SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
DASAR-DASAR BIMBINGAN
DAN KONSELING
PROGRAM STUDY PAK DAN TEOLOGI
SKS /WAKTU PERTEMUAN : 2 SKS/ 4 JAM
LATAR BELAKANG
 A. PEMBANGUNAN DAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT
:
Sejak awal kemerdekaannya, bangsa dan pemerintah Indonesia
bertekad untuk menyelenggarakan perjuangan pembangunan
menuju bangsa yang cerdas, maju, adil dan makmur, baik
spiritual maupun material.
Dibandingkan dengan proses pembangunan yang dilakukan
oleh negara-negara maju, pembangunan negara Indonesia
masih banyak mengalami kendala.
Keadaan sebagai negara maju itu membawa keuntungan, yaitu
mereka menjadi penentu (dalam banyak hal) bagi
perkembangan dunia secara menyeluruh.
Karena Indonesia masih masuk sebagai negara berkembang,
maka dlm banyak hal menjadi bergantung pd negara maju.
LATAR BELAKANG
Masyarakat dunia sedang memasuki zaman informasi.
Zaman ini telah melanda seluruh dunia sehingga
masyarakat dunia seakan-akan “menjadi satu” dan
terciptalah era globalisasi.
Globalisasi berasal dari kata global yang berarti
menyeluruh. Dengan demikian globalisasi berarti
keadaan yang menyangkut segenap bagian dunia
secara menyeluruh.
Dalam menghadapi masa depan yang berubah, orang
mungkin bersikap pesimistik ataupun optimistik. Mereka
yang pesimistik berpandangan bahwa globalisasi dapat
menggoncang dan mengganggu keseimbangan
masyarakat. Derasnya arus globalisasi itu akan
meruntuhkan nilai-nilai moral dan sosial serta tatanan
kemasyarakatan yang dianggap telah mapan di
masyarkat dari generasi ke generasi.
LATAR BELAKANG
 Mereka yang berpandangan optimistik, justru
melihat bahwa di dalam era globalisasi itu terdapat
begitu banyak kesempatan untuk mengadakan
perubahan-perubahan, perbaikan dan peningkatan
terhadap segala sesuatu yang selama ini dirasakan
kurang berkembang. Mereka menganggap bahwa
masa depan harus lebih baik; masa depan adalah
kemajuan.
 Amat diharapkan warga masyarakat dapat
mempertahankan diri dalam menghadapi
gelombang perubahan ini.
 Tuntutan-tantangan-perubahan di era globalisasi
hendaknya tidak menggoyahkan optimalisasi
pengembangan warga masyarakat.
LATAR BELAKANG
 B. Manusia : Makhluk paling indah dan berderajat
paling tinggi.
Predikat “paling tinggi” mengisyaratkan bahwa
manusialah yang diberi kemungkinan untuk
mengatasi/menguasai makhluk-makhluk lain.
Hakikat manusia sebagai makhluk yang paling indah
dan paling tinggi derajatnya mendorong manusia
untuk terus maju dan berkembang tanpa henti; dari
zaman ke zaman.
Keberadaan manusia dengan predikat paling indah
dan derajat paling tinggi itu tidak selamanya
membawa manusia menjalani kehidupan dgn
kesenangan dan kebahagiaan. Malapetaka dan
kesengsaraan membuntuti perjalanan hidup
manusia dan boleh jadi tdk terhindarkan.
LATAR BELAKANG
 C. Dimensi-dimensi Kemanusiaan :
Pertama, antara orang yg satu dgn orang-orang
lainnya terdapat berbagai perbedaan yg kadang-
kadang sangat besar.
Kedua, semua orang memerlukan orang lain.
Ketiga, kehidupan manusia tidak bersifat acak
ataupun sembarangan, tetapi mengikuti aturan-
aturan tertentu.
Keempat, kesadaran akan keterkaitan pada Sang
pencipta, Tuhan yg mahaesa.
Yang dimaksud dgn “dimensi” disini sebagai sesuatu
yg secara hakiki ada pada manusia di suatu segi,
dan di segi yg lain sebagai sesuatu yg dapat
dikembangkan.
LATAR BELAKANG
Dalam kaitan itu, masing-masing gejala mendasar tersebut
dapat dirumuskan sebagai:
Pengembangan dimensi individualitas, memungkinkan
seseorang mengembangkan segenap potensi yg ada pada
dirinya secara optimal.
Pengembangan dimensi sosial, memungkinkan seseorang
berinteraksi, berkomunikasi, bergaul, bekerjasama, dan hidup
bersama orang lain.
Pengembangan dimensi kesusilaan. Norma, etika dan berbagai
ketentuan yg berlaku mengatur bagaimana kebersamaan
antar individu seharusnya dilaksanakan.
Pengembangan dimensi keagamaan, manusia menghubung-kan
diri dalam kaitannya dengan Tuhan. Sehingga manusia tidak
hanya terpukau pada kehidupan di dunia ini saja, melainkan
mengaitkannya dengan kehidupan akhirat.
LATAR BELAKANG
 D. Manusia seutuhnya :
Manusia seutuhnya adalah manusia yg telah berhasil
memperkembangkan pada dirinya keempat dimensi
kemanusiaan itu sehingga ia benar-benar mencapai
kualitas keindahan dan derajat yang setinggi-tingginya
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat kelak.
Manusia seutuhnya itu adalah mereka yg mampu
menciptakan dan memperoleh kesenangan dan
kebahagiaan bagi dirinya sendiri dan bagi
lingkungannya berkat pengembangan optimal segenap
potensi yang ada pada dirinya (individu), lingkungan
sosialnya (sosial), sesuai dg aturan/ketentuan yg
berlaku (susila), dan dikaitkan dg pertanggung jawaban
hidup di dunia dan akherat kelak di kemudian hari
(keagamaan).
LATAR BELAKANG
 E. Perlunya Bimbingan dan Konseling :
Kenyataan yg sering dijumpai adalah keadaan pribadi
yg kurang berkembang dan rapuh, kehidupan
sosial yang panas dan kejam, kesusilaan yg
rendah, dan keimanan serta ketaqwaan yg dangkal.
(Pengembangan manusia seutuhnya hendaknya
mencapai pribadi dengan ciri individu yg matang,
kemampuan sosial yg menyejukkan, kesusilaan yg
tinggi, dan keimanan serta ketaqwaan yg dalam).
LATAR BELAKANG
 Permasalahan yg terjadi di masyarakat merupakan
gejala rendahnya pengembangan keempat dimensi
kemanusiaan tersebut.
 Pengembangan manusia seutuhnya itu tidaklah
mudah. Sumber-sumber rintangan dan kegagalan
itu ada yg berasal dari sifat manusia,
kekurangmampuan sosial dan individual,
kelemahan prasarana-sarana-upaya, dan
hubungan yg kurang serasi antara manusia dan
lingkungannya dan ini tidak bisa dibiarkan berlarut-
larut karena akan memberi dampak negatif
terhadap manusia dan lingkungannya.
WAWASAN TENTANG PEMAHAMAN PENANGANAN &
PENYIKAPAN TERHADAP KASUS
 Tujuan :
 Setelah mempelajari bab ini, diharapkan dapat memahami
atau memiliki :
1. Pengertian, karakteristik, dan contoh kasus.
2. Permasalahan yg terkandung di dlm suatu kasus dikaitkan
dgn empat dimensi kmanusiaan.
3. Wawasan ttg akibat yg akan timbul jika suatu kasus tdk
ditangani ;
4. Sikap ttg berat ringannya kasus serta kondisi normal-
abnormal atau sehat-sakit orang yg mengalami permasalahan
sebagaimana terkandung di dlm suatu kasus.
5. wawasan tentang upaya pemahaman seluk beluk dan
sumber pokok permasalahan, serta penanganan kasus pd
umumnya.
6. Wawasan tentang unsur-unsur kognisi, afeksi, dan
perlakuan dlm penyikapan terhadap kasus.
WAWASAN TENTANG PEMAHAMAN PENANGANAN &
PENYIKAPAN TERHADAP KASUS
Konsep-konsep pokok yg perlu dipahami dan
didalami lebih lanjut :
a. Kasus dan empat dimensi kemanusiaan;
b. Konsekuensi kasus
c. Berat-ringannya kasus;
d. Kondisi “sehat” atau “normal” pd penyandang
kasus; seluk beluk kasus;
e. Penanganan permasalahan;
f. Unsur-unsur kognisi, afeksi dlm penyikapan
kasus
PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
 Pengertiannya bahwa pelayanan bimbingan dan
konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia,
dan oleh manusia.
 Dari manusia, artinya pelayanan itu diselengga-rakan
berdasarkan hakikat keberadaan manusia dgn segenap
dimensi kemanusiaannya.
 Untuk manusia, dimaksudkan bahwa pelayanan
tersebut diselenggarakan demi tujuan-tujuan agung,
mulia dan positif bagi kehidupan kemanusiaan menuju
manusia seutuhnya, baik manusia sebagai individu
maupun kelompok.
 Oleh manusia, mengandung pengertian penyelengara
kegiatan ini adalah manusia dgn segenap derajat,
martabat dan keunikan masing-masing yg terlibat di
dalamnya.
 Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yg dilakukan oleh
orang-orang yg ahli kepada seorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa; agar orang
yg dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri
dan mandiri; dgn memanfaatkan kekuatan individu dan sarana
yg ada dan dapat dikembangkan; berdasarkan norma-norma yg
berlaku.
 Konseling adalah proses pemberian bantuan yg dilakukan
melalui wawancara oleh seorang ahli (disebut konselor) kpd
individu yg sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien)
yg bermuara pd teratasinya masalah yg dhadapi oleh klien.
 Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin
yaitu “consilium” yg berarti “dengan” atau “bersama” yg
dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”. Sedangkan
dlm bhs Anglo-saxon, istilah konseling berasal dari “sellan” yg
berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan”.
A. TINJAUAN AWAL TENTANG KASUS
 Menurut KBBI, dapat dibaca bahwa kasus berarti soal atau
perkara atau keadaan sebenarnya suatu urusan atau perkara.
 Apabila istilah kasus itu dihubungkan dgn seseorang , maka
ini berarti bahwa pada orang yg dimaksudkan itu terdapat
“soal” atau “perkara” tertentu. (mis, istilah : “kasus Setya
Novanto” atau “kasus Novel Baswedan”)
 Dalam bimbingan dan konseling pemakaian kata “kasus” tidak
menjurus kepada pengertian-pengertian tentang soal-soal
ataupun perkara-perkara yg berkaitan dgn urusan kriminal
atau perdata, urusan hukum ataupun polisi, atau urusan yg
bersangkut paut dengan pihak-pihak yg berwajib.
 Kata “kasus” dlm bimbingan dan konseling menunjukan
bahwa “ada sesuatu permasalahan tertentu pada diri
seseorang yg perlu mendapatkan perhatian dan
pemecahan demi kebaikan untuk diri yg bersangkutan.”
TINJAUAN AWAL TENTANG KASUS
 Perhatikan kasus-kasus dalam lembar foto copy.
 Setelah dketahui adanya kasus tertentu, bagaimana
selanjutnya ?
 Bayangkan : “apa yang akan terjadi atau akibat-akibat apa yg
akan timbul apabila kasus tersebut dibiarkan berlarut-larut.”
 Perhatian selanjutnya adalah pemahaman kita terhadap
kasus, dengan memperhatikan “sehat” atau “sakit” jasmaniah
(fisik) atau mental (psikis) seseorang.
 Yang sakit jasmani perlu pemeriksaan dan pengobatan dokter,
sedangkan mereka yg menderita penyakit psikis perlu
berhubungan dg psikiater untuk memperoleh pengobatan.
 Orang-orang yg mengalami masalah tertentu tidak boleh
dianggap sebagai tidak sehat atau tidak normal; sebaliknya,
mereka adalah orang-orang yg normal scr jasmani & rohani.
Jadi permasalahan yg dihadapi bukan suatu penyakit yg
dikaitkan pd pelayanan dokter/psikiater.
B. PEMAHAMAN TERHADAP KASUS
 Dalam menghadapi suatu kasus yg dialami seseorang, ada
tiga hal utama yg perlu dilakukan. Yaitu, penyikapan,
pemahaman, dan penanganan terhadap kasus tsb.
 Pemahaman yg lebih mendalam terhadap kasus dilaku-kan
utk mengetahui lebih jauh berbagai seluk beluk kasus tsb, tdk
hanya sekedar mengerti permasalahannya atas dasar
penjelasan yg telah dikemukakan pd awal pengenalan kasus,
krn permasalahan digambarkan seperti gunung es.
 Bekal bagi pengembangan pemahaman thd suatu kasus ialah
bagaimana dapat dibayangkan berbagai kemungkinan yg
bersangkut paut dg kasus itu, terutama dilihat dari segi rincian
permasalahannya, kemudian sebab-sebabnya, dan
kemungkinan akibat-akibatnya.
 Kemungkinan rincian, sebab, dan akibat permasalahan yg
terkandung di dlm setiap kasus (lembar foto copy).
C. PENANGANAN KASUS
 Penanganan kasus meliputi :
 1. pengenalan awal tentang kasus (dimulai sejak mula
kasus itu dihadapkan) ;
 2. pengembangan ide-ide tentang rincian masalah yg
terkandung dalam kasus itu ;
 3. penjelajahan lebih lanjut tentang segala seluk- beluk
kasus tersebut, dan akhirnya ;
 4. mengusahakan upaya-upaya kasus utk mengatasi
atau memecahkan sumber pokok permasa-lahan itu.
 Penanganan kasus dapat dipandang sebagai upaya-
upaya khusus utk secara langsung menangani sum-ber
pokok permasalahan dgn tujuan utama teratasi-
nya/terpecahkannya permasalahan yg dimaksudkan.
D. PENYIKAPAN TERHADAP KASUS
 Penyikapan pada umumnya mengandung unsur-
unsur kognisi, afeksi, dan perlakuan terhadap
objek yg disikapinya.
 Unsur kognisi mengacu kepada wawasan, keya-
kinan, pemahaman, penghayatan, pertimbangan
dan pemikiran konselor tentang keberadaan
manusia, hakikat dimensi kemanusiaan dan
pengembangannya, pengaruh lingkungan, peranan
pelayanan bimbingan dan konseling, kasus dan
berbagai permasalahan yg dikandung-nya,
pemahaman dan penanganan kasus.
LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
 Meliputi landasan filosofis, religius, psikologis, sosial budaya,
ilmu & teknologi, dan pedagogis.
 A. Landasan Filosofis
 Kata filosofi atau filsafat berasal dari bahasa Yunani (philos =
cinta, dan shopos= bijaksana). Jadi filosofis berarti kecintaan
terhadap kebijaksanaan.
 Filsafat merupakan pemikiran yg sedalam-dalamnya, seluas-
luasnya, setinggi-tingginya, selengkap-lengkapnya, serta
setuntas-tuntasnya tentang sesuatu. Tidak ada lagi pemikiran
yang lebih dalam, lebih luas, lebih tinggi, lebih lengkap ataupun
lebih tuntas daripada pemikiran filosofis.
 Karena tindakan yang dilakukan itu didasarkan pemahaman yg
sedalam-dalamnya, maka tindakan itu tdk gegabah melainkan
merupakan tindakan yg terarah, terpilih, terkendali, teratur, dan
dapat dipertanggung jawabkan.
 Tindakan yg berlandaskan pemahaman filosofis, mencakup juga
segi-segi estetika, etika dan logika. Hal itu adalah tindakan
bijaksana. Orang-orang yg tindakannya didasarkan atas hasil
pemikiran filsafat adalah orang2 yg bijaksana.
LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
 B. Landasan Religius.
 Unsur-unsur keagamaan terkait erat dlm hakikat, keberadaan, dan
perikehidupan kemanusiaan. Landasan religius pada umumnya ingin
menetapkan kliennya sebagai makhluk Tuhan dengan segenap
kemuliaan kemanusiaannya menjadi fokus netral dlm upaya bimbingan
dan konseling.
 C. Landasan Psikologis.
 Merupakan kajian tentang tingkah laku individu yg menjadi sasaran
layanan (klien). Tingkah laku klien inilah yg perlu diubah atau
dikembangkan apabila hendak mengatasi masalah-masalah yg
dihadapinya.
 Sejumlah kajian dlm bidang psikologi yg perlu dikuasai, yaitu tentang :
(1). Motif dan motivasi. (2).pembawaan dasar dan lingkungan. (3).
Perkembangan individu. (4). Belajar, feedback, dan penguatan. (5)
Kepribadian.
 D. Landasan sosial budaya.
 (1). Individu sebagai produk lingkungan sosial budaya. Kegagalan
memenuhi tuntutan budaya akan mengakibatkan manusia tersingkir dari
kehidupan bersama.
LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
 (2). Bimbingan dan konseling antar budaya. Ada lima macam sumber hambatan
yaitu perbedaan bahasa, komunikasi non-verbal, stereotip, kecenderungan
menilai, dan kecemasan. (pedersen,dkk. 1976).
 Perbedaan dlm latar belakang, ras atau etnik, kelas sosial ekonomi dan pola
bahasa menimbulkan masalah dlm hubungan konseling, dari awal pengembangan
hubungan yg akrab dan saling mempercayai antara klien dan konselor,
penstrukturan suasana konseling, sampai peniadaan sikap menolak dari klien
(Pedersen,dkk. 1976).
 E. Landasan Ilmiah dan Teknologi.
 (1). Keilmuan bimbingan dan konseling. Ilmu bimbingan dan konseling adalah
berbagai pengetahuan tentang bimbingan dan konseling yg tersusun secara logis
dan sistematik (terdiri dari objek kajiannya sendiri, metode penggalian
pengetahuan yg menjadi ruang lingkupnya, dan sistematika dalam pemapa-
rannya). (2).Peran Ilmu lain dan teknologi dlm Bimbingan dan konseling. (3).
Pengembangan melalui Penelitian.
 F. Landasan Pedagogis
 (1). Pendidikan sebagai upaya pengembangan individu : Bimbingan merupakan
bentuk pendidikan. (2). Pendidikan sebagai inti proses bimbingan konseling. (3).
Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan bimbingan konseling.
FUNGSI DAN PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN
KONSELING
 Ada empat fungsi bimbingan dan konseling : (a). Fungsi
pemahaman. (b). Fungsi pencegahan. (c). Fungsi pengentasan.
(d). Fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
 A. Fungsi Pemahaman berhubungan dengan : (a). Pemahaman tentang
klien yang tidak hanya sekedar mengenal diri klien akan tetapi juga latar
belakang pribadi klien, kekuatan, dan kelemahannya, serta kondisi
lingkungannya. Materi pemahaman itu lebih lanjut dapat dikelompokkan
ke dalam berbagai data. (b). Pemahaman tentang masalah klien. (c).
Pemahaman tentang lingkungan yg “lebih luas”.
 B. Fungsi pencegahan. Upaya pencegahan adalah : (a). Menghindari
timbulnya atau meningkatnya kondisi bermasalah pada diri klien. (b).
Menurunkan faktor stress; (c). Meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah, penilaian positif terhadap diri sendiri, dan dukungan kelompok.
 C. Fungsi Pengentasan, yaitu mengeluarkan klien dari keadaan yang
tidak disukainya melalui pelayanan bimbingan dan konseling.
FUNGSI DAN PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN
KONSELING
 D. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Artinya
memelihara segala sesuatu yg baik yg ada pada diri
individu, dan mengusahakan agar hal-hal tsb bertambah
baik, indah, dan menyenangkan. Pemeliharaan yg
demikian itu adalah pemeliharaan yg membangun dan
mengembangkan.
 Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling.
 1. berkenaan dengan sasaran pelayanan.
 2. berkenaan dengan masalah individu.
 3. berkenaan dengan program pelayanan.
 4. berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan.
 5. berkenaan dengan konseling di sekolah.
MERUNUT MASALAH HINGGA KE AKAR
PENYEBABNYA
Masalah permukaan.
Masalah ini terlhat
oleh orang lain.
Sakit penyakit, prioritas yg salah, masalah keuangan,
dusta mencuri, curang, suka berdebat (akibat-akibat yg
kelihatan dari konflik-konflik batin).
Yakobus 4:1
Penyebab
permukaan. Masalah
ini berlangsung di dlm
emosi/perasaan
Rasa tidak aman, kekhawatiran, kemarahan, kecemburuan,
tertekan.
(akibat-akibat batiniah karena membangun kehidupan dan
kebahagiaan kita berdasarkan hal-hal sementara.
1 Timotius 6:9
Akar masalah.
Merupakan sumber
masalah permukaan
dan penyebab
permukaan.
Ketamakan akan uang dan barang kepunyaan.
(Mempercayai bahwa hidup ini terdiri dari banyaknya kekayaan
materi yang dimilkinya)
1 Timotius 6:10 ; Amsal 28:22
Akar penyebab.
Akibat orang menolak
kuasa anugerah Allah.
Ini kuasa yg Allah
berikan utk menuruti
prinsip2
kehidupanNYA.
Menolak untuk menyerahkan hak-hak dan harta milik pribadi
kepada Tuhan
(Menganggap bahwa hak-hak dan harta mlik itu adalah
kepunyaan kita, dan bahwa kita memiliki hak final untuk
menggunakannya sekehendak hati kita.
(Lukas 9:23-25)
DASAR ALKITABIAH KONSELING PASTORAL
 1. Yehezkiel 34 : Allah adalah Gembala.
Ancaman dari Tuhan terhadap sikap Gembala yg tidak
memperhatikan domba-domba yg dipercayakan kepada
mereka.(ay.2b; 4-5a; 5,8,10)
Apa pelajaran yang bisa kita petik ?
Pertama, tugas konseling pastoral merupakan tugas dan
kepercayaan dari Tuhan sendiri.
Kedua, banyak domba Tuhan yg terlantar, kurang diperhatikan, dan
bergulat sendiri utk mengatasi pergumulannya.
Ketiga, jika tidak diperhatikan, domba-domba yg bergumul dg
beragam problem ini akan terancam dan menjadi mangsa
berbagai roh-roh dunia.
2. Yohanes 10: Kristus sebagai Gembala Agung.
Dalam kiprahnya selama melayani di dunia, Yesus Kristus tampil
dlm empat karya :
DASAR ALKITABIAH KONSELING PASTORAL
Pertama, Ia tampil sebagai guru. Ia mengajar dengan penuh
wibawa dan kuasa.
Kedua, Yesus tampil sebagai pembebas (Yoh.8:36).
Kemerdekaan dari dosa adalah kemerdekaan dari akar
persoalan hidup, sebab dosa dan krisis rohani kerap menjadi
akar dan sumber dari segala problem hidup. Jika manusia
bebas dari akar problem hidupnya, maka banyak hal dapat
diselesaikan.
Ketiga, Yesus tampil sebagai penyembuh.
Peran inipun penting dalam konseling pastoral sebab orang-
orang yg sakit kerap berkeluh kesah dan putus asa.
Keempat, Yesus tampil sebagai gembala.
Terbukti Yesus rela mengorbankan nyawa untuk domba-
dombanya. Yesus berjuang membela domba sampai titik
darah penghabisan, serta mengenal satu persatu domba-
domba-Nya (Yoh.10 : 3, 14).
DASAR ALKITABIAH KONSELING PASTORAL
 Dari uraian tsb, pesan yg penting adalah :
 a. Pelayanan konseling pastoral bukan pelayanan yg dilakukan
karena upah. Karena itu perlu ada kerelaan dan kesediaan
untuk mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan perasaan. Jika
ada hasil bernilai ekonomis, hal itu dilihat sebagai berkat yg
Tuhan berikan.
 b. Jika kita melihat hasil pelayanan hanya sebagai upah, kita
menempatkan diri sebagai pekerja upahan. Kalau upah rendah,
mutu pelayanan kita turunkan. Sikap seperti ini amat berbahaya !
 c. Harus memiliki jiwa yg rela berkorban. Dengan kualitas jiwa
seperti ini, perhatian, kesungguhan, ketekunan, kesabaran, dan
ketabahan dapat dbangun. Konselor akan mencari,
mengunjungi, membawa, menghibur, meneguhkan, dan
memperjuangkan keselamatan jiwa domba-dombanya.
 d. Konselor yg baik tentu berupaya mengenal nama kawanan
dombanya. Ketika dombanya bergumul, ia tidak membiarkan
mereka sendirian.
DASAR ALKITABIAH KONSELING PASTORAL
 3. Yohanes 21 : Gembalakanlah !
Sebelum Petrus diutus menggembalakan domba-domba, ia
mengalami ujian motivasi. Jadi motivasi Petrus perlu diperiksa,
dimantapkan, dan diteguhkan. Bagi Yesus, nyata bahwa Petrus
sungguh mengasihiNya (Yoh.21:17c). Setelah itu, ia diberi tugas
dan kepercayaan, “Gembalakanlah domba-dombaKu.” Kita
dapat mengasihi domba-domba hanya jika kita sudah terlebih
dahulu mengasihi Yesus Kristus. Bagaimana cara kita memiliki
kasih itu ? (I Yoh.4:19).
4. I Petrus 5 ; Sikap Gembala.
Dalam melaksanakan pelayanan konseling pastoral, ada beberapa
sikap yg perlu dikembangkan,
a. I Petrus 5:2b. Tidak terpaksa. Terpaksa artinya berbuat
sesuatu di luar kemauan sendiri, bisa jadi karena terdesak oleh
keadaan.
b. Dengan sukarela. Sukarela berarti melakukan sesuatu
dengan senang hati, ikhlas dan tidak mengharapkan imbalan.
Motifnya karena iman dan kasih kepada Kristus. (2 tim 1:12).
DASAR ALKITABIAH KONSELING PASTORAL
c. I Petrus 5:3, bukan penguasa atas domba-domba.
Kalau mereka penguasa, mereka akan memerintah,
menuntut, memaksa, dan bertindak sesuka hati.
Sebaliknya, hendaklah kita menjadi teladan. Artinya,
sesuatu sikap yg patut ditiru atau layak dicontoh.
Demikianlah seorang konselor. Ia adalah orang yg patut
diikuti, dicontoh, dan ditiru baik dari sikap hidup,
perkataan, maupun perbuatannya. Krn ia telah
menghayati iman dan kasih Kristus, hidup-nya harus
baik, benar, bijak dan berhikmat.
d. Menerima mahkota kemuliaan (1 Petrus 5:4). Inilah
puncak seluruh karya dan jerih lelah konselor yg setia
dalam pelayanannya.
Jadi marilah bersungguh-sungguh melakukan pelaya-nan
ini karena Konselor agung pasti akan
menganugerahkan mahkota kemuliaan yang sejati.
CIRI-CIRI KONSELOR YANG EFEKTIF
 Konselor secara umum.
1. Memiliki pengetahuan konseling. Adalah, apa yg diketahui,
dipahami, dan dimengerti berkaitan dengan teori-teori
konseling. Tanpa itu sukar untuk memberi pelayanan yg
sebenarnya. Percakapan pun cenderung menjadi percakapan
yg sarat nasehat.
2. Pengetahuan Aplikatif. Artinya, dapat diterap-kan dalam hidup
sehari-hari. Jangan sampai berilmu, tetapi kurang mampu
menerapkan.
3. Memiliki Kepekaan. Artinya, mudah merasa atau menerima
sesuatu yg dilihat atau di dengar ketika berbicara dengan orang
lain. Ia mampu menangkap pesan lewat kata-kata yg didengar
atau gerak-gerik tubuh dan mimik klien.
4. Memiliki keyakinan. Keyakinan adalah kepercayaan yg
sungguh-sungguh kuat terhadap hal yg dipercayai.
5. Memiliki Kematangan. Artinya, sudah sampai pada taraf
perkembangan yg terbaik (memiliki kemampuan berpikir,
kestabilan emosi, jiwa, dan kepribadian yg baik).
CIRI-CIRI KONSELOR YANG EFEKTIF
 Konselor secara umum.
6. Menghargai klien sebagai makhluk unik. Mampu
melihat hal-hal yg berbeda dalam diri setiap orang. Jadi
tidak boleh menyamaratakan semua klien/konselinya.
7. Memiliki rasa tanggung jawab menolong. Selain
memiliki kepekaan, ia perlu menambahkan niat untuk
tidak pernah membiarkan konseli bergu-lat sendiri
dalam pergumulannya.
8. Tidak mengambil alih masalah konseli/klien. Konselor
tidak mengubah percakapan menjadi kesempatan utk
memberikan nasehat-nasehat. Jadi konselor mengajak
konseli utk mencari solusi bersama-sama.
CIRI-CIRI KONSELOR YANG EFEKTIF
 Konselor Kristen :
 Percaya pada Kristus, sang Konselor Agung.
 Menerima Yesus Kristus secara pribadi
 Kristus berkuasa dalam hidupnya
 Menerima otoritas Alkitab sbg pedoman hidup
 Melibatkan karya Roh Kudus
 Menghayati tugas sebagai panggilan. ( note : ada kata
amatir, profesi, pelayanan, dan panggilan. Amatir
artinya orang melakukan sesuatu atas dasar
kesenangan, bukan untuk memperoleh dan memenuhi
kebutuhan hidup. Profesional adalah kemampuan
melakukan tugas berdasarkan pengetahuan,
pendidikan, keahlian, ketrampilan, disiplin dan kerja
keras dgn baik. Kerja dan jerih juang dilakukan sebaik-
baiknya karena dia dibayar).
CIRI-CIRI KONSELOR YANG EFEKTIF
 Sikap yang perlu dkembangkan Konselor :
 1. kasih dan pengharapan. ( kasih memungkinkan konselor utk
menghargai, mengasihi, menolong dan memberi pelayanan bagi
klien )
 2. Lemah lembut. (konselor tidak boleh menghakimi, menuduh,
memaksa & memerintah klien).
 3. Rendah hati. (menganggap orang lain lebih utama dan
penting. Ia tidak meninggikan dan menyombongkan diri dgn apa
yg dimiliki, baik itu ilmu pengetahuan, kepandaian, ketrampilan,
maupun harta kekayaan).
 4. Sabar dan tabah. (memampukan konselor utk bertahan, tidak
mudah putus asa, dan kuat menang-gung beban berat
persoalan).
 5. Bersahabat dan hangat. (kedekatan dan kehanga-tan perlu
dirasakan oleh klien agar klien merasa nyaman, percaya dan
berani terbuka).
 6. Suka menolong. (Jiwa suka menolong ini muncul krn konselor
sdh mengalami kasih dari sang Konselor Agung).
CIRI-CIRI KONSELOR YANG EFEKTIF
 7. Rela dan tulus. (tidak dilakukan dgn terpaksa. Kalau
terpaksa, kita akan melakukan tugas dgn hati yg amat berat.
Tubuh bertindak, tetapi tdk keluar dari hati).
 8. Terbuka. Mengandung tiga sisi. Pertama, konselor
berusaha menolong klien/konseli dapat melihat masalahnya
dgn jernih. Kedua, konselor terbuka untuk segala masukan-
masukan tentang kekurangan dan kelemahan dirinya. Ketiga,
konselor perlu terbuka dalam mengikuti perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya wawasan ilmu dan
ketrampilan konseling pastoral.
 9. Pengorbanan. (mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan
perasaan yg harus dikorbankan. Kadang konselor ditolak oleh
konseli).
 10. Perhatian. (lewat perhatian-perhatian yang diberikan,
konseli/klien merasa mendapat dukungan).
CIRI-CIRI KONSELOR YANG EFEKTIF
 Hal yg merugikan dan perlu dihindari :
 1. Menerima info sepihak. (konselor perlu menjumpai konseli
pertama, kemudian konseli kedua. Bahkan kalau perlu
mempertemukannya agar persoalannya menjadi tuntas.
 2. Kesimpulan tergesa-gesa. (Konselor jangan terlalu cepat
memberi jalan keluar. Kalau masalah sudah jelas, barulah
percakapan diarahkan utk mencari solusinya).
 3. Terburu-buru. (jika dlm proses konseling, konselor selalu
melihat arloji, konseli akan gelisah).
 4. Campur tangan terlalu jauh. (konselor terlibat dlm banyak hal.
Konselor terlibat masuk ke masalah lain dlm diri konseli,
sehingga konselor dapat kehilangan objektifitas dirinya).
 5. Tidak dapat menyimpan rahasia. (sekali konselor tidak dapat
dipercaya, kredibilitas dirinya pasti akan merosot dgn
sendirinya).
 6. Layanan tdk seimbang. (konselor sebaiknya menjaga
keseimbangan pelayanannya. Keluarga dan hal spiritual jangan
sampai terabaikan).
CIRI-CIRI KONSELOR YANG EFEKTIF
 7. Mudah menghakimi. (memandang konseli sebagai
seseorang yg jahat, buruk, rendah, bersalah..dsb. Bila konseli
mengalami kesulitan-kesulitan, konselor tidak perlu
mempermasalahkannya).
 8. Memaksa konseli. (percakapan konselor dgn konseli selalu
utk mengajak berpikir dan mencari alternatif solusi. Konselor
tdk mengambil alih masalah konseli dan mengisi percakapan
dgn rentetan nasehat).
 9. Meminta konseli melakukan banyak hal. (Seiring
banyaknya nasehat, ada kecenderungan konselor utk
meminta konseli melakukan banyak hal sebagai bagian dari
solusi).
 10. Menangani seluruh masalah konseli. (konselor sebaiknya
sadar bahwa menangani semua masalah yg melilit konseli
adalah hal yg cukup berat, bahkan melam-paui kekuatan,
ketrampilan, dan keahlian konselor).
CIRI-CIRI KONSELOR YANG EFEKTIF
 Konselor yang Efektif :
 Adalah konselor yg bekerja dlm pelayanan konseling pastoral yg
dapat mencapai dan memberi hasil yg baik. Untuk dapat
mencapai-nya, konselor perlu memiliki sikap, kualitas pribadi,
dan ketrampilan tertentu, diantaranya :
 1. Memandang manusia sebagai makhluk yg unik. (maksudnya,
konseli memiliki perasaan, pikiran dan sikap yg tidak persis sama
dg konseli yg lain).
 2. Memandang manusia sebagai pribadi yg dapat bermitra.
(konselor efektif sadar konseli dapat bermitra dengannya utk
mencapai perubahan hidup, dan mengalami perjumpaan dgn
Kristus.
 3. memandang manusia sebagai pribadi yg dapat berubah.
 4. Kristus ada dlm hidupnya. (seluruh karya dan jerih juang-nya
atas dasar kuasa dan karya Kristus yg bertahta dlm hidupnya).
 5. Terampil menerapkan ilmu konseling. (pengetahuannya tidak
berhenti sampai pada tataran teori, tp praktek).
CIRI-CIRI KONSELOR YANG EFEKTIF
 6. Terampil dlm memberi respons. Respon yg perlu dilatih
antara lain respons probing (P), understanding (U), sipporting
(S), Interpretating (I), Evaluation (E), dan Action (A). Respon
ini akan dpelajari dalam pertemuan selanjutnya.
 7. Trampil mengembangkan relasi antar pribadi. (ketrampilan
ini sangat penting bagi keberha-silannya menjalin hubungan
yg hangat, bersaha-bat, dipercaya, terbuka, dan penuh
perhatian terhadap konseli).
 8. Pribadi berkualitas. (menurut anthony Yeo, bebe-rapa
kualitas konselor : memiliki kesadaran akan diri dan nilai-nilai,
percaya, bersikap hangat, penuh perhatian, mampu
memperlihatkan sikap menerima, empati, dan memiliki
pengetahuan).
 9. Hal yg perlu dihindari dan merugikan.
 10. Mengembangkan sikap positif. (mengembangkan sikap
dan pemikiran yg positif berkaitan dg pelaya-nan konseling
patoral.

More Related Content

Similar to DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING.pptx

Powerpoint tgz akhir peng.pendidikan
Powerpoint tgz akhir peng.pendidikanPowerpoint tgz akhir peng.pendidikan
Powerpoint tgz akhir peng.pendidikannhiiyylhakirei
 
Perkembangan hubungan sosial remaja
Perkembangan hubungan sosial remajaPerkembangan hubungan sosial remaja
Perkembangan hubungan sosial remajaDedi Mukhlas
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...Dadang DjokoKaryanto
 
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diriBagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diriRaffy Mundung
 
pengantar-pendidikan-1.ppt
pengantar-pendidikan-1.pptpengantar-pendidikan-1.ppt
pengantar-pendidikan-1.pptrezaejha2
 
2 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-12 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-1emi nadjwa
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya
 
Bab 4 Pemuda dan Sosialisasi
Bab 4 Pemuda dan SosialisasiBab 4 Pemuda dan Sosialisasi
Bab 4 Pemuda dan SosialisasiMondo Icon
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikanSarli Arham
 
Sosiologi pendidikan
Sosiologi pendidikanSosiologi pendidikan
Sosiologi pendidikanFauzi Din
 
Makalah psi masa dewasa dan lansia
Makalah psi masa dewasa dan lansia Makalah psi masa dewasa dan lansia
Makalah psi masa dewasa dan lansia RidhoRizkiFirmansyah
 
Makalah etika profesi depandi enda
Makalah etika profesi   depandi endaMakalah etika profesi   depandi enda
Makalah etika profesi depandi endaDevandy Enda
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarDo Dy
 
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaPerkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaOva Opayanti
 
PUM1 - 9PsikologiPerkembanganII
PUM1 - 9PsikologiPerkembanganIIPUM1 - 9PsikologiPerkembanganII
PUM1 - 9PsikologiPerkembanganIImfrids
 

Similar to DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING.pptx (20)

Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan Sepanjang HayatPendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan Sepanjang Hayat
 
Powerpoint tgz akhir peng.pendidikan
Powerpoint tgz akhir peng.pendidikanPowerpoint tgz akhir peng.pendidikan
Powerpoint tgz akhir peng.pendidikan
 
Makalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakterMakalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakter
 
Perkembangan hubungan sosial remaja
Perkembangan hubungan sosial remajaPerkembangan hubungan sosial remaja
Perkembangan hubungan sosial remaja
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
 
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diriBagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
 
pengantar-pendidikan-1.ppt
pengantar-pendidikan-1.pptpengantar-pendidikan-1.ppt
pengantar-pendidikan-1.ppt
 
2 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-12 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-1
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
 
Bab 4 Pemuda dan Sosialisasi
Bab 4 Pemuda dan SosialisasiBab 4 Pemuda dan Sosialisasi
Bab 4 Pemuda dan Sosialisasi
 
2-materi-presentsi-isd-1.ppt
2-materi-presentsi-isd-1.ppt2-materi-presentsi-isd-1.ppt
2-materi-presentsi-isd-1.ppt
 
Makalah isd dosen
Makalah isd dosenMakalah isd dosen
Makalah isd dosen
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
Sosiologi pendidikan
Sosiologi pendidikanSosiologi pendidikan
Sosiologi pendidikan
 
Makalah psi masa dewasa dan lansia
Makalah psi masa dewasa dan lansia Makalah psi masa dewasa dan lansia
Makalah psi masa dewasa dan lansia
 
Makalah etika profesi depandi enda
Makalah etika profesi   depandi endaMakalah etika profesi   depandi enda
Makalah etika profesi depandi enda
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasar
 
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaPerkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
 
PUM1 - 9PsikologiPerkembanganII
PUM1 - 9PsikologiPerkembanganIIPUM1 - 9PsikologiPerkembanganII
PUM1 - 9PsikologiPerkembanganII
 

More from ronilegisman

Menjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi Kristus
Menjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi Kristus
Menjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi Kristusronilegisman
 
04 MELAYANI DENGAN HATI HAMBA.pptx
04 MELAYANI DENGAN HATI HAMBA.pptx04 MELAYANI DENGAN HATI HAMBA.pptx
04 MELAYANI DENGAN HATI HAMBA.pptxronilegisman
 
PENCIPTAAN A LAM SEMESTA.pptx
PENCIPTAAN A LAM SEMESTA.pptxPENCIPTAAN A LAM SEMESTA.pptx
PENCIPTAAN A LAM SEMESTA.pptxronilegisman
 
PROSES KANONISASI.pptx
PROSES KANONISASI.pptxPROSES KANONISASI.pptx
PROSES KANONISASI.pptxronilegisman
 
Permohonan Dispensasi.docx
Permohonan Dispensasi.docxPermohonan Dispensasi.docx
Permohonan Dispensasi.docxronilegisman
 
Pembelajaran 6 (1) kelas 5.pdf
Pembelajaran 6 (1) kelas 5.pdfPembelajaran 6 (1) kelas 5.pdf
Pembelajaran 6 (1) kelas 5.pdfronilegisman
 
Hidup orang beriman.pptx
Hidup orang beriman.pptxHidup orang beriman.pptx
Hidup orang beriman.pptxronilegisman
 
Mengenal dunia.pptx
Mengenal dunia.pptxMengenal dunia.pptx
Mengenal dunia.pptxronilegisman
 
Sejarah gereja.ppt
Sejarah gereja.pptSejarah gereja.ppt
Sejarah gereja.pptronilegisman
 
Materi PAK kelas 12.pptx
Materi PAK kelas 12.pptxMateri PAK kelas 12.pptx
Materi PAK kelas 12.pptxronilegisman
 
Paparan-Inpassing-2023-VER-2.pdf
Paparan-Inpassing-2023-VER-2.pdfPaparan-Inpassing-2023-VER-2.pdf
Paparan-Inpassing-2023-VER-2.pdfronilegisman
 

More from ronilegisman (17)

Menjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi Kristus
Menjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi Kristus
Menjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi Kristus
 
04 MELAYANI DENGAN HATI HAMBA.pptx
04 MELAYANI DENGAN HATI HAMBA.pptx04 MELAYANI DENGAN HATI HAMBA.pptx
04 MELAYANI DENGAN HATI HAMBA.pptx
 
PENCIPTAAN A LAM SEMESTA.pptx
PENCIPTAAN A LAM SEMESTA.pptxPENCIPTAAN A LAM SEMESTA.pptx
PENCIPTAAN A LAM SEMESTA.pptx
 
PROSES KANONISASI.pptx
PROSES KANONISASI.pptxPROSES KANONISASI.pptx
PROSES KANONISASI.pptx
 
PW Kls 29''=.pptx
PW Kls 29''=.pptxPW Kls 29''=.pptx
PW Kls 29''=.pptx
 
PW Kls 29''=.pptx
PW Kls 29''=.pptxPW Kls 29''=.pptx
PW Kls 29''=.pptx
 
Pertandingan.ppt
Pertandingan.pptPertandingan.ppt
Pertandingan.ppt
 
Permohonan Dispensasi.docx
Permohonan Dispensasi.docxPermohonan Dispensasi.docx
Permohonan Dispensasi.docx
 
Pembelajaran 6 (1) kelas 5.pdf
Pembelajaran 6 (1) kelas 5.pdfPembelajaran 6 (1) kelas 5.pdf
Pembelajaran 6 (1) kelas 5.pdf
 
abc.pptx
abc.pptxabc.pptx
abc.pptx
 
Hidup orang beriman.pptx
Hidup orang beriman.pptxHidup orang beriman.pptx
Hidup orang beriman.pptx
 
Mengenal dunia.pptx
Mengenal dunia.pptxMengenal dunia.pptx
Mengenal dunia.pptx
 
Sejarah gereja.ppt
Sejarah gereja.pptSejarah gereja.ppt
Sejarah gereja.ppt
 
Materi PAK kelas 12.pptx
Materi PAK kelas 12.pptxMateri PAK kelas 12.pptx
Materi PAK kelas 12.pptx
 
Pertandingan.ppt
Pertandingan.pptPertandingan.ppt
Pertandingan.ppt
 
Paparan-Inpassing-2023-VER-2.pdf
Paparan-Inpassing-2023-VER-2.pdfPaparan-Inpassing-2023-VER-2.pdf
Paparan-Inpassing-2023-VER-2.pdf
 
a.pdf
a.pdfa.pdf
a.pdf
 

Recently uploaded

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 

Recently uploaded (20)

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 

DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING.pptx

  • 1. DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING PROGRAM STUDY PAK DAN TEOLOGI SKS /WAKTU PERTEMUAN : 2 SKS/ 4 JAM
  • 2. LATAR BELAKANG  A. PEMBANGUNAN DAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT : Sejak awal kemerdekaannya, bangsa dan pemerintah Indonesia bertekad untuk menyelenggarakan perjuangan pembangunan menuju bangsa yang cerdas, maju, adil dan makmur, baik spiritual maupun material. Dibandingkan dengan proses pembangunan yang dilakukan oleh negara-negara maju, pembangunan negara Indonesia masih banyak mengalami kendala. Keadaan sebagai negara maju itu membawa keuntungan, yaitu mereka menjadi penentu (dalam banyak hal) bagi perkembangan dunia secara menyeluruh. Karena Indonesia masih masuk sebagai negara berkembang, maka dlm banyak hal menjadi bergantung pd negara maju.
  • 3. LATAR BELAKANG Masyarakat dunia sedang memasuki zaman informasi. Zaman ini telah melanda seluruh dunia sehingga masyarakat dunia seakan-akan “menjadi satu” dan terciptalah era globalisasi. Globalisasi berasal dari kata global yang berarti menyeluruh. Dengan demikian globalisasi berarti keadaan yang menyangkut segenap bagian dunia secara menyeluruh. Dalam menghadapi masa depan yang berubah, orang mungkin bersikap pesimistik ataupun optimistik. Mereka yang pesimistik berpandangan bahwa globalisasi dapat menggoncang dan mengganggu keseimbangan masyarakat. Derasnya arus globalisasi itu akan meruntuhkan nilai-nilai moral dan sosial serta tatanan kemasyarakatan yang dianggap telah mapan di masyarkat dari generasi ke generasi.
  • 4. LATAR BELAKANG  Mereka yang berpandangan optimistik, justru melihat bahwa di dalam era globalisasi itu terdapat begitu banyak kesempatan untuk mengadakan perubahan-perubahan, perbaikan dan peningkatan terhadap segala sesuatu yang selama ini dirasakan kurang berkembang. Mereka menganggap bahwa masa depan harus lebih baik; masa depan adalah kemajuan.  Amat diharapkan warga masyarakat dapat mempertahankan diri dalam menghadapi gelombang perubahan ini.  Tuntutan-tantangan-perubahan di era globalisasi hendaknya tidak menggoyahkan optimalisasi pengembangan warga masyarakat.
  • 5. LATAR BELAKANG  B. Manusia : Makhluk paling indah dan berderajat paling tinggi. Predikat “paling tinggi” mengisyaratkan bahwa manusialah yang diberi kemungkinan untuk mengatasi/menguasai makhluk-makhluk lain. Hakikat manusia sebagai makhluk yang paling indah dan paling tinggi derajatnya mendorong manusia untuk terus maju dan berkembang tanpa henti; dari zaman ke zaman. Keberadaan manusia dengan predikat paling indah dan derajat paling tinggi itu tidak selamanya membawa manusia menjalani kehidupan dgn kesenangan dan kebahagiaan. Malapetaka dan kesengsaraan membuntuti perjalanan hidup manusia dan boleh jadi tdk terhindarkan.
  • 6. LATAR BELAKANG  C. Dimensi-dimensi Kemanusiaan : Pertama, antara orang yg satu dgn orang-orang lainnya terdapat berbagai perbedaan yg kadang- kadang sangat besar. Kedua, semua orang memerlukan orang lain. Ketiga, kehidupan manusia tidak bersifat acak ataupun sembarangan, tetapi mengikuti aturan- aturan tertentu. Keempat, kesadaran akan keterkaitan pada Sang pencipta, Tuhan yg mahaesa. Yang dimaksud dgn “dimensi” disini sebagai sesuatu yg secara hakiki ada pada manusia di suatu segi, dan di segi yg lain sebagai sesuatu yg dapat dikembangkan.
  • 7. LATAR BELAKANG Dalam kaitan itu, masing-masing gejala mendasar tersebut dapat dirumuskan sebagai: Pengembangan dimensi individualitas, memungkinkan seseorang mengembangkan segenap potensi yg ada pada dirinya secara optimal. Pengembangan dimensi sosial, memungkinkan seseorang berinteraksi, berkomunikasi, bergaul, bekerjasama, dan hidup bersama orang lain. Pengembangan dimensi kesusilaan. Norma, etika dan berbagai ketentuan yg berlaku mengatur bagaimana kebersamaan antar individu seharusnya dilaksanakan. Pengembangan dimensi keagamaan, manusia menghubung-kan diri dalam kaitannya dengan Tuhan. Sehingga manusia tidak hanya terpukau pada kehidupan di dunia ini saja, melainkan mengaitkannya dengan kehidupan akhirat.
  • 8. LATAR BELAKANG  D. Manusia seutuhnya : Manusia seutuhnya adalah manusia yg telah berhasil memperkembangkan pada dirinya keempat dimensi kemanusiaan itu sehingga ia benar-benar mencapai kualitas keindahan dan derajat yang setinggi-tingginya dalam kehidupan di dunia dan di akhirat kelak. Manusia seutuhnya itu adalah mereka yg mampu menciptakan dan memperoleh kesenangan dan kebahagiaan bagi dirinya sendiri dan bagi lingkungannya berkat pengembangan optimal segenap potensi yang ada pada dirinya (individu), lingkungan sosialnya (sosial), sesuai dg aturan/ketentuan yg berlaku (susila), dan dikaitkan dg pertanggung jawaban hidup di dunia dan akherat kelak di kemudian hari (keagamaan).
  • 9. LATAR BELAKANG  E. Perlunya Bimbingan dan Konseling : Kenyataan yg sering dijumpai adalah keadaan pribadi yg kurang berkembang dan rapuh, kehidupan sosial yang panas dan kejam, kesusilaan yg rendah, dan keimanan serta ketaqwaan yg dangkal. (Pengembangan manusia seutuhnya hendaknya mencapai pribadi dengan ciri individu yg matang, kemampuan sosial yg menyejukkan, kesusilaan yg tinggi, dan keimanan serta ketaqwaan yg dalam).
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22. LATAR BELAKANG  Permasalahan yg terjadi di masyarakat merupakan gejala rendahnya pengembangan keempat dimensi kemanusiaan tersebut.  Pengembangan manusia seutuhnya itu tidaklah mudah. Sumber-sumber rintangan dan kegagalan itu ada yg berasal dari sifat manusia, kekurangmampuan sosial dan individual, kelemahan prasarana-sarana-upaya, dan hubungan yg kurang serasi antara manusia dan lingkungannya dan ini tidak bisa dibiarkan berlarut- larut karena akan memberi dampak negatif terhadap manusia dan lingkungannya.
  • 23. WAWASAN TENTANG PEMAHAMAN PENANGANAN & PENYIKAPAN TERHADAP KASUS  Tujuan :  Setelah mempelajari bab ini, diharapkan dapat memahami atau memiliki : 1. Pengertian, karakteristik, dan contoh kasus. 2. Permasalahan yg terkandung di dlm suatu kasus dikaitkan dgn empat dimensi kmanusiaan. 3. Wawasan ttg akibat yg akan timbul jika suatu kasus tdk ditangani ; 4. Sikap ttg berat ringannya kasus serta kondisi normal- abnormal atau sehat-sakit orang yg mengalami permasalahan sebagaimana terkandung di dlm suatu kasus. 5. wawasan tentang upaya pemahaman seluk beluk dan sumber pokok permasalahan, serta penanganan kasus pd umumnya. 6. Wawasan tentang unsur-unsur kognisi, afeksi, dan perlakuan dlm penyikapan terhadap kasus.
  • 24. WAWASAN TENTANG PEMAHAMAN PENANGANAN & PENYIKAPAN TERHADAP KASUS Konsep-konsep pokok yg perlu dipahami dan didalami lebih lanjut : a. Kasus dan empat dimensi kemanusiaan; b. Konsekuensi kasus c. Berat-ringannya kasus; d. Kondisi “sehat” atau “normal” pd penyandang kasus; seluk beluk kasus; e. Penanganan permasalahan; f. Unsur-unsur kognisi, afeksi dlm penyikapan kasus
  • 25. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING  Pengertiannya bahwa pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia, dan oleh manusia.  Dari manusia, artinya pelayanan itu diselengga-rakan berdasarkan hakikat keberadaan manusia dgn segenap dimensi kemanusiaannya.  Untuk manusia, dimaksudkan bahwa pelayanan tersebut diselenggarakan demi tujuan-tujuan agung, mulia dan positif bagi kehidupan kemanusiaan menuju manusia seutuhnya, baik manusia sebagai individu maupun kelompok.  Oleh manusia, mengandung pengertian penyelengara kegiatan ini adalah manusia dgn segenap derajat, martabat dan keunikan masing-masing yg terlibat di dalamnya.
  • 26.  Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yg dilakukan oleh orang-orang yg ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa; agar orang yg dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri; dgn memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yg ada dan dapat dikembangkan; berdasarkan norma-norma yg berlaku.  Konseling adalah proses pemberian bantuan yg dilakukan melalui wawancara oleh seorang ahli (disebut konselor) kpd individu yg sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yg bermuara pd teratasinya masalah yg dhadapi oleh klien.  Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin yaitu “consilium” yg berarti “dengan” atau “bersama” yg dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”. Sedangkan dlm bhs Anglo-saxon, istilah konseling berasal dari “sellan” yg berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan”.
  • 27. A. TINJAUAN AWAL TENTANG KASUS  Menurut KBBI, dapat dibaca bahwa kasus berarti soal atau perkara atau keadaan sebenarnya suatu urusan atau perkara.  Apabila istilah kasus itu dihubungkan dgn seseorang , maka ini berarti bahwa pada orang yg dimaksudkan itu terdapat “soal” atau “perkara” tertentu. (mis, istilah : “kasus Setya Novanto” atau “kasus Novel Baswedan”)  Dalam bimbingan dan konseling pemakaian kata “kasus” tidak menjurus kepada pengertian-pengertian tentang soal-soal ataupun perkara-perkara yg berkaitan dgn urusan kriminal atau perdata, urusan hukum ataupun polisi, atau urusan yg bersangkut paut dengan pihak-pihak yg berwajib.  Kata “kasus” dlm bimbingan dan konseling menunjukan bahwa “ada sesuatu permasalahan tertentu pada diri seseorang yg perlu mendapatkan perhatian dan pemecahan demi kebaikan untuk diri yg bersangkutan.”
  • 28. TINJAUAN AWAL TENTANG KASUS  Perhatikan kasus-kasus dalam lembar foto copy.  Setelah dketahui adanya kasus tertentu, bagaimana selanjutnya ?  Bayangkan : “apa yang akan terjadi atau akibat-akibat apa yg akan timbul apabila kasus tersebut dibiarkan berlarut-larut.”  Perhatian selanjutnya adalah pemahaman kita terhadap kasus, dengan memperhatikan “sehat” atau “sakit” jasmaniah (fisik) atau mental (psikis) seseorang.  Yang sakit jasmani perlu pemeriksaan dan pengobatan dokter, sedangkan mereka yg menderita penyakit psikis perlu berhubungan dg psikiater untuk memperoleh pengobatan.  Orang-orang yg mengalami masalah tertentu tidak boleh dianggap sebagai tidak sehat atau tidak normal; sebaliknya, mereka adalah orang-orang yg normal scr jasmani & rohani. Jadi permasalahan yg dihadapi bukan suatu penyakit yg dikaitkan pd pelayanan dokter/psikiater.
  • 29. B. PEMAHAMAN TERHADAP KASUS  Dalam menghadapi suatu kasus yg dialami seseorang, ada tiga hal utama yg perlu dilakukan. Yaitu, penyikapan, pemahaman, dan penanganan terhadap kasus tsb.  Pemahaman yg lebih mendalam terhadap kasus dilaku-kan utk mengetahui lebih jauh berbagai seluk beluk kasus tsb, tdk hanya sekedar mengerti permasalahannya atas dasar penjelasan yg telah dikemukakan pd awal pengenalan kasus, krn permasalahan digambarkan seperti gunung es.  Bekal bagi pengembangan pemahaman thd suatu kasus ialah bagaimana dapat dibayangkan berbagai kemungkinan yg bersangkut paut dg kasus itu, terutama dilihat dari segi rincian permasalahannya, kemudian sebab-sebabnya, dan kemungkinan akibat-akibatnya.  Kemungkinan rincian, sebab, dan akibat permasalahan yg terkandung di dlm setiap kasus (lembar foto copy).
  • 30. C. PENANGANAN KASUS  Penanganan kasus meliputi :  1. pengenalan awal tentang kasus (dimulai sejak mula kasus itu dihadapkan) ;  2. pengembangan ide-ide tentang rincian masalah yg terkandung dalam kasus itu ;  3. penjelajahan lebih lanjut tentang segala seluk- beluk kasus tersebut, dan akhirnya ;  4. mengusahakan upaya-upaya kasus utk mengatasi atau memecahkan sumber pokok permasa-lahan itu.  Penanganan kasus dapat dipandang sebagai upaya- upaya khusus utk secara langsung menangani sum-ber pokok permasalahan dgn tujuan utama teratasi- nya/terpecahkannya permasalahan yg dimaksudkan.
  • 31. D. PENYIKAPAN TERHADAP KASUS  Penyikapan pada umumnya mengandung unsur- unsur kognisi, afeksi, dan perlakuan terhadap objek yg disikapinya.  Unsur kognisi mengacu kepada wawasan, keya- kinan, pemahaman, penghayatan, pertimbangan dan pemikiran konselor tentang keberadaan manusia, hakikat dimensi kemanusiaan dan pengembangannya, pengaruh lingkungan, peranan pelayanan bimbingan dan konseling, kasus dan berbagai permasalahan yg dikandung-nya, pemahaman dan penanganan kasus.
  • 32. LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING  Meliputi landasan filosofis, religius, psikologis, sosial budaya, ilmu & teknologi, dan pedagogis.  A. Landasan Filosofis  Kata filosofi atau filsafat berasal dari bahasa Yunani (philos = cinta, dan shopos= bijaksana). Jadi filosofis berarti kecintaan terhadap kebijaksanaan.  Filsafat merupakan pemikiran yg sedalam-dalamnya, seluas- luasnya, setinggi-tingginya, selengkap-lengkapnya, serta setuntas-tuntasnya tentang sesuatu. Tidak ada lagi pemikiran yang lebih dalam, lebih luas, lebih tinggi, lebih lengkap ataupun lebih tuntas daripada pemikiran filosofis.  Karena tindakan yang dilakukan itu didasarkan pemahaman yg sedalam-dalamnya, maka tindakan itu tdk gegabah melainkan merupakan tindakan yg terarah, terpilih, terkendali, teratur, dan dapat dipertanggung jawabkan.  Tindakan yg berlandaskan pemahaman filosofis, mencakup juga segi-segi estetika, etika dan logika. Hal itu adalah tindakan bijaksana. Orang-orang yg tindakannya didasarkan atas hasil pemikiran filsafat adalah orang2 yg bijaksana.
  • 33. LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING  B. Landasan Religius.  Unsur-unsur keagamaan terkait erat dlm hakikat, keberadaan, dan perikehidupan kemanusiaan. Landasan religius pada umumnya ingin menetapkan kliennya sebagai makhluk Tuhan dengan segenap kemuliaan kemanusiaannya menjadi fokus netral dlm upaya bimbingan dan konseling.  C. Landasan Psikologis.  Merupakan kajian tentang tingkah laku individu yg menjadi sasaran layanan (klien). Tingkah laku klien inilah yg perlu diubah atau dikembangkan apabila hendak mengatasi masalah-masalah yg dihadapinya.  Sejumlah kajian dlm bidang psikologi yg perlu dikuasai, yaitu tentang : (1). Motif dan motivasi. (2).pembawaan dasar dan lingkungan. (3). Perkembangan individu. (4). Belajar, feedback, dan penguatan. (5) Kepribadian.  D. Landasan sosial budaya.  (1). Individu sebagai produk lingkungan sosial budaya. Kegagalan memenuhi tuntutan budaya akan mengakibatkan manusia tersingkir dari kehidupan bersama.
  • 34. LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING  (2). Bimbingan dan konseling antar budaya. Ada lima macam sumber hambatan yaitu perbedaan bahasa, komunikasi non-verbal, stereotip, kecenderungan menilai, dan kecemasan. (pedersen,dkk. 1976).  Perbedaan dlm latar belakang, ras atau etnik, kelas sosial ekonomi dan pola bahasa menimbulkan masalah dlm hubungan konseling, dari awal pengembangan hubungan yg akrab dan saling mempercayai antara klien dan konselor, penstrukturan suasana konseling, sampai peniadaan sikap menolak dari klien (Pedersen,dkk. 1976).  E. Landasan Ilmiah dan Teknologi.  (1). Keilmuan bimbingan dan konseling. Ilmu bimbingan dan konseling adalah berbagai pengetahuan tentang bimbingan dan konseling yg tersusun secara logis dan sistematik (terdiri dari objek kajiannya sendiri, metode penggalian pengetahuan yg menjadi ruang lingkupnya, dan sistematika dalam pemapa- rannya). (2).Peran Ilmu lain dan teknologi dlm Bimbingan dan konseling. (3). Pengembangan melalui Penelitian.  F. Landasan Pedagogis  (1). Pendidikan sebagai upaya pengembangan individu : Bimbingan merupakan bentuk pendidikan. (2). Pendidikan sebagai inti proses bimbingan konseling. (3). Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan bimbingan konseling.
  • 35. FUNGSI DAN PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN KONSELING  Ada empat fungsi bimbingan dan konseling : (a). Fungsi pemahaman. (b). Fungsi pencegahan. (c). Fungsi pengentasan. (d). Fungsi pemeliharaan dan pengembangan.  A. Fungsi Pemahaman berhubungan dengan : (a). Pemahaman tentang klien yang tidak hanya sekedar mengenal diri klien akan tetapi juga latar belakang pribadi klien, kekuatan, dan kelemahannya, serta kondisi lingkungannya. Materi pemahaman itu lebih lanjut dapat dikelompokkan ke dalam berbagai data. (b). Pemahaman tentang masalah klien. (c). Pemahaman tentang lingkungan yg “lebih luas”.  B. Fungsi pencegahan. Upaya pencegahan adalah : (a). Menghindari timbulnya atau meningkatnya kondisi bermasalah pada diri klien. (b). Menurunkan faktor stress; (c). Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, penilaian positif terhadap diri sendiri, dan dukungan kelompok.  C. Fungsi Pengentasan, yaitu mengeluarkan klien dari keadaan yang tidak disukainya melalui pelayanan bimbingan dan konseling.
  • 36. FUNGSI DAN PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING  D. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Artinya memelihara segala sesuatu yg baik yg ada pada diri individu, dan mengusahakan agar hal-hal tsb bertambah baik, indah, dan menyenangkan. Pemeliharaan yg demikian itu adalah pemeliharaan yg membangun dan mengembangkan.  Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling.  1. berkenaan dengan sasaran pelayanan.  2. berkenaan dengan masalah individu.  3. berkenaan dengan program pelayanan.  4. berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan.  5. berkenaan dengan konseling di sekolah.
  • 37. MERUNUT MASALAH HINGGA KE AKAR PENYEBABNYA Masalah permukaan. Masalah ini terlhat oleh orang lain. Sakit penyakit, prioritas yg salah, masalah keuangan, dusta mencuri, curang, suka berdebat (akibat-akibat yg kelihatan dari konflik-konflik batin). Yakobus 4:1 Penyebab permukaan. Masalah ini berlangsung di dlm emosi/perasaan Rasa tidak aman, kekhawatiran, kemarahan, kecemburuan, tertekan. (akibat-akibat batiniah karena membangun kehidupan dan kebahagiaan kita berdasarkan hal-hal sementara. 1 Timotius 6:9 Akar masalah. Merupakan sumber masalah permukaan dan penyebab permukaan. Ketamakan akan uang dan barang kepunyaan. (Mempercayai bahwa hidup ini terdiri dari banyaknya kekayaan materi yang dimilkinya) 1 Timotius 6:10 ; Amsal 28:22 Akar penyebab. Akibat orang menolak kuasa anugerah Allah. Ini kuasa yg Allah berikan utk menuruti prinsip2 kehidupanNYA. Menolak untuk menyerahkan hak-hak dan harta milik pribadi kepada Tuhan (Menganggap bahwa hak-hak dan harta mlik itu adalah kepunyaan kita, dan bahwa kita memiliki hak final untuk menggunakannya sekehendak hati kita. (Lukas 9:23-25)
  • 38. DASAR ALKITABIAH KONSELING PASTORAL  1. Yehezkiel 34 : Allah adalah Gembala. Ancaman dari Tuhan terhadap sikap Gembala yg tidak memperhatikan domba-domba yg dipercayakan kepada mereka.(ay.2b; 4-5a; 5,8,10) Apa pelajaran yang bisa kita petik ? Pertama, tugas konseling pastoral merupakan tugas dan kepercayaan dari Tuhan sendiri. Kedua, banyak domba Tuhan yg terlantar, kurang diperhatikan, dan bergulat sendiri utk mengatasi pergumulannya. Ketiga, jika tidak diperhatikan, domba-domba yg bergumul dg beragam problem ini akan terancam dan menjadi mangsa berbagai roh-roh dunia. 2. Yohanes 10: Kristus sebagai Gembala Agung. Dalam kiprahnya selama melayani di dunia, Yesus Kristus tampil dlm empat karya :
  • 39. DASAR ALKITABIAH KONSELING PASTORAL Pertama, Ia tampil sebagai guru. Ia mengajar dengan penuh wibawa dan kuasa. Kedua, Yesus tampil sebagai pembebas (Yoh.8:36). Kemerdekaan dari dosa adalah kemerdekaan dari akar persoalan hidup, sebab dosa dan krisis rohani kerap menjadi akar dan sumber dari segala problem hidup. Jika manusia bebas dari akar problem hidupnya, maka banyak hal dapat diselesaikan. Ketiga, Yesus tampil sebagai penyembuh. Peran inipun penting dalam konseling pastoral sebab orang- orang yg sakit kerap berkeluh kesah dan putus asa. Keempat, Yesus tampil sebagai gembala. Terbukti Yesus rela mengorbankan nyawa untuk domba- dombanya. Yesus berjuang membela domba sampai titik darah penghabisan, serta mengenal satu persatu domba- domba-Nya (Yoh.10 : 3, 14).
  • 40. DASAR ALKITABIAH KONSELING PASTORAL  Dari uraian tsb, pesan yg penting adalah :  a. Pelayanan konseling pastoral bukan pelayanan yg dilakukan karena upah. Karena itu perlu ada kerelaan dan kesediaan untuk mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan perasaan. Jika ada hasil bernilai ekonomis, hal itu dilihat sebagai berkat yg Tuhan berikan.  b. Jika kita melihat hasil pelayanan hanya sebagai upah, kita menempatkan diri sebagai pekerja upahan. Kalau upah rendah, mutu pelayanan kita turunkan. Sikap seperti ini amat berbahaya !  c. Harus memiliki jiwa yg rela berkorban. Dengan kualitas jiwa seperti ini, perhatian, kesungguhan, ketekunan, kesabaran, dan ketabahan dapat dbangun. Konselor akan mencari, mengunjungi, membawa, menghibur, meneguhkan, dan memperjuangkan keselamatan jiwa domba-dombanya.  d. Konselor yg baik tentu berupaya mengenal nama kawanan dombanya. Ketika dombanya bergumul, ia tidak membiarkan mereka sendirian.
  • 41. DASAR ALKITABIAH KONSELING PASTORAL  3. Yohanes 21 : Gembalakanlah ! Sebelum Petrus diutus menggembalakan domba-domba, ia mengalami ujian motivasi. Jadi motivasi Petrus perlu diperiksa, dimantapkan, dan diteguhkan. Bagi Yesus, nyata bahwa Petrus sungguh mengasihiNya (Yoh.21:17c). Setelah itu, ia diberi tugas dan kepercayaan, “Gembalakanlah domba-dombaKu.” Kita dapat mengasihi domba-domba hanya jika kita sudah terlebih dahulu mengasihi Yesus Kristus. Bagaimana cara kita memiliki kasih itu ? (I Yoh.4:19). 4. I Petrus 5 ; Sikap Gembala. Dalam melaksanakan pelayanan konseling pastoral, ada beberapa sikap yg perlu dikembangkan, a. I Petrus 5:2b. Tidak terpaksa. Terpaksa artinya berbuat sesuatu di luar kemauan sendiri, bisa jadi karena terdesak oleh keadaan. b. Dengan sukarela. Sukarela berarti melakukan sesuatu dengan senang hati, ikhlas dan tidak mengharapkan imbalan. Motifnya karena iman dan kasih kepada Kristus. (2 tim 1:12).
  • 42. DASAR ALKITABIAH KONSELING PASTORAL c. I Petrus 5:3, bukan penguasa atas domba-domba. Kalau mereka penguasa, mereka akan memerintah, menuntut, memaksa, dan bertindak sesuka hati. Sebaliknya, hendaklah kita menjadi teladan. Artinya, sesuatu sikap yg patut ditiru atau layak dicontoh. Demikianlah seorang konselor. Ia adalah orang yg patut diikuti, dicontoh, dan ditiru baik dari sikap hidup, perkataan, maupun perbuatannya. Krn ia telah menghayati iman dan kasih Kristus, hidup-nya harus baik, benar, bijak dan berhikmat. d. Menerima mahkota kemuliaan (1 Petrus 5:4). Inilah puncak seluruh karya dan jerih lelah konselor yg setia dalam pelayanannya. Jadi marilah bersungguh-sungguh melakukan pelaya-nan ini karena Konselor agung pasti akan menganugerahkan mahkota kemuliaan yang sejati.
  • 43. CIRI-CIRI KONSELOR YANG EFEKTIF  Konselor secara umum. 1. Memiliki pengetahuan konseling. Adalah, apa yg diketahui, dipahami, dan dimengerti berkaitan dengan teori-teori konseling. Tanpa itu sukar untuk memberi pelayanan yg sebenarnya. Percakapan pun cenderung menjadi percakapan yg sarat nasehat. 2. Pengetahuan Aplikatif. Artinya, dapat diterap-kan dalam hidup sehari-hari. Jangan sampai berilmu, tetapi kurang mampu menerapkan. 3. Memiliki Kepekaan. Artinya, mudah merasa atau menerima sesuatu yg dilihat atau di dengar ketika berbicara dengan orang lain. Ia mampu menangkap pesan lewat kata-kata yg didengar atau gerak-gerik tubuh dan mimik klien. 4. Memiliki keyakinan. Keyakinan adalah kepercayaan yg sungguh-sungguh kuat terhadap hal yg dipercayai. 5. Memiliki Kematangan. Artinya, sudah sampai pada taraf perkembangan yg terbaik (memiliki kemampuan berpikir, kestabilan emosi, jiwa, dan kepribadian yg baik).
  • 44. CIRI-CIRI KONSELOR YANG EFEKTIF  Konselor secara umum. 6. Menghargai klien sebagai makhluk unik. Mampu melihat hal-hal yg berbeda dalam diri setiap orang. Jadi tidak boleh menyamaratakan semua klien/konselinya. 7. Memiliki rasa tanggung jawab menolong. Selain memiliki kepekaan, ia perlu menambahkan niat untuk tidak pernah membiarkan konseli bergu-lat sendiri dalam pergumulannya. 8. Tidak mengambil alih masalah konseli/klien. Konselor tidak mengubah percakapan menjadi kesempatan utk memberikan nasehat-nasehat. Jadi konselor mengajak konseli utk mencari solusi bersama-sama.
  • 45. CIRI-CIRI KONSELOR YANG EFEKTIF  Konselor Kristen :  Percaya pada Kristus, sang Konselor Agung.  Menerima Yesus Kristus secara pribadi  Kristus berkuasa dalam hidupnya  Menerima otoritas Alkitab sbg pedoman hidup  Melibatkan karya Roh Kudus  Menghayati tugas sebagai panggilan. ( note : ada kata amatir, profesi, pelayanan, dan panggilan. Amatir artinya orang melakukan sesuatu atas dasar kesenangan, bukan untuk memperoleh dan memenuhi kebutuhan hidup. Profesional adalah kemampuan melakukan tugas berdasarkan pengetahuan, pendidikan, keahlian, ketrampilan, disiplin dan kerja keras dgn baik. Kerja dan jerih juang dilakukan sebaik- baiknya karena dia dibayar).
  • 46. CIRI-CIRI KONSELOR YANG EFEKTIF  Sikap yang perlu dkembangkan Konselor :  1. kasih dan pengharapan. ( kasih memungkinkan konselor utk menghargai, mengasihi, menolong dan memberi pelayanan bagi klien )  2. Lemah lembut. (konselor tidak boleh menghakimi, menuduh, memaksa & memerintah klien).  3. Rendah hati. (menganggap orang lain lebih utama dan penting. Ia tidak meninggikan dan menyombongkan diri dgn apa yg dimiliki, baik itu ilmu pengetahuan, kepandaian, ketrampilan, maupun harta kekayaan).  4. Sabar dan tabah. (memampukan konselor utk bertahan, tidak mudah putus asa, dan kuat menang-gung beban berat persoalan).  5. Bersahabat dan hangat. (kedekatan dan kehanga-tan perlu dirasakan oleh klien agar klien merasa nyaman, percaya dan berani terbuka).  6. Suka menolong. (Jiwa suka menolong ini muncul krn konselor sdh mengalami kasih dari sang Konselor Agung).
  • 47. CIRI-CIRI KONSELOR YANG EFEKTIF  7. Rela dan tulus. (tidak dilakukan dgn terpaksa. Kalau terpaksa, kita akan melakukan tugas dgn hati yg amat berat. Tubuh bertindak, tetapi tdk keluar dari hati).  8. Terbuka. Mengandung tiga sisi. Pertama, konselor berusaha menolong klien/konseli dapat melihat masalahnya dgn jernih. Kedua, konselor terbuka untuk segala masukan- masukan tentang kekurangan dan kelemahan dirinya. Ketiga, konselor perlu terbuka dalam mengikuti perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya wawasan ilmu dan ketrampilan konseling pastoral.  9. Pengorbanan. (mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan perasaan yg harus dikorbankan. Kadang konselor ditolak oleh konseli).  10. Perhatian. (lewat perhatian-perhatian yang diberikan, konseli/klien merasa mendapat dukungan).
  • 48. CIRI-CIRI KONSELOR YANG EFEKTIF  Hal yg merugikan dan perlu dihindari :  1. Menerima info sepihak. (konselor perlu menjumpai konseli pertama, kemudian konseli kedua. Bahkan kalau perlu mempertemukannya agar persoalannya menjadi tuntas.  2. Kesimpulan tergesa-gesa. (Konselor jangan terlalu cepat memberi jalan keluar. Kalau masalah sudah jelas, barulah percakapan diarahkan utk mencari solusinya).  3. Terburu-buru. (jika dlm proses konseling, konselor selalu melihat arloji, konseli akan gelisah).  4. Campur tangan terlalu jauh. (konselor terlibat dlm banyak hal. Konselor terlibat masuk ke masalah lain dlm diri konseli, sehingga konselor dapat kehilangan objektifitas dirinya).  5. Tidak dapat menyimpan rahasia. (sekali konselor tidak dapat dipercaya, kredibilitas dirinya pasti akan merosot dgn sendirinya).  6. Layanan tdk seimbang. (konselor sebaiknya menjaga keseimbangan pelayanannya. Keluarga dan hal spiritual jangan sampai terabaikan).
  • 49. CIRI-CIRI KONSELOR YANG EFEKTIF  7. Mudah menghakimi. (memandang konseli sebagai seseorang yg jahat, buruk, rendah, bersalah..dsb. Bila konseli mengalami kesulitan-kesulitan, konselor tidak perlu mempermasalahkannya).  8. Memaksa konseli. (percakapan konselor dgn konseli selalu utk mengajak berpikir dan mencari alternatif solusi. Konselor tdk mengambil alih masalah konseli dan mengisi percakapan dgn rentetan nasehat).  9. Meminta konseli melakukan banyak hal. (Seiring banyaknya nasehat, ada kecenderungan konselor utk meminta konseli melakukan banyak hal sebagai bagian dari solusi).  10. Menangani seluruh masalah konseli. (konselor sebaiknya sadar bahwa menangani semua masalah yg melilit konseli adalah hal yg cukup berat, bahkan melam-paui kekuatan, ketrampilan, dan keahlian konselor).
  • 50. CIRI-CIRI KONSELOR YANG EFEKTIF  Konselor yang Efektif :  Adalah konselor yg bekerja dlm pelayanan konseling pastoral yg dapat mencapai dan memberi hasil yg baik. Untuk dapat mencapai-nya, konselor perlu memiliki sikap, kualitas pribadi, dan ketrampilan tertentu, diantaranya :  1. Memandang manusia sebagai makhluk yg unik. (maksudnya, konseli memiliki perasaan, pikiran dan sikap yg tidak persis sama dg konseli yg lain).  2. Memandang manusia sebagai pribadi yg dapat bermitra. (konselor efektif sadar konseli dapat bermitra dengannya utk mencapai perubahan hidup, dan mengalami perjumpaan dgn Kristus.  3. memandang manusia sebagai pribadi yg dapat berubah.  4. Kristus ada dlm hidupnya. (seluruh karya dan jerih juang-nya atas dasar kuasa dan karya Kristus yg bertahta dlm hidupnya).  5. Terampil menerapkan ilmu konseling. (pengetahuannya tidak berhenti sampai pada tataran teori, tp praktek).
  • 51. CIRI-CIRI KONSELOR YANG EFEKTIF  6. Terampil dlm memberi respons. Respon yg perlu dilatih antara lain respons probing (P), understanding (U), sipporting (S), Interpretating (I), Evaluation (E), dan Action (A). Respon ini akan dpelajari dalam pertemuan selanjutnya.  7. Trampil mengembangkan relasi antar pribadi. (ketrampilan ini sangat penting bagi keberha-silannya menjalin hubungan yg hangat, bersaha-bat, dipercaya, terbuka, dan penuh perhatian terhadap konseli).  8. Pribadi berkualitas. (menurut anthony Yeo, bebe-rapa kualitas konselor : memiliki kesadaran akan diri dan nilai-nilai, percaya, bersikap hangat, penuh perhatian, mampu memperlihatkan sikap menerima, empati, dan memiliki pengetahuan).  9. Hal yg perlu dihindari dan merugikan.  10. Mengembangkan sikap positif. (mengembangkan sikap dan pemikiran yg positif berkaitan dg pelaya-nan konseling patoral.