2. Kata Pengantar
P
uji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan rahmat dan karunia Nya kami masih diberi
kesempatan untuk menyelesaikan tugas “Laporan tentang Hasil
pengamatan Sel Epidermis daun Rhoe discolor” Biologi ini.
Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada guru biologi saya yaitu
Bapak Taufik yang telah mengajarkan kami agar dapat mengerti tentang
bagaimana cara menyusun Laporan ini.
Tujuan dari Laporan Ilmiah ini disusun agar pembaca dapat memperluas
ilmu dan mendapat informasi tentang sel epidermis daun rhoe discolor, serta untuk
dapat memenuhi nilai tugas yang diberikan oleh guru biologi saya.
Makalah ini di susun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri kami maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya Laporan Ilmiah ini dapat
terselesaikan.
Akhir kata, semoga Laporan Ilmiah saya dapat bermanfaat bagi Umum.
Khususnya, pada kelompok kami sendiri, dan semua yang membaca karya tulis
ini, dan mudah -mudahan juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca ,walaupun Laporan Ilmiah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Kritik dan saran dari pembaca kami harapkan demi kesempurnaan Laporan Ilmiah
ini.
Terima Kasih
Bekasi, Oktober 2013
Kelompok Biologi XI.A1
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
A
natomi tumbuhan atau fitotomi merupakan analogi dari anatomi
manusia dan hewan. Walaupun secara prinsip kajian yang
dilakukan adalah melihat keseluruhan fisik sebagai bagian-bagian yang secara
fungsional berbeda, anatomi tumbuhan menggunakan pendekatan metode
yang berbeda dari anatomi hewan. Organ tumbuhan terekspos dari luar,
sehingga umumnya tidak perlu dilakukan “pembedahan”. Anatomi tumbuhan
biasanya dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan heirarki dalam kehidupan,
yaitu:
(1) Sitologi, mempelajari struktur dan fungsi sel serta organel-organel di
dalamnya proses kehidupan dalam sel, serta hubungan antara satu
sel
dengan
sel
yang
lainnya.
(2) Histologi, mempelajari struktur dan fungsi jaringan berdasarkan bentuk
dan peran sel penyusunnya
(3) Organologi, mempelajari struktur dan fungsi organ berdasarkan
jaringan-jaringan
penyusunnya.
Sel-sel penyusun tubuh tumbuhan yang berasal dari pembelahan sel
embrional akan berdiferensiasi menjadi bermacam-macam susunan yang
selanjutnya disebut jaringan. Jaringan merupakan kelompok sel-sel yang
mempunyai asal, struktur, dan fungsi yang sama. Pengelompokkan jaringan
tubuh tumbuhan didasarkan atas letaknya pada tubuh, tipe selnya, fungsinya,
asalnya, dan tingkat perkembangannya. Salah satu jaringan yang menyusun
tubuh tumbuhan adalah jaringan pelindung.
B.
Rumusan Masalah
Bagaimana penjelasan tentang jaringan epidermis?
Bagaimana bentuk epidermis pada tumbuhan rhoe discolor?
C.
Tujuan
4. Untuk memahami lebih jelas tentang epidermis.
Untuk mngetahui epidermis pada tumbuhan rhoe discolor
D.
Manfaat
Memperoleh pengetahuan lebih jelas tentang jaringan epidermis
pada tumbuhan.
Mempermudah para pembaca untuk bisa lebih mudah
mengetahui tentang jaringan epidermis pada daun rhoe discolor.
BAB II
KAJIAN TEORI
Epidermis pada daun rhoe discolor
Jaringan epidermis daun ada 2,yaitu epidermis atas pada dan epidermis
bawah pada sisi. Jaringan epidermis tersusun atas sel-sel epidermis yang
berukuran seragam dan sebagian besar hanya tersusun 1 lapis. Namun ada
juga yang tesusun berlapis seperti pada daun mentega atau Nerium oleander.
Pada
daun
nerium
jaringan
epidermis
nampak
berlapis
2-3
lapisan,hal ini merupakan salah satu bentuk adaptasi tumbuhan terhadap
lingkungan kering. Dikatakan sebagai epidermis berlapis apabila sel-sel
penyusunnya berasal dari sel inisial yang sama yaitu protoderm, namun jika
berasal dari sel inisial yang berbeda maka disebut sebagai hipodermis. Pada
beberapa daun, permukaannya terasa halus,hal ing diakibatkan adanya
papila atau tonjolan tonjolan pada sel-sel epidermis.
Ciri lain dari sel epidermis pada daun yaitu tidak terdapat kloroplas,kecuali
pada beberapa tanaman yang daunnya terenda di air contohnya Hydrilla
verticillata.
Begitu pula jaringan epidermis pada daun rhoe discolor yang sama dengan
jaringan epidermis pada daun umumnya.
Epidermis dan derivatmya
Pada jaringan epidermis daun juga ditemukan adanya derivat epidermis
antara lain:
1. Stomata
5. Stomata merupakan derivat epidermis yang ada pada seluruh daun pada
setiap
tanaman.Stomata terdiri atas sel penjaga dan lubang stomata. pada
sebagian besar
tanaman dikotil menurut bentuk sel penjaganya memiliki tipe ginjal
sedangkn pada
monokotil bertipe halter.
2. sel kipas
Pada beberapa tanaman suku cyperaceae,tepi daunnya menggulung
seperti pada daun
sereh atau Cymbopogon Nardus. Penggulungan daun ini diakibatkan
karena adanya sel-sel
kipas,yaitu sel-sel epidermis yang berukuran besar. Penggulungan daun ini
merupakan salah
satu bentuk adaptasi tanaman yaitu untuk mengurangi penguapan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah yaitu :
a. Mikroskop biologi
b.
Kotak peralatan, berisi :
Kaca preparat
Kaca penutup
c.
alat untuk mencatat hasil kerja terdiri dari:
Pensil
Penghapus
Penggaris
Jangka
Buku
2. Bahan
Adapun bahan dari percobaan ini yaitu :
Daun Rhoe discolor
Air
B. Langkah Kerja
6. 1.
Menyiapkan Mikroskop dengan Meletakkan mikroskop di atas meja kerja
tepat
2. Mengatur Masuknya Cahaya ke Dalam Tubusdengan Memperhatikan
keadaan ruang
praktikum, darimana arah datangnya cahaya yang lebih terang (dari
depan, kiri, atau kanan) kemudian mengarahkan cermin mikroskop ke
sumber cahaya tersebut dan membuka diafragma atau memutar
lempeng pada posisi lubang sedang. Mengatur posisi mikroskop yang
memiliki kondensor mendekati meja sediaan dan menggunakan cermin
datar. Untuk mikroskop tanpa kondensor menggunakan cermin cekung.
3. Mengatur Jarak Lensa dengan Sediaan dengan cara Memutar pengatur
kasar atu makrometer ke arah empu jari, tubus turun, jarak objektif
dengan meja sediaan mengecil, kemudian sebaliknya Mikroskop model
lain yang tubusnya miring atau tidak bisa naik turun, maka meja sediaan
bergerak naik turun apabila memutar makrometer dan mikrometer.
4. Membuat Preparat Sederhana. Caranya Mengambil kaca benda yang
sudah dibersihkan
kemudian dipegang serata mungkin kemudian Menetesi air jernih atau air
suling satu tetes di tengah-tengah. Setelah itu buat sayatan melintang
pada daun rhoe discolor setipis mungkin kemudian letakkan pada kaca
preparat.
5. Mengganti Perbesaran Memutar sedemikian rupa sampai lensa objektif
yang lebih panjang (kuat) tegak lurus pada meja sediaan dan bunyi klik
(periksa perbesaran) Jika gagal menemukan bayangan yang lebih besar,
kita menaikkan tubus dengan memutar makrometer berlawanan arah
empu jari, memutar revolver kembali untuk menempatkan posisi lensa
objektif lemah (pendek) pada posisi semula tanpa mengubah posisi
preparat kemudian mengulang lagi langkah sebelumnya.
6. Gambar hasil pengamatan jaringan epidermis pada daun rhoe discolor
pada mikroskop.
8. Keterangan
Pada pengamatan daun Rhoeo discolor pada mikroskop cahaya terlihat jaringan epidermis pada
daun Rhoe discolor yang berbentuk persegi panjang dan susunan selnya rapat yang berfungsi
sebagai pelindung sel-sel yang ada dibawahnya. Dan juga terdapat stoma,stoma ini terdiri dari satu
porus atau celah dan dua sel penutup yang mengapitnya. Stoma berperan penting dalam proses
respirasi dan transpirasi tumbuhan.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
9. Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama.
Jaringan pada tumbuhan dan hewan berbeda. Jaringan tumbuhan terbagi menjadi 2,
yaitu jaringan meristem
dan jaringan permnen atau dewasa.
Jaringan epidermis merupakan jaringn terluar dari pada organ tumbuhan
(akar, batang,daun,bunga,buah dan biji yang belum mkengalami pembelahan
sekunder). Adapun fungsinya yaitu melindungi jaringan yang terletak disebelah
dalamnya sementara fungsi khususnya dapat disesuaikan dengan organ tertentu
yang diselubunginya.
Epidermis dan derivatnya: Stomata,,Trikoma, Epidermis akar, Epidermis pada
gramiane, Epidermis ganda(multiple epidermis), litosis.