2. 2
PENDAHULUAN
Manajemen risiko pada perusahaan tidak bisa dihindari ataupun
dihilangkan dikarenakan risiko itu tetap ada dan selalu akan menjadi masalah di
setiap kinerja perusahaan, hanya saja yang dapat dilakukan adalah mengurangi
terjadinya kecelakaan. Manajemen risiko ini merupakan suatu aspek yang harus
dikurangi kejadiannya di dalam perusahaan di Indonesia karena menurut data
yang telah didapatkan bahwasannya tingkat kecelakaan karyawan sangatlah
tinggi. Manajemen risiko adalah bagian integral dari proses manajemen yang
berjalan dalam perusahaan atau lembaga (ASNZS 4360:2004).
Didalam perusahaan sekarang sudah menerapkan program Kesehatan
Keselamatan Kerja (K3) yang diharapkan dapat mengurangi tingkat kecelakaan
pada perusahaan. Manajemen risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko K3
untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehesif,
terencana dan terinfrastruktur dalam suatu kesisteman yang baik (Ramli,2010).
Didalam program K3 ini sudah dibuktikan bahwasannya didalam perusahaan
terdapat bagian yang ditugaskan untuk mempelajari dan meneliti kinerja karyawan
sehingga dapat mengurangi insentitas kecelakaan kerja.
Masalah kecelakaan kerja di Indonesia masih bisa dikatakan cukup tinggi.
Pada tahun 2010 tercatat kasus kecelakaan kerja sebanyak 65.000 kasus dan
menurun di bandingkan tahun 2009 yang mencapai 96.314 kasus. Dari 96.314
kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia pada tahun 2009, sebanyak
87.035 tenanga kerja sembuh total, 4.380 mengalami cacat fungsi, 2.713 cacat
sebagian, 42 cacat total, dan 2,144 meinggal dunia (Suara Karya, 2011). Selain itu
di Indonesia setiap tujuh detik mengalami kecelakaan kerja (Warta Ekonomi,
2006).
Metode pengendalian risiko yang digunakan adalah Hazard Identification,
Risk Assessment, dan Risk Control (HIRARC) dan penilaian risiko menurut
standart Australian Standart/New Zealand Standard (AS/NZS). Metode ini
menjelaskan bahwasannya risiko itu dapat diidentifikasi secara dini dan
sebelumnya juga harus dilakukan pelatihan pada karyawan agar tetap menjaga
kesehatannya dan terhindar dari suatu kecelakaan. Selain identifikasi, asesmen
risiko juga dilakukan agar perusahaan bisa mengurangi tingkat keparahan
kecelakaan kerja yang telah terjadi ataupun yang belum terjadi.
Selain metode-metode yang diterapakan pada perusahaan untuk mengurangi
kecelakaan kerja, pengendalian risiko juga sangat diperlukan sesuai dengan fungsi
manajemen yaitu Planning, Organizing, Actuating, Controling (POAC).
Pengendalian K3 ini di program untuk mengurangi tingkat kecelakan pada
perusahaan misalnya, menghilangkan sumber bahaya, mengganti proses yang
menimbulkan kecelakaan, menggunakan metode tekonologi yang mengurangi
3. 3
tingkat kecelakaan, pembuatan prosedur atau aturan baru, menegaskan pada
karyawan untuk mnggunakan perlindung diri saat kerja.
Tingginya tingkat kecelakaan kerja pada perusahaan menyebabkan
terganggunya proses pekerjaan proyek. Oleh karena itu, pada saat pelaksanaan
pekerjaan karyawan diwajibkan untuk tetap menerapkan system manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lokasi kerja dimana masalah keselamatan
dan kesehatan kerja juga merupakan bagian dari perencanaan dan pengendalian
proyek. Selain karyawan, pemimpin juga harusnya memiliki kesadaran untuk
tetap memperhatikan karyawannya agar bisa memantau secara langsung kinerja
dan melihat tingkat kecelakaan yang mungkin saja terjadi.
TUJUAN
Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui masalah dalam
Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) dan teori-teori yang mempelajari tentang
kesehatan keselamatan kerja. Diharapakan dengan adanya penulisan artikel ini,
perusahaan di Indonesia dapat menyelesaikan masalah dalam kesehatan
keselamatan kerja, menerapkan teori-teori didalamnya, sehingga perusahaan dapat
mensejahterakan karyawan-karyawan di Indonesia.
METODE
Metode yang digunakan adalam penelitian ini adalah melalui observasi
dan survey, dengan menggunakan data kuisioner , wawancara dan refrensi dari
browsing internet, membaca buku , hasil penelitian atau penemuan sebelumnya .
Metode yang diambil yaitu dengan melakukan survey dan observasi dalam artikel
ini dengan menggunakan pengendalian risiko Hazard Identification, Risk
Assessment, dan Risk Control (HIRARC) dan penilaian risiko menurut standart
Australian Standart/New Zealand Standard (AS/NZS). Proses observasi ini
dimulai dengan mencari pendekatan menurut para ahli dan pendekatan secara
teoritis. Hal yang diobservasi di dalam Artikel Hasil Pemikiran ini adalah
Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) pada perusahaan yang termasuk di dalam
risko sumber daya manusia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Risiko Perusahaan
Risko adalah suatu hal yang dianggap wajar didalam semua perilaku atau
kegiatan yang dilalui, misalnya perusahaan. Pengertian risiko menurut Silalahi
(1997) adalah :
1. Risiko adalah kesempatan timbulnya kerugian
2. Risiko adalah probabilitas suatu hasil akan berbeda dari yang diharapkan
4. 4
3. Risiko adalah ketidakpastian
4. Risiko adalah penyimpangan actual dari yang diharapkan
5. Risiko adalah probabilitas kerugian
Setiap perusahaan pasti mengalami berbagai risiko yang mungkin timbul.
Silalahi (1997) manajemen risiko dapat diartikan sebagai suatu system
pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik, dan keuntungan
badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena
adanya suatu risiko.
Untuk menganalisis risiko, perlu diketahui kedudukan risiko diantara hazard,
peril, dan losses.
Hazard Peril Losser
Gambar 1. Konsep Risiko
Sumber : Silalahi (1997) dan Umar (2001)
Pengertian dari ketiga tersebut adalah ;
1. Hazard adalah suatu keadaan bahaya yang dapat memperbesar
kemungkinan terjadinya peril ( kejadian bencana)
2. Peril adalah peristiwa/kejadian yang dapat menimbulkan kerugian atau
bermacam kerugian
3. Losser adalah kerugian yang diderita dari kejadian yang tidak diharapkan
tapi ternyata terjadi.
Menurut AS/NZS 4360 Risk Management Standart, manajemen risiko adalah
“The culture, process, and structures that are directed towards the effective
management of potential opportunities and adserve effects”. Menurut standart
AS/NZS 4360 tentang standar manajemen risiko, proses manajemen risiko terdiri
dari langkah-langkah berikut ;
5. 5
Gambar 2 Proses dalam Manajemen Risiko AS/NZS 4360:2004
Sumber : Ramli (2010)
Proses Manajemen Risiko
Proses yang dilalui dalam manajemen risiko adalah:
1. Perencanaan Manajemen Risiko, perencanaan meliputi langkah
memutuskan bagaimana mendekati dan merencanakan aktivitas
manajemen risiko untuk proyek.
2. Identifikasi Risiko, tahapan selanjutnya dari proses identifikasi risiko
adalah mengenali jenis-jenis risiko yang mungkin (dan umumnya)
dihadapi oleh setiap pelaku bisnis.
3. Analisis Risiko Kualitatif, analisis kualitatif dalam manajemen risiko
adalah proses menilai (assessment) impak dan kemungkinan dari risiko
yang sudah diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun risiko
berdasarkan efeknya terhadap tujuan proyek. Skala pengukuran yang
digunakan dalam analisa kualitatif adalah Australian Standard/New
Zealand Standard (AS/NZS) 4360:2004
4. Analisis Risiko Kuantitatif adalah proses identifikasi secara numeric
probabilitas dari setiap risiko dan konsekuensinya terhadap tujuan proyek.
5. Perencanaan Respon Risiko, Risk response planning adalah proses yang
dilakukan untuk meminimalisasi tingkat risiko yang dihadapi sampai batas
yang dapat diterima
6. Pengendalian dan Monitoring Risiko, langkah ini adalah proses
mengawasi risiko yang sudah diidentifikasi, memonitor risiko yang tersisa,
dan mengidentifikasikan risiko baru, memastikan pelaksanaan risk
Evaluasi Risiko
Analisa Risiko
Identifikasi Bahaya
Menentukan Kontrks
Pengendalian Risiko
KomunikasidanKonsultasi
PemantauandanTinjauUlang
6. 6
management plan dan mengevaluasi keefektifannya dalam mengurangi
risiko.
Manajemen Risiko Keselamatan Kerja (K3)
Manajemen risko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko K3, untuk
mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan. Manajemen risiko
berkaitan dengan bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja yang baik.
Manajemen risiko K3 berkaitan dengan bahaya dan risiko yang ada di tempat
kerja yang dapat menimbulkan kerugiakan bagi perusahaan (Ramli,2010)
Teori Sumber Kecelakaan (Accident Theories)
1. Teori Faktor tunggal
Teori ini berasal dari asumsi bahwa kecelakaan hanya akibat satu
penyebab. Selanjutnya, jika penyebab tunggal tersebut dapat diidentifikasi
dan dihilangkan kecelakaan tidak akan berulang kembali. Teori tunggal ini
tidak dapat diterima secara umum, sebab jika seseorang sudah menerima
pelatihan menjaga kesehatan dan keselamatan kerja, tetap saja dapat
ditimpa kecelakaan.
2. Teori Energi (Energy Theory)
Teori yang dikemukakan oleh William Haddon menyatakan
kecelakaan terjadi lebih sering terjadi ketika transfer energi. Tingkat
energi yang dilepaskan penting karena semakin tinggi pelepasan energi
semakin besar terjadinya kerusakan, pada konsep ini identifikasi hazard
sangat terbatas dan tidak serupa dengan teori faktor tunggal.
3. Teori Faktor Ganda
Teori multifaktor mengatakan bahwa kecelakaan terjadi karena
sejumlah faktor secara bersama-sama menyebabkan kecelakaan.
4. Efek Domino
Teori domino ditemukan oleh W.F. Heinrich dan mengatakan bahwa
kejadian-kejadian, yang menyebabkan cedera, adalah seperti;
a. Social Environment ; kondisi dimana seseorang harus menerima resiko
b. Undesirable Human Traits ; kemarahan, kecerobohan, kelelahan, salah
pengertian, dan tidak sengaja
c. Unsafe Acts or Conditions ; perencanaan buruk, peralatan tidak aman,
lingkungan berbahaya
d. The Accidents ; kecelakaan terjadi jika kejadian diatas berkumpul dan
menyebabkan suatu kecelakaan
e. The Injury ; cedera yang terjadi ketika mengalami kecelakaan
7. 7
Identifikasi Hazard Sebagai Sumber Celaka
Mengenal kepastian ada hazard merupakan langkah pertama dalam proses
manajemen risiko keselamatan kerja. Orang yang diberikan tugas
mengidentifikasi hazard harus mengksplorasi banyak sumber informasi yang
tersedia untuk mengenal kepastian hazard pada bidang yang diteliti. Contohnya
dengan anjing serigala tidak bertuan, kurus, kelaparan, berkuku tajam, taring
tajam, mengeluarkan bau, dan menyeramkan masuk ke daerah pemukiman yang
dihuni keluarga dan anak-anak. Kehadiran anjing itu membawa berbagai hazard
yang dapat menimbulkan kerugian, keamanan, dan keselamatan warga setempat.
Asesmen Risiko
Asesmen risiko (Risk Assessment) adalah proses evaluasi hazard untuk dapat
menentukan tingkatan tindakan yang dibutuhkan mengurangi risiko sehingga pada
tingkat yang dapat diterima. Ketika evaluasi risiko harus dilakukan terhadap
hazard seseorang harus mempertimbangkan dua hal sekaligus, likelihood dan
consequences kejadian yang terjadi. Dilihat dari seberapa besar kejadian
kecelakaan kerja terjadi dan berapa besar potensi dimasa yang akan datang.
Karena tidak dapat memprediksi suatu kecelakaan maka yang dilakukan hanyalah
mencegah kecelakaan pada masa yang akan datang.
a. Kemungkinan Terjadi Kecelakaan (Likelihood)
Dalam konteks manajemen risiko kecelakaan adalah sesuatu yang
menyebabkan cedera atau gangguan bagi kesehatan seseorang. Ketika
melakukan penelitian terhadap likelihood, langkah pertama yang harus
ditetapkan adalah katagori likelihood :
1) Very likely : Mungkin terjadi berkali-kali
2) Likely : Mungkin terkadang terjadi
3) Unlikely : Mungkin terjadi, tetapi jarang
4) Highly unlikely : Mungkin terjadi tapi kemungkinan terjadi
sangat kecil
Ketika mengevaluasi likelihood, faktor yang memodifikasi sehingga
adanya beberapa katagori likelihood adalah ancaman. Ancaman (exposure)
adalah ukuran seberapa sering atau berapa lama seseorang benar-benar
terancam bahaya. Contohnya :
1) Very rare : sekali dalam satu tahun atau kurang
2) Rare : beberapa kali dalam satu tahun
3) Unusual : sekali dalam sebulan
4) Occasional : sekali seminggu
5) Frequent : setiap hari
6) Continuous : terus menerus
8. 8
Kesalahan yang sering terjadi adalah terlalu menekankan pada
pengurangan akibat ancaman pada level yang rendah. Oleh karena itu
seseorang jarang mendapatkan ancaman, tapi perhatian yang diberikan
pada ancaman tidak akan berkurang.
b. Akibat Kejadian (Consequences)
Konsekuensi adalah ukuran kedasyatan atau kekejaman yang diderita
seseorang jika terjadi kecelakaan. Ketika seseorang menilai akibat suatu
kecelakaan, katagori akibat terjadi kecelakaan harus diseleksi. Kecelakaan
dapat dikatagorikan seperti berikut :
1) Fatal : kematian
2) Major injuries : cedera berat atau gangguan kesehatan yang
proses penyembuhannya membutuhkan waktu yang lama
3) Minor Injuries : cedera yang dapat disembuhkan atau
gangguan kesehatan yang proses penyembuhannya hanya beberapa
hari dan pasien akan sembuh seperti sedia kala.
4) Negligible injuries : cedera yang bisa ditolong dengan
pertolongan pertama.
Jika posisi bahaya menambah konsekuensi kecelakaan maka
penambahan akibat harus dipertimbangkan dan peringkat konsekuensi
menjadi naik. Ketika melakukan asesmen terhadap risiko semua aspek
likelihood dan consequences dengan mudah dapat dibentangkan melalui
matriks sederhana berikut :
Table 1 Tingkat Parahnya Kecelakaan
Consequences
Likelihood
Very
Likely
Likely Unlikely
Highly
Unlikely
Fatality High High High Medium
Major Injuries High High Medium Medium
Minor Injuries High Medium Medium Low
Negligible Medium Medium Low Low
Pengendalian Risiko
Salah satu proses penting manajemen risiko, adalah mengendalikan resiko.
Setelah melalui asesmen risiko, dan telah diidentifikasi bahwa hazard yang ada
sebagai risiko yang tidak dapat diterima, maka harus diputuskan kebijakan untuk
mengendalikannya, menghilangkannya atau menurunkannya hingga batas yang
dapat diterima. Setiap orang, organisasi atau masyarakat menentukan ukuran-
ukuran tingkat keamanan dan kesehatan yang dapat diterima sebagai suatu yang
9. 9
layak. Setiap manusia memang ingin bebas dari risiko, tetapi setiap kegiatan
manusia selalu disertai dengan risiko.
Standart yang ditentukan masyarakat tidak pernah konstan, lebih
cenderung meningkat, dan tidak pernah menurun. Standart risiko berbeda dari satu
industri dengan industri lain, dan sangat dipengaruhi oleh persepsi, ilmu
pengetahuan yang berkembang, dan tergantung pada siapa yang akan membayar
biaya untuk mereduksi risiko.
Cara mengendalikan risiko dilakukan melalui :
a. Eliminasi : pengendalian ini dilakukan dengan cara menghilangkan sumber
bahaya (hazard)
b. Substandi : mengurangi risiko dari bahaya dengan cara mengganti proses,
mengganti input dengan yang lebih rendah risikonya.
c. Engineering : mengurangi risiko dari bahaya dengan metode rekayasa
teknik pada alat, mesin, infrastruktur, lingkungan, dan bangunan
d. Administratif : mengurangi risiko bahaya dengan cara melakukan
pembuatan prosedur, aturan, pemasangan rambu tanda peringatan, traning
dan seleksi terhadap kontraktor, material serta mesin, cara pengatasan,
penyimpanan dan pelebelan.
e. Alat pelingung diri : mengurangi risiko bahaya dengan cara menggunakan
alat perlindungan diri misalnya safety helmet, masker, sepatu safety,
coverall dll.
KESIMPULAN
Artikel Hasil Pemikiran yang berjudul Respon Perusahaan Dalam
Menghadapi Risiko Sumber Daya Manusia, dapat disimpulkan bahwa risko itu
selalu berada di semua kegiatan yang dilakukan, selain itu risiko sumber daya
manusia disini menjelaskan tentang Kesehatan Keselamtan Kerja (K3) pada
perusahaan. Metode yang digunakan adalah pengendalian risiko Hazard
Identification, Risk Assessment, dan Risk Control (HIRARC) dan penilaian risiko
menurut standart Australian Standart/New Zealand Standard (AS/NZS).
Tingkat kecelakaan kerja di Indonesia yang terus meningkat menunjukkan
inovasi pada perusahaan untuk memberikan program-program untuk memberikan
pelatihan kesehatan keselamatan kerja pada karyawan, disisi lain perusahaan juga
memberikan pengembangan kepada karyawan untuk menjaga dirinya sendiri. Di
dalam pengendalian risko K3 ini menjelaskan bahwasannya perusahaan akan terus
meningkatakan tingkat keselamatan karyawan agar proses pembangunan proyek
tidak terganggu dan mewujudkan nilai keberhasilan pada perencanaan dan
pengendalian risiko pada perusahaan karena keselamatan pekerja termasuk di
dalam suatu penilaian dalam perusahaan.
10. 10
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2004. Risk Maagement Guidelines Companion to AS/NZS. Standards
Association of Australia.
Husein, Abrar. 2010. Manajemen Proyek (Perencanaan, Penjadwalan, dan
Pengendalian Proyek). Andi. Yoyakarta
Ramli, Soehatman. 2010. Pedoman Praktis Manajemen Risiko dalam Prespektif
K3 OHS Risk Management. Dian Rakyat. Jakarta
Siahaan. 2007. Manajemen Risiko. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Silalahi, Bannett. 1997. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. PT,
Pustaka Binaman P. Jakarta.
Soeharto, I. 1995. Manajemen Proyek dari Konseptual kerja. PT. Pustaka
Binaman P. Jakarta
Soputan, Gabby E.M. 2014. Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
(Studi kasus pada Pembangunan Gedung SMA Eben Haezar). Jurnal
Media Engineering Vol. 4 No. 4. Desember 2014 229-238
Umar, Husein. 2001. Manajemen Risiko Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Yuliani, Uppit. Manajemen Risiko KEselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada
Proyek Infrastruktur Gedung. Jurnal Universitas Gunadarma Jakarta.