Manajemen risiko K3 bertujuan untuk mengelola risiko keselamatan dan kesehatan kerja secara terencana dan terstruktur untuk mencegah kecelakaan kerja. Prosesnya meliputi identifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian risiko, komunikasi, dan pemantauan secara berkelanjutan. Hal ini penting untuk menjamin keberlangsungan bisnis dan memenuhi peraturan.
2. ● Manajemen risiko K3 adalah upaya mengelola risiko K3 untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja secara komprehensif, terencana dan terstruktur
dalam suatu sistem yang baik
● Manajemen Risiko K3 berkaitan dengan bahaya dan risiko yang ada di tempat
kerja yang dapat menimbulkan kerugian
● Jika tidak dikendalikan, risiko K3 dapat mengancam keberlangsungan usaha
● Manajemen risiko K3 berkaitan dengan bahaya dan risiko yang ada di tempat
kerja yang dapat merugikan perusahaan
● Penerapan secara sistematis dari kebijakan manajemen, prosedur dan aktivitas
dalam kegiatan identifikasi bahaya, analisa, penilaian, penanganan dan
pemantauan serta review terhadap risiko (SMK3, Ditjen PPK)
Latar Belakang
3. ● Masalah K3 adalah masalah yang bersifat multidisiplin dan menyangkut
berbagai aspek, tidak hanya operasional, sehingga risiko yang berkaitan dengan
K3 dikelompokkan tersendiri dalam Manajemen Risiko K3
● K3 timbul dalam manajemen karena adanya risiko yang mengancam
keselamatan pekerja, sarana dan lingkungan kerja
● Keberadaan risiko dalam kegiatan perusahaan mendorong perlunya upaya
keselamatan untuk mengendalikan semua risiko yang ada
Hubungan Manajemen Risiko dan K3
4. ● Dalam OHSAS 18001, manajemen risiko merupakan elemen inti yang terdapat
dalam klausul 4.3.1” The organization shall establish and maintain procedures
for the ongoing identification of hazards, the assessment of risks, and
determine the control measures
● Menurut OHSAS 18001, Manajemen K3 adalah upaya terpadu untuk mengelola
risiko yang ada dalam aktivitas perusahaan. Manajemen risiko terbagi menjadi
3 bagian: hazard identification, risk assessment, dan risk control
● Risiko K3 adalah kombinasi dari kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya
atau paparan dengan keparahan dari cedera atau gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh kejadian atau paparan tersebut
Manajemen Risiko dalam SMK3
5. ● Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi risiko dalam setiap
kegiatan
● Menekan biaya untuk penanggulangan kejadian yang tidak diinginkan
● Menimbulkan rasa aman dikalangan pemegang saham mengenai kelangsungan
dan keamanan investasi
● Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai risiko operasi bagian
setiap unsur dalam organisasi/perusahaan
● Memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku
Manfaat Manajemen Risiko K3
8. ● Tahap konsepsional: risiko diperhitungkan umtuk menentukan apakah
bisnis dapat dilaksanakan/dilanjutkan. Berkaitan dengan kelayakan suatu
kegiatan.
● Tahap rancang bangung: untuk memastikan bahwa setiap rancangan
telah memenuhi persyaratan sehingga potensi bahaya dapat ditekan
seminimal mungkin
● Tahap konstruksi: untuk memastikan bahwa kegiatan konstruksi berjalan
aman
● Tahap operasi
● Tahap pemeliharaan
● Tahap pasca operasi
Dimana Manajemen Risiko
Diaplikasikan
10. ● Merupakan tahapan yang dapat memberikan informasi secara
menyeluruh dan mendetail mengenai risiko yang ditemukan dengan
menjelaskan konsekuensi dari yang paling ringan sampai yang
paling berat.
● Pada tahap ini harus dapat mengidentifikasi hazard (bahaya) yang
dapat diramalkan yang timbul dari semua kegiatan yang berpotensi.
● Keberhasilan suatu proses manajemen risiko sangat ditentukan oleh
kemampuan dalam menentukan atau mengidentifikasi semua
bahaya yang ada dalam kegiatan. Jika semua bahaya berhasil
diidentifikasi dengan lengkap berarti perusahaan akan dapat
melakukan pengelolaan secara komprehensif.
Identifikasi Bahaya
11. ● Mengurangi peluang kecelakaan
● Memberikan pemahaman pada semua pihak terkait potensi bahaya dari
aktivitas perusahaan
● Meningkatkan kewaspadaan dalam menjalankan operasi perusahaan
● Sebagai landasan sekaligus masukan untuk menentukan strategi
pencegahan dan pengamanan yang tepat dan efektif
● Memberikan informasi yang terdokumentasi mengenai sumber bahaya
dalam perusahaan kepada semua pihak.
Manfaat Identifikasi Bahaya
12. ● Alat Kerja
● Bahan Kerja
● Cara Kerja
● Lingkungan Kerja
● Manusia
Sumber Bahaya
13. ● Data kecelakaan;
● Daftar periksa dan audit atau inspeksi;
● Analisa bahaya awal (Preliminary Hazard Analysis – PHA);
● Analisa pohon kegagalan (Fault Tree Analysis-FTA);
● Analisa What if (What if Aanysis-ETA);
● Analisa Moda Kegagalan dan Efek (Failure Mode and Effect Analysis-
FMEA);
● Hazops (Hazards and Operability Study);
● Analisa Keselamatan Pekerjaan (Job Safety AnalysisJSA);
● Analisa Risiko Pekerjaan (Task Risk Analysis – TRA)
Metode Identifikasi Bahaya
15. ● Hasil identifikasi bahaya selanjutnya dianalisa dan
dievaluasi untuk menentukan besarnya risiko dan tingkat
risiko, serta menentukan apakah risiko tersebut dapat
diterima atau tidak.
Penilaian Risiko
16. ● Semua risiko yang telah diidentifikasi dan dinilai tersebut
harus dikendalikan, khususnya jika risiko tersebut dinilai
memiliki dampak signifikan atau tidak dapat diterima.
Dalam tahap ini dilakukan pemilihan strategi pengendalian
yang tepat ditinjau dari berbagai aspek, sperti aspek finasial,
praktis, manusia, dan operasi lainnya.
Pengendalian Risiko
17. ● Langkah berikutnya adalah mengkomunikasikan risiko atau
bahaya kepada semua pihak yang berkepentingan dengan
kegiatan organisasi atau perusahaan.
● Hasil atau proses mengembangkan manajemen risiko juga
dikonsultasikan ke semua pihak seperti pekerja, pemasok,
dan lainnya yang kemungkinan terpengaruh oleh penerapan
manajemen risiko dalam organisasi.
Komunikasi dan Konsultasi
18. ● Proses manajemen risiko harus dipantau untuk menentukan atau mengetahui
adanya penyimpangan atau kendala dalam pelaksanaannya. Pemantauan juga
diperlukan untuk memastikan bahwa sistem manajemen risiko telah berjalan
sesuai dengan rencana yang ditentukan
● Dari hasil pemantauan diperoleh berbagai masukan mengenai penerapan
manajemen risiko. Selanjutnya manajemen melakukan tinjauan ulang untuk
menentukan apakah proses manajemen risiko telag sesuai dan menentukan
langkah-langkah perbaikannya
Pemantauan dan Tinjau Ulang