lapis
Lebih lunak, ringan dan berwarna terang
Tempat utama fosil
16. Sifat Batuan Sedimen.
1. Stratifikasi
Stratifikasi sedimen adalah hasil dari sebuah penyusunan lapisan partikel
yang berupa endapan atau batuan endapan. Pelapisan merupakan suatu hal yang
sangat penting pada batuanseimen, batuan vulkanik dan metamorf.
2. Sortasi
Akibat yang menyolok dari pengangkutan partikel partikel oleh aliran air
atau aliran angin adalah penyortiran terjadi akibat spesivic gravity
(perbandingan
anatara berat dari sebuah volume material terhadap berat dari volume satu kubik
air).
Partikel batuan dan butir-butiran mineral yang mempunyai sifat mudah
pecah mungkin dapat diabaikan. Sedangkan yang tahan benturan akan terus
terbawa oleh aliran. Pada umumnya yang dapat bertahan adlah kuarsa, hal ini
dikarenakan kuarsa mempunyai sifat yang keras dan sedikit pecahannya.
17. 3. Lapisan Sejajar (paralel Starata)
Lapisan lapisan dari endapan dapat dibagi dalam 2 kelas didasarkan atas
sifat sifat geometrik, yaitu : (1) Lapisan Sejajar dan (2) lapisan yang tidak
sejajar/cross strata. Lapisan sejajar adalah lapisan yang sejajar antara
satu dengan lainnya. Lapisan ini disebabkan oleh deposit air. Perubahan
deposisi tersebut disebabkan adanya pasang surutnya air yang mengalir.
4. Bentuk Silang (Cross Strata)
Bentuk silang adalah bentuk yang membengkok (cenderung miring)
dengan kecenderungan menuju lapisan yang lebih tebal. Bentuk silang
pada umumnya terlihat pada delta delta sungai, bukit bukit pasir, pantai
pantai dan endapan sungai. Bentukan tersebut dapat terjadi jika terdapat
lubang lubang pada lapisannya, sehingga akan di isi oleh deposit baru
yang akan membentuk lapisan silang.
18. Manfaat Batuan Sedimen.
Untuk bahan dasar bangunan (gypsum)
Untuk bahan bakar (batu bara)
Untuk Pengeras jalan (batu gamping)
Untuk Pondasi rumah (batu gamping)
Dll.
19. B. Pengertian Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan metamorf merupakan batuan
batuan yang terbentuk dari proses perubahan
batuan asal (batuan beku maupun
sedimen), baik perubahan bentuk/struktur
maupun susunan mineralnya akibat
pengaruh tekanan dan/atau temperatur yang
sangat tinggi, sehingga menjadi batuan yang
baru.
20. Proses pembentukan batuan metamorf
Batuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang telah
ada sebelumnya yang ditunjukkan dengan adanya perubahan komposisi
mineral, tekstur dan struktur batuan yang terjadi pada fase padat (solid rate)
akibat adanya perubahan temperatur, tekanan dan kondisi kimia di kerak bumi
(Ehlers and Blatt, 1982).
Jadi batuan metamorf terjadi karena adanya perubahan yang disebabkan
oleh proses metamorfosa. Proses metamorfosa merupakan suatu proses
pengubahan batuan akibat perubahan tekanan, temperatur dan adanya aktifitas
kimia fluida/gas atau variasi dari ketiga faktor tersebut. Proses metamorfosa
merupakan proses isokimia, dimana tidak terjadi penambahan unsur-unsur
kimia pada batuan yang mengalami metamorfosa. Temperatur berkisar antara
2000 C – 8000 C, tanpa melalui fase cair (Diktat Praktikum Petrologi, 2006).
21. Batuan metamorf dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Batuan metamorf kontak/sentuh/termal =
batuan malihan akibat bersinggungan dengan
magma, contoh: marmer, kuarsit, batu tanduk.
2. Batuan metamorf tekan/dinamo/kataklastik
batuan malihan akibat tekanan yang sangat
tinggi, contoh: batusabak, sekis, filit
3. Batuan metamorf regional/dinamo-termal =
batuan malihan akibat pengaruh tekanan dan
temperatur yang sangat tinggi, contoh:
genes, amfibolit, grafit
22. Tekstur batuan malihan/metamorf
1. Foliasi, mendaun (foliated).
Susunan mineral pembentuk batuan
memperlihatkan bentuk yang sejajar dan teratur.
Contoh : Genes, sekis, sabak (slate), filit.
2. Non foliasi, membutir.
Bentukan dan susunan mineral pembentuk
batuan memperlihatkan bentuk membutir
(massive). Contoh :
Marmer, kuarsit, antrasit, grafit.
23. Berikut beberapa contoh dari batuan metamorf
1. Batu Marmer
Batu marmer terbentuk dari batuan metamorf ribuan
tahun yang lalu. Karena tekanan ekstrim dan berlalunya
waktu, struktur kapur pada batuan metamorf mengalami
perubahan dan transformasi hingga terjadi proses yang
rekristalisasi kapur morphs menjadi sebuah batu yang kita
sebut marmer.
24. 2. Batu Sabak
Batu sabak adalah batuan metamorf yang
berasal dari batuan sedimen berbutir
halus, misalnya serpih yang berubah karena tekanan
dan suhu tinggi. Kegunaan dari batu sabak ini
antara lain sebagai bahan campuran dalam industri
semen, papan tulis dan panel instrumen listrik.
25. 3. Batu Gneiss
Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil
metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan
tekanan yang tinggi. Batu Gneiss atau genes banyak
digunakan dan manfaatkan untuk membuat barang
kerajinan seperti asbak, jambangan bunga dan
patung.
26. Ciri-ciri Batuan Metamorf :
a. Slate -> Mudah membelah menjadi lembaran tipis
b. Filit -> Membelah mengikuti permukaan gelombang
c. Gneiss -> Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan
lapisan tipis kaya amphibole dan mika.
d. Sekis -> Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat
kristal garnet
e. Marmer -> ekstur berupa butiran seperti gula, terkadang
terdapat fosil, bereaksi dengan HCl.
f. Kuarsit -> Lebih keras dibanding glass
g. Milonit -> Dapat dibelah-belah
h. Filonit -> Permukaan terlihat berkilau
i. Serpetinit -> Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku
jari
j. Hornfels -> Lebih keras dari pada glass, tekstur merata
27. Penyebab Perubahan Pada Batuan Metamorf :
a. Karena suhu atau temperatur tinggi yang berasal
dari magma. Contoh: batu marmer berasal dari batu
kapur, batu antrasit berasal dari batu bara.
b. Karena tekanan yang tinggi. Tekanan ini dapat
disebabkan dari berat batuan di atasnya (tekanan
statis), maupun tekanan yang dihasilkan oleh gerak-
gerak diastropisme / tektonisme (tekanan dinamis).
Contoh: batu kuarsa berasal dari batu pasir.
c. Karena aliran panas, baik cair maupun gas.
Masuknya zat-zat lain, unsur kimia aktif seperti
uap, chlor, fluor, asam borat, dan sebagainya ke dalam
batuan yang berlangsung lama.
28. Klasifikasi batuan metamorf berdasarkan pada
proses metamorfosa batuan:
a. Geotermal. Proses pembentukan batuan metamorf yang
disebabkan pengaruh panas bumi sendiri (menurut
kedalamannya), tanpa tambahan panas dari magma. Contoh: batu
bara.
b. Dinamo. Proses pembentukan batuan metamorf yang
disebabkan pengaruh perubahan mineral satu ke mineral lainnya
atau karena tekanan yang tinggi yang dihasilkan oleh gerak
diatropisme. Contoh: batu lumpur menjadi batu tulis.
c. Kontak. Proses pembentukan batuan metamorf karena
pengaruh intrusi magma yang panas di sekitar
batolit, dike, stock, bakolit, sill, dan sebagainya. Contoh:
marmer, besi, timah, tembaga, zink.
d. Metasomatisme. Proses pembentukan batuan metamorf
yang disebabkan pengaruh intrusi magma batuan lebur kemudian
bercampur dengan magma membentuk mineral bara yang sifatnya
berbeda dengan batuan induknya.
29. Batuan metamorf yang terjadi karena
pengaruh air panas (dari magma maupun air
tanah) disebut hidrotermal. Bila tenaga
pengubahnya adalah gas panas disebut
pneumatolisis.
Contoh:
a. Batuan granit terpengaruh hidrotermal
menghasilkan bijih tembaga.
b. Batuan menjadi lunak dan berubah
warnanya menjadi agak putih, berada di sekitar
mata air panas dan geyser.
30. Komposisi Batuan Metamorf
Pertumbuhan dari mineral-mineral baru atau rekristalisasi
dari mineral yang ada sebelumnya sebagai akibat perubahan
tekanan dan atau temperatur menghasilkan pembentukan kristal
lain yang baik, sedang atau perkembangan sisi muka yang jelek;
kristal ini dinamakan idioblastik, hypidioblastik, atau xenoblastik.
Secara umum batuan metamorf disusun oleh mineral-mineral
tertentu, namun secara khusus mineral penyusun batuan
metamorf dikelompokkan menjadi dua yaitu (1) mineral stress dan
(2) mineral anti stress. Mineral stress adalah mineral yang stabil
dalam kondisi tekanan, dapat berbentuk pipih/tabular, prismatik
dan tumbuh tegak lurus terhadap arah gaya/stress meliputi:
mika, tremolit-
aktinolit, hornblende, serpentin, silimanit, kianit, seolit, glaukopan
, klorit, epidot, staurolit dan antolit. Sedang mineral anti stress
adalah mineral yang terbentuk dalam kondisi tekanan, biasanya
berbentuk equidimensional, meliputi: kuarsa, felspar, garnet, kalsit
dan kordierit.