SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
PROPOSAL SKRIPSI


PERBEDAAN HASIL BELAJAR TEKNIK AUDIO VIDEO MENGGUNAKAN POLA
   PIKIR INDUKTIF DENGAN HASIL BELAJAR TEKNIK AUDIO VIDEO
  MENGGUNAKAN POLA PIKIR DEDUKTIF DI SMKN 5 JAKARTA TIMUR




                        DiSusun oleh:
              AHMAD HAKIM          (5215083416)




    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
              JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
                  FAKULTAS TEKNIK
            UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
                        2012
KATA PENGANTAR


       Alhamdulillah,Segala puji syukur kehadirat Allah SWT. Salawat serta salam tercurah
kepada pemimpin besar kita Nabi Muhammad SAW. yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat mengajukan proposal skripsi dengan judul ”PERBEDAAN
HASIL BELAJAR TEKNIK AUDIO VIDEO MENGGUNAKAN POLA PIKIR
INDUKTIF DENGAN HASIL BELAJAR TEKNIK AUDIO VIDEO MENGGUNAKAN
POLA PIKIR DEDUKTIF DI SMKN 5 JAKARTA TIMUR ” harapan penulis agar bisa
selesai tepat pada waktunya amiin. Salawat serta salam semoga tercurah kepada pemimpin besar
kita Nabi Muhammad SAW.

       Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kesalahan yang telah
diperbuat, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan, Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.




                                                                     Jakarta, 1 Januari 2012




                                                                                  Penyusun
ABSTRAK




AHMAD HAKIM, Perbedaan Hasil Belajar Teknik Audio Video Menggunakan Pola Pikir Induktif Dengan
Hasil Belajar Teknik Audio Video Menggunakan Pola Pikir Deduktif di SMKN 5 Jakarta Timur. Skripsi,
Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Jakarta. 2008.

          Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai perbedaan hasil belajar
sub kompetensi Teknik Audio Video antara siswa yang diajar menggunakan pola pikir induktif
dengan siswa yang diajar menggunakan pola pikir deduktif               di kelas I Program Keahlian
Elektronika SMK Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 2012/2013 semester genap.
          Penelitian ini menggunakan metode experiment dengan populasi terjangkau seluruh
siswa kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika SMKN 5 Jakarta. Sampel penelitian diambil
dengan metode Random Sampling. Jumlah siswa yang diamati adalah 80 orang, 40 siswa sebagai
kelas eksperimen I yaitu proses belajar mengajar menggunakan pola pikir induktif dan 40 siswa
sebagai kelas eksperimen II dimana proses belajar mengajar menggunakan pola pikir deduktif.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes ulangan harian. Koefisien reliabilitas instrumen
dan rata-rata indeks daya pembeda soal. Uji normalitas dilakukan menggunakan uji Liliefors
pada kelas eksperimen I didapat nilai L 0 dan pada kelas eksperimen II didapat nilai L 0 . Nilai

keduanya terletak di bawah harga L tabel pada taraf signifikan  . Uji homogenitas hasil belajar
menggunakan uji-T
          Dari hasil analisis pengujian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
sub kompetensi teknik audio video antara siswa yang diajar dengan menggunakan pola pikir
induktif dengan hasil belajar menggunakan pola pikir deduktif.
DAFTAR ISI

ABSTRAK

PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I          PENDAHULUAN

               A.   Latar Belakang
               B.   Identifikasi Masalah
               C.   Pembahasan Masalah
               D.   Perumusan Masalah
               E.   Tujuan Umum Penelitian
               F.   Manfaat Penelitian

BAB II         LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN
               HIPOTESIS

               A.    Deskripsi Teoritis
                    1.     Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
                    2.     Hakikat Demonstrasi
                    3.     Hakikat Konsep
                    4.     Hakikat Pola Pikir Induktif
                    5.     Hakikat Pola Pikir Deduktif
               B.    Kerangka Berpikir
               C.    Pengajuan Hipotesis

BAB III             METODOLOGI PENELITIAN

               A.   Tujuan Penelitian
               B.   Tempat dan Waktu Penelitian
               C.   Metode Penelitian
               D.   Desain Penelitian
               E.   Teknik Pengambilan Sampel
               F.   Teknik Pengumpulan Data
               G.   Instrument Penelitian
               H.   Hipotesis Statistik
               I.   Teknik Analisis Data
BAB IV        HASIL PENELITIAN

         A.   Deskripsi Data
         B.   Pengujian Persyaratan Analisis Data
         C.   Pengujian Hipotesis
         D.   Penafsiran Kesimpulan Analisis Data
         E.   Kesimpulan Pengujian Hipotesis
         F.   Diskusi

BAB V    KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

         A.   Kesimpulan
         B.   Implikasi
         C.   Saran
DAFTAR TABEL

1.   Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Teknik Audio Video Kelompok Siswa Yang Diajar
     Dengan Demonstrasi Melalui Pola Pikir Induktif
2.   Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Teknik Audio Video Kelompok Siswa Yang Diajar
     Dengan Demonstrasi Melalui Pola Pikir Deduktif
3.   Harga Uji-T
4.   Wilayah Luas Dibawah Kurva Normal
5.   Harga Krisis L Untuk Uji Lilieforse
6.   Nilai Presentil Untuk Distribusi F
DAFTAR LAMPIRAN
1.    Program Satuan Pelajaran
2.    Spesifikasi Penyusunan Soal Tes
3.    Instrumen Tes Penelitian
4.    Kunci Jawaban
5.    Demonstrasi Melalui Pola Pikir Induktif
6.    Demonstrasi Melalui Pola Pikir Deduktif
7.    Analisis Reabilitas Alat Ukur
8.    Analisis Validitas Alat Ukur
9.    Analisis Derajat Kesulitan Alat Ukur
10.   Analisis Daya Beda Soal
11.   Data Hasil Belajar Teknik Audio Video Kelompok Siswa Yang Diajar          Dengan
      Demonstrasi Melalui Pola Pikir Induktif
12.   Data Hasil Belajar Teknik Audio Video Kelompok Siswa Yang Diajar          Dengan
      Demonstrasi Melalui Pola Pikir Deduktif
13.   Perhitungan Kelas dan Interval Kelas
14.   Distribusi Frekuensi Skor Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Demonstrasi   Melalui
      Pola Pikir Induktif
15.   Distribusi Frekuensi Skor Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Demonstrasi   Melalui
      Pola Pikir Deduktif
16.   Simpangan Baku
17.   Uji Normalitas
18.   Uji Homogenitas
19.   Analisis Data Dengan Uji-T
LATAR BELAKANG MASALAH

         Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan merupakan bagian penting dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan di sekolah dapat menghasilkan
manusia yang cerdas, kreatif dan bertanggung jawab. Kualitas sumber daya manusia sangat
ditentukan oleh kualitas pendidikan yang diperolehnya. Semakin tinggi kualitas pendidikan yang
diperolehnya, semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan.
       Peningkatan kualitas pendidikan tidak lepas dari upaya peningkatan komponen-
komponen yang terdapat didalamnya. Komponen tersebut saling terikat erat satu dengan yang
lainnya dalam satu sistem. Komponen yang dimaksud meliputi: guru, metode pengajaran,
kurikulum, siswa, sarana dan prasarana sekolah.
       Peningkatan kualitas pendidikan ini tidak hanya diberikan pada sekolah-sekolah tingkat
Dasar, Menengah Pertama (SMP), ataupun Sekolah Menengah Atas (SMA), tetapi perlu
diperhatikan pula pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pada tingkat SMK mulai diberikan
dasar pengetahuan dan keterampilan yang memegang peran penting dalam mempersiapkan siswa
untuk menjadi tenaga kerja yang profesional sesuai dengan bidang keahlian yang diminatinya.
       Maka dari itu dalam proses belajar dan mengajar guru harus menentukan metode yang
efektif dan cara peyampaian suatu konsep dari sebuah mata pelajaran agar proses tersebut dapat
berjalan secara efektif agar peserta didik dapat menguasai konsep dengan baik.
       Proses belajar mengajar merupakan interaksi antara guru dan siswa. Dalam proses
tersebut guru berperan sebagai pengajar atau pemimpin belajar, sedangkan siswa berperan
sebagai subjek belajar. Di dalam proses belajar mengajar siswa tidak hanya menerima informasi
akan tetapi siswa harus terlibat dalam berbagai kegiatan maupun tindakan kelas agar proses
belajar menjadi efektif dan tujuan belajarpun tercapai.
       Guru memiliki peran penting dalam proses belajar.Tujuan belajar mengajar secara umum
adalah untuk mengembangkan kemampuan penguasaan bahan ajar,pengembangan keterampilan,
dan mengembangkan nilai dan sikap yang ada pada siswa.
Siswa berperan sebagai subyek belajar, maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak untuk
berlangsungnya proses interaksi belajar mengajar.Tanpa aktivitas siswa belajar hanyalah
pemberian informasi yang berarti interaksi dalam proses belajar mengajar tidak berlangsung
dengan baik.
Guru berperan penting dalam mengusahakan agar siswa aktif dalam kegiatan belajar
mengajar.Hal ini dapat dilakukan menggunakan upaya menerapkan beberapa metode atau teknik
penyampaian materi pelajaran yang dapat merangsang atau membangkitkan minat belajar siswa
dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat berjalan dengan efisien dan efektif.
       Salah satu metode yang dapat mengaktifkan siswa agar dapat terlibat dalam proses
pembentukan atau pembuktian suatu konsep yaitu dengan metode demonstrasi melakukan
eksperimen siswa dibimbing untuk mengamati objek-objek, kejadian-kejadian kemudian
dihubungkan dengan ngagasan yang dimiliki siswa.
       Dengan metode demonstrasi ini siswa diharapkan dapat lebih memahami dan mengingat
konsep yang telah dipelajarinya serta meningkatkan penalaran dan kemampuan siswa untuk
berpikir secara bebas untuk menemukan masalah dan memecahkanya sendiri.
       Untuk mengetahui keefektifan dari suatu demonstrasi dalam perolehan konsep perlu
diadakan penelitian mana yang lebih efektif antara perolehan konsep melalui pola pikir induktif
dengan konsep pola pikir deduktif.


IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka timbul berbagai pemasalahan,
diantaranya:
       1.      Apakah metode demonstrasi dapat memotifasi siswa belajar?
       2.      Upaya apasaja yang dapat dilakukan guru untuk mengefektifitaskan demonstrasi
               agar dapat mencapai tujuan belajar mengajar?
       3.      Apakah berbeda hasil belajar siswa yang melakukan demonstrasi untuk
               memperoleh konsep melalui pola pikir dengan pola pikir deduktif?
       4.      Apakah demonstrasi dalam perolehan konsep melalui pola pikir induktif dapat
               meningkatkan hasil belajar siswa?
       5.      Apakah demonstrasi dalam perolehan konsep melalui pola pikir deduktif dapat
               meningkatkan hasil belajar siswa?
        6.     Apakah demonstrasi untuk memperoleh konsep melalui pola pikir dengan pola
               pikir deduktif dapat meningkatkan mutu pendidikan disekolah?
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.         DESKRIPSI TEORITIS
1.         Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
                   Belajar merupakan suatu proses yang akan menghasilkan suatu perubahan yang
           lebih baik pada diri individu yang melaksanakan belajar tersebut. Sekolah merupakan
           tempat terjadinya proses belajar mengajar antara siswa dengan guru, diharapkan siswa
           dapat mengembangkan pengetahuannya dengan cara latihan maupun praktek. Sekolah
           menengah kejuruan, banyak mata pelajaran yang saling berhubungan satu sama lain. Baik
           itu berkesinambungan (mata pelajaran lanjutan) ataupun mata pelajaran yang membantu
           proses pemahaman siswa dalam mendalami suatu materi di pelajaran lain.
                   Menurut S. Nasution, “Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan kelakuan
           baru atau mengubah kelakuan lama sehingga seorang lebih mampu untuk menghadapi
           situasi dalam hidupnya. Dengan belajar diharapkan individu yang melaksanakan proses
           belajar yaitu siswa dapat mengembangkan masalah yang baru berdasarkan konsep yang
           sudah dipelajari”.
                            “Belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang
           untuk mencapai suatu perubahan tingkah laku. Kegiatan yang dilakukan dalam belajar
           pada dasarnya adalah proses aktif dari orang yang belajar sehingga terjadi hubungan yang
           dinamis dan saling mempengaruhi antara diri orang yang belajar dengan lingkungannya.
           Menurut aliran teori belajar modern bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dan
           perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam bertingkah laku yang baru berkat
           pengalaman dan latihan”.Menurut Oemar malik
                   Dikatakan pula bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan keseluruhan
           tingkah laku, yaitu terjadinya aspek-aspek tingkah laku Kognitif, Afektif dan
           Psikomotorik. Serta Menurut Miarso, “Belajar adalah kegiatan para siswa, baik itu
           dengan bimbingan guru atau dengan usahanya sendiri sepenuhnya.”1
                   Sehingga dapat disimpulkan definisi belajar tersebut yaitu : belajar merupakan
           usaha memperoleh ilmu, baik itu melalui berlatih maupun dari pengalaman. Dimana
           pengalaman dan proses latihan tersebut dapat merubah tingkah laku secara permanen



1
    Yusufhadi Miarso, Teknologi Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: CV Rajawali, 1984), h. 25.
sebagai hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Belajar juga selalu meliputi 3 aspek
yaitu aspek kognitif, psikomotorik dan afektif.
       Tujuan proses belajar mengajar adalah materi yang ada dapat dimengerti dengan
baik oleh guru dan siswa sebagai subyek belajar.Semua usaha dikerahkan untuk
meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar agar tujuan itu dapat tercapai.tujuan
tercapai apabila siswa memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan dalam proses
belajar mengajar. Hasil belajar itu dapat diukur dengan angka-angka yang bersifat
pasti,tetapi mungkin saja hanya dapat diamati karena berupa perbuatan tingkah laku.
Untuk melihat sejauh mana taraf         keberhasilan siswa, diperlukan informasi yang
didukung oleh data yang objektif tentang indikator-indikator perubahan prilaku pribadi
siswa perubahan prilaku dan pribadi siswa inilah yang disebut hasil belajar.
       Menurut Ngalim Purwanto bahwa, “Hasil belajar adalah potensi, yang dapat
dipergunakan guru untuk menilai hasil pelajaran yang diberikan siswa dalam waktu
tertentu.” Pendapat lain juga dikemukakan oleh Wasty Sumanto bahwa, “Sebagai suatu
petumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara
bertingkah laku berkat pengalaman dan latihan.”
       Untuk mengetahui meningkat atau tiadaknya suatu proses belajar, maka
dibutuhkan adanya evaluasi. Evaluasi mempunyai peranan yang sangat penting untuk
memperbaiki, memperbaharui serta menyempurnakan proses pembelajaran yang sedang
direncanakan, sedang berlangsung dan telah berakhir. Hasil belajar tersebut dapat diukur
dengan angka-angka yang bersifat pasti atau hanya dapat diamati.
       Setelah hasil belajar siswa meningkat maka mutu sekolah tersebutpun akan
mengalami peningkatan, Peningkatan mutu pendidikan yang berpusat pada peningkatan
mutu sekolah merupakan suatu proses yang dinamis, berjangka panjang yang musti
dilakukan secara sistematis lagi konsisten untuk diarahkan menuju suatu tujuan tertentu.
Peningkatan mutu sekolah tidak bersifat instan, dengan mengandalkan “aji Bandung
Bondowoso”, melainkan suatu proses yang harus dilakoni dengan sabar, tahap demi
tahap, yang terukur dengan arah yang jelas dan pasti. Dalam peningkatan mutu sekolah
tidak dikenal sesuatu yang gampang segampang teori, seperti yang disitir oleh Kurt
Lewin: “There is nothing to practical as good as a theory”. Pendapat ini berarti pula,
bahwa tidak mungkin ada peningkatan mutu sekolah tanpa didasari oleh suatu teori
(Levin, 2008). Peningkatan mutu sekolah memerlukan teori, namun implementasinya
     tidak akan bisa mulus dan semudah teori yang ada.
2.   Hakikat Demonstrasi
            Demostrasi merupakan salah satu metode yang digunakan pada saat
     mengajar.menurut pendapat knok ”metode adalah kumpulan prinsip terkordinir untuk
     melaksanakan pengajaran” perumusan lain tentang metode adalah suatu proses yang
     digunakan untuk mencapai tujuan tertentu sering pula diketahui metode adalah cara untuk
     memperoleh langkah maju dengan terncana dan teratur untuk mencapai sebuah tujuan,
     setiap keeadaan yang sadar menggunakan pengetahuan sistematik secara terus menerus
     sambil mengadakan perbaikan terhadap cara tersebut dalam pengajaran mata pelajaran
     Teknik Audio Video.
            Jadi metode merupakan cara melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu
     yangtelah dirumuskan.berbagai metode yang umum dilakukan dalam proses belajar
     mengajar yaitu:metode ceramah,Tanya jawab, demonstrasi dan lain-lain
            Metode demonstrasi merupakan salah satu cara untuk mengaktifkan siswa dalam
     proses belajar mengajar dengan metode demonstrasi siswa akan terlibat secara langsung
     dalam proses belajar pada mata pelajaran Teknik Audio Video.
            Demonstrasi memiliki beberapa kerterbatasan diantaranya pengamatan siswa
     kurang jelas karena mengamati dari jauh, peran siswa terbatas. Apabila salah
     melakukanya metode demonstrasi dapat merusak tujuan pelajaran mata pelajaran Teknik
     Audio Video.
3.   Hakikat Konsep
        Konsep adalah susunan simbol yang menunjukan ciri suatu suatu objek atau peristiwa
     yang dapat dibedakan berdasarkan ciri-ciri berikut untuk mengengal suatu konsep
     diantaranya adalah:
             Nama konsep.
             Aribut-atribut kriteria dan atribut-atribut variable konsep.
             Definisi konsep.
             Contoh-contoh dan bukan contoh konsep.
Konsep ada dua yang konkrit dapat ditunjukan bedanya, jadi diperoleh melalui
     pengamatan indera contoh konsep konkrit televisi,radio,antena dan lain-lain.pada taraf
     yang lebih tinggi diperoleh konsep yang abstrak seperti massa jenis, polaritas pancaran
     dan lain-lain.
4.   Hakikat Pola Pikir Induktif dan Deduktif
        Pola pikir adalah bagaimana cara seseorang menerima informasi dan pola pikir
     seseorang akan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkunganya.
        Induktif adalah “Penarikan kesimpulan dimulai dengan menyebutkan pernyataan-
     pernyataan yang khusus untuk memperoleh kesimpulan yang umum yang mencakup
     keseluruhan dari keseluruhan pernyataan-pernyataan yang khusus.
        Pembentukan konsep melalui pola pikir induktif dimana teori-teori menjadi
     generalisasi-generalisasi dari fakta-fakta empiris.Pola pikir induktif bekerja dari bawah
     keatas menyusun sistem-sistem yang memperhatikan hasil-hasil penelitian yang telah
     berkali-kali di uji. Lalu menyusun sistem-sistem yang lebih tinggi tingkatnya sebagai
     generalisasi dan akhirnya merumuskan suatu terori yang dapat mencakup semua
     pernyataan-pernyataan yang lebih rendah tingkatnya.
        Pola pikir induktif dalam pembentukan konsep merupakan suatu bentuk belajar
     penemuan (Discovery Learning), yang melibatkan proses-proses psikologi analisis
     deskriminatif, abstaksi, dan lain-lain sehingga menunjang kualitas pendidikan sebagai
     bagian dari tugas dan tanggung jawab guru.
        Beberapa contoh pembelajaran dengan pendekatan induktif misalnya pembelajaran
     inkuiri, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran
     berbasis kasus, dan pembelajaran penemuan. Pembelajaran dengan pendekatan induktif
     dimulai     dengan    melakukan      pengamati     terhadap    hal-hal    khusus     dan
     menginterpretasikannya, menganalisis kasus, atau memberi masalah konstekstual, siswa
     dibimbing memahami konsep, aturan-aturan, dan prosedur-prosedur berdasar pengamatan
     siswa sendiri.
            Major (2006) berpendapat bahwa pembelajaran dengan pendekatan induktif
     efektif untuk mengajarkan konsep atau generalisasi. Pembelajaran diawali dengan
     memberikan contoh-contoh atau kasus khusus menuju konsep atau generalisasi. Siswa
     melakukan sejumlah pengamatan yang kemudian membangun dalam suatu konsep atau
geralisasi. Siswa tidak harus memiliki pengetahuan utama berupa abstraksi, tetapi sampai
pada abstraksi tersebut setelah mengamati dan menganalisis apa yang diamati.
   Dalam fase pendekatan induktif-deduktif ini siswa diminta memecahkan soal atau
masalah. Kemp (1994: 90) menyatakan ada dua kategori yang dapat dipakai dalam
membahas materi pembelajaran yaitu metode induktif dan deduktif. Pada prinsipnya
matematika bersifat deduktif. Matematika sebagai “ilmu” hanya diterima pola pikir
deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran “yang
berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang
bersifat khusus” Soedjadi (2000: 16).
   Deduktif adalah “Penarikan kesimpulan dimulai dengan menyebutkan pernyataan-
pernyataan yang umum untuk memperoleh kesimpulan yang khusus yang mencakup
keseluruhan dari keseluruhan pernyataan-pernyataan yang umum.
   Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah
pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran
bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui
wilayah persoalannya dan konsep dasarnya(Suwarna,2005).
       Prince dan Felder (2006) menyatakan pembelajaran tradisional adalah
pembelajaran dengan pendekatan deduktif, memulai dengan teori-teori dan meningkat ke
penerapan teori. Di bidang sain dan teknik dijumpai upaya mencoba pembelajaran dan
topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan teori-teori dan rumus
dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama mahasiswa, dan kurang atau tidak
mengkaitkan dengan pengalaman mereka. Pembelajaran dengan pendekatan deduktif
menekankan pada guru mentransfer informasi atau pengetahuan. Bransford (dalam Prince
dan Felder, 2006) melakukan penelitian dibidang psikologi dan neurologi. Temuannya
adalah: ”All new learning involves transfer of information based on previous learning”,
artinya semua pembelajaran baru melibatkan transfer informasi berbasis pembelajaran
sebelumnya.
       Major (2006) menyatakan dalam pembelajaran dengan pendekatan deduktif
dimulai dengan menyajikan generalisasi atau konsep. Dikembangkan melalui kekuatan
argumen logika. Contoh urutan pembelajaran: (1) definisi disampaikan; dan (2) memberi
contoh, dan beberapa tugas mirip contoh dikerjakan siswa dengan maksud untuk menguji
     pemahaman siswa tentang definisi yang disampaikan.
            Dalam kegiatan memecahkan masalah siswa dapat terlibat berpikir dengan
     dengan menggunakan pola pikir induktif, pola pikir deduktif, atau keduanya digunakan
     secara bergantian.
            Metode belajar yang digunakan sangatlah menentukan kegiatan hasil belajar
     mengajar dan juga mutu pendidikan disekolah tersebut.
B.   KERANGKA BERPIKIR
            Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan kelakuan baru atau mengubah
     kelakuan lama sehingga seorang lebih mampu untuk menghadapi situasi dalam hidupnya.
     Dengan belajar diharapkan individu yang melaksanakan proses belajar yaitu siswa dapat
     mengembangkan masalah yang baru berdasarkan konsep yang sudah dipelajari. Hasil
     belajar teknik audio video dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal siswa.
     Diantaranya metode mengajar guru dan lingkungan yang kondusif. Sudah menjadi tugas
     guru untuk menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan.
            Metode demonstrasi merupakan salah satu cara untuk mengaktifkan siswa dalam
     proses belajar mengajar dengan metode demonstrasi siswa akan terlibat secara langsung
     dalam proses belajar pada mata pelajaran Teknik Audio Video.
        Dalam metode demonstrasi terdapat diantaranya dua pola pikir yang berbeda dalam
     pembentukan konsep yaitu pola pikir induktif dan pola pikir deduktif. Pembentukan
     konsep melalui pola pikir induktif dimana teori-teori menjadi generalisasi-generalisasi
     dari fakta-fakta empiris.Pola pikir induktif bekerja dari bawah keatas menyusun sistem-
     sistem yang memperhatikan hasil-hasil penelitian yang telah berkali-kali di uji. Lalu
     menyusun sistem-sistem yang lebih tinggi tingkatnya sebagai generalisasi dan akhirnya
     merumuskan suatu terori yang dapat mencakup semua pernyataan-pernyataan yang lebih
     rendah tingkatnya. Sedangkan pembentukan konsep melalui pola pikir deduktif ditandai
     dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran.
     Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan
     berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep
     dasarnya.
C.   HIPOTESIS PENELITIAN
            Berdasarkan permasalahan yang diajukan dengan ditunjang oleh kerangka teori
     dan kerangka berpikir diatas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah
     “Terdapat perbedaan antara hasil belajar teknik audio video menggunakan pola pikir
     induktif dengan hasil belajar teknik audio video menggunakan pola pikir deduktif ”.
METODOLOGI PENELITIAN
    A.      Tujuan Penelitian
            Tujuan penulis secara umum mengadakan penilitian perbedaan hasil belajar teknik audio
    video mengunakan polapikir induktif dengan hasil belajar teknik audio video menggunakan
    polapikir deduktif adalah agar guru dapat menentukan metode yang tepat serta efektif dalam
    mengajar teknik audio video di sekolah menenengah kejuruan.
            Secara khusus,peneelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi apakah ada
    perbedaan hasil belajar teknik audio video menggunakan pola pikir induktif dengan peserta didik
    yang diajarkan menggunakan pola pikir deduktif sehingga baik guru maupun peserta didik dapat
    menguasai materi pelajaran tersebut dengan baik.
    B.      Tempat dan Waktu Penelitian
            Penelitian akan dilakukan di SMKN 5 Jakarta Timur tahun ajaran 2012/2013 demikan
    penulis berharap agar dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya.
    C.      Metode Penelitian
              Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experiment. Penelitian
    dilakukan terhadap kelompok-kelompok yang homogen, terdiri atas dua kelompok. Kelompok
    pertama adalah kelompok yang diajar dengan menggunakan pola pikir induktif dan kelompok
    kedua adalah kelompok yang diajar dengan mengunakan pola pikir deduktif dalam mata
    pelajaran teknik audio video.
    D.      Desain Penelitian

            Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti yaitu pembelajaran dengan menggunakan
    pola pikir induktif dan pembelajaran dengan menggunakan pola pikir deduktif sebagai variabel
    bebas dan hasil belajar teknik audio video siswa sebagai variabel terikat.

                       Kelas                    Perlakuan                  Pasca Tes


                       (R)E I                      XE I                          Y


                       (R)E II                     XE II                         Y



         Keterangan:
EI       : Kelas eksperimen I (pembelajaran dengan menggunakan pola pikir induktif)

     E II     : Kelas eksperimen II (pembelajaran dengan menggunakan pola pikir deduktif)

     XE I     : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen I

     XE II    : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen II

     Y        : Tes akhir yang sama pada kedua kelas
     R        : Proses pemilihan subjek secara acak
             Data penelitian diperoleh dari hasil belajar teknik audio video pada kelas eksperimen I
dan kelas eksperimen II yang diperoleh dari skor tes.
E.        Teknik Pengambilan Sampel
              Teknik yang dilakukan untuk memperoleh sampel penelitian adalah teknik Random
Sampling yaitu penentuan kelas eksperimen dilakukan secara acak, kemudian dilakukan
pengamatan terhadap seluruh siswa pada kelas terpilih dengan:
     1. Populasi Target
          Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I SMKN 5 Jakarta semester
          II tahun ajaran 2012/2013.
     2. Populasi Terjangkau
          Populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika
          SMKN 5 Jakarta semester II tahun ajaran 2012/2013.
     3. Sampel
          Sampel dipilih dari populasi terjangkau sebanyak dua kelas yang dipilih secara acak
          (random sampling).
F.        Teknik Pengumpulan Data
1.        Variabel Yang Diteliti
          a. Variabel bebas: pembelajaran dengan menggunakan pola pikir induktif dan
                                pembelajaran dengan menggunakan pola pikir deduktif.
          b. Variabel terikat: hasil belajar teknik audio video.
2.        Data Penelitian
             Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah
nilai tes ulangan harian siswa pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik
elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik audio video dan teknik elektronika yang
diperoleh dari kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II setelah kedua kelas tersebut diberi
perlakuan. Data sekunder adalah nilai praktik gambar siswa dari kelas eksperimen I dan kelas
eksperimen II pada sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika.
G.         Instrumen Penelitian
      1. Konsep
           Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan
           soal-soal sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika pada kriteria kinerja
           identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar
           teknik listrik dan teknik elektronika adalah tes ulangan harian yang disusun sendiri oleh
           peneliti. Bentuk tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 40 soal dan setiap soal memiliki
           skor 1 untuk jawaban benar dan 0 (nol) untuk jawaban salah, sehingga jumlah skor total
           adalah 40 jika semua soal terjawab dengan benar. Instrumen ini didasarkan pada aspek
           kognitif yang meliputi ingatan, pemahaman dan aplikasi.
           Nilai akhir yang diperoleh siswa adalah:
                                                                 skor total
                                                Nilai Akhir =
                                                                    4
      2. Hasil Uji Coba Instrumen
           Sebelum instrumen digunakan pada sampel, instrumen tersebut diujicobakan terlebih
           dahulu untuk mengetahui apakah soal tersebut telah memenuhi syarat tes yang baik atau
           tidak. Syarat tes tersebut yaitu validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda
           soal. Dari 40 soal yang diuji coba hanya 36 yang memenuhi syarat tes yang baik.
          a. Pengujian Validitas
               Uji validitas yang digunakan dalam instrumen ini adalah validitas isi (content
               validity), artinya butir-butir soal disusun sesuai dengan materi dan indikator pada
               desain pembelajaran.
               Untuk menghitung validitas item soal digunakan rumus2:
                                                              Mp  Mt     p
                                                     pbi =
                                                                St        q
                Keterangan:

                pbi    : Koefisien korelasi biserial


2
    Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) h. 79.
Mp     : Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
                          validitasnya

                 Mt     : Rerata skor total

                 St     : Standar deviasi dari skor total

                 p      : Proporsi siswa yang menjawab benar

                                 banyaknya siswa yang benar
                          (p =                              )
                                    jumlah seluruh siswa

                 q      : Proporsi siswa yang menjawab salah
                          (q = 1 – p)
                 Dari hasil uji coba validitas diperoleh 36 soal yang valid dan 4 soal drop atau tidak
                 valid (Lampiran 10, hal 117).
           b. Pengujian Reliabilitas
                 Reliabilitas tes menentukan ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi (tes). Dalam
                 penelitian ini reliabilitas tes dihitung dengan menggunkan rumus KR-20 yaitu3:

                                                        k  s   pq 
                                                                  2

                                                 r11               
                                                        k  1 
                                                                   s2 
                                                                       


                 Keterangan:
                 r11    : Reliabilitas tes secara keseluruhan
              p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
              q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
                        (q = 1-p)

                  pq   : Jumlah hasil perkalian antara p dan q

                 k      : Banyaknya item
               s2       : Varians tes




3
    Ibid., h. 100.
Klasifikasi koefisisen reliabilitas4:
               r11     : 0,800-1,000       : sangat tinggi

               r11     : 0,600-0,800       : tinggi
               r11     : 0,400-0,600       : cukup

               r11     : 0,200-0,400       : rendah
               r11     : 0,000-0,200       : rendah sekali


               Dari hasil uji coba instrumen diperoleh koefisien reliabilitas instrumen tes.Hal ini
               berarti koefisien reliabilitas instrumen tersebut tergolong sangat tinggi sehingga dapat
               dijadikan sebagai alat ukur.


         c. Pengujian Taraf Kesukaran
               Penghitungan taraf kesukaran instrumen bertujuan untuk mengetahui apakah soal
               tergolong sukar, sedang atau mudah. Rumus yang digunakan untuk menghitung
               indeks kesukaran adalah5:
                                                             B
                                                        P
                                                             JS
               Keterangan:
              P             : Indeks Kesukaran
              B             : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
              JS            : Jumlah seluruh siswa peserta tes




              Klasifikasi Indeks Kesukaran6:
              0,00 – 0,29            : Sukar
              0,30 – 0,69            : Sedang
              0,70 – 1,00            : Mudah

4
  Ibid., h. 75.
5
  Ibid., h. 208.
6
  Ibid., h. 210.
Dari hasil uji coba instrumen diperoleh indeks kesukaran antara 0,13 – 0,80 dan rata-
                 rata indeks kesukaran 0,51 (Lampiran 13, hal 121).
           d. Pengujian Daya Pembeda Soal
                 Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa
                 yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah dengan
                 menggunakan7:
                                                                   BA BB
                                                   D  PA  PB       
                                                                   JA   JB

                 Keterangan:
                 D          : Indeks Diskriminasi (Daya Pembeda)
                 J          : Jumlah peserta tes
                 JA         : Banyaknya peserta kelompok atas
                 JB         : Banyaknya peserta kelompok bawah
                 BA         : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
                 BB         : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
                             benar
                 PA         : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
                 PB         : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar


                 Klsifikasi Daya Pembeda Soal8:
                 D < 0,00            : Sangat jelek
                 D = 0,00 – 0,19     : Jelek
                 D = 0,20 – 0,39     : Cukup
                 D = 0,40 – 0,69     : Baik
                 D = 0,70 – 1,09     : Baik sekali
                 Dari hasil uji coba instrumen diperoleh daya pembeda soal antara dan rata-rata indeks
                 daya pembeda.
H. Hipotesis Statistik


7
    Ibid., h. 213.
8
    Ibid., h. 218.
H0 : 1 = 2
H1 : 1  2
Keterangan:
       1 : Rata-rata hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika                   siswa
           yang diajar dengan menggunakan pola pikir induktif.
       2 : Rata-rata hasil sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika teknik                    siswa
           yang diajar dengan menggunakan pola pikir deduktif.
I. Teknik Analisis Data
       1. Uji Prasyarat Analisis Data
           a. Uji homogenitas menggunakan Uji Fisher dengan taraf signifikan  = 0,05
               Hipotesis Statistik:                 H0 :  12   2
                                                                  2



                                                    H1 :  12   2
                                                                  2



               Rumus Uji Fisher yang digunakan adalah9:
                                                             s12
                                                    F=         2
                                                             s2
               Keterangan:
                s12   : Varians hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika
                        kelas eksperimen I
                 2
                s2    : Varians hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika
                        kelas eksperimen II


               Kriteria pengujian, terima H0 jika:
                                              F1                        Fhitung  F 1
                                                     n1 1, n2 1               1  n1 1, n2 1
                                                2                                    2

           b. Uji normalitas menggunakan Uji Liliefors dengan taraf signifikan  = 0,05
               Hipotesis Statistik:                 H0 : Data berdistribusi normal
                                                    H1 : Data tidak berdistribusi normal
               Rumus uji Liliefors yang digunakan adalah10:


9
    Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 1992), h. 249.
10
     Ibid., h. 446.
L 0  maks Fz1   Sz1 

                                    x1  x                banyaknya z 1 , z 2 ,...,z n yang  z 1
                  dengan z1               dan S( z 1 ) =
                                       s                                    n
                  Keterangan:
                  x          : Rata-rata hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika
                               sampel
                  x1         : Hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika sample
                  s          : Simpangan baku sampel
                  Fz 1  : Peluang (z ≤ z 1 ) dan menggunakan daftar distribusi normal baku

                  Kriteria Pengujian, terima H0 jika L 0 < L tabel
       2. Uji Analisis Data
            Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t dengan taraf signifikan  = 0,05.
            Pada penelitian ini, jika kondisi kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II adalah
            homogen (  12   2 ), maka statistik uji yang digunakan untuk melakukan uji rata-rata di
                               2



            kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II adalah sebagai berikut11:
                                                                      X1  X 2
                                                           t
                                                                       1   1
                                                                  s      
                                                                       n1 n 2

            dengan

            s
                      n 1  1s12  n 2  1s 2
                                                2

                            n1  n 2  2

            derajat kebebasan (dk) = ( n1  n 2  2 )

            Kriteria pengujian, tolak H0 jika t > t          1
                                                           1 
                                                             2

            Keterangan:
             x1           : Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen I
             x2           : Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen II
            n1            : Banyaknya sampel kelompok eksperimen I

11
     Ibid., h. 241.
n2   : Banyaknya sampel kelompok eksperimen II
 2
s1   : Varians hasil belajar kelompok eksperimen I

s2
 2   : Varians hasil belajar kelompok eksperimen II
s    : Varians gabungan
DAFTAR PUSTAKA

Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 1980.
Ngalim Purwanto, Prinsip dan Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Wijaya, 1982.
Oemar Malik, Metode belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito, 1983.
A. Surjadi, Membuat Siswa Aktif Belajar, Bandung: Mandar Maju, 1989.
A. Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remadja
Karya, 1989.
Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remadja Rosda Karya,
1990.
Oemar Malik, Metode belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito, 1983.
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 1992

More Related Content

What's hot

Contoh proposal kegiatan
Contoh proposal kegiatanContoh proposal kegiatan
Contoh proposal kegiatanKaniaRismayanti
 
PPT PERENCANAAN USAHA MAKANAN MODIFIKASI.pdf
PPT PERENCANAAN USAHA MAKANAN MODIFIKASI.pdfPPT PERENCANAAN USAHA MAKANAN MODIFIKASI.pdf
PPT PERENCANAAN USAHA MAKANAN MODIFIKASI.pdfDewi426263
 
Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia Lia Aldiana
 
Ejaan, pilihan kata, kalimat dan paragraf..
Ejaan, pilihan kata, kalimat dan paragraf..Ejaan, pilihan kata, kalimat dan paragraf..
Ejaan, pilihan kata, kalimat dan paragraf..friget_rudzi
 
Pkn hakikat dan unsur dasar wawasan nusantara
Pkn hakikat dan unsur dasar wawasan nusantaraPkn hakikat dan unsur dasar wawasan nusantara
Pkn hakikat dan unsur dasar wawasan nusantaraKartika Lukitasari
 
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negaraBab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negaraSyaiful Ahdan
 
Pancasila tentang IMplementasi pancasila
Pancasila tentang IMplementasi pancasilaPancasila tentang IMplementasi pancasila
Pancasila tentang IMplementasi pancasilacendraSI
 
Makalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragrafMakalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragrafPutri Sanuria
 
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaanPancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaanNur Pratiwi
 
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Novi Fachrunnisa
 
Pengaruh kemajuan iptek terhadap negara kesatuan republik indonesia
Pengaruh kemajuan iptek terhadap negara kesatuan republik indonesiaPengaruh kemajuan iptek terhadap negara kesatuan republik indonesia
Pengaruh kemajuan iptek terhadap negara kesatuan republik indonesiaafifahdhaniyah
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatRika Mouri
 
Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...
Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...
Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...bulan purnama
 
Materi 3. Integrasi Nasional.pdf
Materi 3. Integrasi Nasional.pdfMateri 3. Integrasi Nasional.pdf
Materi 3. Integrasi Nasional.pdfMira Veranita
 
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijauRancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijauSa Ya
 

What's hot (20)

Contoh proposal kegiatan
Contoh proposal kegiatanContoh proposal kegiatan
Contoh proposal kegiatan
 
Tugas pkn ppt
Tugas pkn pptTugas pkn ppt
Tugas pkn ppt
 
PPT PERENCANAAN USAHA MAKANAN MODIFIKASI.pdf
PPT PERENCANAAN USAHA MAKANAN MODIFIKASI.pdfPPT PERENCANAAN USAHA MAKANAN MODIFIKASI.pdf
PPT PERENCANAAN USAHA MAKANAN MODIFIKASI.pdf
 
Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia
 
Ejaan, pilihan kata, kalimat dan paragraf..
Ejaan, pilihan kata, kalimat dan paragraf..Ejaan, pilihan kata, kalimat dan paragraf..
Ejaan, pilihan kata, kalimat dan paragraf..
 
Pkn hakikat dan unsur dasar wawasan nusantara
Pkn hakikat dan unsur dasar wawasan nusantaraPkn hakikat dan unsur dasar wawasan nusantara
Pkn hakikat dan unsur dasar wawasan nusantara
 
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negaraBab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
 
Pancasila tentang IMplementasi pancasila
Pancasila tentang IMplementasi pancasilaPancasila tentang IMplementasi pancasila
Pancasila tentang IMplementasi pancasila
 
Makalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragrafMakalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragraf
 
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaanPancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
 
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
 
Pengaruh kemajuan iptek terhadap negara kesatuan republik indonesia
Pengaruh kemajuan iptek terhadap negara kesatuan republik indonesiaPengaruh kemajuan iptek terhadap negara kesatuan republik indonesia
Pengaruh kemajuan iptek terhadap negara kesatuan republik indonesia
 
Bahan setengah jadi
Bahan setengah jadiBahan setengah jadi
Bahan setengah jadi
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...
Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...
Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...
 
Materi 3. Integrasi Nasional.pdf
Materi 3. Integrasi Nasional.pdfMateri 3. Integrasi Nasional.pdf
Materi 3. Integrasi Nasional.pdf
 
Contoh abstrak artikel ilmiah
Contoh abstrak artikel ilmiahContoh abstrak artikel ilmiah
Contoh abstrak artikel ilmiah
 
Contoh Proposal Bulan Bahasa
Contoh Proposal Bulan BahasaContoh Proposal Bulan Bahasa
Contoh Proposal Bulan Bahasa
 
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijauRancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
 
Matematika : Peluruhan
Matematika : PeluruhanMatematika : Peluruhan
Matematika : Peluruhan
 

Viewers also liked

Proposal skripsi bener (cendi)
Proposal skripsi bener (cendi)Proposal skripsi bener (cendi)
Proposal skripsi bener (cendi)kerang_hotmail
 
Pengembangan modul elektronik sebagai sumber belajar untuk mata kuliah multim...
Pengembangan modul elektronik sebagai sumber belajar untuk mata kuliah multim...Pengembangan modul elektronik sebagai sumber belajar untuk mata kuliah multim...
Pengembangan modul elektronik sebagai sumber belajar untuk mata kuliah multim...ananda gunadharma
 
Rancang bangun sistem absensi dengan mikrokontroler dan rfid pada pc berbasis...
Rancang bangun sistem absensi dengan mikrokontroler dan rfid pada pc berbasis...Rancang bangun sistem absensi dengan mikrokontroler dan rfid pada pc berbasis...
Rancang bangun sistem absensi dengan mikrokontroler dan rfid pada pc berbasis...Rijal Setiawan
 
Cover, abstrak, daftar isi proposal ptk
Cover, abstrak, daftar isi proposal ptkCover, abstrak, daftar isi proposal ptk
Cover, abstrak, daftar isi proposal ptkMariz Cha Cha
 
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbing
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbingPGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbing
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbingPrapto Ari Perwira
 
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsiPedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsiMelwin Syafrizal
 
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusContoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusTrisnadi Wijaya
 

Viewers also liked (15)

Contoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsiContoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsi
 
Proposal skripsi bener (cendi)
Proposal skripsi bener (cendi)Proposal skripsi bener (cendi)
Proposal skripsi bener (cendi)
 
Pengembangan modul elektronik sebagai sumber belajar untuk mata kuliah multim...
Pengembangan modul elektronik sebagai sumber belajar untuk mata kuliah multim...Pengembangan modul elektronik sebagai sumber belajar untuk mata kuliah multim...
Pengembangan modul elektronik sebagai sumber belajar untuk mata kuliah multim...
 
Proposal penelitian 2012
Proposal penelitian 2012Proposal penelitian 2012
Proposal penelitian 2012
 
Rancang bangun sistem absensi dengan mikrokontroler dan rfid pada pc berbasis...
Rancang bangun sistem absensi dengan mikrokontroler dan rfid pada pc berbasis...Rancang bangun sistem absensi dengan mikrokontroler dan rfid pada pc berbasis...
Rancang bangun sistem absensi dengan mikrokontroler dan rfid pada pc berbasis...
 
Tugas akhir ok
Tugas  akhir okTugas  akhir ok
Tugas akhir ok
 
Cover, abstrak, daftar isi proposal ptk
Cover, abstrak, daftar isi proposal ptkCover, abstrak, daftar isi proposal ptk
Cover, abstrak, daftar isi proposal ptk
 
Presentasi TESIS
Presentasi TESISPresentasi TESIS
Presentasi TESIS
 
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbing
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbingPGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbing
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbing
 
Karya Tulis Ilmiah
Karya Tulis IlmiahKarya Tulis Ilmiah
Karya Tulis Ilmiah
 
Elemen mesin II
Elemen mesin IIElemen mesin II
Elemen mesin II
 
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsiPedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
 
Penelitian Kuantitatif (ppt)
Penelitian Kuantitatif (ppt)Penelitian Kuantitatif (ppt)
Penelitian Kuantitatif (ppt)
 
Ppt sidang skripsi
Ppt sidang skripsiPpt sidang skripsi
Ppt sidang skripsi
 
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusContoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
 

Similar to Proposal skripsi ahmad hakim

Design research eksplorasi budaya indonesia knpm6
Design research  eksplorasi budaya indonesia knpm6Design research  eksplorasi budaya indonesia knpm6
Design research eksplorasi budaya indonesia knpm6Ratu Ilma
 
SEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxSEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxVannyAnreski
 
Tesis tentang pembelajaran inquiry terbimbing
Tesis tentang pembelajaran inquiry terbimbingTesis tentang pembelajaran inquiry terbimbing
Tesis tentang pembelajaran inquiry terbimbingZae Muh.
 
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi AlvianTemplate Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi AlvianAlvian Alvian
 
PPT TT3 PTK.pptx universitas terbuka jember
PPT TT3 PTK.pptx universitas terbuka jemberPPT TT3 PTK.pptx universitas terbuka jember
PPT TT3 PTK.pptx universitas terbuka jemberintan712
 
Present proposal lin indah hidayati
Present proposal lin indah hidayatiPresent proposal lin indah hidayati
Present proposal lin indah hidayatiLin Hidayati
 
Artikel teti fitria dewi 93886
Artikel teti fitria dewi 93886Artikel teti fitria dewi 93886
Artikel teti fitria dewi 93886Dewi
 
RISAL HUSAIN_A20222021.pptx
RISAL HUSAIN_A20222021.pptxRISAL HUSAIN_A20222021.pptx
RISAL HUSAIN_A20222021.pptxRisalHusain
 
Meningkatkan kemahiran menuliskan huruf besar pada pangkal ayat dan tanda tit...
Meningkatkan kemahiran menuliskan huruf besar pada pangkal ayat dan tanda tit...Meningkatkan kemahiran menuliskan huruf besar pada pangkal ayat dan tanda tit...
Meningkatkan kemahiran menuliskan huruf besar pada pangkal ayat dan tanda tit...Mohd Suwardi
 
INISIASI 3 PDGK4500.pptx
INISIASI 3 PDGK4500.pptxINISIASI 3 PDGK4500.pptx
INISIASI 3 PDGK4500.pptxWawanJunianto1
 
INISIASI 3 PDGK4500.pptx
INISIASI 3 PDGK4500.pptxINISIASI 3 PDGK4500.pptx
INISIASI 3 PDGK4500.pptxMuhammadBarca
 
Pemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka SorongPemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka SorongLilis Indayani
 

Similar to Proposal skripsi ahmad hakim (20)

PPT SEMPRO
PPT SEMPRO PPT SEMPRO
PPT SEMPRO
 
Design research eksplorasi budaya indonesia knpm6
Design research  eksplorasi budaya indonesia knpm6Design research  eksplorasi budaya indonesia knpm6
Design research eksplorasi budaya indonesia knpm6
 
SEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxSEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptx
 
Tesis tentang pembelajaran inquiry terbimbing
Tesis tentang pembelajaran inquiry terbimbingTesis tentang pembelajaran inquiry terbimbing
Tesis tentang pembelajaran inquiry terbimbing
 
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi AlvianTemplate Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
 
Bab3(5)
Bab3(5)Bab3(5)
Bab3(5)
 
PPT TT3 PTK.pptx universitas terbuka jember
PPT TT3 PTK.pptx universitas terbuka jemberPPT TT3 PTK.pptx universitas terbuka jember
PPT TT3 PTK.pptx universitas terbuka jember
 
Present proposal lin indah hidayati
Present proposal lin indah hidayatiPresent proposal lin indah hidayati
Present proposal lin indah hidayati
 
document.pdf
document.pdfdocument.pdf
document.pdf
 
Power point la damunsa
Power point la damunsaPower point la damunsa
Power point la damunsa
 
6. rpp pegas
6. rpp pegas6. rpp pegas
6. rpp pegas
 
Ppt seminar
Ppt seminarPpt seminar
Ppt seminar
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Artikel teti fitria dewi 93886
Artikel teti fitria dewi 93886Artikel teti fitria dewi 93886
Artikel teti fitria dewi 93886
 
RISAL HUSAIN_A20222021.pptx
RISAL HUSAIN_A20222021.pptxRISAL HUSAIN_A20222021.pptx
RISAL HUSAIN_A20222021.pptx
 
Tugas kelompok 1 metodologi pendidikan
Tugas kelompok 1 metodologi pendidikanTugas kelompok 1 metodologi pendidikan
Tugas kelompok 1 metodologi pendidikan
 
Meningkatkan kemahiran menuliskan huruf besar pada pangkal ayat dan tanda tit...
Meningkatkan kemahiran menuliskan huruf besar pada pangkal ayat dan tanda tit...Meningkatkan kemahiran menuliskan huruf besar pada pangkal ayat dan tanda tit...
Meningkatkan kemahiran menuliskan huruf besar pada pangkal ayat dan tanda tit...
 
INISIASI 3 PDGK4500.pptx
INISIASI 3 PDGK4500.pptxINISIASI 3 PDGK4500.pptx
INISIASI 3 PDGK4500.pptx
 
INISIASI 3 PDGK4500.pptx
INISIASI 3 PDGK4500.pptxINISIASI 3 PDGK4500.pptx
INISIASI 3 PDGK4500.pptx
 
Pemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka SorongPemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka Sorong
 

More from Str Balondero

Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))
Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))
Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))Str Balondero
 
Proposal skripsi metlit tugas iii
Proposal skripsi metlit tugas iiiProposal skripsi metlit tugas iii
Proposal skripsi metlit tugas iiiStr Balondero
 
Tugas ke ii (metode penelitian) hilman arafah 5215083430
Tugas ke ii (metode penelitian) hilman arafah 5215083430Tugas ke ii (metode penelitian) hilman arafah 5215083430
Tugas ke ii (metode penelitian) hilman arafah 5215083430Str Balondero
 
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhh
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhhProposal skripsi metlit nihhhhhhhh
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhhStr Balondero
 
Jurnal hilman arafah
Jurnal hilman arafahJurnal hilman arafah
Jurnal hilman arafahStr Balondero
 
Tugas metodologi penelitian 1
Tugas metodologi penelitian 1Tugas metodologi penelitian 1
Tugas metodologi penelitian 1Str Balondero
 
Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)
Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)
Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)Str Balondero
 

More from Str Balondero (9)

Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))
Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))
Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))
 
Proposal skripsi metlit tugas iii
Proposal skripsi metlit tugas iiiProposal skripsi metlit tugas iii
Proposal skripsi metlit tugas iii
 
Tugas ke ii (metode penelitian) hilman arafah 5215083430
Tugas ke ii (metode penelitian) hilman arafah 5215083430Tugas ke ii (metode penelitian) hilman arafah 5215083430
Tugas ke ii (metode penelitian) hilman arafah 5215083430
 
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhh
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhhProposal skripsi metlit nihhhhhhhh
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhh
 
Jurnal hilman arafah
Jurnal hilman arafahJurnal hilman arafah
Jurnal hilman arafah
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Tugas metodologi penelitian 1
Tugas metodologi penelitian 1Tugas metodologi penelitian 1
Tugas metodologi penelitian 1
 
Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)
Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)
Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)
 
Proposal ptk metlit
Proposal ptk metlitProposal ptk metlit
Proposal ptk metlit
 

Proposal skripsi ahmad hakim

  • 1. PROPOSAL SKRIPSI PERBEDAAN HASIL BELAJAR TEKNIK AUDIO VIDEO MENGGUNAKAN POLA PIKIR INDUKTIF DENGAN HASIL BELAJAR TEKNIK AUDIO VIDEO MENGGUNAKAN POLA PIKIR DEDUKTIF DI SMKN 5 JAKARTA TIMUR DiSusun oleh: AHMAD HAKIM (5215083416) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Alhamdulillah,Segala puji syukur kehadirat Allah SWT. Salawat serta salam tercurah kepada pemimpin besar kita Nabi Muhammad SAW. yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat mengajukan proposal skripsi dengan judul ”PERBEDAAN HASIL BELAJAR TEKNIK AUDIO VIDEO MENGGUNAKAN POLA PIKIR INDUKTIF DENGAN HASIL BELAJAR TEKNIK AUDIO VIDEO MENGGUNAKAN POLA PIKIR DEDUKTIF DI SMKN 5 JAKARTA TIMUR ” harapan penulis agar bisa selesai tepat pada waktunya amiin. Salawat serta salam semoga tercurah kepada pemimpin besar kita Nabi Muhammad SAW. Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kesalahan yang telah diperbuat, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan, Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Jakarta, 1 Januari 2012 Penyusun
  • 3. ABSTRAK AHMAD HAKIM, Perbedaan Hasil Belajar Teknik Audio Video Menggunakan Pola Pikir Induktif Dengan Hasil Belajar Teknik Audio Video Menggunakan Pola Pikir Deduktif di SMKN 5 Jakarta Timur. Skripsi, Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. 2008. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai perbedaan hasil belajar sub kompetensi Teknik Audio Video antara siswa yang diajar menggunakan pola pikir induktif dengan siswa yang diajar menggunakan pola pikir deduktif di kelas I Program Keahlian Elektronika SMK Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 2012/2013 semester genap. Penelitian ini menggunakan metode experiment dengan populasi terjangkau seluruh siswa kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika SMKN 5 Jakarta. Sampel penelitian diambil dengan metode Random Sampling. Jumlah siswa yang diamati adalah 80 orang, 40 siswa sebagai kelas eksperimen I yaitu proses belajar mengajar menggunakan pola pikir induktif dan 40 siswa sebagai kelas eksperimen II dimana proses belajar mengajar menggunakan pola pikir deduktif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes ulangan harian. Koefisien reliabilitas instrumen dan rata-rata indeks daya pembeda soal. Uji normalitas dilakukan menggunakan uji Liliefors pada kelas eksperimen I didapat nilai L 0 dan pada kelas eksperimen II didapat nilai L 0 . Nilai keduanya terletak di bawah harga L tabel pada taraf signifikan  . Uji homogenitas hasil belajar menggunakan uji-T Dari hasil analisis pengujian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar sub kompetensi teknik audio video antara siswa yang diajar dengan menggunakan pola pikir induktif dengan hasil belajar menggunakan pola pikir deduktif.
  • 4. DAFTAR ISI ABSTRAK PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Identifikasi Masalah C. Pembahasan Masalah D. Perumusan Masalah E. Tujuan Umum Penelitian F. Manfaat Penelitian BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritis 1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar 2. Hakikat Demonstrasi 3. Hakikat Konsep 4. Hakikat Pola Pikir Induktif 5. Hakikat Pola Pikir Deduktif B. Kerangka Berpikir C. Pengajuan Hipotesis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Metode Penelitian D. Desain Penelitian E. Teknik Pengambilan Sampel F. Teknik Pengumpulan Data G. Instrument Penelitian H. Hipotesis Statistik I. Teknik Analisis Data
  • 5. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data B. Pengujian Persyaratan Analisis Data C. Pengujian Hipotesis D. Penafsiran Kesimpulan Analisis Data E. Kesimpulan Pengujian Hipotesis F. Diskusi BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan B. Implikasi C. Saran
  • 6. DAFTAR TABEL 1. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Teknik Audio Video Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Demonstrasi Melalui Pola Pikir Induktif 2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Teknik Audio Video Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Demonstrasi Melalui Pola Pikir Deduktif 3. Harga Uji-T 4. Wilayah Luas Dibawah Kurva Normal 5. Harga Krisis L Untuk Uji Lilieforse 6. Nilai Presentil Untuk Distribusi F
  • 7. DAFTAR LAMPIRAN 1. Program Satuan Pelajaran 2. Spesifikasi Penyusunan Soal Tes 3. Instrumen Tes Penelitian 4. Kunci Jawaban 5. Demonstrasi Melalui Pola Pikir Induktif 6. Demonstrasi Melalui Pola Pikir Deduktif 7. Analisis Reabilitas Alat Ukur 8. Analisis Validitas Alat Ukur 9. Analisis Derajat Kesulitan Alat Ukur 10. Analisis Daya Beda Soal 11. Data Hasil Belajar Teknik Audio Video Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Demonstrasi Melalui Pola Pikir Induktif 12. Data Hasil Belajar Teknik Audio Video Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Demonstrasi Melalui Pola Pikir Deduktif 13. Perhitungan Kelas dan Interval Kelas 14. Distribusi Frekuensi Skor Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Demonstrasi Melalui Pola Pikir Induktif 15. Distribusi Frekuensi Skor Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Demonstrasi Melalui Pola Pikir Deduktif 16. Simpangan Baku 17. Uji Normalitas 18. Uji Homogenitas 19. Analisis Data Dengan Uji-T
  • 8. LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan merupakan bagian penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan di sekolah dapat menghasilkan manusia yang cerdas, kreatif dan bertanggung jawab. Kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan yang diperolehnya. Semakin tinggi kualitas pendidikan yang diperolehnya, semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan. Peningkatan kualitas pendidikan tidak lepas dari upaya peningkatan komponen- komponen yang terdapat didalamnya. Komponen tersebut saling terikat erat satu dengan yang lainnya dalam satu sistem. Komponen yang dimaksud meliputi: guru, metode pengajaran, kurikulum, siswa, sarana dan prasarana sekolah. Peningkatan kualitas pendidikan ini tidak hanya diberikan pada sekolah-sekolah tingkat Dasar, Menengah Pertama (SMP), ataupun Sekolah Menengah Atas (SMA), tetapi perlu diperhatikan pula pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pada tingkat SMK mulai diberikan dasar pengetahuan dan keterampilan yang memegang peran penting dalam mempersiapkan siswa untuk menjadi tenaga kerja yang profesional sesuai dengan bidang keahlian yang diminatinya. Maka dari itu dalam proses belajar dan mengajar guru harus menentukan metode yang efektif dan cara peyampaian suatu konsep dari sebuah mata pelajaran agar proses tersebut dapat berjalan secara efektif agar peserta didik dapat menguasai konsep dengan baik. Proses belajar mengajar merupakan interaksi antara guru dan siswa. Dalam proses tersebut guru berperan sebagai pengajar atau pemimpin belajar, sedangkan siswa berperan sebagai subjek belajar. Di dalam proses belajar mengajar siswa tidak hanya menerima informasi akan tetapi siswa harus terlibat dalam berbagai kegiatan maupun tindakan kelas agar proses belajar menjadi efektif dan tujuan belajarpun tercapai. Guru memiliki peran penting dalam proses belajar.Tujuan belajar mengajar secara umum adalah untuk mengembangkan kemampuan penguasaan bahan ajar,pengembangan keterampilan, dan mengembangkan nilai dan sikap yang ada pada siswa. Siswa berperan sebagai subyek belajar, maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak untuk berlangsungnya proses interaksi belajar mengajar.Tanpa aktivitas siswa belajar hanyalah pemberian informasi yang berarti interaksi dalam proses belajar mengajar tidak berlangsung dengan baik.
  • 9. Guru berperan penting dalam mengusahakan agar siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar.Hal ini dapat dilakukan menggunakan upaya menerapkan beberapa metode atau teknik penyampaian materi pelajaran yang dapat merangsang atau membangkitkan minat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Salah satu metode yang dapat mengaktifkan siswa agar dapat terlibat dalam proses pembentukan atau pembuktian suatu konsep yaitu dengan metode demonstrasi melakukan eksperimen siswa dibimbing untuk mengamati objek-objek, kejadian-kejadian kemudian dihubungkan dengan ngagasan yang dimiliki siswa. Dengan metode demonstrasi ini siswa diharapkan dapat lebih memahami dan mengingat konsep yang telah dipelajarinya serta meningkatkan penalaran dan kemampuan siswa untuk berpikir secara bebas untuk menemukan masalah dan memecahkanya sendiri. Untuk mengetahui keefektifan dari suatu demonstrasi dalam perolehan konsep perlu diadakan penelitian mana yang lebih efektif antara perolehan konsep melalui pola pikir induktif dengan konsep pola pikir deduktif. IDENTIFIKASI MASALAH Dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka timbul berbagai pemasalahan, diantaranya: 1. Apakah metode demonstrasi dapat memotifasi siswa belajar? 2. Upaya apasaja yang dapat dilakukan guru untuk mengefektifitaskan demonstrasi agar dapat mencapai tujuan belajar mengajar? 3. Apakah berbeda hasil belajar siswa yang melakukan demonstrasi untuk memperoleh konsep melalui pola pikir dengan pola pikir deduktif? 4. Apakah demonstrasi dalam perolehan konsep melalui pola pikir induktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa? 5. Apakah demonstrasi dalam perolehan konsep melalui pola pikir deduktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa? 6. Apakah demonstrasi untuk memperoleh konsep melalui pola pikir dengan pola pikir deduktif dapat meningkatkan mutu pendidikan disekolah?
  • 10. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. DESKRIPSI TEORITIS 1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Belajar merupakan suatu proses yang akan menghasilkan suatu perubahan yang lebih baik pada diri individu yang melaksanakan belajar tersebut. Sekolah merupakan tempat terjadinya proses belajar mengajar antara siswa dengan guru, diharapkan siswa dapat mengembangkan pengetahuannya dengan cara latihan maupun praktek. Sekolah menengah kejuruan, banyak mata pelajaran yang saling berhubungan satu sama lain. Baik itu berkesinambungan (mata pelajaran lanjutan) ataupun mata pelajaran yang membantu proses pemahaman siswa dalam mendalami suatu materi di pelajaran lain. Menurut S. Nasution, “Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan kelakuan baru atau mengubah kelakuan lama sehingga seorang lebih mampu untuk menghadapi situasi dalam hidupnya. Dengan belajar diharapkan individu yang melaksanakan proses belajar yaitu siswa dapat mengembangkan masalah yang baru berdasarkan konsep yang sudah dipelajari”. “Belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk mencapai suatu perubahan tingkah laku. Kegiatan yang dilakukan dalam belajar pada dasarnya adalah proses aktif dari orang yang belajar sehingga terjadi hubungan yang dinamis dan saling mempengaruhi antara diri orang yang belajar dengan lingkungannya. Menurut aliran teori belajar modern bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan”.Menurut Oemar malik Dikatakan pula bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan keseluruhan tingkah laku, yaitu terjadinya aspek-aspek tingkah laku Kognitif, Afektif dan Psikomotorik. Serta Menurut Miarso, “Belajar adalah kegiatan para siswa, baik itu dengan bimbingan guru atau dengan usahanya sendiri sepenuhnya.”1 Sehingga dapat disimpulkan definisi belajar tersebut yaitu : belajar merupakan usaha memperoleh ilmu, baik itu melalui berlatih maupun dari pengalaman. Dimana pengalaman dan proses latihan tersebut dapat merubah tingkah laku secara permanen 1 Yusufhadi Miarso, Teknologi Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: CV Rajawali, 1984), h. 25.
  • 11. sebagai hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Belajar juga selalu meliputi 3 aspek yaitu aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Tujuan proses belajar mengajar adalah materi yang ada dapat dimengerti dengan baik oleh guru dan siswa sebagai subyek belajar.Semua usaha dikerahkan untuk meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar agar tujuan itu dapat tercapai.tujuan tercapai apabila siswa memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar itu dapat diukur dengan angka-angka yang bersifat pasti,tetapi mungkin saja hanya dapat diamati karena berupa perbuatan tingkah laku. Untuk melihat sejauh mana taraf keberhasilan siswa, diperlukan informasi yang didukung oleh data yang objektif tentang indikator-indikator perubahan prilaku pribadi siswa perubahan prilaku dan pribadi siswa inilah yang disebut hasil belajar. Menurut Ngalim Purwanto bahwa, “Hasil belajar adalah potensi, yang dapat dipergunakan guru untuk menilai hasil pelajaran yang diberikan siswa dalam waktu tertentu.” Pendapat lain juga dikemukakan oleh Wasty Sumanto bahwa, “Sebagai suatu petumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku berkat pengalaman dan latihan.” Untuk mengetahui meningkat atau tiadaknya suatu proses belajar, maka dibutuhkan adanya evaluasi. Evaluasi mempunyai peranan yang sangat penting untuk memperbaiki, memperbaharui serta menyempurnakan proses pembelajaran yang sedang direncanakan, sedang berlangsung dan telah berakhir. Hasil belajar tersebut dapat diukur dengan angka-angka yang bersifat pasti atau hanya dapat diamati. Setelah hasil belajar siswa meningkat maka mutu sekolah tersebutpun akan mengalami peningkatan, Peningkatan mutu pendidikan yang berpusat pada peningkatan mutu sekolah merupakan suatu proses yang dinamis, berjangka panjang yang musti dilakukan secara sistematis lagi konsisten untuk diarahkan menuju suatu tujuan tertentu. Peningkatan mutu sekolah tidak bersifat instan, dengan mengandalkan “aji Bandung Bondowoso”, melainkan suatu proses yang harus dilakoni dengan sabar, tahap demi tahap, yang terukur dengan arah yang jelas dan pasti. Dalam peningkatan mutu sekolah tidak dikenal sesuatu yang gampang segampang teori, seperti yang disitir oleh Kurt Lewin: “There is nothing to practical as good as a theory”. Pendapat ini berarti pula, bahwa tidak mungkin ada peningkatan mutu sekolah tanpa didasari oleh suatu teori
  • 12. (Levin, 2008). Peningkatan mutu sekolah memerlukan teori, namun implementasinya tidak akan bisa mulus dan semudah teori yang ada. 2. Hakikat Demonstrasi Demostrasi merupakan salah satu metode yang digunakan pada saat mengajar.menurut pendapat knok ”metode adalah kumpulan prinsip terkordinir untuk melaksanakan pengajaran” perumusan lain tentang metode adalah suatu proses yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu sering pula diketahui metode adalah cara untuk memperoleh langkah maju dengan terncana dan teratur untuk mencapai sebuah tujuan, setiap keeadaan yang sadar menggunakan pengetahuan sistematik secara terus menerus sambil mengadakan perbaikan terhadap cara tersebut dalam pengajaran mata pelajaran Teknik Audio Video. Jadi metode merupakan cara melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu yangtelah dirumuskan.berbagai metode yang umum dilakukan dalam proses belajar mengajar yaitu:metode ceramah,Tanya jawab, demonstrasi dan lain-lain Metode demonstrasi merupakan salah satu cara untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar dengan metode demonstrasi siswa akan terlibat secara langsung dalam proses belajar pada mata pelajaran Teknik Audio Video. Demonstrasi memiliki beberapa kerterbatasan diantaranya pengamatan siswa kurang jelas karena mengamati dari jauh, peran siswa terbatas. Apabila salah melakukanya metode demonstrasi dapat merusak tujuan pelajaran mata pelajaran Teknik Audio Video. 3. Hakikat Konsep Konsep adalah susunan simbol yang menunjukan ciri suatu suatu objek atau peristiwa yang dapat dibedakan berdasarkan ciri-ciri berikut untuk mengengal suatu konsep diantaranya adalah:  Nama konsep.  Aribut-atribut kriteria dan atribut-atribut variable konsep.  Definisi konsep.  Contoh-contoh dan bukan contoh konsep.
  • 13. Konsep ada dua yang konkrit dapat ditunjukan bedanya, jadi diperoleh melalui pengamatan indera contoh konsep konkrit televisi,radio,antena dan lain-lain.pada taraf yang lebih tinggi diperoleh konsep yang abstrak seperti massa jenis, polaritas pancaran dan lain-lain. 4. Hakikat Pola Pikir Induktif dan Deduktif Pola pikir adalah bagaimana cara seseorang menerima informasi dan pola pikir seseorang akan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkunganya. Induktif adalah “Penarikan kesimpulan dimulai dengan menyebutkan pernyataan- pernyataan yang khusus untuk memperoleh kesimpulan yang umum yang mencakup keseluruhan dari keseluruhan pernyataan-pernyataan yang khusus. Pembentukan konsep melalui pola pikir induktif dimana teori-teori menjadi generalisasi-generalisasi dari fakta-fakta empiris.Pola pikir induktif bekerja dari bawah keatas menyusun sistem-sistem yang memperhatikan hasil-hasil penelitian yang telah berkali-kali di uji. Lalu menyusun sistem-sistem yang lebih tinggi tingkatnya sebagai generalisasi dan akhirnya merumuskan suatu terori yang dapat mencakup semua pernyataan-pernyataan yang lebih rendah tingkatnya. Pola pikir induktif dalam pembentukan konsep merupakan suatu bentuk belajar penemuan (Discovery Learning), yang melibatkan proses-proses psikologi analisis deskriminatif, abstaksi, dan lain-lain sehingga menunjang kualitas pendidikan sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawab guru. Beberapa contoh pembelajaran dengan pendekatan induktif misalnya pembelajaran inkuiri, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis kasus, dan pembelajaran penemuan. Pembelajaran dengan pendekatan induktif dimulai dengan melakukan pengamati terhadap hal-hal khusus dan menginterpretasikannya, menganalisis kasus, atau memberi masalah konstekstual, siswa dibimbing memahami konsep, aturan-aturan, dan prosedur-prosedur berdasar pengamatan siswa sendiri. Major (2006) berpendapat bahwa pembelajaran dengan pendekatan induktif efektif untuk mengajarkan konsep atau generalisasi. Pembelajaran diawali dengan memberikan contoh-contoh atau kasus khusus menuju konsep atau generalisasi. Siswa melakukan sejumlah pengamatan yang kemudian membangun dalam suatu konsep atau
  • 14. geralisasi. Siswa tidak harus memiliki pengetahuan utama berupa abstraksi, tetapi sampai pada abstraksi tersebut setelah mengamati dan menganalisis apa yang diamati. Dalam fase pendekatan induktif-deduktif ini siswa diminta memecahkan soal atau masalah. Kemp (1994: 90) menyatakan ada dua kategori yang dapat dipakai dalam membahas materi pembelajaran yaitu metode induktif dan deduktif. Pada prinsipnya matematika bersifat deduktif. Matematika sebagai “ilmu” hanya diterima pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran “yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus” Soedjadi (2000: 16). Deduktif adalah “Penarikan kesimpulan dimulai dengan menyebutkan pernyataan- pernyataan yang umum untuk memperoleh kesimpulan yang khusus yang mencakup keseluruhan dari keseluruhan pernyataan-pernyataan yang umum. Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep dasarnya(Suwarna,2005). Prince dan Felder (2006) menyatakan pembelajaran tradisional adalah pembelajaran dengan pendekatan deduktif, memulai dengan teori-teori dan meningkat ke penerapan teori. Di bidang sain dan teknik dijumpai upaya mencoba pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan teori-teori dan rumus dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama mahasiswa, dan kurang atau tidak mengkaitkan dengan pengalaman mereka. Pembelajaran dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru mentransfer informasi atau pengetahuan. Bransford (dalam Prince dan Felder, 2006) melakukan penelitian dibidang psikologi dan neurologi. Temuannya adalah: ”All new learning involves transfer of information based on previous learning”, artinya semua pembelajaran baru melibatkan transfer informasi berbasis pembelajaran sebelumnya. Major (2006) menyatakan dalam pembelajaran dengan pendekatan deduktif dimulai dengan menyajikan generalisasi atau konsep. Dikembangkan melalui kekuatan argumen logika. Contoh urutan pembelajaran: (1) definisi disampaikan; dan (2) memberi
  • 15. contoh, dan beberapa tugas mirip contoh dikerjakan siswa dengan maksud untuk menguji pemahaman siswa tentang definisi yang disampaikan. Dalam kegiatan memecahkan masalah siswa dapat terlibat berpikir dengan dengan menggunakan pola pikir induktif, pola pikir deduktif, atau keduanya digunakan secara bergantian. Metode belajar yang digunakan sangatlah menentukan kegiatan hasil belajar mengajar dan juga mutu pendidikan disekolah tersebut. B. KERANGKA BERPIKIR Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan kelakuan baru atau mengubah kelakuan lama sehingga seorang lebih mampu untuk menghadapi situasi dalam hidupnya. Dengan belajar diharapkan individu yang melaksanakan proses belajar yaitu siswa dapat mengembangkan masalah yang baru berdasarkan konsep yang sudah dipelajari. Hasil belajar teknik audio video dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal siswa. Diantaranya metode mengajar guru dan lingkungan yang kondusif. Sudah menjadi tugas guru untuk menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. Metode demonstrasi merupakan salah satu cara untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar dengan metode demonstrasi siswa akan terlibat secara langsung dalam proses belajar pada mata pelajaran Teknik Audio Video. Dalam metode demonstrasi terdapat diantaranya dua pola pikir yang berbeda dalam pembentukan konsep yaitu pola pikir induktif dan pola pikir deduktif. Pembentukan konsep melalui pola pikir induktif dimana teori-teori menjadi generalisasi-generalisasi dari fakta-fakta empiris.Pola pikir induktif bekerja dari bawah keatas menyusun sistem- sistem yang memperhatikan hasil-hasil penelitian yang telah berkali-kali di uji. Lalu menyusun sistem-sistem yang lebih tinggi tingkatnya sebagai generalisasi dan akhirnya merumuskan suatu terori yang dapat mencakup semua pernyataan-pernyataan yang lebih rendah tingkatnya. Sedangkan pembentukan konsep melalui pola pikir deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep dasarnya.
  • 16. C. HIPOTESIS PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang diajukan dengan ditunjang oleh kerangka teori dan kerangka berpikir diatas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah “Terdapat perbedaan antara hasil belajar teknik audio video menggunakan pola pikir induktif dengan hasil belajar teknik audio video menggunakan pola pikir deduktif ”.
  • 17. METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penulis secara umum mengadakan penilitian perbedaan hasil belajar teknik audio video mengunakan polapikir induktif dengan hasil belajar teknik audio video menggunakan polapikir deduktif adalah agar guru dapat menentukan metode yang tepat serta efektif dalam mengajar teknik audio video di sekolah menenengah kejuruan. Secara khusus,peneelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi apakah ada perbedaan hasil belajar teknik audio video menggunakan pola pikir induktif dengan peserta didik yang diajarkan menggunakan pola pikir deduktif sehingga baik guru maupun peserta didik dapat menguasai materi pelajaran tersebut dengan baik. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan di SMKN 5 Jakarta Timur tahun ajaran 2012/2013 demikan penulis berharap agar dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya. C. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experiment. Penelitian dilakukan terhadap kelompok-kelompok yang homogen, terdiri atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok yang diajar dengan menggunakan pola pikir induktif dan kelompok kedua adalah kelompok yang diajar dengan mengunakan pola pikir deduktif dalam mata pelajaran teknik audio video. D. Desain Penelitian Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti yaitu pembelajaran dengan menggunakan pola pikir induktif dan pembelajaran dengan menggunakan pola pikir deduktif sebagai variabel bebas dan hasil belajar teknik audio video siswa sebagai variabel terikat. Kelas Perlakuan Pasca Tes (R)E I XE I Y (R)E II XE II Y Keterangan:
  • 18. EI : Kelas eksperimen I (pembelajaran dengan menggunakan pola pikir induktif) E II : Kelas eksperimen II (pembelajaran dengan menggunakan pola pikir deduktif) XE I : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen I XE II : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen II Y : Tes akhir yang sama pada kedua kelas R : Proses pemilihan subjek secara acak Data penelitian diperoleh dari hasil belajar teknik audio video pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yang diperoleh dari skor tes. E. Teknik Pengambilan Sampel Teknik yang dilakukan untuk memperoleh sampel penelitian adalah teknik Random Sampling yaitu penentuan kelas eksperimen dilakukan secara acak, kemudian dilakukan pengamatan terhadap seluruh siswa pada kelas terpilih dengan: 1. Populasi Target Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I SMKN 5 Jakarta semester II tahun ajaran 2012/2013. 2. Populasi Terjangkau Populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika SMKN 5 Jakarta semester II tahun ajaran 2012/2013. 3. Sampel Sampel dipilih dari populasi terjangkau sebanyak dua kelas yang dipilih secara acak (random sampling). F. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Yang Diteliti a. Variabel bebas: pembelajaran dengan menggunakan pola pikir induktif dan pembelajaran dengan menggunakan pola pikir deduktif. b. Variabel terikat: hasil belajar teknik audio video. 2. Data Penelitian Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah nilai tes ulangan harian siswa pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik audio video dan teknik elektronika yang diperoleh dari kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II setelah kedua kelas tersebut diberi
  • 19. perlakuan. Data sekunder adalah nilai praktik gambar siswa dari kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II pada sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika. G. Instrumen Penelitian 1. Konsep Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika adalah tes ulangan harian yang disusun sendiri oleh peneliti. Bentuk tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 40 soal dan setiap soal memiliki skor 1 untuk jawaban benar dan 0 (nol) untuk jawaban salah, sehingga jumlah skor total adalah 40 jika semua soal terjawab dengan benar. Instrumen ini didasarkan pada aspek kognitif yang meliputi ingatan, pemahaman dan aplikasi. Nilai akhir yang diperoleh siswa adalah: skor total Nilai Akhir = 4 2. Hasil Uji Coba Instrumen Sebelum instrumen digunakan pada sampel, instrumen tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah soal tersebut telah memenuhi syarat tes yang baik atau tidak. Syarat tes tersebut yaitu validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal. Dari 40 soal yang diuji coba hanya 36 yang memenuhi syarat tes yang baik. a. Pengujian Validitas Uji validitas yang digunakan dalam instrumen ini adalah validitas isi (content validity), artinya butir-butir soal disusun sesuai dengan materi dan indikator pada desain pembelajaran. Untuk menghitung validitas item soal digunakan rumus2: Mp  Mt p pbi = St q Keterangan: pbi : Koefisien korelasi biserial 2 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) h. 79.
  • 20. Mp : Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya Mt : Rerata skor total St : Standar deviasi dari skor total p : Proporsi siswa yang menjawab benar banyaknya siswa yang benar (p = ) jumlah seluruh siswa q : Proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p) Dari hasil uji coba validitas diperoleh 36 soal yang valid dan 4 soal drop atau tidak valid (Lampiran 10, hal 117). b. Pengujian Reliabilitas Reliabilitas tes menentukan ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi (tes). Dalam penelitian ini reliabilitas tes dihitung dengan menggunkan rumus KR-20 yaitu3:  k  s   pq  2 r11      k  1   s2   Keterangan: r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)  pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q k : Banyaknya item s2 : Varians tes 3 Ibid., h. 100.
  • 21. Klasifikasi koefisisen reliabilitas4: r11 : 0,800-1,000 : sangat tinggi r11 : 0,600-0,800 : tinggi r11 : 0,400-0,600 : cukup r11 : 0,200-0,400 : rendah r11 : 0,000-0,200 : rendah sekali Dari hasil uji coba instrumen diperoleh koefisien reliabilitas instrumen tes.Hal ini berarti koefisien reliabilitas instrumen tersebut tergolong sangat tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai alat ukur. c. Pengujian Taraf Kesukaran Penghitungan taraf kesukaran instrumen bertujuan untuk mengetahui apakah soal tergolong sukar, sedang atau mudah. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesukaran adalah5: B P JS Keterangan: P : Indeks Kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi Indeks Kesukaran6: 0,00 – 0,29 : Sukar 0,30 – 0,69 : Sedang 0,70 – 1,00 : Mudah 4 Ibid., h. 75. 5 Ibid., h. 208. 6 Ibid., h. 210.
  • 22. Dari hasil uji coba instrumen diperoleh indeks kesukaran antara 0,13 – 0,80 dan rata- rata indeks kesukaran 0,51 (Lampiran 13, hal 121). d. Pengujian Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah dengan menggunakan7: BA BB D  PA  PB   JA JB Keterangan: D : Indeks Diskriminasi (Daya Pembeda) J : Jumlah peserta tes JA : Banyaknya peserta kelompok atas JB : Banyaknya peserta kelompok bawah BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar Klsifikasi Daya Pembeda Soal8: D < 0,00 : Sangat jelek D = 0,00 – 0,19 : Jelek D = 0,20 – 0,39 : Cukup D = 0,40 – 0,69 : Baik D = 0,70 – 1,09 : Baik sekali Dari hasil uji coba instrumen diperoleh daya pembeda soal antara dan rata-rata indeks daya pembeda. H. Hipotesis Statistik 7 Ibid., h. 213. 8 Ibid., h. 218.
  • 23. H0 : 1 = 2 H1 : 1  2 Keterangan: 1 : Rata-rata hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika siswa yang diajar dengan menggunakan pola pikir induktif. 2 : Rata-rata hasil sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika teknik siswa yang diajar dengan menggunakan pola pikir deduktif. I. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis Data a. Uji homogenitas menggunakan Uji Fisher dengan taraf signifikan  = 0,05 Hipotesis Statistik: H0 :  12   2 2 H1 :  12   2 2 Rumus Uji Fisher yang digunakan adalah9: s12 F= 2 s2 Keterangan: s12 : Varians hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika kelas eksperimen I 2 s2 : Varians hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika kelas eksperimen II Kriteria pengujian, terima H0 jika: F1  Fhitung  F 1  n1 1, n2 1 1  n1 1, n2 1 2 2 b. Uji normalitas menggunakan Uji Liliefors dengan taraf signifikan  = 0,05 Hipotesis Statistik: H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Rumus uji Liliefors yang digunakan adalah10: 9 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 1992), h. 249. 10 Ibid., h. 446.
  • 24. L 0  maks Fz1   Sz1  x1  x banyaknya z 1 , z 2 ,...,z n yang  z 1 dengan z1  dan S( z 1 ) = s n Keterangan: x : Rata-rata hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika sampel x1 : Hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika sample s : Simpangan baku sampel Fz 1  : Peluang (z ≤ z 1 ) dan menggunakan daftar distribusi normal baku Kriteria Pengujian, terima H0 jika L 0 < L tabel 2. Uji Analisis Data Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t dengan taraf signifikan  = 0,05. Pada penelitian ini, jika kondisi kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II adalah homogen (  12   2 ), maka statistik uji yang digunakan untuk melakukan uji rata-rata di 2 kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II adalah sebagai berikut11: X1  X 2 t 1 1 s  n1 n 2 dengan s n 1  1s12  n 2  1s 2 2 n1  n 2  2 derajat kebebasan (dk) = ( n1  n 2  2 ) Kriteria pengujian, tolak H0 jika t > t 1 1  2 Keterangan: x1 : Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen I x2 : Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen II n1 : Banyaknya sampel kelompok eksperimen I 11 Ibid., h. 241.
  • 25. n2 : Banyaknya sampel kelompok eksperimen II 2 s1 : Varians hasil belajar kelompok eksperimen I s2 2 : Varians hasil belajar kelompok eksperimen II s : Varians gabungan
  • 26. DAFTAR PUSTAKA Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 1980. Ngalim Purwanto, Prinsip dan Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Wijaya, 1982. Oemar Malik, Metode belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito, 1983. A. Surjadi, Membuat Siswa Aktif Belajar, Bandung: Mandar Maju, 1989. A. Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remadja Karya, 1989. Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remadja Rosda Karya, 1990. Oemar Malik, Metode belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito, 1983. Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 1992