1. Diagnosis infeksi parasit di laboratorium membutuhkan pengolahan spesimen yang tepat untuk mendiagnosis secara akurat.
2. Pengambilan sampel tinja harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti tempat, waktu, dan jumlah sampel yang diambil.
3. Ada berbagai teknik pemeriksaan tinja baik secara makroskopis, mikroskopis, maupun teknik-teknik khusus untuk mendeteksi berbagai
3. TINJA
Tinja terdiri dari:
sisa makanan yang tidak dapat dicerna
pigmen dan garam empedu
Sekresi intestinal termasuk mukus
Lekosit yang migrasi dari aliran darah
Epitel
Bakteri
Material anorganik terutama kalsium dan fosfat
Makanan yang tidak tercerna (dalam jumlah yang sangat kecil)
Gas
4. Syarat pengambilan
tempat kering, bersih, bebas urin, segera
dikirim ke laboratorium pemeriksa.
1.
1.
2.
Lama tinja di perjalanan sampai mencapai lab
1-2 jam setelah dikeluarkan penderita
Sampel terbaik adalah yang segar(baru)
Pengumpulan harus dilakukan sebelum
terapi antibiotika, antidiare, antasid, bismuth
dan barium serta diambil seawal mungkin
saat sakit
5. 4.
5.
6.
7.
Jumlah sampel yang dibutuhkan minimal 20-30
gram tinja padat atau 2-3 sendok makan tinja cair
Bila dijumpai mukus atau darah maka sampel
diambil dari tempat tersebut karena parasit
biasanya terdapat disitu.
Tidak boleh menggunakan feses yang ditampung
di kloset atau terkontaminasi barium atau produk
x-ray
Beri label yang berisi identitas seperti nama,
tanggal, alamat, apa yang akan diminta untuk
diperiksa
6. Persiapan Penderita
Terangkan cara penampungan dan apa yang
akan diperiksa
Penderita diminta untuk defekasi pada
penampung feses bermulut lebar
Jangan kencing di tempat penampungan
Jangan meletakkan kertas toilet pada
penampung karena akan berpengaruh
terhadap hasil
7. Pemeriksaan tinja
Cara makroskopis
Warna tinja
Bau tinja
Adanya lendir, darah,potongan jaringan,sisa
makanan yang belum dicerna,bahan sisa
pengobatan dll
Konsistensi tinja :padat,lembek atau cair
8. Cara mikroskopis
Pemeriksaan tinja cara langsung
Pemeriksaan tinja cara langsung dengan kaca tutup
cara langsung foto pem feses.doc
Pemeriksaan tinja cara langsung tampa kaca tutup
(sediaan apus)
9. Pemeriksaan tinja dengan cara konsentrasi untuk telur
cacing
Pemeriksaan tinja dengan cara sedimentasi (metode
Faust&Russell)
Pemeriksaan tinja cara flotasi dengan larutan NaCl jenuh
(Metode Willis)
Pemeriksaan tinja dengan teknik Kato
Cara Pemeriksaan tinja dengan teknik modifikasi Kato Katz
Pemeriksaan tinja dengan teknik formalin – eter (Ritchie)
Teknik AMS III (acid-sodium sulfate-tritone-ether
concentration-(Army Med.Sch)
Teknik hitung telur (Stool)
Sediaan tinja langsung kaca tutup metoda Beaver
10. Teknik pemeriksaan tinja khusus
Beberapa macam telur dalam tinja tidak
dapat menentukan spesiesnya seperti cacing
tambang
Cara biakan Harada-Mori
Cara biakan modifikasi Harada-Mori
Cara biakan Medium arang
Cara biakan medium pasir
Cara pembiakan telur
11. Teknik Pemeriksaan spesimen lainnya
Pemeriksaan cacing keremi
ANAL SWAB.doc
Pemeriksaan bahan sigmoidoskopi
Parasit yang mungkin ditemukan : E.hystolitica dan telur cacing
Cara pengambilan bahan : cara aspirasi/dikerok
Cara pemeriksaan spesimen :
cara langsung
sediaan permanen
Tractus urogenital
Parasit yang mungkin ditemukan :
T.vaginalis,mikrofilaria,S.haematobium
Cara pemeriksaan spesimen :
cara langsung
cara sedimentasi
13. Nematoda usus
Ascaris lumbricoides :
Cacing tambang :
Pemeriksaan tinja secara langsung
Keluar sendiri :mulut,hidung,tinja
Sediaan langsung
Biakan Harada –Mori
Trichuris trichiura :
Pemeriksaan tinja secara langsung