SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Aida Nur Ramadhani, M.T.
Dr. Ari Diana Susanti
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret 2020
TK2523
Kimia Fisika
Klasifikasi campuran
2
 Campuran berdasarkan ukuran partikelnya, dibedakan menjadi 3 golongan
umum:
Larutan
Koloid
Suspensi
Larutan
3
 Larutan merupakan campuran homogen yang memiliki dimensi berupa
molekul kecil atau ion yang berdiri sendiri.
 Partikel ini tersebar merata dalam komponen lainnya sehingga tercipta
satu fase homogen.
 Larutan terdiri dari satu fase sehingga ketika disaring tidak terdapat
residu.
Koloid
4
 Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dengan ukuran tertentu dengan
medium pendispersi.
 Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang
digunakan untuk mendispersi disebut medium pendispersi.
 Koloid juga dinamakan dispersi koloid / suspensi koloid adalah campuran
pertengahan antara larutan sejati dan suspensi.
 Contoh koloid : susu segar, yang terdiri dari butiran lemak sangat kecil
yang tersebar dalam fase berair yang juga mengandung kasein (suatu
protein) dan beberapa bahan lain.
Suspensi
5
 Suspensi adalah sistem yang sekurang-kurangnya terdapat satu
komponen partikel yang relatif besar yang merata dalam komponen
lainnya.
 Contoh suspensi : jika kita mencampurkan tepung terigu dengan air maka
tepung terigu tersebut tidak bisa larut. Tepung terigu akan memisah
(mengendap) jika didiamkan beberapa saat. Partikel tepung dalam suspensi
akan mengendap akibat pengaruh gravitasi.
6
 Dalam laboratorium, kita sering perlu memisahkan endapan tersuspensi dari suatu
campuran bereaksi.
 Salah satu metode adalah dengan penyaringan (filtrasi).
 Campuran yang mengandung materi tersuspensi dilewatkan melalui penyaring
(filter).
 Dasar yang digunakan adalah kecenderungan suspensi untuk mengendap
karena pengaruh gravitasi.
 Proses tersebut dapat dibantu dengan menggunakan sentrifus (centrifuge).
 Dengan sentrifus, campuran diputar dengan cepat, dan gaya sentrifugal yang
dihasilkannya bekerja sebagai gravitasi buatan yang sangat kuat yang
mendorong endapan ke dasar wadah.
7
 Meletakkan sampel suspensi dalam tube secara seragam.
 Set kecepatan putar dan waktu yang diinginkan.
 Setelah selesai, maka akan terlihat endapan pada campuran tersebut.
8
Sifat Sistem Larutan Koloid Suspensi
Bentuk Campuran homogen
Homogen, tetapi bersifat
heterogen dengan
ultramikroskop
heterogen
Bentuk Dispersi
Dispersi
molekular
Dispersi padatan
(dispersi koloid)
Dispersi kasar
Ukuran diameter
partikel
< 10-7 cm 10-7 – 10-5 cm > 10-5 cm
Pengamatan fase
terdispersi dan medium
pendispersi
Tak tampak
dengan
ultramikroskop
Tampak pada
ultramikroskop
Mikroskop
biasa
Cara pemisahan
Tidak dapat
disaring
Tidak dapat disaring,
kecuali dengan
penyaring ultra
Dapat disaring
Contoh Larutan gula Tinta, susu
Campuran
tepung dan air
9
SISTEM KOLOID
Jenis Koloid
10
Medium
Pendispersi
Fase
terdispersi
Jenis koloid Contoh
Padatan Padatan Sol padat Paduan logam
Padatan Cairan Emulsi Padat Keju, mentega
Padatan Gas Busa Padat Batu apung
Cairan Padatan Sol, gel Cat, tinta
Cairan Cairan Emulsi Susu, santan
Cairan Gas Buih atau busa busa
Gas Padatan Aerosol Padat Debu, asap
Gas Cairan Aerosol Cairan Awan, kabut
11
a. Emulsi
 Emulsi adalah sistem koloid yang terbentuk dari fase cair yang terdispersi
dalam zat padat atau cair.
 Emulsi digolongkan menjadi dispersi partikel
minyak dalam air dan sebaliknya air dalam
minyak yang distabilkan oleh bahan
pengemulsi.
 Pengemulsi adalah zat yang digunakan
untuk memudahkan pembuatan emulsi dan
selanjutnya akan menstabilkan emulsi
tersebut.
 Kebanyakan pengemulsi berupa bahan aditif,
misalnya sabun.
12
b. Aerosol
 Aerosol adalah butiran zat cair atau zat padat yang sangat ringan, sehingga
dapat mengambang di udara atau gas lain.
 Contoh aerosol antara lain kabut, asap, awan, dan kabut semprotan pembasmi
serangga.
13
c. Gel
 Gel merupakan fase padat suatu larutan koloid yang dapat di ubah kembali
menjadi cair dengan cara pemanasan.
 Contoh gel : gelatin, agar-agar, selai.
14
d. Buih atau busa
 Buih adalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas dalam zat cair yang
cukup stabil.
 Buih atau busa dapat dihasilkan oleh kocokan atau dengan bantuan zat kimia.
Sifat-sifat Koloid
15
Koloid mempunyai sifat berbeda dengan larutan dan suspensi.
Sifat fisika koloid yang akan dibahas antara lain:
 Efek Tyndall
 Gerak Brown
 Adsorpsi
 Elektroforesis
 Koagulasi
 Dialisis, dan
 Koloid pelindung
16
1. Efek Tyndall dan Gerak Brown
Efek Tyndall
 Adalah gejala penghamburan berkas cahaya oleh partikel koloid.
 Digunakan untuk membedakan larutan sejati dengan koloid.
 Penerapan dalam kehidupan sehari-hari:
≡ Sorot cahaya mobil tampak jelas pada daerah yang berkabut.
≡ Berkas cahaya matahari terlihat jelas di sela-sela pohon yang sekitarnya berkabut.
≡ Berkas cahaya proyektor tampak jelas di gedung bioskop yang berasap.
17
18
Gerak Brown
 Gerak partikel koloid yang bergerak secara acak (zig-zag) dan berlangsung
terus-menerus.
 Menjadi faktor penyebab stabilnya partikel koloid dalam medium
pendispersinya, dan partikel koloid dapat terhindar dari pengendapan.
 Gerakan ini terjadi karena benturan tidak teratur antara partikel koloid terdispersi
dan medium pendispersi, yang dapat mengimbangi gaya gravitasi.
19
2. Muatan Listrik Partikel Koloid
 Partikel sol (sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair)
bersifat menyerap ion-ion yang terdapat dipermukaannya.
 Partikel koloid dapat bermuatan listrik yang disebabkan oleh sifat-sifat partikel
koloid berikut:
≡ Adsorpsi
≡ Elektroforesis
≡ Koagulasi
20
≡ Adsorpsi
 Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion pada permukaannya
sehingga partikel koloid menjadi bermuatan listrik.
 Peristiwa penyerapan pada permukaan disebut adsorpsi.
 Misalnya sol As2S3 mengadsorpsi ion S2
- sehingga bermuatan negatif.
21
≡ Elektroforesis
 Elektroforesis adalah suatu proses berpindahnya partikel sol karena pengaruh
medan listrik.
 Jika dalam sistem koloid dimasukkan dua elektroda yang dihubungkan dengan
sumber arus listrik, maka partikel koloid yang bermuatan positif bergerak ke
katode (elektrode negatif) dan partikel koloid negatif bergerak ke anode
(elektrode positif).
22
≡ Koagulasi
 Koagulasi merupakan proses yang dapat menyebabkan partikel halus bergabung
untuk menghasilkan partikel yang dapat mengendap.
 Biasanya digunakan koagulan, yakni bahan yang menyebabkan penggumpalan
sol.
 Koagulasi disebabkan oleh terlepasnya muatan listrik dari partikel-partikel koloid,
sehingga antarpartikel koloid akan mudah bergabung.
23
3. Dialisis
 Proses pemisahan makromolekul dari ion-ion dan senyawa yang mempunyai
berat molekul rendah dengan menggunakan selaput (membran)
semipermeabel yang tidak dapat ditembus oleh makromolekul tersebut, tetapi
dapat ditembus oleh molekul air atau ion-ion.
 Makromolekul tersebut dapat berupa partikel koloid.
 Proses pemisahan hasil metabolisme darah oleh ginjal merupakan proses dialisis.
24
25
4. Koloid pelindung
 Koloid pelindung adalah koloid yang berfungsi untuk menstabilkan koloid lain.
 Cara kerja koloid pelindung dengan menyelubungi partikel-partikel koloid lain dari
proses koagulasi, sehingga mencegah bergabungnya partikel-partikel ini.
 Contoh:
≡ Sabun sebagai koloid pelindung air dan
minyak
≡ Kasein sebagai koloid pelindung pada susu
≡ Koloid pelindung juga dgunakan dalam
pembuatan bahan-bahan seperti cat, tinta,
dan krim rambut agar dapat bertahan lama.
Koloid Liofil dan Koloid Liofob
26
 Koloid dalam medium sol dibedakan menjadi koloid liofil dan koloid liofob.
Koloid Liofil
 Adalah koloid yang partikel terdispersinya menyukai mediumnya sehingga gaya
tarik-menarik antara zat terdispersi dan mediumnya besar.
 Koloid hidrofil adalah koloid dengan air sebagai medium pendispersi, sedangkan
zat yang tersebar cenderung menarik molekul air sehingga diperoleh sistem koloid
yang kental, bahkan setengah padat. Koloid hidrofil juga bisa disebut sebagai sol
hidrofil.
 Contoh : protein, sabun, detergen, dan agar-agar.
27
Koloid Liofob
 Adalah koloid yang partikel terdispersinya tidak disukai mediumnya, karena gaya
tarik-menariknya sangat lemah atau tidk ada.
 Koloid hidrofob adalah koloid dengan medium terdispersi berupa air, sedangkan
zat-zat yang tersebar cenderung menolak molekul-molekul air sehingga diperoleh
sistem koloid yang encer. Koloid hidrofof juga bisa disebut sebagai sol hidrofob.
 Contoh : susu, mayonaise, dan sol-sol logam.
28
Perbedaan sifat sol hidrofil dengan sol hidrofob
No. Sol Hidrofil Sol Hidrofob
1. Mengadsorpsi mediumnya Tidak mengadsorpsi mediumnya
2. Dapat dibuat dengan konsentrasi besar Hanya stabil pada konsentrasi rendah
3. Tidak mudah digumpalkan dengan
penambahan elektrolit
Mudah digumpalkan dengan
penambahan elektrolit
4. Lebih kental dari mediumnya Kekentalannya hampir sama dengan
mediumnya
5. Efek Tyndall lemah Efek Tyndall jelas
6. Reversibel Irreversibel
7. Kurang menunjukkan gerak Brown Gerak Brown sangat jelas
8. Dapat dibuat gel Hanya sebagian yang dapat dibuat
gel
9. Umumya dibuat dengan cara dispersi Hanya dibuat dengan cara
kondensasi
Cara Pembuatan Koloid
29
Cara kondensasi
• Reaksi Redoks
• Reaksi hidrolisis
• Dekomposisi rangkap
• Penggantian pelarut
Cara dispersi
• Disintegrasi mekanis
• Disintegrasi listrik
• Peptisasi
Koloid Asosiasi
30
1. kondensasi
 dengan cara ini, ion-ion atau molekul-molekul digabungkan menjadi partikel
dengan ukuran koloid.
Reaksi Redoks
 Merupakan reaksi yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi.
 Contoh : reduksi SO2 terlarut dalam air dialiri gas H2S dapat menghasilkan
sol belerang.
 Reaksi: 2 H2S (g) + SO2 (aq) → 3 S (s) + 2 H2O (l)
koloid
31
Reaksi hidrolisis
 reaksi kimia antara air dengan zat lain yang menghasilkan zat baru.
 Contoh : hidrolisis larutan FeCl3 dengan air yang mendidih akan dihasilkansol
Fe(OH)3.
 Reaksi : FeCl3 (aq) + 3 H2O (l) → Fe(OH)3 (s) + 3 HCl (aq)
koloid
Dekomposisi rangkap
 proses terurainya zat menjadi penyusunnya.
 Contoh : Gas H2S dialirkan pada larutan arsen (III) oksida akan terbentuk sol
As2O3.
 Reaksi: 2 H3AsO3 (aq) + 3 H2S (g) → As2S3 (s) + 6 H2O (l)
koloid
32
Penggantian Pelarut
 Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fase
terdispersi yang semula larut, setelah diganti pelarutnya menjadi partikel
yang berukuran koloid.
 Contoh : Larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkhohol akan terjadi
kondensasi dan terbentuk koloid kalsium asetat yang berupa gel.
33
2. Cara Dispersi
 dengan cara dispersi, partikel-partikel dipecah menjadi ukuran koloid.
Desintegrasi mekanis
 Merupakan cara dimana zat ditumbuk dan dihaluskan dengan penumbuk
koloid.
 Misalnya : pembuatan semen, pigmen cat.
Desintegrasi listrik
 Merupakan cara yang menggunakan sel-sel elektrolit yang dielektrolisis.
 Misalnya: Elektrolisis larutan NaOH dengan katoda logam yang akan dibuat
koloid dan dialiri arus yang rapatnya besar. Akibatnya, Na diendapkan di
katoda dan membentuk aliase dengan logam yang ada. Aliase ini bereaksi
dengan air sehingga terjadi koloid.
34
Peptisasi
 Endapan yang terjadi dilarutkan kembali sehingga terjadi koloid, dengan
menambahkan elektrolit tertentu.
 Misalnya: endapan Fe(OH)3 akan larut dalam bentuk koloid bila ditambahkan
larutan HCl encer.
35
3. Koloid Asosiasi
 Contoh : sabun, detergen
 Molekul sabun (Natrium Stearat) terdiri dari:
• Kepala atau bagian polar bersifat hidrofilik.
• Ekor atau nonpolar bersifat hidrofobik.
Kotoran terangkat
Molekul deterjen menempel
36
Suka air / Hidrofilik
Benci air / Hidrofobik
Ekor
Kepala
O
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-- C-O-Na+
Manfaat Sistem Koloid
37
Jenis industri Contoh aplikasi
Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad
Industri kosmetika dan perawatan
tubuh
Krim, pasta gigi, sabun
Industri cat Cat
Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen
Industri pertanian Peptisida dan insektisida
Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk
suntikan

More Related Content

Similar to 6. Sistem Koloid materi kelas 12 mipa.pptx

Similar to 6. Sistem Koloid materi kelas 12 mipa.pptx (20)

Sistem koloid powerpoint
Sistem koloid powerpointSistem koloid powerpoint
Sistem koloid powerpoint
 
Sistem Koloid
Sistem KoloidSistem Koloid
Sistem Koloid
 
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdfKimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
 
Makalah sistem koloid (cutnyak)
Makalah sistem koloid (cutnyak)Makalah sistem koloid (cutnyak)
Makalah sistem koloid (cutnyak)
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Makalah koloid 4
Makalah koloid 4Makalah koloid 4
Makalah koloid 4
 
Makalah koloid 4
Makalah koloid 4Makalah koloid 4
Makalah koloid 4
 
Handout kimia
Handout kimiaHandout kimia
Handout kimia
 
Makalah koloid 4
Makalah koloid 4Makalah koloid 4
Makalah koloid 4
 
Arin ppt sistem koloid
Arin ppt sistem koloidArin ppt sistem koloid
Arin ppt sistem koloid
 
Makalah koloid 3
Makalah koloid 3Makalah koloid 3
Makalah koloid 3
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Bab iii koloid
Bab iii koloidBab iii koloid
Bab iii koloid
 
Makalah koloid 3
Makalah koloid 3Makalah koloid 3
Makalah koloid 3
 
Sistem koloid
Sistem koloid Sistem koloid
Sistem koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Bab iii koloid
Bab iii koloidBab iii koloid
Bab iii koloid
 
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
 
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
 
Bab 10
Bab 10Bab 10
Bab 10
 

Recently uploaded

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

6. Sistem Koloid materi kelas 12 mipa.pptx

  • 1. Aida Nur Ramadhani, M.T. Dr. Ari Diana Susanti Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret 2020 TK2523 Kimia Fisika
  • 2. Klasifikasi campuran 2  Campuran berdasarkan ukuran partikelnya, dibedakan menjadi 3 golongan umum: Larutan Koloid Suspensi
  • 3. Larutan 3  Larutan merupakan campuran homogen yang memiliki dimensi berupa molekul kecil atau ion yang berdiri sendiri.  Partikel ini tersebar merata dalam komponen lainnya sehingga tercipta satu fase homogen.  Larutan terdiri dari satu fase sehingga ketika disaring tidak terdapat residu.
  • 4. Koloid 4  Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dengan ukuran tertentu dengan medium pendispersi.  Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersi disebut medium pendispersi.  Koloid juga dinamakan dispersi koloid / suspensi koloid adalah campuran pertengahan antara larutan sejati dan suspensi.  Contoh koloid : susu segar, yang terdiri dari butiran lemak sangat kecil yang tersebar dalam fase berair yang juga mengandung kasein (suatu protein) dan beberapa bahan lain.
  • 5. Suspensi 5  Suspensi adalah sistem yang sekurang-kurangnya terdapat satu komponen partikel yang relatif besar yang merata dalam komponen lainnya.  Contoh suspensi : jika kita mencampurkan tepung terigu dengan air maka tepung terigu tersebut tidak bisa larut. Tepung terigu akan memisah (mengendap) jika didiamkan beberapa saat. Partikel tepung dalam suspensi akan mengendap akibat pengaruh gravitasi.
  • 6. 6  Dalam laboratorium, kita sering perlu memisahkan endapan tersuspensi dari suatu campuran bereaksi.  Salah satu metode adalah dengan penyaringan (filtrasi).  Campuran yang mengandung materi tersuspensi dilewatkan melalui penyaring (filter).  Dasar yang digunakan adalah kecenderungan suspensi untuk mengendap karena pengaruh gravitasi.  Proses tersebut dapat dibantu dengan menggunakan sentrifus (centrifuge).  Dengan sentrifus, campuran diputar dengan cepat, dan gaya sentrifugal yang dihasilkannya bekerja sebagai gravitasi buatan yang sangat kuat yang mendorong endapan ke dasar wadah.
  • 7. 7  Meletakkan sampel suspensi dalam tube secara seragam.  Set kecepatan putar dan waktu yang diinginkan.  Setelah selesai, maka akan terlihat endapan pada campuran tersebut.
  • 8. 8 Sifat Sistem Larutan Koloid Suspensi Bentuk Campuran homogen Homogen, tetapi bersifat heterogen dengan ultramikroskop heterogen Bentuk Dispersi Dispersi molekular Dispersi padatan (dispersi koloid) Dispersi kasar Ukuran diameter partikel < 10-7 cm 10-7 – 10-5 cm > 10-5 cm Pengamatan fase terdispersi dan medium pendispersi Tak tampak dengan ultramikroskop Tampak pada ultramikroskop Mikroskop biasa Cara pemisahan Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring, kecuali dengan penyaring ultra Dapat disaring Contoh Larutan gula Tinta, susu Campuran tepung dan air
  • 10. Jenis Koloid 10 Medium Pendispersi Fase terdispersi Jenis koloid Contoh Padatan Padatan Sol padat Paduan logam Padatan Cairan Emulsi Padat Keju, mentega Padatan Gas Busa Padat Batu apung Cairan Padatan Sol, gel Cat, tinta Cairan Cairan Emulsi Susu, santan Cairan Gas Buih atau busa busa Gas Padatan Aerosol Padat Debu, asap Gas Cairan Aerosol Cairan Awan, kabut
  • 11. 11 a. Emulsi  Emulsi adalah sistem koloid yang terbentuk dari fase cair yang terdispersi dalam zat padat atau cair.  Emulsi digolongkan menjadi dispersi partikel minyak dalam air dan sebaliknya air dalam minyak yang distabilkan oleh bahan pengemulsi.  Pengemulsi adalah zat yang digunakan untuk memudahkan pembuatan emulsi dan selanjutnya akan menstabilkan emulsi tersebut.  Kebanyakan pengemulsi berupa bahan aditif, misalnya sabun.
  • 12. 12 b. Aerosol  Aerosol adalah butiran zat cair atau zat padat yang sangat ringan, sehingga dapat mengambang di udara atau gas lain.  Contoh aerosol antara lain kabut, asap, awan, dan kabut semprotan pembasmi serangga.
  • 13. 13 c. Gel  Gel merupakan fase padat suatu larutan koloid yang dapat di ubah kembali menjadi cair dengan cara pemanasan.  Contoh gel : gelatin, agar-agar, selai.
  • 14. 14 d. Buih atau busa  Buih adalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas dalam zat cair yang cukup stabil.  Buih atau busa dapat dihasilkan oleh kocokan atau dengan bantuan zat kimia.
  • 15. Sifat-sifat Koloid 15 Koloid mempunyai sifat berbeda dengan larutan dan suspensi. Sifat fisika koloid yang akan dibahas antara lain:  Efek Tyndall  Gerak Brown  Adsorpsi  Elektroforesis  Koagulasi  Dialisis, dan  Koloid pelindung
  • 16. 16 1. Efek Tyndall dan Gerak Brown Efek Tyndall  Adalah gejala penghamburan berkas cahaya oleh partikel koloid.  Digunakan untuk membedakan larutan sejati dengan koloid.  Penerapan dalam kehidupan sehari-hari: ≡ Sorot cahaya mobil tampak jelas pada daerah yang berkabut. ≡ Berkas cahaya matahari terlihat jelas di sela-sela pohon yang sekitarnya berkabut. ≡ Berkas cahaya proyektor tampak jelas di gedung bioskop yang berasap.
  • 17. 17
  • 18. 18 Gerak Brown  Gerak partikel koloid yang bergerak secara acak (zig-zag) dan berlangsung terus-menerus.  Menjadi faktor penyebab stabilnya partikel koloid dalam medium pendispersinya, dan partikel koloid dapat terhindar dari pengendapan.  Gerakan ini terjadi karena benturan tidak teratur antara partikel koloid terdispersi dan medium pendispersi, yang dapat mengimbangi gaya gravitasi.
  • 19. 19 2. Muatan Listrik Partikel Koloid  Partikel sol (sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair) bersifat menyerap ion-ion yang terdapat dipermukaannya.  Partikel koloid dapat bermuatan listrik yang disebabkan oleh sifat-sifat partikel koloid berikut: ≡ Adsorpsi ≡ Elektroforesis ≡ Koagulasi
  • 20. 20 ≡ Adsorpsi  Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion pada permukaannya sehingga partikel koloid menjadi bermuatan listrik.  Peristiwa penyerapan pada permukaan disebut adsorpsi.  Misalnya sol As2S3 mengadsorpsi ion S2 - sehingga bermuatan negatif.
  • 21. 21 ≡ Elektroforesis  Elektroforesis adalah suatu proses berpindahnya partikel sol karena pengaruh medan listrik.  Jika dalam sistem koloid dimasukkan dua elektroda yang dihubungkan dengan sumber arus listrik, maka partikel koloid yang bermuatan positif bergerak ke katode (elektrode negatif) dan partikel koloid negatif bergerak ke anode (elektrode positif).
  • 22. 22 ≡ Koagulasi  Koagulasi merupakan proses yang dapat menyebabkan partikel halus bergabung untuk menghasilkan partikel yang dapat mengendap.  Biasanya digunakan koagulan, yakni bahan yang menyebabkan penggumpalan sol.  Koagulasi disebabkan oleh terlepasnya muatan listrik dari partikel-partikel koloid, sehingga antarpartikel koloid akan mudah bergabung.
  • 23. 23 3. Dialisis  Proses pemisahan makromolekul dari ion-ion dan senyawa yang mempunyai berat molekul rendah dengan menggunakan selaput (membran) semipermeabel yang tidak dapat ditembus oleh makromolekul tersebut, tetapi dapat ditembus oleh molekul air atau ion-ion.  Makromolekul tersebut dapat berupa partikel koloid.  Proses pemisahan hasil metabolisme darah oleh ginjal merupakan proses dialisis.
  • 24. 24
  • 25. 25 4. Koloid pelindung  Koloid pelindung adalah koloid yang berfungsi untuk menstabilkan koloid lain.  Cara kerja koloid pelindung dengan menyelubungi partikel-partikel koloid lain dari proses koagulasi, sehingga mencegah bergabungnya partikel-partikel ini.  Contoh: ≡ Sabun sebagai koloid pelindung air dan minyak ≡ Kasein sebagai koloid pelindung pada susu ≡ Koloid pelindung juga dgunakan dalam pembuatan bahan-bahan seperti cat, tinta, dan krim rambut agar dapat bertahan lama.
  • 26. Koloid Liofil dan Koloid Liofob 26  Koloid dalam medium sol dibedakan menjadi koloid liofil dan koloid liofob. Koloid Liofil  Adalah koloid yang partikel terdispersinya menyukai mediumnya sehingga gaya tarik-menarik antara zat terdispersi dan mediumnya besar.  Koloid hidrofil adalah koloid dengan air sebagai medium pendispersi, sedangkan zat yang tersebar cenderung menarik molekul air sehingga diperoleh sistem koloid yang kental, bahkan setengah padat. Koloid hidrofil juga bisa disebut sebagai sol hidrofil.  Contoh : protein, sabun, detergen, dan agar-agar.
  • 27. 27 Koloid Liofob  Adalah koloid yang partikel terdispersinya tidak disukai mediumnya, karena gaya tarik-menariknya sangat lemah atau tidk ada.  Koloid hidrofob adalah koloid dengan medium terdispersi berupa air, sedangkan zat-zat yang tersebar cenderung menolak molekul-molekul air sehingga diperoleh sistem koloid yang encer. Koloid hidrofof juga bisa disebut sebagai sol hidrofob.  Contoh : susu, mayonaise, dan sol-sol logam.
  • 28. 28 Perbedaan sifat sol hidrofil dengan sol hidrofob No. Sol Hidrofil Sol Hidrofob 1. Mengadsorpsi mediumnya Tidak mengadsorpsi mediumnya 2. Dapat dibuat dengan konsentrasi besar Hanya stabil pada konsentrasi rendah 3. Tidak mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit Mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit 4. Lebih kental dari mediumnya Kekentalannya hampir sama dengan mediumnya 5. Efek Tyndall lemah Efek Tyndall jelas 6. Reversibel Irreversibel 7. Kurang menunjukkan gerak Brown Gerak Brown sangat jelas 8. Dapat dibuat gel Hanya sebagian yang dapat dibuat gel 9. Umumya dibuat dengan cara dispersi Hanya dibuat dengan cara kondensasi
  • 29. Cara Pembuatan Koloid 29 Cara kondensasi • Reaksi Redoks • Reaksi hidrolisis • Dekomposisi rangkap • Penggantian pelarut Cara dispersi • Disintegrasi mekanis • Disintegrasi listrik • Peptisasi Koloid Asosiasi
  • 30. 30 1. kondensasi  dengan cara ini, ion-ion atau molekul-molekul digabungkan menjadi partikel dengan ukuran koloid. Reaksi Redoks  Merupakan reaksi yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi.  Contoh : reduksi SO2 terlarut dalam air dialiri gas H2S dapat menghasilkan sol belerang.  Reaksi: 2 H2S (g) + SO2 (aq) → 3 S (s) + 2 H2O (l) koloid
  • 31. 31 Reaksi hidrolisis  reaksi kimia antara air dengan zat lain yang menghasilkan zat baru.  Contoh : hidrolisis larutan FeCl3 dengan air yang mendidih akan dihasilkansol Fe(OH)3.  Reaksi : FeCl3 (aq) + 3 H2O (l) → Fe(OH)3 (s) + 3 HCl (aq) koloid Dekomposisi rangkap  proses terurainya zat menjadi penyusunnya.  Contoh : Gas H2S dialirkan pada larutan arsen (III) oksida akan terbentuk sol As2O3.  Reaksi: 2 H3AsO3 (aq) + 3 H2S (g) → As2S3 (s) + 6 H2O (l) koloid
  • 32. 32 Penggantian Pelarut  Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fase terdispersi yang semula larut, setelah diganti pelarutnya menjadi partikel yang berukuran koloid.  Contoh : Larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkhohol akan terjadi kondensasi dan terbentuk koloid kalsium asetat yang berupa gel.
  • 33. 33 2. Cara Dispersi  dengan cara dispersi, partikel-partikel dipecah menjadi ukuran koloid. Desintegrasi mekanis  Merupakan cara dimana zat ditumbuk dan dihaluskan dengan penumbuk koloid.  Misalnya : pembuatan semen, pigmen cat. Desintegrasi listrik  Merupakan cara yang menggunakan sel-sel elektrolit yang dielektrolisis.  Misalnya: Elektrolisis larutan NaOH dengan katoda logam yang akan dibuat koloid dan dialiri arus yang rapatnya besar. Akibatnya, Na diendapkan di katoda dan membentuk aliase dengan logam yang ada. Aliase ini bereaksi dengan air sehingga terjadi koloid.
  • 34. 34 Peptisasi  Endapan yang terjadi dilarutkan kembali sehingga terjadi koloid, dengan menambahkan elektrolit tertentu.  Misalnya: endapan Fe(OH)3 akan larut dalam bentuk koloid bila ditambahkan larutan HCl encer.
  • 35. 35 3. Koloid Asosiasi  Contoh : sabun, detergen  Molekul sabun (Natrium Stearat) terdiri dari: • Kepala atau bagian polar bersifat hidrofilik. • Ekor atau nonpolar bersifat hidrofobik. Kotoran terangkat Molekul deterjen menempel
  • 36. 36 Suka air / Hidrofilik Benci air / Hidrofobik Ekor Kepala O CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-- C-O-Na+
  • 37. Manfaat Sistem Koloid 37 Jenis industri Contoh aplikasi Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad Industri kosmetika dan perawatan tubuh Krim, pasta gigi, sabun Industri cat Cat Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen Industri pertanian Peptisida dan insektisida Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk suntikan