SlideShare a Scribd company logo
1 of 99
 Pengelasan (welding) adalah salah
salah satu teknik penyambungan 2
buah logam atau lebih dengan
pemanasan sampai logam induk
mencair dan menyatu dalam
keadaan dingin
 Bahwa benda padat tersebut dapat
mencair/lebur oleh panas.
 Bahwa antara benda-benda padat yang
disambung tersebut terdapat kesesuaian sifat
lasnya sehingga tidak melemahkan atau
menggagalkan sambungan tersebut.
 Bahwa cara penyambungan sesuai dengan
sifat benda padat dan tujuan penyambungan.
 Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch
Industrie Normen) las adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam paduan
yang dilaksanakan dalam keadaan lumer
atau cair.
Adapun sumber-sumber panas untuk pengelasan dihasilkan dari
proses-proses di bawah ini. Suhu yang di hasilkan berkisar dari yang
terendah hingga yang tertinggi, seperti :
 Bahan bakar minyak, yang dapat menhasilkan panas beberapa ratus
untuk pengelasan dengan titik lebur rendah.
 Canpuran zat asam dengan gas pembakar seperi acetylene, propan,
hydrogen. Panas yang dihasilkan dapat mencapai titik lebur baja
sekitar 1.370 .
 Busur nyala listrik, panas yang dihasilkan dari busur listrik ini sangat
tinggi jauh diatas titik lebur baja.
 Tahanan listrik dan induksi listrik, panas yang dihasilkan cukup tinggi
sehingga dengan mudah dapat mencairkan baja.
 Busur nyala listrik dengan gas pelindung, pada pengelasan ini
biasanya peka terhadap proses oksidasi.
 Sinar infrared dan reaksi kimia eksotermis.
 Ledakan bahan mesiu (cad, explosion), yang dapat menghasilkan
panas sangat tinggi.
 Getaran ultrasonic, sinar laser dan pemboman dengan electron.
Adapun beberapa factor persiapan yang
harus dilakukan :
 Factor manusia.
 Factor prosedur dan cara kerja.
 Factor bahan atau material, jenis, cara,
peralatan dan bentuk serta ukuran-ukuran.
 Factor peralatan.
 Factor alam dan maksud tujuan.
 Factor resiko dan hasil perhitungan atau
pengukuran.
Secara konvensional cara-cara pengelasa dapat dibagi
menjdi dua golongan, yaitu :
 klasifikasi berdasarkan kerja.
 klasifikasi berdasarkan energi yang digunakan.
Klasifikasi
Berdasarkan Energi
Las listrik Las kimia
Las
mekanik
Klasifikasi
Berdasarkan Kerja
Las cair Las tekan Las patri
Berdasarkan klasifikasi kerja pengelasan dapat dibagi
dalam tiga kelas utama yaitu : pengelasan cair,
pengelasan tekan dan pematrian.
 Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana
sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber
panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar.
 pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana
sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga
menjadi satu.
 pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan
diikat dan disatukan dengan menggunakan paduan logam
yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini logam
induk tidak turut mencair.
A. Pengelasan cair
 Las gas
 Las listrik terak
 Las listrik gas
 Las listrik termis
 Las listrik elektron
 Las busur plasma
B. Pengelasan tekan
 Las resistensi listrik
 Las titik
 Las penampang
 Las busur tekan
 Las tekan
 Las tumpul tekan
 Las tekan gas
 Las tempa
 Las gesek
 Las ledakan
 Las induksi
 Las ultrasonic
C. Las busur
 Elektroda terumpan
D. Las busur gas
 Las mig
 Las busur CO2
E. Las busur gas dan fluks
 Las busur CO2 dengan elektroda berisi fluks
 Las busur fluks
 Las elektroda berisi fluks
 Las busur fluks
 Las elektroda tertutup
 Las busur dengan elektroda berisi fluks
 Las busur terendam
 Las busur tanpa pelindung
 Elektroda tanpa terumpan
 Las TIG atau las wolfram gas
MACAM-MACAM CACAT LAS DAN
MENANGGULANGINYA
Cacat Las dibagi dua diantaranya :
Cacat las yang dapat dilihat ( Visual )
Cacat las tidak dapat dilihat ( Cacat Dalam )
•Cacat las yang dapat dilihat :
•Under Cutting : Yaitu sisi sambungan termakan oleh busur api dan membentuk palit di
kanan dan kiri rigi las
•Hal ini di sebabkan oleh terlalu tingginya temperatur sewaktu mengelas karena
pemakaian arus terlalu besar dan ayunan elektroda terlalu pendek.
Weaving fault : Yaitu bentuk alur
bergelombang sehingga ketebalannya
tidak merata. Hal ini disebabkan karena
cara pengelasan yang terlalu digoyang.
Fault of elektroda change : Yaitu bentuk alur laur las
yang menebal pada jarak tertentu yang diakibatkan
oeh [pergantian elektroda yang gerakannya terlalu
pelan
Alur-alur las terlalu tinggi : Yaitu bentuk alur las yang
sempit dan menonjol keatas yang disebabkan pemakaian
arus terlalu rendah dan elektroda terlalu dekat dengan
logam.
Alur las terlalu lebar : Yaitu bentuk alur terlalu besar dan
lebar yang disebabkan karena kecepatan mengelas
terlalu lamban.
Alur las tidak beraturan : bentuk alur las yang tidak
beraturan yang disebabkan oleh tidak mahirnya
seseorang dalam mengelas karena tidak mengetahui
apa yang harus diperhatikan.
• Alur las terlalu tipis :
Yaitu bentuk alur las yang disebabkan akibat
kecepatan mengelas terlalu tinggi.
Dasar concave : Yaitu bentuk alur las bagian bawah
benda alas terjadi pencekungan yang disebabkan
karena arus terlalu besar.
Dasar berlubang-lubang : Yaitu bentuk alur bagian las
bagian bawah benda alas terjadi lubang-lubang yang
disebabkan posisi elektroda terlalu dalam dan arus
terlalu besar.
Dasar berjanggut : Yaitu Yaitu bentuk alur
bagian las bagian bawah benda alas
terjadi lelehan yang berlebihan hal ini
disebabkan karena pergerakan elektroda
yang salah dan terlalu lambat
Over laping : yaitu sisi rigi las kurang terpadu pada logam induk
atau berada kerja seolah-olah menempel.
Porosity : yaitu ada lubang-lubang udara pada permukaan rigi-rigi
las. Hal ini disebabkan elektroda basah, kampuh kotor, terlalu
lembab, gas yang berasal dari galvanisasi.
Slag inclusion : adanya terak yang
terperangkap sehingga tidak bias keluar
dari rigi-rigi las. Hal ini disebabkan
adanyab terak yang tidak dibersikan pada
proses las berikutnya.
Angular Deformation (Berubah Bentuk): Yaitu perubahan bentuk dari
sambungan las (Benda kerja). Hal ini ini disebabkan tidak adanya alat
bantu penjepit dan las pengunci
Misalingment (high-low) : Yaitu sambungan
las tidak rata sehingga akan mengurangi
tebal las logam. Hal ini disebabkan karena
tidak rata pengaturan benda las.
Cracking: Yaitu retak pada permukaan rigi
las maupun dalam rigi las.
Kurang tembus : Rigi-rigi tidak menembus sesuai
dengan yang diinginkan.
Spatter : Terdapat butiran-butiran seperti
pasir disekitar rigi-rigi las.
Cacat las yang tidak dapat dilihat
Jenis-jens kesalahan pengelasan yang tidak dapat dilihat dengan mata, hanya
dapat dideteksi dengan menggunakan radiographi dan ultrasonic. Adapun jenis –
jenis kesalahan tersebut :
Undercut
Slag lines
Internal longitudinal crack
Internal transverse crack
Incomplete penetration
Incomplete fusion
Internal porosity
Blow hole
Root concaving
Surface concaving
Fault of junction
Root high low
Aligned porosity
Ecessive penetration
Interpass cold lap
Heavy metal inclusion
Adapun cara penanggulangan kesalahan pada proses pengelasan :
Undercutting
Berikan pendinginan benda kerja.
Turunkan amper.
Ayunan elektroda harus sesuai amper.
Atur kedudukan elektroda.
Overlapping
Naikan arus las.
Jarak elektroda dengan benda kerja.
Sesuaikan kecepatan pengelasan.
Porosity
Simpan elektroda di tempat yang aman.
Bersihkan benda kerja.
Gunakan elektroda yang sesuai.
Gunakan pengaman udara yang masuk.
Slag Inclusion
Pembersihan setiap lapisan terak setelah proses pengelasan.
Angular Deformation
Atur sudut lasan yang memadai sebelum pengelasan.
Gunakan go jig.
Lakukan stress releascing setelah pengelasan.
Lakukan stress releascing setelah pengelasan.
Misaligment
Atur jarak benda yang akan disambung harus rata dan sejajar.
Jarak las cantum agar disesuaikan dengan tebal plat yang akan dilas.
Cracking
Gunakan elektroda yang sesuai.
Lakukan stress releacing setelah pengelasan.
Lakukan pemenasan pendahuluan sebelum dilas.
Rigi-rigi penembusan terlalu tinggi
Atur kecepatan pengelasan.
Lubang kunci jangan terlalu besar.
Turunkan ampere atau ganti elektroda.
Rigi-rigi tidak tembus
Naikkan arus las (amper).
Sesuaikan kecepatan pengelasan dengan cairan yang terbentuk pada waktu
pengelasan.
Usahakan selalu terbentuk lubang kunci sepangjang rigi-rigi lapisan pengelasan.
Spatter Panjang busur listrik kira-kira sama dengan diameter elektroda.
Turunkan amper
Gunakan polaritas yang sesuai.
Ganti elektroda
 Pemisahan
 Lubang-lubang halus
 Proses deoksidasi
 Pemisahan makro
 Pemisahan gelombang
 Pemisahan mikro
 Pelepasan gas karena perbedaan batas
kelarutan antara logam cair dan logam padat
pada suhu pembekuan
 Terbentuknya gas karena reaksi kimia dalam
logam las
 Karena penyusupan gas kedalam atmosfir
busur
 Ketangguhan dan penggetasan batas las
 Mengetahui pengaruh komposisi kimia
dan masukan panas terhadap
penggetasan batas las
 Cara-cara untuk menurunkan
penggetasan batas las
 Pengujian ketangguhan daerah las itu
sendiri
 Oksigen
 Pengaruh struktur logam
 Penggunaan baja yang peka terhadap
penggetasan batas las
 Pembatasan masukan panas
 Menurunkan penggetasan melalui cara
pengelasan
 Pemanasan dan pendinginan
 Perubahan susunan listrik
 Daerah lasan ( HAZ)
 Internal stres
 Distorsi
 Weldability
 Mecanical effeck
 Metal tansfer
 Aliran panas
 Dilusi
 Proses dari awal pengelasan sampai sistem
pendinginan yang dipergunakan, hal ini
bertujuan untuk mengetahui diantaranya
kekuatan hasil pengelasan cacat pada hasil
lasan, serta perubahan sturuktur dari logam
lasan.
Daerah HAZ adalah bagian logam yang
terkena panas disaat pengelasan yangg
mengakibatkan terjadinya perubahan
susunan kristal logam pada logam induk.
Susunan kristal dipengaruhi oleh
1. Susunan elemen logam
2. Temperatur
3. Pengerjaan mekanis
4. Perlakuan panas atau heattreatment
Internal strees dapat dibagi 3 macam
1. Expansi panas yaitu mengembang karena
panas dan menyusut karena dingin
2. Expansi kisi yaitu atom-atom mengembang
karena pemanasan
3. Expansi kristal yaitu penyebaran atom ke
segala arah
1. Logam lasan yaitu logam yang mencair dan
membeku selama waktu penegelasan
2. Daerah HAZ yaitu logam dasar yang selama
penegelasan mengalami sikhus thermal
pemanasan dan pendinginan cepat
3. Logam induk bagian logam dimana panas
pengelasan tidak menyebabkan perubahan
struktur dan sifat
Distorsi yaitu karena proses pemanasan
yang berkelanjutan pada logam dan
dilakukan pendinginan yang leluasa
Weldability yaitu kemampuan untuk
membentuk gabungan atau penyambungan
kuat akibat pembekuan dari kondisi yang
mencair
Mechanical effect yaitu pengaruh yang terjadi
pada logam lasan setelah terjadi pengelasan
dilihat secara mekanik.
Efek yang terjadi diantaranya:
1. Kekerasan
2. Keuletan
3. Kerapuhan
4. Kelelahan
Aliran panas untuk mengetahui berapa panas
yang dibutuhkan dan pengaturan kecepatan
pemanasan dan pendinginan
Dilusi yaitu turut sertanya meleleh logam
induk yang membentuk logam las
1. Pakaian kerja
2. Helm las/topeng las
3. Kaca las
4. Apron (pelindung dada)
5. Sarung tangan
6. Sepatu kulit kapasitas 2 ton
 Mesin las listrik – Transformator arus bolak-balik
(AC)
Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik
dengan tegangan yang lebih rendah pada
lengkunglistrik.
 Mesin las listrik – Rectifier arus searah (DC)
Mesin ini mengubah arus listrik bolak-balik
(AC)yang masuk, menjadi arus listrik searah
(DC)keluar.
Pada mesin AC, kabel masa dan kabel
elektroda dapat dipertukarkan tanpa mempengaruhi
perubahan panas yang timbul pada busur nyala.
Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pada
pangelasan bergantung kepada :
 Jenis bahan dasar yang akan dilas
 Jenis elektroda yang dipergunakan
Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah
pada penembusan lasnya. Pengkutuban langsung
akan menghasilkan penembusan yang dangkal
sedangkan Pada pengkutuban terbalik akan
terjadi sebeliknya. Pada arus bolak-balik
penembusan yang dihasilkan antara keduanya.
 Besar arus pada pengelasan mempengaruhi hasil las. Bila
arus terlalu rendah akan menyebabkan sukarnya
penyalaan busur listrik dan busur listrik yangterjadi tidak
stabil. Panasyang terjadi tidak cukupuntuk melelehkan
elektrodadan bahan dasar sehinggahasilnya merupakan
rigi-rigilas yang kecil dan tidak rata serta penembusan
yang kurang dalam.
 Sebaliknya bila arus terlalu besar maka elektroda akan
mencair terlalucepat dan menghasilkan permukaan las
yang lebih lebar dan penembusan yangdalam.Besar arus
untuk pengelasan tergantung pada jenis kawat las yang
dipakai, posisi pengelasan serta tebal bahan dasar.
 Kecepatan pengelasan tergantung pada jenis elektroda, diameter
intielektroda, bahan yang dilas, geometri sambungan, ketelitian
sambungan dan lain-lainnya. Dalam hampir tidak ada
hubungannya dengan tegangan las tetapiberbanding lurus dengan
arus las. Karena itu pengelasan yang cepat memerlukanarus las
yang tinggi.
 Bila tegangan dan arus dibuat tetap, sedang kecepatan
pengelasandinaikkan maka jumlah deposit per satuan panjang las
jadi menurun. Tetapi disamping itu sampai pada suatu kecepatan
tertentu, kenaikan kecepatan akanmemperbesar penembusan. Bila
kecepatan pengelasan dinaikkan terus makamasukan panas per
satuan panjang juga akan menjadi kecil, sehingga
pendinginanakan berjalan terlalu cepat yang mungkin dapat
memperkeras daerah HAZ
 Bila panjang busur tepat (L = D), maka cairan elektroda akan mengalir dan
mengendap dengan baik.
Hasilnya :
 rigi-rigi las yang halus dan baik.
 tembusan las yang baik
 perpaduan dengan bahan dasar baik
 percikan teraknya halus.
 Bila busur terlalu panjang (L > D), maka timbul bagian-bagian yang berbentuk
bola dari cairan elektroda.
Hasilnya :
 rigi-rigi las kasar
 tembusan las dangkal
 percikanteraknya kasar dan keluar darijalur las.
 Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa terjadi pembekuan
ujung elektroda pada pengelasan (lihat gambar 158 c).
hasilnya :
 rigi las tidak merata
 tembusan las tidak baik
 percikan teraknya kasar dan berbentuk bola.
 Pengelasan dengan menggunakan las busur listrik
memerlukan kawat las (Elektroda) yang terdiri dari
suatu inti terbuat dari suatu logam di lapisi oleh lapisan
yang terbuat dari campuran zat kimia, selain berfungsi
sebagai pembangkit, elektroda juga sebagai bahan
tambah.

More Related Content

Similar to TEKNIK PENGELASAN

Las busur-gas
Las busur-gasLas busur-gas
Las busur-gaspapa bo
 
CACAT LAS KLPK 5.pptx
CACAT LAS KLPK 5.pptxCACAT LAS KLPK 5.pptx
CACAT LAS KLPK 5.pptxLizarJamil
 
Teori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiTeori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiAmal Mulia
 
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01Oktavian Kusumawardhana
 
Teknik pelapisan dengan metode arc metal inert gas
Teknik pelapisan dengan metode arc metal inert gasTeknik pelapisan dengan metode arc metal inert gas
Teknik pelapisan dengan metode arc metal inert gasAgus Cahyono
 
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdfPENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdfRahma750999
 
5. welding
5. welding5. welding
5. weldingNiko Sh
 
ppt proses manufaktur faris.pptx
ppt proses manufaktur faris.pptxppt proses manufaktur faris.pptx
ppt proses manufaktur faris.pptxMuhammadFarisKhan
 
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptx
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptxModul-03 Pengelasan SMAW.pptx
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptxLuffyAlbiFradana
 
Mesin Pengelasan Pada Proses Produksi
Mesin Pengelasan Pada Proses ProduksiMesin Pengelasan Pada Proses Produksi
Mesin Pengelasan Pada Proses ProduksiEssyKarundeng
 
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung KapalCacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapaltanalialayubi
 
Pengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxPengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxJemyBala
 

Similar to TEKNIK PENGELASAN (20)

Las busur-gas
Las busur-gasLas busur-gas
Las busur-gas
 
CACAT LAS KLPK 5.pptx
CACAT LAS KLPK 5.pptxCACAT LAS KLPK 5.pptx
CACAT LAS KLPK 5.pptx
 
Teori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiTeori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasi
 
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01
 
Teknik pelapisan dengan metode arc metal inert gas
Teknik pelapisan dengan metode arc metal inert gasTeknik pelapisan dengan metode arc metal inert gas
Teknik pelapisan dengan metode arc metal inert gas
 
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdfPENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
 
Welding presentation
Welding presentationWelding presentation
Welding presentation
 
5. welding
5. welding5. welding
5. welding
 
5. welding
5. welding5. welding
5. welding
 
ppt proses manufaktur faris.pptx
ppt proses manufaktur faris.pptxppt proses manufaktur faris.pptx
ppt proses manufaktur faris.pptx
 
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptx
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptxModul-03 Pengelasan SMAW.pptx
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptx
 
Las smaw ok
Las smaw  okLas smaw  ok
Las smaw ok
 
Mesin Pengelasan Pada Proses Produksi
Mesin Pengelasan Pada Proses ProduksiMesin Pengelasan Pada Proses Produksi
Mesin Pengelasan Pada Proses Produksi
 
Sambungan Las( X TMP 3) SMK N 2 KEBUMEN 2014-2015
Sambungan Las( X TMP 3) SMK N 2 KEBUMEN 2014-2015Sambungan Las( X TMP 3) SMK N 2 KEBUMEN 2014-2015
Sambungan Las( X TMP 3) SMK N 2 KEBUMEN 2014-2015
 
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung KapalCacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
 
Dasar dasar proses pengelasan
Dasar dasar proses pengelasanDasar dasar proses pengelasan
Dasar dasar proses pengelasan
 
Mesin las
Mesin lasMesin las
Mesin las
 
Joint Process
Joint ProcessJoint Process
Joint Process
 
Pengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxPengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docx
 
las-listrik.pptx
las-listrik.pptxlas-listrik.pptx
las-listrik.pptx
 

TEKNIK PENGELASAN

  • 1.
  • 2.  Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan 2 buah logam atau lebih dengan pemanasan sampai logam induk mencair dan menyatu dalam keadaan dingin
  • 3.  Bahwa benda padat tersebut dapat mencair/lebur oleh panas.  Bahwa antara benda-benda padat yang disambung tersebut terdapat kesesuaian sifat lasnya sehingga tidak melemahkan atau menggagalkan sambungan tersebut.  Bahwa cara penyambungan sesuai dengan sifat benda padat dan tujuan penyambungan.
  • 4.  Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.
  • 5. Adapun sumber-sumber panas untuk pengelasan dihasilkan dari proses-proses di bawah ini. Suhu yang di hasilkan berkisar dari yang terendah hingga yang tertinggi, seperti :  Bahan bakar minyak, yang dapat menhasilkan panas beberapa ratus untuk pengelasan dengan titik lebur rendah.  Canpuran zat asam dengan gas pembakar seperi acetylene, propan, hydrogen. Panas yang dihasilkan dapat mencapai titik lebur baja sekitar 1.370 .  Busur nyala listrik, panas yang dihasilkan dari busur listrik ini sangat tinggi jauh diatas titik lebur baja.  Tahanan listrik dan induksi listrik, panas yang dihasilkan cukup tinggi sehingga dengan mudah dapat mencairkan baja.  Busur nyala listrik dengan gas pelindung, pada pengelasan ini biasanya peka terhadap proses oksidasi.  Sinar infrared dan reaksi kimia eksotermis.  Ledakan bahan mesiu (cad, explosion), yang dapat menghasilkan panas sangat tinggi.  Getaran ultrasonic, sinar laser dan pemboman dengan electron.
  • 6. Adapun beberapa factor persiapan yang harus dilakukan :  Factor manusia.  Factor prosedur dan cara kerja.  Factor bahan atau material, jenis, cara, peralatan dan bentuk serta ukuran-ukuran.  Factor peralatan.  Factor alam dan maksud tujuan.  Factor resiko dan hasil perhitungan atau pengukuran.
  • 7. Secara konvensional cara-cara pengelasa dapat dibagi menjdi dua golongan, yaitu :  klasifikasi berdasarkan kerja.  klasifikasi berdasarkan energi yang digunakan.
  • 10. Berdasarkan klasifikasi kerja pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.  Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar.  pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.  pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.
  • 11. A. Pengelasan cair  Las gas  Las listrik terak  Las listrik gas  Las listrik termis  Las listrik elektron  Las busur plasma B. Pengelasan tekan  Las resistensi listrik  Las titik  Las penampang  Las busur tekan  Las tekan  Las tumpul tekan  Las tekan gas  Las tempa  Las gesek  Las ledakan  Las induksi  Las ultrasonic
  • 12. C. Las busur  Elektroda terumpan D. Las busur gas  Las mig  Las busur CO2 E. Las busur gas dan fluks  Las busur CO2 dengan elektroda berisi fluks  Las busur fluks  Las elektroda berisi fluks  Las busur fluks  Las elektroda tertutup  Las busur dengan elektroda berisi fluks  Las busur terendam  Las busur tanpa pelindung  Elektroda tanpa terumpan  Las TIG atau las wolfram gas
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41.
  • 42.
  • 43.
  • 44.
  • 45.
  • 46.
  • 47.
  • 48. MACAM-MACAM CACAT LAS DAN MENANGGULANGINYA Cacat Las dibagi dua diantaranya : Cacat las yang dapat dilihat ( Visual ) Cacat las tidak dapat dilihat ( Cacat Dalam )
  • 49. •Cacat las yang dapat dilihat : •Under Cutting : Yaitu sisi sambungan termakan oleh busur api dan membentuk palit di kanan dan kiri rigi las •Hal ini di sebabkan oleh terlalu tingginya temperatur sewaktu mengelas karena pemakaian arus terlalu besar dan ayunan elektroda terlalu pendek.
  • 50. Weaving fault : Yaitu bentuk alur bergelombang sehingga ketebalannya tidak merata. Hal ini disebabkan karena cara pengelasan yang terlalu digoyang.
  • 51. Fault of elektroda change : Yaitu bentuk alur laur las yang menebal pada jarak tertentu yang diakibatkan oeh [pergantian elektroda yang gerakannya terlalu pelan
  • 52. Alur-alur las terlalu tinggi : Yaitu bentuk alur las yang sempit dan menonjol keatas yang disebabkan pemakaian arus terlalu rendah dan elektroda terlalu dekat dengan logam.
  • 53. Alur las terlalu lebar : Yaitu bentuk alur terlalu besar dan lebar yang disebabkan karena kecepatan mengelas terlalu lamban.
  • 54. Alur las tidak beraturan : bentuk alur las yang tidak beraturan yang disebabkan oleh tidak mahirnya seseorang dalam mengelas karena tidak mengetahui apa yang harus diperhatikan.
  • 55. • Alur las terlalu tipis : Yaitu bentuk alur las yang disebabkan akibat kecepatan mengelas terlalu tinggi.
  • 56. Dasar concave : Yaitu bentuk alur las bagian bawah benda alas terjadi pencekungan yang disebabkan karena arus terlalu besar.
  • 57. Dasar berlubang-lubang : Yaitu bentuk alur bagian las bagian bawah benda alas terjadi lubang-lubang yang disebabkan posisi elektroda terlalu dalam dan arus terlalu besar.
  • 58. Dasar berjanggut : Yaitu Yaitu bentuk alur bagian las bagian bawah benda alas terjadi lelehan yang berlebihan hal ini disebabkan karena pergerakan elektroda yang salah dan terlalu lambat
  • 59. Over laping : yaitu sisi rigi las kurang terpadu pada logam induk atau berada kerja seolah-olah menempel. Porosity : yaitu ada lubang-lubang udara pada permukaan rigi-rigi las. Hal ini disebabkan elektroda basah, kampuh kotor, terlalu lembab, gas yang berasal dari galvanisasi.
  • 60. Slag inclusion : adanya terak yang terperangkap sehingga tidak bias keluar dari rigi-rigi las. Hal ini disebabkan adanyab terak yang tidak dibersikan pada proses las berikutnya.
  • 61. Angular Deformation (Berubah Bentuk): Yaitu perubahan bentuk dari sambungan las (Benda kerja). Hal ini ini disebabkan tidak adanya alat bantu penjepit dan las pengunci
  • 62. Misalingment (high-low) : Yaitu sambungan las tidak rata sehingga akan mengurangi tebal las logam. Hal ini disebabkan karena tidak rata pengaturan benda las.
  • 63. Cracking: Yaitu retak pada permukaan rigi las maupun dalam rigi las.
  • 64. Kurang tembus : Rigi-rigi tidak menembus sesuai dengan yang diinginkan.
  • 65. Spatter : Terdapat butiran-butiran seperti pasir disekitar rigi-rigi las.
  • 66. Cacat las yang tidak dapat dilihat Jenis-jens kesalahan pengelasan yang tidak dapat dilihat dengan mata, hanya dapat dideteksi dengan menggunakan radiographi dan ultrasonic. Adapun jenis – jenis kesalahan tersebut : Undercut Slag lines Internal longitudinal crack Internal transverse crack Incomplete penetration Incomplete fusion Internal porosity Blow hole Root concaving Surface concaving Fault of junction Root high low Aligned porosity Ecessive penetration Interpass cold lap Heavy metal inclusion
  • 67. Adapun cara penanggulangan kesalahan pada proses pengelasan : Undercutting Berikan pendinginan benda kerja. Turunkan amper. Ayunan elektroda harus sesuai amper. Atur kedudukan elektroda. Overlapping Naikan arus las. Jarak elektroda dengan benda kerja. Sesuaikan kecepatan pengelasan. Porosity Simpan elektroda di tempat yang aman. Bersihkan benda kerja. Gunakan elektroda yang sesuai. Gunakan pengaman udara yang masuk. Slag Inclusion Pembersihan setiap lapisan terak setelah proses pengelasan. Angular Deformation Atur sudut lasan yang memadai sebelum pengelasan. Gunakan go jig. Lakukan stress releascing setelah pengelasan.
  • 68. Lakukan stress releascing setelah pengelasan. Misaligment Atur jarak benda yang akan disambung harus rata dan sejajar. Jarak las cantum agar disesuaikan dengan tebal plat yang akan dilas. Cracking Gunakan elektroda yang sesuai. Lakukan stress releacing setelah pengelasan. Lakukan pemenasan pendahuluan sebelum dilas. Rigi-rigi penembusan terlalu tinggi Atur kecepatan pengelasan. Lubang kunci jangan terlalu besar. Turunkan ampere atau ganti elektroda. Rigi-rigi tidak tembus Naikkan arus las (amper). Sesuaikan kecepatan pengelasan dengan cairan yang terbentuk pada waktu pengelasan. Usahakan selalu terbentuk lubang kunci sepangjang rigi-rigi lapisan pengelasan. Spatter Panjang busur listrik kira-kira sama dengan diameter elektroda. Turunkan amper Gunakan polaritas yang sesuai. Ganti elektroda
  • 69.
  • 70.  Pemisahan  Lubang-lubang halus  Proses deoksidasi
  • 71.  Pemisahan makro  Pemisahan gelombang  Pemisahan mikro
  • 72.
  • 73.
  • 74.
  • 75.  Pelepasan gas karena perbedaan batas kelarutan antara logam cair dan logam padat pada suhu pembekuan  Terbentuknya gas karena reaksi kimia dalam logam las  Karena penyusupan gas kedalam atmosfir busur
  • 76.
  • 77.  Ketangguhan dan penggetasan batas las  Mengetahui pengaruh komposisi kimia dan masukan panas terhadap penggetasan batas las  Cara-cara untuk menurunkan penggetasan batas las  Pengujian ketangguhan daerah las itu sendiri
  • 78.  Oksigen  Pengaruh struktur logam
  • 79.  Penggunaan baja yang peka terhadap penggetasan batas las  Pembatasan masukan panas  Menurunkan penggetasan melalui cara pengelasan
  • 80.  Pemanasan dan pendinginan  Perubahan susunan listrik  Daerah lasan ( HAZ)  Internal stres  Distorsi  Weldability  Mecanical effeck  Metal tansfer  Aliran panas  Dilusi
  • 81.  Proses dari awal pengelasan sampai sistem pendinginan yang dipergunakan, hal ini bertujuan untuk mengetahui diantaranya kekuatan hasil pengelasan cacat pada hasil lasan, serta perubahan sturuktur dari logam lasan.
  • 82.
  • 83. Daerah HAZ adalah bagian logam yang terkena panas disaat pengelasan yangg mengakibatkan terjadinya perubahan susunan kristal logam pada logam induk. Susunan kristal dipengaruhi oleh 1. Susunan elemen logam 2. Temperatur 3. Pengerjaan mekanis 4. Perlakuan panas atau heattreatment
  • 84. Internal strees dapat dibagi 3 macam 1. Expansi panas yaitu mengembang karena panas dan menyusut karena dingin 2. Expansi kisi yaitu atom-atom mengembang karena pemanasan 3. Expansi kristal yaitu penyebaran atom ke segala arah
  • 85. 1. Logam lasan yaitu logam yang mencair dan membeku selama waktu penegelasan 2. Daerah HAZ yaitu logam dasar yang selama penegelasan mengalami sikhus thermal pemanasan dan pendinginan cepat 3. Logam induk bagian logam dimana panas pengelasan tidak menyebabkan perubahan struktur dan sifat
  • 86. Distorsi yaitu karena proses pemanasan yang berkelanjutan pada logam dan dilakukan pendinginan yang leluasa
  • 87. Weldability yaitu kemampuan untuk membentuk gabungan atau penyambungan kuat akibat pembekuan dari kondisi yang mencair
  • 88. Mechanical effect yaitu pengaruh yang terjadi pada logam lasan setelah terjadi pengelasan dilihat secara mekanik. Efek yang terjadi diantaranya: 1. Kekerasan 2. Keuletan 3. Kerapuhan 4. Kelelahan
  • 89. Aliran panas untuk mengetahui berapa panas yang dibutuhkan dan pengaturan kecepatan pemanasan dan pendinginan
  • 90. Dilusi yaitu turut sertanya meleleh logam induk yang membentuk logam las
  • 91. 1. Pakaian kerja 2. Helm las/topeng las 3. Kaca las 4. Apron (pelindung dada) 5. Sarung tangan 6. Sepatu kulit kapasitas 2 ton
  • 92.  Mesin las listrik – Transformator arus bolak-balik (AC) Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik dengan tegangan yang lebih rendah pada lengkunglistrik.  Mesin las listrik – Rectifier arus searah (DC) Mesin ini mengubah arus listrik bolak-balik (AC)yang masuk, menjadi arus listrik searah (DC)keluar. Pada mesin AC, kabel masa dan kabel elektroda dapat dipertukarkan tanpa mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala.
  • 93. Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pada pangelasan bergantung kepada :  Jenis bahan dasar yang akan dilas  Jenis elektroda yang dipergunakan Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya. Pengkutuban langsung akan menghasilkan penembusan yang dangkal sedangkan Pada pengkutuban terbalik akan terjadi sebeliknya. Pada arus bolak-balik penembusan yang dihasilkan antara keduanya.
  • 94.
  • 95.  Besar arus pada pengelasan mempengaruhi hasil las. Bila arus terlalu rendah akan menyebabkan sukarnya penyalaan busur listrik dan busur listrik yangterjadi tidak stabil. Panasyang terjadi tidak cukupuntuk melelehkan elektrodadan bahan dasar sehinggahasilnya merupakan rigi-rigilas yang kecil dan tidak rata serta penembusan yang kurang dalam.  Sebaliknya bila arus terlalu besar maka elektroda akan mencair terlalucepat dan menghasilkan permukaan las yang lebih lebar dan penembusan yangdalam.Besar arus untuk pengelasan tergantung pada jenis kawat las yang dipakai, posisi pengelasan serta tebal bahan dasar.
  • 96.
  • 97.  Kecepatan pengelasan tergantung pada jenis elektroda, diameter intielektroda, bahan yang dilas, geometri sambungan, ketelitian sambungan dan lain-lainnya. Dalam hampir tidak ada hubungannya dengan tegangan las tetapiberbanding lurus dengan arus las. Karena itu pengelasan yang cepat memerlukanarus las yang tinggi.  Bila tegangan dan arus dibuat tetap, sedang kecepatan pengelasandinaikkan maka jumlah deposit per satuan panjang las jadi menurun. Tetapi disamping itu sampai pada suatu kecepatan tertentu, kenaikan kecepatan akanmemperbesar penembusan. Bila kecepatan pengelasan dinaikkan terus makamasukan panas per satuan panjang juga akan menjadi kecil, sehingga pendinginanakan berjalan terlalu cepat yang mungkin dapat memperkeras daerah HAZ
  • 98.  Bila panjang busur tepat (L = D), maka cairan elektroda akan mengalir dan mengendap dengan baik. Hasilnya :  rigi-rigi las yang halus dan baik.  tembusan las yang baik  perpaduan dengan bahan dasar baik  percikan teraknya halus.  Bila busur terlalu panjang (L > D), maka timbul bagian-bagian yang berbentuk bola dari cairan elektroda. Hasilnya :  rigi-rigi las kasar  tembusan las dangkal  percikanteraknya kasar dan keluar darijalur las.  Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa terjadi pembekuan ujung elektroda pada pengelasan (lihat gambar 158 c). hasilnya :  rigi las tidak merata  tembusan las tidak baik  percikan teraknya kasar dan berbentuk bola.
  • 99.  Pengelasan dengan menggunakan las busur listrik memerlukan kawat las (Elektroda) yang terdiri dari suatu inti terbuat dari suatu logam di lapisi oleh lapisan yang terbuat dari campuran zat kimia, selain berfungsi sebagai pembangkit, elektroda juga sebagai bahan tambah.