SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
JOURNAL READING
SAFIRA AMALIA SURATNO
30101700159
Pembimbing : dr. Arif Faiza, Sp. A
Lower-Dose Zinc for
Childhood Diarrhea
— A Randomized,
Multicenter Trial
PENERBIT
PowerPoint
Presentation
PENULIS
TAHUN
TERBIT
Identitas Jurnal
Abstract
Abstrak
01
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan 20 mg zinc per hari selama
10 hingga 14 hari untuk anak-anak dengan diare akut; pada percobaan sebelumnya,
dosis ini menurunkan angka diare akan tetapi meningkatkan angka muntah
Latar Belakang
• Secara acak menetapkan 4.500 anak di India dan Tanzania yang berusia 6
hingga 59 bulan dan mengalami diare akut
• Dosis yang diberikan 5 mg, 10 mg, atau 20 mg zinc sulfat selama 14 hari.
• Tiga hasil utama yg diperoleh adalah
• Durasi diare lebih dari 5 hari
• Jumlah feses
• Serta terjadinya muntah dalam waktu 30 menit setelah pemberian zinc
Bahan
Zinc dengan berbagai macam dosis yaitu : 5 mg, 10 mg, 20mg.
Metode
02
Dosis zinc yang lebih rendah (5 mg) memiliki kemanjuran untuk mengurangi muntah pada
kasus diare akut pada anak anak dibandingkan dengan dosis standar 20 mg.
Kesimpulan
04
• Persentase anak-anak dengan diare selama lebih dari 5 hari adalah 6,5% dalam kelompok
20 mg, 7,7% pada kelompok 10 mg, dan 7,2% pada kelompok 5 mg.
• Jumlah rata-rata feses diare adalah 10,7 pada kelompok 20 mg, 10,9 pada kelompok 10 mg,
dan 10,8 dalam kelompok 5 mg.
• Muntah dalam waktu 30 menit setelah administrasi terjadi pada 19,3%, 15,6%, dan 13,7%
dari pasien dalam dosis 20 mg, 10 mg, dan kelompok 5-mg.
Hasil
03
No. Diare > 5 Hari Jumlah Feses Muntah 30 mnt setelah pemberian
5 mg 7,2% 10,8 13,7%
10 mg 7,7% 10,9 15,6%
20 mg 6,5% 10,7 19,3%
PENDAHULUAN
Rekomendasi zinc didasarkan pada penelitian yang telah menunjukkan bahwa
pemberian zinc tambahan dapat mengakibatkan
o durasi diare lebih pendek
o berkurang jumlah tinja dan
o mengurangi risiko diare yang terus-menerus
o meningkatkan berat badan
Dosis zinc yang dianjurkan adalah (20 mg per hari selama 10 hingga 14 hari)
zinc yang diberikan secara oral bisa menyebabkan muntah karena rasa logamnya
yang kuat dan kecenderungan untuk menyebabkannya iritasi lambung
Dosis zinc yang lebih rendah akan tetapi sama efektifnya dengan dosis zinc 20mg
memiliki keuntungan untuk dapat mengurangi efek samping dari zinc yaitu muntah.
Oleh karena itu peneliti melakukan uji secara acak, untuk membandingkan 2 dosis
yang lebih rendah dengan dosis pada umumnya.
Hipotesis : dosis zing yang lebih rendah (5 mg dan 10 mg) akan lebih efektif dalam
mengobati diare dan mengurangi efek samping muntah dibandingkan dengan dosis
20 mg.
Design • Percobaan dilakuakan secara acak, double-blind,
terkontrol dari 3 dosis zinc yang berbeda yang diberikan
kepada anak-anak di India danTanzania yang berusia 6-
59 bulan.
• Kriteria inklusi pasien diaare :BAB cair sebanyak 3 kali
selama 24 jam terakhir, selama kurang dari 72 jam, atau
disentri, dan tinggal di area penelitian minimal selama 2
bulan
.
• Kriteria eksklusi : malnutrisi dengan z-score <3,
dehidrasi berat, pneumonia berat, tidak mampu
menyusu/ minum, lesu/ tidak sadar, kejang, tidak
mampu untuk makan tanpa muntah, atau penyakit berat
lainnya, peserta yang terdaftar pada penelitian uji coba
lain, menggunakan zinc selama 3 hari sebelum
pendaftaran, memiliki saudara kandung yg ikute
terdaftar pada penelitian ini.
Peserta secara acak menerima satu dari tiga
dosis zinc: 5 mg, 10 mg, atau 20 mg.
Zinc diberikan sekali sehari selama 14 hari.
Staf menginstruksikan pengasuh untuk
melarutkan tablet dalam 5 hingga 10 ml air atau
ASI
Tablet seng dibeli dari Labora toires
Pharmaceutiques Rodael, yang memproduksi
tablet tersebut dan mengirimkannya ke WHO
untuk pengacakan dan pelabelan sebelumnya
dikirim ke lokasi penelitian.
INTERVENTIONS
1. Primary outcomes : diare yg berlangsung > 5
hari dan jumlah feses yg encer selama
episode diare. Dosis zinc, jumlah feses, dan
muntah dicatat setiap harinya oleh pengasuh,
hasil tersebut diinformasikan kepasa staf
pada hari ke 3,5,7,10, dan 15
2. Secondary outcomes : termasuk diare yg
berlangsung > 3 hari, jumlah tablet yg
dikonsumsi, laporan pengasuh, penyakit
lainnya selama 60 hari setelah inisiasi
pengobatan, pertumbuhan (perubahan dalam
BB, TB, LLA), dan kadra plasma pada hari 1,3,
7, 15, 21, dan 30.
OUTCOMES
PowerPoint
Presentation
Aanalisis statistic
dilakukan dengan
perangkat lunak Stata
versi 14 (StataCorp),
perangkat Lunak SPSS
versi 25 dan perangkat
lunak SAS versi 9.4
Analisis statistik
PowerPoint
Presentation
Karakteristik
Pasien
HASIL
DISCUSS
Baik dosis 5 mg dan 10 mg lebih unggul daripada dosis 20 mg sehubungan
dengan muntah. Muntah sering menjadi bagian dari sindrom diare akut.
Mengurangi muntah dapat meningkatkan asupan makanan dan mengurangi
kekhawatiran orang tua tentang keparahan penyakit. Dalam percobaan kami,
kepatuhan terhadap terapi sangat tinggi dan tidak berbeda secara signifikan di
antara kelompok, meskipun risiko muntah yang lebih rendah terkait dengan dosis
seng yang lebih rendah. Namun, penelitian kami adalah uji coba kemanjuran di
mana upaya substansial dilakukan untuk mencapai kepatuhan yang tinggi.
Dengan demikian, temuan kami sehubungan dengan kepatuhan mungkin tidak
dapat digeneralisasikan untuk kondisi program.
Kami juga menemukan modifikasi efek potensial di mana anak-anak di India
tampaknya mendapat manfaat lebih banyak dari dosis zinc yang lebih rendah
sehubungan dengan muntah daripada anak-anak di Tanzania. Selain berbeda
sehubungan dengan negara asal mereka dan mungkin faktor lain yang tidak
terukur, kohort anak-anak dari kedua negara yang termasuk dalam uji coba
berbeda dalam hal usia (anak-anak Tanzania lebih muda), status gizi (anak-anak
India kurang baik). bergizi), dan cakupan vaksin rotavirus (tinggi di Tanzania dan
sangat rendah di India). Meskipun kami tidak mengumpulkan data tentang
penyebab yang mendasari diare, ada kemungkinan bahwa anak-anak India,
karena kurangnya program imunisasi rotavirus nasional, lebih mungkin memiliki
rotavirus sebagai penyebab gejala mereka. Analisis bertingkat juga menunjukkan
kemungkinan bahwa anak-anak dengan stunting, yang mungkin berada di risiko
lebih tinggi untuk efek samping penyakit diare.
CRITICAL APPRAISAL
Judul dan Pengarang
No. Kriteria Ya (+) atau Tidak (-)
1 Jumlah kata dalam judul < 12 kata
(+)
(10 kata)
2 Deskripsi judul
Menggambarkan isi
utama
penelitian, menarik
dan tanpa singkatan
3 Daftar penulis sesuai aturan jurnal +
4 Korespondensi penulis +
5
Tempat & waktu penelitian dalam
judul
-
Abstrak
No. Kriteria
Ya (+) atau
Tidak (-)
1 Abstrak satu paragraf -(4 Paragraf)
2
Secara keseluruhan
informatif
+
3
Tanpa singkatan selain
yang baku
+
4 Kurang dari 250 kata
+
(-) (387 kata)
Pendahuluan
• 4 paragraf : (+)
• Paragraf pertama : alasan
penelitian, masalah secara umum
• Paragraf kedua : hipotesis/tujuan,
solusi yang sudah ada
• Paragraf ketiga : kekurangan dari
solusi yang sudah ada
• Paragraf ke empat : solusi yang
diajukan
• Pustaka relevan : +
• 1 halaman : +
Bahan dan Metode Penelitian
No Kriteria Ya (+) atau tidak (-)
1 Jenis dan rancangan penelitian +
2 Waktu dan tempat penelitian +
3 Identifikasi studi +
4 Kriteria inklusi +
5 Kriteria ekslusi +
6 Perincian cara penelitian +
7 Uji statistik +
8 Program komputer +
9 Persetujuan subjek +
Hasil
No. Kriteria Ya (+) atau Tidak (-)
1 Jumlah subjek (+)
2 Tabel karakteristik subjek (+)
3 Tabel hasil penelitian (+)
4 Tabel analisis data (+)
Pembahasan, Hasil dan Daftar Pustaka
No. Kriteria Ya (+) atau Tidak (-)
1 Pembahasan & kesimpulan dipaparkan terpisah
+
2 Pembahasan & kesimpulan dipaparkan dengan jelas +
3 Pembahasan mengacu dari penelitian sebelumnya +
4 Pembahasan sesuai landasan teori +
5 Keterbatasan penelitian +
6 Simpulan utama +
7 Simpulan berdasarkan hasil penelitian +
8 Saran penelitian -
9 Penulisan daftar pustaka sesuai aturan +
Daftar Pustaka
Validity, Importancy, Applicability
NO KRITERIA +/-
1 VALIDITY
Validitas Interna +
+ Validitas Eksterna
+
2. IMPORTANCY +
3. APPLICABILITY -
THANK YOU

More Related Content

Similar to Jurding Safira Amalia.pptx

Ebcr ikhsan-pediatric-slide show
Ebcr  ikhsan-pediatric-slide showEbcr  ikhsan-pediatric-slide show
Ebcr ikhsan-pediatric-slide showIkhsan Johnson
 
Kb 2 pemberian pelayanan tindak lanjut
Kb 2 pemberian pelayanan tindak lanjutKb 2 pemberian pelayanan tindak lanjut
Kb 2 pemberian pelayanan tindak lanjutpjj_kemenkes
 
Tata Laksana TB RO.ppt
Tata Laksana TB RO.pptTata Laksana TB RO.ppt
Tata Laksana TB RO.pptkurnia537765
 
Materi melani OJT tatalaksana Diare sesuai Standar. Kab Kota 2023.pptx
Materi melani  OJT tatalaksana Diare sesuai Standar. Kab Kota 2023.pptxMateri melani  OJT tatalaksana Diare sesuai Standar. Kab Kota 2023.pptx
Materi melani OJT tatalaksana Diare sesuai Standar. Kab Kota 2023.pptxIberaniZikir
 
exemplo de ppt de correlação
exemplo de ppt de correlaçãoexemplo de ppt de correlação
exemplo de ppt de correlaçãossusere3e02f
 
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli giziLanggeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli giziYakoovAbadi
 
EBM dalam bidang klinis.pptx
EBM dalam bidang klinis.pptxEBM dalam bidang klinis.pptx
EBM dalam bidang klinis.pptxFitriAyuWahyuni1
 
PPT_efek perawatan metode kanguru terhadap bayi prematur.pptx
PPT_efek perawatan metode kanguru terhadap bayi prematur.pptxPPT_efek perawatan metode kanguru terhadap bayi prematur.pptx
PPT_efek perawatan metode kanguru terhadap bayi prematur.pptxRubyTampubolon
 
SOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docxSOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docxrida90
 
PPT DIARE PADA An. A DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS CISOKA KAB. TANGERANG.pptx
PPT DIARE PADA An. A DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS CISOKA KAB. TANGERANG.pptxPPT DIARE PADA An. A DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS CISOKA KAB. TANGERANG.pptx
PPT DIARE PADA An. A DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS CISOKA KAB. TANGERANG.pptxIanKurniawan11
 
1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdf
1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdf1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdf
1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdfAprianti42
 
Mari kenali fix (1)
Mari kenali fix (1)Mari kenali fix (1)
Mari kenali fix (1)Himaandari
 
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptxDiare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptxudjkw
 

Similar to Jurding Safira Amalia.pptx (20)

Ebcr ikhsan-pediatric-slide show
Ebcr  ikhsan-pediatric-slide showEbcr  ikhsan-pediatric-slide show
Ebcr ikhsan-pediatric-slide show
 
Kb 2 pemberian pelayanan tindak lanjut
Kb 2 pemberian pelayanan tindak lanjutKb 2 pemberian pelayanan tindak lanjut
Kb 2 pemberian pelayanan tindak lanjut
 
Diare
Diare Diare
Diare
 
NCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docxNCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docx
 
Penanggulangan diare
Penanggulangan diarePenanggulangan diare
Penanggulangan diare
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Tata Laksana TB RO.ppt
Tata Laksana TB RO.pptTata Laksana TB RO.ppt
Tata Laksana TB RO.ppt
 
Diare
Diare Diare
Diare
 
Materi melani OJT tatalaksana Diare sesuai Standar. Kab Kota 2023.pptx
Materi melani  OJT tatalaksana Diare sesuai Standar. Kab Kota 2023.pptxMateri melani  OJT tatalaksana Diare sesuai Standar. Kab Kota 2023.pptx
Materi melani OJT tatalaksana Diare sesuai Standar. Kab Kota 2023.pptx
 
exemplo de ppt de correlação
exemplo de ppt de correlaçãoexemplo de ppt de correlação
exemplo de ppt de correlação
 
KELOMPOK 12_GANGGUAN GINJAL.pptx
KELOMPOK 12_GANGGUAN GINJAL.pptxKELOMPOK 12_GANGGUAN GINJAL.pptx
KELOMPOK 12_GANGGUAN GINJAL.pptx
 
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli giziLanggeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
 
EBM dalam bidang klinis.pptx
EBM dalam bidang klinis.pptxEBM dalam bidang klinis.pptx
EBM dalam bidang klinis.pptx
 
DIARE.pptx
DIARE.pptxDIARE.pptx
DIARE.pptx
 
PPT_efek perawatan metode kanguru terhadap bayi prematur.pptx
PPT_efek perawatan metode kanguru terhadap bayi prematur.pptxPPT_efek perawatan metode kanguru terhadap bayi prematur.pptx
PPT_efek perawatan metode kanguru terhadap bayi prematur.pptx
 
SOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docxSOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docx
 
PPT DIARE PADA An. A DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS CISOKA KAB. TANGERANG.pptx
PPT DIARE PADA An. A DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS CISOKA KAB. TANGERANG.pptxPPT DIARE PADA An. A DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS CISOKA KAB. TANGERANG.pptx
PPT DIARE PADA An. A DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS CISOKA KAB. TANGERANG.pptx
 
1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdf
1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdf1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdf
1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdf
 
Mari kenali fix (1)
Mari kenali fix (1)Mari kenali fix (1)
Mari kenali fix (1)
 
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptxDiare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
 

Recently uploaded

Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 

Recently uploaded (20)

Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 

Jurding Safira Amalia.pptx

  • 1. JOURNAL READING SAFIRA AMALIA SURATNO 30101700159 Pembimbing : dr. Arif Faiza, Sp. A
  • 2. Lower-Dose Zinc for Childhood Diarrhea — A Randomized, Multicenter Trial
  • 5. Abstrak 01 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan 20 mg zinc per hari selama 10 hingga 14 hari untuk anak-anak dengan diare akut; pada percobaan sebelumnya, dosis ini menurunkan angka diare akan tetapi meningkatkan angka muntah Latar Belakang • Secara acak menetapkan 4.500 anak di India dan Tanzania yang berusia 6 hingga 59 bulan dan mengalami diare akut • Dosis yang diberikan 5 mg, 10 mg, atau 20 mg zinc sulfat selama 14 hari. • Tiga hasil utama yg diperoleh adalah • Durasi diare lebih dari 5 hari • Jumlah feses • Serta terjadinya muntah dalam waktu 30 menit setelah pemberian zinc Bahan Zinc dengan berbagai macam dosis yaitu : 5 mg, 10 mg, 20mg. Metode 02
  • 6. Dosis zinc yang lebih rendah (5 mg) memiliki kemanjuran untuk mengurangi muntah pada kasus diare akut pada anak anak dibandingkan dengan dosis standar 20 mg. Kesimpulan 04 • Persentase anak-anak dengan diare selama lebih dari 5 hari adalah 6,5% dalam kelompok 20 mg, 7,7% pada kelompok 10 mg, dan 7,2% pada kelompok 5 mg. • Jumlah rata-rata feses diare adalah 10,7 pada kelompok 20 mg, 10,9 pada kelompok 10 mg, dan 10,8 dalam kelompok 5 mg. • Muntah dalam waktu 30 menit setelah administrasi terjadi pada 19,3%, 15,6%, dan 13,7% dari pasien dalam dosis 20 mg, 10 mg, dan kelompok 5-mg. Hasil 03 No. Diare > 5 Hari Jumlah Feses Muntah 30 mnt setelah pemberian 5 mg 7,2% 10,8 13,7% 10 mg 7,7% 10,9 15,6% 20 mg 6,5% 10,7 19,3%
  • 7. PENDAHULUAN Rekomendasi zinc didasarkan pada penelitian yang telah menunjukkan bahwa pemberian zinc tambahan dapat mengakibatkan o durasi diare lebih pendek o berkurang jumlah tinja dan o mengurangi risiko diare yang terus-menerus o meningkatkan berat badan Dosis zinc yang dianjurkan adalah (20 mg per hari selama 10 hingga 14 hari) zinc yang diberikan secara oral bisa menyebabkan muntah karena rasa logamnya yang kuat dan kecenderungan untuk menyebabkannya iritasi lambung Dosis zinc yang lebih rendah akan tetapi sama efektifnya dengan dosis zinc 20mg memiliki keuntungan untuk dapat mengurangi efek samping dari zinc yaitu muntah. Oleh karena itu peneliti melakukan uji secara acak, untuk membandingkan 2 dosis yang lebih rendah dengan dosis pada umumnya. Hipotesis : dosis zing yang lebih rendah (5 mg dan 10 mg) akan lebih efektif dalam mengobati diare dan mengurangi efek samping muntah dibandingkan dengan dosis 20 mg.
  • 8. Design • Percobaan dilakuakan secara acak, double-blind, terkontrol dari 3 dosis zinc yang berbeda yang diberikan kepada anak-anak di India danTanzania yang berusia 6- 59 bulan. • Kriteria inklusi pasien diaare :BAB cair sebanyak 3 kali selama 24 jam terakhir, selama kurang dari 72 jam, atau disentri, dan tinggal di area penelitian minimal selama 2 bulan . • Kriteria eksklusi : malnutrisi dengan z-score <3, dehidrasi berat, pneumonia berat, tidak mampu menyusu/ minum, lesu/ tidak sadar, kejang, tidak mampu untuk makan tanpa muntah, atau penyakit berat lainnya, peserta yang terdaftar pada penelitian uji coba lain, menggunakan zinc selama 3 hari sebelum pendaftaran, memiliki saudara kandung yg ikute terdaftar pada penelitian ini.
  • 9. Peserta secara acak menerima satu dari tiga dosis zinc: 5 mg, 10 mg, atau 20 mg. Zinc diberikan sekali sehari selama 14 hari. Staf menginstruksikan pengasuh untuk melarutkan tablet dalam 5 hingga 10 ml air atau ASI Tablet seng dibeli dari Labora toires Pharmaceutiques Rodael, yang memproduksi tablet tersebut dan mengirimkannya ke WHO untuk pengacakan dan pelabelan sebelumnya dikirim ke lokasi penelitian. INTERVENTIONS
  • 10. 1. Primary outcomes : diare yg berlangsung > 5 hari dan jumlah feses yg encer selama episode diare. Dosis zinc, jumlah feses, dan muntah dicatat setiap harinya oleh pengasuh, hasil tersebut diinformasikan kepasa staf pada hari ke 3,5,7,10, dan 15 2. Secondary outcomes : termasuk diare yg berlangsung > 3 hari, jumlah tablet yg dikonsumsi, laporan pengasuh, penyakit lainnya selama 60 hari setelah inisiasi pengobatan, pertumbuhan (perubahan dalam BB, TB, LLA), dan kadra plasma pada hari 1,3, 7, 15, 21, dan 30. OUTCOMES
  • 11. PowerPoint Presentation Aanalisis statistic dilakukan dengan perangkat lunak Stata versi 14 (StataCorp), perangkat Lunak SPSS versi 25 dan perangkat lunak SAS versi 9.4 Analisis statistik
  • 13. HASIL
  • 14.
  • 16. Baik dosis 5 mg dan 10 mg lebih unggul daripada dosis 20 mg sehubungan dengan muntah. Muntah sering menjadi bagian dari sindrom diare akut. Mengurangi muntah dapat meningkatkan asupan makanan dan mengurangi kekhawatiran orang tua tentang keparahan penyakit. Dalam percobaan kami, kepatuhan terhadap terapi sangat tinggi dan tidak berbeda secara signifikan di antara kelompok, meskipun risiko muntah yang lebih rendah terkait dengan dosis seng yang lebih rendah. Namun, penelitian kami adalah uji coba kemanjuran di mana upaya substansial dilakukan untuk mencapai kepatuhan yang tinggi. Dengan demikian, temuan kami sehubungan dengan kepatuhan mungkin tidak dapat digeneralisasikan untuk kondisi program.
  • 17. Kami juga menemukan modifikasi efek potensial di mana anak-anak di India tampaknya mendapat manfaat lebih banyak dari dosis zinc yang lebih rendah sehubungan dengan muntah daripada anak-anak di Tanzania. Selain berbeda sehubungan dengan negara asal mereka dan mungkin faktor lain yang tidak terukur, kohort anak-anak dari kedua negara yang termasuk dalam uji coba berbeda dalam hal usia (anak-anak Tanzania lebih muda), status gizi (anak-anak India kurang baik). bergizi), dan cakupan vaksin rotavirus (tinggi di Tanzania dan sangat rendah di India). Meskipun kami tidak mengumpulkan data tentang penyebab yang mendasari diare, ada kemungkinan bahwa anak-anak India, karena kurangnya program imunisasi rotavirus nasional, lebih mungkin memiliki rotavirus sebagai penyebab gejala mereka. Analisis bertingkat juga menunjukkan kemungkinan bahwa anak-anak dengan stunting, yang mungkin berada di risiko lebih tinggi untuk efek samping penyakit diare.
  • 19. Judul dan Pengarang No. Kriteria Ya (+) atau Tidak (-) 1 Jumlah kata dalam judul < 12 kata (+) (10 kata) 2 Deskripsi judul Menggambarkan isi utama penelitian, menarik dan tanpa singkatan 3 Daftar penulis sesuai aturan jurnal + 4 Korespondensi penulis + 5 Tempat & waktu penelitian dalam judul -
  • 20. Abstrak No. Kriteria Ya (+) atau Tidak (-) 1 Abstrak satu paragraf -(4 Paragraf) 2 Secara keseluruhan informatif + 3 Tanpa singkatan selain yang baku + 4 Kurang dari 250 kata + (-) (387 kata)
  • 21. Pendahuluan • 4 paragraf : (+) • Paragraf pertama : alasan penelitian, masalah secara umum • Paragraf kedua : hipotesis/tujuan, solusi yang sudah ada • Paragraf ketiga : kekurangan dari solusi yang sudah ada • Paragraf ke empat : solusi yang diajukan • Pustaka relevan : + • 1 halaman : +
  • 22. Bahan dan Metode Penelitian No Kriteria Ya (+) atau tidak (-) 1 Jenis dan rancangan penelitian + 2 Waktu dan tempat penelitian + 3 Identifikasi studi + 4 Kriteria inklusi + 5 Kriteria ekslusi + 6 Perincian cara penelitian + 7 Uji statistik + 8 Program komputer + 9 Persetujuan subjek +
  • 23. Hasil No. Kriteria Ya (+) atau Tidak (-) 1 Jumlah subjek (+) 2 Tabel karakteristik subjek (+) 3 Tabel hasil penelitian (+) 4 Tabel analisis data (+)
  • 24. Pembahasan, Hasil dan Daftar Pustaka No. Kriteria Ya (+) atau Tidak (-) 1 Pembahasan & kesimpulan dipaparkan terpisah + 2 Pembahasan & kesimpulan dipaparkan dengan jelas + 3 Pembahasan mengacu dari penelitian sebelumnya + 4 Pembahasan sesuai landasan teori + 5 Keterbatasan penelitian + 6 Simpulan utama + 7 Simpulan berdasarkan hasil penelitian + 8 Saran penelitian - 9 Penulisan daftar pustaka sesuai aturan +
  • 26. Validity, Importancy, Applicability NO KRITERIA +/- 1 VALIDITY Validitas Interna + + Validitas Eksterna + 2. IMPORTANCY + 3. APPLICABILITY -