2. Sistem Koloid
Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dengan
ukuran tertentu dalam medium pendispersi. Zat
yang didispersikan disebut fase terdispersi,
sedangkan medium yang digunakan untuk
mendispersikan disebut medium pendispersi.
3. Jenis-Jenis Koloid
AEROSOL
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika
zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang terdispersi berupa
zat cair, disebut aerosol cair.
SOL
Sistem koloid dari partikel padat yang terdipersi dalam zat cair disebut sol.
CONTOH SOL : air sungai (sungai dari lempung dalam air), sol sabun, sol detergen, sol
kanji, tinta tulis, dan cat
EMULSI
Syarat terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat
digolongkan ke dalam 2 bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) atau emulsi air dalam
minyak (A/M).
CONTOH M/A : santan, susu, lateks
CONTOH A/M : mayonaise, minyak bumi, dan minyak ikan
BUIH
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Buih digunakan pada
pengolahan biji logam dan pada alat pemadam kebakaran. Zat- zat yang dapat memecah buih
antara lain eter, isoamil, dan alkohol.
GEL
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel.
Contoh : agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika.
4. Koloid Dalam Kehidupan Sehari-Hari
CONTOH LARUTAN : larutan gula, larutan garam,
spiritus, alkohol 70%, larutan cuka, air laut, udara
yang bersih, bensin.
CONTOH KOLOID : sabun, susu, jeli, mentega,
dan mayonaise.
CONTOH SUSPENSI : air sungai yang keruh,
campuran air dengan pasir, campuran kopi dengan
air, dan campuran minyak dengan air.
5. MUATAN KOLOID
ELEKTROFORESIS
Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid dalam medan listrik. Koloid bermuatan
negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif) sedangkan koloid yang bermuatan positif
bergerak ke katode (elektrode negatif). Dengan demikian elektroforesis dapat digunakan
untuk menentukan jenis muatan koloid.
ADSORPSI
Adalah kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Partikel
koloid dapat mengadsorpsi tidak hanya ion atau muatan listrik tetapi juga zat lain yang
berupa molekul netral. Sifat adsorpsi dari koloid ini digunakan dalam berbagai proses,
antara lain :
1. Pemutihan Gula Tebu
Gula yang masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan melalui tanah diatomae
dan arang tulang. Zat-zat warna dalam gula akan diadsorpsi sehingga diperoleh gula yang
putih bersih.
2. Norit
Norit adalah tablet yang terbuat dari karbon aktif Norit. Di dalam usus norit membentuk
sistem koloid yang dapat mengadsorpsi gas atau racun.
3. Penjernihan Air
Untuk menjernihkan air digunakan tawas atau alumunium sulfat. Di dalam air, alumunium
sulfat terhidrolisis membentuk koloid Al(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau
pencemar dalam air
6. KOLOID PELINDUNG
Koloid pembungkus akan membungkus partikel zat
terdispersi sehingga tidak dapat lagi mengelompok.
Contoh :
1.Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah
pembentukkan kristal besar es atau gula
2.Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan
suatu koloid pelindung.
3.Zat-zat pengelmusi, seperti sabun dan detergen, juga
tergolong koloid pelindung
7. KOLOID LIOFIL DAN KOLOID LIOFOB
Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas koloid liofil dan
koloid liofob.Suatu koloid disebut koloid liofil apabila terdapat gaya tarik
menarik yang cukup besar antara zat terdispersi dengan mediumnya.
Sebaliknya, suatu koloid disebut liofob jika gaya tarik menarik tersebut tidak
ada atau sangat lemah. Jika mediumdispersi yang dipakai adalah air, maka
kedua jenis koloid di atas masing-masing disebut koloid hdrofil dan koloid
hidrofob.
Contoh :
1. Koloid hidrofil : protein, sabun, detergen, agar-agar, kanji, dan
gelatin.
2. Koloid hidrofob : susu, mayonaise, sol belerang, sol Fe(OH)3, sol-sol
sulfida, dan sol-sol logam.