SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
PENGARUH TASAWWUF DALAM GERAKAN IKHWANUL
MUSLIMIN DI MESIR (1928-1948)
(JURNAL ARABIA, VOL. 11, NOMOR 22, OKTOBER2008-MARET 2009)
1. Latar Belakang
Ikhwanul Muslimin adalah sebuah gerakan Islam kontemporer yang cukup
berpengaruh saat ini. Gerakan yang didirikan oleh Hasan al-Banna (1908-1948) pada
tahun 1928 di Mesir ini banyak menarik perhatian para peneliti tentang Islam dan Timur
Tengah. Ini disebabkan karena pemikiran Islam yang dikembangkan oleh al-Banna
tentang Islam integral (din wa daulah) mampu mempengaruhi beberapa gerakan Islam
di belahan dunia Islam lainnya. Pengaruh pemikiran yang terwujud dalam gerakan
sosial dan politik ini termanifestasikan menjadi gerakan Islam yang beragam, mulai
gerakan yang moderat hingga yang radikal sekali pun. Bebarapa gerakan Islam dan
partai politik yang mengadopsi pemikiran Ikhwanul Muslimin ini antara lain Partai
AKP di Turki, Hammas di Palestina, Partai Keadilan Sejahtera di Indonesia, Angkatan
Belia Muslim di Malaysia dan beberapa gerakan sosial di Timur Tengah maupun di
Amerika Serikat dan Eropa.
Kemampuan Ikhwanul Muslimin untuk berkembang melampui batas-batas
negara (transnasional) disebabkan oleh pengaruh organisasi tradisional Tasawwuf yang
sejak awal memang cenderung tidak dibatasi oleh batasan regional. Organisasi
Tasawwuf memang dalam sejarahnya sering menjadi mediasi dalam menyatukan
kelompok yang tidak dibatasi oleh geografi, keluarga, maupun etnis.1
Tasawwuf yang terlembaga menjadi organisasi thariqah adalah bagian terpenting
sistem organisasi IM. Hanya saja banyak kalangan baik para peneliti maupun pengikut
gerakan ini yang tidak menyadari peran Tasawwuf membentuk orientasi gerakan. Akar
1
Ibid.
1
tradisionalisme Islam sebenarnya lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh
modernisme maupun puritanisme. Bahkan banyak pihak yang salah kaprah dengan
menyebutnya sebagai bagian dari gerakan Wahabi. Istilah-istilah yang dipakai oleh IM
adalah murni adopsi dari warisan Tasawwuf yang berakar dari Islam tradisionalis.
Sejauhmana pengaruh Tasawwuf dalam IM akan dibahas dalam artikel ini.
Artikel ini berusaha untuk menjelaskan aspek-aspek dalam IM yang terlupakan.
Sebagian besar penelitian dan penulisan tentang gerakan ini lebih banyak memfokuskan
pada aspek-aspek politik dan pengaruhnya dalam menciptakan radikalisasi. Akibatnya,
stigma tentang IM adalah lebih banyak memunculkan kesan fundamentalis dan radikal
daripada sikap moderat and kompromi. Peneliti seperti Christina Phelps Harris,
misalnya, menggambarkan kehidupan keagamaan al-Banna lebih banyak diisi oleh
pengaruh mazhab Hambali yang berorientasi fundamentalis.2
Biografi al-Banna
Apabila mempelajari biografi Hasan al-Banna akan nampak dengan jelas
bahwaa al-Banna mengembangkan ide-ide keislamannya berdasarkan pada konsep-
konsep Tasawwuf. Dalam beberapa tulisan-tulisannya, al-Banna lebih banyak
menggunakan istilah-istilah Tasawwuf dengan mengutip pemikiran klassik al-Ghazali
maupun Syafi’i. Buku yang ditulisnya sendiri dalam bentuk memoar sebagian besar
menceritakan perjalanan spiritualnya bersama tokoh-tokoh Tasawwuf yang terkenal di
Mesir. 3
Sejak kecil dia telah menjadi pengikut Tasawwuf al-Hasafiah karenanya istilah-
istilah dalam organisasi Ikhwanul Muslimin menggunakan nama-nama yang biasa
dipakai dalam khazanah Tasawwuf. Nama Ikhwanul Muslimin sendiri merupakan
mencirikan sebutan “ikhwan” yang biasa dipakai oleh kelompok Tasawwuf dalam
menyebut sesama anggota kelompok Tasawwuf. Keterlibatan al-Banna dalam kelompok
2
Christina Phelps Harris, Nationalism and Revolution in Egypt: the Role of the Muslim Brotherhood (The
Hague: Hoover Institution Publication, 1964), 143.
3
Lihat Hasan al-Banna, Memoar Hasan al-Banna, terj. Salahuddin Abu Sayyid and Hawin Mustadho
(Solo: Era Intermedia, 2000).
2
Tasawwuf selama lebih dari 20 tahun tentu berbekas pada organisasi yang dibentuknya
terutama dalam hal rekruitmen anggota dan hubungan antara pemimpin dan anggota
jamaahnya.4
Bahkan tidak ada bukti yang dapat ditemukan dalam tulisan-tulisannya
maupun pernyataan saksi sejarah bahwa al-Banna menyatakan tidak lagi mengikuti
ajaran Tasawwuf.5
Semua ini tercermin dalam tulisan-tulisan dan program-program
dakwahnya yang cenderung mencari titik temu diantara perbedaan-perbedaan yang ada
di kalangan umat. Dimensi Tasawwuf juga nampak dalam bentuk kecenderungan untuk
berperan sebagai mediator dan bersikap kompromistis dalam setiap menghadapi
persoalan maupun konflik.6
Secara umum Hasan al-Banna adalah seorang guru yang memiliki latar belakang
religius yang kuat dengan orientasi tradisionalis dan modernis.7
Dia bukanlah tipikal
pemikir seperti Jamal al-Din al-Afghani, Muhammad Abduh maupun figur-figur
reformis Islam lainnya. Dia adalah seorang tokoh agama yang kharismatik dengan
kemampuan untuk mengarahkan individual untuk bergabung dalam sebuah kelompok
jamaah yang taat. Al-Banna mampu menciptakan sebuah wadah gerakan yang efektif
dan mampu untuk mengaplikasikan ide-ide keagamaannya. Keunikannya sosok ini
dibanding dengan tokoh-tokoh Islam sezamannya di samping kemampuannya sebagai
orator dan pemimpin gerakan adalah bahwa al-Banna tidak pernah mengikuti
pendidikan formal agama secara khusus. Dia adalah lulusan Universitas Darul Ulum di
Kairo dengan spesialisasi di bidang pendidikan.
Al-Banna dalam aktifitas dakwahnya selalu berusaha untuk menyatukan orang-
orang yang berasal dari aliran yang berbeda dan menghindari perselisihan dalam urusan
agama.8
Pengalaman keagamaan dalam persaudaraan Tasawwuf yang diterimahnya
4
Richard Mitchell, The Society of Muslim Brothers (London: Oxford University Press, 1969), 3.
5
Ibrahim M. Abu-Rabi, Intellectual Origins of Islamic Resurgence in the Modern Arab World (Albany:
State University of New York Press, 1996), 68-69.
6
Michael Gilsenan, Saint and Tasawwuf in Modern Egypt: an Essay on the Sociology of Religion,
(Oxford: The Clarendon Press, 1973), 4.
7
John Obert Voll, Islam Continuity and Change in the Modern World (Essex: Westview Press, 1982),
175.
8
Ishak Musa Husaini, The Muslim Brethren (Westport: Hyperion Press, 1986), 25.
3
selama menjadi anggota tarekat Hasafiyyah Shadziliyyah telah mengalami internalisasi
dan tercermin dalam personalitasnya. Namun demikian, orientasi Tasawwufnya tidaklah
membuat al-Banna kemudian melupakan persoalan-persoalan dunia tetapi sebaliknya
justru membuatnya untuk melakukan aktifitas-aktifitas sosial dan politik untuk
melakukan perubahan.9
Pada awalnya Ikhwanul Muslimin adalah organisasi keagamaan dan
kemasyarakatan yang bertujuan untuk meningkatkan aspek religius and sosial
masyarakat Mesir. Di samping itu gerakan ini juga bertujuan untuk menandingi gerakan
misionaris Kristen di Mesir yang sedang marak.10
Setelah mengamati berbagai persoalan
sosial dan politik negaranya yang lebih banyak mendapatkan pengaruh peradaban Barat,
al-Banna merasakan bahwa rakyat Mesir telah mengalami degradasi moral dan agama.
Masyarakat dianggapnya semakin jauh dari ajaran-ajaran Islam dan membuatnya
merasa perlu untuk mengembalikan masyarakat Mesir itu pada naungan Islam.11
Perkembangan selanjutnya IM mulai mengembangkan perannya untuk terlibat
secara aktif dalam perjuangan membebaskan Mesir dan dunia Arab dari dominasi dan
penjajahan asing. Untuk mencapai tujuannya, al-Banna menggagas sebuah pemikiran
keislaman dan gerakan yang berdasarkan pada gerakan ishlahul ummah (perbaikan
umat). Dakwah al-Banna mendapatkan sambutan luas masyarakat Mesir dan
berhadapan dengan rezim pemerintah yang korupsi dan pro penjajah.
IM adalah perpaduan antara dimensi spiritual dan sosial yang mampu untuk
menggerakkan anggota-anggotanya selalu meningkatkan kualitas moral spiritual guna
menciptakan perubahan sosial.12
Al-Banna memandang tidak ada kontradiksi antara
tujuan spiritual tasawuf dengan aktifitas sosial.13
Metode dan model dakwah IM
menurutnya merupakan proses transformasi intelektual dan sosial dari perjalanan
9
Rabi, Intellectual Origins of Islamic Resurgence, 67.
10
Al-Banna, Memoar Hasan al-Banna, 199.
11
Mitchell, The Society of Muslim Brothers, 6.
12
Mitchell, The Society of Muslim Brothers, 6.
13
Rabi, Intellectual Origins of Islamic Resurgence, 67.
4
Tasawwuf dalam hidupnya.14
Teman spiritual al-Banna sendiri ketika ketika bergabung
tarekat Hasafiah, Ahmad Syukri, diangkatnya sebagai wakil IM di Cairo.15
Gaya akomodasi Hasan al-Banna juga nampak dari usahanya untuk
mendeskripsikan gerakan IM sebagai wadah dari berbagai macam orientasi dan
pemikiran. Baginya IM adalah gerakan yang bercirikan pada (1) dakwah Salafiyah
(dakwah salafiyyah) yang berlandaskan pada Qur’an and Sunnah; (2) tarekat suni
(t}ari>qah sunniyyah) yang mencontoh perjalanan spiritual Nabi Muhammad; (3)
hakekat Tasawwuf (h}aqi>qah s}ufiyyah) yang mementingkan kebaikan dan kesucian;
(4) organisasi politik (hay’ah siya>siyyah) yang menginginkan perubahan politik dari
dalam; (5) asosiasi olahraga (jam>a’ah riya>d}yyah) yang mengutamakan kesehatan
dan kekuatan fisik; (6) jaringan intelektual dan budaya (rabi>t}ah ‘ilmiyyah
thaqafiyyah) yang berusaha meningkatkan kualitas intelektual dan pengetahuan
anggotanya; (7) amal usaha (shirkah iqtis}a>diyyah) yang menganjurkan anggota untuk
melakukan aktifitas ekonomi; (8) organisasi sosial (jam>a’ah ijtima>’iyyah) yang
berusaha untuk mengembangkan kekuatan masyarakat.16
2. Revitalisasi Konsep Tasawwuf
Dengan pengalaman panjang sebagai penganut tarekat Hasafiyah, al-Banna
mampu untuk melakukan revitalisasi konsep tasawwuf sebagai fondaasi utama dalam
organisasi IM. IM kemudian berkembang menjadi sebuah gerakan sosial keagamaan
yang terus berkembang mulai dari wilayah-wilayah pedesaan sampai perkotaan di
Mesir. Struktur dan metode dalam IM adalah adopsi dari konsep tarekat yang telah
dimodifikasi. Meskipun, al-Banna tidak menyebut kelompok tarekat tertentu, tetapi
penggunaan dan praktik tasawwuf banyak dijumpai dalam struktur organisasinya. Al-
Banna menyebut pengikutnya dengan istilah al-ikhwa>n (brothers) dan memakai
julukan al-mursyid (pembina). Dia juga menggunakan istilah bay’ah (ikrar) dalam
14
Al-Banna, Memoar Hasan al-Banna, 42-43.
15
Ibid., 132
16
Al-Banna, Risalah Pergerakan 2, 227-229.
5
merekrut anggota baru dan mewajibkan kepada para anggota untuk membaca wirid-
wirid tertentu yand dikenal dengan waz}i>fah (prayers). Perasaan kebersamaan dan
persaudaraan di antara anggota-anggota IM juga menunjukkan pengaruh kuat dari
tasawwuf yang ditandai dengan penggunaan istilah persaudaraan (ukhuwah) dan
keluarga (usrah).17
Al-ikhwan (saudara) mengandung arti khusus yang menunjukkan tingkat
kebersamaan dan persaudaraan di antara sesama anggota sebuah tarekat. Dalam arti
yang lebih sempit istilah al-ikhwan merujuk pada identitas dan simbol keanggotaan
kelompok tarekat, seperti ikhwan Naqsyabandiyyah, Tijaniyyah, Qadiriyyah, dan
sebagainya. Ada semacam kewajiban saling menanggung sebagai anggota sebuah
tarekat bahwa seorang ikhwan itu biasa melakukan perjalanan jauh dan mendapatkan
penerimaan dan pelayanan baik di suatu dari dari ikhwan lainnya. Aturan dalam
ikhwan memberikan jaminan kepada saudara-saudara sesama anggota tarekat untuk
mendapatkan penginapan maupun makanan secara cuma-cuma.18
Sejak awal berdirinya IM tidak bermaksud untuk menjauhkan diri dari
kelompok mainstream Muslim di Mesir. Alih-alih menyebut kelompoknya sebagai
bagian dari persaudaraan tarekat tertentu, al-Banna lebih suka untuk menamai
organisasinya sebagai “saudara bagi kaum muslimin” (al-ikhwan al-muslimun).19
Dia
pun menghindari setiap perselisihan antar mazhab maupun perbedaan-perbedaan antar
tarekat yang berbedan karena dapat membatasi gerak organisasinya dalam masyarakat.
Dia berusaha untuk berdakwah kepada semua masyarakat secara umum tanpa melihat
latar belakang pemikiran dan oreintasi keagamaan mereka. Dakwahnya pun dilandasi
pada tiga fondasi utama; ilmu pengetahuan (al-ilmu), pendidikan (tarbiyah) dan jihad
17
The Tasawwuf model of brotherhood or family is the best way of disseminating Islamic teachings. The
organised Tasawwufs, under their charismatic leader, easily expanded their influence beyond national
borders. Some tarekat also served as clandestine organizations that aimed to challenge the authority of an
unjust ruler of the day. See Abu Bakar Acheh, Pengantar Sejarah Tasawwuf dan Tasauf (Kelantan:
Pustaka Amar Press, 1977), 313.
18
A member of the tarekat may stay in the zawiyah (contemplation room) or the house of al-ikhwan. See
Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia (Bandung: Mizan, 1992), 15.
19
Al-Banna, Memoar Hasan Al-Banna, 43.
6
(al-jihad). His organization had to address all levels of the broader society, based on
three fundamentals – knowledge (al-‘ilm), education (al-tarbiyyah) and striving (al-
jiha>d). Namun demikian al-Banna tetap memberikan ruang kepada anggota-
anggotanya yang menginginkan mempraktikkan persaudaraan khusus ala tarekat.20
Namun demikian, organisasi ini pun kemudian tidak bisa melepaskan diri dari
kecenderungan sikap-sikap yang eksklusif.
Untuk meningkatkan kualitas spiritual, IM menggunakan metode tarbiyah yang
dipakai dalam pembinaan moral dan kekuatan jiwa (tarbiyah ruhiyah). Langkah-
langkah yang digunakan untuk mencapai ketakwaan yang sempurna adalah melalui
usaha-usaha spiritual, seperti mu’ahadah (janji setia), muroqobah (pengawasan),
muhasabah (instrospeksi), mua’qobah (memberi hukuman) dan mujahadah
(optimalisasi ibadah).21
Usaha-usaha spiritual ini dilakukan untuk mendapatkan
kepekaan jiwa yang bermanfaat dalam mengendalikan nafsu karena nafsu tidak dapat
dikendalikan kecuali dengan takwa (rasa takut) kepada sang Pencipta. Akal dan hati
nurani tidak dapat ditaklukkan hanya dengan perdebatan intelektual maupun diskusi-
diskusi tetapi dengan menumbuhkan furqon dalam hati yang mampu menyingkap jalan
kehidupan. Semua ini tidak dapat dilukiskan dalam kata-kata tetapi hanya bisa dirasakan
hakekatnya.22
Tentu saja konsep-konsep seperti ini merupakan pokok-pokok bahasan
yang tidak asing dalam khazanah tasawwuf terutama yang dikembangkan oleh al-
Gazhali.
Pemimpin tertinggi IM dikenal dengan sebutan Mursyid Am (Pengarah dan
Pembina Umum). Sebutan ini merupakan penamaan yang biasa dipakai oleh kelompok
tarekat dalam menyebut sang guru pemberi arahan dan petunjuk. Pemakaian istilah
mursyid dalam IM dapat dipastikan bukan karena kebetulan tetapi lebih banyak
20
Ibid., 116.
21
Abdullah Nashih Ulwan, terj. Tarbiyah Ruhiyah: Petunjuk Praktis Mencapai Derajat Takwa (Jakarta:
Robbani Press, 2004), hal. 10-20.
22
Ibid. hal. 6
7
dipengaruhi obsesi al-Banna yang menginginkan hubungan pemimpin dan anggota IM
tidak sekedar bersifat struktur organisasi. Mursyid secara literal bermakna “orang yang
memberikan panduan sprititual kepada para muridnya.” Dalam literatur Tasawwuf,
mursyid atau disebut juga syaikh memiliki kemampuan khusus untuk membawa murid-
muridnya menjadi lebih dekat kepada Tuhan. Mursyid adalah orang yang memiliki
kemampuan memberikan inspirasi untuk membuka tabir-tabir misteri kehidupan karena
dia adalah sosok yang bersikap dengan hati.23
Hal yang paling utama dalam praktik
tasawwuf adalah bagaimana untuk dapat menemukan seorang pembimbing yang baik
yang menjadi tumpuan spiritual para anggotanya. Para anggota diharapkan dapat
memberikan loyalitas dan ketaataannya kepada Mursyid secara total.24
Pemilihan dan penekanan pada aspek-aspek tasawwuf seperti ini telah membuat
hubungan yang khusus antara pemimpin dan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin
dalam tradisi Tasawwuf memiliki kelebihan otoritas kepemimpinan personal dan ini
dapat dijumpai dalam gerakan IM. Ketaatan dan loyalitas anggota adalah hal yang
utama sehingga anggota IM dikenal memiliki militansi dan soliditas tinggi terutama
dalam hal ketaataan kepada pemimpin. Namun demikian, Al-Banna tidak menggunakan
semua otoritas pemimpin seorang mursyid itu untuk mendapatkan ketaatan tanpa
reserve tetapi dia berusaha untuk merubahnya pada ketaatan yand dilandasi oleh
pengetahuan. Al-Banna lebih menekankan pada kewajiban yang tidak dapat ditawar-
tawar dalam hal menjalankan ibadah berupa shalat, zikir dan akhlak.25
Meskipun al-
Banna mendasarkan kepemimpinannya pada otoritas kharismaik tetapi dia berusaha
untuk membatasinya dalam lingkup birokrasi dan hirarki organisasi modern.26
Al-Banna
juga memberikan koreksi bahwa tidak semua perintah mursyid itu harus dijalankan,
23
Gilsenan, Saint and Tasawwuf in Modern Egypt, 73.
24
Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia (Bandung: Mizan, 1992), 83.
25
Al-Banna, Memoar Hasan al-Banna, 80.
26
Brynjar Lia, The Society of the Muslim Brothers in Egypt: the Rise of an Islamic Mass Movement 1928-
1942 (Readings: Ithaca Press, 1998), 115.
8
terutama dalam hal yang berkaitan dengan persoalan duniawi. Al-Banna dalam Risalah
Pergerakan menyebutkan:
Pendapat pemimpin maupun wakilnya yang berkenaan dengan isu-isu yang tidak secara
tegas diatur oleh teks agama dan memiliki kemungkinan perbedaan interpretasi harus
didasarkan pada konsep maslahat ummat. Kemaslahatan umat harus dikedepankan
sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dalam syariah. Pendapat itu
mungkin saja berubah seiring dengan perubahan waktu dan tempat. Intinya, ibadah
membutuhkan penyerahan total tanpa harus menimbang arti tetapi untuk urusan dunia
harus diuji dulu arti dan tujuannya.27
Memang al-Banna untuk beberapa hal masih mempertahankan gaya
kepemimpinan ala mursyid tarekat dalam menjalankan organisasi IM. Dia adalah
pemimpin kharismatik dan tidak ada wakil-wakilnya yang mampu membatasi
keinginanannya. Sebagai Mursyid Am, al-Banna menampakkan keinginan kuat untuk
mendapatkan loyalitas total para anggotanya dan memegang otoritas kepemimpinan
secara kuat dan secara personal mampu mengarahkan program dan kebijakan
organisasi.28
Karakter personal yang kuat terutama dalam hal spiritualitas dan intelektual
semakin menumbuhkan ketaatan para anggota IM. Banyak orang mengagumi sifat dan
keistimewaannya walaupun bukan anggota IM:
Al-Banna dipercaya memiliki tiga kualitas utama kepemimpinan. Dia adalah sosok
yang memiliki daya tarik dan magnit bagi para pengikutnya. Dia seorang orator ulung
yang mampu mempengaruhi perasaan pendengar-pendengarnya. Kemampuan
berbahasa yang luar biasa. Dalam tradisi Arab orang yang memiliki kemampuan
berbahasa yang sempurna tentu mendapatkan penghormatan tinggi.29
However, it is because of his Tasawwuf style of leadership that many writers on
the Muslim Brothers have criticised his leadership: it was not democratic in nature. For
instance, Zakariyya Sulayman Bayumi contended that the autocratic style of Hasan al-
Banna and lack of democracy in the Muslim Brothers were serious defects in the
organization.30
Furthermore, a number of leftist Egyptian historians, such as Rif’at al-
27
Al-Banna, Risalah Pergerakan 2, 163.
28
Harris, Nationalism and Revolution in Egypt, 143.
29
Ibid., 152.
30
See Zakariyya Sulayman Bayumi, The Muslim Brothers and the Islamic Associations in the Egyptian
Political Life, 1928-1948 (Cairo: Maktabah al-Wahda, 1978) as quoted by Lia, The Society of the Muslim
Brothers in Egypt, 9.
9
Said31
and Tariq al-Bisri32
accused the movement of representing the opponents of the
democratic forces because of its alignment with the “autocratic” and “fascist” forces of
the palace.33
Another term borrowed from the t}ari>qah and applied by al-Banna is bay’ah,
the oath taken by the seeker of mystical wisdom to abide by the organization’s rules and
guidelines. Strictly speaking, none of the Tasawwuf orders accept new members of the
t}ari>qah without the swearing of this covenant. Only those to have taken the vow of
allegiance to the leader of the order are allowed to begin practising the rituals. Before
taking the oath, the candidate should make sincere repentance before God and renounce
his or her past sins.34
The new student places his hand in the hand of the murshid and the
murshid administers the covenant that he or she accepts the murshid as his or her
guide.35
It should be noted that each Tasawwuf order has its own particular details and
ways of proceeding in performing the ceremony of covenant taking.
The first members of the Muslim Brothers swore their allegiance to the murshid
al-Banna himself. They were six labourers working in the British Company of the Suez
Canal, and were seeking a guide able to improve their spiritual and social conditions.
Even though it has not been clearly described for posterity, the event of the covenant
taking by these ordinary people indicates the strong relations between leader and led.36
It explicitly shows the Tasawwuf code, when laymen surrendered themselves and all
their possessions - blood, soul and coin, to express their adherence to an honourable
spiritual Guide.37
Since that moment, al-Banna fulfilled his dream to become a respected
31
He wrote a book entitled Hasan al-Banna: Mata, Kaifa wa Li-mada? (Cairo: Maktabah Madbuli,
1977).
32
See his book al-Harakiyah al-Siyasiyah fi Misri 1945-1952 (Cairo: Dar al-Tawzi wa al-Nashr al-
Islamiyah, 1972).
33
Lia, The Society of the Muslim Brothers in Egypt, 7. The stance of the Muslim Brothers vis-a-vis the
palace indicates a certain Tasawwuf tradition more accommodating to rulers, and the way in which they
gave their support to combat secular and foreign forces in the country.
34
Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, 87.
35
Gilsenan, Saint and Tasawwuf in Modern Egypt, 95.
36
Mitchell, The Society of Moslem Brothers, 8.
37
Al-Banna formulated ten prerequisites of the covenant. These include understanding (al-fahm),
sincerity (al-ikhla>s}), action (al-‘amal), honest striving (al-jiha>d), sacrifice (al-tad}h>yyah),
obedience (al-t}a>’ah), perseverance (al-thabat)), authenticity (al-tajarrud), brotherhood (al-ukhuwwah)
10
Guide and teacher (murshid and mu’allim) and guided his followers accordingly.38
He
also successfully reformed the absolute dependence of students upon their teacher into
the concept of solidarity and brotherhood among the members, under the banner of the
Muslim Brothers, in which the murshid was included.
To realise commonality and the sharing of aims rather than a single-focussed
loyalty, al-Banna revised the concept and practice of attachment to the murshid
(rabit}ah murshid) to the attachment to fellow students (rabit}ah muri>din). When the
rabit}ah murshid is undertaken as a practice in certain other Tasawwuf orders, students
are instructed to visualise their master and sense his presence within their hearts. Al-
Banna’s newly devised rabit}ah however involved a process of communal visualisation
among fellow students.39
Thus the rabit}ah, understood as a special spiritual relation,
was not monopolised by the master but was shared by all members. In practising
rabit}ah, the Brothers were to visualise their fellow members’ faces and try to feel
spiritual contact with them (even those with whom they had no acquaintance). Then the
following prayer was recited
O Allah, indeed you know that our hearts have gathered for the sake of your love, met
for the purpose of obedience, united under your mission and promised to uphold your
path. O Allah! Strengthen our relations, endure our passion, and give us your light that
never reduces to a glimmer! Widen our hearts with full faith and the beauty of
submission and revive them with your knowledge. Show me the way of jihad. Surely,
you are the best Guide and Helper.40
3. Ikhwanul Muslimin: antara Tasawwuf dan Salafi
.
and trust (al-thiqah).
38
In his memoir, al-Banna includes a story which describes his goals after graduating from the University
of Darul Ulum. He dreamed he became a great teacher who took on a responsibility to educate people
through academic training and a great supervisor to extend spiritual guidance to people through the
Tasawwuf tradition. See Al-Banna, Memoar Hasan al-Banna, 96-100.
39
In the practice of the Naqsyabandiyah order, students are supposed to sense their teacher’s presence as
much as they can in order to strengthen their spiritual connection with him.
40
Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra: Doa & Dzikir Rasulullah SAW Pagi dan Petang (Jakarta:
Sholahuddin Press, 1996).
11
12

More Related Content

What's hot

Tugas Resume Kajian session 2 [Agama Islam]
Tugas Resume Kajian session 2 [Agama Islam]Tugas Resume Kajian session 2 [Agama Islam]
Tugas Resume Kajian session 2 [Agama Islam]Lydia Nurkumalawati
 
ASWAJA + NDP + PKT
ASWAJA + NDP + PKTASWAJA + NDP + PKT
ASWAJA + NDP + PKTPMII
 
RADIKALISME SEKTE WAHABI : MENGURAI SEJARAH DAN PEMIKIRAN WAHABIYAH -- SYAIKH...
RADIKALISME SEKTE WAHABI : MENGURAI SEJARAH DAN PEMIKIRAN WAHABIYAH -- SYAIKH...RADIKALISME SEKTE WAHABI : MENGURAI SEJARAH DAN PEMIKIRAN WAHABIYAH -- SYAIKH...
RADIKALISME SEKTE WAHABI : MENGURAI SEJARAH DAN PEMIKIRAN WAHABIYAH -- SYAIKH...primagraphology consulting
 
Rangkuman Modul Aswaja
Rangkuman Modul AswajaRangkuman Modul Aswaja
Rangkuman Modul Aswajaikmalabas
 
Ahlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA): Pengertian dan Pokok Ajarannya
Ahlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA): Pengertian dan Pokok AjarannyaAhlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA): Pengertian dan Pokok Ajarannya
Ahlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA): Pengertian dan Pokok AjarannyaA Faiz
 
Bahaya Radikalisme Agama
Bahaya Radikalisme AgamaBahaya Radikalisme Agama
Bahaya Radikalisme Agamaaswajanu
 
Aqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNA
Aqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNAAqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNA
Aqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNAMulia Fathan
 
Buku Panduan Sekolah Aswaja
Buku Panduan Sekolah AswajaBuku Panduan Sekolah Aswaja
Buku Panduan Sekolah AswajaPMII
 
Radikalisme dan masa depan bangsa
Radikalisme dan masa depan bangsaRadikalisme dan masa depan bangsa
Radikalisme dan masa depan bangsaHeruska D'spallans
 
ahli sunnah wal jama'ah menurut syari'ah
ahli sunnah wal jama'ah menurut syari'ahahli sunnah wal jama'ah menurut syari'ah
ahli sunnah wal jama'ah menurut syari'ahluthfil hakim
 

What's hot (19)

Tugas Resume Kajian session 2 [Agama Islam]
Tugas Resume Kajian session 2 [Agama Islam]Tugas Resume Kajian session 2 [Agama Islam]
Tugas Resume Kajian session 2 [Agama Islam]
 
Aswaja sbg manhajul fikr
Aswaja sbg manhajul fikrAswaja sbg manhajul fikr
Aswaja sbg manhajul fikr
 
Ismail badri
Ismail badriIsmail badri
Ismail badri
 
17 jamaah dakwah dalam islam
17 jamaah dakwah dalam islam17 jamaah dakwah dalam islam
17 jamaah dakwah dalam islam
 
Pkn radikalisme
Pkn radikalismePkn radikalisme
Pkn radikalisme
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Aswaja
AswajaAswaja
Aswaja
 
ASWAJA + NDP + PKT
ASWAJA + NDP + PKTASWAJA + NDP + PKT
ASWAJA + NDP + PKT
 
1.aswj perdebatan makna dan eksistensi
1.aswj perdebatan makna dan eksistensi1.aswj perdebatan makna dan eksistensi
1.aswj perdebatan makna dan eksistensi
 
RADIKALISME SEKTE WAHABI : MENGURAI SEJARAH DAN PEMIKIRAN WAHABIYAH -- SYAIKH...
RADIKALISME SEKTE WAHABI : MENGURAI SEJARAH DAN PEMIKIRAN WAHABIYAH -- SYAIKH...RADIKALISME SEKTE WAHABI : MENGURAI SEJARAH DAN PEMIKIRAN WAHABIYAH -- SYAIKH...
RADIKALISME SEKTE WAHABI : MENGURAI SEJARAH DAN PEMIKIRAN WAHABIYAH -- SYAIKH...
 
Rangkuman Modul Aswaja
Rangkuman Modul AswajaRangkuman Modul Aswaja
Rangkuman Modul Aswaja
 
Ahlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA): Pengertian dan Pokok Ajarannya
Ahlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA): Pengertian dan Pokok AjarannyaAhlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA): Pengertian dan Pokok Ajarannya
Ahlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA): Pengertian dan Pokok Ajarannya
 
Bahaya Radikalisme Agama
Bahaya Radikalisme AgamaBahaya Radikalisme Agama
Bahaya Radikalisme Agama
 
Aqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNA
Aqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNAAqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNA
Aqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNA
 
Ta'rif Hizbut Tahrir
Ta'rif Hizbut TahrirTa'rif Hizbut Tahrir
Ta'rif Hizbut Tahrir
 
Nahdlatul ulama
Nahdlatul ulamaNahdlatul ulama
Nahdlatul ulama
 
Buku Panduan Sekolah Aswaja
Buku Panduan Sekolah AswajaBuku Panduan Sekolah Aswaja
Buku Panduan Sekolah Aswaja
 
Radikalisme dan masa depan bangsa
Radikalisme dan masa depan bangsaRadikalisme dan masa depan bangsa
Radikalisme dan masa depan bangsa
 
ahli sunnah wal jama'ah menurut syari'ah
ahli sunnah wal jama'ah menurut syari'ahahli sunnah wal jama'ah menurut syari'ah
ahli sunnah wal jama'ah menurut syari'ah
 

Viewers also liked

AAA towing Roadside Assistance
AAA towing Roadside AssistanceAAA towing Roadside Assistance
AAA towing Roadside AssistanceNavot Volk
 
Boletín mulcs regional ba n°1
Boletín mulcs regional ba  n°1Boletín mulcs regional ba  n°1
Boletín mulcs regional ba n°117101810
 
Glyn moody: ethics of intellectual monopolies - fscons 2010
Glyn moody: ethics of intellectual monopolies - fscons 2010Glyn moody: ethics of intellectual monopolies - fscons 2010
Glyn moody: ethics of intellectual monopolies - fscons 2010glynmoody
 
Glyn Moody - half a revolution
Glyn Moody  - half a revolutionGlyn Moody  - half a revolution
Glyn Moody - half a revolutionglynmoody
 
Boletín mulcs bs as 5
Boletín mulcs bs as  5Boletín mulcs bs as  5
Boletín mulcs bs as 517101810
 
Boletín mulcs regional ba n°1
Boletín mulcs regional ba  n°1Boletín mulcs regional ba  n°1
Boletín mulcs regional ba n°117101810
 
Glyn Moody - net freedom or copyright
Glyn Moody - net freedom or copyrightGlyn Moody - net freedom or copyright
Glyn Moody - net freedom or copyrightglynmoody
 
Boletín mulcs bs as 4
Boletín mulcs bs as  4Boletín mulcs bs as  4
Boletín mulcs bs as 417101810
 
Boletín mulcs regional ba n°2
Boletín mulcs regional ba  n°2Boletín mulcs regional ba  n°2
Boletín mulcs regional ba n°217101810
 
5 b articles presentation
5 b   articles presentation5 b   articles presentation
5 b articles presentationbalendaeoi
 
Inguides presentation kit
Inguides presentation  kitInguides presentation  kit
Inguides presentation kitinguides
 
Boletín mulcs regional ba n°3
Boletín mulcs regional ba  n°3Boletín mulcs regional ba  n°3
Boletín mulcs regional ba n°317101810
 
Glyn Moody - The culture of freedom: free software, free speech
Glyn Moody - The culture of freedom: free software, free speechGlyn Moody - The culture of freedom: free software, free speech
Glyn Moody - The culture of freedom: free software, free speechglynmoody
 
glyn moody from desperation to inspiration
glyn moody from desperation to inspirationglyn moody from desperation to inspiration
glyn moody from desperation to inspirationglynmoody
 

Viewers also liked (18)

AAA towing Roadside Assistance
AAA towing Roadside AssistanceAAA towing Roadside Assistance
AAA towing Roadside Assistance
 
Проект My PETS
Проект My PETSПроект My PETS
Проект My PETS
 
Boletín mulcs regional ba n°1
Boletín mulcs regional ba  n°1Boletín mulcs regional ba  n°1
Boletín mulcs regional ba n°1
 
Glyn moody: ethics of intellectual monopolies - fscons 2010
Glyn moody: ethics of intellectual monopolies - fscons 2010Glyn moody: ethics of intellectual monopolies - fscons 2010
Glyn moody: ethics of intellectual monopolies - fscons 2010
 
Glyn Moody - half a revolution
Glyn Moody  - half a revolutionGlyn Moody  - half a revolution
Glyn Moody - half a revolution
 
Boletín mulcs bs as 5
Boletín mulcs bs as  5Boletín mulcs bs as  5
Boletín mulcs bs as 5
 
Handshake
HandshakeHandshake
Handshake
 
Boletín mulcs regional ba n°1
Boletín mulcs regional ba  n°1Boletín mulcs regional ba  n°1
Boletín mulcs regional ba n°1
 
Glyn Moody - net freedom or copyright
Glyn Moody - net freedom or copyrightGlyn Moody - net freedom or copyright
Glyn Moody - net freedom or copyright
 
Boletín mulcs bs as 4
Boletín mulcs bs as  4Boletín mulcs bs as  4
Boletín mulcs bs as 4
 
Boletín mulcs regional ba n°2
Boletín mulcs regional ba  n°2Boletín mulcs regional ba  n°2
Boletín mulcs regional ba n°2
 
5 b articles presentation
5 b   articles presentation5 b   articles presentation
5 b articles presentation
 
Inguides presentation kit
Inguides presentation  kitInguides presentation  kit
Inguides presentation kit
 
Boletín mulcs regional ba n°3
Boletín mulcs regional ba  n°3Boletín mulcs regional ba  n°3
Boletín mulcs regional ba n°3
 
Glyn Moody - The culture of freedom: free software, free speech
Glyn Moody - The culture of freedom: free software, free speechGlyn Moody - The culture of freedom: free software, free speech
Glyn Moody - The culture of freedom: free software, free speech
 
glyn moody from desperation to inspiration
glyn moody from desperation to inspirationglyn moody from desperation to inspiration
glyn moody from desperation to inspiration
 
MY FAVOURITE ANIMAL
MY FAVOURITE ANIMALMY FAVOURITE ANIMAL
MY FAVOURITE ANIMAL
 
Barcoo Pitch Deck
Barcoo Pitch DeckBarcoo Pitch Deck
Barcoo Pitch Deck
 

Similar to Tasawuf IM

Ideologi al yasar al islami
Ideologi al yasar al islamiIdeologi al yasar al islami
Ideologi al yasar al islamiyuandakusuma
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1bahruel
 
Fundamentallll
FundamentallllFundamentallll
FundamentallllFaw Zie
 
kiri islam hasan hanafi.docx
kiri islam hasan hanafi.docxkiri islam hasan hanafi.docx
kiri islam hasan hanafi.docxLamyaHayatina
 
ANALISA BAHAN AJAR KB-1 SKI.docx
ANALISA BAHAN AJAR KB-1 SKI.docxANALISA BAHAN AJAR KB-1 SKI.docx
ANALISA BAHAN AJAR KB-1 SKI.docxEtiRohaeti17
 
Idealisme Sosial Kemasyarakatan dalam Kitab Hidayatus Shalikin karangan Syaik...
Idealisme Sosial Kemasyarakatan dalam Kitab Hidayatus Shalikin karangan Syaik...Idealisme Sosial Kemasyarakatan dalam Kitab Hidayatus Shalikin karangan Syaik...
Idealisme Sosial Kemasyarakatan dalam Kitab Hidayatus Shalikin karangan Syaik...Arafah Pramasto, S.Pd.
 
Corak penafsiran al qur
Corak penafsiran al qurCorak penafsiran al qur
Corak penafsiran al qurAna Laku
 
Fikih kel 9
Fikih kel 9Fikih kel 9
Fikih kel 9Ltfltf
 
Perjuangan Hasan al bana
Perjuangan Hasan al banaPerjuangan Hasan al bana
Perjuangan Hasan al banaMuzani Ghifari
 
Aswajasbgmanhajulfikr 131106015409-phpapp01
Aswajasbgmanhajulfikr 131106015409-phpapp01Aswajasbgmanhajulfikr 131106015409-phpapp01
Aswajasbgmanhajulfikr 131106015409-phpapp01Rahman Ghifari
 
Nahdlatul ‘ulama’
Nahdlatul ‘ulama’Nahdlatul ‘ulama’
Nahdlatul ‘ulama’Nurul Ihwan
 
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdfMAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdfDMI
 
Seputar gerakan islam
Seputar gerakan islamSeputar gerakan islam
Seputar gerakan islamRizky Faisal
 

Similar to Tasawuf IM (20)

banannanana
banannananabanannanana
banannanana
 
Nu persis
Nu   persisNu   persis
Nu persis
 
Ideologi al yasar al islami
Ideologi al yasar al islamiIdeologi al yasar al islami
Ideologi al yasar al islami
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Fundamentallll
FundamentallllFundamentallll
Fundamentallll
 
kiri islam hasan hanafi.docx
kiri islam hasan hanafi.docxkiri islam hasan hanafi.docx
kiri islam hasan hanafi.docx
 
ANALISA BAHAN AJAR KB-1 SKI.docx
ANALISA BAHAN AJAR KB-1 SKI.docxANALISA BAHAN AJAR KB-1 SKI.docx
ANALISA BAHAN AJAR KB-1 SKI.docx
 
Kh21345
Kh21345Kh21345
Kh21345
 
Idealisme Sosial Kemasyarakatan dalam Kitab Hidayatus Shalikin karangan Syaik...
Idealisme Sosial Kemasyarakatan dalam Kitab Hidayatus Shalikin karangan Syaik...Idealisme Sosial Kemasyarakatan dalam Kitab Hidayatus Shalikin karangan Syaik...
Idealisme Sosial Kemasyarakatan dalam Kitab Hidayatus Shalikin karangan Syaik...
 
Corak penafsiran al qur
Corak penafsiran al qurCorak penafsiran al qur
Corak penafsiran al qur
 
Fikih kel 9
Fikih kel 9Fikih kel 9
Fikih kel 9
 
Jil&syi'ah
Jil&syi'ahJil&syi'ah
Jil&syi'ah
 
Perjuangan Hasan al bana
Perjuangan Hasan al banaPerjuangan Hasan al bana
Perjuangan Hasan al bana
 
Aswajasbgmanhajulfikr 131106015409-phpapp01
Aswajasbgmanhajulfikr 131106015409-phpapp01Aswajasbgmanhajulfikr 131106015409-phpapp01
Aswajasbgmanhajulfikr 131106015409-phpapp01
 
Nahdlatul ‘ulama’
Nahdlatul ‘ulama’Nahdlatul ‘ulama’
Nahdlatul ‘ulama’
 
Pan-Islamisme
Pan-IslamismePan-Islamisme
Pan-Islamisme
 
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdfMAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
 
Kel 9
Kel 9Kel 9
Kel 9
 
Sejarah NU
Sejarah NUSejarah NU
Sejarah NU
 
Seputar gerakan islam
Seputar gerakan islamSeputar gerakan islam
Seputar gerakan islam
 

Recently uploaded

Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Ustadz Habib
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.MeidarLamskingBoangm
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024milliantefraim
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)ErnestBeardly1
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.KennayaWjaya
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Adam Hiola
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
 

Recently uploaded (13)

Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 

Tasawuf IM

  • 1. PENGARUH TASAWWUF DALAM GERAKAN IKHWANUL MUSLIMIN DI MESIR (1928-1948) (JURNAL ARABIA, VOL. 11, NOMOR 22, OKTOBER2008-MARET 2009) 1. Latar Belakang Ikhwanul Muslimin adalah sebuah gerakan Islam kontemporer yang cukup berpengaruh saat ini. Gerakan yang didirikan oleh Hasan al-Banna (1908-1948) pada tahun 1928 di Mesir ini banyak menarik perhatian para peneliti tentang Islam dan Timur Tengah. Ini disebabkan karena pemikiran Islam yang dikembangkan oleh al-Banna tentang Islam integral (din wa daulah) mampu mempengaruhi beberapa gerakan Islam di belahan dunia Islam lainnya. Pengaruh pemikiran yang terwujud dalam gerakan sosial dan politik ini termanifestasikan menjadi gerakan Islam yang beragam, mulai gerakan yang moderat hingga yang radikal sekali pun. Bebarapa gerakan Islam dan partai politik yang mengadopsi pemikiran Ikhwanul Muslimin ini antara lain Partai AKP di Turki, Hammas di Palestina, Partai Keadilan Sejahtera di Indonesia, Angkatan Belia Muslim di Malaysia dan beberapa gerakan sosial di Timur Tengah maupun di Amerika Serikat dan Eropa. Kemampuan Ikhwanul Muslimin untuk berkembang melampui batas-batas negara (transnasional) disebabkan oleh pengaruh organisasi tradisional Tasawwuf yang sejak awal memang cenderung tidak dibatasi oleh batasan regional. Organisasi Tasawwuf memang dalam sejarahnya sering menjadi mediasi dalam menyatukan kelompok yang tidak dibatasi oleh geografi, keluarga, maupun etnis.1 Tasawwuf yang terlembaga menjadi organisasi thariqah adalah bagian terpenting sistem organisasi IM. Hanya saja banyak kalangan baik para peneliti maupun pengikut gerakan ini yang tidak menyadari peran Tasawwuf membentuk orientasi gerakan. Akar 1 Ibid. 1
  • 2. tradisionalisme Islam sebenarnya lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh modernisme maupun puritanisme. Bahkan banyak pihak yang salah kaprah dengan menyebutnya sebagai bagian dari gerakan Wahabi. Istilah-istilah yang dipakai oleh IM adalah murni adopsi dari warisan Tasawwuf yang berakar dari Islam tradisionalis. Sejauhmana pengaruh Tasawwuf dalam IM akan dibahas dalam artikel ini. Artikel ini berusaha untuk menjelaskan aspek-aspek dalam IM yang terlupakan. Sebagian besar penelitian dan penulisan tentang gerakan ini lebih banyak memfokuskan pada aspek-aspek politik dan pengaruhnya dalam menciptakan radikalisasi. Akibatnya, stigma tentang IM adalah lebih banyak memunculkan kesan fundamentalis dan radikal daripada sikap moderat and kompromi. Peneliti seperti Christina Phelps Harris, misalnya, menggambarkan kehidupan keagamaan al-Banna lebih banyak diisi oleh pengaruh mazhab Hambali yang berorientasi fundamentalis.2 Biografi al-Banna Apabila mempelajari biografi Hasan al-Banna akan nampak dengan jelas bahwaa al-Banna mengembangkan ide-ide keislamannya berdasarkan pada konsep- konsep Tasawwuf. Dalam beberapa tulisan-tulisannya, al-Banna lebih banyak menggunakan istilah-istilah Tasawwuf dengan mengutip pemikiran klassik al-Ghazali maupun Syafi’i. Buku yang ditulisnya sendiri dalam bentuk memoar sebagian besar menceritakan perjalanan spiritualnya bersama tokoh-tokoh Tasawwuf yang terkenal di Mesir. 3 Sejak kecil dia telah menjadi pengikut Tasawwuf al-Hasafiah karenanya istilah- istilah dalam organisasi Ikhwanul Muslimin menggunakan nama-nama yang biasa dipakai dalam khazanah Tasawwuf. Nama Ikhwanul Muslimin sendiri merupakan mencirikan sebutan “ikhwan” yang biasa dipakai oleh kelompok Tasawwuf dalam menyebut sesama anggota kelompok Tasawwuf. Keterlibatan al-Banna dalam kelompok 2 Christina Phelps Harris, Nationalism and Revolution in Egypt: the Role of the Muslim Brotherhood (The Hague: Hoover Institution Publication, 1964), 143. 3 Lihat Hasan al-Banna, Memoar Hasan al-Banna, terj. Salahuddin Abu Sayyid and Hawin Mustadho (Solo: Era Intermedia, 2000). 2
  • 3. Tasawwuf selama lebih dari 20 tahun tentu berbekas pada organisasi yang dibentuknya terutama dalam hal rekruitmen anggota dan hubungan antara pemimpin dan anggota jamaahnya.4 Bahkan tidak ada bukti yang dapat ditemukan dalam tulisan-tulisannya maupun pernyataan saksi sejarah bahwa al-Banna menyatakan tidak lagi mengikuti ajaran Tasawwuf.5 Semua ini tercermin dalam tulisan-tulisan dan program-program dakwahnya yang cenderung mencari titik temu diantara perbedaan-perbedaan yang ada di kalangan umat. Dimensi Tasawwuf juga nampak dalam bentuk kecenderungan untuk berperan sebagai mediator dan bersikap kompromistis dalam setiap menghadapi persoalan maupun konflik.6 Secara umum Hasan al-Banna adalah seorang guru yang memiliki latar belakang religius yang kuat dengan orientasi tradisionalis dan modernis.7 Dia bukanlah tipikal pemikir seperti Jamal al-Din al-Afghani, Muhammad Abduh maupun figur-figur reformis Islam lainnya. Dia adalah seorang tokoh agama yang kharismatik dengan kemampuan untuk mengarahkan individual untuk bergabung dalam sebuah kelompok jamaah yang taat. Al-Banna mampu menciptakan sebuah wadah gerakan yang efektif dan mampu untuk mengaplikasikan ide-ide keagamaannya. Keunikannya sosok ini dibanding dengan tokoh-tokoh Islam sezamannya di samping kemampuannya sebagai orator dan pemimpin gerakan adalah bahwa al-Banna tidak pernah mengikuti pendidikan formal agama secara khusus. Dia adalah lulusan Universitas Darul Ulum di Kairo dengan spesialisasi di bidang pendidikan. Al-Banna dalam aktifitas dakwahnya selalu berusaha untuk menyatukan orang- orang yang berasal dari aliran yang berbeda dan menghindari perselisihan dalam urusan agama.8 Pengalaman keagamaan dalam persaudaraan Tasawwuf yang diterimahnya 4 Richard Mitchell, The Society of Muslim Brothers (London: Oxford University Press, 1969), 3. 5 Ibrahim M. Abu-Rabi, Intellectual Origins of Islamic Resurgence in the Modern Arab World (Albany: State University of New York Press, 1996), 68-69. 6 Michael Gilsenan, Saint and Tasawwuf in Modern Egypt: an Essay on the Sociology of Religion, (Oxford: The Clarendon Press, 1973), 4. 7 John Obert Voll, Islam Continuity and Change in the Modern World (Essex: Westview Press, 1982), 175. 8 Ishak Musa Husaini, The Muslim Brethren (Westport: Hyperion Press, 1986), 25. 3
  • 4. selama menjadi anggota tarekat Hasafiyyah Shadziliyyah telah mengalami internalisasi dan tercermin dalam personalitasnya. Namun demikian, orientasi Tasawwufnya tidaklah membuat al-Banna kemudian melupakan persoalan-persoalan dunia tetapi sebaliknya justru membuatnya untuk melakukan aktifitas-aktifitas sosial dan politik untuk melakukan perubahan.9 Pada awalnya Ikhwanul Muslimin adalah organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yang bertujuan untuk meningkatkan aspek religius and sosial masyarakat Mesir. Di samping itu gerakan ini juga bertujuan untuk menandingi gerakan misionaris Kristen di Mesir yang sedang marak.10 Setelah mengamati berbagai persoalan sosial dan politik negaranya yang lebih banyak mendapatkan pengaruh peradaban Barat, al-Banna merasakan bahwa rakyat Mesir telah mengalami degradasi moral dan agama. Masyarakat dianggapnya semakin jauh dari ajaran-ajaran Islam dan membuatnya merasa perlu untuk mengembalikan masyarakat Mesir itu pada naungan Islam.11 Perkembangan selanjutnya IM mulai mengembangkan perannya untuk terlibat secara aktif dalam perjuangan membebaskan Mesir dan dunia Arab dari dominasi dan penjajahan asing. Untuk mencapai tujuannya, al-Banna menggagas sebuah pemikiran keislaman dan gerakan yang berdasarkan pada gerakan ishlahul ummah (perbaikan umat). Dakwah al-Banna mendapatkan sambutan luas masyarakat Mesir dan berhadapan dengan rezim pemerintah yang korupsi dan pro penjajah. IM adalah perpaduan antara dimensi spiritual dan sosial yang mampu untuk menggerakkan anggota-anggotanya selalu meningkatkan kualitas moral spiritual guna menciptakan perubahan sosial.12 Al-Banna memandang tidak ada kontradiksi antara tujuan spiritual tasawuf dengan aktifitas sosial.13 Metode dan model dakwah IM menurutnya merupakan proses transformasi intelektual dan sosial dari perjalanan 9 Rabi, Intellectual Origins of Islamic Resurgence, 67. 10 Al-Banna, Memoar Hasan al-Banna, 199. 11 Mitchell, The Society of Muslim Brothers, 6. 12 Mitchell, The Society of Muslim Brothers, 6. 13 Rabi, Intellectual Origins of Islamic Resurgence, 67. 4
  • 5. Tasawwuf dalam hidupnya.14 Teman spiritual al-Banna sendiri ketika ketika bergabung tarekat Hasafiah, Ahmad Syukri, diangkatnya sebagai wakil IM di Cairo.15 Gaya akomodasi Hasan al-Banna juga nampak dari usahanya untuk mendeskripsikan gerakan IM sebagai wadah dari berbagai macam orientasi dan pemikiran. Baginya IM adalah gerakan yang bercirikan pada (1) dakwah Salafiyah (dakwah salafiyyah) yang berlandaskan pada Qur’an and Sunnah; (2) tarekat suni (t}ari>qah sunniyyah) yang mencontoh perjalanan spiritual Nabi Muhammad; (3) hakekat Tasawwuf (h}aqi>qah s}ufiyyah) yang mementingkan kebaikan dan kesucian; (4) organisasi politik (hay’ah siya>siyyah) yang menginginkan perubahan politik dari dalam; (5) asosiasi olahraga (jam>a’ah riya>d}yyah) yang mengutamakan kesehatan dan kekuatan fisik; (6) jaringan intelektual dan budaya (rabi>t}ah ‘ilmiyyah thaqafiyyah) yang berusaha meningkatkan kualitas intelektual dan pengetahuan anggotanya; (7) amal usaha (shirkah iqtis}a>diyyah) yang menganjurkan anggota untuk melakukan aktifitas ekonomi; (8) organisasi sosial (jam>a’ah ijtima>’iyyah) yang berusaha untuk mengembangkan kekuatan masyarakat.16 2. Revitalisasi Konsep Tasawwuf Dengan pengalaman panjang sebagai penganut tarekat Hasafiyah, al-Banna mampu untuk melakukan revitalisasi konsep tasawwuf sebagai fondaasi utama dalam organisasi IM. IM kemudian berkembang menjadi sebuah gerakan sosial keagamaan yang terus berkembang mulai dari wilayah-wilayah pedesaan sampai perkotaan di Mesir. Struktur dan metode dalam IM adalah adopsi dari konsep tarekat yang telah dimodifikasi. Meskipun, al-Banna tidak menyebut kelompok tarekat tertentu, tetapi penggunaan dan praktik tasawwuf banyak dijumpai dalam struktur organisasinya. Al- Banna menyebut pengikutnya dengan istilah al-ikhwa>n (brothers) dan memakai julukan al-mursyid (pembina). Dia juga menggunakan istilah bay’ah (ikrar) dalam 14 Al-Banna, Memoar Hasan al-Banna, 42-43. 15 Ibid., 132 16 Al-Banna, Risalah Pergerakan 2, 227-229. 5
  • 6. merekrut anggota baru dan mewajibkan kepada para anggota untuk membaca wirid- wirid tertentu yand dikenal dengan waz}i>fah (prayers). Perasaan kebersamaan dan persaudaraan di antara anggota-anggota IM juga menunjukkan pengaruh kuat dari tasawwuf yang ditandai dengan penggunaan istilah persaudaraan (ukhuwah) dan keluarga (usrah).17 Al-ikhwan (saudara) mengandung arti khusus yang menunjukkan tingkat kebersamaan dan persaudaraan di antara sesama anggota sebuah tarekat. Dalam arti yang lebih sempit istilah al-ikhwan merujuk pada identitas dan simbol keanggotaan kelompok tarekat, seperti ikhwan Naqsyabandiyyah, Tijaniyyah, Qadiriyyah, dan sebagainya. Ada semacam kewajiban saling menanggung sebagai anggota sebuah tarekat bahwa seorang ikhwan itu biasa melakukan perjalanan jauh dan mendapatkan penerimaan dan pelayanan baik di suatu dari dari ikhwan lainnya. Aturan dalam ikhwan memberikan jaminan kepada saudara-saudara sesama anggota tarekat untuk mendapatkan penginapan maupun makanan secara cuma-cuma.18 Sejak awal berdirinya IM tidak bermaksud untuk menjauhkan diri dari kelompok mainstream Muslim di Mesir. Alih-alih menyebut kelompoknya sebagai bagian dari persaudaraan tarekat tertentu, al-Banna lebih suka untuk menamai organisasinya sebagai “saudara bagi kaum muslimin” (al-ikhwan al-muslimun).19 Dia pun menghindari setiap perselisihan antar mazhab maupun perbedaan-perbedaan antar tarekat yang berbedan karena dapat membatasi gerak organisasinya dalam masyarakat. Dia berusaha untuk berdakwah kepada semua masyarakat secara umum tanpa melihat latar belakang pemikiran dan oreintasi keagamaan mereka. Dakwahnya pun dilandasi pada tiga fondasi utama; ilmu pengetahuan (al-ilmu), pendidikan (tarbiyah) dan jihad 17 The Tasawwuf model of brotherhood or family is the best way of disseminating Islamic teachings. The organised Tasawwufs, under their charismatic leader, easily expanded their influence beyond national borders. Some tarekat also served as clandestine organizations that aimed to challenge the authority of an unjust ruler of the day. See Abu Bakar Acheh, Pengantar Sejarah Tasawwuf dan Tasauf (Kelantan: Pustaka Amar Press, 1977), 313. 18 A member of the tarekat may stay in the zawiyah (contemplation room) or the house of al-ikhwan. See Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia (Bandung: Mizan, 1992), 15. 19 Al-Banna, Memoar Hasan Al-Banna, 43. 6
  • 7. (al-jihad). His organization had to address all levels of the broader society, based on three fundamentals – knowledge (al-‘ilm), education (al-tarbiyyah) and striving (al- jiha>d). Namun demikian al-Banna tetap memberikan ruang kepada anggota- anggotanya yang menginginkan mempraktikkan persaudaraan khusus ala tarekat.20 Namun demikian, organisasi ini pun kemudian tidak bisa melepaskan diri dari kecenderungan sikap-sikap yang eksklusif. Untuk meningkatkan kualitas spiritual, IM menggunakan metode tarbiyah yang dipakai dalam pembinaan moral dan kekuatan jiwa (tarbiyah ruhiyah). Langkah- langkah yang digunakan untuk mencapai ketakwaan yang sempurna adalah melalui usaha-usaha spiritual, seperti mu’ahadah (janji setia), muroqobah (pengawasan), muhasabah (instrospeksi), mua’qobah (memberi hukuman) dan mujahadah (optimalisasi ibadah).21 Usaha-usaha spiritual ini dilakukan untuk mendapatkan kepekaan jiwa yang bermanfaat dalam mengendalikan nafsu karena nafsu tidak dapat dikendalikan kecuali dengan takwa (rasa takut) kepada sang Pencipta. Akal dan hati nurani tidak dapat ditaklukkan hanya dengan perdebatan intelektual maupun diskusi- diskusi tetapi dengan menumbuhkan furqon dalam hati yang mampu menyingkap jalan kehidupan. Semua ini tidak dapat dilukiskan dalam kata-kata tetapi hanya bisa dirasakan hakekatnya.22 Tentu saja konsep-konsep seperti ini merupakan pokok-pokok bahasan yang tidak asing dalam khazanah tasawwuf terutama yang dikembangkan oleh al- Gazhali. Pemimpin tertinggi IM dikenal dengan sebutan Mursyid Am (Pengarah dan Pembina Umum). Sebutan ini merupakan penamaan yang biasa dipakai oleh kelompok tarekat dalam menyebut sang guru pemberi arahan dan petunjuk. Pemakaian istilah mursyid dalam IM dapat dipastikan bukan karena kebetulan tetapi lebih banyak 20 Ibid., 116. 21 Abdullah Nashih Ulwan, terj. Tarbiyah Ruhiyah: Petunjuk Praktis Mencapai Derajat Takwa (Jakarta: Robbani Press, 2004), hal. 10-20. 22 Ibid. hal. 6 7
  • 8. dipengaruhi obsesi al-Banna yang menginginkan hubungan pemimpin dan anggota IM tidak sekedar bersifat struktur organisasi. Mursyid secara literal bermakna “orang yang memberikan panduan sprititual kepada para muridnya.” Dalam literatur Tasawwuf, mursyid atau disebut juga syaikh memiliki kemampuan khusus untuk membawa murid- muridnya menjadi lebih dekat kepada Tuhan. Mursyid adalah orang yang memiliki kemampuan memberikan inspirasi untuk membuka tabir-tabir misteri kehidupan karena dia adalah sosok yang bersikap dengan hati.23 Hal yang paling utama dalam praktik tasawwuf adalah bagaimana untuk dapat menemukan seorang pembimbing yang baik yang menjadi tumpuan spiritual para anggotanya. Para anggota diharapkan dapat memberikan loyalitas dan ketaataannya kepada Mursyid secara total.24 Pemilihan dan penekanan pada aspek-aspek tasawwuf seperti ini telah membuat hubungan yang khusus antara pemimpin dan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin dalam tradisi Tasawwuf memiliki kelebihan otoritas kepemimpinan personal dan ini dapat dijumpai dalam gerakan IM. Ketaatan dan loyalitas anggota adalah hal yang utama sehingga anggota IM dikenal memiliki militansi dan soliditas tinggi terutama dalam hal ketaataan kepada pemimpin. Namun demikian, Al-Banna tidak menggunakan semua otoritas pemimpin seorang mursyid itu untuk mendapatkan ketaatan tanpa reserve tetapi dia berusaha untuk merubahnya pada ketaatan yand dilandasi oleh pengetahuan. Al-Banna lebih menekankan pada kewajiban yang tidak dapat ditawar- tawar dalam hal menjalankan ibadah berupa shalat, zikir dan akhlak.25 Meskipun al- Banna mendasarkan kepemimpinannya pada otoritas kharismaik tetapi dia berusaha untuk membatasinya dalam lingkup birokrasi dan hirarki organisasi modern.26 Al-Banna juga memberikan koreksi bahwa tidak semua perintah mursyid itu harus dijalankan, 23 Gilsenan, Saint and Tasawwuf in Modern Egypt, 73. 24 Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia (Bandung: Mizan, 1992), 83. 25 Al-Banna, Memoar Hasan al-Banna, 80. 26 Brynjar Lia, The Society of the Muslim Brothers in Egypt: the Rise of an Islamic Mass Movement 1928- 1942 (Readings: Ithaca Press, 1998), 115. 8
  • 9. terutama dalam hal yang berkaitan dengan persoalan duniawi. Al-Banna dalam Risalah Pergerakan menyebutkan: Pendapat pemimpin maupun wakilnya yang berkenaan dengan isu-isu yang tidak secara tegas diatur oleh teks agama dan memiliki kemungkinan perbedaan interpretasi harus didasarkan pada konsep maslahat ummat. Kemaslahatan umat harus dikedepankan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dalam syariah. Pendapat itu mungkin saja berubah seiring dengan perubahan waktu dan tempat. Intinya, ibadah membutuhkan penyerahan total tanpa harus menimbang arti tetapi untuk urusan dunia harus diuji dulu arti dan tujuannya.27 Memang al-Banna untuk beberapa hal masih mempertahankan gaya kepemimpinan ala mursyid tarekat dalam menjalankan organisasi IM. Dia adalah pemimpin kharismatik dan tidak ada wakil-wakilnya yang mampu membatasi keinginanannya. Sebagai Mursyid Am, al-Banna menampakkan keinginan kuat untuk mendapatkan loyalitas total para anggotanya dan memegang otoritas kepemimpinan secara kuat dan secara personal mampu mengarahkan program dan kebijakan organisasi.28 Karakter personal yang kuat terutama dalam hal spiritualitas dan intelektual semakin menumbuhkan ketaatan para anggota IM. Banyak orang mengagumi sifat dan keistimewaannya walaupun bukan anggota IM: Al-Banna dipercaya memiliki tiga kualitas utama kepemimpinan. Dia adalah sosok yang memiliki daya tarik dan magnit bagi para pengikutnya. Dia seorang orator ulung yang mampu mempengaruhi perasaan pendengar-pendengarnya. Kemampuan berbahasa yang luar biasa. Dalam tradisi Arab orang yang memiliki kemampuan berbahasa yang sempurna tentu mendapatkan penghormatan tinggi.29 However, it is because of his Tasawwuf style of leadership that many writers on the Muslim Brothers have criticised his leadership: it was not democratic in nature. For instance, Zakariyya Sulayman Bayumi contended that the autocratic style of Hasan al- Banna and lack of democracy in the Muslim Brothers were serious defects in the organization.30 Furthermore, a number of leftist Egyptian historians, such as Rif’at al- 27 Al-Banna, Risalah Pergerakan 2, 163. 28 Harris, Nationalism and Revolution in Egypt, 143. 29 Ibid., 152. 30 See Zakariyya Sulayman Bayumi, The Muslim Brothers and the Islamic Associations in the Egyptian Political Life, 1928-1948 (Cairo: Maktabah al-Wahda, 1978) as quoted by Lia, The Society of the Muslim Brothers in Egypt, 9. 9
  • 10. Said31 and Tariq al-Bisri32 accused the movement of representing the opponents of the democratic forces because of its alignment with the “autocratic” and “fascist” forces of the palace.33 Another term borrowed from the t}ari>qah and applied by al-Banna is bay’ah, the oath taken by the seeker of mystical wisdom to abide by the organization’s rules and guidelines. Strictly speaking, none of the Tasawwuf orders accept new members of the t}ari>qah without the swearing of this covenant. Only those to have taken the vow of allegiance to the leader of the order are allowed to begin practising the rituals. Before taking the oath, the candidate should make sincere repentance before God and renounce his or her past sins.34 The new student places his hand in the hand of the murshid and the murshid administers the covenant that he or she accepts the murshid as his or her guide.35 It should be noted that each Tasawwuf order has its own particular details and ways of proceeding in performing the ceremony of covenant taking. The first members of the Muslim Brothers swore their allegiance to the murshid al-Banna himself. They were six labourers working in the British Company of the Suez Canal, and were seeking a guide able to improve their spiritual and social conditions. Even though it has not been clearly described for posterity, the event of the covenant taking by these ordinary people indicates the strong relations between leader and led.36 It explicitly shows the Tasawwuf code, when laymen surrendered themselves and all their possessions - blood, soul and coin, to express their adherence to an honourable spiritual Guide.37 Since that moment, al-Banna fulfilled his dream to become a respected 31 He wrote a book entitled Hasan al-Banna: Mata, Kaifa wa Li-mada? (Cairo: Maktabah Madbuli, 1977). 32 See his book al-Harakiyah al-Siyasiyah fi Misri 1945-1952 (Cairo: Dar al-Tawzi wa al-Nashr al- Islamiyah, 1972). 33 Lia, The Society of the Muslim Brothers in Egypt, 7. The stance of the Muslim Brothers vis-a-vis the palace indicates a certain Tasawwuf tradition more accommodating to rulers, and the way in which they gave their support to combat secular and foreign forces in the country. 34 Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, 87. 35 Gilsenan, Saint and Tasawwuf in Modern Egypt, 95. 36 Mitchell, The Society of Moslem Brothers, 8. 37 Al-Banna formulated ten prerequisites of the covenant. These include understanding (al-fahm), sincerity (al-ikhla>s}), action (al-‘amal), honest striving (al-jiha>d), sacrifice (al-tad}h>yyah), obedience (al-t}a>’ah), perseverance (al-thabat)), authenticity (al-tajarrud), brotherhood (al-ukhuwwah) 10
  • 11. Guide and teacher (murshid and mu’allim) and guided his followers accordingly.38 He also successfully reformed the absolute dependence of students upon their teacher into the concept of solidarity and brotherhood among the members, under the banner of the Muslim Brothers, in which the murshid was included. To realise commonality and the sharing of aims rather than a single-focussed loyalty, al-Banna revised the concept and practice of attachment to the murshid (rabit}ah murshid) to the attachment to fellow students (rabit}ah muri>din). When the rabit}ah murshid is undertaken as a practice in certain other Tasawwuf orders, students are instructed to visualise their master and sense his presence within their hearts. Al- Banna’s newly devised rabit}ah however involved a process of communal visualisation among fellow students.39 Thus the rabit}ah, understood as a special spiritual relation, was not monopolised by the master but was shared by all members. In practising rabit}ah, the Brothers were to visualise their fellow members’ faces and try to feel spiritual contact with them (even those with whom they had no acquaintance). Then the following prayer was recited O Allah, indeed you know that our hearts have gathered for the sake of your love, met for the purpose of obedience, united under your mission and promised to uphold your path. O Allah! Strengthen our relations, endure our passion, and give us your light that never reduces to a glimmer! Widen our hearts with full faith and the beauty of submission and revive them with your knowledge. Show me the way of jihad. Surely, you are the best Guide and Helper.40 3. Ikhwanul Muslimin: antara Tasawwuf dan Salafi . and trust (al-thiqah). 38 In his memoir, al-Banna includes a story which describes his goals after graduating from the University of Darul Ulum. He dreamed he became a great teacher who took on a responsibility to educate people through academic training and a great supervisor to extend spiritual guidance to people through the Tasawwuf tradition. See Al-Banna, Memoar Hasan al-Banna, 96-100. 39 In the practice of the Naqsyabandiyah order, students are supposed to sense their teacher’s presence as much as they can in order to strengthen their spiritual connection with him. 40 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra: Doa & Dzikir Rasulullah SAW Pagi dan Petang (Jakarta: Sholahuddin Press, 1996). 11
  • 12. 12