SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Dalam dewasanya belakangan ini, jihad menjadi topik yang banyak 
diperbincangkan oleh beberapa kalangan masyarakat di dunia, termasuk seperti 
halnya akademisi dan intelektual. Kemudian pasca peristiwa 9-11 yang ditandai 
dengan runtuhnya gedung WTC di New York dan hancurnya sebagian pusat 
militer Amerika Serikat (AS) di Pentagon, Jihad kembali diperbincangka n 
hampir di semua kalangan masyarakat dunia. Terbongkarnya para pelaku 9-11 
yang diidentifikasikan sebagai kelompok Islam garis keras/radikal yang 
merupakan bagian dari organisasi Al Qaeda, menjadikan citra Islam sebagai 
ajaran yang membawa kedamaian ternodai dalam pandangan masyarakat dunia. 
Ketika AS sedang gencar melakukan Global War on Terrorism, Indonesia 
dikejutkan oleh peristiwa Bom Bali I pada tanggal 12 Oktober 2002. Peristiwa 
pengeboman tersebut diidentifikasi sebagai kelompok Islam garis keras di 
Indonesia yang memiliki motif melakukan pembunuhan terhadap orang asing 
khususnya AS, Israel dan sekutunya yang berada di Indonesia sebagai 
perwujudan dari Jihad dan berdasarkan hasil penyelidikan pihak berwajib para 
pelaku tersebut merupakan jaringan dari Jamah Islamiah (JI). Selain merusak 
citra Islam, Tindakan teror tersebut membawa stigma negatif terhadap pondok-pondok 
pesantren yang ada di Indonesia sebagai sarang teroris, hal tersebut 
muncul karena para pelaku merupakan alumni pesantren yang berhaluan radikal 
Dalam tulisan singkat ini akan membahas dan mendiskusikan tentang hubungan 
Jihad dan radikalisme dengan harapan dapat memahami kedua terminologi 
yang banyak di bicarakan dalam dasawarsa sekarang ini sebagai bagian dari 
kasus-kasus terorisme yang terjadi khususnya di Indonesia. 
Tema tentang jihad agaknya selalu tak henti menjadi topic hangat. Lebih-lebih 
bila dihungkan dengan interplay antar cara pandang baik di kalangan 
muslim sendiri maupun di luar muslim dalam memahami semesta ajarn Islam. 
Kata jihad seolah dipahami agker, sarat dengan bentuk-bentuk physical dan tak 
rentan dari sikap insinuative. Kata-kata jihad ini pula yang akhir-akhir ini
melambungkan nama Islam di pentas mondial, walau lebih banyak sisi 
penyoratifnya disbanding positifnya. Lagi-lagi, hal ini dikarenakan kerancuan 
tafsir yang dilakukan, misalnya dengan hanya mempersempit makna dari segi 
lateral dengan memfokuskan pada balas dendam dan kekerasan. Setiap agama 
selalu saja terdapat kelompok fundamentalis, minoritas, militant, ekstrim dan 
radikal. Menurut penelitian Karen Amstrong (2001), fundamentalisme tidak 
hanya terdapat pada agama yang monoteistik saja. Ada juga fundamental isme 
Budha, Hindu dan bahkan Kong Hu Cu yang sama-sama menolak butir-butir 
nilai budaya liberal dan saling berperang atas nama agama serta berusaha 
membawa hal-hal yang sacral ke dalam urusan politik dan Negara. Dengan 
demikian, secara global, fundamentalisme dan radikalisme ini merupakan 
masalah masalah dan tantangan bagi semua agama. Pemahaman islam perlu 
dikembalikan pada penilaian yang substantive. Paparan dan ulasan mengenai 
jihad, radikalime umat beragama dan muslim moderat inilah yang dijelaskan 
dalam makalah ini. Kami berharap makalah ini bisa mengungkap pemikira n 
Islam yang benar mengenai berbagai tema penting yang tengah mengalami 
kebuntuan ilmiah, dan kami berusaha menempatkan itu semua sesuai dengan 
sumber dasarnya yang paling hakiki yaitu Al-Qur’an Al-Karim. 
2 
B. Masalah atau Topik Bahasan 
1. Apa pengertian Jihad dan Radikalisme Umat beragama ? 
2. Apa landasan dan Macam –macam Jihad ? 
3. Bagaimana Latar belakang Radikalisme Agama? 
4. Bagaimana bentuk dan Dampak Radikalisme Umat beragama ? 
5. Bagaimana upaya menanggulangi Radikalisme Umat Beragama ? 
6. Apa muslim Moderat itu ?
3 
C. Tujuan 
1. Untuk mengetahui pengertian secara luas Jihad dan Radikalisme Umat 
Beragama. 
2. Untuk mengetahui landasan dan Macam – macam Jihad. 
3. Untuk mengetahui Latar belakang Radikalisme Agama itu seperti apa. 
4. Untuk mengetahui bentuk dan Dampak Radikalisme Umat beragama itu 
bagaimana. 
5. Untuk mengetahui upaya menanggulangi Radikalisme Umat Beragama. 
6. Untuk mengetahui muslim Moderat itu seperti apa.
4 
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. PENGERTIAN JIHAD DAN RADIKALISME UMAT BERAGAMA 
1. Jihad 
Kata jihad mengandung beberapa pengertian, baik pengertian literal 
maupun pengertian konstektual. Di dalam kamus al-Mawrid karya Albaki 
(1973:491), jihad berati perang di jalan akidah (keimanan). Sedangkan menurut 
Galsse(1998:194-195), jihad berasal dari kata jahada yang artinya upaya 
sungguh-sungguh, dan mempertahankan islam dari serangan pihak lawan. Di 
dalam kamus al-Munawwir (1984:217), jihad berasal dari kata jahada-yujahidu 
yang berati mencurahkan segala kemampuan yang di miliki. Sementara iu, 
menurut al- Raghib dan al-Banna (2006), kata jihad adalah bentuk infinit ive 
dari kata jahada, yang artinya menggunakan atau mengeluarkan tenaga, daya, 
usaha, kekuatan untuk melawan suatu objek yang tercela. Selanjutnya, Salim 
(2002:619) memberikan pengertian jihad secara konstektual: jihad adalah usaha 
semaksimal mungkin untuk mencapai cita-cita, dan upaya untuk membela 
agama islam dengan harta, benda, jiwa, dan raga. 
Dengan demikian, jihad dalam pengertian konstektual ini adalah perjuangan 
yang dilakukan oleh individu muslim maupun kelompok islam dalam 
menyiarkan agama Islam, dan perjuangan – perjuangan lain yang lebih luas 
seperti : perjuangan di bidang pendidikan, kesehatan, moral ekonomi, sosial, 
budaya, politik, keamanan, hak dan kewajiban, lapangan pekerjaan, dan lain-lain 
dengan segenap kemampuan yang dimiliki. 
Seperti yang telah dikemukakan diatas, jihad berbeda dengan perang 
meskipun sebagian orang Barat mengidentikkan jihad sebagai perang (war) 
untuk menyiarkan islam. Jihad yang diartikan perang, menurut Ali (1996:638), 
sebenarnya tidak dikenal dalam ajaran islam. Jihad dalam arti “Perang Suci”, 
seperti yang di kemukakan oleh Klein dalam Ali (1996), di pandang sebagai 
suatu pemaknaan yang di pengaruhi oleh konsep Kristen (Perang Salib), di 
mana pandangan tersebut keliru sekaligus menyesatkan.
Selaras dengan hal tersebut, maka jihad berbeda dengan perang(qital dan 
hard). Jihad dalam Al-Qur’an seperti dalam Q.S. Al- Ankabut:6, Q.S Al- 
Hajj:78, Q.S AL-Taubah:73, Q.S Al-Tahrim:9, Q.S Al-Baqarah:218, dan lain-lain 
berati “berjuang”. Sementara itu, qital dan hard yang bermakna “perang” 
di dalam Al-Qur;an di kemukakan dengan sangat hati-hati . kalaupun ada ayat 
yang memerintahkan untuk perang, hal tersebut dalam rangka mempertahanka n 
diri dari gangguan dan penganiyayaan dari pihak luar islam atau musuh-musuh 
islam, tidak boleh melampaui batas, dan untuk menghindari fitnah. Hal ini 
sesuai firman Allah sebagai berikut : 
(Q.S Al-baqarah:190) 
5 
(Q.S Al-baqarah:193) 
(Q.S Al-baqarah:194)
Misi di turunkannya islam kea lam semesta ini adalah rahmatan lil alamin, 
dan sebgai pedoman manusia dalam mengemban misi utamanya, yaitu sebagai 
khalifah Allah SWT di muka bumi. Dengan demikian, uamat islam dtuntut 
untuk selalu menjaga harmoni kehidupan di tengah dua karakter yang ada dalam 
dirinya “ifsad fi al- ard”(kecendurangan untuk membuat kerusakan di muka 
bumi), dan “safka al-dima”(potensi konflik antar sesame manusia). 
Wajah islam yang toleran tampak jelas dalam peritiwa Fath Makkah 
(pembebasan kota Makkah) yang dilakukan oleh umat Islam. Makkah perlu di 
bebaskan setelah 21 tahun dijadikan sebgai pusat komunitas musyrikin. Saat 
umat islam mengalami kegembiraan atas keberhasilannya, ada sekelompok 
kecil sahabat Nabi Muhammad SAW berpawai dengan memekikkan slogan 
“al-yaum yaum al-malhamah”(hari ini adalah hari pertumpahan darah). Slogan 
ini di maksudkan sebagai upaya balas dendam terhadap kekejaman kaum 
musyrik Makkah terhadap umat islam di masa silam. Gejala radikalisme ini 
dengan cepat diantisipasi oleh Nabi Muhammad SAW dengan melarang 
beredarnya slogan tersebut dan menggantinya dengan slogan” al yaum yaum al-marhamah” 
(hari ini adalah hari kasih sayang). Akhirnya, peristiwa 
pembebasan kota Makkah dapat berhasil tana terjadinya pertumpahan darah 
(Umar,2006). 
6 
2. Radikalisme Umat Beragama 
Islam sebagai agama rahmatan lil alamin tampil dengan wajah yang sarat 
kasih sayang, toleran, dan penuh percaya diri. Islam tidak mengajarka n 
kekerasan apalagi radikalisme. 
Kata radikalisme berasal dari kata radical yang berarti “dasar” atau sesuatu 
yang fundamental. Menurut istilah, radikalisme berati pembaruan atau 
perubahan sosial dan politik yang drastis, atau sikap ekstrem dari kelompok 
tertentu agar terjadi pembaruan atau perubahan sosial secara 
drastic(Salim,t.t:1220). Menurut Gove (1968:1873): 
Radical: relating to the root, original, fundamental, radicalis:tending or dispose 
to make extreme, conditions, or institutions in politic and conservative in 
religion. Radicalism: the will or the effort to uproot and reform that wich is
established (radikal:berhubungan dengan akar,asal-usul, dan fundamenta l. 
Radikalis:cenderung atau kecenderungan untuk menjadi ekstrem, merubah cara 
pandang, kebiasaan, kondisi, atau institusi politik dan konservatif dalam agama. 
Radikalisme: kemauan atau usaha untuk mengubah apa yang ada). 
Dengan demikian, radikalisme umat beragama adalah paham yang 
menginginkan pembaruan atau perubahan sosial, dan politik secara drastic 
dengan menggunakan sikap yang ekstrem. Radikalisme bukan ciri ajaran islam 
karena islam dalam menyiarkan agama menggunakan cara bil hikmah ( 
bijaksana), tutur kata yang santun, dan menggunakan cara berdebat yang 
dilandasi saling hormat-menghormati. 
7 
B. LANDASAN DAN MACAM – MACAM JIHAD 
1. Landasan Jihad 
Landasan jihad dalam islam terdapat dalam kitab suci Al-qur’an, hadist, 
dan itjihad. Dalam Al-Qur’an, landasan-landasan tersebut, antara lain, terdapat 
dalam ayat-ayat sebagai berikut. 
Q.S Al-Ankabut:6 
Q.S Al-Ankabut:8
8 
Q.S Al-Hajj:78 
Q.S Al-Baqarah:218 
Hukum jihad adalah fardhu kifayah. Artinya,jika jihad telah dilakukan oleh 
orang yang memenuhi persyaratan, maka gugurlah kewajiban orang yang 
menunaikan dan segenap muslimin lainnya. Jihad menurut status hokum ini 
meliputi penegakan hukum islam, belajar ilmu tafsir, hadis, fikih, dan ilmu – ilmu 
pelengkap lainnya. Termasuk dalam hukum jihad ini ialah menghindarkan diri dari 
kemudharatan dan menghindarkan diri dari kekurangan makan. Perlu ditegaskan di 
sini bahwa jihad bukan merupakan rukun islam, karena rukun islam sudah jelas 
aspek, yakni:syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji. 
Landasan jihad yang berstatus hukum fardhu kifayah, antara lain, terdapat 
dalam antara lain :
9 
Q.S Al-fath:17 
Q.S Al-Taubah:91 
Jihad hukumnya fardhu ain’, jika pemimpin umat islam telah memaklumka n 
mobilisasi umum bagi kaum muslimin yang memiliki kemampuan untuk 
melaksanakan jihad dengan segenap kekuatan yang dimilikinya. Misalnya, pada 
saat umat islam merasa terhalangi untuk melaksanakan rukun islam, dan terusik 
kedaulatan bangsa dan negaranya, maka mereka di perintahkan untuk berjihad ( 
berjuang sungguh-sungguh di jalan Allah SWT). 
Landasan jihad yang berstatus hukum fardhu ain’ ini adalah firman Allah 
dalam surah sebagai berikut :
10 
Q.S Al-Anfal:15 
Q.S Al-Anfal:16 
Q.S Al-Anfal:39 
2. Macam – macam Jihad 
Jihad di tinjau dari macamnya dapat dipilah menjadi dua, yaitu jihad 
universal dan jihad konstektual. Jihad universal di dalam Al-Qur’an di sebutkan 
di dalam surah sebagai berikut :
11 
Q.S Al-Nahl:110 
Sedangkan jihad konstekstual, menurut al Raghib dalam al-Banna(2006), 
ada tiga macam: berjuang melawan musuh yang kelihatan, berjuang melawan 
setan, dan berjuang melawan hawa nafsu. Sementara itu, macam-macam jihad 
secara konstektual di era modern, menurut Sabirin (2004), terindentifikasi ada 
tiga: jihad memerangi musuh secara nyata, jihad melawan setan, dan jihad 
mengendalikan diri sendiri. Jihad dalam pengertian universal di atas juga 
mencakup seluruh ragam jihad ynag bersifat lahir dan batin, sebagaimana di 
contohkan dalam perjuangan Nabi Muhammad Saw selama di Makkah dan 
Madinah. 
Jihad memerangi musuh secara nyata dapat di temukan dalam firman Allah 
berikut: 
Q.S Al-furqan:52 
Sedangkan jihad melawan setan akan terus berlangsung sepanjang hidup. 
Selama manusia hidup di dunia, setan selalu melakukan tipu daya, baik melalui 
harta, tahta, wanita, nafsu, kekuasaan, dan kesombongan. Di dalam Al-quran 
terdapat pada surah sebagai berikut :
12 
Q.S Al-Isra:64 
Meskipun Allah SWT memberikan kesempatan kepada iblis (setan) untuk 
menyesatkan manusia dengan segala kemampuannya, tetapi segala tipu daya 
setan itu tidak akan mampu menyesatkan manusia yang benar-benar beriman 
dan bertaqwa kepada Allah SWT. 
Manusia selain dibekali agama dan akal, juga diberi nafsu oleh Allah SWT. 
Nafsu manusia pada dasarnya meliputi nafsu baik dan nafsu buruk. Dalam 
kehidupan sehari-hari, manusia jika di beri kesenangan maupun cobaan sering 
memiliki sikap yang berbeda. Pada saat manusia senang, mendapat nikmat dari 
Allah SWT, mereka seharusnya bersyukur, dan memperbanyak amal 
ibadahnya. Tetapi tidak sedikit manusia yang diberi kesenangan dan 
kenikmatan, justru kufur kepada-Nya. Begitu pula pada saat memperole h 
cobaan, orang beriman seharusnya menyikapinya dengan sabar dan tawakal 
serta lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun tidak sedikit orang 
mendapat cobaan justru semakin menjauhkan diri dari Allah SWT. Sikap kufur, 
sombong, dan menjauhkan diri dari Allah tersebut di karenakan manusia di 
pengaruhi oleh nafsu buruk yang ada pada dirinya. Allah SWT berfirman pada 
surah sebagai berikut :
13 
Q.S Al-fajr:15-16 
Allah SWT menyalahkan orang-orang yang mengatakan bahwa kekayaan 
itu adalah suatu kemuliaan, dan kemiskinan adalah suatu kehinaan seperti 
dikemukakan dalam dua ayat di atas. Karena sebenarnya kekayaan dan 
kemiskinan adalah ujian Allah SWT bagi hamba-hamba-Nya. 
Dengan demikian, jihad melawan musuh yang kelihatan , melawan setan, 
dan melawan hawa nafsu yang ada pada diri merupakan jihad yang sifatnya 
konstektual. Lebih lanjut, Sabirin(2004) mengemukakan, jihad zaman modern 
lebih bersifat konstektual, yakni meliputi jihad di bidang ekonomi, sosial, dan 
ilmu pengetahuan. 
Jihad ekonomi adalah upaya membebaskan diri dari kemiskinan sehingga 
umat islam menjadi umat yang kaya. Era modern di tandai dengan tingkat 
kemakmuran suatu Negara. Fenomena itulah yang perlu kita jihadkan, sebab 
islam bukan identik dengan agama orang miskin dan kaum papa. Karenanya, 
membebaskan diri dari kemiskinan merupakan jihad ekonomi. 
Berikutnya adalah jihad ilmu. Jihad di bidang ini sangat perlu di 
priotitaskan. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sejalan 
dengan jihad untuk kemajuan dan kejayaan suatu bangsa. Termasuk dalam 
kelompok ini, berjihad dalam mengatasi pengangguran. Hal itu merupakan 
suatu langkah penyelamatan dari ancaman kefakiran, kiriminalitas, dan 
degradasi moral.
Lebih lanjut, jihad dalam konsteks berperang sangat terbatas dan harus 
memenuhi kriteria yang sangat ketat. Ketika umat Islam terancam oleh 
kekuatan nyata dari orang-orang kafir, pada saat itulah jihad dalam arti 
berperang baru di wajibkan. Jihad dalam bentuk perang fisik harus dipersiapkan 
secara matang, baik sumber daya manusia (SDM), mental, taktik, strategi 
maupun peralatannya. Di jelaskan dalam surah sebgai berikut : 
Q.S Al Shaff:4 
14 
C. LATAR BELAKANG RADIKALISME UMAT BERAGAMA 
Terdapat beragam faktpr yang menyebabkan terjadinya radikalisme di 
kalangan umat beragama. Bila diklasifikasi berdasarkan jenisnya, setidaknya 
ada dua macam faktor latar belakang radikalisme umat beragama, yakni yang 
bersifat umum dan yang bersifat khusus. Latar belakang yang bersifat umum 
adalah bahwa di lingkungan umat beragama apapun jenis agamanya selalu 
terdapat kelompok fundamentalis, minoritas, militan, ekstrem, dan radikal. 
Menurut penelitian Amstrong (dalam Umar, 2006), fundamentalis tidak hanya 
terdapat dalam pemeluk agama yang monoteistik saja, akan tetapi 
fundamentalis juga bersemai dalam komunitas pemeluk agama Budha, Hindu, 
dan Kong HuChu, yang sama-sama menolak butir-butir nilai budaya liberal dan 
saling berperang atas nama agama, serta membawa hal-hal yang saklar ke dalam 
persoalan politik dan negara. Dengan demikian, fundamentalisme dan 
radikalisme ini merupakan masalah dan tantangan bagi semua umat beragama. 
Dalam islam, menurut Umar (2006), gejala fundamentalisme dan 
radikalisme sebenarnya telah disinyalir sejak Rasul Allah SAW masih hidup. 
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Muslim dikisahkan:
Ketika Rasul Allah SAW membagi fa’i (harta rampasan perang) di daerah 
Thaaif dan sekitarnya, tiba-tiba salah seorang sahabat yang bernama Dzul 
Khuwaishirah dari Bani Tamim mengajukan protes kepada Nabi SAW 
dengan mengatakan, “Bersikaplah adil, wahai Muhammad!” Nabi SAW 
merespon, “Celaka kamu, tidak ada orang yang lebih adil dari aku! Karena 
apa yang kulakukan itu berdasarkan petunjuk Allah SWT.” Setelah Dzul 
Khuwaishirah pergi, Nabi SAW bersabda, “Suatu saat nanti akan muncul 
sekelompok kecil dari umatku yang membaca al-Qur’an, namun tidak 
mendapatkan makna yang sebenarnya” (HR. Muslim). 
Terbukti setelah kemangkatan Nabi Muhammad SAW, pada tahun 35 
Hijriyah, Usman RA terbunuh secara mengenaskan oleh sekelompok umat 
Islam yang radikal. Peristiwa ini kemudian terulang lagi pada masa khalifah Ali 
bin Abi Tholib yang juga terbunuh oleh kalangan radikal dari umat Islam. 
Tindakan komunitas radikal tersebut lazimnya bernuansa politis. 
15 
Sementara itu latar belakang yang bersifat khusus, antara lain: 
1. Pengertian seseorang terhadap agama yang tidak tepat, penyalahgunaa n 
agama untuk kepentingan sektarian, pemehaman agama yang tekstual, 
rigrid(kaku), sempit, dan penyalahgunaan simbol agama. 
2. Agama digunakan sebagai pembenar tanpa mengakui eksistensi agama 
lain. Kelompok radikal agama ini mengklaim agama dan kelompoknya 
sebagai yang paling benar. 
3. Adanya penindasan, ketidakadilan, dan marginalisasi, sehingga 
melahirkan gerakan perlawanan, contohnya kondisi menyedihkan di 
Palestina, Afghanistan, dan Irak serta beberapa negara yang lain. 
4. Adanya tekanan sosial, ekonomi, dan politik. Jika tekanan itu 
melampaui batas ambang kesabaran, maka muncul gerkan perlawanan 
dengan menggunakan segala cara untuk meraih kemerdekaan. Tanpa 
ragu, nyawapun dipertaruhkan, seperti bangsa Indonesia pada saat 
melawan penjajah Belanda dan Jepang, Vietnam pada waktu diduduki 
Amerika Serikat, Aljazair pada saat dijajah Perncis, dan sebagainya. 
5. Lingkungan masyarakat yang tidakkondusif terkait dengan 
kemakmuran, pemerataan, dan keadilan.
6. Menolak modernitas dan lebih melakukan peran formal agama. Pada 
saat eksistensi umat bergama dilanda krisis modernisasi, maka mereka 
mempertahankan diri dengan memunculkan reaksi atas krisis yang 
mengancam mereka. Sebab modernisasi merupakan sebuah fase sejarah 
yang mengelilingi kehidupan umat manusia, di mana terdapat sisi 
positif dan juga sisi negatif. 
7. Pandangan dunia (wordl view) dari umat beragama yang berupaya 
memperjuangkan keyakinan yang merka anggap benar dengan sikap-sikap 
emosional yang menjurus pada kekerasan. Secara empirik, 
radikalisme agama di belahan dunia muncul dalam bentuknya yang 
paling konkrit di Bosnia di mana kaum Ortodok, Katolik, dan Islam 
saling membunuh. Di Irlandia Utara umat katolik dan Protestan juga 
saling bermusuhan. 
8. Kurangnya kesadaran bermasyarakat dan berbangsa secara pluralist ik 
sehingga menyebabkan hilangnya rasa toleran, dan sebaliknya timbul 
fanatisme atas kebenaran agamanya sendiri. Seharusnya sebuah 
masyarakat atau bangsa yang plural memiliki kesadaran setuju untuk 
tidak setuju dalam menyikapi pluralisme sosial, budayaa, dan agama 
yng ada di tengah-tengah masyarakat maupun bangsa tersebut. 
16 
D. BENTUK DAN DAMPAK RADIKALISME UMAT BERAGAMA 
1. Bentuk-Bentuk Radikalisme Umat Beragama 
Bentuk-bentuk radikalisme umat beragama ada beberapa jenis, yaitu: 
aksi teror, bom bunuh diri, saling menyerang, aksi kekerasan, intimida s i 
perlawanan terhadap pemerintahnya, dan lain-lain. Aksi radikalisme umat 
beragamayang terjadi belum lama diantara lain: 
a. Timbulnya aksi kekerasan, seperti tragedi Black Tuesday World 
Trade Centre (WTC) pada 11 September 2001 di Amerika Serikat. 
b. Tragedi bom di Legian Bali dan pengeboman Hotel JW Marriot di 
Jakarta, yang mengakibatkan ratusan nyaawa melayang sebagai 
akibat dari aksi terorisme tersebut.
c. Aksi teror di Thailand Selatan, khususnya di Propinsi Pattani, 
Narathiwat, Yalla, dan Songkla. Teror tersebut secara misterius 
berkecamuk di daerah tersebut yang mayoritas penduduknya 
Muslim dan Budha. Latar belakang aksi terorisme tersebut 
dilatarbelakangi oleh kesenjangan sosial, ekonimi, politik, 
pendidikan, dan kebudayaan. 
d. Perlawanan yang terjadi di Philipina selatan. Karena tekanan rezim 
politik yang berkuasa di Philipina terhadap kelompok minoritas 
Muslim sehingga mereka tidak mendapat hak kebebasan beragama 
dan berpendapat. Karenanya, mereka melakukan perlawanan dengan 
cara radikal. 
17 
2. Dampak Radikalisme Umat Beragama 
Secara umum, radikalisme umat agama mengakibatkan erjadinya 
teror dan kekerasan bahkan menimbulkan konflik dan peperangan secara 
horisontal dan vertikal, apalagi jika yang terlibat berasal kelompok agama 
yang berbeda. Sudah banyak darah yang mengalir akibat aksi radikalisme 
tersebut, begitu juga korban harta benda bahkan nyawa. Di samping itu, 
radikalisme melahirkan beragam penderitaan dan nestapa. Tidak sedikit 
wanita yang kehilangan suami, anak yang kehilangan orang tua, serta ribuan 
orang kehilangan tempat tinggal. 
Dari sisi psikis, radikalism e agama menimbulkan keresahan dan 
ketakutan pada masyarakat, dan kurang adanya sikap saling percaya antara 
rakyat dan penguasa. Secara internasional, aksi-aksi radikalisme tersebut 
mengakibatkan urunnya citra bangsa, negara, bahkan agama yang dipeluk 
oleh bangsa tersebut. Penyebabnya tidak lain karena banyak orang yang 
menyamaratakan antara agama dan praktik-praktik yang dilakukan oleh 
umat beragama tersebut. 
Radikalisme yang terjadi di Timur Tengah dan Asia Tenggara 
(Indonesia, Thailand, Malayasia, Singapura, dan Filipina) mengakibatka n 
daerah-daerah yang menjadi objek pariwisata bagi turis asingmapun 
domestik (termasuk di dalamnya tempat-tempat bisnis dan lembaga-lembaga 
pendidikan), yang mendatangkan devisa bagi negara, akhirnya
kehilangan pemasukan strategis. Sebab turis mancanegara tidak mau datang 
ke wilayah-wilayah yang tidak aman dan nyaman itu. Kondisi ini 
diperburuk dengan adanya travel warning dari negara-negara tertentu agar 
tidak mendatangi daerah atau negara yang rawan dari gangguan teror atau 
ancaman dari radikalisme. 
Menurut Tahir (2004), kini radikalisme, terutama yang 
bermotifkan agama, menjadi perhatian kaum agamawan dan para pemerhati 
sosisial, ekonomi, politik, hukum, pendidikan, kebudayaan, dan pertahanan, 
baik di dalam maupun luar negeri.dengan merebaknya aksi kekerasan di 
luar negeri (tragedi WTC pada 11 September 2001) dan salam negeri 
(tragedi Legian Bali, penegeboman Hotel J.W. Marriot, dan lainnya), 
Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam turut merasakan 
efek buruk itu. Padahal aktor intelektual dibalik teror tersebut berasal dari 
luar negeri (bukan umat Islam Indonesia), dan hanya dilakukan oleh 
sekelompok “kecil” dari umat Islam Indonesia. 
E. UPAYA MENANGGULANGI RADIKALISME UMAT BERAGAMA 
Upaya – upaya untuk menaggulangi eskalasi radikalisme umat 
beragama di Indonesia khususnya, dan di negara-negara lain pada umumnya, 
dapat di lakukan dengan mengetahui secara tepat akar permasalahannya. 
Selanjutnya, di cari solusi yang tepat dan bijak dengan melibatkan pihak-pihak 
terkait. Khususnya para pelaku radikalisme agama. Diantara upaya-upaya yang 
dapat di lakukan untuk menanggulangi radikalisme umat beragama adalah: 
1. Perubahan sikap dan pandangan dari negara-negara Barat terhadap negara-negara 
Muslim di dunia. Sudah saatnya dan sudah semestinya umat islam 
di dunia tidak di posisikan sebgai lawan Barat Pasca berakhirnya era perang 
dingin. Namun, sebaliknya, umat islam di dunia harus di perlakukan sebagai 
sahabat dan partner dalam bidang kehidupan secra bermatabat dan tidak 
diskriminatif. 
2. Mengurangi dan menghapuskan kesenjangan sosia, ekonomi, politik, 
pendidikan, dan kebudayaan di tingkat nasional, regional, dan internasiona l. 
18
3. Reorientasi pemahaman agama yang tekstual, rigid, dan sempit menjadi 
19 
pemahaman yang konstektual, fleksibel, dan terbuka. 
4. Melakukan modernisasi kehidupan umat secara selektif, dengan 
mengakomodir sisi positifnya dan mengeliminir sisi negatifnya. 
5. Menanamkan kesadaran “setuju untuk tidak setuju” dalam menyik ap i 
pluralism sosial, budaya, dan agama yang berkembang di tengah – tengah 
masyarakat dan bangsa. Perlu disemaikan pula kesadaran umat beragama di 
era globalisasi ini untuk dapat hidup bersatu di tengah- tengah masyarakat, 
bangsa, dan negara meski tidak harus melebur menjadi satu. 
F. MUSLIM MODERAT 
Kini sudah saatnya umat Islam menumbuhkan karakter 
keberagaman yang moderat, dan memahami dinamika kehidupan secra 
lebih terbuka dalam konteks pluralitas kehidupan dari pihak lain yang 
berada di luar kelompoknya. Keberagaman yang moderat akan mengurangi 
polarisasi antara fundamentalisme dan sekularisme dalam menyikapi 
modernitas dan perubahan. Islam yang di tengah-tengah akan membentuk 
karakter islam yang terbuka, rasional, dan demokratis. Islam hadir di muka 
bumi untuk memahami panggilan kemanusiaan, keadilan, kasih sayang, dan 
perdamaian. Tugas seluruh umat islam adalah memberikan citra positif bagi 
islam yang memang berwajah humanis, anti kekerasan, sarat cinta kasih, 
dan moderat. 
Kata moderat merupakan sikap yang selalu menghindari perilaku 
yang berlebih- lebihan. Moderat merupakan pandangan atau sikap seseorang 
yang cenderung kearah pengambilan sikap dengan menggunakan jalan 
tengah(Salim,2002). Dengan demikian muslim moderat dapat di definis ika n 
sebagai pandangan seorang muslim atau umat islam terhadap suatu 
persoalan dengan selalu menghindarkan praktik-praktik yang radikal dan 
cenderung menyikapi segala sesuatu dengan mengambil jalan tengah ( 
moderat). 
Muslim di Indonesia pada dasarnya adalah moderat dan toleran, 
karena latar belakang masuknya islam ke Indonesia yang damai lewat para
pedagang Gujarat dan Arab. Padahal, saat itu penduduk Indonesia sudah 
memiliki kejayaan dan kepercayaan tertentu , seperti: Hindu, Budha, 
Animisme, dan dinamisme. Secara sosial-budaya, muslim Indonesia 
berbeda dengan muslim belahan dunia lain. Meski demikian. Umat islam di 
Indonesia dapat dikatakan kurang kental keislamannya disbanding di 
negara-negara lain. 
Dengan demikian, radikalisme umat islam di Indonesia bukan 
bersumber dari budaya asli umat islam di Indonesia, sebab pada dasarnya 
mereka adalah komunitas yang moderat. Hal itu terjadi lebih karena 
pengaruh asing. Maraknya konspirasi politik dan kepentingan pragmatis 
dari pihak tertentu, baik dari dalam maupun dari luar negeri, berpotensi 
untuk merusak citra Isalam dan citra umat Islam di Indonesia yang gemah 
ripah loh jinawi, yang dalam terminologi Al-Qur’an sering diistila hka n 
dengan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (negeri yang sejahtera dan 
di rahmati Tuhannya) 
20
21 
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
1. Jihad hari ini tidaklah mengharuskan kita untuk mati di Jalan Allah, akan 
tetapi bagaimana supaya kita bisa tetap hidup di Jalan Allah. 
2. Radikalisme umat beragama adalah paham yang menginginkan pembaruan 
atau perubahan social, dan politik secara drastic dengan menggunakan sikap 
yang ekstrem. 
3. Muslim Moderat adalah pandangan seorang muslim atau umat islam 
terhadap suatu persoalan dengan selalu menghindarkan praktik-praktik 
yang radikal dan cenderung menyikapi segala sesuatu dengan mengambi l 
jalan tengah (moderat). 
B. Saran 
1. Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca dalam 
memaknai arti dan makna jihad, radikalisme umat beragama dan muslim 
moderat. 
2. Jangan sampai kita manyalah artikan jihad. 
3. Sebagai generasi penerus bangsa berjihad lah kita di jalan yang benar yang 
sesuai di zaman kita dengan pendidikan yaitu menuntut ilmu untuk 
membangun negara yang lebih baik. Untuk dapat menjadikan islam lebih 
maju dan tidak mudah dimasuki oleh ajaran-ajaran yang menyimpang.
22 
DAFTAR PUSTAKA 
Al-Malibari,Zainuddin Abdul Aziz.1993.fath al-Mu’in. Surabaya: Nurul Huda 
Al- Banna,Gamal.2006.al-Jihad.Terj. Jakarta: Tim Mata Air Publishing 
Al-Munawwir,Ahmad Warson.1984.Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: 
Pustaka Progresif 
Albaki. Munir.1973. al-Mawrid: A Modern English-Arabic Dictionary. Beirut: 
dar al-Islam li al-Malayin 
Ali, Maulana Muhammad.1996. Din al-Islam. Lahore: Ahmadiyah Building. 
Azra. Azyurmardi.2006. Moderate Islam and Democracy in Indonesia. 
Bangkok: The Embassy of the Republic of Indonesia. 
Bahreisj, Salim.1997. Riyadh al-Shalihin. Terj. Bandung: PT Ma’arif. 
Baqi,Fuad Abdul. Al-Lu’lu’ wa al-Marjan. Bairut: Darul Fikr. 
Glasse. Cyril. 1998. The Concise Encyclopaedia of Islam. New York: Columbia 
University . 
Gove, Philip Babcock. 1968. Webster’s Third New International Dictionar y. 
Massachusetts: G&C Merriam Company Springfield. 
Kementrian Urusan Agama Islam. Wakaf, Dakwah, dan Irsyad Kerajaan Saudi 
Arabia. 1990. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Madinah: Majma’Malik Fahd 
li Thiba’ah al- Mushaf al-Syarif. 
Sabirin,Rahimi. 2004. Jihad Akbar di Dunia Modern. Jakarta:Teras. 
Salim, Peter, et. al. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern 
English Press. 
Tahir.2004. Meredam Gelombang Radikalisme. Jakarta:CMM press dan Karsa 
Rezeki 
Umar, Nasaruddin. 2006. Jihad. Jakarta: Mata Air Publishing.

More Related Content

What's hot

Presentasi strategi dakwah rasulullah periode madinah
Presentasi strategi dakwah rasulullah periode madinah Presentasi strategi dakwah rasulullah periode madinah
Presentasi strategi dakwah rasulullah periode madinah Rafi Hidayat
 
Sejarah dan perkembangan filsafat islam
Sejarah dan perkembangan filsafat islamSejarah dan perkembangan filsafat islam
Sejarah dan perkembangan filsafat islammoh najmi albegama
 
Makalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmuMakalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmuAbuy Thea
 
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar Khilafah
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar KhilafahBuku 100 Pertanyaan Top Seputar Khilafah
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar KhilafahAnas Wibowo
 
Ham menurut pandangan barat dan islam
Ham menurut pandangan barat dan islamHam menurut pandangan barat dan islam
Ham menurut pandangan barat dan islamFAS DC
 
Perkembangan Agama Islam di Eropa (Andalusia, Rusia , Inggris)
Perkembangan Agama Islam di Eropa (Andalusia, Rusia , Inggris)Perkembangan Agama Islam di Eropa (Andalusia, Rusia , Inggris)
Perkembangan Agama Islam di Eropa (Andalusia, Rusia , Inggris)Eva Rahma Indriyani
 
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORERfissilmikaffah1
 
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur RasyidinSistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur RasyidinIzzatul Ulya
 
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratArif Arif
 
Manusia dan agama
Manusia dan agamaManusia dan agama
Manusia dan agamaIndra West
 
Presentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaPresentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaArief Anzarullah
 
Makalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragamaMakalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragamaWahiid Sayy'a
 
Sejarah Berdirinya Muhammadiyah
Sejarah Berdirinya MuhammadiyahSejarah Berdirinya Muhammadiyah
Sejarah Berdirinya MuhammadiyahYusuf Darismah
 

What's hot (20)

Kulliyat Khamsah
Kulliyat KhamsahKulliyat Khamsah
Kulliyat Khamsah
 
Presentasi strategi dakwah rasulullah periode madinah
Presentasi strategi dakwah rasulullah periode madinah Presentasi strategi dakwah rasulullah periode madinah
Presentasi strategi dakwah rasulullah periode madinah
 
Sejarah dan perkembangan filsafat islam
Sejarah dan perkembangan filsafat islamSejarah dan perkembangan filsafat islam
Sejarah dan perkembangan filsafat islam
 
Akhlak Dalam Islam
Akhlak Dalam IslamAkhlak Dalam Islam
Akhlak Dalam Islam
 
Makalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmuMakalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmu
 
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar Khilafah
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar KhilafahBuku 100 Pertanyaan Top Seputar Khilafah
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar Khilafah
 
Ppt Dinasti Abbasiyah
Ppt Dinasti AbbasiyahPpt Dinasti Abbasiyah
Ppt Dinasti Abbasiyah
 
Ham menurut pandangan barat dan islam
Ham menurut pandangan barat dan islamHam menurut pandangan barat dan islam
Ham menurut pandangan barat dan islam
 
Perkembangan Agama Islam di Eropa (Andalusia, Rusia , Inggris)
Perkembangan Agama Islam di Eropa (Andalusia, Rusia , Inggris)Perkembangan Agama Islam di Eropa (Andalusia, Rusia , Inggris)
Perkembangan Agama Islam di Eropa (Andalusia, Rusia , Inggris)
 
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
 
PPT Masa Bani umayyah
PPT Masa Bani umayyahPPT Masa Bani umayyah
PPT Masa Bani umayyah
 
Masyarakat Madani ppt
Masyarakat Madani pptMasyarakat Madani ppt
Masyarakat Madani ppt
 
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur RasyidinSistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
 
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
 
Manusia dan agama
Manusia dan agamaManusia dan agama
Manusia dan agama
 
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
 
Presentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaPresentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragama
 
Makalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragamaMakalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragama
 
Hak milik
Hak milikHak milik
Hak milik
 
Sejarah Berdirinya Muhammadiyah
Sejarah Berdirinya MuhammadiyahSejarah Berdirinya Muhammadiyah
Sejarah Berdirinya Muhammadiyah
 

Similar to jihad, radikalisme umat beragama dan muslim moderat

Isu isu seputar radikalisme (makalah)
Isu isu seputar radikalisme (makalah)Isu isu seputar radikalisme (makalah)
Isu isu seputar radikalisme (makalah)Erta Erta
 
Revisi makalah msi islam radikalisme
Revisi makalah msi islam radikalismeRevisi makalah msi islam radikalisme
Revisi makalah msi islam radikalismeWinda nawangasari
 
Makalah Islam dan Radikalisme
Makalah Islam dan RadikalismeMakalah Islam dan Radikalisme
Makalah Islam dan RadikalismeWinda nawangasari
 
KEGANASAN: TELA'AH TERHADAP KONSEP JIHAD FI SABILILLAH
KEGANASAN: TELA'AH TERHADAP KONSEP JIHAD FI SABILILLAHKEGANASAN: TELA'AH TERHADAP KONSEP JIHAD FI SABILILLAH
KEGANASAN: TELA'AH TERHADAP KONSEP JIHAD FI SABILILLAHFikri Mahmud
 
Pemikiran pilitik islam indonesia
Pemikiran pilitik islam indonesiaPemikiran pilitik islam indonesia
Pemikiran pilitik islam indonesiaTrisna Nurdiaman
 
00 makalah isu isu seputar radikalisme (revisi)
00 makalah isu isu seputar radikalisme (revisi)00 makalah isu isu seputar radikalisme (revisi)
00 makalah isu isu seputar radikalisme (revisi)Erta Erta
 
Terorisme, barat, dan islam
Terorisme, barat, dan islamTerorisme, barat, dan islam
Terorisme, barat, dan islamDeniKurniawan71
 
1. 33020210012_Nola Aura Suci.pdf
1. 33020210012_Nola Aura Suci.pdf1. 33020210012_Nola Aura Suci.pdf
1. 33020210012_Nola Aura Suci.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdfMAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdfDMI
 
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”Rizky Faisal
 
Radikalisme dan masa depan bangsa
Radikalisme dan masa depan bangsaRadikalisme dan masa depan bangsa
Radikalisme dan masa depan bangsaHeruska D'spallans
 
PPT_Islam_dan_Tantangan_Radikalisme.pptx
PPT_Islam_dan_Tantangan_Radikalisme.pptxPPT_Islam_dan_Tantangan_Radikalisme.pptx
PPT_Islam_dan_Tantangan_Radikalisme.pptxLintasLti
 
Fundamentallll
FundamentallllFundamentallll
FundamentallllFaw Zie
 
Agenda sekulerisasi di dunia islam
Agenda sekulerisasi di dunia islamAgenda sekulerisasi di dunia islam
Agenda sekulerisasi di dunia islamAlfian Akatsuki
 
Clash of Civilizations - Mengapa Dunia Barat Melawan Pemikiran Islam (Ed Nove...
Clash of Civilizations - Mengapa Dunia Barat Melawan Pemikiran Islam (Ed Nove...Clash of Civilizations - Mengapa Dunia Barat Melawan Pemikiran Islam (Ed Nove...
Clash of Civilizations - Mengapa Dunia Barat Melawan Pemikiran Islam (Ed Nove...SatyaWati3
 
(Sadn1013 h) kump 11
(Sadn1013 h) kump 11(Sadn1013 h) kump 11
(Sadn1013 h) kump 11sadn1013
 

Similar to jihad, radikalisme umat beragama dan muslim moderat (20)

Isu isu seputar radikalisme (makalah)
Isu isu seputar radikalisme (makalah)Isu isu seputar radikalisme (makalah)
Isu isu seputar radikalisme (makalah)
 
Revisi makalah msi islam radikalisme
Revisi makalah msi islam radikalismeRevisi makalah msi islam radikalisme
Revisi makalah msi islam radikalisme
 
Makalah Islam dan Radikalisme
Makalah Islam dan RadikalismeMakalah Islam dan Radikalisme
Makalah Islam dan Radikalisme
 
KEGANASAN: TELA'AH TERHADAP KONSEP JIHAD FI SABILILLAH
KEGANASAN: TELA'AH TERHADAP KONSEP JIHAD FI SABILILLAHKEGANASAN: TELA'AH TERHADAP KONSEP JIHAD FI SABILILLAH
KEGANASAN: TELA'AH TERHADAP KONSEP JIHAD FI SABILILLAH
 
Pemikiran pilitik islam indonesia
Pemikiran pilitik islam indonesiaPemikiran pilitik islam indonesia
Pemikiran pilitik islam indonesia
 
00 makalah isu isu seputar radikalisme (revisi)
00 makalah isu isu seputar radikalisme (revisi)00 makalah isu isu seputar radikalisme (revisi)
00 makalah isu isu seputar radikalisme (revisi)
 
Terorisme, barat, dan islam
Terorisme, barat, dan islamTerorisme, barat, dan islam
Terorisme, barat, dan islam
 
1. 33020210012_Nola Aura Suci.pdf
1. 33020210012_Nola Aura Suci.pdf1. 33020210012_Nola Aura Suci.pdf
1. 33020210012_Nola Aura Suci.pdf
 
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdfMAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
 
Modul 9 kb 1
Modul 9 kb 1Modul 9 kb 1
Modul 9 kb 1
 
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”
 
Radikalisme dan masa depan bangsa
Radikalisme dan masa depan bangsaRadikalisme dan masa depan bangsa
Radikalisme dan masa depan bangsa
 
PPT_Islam_dan_Tantangan_Radikalisme.pptx
PPT_Islam_dan_Tantangan_Radikalisme.pptxPPT_Islam_dan_Tantangan_Radikalisme.pptx
PPT_Islam_dan_Tantangan_Radikalisme.pptx
 
Fundamentallll
FundamentallllFundamentallll
Fundamentallll
 
Ghazwul Fikri
Ghazwul FikriGhazwul Fikri
Ghazwul Fikri
 
Agenda sekulerisasi di dunia islam
Agenda sekulerisasi di dunia islamAgenda sekulerisasi di dunia islam
Agenda sekulerisasi di dunia islam
 
Titas Persepsi Jihad
Titas Persepsi JihadTitas Persepsi Jihad
Titas Persepsi Jihad
 
ISLAM WASATHIYAH
ISLAM WASATHIYAHISLAM WASATHIYAH
ISLAM WASATHIYAH
 
Clash of Civilizations - Mengapa Dunia Barat Melawan Pemikiran Islam (Ed Nove...
Clash of Civilizations - Mengapa Dunia Barat Melawan Pemikiran Islam (Ed Nove...Clash of Civilizations - Mengapa Dunia Barat Melawan Pemikiran Islam (Ed Nove...
Clash of Civilizations - Mengapa Dunia Barat Melawan Pemikiran Islam (Ed Nove...
 
(Sadn1013 h) kump 11
(Sadn1013 h) kump 11(Sadn1013 h) kump 11
(Sadn1013 h) kump 11
 

Recently uploaded

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 

Recently uploaded (10)

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 

jihad, radikalisme umat beragama dan muslim moderat

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dewasanya belakangan ini, jihad menjadi topik yang banyak diperbincangkan oleh beberapa kalangan masyarakat di dunia, termasuk seperti halnya akademisi dan intelektual. Kemudian pasca peristiwa 9-11 yang ditandai dengan runtuhnya gedung WTC di New York dan hancurnya sebagian pusat militer Amerika Serikat (AS) di Pentagon, Jihad kembali diperbincangka n hampir di semua kalangan masyarakat dunia. Terbongkarnya para pelaku 9-11 yang diidentifikasikan sebagai kelompok Islam garis keras/radikal yang merupakan bagian dari organisasi Al Qaeda, menjadikan citra Islam sebagai ajaran yang membawa kedamaian ternodai dalam pandangan masyarakat dunia. Ketika AS sedang gencar melakukan Global War on Terrorism, Indonesia dikejutkan oleh peristiwa Bom Bali I pada tanggal 12 Oktober 2002. Peristiwa pengeboman tersebut diidentifikasi sebagai kelompok Islam garis keras di Indonesia yang memiliki motif melakukan pembunuhan terhadap orang asing khususnya AS, Israel dan sekutunya yang berada di Indonesia sebagai perwujudan dari Jihad dan berdasarkan hasil penyelidikan pihak berwajib para pelaku tersebut merupakan jaringan dari Jamah Islamiah (JI). Selain merusak citra Islam, Tindakan teror tersebut membawa stigma negatif terhadap pondok-pondok pesantren yang ada di Indonesia sebagai sarang teroris, hal tersebut muncul karena para pelaku merupakan alumni pesantren yang berhaluan radikal Dalam tulisan singkat ini akan membahas dan mendiskusikan tentang hubungan Jihad dan radikalisme dengan harapan dapat memahami kedua terminologi yang banyak di bicarakan dalam dasawarsa sekarang ini sebagai bagian dari kasus-kasus terorisme yang terjadi khususnya di Indonesia. Tema tentang jihad agaknya selalu tak henti menjadi topic hangat. Lebih-lebih bila dihungkan dengan interplay antar cara pandang baik di kalangan muslim sendiri maupun di luar muslim dalam memahami semesta ajarn Islam. Kata jihad seolah dipahami agker, sarat dengan bentuk-bentuk physical dan tak rentan dari sikap insinuative. Kata-kata jihad ini pula yang akhir-akhir ini
  • 2. melambungkan nama Islam di pentas mondial, walau lebih banyak sisi penyoratifnya disbanding positifnya. Lagi-lagi, hal ini dikarenakan kerancuan tafsir yang dilakukan, misalnya dengan hanya mempersempit makna dari segi lateral dengan memfokuskan pada balas dendam dan kekerasan. Setiap agama selalu saja terdapat kelompok fundamentalis, minoritas, militant, ekstrim dan radikal. Menurut penelitian Karen Amstrong (2001), fundamentalisme tidak hanya terdapat pada agama yang monoteistik saja. Ada juga fundamental isme Budha, Hindu dan bahkan Kong Hu Cu yang sama-sama menolak butir-butir nilai budaya liberal dan saling berperang atas nama agama serta berusaha membawa hal-hal yang sacral ke dalam urusan politik dan Negara. Dengan demikian, secara global, fundamentalisme dan radikalisme ini merupakan masalah masalah dan tantangan bagi semua agama. Pemahaman islam perlu dikembalikan pada penilaian yang substantive. Paparan dan ulasan mengenai jihad, radikalime umat beragama dan muslim moderat inilah yang dijelaskan dalam makalah ini. Kami berharap makalah ini bisa mengungkap pemikira n Islam yang benar mengenai berbagai tema penting yang tengah mengalami kebuntuan ilmiah, dan kami berusaha menempatkan itu semua sesuai dengan sumber dasarnya yang paling hakiki yaitu Al-Qur’an Al-Karim. 2 B. Masalah atau Topik Bahasan 1. Apa pengertian Jihad dan Radikalisme Umat beragama ? 2. Apa landasan dan Macam –macam Jihad ? 3. Bagaimana Latar belakang Radikalisme Agama? 4. Bagaimana bentuk dan Dampak Radikalisme Umat beragama ? 5. Bagaimana upaya menanggulangi Radikalisme Umat Beragama ? 6. Apa muslim Moderat itu ?
  • 3. 3 C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian secara luas Jihad dan Radikalisme Umat Beragama. 2. Untuk mengetahui landasan dan Macam – macam Jihad. 3. Untuk mengetahui Latar belakang Radikalisme Agama itu seperti apa. 4. Untuk mengetahui bentuk dan Dampak Radikalisme Umat beragama itu bagaimana. 5. Untuk mengetahui upaya menanggulangi Radikalisme Umat Beragama. 6. Untuk mengetahui muslim Moderat itu seperti apa.
  • 4. 4 BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN JIHAD DAN RADIKALISME UMAT BERAGAMA 1. Jihad Kata jihad mengandung beberapa pengertian, baik pengertian literal maupun pengertian konstektual. Di dalam kamus al-Mawrid karya Albaki (1973:491), jihad berati perang di jalan akidah (keimanan). Sedangkan menurut Galsse(1998:194-195), jihad berasal dari kata jahada yang artinya upaya sungguh-sungguh, dan mempertahankan islam dari serangan pihak lawan. Di dalam kamus al-Munawwir (1984:217), jihad berasal dari kata jahada-yujahidu yang berati mencurahkan segala kemampuan yang di miliki. Sementara iu, menurut al- Raghib dan al-Banna (2006), kata jihad adalah bentuk infinit ive dari kata jahada, yang artinya menggunakan atau mengeluarkan tenaga, daya, usaha, kekuatan untuk melawan suatu objek yang tercela. Selanjutnya, Salim (2002:619) memberikan pengertian jihad secara konstektual: jihad adalah usaha semaksimal mungkin untuk mencapai cita-cita, dan upaya untuk membela agama islam dengan harta, benda, jiwa, dan raga. Dengan demikian, jihad dalam pengertian konstektual ini adalah perjuangan yang dilakukan oleh individu muslim maupun kelompok islam dalam menyiarkan agama Islam, dan perjuangan – perjuangan lain yang lebih luas seperti : perjuangan di bidang pendidikan, kesehatan, moral ekonomi, sosial, budaya, politik, keamanan, hak dan kewajiban, lapangan pekerjaan, dan lain-lain dengan segenap kemampuan yang dimiliki. Seperti yang telah dikemukakan diatas, jihad berbeda dengan perang meskipun sebagian orang Barat mengidentikkan jihad sebagai perang (war) untuk menyiarkan islam. Jihad yang diartikan perang, menurut Ali (1996:638), sebenarnya tidak dikenal dalam ajaran islam. Jihad dalam arti “Perang Suci”, seperti yang di kemukakan oleh Klein dalam Ali (1996), di pandang sebagai suatu pemaknaan yang di pengaruhi oleh konsep Kristen (Perang Salib), di mana pandangan tersebut keliru sekaligus menyesatkan.
  • 5. Selaras dengan hal tersebut, maka jihad berbeda dengan perang(qital dan hard). Jihad dalam Al-Qur’an seperti dalam Q.S. Al- Ankabut:6, Q.S Al- Hajj:78, Q.S AL-Taubah:73, Q.S Al-Tahrim:9, Q.S Al-Baqarah:218, dan lain-lain berati “berjuang”. Sementara itu, qital dan hard yang bermakna “perang” di dalam Al-Qur;an di kemukakan dengan sangat hati-hati . kalaupun ada ayat yang memerintahkan untuk perang, hal tersebut dalam rangka mempertahanka n diri dari gangguan dan penganiyayaan dari pihak luar islam atau musuh-musuh islam, tidak boleh melampaui batas, dan untuk menghindari fitnah. Hal ini sesuai firman Allah sebagai berikut : (Q.S Al-baqarah:190) 5 (Q.S Al-baqarah:193) (Q.S Al-baqarah:194)
  • 6. Misi di turunkannya islam kea lam semesta ini adalah rahmatan lil alamin, dan sebgai pedoman manusia dalam mengemban misi utamanya, yaitu sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi. Dengan demikian, uamat islam dtuntut untuk selalu menjaga harmoni kehidupan di tengah dua karakter yang ada dalam dirinya “ifsad fi al- ard”(kecendurangan untuk membuat kerusakan di muka bumi), dan “safka al-dima”(potensi konflik antar sesame manusia). Wajah islam yang toleran tampak jelas dalam peritiwa Fath Makkah (pembebasan kota Makkah) yang dilakukan oleh umat Islam. Makkah perlu di bebaskan setelah 21 tahun dijadikan sebgai pusat komunitas musyrikin. Saat umat islam mengalami kegembiraan atas keberhasilannya, ada sekelompok kecil sahabat Nabi Muhammad SAW berpawai dengan memekikkan slogan “al-yaum yaum al-malhamah”(hari ini adalah hari pertumpahan darah). Slogan ini di maksudkan sebagai upaya balas dendam terhadap kekejaman kaum musyrik Makkah terhadap umat islam di masa silam. Gejala radikalisme ini dengan cepat diantisipasi oleh Nabi Muhammad SAW dengan melarang beredarnya slogan tersebut dan menggantinya dengan slogan” al yaum yaum al-marhamah” (hari ini adalah hari kasih sayang). Akhirnya, peristiwa pembebasan kota Makkah dapat berhasil tana terjadinya pertumpahan darah (Umar,2006). 6 2. Radikalisme Umat Beragama Islam sebagai agama rahmatan lil alamin tampil dengan wajah yang sarat kasih sayang, toleran, dan penuh percaya diri. Islam tidak mengajarka n kekerasan apalagi radikalisme. Kata radikalisme berasal dari kata radical yang berarti “dasar” atau sesuatu yang fundamental. Menurut istilah, radikalisme berati pembaruan atau perubahan sosial dan politik yang drastis, atau sikap ekstrem dari kelompok tertentu agar terjadi pembaruan atau perubahan sosial secara drastic(Salim,t.t:1220). Menurut Gove (1968:1873): Radical: relating to the root, original, fundamental, radicalis:tending or dispose to make extreme, conditions, or institutions in politic and conservative in religion. Radicalism: the will or the effort to uproot and reform that wich is
  • 7. established (radikal:berhubungan dengan akar,asal-usul, dan fundamenta l. Radikalis:cenderung atau kecenderungan untuk menjadi ekstrem, merubah cara pandang, kebiasaan, kondisi, atau institusi politik dan konservatif dalam agama. Radikalisme: kemauan atau usaha untuk mengubah apa yang ada). Dengan demikian, radikalisme umat beragama adalah paham yang menginginkan pembaruan atau perubahan sosial, dan politik secara drastic dengan menggunakan sikap yang ekstrem. Radikalisme bukan ciri ajaran islam karena islam dalam menyiarkan agama menggunakan cara bil hikmah ( bijaksana), tutur kata yang santun, dan menggunakan cara berdebat yang dilandasi saling hormat-menghormati. 7 B. LANDASAN DAN MACAM – MACAM JIHAD 1. Landasan Jihad Landasan jihad dalam islam terdapat dalam kitab suci Al-qur’an, hadist, dan itjihad. Dalam Al-Qur’an, landasan-landasan tersebut, antara lain, terdapat dalam ayat-ayat sebagai berikut. Q.S Al-Ankabut:6 Q.S Al-Ankabut:8
  • 8. 8 Q.S Al-Hajj:78 Q.S Al-Baqarah:218 Hukum jihad adalah fardhu kifayah. Artinya,jika jihad telah dilakukan oleh orang yang memenuhi persyaratan, maka gugurlah kewajiban orang yang menunaikan dan segenap muslimin lainnya. Jihad menurut status hokum ini meliputi penegakan hukum islam, belajar ilmu tafsir, hadis, fikih, dan ilmu – ilmu pelengkap lainnya. Termasuk dalam hukum jihad ini ialah menghindarkan diri dari kemudharatan dan menghindarkan diri dari kekurangan makan. Perlu ditegaskan di sini bahwa jihad bukan merupakan rukun islam, karena rukun islam sudah jelas aspek, yakni:syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji. Landasan jihad yang berstatus hukum fardhu kifayah, antara lain, terdapat dalam antara lain :
  • 9. 9 Q.S Al-fath:17 Q.S Al-Taubah:91 Jihad hukumnya fardhu ain’, jika pemimpin umat islam telah memaklumka n mobilisasi umum bagi kaum muslimin yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan jihad dengan segenap kekuatan yang dimilikinya. Misalnya, pada saat umat islam merasa terhalangi untuk melaksanakan rukun islam, dan terusik kedaulatan bangsa dan negaranya, maka mereka di perintahkan untuk berjihad ( berjuang sungguh-sungguh di jalan Allah SWT). Landasan jihad yang berstatus hukum fardhu ain’ ini adalah firman Allah dalam surah sebagai berikut :
  • 10. 10 Q.S Al-Anfal:15 Q.S Al-Anfal:16 Q.S Al-Anfal:39 2. Macam – macam Jihad Jihad di tinjau dari macamnya dapat dipilah menjadi dua, yaitu jihad universal dan jihad konstektual. Jihad universal di dalam Al-Qur’an di sebutkan di dalam surah sebagai berikut :
  • 11. 11 Q.S Al-Nahl:110 Sedangkan jihad konstekstual, menurut al Raghib dalam al-Banna(2006), ada tiga macam: berjuang melawan musuh yang kelihatan, berjuang melawan setan, dan berjuang melawan hawa nafsu. Sementara itu, macam-macam jihad secara konstektual di era modern, menurut Sabirin (2004), terindentifikasi ada tiga: jihad memerangi musuh secara nyata, jihad melawan setan, dan jihad mengendalikan diri sendiri. Jihad dalam pengertian universal di atas juga mencakup seluruh ragam jihad ynag bersifat lahir dan batin, sebagaimana di contohkan dalam perjuangan Nabi Muhammad Saw selama di Makkah dan Madinah. Jihad memerangi musuh secara nyata dapat di temukan dalam firman Allah berikut: Q.S Al-furqan:52 Sedangkan jihad melawan setan akan terus berlangsung sepanjang hidup. Selama manusia hidup di dunia, setan selalu melakukan tipu daya, baik melalui harta, tahta, wanita, nafsu, kekuasaan, dan kesombongan. Di dalam Al-quran terdapat pada surah sebagai berikut :
  • 12. 12 Q.S Al-Isra:64 Meskipun Allah SWT memberikan kesempatan kepada iblis (setan) untuk menyesatkan manusia dengan segala kemampuannya, tetapi segala tipu daya setan itu tidak akan mampu menyesatkan manusia yang benar-benar beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Manusia selain dibekali agama dan akal, juga diberi nafsu oleh Allah SWT. Nafsu manusia pada dasarnya meliputi nafsu baik dan nafsu buruk. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia jika di beri kesenangan maupun cobaan sering memiliki sikap yang berbeda. Pada saat manusia senang, mendapat nikmat dari Allah SWT, mereka seharusnya bersyukur, dan memperbanyak amal ibadahnya. Tetapi tidak sedikit manusia yang diberi kesenangan dan kenikmatan, justru kufur kepada-Nya. Begitu pula pada saat memperole h cobaan, orang beriman seharusnya menyikapinya dengan sabar dan tawakal serta lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun tidak sedikit orang mendapat cobaan justru semakin menjauhkan diri dari Allah SWT. Sikap kufur, sombong, dan menjauhkan diri dari Allah tersebut di karenakan manusia di pengaruhi oleh nafsu buruk yang ada pada dirinya. Allah SWT berfirman pada surah sebagai berikut :
  • 13. 13 Q.S Al-fajr:15-16 Allah SWT menyalahkan orang-orang yang mengatakan bahwa kekayaan itu adalah suatu kemuliaan, dan kemiskinan adalah suatu kehinaan seperti dikemukakan dalam dua ayat di atas. Karena sebenarnya kekayaan dan kemiskinan adalah ujian Allah SWT bagi hamba-hamba-Nya. Dengan demikian, jihad melawan musuh yang kelihatan , melawan setan, dan melawan hawa nafsu yang ada pada diri merupakan jihad yang sifatnya konstektual. Lebih lanjut, Sabirin(2004) mengemukakan, jihad zaman modern lebih bersifat konstektual, yakni meliputi jihad di bidang ekonomi, sosial, dan ilmu pengetahuan. Jihad ekonomi adalah upaya membebaskan diri dari kemiskinan sehingga umat islam menjadi umat yang kaya. Era modern di tandai dengan tingkat kemakmuran suatu Negara. Fenomena itulah yang perlu kita jihadkan, sebab islam bukan identik dengan agama orang miskin dan kaum papa. Karenanya, membebaskan diri dari kemiskinan merupakan jihad ekonomi. Berikutnya adalah jihad ilmu. Jihad di bidang ini sangat perlu di priotitaskan. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sejalan dengan jihad untuk kemajuan dan kejayaan suatu bangsa. Termasuk dalam kelompok ini, berjihad dalam mengatasi pengangguran. Hal itu merupakan suatu langkah penyelamatan dari ancaman kefakiran, kiriminalitas, dan degradasi moral.
  • 14. Lebih lanjut, jihad dalam konsteks berperang sangat terbatas dan harus memenuhi kriteria yang sangat ketat. Ketika umat Islam terancam oleh kekuatan nyata dari orang-orang kafir, pada saat itulah jihad dalam arti berperang baru di wajibkan. Jihad dalam bentuk perang fisik harus dipersiapkan secara matang, baik sumber daya manusia (SDM), mental, taktik, strategi maupun peralatannya. Di jelaskan dalam surah sebgai berikut : Q.S Al Shaff:4 14 C. LATAR BELAKANG RADIKALISME UMAT BERAGAMA Terdapat beragam faktpr yang menyebabkan terjadinya radikalisme di kalangan umat beragama. Bila diklasifikasi berdasarkan jenisnya, setidaknya ada dua macam faktor latar belakang radikalisme umat beragama, yakni yang bersifat umum dan yang bersifat khusus. Latar belakang yang bersifat umum adalah bahwa di lingkungan umat beragama apapun jenis agamanya selalu terdapat kelompok fundamentalis, minoritas, militan, ekstrem, dan radikal. Menurut penelitian Amstrong (dalam Umar, 2006), fundamentalis tidak hanya terdapat dalam pemeluk agama yang monoteistik saja, akan tetapi fundamentalis juga bersemai dalam komunitas pemeluk agama Budha, Hindu, dan Kong HuChu, yang sama-sama menolak butir-butir nilai budaya liberal dan saling berperang atas nama agama, serta membawa hal-hal yang saklar ke dalam persoalan politik dan negara. Dengan demikian, fundamentalisme dan radikalisme ini merupakan masalah dan tantangan bagi semua umat beragama. Dalam islam, menurut Umar (2006), gejala fundamentalisme dan radikalisme sebenarnya telah disinyalir sejak Rasul Allah SAW masih hidup. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Muslim dikisahkan:
  • 15. Ketika Rasul Allah SAW membagi fa’i (harta rampasan perang) di daerah Thaaif dan sekitarnya, tiba-tiba salah seorang sahabat yang bernama Dzul Khuwaishirah dari Bani Tamim mengajukan protes kepada Nabi SAW dengan mengatakan, “Bersikaplah adil, wahai Muhammad!” Nabi SAW merespon, “Celaka kamu, tidak ada orang yang lebih adil dari aku! Karena apa yang kulakukan itu berdasarkan petunjuk Allah SWT.” Setelah Dzul Khuwaishirah pergi, Nabi SAW bersabda, “Suatu saat nanti akan muncul sekelompok kecil dari umatku yang membaca al-Qur’an, namun tidak mendapatkan makna yang sebenarnya” (HR. Muslim). Terbukti setelah kemangkatan Nabi Muhammad SAW, pada tahun 35 Hijriyah, Usman RA terbunuh secara mengenaskan oleh sekelompok umat Islam yang radikal. Peristiwa ini kemudian terulang lagi pada masa khalifah Ali bin Abi Tholib yang juga terbunuh oleh kalangan radikal dari umat Islam. Tindakan komunitas radikal tersebut lazimnya bernuansa politis. 15 Sementara itu latar belakang yang bersifat khusus, antara lain: 1. Pengertian seseorang terhadap agama yang tidak tepat, penyalahgunaa n agama untuk kepentingan sektarian, pemehaman agama yang tekstual, rigrid(kaku), sempit, dan penyalahgunaan simbol agama. 2. Agama digunakan sebagai pembenar tanpa mengakui eksistensi agama lain. Kelompok radikal agama ini mengklaim agama dan kelompoknya sebagai yang paling benar. 3. Adanya penindasan, ketidakadilan, dan marginalisasi, sehingga melahirkan gerakan perlawanan, contohnya kondisi menyedihkan di Palestina, Afghanistan, dan Irak serta beberapa negara yang lain. 4. Adanya tekanan sosial, ekonomi, dan politik. Jika tekanan itu melampaui batas ambang kesabaran, maka muncul gerkan perlawanan dengan menggunakan segala cara untuk meraih kemerdekaan. Tanpa ragu, nyawapun dipertaruhkan, seperti bangsa Indonesia pada saat melawan penjajah Belanda dan Jepang, Vietnam pada waktu diduduki Amerika Serikat, Aljazair pada saat dijajah Perncis, dan sebagainya. 5. Lingkungan masyarakat yang tidakkondusif terkait dengan kemakmuran, pemerataan, dan keadilan.
  • 16. 6. Menolak modernitas dan lebih melakukan peran formal agama. Pada saat eksistensi umat bergama dilanda krisis modernisasi, maka mereka mempertahankan diri dengan memunculkan reaksi atas krisis yang mengancam mereka. Sebab modernisasi merupakan sebuah fase sejarah yang mengelilingi kehidupan umat manusia, di mana terdapat sisi positif dan juga sisi negatif. 7. Pandangan dunia (wordl view) dari umat beragama yang berupaya memperjuangkan keyakinan yang merka anggap benar dengan sikap-sikap emosional yang menjurus pada kekerasan. Secara empirik, radikalisme agama di belahan dunia muncul dalam bentuknya yang paling konkrit di Bosnia di mana kaum Ortodok, Katolik, dan Islam saling membunuh. Di Irlandia Utara umat katolik dan Protestan juga saling bermusuhan. 8. Kurangnya kesadaran bermasyarakat dan berbangsa secara pluralist ik sehingga menyebabkan hilangnya rasa toleran, dan sebaliknya timbul fanatisme atas kebenaran agamanya sendiri. Seharusnya sebuah masyarakat atau bangsa yang plural memiliki kesadaran setuju untuk tidak setuju dalam menyikapi pluralisme sosial, budayaa, dan agama yng ada di tengah-tengah masyarakat maupun bangsa tersebut. 16 D. BENTUK DAN DAMPAK RADIKALISME UMAT BERAGAMA 1. Bentuk-Bentuk Radikalisme Umat Beragama Bentuk-bentuk radikalisme umat beragama ada beberapa jenis, yaitu: aksi teror, bom bunuh diri, saling menyerang, aksi kekerasan, intimida s i perlawanan terhadap pemerintahnya, dan lain-lain. Aksi radikalisme umat beragamayang terjadi belum lama diantara lain: a. Timbulnya aksi kekerasan, seperti tragedi Black Tuesday World Trade Centre (WTC) pada 11 September 2001 di Amerika Serikat. b. Tragedi bom di Legian Bali dan pengeboman Hotel JW Marriot di Jakarta, yang mengakibatkan ratusan nyaawa melayang sebagai akibat dari aksi terorisme tersebut.
  • 17. c. Aksi teror di Thailand Selatan, khususnya di Propinsi Pattani, Narathiwat, Yalla, dan Songkla. Teror tersebut secara misterius berkecamuk di daerah tersebut yang mayoritas penduduknya Muslim dan Budha. Latar belakang aksi terorisme tersebut dilatarbelakangi oleh kesenjangan sosial, ekonimi, politik, pendidikan, dan kebudayaan. d. Perlawanan yang terjadi di Philipina selatan. Karena tekanan rezim politik yang berkuasa di Philipina terhadap kelompok minoritas Muslim sehingga mereka tidak mendapat hak kebebasan beragama dan berpendapat. Karenanya, mereka melakukan perlawanan dengan cara radikal. 17 2. Dampak Radikalisme Umat Beragama Secara umum, radikalisme umat agama mengakibatkan erjadinya teror dan kekerasan bahkan menimbulkan konflik dan peperangan secara horisontal dan vertikal, apalagi jika yang terlibat berasal kelompok agama yang berbeda. Sudah banyak darah yang mengalir akibat aksi radikalisme tersebut, begitu juga korban harta benda bahkan nyawa. Di samping itu, radikalisme melahirkan beragam penderitaan dan nestapa. Tidak sedikit wanita yang kehilangan suami, anak yang kehilangan orang tua, serta ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Dari sisi psikis, radikalism e agama menimbulkan keresahan dan ketakutan pada masyarakat, dan kurang adanya sikap saling percaya antara rakyat dan penguasa. Secara internasional, aksi-aksi radikalisme tersebut mengakibatkan urunnya citra bangsa, negara, bahkan agama yang dipeluk oleh bangsa tersebut. Penyebabnya tidak lain karena banyak orang yang menyamaratakan antara agama dan praktik-praktik yang dilakukan oleh umat beragama tersebut. Radikalisme yang terjadi di Timur Tengah dan Asia Tenggara (Indonesia, Thailand, Malayasia, Singapura, dan Filipina) mengakibatka n daerah-daerah yang menjadi objek pariwisata bagi turis asingmapun domestik (termasuk di dalamnya tempat-tempat bisnis dan lembaga-lembaga pendidikan), yang mendatangkan devisa bagi negara, akhirnya
  • 18. kehilangan pemasukan strategis. Sebab turis mancanegara tidak mau datang ke wilayah-wilayah yang tidak aman dan nyaman itu. Kondisi ini diperburuk dengan adanya travel warning dari negara-negara tertentu agar tidak mendatangi daerah atau negara yang rawan dari gangguan teror atau ancaman dari radikalisme. Menurut Tahir (2004), kini radikalisme, terutama yang bermotifkan agama, menjadi perhatian kaum agamawan dan para pemerhati sosisial, ekonomi, politik, hukum, pendidikan, kebudayaan, dan pertahanan, baik di dalam maupun luar negeri.dengan merebaknya aksi kekerasan di luar negeri (tragedi WTC pada 11 September 2001) dan salam negeri (tragedi Legian Bali, penegeboman Hotel J.W. Marriot, dan lainnya), Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam turut merasakan efek buruk itu. Padahal aktor intelektual dibalik teror tersebut berasal dari luar negeri (bukan umat Islam Indonesia), dan hanya dilakukan oleh sekelompok “kecil” dari umat Islam Indonesia. E. UPAYA MENANGGULANGI RADIKALISME UMAT BERAGAMA Upaya – upaya untuk menaggulangi eskalasi radikalisme umat beragama di Indonesia khususnya, dan di negara-negara lain pada umumnya, dapat di lakukan dengan mengetahui secara tepat akar permasalahannya. Selanjutnya, di cari solusi yang tepat dan bijak dengan melibatkan pihak-pihak terkait. Khususnya para pelaku radikalisme agama. Diantara upaya-upaya yang dapat di lakukan untuk menanggulangi radikalisme umat beragama adalah: 1. Perubahan sikap dan pandangan dari negara-negara Barat terhadap negara-negara Muslim di dunia. Sudah saatnya dan sudah semestinya umat islam di dunia tidak di posisikan sebgai lawan Barat Pasca berakhirnya era perang dingin. Namun, sebaliknya, umat islam di dunia harus di perlakukan sebagai sahabat dan partner dalam bidang kehidupan secra bermatabat dan tidak diskriminatif. 2. Mengurangi dan menghapuskan kesenjangan sosia, ekonomi, politik, pendidikan, dan kebudayaan di tingkat nasional, regional, dan internasiona l. 18
  • 19. 3. Reorientasi pemahaman agama yang tekstual, rigid, dan sempit menjadi 19 pemahaman yang konstektual, fleksibel, dan terbuka. 4. Melakukan modernisasi kehidupan umat secara selektif, dengan mengakomodir sisi positifnya dan mengeliminir sisi negatifnya. 5. Menanamkan kesadaran “setuju untuk tidak setuju” dalam menyik ap i pluralism sosial, budaya, dan agama yang berkembang di tengah – tengah masyarakat dan bangsa. Perlu disemaikan pula kesadaran umat beragama di era globalisasi ini untuk dapat hidup bersatu di tengah- tengah masyarakat, bangsa, dan negara meski tidak harus melebur menjadi satu. F. MUSLIM MODERAT Kini sudah saatnya umat Islam menumbuhkan karakter keberagaman yang moderat, dan memahami dinamika kehidupan secra lebih terbuka dalam konteks pluralitas kehidupan dari pihak lain yang berada di luar kelompoknya. Keberagaman yang moderat akan mengurangi polarisasi antara fundamentalisme dan sekularisme dalam menyikapi modernitas dan perubahan. Islam yang di tengah-tengah akan membentuk karakter islam yang terbuka, rasional, dan demokratis. Islam hadir di muka bumi untuk memahami panggilan kemanusiaan, keadilan, kasih sayang, dan perdamaian. Tugas seluruh umat islam adalah memberikan citra positif bagi islam yang memang berwajah humanis, anti kekerasan, sarat cinta kasih, dan moderat. Kata moderat merupakan sikap yang selalu menghindari perilaku yang berlebih- lebihan. Moderat merupakan pandangan atau sikap seseorang yang cenderung kearah pengambilan sikap dengan menggunakan jalan tengah(Salim,2002). Dengan demikian muslim moderat dapat di definis ika n sebagai pandangan seorang muslim atau umat islam terhadap suatu persoalan dengan selalu menghindarkan praktik-praktik yang radikal dan cenderung menyikapi segala sesuatu dengan mengambil jalan tengah ( moderat). Muslim di Indonesia pada dasarnya adalah moderat dan toleran, karena latar belakang masuknya islam ke Indonesia yang damai lewat para
  • 20. pedagang Gujarat dan Arab. Padahal, saat itu penduduk Indonesia sudah memiliki kejayaan dan kepercayaan tertentu , seperti: Hindu, Budha, Animisme, dan dinamisme. Secara sosial-budaya, muslim Indonesia berbeda dengan muslim belahan dunia lain. Meski demikian. Umat islam di Indonesia dapat dikatakan kurang kental keislamannya disbanding di negara-negara lain. Dengan demikian, radikalisme umat islam di Indonesia bukan bersumber dari budaya asli umat islam di Indonesia, sebab pada dasarnya mereka adalah komunitas yang moderat. Hal itu terjadi lebih karena pengaruh asing. Maraknya konspirasi politik dan kepentingan pragmatis dari pihak tertentu, baik dari dalam maupun dari luar negeri, berpotensi untuk merusak citra Isalam dan citra umat Islam di Indonesia yang gemah ripah loh jinawi, yang dalam terminologi Al-Qur’an sering diistila hka n dengan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (negeri yang sejahtera dan di rahmati Tuhannya) 20
  • 21. 21 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Jihad hari ini tidaklah mengharuskan kita untuk mati di Jalan Allah, akan tetapi bagaimana supaya kita bisa tetap hidup di Jalan Allah. 2. Radikalisme umat beragama adalah paham yang menginginkan pembaruan atau perubahan social, dan politik secara drastic dengan menggunakan sikap yang ekstrem. 3. Muslim Moderat adalah pandangan seorang muslim atau umat islam terhadap suatu persoalan dengan selalu menghindarkan praktik-praktik yang radikal dan cenderung menyikapi segala sesuatu dengan mengambi l jalan tengah (moderat). B. Saran 1. Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca dalam memaknai arti dan makna jihad, radikalisme umat beragama dan muslim moderat. 2. Jangan sampai kita manyalah artikan jihad. 3. Sebagai generasi penerus bangsa berjihad lah kita di jalan yang benar yang sesuai di zaman kita dengan pendidikan yaitu menuntut ilmu untuk membangun negara yang lebih baik. Untuk dapat menjadikan islam lebih maju dan tidak mudah dimasuki oleh ajaran-ajaran yang menyimpang.
  • 22. 22 DAFTAR PUSTAKA Al-Malibari,Zainuddin Abdul Aziz.1993.fath al-Mu’in. Surabaya: Nurul Huda Al- Banna,Gamal.2006.al-Jihad.Terj. Jakarta: Tim Mata Air Publishing Al-Munawwir,Ahmad Warson.1984.Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progresif Albaki. Munir.1973. al-Mawrid: A Modern English-Arabic Dictionary. Beirut: dar al-Islam li al-Malayin Ali, Maulana Muhammad.1996. Din al-Islam. Lahore: Ahmadiyah Building. Azra. Azyurmardi.2006. Moderate Islam and Democracy in Indonesia. Bangkok: The Embassy of the Republic of Indonesia. Bahreisj, Salim.1997. Riyadh al-Shalihin. Terj. Bandung: PT Ma’arif. Baqi,Fuad Abdul. Al-Lu’lu’ wa al-Marjan. Bairut: Darul Fikr. Glasse. Cyril. 1998. The Concise Encyclopaedia of Islam. New York: Columbia University . Gove, Philip Babcock. 1968. Webster’s Third New International Dictionar y. Massachusetts: G&C Merriam Company Springfield. Kementrian Urusan Agama Islam. Wakaf, Dakwah, dan Irsyad Kerajaan Saudi Arabia. 1990. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Madinah: Majma’Malik Fahd li Thiba’ah al- Mushaf al-Syarif. Sabirin,Rahimi. 2004. Jihad Akbar di Dunia Modern. Jakarta:Teras. Salim, Peter, et. al. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press. Tahir.2004. Meredam Gelombang Radikalisme. Jakarta:CMM press dan Karsa Rezeki Umar, Nasaruddin. 2006. Jihad. Jakarta: Mata Air Publishing.