Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai bahaya listrik, api dan ledakan di laboratorium serta langkah-langkah pencegahannya. Bahaya utama meliputi sengatan listrik, luka bakar, kebakaran, dan ledakan. Langkah-langkah pencegahannya adalah menjaga keamanan peralatan listrik, mencegah kebakaran dengan larangan merokok, menjauhkan api terbuka dari cairan mudah terbakar, serta menangani kecelakaan seperti
1. 12. KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA LISTRIK, API
DAN LEDAKAN
I. BAHAYA LISTRIK
Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan
1. Sebelum menggunakan peralatan yang menggunakan listrik, periksa dulu
rumah/ kotak kerangka peralatan, kabel, sakelar dan assesoris lainnya
apakan dalam keadaan yang baik. Saklar dan steker harus dipastikan dalam
keadaan tidak rusak, pecah/retak atau basah.
2. Jangan menggunakan peralatan yang rangkanya rusak, penutupnya
pecah/retak, sakelar/kabel/steker telanjang tidak terjamin isolasinya, peralatan
yang terlalu panas atau berbau hangus bekas terbakar. Beri tanda atau label
pada alat tersebut: “JANGAN DIPAKAI!” dan laporkan pada
pengawas/supervisor untuk mendapatkan perbaikan/perawatan yang baik dan
sempurna.
3. Jangan memakai peralatan dengan beban lebih (overload) atau
menghubungkan pada suplai (pusat tenaga listrik) yang voltasenya tidak
sesuai atau terlalu besar.
4. Jangan menghubungkan peralatan listrik portabel pada kabel penyalur listrik,
jika tidak dipergunakan.
5. Pegang kuat-kuat alat berputar yang sedang dioperasikan (misalnya gerinda).
Setelah selesai digunakan, matikan alat dengan meutuskan dari sumber
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-1
2. listriknya, dan apabila hendak diletakkan pastikan alat sudah berhenti
berputar.
6. Bekerja dengan mesin bor atau gerinda harus dipastikan keamanannya.
Perhatikan posisi alat, pakailah klem atau ragum bila perlu.
7. Jaga kebersihan saluran ventilasi udara dari debu dan kotoran.
8. Hindari pemakaian alat yang basah dan jangan biarkan kabel-kabel terkena
air, pakailah sepatu beralas karet dan sarung tangan karet.
9. Perhatikan papan penunjuk/rambu-rambu yang ada untuk menghindari
bahaya/resiko yang lainnya.
10. Perhatikan batas sekat/dinding sebelum mengebor dinding, untuk menghindari
bahaya yang menimpa orang di belakang atau orang di sekitar anda.
11. Usahakan orang lain tidak terkena loncatan api, logam panas dan lain-lainnya,
pakailah pelindung/screen untuk menahan loncatan yang terjadi.
12. Jangan meninggalkan peralatan pada waktu steker masih menancap di stop
kontak yang masih ada aliran listriknya.
Pencegahan Kondisi Tidak Aman
Pemeliharaan Keselamatan dari Bahaya Listrik
Semua perawatan dan reparasi instalasi listrik harus ditangani oleh instalatir listrik.
Gunakan peralatan pengaman seperti fuse dan MCB sesuai dengan teraan. Apabila
ada kabel yang terkelupas isolasinya, segera diganti dengan yang baru. Gunakan
ELCB untuk mengamankan dari bahaya shock listrik apabila seseorang menyentuh
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-2
3. bagian konduktor yang bertegangan. Alat ini mampu memutus aliran listrik ketika
merasakan arus bocor pada level tertentu.
Saran :
• Gunakan konduktor penopang (cable duck) untuk menempatkan
kabel pada semua jalan yang dilalui oleh katrol listrik.
• Matikan (posisikan “OFF”)sakelar dari kabel penghantar yang
berdekatan dengan konduktor serupa bila sedang tidak digunakan.
• Beri pengaman khusus/ pembatas untuk mencegah agar orang
tidak melintasi jalan yang dilewati troly, truk pengangkat, dan lift.
• Ganti sakelar yang rusak, retak/pecah, steker atau peralatan
lainnya yang tidak aman.
• Laporkan segera apabila terjadi hubung singkat dan jangan
memakai peralatan tersebut sebelum peralatan tersebut direparasi.
• Periksa secara berkala kabel pentanahan apakah masih
terhubung sempurna dengan system pentanahan.
Mencegah Terjadinya Kejutan Karena Tersengat Listrik (Electric
Shock)
Cara terbaik untuk menghindari sengatan listrik dapat dilakukan dengan memasang
Residual Current Device (RCD) atau Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB). Alat
alat ini tersedia dalam bentuk : plug-in adaptors atau wall-mounting sockets. ELCB
bekerja secara sensitif memutus arus apabila terjadi kebocoran arus ke bumi.
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-3
4. Apabila kita mengalami kontak listrik secara langsung sehingga akan terjadi aliran
arus listrik yang mengalir kedalam tubuh kita ke tanah. Besar arus ini dibatasi tidak
boleh melebihi 15 mA. Arus yang sekecil ini tidak mungkin dapat memutuskan alat
pengaman seperti MCB. Untuk itu perlu alat pendeteksi arus yang kecil seperi ELCB
dan RCD. Hanya saja di pasaran tidak ditemukan ELCB dengan arus deteksi 15
mA, akan tetapi yang ada sebesar 30 mA. Waktu pemutusan ELCB sangat singkat
yaitu dalam orde mili detik, sehingga cukup aman untuk mencegah terjadinya
sengatan listrik terhadap manusia.
Kecelakaan Akibat Listrik
Ada lima jenis bahaya yang umum akibat listrik:
1. Electric shock (kejutan karena tersengat listrik).
2. Electric burn (terbakar akibat listrik).
3. Fires electrical origin (api/kebakaran akibat listrik).
4. Electric arcing (busur listrik).
5. Explosion caused by electricity energy (ledakan akibat listrik).
Tindakan cepat yang perlu dilakukan adalah :
• Matikan catu daya (jika mungkin singkirkan korban dari listrik).
• Gunakan P3K untuk melakukan pertolongan pada korban.
Pertolongan Pertama :
a. Jangan menyentuh korban jika dia masih kontak dengan listrik.
b. Putuskan sumber arus listrik dan gunakan bahan isolasi untuk
menjangkau/mendorong korban.
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-4
5. c. Jika korban telah berhenti bernapas, berikan segera pernapasan buatan
(kiss of life).
Merawat Luka Bakar Listrik :
a. Luka bakar akibat listrik sebenarnya sering lebih dalam dari yang terlihat
oleh mata. Untuk menolong korban luka bakar akibat kontak listrik,
pertama-tama kurangi rasa sakit, kerusakan jaringan dan kebengkakan
dengan mendinginkan bagian badan yang terluka dengan air dingin yang
bersih atau air es. Kemudian lepaskan semua benda-benda yang
mengganggu (seperti cincin, jam. gelang. ikat pinggang, sepatu, dll)
sebelum pembengkakan.
b. Kenakan pakaian bersih (steril kalau ada) untuk pencegahan dari infeksi.
c. Jangan berikan lotion atau ointments (obat salep) pada luka.
d. Cari pertolongan medis jika perlu.
Melepaskan Korban dari Kontak Listrik
Apabila mengetahui seseorang terkena sengatan listrik, segera amati keadaannya
secara umum. Tentukan cara paling baik untuk melepaskannya dari kontak listrik
(Gambar 2). Jika mungkin sakelar di-off kan dari hubungannya, tetapi jika saklar
jauh, bebaskan korban dari sengatan listrik menggunakan isolator.
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-5
6. (a) (b) (c)
Gambar 2. Melepaskan korban dari sengatan listrik
Pada keadaan sakelar tidak dimungkinkan dimatikan dengan tangan, gunakan
bahan kering (isolator). Demikian halnya untuk memisahkan korban dari sengatan
listrik jangan memakai benda yang bersifat konduktor (dipegang langsung atau
menggunakan logam). Bahan yang dapat digunakan antara lain tali yang kering,
kain kering, kayu kering, papan kering, karet atau plastik.
Jika pernapasan korban masih normal:
• Tidurkan korban arah menyamping
• Tekukkan kaki yang sebelah atas
• Tekuk siku tangan sebelah atas
• Kepalanya dimiringkan sedikit kebelakang agar dagu bebas dan nyaman
• Bersihkan lidah dan mulut apabila ada muntah atau pendarahan
• Jangan meletakkan bantal dibawah kepala korban yang tidak sadar
• Posisi seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-6
7. (a) (b) (c)
Gambar 3. Mengangkat korban
Jika pernapasan korban terhenti atau sangat lemah
Awali dengan pernapasan buatan dengan cara penyadaran dari mulut ke mulut,
menggunakan oksigen, cek sirkulasi darah/ denyut nadi pada leher menggunakan
jari (jangan ujung jari), angkat kelopak mata dan lihat pembesaran biji mata, apakah
terpengaruh sinar, menunjukkan suplai oksigen mencapai otak. (Untuk jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 4).
(a)
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-7
8. (b) (c) (d)
Gambar 4. Langkah-langkah memberikan pernapasan buatan (kiss of life)
(a) (b)
Gambar 5. Beberapa jenis alat pelindung
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-8
9. II. BAHAYA API
Semua kebakaran, harus dipadamkan secara cepat dan tepat dan dilaporkan pada
pengawas dan petugas keselamatan sehingga alat pemadam api dapat disiagakan
tanpa penundaan. Langkah – langkah pengamanan yang perlu dilakukan yakni:
• Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
• Beritahukan kebakaran yang terjadi.
• Panggil orang – orang lain agar membantu.
• Ungsikan barang – barang, kosongkan ruangan jika perlu.
• Usahakan tidak memasuki kembali bangunan yang terbakar .
Jenis kebakaran
Kebakaran Klas A
Kebakaran kelas A merupakan kebakaran biasa, bahan yang mudah terbakar pada
kelas A seperti: kayu, kain, kertas dan bahan-bahan kemasan. Memadamkan
kebakaran bahan-bahan ini bisa lebih efektif dengan jalan memakai alat pemadam
kebakaran kelas A. Air adalah bahan yang cocok memadamkan kebakaran kelas A.
Kebakaran Kelas B
Kebakaran kelas B merupakan kebakaran bahan berasal dari cairan yang mudah
terbakar seperti: bensin, minyak tanah, oli, gemuk, cat, lemak, lilin, tinner, pernis
dan bahan pelarut yang mudah terbakar. Memadamkan kebakaran bahan-bahan ini
bisa lebih efektif dengan jalan menutupi atau melapisi kebakaran membatasi
oksigen yang ada. Contoh bahan yang cocok untuk memadamkan kebakaran kelas
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-9
10. B tersebut antara lain: bubuk bahan kimia kering dan gas CO2. Jangan
menggunakan air untuk memadamkan kebakaran kelas B, karena dapat
menyebabkan kebakaran semakin menyala.
Kebakaran Kelas C
Kebakaran kelas C merupakan kebakaran bahan atau peralatan listrik, seperti
terbakarnya: fiting, motor, generator, trafo, kabel, sakelar dan peralatan elektronik.
Memadamkan kebakaran bahan-bahan ini bisa lebih efektif dengan jalan menutupi
atau melapisi kebakaran membatasi oksigen yang ada. Contoh bahan yang cocok
untuk memadamkan kebakaran kelas C yaitu gas cair Bromochlorodifluoromethane.
Jangan menggunakan air dan pemadam jenis busa untuk memadamkan kebakaran
klas C.
Mencegah Kebakaran
Untuk mengurangi resiko kebakaran dan ledakan beri perhatian yang benar-benar
pada tindakan pencegahan di bawah ini :
01. Dilarang Merokok (Smoking)
Tanda/peringatan "NO SMOKING" harus betul-betul dipatuhi.
02. Naked Flame
Jangan tempatkan botol-botol yang berisi liquid/bahan-bahan yang mudah
terbakar dekat pada api telanjang dan ketika menuang liquid tersebut pastikan
tidak ada api pada meja. Liquid yang mudah terbakar harus dipanaskan
dengan steam atau hot plates dan iso mantles.
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-10
11. 03. Deistilasi, Reflux, dll
Liquid yang mudah terbakar tidak boleh dididihkan denqan cepat sehingga
uap yang dihasilkan tidak terlalu banyak.
Jika mendestilasi liquid tambahkan batu didih atau sedikit potongan porselin
untuk mencegah bumpinq sebelum dipanaskan. Eksperimen sering juga
dilakukan pada penampan/talam pasir yang besar untuk mengurangi resiko
menjalarnya api bila terjadi kecelakaan.
04. Pipa Karet
Pipa karet yang dipasang di laboratorium harus diperiksa dengan teratur dan
jika ada tanda-tanda retak atau menjadi keras harus diganti.
05. Hidrogen
Ledakan karena bercampurnya udara dan hidrogen selalu keras. Hidrogen
lewat sangat cepat melewati kebocoran halus. Sehingga ledakan dapat terjadi
pada tempat saluran karena bercampur dengan udara.
06. Alat Listrik
Pastikan bahwa peralatan tidak penuh di meja laboratorium. Kesalahan seperti
kabel yang berjumbai, wayar yang telanjang dan alat yang kelewat panas
harus dilaporkan segera. Jika menggunakan multiple plug adaptors pastikan
bahwa beban total tidak melebihi beban yang ditetapkan/dituliskan dalam alat.
07. Pembakaran Spontan
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-11
12. Bahan sampah yang dapat terbakar dengan spontan seperti kain lap, kertas,
kapas yang berminyak harus ditempatkan dalam wadah logam yang tertutup,
yang dapat dikeluarkan dari dalam laboratorium pada saat diperlukan.
Nitrates, chlorates, chromates, proxides, dll tidak boleh dibuang di tempat
pembuangan sampah biasa yang berisi bahan organik, karena dapat terjadi
resiko kebakaran. Buang puntung rokok di asbak, bukan di tempat sampah
umum. Jangan membuang kertas atau bahan mudah terbakar di asbak.
Mencari Jalan Keluar dari Kebakaran
Kita harus tetap berada dalam keadaan tenang dan sadar apabila terjadi kebakaran
dan harus melatih diri sepenuhnya bagaimana mencari jalan ke luar. Hal ini sangat
perlu diketahui semua orang yang bekerja di laboratorium, termasuk mengetahui
dimana pintu darurat.
Jika kebakaran terjadi, cek jalan ke luar yang jelas dan aman. Tinggalkan segera
lokasi kebakaran sesegera mungkin dengan mengikuti beberapa anjuran berikut:
• Apabila kelihatan ada kebakaran di luar yang mengancam atau
menghalangi jalan ke luar atau asap yang gelap menghalangi jalan ke
luar, sebaiknya secepatnya tinggalkan daerah tersebut, buka beberapa
pintu dengan hati- hati. Cegah kepanikan yang mungkin terjadi
disebabkan adanya asap atau nyala api.
• Tutup pintu yang ada di belakang kita untuk mencegah lidah api dan
aliran panas dari kebakaran.
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-12
13. • Pada daerah yang berasap jalanlah dengan merangkak tahan napas
untuk mencegah masuknya asap ke dalam hidung, tutup hidung
menghadap ke lantai (Gambar 6).
• Jangan kembali ke dalam ruangan yang terbakar atau berhenti untuk
apa saja bila kebakaran mengancam.
• Tutup pintu belakang anda.
• Jangan masuk kembali ke bangunan yang sedang menyala/terbakar.
Gambar 6. Mengeluarkan diri dari bahaya kebakaran
Pemadaman Kebakaran
a. Sebelum Kebakaran
Semua pekerja laboratorium harus benar-benar familiar dengan tempat
dan pengoperasian semua peralatan pemadam kebakaran di sekitarnya
dan tahu mengoperasikan bunyi alarm kebakaran.
b. Bila Kebakaran Terjadi
Jika api masih kecil matikan dengan alat pemadam dan laporkan segera
kejadiannya.
Note :
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-13
14. Nyala api dari zat kimia yang terbakar dalam beaker atau gelas labu
biasanya dapat dipadamkan dengan menutup mulut beaker dengan kain
basah.
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-14
15. III. BAHAYA LEDAKAN
Untuk terjadinya ledakan/letusan harus ada bahan bakar, oxidizer dan ignition.
Ledakan menghasilkan panas, cahaya dan tekanan.
Ada 3 jenis ledakan yang berbahaya yang paling umum yaitu :
1. Reaksi Eksotermis yang lidak terkontrol (api dan ledakan)
2. Ledakan akibat penguapan larutan ethereal karena residu-rexidu peroxide.
3. Ledakan akibat pemanasan senyawa polynitro, diazo. diazonium.
peroxides. metallic acetylides. dan perchlorates.
Mengontrol Reaksi Eksotermis :
a. Kontrol kecepatan penambahan reaktan.
Kecepatan reaksi dapat dikontrol dengan menambah tekanan sedikit
demi sedikit.
Misalnya :
Tambahkan sedikit reaktan. lalu tunggu sampai temperatur turun.
Kemudian tambahkan lagi sedikit dan. seterusnya sampai semua
reaktan telah ditambahkan.
b. Hilangkan panas dengan pendinginan
Jalankan reaksi dalam jumlah kecil dalam flask yang besar. Flask dapat
dicelupkan ke dalam satu cooling bath dengan gerakan yang mengaduk
agar temperatur menurun.
Ledakan Campuran (Explosive Mixtures) :
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-15
16. Hampir setiap benda padat, cair dan gas yang mudah terbakar dapat menghasilkan
campuran yang bersifat meledakkan jika berada di bawah kondisi yang tepat.
Contoh :
• 5 galon bensin atau sejenisnya (seperti aromatic volatile yang mudah
terbakar dan aliphatic hydrocarbon) dapat meledak dengan tekanan
dinamit sebesar 415 lbs
• 1 on etil alkohol alau etil eter dapat membuat ledakan udara setinggi 12
ft
3
.
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-16
17. Ledakan Debu (Dust – Explosion)
Beberapa bahan yang biasanya dianggap tidak mudah terbakar (seperti Al. Zn. dan
logam sejenisnya) sebenarnya sangat explosif jika berada dalam bentuk debu yang
sangat halus di udara.
Peringatan :
Bila bekerja dengan substansi yang explosive :
1. Bekerjalah dengan jumlah yang sedikit
2. Gunakan Safety wood, safety shield, safety window, dan safety mesh
cloth
DAFTAR PUSTAKA
Mariati, A. Halim Sulaiman, Terip Karo-Karo, 1995. Electricity, Fire and Explosion
Safety. Lokakarya Pelatihan Pemakaian Alat-Alat Laboratorium. Kerjasama
WUTC Padang dengan Fakultas Pertanian USU.
Mariati, 1998. Electricity, Fire and Explosion Safety. Penataran Pengelolaan
Laboratorium (Laboratorium Managemen). Fakultas Kedokteran USU.
Fleet and Arnold, 1979. Household Equipment. AVI Publ., Co., Inc., New York –
Toronto – Cinester
Daryanto, 2000. Teknik Pengerjaan Listrik. Bumi Aksara. Hal 1-85.
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-17
18. GENERAL SERVICES
ELECTRICITY SUPPLY :
VOLTAGE STABILITY
110V/220V/240V 1phase/360V/440V
3 phase
PERMANENTLY LOW/REGULAR
FLUCTUA TIONS/ STEADY/ REG
FLUCTUTATIONS
LOAD : ……………………KW (Total of ALL Usage)
SUPLLY : ……………………KW (From Distribution
Board)
PLN SUPPLY : • ALWAYS AVAILABLE/LONG/MEDIUM/
SHORT – DISRUPTIONS
• EARTHED/NOT EARTHED
SEPARATE
DISTRIBUTION & FUSE
BOARD
• YES/NO
POWER SOCKETS • 3 phase/Single phase/2 pin round/3 pin
15A/2 pin 5A/3 pin Sq Eng/3 pin
Continental/OTHER
(If Other – What?
………………………….)
EXTENSION LEADS
USED :
• YES/NO
GENERATOR : • YES/NO
CAPACYTY : …….KW
TYPE : PETROL/DIESEL
• WORKING/NOT WORKING
• IN SPEC. BUILDING/RUN
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-18
19. OUTSIDE/RUN IN LAB
WATER SUPPLY : • ADEQUATE/INADEQUATE
(If INADEQUATE WHY?
……………………)
PROBLEMS WITH : • MAINS/TANK/RESERVOIR/WELL
PRESSURE : • HIGH/MEDIUM/LOW/VERY LOW/NONE
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-19
20. GENERAL SERVICES :
(DETAILS OF INSTALLATIONS)
ELECTRICITY SUPPLY
WIRE MOUNTING • SURPACE/MIDOEN ACCESS/HIDDEN
INACCESS
WIRE JOINTS • J BOXES/CONNECTOR BLOCK/TAPE/
HIDDEN ACCESS/HIDDEN INACCESS
WIRE FIXINGS • PLAS.CLIPS/AL.CLIPS/NAILS/TAPE/
CLADDING/ PIPE/ TRUNKING/NONE
FUSE TYPES : • FUSIBLE UNK/MCB/SEPARATE BOARD/
GENERAL BOARD
FUSE BOARD : • CLOSE/REMOTE/SPARE FUSES/NO
SPARE FUSES
CONDITION OF WIRING : • NEW/OLD/MIXED/Unknown
POWER SOCKETS : • ON WALLS/ON SIDES OF BENCHES/ON
TOP OF BENCHES/OVERHEAD SUPPLY
SOCKET WIRING: • FIXED WIRED/TEMPORARY
WIRED/OVER BENCH/INSIDE BENCH
NUMBER AVAILABLE : • ADEQUATE/INADEQUATE - for
Equipment in use STATE NUMBER IN
LAB ...........
SOCKETS • SWITCHED/UNSWITCHED/PILOT LAMP
SOCKETS FUSED • YES/NO
EXTENSION LEADS
USED :
• MANY/FEW/NONE - to power equipment
on benches
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-20
21. EXTENSION LEAD WIRE
SIZE
• ADEQUATE/INADEQUATE/TWO CORE/
THREE
CORE/SWITCHED/UNSWITCHED
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-21
22. Jenis-jenis Pemadam Kebakaran Yang Umum Dipergunakan
Material Extinguishers
Wood, paper, textiles, ordinary combustibles Water, water/CO2, Soda acid
Oils, petrols, liquids with low flash points Foam, CO2, Dry powder
Similar liquids which are
Soluble in water (acetone, etc)
C02, Dry Powder,
(Foam not generally advised )
Liquids with higher flahs. point, heavy oils,
fats, paints,grease, creosote
Foam, C02, Dry Powder, water may
be used as fine spray but not solid jet
Liquids with higher flash point
(glycerine, glycols, etc.) But soluble in water
Water fog, CO2, Dry powder
Electrical fires C02, Dry powder
Metal fires
(Magnesium, sodium, etc)
Dry powder applied gently by means
of a special applicator. When such
metals are being used the powder and
applicator must be obtained from the
safety store and kept in readily
accessible position
Cellulose nitrate (celluloid) Plenty of water from large nozzles
Plastics, also resins Water as fog or spray is effective. Dry
powder in sufficient quantity.
Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005 12-22